Post on 27-Dec-2015
description
PENGUKURAN VIBRASI MENGGUNAKAN SHOCK PULSE
METER T2000
Oleh:
Slamet Suprianto N
Siswa OJT Angkatan IX
UNIT BISNIS PEMBANGKITAN BALI
INDONESIA POWER
2011
Pendahuluan
Vibrasi ialah gerakan bolak – balik mesin atau bagian mesin dari posisi
semula. Dengan melakukan pendeteksian vibrasi dapat mengurangi gangguan yang
terjadi pada mesin lebih dini. Defect mechanic atau kerusakan mekanis biasanya
juga dapat menimbulkan vibrasi yang unik atau berbeda, misalnya terjadinya
kegagalan pelumasan pada bearing maka saat pengukuran vibrasi akan diperoleh
data yang berbeda dari data – data sebelumnya dan cenderung terlihat adanya
penyimpangan data.
Banyak alat ukur yang digunakan dalam memonitoring vibrasi yang terjadi
pada mesin. Pengukuran vibrasi biasanya dilakukan pada peralatan yang berputar
seperti poros mesin, crankshaft diesel, poros pompa, poros generator dll.
Pengukuran biasanya dilakukan pada bagian bantalan karena pada posisi bantalan
tersebut yang memiliki vibrasi terbesar bila dibandingkan pada bagian lainnya.
Penjelasan Umum
Shock Pulse Meter atau SPM ialah alat/instrument yang berfungsi untuk
mengukur denyut kejutan, vibration meter, dan tachometer. Alat ini digunakan untuk
memriksa kondisi operasiaonal dari mesin – mesin yang berputar, untuk medeteksi
kesalahan mekanis dan memberikan data untuk pemeliharaan pencegahan yang
efektif.
Dengan SPM ini dapat dipantau kondisi mekanis mesin dalam pemeriksaan
sekali jalan, yaitu:
- Kondisi mekanis dari bantalan poros yang berputar
- Kondisi mesin secara umum (pengaruh struktur kerangka yang kendor,
ketidaksejajaran dan kurangnya keseimbangan pada getaran mesin)
Pengececkan menggunakan SPM merupakan salah satu jenis pemeliharaan
preddictive maintenance, yaitu pemeliharaan yang dilakukan dengan cara
memprediksikan kondisi dari suatu peralatan akan mengalami kerusakan atau
gangguan secara dini. Sehingga dapat mengurangi terjadinya breakdown
maintenance.
Bagian – Bagian Penting SPM
SPM T2000
Alat ini mempunyai tiga masukan masing – masing dengan jenis pengubung yang
berbeda. Serta terdapat lima tombol fungsi untuk mengopersaikan alat tersebut.
1. LCD Display
Menunjukkan daftar pilihan dan pemilihan cara pengukuran, pemasukan data
dan hasil pengukuran
2. Condition Scale
1
4
7
8
2
3
5
6
9 1110
Skala evaluasi dari hasil pengukuran sesuai dengan tingkat getaran yang
diukur.
Warna hijau : kondisi bagus
Warna kuning : kondisi kurang
Warna merah : kondisi buruk
3. Peak Indicator
Berfungsi untuk menunjukkan adanya puncak denyut kejutan diatas nilai
kejutan yang diiznkan. Ini berfungsi untuk pengukuran denyut kejutan
4. Measuring Key
Tombol untuk mengawali pengukuran. Untuk pengukuran terus menerus
tombol M ditekan terus menerus
5. Select Key
Tombol ini memilih pengukuran yang akan dilakukan yaitu pengukuran denyut
kejut atau vibrasi.
6. Tombol SET
Tombol SET berfungsi untuk mengawali pemasukan data dan mengatur
volume alat bantu pendengaran
7/8. Tombol panah
Tombol panah (7) untuk menambah dan (8) untuk mngurangi
9. Input untuk transducer denyut kejutan
10. Input untuk alat bantu ddengar dan earphone
11. Input untuk vibration transducer
Pengukuran Vibrasi
Getaran yang besar pada dasarnya memiliki tiga penyebab yaitu ada sesuatu
yang kendor (1), tidak lurus, atau tidak seimbang. Ambang getaran suatu mesin
dapat diterima tergantung pada ukuran, rancang bangun (2), dan fungsi mesin juga
pada kekasaran pondasinya. Contohnya pada jenis mesin yang memilki gaya yang
lebih besar dari mesin yang lain memiliki gaya yang lebih kecil maka ambang
getrannya jauh lebih tinggi dibandingkan mesin yang dikenai gaya lebih kecil (3).
Persiapan untuk pemantauan sistematis getaran
1. Pemilihan mesin dan penggolongan kelas getaran tiap mesin
Awalnya kita tetapkan terlebih dahulu mesin yang akan kita uji getarannya.
Selanjutnya mengklasifikasikan mesin tersebut kedalam kelas yang sesuai
dengan standard ISO. Kelas dari mesin ada 6, dan pilihannya 1-6 terdapat
dalam alat SPM tersebut.
Kelas I
Bagian – bagian dari motor dan mesin seperti motor dengan daya sampai
sekitar 15 KW.
Kelas II
Mesin ukuran medium, seperti motor dengan daya output sekitar 15 – 75 kW
tanpa pondasi khusus, sampai 300 kW jika dipasang pada pondasi yang
khusus
Kelas III
Penggerak utama besar dan mesin besar lainna dengan massa berputar pada
pondasi berat dan kokoh.
(3)
(1)
(2)
Kelas IV
Penggerak utama besar dan mesin besar lainnya namun dengan pondasi
yang relatif lunak. Contoh: turbogenerator seat
Kelas V
Mesin dan sitem penggerak mekanis dengan efek kelembaman yang tidak
seimbang, dipasang pada pondasi yang relatif kaku.
Kelas VI
Mesin dengan sistem penggerak mekanis dengan efek kelembaman yang
tidak seimbang dan dipasang pada pondasi yang relatif lunak
Tabel limit getaran untuk masing – masing kelas dari mesin
2. Pemilihan titik – titik pengukuran getaran
Getaran pada titik ukur seharusnya mewakili pola seluruh getaram mesin.
Sumber getaran biasanya berasal dari bearing poros, sehingga saat
melakukan pengukuran hendaknya pada bagian yang dekat dengan bearing
atau dirumah bearing agar diperoleh nilai getaran yang lebih akurat. Dalam
pengambilan arah pengukuran dilakukan pada tiga titik agar diketahui
ketidakseimbangan dari poros yang berputar yaitu pada arah vertikal,
horisontal, dan axial. Setelah itu tandai titik yang akan dilakukan pengecekan
getaran
Penentuan arah pengukuran
3. Menyiapkan formulir pelaporan hasil pengukuran
1 : nama mesin
2 : sketsa mesin dengan nomor titik ukur
3 : catatan
4 : kelas getaran dan batas nilai
5 : nomor titik ukur dan arah pengukuran yang ditandai didalam grafik. H =
Horizontal, V=vertical, A=axial
6 : tanggal pengukuran
7 : nilai pengukuran dalam tiga arah
8 : nilai yang direncanakan dari arah utama
9 : ruang untuk batas nilai lain dalam mm/s
Tidak ada aturan berapa seringnya pengukuran getaran dilakukan. Jarak
waktu pengukuran sehari, seminggu, atau sebulan tergantung dari masing –
masing mesin.
Form pngukuran vibrasi
(1)
(2)(3)
(4)(5)
(6)
(7)
(8) (9)
Peralatan SPM
Dokumentasi pengukuran