Post on 13-Dec-2015
description
Sudah banyak dipraktekkan di Eropa sejak lama
Di Amerika utara VBAC merupakan hal yang relatif baru
Tahun 1970 , semua rumah sakit di Amerika Serikat ada dogma “Once a cesarean always a cesarean”.
Peningkatan VBAC sejak 1980 di dunia Isu kontroversial pada Abad ke-21
1900 : Insisi klasik 1920 : insisi transversal ( SBR )
Resiko ruptur 10x lebih rendah dibandingkan klasik
Insidens VBAC : 1980 : 3,5% 1993 : 25%
Menentukan Jenis insisi Medical records ( Jika terdapat akses untuk melihat )90 % tidak diketahui jenis insisi .Anamnesis pasien Indikasi SC dikaitkan kemungkinan insisi :
Klasik : prematuritas( < 30 minggu ), Lintang, plasenta previa
Transversal : Elektif, gagal drip
Jika ada curiga/ informasi jenis insisi klasik schedule SC elektif minggu ke 38
Informasi pada pasien ada his sebelum waktunya ke RS
Hati hati dengan resiko plasenta previa Jika dx./ plasenta previa pada
trimester ketiga, maka pasien harus direncakan untuk seksio sesarea
Kombinasi riwayat seksio sesarea dengan plasenta previa , tanda awal resiko plasenta akreta.
Plasenta previa tanpa riwayat SC : 1 – 5% plasenta aketa
Plasenta previa dengan riwayat SC : 30 % plasenta akreta, meningkat jika riwayat sc 2x
Banyak ahli menyarankan agar mempersiapkan kemungkinan terjadinya cesarean hysterectomy dan persediaan darah yang cermat
Secara statistik , keberhasilan 75 % ( penelitian )
Metaanalisis : VBAC pada riw sc gagal drip : 67 %VBAC pada riw sc ai sungsang : 85 %
Dibuat sistem skoring untuk prediksi Tidak bisa diterapkan pada semua bekas
SC Beberapa penilaian dapat dibuat tanpa
prediktor , contoh : Serotininus dengan serviks belum
matang Dikembangkan sistem analisis
menentukan siapa yg bisa partus percobaan atau SC
Para ahli menganjurkan langsung SC, karena kegagalan penurunan pada kala II menunjukkan murni distosia
Penelitian terakhir, sebaliknya 103 pasien dengan riw SC karena tidak turun pada kala II , 82 % berhasil pastus pervaginam
Bahkan pada kasus dengan gagal memakai operatif pervaginam, 75 % berhasil partus pervaginam
Kontroversial : Seberapa jauh penjelasan diberikan , Jika terlalu detil akan menakuti pasien
Idealnya : resiko yg secara klinis signifikan, keuntungan dan alternatif dari tindakan
Satu satunya yang membedakan dengan riw tanpa sc adalah ; resiko terjadinya ruptur uteri
Jika terjadi ruptur : akan membahayakan ibu dan janin
Informed consent harus ditandatangani oleh pasien dan ibu
Boleh dicoba untuk partus percobaan Resiko ruptur lebih besar dari bekas sc
1x ( 1,8% Vs 0,6% ) Bekas SC ≥ 2x, masih sedikit data
penelitian, tapi tampaknya memiliki kecendrungan yg sama dengan bekas sc 2x
Pada penelitian terbesar, pemakaian obat pematangan serviks ( prostaglandin gel ) tidak terbukti meningkatkan resiko ruptur uteri pada bekas sc
Ada juga penelitian yg mengaitkan dengan ruptur, pada pemakaian misoprostol
Pemakaian obat obat pematangan serviks sebaiknya diobservasi di RS
Banyak penelitian tidak mendapatkan peningkatan resiko pada persalinan bekas SC yang diberikan oksitosin .
Meta analisis pada 31 riset mendapatkan oksitosin aman
Riset terbaru , oksitosin dan hiperstimulasi tidak berkaitan dengan ruptur uteri pada bekas SC
Oxytocin merupakan faktor resiko ruptur bahkan pada bukan bekas SC
Single layer closure populer 1990 Penelitian VBAC sebagian pada two
layer Ada perhatian peningkatan resiko
ruptur Riset : one layer tidak lebih lemah dari
two layer sama resiko untuk terjadinya ruptur uteri.
Tidak dilakukan bila tidak ada tanda tanda ruptur.
Ada penelitian di Israel yang dapat mendiagnosa ruptur pemeriksaan transcervical
Kesimpulan : keuntungan pemeriksaan rutin sangat meragukan , kecuali pada pasien dengan tanda klinis ruptur
Efek samping : ruptur uteri ( 1%, pada insisi transversal/ SCTP )
Hati hati pada : oxytocin & obat pematangan cerviks
2 hal utama Deteksi dini : tergantung akuratnya
kecurigaan klinis Intervensi dini : akses untuk operasi dalam
waktu singkat
Resiko ibu : Angka rawat inap , reaksi transfusi , febris
post pastum lebih rendah pada pasien partus percobaan dibandingkan SC elektif ( karena 75 % VBAC berhasil partus pervaginam )
SC elektif lebih rendah komplikasi pada ibu dibandingkan SC karena gagalnya partus percobaan
10 % hysterectomy pada kasus yg ruptur Kematian ibu sangat jarang ( tergantung
akses & ketersediaan sarana )
› Ruptur uteri tidak berdampak langsung pada morbiditas dan mortalitas bayi .
› Hal ini tergantung kecepatan melahirkan bayi saat timbul gawat janin.
› Studi : tidak ada komplikasi bila bayi lahir dalam 17 menit dari saat prolong deselarasi .
› > 17 menit : kerusakan otak permanen atau kematian janin
› Incidence of asphyxia-fetal neurological injury berkaitan ruptur uteri + 1/2500 s/d 1/5000
› Resiko pada morbiditas janin dengan ruptur uteri trial labor sama dengan ruptur uteri bukan bekas SC
Mencegah efek samping dari pembedahan
Waktu rawat inap berkurang Memiliki kesempatan menambah
anggota keluarga tanpa SC Menurunkan resiko plasenta previa dan
plasenta akreta Menurunkan resiko prematuritas pada
janin
Perbedaan kriteria dari kepustakaan Penipisan SBR sampai verniks kaseosa
bukan merupakan tanda ruptur, karena pada SC elektif penipisan ini masih bisa terjadi.
Definisi yang ada robekan pada lapisan uterus, bisa komplit ( sampai serosa ) atau inkomplit
Katastropik uterine ( bencana uterus ) adalah istilah untuk keadaan ruptur uteri dengan prognosa yang buruk
Resiko ruptur 10 % pada bekas Insisi Klasik
Kontraindikasi untuk trial of labor Low vertikal , resiko sedikit lebih tinggi
dari insisi trasversal ( 1,6 % Vs 1,3% ) Para klinisi tidak merekomendasikan
trial of labor pada bekas insisi low vertical .
Pada kasus operasi di negara lain, data hilang
90 % trial of labor tidak diketahui jenis Insisi Anamnesis dari pasien indikasi saat SC
sebelumnya Kemungkin transversal : gagal drip, distosia Kemungkinan klasik/ low vertikal : sungsang
prematur, plasenta previa, letak lintang
Pemeriksaan fisik , sulit menentukan bekas luka
USG tidak akurat Tidak ada metode yang bisa dipercaya
untuk mendeteksi bekas luka
Maternal tanda klasik : Hipotensi, takikardi, hematuria, perdarahan pervaginam
Nyeri perut , nyeri dibawah bekas luka operasi
Sulit diskripsi nyeri ditengah his 95 % emergensi SC karena nyeri perut
ec. Ruptura, tidak ditemukan ruptur Nyeri bukan gejala pasti
Studi lain : hilangnya kontraksi saat rupturDideteksi dengan intrauterine pressure
catheter (IUPC) banyak penelitian membuktikan bukan merupakan sarana diagnostik yg akurat.
Gejala lain : hilangnya bagian terendah / loss of station saat kala 2
Gejala pada janin : prolong deselerasi , deselerasi variabel berulang yang berat
Prolong deselerasi pada trial of labor dan tidak membaik dg resusitasi susp rupture
Perubahan pada praktek obstetri adalah peningkatan VBAC yang pesat dan menurunkan kejadian SC s/d 100.000 / tahun
Trial of labor atau SC elektif keduanya beresiko
Mengurangi kebiasaan primary cesarean