Post on 27-Oct-2015
Presentasi Kasus Pediatri Sosial
SEORANG BAYI LAKI-LAKI USIA 1 TAHUN DENGAN
DELAYED DEVELOPMENT
Oleh :
I Gusti Putu Sista Widyadharma G99121021/I.14.2013
Rendy Primananda Zilmi G99121036/I.15.2013
Prabuwinto Setiawan G99131063/K.11.2013
Florantia Setya Nugroho G99121018/K.06.2013
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2013
BAB I
STATUS PENDERITA
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. A
Umur : 1 tahun 3 bulan 4 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Tanggal Lahir : 20 Juni 2012
Alamat : YPAB, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah
Tanggal Pemeriksaan : 26 September 2013
II. ANAMNESIS
Alloanamnesis diperoleh dari pengasuh penderita pada tanggal 26
September 2013, pukul 13.30 di YPAB Jebres Surakarta.
A. Keluhan Utama
Perkembangan sangat terlambat
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengasuh pasien mengeluh bahwa An. A perkembangannya tidak
seperti perkembangan anak-anak lain di YPAB Jebres Surakarta.
Menurut pengasuh, perkembangan An. A sangat terlambat jika
dibandingkan dengan bayi-bayi seusianya. Sampai saat ini, An. A baru
bisa tersenyum, mengoceh dan berdiri dengan berpegangan. Menurut
pengasuh, adanya keterlambatan pada An. A terlihat pada usia 6 bulan,
dimana An. A di usia tersebut tidak dapat menumpu beban pada kaki
dan tidak merespon terhadap suara, sementara teman-teman seusianya
sudah dapat melakukan hal tersebut.
An. A ditinggalkan oleh kedua orang tuanya saat dirawat di HCU
Neonatus Rumah Sakit Dr. Moewardi. Oleh pihak RSDM An. A
diserahkan ke YPAB untuk dirawat.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat makan/minum makanan/minuman yang tidak biasa :
disangkal
2. Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
3. Riwayat mondok : (+) lahir prematur
4. Riwayat trauma : disangkal
5. Riwayat kejang : disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungannya
1. Riwayat gangguan serupa di keluarga : tidak diketahui
2. Riwayat alergi obat dan makanan : tidak diketahui
E. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
Faringitis : (+)
PJB : (+)
Meningitis : disangkal
Pneumonia : disangkal
Morbili : disangkal
Malaria : disangkal
Polio : disangkal
Demam typoid : disangkal
Disentri : disangkal
Pertusis : disangkal
F. Status Imunisasi
BCG : 0 bulan
DPT : 2, 3, 4 bulan
Polio : 0, 2, 3, 4 bulan
Hepatitis B : 0, 2, 3, 4 bulan
Campak : 9 bulan
Imunisasi sesuai jadwal DEPKES
G. Riwayat Perkembangan
FF
FF
FF
FF
FP
FF
FF
FP
P
FF
FF
FP
FF
FFF
FF
P
P
P
NN
NN
NC
CC
DN
NN
NN
C
N
N
NN
NC
DN N
NN
CC
DD
N
N
N
An. A/20-6-2012
1. Kemampuan motorik kasar : suspek keterlambatan
2. Kemampuan bahasa : suspek keterlambatan
3. Kemampuan motorik halus : normal
4. Kemampuan personal sosial : suspek keterlambatan
Kesimpulan : suspek keterlambatan perkembangan motorik kasar,
motorik halus, dan personal sosial
H. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Ayah : tidak diketahui
2. Ibu : tidak diketahui
3. Saudara kandung : tidak diketahui
I. Riwayat Makan dan Minum Anak
1. Tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Usia 0-6 bulan mendapatkan
susu formula dan dilanjutkan sampai sekarang.
2. Bubur susu diberikan sejak usia 6-9 bulan. 3 kali sehari
3. Nasi tim diberikan sejak usia 9-12 bulan, 3 kali sehari
4. 12 bulan sampai sekarang diberikan makanan sesuai dengan menu
YPAB.
J. Pemeliharaan Kehamilan dan Prenatal
Tidak diketahui
K. Riwayat Kelahiran
Lahir spontan di Rumah Sakit Dr. Moewardi dengan usia kehamilan 34
minggu, berat badan lahir 2400 gram, panjang badan 48 cm, menangis
L. Pemeriksaan Postnatal dan Keluarga Berencana
Tidak dilakukan
III. PEMERIKSAAN FISIK (10-09-2013)
A. Keadaan Umum
CM, gizi kesan baik
Berat badan : 15 kg
Tinggi badan : 96 cm
B. Tanda vital
Nadi : 100 x/menit, regular, teraba kuat
Laju Pernapasan : 24 x/menit, reguler
Suhu : 37 0C
C. Kulit
Warna sawo matang, lembab, pucat (-), ikterik (-)
D. Kepala
Bentuk mesocephal, LK 47 cm (0< LK<-2SD)
E. Mata
Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), air mata (+/+), Refleks
cahaya (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3 mm), bulat, di tengah, mata cekung
(-/-)
F. Hidung
Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)
G. Mulut
Sianosis (-), mukosa basah (+)
H. Telinga
Sekret (-), mastoid pain (-), tragus pain (-)
I. Tenggorok
uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), tonsil T1 – T1
J. Leher
Kelenjar getah bening tidak membesar
K. Thorax
Bentuknormochest, retraksi (-)
L. Cor
Iktus cordis tidak tampak, iktus cordis tidak kuat angkat, BJ I – BJ II int,
reguler, bising (-)
M. Pulmo
Pengembangan dada kanan = kiri, sonor/sonor, SDV (+/+) suara
tambahan (-/-)
N. Abdomen
Dinding perut sejajar dinding dada, bising usus (+) normal, timpani,
supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar, turgor kulit
baik
O. Ekstremitas
Akral dingin Oedema
- - - -
- - - -
Sianosis ujung jari Capilary refill time< 2 detik
Arteri dorsalis pedis teraba kuat
- -
- -
P. Perhitungan Status Gizi
1. Klinis
Nafsu makan : baik
Kepala : rambut jagung (-), susah dicabut (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : bibir kering dan pecah-pecah (-)
Ekstremitas : pitting oedem (-)
Status gizi secara klinis : gizi kesan baik
2. Antropometris
BB/U : 9/10,2 x 100% = 88% (-2SD < z-score < 0)
TB/U : 75/79 x 100% = 96,1% ( -2SD < z-score < 0)
BB/TB : 9/9,5 x 100% = 94% (-2SD < z-score < 0)
Status Gizi secara antropometri : gizi kesan cukup
IV. RESUME
Pengasuh pasien mengeluh bahwa An. A perkembangannya tidak
seperti perkembangan anak-anak lain di YPAB Jebres Surakarta. Menurut
pengasuh, perkembangan An. A sangat terlambat jika dibandingkan dengan
bayi-bayi seusianya. Sampai saat ini, An. A baru bisa tersenyum, mengoceh
dan berdiri dengan berpegangan. Menurut pengasuh, adanya keterlambatan
pada An. A terlihat pada usia 6 bulan, dimana An. A di usia tersebut tidak
dapat menumpu beban pada kaki dan tidak merespon terhadap suara,
sementara teman-teman seusianya sudah dapat melakukan hal tersebut.
Status perkembangan menggunakan Formulir Denver II didapatkan :
suspek keterlambatan perkembangan motorik kasar, motorik halus, dan
personal sosial
Pemeriksaan fisik dalam batas normal, dan status gizi dalam kesan
cukup secara antropometri.
V. DAFTAR MASALAH
1. Suspek keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar, motorik
halus, dan personal sosial
VI. DIAGNOSIS KERJA
Suspek Global Development Delay
VII. PENATALAKSANAAN
1. Konsultasi Rehabilitasi Medik
2. Edukasi pengasuh
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : dubia
Ad fungsionam : dubia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LATAR BELAKANG
Bayi lahir dalam tahap perkembangannya akan mempelajari beberapa
kemampuan penting (misalnya berbicara, bergaul dengan lingkungannya,
serta berjalan) menurut tahap berkelanjutan yang dapat diperkirakan dengan
peranan motivasi, pengajaran dan dukungan selama pertumbuhannya.
Kemampuan-kemampuan tersebut dikenal sebagai tahapan perkembangan.1
Perkembangan yang terlambat (developmental delay) adalah
ketertinggalan secara signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku,
emosi, atau perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan dengan
anak normal seusianya.2 Seorang anak dengan developmental delay akan
tertunda dalam mencapai satu atau lebih perkembangan kemampuannya.
Seorang anak dengan Global Developmental Delay (GDD) adalah anak yang
tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga semua tahapan
perkembangan pada usianya. Prevalensi GDD diperkirakan 5-10 persen dari
populasi anak di dunia dan sebagian besar anak dengan GDD memiliki
kelemahan pada semua tahapan kemampuannya.1
Global Delay development merupakan keadaan yang terjadi pada masa
perkembangan dalam kehidupan anak (lahir hingga usia 18 bulan). Ciri khas
GDD biasanya adalah fungsi intelektual yang lebih rendah daripada anak
seusianya disertai hambatan dalam berkomunikasi yang cukup berarti,
keterbatasan kepedulian terhadap diri sendiri, keterbatasan kemampuan dalam
pekerjaan, akademik, kesehatan dan keamanan dirinya.
B. EPIDEMIOLOGI
Sekitar 8 persen dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di dunia
memiliki masalah perkembangan dan keterlambatan pada satu atau lebih area
perkembangan.2 Sekitar 1-3 % anak usia 0-5 tahun di dunia mengalami
GDD.3
Sementara di Indonesia khususnya di Jakarta, telah dilakukan Stimulasi
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SSDIDTK). Hasilnya,
dari 476 anak yang diberi pelayanan SDIDTK, ditemukan 57 (11,9%) anak
dengan kelainan tumbuh kembang. Adapun lima jenis kelainan tumbuh
kembang yang paling banyak dijumpai adalah, Delayed Development
(tumbuh kembang yang terlambat) sebanyak 22 anak, Global Delayed
Development sebanyak 4 anak, gizi kurang sebayak 10 anak, Mikrochepali
sebanyak 7 anak dan anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan dalam
beberapa bulan terakhir sebanyak 7 anak.4
C. PATOGENESIS
Terdapat beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan Global
Delayed Development dan beberapa penyebab dapat diterapi. Oleh karena itu,
pengenalan dini dan diagnosis dini merupakan hal yang penting. Beberapa
etiologi yang lain diturunkan secara genetik.
Penyebab yang paling sering adalah abnormalitas kromosom dan
malformasi otak.5 Hal lain yang dapat berhubungan dengan penyebab GDD
adalah keadaan ketika perkembangan janin dalam kandungan. Beberapa
penyebab lain adalah infeksi dan kelahiran prematur.6
D. PERKEMBANGAN ANAK DENGAN GDD
Komponen perkembangan yang diperiksa pada anak dengan GDD7:
1. Komponen motorik (kemampuan motorik kasar seperti bangkit berdiri,
berguling, danmotorik halus seperti memilih benda kecil).
2. Kemampuan berbicara dan bahasa(berbisik, meniru kata, menebak suara
yang didengar, berkomunikasi non verbal misalnya gesture, ekspresi
wajah, kontak mata).
3. Kemampuan kognitif (kemampuan untuk mempelajari hal baru,
menyaring dan mengolah informasi, mengingat dan menyebutkan
kembali, serta memberikan alasan).
4. Kemampuan sosial dan emosi (interaksi dengan orang lain dan
perkembangan sifat dan perasaan seseorang).
E. GEJALA KLINIS
Sebagian besar pemeriksaan pada anak dengan delay development
difokuskan pada keterlambatan perkembangan kemampuan kognitif, motorik,
atau bahasa.6 Gejala yang terdapat biasanya4:
1. Keterlambatan perkembangan sesuai tahap perkembangan pada usianya:
anak terlambat untuk bias duduk, berdiri, berjalan.
2. Keterlambatan kemampuan motorik halus/kasar
3. Rendahnya kemampuan social
4. Perilaku agresif
5. Masalah dalam berkomunikasi
F. PROGNOSIS
Global Developmen Delay memiliki kemungkinan penyebab yang
beraneka ragam. Keterlambatan perkembangan dapat terjadi pada otak anak
saat otak terbentuk pada masa gestasi. Penyebab yang mungkin antara lain:
lahir premature, kelainan genetic dan herediter, infeksi, tetapi seringkali
penyebab GDD tidak dapat ditentukan. Secara umum, perjalanan penyakit
GDD tidak memburuk seiring dengan waktu pertumbuhan anak.8
G. DIAGNOSIS
Beberapa pedoman memberikan rekomendasi diagnosis4:
1. Pemeriksaan sitogenik
2. Pemeriksaan fragile X molecular genetic.
3. Pemeriksaan metabolic
4. Pemeriksaan neurologis: EEG, MRI
H. PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi khusus bagi penderita GDD, tetapi untuk beberapa
keadaan dapat dilakukan penatalaksanaan. Jika ditemukan masalah dalam
pendengaran atau penglihatan, dapat dilakukan koreksi. Perlu mengingat
bahwa penyebab GDD dapat saja tidak diketahui. Kepekaan terhadap
keadaan-keadaan yang dapat membuat keterlambatan perkembangan
menolong tenaga medis, orang tua, maupun guru penderita GDD.7
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih. Perkembangan anak dan permasalahannya. Dalam:Naren
dra MB,Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H,
2. Ranuh IG, penyunting. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja
; Edisi I. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, Sagung Seto,
2002; 91
3. Busari JO, Weggelaar NM. How to investigate and manage the child w
ho is slow to speak. BMJ 2004; 328:272 276
4. Parker S, Zuckerman B, Augustyn M. Developmental and behavioral Pe
diatrics (2nd ed): Language Delays. Philadelphia : Lippincott Williams
& Wilkins, 2005
5. Owens RE. Language Development an Introduction, 5th edition. New
York:Allyn and Bacon; 2001.
6. Smith C, Hill J, Language Development and Disorders of
Communication and Oral Motor Function. In : Molnar GE, Alexander
MA,editors. Pediatric Rehabilitation. Philadelphia: Hanley and
Belfus;1999.p. 57-79.
7. Rydz D, Srour M, Oskoui M, Marget N, Shiller M, Majnemer A, et.al.
Screening for developmental delay in the setting of a community
pediatr clinic: A Prospective assessment of parent-Report
questionnaires. Pediatrics 2006;118;e1178-e1186.
8. Council on Children with Disabilities, Section on Developmental
Behavioral Pediatrics, Bright Futures Steering committee and Medical
Home Initiatives for Children with special needs Project Advisory
Committee. Identifying infants and young children with
developmental disorders in the Medical Home: An algorithm for
developmental surveillance and screening. Pediatrics 2006;118;405-420