Post on 27-Oct-2015
GEOLOGI DAERAH LOMBOKKEC. PITU RIASE KAB. SIDENRENGRAPPANG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Pembimbing : Ir.H.Budi Rochmanto, Msc
MAKASSAR2013
SEMINAR PEMETAAN
Oleh G. Christianto S.B
D611 06 018
MAKSUD DAN TUJUAN
Penelitian Geologi di daerah Lombok Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidenrengrappang Propinsi Sulawesi Selatan, dimaksudkan untuk melakukan pemetaan geologi permukaan dengan menggunakan peta dasar (topografi) sekala 1: 25.000.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi geologi tentang daerah penelitian berupa aspek geomorfologi, struktur geologi, stratigrafi, sejarah geologi dan juga potensi bahan galian daerah penelitian.
Lokasi PenelitianSecara administratif :
Daerah Lombok, Kec.Pitu Riase
Kab. Sindenrengrappang
Provinsi Sulawesi Selatan
Letak Astronomis :
120o09’00”–120°13’00” BT 03°42’00”– 03°45’00”
LS Luas :
± 41,098 Km2
Kesampaian Daerah :
Terletak ± 285 km
disebelah Timur Laut
Dari kota Makassar,
Jarak tempuh 8 jam
GEOMORFOLOGI
Pembahasan geomorfologi daerah penelitian secara garis besar dibagi menjadi : Satuan Geomorfologi,
a. Satuan bentangalam perbukitan bergelombangb. Satuan bentangalam perbukitan tersayat tajam
Sungai a. Klasifikasi sungaib. Pola aliran sungaic. Tipe genetik sungaid. Stadia sungai
Stadia Daerah Penelitian
SATUAN GEOMORFOLOGISatuan bentangalam perbukitan bergelombang
Luas sekitar 8,56 Km2 (20,08%)
Penyebarannya relatif bagian Selatan daerah penelitian memanjang kearah Timur hingga bagian Barat Daya yang mencakup daerah Panreng dan Lombok
Litologi penyusun: Basal porfiri, Batulempung karbonatan, Batugamping
Satuan Bentangalam Perbukitan bergelombang miring• Luas sekitar 32,67 km2
(79,2%)• Penyebaran relatif bagian
Utara daerah penelitian memanjang kearah Tenggrara hingga bagian Barat laut yang mencakup daerah Panreng dan Lombok.
• Litologi penyusun : Basal Porfiri, Batulempung karbonatan
KLASIFIKASI SUNGAI
Berdasarkan pada kuantitas/volume airnya, maka sungai utama dan anak sungai yang mengalir di daerah penelitian digolongkan menjadi :
Sungai Permanen
Sungai ini di jumpai pada sungai utama daerah penelitian yaitu Salo Lombok
Sungai Tidak permanen
Sungai ini di jumpai pada anak sungai daerah penelitian yaitu Salo Arangan, Salo Talorong, Salo Barabba, Salo Pabicara, Salo Maula, Salo Likkua, dan Salo Paung.
KLASIFIKASI SUNGAI
Sungai Permanen dengan profil sungai yang berbentuk “U” pada Salo Lombok
Sungai NonPermanen dengan profil sungai yang berbentuk “V” pada Salo Arangan
POLA ALIRAN SUNGAI
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan analisa peta topografi pola aliran yang berkembang pada daerah penelitian dibagi menjadi :
• Pola Aliran Dendritik • Pola Aliran Subrectangular
POLA ALIRAN SUNGAI
TIPE GENETIK SUNGAI
Tipe genetik sungai insekuen pada Salo Lombok
Tipe genetik sungai konsekuenpada Salo Paung
STADIA SUNGAI
Penentuan stadia sungai pada daerah penelitian didasarkan pada bentuk lembah sungai, jenis erosi, kelokan sungai, dan pengendapan yang bekerja sepanjang sungai serta bentuk aliran sungai.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dapat disimpulkan stadia sungai pada daerah penelitian adalah stadia muda menjelang dewasa
STADIA DAERAH PENELITIAN
Pada daerah penelitian, analisis stadia daerah ditentukan dengan oleh :
Jenis erosi yang bekerja berupa rill erosion dan gulley erosionHasil sedimentasi berupa point bar dan channel bar Jeram sungaiKelokan sungai berupa incised meanderBentuk penampang sungai U dan V
Bentuk bentang alam dominasi oleh perbukitan bergelombang dan terjal dengan bentuk lereng lurus hingga cembung tidak teratur. Lembah-lembah pada daerah penelitian umumnya sempit.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan daerah penelitian telah berada pada stadia muda menjelang dewasa.
STRATIGRAFI DAERAH PENELITIAN
Pengelompokan dan penamaan satuan batuan pada daerah penelitian didasarkan pada litostratigrafi tidak resmi, yang bersendikan ciri fisik yang dapat diamati di lapangan,
Stratigrafi daerah Penelitian dari muda ke tua terbagi menjadi :
a. Satuan batugamping
b. Satuan batulempung karbonatan
c. Satuan basal porfiri
SATUAN BASAL PORFIRI
Kenampakan megaskopis dalam keadaan segar berwarna abu – abu kehijauan, keadaan lapuk berwarna abu-abu kecoklatan, kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, bentuk subhedral-anhedral dengan relasi inequigranular, struktur masive, komposisi mineral plagioklas, piroksin, serta massa dasar.
Satuan basal porfiri beranggotakan basal porfiri Penyebaran :
- Luas : 28,52Km2( 69,17% luas daerah penelitian).
- Tebal : ± 650 meter Umur : Oligosen Lingkungan Pembentukan : Darat Hubungan stratigrafi :
Dengan satuan yang lebih muda (batulempung karbonatan) yaitu ketidakselarasan
Basal porfiri
Kenampakan petrografis
Basal porfiri
SATUAN BATULEMPUNG KARBONATAN
Kenampakan megaskopis dalam keadaan segar berwarna abu – abu, lapuk berwarna kuning kecoklatan, tekstur klastik halus, ukuran butir lempung, bersifat karbonatan, struktur berlapis
Satuan batulempung karbonatan beranggotakan batulempung karbonatan dan batugamping pasiran
Penyebaran :
- Luas : 10,274 Km2( 25 % luas daerah penelitian).
- Tebal : ± 500meter Umur : Miosen Tengah – Miosen Akhir LP : Neritik Hubungan stratigrafi :
- Dengan satuan yang lebih muda (batugamping) yaitu selaras
- Dengan Satuan yang lebih tua yaitu ketidakselarasan
Calcareous claystone
Batulempung karbonatan
SATUAN BATUGAMPING
Memiliki kenampakan megaskopis dalam keadaan segar berwarna abu – abu dan dalam keadaan lapuk berwarna kuning kecoklatan, tekstur klastik halus, ukuran butir lempung, bersifat karbonatan, struktur berlapis, Struktur sedimen berupa convolute laminasi
Satuan batugamping beranggotakan batugamping
Penyebaran :
- Luas : 2,28 Km2( 5.83 % dari luas keseluruhan daerah penelitian).
- Tebal : ± 525 meter
Umur : Miosen Akhir – Pliosen
LP : Neritik
Hubungan stratigrafi :
- Dengan satuan yang lebih tua (batulempung karbonatan ) yaitu selaras
Packestone
Batugamping
STRUKTUR GEOLOGI DAERAH PENELITIANStruktur Geologi yang dijumpai pada daerah penelitian
terdiri atas :
a. Struktur Kekar
Struktur Kekar yang dijumpai berupa kekar sistematik.
b. Struktur Sesar
Struktur sesar yang dijumpai berupa sesar geser Lombok
Kekar sistematik
MEKANISME STRUKTUR DAERAH PENELITIAN
Teori Harding dalam James D. Lowell, 1985
SEJARAH GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
Sejarah geologi pada daerah penelitian terbagi atas beberapa tahap : Kala Oligosen
Terjadi aktivitas vulkanik berupa erupsi yang bersifat efusif yang mengeluarkan material aliran lava ( lelehan) yang bersifat basaltik membentuk satuan Basal porfiri pada kondisi lingkungan darat. Setelah itu terjadi proses kenaikan muka air laut yang menyebabkan lingkungan darat berubah menjadi lingkungan laut dangkal.
Kala Miosen Tengah Dalam kondisi laut dangkal terendapkan material- material
halus berukuran lempung membentuk satuan batulempung karbonatan, pada proses pengendapan ini dipengaruhi oleh penurunan dan kenaikan muka air laut sehingga menyebabkan perselingan dengan batugamping pasiran.
Kemudian terjadi aktivitas tektonik menghasilkan tegasan utama yang Utara Baratlaut – Selatan Menenggara membentuk Sesar geser Lombok yang memotong satuan basalt porfiri dan batulempung karbonatan, bersifat menganan( dekstral strike-slip fault).
Kala Miosen Akhir – Pliosen Proses pengendapan material – material yang bersifat karbonat pada
lingkungan laut dangkal membentuk satuan batugamping, proses pengendapan ini berlangsung
Berdasarkan undang-undang Pemerintah No.23 Tahun 2010 maka bahan galian yang ada di daerah penelitian termasuk dalam bahan pertambangan golongan batuan ( sirtu )
POTENSI BAHAN GALIAN
SEKIAN DAN TERIMA KASIH