Post on 09-Jul-2016
description
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan praktikum ini, diharapkan dapat memperlihatkan proses dan
hasil yang telah ditempuh saat melaksanakan selama praktikum mata kuliah
Power Train.
Laporan praktikum ini dapat disebut juga sebagai hasil tertulis dari
kegiatan praktikum yang telah dilakukan untuk mempermudah kita dalam
melakukan pekerjaan yang sama di kemudian hari baik saat melaksanakan di
jenjang pendidikan maupun saat bekerja di industri, serta untuk
meminimalisasi kesalahan pada pekerjaan yang sama, maka dibuatlah laporan
ini.
B. Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Melatih kesabaran dan ketelitian dalam bekerja.
2. Melatih untuk bekerja lebih baik.
3. Mengisi salah satu syarat mata kuliah pabrikasi logam.
4. Mempraktekan teori-teori yang telah diterima selama pembelajaran.
5. Melatih keterampilan dalam bidang pembongkaran, pemeriksaan dan
pemrakitan unit Poros Propeller.
C. Manfaat
Manfaat penulisan laporan ini adalah sebagi berikut :
1. Memperoleh pemahaman lebih ketika ingin praktikum lagi dikemudian
hari.
2. Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi saat praktikum.
4. Menggambarkan proses dan hasil praktikum.
D. Sistematika Penulisan
Laporan prktik ini di buat berdasarkan hasil praktikum dalam mata
kuliah Power Train, teori-teori yang digunakan berdasarkan hasil pembeljaran
dalam Power Train.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Propeller shaft
Propeller shaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan
4WD) berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi
ke difrential. Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan
differential dan sumbu belakang atau rear axle disangga oleh suspensi sejajar
dengan roda belakang. Oleh sebap itu posisi diferential terhadap transmisi
selalu berubah ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan
jalan dan ukuran beban.
Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan
tenaga dari transmisi ke difrensial dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi
permukaan jalan dan ukuran beban kendaraan. Untuk tujuan ini universal joint
dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap
perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap
perubahan anatara transmisi dan diferential.
Fungsi Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama:
Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros
sambungan roda belakang.
Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat
bergerak naik dan turun.
Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur
karenaperubahan panjang poros penggerak
B. Jenis-jenis Sistem Penggerak Kendaraan
Kendaraan dapat berjalan/ bergerak karena ada sistem yang memindahkan
tenaga/ momen/ putaran dari mesin ke roda-roda. Kendaraan ditinjau dari
sistem pemindah tenaganya dikelompokkan menjadi beberapa tipe/ jenis,
yaitu :
1. Front Engine Rear Drive (FR)
Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda belakang
dinamakan tipe Front Engine Rear Drive (FR). Komponen-komponen sistem
pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), drive
shaft/ propeller shaft, differential, rear axle dan roda (wheel).
2. Front Engine Front Drive (FF)
Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda depan dinamakan
tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem pemindah 8
tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), differential, front
axle dan roda (wheel).
3. Rear Engine Rear Drive (RR)
Kendaraan dengan mesin di belakang dan menggerakkan roda belakang
dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive (RR). Pemindah tenaga kendaraan
tipe ini sama dengan tipe Front Engine Front Drive (FF).
Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch),
transmisi (transmissions), differential, rear axle dan roda (wheel).
4. Four Wheel Drive (FWD)
Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan roda belakang
dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel Drive (FWD atau 4WD
atau AWD). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi :
kopling(clutch), transmisi (transmission), transfer, dan terbagi menjadi dua.
Pertama ke front drive shaft (front propeller shaft), front differential, front
axle dan roda depan (front wheel), sedangkan yang kedua ke rear 9 drive
shaft, rear differential, rear axle dan roda belakang
(rear wheel).
C. Bagian Utama Dan Fungsi Utama Rangkaian Poros Penggerak.
Slip yoke = menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan
universal (universal joint) depan
Front Universal Joint = mengikat slip yoke pada poros penggerak (drive
shaft)
Drive shaft = memindahkan gaya putar dari sambungan universal depan
kesambungan universal belakang (rear Universal joint).
Rear Universal = Jointmelenturkan sambungan yang menghubungkan
sumbu penggerak dengan yoke deferensial
Yoke rear = memegang sambungan universal belakang dan memindahkan
gaya putar ke rangkaian gigi sumbu roda belakang.
Gambar 1.1 Konstruksi Propeller Shaft
A. UNIVERSAL JOINT
Universal Joint yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk memungkinkan poros berputar dengan lancar walaupun
terjadi perubahan sudut.
Kondisi jalan mempengaruhi kerja suspensi danberakibat pada posisi
differential selalu berubah-ubah terhadap transmisi. Universal joint dipakai
untuk mengatasi kondisi tersebut agar poros selalu dapat berputar dengan
lancar, sehingga universal joint harus mempunyai syarat : dapat mengurangi
resiko kerusakan propeller saat poros bergerak naik/ turun, tidak berisik atau
berputar dengan lembut, konstruksinya sederhana dan tidak mudah rusak.
Dilihat dari konstruksinya, universal joint dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :
1. Hook joint ( paling banyak dipakai )
Pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini, karena
selain konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat dan
konstan. Konstruksi hook joint adalah seperti di atas. Ada dua tipe hook joint
yaitu shell bearing cup type dan solid bearing cup type. Pada tipe shell bearing
cup universal joint tidak bisa dibongkar sedangkan pada tipe solid bearing cup
bisa dibongkar.
Gambar 1.2 Konstruksi Hook Joint
2.Flexible Joint
Gambar 1.3 Konstruksi Flexible Joint
Konstruksi dari universal joint model flexible joint dapat dilihat pada gambar
di atas. Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik, dan
tidak memerlukan minyak/ grease.
3.Trunion joint
Gambar 1.4 Konstruksi Trunion Joint
Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint dan slip joint, namun
hasilnya masih dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar di atas.
4. Slip joint
Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros out-put transmisi
terdapat alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan
panjangnya propeller shaft sesuai dengan jarak output transmisi dengan
differential. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.5 Konstruksi Slip Joint
D. Cara kerja poros penggerak
b. Kendaraan Dengan Mesin Depan, Penggerak Roda Depan.
Kendaraan dengan penggerak roda depan tidak memiliki batang
penggerak (propeller).Melainkan kendaraan ini memiliki sebuah
transaxle yang terdiri dari:
• Kopling (hanya untuk transmisi manual)
• Transmisi (untuk manual dan otomatis)
• Batang defrensial depan (atau setengah batang)
• Bantalan batang
• Sambungan universal kecepatan konstan.
Transaxle dibautkan pada mesin, batang half mengirimkan gaya putar
dari mesin dan transmisi ke roda. Sambungan universal kecepatan
konstan dipasangkan pada ujung bagian dalan masing-masing poros
Sambungan kecepatan konstan (KK) memungkinkan batang
penggerak melakukan putara dengan sudut yang kecil dan perubahan
panjang sesuai gerakan roda mengikuti permukaan jalan.
Sambungan kecepatan konstan berikutnya pada transmisi pada
sambungan inboard (sambungan pluge) sambungan ini menggunakan
bantalan roll pada ujung batang diteruskan melalui sambungan le
"plunge" saat panjang batang berubah. Sambungan kecepatan konstan
pada penghubung (hub) roda adalah sambungan inboard juga sama
sambungan burfiekd, sambungan ini bersifat tetap diam san tidak
berubah panjangnya. Sambungan kecepatan konstan;
• Membawa gaya putar dari mesin dan transmisi ke roda yang
bersentuhan dengan jalan
• Meneruskan gerakan kemudi sebaik mungkin pada gerakan
kendaraan naik atau turun.
• Gambar 5. Poros penggerak dari penggerak roda depan
c. Kendaraan Dengan Mesin Depan, Penggerak Roda Belakang.
Gaya putar atau gerakan dari batang output transmisi kesumbu
belakang dilakukan pada batang penggerak (batang propeller atau
batang tail) Sumbu batang kendaraan bergerak naik atau tutun, relatif
terhadap transmisi dan batang penggerak harus memeindahkan gaya
putar melalui berbagai perubahan sudut dan panjang. Sambungan
universal dan slip dapat melakukan penyesuaian yang dibututhkan
sebagai akibat perubahan tempat yang dilalui kendaran selaam
berjalan.
Ini mungkin dilakukan karena sambungan universal memungkinkan 2
(dua) batangbergerak dalam sudut yang berbeda satu dengan yang lain.
Sebagai contoh, bila kendaraan menumbuk gundukan/benjolan dijalan,
sudut belakang ditekan keatas dan relatif terhadap bodi mobil.
Sambungan universal memungkinkan jalur penggerak tetap pada
posisi melentur tanpa menyebabkan kerusakan pada batang penggerak.
Dalam keadaan yang sama, slip yoke atau sambungan slip yang
terpasang pada batang output transmisi memungkinkan adanya
perubahan kecil pada panjang penggerak dengan meluncur kedalam
atau keluar dari trasnmisi.
Gambar 7. Bentuk rangkaian batang propeller
d. Kendaraan Dengan Penggerak Empat Roda
Kendaraan-kendaraan yang lebih kecil dengan penggerak empat roda
menggunakan pengaturan jalur penggerak yang mirip dengan
kendaraan dengan mesin dibelakang, Kendaraan dengan penggerak
roda depan telah dijelaskan diatas, tetapi dengan tambahan pada
batang output yang diperpanjang hingga sumbu depan.
Kendaraan dengan penggerak empat roda memiliki jalur penggerak
pada kedua sumbu kendaraan depan dan belakang.Serupa dengan
rangkaian sumbu belakang kendaraan yang konvensional. Pada sumbu
belakang dan sedikit berbeda unit sumbu pada bagian depan. Sumbu
penggerak depan harus meemiliki fasilitas untuk mengemudikan
kendaraan. Dua sumbu pemindahan gaya putar dari transmisi
dilewatkan unit deferensial dan batang sumbu untuk menggerakkan
empat roda kendaraan.
Gambar 8. Jalur penggerak pada penggerak empat roda
Gambar 9. 4WD Front Propeller Shaft
BAB III
Proses Praktik
ALAT :
• Kotak alat
• Palu plastik
• Kunci shock
• Tang ring pengunci
• Dial indikator
• Block “V”
• Pompa vet
BAHAN :
• Poros propeller
KESELAMATAN KERJA :
• Hati – hati bekerja di bawah mobil, pemasangan penyangga harus baik
• Segera bersihkan tumpahan oli di lantai
Melepas Poros :
• Memberi tanda pemasangan dengan penitik
Buka baut pengikat flens dengan
kunci ring
Periksa kebocoran sil poros out put
transmisi dan sil poros pinion
penggerak aksel
Gunakan penyumbat oli atau alat
lainnya agar oli transmisi tidak
tumpah
Bersihkan / cuci poros propeller
Memeriksa kelonggaran bantalan
sambungan salib
Maksimum 0,02 mm
Memeriksa kebebasan aksial sambungan
salib
Maksimum 0,02 mm
Memeriksa sambungan luncur, bila tidak
dapat meluncur dengan baik harus
dibersihkan dan tidak boleh ada
kebebasan radial
Memeriksa kebengkokan poros
penggerak
Hasil yang didapat :
0,6 mm batas Maksimum 0,8 mm
Membongkar
Bagian – bagian sambungan salib
Melepas cincin – cincin pengunci :
Jenis cincin pengunci diluar ujung
cincin dijepit dengan tang dan tarik
keluar
Jenis cincin pengunci di dalam
didorong dengan hentakan palu pada
ujung cincin pengunci hingga lepas
Pukul pada bagian garpu penghubung
hingga rumah bantalan keluar dari
dudukannya
Hati – hati jangan sampai rusak dudukan
rumah bantalan
Jika rumah bantalan tidak dapat / sulit
keluar dengan cara dipikul, rumah
bantalan dipres pada ragum ke kiri dan
ke kanan hingga mudah terasa dilepas,
kemudian dipukul – pukul lagi
Perhatikan bantalan jarum jangan sampai
jatuh / hilang
Periksa permukaan gesek bila sudah aus /
cacat harus diganti ( satu set )
1.Penghubung salib
2.Sil
3.Bantalan jarum
4. Rumah bantalan
Periksa keretakan dan kebengkokan, perbaiki jika masih dimungkinkan atau ganti baru
memasang sambungan salib
Perhatikan tanda pemasangan
Mengisi vet pada penghubung salib sampai
penuh
Memasang sil
Memasang rumah bantalan, posisi rumah
bantalan, dudukan rumah bantalan dan
poros penghubung salib harus lurus
kemudian dipres sedikit sambil dicek
apakah sambungan salib dapat berputar
dengan baik. Bila sedikit sarat beri
hentakan pada ujung garpu penghubung
Perhatikan kedudukan rumah bantaln
terhadap dudukannya, harus lurus tidak
boleh miring !
Bengkok ( tidak segaris )
Memasang cincin pengunci dan pilihlah
cincin yang cocok untuk kebebasan
aksial 0,02 mm
Bersihkan bagian sambungan luncur dan beri vet baru
Memasang sambungan luncur sesuai dengan tanda pemasangan
Memeriksa sil poros out put transmisi bila rusak / bocor harus diganti
memasang sil poros output transmisi
dan sil pinion penggerak aksel,
gunakan alat khusus agar sil dapat
duduk dengan baik
Memasang Poros Propeler
Periksa tanda-tanda pemasangan
Pengikat baut dengan kunci momen ( momen pengencangan lihat buku manual)
Periksa posisi garpu penghubung sambungan salib satu dengan yang lainnya
harus lurus dan segaris ( Jika tidak segaris akan timbul getaran dan bantalan
sambungan salib akan cepat rusak )
Memberi pelumasan pada sambungan
salib dan sambungan luncur dengan
pompa vet
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Propeller shaft berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari transmisi ke
differential. Transmisi dipasang pada rangka sedangkan differential pada axle
housing yang ditunjang oleh suspensi. Oleh karena itu posisi differential
terhadap transmisi berubah-ubah tergantung kondisi beban dan jalan. Untuk
alasan ini pada propeller shaft dipasangkan universal joint yang memungkin-
kan terjadinya perpindahan tenaga dari transmisi ke differential dengan
lembut tanpa dipengaruhi oleh perubahan sudut transmisi.
Selain itu juga terdapat sleeve yoke yang berfungsi untuk menyerap perubah-
an panjang antara transmisi dan differential (memungkinkan propeller shaft
dapat bergerak maju mundur.
B. Saran
Poros Propeller merupakan elemen mesin yang perawatannya perlu di
perhatikan baik dari segi perawatannya dan penggunaannya, untuk
memaksimalkan pemakaian fungsinya, dan untuk lebih melengkapi
pengetahuan pembaca tentang Poros Propeller, baiknya memperbanyak
bacaan referensi.
DAFTAR PUSTAKA
Widyanto, Anonim. Jenis-jenis Sistem Penggerak Kendaraan. Media [online].
Tersedia di https://widyantoyappi.wordpress.com [anonim].
Sulaeman, 2016. Poros Propeller. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.