Post on 25-Jul-2015
III. PERSIAPAN PENYULUHAN
A. Khalayak Sasaran
Desa yang dipilih untuk melakukan penyuluahan ialah Desa Lalung,
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.
1. Keadaan Desa Secara Umum (monografi)
Lokasi yang kami pilih untuk melaksanakan praktikum
Pennyuluhan Kokmunikasi Pertanian adalah Desa Lalung, Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Karanganyar.
a. Luas Daerah Wilayah
Tabel 3.1.1. Luas Daerah Wilayah Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.
No Jenis tanah Luas wilayah (ha)1. Tanah sawah (irigasi teknis) 281,1792.3.
Tanah kering (pekarangan )Lain - lain (kolam dan tambak)
162,0005,45
∑ 448,629
Sumber: Data SekunderDari tabel data 3.1.1 diatas dapat diketahui bahwa Desa Lalung
mempunyai luas wilayah total 448,629 ha yang terdiri dari tanah
sawah (irigasi tehnis) seluas 281,179 ha, tanah kering (pekarangan &
bangunan) seluas 162,000 ha dan lain-lain yang meliputi : kolam dan
tambak seluas 5,45 ha.
Tabel 3.1.2 Sarana dan Prasarana Pemerintahan di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.
No Sarana dan Prasarana Jumlah1.2.3.4.5.6.7.8.
BUUD/KUDKoperasi di luar KUDBank Unit Desa (BPR, BRI)Kios saprotanLembaga Swadaya MasyarakatJumlah hullerHand SprayerTraktor
1 buah2 buah1 buah6 buah1 buah4 buah38 buah5 buah
Sumber : Data Sekunder
Dari data tabel 3.1.2 diatas dapat diketahui bahwa di desa
Lalung memiliki sarana dan prasarana pemerintahan berupa :
BUUD/KUD 1 buah, Koperasi diluar KUD 2 buah, Bank Unit Desa
(BPR/BRI) 1 buah, Kios Saprotan 6 buah, Lembaga Swadaya Desa 1
buah, Huller 4 buah, hand spreyer 38 buah, dan traktor 5 buah.
Tabel 3.1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tamatan Sekolah di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.
No Penduduk Jumlah1 Tamat Akademik Perguruan Tinggi -2 Tamatan SLTA 3763456
Tamatan SLTPTamatan SDTidak TamatBelum Tamat
3975433981263
∑ 2618
Sumber : Data Sekunder
Dari data table 3.1.3 tersebut dapat diketahui bahwa penduduk
di desa Lalung mayoritas merupakan tamatan SD yaitu dengan jumlah
543 orang, tamatan SLTA sebanyak 376 orang, tamatan SLTP
sebanyak 397 orang, yang tidak tamat sebanyak 398 orang, dan yang
belum tamar adalah sebesar 1263 orang
b. Mata Pencaharian
Tabel 3.1.4 Mata Pencaharian di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar tahun 2012.
No Mata Pencaharian Jumlah1. Pemilik Lahan Penggarap 1452. Buruh tani 6753. Pemilik lahan tidak menggarap 85
∑ 905
Sumber : Data Sekunder
Dari data tabel 3.1.4 di atas dapat diketahui bahwa penduduk di
desa Lalung sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian
yaitu sebagai penggarap 1206 orang, sedangkan yang lainnya sebagai
pemilik lahan tidak menggarap 85, pemilik lahan penggarap 145, dan
buruh tani 675.
c. Jumlah Hewan Ternak
Banyak hewan ternak yang ada di desa Karangwuni dapat di lihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 3.1.5 Jumlah Hewan Ternak di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012
No. Jenis Ternak Jumlah1. Kerbau 42. Sapi 3573.4.5.6.
KambingAyam KampungItikLain - lain
622346175111
∑ 4531
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan dari data tabel 3.1.5 Jumlah Hewan Ternak di
Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar tahun
2012 di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan ternak yang di pelihara
yaitu ayam kampung sebanyak 2346 ekor. Unggas yang lain yaitu itik
sebanyak 1751 ekor sedangkan yang lain adalah sapi sebanyak 357
ekor, kerbau 4 ekor dan hewan yang dipelihara lainnya ada 11 ekor.
d. Jumlah Hasil Pertanian
Jumlah Hasil Pertanian yang di miliki oleh masyarakat di Desa
Lalung dapat dilihat di tabel di bawah ini.
Tabel 3.1.6 Jumlah Hasil Pertanian yang Dimiliki di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.
No. Jenis Hasil Pertanian Luas Lahan (Ha/Batang)
1 Padi 192,322 Cabe 13 Kacang panjang 1,75∑ 195,07
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan data tabel Tabel 3.1.6 Jumlah hasil pertanian yang
dimiliki di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Karanganyar tahun 2012 diatas dapat diketahui bahwa jumlah hasil
pertanian di Desa Lalung adalah padi sebanyak 192,32 ha/batang, cabe
5500 batang, dan kacang panjang 1,75 ha/batang. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa hasil utama desa Lalung adalah padi.
2. Kelompok Tani
a. Profil Kelompok Tani
Gabungan Kelompok Tani Rukun Tani (GAPOKTAN) Desa
Lalung, kecamatan Karanganyar, kabupaten Karanganyar yang perlu
dibina agar lebih aktif dari pada saat ini. Adapun kelompok tani
beranggotakan) 1194 orang di wilayah seluruh kelompok tani Rukun
Tani
b. Struktur Organisasi Kelompok Tani
Keberadaan Gabungan Kelompok Tani, Desa Lalung,
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, pada tahun 2012
melakukan reorganisasi. Adapun kepengurusannya adalah sebagai
berikut :
Ketua : Sumarso
Sekretaris : Sutardi
Bendahara : H. Sukamto
Sie lain : ( pengurus terpilih diberi amanat memilih )
Jumlah anggota ada 271 KK dan 301 jiwa yang ada di wilayah
c. Sejarah Pembentukan
Petani merupakan subjek dalam kegiatan pertanian dalam hal
ini petani merupakan penentu kebijaksanaan dalm mengelola usaha
tani yang melibatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Keefektifkan serta keaktifan dalam mengelola usaha tani merupakan
faktor penentu keberhasilan produksi pertanian. Untuk meningkatkan
keefektifan dan keaktifan dibutukkan kelompok tani untuk mewadahi
petani dalam proses peningkatannya.
Kelompok tani yang digunakan sebagai tempat tujuan
penyuluhan adalah Gapoktan Rukun Tani. Kelompok tani ini berdiri
pada tanggal 1 September 2007. Kelompok tani ini didirikan
berdasarkan kesadaran warga desa sendiri. Pendirian kelompok tani ini
dipelopori oleh Bapak Sumarso, seorang petani padi yang dapat
dikatakan cukup sukses. Tujuan dari pendirian kelompok tani ini
adalah sebagai wadah bagi pera petani untuk menyalurkan aspirasinya
kepada pemerintah. Selain itu kelompok tani ini bertujuan untuk
memberikan pendidikan kepada petani dengan memberikan kegiatan
seperti penyuluhan atau sekolah lapang sehingga petani dapat
ditingkatkan kesejahteraannya.
d. Kegiatan Kelompok Tani
Kegiatan Gapoktan Rukun Tani memiliki semboyan yakni Tanah
Subur Petani Makmur. Kelompok tani secara aktif , inovatif berusaha
mencari informasi teknologi pertanian baru. Hal ini dimaklumi di
samping tingkat pendidikan dan penguasaan teknologi cukup, dan
pengaruh informasi sangat cepat, melalui media elektronik sehingga
penyuluh kadang agak tertinggal daripada petani jika tidak aktif
mengikuti perkembangan teknologi baru. Kegiatan yang dilakukan
kelompok diantaranya :
1). Pertemuan kelompok tani dilaksanakan awal musim dan selapanan
bila perlu. Pertemuan sering dilaksanakan pada malam hari
bersamaan pertemuan RT dan arisan.
2). Di awal musim dilakukan sekaligus membicarakan kerjasama
pengadaan bahan benih padi dengan PP kerja. Hal ini dilakukan
sejak tahun 2007 sampai sekarang. Sebagai pelaksanaan di
lapangan para pengurus kelompok tani.
3). Tanaman Padi Hibrida
Petani juga ingin mencoba tanaman padi hibrida, dalam luasan
sempit. Dari informasi yang berkembang pemasaran hasil belum
baik sehingga petani takut harga persatuan luas rendah.
4). Pupuk Organik
Dari keinginan petani tentang pemanfaatan pupuk organik kurang,
karena harga semi organik dan harga pembelian padi hibrida masih
relatif di bawahnya sedang syarat untuk semi organik jauh lebih
rumit. Untuk itu sosialisasi tentang pemanfaatan pupuk organik
terus dilakukan, untuk memeperbaiki tanah.
5). Pemantauan pemupukan dengan dasar bagian warna daun (BWD)
Hal ini dilakukan agar penggunaan pupuk konvensional bagi petani
khususnya pupuk “N” bias di antisipasi. Hal ini kaitannya dengan
pengendalian hama terpadu (menjaga tanaman tidak sekulen)
mudah terserang hama penggerek batang padi.
6). Pengaturan Varietas
Kerjasama pengadaan bahan benih ke tempat pelaksanaan lapangan
yang di tunjuk PP kerja wilayah Bentak sudah ditentukan. Dari PP.
Kerja Varietas Way Opo Buru, IR 64, ataupun Ciherang.
7). Kajian Penggunaan Pupuk Organik dari kotoran sapi dan sisa
tumbuhan maupun pupuk alternative yang lain.
8). Kajian pengendalian hama penggerek batang padi dengan agen
serangga seperti laba-laba dan kepik merah. PHT ini dilakukan
agar petani dapat mengendalikan hama dengan ramah lingkungan,
memperhatikan lingkungan ekosistem.
9). Pembuatan Pupuk Organik dan Pestisida Botanik
Pembuatan pupuk organik Fine Compost dari kotoran hewan
dengan bahan aktif Stardek. Walaupun produksinya relatif kecil,
kurang lebih 2 ton cukup memberikan kontribusi memotivasi
petani untuk lebih meningkatkan hasil produksinya.
B. Penggalian Permasalahan dan Perumusan Tujuan
1. Penggalian permasalahan
Sebelum dilakukan penyuluhan, perlu diketahui terlebih dahulu
permasalahan apa yang ada di tempat tujuan. Penggalian permasalahan
disusun untuk memberikan arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian
tujuan penyelenggara penyuluhan. Dengan demikian penyuluhan dapat
berjalan dengan tepat guna dan tepat sasaran.
Setelah permasalahan diketemukan maka dapat dibuat program
penyuluhan pertanian. Program penyuluhan pertanian merupakan rencana
tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan
pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Setelah
program terumuskan maka dapat dilakukan perencanaan dalam melakukan
penyuluhan. Perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan
yang berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan atau yang
dikehendaki.
Pada langkah penggalian permasalahan di tempat tujuan praktikum
yaitu desa Lalung didapatkan permasalahan ada di desa tersebut.
Permasalahan tersebut adalah tidak adanya Pos Penyuluhan Pertanian yang
dapat digunakan sebagai tempat penyuluhan pertanian itu berlangsung.
Biasanya para petani melakukan aktifitas penyuluhan di rumah warga yang
secara bergantian setiap minggunya dari desa satu ke desa yang lain.
2. Perumusan Tujuan
Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada maka kami
mengambil langkah usaha yaitu dengan mengadakan penyuluhan yang
berjudul ”Pembuatan Pos Penyuluhan dalam Rangka Mempermudah
Sistem Penyuluhan”. Yaitu sebuah penyuluhan yang menginformasikan
pentingnya sebuah pos penyuluhan pertanian untuk menunjang kegiatan-
kegiatan pertanian dalam sitem penyuluhan. Selain itu juga dapat
digunakan sebagai tempa Adapun tujuan penyuluhan yang dapat kami
sampaikan di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Karanganyar dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Mempermudah para petani untuk mengadakan pertemuan-pertemuan
mengenai pertanian.
b. Mempertemukan antara penyuluh, pelaku utama (petani) dan pelaku
usaha (stekholder).
c. Mempermudah penyuluh untuk menyampaikan informasi baik seputar
bidang pertanian ataupun bidang yang lainnya .
d. Mempererat hubungan kekeluargaan antar warga desa tersebut
e. Menjadi tempat bertukar pikiran ataupun diskusi antar petani seputar
permasalahan yang terjadi saat bertani.
f. Mempermudah petani untuk menyalurkan masalah-masalah yang
dihadapinya saat bertani kepada penyuluh untuk dapat dicari jalan
penyelesaian masalah tersebut.
C. Metode dan Teknik Penyuluhan
1. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan pertanian adalah cara penyuluh mendekatkan
dirinya kepada sasaran, agar kegiatan penyuluhan menjadi lebih
efektif.
Tabel 3.3.1 Metode Penyuluhan Pertanian di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012
No Teknik Penjelasan1
2
3
Individu
Kelompok
Massal
Penyampaian materi penyuluhan antar penyuluh dengan petani secara langsung (face to face).Penyampaian materi penyuluahan antar penyuluh dengan kelompok tani. Skala penyuluhan lebih besar dari teknik individuPenyampaian materi penyuluhan antar penyuluh dengan gabungan kelompok tani.
Sumber : Data Primer
Dari data tabel 3.3.1 dapat disimpulkan bahwa di Desa Lalung
menggunakan tiga metode yaitu individu, kelompok, dan massal.
Adapun metode yang dipakai dalam penyuluhan adalah massal yaitu
dalam penyampaian materi penyuluahan antar penyuluh dengan
gabungan kelompok tani. Skala penyuluhan lebih besar dari teknik
kelompok.
2. Teknik Penyuluhan
Teknik penyuluhan merupakan langkah lanjut untuk menunjang
dari metode penyuluhan tersebut. Teknik penyuluhan bisa dikatakan
sebagai mekanisme tersampainya materi penyuluahan yang akan
diberikan kepada petani
Tabel 3.3.2 Teknik Penyuluhan Pertanian di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012
Dari
Sumber: Data Primer
No Metode Penjelasan
1
2
3
Ceramah
Diskusi
Praktik
Penyuluh memberikan informasi suatu inovasi pada petani setempat.Dengan adanya kegiatan ceramah, petani bersama-sama dapat mengungkapkan pendapat/tanggapannya di dalam forum diskusi, membahas apakah suatu inovasi dapat diterapkan pada lahan pertanian mereka, dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari inovasi.Petani mempraktikkan inovasi dari penyuluh terhadap lahan mereka
Dari data tabel 3.3.2 dapat disimpulkan bahwa teknik yang
efektif untuk awal dari penyampaian materi penyuluhan adalah dengan
cara teknik diskusi. Dengan adanya kegiatan ceramah, petani bersama-
sama dapat mengungkapkan pendapat/tanggapannya di dalam forum
diskusi, membahas apakah pos penyuluhan dapat diterapkan pada
daerah tersebut, dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan
dari inovasi tersebut.
B. Perlengkapan Penyuluhan Pertanian
1. Alat Bantu Penyuluhan Pertanian
Alat bantu penyuluhan pertanian merupakan alat yang digunakan
dalam penyuluhan sehingga kegiatan penyuluhan menjadi lebih efektif,
antara lain kurikulum, lembar-lembar persiapan penyuluhan, papan
tulis atau papan penempel, alat tulis, perlengkapan ruangan, serta
proyektor.
Tabel 3.4.1 Perlengkapan Alat Bantu Penyuluhan Pertanian di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Tahun 2012
No Alat Bantu Keterangan1
2
3
Buku Tulis
Bolpoint
Ruangan
Tempat menuliskan materi yang diberikan penyuluhAlat untuk menuliskan materi yang diberikan penyuluhTempat berkumpulnya antara penyuluh dengan sasaran penyuluhan
Sumber : Data Primer
Dari data tabel 3.4.1 dapat disimpulkan bahwa alat yang
digunakan dalam penyuluhan cukup sederhana yaitu berupa buku tulis,
bolponit, dan ruangan. Alat bantu ini dapat membantu petani untuk
menulis materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh. Dengan
seperti itu mudah memahami apa yang disampaikan oleh penyuluh
sehingga materi yang diberikan tidak hanya dapat didengar oleh petani
namun juga dapat ditulis dan dibaca kapan saja.
2. Alat Peraga Penyuluhan Pertanian
Alat peraga adalah alat atau benda yang dapat diamati, diraba
atau dirasakan oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk
memeragakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara
lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar sasaran
penyuluhan agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan
dipahami oleh sasaran penyuluhan yang bersangkutan.
Tabel 3.4.2 Perlengkapan Alat Peraga Penyuluhan Pertanian Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar tahun 2012
No Alat Peraga Keterangan1 Poster Menunjukkan mekanisme dari materi yang
diberikan oleh penyuluhan.
Sumber : Data Primer
Dari data table 3.4.2 dapat disimpulkan bahwa alat peraga yang
digunakan saat penyuluhan adalah poster. Penggunaan poster penyuluh
dapat dengan mudah menyampaikan mekanisme dari penyuluhan yang
diberikan. Jadi petani tidak hanya dapat membayangkan
mekanismenya saja namun juga mendapatkan gambaran nyata dari
mekanisme tersebut.
IV. PELAKSANAAN PENYULUHAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penyuluhan
Praktikum Penyuluah Komunikasi Pertanian dilaksanakan pada hari
Selasa, 3 Mei 2012 di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten
Karanganyar Jawa Tengah pukul 09.00-13.00 WIB.
B. Faktor yang Menunjang Penyuluhan
Di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar,
kegiatan penyuluhan yang diadakan disana memiliki beberapa faktor
penunjang agar penyuluhan tersebut dapat berjalanan dengan lancer, antara
lain sebagai berikut:
1. Kelompok tani terorganisir dengan baik
Organisasi kelompk tani di Desa Lalung, Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Boyolai sudah terorganisir dengan baik.
Sudah ada kelompok tani di setiap dusunnya. Susunan keanggotaan
juga sudah terstruktur dengan baik mulai dari ketua sampai anggota-
anggotanya.
2. Rutin diadakan pertemuan-pertemuan antar kelompok tani
Kelompok tani dari setiap dusun rutin melakukan pertemuan
sendiri-sendiri setiap minggunya. Pertemuan tersebut bertujuan untuk
menyelesaikan masalah pertanian yang terjadi di sana. Selain itu juga
membicarakan tentang keaktifan anggota dari kelompok tani tersebut.
Membicarakan tentang keberlanjutan dari inovasi yang diberikan oleh
penyuluh tidak luput diperbincangkan pada pertemuan tersebut.
Pertemuan gabungan seluruh kelompok tani di Desa Lalung,
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar di adakan setiap 35
hari sekali yaitu pada hari Sabtu pon siang.
3. Lembaga yang bergerak dalam bidang penyuluhan sudah ada
Tidak hanya dari segi kelompok tani yang sudah terorganisir
dengan baik serta sering diadakannya pertemuan dari beberapa
kelompok tani tersebut, lembaga yang bergerak dalam bidang
24
penyuluhan sudah ada. Lembaga yang pernah melakukan penyuluhan
di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar
antara lain kelompok tani daerah tersebut, penyuluh dari Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), dan penyuluh dari Dinas Kecamatan
Karanganyar serta Dinas Kabupaten Karanganyar.
4. Petani dan kelompok tani yang aktif
Dasar dari keberhasilan penyuluhan adalah aktifnya petani di
daerah tersebut mengikuti dan mencari tahu tentang materi yang
diberikan oleh penyuluh. Penyuluhan pun akan berjalan dengan aktif
karena ada timbal balik antar penyuluh dengan sasaran penyuluhan.
Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya keaktifan dari petani dan
kelompok tani ini dapat mempengaruhi petani-petani yang belum
mengerti manfaat dari materi penyuluhan yang berisikan motivasi-
motivai tersebut.
C. Faktor yang Menghambat Penyuluhan
Selain ada faktor pendukung suatu penyuluhan pasti ada juga faktor
penghambat dari penyuluhan di Desa Lalung, Kecamatan Lalung,
Kabupaten Karanganyar sebagai berikut:
1. Tempat penyuluhan pertanian yang belum ada
Ini merupakan faktor penghambat yang sangat berarti di Desa
Lalung, Kecamatan Lalung, Kabupaten Karanganyar. Petani di sana
sangat menginginkan adanya pos penyuluhan tersebut agar
mempermudah sistem penyuluhan pertanian disana. Pemerintah
melalui perantara penyuluh dinas kecamatan dan kabupaten setempat
membuat rencana akan dibangun pos penyuluhan pertanian tersebut
yang menggunakan tempat bekas puskesmas Desa Lalung.
2. Tidak semua petani mengikuti penyuluhan
Tidak semua petani mengikuti penyuluhan ini menjadi salah satu
faktor penghambat jalannya penyuluhan. Sebagian petani masih belum
tergerak untuk menncari tahu tentang inovasi-inovasi pertanian yang
diberikan saat penyuluhan. Ini dikarenakan masih terpakunya sistem
pertanian tradisional yang diturukan oleh nenek moyang terdahulu.
Dengan demikian, materi penyuluhan yang diberikan tidak dapat
diberikan kepada seluruh petani.
3. Jabatan lebih dari satu yang dipegang oleh ketua gabungan kelompok
tani.
Ketua kelompok tani di Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar,
Kabupaten Karanganyar tidak hanya memegang jabatan sebagai ketua
gabungan kelompok tani namun juga akan memegang ketua dari pos
penyuluhan pertanian tersebut. Banyaknya memegang jabatan akan
memecah konsentrasi antar satu amanah jabatan dengan amanah
jabatan yang lain. Mengurangi jabatan ketua akan membuat ketua
gapoktan tersebut lebih terfokuskan akan amanah yang beliau
dapatkan.
V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian yang
telah dilaksanakan pada tanggal 03 Mei 2012, di Desa Lalung, Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Karanganyar dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembangunan pos penyuluhan desa dapat mengefektifkan kerja seorang
penyuluh untuk menyampaikan materi penyuluhannya
2. Pos penyuluhan desa dapat menjadi pusat informasi berkaitan dengan
inovasi-inovasi yang diberikan oleh penyuluh
3. Pertemuan antar kelompok tani dapat dilaksanakan dan terpusat di pos
penyuluhan desa
4. Pos penyuluhan desa dapat diisi dengan poster-poster berisikan inovasi-
inovasi sehingga para sasaran (petani) dapat dengan mudah membacanya
sewaktu-waktu
5. Mempererat tali silahturahmi antar warga dapat terwujud dengan adanya
pembangunan pos penyuluhan desa.
B. SARAN
1. Mengefektikan fungsi dari pembangunan pos penyuluhan desa ini
2. Keanggotaan dalam mengurus pos penyuluhan desa lebih diperkuat lagi
agar pos penyuluhan desa dapat berjalanan lancar
27
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2006. Perkembangan Pertanian Perkebunan. http://www.indra.blogspot .com . Diakses pada tanggal 11 Mei 2012 pukul 15.30 WIB
Anonimb. 2008. Dasar-dasar Penyuluhan. http://subejo.staff.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 8 Mei 2012 Pukul 15.30 WIB.
Adrianto, Joko. 2009. Filosofi, Defenisi dan Istilah Penyuluhan. http://JokoAdrianto_blogspot.com. Diakses pada tanggal 8 Mei 2012. Pukul 15.15 WIB.
Departemen Pertanian Indonesia. 2008. Strategi, Metode dan Teknik Penyuluhan. http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id.Diakses pada tanggal 8 Mei 2012. Pukul 15.00 WIB.
Kartasapoetra, A.G. 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Press UNS. Surakarta.
Mardikanto, Totok dan Arif Wijianto. 2005. Metode Dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.
Rochaeni, S, danLakollo, E.M. 2005. Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Ekonomi Rumah Tangga Petani di Kelurahan Setugede Kota Bogor. Jurnal Agro Ekonomi. 23-2. UniversitasPatimurra, Ambon
Rohman, Moch Khayatul. 2008. Alat Peraga dalam Dunia Pertanian .http://www.rohman.tripod.com. Diakses pada tanggal 8 Mei 2012. Pukul 15.00 WIB.
Seespersad dan Henderson. 1984. Prinsip Dasar Manajemen. Jurnal Evaluasidan Monitoring. Vol 3 hal 25 – 37.
Setiana, L. 2005. Pengertian Dasar Penyuluhan Pertanian. PT Gramedia, Jakarta.
Suhardiyono, L. 1990. PenyuluhanPetunjukbagiPenyuluhPertanian.Erlangga, Jakarta.
Suradisastra, Kedi. 2006. Revitalisasi Kelembagaan untuk Mempercepat Pembangunan Sektor Pertanian dalam Otonomi Daerah. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. Vol 1 hal 22 - 31 No. 3 September 2006.
Suradisastra, K. 2008. Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Petani. Forum Penelitian Agro Ekonomi-Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor
Wastutiningsih, Sri Peni. 2009. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. www.subejo.staff.ugm.ac.id. Diakses tanggal 11 Mei 2010 pukul 19.13 WIB