Post on 19-Jan-2015
description
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN 3(1-2)
TIU: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang prinsip dan teknik budidaya tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan mulai dari penyediaan benih/bibit, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan
tanaman sampai dengan panen dan penanganan pasca panen primer serta mengetahui faktor-faktor yang diperhitungkan
dalam analisis usaha budidaya tanaman
Analisis Intruksional
2
Lihat GBPP
Pertemuan ke-11 x 50 menit
PRINSIP DAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dan teknik budidaya tanaman
• Lingkup– Mempelajari teknologi budidaya tanaman, mulai dari
persiapan lahan, penanaman, sampai dengan pasca panen
• TIK– Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan budidaya
tanaman– Mahasiswa dapat menjelaskan pengorganisasian
budidaya tanaman– Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan sarana
produksi tanaman
4
PENGERTIAN TEKNIK BUDIDAYAPENGERTIAN TEKNIK BUDIDAYA• Segala usaha untuk memodifikasi lingkungan
tumbuh, sehingga cocok bagi pertumbuhan tanaman pertanian sehingga dicapai hasil maksimum serta berkelanjutan
• Modifikasi lingkungan didasarkan pada faktor yang menjadi pembatas – Keadaan pencahayaan kelembaban udara dan curah hujan
kelembaban tanah– Kesuburan tanah: Fisik, Kimia, dan Biologi– Keadaan suhu: Tanah dan Udara
5
RANTAI dan FAKTOR PRODUKSI
6
VarietasUnggul
Penangkaran
BenihUnggul
Teknik Budidaya
KesesuaianLahan
Pupuk dan Agrokimia
lainnya
Panen dan Pascapanen
ProdukPrimer
Tanah Iklim
TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN • Persiapan lahan/media tanam• Persiapan bahan tanam• Penanaman• Pemupukan• Pengairan• Pemeliharaan• Pengendalian organisme pengganggu tanaman• Panen dan pasca panen
7
PENGOLAHAN TANAH (TILLAGE)PENGOLAHAN TANAH (TILLAGE)
• Pengolahan tanah adalah tindakan persiapan lahan untuk menyiapkan penanaman
• Tujuan pengolahan tanah– Memperbaiki aerasi dan drainase– Mencampur bahan organik dengan tanah– Mengendalikan gulma– Mengurangi erosi tanah– Menyiapkan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman– Mengendalikan serangan hama dan penyakit
8
Jenis pekerjaan• Dipengaruhi oleh tipe tanah (tanah berat diolah lebih
dalam dibanding yang ringan, sistem double diging), dan jenis tanaman yang akan diusahakan– Tahapan pengolahan tanah
• Pengolahan tanah pertama (bajak)• Pengolahan tanah kedua (garu)• Pembuatan seedbeds
masing-masing pekerjaan dapat dilakukan sekali, dua kali bahkan sampai ada yang tiga kali, tergantung kondisi lahan
9
• Membajak (plowing) : prinsipnya membelah tanah dan membaliknya, agar biji gulma dan residu tanaman tertimbun; lapisan bawah tersinari matahari (proses oksidasi). Bajak dapat berbentuk singkal atau piring (disk plow)
• Menggaru (harrowing) : dengan garu (harrow), (Pada mesin ada yang berbentuk piringan atau disebut disk-harrow) : prinsipnya memecah bongkah tanah menjadi lebih halus, meratakan permukaan tanah, membasmi gulma dan memperbaiki granulasi tanah
• Pembuatan seedbeds bertujuan untuk mempermudah penanaman dan merangsang perkecambahan
10
• Contoh pengolahan tanah intensif :– Membajak ke-1– Menggaru ke-1– Membajak ke-2– Menggaru ke-2
• Contoh paling sedikit :– Membajak ke-1– Menggaru ke-1
• Akhir-akhir ini dianjurkan minimum tillage, agar erosi terkendalikan. Sebagai gantinya, pengendalian gulma dilakukan secara kimiawi dengan herbisida. Setelah gulma mati, bekas lubang akar-akarnya dapat terisi udara (aerasi). Jadi tanpa merusak (merubah) keadaan tanah, dua tujuan tercapai sekaligus.
11
Jenis Pengolahan Tanah
12
PEMBENAH TANAH (AMELIORAN )PEMBENAH TANAH (AMELIORAN )
Pada tanah bermasalah (masam, alkalin, salin, tanah berat (kandungan liat tinggi) atau tanah yang banyak berpasir) sambil melakukan pengolahan tanah dilakukan tindakan pembenahan tanah dengan :
– Kapur pertanian (kaptan)– Pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi)– Pembenah tanah berisi mikro-organisme : mikoriza dan
dekomposan tanah, penambat nitrogen simbiose atau non simbiose
13
PENYIAPAN BAHAN TANAM PENYIAPAN BAHAN TANAM
• Pemilihan varietas unggul • Bibit unggul : mengacu pada varietas unggul dan benih
bermutu• Pembibitan
– Seleksi benih– Pesemaian– Pembibitan
• Kebutuhan benih, dipengaruhi oleh– Populasi tanaman – Daya kecambah– Jumlah yang harus disulam– Ukuran benih (benih kecil jumlah per satuan bobot lebih banyak,
indeks biji ! )– Tujuan penanaman (misal jagung untuk pakan ternak; atau untuk
jagung pipil; atau untuk jagung muda populasi optimum berbeda)
14
Bahan Tanaman
15
CONTOH VARIETAS UNGGUL BEBERAPA JENIS TANAMAN
• Padi sawah : IR 64, Ciherang, Way Apoburu• Padi gogo : Jatiluhur, Gajah Mungkur, Singkarak• Jagung : Bisma, Arjuna, CPI, Pioneer• Kedelai : Wilis, Galunggung, Slamet• Kacang tanah : Kidang, Gajah, Anoa, Panther• Kacang hijau : Merak, Betet, Walet• Tomat : Intan, Precious, Ratna, Gondol Lembang• Cabe : TIT Super• Kubis : Rotan Osena, Bonet• Tebu : PS 851, PS 862, PS 864• Teh : TRI 2025, Gmb 1 s.d. Gmb 11• Karet : PR 260, PB 261• Ubi jalar : Cangkuang, Cilembu, Shiroyutaka, Borobudur,
Prambanan, Salosa, Patiki, Sawentar
16
PENANAMANPENANAMAN• Faktor penting yang harus diperhatikan
– Waktu tanam
– Pola tanam– Jarak tanam– Arah barisan/bedengan/guludan– Sistem kontur/teras
17
Waktu TanamDitentukan antara lain oleh • Ketersediaan air
– penyebaran hujan – sumber air)
• Potensi terjadinya serangan hama dan penyakit– Misalnya penanaman palawija setelah padi banyak
gagal karena diserang tikus• Permintaan pasar : untuk mengejar pasar kadang
dilakukan penanaman di luar musim (off season)
18
19
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
CH (cm)
HH
0
5
10
15
20
25
30
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
CH (cm)
HH
Contoh daerah dengan curah hujan merata sepanjang tahun (a)
dan pola musim kering nyata (b)
a) penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun
b) penanaman harus direncanakan dengan baik
Pola Tanam (1)
• Pola tanam adalah pengorganisasian pertanaman pada satu bidang lahan dalam satu satuan waktu
• Tanaman semusim– Penentuan bulan basah dan bulan kering menurut
Oldeman bisanya digunakan untuk menentukan pola tanam tanaman semusim di Indonesia
– Menurut Oldeman digolongkan bulan basah, jika jumlah curah hujan > 200 mm/bulan, dan digolongkan bulan kering jika < 100 mm/bulan
– Pola tanam : rotasi tanaman, tumpanggilir, tumpangsari, tanaman sela
20
Pola tanam (2)
• Rotasi tanaman (crop rotation)– Contoh : padi-jagung-kedelai
• Tumpanggilir (sequential planting)– Contoh : walik jerami (kedelai ditanam sebelum padi panen)
• Tanaman campuran (mixed cropping)– Tumpangsari (intercropping)
• Sesama tanaman semusim jarak tanam teratur– Budidaya lorong (alley cropping)
• Tahunan dengan semusim
21
Pola Tanam (3)
• Tanaman tahunan– Penentuan bulan basah dan bulan kering menurut
Schmidt-Ferguson biasanya digunakan untuk menentukan pola tanam tanaman tahunan di Indonesia
– Menurut Schmidt-Ferguson digolongkan bulan basah, jika jumlah curah hujan lebih besar dari 100 mm/bulan, dan digolongkan bulan kering jika kurang dari 60 mm/bulan
– Pengelompokkan menurut Schmidt-Ferguson : 0-1.5 BK (tipe A), 1.5-3 BK (tipe B), 3-4.5 BK (tipe C), 4.5-6 BK (tipe D), 6-7.5 BK (tipe E)
22
Jarak Tanam• Menentukan efisiensi pemanfaatan ruang tumbuh• Mempermudah tindakan budidaya lainnya• Tingkat dan jenis teknologi yang digunakan• Ditentukan oleh :
– Jenis tanaman– Kesuburan tanah– Kelembaban tanah– Tujuan pengusahaan– Teknologi yang digunakan (manual, mesin)
• Pengaturan jarak tanam– Baris tunggal (single row)– Baris rangkap (double row)– Bujur sangkar (on the square)– Sama segala penjuru (equidistant), atau hexagonal
23
24
Segi empat Sama segala penjuru
Jarak tanam ganda Empat persegi
25
75 cm
30 cmA
60 cm
30 cm 60 cm
B
Dua contoh pengaturan jarak tanamA = baris tunggal, B = baris ganda
26
SINGLE RAW DOUBLE RAW
LEGOWO 4 SORJAN
Perhitungan populasi Rumus dasar luas lahan
Populasi = luas areal yang ditempati satu individu
luas lahanSegi empat = jarak dlm baris x jarak antar baris
luas lahanSama segala arah = alas x tinggi
27
Single dan double row
28
10.000Populasi = = 80.000
0,25x0,50
10.000Populasi = ( ) x 2 = 125.000
0,25x0,70
Segiempat dan equidistance
29
10.000Populasi = = 100
10 x 10
10.000Populasi = = 116
10 x 8,66
30
Has
il u
mbi
(M
T/h
a)
Jarak antar tanaman dalam baris (cm)10 20 30 40 50 60
45
50
54
58
0
Hasil panen bit gula dengan meningkatkan jarak tanam dalam barisan dari 5 ke 15 cm kenaikan sangat mencolok; namun bila jarak naik di atas 20 cm,
hasil merosot
PEMUPUKANPEMUPUKAN• Pupuk adalah semua bahan ditambahkan ke dalam tanah
atau ke tanaman untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman
• Penggolongan pupuk– Asal : organik dan anorganik– Jenis unsur yang dikandung : pupuk N, pupuk P, pupuk K, dll– Jumlah jenis unsur yang dikandung : tunggal dan majemuk– Kandungan (analisis) : tinggi dan rendah– Bentuk : granuler (butiran), tablet, cair, gas– Sifat reaksi pupuk : asam, netral, basa, slow realease– Cara pemberian : soil application, foliar spray, fertigasi
31
PEMUPUKANPEMUPUKAN
• Pemupukan dilakukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan daya dukung lahan
• Penentuan dosis pupuk dilakukan dengan dasar analisis tanah dan jaringan tanaman (biasanya daun)
• Efisiensi pemupukan – Efisiensi serapan : ratio antara unsur hara dari pupuk
yang diserap tanaman dengan pupuk yang diberikan– Efisiensi : Ratio antara hasil tanaman dengan pupuk
yang diberikan (berapa besar peningkatan hasil tiap penambahan satu satuan pupuk)
32
Memupuk
33
Perhitungan kebutuhan pupuk
• Contoh perhitungan pupuk tunggal– Dosis rekomendasi pupuk untuk tanaman jagung per ha :
• 135 kg N• 36 kg P2O5
• 60 kg K2O – Kandungan unsur hara :
• Urea = 45%• Sp-36 = 36 % P2O5
• KCl = 60 % K2O– Kebutuhan pupuk
• Urea = 100/45 x 135 kg = 300 kg• Sp-36 = 100/36 x 36 kg = 100 kg• KCl = 100/60 x 60 kg = 100 kg
34
100 Rumus = x Dosis rekomendasi % kandungan hara pupuk
• Contoh perhitungan pupuk majemuk– Dosis rekomendasi pupuk untuk tanaman jagung per ha :
• 135 kg N• 36 kg P2O5
• 60 kg K2O • Pupuk tersedia : Pupuk Majemuk (15-15-15)
– Langkah perhitungan :Karena kandungan unsur hara NPK dalam pupuk majemuk
sama (15-15-15), pilihlah dosis rekomendasi yang terkecil untuk menghitung kebutuhan pupuk majemuk. Dalam hal ini adalah dosis P2O5 yaitu 30 kg/ha– Kebutuhan pupuk majemuk = 100/15 x 30 kg = 300
kg
35
• Langkah selanjutnya :1.Hitung kandungan unsur lain (N dan K)
– Unsur N = 15/100 x 200 kg = 30 kg– Unsur K2O = 15/100 x 200 = 30 kg
2.Hitung kekurangan unsur hara dari dosis rekomendasi yang belum terpenuhi :– Unsur N = 135 kg – 30 kg = 105 kg– Unsur K2O = 60 kg – 30 kg = 30 kg
3.Hitung kekurangan pupuk dengan pupuk tunggal :– N = 100/45 x 105 kg = 233 kg Urea– K2O = 100/60 x 30 kg = 50 kg KCl
36
Pemupukan yang tepatPemupukan yang tepat• Jenis : disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dengan
kandungan unsur pupuk :– N : Urea– P : SP-36
• Dosis : jumlah yang dibutuhkan per satuan luas; untuk satuan waktu tertentu :– Seluruh hidupnya : untuk tanaman semusim– Setahun atau satu semester untuk tanaman tahunan – atau per jumlah media tertentu (satu drum, satu pot dan lain
sebagainya) • Waktu pemberian : sekaligus atau terbagi/bertahap (split
application)– Pupuk dasar– Pupuk susulan (sesuai tahapan)
37
Pemupukan
• Cara pemberian– Broad casting atau sebar dipermukaan tanah (bisa
manual dengan tangan, bisa dengan traktor)– Band placement (alur)– Side dressing (di samping tanaman)– Top dressing (di tebar pada saat sudah ada tanaman);
sebagian pupuk dapat terkena pucuk tanaman– Cara tugal :
• Untuk memisahkan jenis pupuk yang tidak boleh dicampur
• Untuk mengefisienkan cara melingkar, bila tenaga kerja kurang
38
39
ALURPUPUK
CARA ALUR(BAND PLACEMENT)
CARA MELINGKAR(SIDE DRESSING)
ALURPUPUK
TOP DRESSING
40
Hubungan antara Pemupukan N dengan Populasi TanamanK
enai
kan
Pen
jua
lan
Kenaikan Dosis N/ha
Biaya Pupuk
Populasi Tinggi
Populasi Rendah
Pro
fit m
aksi
mum
Pro
fit
Pro
fit
Pro
fit
Pro
fit
Pro
fit
Profit maksimum bagi kedua populasi diperoleh pada dosis pupuk N yang berbeda
PENGAIRANPENGAIRAN
• Batasan : memberikan air (irigasi) dengan jumlah yang cukup, mutu yang baik, dan membuang kelebihan air (drainase) pada waktu yang tepat
• Tanggap tanaman terhadap kekeringan dan kelebihan air berbeda, tergantung sifat– Transpirasinya– Ketahanan akar terhadap tekanan osmotik atau pf air
41
Pengelolaan Air• Sumber air untuk irigasi
– Air permukaan– Air tanah
• Golongan irigasi– Irigasi teknis
• bangunan yang dibuat terencana dan permanen dan memiliki banguan ukur (masuk dan keluar)
– Setengah teknis• Saluran permanen tetapi tidak ada bangunan ukur
– Irigasi Pedesaan• Saluran tidak permanen dan tidak ada bangunan ukur
– Rainfed atau tadah hujan tergantung air hujan, tidak ada bangunan irigasi
• Bangunan Irigasi– Waduk, bendung, embung, sumur artesis– Saluran primer, sekunder, tersier, dan saluran pembuangan
42
Cara pemberian air
• Suatu tindakan penambahan air untuk tanaman – Irigasi permukaan (leb), lewat saluran irigasi di antara
barissan tanaman atau bedengan– Irigasi tetes (drip irigation)– Irigasi penyiraman
• Individu (gayung)• Curah (sprinkler)
– Irigasi bawah permukaan (sub surface irigation)– Irigasi yang diintegrasikan dengan pemupukan (fertigasi)
• Saat pemberian air harus memperhatikan status air tanah dan fase pertumbuhan
43
• Organisasi pengelolaan air– Dari bendung/waduk sampai saluran sekunder diatur
oleh Pemerintah (PU) termasuk pemeliharaan– Dari saluran tersier sampai saluran petak lahan petani
diatur oleh P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air)– Golongan air irigasi dibagi berdasarkan jadual
masuknya air ke dalam suatu hamparan sawah (Golongan I, II, III, dan IV). Masing-masing golongan berjarak 2 minggu
44
Teknik pemberian air di lapangan• Sprinkler • Penggenangan
45
PEMELIHARAANPEMELIHARAAN
• Pembumbunan– Bertujuan untuk menutup akar, memperkuat batang,
dan menghindari genangan air• Pemangkasan
– Dilakukan pada tanaman tahunan dengan tujuan • untuk mengatur bentuk pohon• Membuang cabang yang tidak berguna• Merangsang pembungaan
– Jenis pemangkasan• Pangkas bentuk• Pangkas produksi• Pangkas pemeliharaan
46
PROTEKSI TANAMANPROTEKSI TANAMAN
• Tindakan untuk melindungi tanaman dari gangguan organisme lain (hama, patogen, gulma)
• Kerugian oleh opt :– Mempersulit tindakan pemeliharaan– Pengurangan jumlah – Mengurangi mutu hasil– Memperlambat saat panen
• Pendekatan dasar : – membuat organisme pengganggu tidak berkembang atau
mencegah munculnya pengganggu agar selalu berada di bawah ambang ekonomi
47
Metode PengendalianMetode Pengendalian• Teknik budidaya
– Teknik budidaya yang baik : pengolahan tanah, pemupukan, pengaturan jarak tanam
• Fisik– Dengan api, rendam dengan air panas, naungan
• Mekanis– Memotong, mencincang, gropyokan
• Biologi– Menekan perkembangan biologinya dengan memutus daur hidup,
misal dengan melepas jantan mandul– Menanam tanaman kompetitor (gamal lawan alang-alang)– Untuk serangga menggunakan musuh alami
48
Metode PengendalianMetode Pengendalian• Kimia
– Menggunakan senyawa pembasmi :• Insektisida, fungisida, bakterisida, rodentisida, nematisida, dan
akarisida• Menggunakan senyawa penarik (atractant)• Menggunakan senyawa berbau hormon• Menggunakan senyawa penolak (repellent)• Biorasional : contoh daun mimpa, selasih
• Menanam varietas yang tahan (Pemuliaan)– Dengan metode pemuliaan konvensional
• Contoh : VUTW, tahan bulai
– Rekayasa genetik• Tanaman transgenik, contoh : Bt cotton, Bt corn
49
Konsep Pengendalian Secara Terpadu (PHT)Konsep Pengendalian Secara Terpadu (PHT)
• Pengendalian hama dengan menggunakan beberapa metode yang kompatibel, sehingga diperoleh hasil maksimum dan tetap pada tingkat produktivitas tinggi serta tidak mengganggu kelestarian lingkungan
• Penggunaan bahan kimia sesedikit mungkin dan digunakan zat yang berspektrum sempit dan selektif agar hanya organisme sasaran yang mati
• Digunakan konsentrasi yang tepat, agar tidak menimbulkan resistensi terhadap pestisida, atau resurgensi
50
Perhitungan Penggunaan Pestisida
• Dosis : jumlah bahan yang digunakan untuk satu satuan objek – Contoh : kg/ha, liter/ha, gram/pohon
• Konsentrasi : perbandingan bahan aktif atau bahan yang akan dilarutkan terhadap pelarutnya.– Contoh : cc/liter, g/liter, ppm (part per million)
51
Contoh perhitungan :
• Jika akan melakukan penyemprotan dengan volume semprot 400 liter per ha dengan konsentrasi 2 cc/liter, maka kebutuhan pestisida :– Pestisida = 400 x (2 cc/liter) = 800 cc
• Jika konsentrasi pestisida untuk penyemprotan 1000 ppm maka dalam 1 liter air harus ditambahkan = 1 cc
52
PANENPANENRuang Lingkup Kegiatan Panen• Penentuan waktu panen
– Umur– Ciri khusus, warna, kadar air – Tujuan pemanfaatan hasil (keadaan segar atau kering)– Taksasi produksi
• Panen harus dilakukan – Tidak merusak hasil dan tanaman yang ditinggalkan – Sesuai dengan peruntukan hasil– Dengan alat yang tepat– Saat yang tepat– Cara yang tepat
53
PASCA PANENPASCA PANEN• Pasca panen adalah seluruh kegiatan sejak saat panen
hingga hasil panen dapat dikonsumsi • Penanganan pasca panen hasil pertanian dapat
digolongkan dalam – penanganan pasca panen primer : seluruh kegiatan sejak saat
panen hingga bahan baku yang dapat disimpan atau untuk proses selanjutnya dan selama penanganan hanya terjadi perubahan fisik.
– pasca panen sekunder : penanganan hasil pertanian hingga dapat dikonsumsi atau disimpan yang biasanya melibatkan perubahan kimia bahan seperti dalam proses fermentasi dan vortifikasi.
54
Panen & Pasca Panen BuahPanen & Pasca Panen Buah
55
Panen & Pascapanen Tanaman Pangan Panen & Pascapanen Tanaman Pangan
56
Tujuan Penanganan Pasca PanenTujuan Penanganan Pasca Panen
• Menekan kehilangan hasil• Memperoleh hasil yang tinggi baik kuantitas
maupun kualitas• Menyiapkan hasil agar sesuai untuk operasional
mesin pengolahan• Mengatasi kesenjangan waktu dan jarak antara
konsumen dan produsen hasil pertanian• Limbah pengolahan hasil pertanian dapat
digunakan menjadi produk yang bernilai ekonomi
57
Ruang Lingkup Kegiatan Pasca Panen
• Pembersihan, sortasi dan grading• Pengeringan• Penggilingan• Pengemasan• Penyimpanan• Baku mutu
58
• Pembersihan, Sortasi, dan Grading– Pembersihan : memisahkan bahan hasil pertanian
dari benda asing atau benda sejenis.– Sortasi dan grading : memilah bahan sejenis
berdasarkan kriteria fisik (bentuk, ukuran, berat jenis, warna), kimia (kandungan nutrisi) dan biologi (cendawan dan bakteri) serta kriteria mutu tertentu yang dipersyaratkan dalam perdagangan.
• Pengeringan : – menurunkan kadar air bahan sehingga bahan
hasil pertanian aman untuk disimpan.• Penggilingan :
– mengurangi ukuran bahan untuk kepentingan proses lebih lanjut atau mengurangi volume bahan untuk kepentingan pengangkutan.
59
• Pengemasan : – mewadahi dan mengemas bahan sehingga aman
dari gangguan lingkungan serta nyaman dalam transportasi dan transaksi.
• Penyimpanan : – bentuk penundaan proses penanganan hasil
pertanian tetapi bahan tidak mengalami penurunan kuantitas dan kualitas untuk proses dan penggunaan lebih lanjut.
• Baku mutu :– standar-standar mutu hasil pertanian yang
ditetapkan oleh suatu badan pemerintah atau lembaga perdagangan tertentu untuk menjaga kesepahaman nilai bahan.
60