Post on 23-Jul-2019
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK
KELAS IV SEKOLAH DASAR
(Tesis)
Oleh
ETI ERNAWATI
PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJAPADA PEMBELAJARAN TEMATIK
KELAS IV SEKOLAH DASAR
Oleh
Eti Ernawati
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen
penilaian kinerja pada pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan yang merujuk pada teori Borg
& Gall. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar
Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan. Sampel ditentukan menggunakan
teknik random sampling dengan sampel terpilih sebanyak 34 siswa SD Negeri 01
Kalipapan. Data dikumpulkan melalui lembar angket dan tugas kinerja. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan
telah memenuhi kriteria kelayakan secara teoritik dan empirik. Hal ini terbukti dari
hasil perolehan angket oleh para ahli dan guru dengan hasil perhitungan reliabilitas
yang memperoleh skor 0,67 yang membuktikan instrumen penilaian kinerja layak
secara empirik.
Kata Kunci : Instrumen penilaian kinerja, Pembelajaran Tematik.
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF PERFORMANCE ASSESSMENT INSTRUMENTS INTHEMATIC LEARNING OF 4th GRADER ELEMENTARY SCHOOL
By
Eti Ernawati
This study aims to develop performance assesment instrument in thematic learning of
4th grader elementary school students. The type of research used is research and
development that refers to Borg & Gall’s theory. The population of this study is all
fourth grade students from the Elementary School of Negeri Agung District, Way
Kanan Regency. Samples were taken by using Random Sampling technique with total
of 34 students of Public Elementary School 01 of Kalipapan. Data were collected
through questionnaires and performance task. The results showed that the developed
performance assesment instrument was theoretically and empirically feasibility
reliable. This was proved from the result of questionnaires by experts and teachers
with the result of reliability test obtained a score of 0.67 which proved that the
performance assessment instrument was empirically valid.
Keywords: Performance assessment, Thematic Learning Instrument.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK
KELAS IV SEKOLAH DASAR
Oleh
ETI ERNAWATI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Pascasarjana Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Kalipapan Kecamatan Negeri Agung Kabupaten
Way Kanan pada tanggal 21 Januari 1972, anak pertama dari 4
bersaudara dari pasangan Bapak Chartas Nuryanto dan Ibu
Nursusilawati (Alm).
Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Kalipapan lulus tahun 1985.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 2 Negara ratu lulus
tahun 1988. Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di SPGN 1 Kotabumi lulus tahun 1991.
Diploma II di Universitas Terbuka UPBJJ-UT Bandar Lampung lulus tahun 2002. Strata I di
STKIP PGRI Metro lulus tahun 2008.
Tahun 1994 penulis diangkat sebagai guru PNS pada SD Negeri Penengahan Kecamatan
Negeri Agung Kabupaten Way Kanan, dan pada tahun 2011 diberitugas tambahan sebagai
Kepala Sekolah di SD Negeri 01 Sumber Rejeki sampai saat ini.
Selanjutnya pada tahun 2016 semester ganjil penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada
Program Pascasarjana Keguruan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
MOTO
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah 153)
“Agar sukses, kemauanmu untuk berhasil harus lebih besar dari ketakutanmu
akan kegagalan.”
(Bill Cosby)
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta hidayah-Nya
tesis ini dapat terselesaikan.
Tesis ini kupersembahkan dengan tulus untuk suamiku tercinta Catur Triono yang
selalu memberikan dukungan, baik moril maupun materil serta senantiasa sayang
dan mendampingi setiap langkahku.
Anak-anakku tersayang, Tia Anggraeni dan Lusi Widiyastuti.
Orang-orang yang kusayangi dan semua teman-teman seangkatan yang telah
memberikan motivasi dan nasehat hingga tesis ini dapat terselesaikan dengan
baik.
MKGSD angkatan 2016 akan selalu dihatiku.
Almamater tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “Pengembangan Instrumen
Penilaian Kinerja Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV Sekolah Dasar”.
Penelitian tesis ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
pada program Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar, guna memperoleh gelar
Magister Pendidikan di Universitas Lampung.
Terselesaikannya tesis ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari luar
maupun dari dalam diri penulis. Penelitian ini juga tidak lepas dari bimbingan dan
bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd.
selaku pembimbing I, Bapak Dr. Pargito, M.Pd. selaku pembimbing II, Bapak Dr.
Darsono, M.Pd. selaku pembahas, dan Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd. selaku
Ketua Program Studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar sekaligus validator
ahli materi, atas arahan dan bimbingannya dalam menyelesaikan tesis ini. Tidak
ada yang dapat diberikan kepada beliau, kecuali doa yang tulus dan ikhlas.
Semoga ilmu yang telah diberikan akan menjadi amal ibadah dan selalu
dianugerahkan limpahan rahmat, hidayah, serta kesehatan lahir batin oleh Tuhan
Yang Maha Esa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung
beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
menempuh studi Magister Keguruan Guru SD Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan pengarahan dan
petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D., selaku Direktur Pascasarjana
Universitas Lampung yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk yang
bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pendidikan FKIP Universitas Lampung telah memberikan pengarahan dan
bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Validator ahli evaluasi pada produk
instrumen penilaian kinerja, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing, memberikan sumbangan pemikiran, perhatian, motivasi,
semangat, serta kritik dan saran kepada penulis.
6. Bapak Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Validator ahli bahasa pada
produk instrumen penilaian kinerja, yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran, perhatian, motivasi,
semangat, serta kritik dan saran kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan, motivasi, dan pandangan hidup yang baik kepada penulis.
8. Bapak M. Taufik Tawakal, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 01
Kalipapan beserta guru dan staff yang telah memfasilitasi, memberikan data,
dan informasi serta masukan-masukan selama pelaksanaan penelitian.
9. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan mendoakan untuk
kesuksesan penulis.
10. Suami dan anak-anakku serta keluarga besarku yang selalu menyayangi,
mendoakan dan memberikan dukungan.
11. Sahabat-sahabat tercinta di MKGSD 2016 khususnya Mesi Ruli Wulan, Dian
Jani Prasinta, Diyan Purnama Sari dan semua yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan motivasi sampai
tesis ini selesai. Tak lupa terimakasih atas kekeluargaan dan kebersamaan
yang telah diberikan.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis
khususnya. Kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas tesis ini
di masa mendatang sangat penulis harapkan.
Bandar Lampung, Agustus 2018
Penulis,
Eti Ernawati
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. xivDAFTAR TABEL ......................................................................................... xviiDAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5C. Batasan Masalah ................................................................................ 5D. Rumusan Masalah ............................................................................... 6E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6G. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 8H. Spesifikasi Produk ............................................................................. 8
II. KAJIAN TEORIA. Assesmen (Penilaian).......................................................................... 12
1. Pengertian Assesmen (Penilaian)................................................. 122. Fungsi Penilaian .......................................................................... 133. Prinsip-Prinsip Penilaian ............................................................. 154. Prosedur Penilaian ...................................................................... 175. Teknik Penilaian .......................................................................... 18
B. Jenis-Jenis Penilaian .......................................................................... 19C. Penilaian Autentik ............................................................................. 20D. Penilaian Kinerja ............................................................................... 23
1. Pengertian Penilaian Kinerja ........................................................ 232. Komponen Penilaian Kinerja ....................................................... 253. Kriteria Penilaian Kinerja ............................................................ 264. Pedoman Penilaian Kinerja .......................................................... 275. Metode Penilaian Kinerja ............................................................. 286. Langkah-Langkah Penilaian Kinerja ........................................... 297. Teknik Penilaian Kinerja ............................................................. 318. Rubrik Pada Penilaian Kinerja ..................................................... 35
xv
9. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Kinerja ............................. 4010. Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja ............................... 41
E. Pembelajaran Tematik ....................................................................... 451. Pengertian Pembelajaran Tematik .............................................. 452. Karakteristik Pembelajaran Tematik ............................................ 483. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik ..................... 484. Manfaat Pembelajaran Tematik ................................................... 495. Prinsip Pembelajaran Tematik .................................................... 51
F. Tema 9 Kayanya Negeriku ................................................................ 53G. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................... 53H. Kerangka Pikir Penelitian ………………………………………….. 59I. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 61
III.METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian ................................................................................... 63B. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................. 64
1. Pengumpulan Data Awal ............................................................. 642. Perencanaan ................................................................................. 663. Pengembangan Draft Produk ....................................................... 674. Uji Produk Awal .......................................................................... 675. Revisi Hasil Uji Coba Produk ...................................................... 676. Uji Lapangan Utama .................................................................... 677. Revisi Produk Akhir .................................................................... 68
C. Setting Penelitian ............................................................................... 681. Tempat Penelitian ........................................................................ 682. Waktu Penelitian .......................................................................... 68
D. Populasi Dan Sampel ....................................................................... 681. Populasi ........................................................................................ 682. Sampel Penelitian ......................................................................... 69
E. Variabel Penelitian …………………………………………………... 691. Definisi Konseptual Variabel ....................................................... 692. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 70
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 711. Observasi ...................................................................................... 712. Wawancara.................................................................................... 713. Dokumentasi ................................................................................ 714. Angket .......................................................................................... 72
G. Instrumen Penelitian ....................................................................... 721. Lembar Angket Kebutuhan .......................................................... 722. Lembar Validasi Ahli ................................................................... 733. Lembar Pengamatan Kinerja Peserta Didik ................................. 76
H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 761. Analisis Deskriptif Kualitatif ........................................................ 772. Analisis Deskriptif Kuantitatif ...................................................... 77
xvi
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ................................................................................. 81
1. Penelitian dan Pengumpulan Data Awal ...................................... 812. Perencanaan ................................................................................. 823. Pengembangan Produk Awal ...................................................... 854. Uji Coba Awal ............................................................................. 865. Hasil Revisi Produk awal ............................................................. 906. Uji Lapangan Utama .................................................................... 917. Revisi Produk Akhir .................................................................... 92
B. Pembahasan ………............................................................................ 921. Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja yang memenuhi
Kriteria Layak Secara Teoritik ..................................................... 922. Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja yang memenuhi
Kriteria Layak Secara Empirik ..................................................... 97C. Kelebihan Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja..................... 99D. Keterbatasan Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja ............... 100
V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARANA. Simpulan ................. .......................................................................... 101B. Implikasi ................. ..... ..................................................................... 102C. Saran ............................ ...................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 104
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1 Spesifikasi Produk .......................................................................... 92 Populasi Penelitian ......................................................................... 693 Kisi-Kisi Angket Analisis Kebutuhan ........................................... 724 Kisi-Kisi Uji Validasi Ahli Evaluasi .............................................. 735 Kisi-Kisi Uji Validasi Ahli Bahasa ................................................ 746 Kisi-Kisi Uji Validasi Ahli Materi ................................................. 747 Kisi-Kisi Angket Ketergunaan oleh Guru ...................................... 758 Lembar Pengamatan Kinerja Peserta Didik ................................... 769 Kriteria Validitas Instrumen ........................................................... 78
10 Pemilihan KI dan KD ................................................................. 8311 Skor Penilaian Ahli Evaluasi ......................................................... 8712 Skor Penilaian Ahli Bahasa ............................................................ 8713 Skor Penilaian Ahli Materi ............................................................ 8814 Skor Ketergunaan Guru ................................................................. 8915 Hasil Penilaian 2 Rater ................................................................. 9116 Perbedaan Instrumen Kinerja yang Dikembangkan dengan yang
Sudah ada pada buku Guru ............................................................ 99
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1 Kerangka Pikir Penelitian ............................................................... 612 Bagan Langkah Pengembangan ..................................................... 64
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Izin Penelitian Pendahuluan .......................................................... 1102. Surat Izin Penelitian Pendahuluan dari Sekolah ..................................... 1113. Surat Izin Penelitian ................................................................................ 1124. Surat Izin Penelitian dari Sekolah ........................................................... 1135. RPP Pertemuan Pertama … ..................................................................... 1146. Pemetakan KI-KD ................................................................................... 1327. Kisi – kisi Instrumen Penilaian .. ............................................................ 1348. Angket Analisis Kebutuhan .. ................................................................. 1379. Rekapitulasi Analisis Kebutuhan .. ......................................................... 138
10. Intrumen Validasi Ahli Evaluasi .. ......................................................... 13911. Instrumen Validasi Ahli Bahasa ............................................................ 14112. Instrumen Validasi Ahli Materi.. ............................................................ 14313. Intrumen Validasi Guru .......................................................................... 14514. Rekapitulasi Nilai Kinerja Siswa .. ......................................................... 15715. Data Hasil Penilaian Dua Rater .............................................................. 15916. Hasil Perhitungan Reliabilitas ................................................................. 160
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang baik dan berkualitas tidak lepas dari keberhasilan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian di dalam kelas. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan dalam kurikulum 2013
menyebutkan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian
yang baik mampu mengukur keberhasilan proses secara tepat dan akurat.
Penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran,
sehingga bermanfaat bagi peserta didik, yaitu untuk mengukur sejauh mana
peserta didik mampu menyerap materi yang telah disampaikan, dan laporan
guru pada orang tua peserta didik setiap akhir semester yang dikemas dalam
bentuk rapor.
Penilaian dalam kurikulum 2013 (K13) atau lebih dikenal dengan penilaian
autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan K13. Penilaian tersebut mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka
mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
Penilaian hasil belajar harus dilakukan mulai dari penentuan instrumen,
2
penyusunan instrumen, telaah instrumen, pelaksanaan penilaian, analisis hasil
penilaian, dan program tindak lanjut hasil penilaian. Penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek
sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik).
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan observasi, penilaian pengetahuan
melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan, serta penilaian keterampilan melalui
penilaian kinerja. Penilaian kinerja yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu. Hasil penelitian dari Tuparova
(2010: 4748) menunjukkan bahwa penilaian kinerja adalah ukuran penilaian
berdasarkan tugas asli seperti aktivitas, latihan, atau masalah yang
mengharuskan peserta didik untuk menunjukkan apa yang biasa mereka
lakukan.
Penilaian kinerja merupakan bagian dari penilaian autentik. Pada penilaian
kinerja, penekanan penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau produk.
Penilaian kinerja melibatkan peserta didik dalam aktivitas yang memerlukan
demonstrasi untuk keterampilan-keterampilan tertentu dalam hal menciptakan
suatu produk sebagai hasilnya. Metode penilaian ini memperbolehkan guru
untuk mendesain hasil belajar yang kompleks yang tidak bisa didapat dengan
memberikan tes biasa. Penilaian kinerja dapat mengamati peserta didik ketika
mereka sedang perform/tampil atau menilai tingkatan kecakapan demonstrasi
para peserta didik.
3
Guru diharapkan menerapkan penilaian autentik dalam setiap proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Aspek penilaian bukan hanya aspek
pengetahuan saja, penilaian harus menyeluruh meliputi penilaian aspek
pengetahuan saja, penilaian harus menyeluruh meliputi penilaian sikap,
ketrampilan serta pengetahuan. Apakah penilaian menyeluruh itu selalu
dilakukan pada ketiga aspek tersebut, diharapkan siswa akan terbentuk menjadi
manusia yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia. Permendikbud No. 23
tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa:
Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 merupakan prosespengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasilbelajar peserta didik mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaianberbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,ulangan ahir semester, ulangan tingkat kompetensi, ujian mutu tingkatkompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah atau madrasah.
Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak guru yang melakukan penilaian
pada hasil saja dengan tes tertulis. Penilaian yang dilakukan hanya sebatas
penilaian pengetahuan saja. Guru merasa penilaian menyeluruh merupakan
beban, padahal dengan penilaian autentik akan terhindar dari subyektifitas
dalam menilai, sehingga akan tergambar dengan jelas prestasi siswa dengan
nyata tanpa mengada – ada.
Keberhasilan dari proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaian. Salah
satu jenis penilaian yang digunakan dalam K13 adalah penilaian kinerja.
Menurut Zainul (2001:9) penilaian kinerja adalah penilaian yang
mengharuskan peserta didik menunjukkan kinerjanya, bukan dengan memilih
salah satu dari alternatif jawaban yang telah tersedia. Penilaian kinerja
penting dilakukan oleh guru karena bisa menilai pengetahuan dan juga
4
keterampilan peserta didik . Hal ini sesuai dengan pendapat Marzano (1994:
13) yang menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan variasi tugas yang
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mendemonstrasikan
pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan berpikir dalam berbagai konteks.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan pada 9 orang guru kelas
IV SD tanggal 8 November 2017 diperoleh hasil bahwa 66,67% guru sudah
pernah menggunakan instrumen untuk menilai kinerja peserta didik. Guru-guru
menggunakan instrumen dari penerbit untuk menilai kinerja peserta didik. Ada
6 orang guru (66,67%) yang menyatakan bahwa penilaian kinerja yang
digunakan kurang mengacu pada setiap tema dan sub-tema pembelajaran
tersebut. Namun dalam kenyataannya hanya 33,33% guru yang sudah pernah
membuat instrumen sendiri untuk menilai kinerja peserta didik. Sebanyak
77,78% guru menyatakan kesulitan dalam membuat instrumen penilaian
kinerja. Hal ini disebabkan karena pengetahuan guru yang masih minim
mengenai instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan peserta
didik. Hasil analisis berikutnya, 100% guru membutuhkan instrumen penilaian
kinerja yang lebih mudah dalam penerapannya. Terlebih instrumen penilaian
kinerja mampu mengukur hasil belajar peserta didik dengan baik .
Kesulitan guru dalam memahami penilaian kinerja dari pedoman penilaian
kinerja yang ada, peneliti berusaha untuk menyusun instrumen penilaian
kinerja yang mudah dipahami dan mudah digunakan. Pengembangan instrumen
penilaian kinerja ini akan mengadopsi instrumen penilaian kinerja yang sudah
5
ada terutama yang berhubungan dengan tema 9 Kayanya Negeriku subtema 3
Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas perlu dikembangkan instrumen penilaian kinerja
yang mudah dipahami, mudah digunakan dan memenuhi persyaratan instrumen
penilaian kinerja yang valid. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul
penelitian tentang pengembangan instrumen penilaian kinerja pada
pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penilaian kinerja yang dilakukan guru belum mengacu pada setiap tema
dan sub-tema,
2. Guru belum memahami mengenai instrumen penilaian kinerja,
3. Guru masih kesulitan dalam membuat instrumen penilaian kinerja,
4. Guru membutuhkan instrumen penilaian yang lebih mudah dalam
penerapannya.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
penelitian hanya meneliti masalah tentang “Pengembangan Instrumen
Penilaian Kinerja pada Pembelajaran Tematik Kelas IV Sekolah Dasar”.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat
dibuat rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana mengembangkan instrumen penilaian kinerja pada
pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar yang memenuhi kriteria
layak secara teoritik?
2. Bagaimana mengembangkan instrumen penilaian kinerja pada
pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar yang memenuhi kriteria
layak secara empirik?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah:
1. Mendeskripsikan pengembangan instrumen penilaian kinerja pada
pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar yang memenuhi kriteria
layak secara teoritik.
2. Mendeskripsikan pengembangan instrumen penilaian kinerja pada
pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar yang memenuhi kriteria
layak secara empirik.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah:
1. Secara teoritis
a. Memberikan wawasan serta pengetahuan tambahan tentang
pengembangan dalam melakukan penilaian pembelajaran khususnya
pada ranah keterampilan,
7
b. Menjadi bahan dalam melakukan penilaian pada ranah keterampilan,
c. Menjadi bahan atau sumber dalam melakukan pengembangan penilaian
dalam ranah penilaian keterampilan,
d. Menjadi bahan atau sumber bagi para peneliti lain,
e. Menjadi bahan untuk memotivasi rekan-rekan satu angkatan untuk
dapat berbuat lebih dalam melakukan penelitian yang bermanfaat.
2. Secara praktis
a. Manfaat bagi peserta didik
1) Dengan menggunakan model instrumen penilaian kinerja hasil
keterampilan peserta didik akan lebih terarah,
2) Dengan menggunakan model instrumen penilaian kinerja hasil
pengembangan, minat belajar peserta didik dapat lebih termotivasi
dalam pembelajaran,
3) Dengan menggunakan model instrumen penilaian kinerja hasil
keterampilan peserta didik akan mampu menampilkan hasil
kerjanya.
b. Manfaat bagi Guru
1) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk merancang
pembelajaran dalam melaksanakan penilaian kinerja,
2) Sebagai sarana untuk memecahkan masalah dalam menganalisis
dan merekap hasil penilaian kinerja peserta didik.
c. Manfaat Bagi Sekolah
1) Hasil pembelajaran lebih autentik.
8
2) Memberikan masukan bagi sekolah tentang model penilaian kinerja
untuk mencapai hasil yang terbaik.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut .
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah instrumen penilaian kinerja (aspek keterampilan)
pada pembelajaran tematik tema 9 subtema 3 pelestarian kekayaan sumber
daya alam di Indonesia.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 01 Kalipapan,
Kecamatan Negeri Agung, Kabupaten Way Kanan.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2017/2018.
4. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and
development (R&D).
H. Spesifikasi Produk
Produk dari penelitian ini adalah pengembangan dari instrumen kinerja yang
sudah ada. Penelitian ini dilakukan karena instrumen yang digunakan oleh guru
masih bersifat konvensional dan penilaiannya lebih mengutamakan
pemahaman konsep siswa serta lebih memfokuskan pembelajarannya pada
materi pembelajaran.
9
Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa instrumen penilaian kinerja
(aspek keterampilan) yang diharapkan dapat membantu guru dalam melakukan
penilaian secara valid dan reliabel tentang kinerja peserta didik. Berikut adalah
spesifikasi produknya:
Tabel 1 Spesifikasi Produk
NO IDENTIFIKASIPRODUK
DESKRIPSI
1. Jenis Instrumen Penilaian Kinerja2. Nama Instrumen Penilaian Kinerja Pada Pembelajaran
Tematik Kelas IV Sekolah Dasar3. Tujuan Mengukur Aspek keterampilan4. Tema 9. Kayanya Negeriku5. Subtema 3. Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di
Indonesia6. Kompetensi inti
(KI.4)Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasayang jelas, sistematis, dan logis, dalam karyayang estetis, dalam gerakan yang mencerminkananak sehat, dan dalam tindakan yangmencerminkan perilaku anak beriman danberakhlak mulia.
7. Kompetensi Dasar Pembelajaran 1IPAKD 4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan
dan penelusuran informasi tentangberbagai perubahan bentuk energi
IPSKD 4.1 Menyajikan hasil identifikasi
karakteristik ruang dan pemanfaatansumber daya alam untuk kesejahteraanmasyarakat dari tingkat kota/kabupatensampai tingkat provinsi.
Bahasa IndonesiaKD 4.3 Melaporkan hasil wawancara
menggunakan kosakata baku dan kalimatefektif dalam bentuk teks tulis.
Pembelajaran 2PPKnKD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi
pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai
10
NO IDENTIFIKASIPRODUK
DESKRIPSI
warga masyarakat dalam kehidupansehari-hari
SBdPKD 4.2 Menyanyikan lagu dengan
memperhatikan tempo dan tinggi rendahnada
Pembelajaran 3IPAKD 4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan
dan penelusuran informasi tentangberbagai perubahan bentuk energi
Bahasa IndonesiaKD 4.3 Melaporkan hasil wawancara
menggunakan kosakata baku dan kalimatefektif dalam bentuk teks tulis.
Pembelajaran 4PPKnKD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi
pelaksanaan kewajiban dan hak sebagaiwarga masyarakat dalam kehidupansehari-hari
Bahasa IndonesiaKD 4.3 Melaporkan hasil wawancara
menggunakan kosakata baku dan kalimatefektif dalam bentuk teks tulis.
Pembelajaran 5IPAKD 4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan
dan penelusuran informasi tentangberbagai perubahan bentuk energi
SBdPKD 4.2 Menyanyikan lagu dengan
memperhatikan tempo dan tinggi rendahnada
Pembelajaran 6PPKnKD 4.2 Menyajikan hasil identifikasi
pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai
11
NO IDENTIFIKASIPRODUK
DESKRIPSI
warga masyarakat dalam kehidupansehari-hari
Bahasa IndonesiaKD 4.3 Melaporkan hasil wawancara
menggunakan kosakata baku dankalimat efektif dalam bentuk teks tulis.
7. Teknik Penilaian Tes Penilaian Kinerja8. Pengelolaan Hasil
PenilaianPengelolaan hasil penilaian akan menjelaskan danmemberikan arahan untuk merancang,menganalisis, dan merekap nilai pada setiapproses kegiatan dengan menampilkan formatpenilaian secara utuh.
9. Pelaporan RekapNilai
Pelaporan penilaian merupakan acuan dalammembuat redaksi dari hasil penilaian yang sudahdiperoleh.
II. KAJIAN TEORI
A. Assesmen (Penilaian)
1. Pengertian Assesmen (Penilaian)
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah menyatakan bahwa tugas seorang pendidik yang
profesional yaitu melaksanakan perencanaan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran dan melaksanakan evaluasi pembelajaran atau melakukan
penilaian (assesment) terhadap peserta didik. Sedangkan dalam
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa pengaturan penilaian
pendidikan perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan dalam
penilaian hasil belajar.
Menurut Hosnan (2014: 387) menjelaskan bahwa penilaian adalah
kegiatan guru yang dimaksudkan untuk mengukur kompetensi atau
kemampuan tertentu terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran. Menurut Mangiante (2013: 222) penilaian
merupakan alat untuk mengukur sejauh mana peserta didik telah
meningkatkan pembelajaran mereka berdasarkan standar. Sedangkan
menurut Harlen (2013: 6) Penilaian diartikan sebagai proses pengumpulan
13
dan penggunaan fakta untuk suatu tujuan tertentu tentang hasil belajar
peserta didik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian atau
assesmen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Penilaian berkaitan dengan cara yang digunakan untuk
melakukan pengumpulan berbagai data yang memberikan gambaran
perkembangan belajar peserta didik, mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik serta membuat keputusan pengajaran yang berstandar.
2. Fungsi Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari perkembangan dan kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik atau program kegiatan belajar. Menurut para
ahli, istilah penilaian diartikan beragam tetapi mempunyai makna yang
cenderung hampir sama.
Fungsi penilaian menurut Arikunto (2016:18) adalah :
a. Penilaian berfungsi selektifGuru melakukan penilaian dengan cara mengadakan seleksi terhadappeserta didiknya. Penilaian itu sendiri mempunyai tujuan, antara lain:1) Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah
tertentu,2) Untuk memilih peserta didik yang dapat naik ke kelas,3) Untuk memilih peserta didik yang seharusnya mendapat beapeserta
didik,4) Untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan
sekolah, dan sebagainya.b. Penilaian berfungsi diagnostik yaitu apabila alat yang digunakan
dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihathasilnya, guru mengetahui kelemahan peserta didik dan penyebabnya.
14
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatand. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan maksudnya yaitu
penilaian berfungsi untuk mengukur tingkat kebrehasilan suatuprogram.
Fungsi penilaian menurut Asep dan Abdul (2013:63) adalah untuk
mengetahui kemajuan belajar peserta didik, untuk perbaikan dan
peningkatan kegiatan belajar peserta didik serta sekaligus memberi umpan
balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar atau untuk mengetahui
kelebihan dan kelemahan atau kesulitan belajar peserta didik. Arifin
(2009:3) menjelaskan bahwa fungsi penilaian secara menyeluruh adalah
sebagai berikut:
a) Secara psikologis, dapat membantu peserta didik untukmenentukan sikap dan tingkah lakunya..
b) Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudahcukup mampu untuk terjun kemasyarakat. Implikasinya adalahbahwa kurikulum dan pembelajaran harus sesuai kebutuhan.
c) Secara didaktis-metodis, untuk membantu guru dalammenempatkan peserta didik pada kelompok tertentus esuai dengankemampuan dan kecakapannya masing-masing.
d) Secara administratif, untuk memberikan laporan tentang kemajuanpeserta didik kepada orangtua, pemerintah, sekolah dan pesertadidik itu sendiri.
Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Purwanto (2010:5-7)
mengelompokkan fungsi penilaian dalam kegiatan evaluasi pendidikan
dan pengajaran, yakni :
1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan
peserta didik setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar
selama jangka waktu tertentu;
2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yang
saling berkaitan satu sama lain. Komponen- komponen tersebut
15
adalah: tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan
belajar mengajar, alat dan sumber,dan prosedur serta alat penilaian;
3) Untuk keperluan Bimbingan Konseling (BK).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi penilaian
adalah untuk menyeleksi peserta didik, mengetahui kemajuan belajar
peserta didik, umpan balik perbaikan dan peningkatan peserta didik, dan
mengetahui kelebihan dan kelemahan peserta didik.
3. Prinsip-Prinsip Penilaian
Menurut Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 pasal 5, prinsip penilaian
hasil belajar peserta didik oleh guru pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah meliputi prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum
dalam penilaian hasil belajar oleh guru adalah sebagai berikut:
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkankemampuan yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidakdipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan pesertadidik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakangagama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dangender.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh guru dilakukan secara terencana,menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasarpengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yangberkepentingan.
f. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh gurumencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakanberbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yangharus dikuasai peserta didik.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana danbertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baikdari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
16
i. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dankemajuan peserta didik dalam belajar.
Menurut Kunandar (2013: 51) penilaian hasil belajar peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidakdipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
b. Terepadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secaraterencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran danberkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalamperencanaan, pelaksanaan dan pelaporanya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasarpengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepadapihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknikprosedur dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-
prinsip penilaian sebagai berikut:
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik.
d. Terpadu, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
17
f. Sistematis, penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
g. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan.
h. Edukatif, penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan
peserta didik dalam belajar.
4. Prosedur Penilaian
Pada hakikatnya guru mempunyai tugas untuk membantu individu agar
dapat belajar secara baik dan memperoleh hasil yang optimal sesuai
dengan kemampuannya. Oleh karena, itu dalam merencanakan program
pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan yang
dimiliki oleh peserta didik baik bersifat inter individual maupun bersifat
intra individual. Hal ini sangat penting bagi peserta didik yang perbedaan
individualnya sangat nampak. Perbedaan-perbedaan itu dapat diketahui
melalui kegiatan penilaian. Menentukan pembelajaran yang harus
diajarkan kepada peserta didik secara individu.`
Prosedur pelaksanaan penilaian menurut Jihad dan Haris (2013: 118)
adalah :
a. Penetapan indikator pencapaian kompetensi merupakan ukuran,karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusimenunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar,
b. Pemetaan kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikatordilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan teknikpenilaian,
c. Penetapan teknik penilaian digunakan untuk mempertimbangkanciri indikator.
Sedangkan prosedur pelaksanaan penilaian menurut Uno dan Satria
(2012:1-2) adalah:
18
a. Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaianhasil belajar,
b. Menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator,c. Memetakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
kriteria ketuntasan, dan aspek yang terdapat pada rapor,d. Memetakan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, kriteria
ketuntasan, aspek penilaian, dan teknik penilaian ,e. Menetapkan penilaian dengan mempertimbangkan ciri indikator.
Menurut Subali (2010:114) prosedur pelaksanaan penilaian adalah (a)
menyusun kisi-kisi, (b) menyusun instrumen, (c) menelaah kualitas
instrumen secara kualitatif, (d) uji coba alat ukur, untuk menyelidiki
kelayakan dan kevalidan secara emperik, dan (e) pelaksanaan pengukuran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur pelaksanaan
penilaian adalah (a) pemetaan indikator berdasarkan penjabaran dari KD,
(b) menyusun kisi- kisi, (c) menetapkan indikator berdasarkan penjabaran
dari KD, (d) menyusun instrumen atau alat ukur, (e) menelaah atau
mereview untuk menilai kualitas instrumen secara kualitatif, (f) uji coba
alat ukur, untuk menyelidiki kesahihan dan kevalidan secara emperik, dan
(g) pelaksanaan pengukuran.
5. Teknik Penilaian
Ada beberapa teknik penialian tes maupun non tes yang dapat digunakan
untuk melakukan penilaian antara lain teknik observasi, penilaian diri,
panilaian antar teman, jurnal. Teknik instrumen penilaian menurut Jihad
dan Haris (2013: 68-70) adalah teknik tes meliputi :
a) tes tertulis, b) tes lisan, dan c) tes perbuatan. Sedangkan tekniknontes meliputi: a) observasi yaitu penilaian yang dilakukan oleh guruatas dasar pengamatan terhadap prilaku peserta didik, baik secaraperorangan maupun kelompok, di kelas maupun di luar kelas, b) skala,c) angket yaitu penilaian yang menyajikan tugas-tugas secara tertulis,d) catatan harian adalah suatu catatan mengenai prilaku peserta didik
19
yang mempunyai kaitan pribadinya, e) daftar cek yaitu suatu daftaryang dipergunakan untuk mengecek terhadap perilaku peserta didiktelah atau sesuai dengan harapan atau tidak.
Teknik instrumen penilaian menurut Saifuddin (2014:70) yaitu penilaian
yang tergolong tradisional adalah tes benar salah, tes pilihan ganda, tes
melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong ke
dalam penilaian alternatif (non-tes) adalah essay, penilaian kinerja,
penilaian proyek, kuisioner, inventori, daftar cek, penilaian oleh teman
sebaya atau sejawat, penilaian diri, portofolio, observasi, diskusi, dan
wawancara.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik instrumen
penilaian ada dua yaitu teknik tes yang meliputi : tes tertulis, lisan, dan
perbuatan, sedangkan teknik nontes alternatif meliputi observasi
(pengamatan), skala, angket, catatan harian, dan daftar cek, kinerja,
penilaian teman sebaya, penilaian diri, portofolio, observasi diskusi, dan
wawancara.
B. Jenis-Jenis Penilaian
Menurut Stiggins (1994:75) jenis penilaian dibagi menjadi empat, yaitu:
seleksi respon terpilih (selected response assesment), uraian atau esai (essay
assessment), kinerja (performance asessment), dan wawancara/ komunikasi
personal (communication personal). Selanjutnya Uno (2012: 110)
berpendapat bahwa tingkat keberhasilan belajar peserta didik dapat diukur
dan dievaluasi melalui tes. Tes hasil belajar untuk keperluan penelitian perlu
memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
20
a. Tes tersebut berfungsi untuk memperoleh informasi tentangkemampuan sebjek penelitian. Fungsi penilaian bertujuan untukmemperoleh tentang hal yang dapat dinilai melalui tes.
b. Menentukan kriteria penilaian untuk penelitian. Untuk melakukanpenilaian yang baik maka harus soal harus memiliki mutu yangbaik pula.
Dilihat dari fungsinya menurut Purnomo (2015: 33) jenis penilaian ada
berbagai macam, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian
diagnostik, penilaian selektif, penilaian penempatan, pre-test, dan posttest
Penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Lampiran Permendikbud
Nomor 26 Tahun 2016 tentang Sistem Penilaian Pendidikan bahwa penilaian
peserta didik yang dilakukan pada K13 mencakup: penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
Berdasarkan keterangan di atas, jenis instrumen penilaian yang akan
dikembangkan dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian kinerja untuk
mengukur keterampilan peserta didik dalam bentuk instrumen penilaian
proses dan instrumen penilaian produk.
C. Penilaian Autentik
Penilaian autentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang
menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagimana halnya di dunia
nyata dan di sekolah. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai
21
keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia
nyata di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan.
Menurut Nurgiyantoro (2011: 23) penilaian otentik merupakan penilaian
kinerja (performance) yang meminta pembelajar untuk mendemonstrasikan
keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan
pengetahuan yang dikuasainya. Penilaian autentik (authentic assessment)
menekankan kemampuan pesesrta untuk mendemonstrasikan pengetahuan
yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar
menanyakan pengetahuan yang telah diketahui pembelajar, melainkan kinerja
secara nyata dari pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai.
Menurut pendapat Amri (2013: 57) penilaian hasil belajar adalah penilaian
yang dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian dilakukan secara
konsisten, sistematik dan terprogram dengan menggunakan tes maupun non
tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran
sikap, portofolio, penilaian diri dan lain sebagainya. Penilaian hasil
pembelajaran dapat digunakan sebagai bahan penyusun laporan kemajuan
hasil belajar dan sebagai bahan perbaikan proses pembelajaran.
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi
aspek: a) Sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik, b)
22
Pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
penguasaan pengetahuan peserta didik dan c) Keterampilan merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
Assessment of learning outcomes in Bloom's Taxonomy by Anderson (2001:
98) conducted in three domains, namely cognitive, affective, and
psychomotor. Menyatakan penilaian hasil belajar yang dilakukan dalam tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
a. Aspek penilaian kognitif terdiri dari: Pengetahuan (knowledge),Pemahaman (comprehension), Penerapan (Application), Analisis(analysis), Sintesis (synthesis), Penilaian (evaluation).
b. Aspek penilaian afektif terdiri dari: Menerima (receiving), Menanggapi(responding), Menilai (evaluating), Mengorganisasi (organization), danMembentuk watak (characterization).
c. Aspek penilaian psikomotor terdiri dari: Meniru (perception),Menyusun (manipulating), Melakukan dengan prosedur (precision),Melakukan dengan baik dan tepat (articulation), dan Melakukantindakan secara alami (naturalization).
Dalam kegiatan belajar peserta didik membutuhkan sesuatu yang
memungkinkan mereka untuk berkomunikasi secara baik dengan guru, teman
maupun dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat di kesimpulan bahwa penilaian autentik
adalah penilaian yang dilakukan selama proses maupun sesudah proses
pembelajaran. Penilaian autentik menjadi salah satu ciri dalam implementasi
K13. Penilaian autentik dilaksanakan untuk memperoleh nilai pengembangan
produk dan hasil pembelajaran.
23
D. Penilaian Kinerja
1. Pengertian Penilaian Kinerja
Keberhasilan dari proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaian.
Salah satu jenis penilaian yang digunakan dalam K13 adalah penilaian
kinerja. Menurut Zainul (2001:9) penilaian kinerja adalah penilaian yang
mengharuskan peserta didik menunjukkan kinerjanya, bukan dengan
memilih salah satu dari alternatif jawaban yang telah tersedia. Penilaian
kinerja penting dilakukan oleh guru karena bisa menilai pengetahuan dan
juga keterampilan peserta didik . Hal ini sesuai dengan pendapat Marzano
(1994: 13) yang menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan variasi
tugas yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan berpikir
dalam berbagai konteks.
Menurut Pargito (2015: 62) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah
suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai macam konteks sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Pernyataan tersebut juga dipertegas oleh
Slater (1993 : 1) bahwa penilaian kinerja dirancang untuk menilai
kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Nama lain dari
penilaian kinerja adalah penilaian autentik dan penilaian alternatif. Hal ini
disebabkan karena penilaian kinerja meminta peserta didik untuk
menunjukkan pengetahuan dan keterampilan pada situasi yang
sesungguhnya dan merupakan alternatif dari penilaian tradisional yang
disajikan dalam bentuk paper dan pencil test. Penilaian kinerja dilakukan
24
berdasarkan kinerja proses dan hasil kerja yang dilakukan oleh peserta
didik. Jadi, ketika menggunakan penilaian kinerja, guru dimungkinkan
tidak hanya mengukur hasil belajar, namun juga proses pembelajaran.
Sudria & Siregar (2009: 224) menyatakan bahwa penilaian kinerja dalam
prakteknya dilaksanakan dengan menggunakan task dan rubrik. Oleh
karena itu tugas-tugas yang diberikan dan dikerjakan oleh peserta didik
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses
pembelajaran dan kehidupan nyata peserta didik. Sedangkan menurut
Sa’dijah (2009: 93) menyatakan penilaian kinerja sebagai penilaian yang
memberi kesempatan peserta didik untuk menunjukkan kinerja bukan
menjawab soal. Richard Sittings sebagaimana dikutip oleh Ataç (2012:
10) “performance assessments call upon the examinee to demonstrate
specific skills and competencies, that is, to apply the skills and knowledge
they have mastered”. Penilaian kinerja mengharuskan peserta didik untuk
menunjukkan keahlian dan kompetensi spesifik, yaitu menerapkan
keterampilan dan pengetahuan yang mereka kuasai.
Pengertian di atas dipertegas oleh Kunandar (2013: 257) bahwa penilaian
kinerja dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Instrumen
penilaian kinerja dikembangkan untuk mengukur kemampuan peserta
didik dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilanya
mengenai berbagai situasi nyata dalam konteks tertentu. Instrumen
penilaian kinerja memberikan lebih banyak kesempatan guru untuk
25
mengenali peserta didik, karena tidak sedikit peserta didik yang kurang
berhasil dalam tes objektif atau tes uraian tidak kreatif. Instrumen
penilaian kinerja memungkinkan guru untuk mengamati kemampuan
peserta didik selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu
pembelajaran berakhir.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja
adalah penilaian yang berupa tes perbuatan untuk menyelesaikan tugas
dalam konteks kehidupan nyata, dimana penilaian tersebut meminta
peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya secara langsung kepada
guru baik dari sisi pengetahuan maupun keterampilan.
2. Komponen Penilaian Kinerja
Sari (2010:3-4) menyatakan penilaian kinerja diwujudkan berdasarkan
“empat asumsi” pokok, yaitu:(1) Penilaian kinerja yang didasarkan pada
partisipasi aktif peserta didik ;(2)Tugas-tugas yang diberikan atau
dikerjakan oleh peserta didik merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari keseluruhan proses pembelajaran;(3) Penilaian tidak hanya untuk
mengetahui posisi peserta didik pada suatu saat dalam proses
pembelajaran, tetapi lebih dari itu, penilaian juga dimaksudkan untuk
memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri; (4) Dengan mengetahui
lebih dahulu kriteria yang akan digunakan untuk mengukur dan menilai
keberhasilan proses pembelajarannya, peserta didik akan terbuka dan aktif
berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
26
Dari definisi penilaian kinerja di atas, maka secara garis besar dapat
dikatakan bahwa penilaian kinerja adalah alat penilaian berupa tes
perbuatan untuk menyelesaikan tugas dalam konteks kehidupan nyata,
dimana penilaian tersebut meminta peserta didik untuk menunjukkan
kemampuannya secara langsung kepada guru baik dari sisi pengetahuan
maupun keterampilan.
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam
melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi.Penilaian keterampilan dapat dilakukan
dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan
yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.
3. Kriteria Penilaian Kinerja
Keputusan guru untuk menggunakan penilaian kinerja sebaiknya
didasarkan atas beberapa kriteria. Menurut Popham (1995: 147) ada
beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penilaian kinerja yaitu, sebagai berikut:
a. Generalizability (keumuman)
Tugas dalam penilaian kinerja akan semakin baik jika dapat di
generalisasikan dengan tugas-tugas yang lain.
27
b. Authenticity (keaslian/nyata);
Tugas yang diberikan harus sesuai dengan apa yang peserta didik
alami dalam kehidupan sehari-hari.
c. Multiple focus (lebih dari satu fokus);
Tugas yang diberikan dapat mengukur lebih dari satu jenis
kemampuan yang dimiliki peserta didik.
d. Fairness (keadilan);
Tugas yang diberikan guru harus adil untuk semua peserta didik.
e. Teachability (bisa tidaknya diajarkan);
Tugas yang diberikan sesuai dengan apa yang guru ajarkan kepada
peserta didik.
f. Feasibility (kepraktisan);
Tugas yang diberikan harus sesuai dengan kendala yang mungkin
dialami peserta didik dalam proses penyelesaian tugas yang
meliputi ruangan, peralatan, waktu dan biaya.
g. Scorability (bisa tidaknya tugas tersebut diberikan penskoran).
Peserta didik yang menjalankan tugas dari guru harus mendapat
skor yang akurat dan sesuai dengan apa yang peserta didik lakukan.
4. Pedoman Penilaian Kinerja
Sebagai salah satu bentuk penilaian, penilaian kinerja memiliki beberapa
pedoman yang bisa membantu guru untuk mengetahui ketercapaian hasil
belajar peserta didik. Menurut Wulan (2007: 3-4) mengemukakan bahwa
pedoman dalam penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
a. Pedoman dalam menyelesaikan tugas dari guru,
28
b. Problem dan prosesnya bersifat autentik atau sesuai dengankejadian yang ditemukan pada kehidupan nyata
c. Bersifat integratif yang menuntut integrasi antara pengetahuan,konsep, sikap, dan kebiasaan berpikir,
d. Penilaian bersifat open-ended yang bisa mendorong peserta didikuntuk mengajukan pertanyaan saat menyelesaikan tugas,
e. Peserta didik tertarik dengan masalah yang disajikan sertamembutuhkan ketekunan peserta didik untuk menyelesaikannya.
f. Adanya dorongan yang membantu peserta didik untuk berpikirmaju dan bijaksana,
g. Aktifivitas dapat dilakukan peserta didik dengan aman,h. Proses penilaian disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik
yang beragam,i. Peserta didik dapat berpikir secara individu saat berada dalam
kelompok kerja,j. Mempunyai definisi dna petunjuk yang jelas,k. Peserta didik mendapatkan umpan balik dari pengalaman yang bisa
memperbaiki rangkaian pembelajaran peserta didik pada prosesyang selanjutnya,
l. Peserta didik memiliki beberapa cara untuk mempresentasikanhasil dari produk akhir,
m. Peserta didik berhak untuk mengetahui kriteria yang jelas daritugas yang dilakukan,
n. Panduan penskoran mudah untuk menilai kemampuan pesertadidik dalam menyelesaikan tugas dari guru.
5. Metode Penilaian Kinerja
Saat pelaksanaan penilaian kinerja guru dapat memilih metode untuk
digunakan sebagai bahan dalam pengambilan data. Menurut Wulan (2007:
4) ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja,
yaitu observasi, wawancara, portofolio, penilaian essay, ujian praktek,
penilaian proyek, questioner, daftar cek (checklist), skala penilaian,
penilaian oleh teman, penilaian diskusi, penilaian jurnal, dan penilaian
produk.
Dari beberapa metode di atas, metode yang sering digunakan dalam
penilaian kinerja adalah checklist dan skala penilaian. Metode ceklist
29
kurang adil bagi peserta didik karena hanya ada pilihan penilaian berupa
“ya” dan “tidak” tanpa adanya pilihan yang berbobot menengah. Oleh
karena itu, metode yang cocok untuk digunakan dalam penilaian kinerja
adalah skala penilaian. Skala penilaian memiliki skala rentang dengan
kategori lebih dari satu, sehingga memungkinkan guru memberikan nilai
tengah pada kemampuan yang ditunjukkan peserta didik. Skala penilaian
dilengkapi dengan rubric yang berisi deskripsi dari kemampuan masing-
masing kategori guna memudahkan proses penilaian.
6. Langkah-langkah Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (performance) dapat menggunakan dua kemungkinan
instrumen, yaitu daftar cek (checklist) dan skala rentang (rate scale).
Menurut Hutabarat (2004: 17). Langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam membuat penilaian kinerja adalah:
a. Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau
yang akan mempengaruhi hasil akhir;
b. Menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas;
c. Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak
sehingga semua dapat diamati;
d. Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang
akan diamati;
e. Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk
setiap pilihan
30
Menurut Majid (2006: 88) langkah-langkah membuat penilaian kinerja
adalah:
a. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang
diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output yang
terbaik);
b. Menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting dan
diperlukan untuk menyelesaikan dan menghasilkan output yang
terbaik;
c. Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jangan
terlalu banyak sehingga semua kriteria-kriteria tersebut dapat
diobservasi selama peserta didik melaksanakan tugas;
d. Mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur
berdasarkan urutan yang dapat diamati
e. Kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria
kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain.
Menurut Mulyasa (2013: 145-146) penilaian kinerja dapat dilakukan
secara efektif dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan penugasan kinerja yang akan dinilai;b. Membuat daftar yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
dari masing-masing pelajaran dan butir-butir yang dipertimbangkanuntuk menentukan apakah pekerjaan itu memenuhi standar yangtelah ditetapkan;
c. Menentukan pekerjaan peserta didik yang mencakup semua elemenkinerja yang dinilai dan alokasi waktu yang diperlukan untukmenyelesaikan pekerjaan;
d. Membuat semua daftar alat dan gambar yang diperlukan pesertadidik untuk mengerjakan tugas;
e. Menyiapkan petunjuk tertulis yang jelas untuk peserta didik;f. Menyiapkan sistem penskoran (scoring).
31
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-
langkah penilaian kinerja yang akan digunakan oleh peneliti yaitu, 1)
menentukan tugas yang akan dinilai, 2) membuat daftar penilaian yang
diperlukan, 3) menentukan alokasi waktu untuk menyelesaikan pekerjaan,
4) membuat daftar alat yang diperlukan, 5) menyiapkan petunjuk yang
jelas, dan 6) menentukan sistem penskoran.
7. Teknik Penilaian Kinerja
Perumusan tujuan pembelajaran sangat menentukan bentuk penilaian
yang akan digunakan. Banyak teknik nontes yang dapat digunakan untuk
menilai kinerja peserta didik dalam melakukan suatu kegiatan. Menurut
Yusuf (2015: 303) teknik yang dapat digunakan antara lain: (1) Portofolio
(portofolio); (2)Rubrik (rubric); (3) Daftar cek (check list); (4) Skala
bertingkat (rating scale). Berikut ini pembahasan singkat tentang masing-
masing teknik yang digunakan dalam penilaian kinerja diatas yaitu:
a. Portofolio (portofolio)
Portofolio banyak digunakan akhir-akhir ini. Minat dan perhatian
penggunaan portofolio sebagai penilaian dalam pendidikan dimulai
pada tahun 1980-an. Secara etimologis, portofolio merupakan
perpaduan dua kata “port” dan “folio”. Port dapat diartikan sebagai
kumpulan dari suatu kegiatan atau course, sedangkan folio adalah
kertas atau folio. Jadi, portofolio merupakan kegiatan yang
dituliskan di atas kertas.
Karya-karya peserta didik merupakan gambaran kemajuan belajar
32
peserta didik, yaitu berupa kemajuan akademik, belajar,
keterampilan, maupun sikap. Jadi, portofolio dapat berupa sampel
kerja (work samples) dan laporan tertulis berkenaan dengan sampel
kerja itu atau berbagai karya tulis peserta didik dari waktu ke waktu
selama kegiatan materi pembelajaran. Menurut Johnson&Johnson
(2002:103) sebagai berikut:
A portofolio is an organized collection of evidenceaccumulated overtime on a student’s or group’s academicprogress, achievements, skill, and attitudes. It consists of worksamples and a written rationale connecting the separate itemsinto complete and holistic view of the student’s (or group)achievement or progress toward learning goals.
Portofolio bukan sekedar pemberian tugas. Bukan sekedar membuat
karangan tentang sesuatu saja, atau presentasi keterampilan dalam
menggambar, tari dan lain sebagainya. Portofolio jauh lebih
kompleks dan mencakup aspek-aspek tertentu. Bisa mencakup
kemajuan akademik peserta didik/kelompok, prestasi belajar,
keterampilan maupun sikap. Materi atau aspek yang diportofoliokan
dapat berlangsung dalam satu tahun, satu semester, atau satu
caturwulan. Hal itu sangat ditentukan oleh bobot dan beban materi
pelajaran.
Isi portofolio disesuaikan dengan bidang yang diportofoliokan,
antara lain dapat berupa: laporan tugas lengkap atau tugas dalam
kelas, karangan atau cerita, rekaman, laporan investigasi, laporan
observasi projek, self-refleksi tentang sesuatu, unjuk kerja, dan
kebiasaan kerja atau sikap peserta didik. Materi portofolio perlu
33
dibicarakan dan ditetapkan secara bersama oleh peserta didik dan
guru.
b. Rubrik (rubric)
Rubrik merupakan salah satu teknik dalam penilaian kinerja,
apabila dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukan peserta didik
dalam memecahkan masalah dalam dunia nyata atau dalam
kehidupan sehari-hari, maka rubrik dapat juga disebut sebagai salah
satu teknik dalam penilaian autentik. Konteksnya sebagai asesmen
alternatif sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran seutuhnya,
rubrik, dalam arti sangat sederhana dapat diartikan sebagai pedoman
pensekoran (skoring guide) yang disusun guru sebelum tugas
penyusunan rubrik diberikan. Sehingga memungkinkan guru
membuat keputusan yang dapat dipercaya tentang karya peserta
didik dan membolehkan peserta didik menilai dirinya sendiri.
c. Daftar cek (checklist)
Model penilaian kinerja untuk menilai aspek-aspek tertentu sangat
banyak, terutama setelah perkembangan penilaian tahun 1980-an.
Salah satunya adalah daftar cek (checklist). Pada daftar cek,
sejumlah pernyataan atau pertanyaan dipilih oleh pengamat atau
responden, kemudian mereka membubuhkan tanda cek pada tempat
yang sudah disediakan. Senada dengan pendapat Purnomo (2015:
70) daftar cek (checklist) adalah deretan pertanyaan (yang biasanya
singkat-singkat) dimana responden memberikan jawaban dengan
membubuhkan tanda cek ditempat yang sudah disediakan. Daftar
34
cek sebagai penilaian dapat digunakan guru untuk berbagai tujuan
yaitu: Membantu dalam perencanaan kurikulum, informasi yang
didapatkan dapat dijadikan input dalam penyempurnaan kurikulum
berikutnya dan perbaikan administrasi sekolah. (Yusuf, 2015:114)
d. Skala bertingkat (rating scale)
Teknik ini merupakan salah satu bentuk diantara model skala yang
sering digunakan dalam penilaian pendidikan.. Skala bertingkat ini
menggambarkan suatu nilai tentang suatu obyek penilaian
berdasarkan pertimbangan (judgement). Skala menggambarkan
suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil penilaian dan
pertimbangan.
Menurut Purnomo (2015: 69) skala bertingkat adalah angka-angka
hasil penilaian ditulis dalam skala dengan jarak yang sama,
diletakkan secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi.
Sedangkan menurut Yusuf (2015: 111) skala bertingkat dapat berupa
skala angka, yaitu apabila skor yang diberikan dapat dilambangkan
dengan angka; dan skala grafik,dapat digambarkan dalam sebuah
garis dengan jarak yang sama dari yang rendah ke yang tinggi.
Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai teknik penilaian kinerja di
atas, peneliti memilih salah satu teknik yaitu rubrik (rubric). Menurut
peneliiti rubrik merupakan pedoman untuk proses penilaian kinerja yang
cocok digunakan dan rubrik juga termasuk salah satu teknik dalam
penilaian autentik. Melalui penggunaan rubrik, penilaian yang subyektif
35
dan tidak adil dalam proses pembelajaran dapat dihindari atau paling
tidak dikurangi. Guru lebih mudah menilai prestasi yang dicapai oleh
peserta didik dan peserta didik pun akan terdorong untuk mencapai
prestasi sebaik-baiknya karena kriteria penilaiannya jelas.
8. Rubrik Pada Penilaian Kinerja
Rubrik adalah salah satu penilaian alternatif yang dapat digunakan untuk
mengukur dan menilai kemampuan peserta didik secara komprehensif.
Dikatakan komprehensif karena kompetensi/kinerja peserta didik tidak
hanya dilihat pada akhir proses saja, tetapi juga pada saat proses
berlangsung. Rubrik dapat berfungsi ganda sebagai penuntun kerja dan
sebagai instrumen penilaian. Menurut Yusuf(2015: 285) dengan rubrik
adalah:
A rubric is one authentic assessment tool which is designed tostimulate real life activity where students are engaged in solvingrealife problems.........a rubric (1) is based on continum ofperformance quality, built upon a scale of different possible scorepoints to be assigned,(2) identifies the key traits or dimensionstobe examined and assessed, (3) or provides key features ofperformance for each level of scoring (descriptors) which sign ifthe degree to which the criteria have been met.
Rubrik adalah salah satu alat penilaian autentik yang dirancang untuk
merangsang aktivitas kehidupan nyata dimana peserta didik terlibat dalam
memecahkan masalah kehidupan nyata. Sebuah rubrik didasarkan pada
kualitas kinerja yang terus menerus, yang dibangun berdasarkan skala
titik skor yang berbeda yang mungkin ditugaskan. Mengidentifikasi ciri-
ciri utama atau dimensi yang diperiksa dan dinilai. Menyediakan figur
utama kinerja untuk setiap tingkat penilaian (deskriptor) yang
ditandatangani jika kriteria tersebut telah terpenuhi.
36
Rubrik merupakan perangkat deskripsi suatu tugas atau suatu proses dan
mungkin suatu kontinum kualitas dari yang tidak baik sampai yang
terbaik, yang menjadi dasar keseluruhan skor tugas, pekerjaan, karya atau
kinerja/performa atau belajar. Suatu rubrik dikatakan baik dan efektif
apabila: (1) terfokus pada satu atribut; (2) menunjukkan gradasi yang
jelas tentang skala, baik secara kualitatif maupun kuantitatif; (3)
mengkomunikasikan standar kepada peserta didik yang lain, sehingga
dapat menggunakannya dengan standar yang sama.
Rubrik digunakan untuk menilai kualitas dari tugas-tugas yang diberikan
kepada peserta didik. Menurut Heidi Goodrich Andrade dalam (Zainul,
2003: 5.17) mendefinisikan bahwa rubrik sebagai suatu alat penskoran
yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung.
Menurut Karim (2004: 8) menyatakan bahwa rubrik merupakan suatu
himpunan kriteria yang telah ditetapkan untuk pemberian skor terhadap
kinerja peserta didik. Rubrik digunakan karena tugas kinerja tidak
memiliki solusi tunggal. Sehingga kinerja peserta didik tidak dapat dinilai
“mesin skor”, tapi harus ditentukan oleh peserta didik itu sendiri atau
peserta didik lain dalam kelompok atau perseorangan.
Penskoran dalam rubrik terdiri dari skala tetap dan daftar karakteristik
yang menggambarkan kinerja untuk masing-masing skala, karena rubrik
menggambarkan tingkat-tingkat kinerja dari peserta didik, maka rubrik
sangat berguna bagi guru dan peserta didik untuk mengetahui apayang
peserta didik ketahui dan dapat lakukan. Dalam penilaian kinerja, guru
37
dan peserta didik dapat menggunakan rubrik yang sudah ada atau dapat
mengembangkan rubrik sendiri.
Rubrik dapat berfungsi ganda sebagai penuntun kerja dan sebagai
instrumen penilaian. Menurut Arends (2008: 244), mendefinisikan
scoring rubrics sebagai deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu
dan kriteria yang akan digunakan untuk menilainya.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas rubrik dapat diartikan sebagai
panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru
dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan peserta didik.
Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu
ditunjukkan dalam suatu pekerjaan peserta didik disertai dengan panduan
untuk menilai masing-masing karakteristik tersebut.
Secara umum ada dua tipe rubrik, yaitu rubrik holistik dan rubrik analitik.
Rubrik holistik memungkinkan pemberi skor untuk membuat penilaian
tentang kinerja (produk atau proses) secara keseluruhan, tidak dari
bagian-bagian komponennya. Sedangkan rubrik analitik menuntut
pemberi skor untuk menilai komponen- komponen yang terpisah atau
tugas-tugas individual yang berhubungan dengan kinerja yang dimaksud.
Mertler dalam Arends (2008: 244), mengatakan bahwa rubrik holistik
lebih cocok bila tugas kinerjanya menuntut peserta didik untuk membuat
respons tertentu dan tidak ada jawaban yang mutlak benar. Rubrik analitik
biasanya lebih disukai bila yang dituntut adalah tipe respon yang terfokus.
Pada buku Educational Assessment of Students, Nitko (1996: 266),
38
mengemukakan bahwa rubrik ada3 jenis,yaitu:
(1)Rubrik holistik, yaitu rubrik yang menilai proses secarakeseluruhan tanpa adanya pembagian komponen secara terpisah;(2) Rubrik analitik, yaitu rubrik yang menilai proses secaraterpisah dan hasil akhirnya adalah dengan menggabungkanpenilaian dari tiap komponen; (3) Holistik dengan catatan, yaiturubrik untuk mendukung penilaian holistik karena didalamnyadisertai dengan catatan mengenai kekuatan dan keterbatasan dariproses yang sedang dinilai.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa rubrik
terdiri atas 2 jenis yaitu holistik dan analitik. Setiap jenis memiliki
penilaian yang berbeda, rubrik holistik digunakan untuk menilai
kemampuan/proses secara keseluruhan tanpa ada pembagian komponen
secara terpisah. Sedangkan, rubrik analatik digunakan untuk menilai
kemampuan/proses secara lebih spesifik. Dalam rubrik holistik salah satu
penyebutan yang digunakan adalah tingkat 1 (tidak memuaskan), tingkat
2(cukup memuaskan dengan banyak kekurangan), tingkat 3 (memuaskan
dengan sedikit kekurangan), dan tingkat 4 (superior); atau tingkat 0,
tingkat 1, tingkat 2, dan tingkat 3 masing- masing dengan sebutan yang
sama.
Rubrik mempunyai keuntungan, menurut Rahayu (2017: 290)
mengungkapkan keuntungan dari masing-masing jenis rubrik, yaitu:
Keuntungan rubrik analitik:
a) Memberikan umpan balik tentang performansi peserta didikdalam setiap elemen penilaian; b) dapat disusun dengan mudahdalam bentuk sebuah matrik jika banyak elemen yang sedangdinilai; c) efektif jika digunakan untuk mendiagnosis kemajuanatau kebutuhan peserta didik secara individu; dan d) dapatdikembangkan untuk menilai materi atau proses yang sangatkhusus.
39
Sedangkan rubrik holistik memiliki keuntungan: a) Lebih mudah dan
lebih cepat daripada menggunakan rubrik analitik; b) efektif bila
digunakan untuk evaluasi akhir; c) memberikan nilai/ skor tunggal untuk
performansi lengkap; dan d) sangat efektif jika semua elemen yang dinilai
saling terkait.
Berdasarkan contoh rubrik di atas dapat disimpulkan bahwa rubrik dibuat
dalam bentuk tabel dua lajur, yaitu baris yang berisi kriteria dan kolom
yang berisi mutu. Kriteria dapat dinyatakan secara garis besar. Kemudian
dirinci menjadi komponen-komponen penting atau dapat pula komponen-
komponen ditulis langsung tanpa dikelompokkan dalam garis besar.
Dalam setiap komponen terdiri dari satu atau beberapa dimensi. Setiap
dimensi harus didefinisikan agar lebih jelas. Dimensi-dimensi kinerja
inilah yang akan ditentukan mutunya atau diberi peringkat. Setiap
kategori mutu sebaiknya diberi contoh-contoh kinerja agar
mempermudah guru dalam penilaian.
Berdasarkan jenis rubrik diatas, peneliti akan memilih rubrik jenis holistik
karena rubrik holistik menilai proses secara keseluruhan tanpa adanya
pembagian komponen secara terpisah. Lebih mudah dan lebih cepat
daripada menggunakan rubrik analitik. Rubrik holistik lebih efektif bila
digunakan untuk penilaian pada uji kompetensi. Selain itu juga sangat
efektif karena semua elemen yang dinilai saling terkait.
40
9. Kelebihan Dan Kekurangan Penilaian Kinerja
Dalam penilaian kinerja ditemukan kelebihan dan kekurangan. Menurut
Wulan (2007: 382) menyatakan bahwa penilaian kinerja memiliki
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari penilaian kinerja adalah
sebagai berikut:
a. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mendemonstrasikan
kinerjanya;
b. Kinerja yang didemonstrasikan dapat diobservasi secara langsung;
c. Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa
macam penalaran, kemampuan lisan, dan keterampilan-keterampilan;
d. Adanya kesepakatan antara guru dan peserta didik tentang kriteria
penilaian dan tugas-tugas yang akan dikerjakan;
e. Menilai hasil pembelajaran dan keterampilan-keterampilan kompleks;
f. Memberi motivasi yang besar bagi peserta didik;
g. Mendorong penerapan pembelajaran pada situasi kehidupan yang
nyata.
Menurut Kusrini (2002: 6) salah satu kelebihan lain dari penggunaan
penilaian kinerja adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri daripada dengan orang lain.
Melalui penilaian kinerja, peserta didik lebih mendapat pemahaman
tentang apa yang mereka ketahui serta apa yang telah mereka kerjakan.
Penilaian kinerja juga memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
mengeksplorasi semua kemampuan yang dimilikinya dalam
menyelesaikan masalah yang telah mereka hadapi. Hal tersebut
41
dikarenakan dalam penilaian kinerja tidak ada jawaban benar atau salah,
sehingga sedikit demi sedikit mengurangi ketakutan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Adapun kekurangan dari penilaian kinerja menurut Wulan (2007: 382)
adalah sebagai berikut:
a. Sangat menuntut waktu dan usaha dari guru;
b. Pertimbangan dan skor bersifat subjektif;
c. Reliabilitas penilaiannya rendah, jika dibandingkan dengan teknik
penilaian yang lainnya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian
kinerja memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam berbagai
tugas untuk memperlihatkan kemampuan dan keterampilannya dalam
melaksanakan tugas yang diberikan. Namun, dalam proses penilaian
kinerja penilaiannya bersifat subjektif, sehingga akan menyebabkan hasil
penilaian memiliki reliabilitas rendah. Subjektifitas dalam pelaksanaan
penilaian kinerja ini dapat diminimalkan dengan membuat panduan
penilaian.
10. Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja
Penilaian merupakan suatu komponen penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Penilaian dapat diartikan sebagai pengumpulan informasi hasil
belajar untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Alat ukur yang
digunakan dalam penilaian hasil belajar adalah tes dan non tes. Agar
memperoleh informasi atau data yang akurat, alat ukur yang digunakan
42
harus memiliki bukti-bukti kesahihan dan keandalan. Sehingga
peningkatan kualitas penilaian hasil belajar memerlukan alat ukur yang
sahih dan handal (valid dan reliable).
Dalam lampiran Permendiknas Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan pada bab VII instrumen penilaian pasal 14 poin 2
disebutkan bahwa instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan
pendidikan dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, serta memiliki bukti
validitas empirik. Persyaratan substansi ialah persyaratan yang
mempresentasikan mengenai kompetensi yang akan dinilai. Persyaratan
konstruksi ialah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan. Persyaratan bahasa ialah penggunaan bahasa
yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan
peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan penganalisisan instrumen
sebelum dan sesudah instrumen digunakan untuk memenuhi persyaratan
yang dimaksud dan mengetahui berfungsi atau tidaknya suatu instrumen
yang digunakan.
Surapranata (2004: 1) menyatakan bahwa analisis instrumen dilakukan
untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebuah instrumen. Analisis
umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif sering dinamakan dengan validitas secara
logis yang dilakukan sebelum instrumen digunakan untuk melihat
berfungsi tidaknya sebuah instrumen. Sedangkan analisis kuantitatif sering
43
dinamakan sebagai validitas empiris dimana fungsinya adalah untuk
melihat sebuah instrumen setelah instrumen tersebut diujicobakan kepada
sampel yang refresentatif.
Menurut Rasyid (2007: 9) menyatakan bahwa kesahihan alat ukur dapat
dilihat dari kisi-kisi alat ukur tersebut. Kisi-kisi ini berisi tentang materi
yang akan diujikan, bentuk instrumen, tingkat berpikir yang terlibat, bobot
instrumen dan cara penskoran. Hasil pengukuran yang baik seharusnya
memiliki tingkat kesalahan sekecil mungkin. Tingkat kesalahan ini
berkaitan dengan kehandalan (reliabilitas) alat ukur. Suatu alat ukur yang
baik memberikan hasil konstan dan bila digunakan berulang-ulang,
asalkan kemampuan yang diukur tidak berubah. Jika dihubungkan, alat
pengumpul data pada suatu penelitian, Sukmadinata (2008: 228)
menyatakan bahwa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen
penelitian minimal ada dua macam yaitu validitas dan reliabilitas.
Penerapan instrumen penilaian kinerja diharapkan dapat mendorong
peserta didik menjadi lebih kreatif dalam proses pembelajaran,
menemukan cara belajarnya sendiri, mampu mengintegrasikan apa yang
sudah dipelajari, meningkatkan kemampuan analitis dan praktis peserta
didik serta meningkatkan kolaboratif dengan peserta didik lainnya.
Menurut Muslich (2011: 126) instrumen penilaian kinerja dapat
dikembangkan dengan langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan tujuan;
b. Memilih jenis tugas/kegiatan;
44
c. Menuliskan tugas kinerja (terdiri dari membuat konteks, menuliskan
petunjuk, menentukan audiens, mengembangkan kriteria penilaian
kinerja)
d. Membuat rubrik kinerja (terdiri dari rubrik dengan daftar cek dan
rubrik dengan skala penilaian)
Pada prakteknya dalam pembelajaran penilaian kinerja cukup sulit untuk
dilakukan. Hal ini dikarenakan subjektivitas dalam penilaian kinerja sangat
tinggi. Untuk meminimalkan hal tersebut dalam pelaksanaan penilaian
kinerja digunakan rubrik atau panduan penilaian. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Wulan (2007: 381) yang mengatakan bahwa suatu
standar penilaian diperlukan untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang
seharusnya peserta didik ketahui dan lakukan dalam penggunaaan
instrumen penilaian kinerja.
Menurut Sudria & Siregar (2009:224) menyatakan bahwa instrumen
penilaian kinerja dalam prakteknya dilaksanakan dengan menggunakan
task dan rubrik. Oleh karena itu, tugas-tugas yang diberikan dan dikerjakan
oleh peserta didik merupakan bagian dan kehidupan nyata peserta didik.
Rubrik penilaian kinerja merupakan panduan penilaian yang digunakan
untuk menilai kinerja atau hasil kegiatan peserta didik ketika proses
pembelajaran. Pengembangan instrumen penilaian kinerja ini difokuskan
pada kemampuan berpikir kreatif.
Berpikir kreatif merupakan upaya seseorang dalam menghubungkan
benda-benda atau gagasan-gagasan yang dapat dipadukan dan
dikembangkan sehingga dapat menciptakan suatu produk yang bemanfaat
45
bagi diri sendiri dan lingkungannya. Kreatif muncul karena adanya
motivasi yang kuat dari diri individu yang bersangkutan. Kreatif dapat
dipandang sebagai suatu kemampuan, sikap dan proses. Kreatif sebagai
suatu kemampuan merupakan suatu kemampuan dalam menghasilkan ide-
ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan kembali
ide-ide yang telah ada. Keterampilan berpikir kreatif pada peserta didik
timbul karena penggunaan rubrik yang dibuat guru, semakin baik dan kuat
rubrik yang dibuat dalam pencapaian indikatornya maka peserta didik akan
semakin tertantang untuk berpikir lebih keras dan lebih kreatif.
Sebaliknya, jika kualitas instrumen penilaian pada rubrik lemah maka
kemampuan berpikir kreatif peserta didik juga menurun.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa hal terpenting
dari pengembangan instrumen penilaian kinerja ialah membuat rubrik
penilaian yang bertujuan untuk meminimalkan subjektivitas dalam
penilaian penugasan kinerja peserta didik, serta mendorong peserta didik
untuk mampu berpikir secara kreatif.
E. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan terapan pembelajaran terpadu.
Pembelajaran tematik yang diharapkan berkembang di sekolah dasar
mengarah pada penggabungan dari webbed model (model jaring laba-laba)
dan integrated model (model terpadu). Menurut Ahmadi dan Amri (2014:
94) pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang
46
secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar
(KD) dan indikator dari kurikulum/ Kompetensi Inti (KI ) dari beberapa
mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk di kemas dalam satu tema.
Menurut Trianto (2010: 152) menyatakan bahwa pembelajaran tematik
menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas
pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi peserta didik dengan
memberdayakan pengetahuan dan pengalaman peserta didik untuk
membantu memahami dunia nyatanya.
Selanjutnya Majid (2014: 87) menyatakan bahwa pembelajaran tematik
menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda
dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa pendekatan
pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran, yang
mengangkat suatu tema tertentu untuk mengikat beberapa materi
pelajaran. Tema yang dipilih harus berkaitan erat dengan pengalaman
nyata peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran
yang dialami peserta didik dapat memberikan pengalaman bermakna bagi
diri peserta didik sendiri.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, pembelajaran untuk tingkat SD/MI
sederajat melaksanakan pembelajaran tematik terpadu. Sebagaimana
tercantum dalam salinan lampiran Permendikbud No. 22 tahun 2016
tentang standar proses bahwa pembelajaran tematik terpadu di
SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta
47
didik. Menurut Trianto (2010: 70), pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar
yang bermakna kepada peserta didik. Tema yang diberikan merupakan
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi topik pembelajaran.
Hakim (2009: 212) menyatakan pembelajaran tematik merupakan suatu
model dan strategi pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata
pelajaran atau sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap ke dalam suatu tema tertentu,
dengan mengkondisikan para peserta didik agar dapat memperoleh
pengalaman belajar yang lebih optimal, menarik dan bermakna.
Suryosubroto (2009: 133) pembelajaran tematik dapat diartikan suatu
kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi beberapa mata
pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Sedangkan Depdiknas
(2006:5) menyatakan bahwa pembelajaran tematik termasuk dalam satu
tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu, yang mana dalam
mengaitkan beberapa mata pelajaran tersebut, digunakanlah suatu tema
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Menurut Poerwadarminta (1983) pembelajaan tematik
adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik . Tema adalah pokok pikiran atau gagasan
pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
48
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
pembelajaran tematik merupakan model dan atau strategi pembelajaran
yang termasuk salah satu tipe atau jenis daripada model pembelajaran
terpadu. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai mata pelajaran atau sejumlah disiplin ilmu
melalui pemaduan materi, keterampilan, dan sikap ke dalam suatu tema
tertentu sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi peserta didik.
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Suatu pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran tematik terpadu
apabila memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut
menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010: 91) adalah (a) berpusat pada
peserta didik, (b) memberikan pengalaman langsung, (c) pemisahan mata
pelajaran tidak begitu jelas, (d) menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran, (e) bersifat fleksibel, (f) menggunakan prinsip belajar sambal
bermain dan menyenangkan.Sehubungan dengan hal tersebut diungkapkan
pula oleh Depdikbud (dalam Trianto, 2010: 93-94) bahwa pembelajaran
tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu memiliki beberapa
karakteristik atau ciri-ciri,yaitu: (a) holistik, (b) bermakna, (c) autentik,
dan (d) aktif.
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik terpadu dalam penerapannya memiliki beberapa
kelebihan. Adapun kelebihan pembelajaran tematik terpadu menurut
Depdikbud (dalam Trianto, 2010: 88) antara lain sebagai berikut:
49
a. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik relevan dengantingkat perkembangannya.
b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan pesertadidik.
c. Kegiatan belajar bermakna bagi peserta didik, sehingga hasilnyadapat bertahan lama.
d. Keterampilan berpikir peserta didik berkembang dalam prosespembelajaran terpadu.
e. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkunganpeserta didik.
f. Keterampilan sosial peserta didik berkembang dalam prosespembelajaran terpadu, keterampilan sosial ini antara lain: kerjasama,komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Selain kelebihan yang dimiliki, menurut Indrawati (dalam Trianto, 2010:
90), pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan atau kekurangan,
terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencaan dan pelaksanaan
evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi
proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.
4. Manfaat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik sebagai salah satu tuntutan dalam penerapan
Kurikulum 2013 di sekolah dasar memberikan berbagai manfaat bagi
peserta didik. Daryanto dan Sudjendro (2014: 4) menjelaskan bahwa ada
empat manfaat pembelajaran tematik, yaitu:
a. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator
serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang
tindihmateri dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
b. Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna
sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau
alat, bukantujuan akhir.
50
c. Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat
pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
d. Dengan adanya perpaduan antar mata pelajaran maka penguasaan
konsep akan semakin baik dan meningkat.
Sementara itu, manfaat pembelajaran tematik menurut Kemendikbud
dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas I
(2013: 188) adalah:
a. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
b. Menggunakan kelompok bekerjasama, berkolaborasi, belajar
kelompok, dan memecahkan konflik sehingga mendorong peserta
didik untuk memecahkan masalah sosial dengan saling menghargai.
c. Mengoptimalisasi lingkungan belajar sebagai kunci dalam
menciptakan kelas yang ramah otak.
d. Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses
informasi.
e. Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada di
dalam format ramah otak.
f. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat
diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya
sehari-hari.
g. Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk
menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara
memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar
tuntas.
51
h. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru
untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi
cara penilaian.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran
tematik mempunyai banyak manfaat. Manfaat-manfaat tersebut antara lain
suasana kelas menjadi menyenangkan, mendorong peserta didik untuk
dapat memecahkan permasalahan sosial, lingkungan belajar dapat
dioptimalisasikan, peserta didik dapat mengaplikasikan materi dalam
kehidupannya, peserta didik mempelajari konsep secara utuh, dan
penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
5. Prinsip Pembelajaran Tematik
Kurniawan (2014: 96) menjelaskan bahwa prinsip adalah sesuatu yang
sifatnya mendasar, sangat penting, selalu ada dalam situasi dan kondisi
serupa sehingga keberadaannya penting dipahami karena berfungsi untuk
memberikan pedoman. Dengan demikian, prinsip pembelajaran tematik
adalah sesuatu yang sifatnya mendasar, sangat penting, selalu ada dalam
pembelajaran tematik, dan berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran tematik Kurikulum 2013. Ada beberapa
prinsip dalam pembelajaran tematik yang dapat dijadikan sebagai
pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik yang sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013.
Kurniawan (2014: 97) mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik
mempunyai beberapa prinsip penting, yaitu:
52
….Berpusat pada anak; pengalaman langsung; pemisahan matapelajaran tidak jelas; penyajian beberapa mata pelajaran dalam satuproses pembelajaran; fleksibel; bermakna dan utuh; mempertimbangkanwaktu dan ketersediaan sumber; tema terdekat dengan anak, danpencapaian kompetensi dasar bukan tema.
Selanjutnya, Daryanto dan Sudjendro (2014: 86) menjelaskan bahwa ada
dua prinsip penting dalam pembelajaran tematik. Prinsip-prinsip
pembelajaran tematik tersebut antara lain:
a. Prinsip-prinsip dalam penggalian tema
1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapatdigunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.
2) Tema harus bermakna, artinya tema yang dipilih untuk dikaji harusmemberikan bekal bagi peserta didik untuk belajar selanjutnya.
3) Tema yang dipilih harus disesuaikan dengan tingkat perkembanganpsikologi peserta didik sehingga sesuai dengan tingkat berpikirpeserta didik.
4) Tema yang dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minatdan kebutuhan peserta didik sehingga peserta didik dapatmengembangkan kemampuannya secara optimal.
5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa autentik yang benar-benar terjadi dalam rentang waktubelajar peserta didik sehingga peserta didik dengan mudahmengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupannya.
6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulumyangberlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).
7) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkanketersediaan sumber belajar.
b. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
1) Guru hendaknya tidak bersikap otoriter dan menjadi single actoryang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelasdalamsetiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang samasekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
4) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untukmelakukan evaluasi diri disamping penilaian diri.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat dinyatakan bahwa
prinsip-prinsip pembelajaran tematik menjadi ciri khas dan pedoman
53
dalam pelaksanaan pembelajaran tematik Kurikulum 2013. Apabila
pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan konsisten mengikuti
prinsip-prinsipnya maka kualitas pembelajaran tematik akan lebih efektif.
Prinsip pembelajaran tematik yang dimaksudkan dalam penelitian ini
yaitu prinsip dalam penggalian tema dan prinsip pelaksanaan pembelajaran
tematik, karena prinsip-prinsip tersebut lebih jelas sehingga mudah
dipahami.
F. Tema 9 Kayanya Negeriku
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada
tema. Semua proses pelaksanaan pembelajaran erat kaitannya dengan tema
tertentu. Penelitian ini mengambil tema 9 kayanya negeriku. Pada tema 9
ini terdapat 4 Sub tema yaitu, kekayaan sumber energi di Indonesia,
pemanfaatan kekayaan alam di Indonesia, pelestarian sumber daya alam di
Indonesia, karyaku prestasiku (project based learning) . Pemilihan tema 9
kayanya negeriku sebagai produk instrumen karena didalam tema tersebut
pada kegiatan-kegiatan pembelajarannya paling sesuai dengan instrumen
penilaian kinerja yang akan dikembangkan oleh peneliti.
G. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dan mendukung penelitian pengembangan
penilaian kinerja pada pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar adalah
sebagai berikut:
1. Juniadi (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan
Perangkat Penilaian Kinerja Praktik perawatan Mesin Penggerak Utama
54
Kapal pada Peserta didik kelas XI TKPI SMK Negeri 3 Tarakan. Hasil
penelitianya menunjukan bahwa perangkat penilaian kinerja praktik yang
dikembangkan sangat layak digunakan dalam menilai kinerja praktik
perawatan mesin penggerak utama kapal. Berdasarkan hasil validasi ahli
yang didapat untuk kriteria-kriteria isi sebesar 93, 9%, kriteria konstruksi
sebesar 87,9%, dan kriteria bahasa sebesar 91,7%. Respon peserta didik
secara umum berpendapat bahwa perangkat penilaian kinerja praktik
yang dikembangkan sangat layak digunakan pada standar kompetensi
melakukan perawatan mesin utama penggerak kapal (82,5%), respon
guru secara umum berpendapat bahwa perangkat penilaian kinerja yang
telah dikembangkan sangat layak untuk diterapkan pada standar
kompetensi melakukan perawatan mesin penggerak utama kapal
(81,00%), hasil tes kinerja dengan menggunakan perangkat penilaian
kinerja yang dikembangkan menunjukkan 100% peserta didik mendapat
nilai di atas KKM, hal ini menunjukkan bahwa perangkat penilaian yang
dikembangkan sangat mendukung dalam mencapai ketuntasan belajar
praktik perawatan mesin penggerak utama kapal.
2. Greet Mia Jos Fastre, dkk (2010) yang berjudul The Effects of
Performance-based Assessment Criteria on student Performance and
self-assessment Skills. Penelitian ini meneliti efek dari perbandingan
kriteria penilaian berbasis kompetensi penugasan kinerja dan
keterampilan penilaian diri antara 39 pemula peserta didik kejuruan
menengah dalam domain keperawatan dan perawatan berbasis kinerja.
Dalam penilaian berbasis kinerja kelompok peserta didik disediakan
55
dengan daftar yang telah ditetapkan dengan kriteria penilaian berbasis
kinerja, menggambarkan apa yang harus peserta didik lakukan.
Kelompok berbasis kinerja dibandingkan dengan kelompok penilaian
berbasis kompetensi di mana peserta didik menerima daftar yang telah
ditetapkan kriteria penilaian berbasis kompetensi, menggambarkan
kemampuan apa yang peserta didik lakukan. Tahap uji coba
menunjukkan bahwa kelompok berbasis kinerja mengungguli kelompok
berbasis kompetensi uji kinerja tugas. Selain itu, kinerja yang lebih tinggi
dari kelompok berbasis kinerja dicapai dengan usaha mental dilaporkan
lebih rendah selama pelatihan, menunjukkan efisiensi pembelajaran yang
lebih tinggi bagi peserta didik pemula.
3. Susila (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan
Insrtumen penilaian unjuk kerja (Performance Assesment ) Labolatorium
pada Mata Pelajaran Fisika Peserta didik SMA kelas X di Kabupaten
Gianyar. Menyimpulkan bahwa hasil penelitian dan pengembangan
instrumen penilaian unjuk kerja laboratorium sebagaimana hasil uji coba
menunjukkan semua butir instrumen adalah valid dan nilai reliabilitas
antar penilai sangat tinggi, reliabilitas internal instrumen yang sangat
tinggi dan praktis untuk digunakan.Ini berarti instrumen penilaian unjuk
kerja laboratorium fisika yang dikembangkan telah memenuhi syarat,
validitas, reliabilitas dan kepraktisan sebagai alat penilaian yang dapat
digunakan lebih lanjut oleh para guru di sekolah yang lain.
4. Rufina C. Rosaroso and Nelson A. Rosaroso (2015) dalam penelitiannya
yang berjudul Performance-based Assessment in Selected Higher
56
Education Instituations in Cebu City, 77. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa peserta didik sangat termotivasi untuk belajar
dikelas khusus ketika pelajaran yang terintegerasi dengan tugas berbasis
kinerja. Peserta didik menjadi mandiri karena mereka dapat bekerja
secara individu dan maupun dalam kelompok.
5. Tuparova (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Automated Real-live
Performanced-based Assessment of ICT Skills. Hasil penelitiannya
mengungkapkan bahwa penilaian kinerja adalah ukuran penilaian
berdasarkan tugas asli seperti aktivitas, latihan, atau masalah yang
mengharuskan peserta didik untuk menunjukkan Apa yang bisa mereka
lakukan.Penggunaan alat penilaian keterampilan pengolah kata interatif
yang diusulkan adalah 2 tipe –guru dan peserta didik.Alat penilaian
keterampilan pengolah kata yang dilakukan memberi kesempatan untuk
melakukan penilaian keterampilan interatif berbasis kinerja. Guru tidak
memerlukan keterampilan khusus untuk mengembangkan tugas penilaian
interatif berbasis pertunjukan terutama untuk penilaian formatif.
6. Suwaibah (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan
Instrumen Asesmen KInerja Kimia Berbasis Asesmen Autentik Dengan
Estimasi Reliabilitasnya Menggunakan Program Genova. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa instrumen asesmen kinerja yang valid
menurut penilaian ahli. Uji reliabilitas instrumen diperoleh koefisien
reliabilitas yang tinggi dari masing-masing instrumen. Instrumen
penilaian kinerja proses sebesar 0,83 dan produk sebesar 0,87. Profil
hasil penilaian hasil kinerja praktikum peserta didik menunjukkan bahwa
57
secara umum hampir seluruh peserta didik menunjukkan kinerja yang
baik, dilihat dari kinerja proses dan kinerja produk. Hasil angket
tanggapan peserta didik dan pengguna/guru menunjukkan bahwa
instrumen mendapatkan tanggapan positif. Hasil penelitian ini instrumen
asesmen kinerja praktikum kimia materi hidrolisis garam yang valid,
reliable, praktis dan efektif.
7. Zulkifli (2016) dalam penelitiannya yang berjudul The Assessment of
Children’s Performance at Child Care Center. Hasil penelitiannya
menjelaskan bahwa penilaian kinerja juga dapat didefinisikan sebagai
penilaian terhadap beberapa aktivitas di mana peserta didik melakukan
untuk menunjukkan, melengkapi, atau melakukan perilaku minat yang
sebenarnya. Penilaian kinerja yang komprehensif harus mengandung tiga
komponen dasar yaitu daftar periksa, portofolio dan laporan ringkasan.
8. Masdiana (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan
Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi
Pada Lingkungan Peserta didik kelas I SDN 018 Letawa Kecamatan
Sarjo Kabupaten Mamuju Utara. Hasil penelitiannya menjelaskan
pembelajaran tematik sebagai suatu strategi pembelajaran memiliki tiga
langkah pokok, yaituperencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pendekatan
tematik adalah suatu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, sikap
dan keterampilan, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan
tema. Melalui pembelajaran tematik, pembelajaran menjadi bersifat
kontekstual dan bermakna bagi peserta didik. Berdasarkan hasil
58
penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tematik
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di SD.
9. W. I. Griffith and Hye Yeon Lim (2011) dalam penelitiannya yang
berjudul Performance-based Assessment: Rubics. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa untuk membuat penilain berdasarkan kinerja
memerlukan rubrik yang baik supaya terfokus pada keterampilan atau
tugas tertentu. Membuat penilaian berdasarkan kinerja, merancang rubrik
yang jelas, dan memperkenalkan teknologi kedalam kelas semuanya telah
ditunjukkan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja. Dengan
memahami hubungan antara kinerja penilaian, rubrik, dan kegiatan, kita
dapat membangun ruang kelas di mana peserta didik dapat berhasil dan
berlaku untuk kebutuhan mereka didunia nyata, di kelas, dan di luar
kelas.
10. Marzanu. R.J. Pickering (1993) dalam penelitiannya yang berjudul The
Science Teacher’s Oponions About Using Performance Assesment In
Elementary Science Education.Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
penilaian kinerja terdiri dari tugas autentik yang membutuhkan peserta
didik untuk menerapkan apa yang mereka ketahui dalam kontek dunia
nyata. Dalam konteks ini peserta didik akan lebih berperan aktif dalam
kelas karena mereka menyadari masalah di sekitar mereka, memberikan
solusi yang berbeda dan mengatur kegiatan yang membantu mereka
untuk mempertahankan proses belajar mereka secara efisien. Yang
terpenting dalam pengajaran yang efektif adalah penataan informasi
dengan menetapkan tugas kinerja untuk peserta didik.
59
Penelitan relevan yang telah dipaparkan di atas, memiliki persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Persamaan yang ada
adalah pengembangan instrumen penilaian kinerja, sedangkan perbedaannya
terletak pada perbedaan materi dan subjek penelitian yang berbeda tingkat.
Dalam hal ini, kajian yang diteliti lebih ditekankan pada ”Pengembangan
Instrumen Penilaian Kinerja pada Pembelajaran Tematik Kelas IV Sekolah
Dasar”.
H. Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitan yang masuk dalam kategori Resecrh and
Development yang dikembangkan oleh Bolg and Gall, penelitian ini bertujuan
untuk memodifikasi/ mengembangkan produk yang sudah ada, dari hal yang
telah digunakan dengan kelemahan yang ada kemudian dikembangkan
menjadi hal yang baru.Pengembangan penilaian kinerja, yang dikembangkan
oleh peneliti bermaksud untuk memodifikasi sebuah format penilaian kinerja
yang tentunya sederhana, dan mudah digunakan. Penilaian kinerja merupakan
penilaian autentik yang menilai kesiapan peserta didik,serta proses dalam dan
hasil belajar secara utuh. Kerangka pikir penelitian ini berupa input, process
dan output.
Input dari penelitian ini yang diperoleh dari hasil angket analisis kebutuhan
adalah penilaian yang ada belum dapat memotivasi peserta didik, kurang
memadai ketersediaan instrumen penilaian, guru kesulitan membuat instrumen
penilaian kinerja, guru belum paham mengenai instrumen penilaian kinerja.
60
Process pengembangan sebuah produk pada penelitian ini adalah sebuah
instrumen yang berbentuk penilaian. Pada Kurikulum 2013 yang berlaku
diSekolah Dasar pendekatan pembelajaran yang dipakai adalah scientific,
maka pada proses pengembangan produk ini menggunakan pendekatan
scientific.
Pengembangan produk pada penelitian ini adalah instrumen penilaian dengan
basis kinerja karena penilaian kinerja memungkinkan peserta didik
menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Dari semua penjabaran yang
sudah dijelaskan maka peneliti akan mengembangkan instrumen penilaian
kinerja pada pembelajaran tematik peserta didik kelas IV Sekolah Dasar yang
berisikan kisi-kisi,lembar penugasan kinerja peserta didik, rubrik, lembar
pengamatan, pedoman penskoran dan daftar pustaka.
Output yang diharapkan adalah berupa produk instrumen penilaian kinerja
yang sesuai dengan persyaratan (substansi, konstruksi dan penggunaan bahasa
yang baik dan benar serta komunikatif) dan instrumen penilaian kinerja yang
efektif. Melalui beberapa kelebihan pada produk penilaian ini, diharapkan
guru tidak lagi merasa kesulitan dalam menilai kinerja peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Melalui pembelajaran yang bermakna diharapkan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Adapun kerangka berpikir dari penelitian
ini adalah sebagaimana dalam gambar 1 berikut.
61
Input :
Process
Output
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di
atas, dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
Draft Awal
1. Penilaian kinerja belum mengacu pada setiap tema dan subtema.2. Guru belum memahami mengenai instrumen penilaian kinerja3. Guru kesulitan dalam membuat instrumen penilaian kinerja.4. Guru membutuhkan instrumen penilaian kinerja yang lebih mudah
dalam penerapannya
Kajian dan PerencanaanPemetaan KI-KD, Kisi-kis, danInstrumen Penilaian Kinerja
Uji Validasi Ahli
RevisiInstrumen Penilaian Kinerja
Uji Empirik
Revisi Produk
Instrumen Penilaian Kinerja
1. Instrumen Penilaian Kinerja yang Layak Secara Teoritik2. Instrumen Penilaian Kinerja yang Layak Secara Empirik
62
Hipotesis 1 : Terwujudnya instrumen penilaian kinerja pada pembelajaran
tematik kelas IV Sekolah Dasar yang memenuhi kriteria layak
secara teoritik.
Hipotesis 2 : Terwujudnya instrumen penilaian kinerja pada pembelajaran
tematik kelas IV Sekolah Dasar yang memenuhi kriteria layak
secara empirik.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).
Menurut Borg and Gall R&D dalam pendidikan disebut juga dengan
Reasearch-Based-Development (2003: 569) adalah sebuah prosedur
penelitian dengan tujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan yang dikembangkan tersebut. Penelitian ini akan menghasilkan
produk berupa pengembangan instrumen penilaian kinerja peserta didik
yang mengacu pada standar penilaian yang berlaku. Diharapkan instrumen
penilaian yang dihasilkan dapat digunakan sebagai penilaian kinerja peserta
didik.
Model penelitian R&D Borg & Gall (2003: 569-575) terdapat sepuluh
langkah dalam melaksanakan penelitian pengembangan dengan sedikit
penyesuaian sesuai konteks penelitian, yaitu sebagai berikut:
1) penelitian dan pengumpulan informasi(research and informationcollection), 2) perencanaan (planning), 3) pengembangan produkpendahuluan (develop premilinary form of product), 4) uji cobapendahuluan (preliminary field study), 5) revisi terhadap produk utama(main product revision), 6) uji coba utama (main field testing), 7) revisiproduk operasional (operational productrevision), 8) uji cobaoperasional (operational field testing), 9) revisi produk akhir (finalproduct revision), dan 10) deseminasi dan distribusi (dissimination anddistribution).
64
Adapun langkah-langkah penelitian Borg and Gall seperti ditunjukkan pada
gambar berikut.
Gambar 2 Bagan Langkah Pengembangan Borg and Gall (2003: 569-575)
B. Langkah-langkah Penelitian
Menurut pendapat Emzir (2013 : 271 ) yang mengatakan bahwa
dimungkinkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk
membatasi langkah penelitian. Maka sejalan dengan pendapat tersebut, dari
kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan model Borg dan Gall
diatas, peneliti membatasi langkah-langkah yang digunakan hanya sampai 7
langkah saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dari
peneliti dalam melaksanakan penelitian tersebut. Berikut ini merupakan
tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian.
1. Pengumpulan Data Awal
Pada tahapan ini, penelitian dan pengumpulan informasi awal dilakukan
dengan studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan dilakukan
dengan melakukan analisis kurikulum, analisis kondisi belajar, dan
analisis kebutuhan. Sedangkan studi pustaka dilakukan dengan mengkaji
Pengumpulandata awal Perencanaan
Uji produk awalPengembangandraft produk
Revisi hasil ujiproduk awal
Uji lapanganutama
Revisi produk
Penyempurnaanproduk
Desiminasi danImplementasi
Uji cobalapangan 2
65
dari buku-buku maupun sumber-sumber yang relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan.
a. Studi Lapangan
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilaksanakan dengan melakukan peninjauan
terhadap kurikulum yang berlaku di sekolah sehingga
pengembangan produk nantinya dapat disesuaikan dengan
kurikulum yang diberlakukan.
2) Analisis Kondisi Belajar
Analisis kondisi belajar dilakukan untuk mengetahui proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas sebelum peneliti
melaksanakan penelitian. Sebelum menganalisis, dilakukan
observasi terlebih dahulu. Observasi dilakukan dengan
pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi
dapat dijadikan acuan oleh peneliti untuk melakukan analisis
pada kondisi belajar peserta didik di dalam kelas.
3) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan suatu proses sistematis untuk
menentukan tujuan, mengidentifikasi ketidaksesuaian antara
kenyataan dan kondisi yang diinginkan. Analisis kebutuhan diambil
dari lembar angket yang diberikan kepada 9 orang guru kelas IV di
Gugus II Ki Hajar Dewantara Kecamatan Negeri Agung Kabupaten
Way Kanan.
Penelitian awal atau analisis kebutuhan sangat penting dilakukan guna
memperoleh informasi awal untuk melakukan pengembangan. Dalam
66
penelitian ini dilakukan melalui pengamatan kelas untuk melihat
kondisi nyata dilapangan.
Peneliti memilih pengembangan instrumen penilain kinerja pada
pembelajaran tematik kelas 1V SD ,dan setelah melakukan
menyebarkan angket kebutuhan guru diperoleh keterangan penilaian
kinerja yang ada belum dapat memotivasi peserta didik,kurang
memadai ketersediaan instrumen penilaian, guru kesulitan membuat
instrumen penilaian kinerja dan sebagian guru belum paham
mengenai instrumen penilaian kinerja.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan melakukan pengkajian pada buku-
buku maupun sumber-sumber yang relevan dengan penelitian, yaitu
mengenai penyusunan instrumen penilaian, penilaian kinerja,
kompetensi keterampilan peserta didik dan tematik SD kelas IV.
2. Perencanaan
Tujuan dari tahap perencanaan yaitu mempersiapkan bahan dan membuat
rancangan produk. Tahap perencanaan ini diawali dengan menentukan
tema, pengkajian Kompetensi dasar berdasarkan peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah, perumusan indikator,
merumuskan materi dan menentukan penugasan kinerja. Setelah selesai
dibuat, maka dilanjutkan dengan membuat desain kerangka instrumen
67
penilaian dan menentukan isi bagian-bagian instrumen penilaian yang
akan dikembangkan.
3. Pengembangan Draf Produk
Tahap pengembangan draft produk merupakan hasil nyata dari tahapan
perencanaan. Bagian-bagian yang telah direncanakan disusun dan
didesain sehingga menjadi sebuah draft produk awal meliputi: penyiapan
materi pembelajaran, penyusunan buku petunjuk, dan perangkat evaluasi.
4. Uji Produk Awal
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah rancangan asesmen
kinerja pada pembelajaran terpadu valid. Validasi dilakukan oleh para
ahli yaitu ahli materi, ahli evaluasi evaluasi, ahli bahasa dan 6 orang guru
yang berasal dari 6 sekolah yang berbeda .Uji Produk awal ini digunakan
untuk mendapatkan data tentang kelayakan asesmen (oleh ahli) dan
ketergunaan asesmen (oleh guru). Setiap ahli dan guru akan
mengevaluasi instrumen asesmen tersebut untuk direvisi agar lebih baik.
Tenaga ahli dan guru tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan penelitian.
5. Revisi Hasil Uji Produk Awal
Setelah melaui uji validasi oleh para ahli, kemudian produk akan direvisi
sesuai saran dari validatoruntuk mengetahui tingkat validitas isi dari
produk yang dikembangkan.
6. Uji Lapangan Utama
Setelah instrumen penilaian selesai di revisi tahap selanjutnya yaitu
melakukan uji coba lapangan utama. Pada uji lapangan utama ini subyek
68
penelitian adalah dua guru sebagai rater dan seluruh siswa kelas IV di SD
Negeri 01 kalipapan dengan sampel sebanyak 34 siswa. Pada tahap ini
diperoleh data kuantitatif untuk melihat reliabilitas produk.
7. Revisi Produk Akhir
Setelah dilakukan uji coba lapangan kemudian produk direvisi kembali.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Setyosari (2013: 239) hasil uji coba lapangan
dengan melibatkan kelompok subjek lebih besar ini dimaksudkan untuk
menentukan keberhasilan produk dalam mencapai tujuannya.
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Kalipapan Kecamatan Negeri
Agung Kabupaten Way Kanan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di semester genap tahun pelajaran 2017/2018.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016: 61), “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas, objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SD kelas IV sebanyak
168 orang di Gugus II Ki Hajar Dewantara Kecamatan Negeri Agung
Kabupaten Way Kanan, berikut ini penjabaran populasinya.
69
Tabel 2 Populasi PenelitianNo Nama sekolah Jumlah murid kelas IV
1 SDN 01 Kalipapan 342 SDN 02 Kalipapan 383 SDN 01 Sumber Rejeki 254 SDN Way Limau 245 SDN Gedung Jaya 236 SDS Suka Damai 24
JUMLAH 168Sumber: Data Lapangan
2. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sampel diambil dengan menggunakan teknik
sampel acak (Random sampling). Teknik pengambilan sampel ini dipakai
dengan pertimbangan bahwa karakteristik sekolah yang menjadi sampel
hampir sama yaitu menggunakan kurikulum 2013 dengan pencapaian
KKM sekolah yang berbeda, maka sampel dalam penelitian ini adalah 34
peserta didik kelas IV SD Negeri 01 Kalipapan.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Arikunto (2016: 161) variabel penelitian adalah
objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
1. Definisi Konseptual Varibel
a. Instrumen Penilaian Kinerja
Marzano (1994: 13) yang menyatakan bahwa penilaian kinerja
merupakan variasi tugas yang memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan serta
kebiasaan berpikir dalam berbagai konteks.
70
b. Pembelajaran Tematik
Menurut Trianto (2010: 70), pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengkaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
belajar yang bermakna kepada peserta didik.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Instrumen Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah alat penilaian berupa tes perbuatan untuk
menyelesaikan tugas dalam konteks kehidupan nyata, dimana
penilaian tersebut meminta peserta didik untuk menunjukkan
kemampuannya secara langsung kepada guru baik dari sisi
pengetahuan maupun keterampilan.
Kinerja peserta didik akan di nilai melalui lembar pengamatan yang
menggunakan skala penilaian Gutman (ya=1, dan tidak=0) karena
teknik ini memberikan pencatatan yang mudah dan cepat dalam
meringkas kesan-kesan hasil pengamatan.
b. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai mata pelajaran atau sejumlah disiplin ilmu melalui
pemaduan materi, keterampilan, dan sikap ke dalam suatu tema
tertentu sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi peserta didik.
71
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian dengan cara
mengamati gejala-gejala yang diselidiki. Observasi dilakukan peneliti
untuk melihat dan mengamati penilaian pada proses belajar dan mengajar
dengan menggunakan instrumen penilaian yang dikembangkan.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang
dilaksanankan secara lisan dantertemuan tatap muka secara individu
(Sugiono,2013:137). Wawancara dilaksanakan secara individual untuk
memperoleh data yang berasal dari individu dalam studi pendahuluan
yang berkaitan dengan analisis kebutuhan instrumen penilaian yang
dalam hal ini berupa instrumen penilaian kinerja untuk pembelajaran
dalam Kurikulum 2013. Wawancara ini ditujukan kepada guru/ pendidik.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan barang-barang tertulis yang menjadi alat bukti
auntentik dalam suatu kegiatan penelitian. Dokumen dalam penelitian ini
berupa hasil wawancara, catatan observasi dan foto-foto yang
mendukung kegiatan penelitian.
72
4. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen ahli guna
menguji tingkat validitas isi produk pengembangan instrumen untuk
mengukur kelayakan produk yang dibuat.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
adalah (1) lembar angket kebutuhan, (2) lembar validasi ahli, (3) lembar
pengamatan kinerja peserta didik.
1. Lembar Angket Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui
perbedaan kondisi yang diinginkan/seharusnya. Kondisi yang
diinginkan seringkali disebut kondisi ideal, sedangkan kondisi yang
ada disebut dengan kondisi riil. Lembar angket kebutuhan digunakan
untuk mengumpulkan informasi dari para guru tentang kesenjangan
yang terjadi pada kondisi riil di lapangan. Dalam pembuatan angket
tersebut, peneliti memuat beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3 Kisi-Kisi Angket Analisis KebutuhanNo Pertanyaan Jumlah
Item1. Instrumen penilaian kinerja diperlukan dalam
menilai keterampilan peserta didik1
2. Sudah pernah menggunakan instrumen untukmenilai kinerja peserta didik
1
3. Penilaian kinerja yang digunakan sudah mengacupada setiap tema dan sub-tema pembelajaran
1
4. Sudah membuat penilaian kinerja dalam prosespembelajaran
1
5. Kesulitan dalam membuat instrumen penilaiankinerja
1
73
No Pertanyaan JumlahItem
6. Instrumen penilaian kinerja yang lebih mudahdalam penerapannya
1
7 Penilaian kinerja mampu mengukur hasil belajarpeserta didik dengan baik
1
Jumlah 7
2. Lembar Validasi Ahli
Lembar validasi ahli digunakan untuk mengukur kevalidan instrumen
yang dikembangkan. Dalam penelitian ini, dilakukan validasi oleh ahli
evaluasi dan ahli bahasa. Daftar pertanyaan dalam instrumen validasi
digunakan untuk mengetahui apakah penilaian kinerja yang
dikembangkan secara rasional dapat digunakan dengan baik. Validator
diminta memberikan penilaian dengan memberikan pendapat pada
setiap indikator yang dinilai dan memberikan saran bila diperlukan.
Adapun kisi-kisi aspek indikatornya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4 Kisi-Kisi Uji Validasi Ahli EvaluasiNo Aspek Indikator Ya Tidak
1TugasKinerja
Ada petunjuk yang jelas tentangtata cara pengerjaan tugaskinerjaAda kesesuaian antara tugas danindikator kinerja yang diberikanMenggunakan kalimat tanyaatau perintah yang menuntutpenyelesaian tugas tepat waktuTidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkanpenafsiran gandaTabel/gambar/grafik/peta/yangsejenisnya disajikan dengan jelasdan terbaca
2 Rubrikpenilaian
Pokok penialian kinerjadirumuskan dengan singkat,jelas, dan tegas
74
No Aspek Indikator Ya Tidakkinerja Ada petunjuk yang jelas tentang
tata cara penilaian kinerjaAda pedoman penskoranpenilaian kinerja
Jumlah
Tabel 5 Kisi-Kisi Uji Ahli BahasaNo Aspek Indikator Ya Tidak
1KetepatanStrukturKalimat
Kalimat yang dipakaimewakili isi pesan atauinformasi yang ingindisampaikan denganmengikuti tata kalimatBahasa Indonesia.
2KeefektifanKalimat
Kalimat yang dipakaisederhana dan langsungpada sasaran (bahasan)
3Ketepatan TataBahasa
Tata kalimat yangdigunakan untukmenyampaikan pesanmengacu kepada kaidahtata Bahasa Indonesiayang baik dan benar.
4KetepatanEjaan
Ejaan yang digunakanmengacu kepadapedoman Ejaan YangDisempurnakanTidak menggunakankata/ungkapan yangmenimbulkan penafsiranganda atau sulit dipahamiJumlah
Sumber, Badan Standar Nasional Pendidikan: 2014
Tabel 6 Kisi-Kisi Uji Ahli Materi
No Indikator PenilaianPilihan
JawabanYa Tidak
1.Panduan menyajikan instrumen sesuai denganindikator pencapaian.
2. Panduan petunjuk penggunaan jelas.
3.Panduan berisi petunjuk pengolahan hasilpenilaian yang jelas.
4. Butir instrumen mencakup semua indikator
75
Tabel 7 Kisi-kisi Angket Ketergunaan Oleh GuruNo Aspek Indikator Ya Tidak1 Kesesuaian RPP a. Kesesuaian alokasi
waktu dengankeseluruhan prosespembelajaran yangdilaksanakan
b. Kemungkinan tingkatketercapaian tujuanpembelajaran setelahpembelajaran selesai
c. Kesesuaian langkahpebelajaran di RPPdengan kemungkinanimplementasinyadikelas.
2. Kesesuaianinstrumenpenilaian
a. Instrumen penilaiansesuai dengankompetensi dan tujuanpembelajaran.
b. Instrumen penilaiandapat mengukur seluruhkegiatan belajar siswa
c. Instrumen penilaianyang berbasis kinerjadapat digunakan olehguru
d. Instrumen penilaianyang dikembangkansesuai dengankebutuhan pembelajaran
3. Bahasa dantulisan
a. Menggunakan bahasabaku sesuai kaidahbahasa Indonesia
b. Penggunaan ejaan dantanda baca yang benar
No Indikator Penilaian
PilihanJawaban
Ya Tidak
5.Ketepatan perumusan indikator dalam penilaianyang di kembangkan.
6.Materi isi butir instrumen relevan dengankompetensi dasar yang dijabarkan padaindikator.
7.Isi butir instrumen sesuai tingkat perkembanganpeserta didik .
8.Isi butir instrumen yang disajikan sesuai denganaktivitas kehidupan sehari- hari.
9. Cakupan materi isi instrumen mewakili KD
76
No Aspek Indikator Ya Tidakdan sesuai EYD
c. Bahasa yang digunakanjelas dan mudahdipahami.
Jumlah
Sumber: Akbar (2013:156)
3. Lembar Pengamatan Kinerja Peserta Didik
Lembar pengamatan kinerja peserta didik digunakan untuk
menetapkan tingkat capaian kemampuan belajar peserta didik. Dalam
lembar pengamatan kinerja peserta didik ini menggunakan daftar cek
(ya-tidak). Peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan
kompetensi tertentu terpenuhi. Contoh lembar pengamatan kinerja
peserta didik dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8 Lembar Pengamatan Kinerja Peserta Didik
No Aspek yang dinilai dalammelakukan wawancara
Penilaian∑ Skor
Ya Tidak1 Persiapan sebelum melakukan
wawancara2 Sikap saat melakukan wawancara
3 Kesesuaian pertanyaan dengandaftar pertanyaan yang sudah dibuat
4 Mencatat setiap data dan informasiyang disampaikan oleh nara sumber
5 Membuat laporan hasil wawancarasesuai dengan format
JumlahSumber: Buku Guru Kelas IV SD/MI
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data deskriptif kualitatif dan deskriftif kuantitatif. Sumber data berasal dari
(1) ahli, (2) guru, dan (3) implementasi uji coba instrumen yang
dikembangkan.
77
1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis data deskriptif kualitatif dalam penelitian ini dilakukan melalui
hasil angket yaitu, analisis penelaahan untuk mengetahui kelayakan
melalui validitas isi instrumen tes. Data ini termasuk data kualitatif
berupa kritik, saran dan tanggapan dari validator dianalisis secara
deskriptif mengenai kelayakan produk yang dihasilkan. Data kelayakan
produk ditentukan melalui hasil validasi ahli materi, ahli bahasa, dan ahli
evaluasi. Data ini termasuk data kualitatif berupa kritik, saran, dan
tanggapan dari validator dianalisis secara deskriptif.
2. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data
yang diperoleh dari validasi ahli dan validasi guru sebagai pengguna
untuk mengukur tingkat validitas instrumen, ketergunaan instrumen dan
reliabilitas instrumen. Adapun analisis deskriptif kuantitatif dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji Hipotesis 1
Ha : Terwujudnya instrumen penilaian kinerja pada
pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar yang
memenuhi kriteria layak secara teoritik.
Ho : Tidak Terwujudnya instrumen penilaian kinerja pada
pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar yang
memenuhi kriteria layak secara teoritik.
Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan
keadaan sebenarnya (Arikunto, 2013: 72). Maka instrumen dikatakan
78
sudah valid apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan analisis tingkat ketergunaan digunakan
untuk melihat tingkat kelayakan produk yang dikembangkan. Data hasil
lembar validasi memberikan gambaran atau paparan kualitas dari
instrumen yang diambil dari hasil validasi ahli penilaian, ahli bahasa, ahli
materi dan guru, yang dikembangkan dengan rumus sebagai berikut.
Vah = TSe x 100%
TSh
Keterangan:Vah = Validasi ahliTse = Total skor empirikTsh = Total skor maksimal(sumber: Akbar,2013:82)
Sedangkan kriteria validitas dan keterbacaan instrumen adalah sebagai
berikut.
Tabel 9 Kriteria Validitas InstrumenSkor Akhir Kriteria
80 % - 100% Sangat valid, sangat tuntas, dapat digunakan61% - 80% Cukup valid, cukup efektif, dapat digunakan
41% - 60% Kurang valid, kurang efektif,tidak digunakan
21% - 40% Tidak valid, tidak efektif, tidak bisa digunakan00% - 20 % Sangat tidak valid, tidak bias digunakan
(Sumber : Akbar, 2013:182)
b. Uji Hipotesis 2
Ha : Terwujudnya instrumen penilaian kinerja pada
pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar yang
memenuhi kriteria layak secara empirik.
Ho : Tidak terwujudnya instrumen penilaian kinerja
pada pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar
79
yang memenuhi kriteria layak secara empirik.
Kriteria empirik digunakan untuk menganalisis butir soal. Analisis
butir soal digunakan untuk pengujian terhadap kualitas soal yang
diujicobakan pada uji lapangan utama. Data kuantitatif dalam
menguji kriteria empirik menggunakan uji reliabilitas.
Menurut Sugiyono (2012 : 121) mengemukakan bahwa “Instrumen
yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama). Instrumen dikatakan dapat dipercaya (reliabel) jika
memberikan hasil yang tetap atau konsisten apabila tes dilakukan
berkali-kali. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan
melibatkan rater atau ahli yang dinamakan kesepakatan antar rater
(inter-rater reliability).
Uji reliabilitas ini yaitu untuk melihat tingkat kesepakatan
(agreement) antar ahli atau rater dalam menilai setiap indikator pada
instrumen. Inter-Rater Reliability (IRR) akan memberikan gambaran
berupa skor tentang sejauh mana tingkat kesepakatan yang diberikan
ahli atau rater. Dikemukakan oleh Widhiarso (2006:2) Jika pada
kasus self-report reliailitas ditunjukkan dengan konsistensi internal
yang terlihat dari antara satu butir dan butir lainnya memiliki
korelasi yang tinggi, maka dalam kasus reliabilitas antar rater yang
di uji konsistensinya adalah raternya. Jadi posisi butir digantikan
dengan posisi orang (rater).
80
Penelitian ini melibatkan dua orang rater dalam hal ini adalah guru
sebagai penilai, sehingga dalam penelitian ini menggunakan
koefisien kesepakatan Cohen Kappa. Pemilihan ini berdasarkan pada
jenis analisis data yaitu non parametric serta penggunaannya yang
dikemukakan oleh Widhiarso (2006:2) yaitu,”Penggunaan koefisien
kappa tepat digunakan ketika (a) rater yang dipakai tidak banyak,
biasanya satu subyek dinilai oleh dua rater, (b) skor hasil
penilaiannya bersifat kategori, biasanya juga hanya dua kategori
yang dikode 0 atau 1.
Mencari Koefisien Cohen Kappa digunakan rumus:
Widhiarso(2006:15)Keterangan:k = Koefisian Cohen KappaPa = Proporsi kesepakatan teramatiPc = Proporsi kesepakatan harapan1 = Konstanta
Widhiarso, (2006:15) mengkategorikan tingkat reliabilitas antar
rater, antara lain :
- Kappa < 0,4 : Tidak Layak- Kappa 0,4 – 0,60 : Cukup Layak- Kappa 0,60 – 0,75 : Layak- Kappa > 0,75 : Sangat Layak
k = Pa-Pc1 - Pc
101
V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pengembangan yang telah
dilaksanakan, peneliti dapat disimpulkan bahwa:
1. Produk instrumen penilaian kinerja pada pembelajaran tematik tema 9
subtema 3 layak digunakan pada pembelajaran untuk peserta didik kelas
IV SD. Kelayakan instrumen penilaian kinerja ini berdasarkan pada
kelayakan secara teoritik. Hasil telaah dan validasi yang dilakukan oleh
validator ahli materi diperoleh skor/nilai sebesar 100, validator ahli
bahasa dengan skor 100, dan validator ahli evaluasi dengan skor 100.
Hasil uji validasi ketergunaan oleh guru yang dilakukan oleh 6 orang guru
juga diperoleh nilai/skor rata-rata 90.
2. Instrumen penilaian kinerja pada pembelajaran tematik tema 9 subtema 3
untuk peserta didik kelas IV Sekolah Dasar yang dikembangkan, telah
memenuhi kriteria kelayakan secara empirik. Kevalidan instrumen
penilaian kinerja ini didasarkan pada hasil uji ahli dan uji ketergunaan
oleh guru, sedangkan tingkat reliabilitas (tingkat keabsahan) instrumen
didasarkan pada uji yang dilakukan oleh 2 orang guru dalam proses
pembelajaran. Kriteria reliabilitas yang diperoleh berada pada kriteria
tinggi dengan hasil hitung konsistensi Kappa sebesar 0,67 dengan
kategori konsistensi antar rater yang baik.
102
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian dan pengembangan ini adalah:
1. Instrumen penilaian kinerja pada pembelajaran tematik tema 9 subtema 3
layak digunakan pada pembelajaran untuk peserta didik kelas IV SD.
Kelayakan instrumen penilaian kinerja ini berdasarkan pada teoritik
konten melalui telaah para ahli. Instrumen penilaian kinerja ini digunakan
oleh guru untuk mengukur ketercapaian kompetensi tertentu dan hasil
belajar peserta didik. Instrumen penilaian kinerja ini dapat membantu
guru dalam mengukur kemampuan psikomotorik peserta didik dalam
tugas yang diberikan. Selain itu, Instrumen penilaian kinerja ini juga
menjadi pedoman bagi guru untuk memberikan penilaian bagi peserta
didik melalui tes kinerja.
2. Instrumen penilaian kinerja yang layak, baik secara teoritis dan empiris
dapat membantu guru mengetahui sejauh mana kualitas instrumen yang
sudah dibuat. Guru lebih memahami apa itu kinerja peserta didik, guru
lebih mudah dalam memberikan penskoran pada penilaian kinerja,
instrumen dan rubrik lebih mudah dipahami sehingga guru juga lebih
mudah dalam penerapannya.
C. Saran
1. Bagi Peserta didik
Peserta didik lebih sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran
sesuai dengan aspek-aspek penilaian kinerja, sehingga peserta didik dapat
mengkontruksi pengetahuan dan ketrampilan pada materi tertentu
103
khususnya pada tema 9 Kayanya Negeriku subtema 3 Pelestarian Kekayaan
Sumber Daya Alam di Indonesia.
2. Guru
Hendaknya guru menggunakan instrumen penilaian yang dapat mengukur
kompetensi keterampilan kinerja peserta didik. Guru dapat memanfaatkan
instrumen penilaian kinerja untuk memberikan informasi nyata mengenai
capaian dan perkembangan kompetensi peserta didik secara lebih
komprehensif dan menyeluruh. Dalam penilaian kinerja pendidik bisa
menggunakan rubrik yang lebih sederhana untuk mempermudah proses
penilaian.
3. Sekolah
Hendaknya memfasilitasi dengan buku-buku tentang penilaian hasil belajar
peserta didik. Sehingga guru memiliki referensi lebih untuk membuat dan
menggunakan instrumen penilaian yang komprehensif guna meningkatkan
hasil belajar dan kompetensi keterampilan peserta didik.
4. Peneliti
Pengembangan instumen penilaian berbasis kinerja dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman sebagai guru profesional. Peneliti juga
merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
pada tema dan materi lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iip Khoiru., Amri, Sofyan. 2014. Pengembangan dan Model PembelajaranTematik Integratif. PT. Prestasi Putrakarya. Jakarta.
Akbar, Sakdun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. PT.Remaja Rosdakarya.Jakarta.
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.Prestasi Pustakarya. Jakarta.
Anderson, L. W. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing; ARevision of Bloom’s Taxonomy of Education. Objectives. Addison WesleyLonman Inc. New York.
Arends, R. 1997. Classroom Intructional Management. New York. The MC Graw-Hill Company.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Bumi Aksara.Jakarta.
________________. 2016. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. PT.Rineka Cipta, Jakarta.
Asep. Jihad,, dan Abdul, Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Multi Press.Yogyakarta.
Ataç, Bengü Aksu. 2012. Foreign Language Teachers’ Attitude toward AuthenticAssessment in Language. The Journal of Language and Linguistic Studies,8(2):7-19. http://www.jlls.org/index.php/jlls/article/view/128.
Borg, D. Walter, Joyce P. Gall and Meredith D. Gall. 2003. Educational Research AnIntroduction. Boston: Perason Education, Inc.
Budhiwaluyo, Nugroho.2016.Pengembangan Instumen Penilaian KinerjapadaPraktikum Struktur dan fungsi Sel di SMA Negeri 1 Kota Jambi. Edu-SainsJurnal.Vol 5. No.2.
Cabrera, F. Aberto. 2001. Developing Performance Indicators for assessing
105
Classroom Teaching Practices and Student Learning. Research in HigherEducation. 42.(3). Pp 327-352.
Daryanto, Sudjendro., Heri. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi(Kurikulum 2013). Gava Media. Jogjakarta.
Depdiknas. 2006. Strategi Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa. Depdiknas.Jakarta.
Emzir. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan.PT. Raja Grafindo. Depok.
Greet Mia Jos Fastré, Marcel R. van der Klink,1 and Jeroen J. G. van Merriënboer.2010. The effects of performance-based assessment criteria on studentperformance and self-assessment skills. Advances in Health SciencesEducation: 15(4): 517–532.https://www.scienceopen.com/document/id/97925836-3d47-4314-8b5455b6da6526d6
Hakim, Imam Nur. 2009. Pembelajaran Tematik Integratif di SD/MI dalamKurikulum 2013. Insania. Vol. 19 No. 1.
Harlen, Wynne. (2013) Assessment & Inquiry-Based Science Education Issues inPolicy and Practice. Diakses darihttp://www.interacademies.net/File.aspx?id=21245
Hosnan. 2014. Pendekatan saintifik dan konstektual dalam pembelajaran abad 21.Ghalia Indonesia. Bogor.
Hutabarat, O. R. 2004. Model-Model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK. BinaMedia Informasi. Bandung.
Jhonson, David W. Jhonson, Roger T.2002. Meaningfull Assessment, A Manageableand Cooperative Process. Boston. Allyn&Bacon
Juniadi. 2013. Pengembangan Perangkat Penilaian Kinerja Praktik Perawatan MesinPenggerak Utama Kapal pada Siswa Kelas XI TKPI SMK Negeri 3 Tarakan.Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek : (Vol.1 No.1) : 80-90.http://ejournal.unesa.ac.id/article/9716/51/article.pdf
Karim, Mucntar Abdul. 2004. Asesmen Autentik, Portofolio, dan Asesmen Terpadudalam Pembelajaran Matematika Aliyah. Makalah Disajikan padaRegional Workshop tentang Sosialisasi dan Implementasi KBK. KotaMalang. Malang 19-24 Januari 2004.
106
Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, danPenilaian). Alfabeta. Bandung.
Kurniawaty, Maria Desi.2017. Pengembangan Instrumen Berbasis Kinerja PadaPembelajaran Tematik SD. Jurnal Pedagogi. Volume 6.No 3
Kunandar. 2013. Penilaian Authentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta DidikBerdasarkan Kurikulum 2013). Rajawali Pers. Jakarta.
Kusrini dan Tatag. 2002. Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assesment) SuatuAsesmen Alternatif dalam Kelas Matematika. Pusat Sains dan Maatematika.UNESA. Surabaya
Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar KompetensiGuru. Remaja Rosdakarya. Bandung.
_______. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Mangiante, Elaine Silva. 2013. Planning Science Instruction for Critical Thinking:Two Urban Elementary Teachers’ Responses to a State Science Assessment.Journal Education Science, Vol 3: 222-258.www.mdpi.com/journal/education
Marzano. Robert J., 1994. Assessing Student Outcomes: Performance AssessmentUsing The Dimensions of Learning Model. Association for Supervison andCurriculum Development. Alexandria.
Masdiana. 2014. Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan HasilBelajar IPA Materi Pada Lingkungan Siswa Kelas I SDN 018 LetawaKecamatan Sarjo Kabupaten Mamuju Utara. Jurnal Kreatif Tadulako Online.3 (2); 190-204. ISSN 2354-614X.http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/viewFile/2879/1967
Mulyasa, E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. PT. RemajaRosdakarya. Bandung.
Muslich, Masnur. 2011. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual.PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Nitko, Anthony J. 1996. Educational Assessment of Student, Edition. PracticeHall. Columbus Ohio.
107
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik (Dalam Pembelajaran Bahasa).Gajah Mada Universiti Press. Yogyakarta.
Pargito. 2015. Penilaian Kelas Otentik, Ragam Penilaian Pembelajaran.Pascasarjana Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Permendikbud. 2016. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Kemendikbud. Jakarta.
___________. 2016. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016Tentang Standar Proses. Kemendikbud. Jakarta.
____________. 2016. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Kemendikbud. Jakarta.
Peorwadarminta. 1983. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar.Puskurlitbang. Jakarta.
Purnomo, Edy. 2015. Dasar-Dasar dan Perancangan Evaluasi Pembelajaran,BandarLampung.Unila
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Popham, W. 1995. Classroom Assesmen. Allyn and Bacon. Boston.
Rahayu, Suci Mar’ih. 2017. Balance Scorecard: Model Pengukuran KinerjaOrganisasi dengan Empat Perspektif. Raih Asa Sukses (RAS). Jakarta.
Rasyid, Harun. 2007. Penilaian Hasil Belajar. CV. Wacana Prima. Bandung.
Rufina C. Rosaroso and Nelson A. Rosaroso. 2015. Performance-based Assessmentin Selected Higher Education Institutions in Cebu City, Philippines. AsiaPacific Journal of Multidisciplinary Research 3(4): 72-77.http://www.apjmr.com/wpcontent/uploads/2015/11/APJMR-2015-3.4.4.11.pdf.
Sa’dijah, C. 2009. Asesmen Kinerja dalam Pembelajaran Matematika. JurnalPendidikan Inovatif 4(2): 92-95.https://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol4-no-2-cholis-sadijah.pdf
Saifuddin. 2014. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Sari, Lis Permana. 2010. Pengembangan Instrumen Performance Assessment SebagaiBentuk Penilaian Berkarakter Kimia. Seminar Nasional. UNY, Yogyakarta.
Setyosari. Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. KencanaPrenadamedia Group. Jakarta.
108
Stiggins, R. J., (1994). Student-Centered Classroom Assessment. Macmillan CollegePublishing Company. New York.
Subali, Bambang. 2010. Buku Evaluasi Remidiasi. FMIPA UNY. Yogyakarta.
Sudria, Ida Bagus Nyoman & Manimpan Siregar. 2009. Pengembangan RubrikPenilaian Keterampilan Dasar Praktikum dan Mengajar Kimia pada JurusanPendidikan Kimia. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 42(3): 222-233.http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/view/1761
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. PT. RemajaRosdakarya. Bandung.
Surapranata. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil TesImplementasi Kurikulum 2004. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Suryosubroto, A. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka cipta. Jakarta.
Susila, I Ketut. 2012. Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja (PerformanceAssesment) Laboratorium pada Mata Pelajaran Fisika Sesuai KurikulumTingkat Satuan Pendidikan SMA Kelas X di Kabupaten Gianyar. JurnalPenelitian dan Evaluasi Pendidikan. 19. (2). 6.
Suwaibah, Siti Nur. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja KimiaBerbasis Asesmen Otentik Dengan Estimasi Reliabilitasnya MenggunakanProgram Genova.
Tuparova, Daniela. 2010. Automated real-live performance-based Assessment of ICTSkills. Procedia Social and Behavioral Sciences 2: 4747–4751.http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042816314732
Trianto. 2010. Desain Pengembangan Pemebelajaran Tematik. Kencana, Jakarta.
Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2014. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara.Jakarta.
Widhiarso, W. 2006. Mengestimasi Reliabilitas. Fakultas Psikologi UGM.Yogyakarta.
W. I. Griffith, and Hye-Yeon Lim. 2011. Performance-Based Assessment: Rubrics,Web 2.0 Tools and Language Competencies. MEXTESOL Journal, 36, (1).http://mextesol.net/journal/index.php?page=journal&id_article=108
Wulan, Ana Ratna. 2007. Penggunaan Assesmen Alternatif pada PembelajaranBiologi.Seminar Nasional Biologi. Universitas Pendidikan IndonesiaBandung.
109
_____________. 2011. Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi,Handout Kuliah FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA UPI.Bandung. Diakses tanggal 22 Februari 2018.
Zainul. 2001. Alternative Assessment. PAU-PPAI Universitas Terbuka. Jakarta
Zainul, Asmawi. 2005. Tes dan Asesmen di SD. Jakarta. Universitas Terbuka
Zulkifli, Nur Idayu. 2016. The Assessment of Children’s Performance at Child CareCentre. Procedia - Social and Behavioral Sciences: 234: 64 – 73.http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042816314732
Yusuf, A, Muri. 2015. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Prenada. Jakarta