Post on 16-Oct-2021
Pengembangan Industri Petrokimia Indonesia, Permasalahan dan Strategi Pengembangan Terkini(Budi Susanto Sadiman)
PENGEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA INDONESIA,PERMASALAHAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN TERKINI
Budi Susanto Sadiman
INApias - Asosiasi Industri Olefin dan Plastik IndonesiaJl. Menteng Raya, Jakarta
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INDUSTRI PETROKIMIA INDONESIA, PERMASALAHAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN TERKINI. Industri petrokimia Indonesia dibangun relative lengkap dari hulu ke hilir sejaktahun 1995. Pada periode tahun 1992 hingga 1995 terlaksana investasi besar-besaran di sector petrokimia dimanaterjadi peningkatan kapasitas terpasang industri polimer semula hanya 200 ton meningkat menjadi 2 juta tonpertahun. Pada waktu itu permintaan bahan baku plastik domestik masih dibawah 1,4 juta ton pertahun. Walaupunterjadi krisis ekonomi dari tahun 1997 hingga tahun 2000 dimana permintaan bahan baku plastik anjlok dari 1,6jutaton menjadi hanya 900 ribu ton ditahun 1997, pertumbuhan konsumsi plastik paska resesi di Indonesia tetap tinggiyaitu rata-rata 9 % pertahun. Sehingga pada tahun 2004 permintaan polimer di Indonesia telah mencapai 2,35 jutaton, sedangkan kapasitas terpasang polimer domestik tidak ada perubahan yaitu hanya 2,05 juta ton pertahun.Berarti telah terjadi defisit sebesar 300 ribu ton yang dipenuhi melalui impor. Apabila tidak dilakukan penambahankapasitas maka pada tahun 2010 akan terjadi defisit polimer sebesar 1,5 juta ton dan monomer sebesar 1,3 juta tonpertahun. Sehingga akan terjadi ketergantungan yang tinggi dari bahan baku impor. Indonesia yang memiliki suberdaya alam minyak dan gas yang cukup dan belum dimanfaatkan ke industri petrokimia. Padahal kalau ini dapatdilaksanakan secara bijaksana akan diperoleh daya saing industri yang tinggi. Disamping itu penduduk Indonesiayang berjumlah 220 jutajiwa merupakan pasar yang besar. Alangkah menyedihkannya apabila industri petrokimiakita tidak dapat berkembang secara optimal. Pada tahun 2005 ini terjadi banyak perubahan-perubahan dalam bisnispolimer antara lain, tingginya harga bahan baku ethylene dan propylene akibat dua factor yaitu :1. Meningkatnya harga minyak bumi yang sebelum tahun 2004 berkisar 35 US$ meningkat menembus 60 US$2. Terjadi kelangkaan supply monomer di duniaAkibatnya harga-harga polimer meningkat dua kali yaitu sebelum tahun 2005 berkisar dibawah 600 US$ per ton,pada tahun 2005 meningkat tinggi berada pada kisaran 1200 US$ per ton. Disamping itu saat ini situasi ekonomiIndonesia mendapat cobaan dengan tingginya inflasi akibat penghapusan subsidi minyak bumi, yang pada akhimyamengakibatkan penurunan daya beli masyarakat. Situasi diats merupakan tantangan bagi pemerintah dan parapraktisi di industri olefin untuk membangun industri olefin yang tangguh dan berdaya saing dimasa mendatang.Diperlukan kajian yang mendalam untuk pengembangan industri melalui strategi kluster. Dan diperlukan adanyaroad map pengembangan industri baik jangka penctek, menengah maupun panjang.
Petrochemical Feedstock Chain
33
Prosiding Simposium Nasional Polimer V
Indonesia Polimer Companies
ISSN 14/0-8720
TOTAL PLASTIC RAW MATERIAL
CAPACITY 2,205,000 MT
750Kte
627Kte
......... ~ '".....•.... National Supply .. ·····• .•.........
t With Ethylene 520Kte ?? \
..•... With Propylene 300Kte?? .,/
...................................................
PE PVC PP PS ABSISAN PET
Building Blocks for EconomyEnd Consumers Spending
Domestic Market Plastic Demand 2003
34
Total Plastics Consumption100% = 2,160,000 MTPA
Total Thermoplastics Consumption100% = 1,988,000 MTPA
PC1% PET
PS 10,OOOMT 2%4% 40,OOOMT
78,OOOMT
Pengembangan /ndustri Petrokimia Indonesia, Permasalahan dan Strategi Pengembangan Terkini(Budi Susanto Sadiman)
Indonesia is Ethylene Net importer
The situation where Indonesia only have one ethylene cracker(Chandra Asri) up to year 2010 deficit will be 1.5 Million MT p.a.
2SOO
:2001
1500
1000
500
o
.,om
-1000
-1500
- ~lntJOf!s- - 5LqJIy
-Indonesia C2DemnI
I~
Key Forces on Polimers' Profitability
.................................
....................•
Technology
Require HighTechnology
CompetitionToo manyproducers
Customer!Market
Always look for
big population
Petchemproblems remain for all region;
Globalization,CostCom petitiveness, Tariff Structure,TfadeBarriers.and Environmental pressures
Propylene Projection to 2010
Indonesia is depending on the Propylene spot market of 200,000260,000 MT/year and Propylene deficit will nearly 380.000 ton inyear 2010.
1000
800
600
400
200
o
-200
-4001995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2010
35
Prosiding Simposium Nasional Polimer V
Current Problems Faced by IndonesiaPolymer Industries
® Low Profitability
® High feedstock price
® Dependency on exported feedstock supply® Lack of Integration
® Lack of working capital
® Unclear national industrial blue printt'J Lack of conducive Business environment
t'J Vulnerable to dumping/illegal import practice
ISSN 1410-8720
Definisi Industri Petrokimia Yang ada Saat Ini/ndustri yang bertumpu pada minyak dan gas bumitermasuk kondensat yang merupakan produk sampingeksploitasi gas bumi-sebagai sumber dari bahan bakuutamanya yang mencakup senyawa-senyawa olefin,aromatik, nonnal paraffin, gas sintesa (berbagai bentukkombinasi gas H2 dan CO), asetilena, dan-menghasilkanberagam senyawa organik yang dapat diturunkan daribahan-bahan baku utama tersebuf.
Definisi Industri Petrokimia MendatangSeperti definisi petrokimia saat ini, diperluasdefinisi bahan bakunya dengan melibatkanbatubara, biomassa (oleochemical, kayu, pati,dll), serta daur ulang limbah
1. Kontribusi terhadap perkembangan ekonominasional
2. Menghasi/kan ni/ai tambah yang berarti dalampembentukan PDB
3. Menstimuli terjadinya pemerataan pendapatan &pembangunan di wi/ayah Indonesia
4. Dibangunnya industri yang berdaya saing danadaptif terhadap permintaan pasa domestik &internasional
36
Pengembangan Industri Petrokimia Indonesia, Permasalahan dan Strategi Pengembangan Terkini(Budi Susanto Sadiman)
PARADIGMA NASIONAL' .UUD 1945
(Amandemen)
UU NoS Tahun 1984
Kondisi saat ini:
Sistem produksllndustrlpetroklmla beroperall dlba\f{ahkap,asltasterpa~angnya
Kootr
p.~~omasl
UU No 22/2001 UU No 511999i UU No 32/2004 UU No 8/1999
ROAD MAP
STRATEGI
KEBIJAKAN
Feed back
Kondisi yang diharapkan:
Industn.petroklmfa yang:
Mempunyal clri ••daptfve'dan 'responsive'te rtaa daPDerkembangan kebutuhanpasir
Ilalikan 'ne.tfor.Jon'ilng·yang·posltlt
Ma(l1pumenghosllkan nllol umboh yangIIngg"
Mampu.membentuk dan menstlmulallte~ntuki1ya :jaringanketerkaltan yangtlngglantar sektor produksl
Mampu memberlkan kontribusl yanga,e!jrtjdl.dalammewujudkan terjadinyapemerataan
Mampu membentukkemampuan teknologlyan,tdlperlukannya
Membuka Blur pemanfaatan altematltterf1adappemanfaatan lumber daya Ilam
1. Keterka~an industri petrokimia dengan sektor ekonomi lainnya ••••.•••cara pandang pemerintah pada saat ini bahwa industri petrokimia tidakdiperlakukan sebagai industri strategis dan dianggap tidak memiliki keterkaitan dengan sektor ekonomi lainnya.
2. Kelompok industri petrokimia belum dikelola secara terintegrasi sehingga belum tercipta jaringan transaksi antar industri yang kokoh, ataudengan perkataan Jain tingkat keterkaitan di antara aektor·sektor dalam industri petrokimia masih rendah, sehingga tingkat daya aaingkelompok industri petrokimia relatit Jemah yang berakibat efek kontribusinya didalam pembentukan PDB betum berarti; walaupun telahmemberikan efek 'Imporl substitution' tetapi belun mampu memberikan 'net foreign exchange earning' yang positif, yaitu bahwa secara nettonilallmpomya > nilai ekspomya; artinya belum mampu memberikan efek pemerataan pendapatan yang nyata dapat dirasakan.
3. 'Supply security' dari bahan baku utamanya, yaitu produk.produk minyak dan gas bumi, belum terjamin, karena menghadapl masa/ahpenyedlaan energl da/am negerl dan pero/ehan devlsa darl ekspor mlnyak dan gas buml; industri petrokimia masih harus membuktikan bahwapengolahan mlnyak dan gas buml akan memberi keuntungan yang lebih besar didalam menghasilkan devisa maupun didalam berkontribusikepada pembentukan PDB dibandingkan bila digunakan untuk penyediaan energi dan ekspor dalam bentuk 'bahan mentah';
4. Terka~ masalah regulasi yang tidak pasti dan tidak 's/nkron', antar peraturan pusat dan daerah, mengakibatkan terjadinya •.•••. yangimpiikasinya adalah makin memburuknya iklim investasi;
5. Industrl petrokimla adalah industri padat modal yang pada saat Ini masih bergantung pada Investasi asing dan belum dapat memanfaatkandana masyarakat yang ada secara optimal.
6. Dj dalam perkembangannya, bidang industri petrokimia mengalami 'system disfunction' (tidak berfungsinya komponen-komponen utama yangada dl dalam struktur sistem industri petrokimia) sebagai akibat kekeliruan·kekeliruan di masa lalu dalam merumuskan ataupunmengimplementasikan kebijakannya di bidang Industri, dan kekeliruan dan kegagalan akibat pola laku yang keliru ('wrong way behavior') dari
para stakeholder di dalam membangun dan menyelenggarakan usaha di bidang petrokimia;
7. Belum tersedianya infrastruktur yang terorganisasi dengan baik yang dapat menunjang berkembangnya industri petrokimia di dalam negori
8. Struktur sistem pendukung teknologi nasional terhadap Industri petrokimia masih lemah, sebagaimana terlihat dari ketergantungan teknologi
yang tinggi kepada sumber-sumber luar negeri, atau dengan perkataan lain sistem 'Science- Technology-Industry Connectivity Structure' (STICS) dari bldang industri Ini masih dalam keadaan 'disjointed'. Hal ini secara langsung menghambat pembentukan sifat 'responsive' dan'adaptive' dari bidang industri Ini, dan dengan demikian juga kemampuannya untuk memposisikan diri sebagai bidang industri yang
mempunyal kemampuan daya saing. Keadaan STI-CS yang 'disjointed' tersebut terungkap dari terpisahnya sistem industri penghasil komoditidan jasa dari sistem pengembang 'science & technology' (S & T) nasional dan ketergantungan tinggi kepada sumber·sumber teknologi darinegara lain, dan juga adanya persaingan yang berat di dalam memperoleh alokasi bahan baku karena kuatnya desakan kebutuhan akanpenyediaan energi dalam negeri dan perolehan devisa dari ekspor minyak dan gas bumi;
37
Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720
Skema garis besar pohon industri petrokimia (Soerawidjaja, 1995)
Klaster Industri Petrokimia Berbasis Bahan Baku Batubara
HIDROGEN
Distilasi keringGasifikasi
t
Oksidasi parsial
Steam Reforming
Metanol
H2 + co __ AmoniakUrea
Elektrolisis
Perengkahan
De h id rog ena si
Olefin
KOMPLEKS OLEFIN
PlastikKaret sintetis
-- Bahan baku untukserat sintetis
KOMPLEKS AROMATIK
Reforming Aromatik --Serat
sintetis
Skema garis besar pohon industri petrokimia yang bahan bakunyadiperkaya dengan penggunaan batubara
38
Pengembangan Industri Petrokimia Indonesia, Permasalahan dan Strategi Pengembangan Terkini(Budi Susanto Sadiman)
Klaster yang mengkaitkan industri petrokimia berbasis minyak dan gas bumidengan sumberdaya biomassa [Shih-Chi and Huffman, 1981]
Pengembangan Industri dengan Strategi klaster
..J"L.--••....
.................................... ~ •••••••••...•......••..... ----~ ~ .......•.•.•• "',"',""'> r::J
Gambar : Kerangka Keterkaitan Klaster Industri Petrokimia
39
Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720
ROAD MAP INDUSTRI PETROKIMIA......................•.•...................•••................. -- ...................•.•.•...........•...•.........
••••••••••••••..••.••••••••••.....•.................•••••••••••••..................•••••••••••••..................•.
Menjamin Ketersediaan Bahan baku--------~Memperkuat Struktur Industri Petrokimia--------------~Memperluas Pengembangan Produk Akhir--------------~Mengembangkan Pasar Industri Petrokimia
2005 2010 2015 2020
•2025
Tahapan Road-map Pengembangan IndustriPetrokimia Indonesia jangka Panjang
Menjamin ketersediaan bahan bakuIntegrasi produk kilang ke dalam industri PetrokimiaPenggunaan bahan baku alternatif batubara, biomassa (termasuk pati & oleochemical) dan daur ulang limbah
Memperkuan struktur Industri petrokimiaIntegrasi industri Petrokimia hulu dan intermediateIntegrasi pusat olefin dan aromatikMeningkatkan industri berkelas dan skala duniaStrategic partnership
Membangun infrastruktur & wilayah administrasi
Memperluas pengembangan produk akhirMemperluas aplikasi Produk KomoditiMemperluas Engineering ProductMemperluas Advance Product
Mengembangkan pasar industri petrokimiaPemasaran domestic dan international
40
Pengembangan Industri Petrokimia Indonesia, Permasalahan dan Strategi Pengembangan Terkini(Budi Susanto Sadiman)
Tabel : Peran Pemangku Kepentingan dalam PengembanganIndustri Petrokimia
Pemerfntah Punt
PemerfntahSwasta
perguruan Tlnggl cia.ForumDaerah LltbangRencana Alesi 2004 - 2009
Dep.
Dep.Dep.BKPMProp.Kab.AsosiaslPerusahaan
PTBBKKBPPTDaya Salng
WMi~FasilitaslPerin
ESDMKeu IndustriGroupKlaster
1. Menjamin pasokan bahan baku0
0 0petroldmla
• Mendorong pembentukan jointopeatbn antara produsen bahan baku
00 00 0dengan Industri petrokimia
• Hannonlsasl tanf produk petroldmla
000 0 00hulu-hilir
• Memberikan Insentlf pajak bag 1
000Investasl baru
• Mendorong Investasl baru ke kawasan
00000 0Industri
• Mendorong penyelesalan proyek
00 0Pemerintah Pusat aromatlk dl Tuban
• Mendorong pengembangan Industripetroldmla berbasls metanol (Cl),
000 00 0Industri olefin (C2) dl Papua, Sultengdan Jateng
• Mendorong pengembangan turunanIndustri petroldmla Cl, olefin dan
0000 0aromatik
• Mendorong penguasaan teknologlmelalul kerjasama dengan lembaga
0 0000litbang (Pemerintah Pusat PolimerBPPl)
10. Meningkatkan kernampuan litbang oIeh
0000 0000produsen dengan pembenan Insentlf
11. Melakukan aliansl dengan Industri
0 0sejenls dlluar negeri
RENCANA KEGIATAN KLASTER INDUSTRIPETROKIMIA TAHUN 2006
• Monitoring dan Evaluasi Standar Nasional Indonesia Produk Industri KimiaHulu
o Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri Petrokimiao Pemetaan Pasar DN dan Ekspor Komoditi Petrokimiao Pengembangan Pola Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Proses Industri Petrokimla
o penyusunan Sistem Informasi/Data Base Industri Petrokimia!II Penyusunan dan Promosi Profil Investasi Industri Petrokimia Partisipasi
Pada intemasional Exhibition, Conference, Seminar/Workshop IndustriPetrokimia
o Pelaksanaan Pertemuan Japan Overseas Development Cooperation (JODC)ASEAN Working Group on Chemical Industryo Working Group Industri Petrokimia.
o Pengembangan Industri Petrokimia Berbasis Daur Ulang Menuju IndustriRamah Ungkungan dan Berdaya Saingo penyusunan Profit Investasl Industrl Amoniak/Urea Berbahan Baku Batubara
41
Prosiding Simposium Nasional Polimer V
~HEMICAL CLUSTER
HeavyEngineering
Cluster
Electronicduster
Food & beverageduster
42
ISSN 1410-8720
General
Surpportingcluster