Post on 19-Nov-2021
PENGARUH TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT KELURAHAN
LENTENG AGUNG TERHADAP IMPLEMENTASI ZAKAT PROFESI
TAHUN 2017
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Syarat-sayarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
YUSI ZIKRIYAH
1113053000051
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M/ 1438 H
PENGARUH TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT KELURAHAN
LENTENG AGUNG TERHADAP IMPLEMENTASI ZAKAT PROFESI
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Yusi Zikriyah
1113053000051
Di Bawah Bimbingan:
Amirudin, M. Si
NIP. 19820608 201101 2 016
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN ZISWAF
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M / 1438 H
PENGESAHAN PANITIAN UJIAN
Skripsi yang berjudul Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat
Kelurahan Lenteng Agung Terhadap Implementasi Zakat Profesi Tahun
2017. Telah diujikan pada siding munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Agustus 2017.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Program Studi Srata 1 (S1) pada Program Studi Manajemen Dakwah
(ZISWAF).
Jakarta, 10 Agustus 2017
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Dr. Suhaimi, M.Si
NIP. 19670906 199403 1 002
Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs.Sugiharto, MA
NIP. 19660806 199603 1 001
Penguji I,
Mulkanasir, BA, SPd, MM
NIP. 19550101 198302 1 001
Anggota,
Penguji II,
Drs. M. Sungaidi, MA
NIP. 19600803 199703 1 006
Pembimbing,
Amirudin M.Si
NIP. 19820608 201101 1 003
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) Jurusan
Manajemen Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf (ZISWAF) Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini
bukan hasil karya saya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya
orang lain (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Agustus 2017
Yusi Zikriyah
ii
ABSTRAK
Yusi Zikriyah, 1113053000051, “Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat
Kelurahan Lenteng Agung Terhadap Implementasi Zakat Profesi” Program
Studi Manajemen Dakwah, Konsentrasi Zakat, Infaq, Shodaqah dan Wakaf
(ZISWAF), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017 M/1438 H.
Berdasarkan data pada grafik pengumpulan dana ZIS BAZIS Provinsi
DKI Jakarta dari tahun 2012 sampai 2016 pengumpulan dana ZIS yang diperoleh
semakin meningkat, pada tahun 2012 pengumpulan dana ZIS mencapai
Rp81.453.310.876 Miliyar dan pada tahun 2016 pengumpulan dana ZIS semakin
bertambah hingga mencapai Rp152.272.631.565 Miliyar, namun angka tersebut
masih belum sesuai dengan potensi pengumpulan ZIS DKI Jakarta yang mencapai
Rp17 Triliun.
Zakat atas profesi merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap
kaum muslimin dari penghasilannya yang telah mencapai nishab. Dalam
pengimplementasiannya zakat harus diiringi dengan kesadaran yang dimiliki oleh
masyarakat mengenai zakat. Kesadaran masyarakat mengenai zakat dapat
menambah nominal penghimpunan dana zakat di Jakarta khususnya di wilayah
Kelurahan Lenteng Agung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
besarnya pengaruh tingkat kesadaran masyarakat Lenteng Agung terhadap
implementasi zakat profesi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,
dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Data yang berupa
angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi
ilmiah dibalik angka-angka tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner kepada 100 responden sebagai alat
pengumpulan data.
Penelitian ini menggunakan teknik analisa data yang menggunakan regresi
linier sederhana dan korelasi pearson untuk mengetahui besarnya korelasi antara
variabel X terhadap variabel Y, serta melakukan uji hipotesis untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel.
Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS 17.0, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen (tingkat
kesadaran masyarakat) terhadap variabel dependen (implementasi zakat profesi)
di mana dalam pengujian koefisien determinasi terdapat nilai sig < α (0,000 <
0,025), dan besar nilai R2 = 0,358. Dari nilai R
2 tersebut dapat disimpulkan bahwa
implementasi zakat profesi dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat
sebesar 35,8%.
Kata Kunci: Kesadaran Masyarakat, Implementasi Zakat Profesi
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Alhamdulillahirobbil „Alamin, segala puji dan rasa syukur yang tak
terhingga ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia serta rahma-Nya
yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat Kelurahan Lenteng Agung
Terhadap Implementasi Zakat Profesi”
Shalawat beriringkan salam dipanjatkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman
yang terang menderang seperti saat ini.
Dalam penulisan ini penulis sadari bahwa banyak pihak yang telah
membantu penulis, oleh karena itu tidak lupa penulis haturkan ucapan terimakasih
yang tidak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs, Sugiharto, MA., selaku Sekretaris Program Studi Manajemen
Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Amirudin, M.Si., selaku dosen pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.
iv
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak Ilmu
dan pengalaman kepada penulis selama perkuliahan.
7. Bapak H.Satria, selaku Kepala Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan
Jagakarsa, Jakarta Selatan yang telah menjadi nasaumber dalam penulisan
skripsi ini.
8. Bapak Mahmud Amat dan Umi Zubaedah tercinta serta seluruh keluarga,
penulis amat sangat berterimakasih atas semangat dan dorongan serta materi
yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, semoga skripsi ini dapat menjadi hadiah yang bermanfaat dan
membanggakan.
9. Seluruh rekan dan sahabat yang telah memberikan motivasi, masukan dan
dorongan kepada penulis Sekar Wulandari, Annisa Septiani, Mia Amalia
Suci, Dalilah, Siti Inti Amalia, Nurhasanah (Aas), Nurhasanah Maulana,
Diena Nursabrina, Nur‟aini Azizah, Miftah Azkia, A‟syiroh, Yulia Damini,
Nurul Rohmah, Lailatul Jannah, Abdillah dan seluruh rekan seperjuangan
Jurusan Manajemen Dakwah 2013 yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis untuk menyelesaikan ksipsi ini.
10. Kelompok KKN al-„Izza yang telah menjadi teman, sahabat dan keluarga
yang selalu memberikan spirit kepada penulis.
11. Alumni SDN Lenteng Agung 01 Pagi angkatan 2007
12. Alumni Pondok Pesantren Daar El-Qolam angakatan 2013.
Puji syukur atas Rahmat Allah SWT, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu mulai dari awal
v
penulisan hingga skripsi ini dapat terselesaikan, semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan mereka semua dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan seluruh pihak yang membaca.
Ciputat, 10 Agustus 2017
Yusi Zikriyah
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... I
ABSTRAK ............................................................................................................. II
KATA PENGANTAR .......................................................................................... III
DAFTAR ISI ......................................................................................................... VI
DAFTAR TABEL .............................................................................................. VIII
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. X
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 4
D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 5
E. Sistematika Penulisan ....................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Tingkat Kesadaran Masyarakat .............................................. 9
1. Definisi Kesadaran ...................................................................... 9
2. Definisi Masyarakat ................................................................... 11
3. Tingkat Kesadaran Masyarakat ................................................. 13
B. Zakat Profesi ................................................................................... 15
1. Definisi Zakat ............................................................................ 15
2. Definisi Zakat Profesi ............................................................... 18
3. Nishab Zakat Profesi…………………………………………20
4. Landasan Hukum Zakat ............................................................. 21
5. Hikmah Zakat ............................................................................ 23
6. Mengeluarkan Zakat Profesi ..................................................... 25
7. Implementasi Zakat Profesi....................................................... 28
C. Hipotesis…………………………………………………………29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .................................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 31
C. Populasi dan sampel ....................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 33
vii
E. Definisi Operasional ....................................................................... 35
F. Skala Pengumpulan Data ................................................................ 37
G. Skala Pengukuran Data .................................................................. 38
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 38
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Kelurahan Lenteng Agung ................................................... 47
B. Jumlah Penduduk Kelurahan Lenteng Agung ................................ 49
C. Peta Jabatan Kelurahan Lenteng Agung......................................... 52
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden ................................................................ 53
B. Deskripsi Pernyataan Variabel X ................................................... 57
C. Deskripsi Pernyataan Variabel Y ................................................... 63
D. Analisis Data Penelitian ................................................................. 68
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 74
B. Saran ............................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
LAMPIRAN – LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................ 37
Tabel 3.2 Uji Validitas Variabel X ...................................................................... 40
Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Y ...................................................................... 41
Tabel 3.4 Uji Reabilitas Variabel X ..................................................................... 43
Tabel 3.5 Uji Reabilitas Variabel Y ..................................................................... 43
Tabel 3.6 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan .......................................... 45
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Lenteng Agung ..................................... 49
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ......................... 50
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama ...................................................... 50
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian .................................... 51
Tabel 5.1 Identitas responden berdasarkan usia ................................................... 53
Tabel 5.2 Identitas responden berdasarkan jenis kelamin .................................... 54
Tabel 5.3 Identitas responden berdasarkan jenis pekerjaan ................................. 54
Tabel 5.4 Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir .......................... 55
Tabel 5.5 Identitas responden berdasarkan total rata-rata penghasilan per-bulan 56
Tabel 5.6 Masyarakat mengetahui dalil mengenai zakat ..................................... 57
Tabel 5.7 Masyarakat mengetahui bahwa di dalam harta yang mereka miliki ada
hak orang lain (mustahiq/penerima zakat) ............................................................ 57
Tabel 5.8 Masyarakat mengetahui bahwasanya ada zakat lain selain zakat fitrah
............................................................................................................................... 58
Tabel 5.9 Masyarakat pernah mendengar mengenai zakat profesi ...................... 59
Tabel 5.10Masyarakat mengetahui bahwa zakat profesi merupakan zakat yang
dikeluarkan atas pengahasilan/gaji yang telah mencapai nishab .......................... 59
Tabel 5.11 Masyarakat mengetahui bahwasanya zakat profesi hukumnya wajib 60
Tabel 5.12 Masyarakat mengetahui nishab zakat profesi ..................................... 60
Tabel 5.13 Masyarakat merasa mereka wajib mengeluarkan zakat profesi .......... 61
Tabel 5.14 Masyarakat mengetahui bahwa dengan berzakat harta yang kita miliki
akan bersih dan suci .............................................................................................. 61
ix
Tabel 5.15 Masyarakat berpendapat bahwa zakat dapat dijadikan sebagai sumber
utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia .......................................................... 62
Tabel 5.16 Masyarakat mengetahui bahwa zakat harus diberikan kepada orang
yang khusus ........................................................................................................... 63
Tabel 5.17 Masyarakat selalu menunaikan zakat profesi..................................... 63
Tabel 5.18 Masyarakat yakin, bahwa mereka dapat menjalankan kewajiban
mereka untuk mengeluarkan zakat profesi ............................................................ 64
Tabel 5.19 Masyarakat mengeluarkan zakat profesi sebesar 2,5% dari
penghasilan yang mereka dapat ............................................................................ 64
Tabel 5.20 Masyarakat membayar zakat profesi secara rutin setiap bulannya .... 65
Tabel 5.21 Masyarakat langsung memberikan zakat profesi mereka kepada
mustahiq ................................................................................................................ 65
Tabel 5.22 Masyarakat memberikan zakat mereka melalui masjid/lembaga resmi
seperti LAZ dan BAZ............................................................................................ 66
Tabel 5.23 Masyarakat dapat menghitung berapa besar zakat profesi yang harus
mereka keluarkan ................................................................................................. 67
Tabel 5.24 Masyarakat membayar zakat profesi untuk membangun hubungan
yang harmonis kepada sesama manusia ................................................................ 67
x
DAFTAR GAMBAR
Uji Normal P –P Plot Variabel X .......................................................................... 69
Uji Normal P –P Plot Variabel Y .......................................................................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia berdiri dengan banyaknya problematika yang hadir
ditengah kehidupan masyarakatnya, terutama kemiskinan yang merajalela di
Negara ini. Indonesia tidak menutup kemungkinan dapat memecahkan
seluruh permasalahan tersebut, salah satunya dengan zakat, zakat sebagai
sarana distribusi pendapatan dan peningkatan taraf hidup golongan miskin
merupakan alat yang ampuh digunakan dalam proses pengentasan
kemiskinan. Pada hakikatnya apabila dana zakat dapat dikelola dengan baik,
maka zakat dapat membangkitkan perekonomian negara di mana fakir,
miskin dan orang-orang lain yang belum beruntung dapat diberdayakan
dengan dana zakat tersebut, bukan hanya diberdayakan semata, diharapkan
suatu saat mereka tidak hanya selalu menjadi mustahik, akan tetapi dapat
menjadi muzakki dikemudian hari.
Pada umumnya potensi zakat di Indonesia ini sangat besar, menurut
data yang ada, dari waktu ke waktu ada peningkatan donasi zakat di
Indonesia. Salah satu indikator kesadaran individu yang menyebabkan
peningkatan dalam berzakat adalah peningkatan penghimpunan zakat di
Indonesia dari tahun ke tahun sekitar 20-30%. Sebagaimana data Forum
Zakat (FOZ), pada tahun 2009 jumlahnya Rp. 920 Miliar, tahun 2010
jumlahnya Rp. 1,2 Triliun dan tahun 2011 nilainya mencapai Rp. 1,5 Triliun.1
1 Forum Zakat, Cetak Biru: Pengembangan Zakat Indonesia; Panduan Masa Depan Zakat
Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat), 2012, h. 10.
2
Juga tercacatat pada grafik pengumpulan dana ZIS BAZIS Provinsi
DKI Jakarta dari tahun 2012 sampai 2016 pengumpulan dana ZIS yang
diperoleh semakin meningkat, pada tahun 2012 pengumpulan dana ZIS
mencapai 81.453.310.876 Miliyar dan pada tahun 2016 pengumpulan dana
ZIS semakin bertambah hingga mencapai 152.272.631.565 Miliyar.2
Aktualisasi dari potensi itu harus terus-menerus kita lakukan, terutama
aktualisasi dari potensi zakat penghasilan (profesi), zakat atas profesi
merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap kaum muslimin dari
penghasilannya yang telah mencapai nisab. Para ulama berpendapat bahwa
zakat penghasilan wajib dikeluarkan setiap tahunnya selama mencapai nisab
di awal dan akhir tahun.3 Jadi, kewajiban untuk dukeluarkannya zakat profesi
ini dikarenakan harta yang dimiliki dari pengahasilan yang didapatkan baik
setiap hari, bulan, maupun tahunnya, apabila pendapatan tersebut telah
mencapai nisab dari zakat itu sendiri.
Pengaktualisasian dana zakat harus diiringi dengan kesadaran yang
dimiliki oleh masyarakat mengenai zakat. Kesadaran masyarakat mengenai
zakat dapat menambah nominal penghimpunan dana zakat di Dunia dan
khususnya di Indonesia. Salah satu penyebab belum optimalnya pelaksanaan
dan pengelolaan zakat di Indonesia adalah karena masih banyaknya kesalahan
persepsi tentang zakat yang menghinggapi umat Islam. kesalahan persepsi ini
merupakan warisan dari pemahaman yang utuh tentang zakat. Seperti
golongan masyarakat yang hanya mengerti bahwa zakat adalah sama dengan
zakat fitrah, itulah pendapat yang memandang bahwa berbicara tentang zakat
2 Mading Grafik Pengumpulan Dana ZIS 2012-2016 BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 12 Januari
2017. 3 Muhammad Taufik Ridlo, Zakat Profesi dan Perusahaan, (Ciputat: Institut Manajemen Zakat,
2007), h. 63.
3
berarti berbicara tentang zakat fitrah. Akibatnya, sedikit umat Islam yang
mampu mengeluarkan zakat mal (zakat harta). Dan tidak heran jika kaum
Muslimin lebih banyak memahami zakat sebagai kesadaran zakat fitrah
semata.4
Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan
merupakan wilayah yang memiliki penduduk berjumlah 60. 459 jiwa dan
mayoritas penduduknya bergama Islam. Menurut data yang ada, pada tahun
2016 Kelurahan Lenteng Agung telah mengumpulkan dana zakat sebesar Rp.
96 juta. Dari pengumpulan dana zakat tersebut, tentu saja itu bukan angka
yang besar dibandingkan dengan jumlah masyarakat Lenteng Agung yang
mencapai 60.459 jiwa.
Atas dasar latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “PENGARUH TINGKAT KESADARAN
MASYARAKAT KELURAHAN LENTENG AGUNG TERHADAP
IMPLEMENTASI ZAKAT PROFESI PADA TAHUN 2017”
B. Batasan dan Perumusan Masalah
Penulis secara umum ingin memberikan analisis mengenai Pengaruh
Tingkat Kesadaran Masyarakat Kelurahan Lenteng Agung Terhadap
Implementasi Zakat Profesi. Adapun beberapa masalah yang diidentifikasi
oleh penulis diantaranya adalah tingkat kesadaran masyarakat Lenteng Agung
dan Implementasi zakat profesi.
4 Didin Hafidhuddin, Membangun Peradaban Zakat, (Jakarta: Divisi Publikasi
Institut Manajemen Zakat, 2007), h. 33-34.
4
1. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan kepada 2 hal,
yakni mengenai:
a. Penelitian ini hanya membahas mengenai zakat profesi
b. Penelitian ini menjadikan masyarakat Kelurahan Lenteng Agung
sebagai responden
2. Rumusan Masalah
Yang menjadi fokus penulis terhadap penelitian ini untuk mengetahui
jawaban dari pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Kelurahan Lenteng Agung
terhadap implementasi zakat profesi?
b. Apakah ada pengaruh antara tingkat kesadaran masyarakat terhadap
implementasi zakat profesi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesadaran masyarakat
Kelurahan Lenteng Agung terhadap implementasi zakat profesi.
b. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara tingkat kesadaran
masyarakat terhadap implementasi zakat profesi.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Menambah wawasan dan khazanah keilmuan bagi kaum
akademisi, khususnya mahasiswa FIDIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5
2) Menambah wawasan penulis dalam bidang dakwah dan
komunikasi khususnya mengenai implementasi zakat profesi.
3) Mengembangkan pengetahuan Manajemen Dakwah dalam hal
mengetahui tingkat kesadaran masyarakat terhadap implementasi
zakat profesi khususnya masyarakat Kelurahan Lenteng Agung.
b. Manfaat Praktis
1) Memberikan kontribusi literatur keilmuan serta menjadikan
penelitian ini sebagai literatur dalam bidang Manajemen Dakwah.
2) Dapat dijadikan pedoman bagi penulisan skripsi yang serupa
diwaktu yang akan datang.
D. Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti menentukan judul yang ingin diteliti, langkah awal yang
peneliti lakukan adalah membaca skripsi yang ada di perpuskaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk menghindari kesamaan judul antara judul yang
penulis teliti dengan judul-judul yang telah diteliti sebelumnya. Dalam hal ini,
penulis menemukan beberapa judul penelitian yang hampir sama dengan
judul yang penulis teliti, penelitian tersebut antara lain:
1. Ahmad Yusuf Afifurrohman, “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap
Tingkat Kesadaran Beragama Santri Di Pondok Pesantren Nurul
Hikmah Jepara Jawa Tengah”. Penelitian mahasiswa Manajemen
Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
hisayatullah Jakarta, 2016. tingkat kesadaran pada penelitian ini menjadi
variabel dependen (Y) . Sementara penelitian yang akan diteliti oleh
penulis tingkat kesadaran menjadi variabel independen (X).
6
2. Muhtar Mochamad Solihin, “Pengaruh Penguluhan Agama Terhadap
Kesadaran Lingkungan Melalui Pendirian Bank Sampah di Desa
Ragajaya Bogor”. Penelitian mahasiswa Manajemen Dakwah, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif hisayatullah Jakarta,
2014. Dari segi analisis data, saudara Muhtar menggunakan uji regresi
linier berganda karena variabel independen yang digunakan lebih dari
satu, sementara penulis menggunakan uji regresi linier sederhana karena
hanya menggunakan satu variabel independen
3. Agung Zaim Aulia, “Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa
Prambontergayang Terhadap Implementasi Zakat Pertanian”,
Penelitian mahasiswa program studi Muamalat (Ekonomi Islam),
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif hidayatullah Jakarta, 2015.
Skripsi milik saudara Agung ini membahas mengenai seberapa besar
pengaruh antara tingkat kesadaran masyarakat Desa Prambontergayang
terhadap implementasi zakat pertanian yang ada di Desa tersebut.
Sementara penelitian yang akan diteliti oleh penulis pada umumnya sama
dengan apa yang diteliti oleh saudara Zaim, akan tetapi penulis
menjadikan Kelurahan lenteng Agung sebagai objeknya dan juga zakat
profesi subjeknya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan di dalam penelitian ini terbagi menjadi enam bab,
yang masing-masing dijelaskan secara jelas dan terperinci sesuai dengan
fokus yang akan diteliti yakni mengenai (Pengaruh Tingkat Kesadran
Masyarakat Lenteng Agung Terhadap Implementasi Zakat Profesi).
7
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan penjabaran mengenai latar belakang
permasalahan. Kemudian apa saja permasalahan yang menjadi
inti dari penilisan skripsi ini sehingga judul ini menjadi layak
untuk di teliti. Pada bab ini peneliti juga menjelaskan mengenai
manfaat-manfaat penelitian secara akademis dan praktis,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian hingga mengenai
sistematika penulisan yang dipaparkan.
BAB II :
LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis memaparkan dengan jelas teori-teori
mengenai pengaruh tingakat kesadaran masyarakat Lenteng
Agung terhadap implementasi zakat profesi.
BAB III :
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis memaparkan metode-metode yang
digunakan oleh penulis dalam menganalisis penelitian yang
diteliti. Adapun komponen yang ada di dalamnya seperti,
teknik penentuan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik
yang digunakan untuk menganalisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM KELURAHAN LENTENG AGUNG
Pada bab ini penulis menjabarkan mengenai gambaran umum
Kelurahan Lenteng Agung dari segi sejarah, visi, misi dan
stuktur organisasi.
BAB V :
HASIL PENELITIAN DAN ANALIS DATA
Pada bab ini penulis memaparkan hasil penelitian dan hasil
8
BAB VI :
analisa data mengenai pengaruh tingkat kesadaran masyarakat
Lenteng Agung terhadap implementasi zakat profesi pada tahun
2017.
PENUTUP
Pada bab ini penulis menjabarkan mengenai kesimpulan dari
semua pembahasan yang menjadi fokus pada penelitian ini dan
memberikan sedikit saran mengenai tinggkat kesadaran
masyarakat terhadap implementasi zakat profesi yang telah
berjalan di wilayah Lenteng Agung.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Tingkat Kesadaran Masyarakat
1. Definisi Kesadaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kesadaran berasal
dari kata sadar berarti insaf; merasa; tahu; dan mengerti, sementara
kesadaran ialah keinsafan; keadaan mengerti atas hal yang dirasakan atau
dialami seseorang. 5 Kesadaran juga dapat dikatakan sebagai kemampuan
individu mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta dengan
dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan pembatasan
terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui
perhatian).
Menurut (O.P. Simonangkir : 1987) kesadaran ialah berpikir. Jika
kita menghendaki suatu perubahan dalam masyarakat, dalam skala yang
besar maupun kecil, entah dalam lingkungan, keluarga atau dalam
pekerjaan maupun masyarakat luas, maka langkah pertama ialah
merubah cara berpikir. Kesimpulannya ialah bahwa kesadaran itu
adalah hasil cara berpikir sekelompok masyarakat, masing-masing
pikiran terpisah satu sama lain. Kesadaran setiap orang adalah bagian
dari kesadaran manusia secara kolektif. Ini berarti, jika kita ingin suatu
perubahan dalam masyarakat, kita harus merubah sesuatu di dalam
diri kita sendiri.6
5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), h. 975 6 O.P. Simonangkir, Kesadaran, Pikiran dan Tanggung Jawab, (Jakarta: Yagrat,
1987), Cet. Pertama, h. 107.
10
Menurut (AW. Widjaja : 1984) Sadar diartikan merasa, tahu, ingat
kepada keadaan yang sebenarnya, atau ingat akan keadaan dirinya.
Adapun kesadaran diartikan sebagai keadaan tahu, mengerti dan
merasa. Misalnya tentang harga diri, kehendak hukum dan lain-
lainnya.7 Dari pengetian tersebut, maka sadar merupakan sikap atau
prilaku mengetahui dan patuh pada peraturan dan ketentuan
perundangan yang ada juga merupakan sikap mengetahui, mengerti
dan patuh pada adat dan istiadat dan kebiasaan yang hidup dalam
masyarakat. Maka kesadaran ialah mengerti dan mengetahui tidak
hanya sekedar berdasarkan peraturan dan ketentuan, tetapi juga
mengerti dan mengetahui atas dasar adat, kebiasaan dan norma dalam
masyarakat.8
Menurut Robers S. Feldman dalam bukunya “pengantar psikologi”
kesadaran adalah pokok dasar kita untuk memahami lingkungan
disekitar kita dan dunia pribadi kita, tidak bisa diamati oleh orang luar.
Dalam keadaan di mana kesadaran terbangun, kita menyadari semua
pemikiran, emosi, dan persepsi-persepsi kita.9
Dari berbagai pengertian diatas, maka dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa kesadaran merupakan suatu perasaan tahu
dan mengerti atas apa yang telah dilakukan atau dimiliki oleh
seseorang untuk menjadikan kehidupan bermasyarakat yang berjalan
7 AW. Widjaja, Kesadaram Hukum Manusi a dan masyarakat Pancasila,
(Palembang: CV. Era Swasta, 1984), h. 14 8 AW. Widjaja, Kesadaram Hukum Manusia dan masyarakat Pancasila, h. 14-
15. 9 Robert S. Feldman, Understanding Psychology, (Jakarta: Salemba Humanika),
h. 170
11
sesuai dengan norma-norma yang ada untuk mencapai suatu perubahan
yang lebih baik.
2. Definisi Masyarakat
Dalam bahasa inggris masyarakat disebut society, asal katanya
socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari
bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini
tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan
oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur
kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Allah berfirman dalam surat al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi:
Yang artinya:
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Para ahli seperti Maclver, J.L. Gillin, dan J.P. Gillin sepakat,
bahwa adanya saling bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai-
nilai, norma-norma, cara-cara, dan prosedur yang merupakan
kebutuhan bersama sehingga masyarakat marupakan kesatuan hidup
12
manusia yang berinteraksi manurut suatu sistem adat dan istiadat
tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas
bersama.10
Menurut Mac Iver (dalam Harsodjo, 1972), bahwa di dalam
masyarakat terdapat suatu sistem cara kerja dan prosedur daripada
otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-
kelompok. Bermasyarakat bagi manusia sangatlah penting; manusia
tidak mungkin dapat hidup sendiri secara berkelanjutan dan manusia
baru dapat disebut sebagai manusia yang sempurna apabila ia ternyata
dapat hidup bersama manusia lain dalam bermasyarakat.11
Auguste Comte dalam (Abdulsyani : 1992) mengatakan bahwa
masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan
realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya
tersendiri. Masyarakat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi
manusia, sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan
mampu untuk dapat berbuat banyak dalam kehidupannya.12
Masyarakat disebut pula kesatuan sosial, mempunyai ikatan-ikatan
kasih sayang yang erat. Kini masyarakat tumbuh dan berubah menjadi
masyarakat modern, masyarakat yang hidup dengan berbagai
pembaharuan dalam kehidupannya sehari-hari yang telah menjadi
tuntutan mereka dalam menjalani hidup. Sedikit demi sedikit
kehidupan mereka berubah menjadi lebih baik.
10
M. Moenandar Spelaeman, Ilmu Sosial Dasar-Teori dan Konsep Ilmu Sosial,
(Bandung: PT Refika Aditama, 1987), h. 122. 11
Abdulsyani, Sosiologi: Skematika. Teori, dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 1992), h. 33. 12
Abdulsyani, Sosiologi: Skematika. Teori, dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 1992), h. 30-31
13
Dari beberapa teori diatas penulis menyimpulkan bahwasanya
masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang hidup bersama
dan menerapkan perilaku saling membutuhkan antara satu dengan
yang lainnya untuk membentuk kepribadian yang khas bagi manusia.
3. Tingkat Kesadaran Masyarakat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tingkat merupakan
susunan yang berlapis-lapis; tinggi rendah martabat (kedudukan,
jabatan, kemajuan, peradaban, dsb).13
Tingkat juga dapat dikatakan
sebagai ukuran dari suatu keadaan yang ada disekitar kita. Dari
pengertian kata tingkat tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat
kesadaran masyarakat merupakan ukuran tinggi atau rendahnya suatu
pengetahuan, pemahaman atau pengertian yang dimiliki oleh
kelompok manusia dalam menerapkan kehidupan, norma-norma dan
adat istiadat yang mereka taati di lingkungan mereka untuk mencapai
suatu tujuan.
Salah satu indikator kehidupan masyarakat modern ialah semakin
tingginya kesadaran para masyarakat akan pentingnya keseimbangan
antara hak dan kewajiban masing-masing. Semakin meningkatnya
kesadaran, demikian biasanya dipandang sebagai salah satu akibat
positif dari tingkat pendidikan para masyarakat masyarakat.14
Akan
tetapi tidak dapat disangkal bahwa terdapat kecenderungan dalam diri
manusia untuk mendahulukan hak dibandingkan mengerjakan
13
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), h. 1197. 14
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2007), h. 13
14
kewajibannya. Oleh sebab itu keserasian dalam kehidupan
bermasyarakat, bahkan berbangsa dan bernegara, akan semakin
terjamin dan meningkat apabila masyarakat masyarakat semakin sadar
akan pentingnya menjalankan kewajibannya masing-masing.
Kesadaran masyarakat dapat dikatakan sebagai adanya perasaan
yang tumbuh pada diri masyarakat untuk melakukan suatu kewajiban
mereka sesuai dengan apa yang telah mereka ketahui dan mereka
pahami. Kesadaran pada masyarakat itu sangat penting untuk
meningkatkan aktivitas perzakatan di Indonesia terutama pada aktivitas
zakat profesi, karena zakat penghasilan atau profesi ini memiliki
potensi yang amat besar untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat
Dalam (Robet L. Solso, dkk : 2007) berpendapat bahwa indikator-
indikator tingkat kesadaran masyarakat terbagi menjadi dua, antara
lain:
a. Kesadaran meliputi pemahaman dan pengetahuan mengenai
lingkungan sekitar.
b. Kedasaran juga meliputi pengenalan seseorang akan peristiwa-
peristiwa mentalnya sendiri15
Sementara itu, Watson berpendapat bahwa suatu perbuatan sadar
disebabkan oleh adanya tiga faktor yaitu: (1). Adanya stimulus
(rangsangan), (2). Stimulus itu menimbulkan respond (jawaban) yang
15
Robert L. Solso, dkk, Psikologi kognitif, (Erlangga, 2007), h. 240.
15
berupa perbuatan dan (3). Bond yaitu hubungan antara stimulus dengan
respon tersebut.16
Berdasarkan tingkatnya, N.Y Bull (Kosasih Djahiri, 1985: 24)
mengemukakan bahwa kesadaran dapat dibagi menjadi beberapa
tingkatan yang masing-masing tingkatan menunjukkan derajat
kesadaran seseorang. Tingkatan-tingkatan kesadaran tersebut antara
lain:
a. Kesadaran yang bersifat anomous, yaitu kesadaran atau kepatuhan
yang tidak jelas dasar dan alasan atau orientasinya.
b. Kesadaran yang bersifat heteronomous, yaitu kesadaran atau
kepatuhan yang berlandaskan dasar/orientasi/motivasi yang
beraneka ragam atau berganti-ganti.
c. Kesadaran yang bersifat sosionomous, yaitu kesadaran atau
kepatuhan yang berorientasi kepada kiprah umum atau karena
khalayak ramai.
d. Kesadaran yang bersifat autonomous, yaitu kesadaran atau
kepatuhan yang terbaik karena didasari oleh konsep atau landasan
yang ada dalam diri sendiri.17
B. Zakat Profesi
1. Definisi Zakat
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah
(ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar’, artinya adalah tanaman itu
16
H.M. Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1976), Cet. Pertama, h. 166. 17
http://perencanaankota.blogspot.co.id/2014/06/tingkat-kesadaran-masyarakat-
dan.html, kamis, 16-03-2017, pukul 09.07 WIB.
16
tumbuh dan bertambah. Mazhab Hanafi mendefinikan zakat dengan,
“menjadikan sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai
milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh syari‟at karena Allah
SWT. Yang dimaksud dengan kata “sebagian harta” dalam pernyataan di
atas ialah keluarnya manfaat (harta) dari orang yang memberikannya.
Yang dimaksud dengan “bagian yang khusus” adalah kadar wajib
dikeluarkan. Maksud “orang yang khusus” ialah para mustahiq zakat.
Yang dimaksud “yang ditentukan syariat” ialah seperempat puluh yakni
2,5%.18
Menurut mazhab Syafi‟i, zakat adalah sebuah ungkapan untuk
keluarnya harta yang tumbuh sesuai dengan cara khusus. Sedangkan
menurut mazhab Hambali, zakat ialah hak yang wajib (dikeluarkan) dari
harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula. Yang dimaksud
dengan kelompok khusus adalah delapan kelompok yang diisyaratkan
oleh Allah SWT yang tertera dalam ayat al-Qur‟an berikut ini:
Yang artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang
18
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Macam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995), h. 82-84.
17
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan
Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. At-Taubah : 60).19
Zakat merupakan kewajiban maliyah (materi) dan salah satu rukun
Islam yang hanif. Ia juga diperhitungkan sebagai salah satu pondasi
sistem keuangan dan ekonomi Islam, yang mana zakat mempresentasikan
diri sebagai sumber utama dalam dalam pembiayaan adh-dhaman al-
ijtima’I (jaminan sosial), jihad dalam jalan Allah, sebagaimana ia juga
ikut andil dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi dan keunggulan
politik. 20
Dr. Yusuf Qardawi mengatakan bahwa pandangan Islam mengenai
zakat adalah bahwa zakat merupakan lambang pensyukuran nikmat,
pembersihan jiwa, pembersihan harta dan pemberian hak Allah, hak
masyarakat, dan hak orang yang lemah. Pandangan itu menegaskan
bahwa zakat wajib dipungut dari hasil kerja sebagaimana juga wujud
dipungut dari pendapatan-pendapatan yang lain, meskipun besar zakat
masing-masing berbeda-beda.21
Adapun jenis kekayaan yang disebutkan dan diperingatkan Qur‟an
untuk dikeluarkan zakatnya sebagai hak Allah antara lain:
a. Emas dan perak, dalam firmanNya, “Orang-orang yang menimbun
emas dan perak dan tidak membelanjakannya buat jalan Allah,
sampaikanlah kepada mereka berita gembira tentang azab yang sangat
pedih” (QS. At-Taubah : 34)
19
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Macam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995), h. 84-85. 20
Husein As-Syahatah, Akuntansi Zakat Panduan Praktis Perhitungan Zakat
Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Progressif, 2004), Cet. Pertama, h. 3. 21
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, ( Bandung: Mizan, 1973), h. 489.
18
b. Tanaman dan buah-buahan, yang dinyatakan oleh Allah, “Makanlah
sebagian buahnya bila berbuah dan bayarlah hak tanaman itu waktu
menanamnya” (QS. Al-An‟am : 141).
c. Usaha, misalnya usaha dagang dan lain-lain, firman Allah, “Hai
orang-orang yang beriman, keluarkanlah sebagaian yang baik dari
penghasilanmu!”. ( QS. Al-Baqarah : 267)
d. Barang-barang tambang yang dikeluarkan dari perut bumi. Allah
berfirman, “Sebagian diantara yang kami keluarkan untuk kalian dari
perut bumi” ( QS. Al-Baqarah : 267).22
Jadi singkatnya, zakat merupakan sebagian harta khusus yang
dimiliki oleh manusia yang dikelola sedemikian rupa secara khusus agar
dapat berkembang dan dapat memberikan banyak manfaat bagi banyak
kaum dhu‟afa pertumbuhan ekonomi di dunia khususnya di Indonesia.
2. Definisi Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada tiap pekerjaan atau
keahlian professional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun
yang dilakukan bersama dengan orang/lembaga lain, yang mendatangkan
penghasilan (uang) yang memenuhi nisab (batas minimum untuk bisa
berzakat). Contohnya profesi dokter, konsultan, advokat, dosen, seniman
perancang busana, penjahit, dan sebagainya. Zakat profesi juga
mencerminkan rasa keadilan yang merupakan ciri utama ajaran Islam,
yaitu kewajiban zakat pada semua penghasilan dan pendapatan. 23
22
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, ( Bandung: Mizan, 1973), h. 122-123. 23
Didin Hafudhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, dan Sedekah,
(Depok: Gema Insani, 1998), h. 103-104.
19
Dalam (Muhammad Taufik Ridlo: 2007) zakat atas penghasilan
atau zakat atas profesi adalah istilah yang muncul dewasa ini.
Kebanyakan ulama kontemporer berpendapat wajib dikeluarkan zakatnya
berdasarkan dalil-dalil yang umum dan beberapa riwayat dari para sahabat
Rasulullah serta praktek para pemimpin Islam setelah kepemimpinan
Rasulullah salah satunya oleh Umar Bin Abdul Aziz.24
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Umar bin Abdul Aziz
mengambil zakat gaji dan hadiah. Begitulah pendapat Umar, sampai-
sampai hadiah dan pemberian yang diberikan kepada sebagian para duta
sebagai balas jasa atau untuk motivasi atau untuk silaturahmi, beliau pun
mengambil zakat darinya. 25
DR. Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa kategori yang paling pas
untuk penghasilan, upah dan profesi adalah menggolongkannya sebagai
maal mustafad, yaitu harta yang dimanfaatkan oleh seseorang muslim
yang dimilikinya sebagai kepemilikan baru yang didapatkan dengan cara
apapun asal sesuai syari‟at.26
Sementara itu, fatwa ulama yang dihasilkan
pada waktu Muktamar Internasional Pertama tentang Zakat di Kuwait
pada tanggal 29 Rajab 1404 H yang bertepatan dengan tanggal 30 April
1984 M, bahwa salah satu kegiatan yang menghasilkan kekuatan bagi
manusia adalah kegiatan profesi yang menghasilkan amal yang
bermanfaat, baik yang dilakukan sendiri, seperti kiegiatan dokter, arsitek
dan yang lainnya, maupun yang dilakukan secara bersama-sama, seperti
24
Muhammad Taufik Ridlo, Zakat Profesi dan Peerusahaan, (Jakarta: Institut
Manajemen Zakat, 2007), Cet. Pertama, h. 49. 25
Muhammad Taufik Ridlo, Zakat Profesi dan Peerusahaan, (Jakarta: Institut
Manajemen Zakat, 2007), Cet. Pertama, h. 62. 26
Kementrian Agama RI, Modul Penyuluhan Zakat, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2012, h. 102.
20
para karyawan atau para pegawai. Semua itu menghasilkan pendapatan
atau gaji.27
Singkatnya zakat profesi ialah harta yang wajib dikeluarkan oleh
setiap umat muslim yang dimiliki dari hasil pendapatan atau upah yang
diberikan setiap hari, bulan maupun setiap tahun yang telah mencapai
nisabnya guna untuk membersihkan dan mensucikan harta dari harta yang
bukan haknya.
3. Nishab Zakat Profesi
Adapun ketentuan nisabnya, Para ulama‟ baik salaf (terdahulu)
maupun khalaf (belakangan) memiliki perbedaan pendapat tentang jenis
zakat harta hasil profesi, sebagai berikut:
a. Sebagian ahli fiqh berpendapat untuk mengqiyaskannya dengan zakat
harta mustafad (harta yang masuk dalam kepemilikan seseorang
setelah sebelumnya tidak dimiliki) yang mana harta yang didapat dari
pekerjaan tersebut digabungkan dengan harta tunai lainnya dan
semuanya dizakati di akhir haul jika mencapai nisab sebesar 2,5%.
b. Sebagian dari mereka berpendapat untuk mengqiaskannya dengan
zakat hasil pertanian dan zakatnya dihitung atas dasar 5% pada waktu
memperolehnya dan tidak disyaratkan haul. Nisabnya juga diqiyaskan
dangan harga 5 watsaq (sama dengan 625 Kg) makanan pokok
mayoritas masyarakat.
c. Sebagian lagi mengqiaskannya dengan zakat naqdain (emas dan
perak) dan zakat dihitung atas dasar 2,5% dari pendapatan bersih
27
Didin Hafidhuddun, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema
Insani, 2002), Cet. Pertama, h. 93-94.
21
setelah dikurangi pembiayaan untuk memperoleh pendapatan dan
nafkah kebutuhan pokok hidup.
Akan tetapi kebanyakan ulama kontemporer seperti Muhammad
Abu Zahrah, Mahmud Khollaf, Yusuf Qardhawi dan beberapa ulama
lainnya lebih cenderung menjadikan nilai emas menjadi standar nishab
untuk zakat penghasilan profesi, sementara ulama lainnya seperti yang
dipelopori oleh Muhammad Al-Ghazaly berpendapat senilai hasil
pertanian.28
Dari beberapa pendapat para ulama tersebut mengenai nisab
pengeluaran zakat diatas dapat diterapkan salah satunya sesuai dengan
keinginan muzakki karena bila kesadaran berzakat telah tumbuh dengan
baik, maka cara yang mana pun yang akan ditempuh, tentu tidak ada lagi
umat Islam yang berkeberatan dan mengelak dari kewajiban menunaikan
zakat.
4. Landasan Hukum Zakat
Kebanyakan ulama kontemporer berpendapat wajib dikeluarkan
zakat dari penghasilan/profesi berdasarkan dalil-dalil yang umum dan
beberapa riwayat dari para sahabat serta praktik para pemimpin setelah
kepemimpinan Rasulullah SAW sebagaimana yang dilakukan salah
satunya oleh Umar bin Abdul Aziz. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
28
Muhammad Taufik Ridlo, Zakat Profesi dan Perusahaan, (Jakarta, Institut
Manajemen Zakat, 2007), Cet. Pertama, h. 78.
22
Yang artinya:
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian” (QS. Adz
Dzariyat : 19).29
Ayat di atas merupakan dalil umum yang ditujukan kepada kaum
muslim untuk membayar zakat profesinya sesuai dengan aturan yang ada
untuk senantiasa memberikan kebahagiaan dan manfaat yang lebih
kepada mustahik.
Ayat yang lainnya yang mewajibkan atas kaum muslimin untuk
mengeluarkan zakatnya ialah firman Allah SWT dalam surat al-An‟am
ayat 141:
Yang artinya:
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-
macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya)
dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-
macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah
29
Kementrian Agama RI, Modul Penyuluhan Zakat, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2012, h. 101-102.
23
kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan.”
Rasulullah juga menganjurkan kepadanya umatnya agar
mengeluarkan sebagian harta mereka untuk berzakat, Rasulullah bersabda
yang artinya:
“Diiriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sesungguhnya Rasulullah
SAW. Mengutus Mu’az ke negeri Yaman, beliaupun bersabda: “Ajaklah
mereka supaya meyakini (mengakui), bahwa tidak ada Tuhan yang patut
disembah kecuali Allah, sesungguhnya aku utusan Allah. Jika mereka
mematuhinya (taat), maka beritahulah kepada mereka, bahwa Allah SWT
mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika meraka
mentaatinya, maka beritahulah, bahwa Allah mewajibkan sedekah (zakat)
atas mereka (zakat itu) dikenakan kepada orang kaya dan diberikan
kepada para fakir di kalangan mereka.” (HR. Muttafaq Alaih)30
Berdasarkan ayat-ayat dan hadits di atas, sangat jelas sekali
bahwasanya mengeluarkanz akat tersebut hukumnya wajib dan itu
perintah Allah SWT Sang pencipta semua makhluk yang ada dimuka
bumi.
5. Hikmah Zakat
Dalam bermasyarakat, kedudukan orang tidak sama. Ada yang
mendapat karunia Allah lebih banyak, ada yang sedikit, dan bahkan ada
yang untuk makan sehari-hari pun susah mendapatkannya.
Allah berfirman dalam surat an-Nahl ayat 71, yang berbunyi:
30
M. Ali Hasan, Zakat dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problematika
Sosial di Indonesia, (Jakarta: KENCANA, 2006), h. 16-17.
24
Yang artinya:
Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain
dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak
mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki,
agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka
mengingkari nikmat Allah. (QS. An-Nahl : 71)
Kesenjangan itu perlu didekatakan sebagai salah satu caranya
adalah dengan zakat. Orang yang kaya harta berkewajiban mendekatkan
kesenjangan itu, karena memang ada hak fakir miskin dalam harta orang
kaya itu.31
sudah menjadi kewajiban manusia untuk tidak takabbur atas
apa yang telah mereka miliki, Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Allah menciptakan manusia dengan berbagai macam
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki umat manusia, akan tetapi pasti
Allah SWT memiliki rencana yang indah di balik itu semua, Allah
menciptakan itu semua agar kegiatan hablu minannas lebih dirasakan
dalam keseharian umat manusia. Allah SWT senantiasa menganjurkan
kaum kaya untuk memberikan sebagian hartanya kepada kaum miskin
dengan berzakat dan berinfaq.
Adapun hikmah zakat dan infaq antara lain:
a. Menghindarkan muzakki dari sifat kikir
Manusia pada umumnya memiliki kecenderungan untuk
bersifat kikir, baik kikir pada diri sendiri maupun kikir terhadap
31
M. Ali Hasan, Zakat dan Infak : Salah Satu Soslusi Mengatasi Problematika
Sosial di Indonesia, (Jakarta: KENCANA, 2006), h. 18.
25
orang lain. Allah SWT berfirman yang artinya: sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Ayat ini
menunjukkan bahwa tidak mustahil bahwa semakin kaya seseorang
maka ia akan semakin kikir.
b. Membangun harmonisasi hubungan antara orang kaya dan orang
miskin.
Membangun hubungan baik sesame muslim merupakan salah
satu dari ajaran Islam yang harus diwujudkan. Menumbuhkan rasa
cinta dan kasih serta empati dan simpati di dalam hati nurani
merupakan salah satu cara membangun hubugan baik tersebut.
Dengan demikian, baik orang kaya maupun orang miskin akan
terintegrasi dalam sebuah komunitas yang harmonis penuh
kepedulian.
c. Membersihkan harta
Di dalam harta yang dikumpulkan melalui berbagai usaha
dan upaya dari beragam sumber tidak tertutup kemungkinan terjadi
pencemaran pada harta yang diperoleh.32
6. Mengeluarkan Zakat Profesi
Perhitungan zakat untuk penghasilan dari gaji, upah, honorium
dan sejenisnya ditetapkan sebesar 2,5% (seperemat puluh), dengan
mengeluarkan zakat dari harta yang mencapai nisab setelah dikurangi
untuk kebutuhan pokok sehari- hari, baik pangan, papan, hutang dan
32
Kementrian Agama RI, Modul Penyuluhan Zakat, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2012, h. 6.
26
kebutuhan pokok lainnya untuk keperluan dirinya, keluarga dan yang
menjadi tanggungannya.
Dr. Yusuf Qardawi dalam bukunya (hukum zakat : 1973)
menegaskan bahwa zakat profesi hanya diambil dari pendapatan bersih,
penghasilan dari pendapatan atau gaji bersih dimaksudkan agar supaya
hutang bisa dibayar bila ada dan biaya hidup terendah seseorang dan
yang menjadi tanggungannya bisa dikeluarkan karena biaya terendah
kehidupan seseorang merupakan kebutuhan pokok seseorang, sedangkan
zakat diwajibkan atas jumlah senisab yang sudah melebihi kebutuhan
pokok.33
Sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh lembaga zakat
internasional. Pendapat ini berdasarkan atas beberapa hal:
1. Wajib memotong pembiayaan untuk meraih pendapatanan, nafkah
pokok kehidupan dan hutang, yang mana sebagian sarat tunduknya
harta terhadap zakat adalah ia merupakan kelebihan dari kebutuhan
atau bebas dari hutang.
2. Sulit mengqiaskan haul pada setiap kelompok keuangan dan
memperhitungkan nisab dalam dua sisi haul (awal dan akhir).
3. Semakin banyak usaha dan tenaga yang dikeluarkan untuk meraih
pendapatan maka tarif zakat semakin kecil dan ini terpenuhi dalam
zakat profesi yang mana harga zakatnya 2,5%.34
Jika penghasilan setelah dikurangi kebutuhan pokok masih
mencapai nisab, maka wajib zakat. Tapi kalau tidak mencapai nisab
33
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, ( Bandung: Mizan, 1973), h. 486 34
Husein As-Syahatah, Akuntansi Zakat Panduan Praktis Perhitungan Zakat
Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Progressif, 2004), Cet. Pertama, h. 190.
27
maka tidak wajib zakat, karena dia bukan termasuk Muzakki (orang yang
wajib zakat) bahkan menjadi mustahiq (orang yang berhak menerima
zakat) karena sudah menjadi miskin dengan tidak cukupnya penghasilan
terhadap kebutuhan pokok sehari-hari.35
Adapun contohnya penghitungan zakat profesi sebagai berikut:
Bila Bapak Ali mendapat bonus tahunan, THR dan penghasilan tidak
rutin lainnya sebesar 100 juta, dan KHM perbulan 2 juta rupiah.
1. Gaji Bulanan x 12 Rp. 60.000.000,00
2. Tunjangan dan bonus x 12 Rp. 24.000.000,00
3. Pendapatan lain-lain x 12 Rp. 12.000.000,00
4. Bonus, THR dan penghasilan
tidak tetap tahunan
Rp. 100.000.000,00
Total harta yang wajib dizakatkan Rp. 196.000.000,00
Kebutuhan Hidup Masyarakat
(KHM) x 12
Rp. 24.000.000,00
Total harta yang wajib dizakatkan Rp. 172.000.000,00
Nisab zakat 85 gram emas
@500.000,000
Rp. 42.500.000,00
Karena harta melebihi nishab maka
(wajib zakat)
Zakat (2,5% x Rp.172.000.000,00) Rp. 4.300.000,00/tahun
Zakat bila dicicil perbulan
(Rp.4.300.000,00 : 12)
Rp. 385.333,33/bulan.36
Zakat atas penghasilan dari pekerjaan dan profesi dapat dilakukan
perhitungan dan pembayarannya pada saat penerimaannya, sehingga
tidak perlu lagi mengeluarkannya sampai akhir periode haulnya. (Yusuf
35
https://bazgresik.wordpress.com/2011/04/07/menghitung-zakat-penghasilan-
bruto-atau-netto/, diakses pada senin, 03/03/2017, pukul. 09.37 WIB. 36
Kementrian Agama RI, Modul Penyuluhan Zakat, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2012, h. 113.
28
Qardhawi, 1991: 486).37
Oleh karena itu sebaiknya kaum muslim
membayar kewajiban zakat profesi pada saat menerima gajinya baik itu
per-hari ataupun per-bulan untuk menghindari pengeluaran zakat secara
berlipat maupun untuk meminimalisir umat muslim yang nggan
membayar zakat profesinya dikarenakan jumlahnya terlalu besar.
7. Implementasi Zakat Profesi
Implementasi zakat merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan
zakat dari sebuah rencana yang telah disusun dan dirincikan sesuai
dengan syariat agama Islam. Kewajiban zakat merupakan beban yang
diwajibkan atas setiap muslim yang merdeka, dan salah satu tanggung
jawab pemimpin adalah melakukan aktivitas mengumpulkan zakat dan
membaginya pada pos-posnya yang syar‟i.38
Tidak hanya dikumpulkan
dana zakat juga harus dikelola secara maksimal agar manfaat zakat lebih
dirasakan oleh masyarakat menengah kebawah secara merata. Oleh
karena itu, peran lembaga zakat sangat penting dalam menyusun
kehidupan yang humanis dan harmonis. Saat ini sudah banyak Badan
Amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Unit Pengumpulan
Zakat (UPZ) yang telah berdiri. Semakin banyaknya lembaga zakat,
semakin banyak juga masyarakat yang mensosialisasikan zakat dan
semakin teorganisir pula pengelolaan dana zakat tersebut.
Menurut data yang ada, dari waktu ke waktu ada peningkatan
donasi zakat. Begitu juga peningkatan kesadaran berzakat masyarakat
37
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kotemporer, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), h. 154-155. 38
Husein As-Syahatah, Akuntansi Zakat Panduan Praktis Perhitungan Zakat
Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Progressif, 2004), Cet. Pertama, h. 216.
29
melalui amil. Berzakat secara individu sudah banyak dilakukan oleh
masyarakat Islam, tetapi berzakat melalui amil zakat belum lama
dimulainya, jika zakat tidak melalui amil zakat, maka ungensi
manfaatnya akan dirasa kurang dan kecenderungannya habis untuk sesaat
(hal-hal yang bersifat konsumtif). Sehingga dana zakat tidak bisa untuk
membantu pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi.39
Peningkatan donasi zakat juga tidak luput dari kreativitas
lembaga zakat untuk selalu dapat mengikat muzakki agar mau
mengeluarkan zakatnya, sama halnya dengan zakat profesi, saat ini sudah
banyak lembaga zakat yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan
dalam mengumpulkan donasi zakat, dengan cara memotong langsung
penghasilan yang telah didapat oleh para karyawan yang biasa disebut
dengan payroll system. Sehingga saat ini peran Organisasi Pengelola
Zakat (OPZ) semakin dirasakan oleh masyarakat dhu‟afa. Berbagai
persoalan yang sedang dihadapi mustahik, dibantu lembaga zakat untuk
diatasi. Layanan lembaga zakat yang semakin banyak dan mudah
dijangkau masyarakat akan membantu masyarakat mendapatkan bantuan
dari lembaga zakat. Persoalan kemiskinan yang masih dihadapi
masyarakat Indonesia akan dibantu dan diatasi oleh lembaga zakat.
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan terhadap hubungan antara dua
variabel atau lebih. Atas dasar definisi tersebut dapat diartikan bahwa
hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji
39
Forum Zakat, Cetak Biru: Pengembangan Zakat Indonesia; Panduan Masa
Depan Zakat Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat, 2012), h. 11.
30
kebenarannya, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu
dengan merumuskan:
H0 : 0 = 0 tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel kesadaran
masyarakat Lenteng Agung terhadap implementasi zakat profesi.
H1 : 0 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kesadaran
masyarakat Lenteng Agung terhadap implementasi zakat profesi.
Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika
nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.40
40
Fred N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: UGM Press,
2004), Cet. Ke-10, h. 330-332.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dilakukan
dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Data yang berupa angka
tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi
ilmiah dibalik angka-angka tersebut.41
Penelitian kuantitatif juga
memfokuskan kajian pada faktor-faktor khusus atau tertentu yang
mempengaruhi terjadinya gejala sosial, tidak membahas semua faktor secara
umum.42
Pada hakikatnya penelitian kuantitatif ini bersifat objektif, sehingga
kita dapat melihat langsung sebuah keaadan.
Dalam menyusun penelitian ini, penulis menggunakan metode
survei, yaitu mencari informasi mengenai keadaan dari suatu objek penelitian.
Sedangkan pada design penelitian ini penulis menggunakan design deskriptif,
yaitu transformasi data mentah menjadi suatu bentuk yang memudahkannya
untuk dipahami serta diinterpretasikan.43
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Lenteng Agung,
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sedangkan waktu penelitian ini
dilakukan secara bertahap hingga penelitian selesai.
41
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data
sekunder, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 20. 42
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data
sekunder, 2011, h. 23. 43
Bina Sarana Informatika, Metode Penelitian,(Jakarta: Akademi Bina Sarana
Informatika, 2004), h. 41.
32
C. Populasi dan sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek dari suatu penelitian yang
ingin diteli yang telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berkaitan dengan
penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian maka penulis menjadikan
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung untuk menjadi populasi dalam
penelitian ini. adapun jumlah masyarakat Kelurahan Lenteng Agung
sebanyak 60.459 jiwa.
Sampel merupakan sebagian dari populasi, yang merupakan
“perwakilan” dari populasi. Jika ukuran populasi sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan, maka peneliti harus menentukan ukuran sampelnya dengan
melakukan pengurangan (reduksi) melalui cara tertentu yang dibenarkan
secara metodologis.44
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
nonprobability sampling yaitu teknik pengumpulan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun yang digunakan
dalam teknik sampel ini adalah purposive sampling yakni cara memilih
sampel berdasarkan pada kelompok, wilayah, atau sekelompok individu
melalui pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua analisis yang
ada.45
Teknik menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan rumus Slovin:
n =
44
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang: UMM Press, 2010),
h. 129. 45
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, h. 139.
33
di mana:
n = sampel
N = jumlah populasi (penduduk yang telah memiliki profesi)
e = perkiraan tingkat kesalahan46
Dalam penelitian ini diketahui bahwa N sebesar 39.430 dengan tingkat
kesalahan pengambilan sampel sebesar 10%.
n =
= 99,75 (digenapkan menjadi 100 responden)
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber
data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Dalam
mengumpulkan data primer ini, penulis melakukan metode sebagai
berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti
dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab
dan hubungan tatap muka sehingga gerak dan mimik responden
46
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikai SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 149.
34
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.47
Disini peneliti mewawancarai Kepala Kelurahan Lenteng Agung,
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta selatan.
b. Angket
Angket merupakan pertanyaan yang disusun dalam kalimat
pernyataan dengan opsi jawaban yang tersedia. Kalau metode
pengamatan dan metode wawancara menyempatkan peneliti dalam
hubungan langsung dengan responden, maka dalam metode angket
hubungan itu dilakukan melalui media, yaitu daftar pertanyaan yang
diberikan kepada responden.48
Disini peneliti menjadikan
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung sebagai responden dalam
penelitian ini.
c. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data dengan
melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek
penelitian yang mendukung kegiatan penelitian sehingga didapat
gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.49
2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Misalnya pengumpul data
mendapatkan data dari majalah, orang lain maupun melalui dokumen
47
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 119. 48
W. Gulo, Metodologi Penelitian, h. 122. 49
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 117.
35
yang sudah tersedia di tempat penelitian. Dalam mengumpulkan data
sekunder ini, penulis melakukan metode sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kumpulan data yang diperoleh dari
catatan (data) yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak lain50
,
dokumen yang berkaitan dengan judul dari penelitian ini perlu
dikumpulkan oleh penulis untuk melengkapi data dalam penulisan
penelitian ini, dalam penelitian ini penulis mengumpulkan
dokumentasi dari catatan, buku, majalah, bulletin dan internet yang
menyangkut dengan penelitian ini.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data
dengan cara membaca, memahami dan mengalisa buku-buku dan
berbagai literature yang sesuai dengan penelitian yang diteliti.
E. Definisi Operasional
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum mengelola data
kuantitatif seperti seleksi data yang dikumpulkan dan mengklasifikasikan
data tersebut menurut kategori tertentu. Setelah dilakukannya seleksi dan
klasifikasi, selanjutnya data dianalisis sesuai dengan variabel yang akan diuji.
Dalam penetilian ini, penulis menggunakan pengujian dua variabel yang
digambarkan dalam bentuk skema berikut ini:
50
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, h. 140.
36
Dalam gambar di atas terdapat dua variabel (konsep) yang
menjelaskan pola hubungan suatu gejala atau fenomena, antara lain:
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas (independen) adalah variabel yang menjadi sebab
atau berubah/mempengaruhi suatu variabel lain (variabel dependen).51
Pada penelitian ini kesadaran masyarakat Lenteng Agung disebut
variabel bebas (variabel independen) dengan simbol X.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel Independen).52
Dalam penelitian ini implementasi zakat profesi disebut variabel terikat
(variabel dependen) dengan simbol Y.
Definisi operasional merupakan penjelasan dari masing-masing
variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indicator-indikator yang
membentuknya. Definisi operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
51
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikai SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 110. 52
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikai SPSS Versi 17, h. 110.
Variabel Independen
(X)
Tigkat Kesadaran masyarakat
Variabel dependen
(Y)
Implementasi Zakat
Profesi
37
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Jenis
Variabel Definisi Indikator Skala
Tingkat
Kesadaran
(X)
Didefinisikan
sebagai tinggi atau
rendahnya
kesadaran
masyarakat
mengenai zakat
Dalam (Robet L. Solso,
dkk : 2007) berpendapat
bahwa indikator-indikator
tingkat kesadaran masyarakat
terbagi menjadi dua, antara
lain:
1. Kesadaran meliputi
pemahaman dan
pengetahuan mengenai
lingkungan sekitar.
2. Kedasaran juga meliputi
pengenalan seseorang
akan peristiwa-peristiwa
mentalnya sendiri
Skala Likert
Implementasi
Zakat Profesi
(Y)
Implementasi zakat
merupakan suatu
tindakan atau
pelaksanaan zakat
dari sebuah rencana
yang telah disusun
dan dirincikan
sesuai dengan
syariat agama
Islam.
Implementasi zakat profess
meliputii:
1. Bembayaran zakat dihitung
atas dasar 2,5% dari
pendapatan dengan
penghitungan yang rinci..
2. Dikeluarkan dari harta
yang telah mencapai
nishab.
3. Diberikan kepada 8 asnaf.
Skala Likert
F. Skala Pengumpulan Data
Metode pengumpulkan data yang penulis menggunakan metode
skala yakni menentukan satuan yang diperoleh, sekaligus jenis data atau
38
tingkatan data, apakah data tersebut berjenis nominal, ordinal, interval atau
rasio. Dalam menerapkan metode skala ini penulis menggunakan Skala
Likert, yakni skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang tentang suatu objek dan fenomena tertentu.53
Disini
penulis memberikan butir-butir pernyataan kepada responden, dan
memberikan skor instrument penelitian yakni:
a) 5 = Sangat Setuju
b) 4 = Setuju
c) 3 = Cukup Setuju
d) 2 = Tidak Setuju
e) 1 = Sangat Tidak Setuju
G. Skala Pengukuran Data
Skala pengukuran data adalah prosedur pemberian angka pada suatu
objek agar dapat menyatakan karakteristik dari objek tersebut. Sesuai dengan
skala pengumpulan data dalam penelitian ini, adapun skala pengukuran yang
digunakan adalah skala interval, yakni suatu skala dimana objek/kategori
dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, jarak/interval antara tiap
objek/kategori sama.
H. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Statistik Deskriptif
yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
53
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 25.
39
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.54
Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat kesadaran masyarakat Kelurahan
Lenteng Agung terhadap implementasi zakat profesi, penulis menggunakan
analisis Korelasi Pearson dan analisis Regresi Linier Sederhana. Dalam
mengolah data yang telah dikumpulkan penulis menggunakan bantuan
Software SPSS 17.0 for Windows dan Microsoft excel.
1. Pengujian Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu pengujian yang digunakan untuk
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang
ingin diukur.
Suatu instrumen penelitian dikatakan valid, apabila:
1) Jika koefisien korelasi product moment > r-tabel (α; n-2), n =
jumlah sampel.
2) Nilai Sig. ≤ α55
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas dalam penelitian
ini menggunakan teknik korelasi product moment adalah: 56
54
Muslich Ansori, Sri Iswati, Buku Ajar: Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya:
Pusat Penerbitan dan Percetakan (AUP), 2009), h. 116. 55
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 162. 56
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 164.
√[ ][ ]
40
B
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n
S
u
m
b
e
r
:
Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 20.
data pada tabel uji validitas untuk variabel X (tingkat kesadaran
masyarakat) di atas, dapat dilihat bahwa ada 11 pernyataan yang
dinyatakan valid, karena r hitung > r tabel (diketahui bahwa nilai
pada r tabel sebesar 0.361untuk jumlah n = 30). Dengan demikian
penulis tidak perlu melakukan perubahan pada butir pernyataan pada
variabel X.
Di mana:
n = Jumlah responden
X = Skor variabel (jawaban responden)
Y = Skor total variabel untuk responden n.
Tabel 3.2
Uji Validitas Variabel X
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Pernyataan 1 0,516 0,361 Valid
Pernyataan 2 0,538 0,361 Valid
Pernyataan 3 0,731 0,361 Valid
Pernyataan 4 0,743 0,361 Valid
Pernyataan 5 0,737 0,361 Valid
Pernyataan 6 0,666 0,361 Valid
Pernyataan 7 0,800 0,361 Valid
Pernyataan 8 0,672 0,361 Valid
Pernyataan 9 0,731 0,361 Valid
Pernyataan 10 0,642 0,361 Valid
Pernyataan 11 0,559 0,361 Valid
41
S
S
u
m
S
u
m
b
e
r
:
H
asil pengolahan angket menggunakan SPSS 20.
Berdasarkan data pada tabel uji validitas untuk variabel X (tingkat
kesadaran masyarakat) di atas, dapat dilihat bahwa dari 8 butir
pernyataan yang telah diuji ada 1 pernyataan yang dinyatakan tidak
valid, karena ada beberapa responden yang tidak mengatahui
pengertian dari kata “mustahik”, oleh karena itu, penulis
menambahkan pengertian dari kata “mustahik pada butir pernyataan
ke 5 pada variabel Y.
b. Uji Reabilitas
Uji reabilitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Secara internal,
Tabel 3.3
Uji Validitas Variabel Y
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Pernyataan 1 0,850 0,361 Valid
Pernyataan 2 0,790 0,361 Valid
Pernyataan 3 0,837 0,361 Valid
Pernyataan 4 0,736 0,361 Valid
Pernyataan 5 0,218 0,361 Tidak Valid
Pernyataan 6 0,718 0,361 Valid
Pernyataan 7 0,787 0,361 Valid
Pernyataan 8 0,738 0,361 Valid
42
reabilitas alat ukur dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-
butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.57
Teknik yang digunakan untuk mengukur reabilitas dalam
penelitian ini adalah teknik alpha Cronbach yakni teknik yang
digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang tidak
mempunyai pilihan „benar‟ atau „salah‟ maupun „ya‟ atau „tidak‟
melainkan digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang
mengukur sikap atau perilaku. dengan ketentuan kriteria suatu
instrumen penelitian dikatakan reabel dengan menggunakan teknik
ini, bila koefisien reabilitas (r11) > 0,6 (Syofian Siregar : 175).58
Rumus yang digunakan dalam teknik ini adalah:
[
] [
]
Di mana:
n = Jumlah sampel
X = Nilai skor yang dipilih
σt2 = Varians total
∑ σb2 = Jumlah varians butir
k = Jumlah butir pertanyaan
r11 = koefisien reabilitas instrument
57
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, h. 173. 58
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikai SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 175.
43
Tabel 3.4
Uji Reabilitas Variabel X
Cronbach's Alpha N of Items
0,901 11
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0
Berdasarkan data pada tabel uji reabilitas untuk variabel X
(tingkat kesadaran masyarakat) di atas, dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach‟s Alpha pada tabel di atas sebesar 0,901 dari 11
pernyataan pada variabel X, sehingga dapat dinyatakan bahwa
tingkat reabilitasnya sangat kuat. Dengan demikian, pernyataan pada
variabel X (tingkat kesadaran masyarakat) memiliki tingkat
konsistensi yang tinggi dan dapat di percaya.
Tabel 3.5
Uji Reabilitas Variabel Y
Cronbach's Alpha N of Items
0,889 8
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 20.
Berdasarkan data pada tabel uji reabilitas untuk variabel Y
(implementasi zakat profesi) di atas, dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach‟s Alpha pada tabel di atas sebesar 0,889 dari 8 pernyataan
pada variabel Y, sehingga dapat dinyatakan bahwa tingkat
reabilitasnya sangat kuat. Dengan demikian, pernyataan pada variabel
Y (implementasi zakat profesi) memiliki tingkat konsistensi yang
tinggi dan dapat di percaya.
2. Uji Normalitas
44
Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah
untuk apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data
berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji statistik berjenis
parametrik. Sedangkan bila data tidak berdistribusi normal, maka
digunakan uji statistik nonparametrik.59
3. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek
yang diteliti mempunyai varian yang sama. Bila objek yang diteliti tidak
mempunyai varian yang sama, maka uji anova tidak dapat diberlakukan.
Dalam penelitian ini ditentukan taraf signifikan α = 5%.60
4. Uji Korelasi
Korelasi merupakan suatu bentuk analisis data dalam penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau bentuk arah hubungan diantara
dua variabel dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel yang
satu (variabel bebas) terhadap variabel lainnya (variabel terikat).61
a. Koefisiensi Korelasi
Koefisiensi korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih, juga dapat menentukan arah
hubungan dari dua variabel.
Nilai korelasi (r) = (-1 ≤ 0 ≤ 1).
59
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), cet. Pertama, h. 379 60
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, h.170. 61
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, h. 379
45
Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada di antara
-1 sampai 1, sedangkan untuk arah yang dinyatakan dalam bentuk positif
(+) dan (-).
Misalnya :
1) Apabila r = -1 korelasi negatif sepurna, artinya terjadi hubungan
bertolak belakang antara veriabel X dan veriabel Y. Jika variabel X
naik, maka variabel Y turun.
2) Apabila r = 1 korelasi positif sempurna, artinya terjadi hubungan
searah variabel X dan variabel Y. Jika variabel X naik, maka variabel
Y naik.62
Tabel 3.6
Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan
NO Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat Lemah
2 0,20 – 0,399 Lemah
3 0,40 – 0,599 Cukup Kuat
4 0,60 – 0,799 Kuat
5 0,80 – 0,100 Sangat Kuat
Sumber : Syofian Siregar, 2013
5. Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan salah satu alat yang digunakan
dalam memprediksi permintaan di masa yang akan datang dengan
berdasarkan data yang masa lalu, atau untuk mempengaruhi pengaruh
62
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), h. 337.
46
suatu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas
(dependent),63
dengan rumus sebagai berikut:
Y‟ = a + bX
Dimana:
Y‟ = Variabel terikat (dependen)
X = Variabel bebas (independen)
a = Konstanta (nilai Y‟ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penuturan)
6. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (KD) merupakan angka yang menyatakan
atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang
diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y
(terikat). Rumus:64
KD = (r)2 x 100%
63
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), h. 379 64
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), h. 338.
47
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Kelurahan Lenteng Agung
1. Sejarah Berdirinya Kelurahan Lenteng Agung
Sejarah daerah Lenteng Agung berawal dari Belanda yang dahulu
sering mempekerjakan etnis Thionghoa untuk mendirikan bangunan dan
membuat jalanan di pinggir kota Jakarta. Tapi, pihak Belanda tidak
mengizinkan etnis Thionghoa untuk tinggal di daerah Depok. Sejak saat
itulah etnis Thionghoa membuat tenda-tenda dan pondok-pondok untuk
mereka tinggal. Demikian bangsa China berinisiatif untuk membuat
Klenteng yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, Klenteng itu besar dan
sangat diagungkan oleh para bangsa China. Akhirnya daerah tersebut
dinamakan Klenteng Agung atau saat ini popular dengan nama Lenteng
Agung.65
Jarak antara pondok Cina dan Lenteng Agung tidak begitu jauh.
Sehingga bisa memudahkan etnis Cina untuk beribadah dengan mudah.
Ditambah lagi dengan etnis Cina yang akhirnya menikah dengan
masyarakat asli Lenteng Agung. Sehingga Pondok Cina dan Lenteng
Agung menjadi saling terkait satu sama lain. Namun, seiring dengan
waktu, Klenteng Agung tersebut tidak diketahui keberadaannya hingga
sekarang dan masyarakat etnis Thionghoa pun sudah tidak ada lahi
65
Saugy Riyandi, “Asal-Usul Lenteng Agung Bermula dari Klenteng Agung” diakses dari
http://www.merdeka.com/peristiwa/asal-usul-lenteng-agung-bermula-dari-klenteng-
agung.html, Senin, 10 Juli 2017, pukul 21.23 WIB.
48
dikarenakan pergi dari daerah Lenteng Agung satu persatu karena
semakin banyaknya masyarakat pendatang dan masyarakat asli Lenteng
Agung yang tinggal disnaa, sehingga masyarakat Thionghoa memilih
untuk pindah dari Lenteng Agung, walaupun begitu, peninggalan-
peninggalan etnis Thionghoa masih tetap terjaga, seperti pemakaman
untuk etnis-etnis Cina dan bangunan yang memiliki cirri khas etnis
Thionghoa seperti rumah Cina. Hal ini membuktikan bahwa Lenteng
Agung sejak dulu sudah diajarkan bertoleransi dengan pendatang yang
berbeda etnis dan agama.66
2. Visi dan Misi Kelurahan lenteng Agung
a. Visi
Mewujudkan Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia
yang manusiawi, efisien dan berdaya saing global, di huni masyarakat
yang partisipatif, berakhlak, sejahtera dan berbudaya dalam
lingkungan kehidupan yang aman berkelanjutan.
b. Misi
1) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana kota yang
efektif, kompetitif dan terjangkau
2) Mewujudkan pembangunan yang adil, ramah lingkungan dan
berbasis partisipasi masyarakat
3) Meningkatkan kualitas kehidupan dan kerukunan masyarakat kota
4) Meningkatkan keamanan, ketentraman dan ketertiban kota
66
Saugy Riyandi, “Dimana Letak Klenteng yang Menjadi Simbo Lenteng Agung?”
diakses dari http://www.merdeka.com/peristiwa/dimana-letak-klenteng-yang-jadi-
simbol-lenteng-agung.html, Senin, 10 Juli 2017, pukul 21.23 WIB.
49
5) Melaksanakan pengelolaan tata pemerintahan yang baik.
3. Tujuan Kelurahan Lenteng Agung
Menjadi urban manager (pengelola wilayah) Kelurahan Lenteng
Agung
4. Sasaran Kelurahan Lenteng Agung
a. Memberikan pelayanan umum yang terbaik di Kelurahan Lenteng
agung
b. Mengelola Pembangunan kota pada Kelurahan Lenteng Agung
B. Jumlah Penduduk Kelurahan Lenteng Agung
Dari data yang ada jumlah penduduk di Kelurahan Lenteng Agung pada
akhir bulan Desember 2016 tercatat sebanyak 60.459 jiwa yang terdiri atas:
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Kelurahan Lenteng Agung
KETERANGAN JUMLAH
Laki-Laki 30.561 Jiwa
Perempuan 29.878 Jiwa
Kepala Keluarga 16.018 KK
KK Laki-Laki 12.875 KK
KK Perempuan 3.143 KK
Jumlah Penduduk Wajib KTP 44.552 Jiwa
50
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
NO UMUR WNI WNA
JUMLAH LK PR JML LK PR JML
1 0-1 1.865 1.530 3.395 - - - 3.395
2 5-9 2.078 1.931 4.009 - - - 4.009
3 10-14 2.796 2.212 5.008 - - - 5.008
4 15-19 2.708 2.578 5.286 - - - 5.286
5 20-24 2.436 2.517 4.953 - - - 4.953
6 25-29 2.738 3.652 6.390 - - - 6.390
7 30-34 3.946 3.868 7.814 - - - 7.814
8 35-39 2.696 2.709 5.405 - - - 5.405
9 40-44 2.156 2.233 4.389 - - - 4.389
10 45-49 2.188 2.164 4.352 - - - 4.352
11 50-54 2.131 2.086 4.217 - - - 4.217
12 55-59 1.168 1.024 2.192 - - - 2.192
13 60-64 812 722 1.534 - - - 1.534
14 65-69 560 452 1.012 - - - 1.012
15 70-74 219 156 375 - - - 375
16 75 Keatas 84 44 128 - - - 128
JUMLAH 30.581 29.878 60.459 - - - 60.459
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Agama
NO AGAMA JUMLAH KETERANGAN
1. Islam 55.189
2. Kristen 4.355
3. Katholik 788
51
4. Hindu 57
5. Budha 70
JUMLAH 60.459
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH KETERANGAN
1. Swasta 10.977
2. Buruh 8.390
3. Pedagang 10.995
4. PNS 5.511
5. Pensiunan 1.495
6. ABRI/POLRI 2.062
7. Petani -
8. Lain-lain 21.121
JUMLAH 60.459
52
PETA JABATAN KELURAHAN LENTENG AGUNG
LURAH
SEKKEL
- Pengadministrasi
Umum
- Penyusun Kesra
Kepala Seksi Ekonomi,
Prasarana dan Sarana
Kepala Seksi Kesejahteraan
Rakyat
- Penyusun Pemtramtib
- Pengadministrasi
Kesra
- Pengadministrasi
Pemtramtib
- Bendahara Pengeluaran Pembantu
Kepala Seksi
Pemerintahan, Tramtib
- Penyusun Kesra
- Penganministrasi Kesra
- Pengurus Barang Pembantu
- Caraka
53
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Pada bagian ini penulis memaparkan mengenai karakteristik responden
dalam penelitian Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat Lenteng Agung
Terhadap Implementasi Zakat Profesi, penulis mengklasifikasikan
karakteristik responden tersebut secara manual berdasarkan usia, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir, penghasilan per-bulan, dan
penghasilan bersih per-bulan (setelah dipotong biaya pokok). Adapun
penjelasan masing-masing karakteristik responden adalah sebagai berikut:
1. Identitas responden berdasarkan usia
Tabel 5.1
Identitas responden berdasarkan usia
NO Usia Frekuensi Persentase (%)
1. 20 - 29 tahun 38 38%
2. 30 – 39 tahun 35 35%
3. 40 – 49 tahun 17 17%
4. 50 – 59 tahun 9 9%
5. 60 tahun ke atas 1 1%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Dari data yang ada pada tabel di atas bahwasanya seluruh
responden yang ada usianya tergolong antara 20-60 tahun dari jumlah
100 orang responden yang berusia 20-29 tahun terdapat 38 orang atau
54
setara dengan 38%, usia 30-39 tahun terdapat 35 orang atau setara
dengan 35%, usia 40-49 tahun terdapat 17 orang atau setara dengan 17%,
usia 50-59 tahun terdapat 9 orang atau setara dengan 9%,dan yang
terakhir usia 60 tahun terdapat 1 orang atau setara dengan 1% persentase
golongan usia tertinggi terdapat pada usia antara 20-29 tahun, yaitu
sebesar 38%.
2. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.2
Identitas responden berdasarkan jenis kelamin
NO Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Laki-laki 67 67%
2. Perempuan 33 33%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Dari data diatas terdapat 100 orang responden, yang terdiri dari 67
orang yang berjenis kelamin laki-laki atau setara dengan 67% dan 33
orang yang berjenis kelamin perempuan atau setara dengan 33%.
3. Identitas responden berdasarkan jenis pekerjaan
Tabel 5.3
Identitas responden berdasarkan jenis pekerjaan
NO Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1. Wiraswasta 51 51%
2. Wirausaha 21 21%
3. PNS 17 17%
55
4. Guru 6 6%
5. Lain-Lain 5 5%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Dari data yang disajikan pada tabel diatas mengenai jenis pekerjaan
yang dimiliki oleh responden yang terdiri dari 100 orang responden
bahwasanya terdapat responden yang berprofesi sebagai wiraswasta
berjumlah 51 orang atau setara dengan 51%, wirausaha berjumlah 21
orang atau setara dengan 21%, PNS berjumlah 17 orang atau setara dengan
17%, guru berjumlah 6 orang atau setara dengan 6%, dan yang lainnya
seperti arsitek, konsultan kesetahan, karyawan BUMN, dokter berjumlah 5
orang atau setara dengan 5%. dan persentase tertinggi berdasarkan jenis
pekerjaan responden, terdapat pada profesi wiraswasta yang berjumlah 51
Orang atau setara dengan 51%.
4. Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 5.4
Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir
NO Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)
1. SD/sederajat - -
2. SMP/sederajat - -
3. SMA/sederajat 26 26%
4. Perguruan tinggi 74 74%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Data pada tabel di atas memaparkan mengenai identitas responden
berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, dari jumlah 100 responden yang
56
ada dapat disimpulkan bahwanya responden pada penelitian ini berasal
dari masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yakni 74
orang atau setara dengan 74% berasal dari masyarakat yang menyelesaikan
pendidikan di perguruan tinggi.
5. Identitas responden berdasarkan total rata-rata penghasilan per-bulan
Tabel 5.5
Identitas responden berdasarkan total rata-rata penghasilan per-bulan
NO Rata-rata penghasilan per-bulan Frekuensi Persentase (%)
1. 0 – 1000.000 - -
2. 1000.000 – 3.000.000 - -
3. 3.000.000 – 5.000.000 12 12%
4. 5.000.000 – 7.000.000 54 54%
5. Lebih dari 7.000.000 34 34%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Dari data yang disajikan pada tabel diatas mengenai jenis pekerjaan
yang dimiliki oleh responden yang terdiri dari 100 orang responden
bahwasanya terdapat responden yang penghasilan 3.000.000 – 5.000.000
sebesar 12 orang atau setara dengan 12%, penghasilan 5.000.000 –
7.000.000 sebanyak 54 orang atau setara dengan 54%, dan responden yang
memiliki penghasilan lebih dari 7.000.000 sebanyak 34 orang atau setara
dengan 34%, persentase tertinggi berdasarkan total penghasilan yang di
dapatkan oleh responden responden, terdapat pada responden yang
memiliki penghasilan 5.000.000 – 7.000.000 yang berjumlah 54 orang
atau setara dengan 54%.
57
B. Deskripsi Pernyataan Variabel X
Pada bagian ini penulis akan mendeskripsikan jawaban responden dari
setiap butir pernyataan yang terdapat pada variabel X (Tingkat Kesadaran
Masyarakat) dalam angket yang telah diberikan kepada responden.
Tabel 5.6
Masyarakat mengetahui dalil mengenai zakat
Bobot Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 33 33%
4. Setuju 52 52%
3. Cukup Setuju 14 14%
2. Tidak Setuju 1 1%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 52
responden total 100 responden yang ada atau setara dengan 52% menjawab
Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung telah mengetahui dalil mengenai
zakat.
Tabel 5.7
Masyarakat mengetahui bahwa di dalam harta yang mereka miliki
ada hak orang lain (mustahiq/penerima zakat)
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 44 44%
58
4. Setuju 44 44%
3. Cukup Setuju 11 11%
2. Tidak Setuju 1 1
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 44
responden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 44% menjawab
sangat setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung mengetahui bahwa di dalam harta
yang mereka miliki ada hak orang lain (mustahiq/penerima zakat).
Tabel 5.8
Masyarakat mengetahui bahwasanya ada zakat lain selain zakat fitrah
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 43 43%
4. Setuju 46 46%
3. Cukup Setuju 11 11%
2. Tidak Setuju - -
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat
46 responden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 46% menjawab
Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung mengetahui bahwasanya ada zakat lain
selain zakat fitrah.
59
Tabel 5.9
Masyarakat pernah mendengar mengenai zakat profesi
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 18 18%
4. Setuju 46 46%
3. Cukup Setuju 35 35%
2. Tidak Setuju 1 1%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 46
responden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 46% menjawab
Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung pernah mendengar mengenai zakat
profesi.
Tabel 5.10
Masyarakat mengetahui bahwa zakat profesi merupakan zakat yang
dikeluarkan atas pengahasilan/gaji yang telah mencapai nishab
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 32 32%
4. Setuju 50 50%
3. Cukup Setuju 18 18%
2. Tidak Setuju - -
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 50
responden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 100% menjawab
60
Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung mengetahui bahwa zakat profesi
merupakan zakat yang dikeluarkan atas pengahasilan/gaji yang telah
mencapai nishab.
Tabel 5.11
Masyarakat mengetahui bahwasanya zakat profesi hukumnya wajib
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 35 35%
4. Setuju 44 44%
3. Cukup Setuju 20 20%
2. Tidak Setuju 1 1%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 44
responden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 44% menjawab
Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung mengetahui bahwa zakat profesi
merupakan zakat yang dikeluarkan atas pengahasilan/gaji yang telah
mencapai nishab.
Tabel 5.12
Masyarakat mengetahui nishab zakat profesi
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 17 17%
4. Setuju 53 53%
3. Cukup Setuju 25 25%
2. Tidak Setuju 4 4%
61
1. Sangat Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 53
responden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 53% menjawab
Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung mengetahui nishab zakat profesi.
Tabel 5.13
Masyarakat merasa mereka wajib mengeluarkan zakat profesi
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 29 29%
4. Setuju 55 55%
3. Cukup Setuju 15 15%
2. Tidak Setuju 1 1
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 55
responden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 55% menjawab
Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas masyarakat
Kelurahan Lenteng Agung merasa mereka wajib mengeluarkan zakat profesi.
Tabel 5.14
Masyarakat mengetahui bahwa dengan berzakat harta yang kita miliki akan
bersih dan suci
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 46 46%
4. Setuju 43 43%
62
3. Cukup Setuju 10 10%
2. Tidak Setuju 1 1%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 46
responden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 46% menjawab
sangat setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung mengetahui bahwa dengan berzakat
harta yang kita miliki akan bersih dan suci.
Tabel 5.15
Masyarakat berpendapat bahwa zakat dapat dijadikan sebagai sumber
utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 49 49%
4. Setuju 35 35%
3. Cukup Setuju 13 13%
2. Tidak Setuju 3 3%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 49
responden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 49% menjawab
sangat setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung berpendapat bahwa zakat dapat
dijadikan sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
63
Tabel 5.16
Masyarakat mengetahui bahwa zakat harus diberikan kepada orang
yang khusus
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 39 39%
4. Setuju 46 46%
3. Cukup Setuju 12 12%
2. Tidak Setuju 3 3%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 46
reaponden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 46% menjawab
Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas masyarakat
Kelurahan Lenteng Agung telah mengetahui bahwasanya zakat harus diberikan
kepada orang yang khusus
C. Deskripsi Pernyataan Variabel Y
Tabel 5.17
Masyarakat selalu menunaikan zakat profesi
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 20 20%
4. Setuju 52 52%
3. Cukup Setuju 27 27%
2. Tidak Setuju 1 1%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 52
responden dari 100 responden yang ada atau setara dengan 52% menjawab
64
Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas masyarakat
Kelurahan Lenteng Agung telah menunaikan zakat profesinya.
Tabel 5.18
Masyarakat yakin, bahwa mereka dapat menjalankan kewajiban
mereka untuk mengeluarkan zakat profesi
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 22 22%
4. Setuju 54 54%
3. Cukup Setuju 22 22%
2. Tidak Setuju 2 2%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 54
responden dari total 100 responden yang ada atau setara dengan 54%
menjawab Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung dapat menjalankan kewajiban mereka
untuk mengeluarkan zakat profesi.
Tabel 5.19
Masyarakat mengeluarkan zakat profesi sebesar 2,5% dari penghasilan
yang mereka dapat
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 24 24%
4. Setuju 55 55%
3. Cukup Setuju 18 18%
2. Tidak Setuju 3 3%
1. Sangat Tidak Setuju - -
65
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 55
responden dari total 100 responden yang ada atau setara dengan 55%
menjawab Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung mengeluarkan zakat profesi sebesar
2,5% dari penghasilan yang mereka dapat.
Tabel 5.20
Masyarakat membayar zakat profesi secara rutin setiap bulannya
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 16 16%
4. Setuju 42 42%
3. Cukup Setuju 36 36%
2. Tidak Setuju 6 6%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 42
responden dari total 100 responden yang ada atau setara dengan 42%
menjawab Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung membayar zakat profesi secara rutin
setiap bulannya.
Tabel 5.21
Masyarakat langsung memberikan zakat profesi mereka kepada
mustahiq
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 19 19%
66
4. Setuju 52 52%
3. Cukup Setuju 25 25%
2. Tidak Setuju 4 4%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya
terdapat 52 responden dari total 100 responden yang ada atau setara dengan
52% menjawab Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa
mayoritas masyarakat Kelurahan Lenteng Agung langsung memberikan zakat
profesi mereka kepada mustahiq.
Tabel 5.22
Masyarakat memberikan zakat mereka melalui masjid/lembaga resmi
seperti LAZ dan BAZ
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 19 19%
4. Setuju 32 32%
3. Cukup Setuju 39 39%
2. Tidak Setuju 10 10%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 39
responden dari total 100 responden yang ada atau setara dengan 39%
menjawab Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa terkadang
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung memberikan zakat mereka melalui
masjid/lembaga resmi seperti LAZ dan BAZ.
67
Tabel 5.23
Masyarakat dapat menghitung berapa besar zakat profesi yang
harus mereka keluarkan
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 11 11%
4. Setuju 61 61%
3. Cukup Setuju 22 22%
2. Tidak Setuju 6 6%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya terdapat 61
responden dari total 100 responden yang ada atau setara dengan 61%
menjawab Setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
masyarakat Kelurahan Lenteng Agung dapat menghitung berapa besar zakat
profesi yang harus mereka keluarkan.
Tabel 5.24
Masyarakat membayar zakat profesi untuk membangun hubungan
yang harmonis kepada sesama manusia
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
5. Sangat Setuju 45 45%
4. Setuju 39 39%
3. Cukup Setuju 15 15%
2. Tidak Setuju 1 1%
1. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan angket menggunakan SPSS 17.0 tahun 2017
68
Berdasarkan data pada tebel di atas, menunjukkan bahwasanya
terdapat 45 responden dari total 100 responden yang ada atau setara dengan
45% menjawab sangat setuju, oleh karena itu dapat diambil kesimpulan
bahwa mayoritas masyarakat Kelurahan Lenteng Agung membayar zakat
profesi untuk membangun hubungan yang harmonis kepada sesama manusia
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tingkat
Kesadaran
Masyarakat
Implementasi
Zakat Profesi
N 100 100
Normal Parametersa,,b
Mean 45.66 31.06
Std. Deviation 4.212 3.645
Most Extreme Differences Absolute .145 .123
Positive .094 .107
Negative -.145 -.123
Kolmogorov-Smirnov Z 1.448 1.234
Asymp. Sig. (2-tailed) .030 .095
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan data pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai variabel tingkat
kesadaran masyarakat (X) pada kolom signifikan (Asymp. Sig. (2-tailed))
adalah 0,030 dan nilai α sebesar 0,025 karena pengujian dilakukan dua sisi
maka nilai α tersebut dibagi 2, sehingga nilai α = 0,05/2 = 0,025 maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa 0,030 > 0,025 maka Ho diterima yang berarti
populasi berdistribusi normal. Dan nilai variabel implementasi zakat profesi
(Y) pada kolom signifikan (Asymp. Sig. (2-tailed)) adalah 0,095 maka dapat
69
ditarik kesimpulan bahwa 0,095 > 0,025 maka Ho diterima yang berarti
populasi berdistribusi normal.
70
Dari dua output chart di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik yang ada selalu
mengikuti dan mendekati garis diagonalnya. Maka dari itu, dapat disimpulkan
bahwa nilai residual berdistribusi normal sehingga syarat normalitas nilai
residual untuk analisis regresi dapat terpenuhi.
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Tingkat Kesadaran masyarakat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.449 12 81 .162
Berdasarkan data yang tertera pada tabel di atas dapat diketahui bahwa
nilai signifikansi variabel implementasi zakat profesi (Y) terhadap variabel
tingkat kesadaran masyarakat (X) = 0,165 > 0,05 Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwasanya variabel implementasi zakat profesi (Y) berdasarkan
variabel tingkat kesadaran masyarakat (X) memiliki varian yang sama.
3. Uji Korelasi
Correlations
Tingkat
Kesadaran
masyarakat
Implementasi Zakat
Profesi
Tingkat Kesadaran
Masyarakat
Pearson Correlation 1 .598**
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
Implementasi Zakat
Profesi
Pearson Correlation .598** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
71
Berdasarkan nilai signifikansi dari output di atas diketahui antara tingkat
kesadaran masyarakat (X) dengan implementasi zakat profesi nilai
signifikansi 0,000 < 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara kedua variabel tersebut.
4. Regresi Linier Sederhana
a. Model Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
T Sig. B Std.
Error B
1. (Constant) 7.429 3.213 2.312 .023
Tingkat Kesadaran
Masyarakat .518 .070 .598 7.386 .000
a. Dependent Variable: Implementasi Zakat Profesi
Berdasarkan pada tabel coefficients (a) menunjukkan bahwa
model persamaan regresi untuk memperkirakan implementasi zakat
profesi yang dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat adalah:
Y = a + bX
Y = 7,429 + 0,518 X
Di mana Y adalah implementasi zakat profesi, sedangkan X adalah
tingkat kesadaran masyarakat.
Dari persamaan di atas dapat ditarik kesimpulan, yakni:
1) Bila ada penambahan 1 unit dari tingkat kesadaran masyarakat maka
akan ada meningkat nilai implementasi zakat profesi sebesar 0,518 .
72
2) Koefisien regresi b = 0,518 mengindikasikan besaran penambahan
implementasi zakat profesi untuk setiap pertambahan tingkat
kesadaran masyarakat.
b. Uji Hipotesis
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 470.471 1 470.471 54.553 .000a
Residual 845.169 98 8.624
Total 1315.640 99
a. Predictors: (Constant), Tingkat Kesadaran Masyarakat
b. Dependent Variable: Implementasi Zakat Profesi
Berdasarkan data yang tertera pada tabel di atas diperoleh nilai
signifikan sebesar 0,000 dan nilai α sebesar 0,025 karena pengujian
dilakukan dua sisi maka nilai α tersebut dibagi 2, sehingga nilai α =
0,05/2 = 0,025 oleh karena itu dapat dibandingkan nilai signifikan
0,000<0,025 maka berdasarkan dengan kaidah pengujian maka Ho
ditolak. Dan dapat disimpulkan bahwasanya tingkat kesadaran
masyarakat (X) berpengaruh terhadap implementasi zakat profesi (Y).
c. Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .598a .358 .351 2.937
a. Predictors: (Constant), Tingkat Kesadaran Masyarakat
b. Dependent Variable: Implementasi Zakat Profesi
73
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai R2
sebesar 0,358. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
yang artinya implementasi dipengaruhi oleh tingkat kesadaran
masyarakat sebesar 0,358 dengan demikian implementasi zakat profesi
dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat sebesar 35,8% dan
sisanya 64,2% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti.
74
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pengaruh tingkat kesadaran
masyarakat Lenteng Agung terhadap implementasi zakat profesi, maka dalam
bab ini dapat disimpulkan:
1. Dari hasil pengolahan data angket pada pernyataan variabel X (tingkat
kesadaarn masyarakat) dapat dilihat bahwa pada dasarnya masyarakat
Kelurahan Lenteng Agung telah menyadari akan kewajiban mereka
untuk membayar zakat profesi, namun dalam pengimplementasiannya
hanya sebagian masyarakat yang telah menunaikan zakat profesinya
secara rutin baik dibayarkan setiap bulan maupun per-tahun.
2. Hasil analisa pengaruh tingkat kesadaran masyarakat Lenteng Agung
terhadap implementasi zakat profesi yang telah dilakukan oleh penulis,
dari hasil jawaban kuisioner yang telah disebarkan kepada 100 responden
dengan menggunakan uji statistik SPSS 17.0 dengan melakukan
penghitungan analisa korelasi berdasarkan nilai signifikansinya dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kedua
variabel tersebut. Berdasarkan koefisien determinasi implementasi zakat
profesi dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat sebesar 35,8%.
Berdasarkan uji hipotesis dapat dilihat bahwa sig < α (0,000 < 0,025)
maka berdasarkan dengan kaidah pengujian dapat disimpulkan
bahwasanya tingkat kesadaran masyarakat (X) berpengaruh terhadap
implementasi zakat profesi (Y).
75
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwasanya terdapat
pengaruh positif antara tingkat kesadaran masyarakat dengan
pengimplementasian zakat profesi, oleh karena itu besar harapan saya
agar skripsi ini dapat dijadikan acuan pada lembaga zakat untuk
meningkatkan minat kesadaran masyarakat dalam
mengimplementasikan zakat profesi khususnya pada wilayah Lenteng
Agung. Karena, jika dilihat dari jumlah penghasilan yang masyarakat
dapatkan, potensi zakat profesi di wilayah Lenteng Agung cukup
besar.
2. Kepada aparatur Kelurahan Lenteng Agung serta para tokoh di
wilayah Lenteng Agung sepetri ustadz, mubaligh besar harapan saya
untuk meningkatkan kinerja dalam mensosialisasikan zakat profesi
kepada masyarakat, agar masyarakarakat dapat sadar akan banyaknya
manfaat ketika mereka telah menunaikan zakat profesi, bahwasanya
dana zakat dapat memberdayakan masyarakat, mengurangi angka
kemiskinan dan yang lebih penting zakat dapat membersihkan harta
mereka dari yang bukan haknya.
3. Untuk peneliti selanjutnya agar membahas kembali secara lebih dalam
dengan menggunakan literratur-literatur yang lebih lengkap mengenai
zakat profesi dan mengulas lebih dalam mengenai faktor-faktor lain
yang menghambat proses pengimplementasian zakat profesi di
kalangan masyarakat.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, 1992, Sosiologi: Skematika. Teori, dan Terapan, Jakarta: PT Bumi
Aksara.
AW. Widjaja, 1984, Kesadaram Hukum Manusi a dan masyarakat Pancasila,
Palembang: CV. Era Swasta.
Bina Sarana Informatika, 2004, Metode Penelitian Jakarta: Akademi Bina Sarana
Informatika.
Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka.
Didin Hafidhuddin, 2007, Membangun Peradaban Zakat, Jakarta: Divisi
Publikasi Institut Manajemen Zakat.
Forum Zakat, 2012, Cetak Biru: Pengembangan Zakat Indonesia; Panduan Masa
Depan Zakat Indonesia, Jakarta: Forum Zakat.
Hamidi, 2010, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Malang: UMM Press.
H.M. Arifin, 1976, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah
Manusia, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. Pertama.
Husein As-Syahatah, 2004, Akuntansi Zakat Panduan Praktis Perhitungan Zakat
Kontemporer, Jakarta: Pustaka Progressif, Cet. Pertama.
Kementrian Agama RI, 2012, Modul Penyuluhan Zakat, Jakarta: Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat.
Mading Grafik Pengumpulan Dana ZIS 2012-2016 BAZIS Provinsi DKI Jakarta,
12 Januari 2017.
M. Ali Hasan, 2006, Zakat dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problematika
Sosial di Indonesia, Jakarta: KENCANA.
M. Moenandar Spelaeman, 1987, Ilmu Sosial Dasar-Teori dan Konsep Ilmu
Sosial, Bandung: PT Refika Aditama.
Muhammad Taufik Ridlo, 2007, Zakat Profesi dan Perusahaan, Ciputat: Institut
Manajemen Zakat.
Mursyidi, 2003, Akuntansi Zakat Kotemporer, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muslich Ansori, Sri Iswati, 2009, Buku Ajar: Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan (AUP).
77
Nanang Martono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis
Data sekunder, Jakarta: Rajawali Pers.
O.P. Simonangkir, 1987, Kesadaran, Pikiran dan Tanggung Jawab, (Jakarta:
Yagrat, Cet. Pertama.
Robert L. Solso, dkk, 2007, Psikologi kognitif, Erlangga.
Robert S. Feldman, Understanding Psychology, Jakarta: Salemba Humanika.
Soerjono Soekanto,2014, Sosiologi Suaru Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Syofian Siregar, 2007, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikai SPSS Versi 17, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Syofian Siregar, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013, cet. Pertama,
Wahbah Al-Zuhayly, 1995, Zakat: Kajian Berbagai Macam, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
W. Gulo, 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Grasindo.
Yusuf Qardawi, 1973, Hukum Zakat, Bandung: Mizan.
Webside
http://perencanaankota.blogspot.co.id/2014/06/tingkat-kesadaran-masyarakat-
dan.html, kamis, 16-03-2017, pukul 09.07 WIB.
https://bazgresik.wordpress.com/2011/04/07/menghitung-zakat-penghasilan-
bruto-atau-netto/, diakses pada senin, 03/03/2017, pukul. 09.37 WIB.
http://www.merdeka.com/peristiwa/asal-usul-lenteng-agung-bermula-dari-
klenteng-agung.html, Senin, 10 Juli 2017, pukul 21.23 WIB.
http://www.merdeka.com/peristiwa/dimana-letak-klenteng-yang-jadi-simbol-
lenteng-agung.html, Senin, 10 Juli 2017, pukul 21.23 WIB.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN SKRIPSI YANG BERJUDUL
“PENGARUH TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT LENTENG
AGUNG TERHADAP IMPLEMENTASI ZAKAT PROFESI TAHUN 2017”
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sehubungan dengan diadakannya penelitian skripsi yang berjudul
“Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat Lenteng Agung Terhadap
Implementasi Zakat Profesi” oleh karena itu, saya selaku mahasiswi Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Manajemen ZISWAF, berharap
kesediaan bapak/ibu untuk mengisi angket ini.
Atas Kesediaan waktu dan kesempatan yang telah bapak/ibu berikan untuk
mengisi angket ini saya ucapkan banyak terimakasih dan semoga ini menjadi
pengetahuan baru bagi kita semua, mohon maaf apabila ada hal yang kurang
berkenan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin : L/P
4. Pekerjaan :
5. RT :
RW :
6. Pendidikan Akhir
a. SD /sederajat
b. SMP/ sederajat
c. SMA/ sederajat
d. Perguruan Tinggi
7. Penghasilan per-bulan
a. 0 – 1.000.000
b. 1.000.000 – 3.000.000
c. 3.000.000 – 5.000.000
d. 5.000.000 – 7.000.000
e. Lebih dari 7.000.000
8. Penghasilan bersih per-bulan (setelah dikurangi biaya pokok):
a. 0 – 1.800.000
b. 1.800.000 – 2.800.000
c. 2.800.000 – 3.800.000
d. 3.800.000 – 5.000.000
e. Lebih dari 5.000.000
Petunjuk Pengisian
Berdasarkan pengalaman anda selama ini, berilah tanda centang () pada kotak
yang telah disediakan, sesuai dengan apa yang anda rasakan dan kenyataan.
Keterangan:
Bobot nilai yang akan diberikan untuk pengambilan kesimpulan dari
kuisioner ini adalah sebagai berikut:
Tanggapan Bobot Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Cukup Setuju (CS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
A. Tingkat Kesadaran Masyarakat
No Pernyataan SS S CS TS STS
1. Saya mengetahui dalil mengenai zakat
2. Saya mengetahui bahwa di dalam harta yang saya
miliki ada hak orang lain (mustahiq/penerima zakat)
3. Saya mengetahui bahwasanya ada zakat lain selain
zakat fitrah
4. Saya pernah mendengar mengenai zakat profesi
5.
Saya mengetahui bahwa zakat profesi merupakan
zakat yang dikeluarkan atas pengahasilan/gaji yang
telah mencapai nishab
6. Saya mengetahui bahwasanya zakat profesi
hukumnya wajib
7. Saya mengetahui nishab zakat profesi
8. Saya merasa saya wajib mengeluarkan zakat profesi
9. Saya mengetahui bahwa dengan berzakat harta yang
kita miliki akan bersih dan suci
10. Zakat dapat dijadikan sebagai sumber utama
pertumbuhan ekonomi di Indonesia
11. Saya mengetahui bahwa zakat harus diberikan kepada
orang yang khusus
B. Implementasi Zakat Profesi
No Pernyataan SS S CS TS STS
1. Saya selalu menunaikan zakat profesi
2. Saya yakin, bahwa saya dapat menjalankan
kewajiban saya untuk mengeluarkan zakat profesi
3. Saya mengeluarkan zakat profesi sebesar 2,5% dari
penghasilan yang saya dapat
4. Saya membayar zakat profesi secara rutin setiap
bulannya.
5. Saya langsung memberikan zakat profesi saya kepada
mustahiq (penerima zakat)
6. Saya memberikan zakat profesi saya melalui
masjid/lembaga resmi seperti LAZ dan BAZ
7. Saya dapat menghitung berapa besar zakat profesi
yang harus saya keluarkan
8. Saya membayar zakat profesi untuk membangun
hubungan yang harmonis kepada sesama manusia
Catatan:
Setelah angket diisi, harap berikan kembali kepada peneliti.
Terima kasih semoga bapak/ibu selalu dalam lindungan Allah SWT.
UJI INSTRUMEN VARIABEL X
KOLOM RESPONDEN
Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 Total
1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54
2 4 5 5 5 5 3 3 5 5 4 4 48
3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 51
4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 51
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 45
6 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 49
7 5 5 5 5 5 4 3 2 5 5 4 48
8 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 52
9 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 51
10 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 54
11 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 54
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 54
13 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 46
14 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 51
15 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 30
16 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 53
17 4 5 4 3 4 4 3 2 5 5 4 43
18 3 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 41
19 3 4 3 4 3 5 3 5 4 3 5 42
20 3 4 3 2 4 2 2 4 4 3 5 36
21 4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 5 47
22 5 5 4 3 4 3 3 4 3 3 2 39
23 3 4 4 2 4 4 2 3 4 3 4 37
24 4 3 4 3 3 5 3 4 5 3 3 40
25 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 3 48
26 3 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 40
27 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 33
28 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 3 47
29 4 2 5 3 3 5 4 4 5 4 3 42
30 4 5 3 3 4 4 3 2 4 5 4 41
UJI INSTRUMEN VARIABEL X
CORRELATIONS
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 Total X
X1 Pearson
Correlation
1 .426* .596
** .591
** .460
* .429
* .435
* .158 .431
* .475
** -.068 .615
**
Sig. (2-
tailed)
.019 .001 .001 .011 .018 .016 .404 .017 .008 .720 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2 Pearson
Correlation
.426* 1 .382
* .593
** .798
** .140 .376
* .133 .341 .524
** .457
* .656
**
Sig. (2-
tailed)
.019
.037 .001 .000 .460 .041 .483 .065 .003 .011 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3 Pearson
Correlation
.596** .382
* 1 .705
** .668
** .468
** .691
** .426
* .673
** .475
** .173 .791
**
Sig. (2-
tailed)
.001 .037
.000 .000 .009 .000 .019 .000 .008 .360 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X4 Pearson
Correlation
.591** .593
** .705
** 1 .726
** .499
** .630
** .389
* .676
** .628
** .332 .867
**
Sig. (2-
tailed)
.001 .001 .000
.000 .005 .000 .033 .000 .000 .073 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X5 Pearson
Correlation
.460* .798
** .668
** .726
** 1 .331 .604
** .312 .624
** .654
** .537
** .852
**
Sig. (2-
tailed)
.011 .000 .000 .000
.074 .000 .093 .000 .000 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X6 Pearson
Correlation
.429* .140 .468
** .499
** .331 1 .626
** .405
* .662
** .440
* .266 .674
**
Sig. (2-
tailed)
.018 .460 .009 .005 .074
.000 .026 .000 .015 .156 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X7 Pearson
Correlation
.435* .376
* .691
** .630
** .604
** .626
** 1 .529
** .613
** .468
** .317 .806
**
Sig. (2-
tailed)
.016 .041 .000 .000 .000 .000
.003 .000 .009 .088 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X8 Pearson
Correlation
.158 .133 .426* .389
* .312 .405
* .529
** 1 .322 .079 .352 .538
**
Sig. (2-
tailed)
.404 .483 .019 .033 .093 .026 .003
.083 .678 .056 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X9 Pearson
Correlation
.431* .341 .673
** .676
** .624
** .662
** .613
** .322 1 .622
** .360 .799
**
Sig. (2-
tailed)
.017 .065 .000 .000 .000 .000 .000 .083
.000 .051 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X10 Pearson
Correlation
.475** .524
** .475
** .628
** .654
** .440
* .468
** .079 .622
** 1 .307 .722
**
Sig. (2-
tailed)
.008 .003 .008 .000 .000 .015 .009 .678 .000
.099 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X11 Pearson
Correlation
-.068 .457* .173 .332 .537
** .266 .317 .352 .360 .307 1 .520
**
Sig. (2-
tailed)
.720 .011 .360 .073 .002 .156 .088 .056 .051 .099
.003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total X Pearson
Correlation
.615** .656
** .791
** .867
** .852
** .674
** .806
** .538
** .799
** .722
** .520
** 1
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UJI INSTRUMEN VARIABEL X
HASIL
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.901 11
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
UJI INSTRUMEN VARIABEL Y
KOLOM RESPONDEN
Responden Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Total Y
1 5 5 5 4 3 4 4 5 35
2 2 3 2 2 3 2 3 3 20
3 4 4 5 4 4 3 4 5 33
4 5 5 5 5 3 5 5 5 38
5 4 4 4 4 4 3 3 4 30
6 4 4 5 4 4 3 4 4 32
7 2 2 4 2 4 2 2 4 22
8 4 4 5 4 4 5 4 4 34
9 4 5 5 3 2 4 4 4 31
10 5 5 5 5 5 3 4 5 37
11 4 5 5 5 3 5 4 5 36
12 5 4 5 5 2 5 5 5 36
13 4 4 4 4 4 4 4 5 33
14 5 5 4 5 3 4 5 5 36
15 2 2 2 2 2 3 2 2 17
16 4 4 5 3 4 4 4 4 32
17 2 2 2 5 2 2 3 4 22
18 4 3 3 2 4 2 4 5 27
19 5 5 5 4 3 3 2 3 30
20 3 3 4 4 4 3 4 5 30
21 5 5 4 5 5 5 4 5 38
22 2 2 3 3 4 3 3 3 23
23 2 3 2 3 4 2 2 4 22
24 3 3 4 3 5 2 1 3 24
25 4 4 4 5 4 3 4 5 33
26 3 3 2 2 2 3 3 3 21
27 2 3 2 2 3 2 2 3 19
28 4 4 3 4 4 5 4 4 32
29 3 5 4 3 5 2 4 4 30
30 2 3 2 1 2 2 2 4 18
UJI INSTRUMEN VARIABEL Y
CORRELATIONS
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Total Y
Y1 Pearson Correlation 1 .846** .779
** .696
** .172 .696
** .690
** .626
** .913
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .365 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y2 Pearson Correlation .846** 1 .716
** .582
** .187 .592
** .607
** .537
** .838
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .322 .001 .000 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y3 Pearson Correlation .779** .716
** 1 .594
** .299 .565
** .548
** .534
** .837
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .109 .001 .002 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y4 Pearson Correlation .696** .582
** .594
** 1 .193 .609
** .628
** .629
** .819
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .308 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y5 Pearson Correlation .172 .187 .299 .193 1 -.064 .051 .247 .328
Sig. (2-tailed) .365 .322 .109 .308 .738 .789 .188 .077
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y6 Pearson Correlation .696** .592
** .565
** .609
** -.064 1 .672
** .430
* .753
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .000 .738 .000 .018 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y7 Pearson Correlation .690** .607
** .548
** .628
** .051 .672
** 1 .742
** .809
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .789 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y8 Pearson Correlation .626** .537
** .534
** .629
** .247 .430
* .742
** 1 .766
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .002 .000 .188 .018 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Y Pearson Correlation .913** .838
** .837
** .819
** .328 .753
** .809
** .766
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .077 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
UJI INSTRUMEN VARIABEL Y
HASIL
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda
0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.896 8
HASIL RESPONDEN VARIABEL X
Responden Usia Pekerjaan Jenis
Kelamin
Pendidikan
Akhir
Penghasilan
per-bulan
Penghasilan
bersih per-
bulan
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 Total
X
1 3 3 1 4 5 5 3 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 41
2 1 4 1 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 5 47
3 3 5 1 3 4 4 5 5 4 3 4 3 3 4 3 3 2 39
4 2 1 2 4 4 4 3 4 3 4 3 5 3 5 4 3 5 42
5 2 1 1 3 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 3 48
6 1 1 1 3 4 4 4 2 5 3 3 5 4 4 5 4 3 42
7 3 1 1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 41
8 2 1 1 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 5 5 3 45
9 3 5 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 1 3 5 2 4 36
10 2 2 1 3 4 4 3 4 5 3 5 4 3 5 4 4 3 43
11 3 3 1 4 4 4 4 5 5 3 5 4 5 5 4 5 3 48
12 2 3 2 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 52
13 2 1 2 4 4 4 3 5 5 4 4 4 3 3 5 4 5 45
14 1 1 2 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 4 3 5 4 42
15 2 3 2 4 4 4 4 5 4 3 4 3 5 5 5 3 5 46
16 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 43
17 3 3 2 4 4 4 4 3 5 3 4 5 3 3 5 4 5 44
18 3 3 1 4 4 4 4 3 5 4 3 3 3 4 3 4 3 39
19 1 1 1 4 4 4 5 4 5 3 5 3 4 5 4 3 2 43
20 1 4 1 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 46
21 2 2 2 3 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 5 5 5 48
22 2 1 1 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 47
23 2 3 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 43
24 1 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 54
25 2 1 1 3 4 5 5 5 4 3 3 2 2 2 4 3 4 37
26 2 2 2 3 5 5 3 4 5 4 4 4 3 4 5 3 4 43
27 2 2 1 4 5 5 3 5 5 4 5 4 3 5 4 3 4 45
28 1 2 1 3 5 4 5 5 4 3 3 3 3 3 4 5 5 43
29 3 1 1 4 5 4 4 3 5 4 3 5 4 4 5 5 5 47
30 2 5 1 4 5 4 2 3 4 3 3 4 2 4 5 4 4 38
31 1 4 1 4 4 4 5 5 3 3 4 3 3 4 5 4 5 44
32 3 1 1 4 5 4 5 5 4 3 3 4 4 3 4 5 5 45
33 2 1 1 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 52
34 1 1 2 4 5 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 39
35 1 1 1 3 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 48
36 2 1 2 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 43
37 1 1 1 4 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 48
38 1 1 1 4 3 4 4 5 5 4 4 3 5 3 5 4 4 46
39 2 2 1 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 49
40 1 1 1 3 3 4 3 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 47
41 1 1 1 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 50
42 1 1 1 3 3 4 4 3 4 4 4 5 3 3 5 3 5 43
43 1 1 1 3 3 4 5 4 5 3 5 4 3 5 3 4 5 46
44 2 3 1 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 5 4 5 48
45 4 1 1 3 5 4 5 4 5 3 3 5 5 5 4 3 5 47
46 2 1 1 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 48
47 3 2 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 48
48 3 3 1 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 49
49 4 2 1 3 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 49
50 1 2 2 4 5 5 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 46
51 4 2 1 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 48
52 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 47
53 1 1 2 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 47
54 1 1 2 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 46
55 5 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 5 41
56 3 1 1 3 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 5 4 5 45
57 2 1 1 4 5 5 4 5 5 3 3 3 4 4 3 3 4 41
58 2 1 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 32
59 1 5 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 39
60 3 1 1 3 3 3 5 4 4 3 5 3 4 4 5 4 3 44
61 1 1 1 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 48
62 1 1 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 34
63 2 2 1 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 48
64 1 1 2 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 5 5 4 48
65 2 1 2 4 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 5 48
66 2 1 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 5 4 41
67 1 1 1 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 50
68 1 1 2 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 51
69 4 1 1 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 46
70 3 2 2 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 3 47
71 1 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 42
72 4 2 1 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 48
73 2 1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 5 5 4 47
74 1 1 2 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 44
75 1 1 2 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 49
76 1 2 2 4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 43
77 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 43
78 2 1 2 4 4 4 4 5 4 2 5 5 4 4 5 5 4 47
79 2 2 1 3 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 51
80 2 4 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 46
81 2 4 1 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 51
82 4 3 2 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 48
83 1 1 1 3 3 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 47
84 1 3 1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 38
85 1 3 1 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 49
86 1 1 1 3 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 48
87 1 3 1 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 5 45
88 2 3 1 4 4 4 4 3 4 3 5 3 4 5 4 3 3 41
89 1 1 1 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 5 5 4 4 47
90 4 1 1 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
91 2 3 1 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 53
92 1 1 1 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 49
93 2 2 2 3 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 48
94 2 1 1 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 51
95 1 1 1 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 47
96 4 2 1 4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 47
97 3 2 1 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 49
98 2 1 1 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 49
99 4 3 1 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 49
100 3 2 1 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 52
HASIL RESPONDEN VARIABEL Y
Responden Usia Pekerjaan Jenis
Kelamin
Pendidikan
Akhir
penghasilan
per-bulan
Penghasilan
bersih per-
bulan
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Total Y
1 3 3 1 4 5 5 4 3 3 2 4 2 4 5 27
2 1 4 1 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 38
3 3 5 1 3 4 4 2 2 3 3 4 3 3 3 23
4 2 1 2 4 4 4 5 5 5 4 3 3 2 3 30
5 2 1 1 3 5 5 4 4 4 5 4 3 4 5 33
6 1 1 1 3 4 4 3 5 4 3 5 2 4 4 30
7 3 1 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 30
8 2 1 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 5 29
9 3 5 1 4 4 4 3 4 3 2 3 4 2 5 26
10 2 2 1 3 4 4 5 3 4 4 5 5 3 4 33
11 3 3 1 4 4 4 5 5 5 4 5 4 3 5 36
12 2 3 2 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 4 36
13 2 1 2 4 4 4 3 4 5 3 4 5 3 3 30
14 1 1 2 4 4 4 3 5 4 3 3 5 3 5 31
15 2 3 2 4 4 4 4 3 4 5 4 3 5 4 32
16 3 2 2 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 3 33
17 3 3 2 4 4 4 3 4 5 3 5 4 5 4 33
18 3 3 1 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 31
19 1 1 1 4 4 4 3 5 4 5 3 4 5 4 33
20 1 4 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 3 29
21 2 2 2 3 5 4 3 3 4 3 4 2 3 4 26
22 2 1 1 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 30
23 2 3 2 4 5 4 3 3 3 3 3 3 3 4 25
24 1 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 40
25 2 1 1 3 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 29
26 2 2 2 3 5 5 3 4 4 4 4 3 4 5 31
27 2 2 1 4 5 5 5 3 5 4 3 4 4 5 33
28 1 2 1 3 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 36
29 3 1 1 4 5 4 5 5 4 3 3 4 4 5 33
30 2 5 1 4 5 4 3 4 4 3 4 2 3 4 27
31 1 4 1 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 5 31
32 3 1 1 4 5 4 3 4 4 4 4 2 4 5 30
33 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 32
34 1 1 2 4 5 4 3 2 2 2 2 2 2 2 17
35 1 1 1 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 32
36 2 1 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 28
37 1 1 1 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 25
38 1 1 1 4 3 4 3 3 3 3 5 4 3 5 29
39 2 2 1 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 33
40 1 1 1 3 3 4 5 4 5 5 3 3 3 4 32
41 1 1 1 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 32
42 1 1 1 3 3 4 4 5 3 3 3 5 3 4 30
43 1 1 1 3 3 4 5 4 4 3 4 5 5 3 33
44 2 3 1 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 5 28
45 4 1 1 3 5 4 5 4 3 4 4 5 4 3 32
46 2 1 1 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 5 32
47 3 2 2 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 5 33
48 3 3 1 4 5 4 5 4 4 5 4 2 4 4 32
49 4 2 1 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 32
50 1 2 2 4 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 34
51 4 2 1 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 34
52 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 32
53 1 1 2 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 33
54 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 31
55 5 2 1 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 28
56 3 1 1 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3 21
57 2 1 1 4 5 5 4 3 3 4 3 5 4 3 29
58 2 1 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 22
59 1 5 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 27
60 3 1 1 3 3 3 3 4 5 3 5 4 4 3 31
61 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 33
62 1 1 2 4 3 3 4 3 2 3 2 4 2 3 23
63 2 2 1 3 5 5 4 4 4 3 2 4 3 4 28
64 1 1 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 5 29
65 2 1 2 4 5 5 4 4 3 3 4 2 4 4 28
66 2 1 1 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 5 29
67 1 1 1 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 36
68 1 1 2 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 36
69 4 1 1 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 30
70 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 31
71 1 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 5 31
72 4 2 1 4 5 5 4 5 4 4 3 3 4 5 32
73 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 33
74 1 1 2 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 5 31
75 1 1 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 31
76 1 2 2 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 32
77 2 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 31
78 2 1 2 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 35
79 2 2 1 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 35
80 2 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 27
81 2 4 1 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 33
82 4 3 2 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 33
83 1 1 1 3 3 4 5 4 5 4 5 4 5 4 36
84 1 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 34
85 1 3 1 4 4 4 4 4 5 3 4 5 3 4 32
86 1 1 1 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 34
87 1 3 1 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 30
88 2 3 1 4 4 4 4 3 3 4 3 3 5 4 29
89 1 1 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 28
90 4 1 1 3 4 3 4 4 5 5 4 3 4 5 34
91 2 3 1 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 5 32
92 1 1 1 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 5 33
93 2 2 2 3 5 4 4 3 4 4 3 3 4 4 29
94 2 1 1 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 36
95 1 1 1 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 5 34
96 4 2 1 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 5 33
97 3 2 1 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 5 33
98 2 1 1 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 33
99 4 3 1 4 5 5 4 4 5 4 5 3 4 5 34
100 3 2 1 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 37
DOKUMENTASI
Formulir pembayaran ZIS TAHUN 2016
Bersama Kepala Kelurahan Lenteng Agung
Foto saat pengisian angket Foto saat pengisian angket
Foto saat pengisian angket Foto saat pengisian angket