Post on 16-Aug-2021
PENGARUH LABELISASI HALAL PADA KEMASAN PRODUK
MAKANAN TERHADAP PENDAPATAN PELAKU USAHA
MIKRO DAN KECIL DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum (S.H) Pada Program Studi Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Nabilah
NIM : 105251104916
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
ii
PENGARUH LABELISASI HALAL PADA KEMASAN PRODUK
MAKANAN TERHADAP PENDAPATAN PELAKU USAHA
MIKRO DAN KECIL DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum (S.H) Pada Program Studi Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Nabilah
NIM : 105251104916
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
iii
iv
v
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nabilah
NIM : 105251104916
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Agama Islam
Kelas : B
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( Plagiat ) dalam menyusun skripsi ini.
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka
bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 24 Syawal 1441 H
16 Juni 2020 M
Yang Membuat Pernyataan
Nabilah
NIM. 105251104916
vii
ABSTRAK
Nabilah. 105 251 1049 16. Pengaruh Labelisasi Halal pada Kemasan Produk
Makanan Terhadap Pendapatan Pelaku Usaha Mikro dan Kecil di Kota
Makassar. Dibimbing oleh H. Muchlis Mappangaja dan Fakhruddin Mansyur.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang dilakukan di
Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
label halal terhadap pendapatan pelaku usaha mikro dan kecil di Kota Makassar.
Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu X1 label halal dan X2 produk
makanan sebagai variabel independen dan Y pendapatan sebagai variabel
dependen.
Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 63 orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner atau angket. Selanjutnya data yang
diperoleh tersebut kemudian diolah melalui metode Partial Least Square (PLS)
yaitu metode berbaris keluarga regresi.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel label halal memiliki
pengaruh yang signifikan karena nilai thitung = 11.668914 > dari ttabel = 1.99962
terhadap variabel produk makanan, variabel label halal berpengaruh signifikan
dengan nilai thitung = 5.873189 > dari pada nilai ttabel = 1.99962 terhadap variabel
pendapatan. Sedangkan hubungan antara variabel produk makanan tidak
berpengaruh signifikan dengan nilai thitung = 1.226135 < dari pada nilai ttabel =
1.99962 variabel pendapatan.
Kata Kunci : Label halal, Produk Makanan dan pendapatan
viii
ABSTRACT
Nabilah. 105 251 1049 16. Effect of halal labeling on food product packaging on
micro and small business revenues in Makassar City. Supervised by H. Muchlis
Mappangaja and Fakhruddin Mansyur.
This type of research is quantitative study, conducted in Makassar City.
This study aims to determine how the influence of labels on the income of micro
and small business actors in Makassar City. In this study consisted of three
variabels, namely X1 Halal label and X2 food product as an independent variable
and Y income as the dependent variable.
The total sample in this Study in this study amounted to 63 people. Data
collection is done by distributing questionnaires or questionnaires. Furthermore,
the data obtained are then processed through the Partial Least Square (PLS)
method, which is a family regression line method.
The results of this study prove that the halal label variable has a significant
effect because the value of tcount = 11.6689 > from the table = 1.99962 to the
food product variable, the halal label halal variable has a significant effect with
the count = 5.873189 > than the table = 1.99962 on income variable. While the
relationship between the variabels of food product has no signification effect with
the t-values = 1.226135 < than the value of the table = 1.99962 income variable.
Keyword : Halal label, Food product and income
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah rabbil alamin, puji dan syukur senantiasa teriring dalam
setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT. Bingkisan salam san
shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para
sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqamah di jalan-Nya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,
akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari
uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan
moril dan materil.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga, peneliti haturkan kepada :
1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi,M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam
3. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP, selaku Ketua Prodi Hukum Ekonomi
Syariah dan selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan
demi perbaikan skripsi ini dan Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi Syariah, dan
para dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Fakhruddin Mansyur, SE I., ME I, selaku pembimbing II yang telah
memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi ini.
x
5. Kedua orang tua tercinta Bapak H. Minggu dan Ibu Hj. Amrida, yang tiada
henti-hentinya mendoakan, memberikan dorongan moril maupun materil
selama saya menempuh pendidikan.
6. Sahabat penulis Fatiha, Rahma, Rinawati dan teman-teman HES B angkatan
016 yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun karena prnulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan
berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah – mudahan skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.
Aamiin.
Makassar, 29 Syawal 1441 H
21 Juni 2020 M
Penulis
Nabilah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .......................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ............................................................................ vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Teori ...................................................................................... 7
1. Pengertian Label ........................................................................... 7
2. Halal ............................................................................................. 11
3. Labelisasi Halal ............................................................................ 16
4. Kemasan (Packaging) ................................................................... 24
5. Produk Makanan ........................................................................... 24
6. Pendapatan .................................................................................... 25
7. Usaha Mikro dan Kecil ................................................................. 26
B. Kerangka Pikir .................................................................................. 29
C. Kerangka Konseptual ........................................................................ 30
D. Hipotesis ........................................................................................... 31
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 32
B. Lokasi dan Objek Penelitian ............................................................. 32
C. Variabel Penelitian ............................................................................ 33
D. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 33
E. Populasi dan Sampel .......................................................................... 34
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 35
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 36
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 56
B. Saran ................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ...................................................................... 28
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ............................................................ 29
Gambar 4.1 Sumber : LPPOM MUI Kota Makassar .................................. 40
Gambar 4.2 Sumber : Kemenag RI ............................................................ 41
Gambar 4.3 Model Specification .............................................................. 45
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Likert ........................................................................................ 35
Tabel 4.1 Label Halal ........................................................................................ 42
Tabel 4.2 Produk Makanan ................................................................................ 43
Tabel 4.3 Pendapatan ......................................................................................... 43
Tabel 4.4 Overview ........................................................................................... 45
Tabel 4.5 Redudancy ........................................................................................ 47
Tabel 4.6 Chronbachs Alpha .............................................................................. 47
Tabel 4.7 Latent Variable Corelation ................................................................ 47
Tabel 4.8 R Square............................................................................................. 47
Tabel 4.9 Ave .................................................................................................. 48
Tabel 4.10 Communality ................................................................................... 48
Tabel 4.11 Total Effects .................................................................................... 48
Tabel 4.12 Composite Reability ........................................................................ 48
Tabel 4.13 Outer Loadings (Mean,STDEV, T-Values) ...................................... 49
Tabel 4.14 Overview .......................................................................................... 51
Tabel 4.15 Cross Loadings ................................................................................. 52
Tabel 4.16 Laten Variable Corelations .............................................................. 53
Tabel 4.17 Path Coefficients (Mean,STDEV, T-Values) .................................... 53
Tabel 4.18 R Square ........................................................................................... 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah masyarakat yang menganut
agama Islam sebagai agama mayoritas, hal ini didasarkan pada data sensus
penduduk terakhir yaitu Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010 yang dirilis oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 207.176.162 jiwa (87,18%).1
Sebagai Negara dengan presentase penduduk muslim yang besar, umat
Islam dalam mengkonsumsi makanan dan minuman terikat dengan ajaran
agama Islam yang mengharuskan terpenuhinya persyaratan makanan untuk
dikonsumsi yaitu makanan tersebut harus halal. Dasar yang digunakan untuk
menunjukkan keharusan mengonsumsi makanan dan minuman dan binatang
yang halal. Dalam firman Allah SWT (Qs. Al-Maidah/5:88)2
ا م ما ك ن م ك ووا واوامزم ا و نحك ن وجم ك وا م ا و ي لا ا ا و كا و و لا ا م صو و ك ك و ك ك وا م م اسو
Terjemahannya :
Dan Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang Allah Rezekikan
kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.3
Pada ayat ini Allah memeritahkan kepada hamba-Nya agar mereka makan
rezeki yang halal dan baik, yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka.
1 Badan Pusat Statistik.2010 “Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut”, Official
Website Badan Pusat Statistik Indonesia, https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321 (23
November 2019) 2 Arrezia, Nadya. 2015. “ Pengaruh Sertifikat Halal terhadap Peningkatan Penjualan
UMKM Jasaboga Kota Bogor”, Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80671 (24 November 2019) 3 Departemen Agama RI.
2
“Halal” disini mengandung pengertian, halal bendanya dan halal cara
memperolehnya. Sedangkan “baik” adalah dari segi kemanfaatannya yaitu
yang mengandung manfaat dan mashlahat bagi tubuh, mengandung gizi,
vitamin, proteindan sebagainya. Makanan tidak baik, selain tidak mengandung
gizi, juga jika dikonsumsi akan merusak kesehatan. Prinsip “halal dan baik” ini
hendaknya senantiasa menjadi perhatian dalam menentukan makanan dan
minuman yang akan dimakan untuk diri sendiri dan untuk keluarga, karena
makanan dan minuman itu tidak hanya berpengaruh terhadap jasmani,
melainkan juga terhadap rohani. 4
Banyak cara yang harus dilakukan dalam upaya pemilihan produk
makanan salah satunya dengan mencari informasi yang terdapat pada atribut
produk. Atribut produk menjadi unsur-unsur yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembeli. Melalui
atribut produk, konsumen dapat memperoleh jawaban apakah yang dibeli sudah
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. 5
Atribut yang dimaksud sebagai media informasi konsumen untuk
memperoleh kepercayaan terhadap produk adalah label halal. Label halal yang
terdapat pada kemasan produk akan mempermudah konsumen untuk
mengindentifikasi suatu poduk. 6
Perkara halal juga ditinjau dari segi hukum positif. Peraturan pemerintah
(PP) Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan atas Undang-Undang No. 33
tahun 2014 tentang Jaminan produk Halal (JPH). Dampak dari Undang-Undang
4 https://quran.kemenag.go.id/index.php (10 Desember 2019) 5 F. Ginting, Manajemen Pemasaran, (Bandung: CV Yirama Widya,2011), h.95. 6 Ibid, h.66
3
tersebut menjadikan sertifikat halal yang sebelumnya bersifat tidak mengikat
kini bersifat mengikat secara hukum. Penerapan aturan wajib bersertifikat halal
berlaku seluruh produk baik barang atau jasa.
Permohonan sertifikat halal diajukan oleh pelaku usaha kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Salah satu wewenang BPJPH
adalah menerbitkan dan mencabut sertifikat halal dan label halal pada produk.
Dalam melaksanakan wewenangnya BPJPH bekerja sama dengan Lembaga
Pemeriksaan Halal (LPH) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Salah satu sektor yang berhubungan dengan produksi makanan ialah
sektor UMKM. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) bukan merupakan
sektor yang asing lagi bagi Indonesia. Sektor ini sudah mulai berkembang pesat
dan memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Dari data
Kementerian Negara Koperasi dan UKM menunjukkan 99,85% usaha yang ada
di Indonesia berupa UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah). Jadi hanya
0,15% berupa perusahaan yang berstatus korporasi. Keberadaan UKM yang
berdampak dengan besarnya tenaga kerja yang dapat diserap merupakan hal
positif bagi perekonomian Indonesia.7
Produk makanan dapat memberikan peluang bisnis pada UMKM. Karena
makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Dengan demikian usaha
produk makanan dapat menjadi sumber pendapatan bagi pelaku UMKM.
Kesadaran para pelaku usaha UMKM untuk mencantumkan label halal pada
produknya adalah kewajiban. Hal ini karena Peraturan Pemerintah Nomor 31
7 Dharmawati Made, Kewirausahaan, (Depok : Rajawali Pers, 2016), h.106.
4
Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014
tentang Jaminan Produk Halal (JPH).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis lebih dalam mengkaji dan
meneliti tentang seberapa besar pengaruh labelisasi halal yang diwajibkan oleh
pemerintah kepada semua perusahaan produk makanan khususnya Usaha
Mikro dan Kecil terhadap pendapatan pelaku usaha dengan judul: “Pengaruh
Labelisasi Halal pada Produk Makanan Kemasan terhadap Pendapatan
Pelaku Usaha Mikro dan kecil di Kota Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat diketahui bahwa Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) yang mewajibkan
semua pelaku usaha untuk memilki sertifikat halal baik itu produk barang atau
jasa. Maka penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Apakah variabel label halal berpengaruh terhadap variabel Produk Makanan?
2.Apakah variabel produk makanan berpengaruh terhadap variabel pendapatan?
3. Apakah variabel label halal berpengaruh terhadap variabel pendapatan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan diatas,
maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, adalah :
1. Untuk mengetahui variabel label halal berpengaruh terhadap variabel
produk makanan
5
2. Untuk mengetahui variabel produk makanan terhadap variabel
pendapatan
3. Untuk mengetahui variabel label halal berpengaruh terhadap variabel
pendapatan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pembelajaran
dalam bentuk teori, dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang
terkait dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Penulis
Penelitian ini menjadi media bagi peneliti untuk menambah
pengalaman dibidang penelitian, menambah pemahaman mengenai judul
yang menjadi fokus penelitian, dan sebagai alat untuk
mengimplementasikan teori-teori ilmu ekonomi khususnya terkait dengan
ekonomi syariah yang diperoleh selama kuliah.
b. Penulis Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
pengembangan selanjutnya.
6
c. Pelaku Usaha
Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi pelaku usaha
untuk memproduksi produk halal.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Label
Label adalah suatu tanda baik berupa tulisan, gambar atau bentuk yang
pernyataan lain yang disertakan pada wadah atau pembungkus sebagai memuat
informasi tentang produk yang ada di dalamnya sebagai keterangan/penjelasan
dari produk yang dikemas.
Hal-hal yang seharusnya ada atau tercantum dalam label produk makanan
adalah sebagai berikut :8
a. Nama Produk
Nama produk adalah nama dari makanan atau produk pangan yang
terdapat di dalam kemasan misalnya dodol, keripik pisang, keripik singkong
dan lain sebagainya.
b. Cap/Trade mark bila ada
Suatu usaha sebaiknya memiliki cap atau trade mark atau merek dagang.
Cap berbeda dengan nama produk dan bias tidak berhubungan dengan produk
yang ada di dalamnya misalnya dodol nanas cap “panda”, Kecap Ikan cap
“Wallet”, dan sebagainya.
8 Dharmawati, Made. Kewirausahaan. (Depok : Rajawali Pers, 2016), h. 240.
8
c. Komposisi/daftar bahan yang digunakan
Komposisi atau daftar bahan merupakan keterangan uang
menggambarkan tentang semua bahan yang digunakan dalam pembuatan
produk makanan tersebut. Cara penulisan komposisi bahan penyusun dimulai
dari bahan mayor atau bahan utama atau bahan yang paling banyk digunakan
sampai yang terkecil.
d. Netto atau volume bersih
Netto atau berat bersih dan volume bersih menggambarkan bobot atau
volume produk yang sesungguhnya.
e. Nama pihak produksi
Nama pihak produksi adalah nama perusahaan yang membuat atau
mengolah produk makanan tersebut.
f. Distributor atau pihak yang mengedarkan bila ada
Dalam kemasan juga harus mencantumkan pihak-pihak tertentu seperti
pengepak atau importir bila ada.
g. Nomor Registrasi Dinas Kesehatan
Nomor registrasi ini sebagai bukti bahwa produk tersebut telah teruji dan
dinyatakan aman dikonsumsi.
h. Kode Produksi
Kode produksi adalah kode yang menyatakan tentang batch produksi dari
produk pada saat pembuatan yang isinya tanggal produksi dan angka atau huruf
lainnya yang mencirikan dengan jelas produk tersebut.
9
i. Keterangan kadaluwarsa
Keterangan kadaluwarsa adalah keterangan yang menyatakan umur
produkyang masih layak untuk dikonsumsi.
j. Logo halal
Untuk produk-produk yang telah mendapatkan sertifikat “halal” dari
MUI harus mencantumkan logo halal dengan nomor sertifikasinya.
k. Keterangan lainnya
selain yang telah diuraikan diatas masih ada lagi keterangan lain yang
perlu dicantumkan dalam label kemasan makanan yang bermaksud memberi
petunjuk, saran, atau lainnya demi keamanan konsumen.
l. Tulisan atau keterangan yang ada pada label harus jelas dan mudah dibaca,
tidak dikaburkan oleh warna latar belakang atau gambar lainnya.
m. Jumlah warna yang digunakan
banyaknya warna yang digunakan dalam label akan berpengaruh
terhadap biaya cetak, semakin banyak warna yang digunakan, tentunya akan
semakin besar biaya yang harus dikeluarkan.
n. Jenis cetakan yang dikehendaki
Desain yang kita buat akan dicetak pada media apa ? plastik, kertas,
aluminium, foil, atau lainnya.
10
Gitosudarmo (2012:199) dalam bukunya menjelaskan bahwa ada beberapa
hal terkait dengan label, seperti fungsi label dan beberapa macam label. Berikut
penjelasannya :9
Fungsi Label, yaitu :
a. Label mengidentifikasi produk atau merek
b. Label berfungsi menggolongkan produk
c. Sebagai alat promosi
Label dapat dibedakan tiga macam yaitu :
a. Brand Label (Label Merek)
Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand (merek)
Contoh : pada tepi kain tertera tulisan TETERON, TETREX
b. Grade Label (Label Mutu)
Grade Label adalah label yang menunjukkan tingkatan mutu (kualitas)
tertentu dari suatu produk
Contoh : Pada oli kendaraan dengan brand name MESRAN ada yang
memakai tambahan kata SUPER. Tambahan kata super disini adalah grade
label. Jadi super menunjukkan tingkatan mutu.
c. Descriptive Label / Imformative Label (Label Deskriptif)
Descriptive Label adalah label yang menggambarkan tentang cara
penggunaan, formula atau kandungan isi, pemeliharaan, hasil kerja, dari
suatu produk dan sebagainya.
9Ejournal.https://www.academia.edu/34073629/pengaruh_pencantuman_label_halal_terha
dap_perilaku_pembelian_produk_bahan_pangan_oleh_masyarakat_muslim (24 November 2019)
11
2. Halal
Kata halal berasal dari bahasa arab yang berarti “melepaskan” dan “tidak
terikat” secara etimologi halal berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan
karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang
melarangnya.10
ا م ما ك ن م ك ووا واوامزم ا و نحك ن وجم ك وا م ا و ي لا ا ا و كا و و لا ا م صو و ك ك و ك ك وا م م اسو
: Terjemahannyaاا
Dan Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang Allah Rezekikan
kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.11
Pada ayat ini Allah memeritahkan kepada hamba-Nya agar mereka makan
rezeki yang halal dan baik, yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka.
“Halal” disini mengandung pengertian, halal bendanya dan halal cara
memperolehnya. Sedangkan “baik” adalah dari segi kemanfaatannya yaitu
yang mengandung manfaat dan mashlahat bagi tubuh, mengandung gizi,
vitamin, proteindan sebagainya. Makanan tidak baik, selain tidak mengandung
gizi, juga jika dikonsumsi akan merusak kesehatan. Prinsip “halal dan baik” ini
hendaknya senantiasa menjadi perhatian dalam menentukan makanan dan
minuman yang akan dimakan untuk diri sendiri dan untuk keluarga, karena
makanan dan minuman itu tidak hanya berpengaruh terhadap jasmani,
melainkan juga terhadap rohani.12
10 Muthia Aulia, Hukum Perlindungan Konsumen, (Yogyakarta:Pustaka Baru Press, 2018),
h.141. 11 Depertemen Agama RI. 12 Ibid
12
Ketentuan mengkonsumsi produk halal juga tercantum dalam hadits
Rasulullah SAW yaitu :
ا كا و ن ك و ا و اوا ا و م نشراسو م و ا ن م ا ماوا ن ن و وم ا و نذم ا و م ن ا:ا و م عك او اسو ثك عو م ن
ا و ك اكا عو م و ا و ي ،اا)):ا ما و م ا كا و و ن ما و ومو شو اوانحو إموم ا و ي ا و اوانحو واو إموم
اوجم و اوا ن ك و تما اوا م طم،افو و م ثم شا م و ا و حو م و ت،ا وا و ن و ك ك م سا ك ن ك ن و و ن و ك و ا ك
ا ومم شو افم اوانحو افم اوا ن ك و تما و وعو ا و وعو شن م م،ا و و ن حو نشو واامذم م ما و م اوعن فو وذم
ا ا و مكر اام كلي إموم افم م،ا و وا و جوعو ا وشن ا وون كك اوانحم و ا ك شم او و م ا وشن و ا و ن و اشم
ا ثن وا و وحو ةلااإمرو غو ا كضن ذم غو افم اوانجو إموم حو سم ك ك،ا و وا و ا م و ا ما و إموم م لا ،ا و وا و
ا اوان و نبك هم و ا ك ن كا و وا و ذك غو اوانجو ذو افوغو ذوتن وافوغو إمرو ا ك ن ك،ا و ذك غو اوانجو س وها(.ا( و وحو
.وا خ س ا غ ،ا هزواافظا غ
“Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata :
saya mendengar Rasulullah SAW. Bersabda : Sesungguhnya yang halal itu
jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya terdapat perkara-perkara
yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka
siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan
kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka
akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala
yang menggembalakan hewan gembalaanya disekitar (ladang) yang dilarang
untuk memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memilki larangan dan
larangan Allah adalah apa yang dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri
ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan
jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh dan ketahuilah bahwa dia adalah
hati”.(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menjelaskan perkara-perkara yang halal, yang haram, maupun
yang syubhat (samar). Juga menjelaskan hal-hal yang dapat merusak ataupun
memperbaiki hati. Hadits ini juga merupakan pijakan untuk senantiasa bersikap
wara’ yakni meninggalkan perkara-perkara yang samar. 13
13 Yayasan Lajnah Istiqomah, Majalah As-Sunnah Edisi Dua, (Solo,2007)
13
Produk makanan dan minuman halal yang sesuai dengan ajaran Islam
adalah :14
a. Tidak mengandung babi, dan bahan yang berasal dari babi
b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti bahan-bahan
yang berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran
c. Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih menurut tata cara
Islam
d. Semua tempat penyimpanan dan transportasi tidak boleh digunakan untuk
babi dan/ atau barang tidak halal lainnya terlebih dahulu harus dibersihkan
dengan tata cara Islam
e. Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar
Dalam firman Alla SWT (Qs. Al Maidah/5:3)
وان ك نخو م وةكا ما م ما و اامغو نشما م هملماوانخم نضم شما و و ا ك اوحن ك ا و مك واذم اوان و نحوةكا و ا و و ن ك ك ثن شي و ك
ا و و ا ا و و ارك محو ا و ارو م نحك ن اإم م اواغم كعك لو ةكا و و ا و و وا مطم حو دي وةكا و حوشو وان ك ةكا و وان و ن ك رو و
ا فوشك وا م ن ا و اوامزم و ا وئمظو مو قااوان و ن افمغن ام ك نا ارو مم وصن و حو نغم ك وا م لن اجوغن بما و وون وا نصك
ا ا و و ن ك ن ثك ا و وجن و ن ادم و ك ن ااو ك ن ا و ن و نثك مو ا اوان و ن وم وخن و ن ا و هك ن اجوخن و ن افو و دم م ك ن
ا حوجو مفر ا ك ةراغو نشو خن وصو افم ا و طكشم او ن ادم لا ا افو و م مو عن و م اولن ااو ك ك سو م ثك حم ا و م ن و
فك سا واغو ا م ا افو موم م ن ر اسو م الم
Terejemahannya :
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging, babi, (daging
heewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul,
yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat
kamu menyembelihnya dan (diharamkan bagimu) yang disembelih utuk
berhala, dan diharamkan juga mengundi nasib dengan (anak panah itu)
adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
14 Muthia Aulia, Hukum Perlindungan Konsumen, (Yogyakarta:Pustaka Baru Press, 2018),
h.142.
14
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka ddan
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah aku cukupkan kepadamu nikmatku, dan telah aku ridhai
Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan
tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha
Penyanyang”.
Dalam ayat ini dijelaskan makanan-makanan yang diharamkan yaitu :
a. Bangkai, yaitu binatang yang mati tanpa disembelih. Diantara hikmah
diharamkan bangkai antara lain karena bangkai itu mengandung kuman
yang sangat membahayakan kesehatan disamping keadaannya menjijikan.
b. Darah, yaitu darah yang mengalir keluar dari tubuh hewan, karena
disembelih atau lain-lainnya. Hikmah diharamkan darah itu antara lain,
karena mengandung kuman dan zat-zat kotor dari tubuh dan sukar
dicernakan.
c. Daging babi, termasuk semua anggota tubuhnya.
d. Hewan yang disembelih dengan menyebut atau mengagungkan nama selain
Allah, seperti menyebut nama berhala. Hikmah haramnya ialah karena
mempersekutukan Allah
e. Hewan mati tercekik. Banyak pendapat menerangkan tentang apa yang
dimaksud dengan mati dalam keadaan tak berdaya. Hikmah haramnya sama
dengan hikmah haramnya bangkai
f. Hewan mati dipukul, yaitu hewan yang mati dipukul dengan benda keras
atau dengan benda berat. Hikmah haramnya menurut sebagian pendapat
karena darahnya tidak keluar sehingga merusak dagingnya.
g. Hewan mati karena jatuh dari tempat yang tinggi seperti jatuh dari atas bukit
masuk kedalam jurang. Hikmah haramnya sama dengan bangkai.
15
h. Hewan mati karena ditanduk oleh hewan lain. Hikmahnya sama dengan
bangkai
i. Hewan yang mati diterkam binatang buas. Hikmahnya sama dengan
bangkai, kalau masih sempat disembelih maka hukumnya halal.
j. Hewan yang disembelih untuk berhala, sebagaimana yang diperbuat oleh
arab pada zaman jahiliah yang menyembelih hewan dekat berhala-berhala
yang jumlahnya 360, terdapat disekitar Ka’bah. Hikmah haramnya adalah
karena perbuatan ini termasuk mempersukutukan Allah. Selanjutnya
diterangkan tentang haramnya mengundi nasib dengan anak panah, seperti
yang dilakukan oleh orang Arab pada masa jahiliah, yaitu dengan
mengambil tiga anak panah yang belum ada bulu, salah satu anak panah itu
ditulis dengan perkataan : “Nahani rabbi” (Tuhanku melarangku), sedang
anak panah yang ketiga tidak tertulis apa-apa. Anak panah itu disimpan
didalam Ka’bah. Jika mereka bermaksud mengerjakan pekerjaan yang besar
dan penting, mereka minta tolong kepada penjaga Ka’bah mencabut salah
satu dari ketiga anak panah tersebut dan melaksanakan apa yang tertulis
pada anak panah yang diambil itu. Kalau terambil anak panah yang tidak
ditulis apa-apa maka undian diulangi lagi. Perbuatan ini dilarang karena
mengandung syirik atau tahayyul dan khufarat. Dalam hal ini menurut
ajaran Rasulullah SAW bila hendak memilih salah satu dari kedua pekerjaan
yang sama pentingnya atau memilih diantar melaksanakan atau tidak sholat
istikharah dua rakaat. Kalau undian biasa (qur’ah) yang tidak mengandung
kefasikan atau tahayyul dan khufarat, tidaaklah diharamkan, seperti undian
16
untuk mengambil salah satu bagian dari dua tumpukan yang sudah
diusahakan sama banyaknya, siapa yang berhak dari masing-masing
tumpukan itu lalu diadakan qur’ah (undian).
Selanjutnya diterangkan bahwa pada haji wada orang-orang kafir telah
putus asa dalam usahanya untuk mengalahkan agama Islam. Oleh karena itu
kaum Muslimin tidak boleh merasa takut kepada mereka tetapi hendaklah
takut kepada Allah. Selanjutnya dalam ayat ini dijelaskan lagi tentang
sesuatu yang penting bagi Nabi Muhammad SAW dan bagi seluruh umat
Islam, bahwa Allah telah menyempurnakan agama Islam dan telah
mencukupkan nikmat-Nya, serta telah ridha agama Islam menjadi agama
umat manusia.
Kemudian pada akhir ayat ini diterangkan, bahwa orang-orang yang
terpaksa makan-makanan yang diharamkan Allah karena lapar tanpa niat
untuk berbuat dosa, dibolehkan asal dia makan seperlunya saja, sekedar
mempertahankan hidup. Sesungguhnhya Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.15
3. Labelisasi Halal
Pengaturan penggunaan halal di Indonesia, memiliki dua hal yang saling
terkait yaitu sertifikasi halal dan labelisasi. Sertifikat halal adalah fatwa tertulis
MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk yang sesuai dengan syariat
Islam melalui pemeriksaan yang terperinci oleh LPPOM MUI. Sertifikat halal
15 https://quran.kemenag.go.id/index.php
17
ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin pencantuman label halal pada
kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang (Badan POM).
Sedangkan labelisasi adalah perizinan pemasangan kata “halal” pada
kemasan produk dari suatu perusahaan oleh Badan POM. Izin pencantuman
label halal pada kemasan produk makanan yang dikeluarkan oleh Badan POM
didasarkan rekomendasi MUI dalam bentuk sertifikasi halal MUI, sertifikasi ini
dikeluarkan oleh MUI berdasarkan hasil pemeriksaan LP POM MUI.16
Labelisasi membantu konsumen untuk mengetahui sifat dan bahan produk,
sehingga memungkinkan bagi konsumen untuk memilih berbagai produk yang
saling bersaing. Informasi inilah yang dibutuhkan konsumen pada produk halal,
dengan informasi yang jelas, konsumen dapat menentukan pilihannya untuk
mengonsumsi produk halal.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
2019 yang terdapat dalam pasal 2 ayat 1 bahwa produk yang masuk, beredar
dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal.17
Dengan
itu, Indonesia saat ini memiliki regulasi yang khusus untuk melindungi
konsumen muslim untuk mendapatkan produk halal. Jaminan produk halal,
sebagaimana dimaksud dala UUJPH adalah kepastian hukum terhadap
kehalalan suatu produk yang dibuktikan dengan serifikat halal. Dengan
demikian, produk halal dimaknai dengan produk yang telah dinyatakan halal
sesuai dengan syariat Islam.
16 Muthia Aulia, Hukum Perlindungan Konsumen, (Yogyakarta:Pustaka Baru Press, 2018),
h.145.
17 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal
18
Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (JPH) merupakan tanggung jawab
Negara, bahwa pemerintah bertanggung jawab dalam menyelenggarakan JPH.
Untuk melaksanakan jaminan produk halal tersebut, UUJPH mengamanatkan
pembentukan BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara institusional pelaksanaan
jaminan poduk halal merupakan kewenangan Menteri Agama dan kewenangan
tersebut didelegasikan kepada BPJPH. Untuk penyelenggaraanya, BPJPH dapat
membentuk perwakilan di daerah. Kewenangan BPJPH sebagai berikut :18
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria JPH
c. Menerbitkan dan mencabut Sertifikasi Halal dan Label halal pada produk
d. Melakukan registrasi Sertifikat Halal pada produk luar negeri
e. Melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi produk halal
f. Melakukan akreditasi terhadap Lembaga Pemeriksaan Halal (LPH)
g. Melakukan Sertifikasi Auditor Halal
h. Melakukan pengawasan terhadap JPH
i. Melakukan pembinaan Auditor Halal, dan
j. Melakukan kerja sama dengan lembaga dalam dan luar negeri di bidang
penyelenggaraan JPH.
Untuk melaksanakan kewenangannya, BPJPH bekerja sama dengan :
18 Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Kencana, 2016), h.120.
19
a. Kementerian dan / atau lembaga terkait
Kementerian atau lembaga terkait ini antara lain kementerian atau
lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perindustrian,
perdagangan, kesehatan, pertanian, standarisasi dan akreditasi, koperasi, dan
usaha mikro kecil dan menengah, serta pengawasan obat dan makanan.19
b. LPH (Lembaga Pemeriksaan Halal)
Kerja sama BPJPH dengan LPH untuk melakukan pemeriksaan dan
pengujian terhadap kehalalan produk. LPH didirikan oleh pemerintah atau
masyarakat, dan mempunyai kesempatan yang sama untuk membantu
BPJPH melakukan pemeriksaan dan pengujian kehalalan produk. Pendirian
LPH tersebut, harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu :20
1) Memiliki kantor sendiri dan perlengkapannya
2) Memiliki akreditasi dari BPJPH
3) Memiliki Auditor Halal paling sedikit tiga orang
4) Memiliki laboratorium atau kesepakatan kerjasama dengan lembaga lain
yang memiliki laboratorium
5) LPH yang didirikan oleh masyarakat, LPH harus diajukan oleh lembaga
keagamaan Islam berbadan hukum
Auditor halal diangkat dan diberhentikan oleh LPH. Setiap auditor
halal harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :21
1) Warga Negara Indonesia
2) Beragama Islam
19 Ibid, h. 121 20 Ibid, h. 122 21 Ibid, h.122.
20
3) Berpendidikan paling rendah sarjana strata satu di bidang pangan, kimia,
biokimia, tekhnik industri, biologi, atau farmasi
4) Memahami dan memiliki wawasan luas mengenai kehalalan produk
menurut syariat Islam
5) Mendahulukan kepentimgan umat diatas kepentingan pribadi dan
golongan
6) Memperoleh sertifikat dari MUI
Auditor halal bertujuan untuk menjalankan tugas :22
1) Memeriksa dan mengkaji bahan yang digunakan
2) Memeriksa dan mengkaji pengolahan produk
3) Memeriksa dan mengkaji sistem penyembelihan
4) Meneliti lokasi produk
5) Meneliti peralatan ruang produksi dan penyimpanan
6) Memeriksa pendistribusian dan penyajian produk
7) Memeriksa sistem jaminan halal pelaku usaha
8) Melaporkan hasil pemeriksaan dan/ atau pengujian kepada LPH
Dengan demikian selain kontrol dan pengawasan LPH terhadap auditor
halal, karena LPH yang mengangkat dan memberhentikan auditor. Terdapat
juga kontrol dan pengawasan halal yang dilakukan oleh MUI yang
bekerjasama dengan BPJPH.
22 Ibid,h.122.
21
c. MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Kerjasama BPJPH dengan MUI sebagai wadah musyawarah para
ulama, zuama dan cendekiawan muslim, untuk :23
1) Melakukan sertifikasi terhadap Auditor Halal
2) Menetapkan kehalalan produk berdasarkan fatwa halal tertulis
3) Melakukan akreditasi terhadap LPH
4) Menerbitkan fatwa haram terhadap sumber bahan produk
Kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria jaminan produk
halal, dirumuskan dan ditetapkan oleh BPJPH. Sebelum mengajukan
permohonan sertifikat halal, pelaku usaha wajib :24
1) Memberikan informasi secara benar, jelas dan jujur
2) Memisahkan lokasi tempat dan alat pengolahan, penyimpanan,
pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian antara produk
halal dan tidak halal
3) Memiliki penyelia halal
4) Melaporkan perubahan komposisi bahan kepada BPJPH
Sertifikat halal adalah pengakuan kehalalan suatu produk yang
dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)
berdasarkan fatwa halal tertulis yang dikeluarkan oleh MUI.25
Berikut
merupakan tata cara memperoleh sertifikat halal berdasarkan UU No 33
Tahun 2014 pada bab v terdiri atas 8 bagian, yaitu :26
23 Ibid, h.123. 24 Ibid, h.123. 25 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, Pasal 1 ayat 10 26 Zulham,Op.Cit,h.126.
22
a. Pengajuan permohonan sertifikat halal diajukan oleh pelaku usaha secara
tertulis kepada BPJPH dengan melengkapi dokumen, sebagai berikut :
1) data pelaku usaha
2) nama dan jenis produk
3) daftar produk dan bahan yang digunakan
4) proses pengolahan produk
b. Penetapan LPH memeriksa dan menguji kehalalan produk, paling lama
dilakukan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja, terhitung sejak
dokumen permohonan dinyatakan lengkap.
c. Pemeriksaan dan pengujian kehalalan produk dilakukan oleh Auditor
Halal. Di lokasi usaha pada saat proses produksi, dan dapat dilakukan di
laboratorium. Pelaku usaha wajib memberikan informasi kepada Auditor
Halal. LPH menyerahkan hasil pemeriksaan dan pengujian kepada
BPJPH. Untuk selanjutnya hasil pemeriksaan dan pengujian disampaikan
BPJPH kepada MUI untuk memperoleh penetapan kehalalan produk.
d. Penetapan kehalalan produk dilakukan oleh MUI dalam sidang Fatwa
Halal, dengan mengikutsertakan pakar, unsur kementerian atau lembaga,
dan instansi terkait. Sidang fatwa Halal memutuskan kehalalan produk
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja, sejak MUI menerima hasil
pemeriksaan dan pengujian produk dari BPJPH. Keputusan penetapan
halal produk tersebut ditandatangani oleh MUI, dan disampaikan kepada
BPJPH untuk menjadi dasar penerbitan sertifikat halal
23
e. Penerbitan sertifikat halal oleh BPJPH paling lama 7 (tujuh) hari kerja
sejak Fatwa Halal produk diterima MUI. Penerbitan Sertifikat Halal
tersebut wajib dipublikasikan oleh BPJPH. Jika sidang Fatwa Halal
menyatakan bahwa suatu produk tidak halal, maka BPJPH
mengembalikan permohonan sertifikat halal kepada pelaku usaha disertai
dengan alasan.
f. Label halal ditetapkan oleh BPJPH yang berlaku nasional. Bagi pelaku
usaha yang telah memperoleh Sertifikat Halal, wajib mencantumkan
Label Halal pada kemasan produk yang mudah dilihat dan dibaca, tidak
mudah dihapus, dilepas, dan dirusak.
g. Pembaharuan Sertifikat Halal masa berlaku Sertifikat Halal selama 4
(empat) tahun, kecuali terdapat perubahan komposisi bahan. Sertifikat
Halal wajib diperpanjang paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa
berlakunya berakhir. Setiap orang terlibat dalam penyelenggaraan proses
JPH, wajib menjaga kerahasiaan formula yang tercantum dalam
informasi yang diserahkan oleh pelaku usaha.
h. Pembiayaan Sertifikat Halal dibebankan kepada pelaku usaha yang
mengajukan permohonan sertifikat halal, namun untuk pelaku usaha
mikro dan kecil, biaya sertifikat halal dapat di fasilitasi oleh pihak lain.27
Terkait dengan pengelolaan keuangan lembaga penyelenggaraan, UU
JPH menetapkan bahwa pengelolaan keuangan BPJPH menggunakan
pengelolaan Keuangan Layanan Umum (BLU)
27 Ibid,h.127.
24
4. Kemasan (packaging)
Menurut kotler, Packaging merupakan proses yang berkaitan dengan
perencanaan dan pembuatan wadah atau pembungkus suatu produk.28
Fungsi dan peranan kemasan dalam usaha pengelolaan makanan :29
a. Sebagai wadah, perantara produk selama pendistribusian dari produsen ke
konsumen.
b. Sebagai pelindung, kemasan diharapkan dapat melindungi produk yang ada
didalamnya.
c. Memudahkan pengiriman dan pendistribusian, dengan pengemasan yang
baik suatu produk akan lebih mudah didistribusikan
d. Memudahkan penyimpanan
e. Sarana informasi dan promosi
5. Produk Makanan
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar sebagai
daya tarik, akuisisi, atau konsumsi yang biasa memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan.30
Menurut Kotler (2002) menyatakan berdasarkan wujudnya
produk dapat diklasifikasikan barang dan jasa.31
a. Barang merupakan produk yang berwujud fisik sehingga dapat dilihat,
diraba, atau disentuh, dirasa, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik
lainnya.
28 Dharmawati, Made. Kewirausahaan. (Depok : Rajawali Pers, 2016), h.224. 29 Ibid, h.235. 30 Ibid, hal.221. 31 Djaelani Firdaus, Islamic Marketing Manajement, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2017),h.92.
25
b. Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan, yang ditawarkan untuk
dijual atau digunakan oleh pihak lain, misalnya bengkel reparasi, salon
kecantikan, hotel, dan sebagainya.
6. Pendapatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja
(Usaha atau sebagainya).32
Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen
adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain
dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, dan laba.33
Pendapatan adalah jumlah yang dibebankan kepadaa pelanggan untuk
barang dan jasa yang dijual.34
Pendapatan adalah aliran masuk aktiva atau
pengurangan utang yang diperoleh dari hasil penyerahan barang atau jasa
kepada para pelanggan.35
Dalam praktiknya jenis-jenis pendapatan terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha
utama) perusahaan
b. Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari luar usaha pokok (usaha
sampingan) perusahaan.36
Faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah sebagai berikut :
32 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustka, 2008) hal. 185 33 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), hal. 230 34 Soemarso S.R, Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima, (Jakarta : Salemba Empat, 2009),
hal.54 35 Ibid 36 Kasmir. Analisis Laporan Keuangan Menengah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) hal.24
26
1) Produk
Salah satu tugas utama manajemen penjualan adalah desain produk yaitu
mereka merupakan pemberi saran perbaikan yang diperlukan desain produk
dengan akibat dari keluhan para pelanggan.
2) Harga
Jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu
produk.
3) Distribusi
Perantara barang dari produsen ke konsumen, semakin luas
pendistribusiannya maka akan mempengaruhi penjualan promosi.
4) Promosi
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan
utama menginformasikan, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar
memilih program yang diberikan perusahaan.37
7. Usaha Mikro dan Kecil
a. Usaha Mikro
Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.38
Kriteria Usaha Mikro sebagai berikut :
37 Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, cetakan ke-5 (Salemba Empat, 2010) hal. 127
38 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) Pasal 1 Ayat 1
27
1). Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
2). Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).39
b. Usaha Kecil
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang ini. 40
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut :
1). Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
2). Memilki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).41
39 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) Pasal 6 Ayat 1 40 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) Pasal 1 Ayat 2 41 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) pasal 6 Ayat 2
28
8. Theory of Planned Behavior
Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan perluasan dari Theory of
Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (Taylor
and Todd,1995). Theory od Reasoned Action (TRA) adalah sebuah model
untuk mempredksi minat dan perilaku. Model ini mencakup prediksi minat dan
perilaku dari sikap dan norma subyektif. Model TRA memiliki keterbatasan
dalam memprediksi minat dalam memprediksi minat dan perilaku konsumen
karena konsumen tidak memiliki control atas kehendak perilaku mereka.
Padahal tidak sepenuhnya semua perilaku manusi terjadi atas kehendak sendiri.
Oleh karena itu, model Theory of Planned Behavior (TPB) diusulkan untuk
memperbaiki keterbatasan ini. Icek Ajsen mengembangkan TRA menjadi TPB
dengan menambahkan prediksi dari persepsi control perilaku. Jadi TPB
mencakup prediksi dari sikap, norma subyektif, dan persepsi control perilaku
(Taylor and Todd, 1995).
Penelitian lebih lanjut berjudul dilakukan oleh Soesilowati (2010).
Penelitiam Soesilowati berkaitan juga dengan perilaku konsumen muslim
dalam mengkonsumsi makanan halal, dengan respondennya adalah masyarakat
muslim di Banten-Jawa Barat. Hasil penelitian yang juga mengadaptasi TPB
ini menghasilkan temuanya bahwa produk halal bagi masyarakat Banten
menjadi prioritas pilihan yang utama untuk mengkonsumsi produk.
29
B. Kerangka Pikir
Al-Qur’an
QS. Al-Maidah : 88
QS. Al-Maidah : 3
As-Sunnah
HR. Bukhari dan Muslim tentang syubhat
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Studi Teoritik
1. Label adalah bagian produk berupa keterangan baik gambar maupun kata-kata yang berfungsi sebagai
sumber informasi produk dan penjual 2. Halal adalah segala objek
atau kegiatan yang diizinkan
untuk digunakan atau
dilaksanakan dalam agama
Islam
3. Pendapatan adalah
penghasilan yang diperoleh
masyarakat ( baik perorangan
maupun perusahaan)
Studi Empirik
Menurut Iranita (2012) dengan
adanya labelisasi halal semakin
meningkat pula peluang memutuskan
pembelian produk tersebut,serta
semakin tinggi keputusan pembelian
maka semakin meningkat nilai
penjualan.
Menurut Dewi (2013) terdapat
pengaruh antara label halal dan
keputusan pembelian pada produk
makanan dan keberadaan label halal
pada makanan dapat memberikan
nilai positif dan memiliki peluang
besar dalam mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen.
Studi
Rumusan Masalah
Hipotesis
Skripsi
1. Pengembangan Ilmu
2. Manfaat karya ilmiah
3. Motifasi penelitian
lanjutan
4. Kesimpulan dan
5. rekomendasi
Analisis Kuantitatif
30
C. Kerangka Konseptual
Keterangan :
Variabel
Indikator
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Pendapatan ( )
Label Halal (α)
Produk
Makanan (β)
Merek (X1) BPJPH (X2) Syariah (X3)
Produktivitas (Y1)
Hasil penjualan (Y2)
Pelanggan Tetap
(Y3)
Halal (x4) Pengelolaan (x5) Kualitas (x6)
31
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara atas
permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenaran
dugaan tersebut.42
Dari permasalahan sebelumnya, penulis mengemukakan
hipotesis dari penelitian ini, yaitu :
1. Diduga, variabel label halal berpengaruh terhadap variabel produk makanan
2. Diduga, variabel produk makanan berpengaruh terhadap variabel pendapatan
3. Diduga, variabel label halal berpengaruh terhadap variabel pendap
42Kountur, Roni. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Edisi Revisi 2.
(Jakarta : PPM,2007).h.89
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari pelaku usaha kecil
dan mikro di Kota Makassar dengan menggunakan skala likert dari skor 1
sampai 5 berdasarkan data-data yang diperoleh dari pelaku usaha mikro dan
kecil di Kota Makassar.
Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode pendekatan penelitian
secara kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk mengkaji hipotesis yang telah
ditetapkan. 43
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar. Objek Penelitian ini adalah
pelaku Usaha Mikro dan Kecil di Kota Makassar. Alasan mengapa Kota ini
menjadi lokasi penelitian karena di Kota Makassar terkenal dengan jajanan
kulinerya.
43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011),h.8.
33
Selanjutnya kantor LPPOM MUI juga berada di Kota Makassar dan
memudahkan pelaku usaha yang berada di Kota Makassar untuk mengurus
sertifikat halal.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab pada variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel bebas diantaranya Label Halal (α) dan Produk Makanan (β) .
Variabel ini dikatakan variabel bebas dikarenakan keberadaan variabel ini tidak
bergantung pada adanya variabel lain atau bebas dari ada atau tidaknya variabel
lain.
2. Variabel terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang keberadaanya dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah Pendapatan (γ). Dinamakan variabel terikat karena kondisi atau
variasinya terikat atau dipengaruhi oleh variasi variebel lain, yaitu dipengaruhi
variabel bebas.
D. Defenisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional variabel :
34
1. Variabel label halal adalah label yang memuat keterangan halal dengan
standar halal menurut agama Islam.44
2. Variabel produk makanan adalah makanan dari hasil proses dan
pengolahan tertentu yang menghasilkan produk yang lebih awet dan
mudah didistribusikan .
3. Variabel pendapatan adalah uang yang diterima oleh perorangan,
perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga,
komisi, ongkos, dan laba.45
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suhasimi Airkunto adalah “keseluruhan objek yang diteliti”.46
Berdasarkan pendapat tersebut populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat
yang tinggal di Kota Makassar. Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih
sebanyak 80 orang yang menjadi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di
Kota Makassar.
2. Sampel
Adapun sampel yang merupakan bagian dari suatu populasi.47
Maka dari
itu dari sampel dari penelitian ini adalah sebagian pelaku Usaha Kecil dan
Mikro (UKM) di Kota Makassar sebanyak 75 Orang. Pada saat penelitian
berlangsung menggunakan Rumus slovin, sebagai berikut :
44 Nurlaili, Evi Ekawati, Any Eliza, Program Sosialisasi Label Halal /Sertifikat Halal Pada
Produk Makanan Siap Saji, (Lampung: LP2M Raden Intan Lampung, 2014)h.18. 45 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), hal. 230. 46 Suharsimi, Airkunto.Prosedur Penelitian. (Jakarta:Rineka Cipta 2010),h.102. 47 Umar, Husain.Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2001), h.136.
35
Rumus Slovin : n = N
(1+ N)
n = 75
1+(0.05)2(75)
= 75
1,1875
= 63 Responden
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat error (5%)
F. Instrumen Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara
langsung objek yang diteliti, yang berupa angket. Sedangkan data sekunder,
yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang
memuat peristiwa masa lalu yang dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku,
dan data statistic maupun internet. Selain itu data juga dapat diperoleh dalam
bentuk yang sudah dipublikasikan yang tersedia diperusahaan seperti literature,
company profile, jurnal, dan sebagainya. Selanjutnya dalam kegiatan penelitian
ini, penulis menggunakan beberapa alat yang mendukung dalam melakukan
penelitian ini, yaitu : handphone, alat tulis, serta kamera.
36
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data sebagai bahan penelitian digunakan beberapa
metode sebagai berikut :
1. Kuisioner
Kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang langsung lingkungan
kerja dan kinerja pegawai atau hal-hal yang ia ketahui.48
Cara pengumpulan
data ini dipilih dengan harapan bahwa peneliti melalui jawaban responden
mampu memperoleh informasi yang relevan dengan permasalahan yang dikaji
dan mempunyai derajat yang tinggi.
Jumlah pernyataan yang ada, diambil dari masing-masing indikator
variabel. Baik indikator independen maupun variabel dependen. Angket
diberikan langusung kepada responden dengan tujuan agar lebih efektif dan
efesien menjangkau jumlah sampel dan mudah memberikan penjelasan
berkenaan dengan pengisian angket tersebut. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skor 1-5.
Jawaban responden berupa pilihan 5 (lima) alternatif yang ada yaitu :
Table 3.1
Skala Likert
ALTERNATIF JAWABAN
JAWABAN SKOR
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
48 Suriayani dan Hendrayani, Metode Riset Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam (Cet : 1 Jakarta : Kencana, 2015), hal. 132
37
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2. Observasi
Obeservasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data
dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek
penelitian yang mendukung kegiatan penelitian , sehingga didapat gambaran
secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.49
3. Dokumentasi
Dokumentasimerupakan teknik pengumpulan data melalui metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.50
Dokumentasi ini di
gunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan dan
bukti.
H. Tekhnik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dengan
menggunakan metode Smart PLS.2 0M3. Partial Least Square (PLS) adalah
suatu metode yang berbasis regresi yang dikenalkan oleh Herman O.A Word
untuk menciptakan dan pembangunan model dan metode untuk ilmu-ilmu
social dengan pendekatan yang berorientasi pada prediksi. PLS memiliki
asumsi penelitian bebas distribusi (Distriburion-Free), artinya data penelitian
tidak mengacuh pada salah satu distribusi tertentu (misalnya distribusi normal).
49 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, Perhitungan Manual dan SPSS, (Cet : 1
Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2013), h.19. 50 Suharsimi Airkunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta 2010),h.149.
38
PLS merupakan pengembangan metode alternative dari Structural Equation
Modelinh (SEM) yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
hubungan antara variabel yang kompleksitas namun ukuran sampel datanya
yang kompleks datanya kecil (30 sampai 100), mengingat SEM memilki
ukuran sampel data maksimal 100.
PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstrak
dan konstrak yang lain, serta hubungan suatu konstrak dan indikator-
indikatorny. PLS didefenisikan oeh dua persamaan, yaitu inner model dan
outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak
dan konstrak yang lain sedangkan outer model menentukan spesifikasi
hubungan antara konstrak dan indikator-indikatornya. Konstrak terbagi
menjadi dua yaitu konstrak eksogen dan konstrak endogen. Konstark eksogen
merupakan konstrak penyebab, konstrak yang dipengaruhi oleh konstrak
lainnya. Konstrak endogen adalah efek dari konstrak eksogen. PLS dapat
bekerja untuk model hubungan konstrak dan indikator-indikatornya yang
bersifat reflektif dan formatif, sedangkan SEM hanya bekerja pada model
hubungan yang bersifat reflektif saja.51
51 Imam Ghozali, HengkyLatan, Partial least Square, Konsep, Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Program Smart Pls 3.0 untuk penelitian empiris, (Semarang:2015),h. 17.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Tentang LPPOM
Pembentukan LPPOM MUI didasarkan atas mandat dari pemerintah atau
Negara agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) berperan aktif dalam meredakan
kasus lemak babi di Indonesia pada tahun 1998. LPPOM MUI didirikan pada
tanggal 6 Januari 1989 untuk melakukan pemeriksaan dan sertifikasi halal.
Untuk memperkuat posisi LPPOM MUI menjalankan fungsi sertifikasi
halal, maka pada tahun 1996 ditandatangani nota kesepakatan kerjasama antara
Departemen Agama, Departemen Kesehatan, dan MUI.
Nota kesepakatan tersebut kemudian disusul dengan penerbitan Keputusan
Menteri Agama (KMA) 518 tahun 2001 dan KMA 519 tahun 2001, yang
menguatkan MUI sebagai lembaga sertifikasi halal serta melakukan pemeriksaan
atau audit, penetapan fatwa, dan menerbitkan sertifikat halal.
Dalam proses dan pelaksanaan sertifikat halal. LPPOM MUI melakukan
kerja sama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM),
Kementerian Agama, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UKM,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta sejumlah
Perguruan-Perguruan Tinggi di Indonesia antara lain Institut Pertanian Bogor
(IPB), Universitas Muhammmadiyah Dr. Hamka, Universitas Djuanda, UIN,
40
Universitas Wahid Hasyim Semarang, serta Universitas Muslim Indonesia
Makassar.
Sedangkan kerja sama dengan lembaga telah terjalin dengan Badan
Standarisasi Nasional (BSN, Kadin Indonesia Komite Timur Tengah, GSI
Indonesia dan Research in Motion (Blackberry). Khusus dengan Badan POM
sertifikat halal MUI merupakan persyaratan dalam pencantuman label halal dalam
kemasan untuk produk yang beredar di Indonesia.
Kini, dalam usianya yang ke 28 tahun, LPPOM MUI semakin
menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga sertifikasi halal yang kredibel, baik
di tingkat Nasional maupun Internasional. Sistem sertifikasi dan sistem jaminan
halal yang dirancang serta diimplementasikan oleh LPPOM MUI telah pula diakui
bahkan juga diadopsi oleh lembaga-lembaga sertifikasi halal luar negeri, yang kini
mencapai 42 lembaga dari 23 Negara. 52
2. Visi dan Misi LPPOM MUI
a. VISI
Menjadi lembaga sertifikasi halal terpercaya di Indonesia dan dunia untuk
memberikan ketentraman bagi umat Islam serta menjadi pusat halal dunia yang
memberikan informasi, solusi, dan standar halal yang diakui nasional dan
internasional.
52 http://www.halalmui.org, diakses pada hari Sabtu tanggal 9 April 2020
41
b. MISI
1) Menetapkan dan mengembangkan standar halal dan standar audit halal.
2) Melakukan sertifikasi produk pangan, obat, dan kosmetika yang beredar
dan dikonsumsi masyarakat.
3) Melakukan edukasi halal dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk
senantiasa mengkonsumsi produk halal.
4) Menyediakan informasi tentang kehalalan produk dari berbagai aspek
secara menyeluruh.
3. Lokasi Kantor Lppom Mui Provinsi Sulawesi Selatan
Alamat : Kampus I Universitas Islam Negeri Alauddin, Jalan Sultan
Alauddin No. 63 Makassar 90221. Telepon : 0411-863909. Fax : 0411-863909.
Email : lppommuisulsel06@yahoo.com.
4. Struktur Pengurus Lppom Mui Provinsi Sulawesi Selatan
a. Tajuddin Abdullah, ST,Mkes. (Direktur).
b. Drs.H.Jamaluddin Saleh, BcHk. (Wakil Direktur I Kesektariatan).
c. Nurmayani, S.Si,Apt. (Wakil Direktur II Auditing).
d. Drh. Wahyu Suhadji (Wakil Direktur III Sosialisasi).
e. Andi Mutiah Anwar, ST (Kabid. Administrasi).
f. Ir. Suparwo (Kabid. Keuangan).
g. Ernawati, S.Si (Kabid. Administrasi).
h. Arniati Samalia, S.Si,M.Kes (Kabid. Sistem Jaminan Halal)
i. Raudhatul Jannah Syarief,STP (Kabid. Sosialisasi dan Pembinaan AHI).
j. M. Rusdi, S.Si,M.Si,Apt (Kabid.Promosi Produk Halal).
42
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah analisis yang
diperoleh dari pengaruh labelisasi halal pada kemasan produk makanan terhadap
pendapatan pelaku usaha mikro dan kecil di Kota Makassar dan diolah dengan
menggunakan model Smart PLS 2.0.
2. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Label halal
Tabel 4.1
Label Halal
No Indikator Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 X1 ( Merek ) 56 7 - - -
2 X2 ( BPJPH) 20 28 15 - -
3 X3 ( Syariah) 37 26 - - -
Kesimpulan :
X1 = untuk indikator (merek) yang memiliki kategori setuju sebanyak 56
responden atau 88.88%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel label halal.
X2 = untuk indikator (BPJPH) yang memiliki kategori setuju sebanyak 28
responden atau 44.44%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel label halal.
X3 = untuk indikator (Syariah) yang memiliki kategori setuju sebanyak 37
responden atau 58.73%. Indikator ini mampu memengaruhi variabel label halal.
43
b. Produk Makanan
Tabel 4.2
Produk Makanan
No Indikator Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 X4 (Halal) 31 32 - - -
2 X5 ( Pengelolaan) 53 10 - -
3 X6 ( Kualitas) 45 18 - - -
Kesimpulan
X4 = untuk indikator (halal) yang memiliki kategori setuju sebanyak 32
responden atau 50.79 %. Indikator ini mampu memengaruhi variabel produk
makanan.
X5 = untuk indikator (pengelolaan) yang memiliki kategori setuju sebanyak 53
responden atau 84.12%. indikator ini mampu memengaruhi variabel produk
makanan
X6 = untuk indikator (kualitas) yang memiliki kategori setuju sebanyak 45
responden atau 71.42%. indikator ini mampu memengaruhi variabel produk
makanan.
c. Pendapatan
Tabel 4.3
Pendapatan
No Indikator Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 Y1 (Produktivitas) 31 30 2 - -
2 Y2 ( Hasil Penjualan) 38 23 2 - -
3 Y3 ( pelanggan Tetap) 47 16 - - -
44
Kesimpulan :
Y1 = untuk indikator (produktivitas) yang memiliki kategori setuju sebanyak 31
responden atau 49.20 %. Indikator ini mampu memengaruhi variabel pendapatan.
Y2= untuk indikator (hasil penjualan) yang memiliki kategori setuju sebanyak 38
responden atau 60.31%. indikator ini mampu memengaruhi variabel pendapatan.
Y3= untuk indikator (Pelanggan tetap) yang memiliki kategori setuju sebanyak 47
responden atau 74.60%. indikator ini mampu memengaruhi variabel pendapatan.
3. Uji Validasi dan Reliability
Diperoleh nilai validasi dan reliability digunakan composite reliability
dengan nilai diatas 0.70 (>0.70) Label halal 0.71 > 0.70 jadi data tersebut
reliability. Untuk nilai validasi digunakan Cronback Alpha dengan nilai (0.05)
digunakan 0.41 > 0.05 sangat valid. Pendapatan 0.89 > 0.70 jadi data tersebut
reliability. Untuk nilai validasi digunakan Cronback Alpha dengan nilai (0.05)
dugunakan 0.8 > 0.05 sangat valid. Produk makanan nilai 0.66 < 0.70 jadi data
tersebut sangat reliability. Untuk nilai validasi digunakan Cronback Alpha (0.05)
digunakan 0.3 > 0.05 sangat valid.
4. Uji Model Spesification
a. Measurement Model Specification
Measurement Model Specification adalah pengukuran Mean (rata2) hasil
idification yang terdiri dari X1 sampai X3 untuk variabel Label halal, X4 sampai X6
untuk variabel produk makanan. Terlihat dari olah data menunjukkan pada
variabel Label Halal adalah X1 rata2 >5, X2 rata
2 >4 , X3 rata
2 >5. Pada variabel
45
produk makanan X4 rata2
> 4, X5 rata2
> 5, X6 rata2
>5. Pada variabel
peningkatan pelayanan adalah Y1 rata2 >5, Y2 rata
2 >5, dan Y3 rata
2 >5.
b. Manifest Variabel Score (Original)
1) Variabel Label Halal (α)
2) Variabe Produk Makanan (β)
3) Variabel Pendapatan (γ)
Manifest di variabel Label Halal telah diukur dari (X1 sampai X3), variabel
produk makanan telah diukur dari (X4 sampai X6 ) dan variabel pendapatan telah
diukur dari (Y1 sampai dengan Y3).
Struktur Model Spesification
Gambar 4.3
Model Specification
Ini adalah struktur (path Model) model jalur Pengaruh variabel (α)
terhadap variabel (β), variabel (β) terhadap variabel (γ) dan variabel (α) terhadap
variabel (γ). Partial Lear Square, untuk diketahui.
Label Halal
(α)
Produk Makanan
(β)
Pendapatan
(γ)
H3
H2
H1
46
Kriteria quality. Dapat dilihat dari :
Overview
Redudancy
Cronbach Alpha
Laten Variable Correlations
R Square
AVE
Communality
Total Effects
Composite Reliability
Struktur Model Specification Hasil olah data diperoleh melalui Smart
Partial Least Square (Smart-PLS M3)
Tabel 4.4
Overview
AVE Composite
Reliability R Square
Cronbachs Alpha
LABEL
HALAL 0.497578 0.717442 0.411591
PENDAPATAN 0.735034 0.892478 0.506907 0.820929
PRODUK
MAKANAN 0.410396 0.661207 0.445717 0.325301
Communality Redundancy
Label Halal 0.497579
Pendapatan 0.735034 0.35123
Produk Makanan 0.410395 0.182238
47
Tabel 4.5
Redudancy
Redundancy
LABEL HALAL
PENDAPATAN 0.35123
PRODUK MAKANAN 0.182238
Tabel 4.6
Chronbachs Alpha
Cronbachs Alpha
LABEL HALAL 0.411591
PENDAPATAN 0.820929
PRODUK MAKANAN 0.325301
Tabel 4.7
Latent Variabel Corelations
LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK
MAKANAN
LABEL
HALAL 1
PENDAPATAN 0.703987 1
PRODUK
MAKANAN 0.667621 0.54917 1
Tabel 4.8
R Square
R Square
LABEL HALAL
PENDAPATAN 0.506907
PRODUK MAKANAN 0.661207
48
Tabel 4.9
AVE
AVE
LABEL HALAL 0.497578
PENDAPATAN 0.735034
PRODUK MAKANAN 0.410396
Tabel 4.10
Communality
Communality
LABEL HALAL 0.497579
PENDAPATAN 0.735034
PRODUK MAKANAN 0.410395
Tabel 4.11
Total Effects
LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK
MAKANAN
LABEL
HALAL 0.703987 0.667621
PENDAPATAN
PRODUK
MAKANAN 0.14284
Tabel 4.12
Composite Reliability
Composite Reliability
LABEL HALAL 0.717442
PENDAPATAN 0.892478
PRODUK MAKANAN 0.661207
49
Tabel 4.13
Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
X1 <- LABEL
HALAL 0.271879 0.275554 0.140932 0.140932 1.92916
X2 <- LABEL
HALAL 0.832596 0.826528 0.041256 0.041256 20.18119
X3 <- LABEL
HALAL 0.851822 0.848712 0.03182 0.03182 26.77019
X4 <-
PRODUK
MAKANAN
0.773802 0.766974 0.073175 0.073175 10.57466
X5 <-
PRODUK
MAKANAN
0.392611 0.366233 0.213718 0.213718 1.837048
X6 <-
PRODUK
MAKANAN
0.691573 0.684814 0.086514 0.086514 7.993802
Y1 <-
PENDAPATAN 0.86676 0.868409 0.023873 0.023873 36.3077
Y2 <-
PENDAPATAN 0.903851 0.904809 0.015806 0.015806 57.18442
Y3 <-
PENDAPATAN 0.798049 0.796228 0.051515 0.051515 15.49155
5. Evaluasi Model Pengukuran
Evaluasi model pengukuran adalah evaluasi hubungn antara konstrak
dengan indikatornya. Evaluasi ini meliputi dua tahap, yaitu evaluasi terhadap
convergent validity dan discriminant validity. Convergent validity dapat
dievaluasi dalam tiga tahap, yaitu indikator validasi, reliabilitas konstrak, dan
nilai average variance extracted (AVE). Indikator validitas dapat dilihat dari nilai
fakto loading. Bila nilai faktor loading suatu indikator lebih dari 0.5 dan nilai t
statistik lebih dari 2.0 maka dapat dikatakan valid. Sebaliknya bila nilai loading
50
factor kurang dari 0.5 dan memiliki nilai t statistic kurang dari 2.0 maka
dikeluarkan dari model.
Semua loading faktor memiliki nilai t statsistik lebih dari 2.0 sehingga
jelas memiliki validitas yang signifikan. Nilai t statistik untuk loading variabel
label halal X1 sampai dengan X3, untuk variabel produk makanan X4 sampai
dengan X6 dan untuk variabel pendapatan Y1 sampai Y3 adalah valid. Syarat jika
faktor loading > 0.5 dan nilai t statistic < 2.0 maka dikeluarkan dari model.dan
untuk model penelitian tersebut yang dimana :
1. Variabel Label Halal (α) dimana :
X1 (4.865079) > 0.5
X2 (4.031746) > 0.5
X3 (4.58254) > 0.5
2. Variabel Produk Makanan (β) dimana :
X4 (4.490476) > 0.5
X5 (4.831746) > 0.5
X6 (4.728571) > 0.5
3. Variabel Pendapatan (γ) dimana :
Y1 (4.431746) > 0.5
Y2 (4.526984) > 0.5
Y3 (4.736508) > 0.5
Olah data tersebut menunjukkan faktor loading > 0.5 yang diartikan data
sangat akurat (valid).
51
Semua loading faktor memiliki nilai t statistik lebih dari 2.0 sehingga jelas
memiliki validasi yang signifikan. Nilai t statistik untuk loading faktor indikator
adalah (>2.0)
Tabel 4.14
Overview
AVE Composite
Reliability R Square
Cronbach
s Alpha
Communali
ty
Redundanc
y
Label Halal 0.497578 0.717442 0.411591 0.497579
Produk
Makanan 0.410396 0.661207 0.661207 0.325301 0.410395 0.182238
Pendapatan 0.735034 0.892478 0.506907 0.820929 0.735034 0.35123
Pemeriksaan selanjutnya dari convergent validity adalah reabilitas
konstrak dengan melihat output composite reliability atau cronbac’s alpha.
Kriteria dikatakan reliable adalah nilai composite reliability atau cronbach’s alpha
lebih dari 0.70. Dari output berikut menunjukkan konstrak produk makanan dan
label halal memiliki nilai cronbach’s alpha kurang dengan nilai 0.497578 dan
0.410396 dari nilai 0.7. Tetapi, bila dilihat dari nilai composite reliability, nilai
label halal dan produk makanan 0.717442 dan 0.661207 (>0.70) sehimgga tetap
dikatakan reliable. Konstrak lainnya memiliki nilai composite reliability dan
cronbach’s alpha diatas 0.70, pemerikasaan terakhir dari convergent validity yang
baik adalah apabila nilai AVE lebih dari 0.5. Berdasarkan table berikut, semua
nilai AVE konstruk label halal, produk makanan dan pendapatan memiliki nilai
AVE diatas 0.50.
Evaluasi discriminant validity dilakukan dalam dua tahap, yaitu melihat
nilai cross loading dan membandingkan antara nilai kuadrat korelasi antara
konstrak dengan nilai AVE atau korelasi antara konstrak dengan akar AVE.
52
Kriteria dalam cross loading adalah bahwa setiap indikator yang mengukur
konstraknya haruslah berkorelasi lebih tinggi dengan konstraknya dibandingkan
dengan konstrak lainnya. Hasil output cross loading sebagai berikut :
Tabel 4.15
Cross Loadings
LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK MAKANAN
X1 0.271879 0.083825 0.404553
X2 0.832596 0.613608 0.504811
X3 0.851822 0.617847 0.525226
X4 0.531598 0.466265 0.773802
X5 0.255609 0.048078 0.392611
X6 0.44641 0.394883 0.691573
Y1 0.590543 0.86676 0.480454
Y2 0.704158 0.903851 0.552619
Y3 0.486634 0.798049 0.350301
Korelasi X1, X2,X3, konstrak pendapatan adalah 0.083825, 0.613608,
0.61360 lebih rendah dari 0.70. Sama halnya dengan X4, X5, X6. Berdasarkan tabel
cross loading diatas, setiap indikator berkorelasi lebih rendah dengan konstarknya
masing-masing dibandingkan dengan konstrak lainnya, sehingga dikatakan
memiliki discriminant validity yang baik. Pemeriksaan selanjutnya adalah
membandingkan antara korelasi dengan konstrak akar AVE konstrak. Hasilnya
adalah sebagai berikut :
53
Tabel 4.16
Latent Variable Correlations
LABEL HALAL PENDAPATAN PRODUK
MAKANAN
LABEL
HALAL 1
PENDAPATAN 0.703987 1
PRODUK
MAKANAN 0.667621 0.54917 1
6. Evaluasi Model Struktural
Tabel 4.17
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
LABEL
HALAL ->
PENDAPATAN
0.608624 0.60126 0.103627 0.103627 5.873189
LABEL
HALAL ->
PRODUK
MAKANAN
0.667621 0.679603 0.057214 0.057214 11.66891
PRODUK
MAKANAN ->
PENDAPATAN
0.14284 0.161864 0.116496 0.116496 1.226135
Berdasarkan tabel diatas, untuk variabel label halal terhadap produk
makanan (Hipotesis 1) dan variabel label halal dan varibel pendapatan (Hipotesis
3 ) memiliki hubungan yang signifikan karena memiliki nilai t statistik lebih besar
dari 2.0. sedangkan untuk variabel produk makanan terhadap pendapatan
(hipotesis 2) memilki nilai t statistik dibawah 2.0. Nilai R Square adalah sebagai
berikut :
54
Tabel 4.18
R Square
R Square
LABEL HALAL
PENDAPATAN 0.506907
PRODUK MAKANAN 0.661207
Nilai R Square Pendapatan adalah 0.506907. Artinya, label halal dan
pendapatan secara simultan mampu menjelaskan variability sebesar 50%.
Nilai R Square produk makanan adalah 0.661207. Artinya label halal dan
produk makanan secara simultan mampu menjelaskan variability sebesar 60%.
7. Jawaban Hasil Penelitian
1) Hipotesis 1 : Variabel label halal berpengaruh terhadap variabel
Produk makanan
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel label halal memilki pengaruh besar terhadap variabel
produk makanan sebesar 11.66891. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t
menunjukkan bahwa thitung = 11.66891 lebih besar dari ttabel = 1.99962 yang
menunjukkan bahwa dari hipotesis 1 diterima karena terdapat pengaruh antara
variabel label halal terhadap variabel produk makanan
2) Hipotesis 2 : Variabel produk makanan tidak berpengaruh terhadap
variabel pendapatan
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel produk makanan tidak memiliki pengaruh
terhadap variabel pendapatan sebesar 1.226135. Sedangkan berdasarkan tabel
55
distribusi t menunjukkan bahwa thitung = 1.226135 lebih kecil dari ttabel =
1.99962 menunjukkan bahwa pada hipotesis 2 ditolak karena terdapat
pengaruh yang tidak signifikan antara variabel produk makanan terhadap
variabel pendapatan.
3) Hipotesis 3 : Variabel label halal berpengaruh terhadap variabel
pendapatan
Hasil pengujian outer model yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel label halal memiliki pengaruh besar
terhadap variabel pendapatan sebesar 11.66891. Sedangkan berdasarkan
tabel distribusi t menunjukkan bahwa thitung = 11.66891 lebih besar dari
ttabel = 1.99962 yang menunjukkan bahwa dari hipotesis 3 diterima karena
terdapat pengaruh antara variabel label halal terhadap variabel pendapatan.
Penelitian ini sesuai dan memperkuat hasil penelitian-penelitian
sebelumnya. Menurut Iranita (2012) ,menurut Dewi (2013) dan menurut
Soesilowati (2010). Hasil penelitian mereka dengan model yang diadaptasi
dari kerangka Theory of Planned Behavior tersebut secara umum
menunjukkan secara serempak maupun parsial sikap, norma subyektif dan
persepsi control perilaku mampu berpengaruh positif terhadap minat beli
konsumen pada suatu produk halal.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Variabel label halal berpengaruh terhadap variabel produk makanan. Hal
ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel label halal dapat
memengaruhi produk makanan. Hal ini menunjukkan bahwa label halal
pada produk makanan dapat melindungi konsumen muslim terhadap
produk makanan yang tidak halal. Serta memberikan rasa aman dan
nyaman bagi konsumen untuk mengkonsumsi produk makanan dan
minuman.
2. Variabel produk makanan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel label
halal tidak memengaruhi variabel pendapatan. Tidak berpengaruhnya
produk makanan terhadap pendapatan karena terdapat persaingan antar
produk
3. Variabel label halal berpengaruh terhadap variabel pendapatan. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel label halal dapat
memengaruhi variabel pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
label halal pada produk makanan dapat menarik perhatian konsumen
sehingga dapat mempengaruhi pendapatan pelaku usaha.
57
B. Saran
1. Melalui penelitian ini, penulis menyarankan agar pelaku usaha yang belum
mendaftarkan produk makanannya di BPJPH ( Badan Penyelenggara
Jaminan Produk Halal) atau LPPOM MUI ( Lembaga Pengkajian Pangan,
Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia. Karena menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
(JPH) yang mewajibkan semua pelaku usaha untuk memilki sertifikat halal
baik itu produk baik barang atau jasa.
2. Pelaku usaha sebaiknya memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
atribut produk, kemasan, komposisi, serta label halal pada produk yang
dimiliki.
3. Untuk peneliti selanjutnya menjadikan referensi atau acuan dalam
melakukan penelitian mengenai bagaimana pentingnya label halal pada
produk makanan serta pengaruh label halal terhadap pendapatan pelaku
usaha.
58
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian pada bab penutup ini, thitung pada
variabel produk makanan terhadap variabel pendapatan lebih rendah dibandingkan
ttabel, itu menandakan bahwa variabel produk makanan terhadap variabel
pendapatan dapat dipastikan tidak berpengaruh signifikan. Hal ini disebabkan
setiap produk makanan untuk meningkatkan pendapatan masih terdapat berbagai
tantangan, persaingan dan pemasaran produk. Oleh karena itu, untuk meraih nilai
pendapatan produk, sebaiknya melakukan promosi produk yang dilakukan oleh
bidang pemasaran/marketing.
59
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, Menengah. Jakarta : BI
dan LPPI
BN. Marbun. 2003. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Departemen Agama RI
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka
Dharmawati, Made. Kewirausahaan. Depok : Rajawali Pers
Djaelani, Firdaus. 2017. Islamic Marketing Manajement.Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Ejournal.https://www.academia.edu/34073629/pengaruh_pencantuman_label_hala
l_terhadap_periaku_pembelian_produk_bahan_pangan_oleh_masyarakat_m
uslim. Diakses pada 24 November 2019
F.Ginting.2011. Manajemen Pemasaran. Bandung: CV Yirama Widya
https://repository.ipb.ac.id/handle/1235456789/80671. Arrezia, Nadya. Pengaruh
Sertifikat Halal Terhadap Peningkatan Penjualan UMKM Jasaboga Kota
Bogor, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi
Online
https://sp2010/bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321. Penduduk Menurut
Wilayah yang Dianut, Diakses pada 23 November 2019
http://www.halalmui.org, diakses pada hari Sabtu tanggal 9 April 2020
Imam Ghozali, HengkyLatan. 2015. Partial least Square, Konsep, Teknik dan
Aplikasi Menggunakan Program Smart Pls 3.0 untuk penelitian empiris.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan Menengah. Jakarta: Bumi Aksara
Kountur, Roni. 2007. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Edisi
Revisi 2. Jakarta : PPM
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Cetakan ke-5. Salemba Empat
Muthia, Aulia. 2018. Hukum Perlindungan Konsumen. Yogyakarta : Pustaka Baru
Nurlaili, Evi Ekawati, Any Eliza. 2014. Program Sosialisasi Label Halal atau
Sertifikat Halal Pada Produk Makanan Siap Saji, Lampung: LP2M Raden
Intan Lampung
60
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal
Soemarso S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Jakarta : Salemba
Empat
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
SuharsimiAirkunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta
Suriayani dan Hendrayani. 2015. Metode Riset Kuantitatif, Teori dan Aplikasi
Pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Cetakan Pertama.
Jakarta: Kencana
Syofian Siregar.2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Perhitungan Manual dan
SPSS, Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri
Umar, Husain. 2001. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) Pasal 1 Ayat 1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) Pasal 6 Ayat 1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) Pasal 1 Ayat 2
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) pasal 6 Ayat 2
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Pasal 1
ayat 10
Yayasan Lajnah Istiqomah.2007. Majalah As-Sunnah Edisi Dua. Solo
Zulham. 2016. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Kencana
RIWAYAT HIDUP
Nabilah, Lahir di Enrekang Kabupaten Enrekang
Kecamatan Cendana Desa Taulan tepatnya di Enrekang
pada tanggal 9 November 1998. Anak kelima dari enam
bersaudara dari pasangan H.Minggu dan Hj. Amrida.
Penulis memasuki jenjang pendidikan formal Taman
Kanak-kanak di TK PGRI Kabere Kabupaten Enrekang
pada tahun 2004, kemudian pada tahun 2005 melanjutkan pendidikan kejenjang
Sekolah Dasar di SDN 108 Taulan dan lulus pada tahun 2010, kemudian pada
tahun yang sama melanjutkan pendidikan kejenjang SLTP tepatnya SMPN 5
Enrekang dan lulus pada tahun 2013. Setelah lulus, pada tahun tersebut penulis
melanjutkan pendidikan kejenjang SLTA tepatnya SMAN 1 Enrekang dan lulus
pada tahun 2016. Dan atas ridho Allah SWT dan restu orang tua, pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang perkuliahan di salah satu
kampus swasta di Makassar tepatnya di Unversitas Muhammadiyah Makassar
Fakultas Agama Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah pada tahun 2016.
Persiapan Sistem Jaminan Halal Pendaftaran/Penyerahan Dokumen Sertifikasi Halal
DIAGRAM ALUR PROSES SERTIFIKASI HALAL PADA LPPOM MUI
PROVISINSI SULAWESI SELATAN
Tidak
Pemeriksaan Kecukupan Dokumen Pembiayaan
Lunas
Ya
Dapat
diaudit ?
d
di
Pre audit
Memorandum
Tidak
Audit
Ya Produk berbasis daging
Rapat auditor
Penyerahan Dokumen
Sertifikat Halal
Perlu
analisis lab ? Analisis Lab
Ya
Audit
Memorandum
Tidak
Persyaratan
terpenuhi ?
(status SJH A/B)
Tidak Tidak
Mengandung
bahan haram ?
Ya
Rapat Komisi Fatwa
Persyaratan
Terpenuhi ?
Penerbitan Sertifikat Halal
Tidak
Tidak dapat
disertifikasi
Ya
Ya Perusahaan
n LP POM MUI Gambar 4.1
Sumber : LPPOM MUI
Kota Makassar
ALUR PERMOHONAN SERTIFIKAT HALAL
Gambar 4.2
Kementerian Agama Republik Indonesia
Mengajukan permohonan
sertifikat halal dilengkapi
dokumen persyaratan
Melakukan pemeriksaan
dokumen permohonan
Menetapak an LPH yang
telah dipilih oleh
pemohon
Melakukan pemeriksaan
dan /atau pengujian
kehalalan produk
Melaksanakan penetapan
kehalalan produk melalui
sidang fatwa halall
Menerbitkan sertifikat halal
1 2 3
4
2
5 6
Data pelaku usaha Nama dan
jenis produk
Daftar produk
dan bahan yang
digunakan
Proses
pengolahan
produk
Pelaku usaha BPJPH BPJPH
LPH MUI BPJPH
KUESIONER PENGARUH LABEL HALAL PADA KEMASAN PRODUK
MAKANAN TERHADAP PENDAPATAN PELAKU USAHA MIKRO DAN KECIL DI
KOTA MAKASSAR
A. Identitas Pelaku Usaha
Nomor Kuesioner : (diisi oleh penyebar kuesioner)
Nama Lengkap :
Umur :
Nama Usaha dan Jenis Usaha :
Jenis Kelamin : L/ P
Perkiraan omset/pendapatan pertahun :
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
Berikan respon anda sebenar-benarnya untuk setiap indikator yang ada pada kolom
sebelah kiri dengan memberikan tanda centang () pada salah satu angka yang tersedia pada
kolom alternatif jawaban.
Keterangan pilihan jawaban :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
No Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Merek (X1)
1 merek merupakan tanda pengenal produk
2 merek memudahkan konsumen untuk mengenali
suatu produk
3 merek harus memuat keterangan, kualitas,
manfaat, atau khasiat barang/jasa yang diproduksi
BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal) (X2)
4 pengurusan sertifikat halal di BPJPH tidak sulit
5 BPJPH dapat menjamin kehalalan produk yang
disertifikasinya
6 BPJPH memilki keahlian untuk menguji
kehalalan suatu produk
Kemasan (X3)
7 Kemasan memudahkan untuk pengiriman dan
pendistribusian
8 Kemasan dapat berfungsi sebagai informasi
bahwa produk yang anda miliki halal
9 Kemasan sebagai pelindung untuk melindungi
produk yang ada didalamnya
Halal (X4)
10 Label halal pada produk makanan merupakan
keunggulan produk
11 Konsumen lebih tertarik membeli produk
makanan yang berlabel halal
12 Label halal menjadi jaminan kualitas dan
keamanan produk
Pengelolaan (X5)
13 tempat pengolahan makanan harus selalu terjaga
dan diperhatikan
14 bahan baku yang digunakan harus bebas dari
babi, alkaho ldan bahan-bahan lain yang dilarang
oleh agama islam
15 Pengolah makanan/karyawan harus menjaga
proses pengolahan makanan dengan baik
Kualitas (X6)
16 kualitas produk makanan menjadi alasan
pemutusan konsumen membeli suatu produk
17 semakin baik kualitas produk makanan semakin
meningkat minat konsumen membeli suatu
produk
18 kualitas suatu produk sangat penting bagi
konsumen atau pelanggan
Produktivitas (Y1)
19 dengan adanya label halal dapat meningkatkan
produktivitas produk makanan
20 produktivitas digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan suatu industry UMKM dalam
menghasilkan barang dan jasa
21 Memproduksi produk makanan yang berlabel
halal dapat meningkatkan pendapatan anda
Hasil penjualan (Y2)
22 adanya label halal telah meningkatkan hasil
penjualan anda
23 label halal dapat menambah jumlah pelanggan
24 produk makanan yang memilki label halal tidak
hanya dicari oleh pelanggan muslim tetapi juga
non muslim
Pelanggan Tetap (Y3)
25 memberikan pelayanan yang baik akan membuat
pelanggan membeli kembali produk anda
26 dengan memilki produk halal yang menjamin
keamanan suatu produk membuat pelanggan akan
terus membeli produk anda
27 dengan bekerja sama dengan pelanggan tetap
akan membantu meningkatkan pemasaran produk
anda
DOKUMENTASI