Post on 16-Oct-2021
PENGARUH BANYAKNYA TUGAS TERHADAP KESEHATAN
MAHASISWA ITERA
Fajar Dharma Mulya, Khosyi Mailisa Putri, dan Safira Ramadhanti
Arsitektur Lanskap, Arsitektur, Institut Teknologi Sumatera, Jalan Terusan
Ryacudu, Way Hui, Kec. Jati Agung , Lampung Selatan, Lampung, Indonesia
email: fajar.120390084@student.itera.ac.id,
khosyi.120240146@student.itera.ac.id, safira.120240159@student.itera.ac.id
ABSTRAK
Banyaknya tugas terhadap mahasiswa sudah menjadi hal yang lumrah ketika seseorang
menjalani perkuliahan di perguruan tinggi. Banyaknya tugas sedikit besarnya memberikan pengaruh
terhadap kesehatan mahasiswa, terutama mahasiswa Institut Teknologi Sumatera yang
membutuhkan waktu dan energi. Apakah mahasiswa ITERA peduli dengan kesehatan menjadi
pertanyaan. Selain melaksanakan tugas dengan baik dan tepat waktu, sebagai mahasiswa kita perlu
menjaga kesehatan. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan adalah keadaan
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan. Kesehatan tidak hanya secara fisik atau yang terlihat dari luar, tetapi kesehatan
jiwa/mental juga merupakan aspek penting pula dalam kesehatan. Ditambah dengan kondisi
pandemi saat ini yang membuat aktivitas belajar menjadi daring juga ikut serta dalam penyebab
banyaknya tugas kuliah mahasiswa saat ini dan mengurangi intensitas interaksi sosial mahasiswa.
Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh banyaknya tugas terhadap kesehatan
mahasiswa ITERA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan
cara mengambil data melalui kuesioner dan wawancara secara langsung. Dari data yang telah kami
peroleh dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa persentase rata-rata waktu tidur mahasiswa
ITERA sebelum dan sesudah masuk kuliah menurun dan banyak mahasiswa merasa pola makan dan
tidurnya terganggu karena banyaknya tugas kuliah.
kata kunci: mahasiswa, kesehatan, tugas
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan tidak hanya tentang
kesehatan fisik atau yang terlihat dari luar, tetapi juga kesehatan jiwa atau mental.
Kesehatan merupakan faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Semua orang
ingin hidup dalam keadaan yang sehat karena dengan tubuh yang sehat secara
jasmani dan rohani, manusia dapat hidup dan melakukan aktivitas sehari-hari, serta
meningkatkan kualitas hidup baik secara sosial maupun ekonomi. Begitu juga
dengan mahasiswa yang membutuhkan fisik dan mental yang baik dalam menjalani
perkuliahan dengan lancar.
Akan tetapi, kesehatan masih sering kali disepelekan oleh mahasiswa.
Banyaknya tugas juga menjadi faktor utama mahasiswa tidak dapat menjaga pola
makan, tidur, dan sosial dengan baik sehingga banyak mahasiswa yang pola makan
dan tidurnya terganggu karena sibuk menjalani perkuliahan dan menyelesaikan
tugas-tugas kuliah yang diberikan. Tak jarang mahasiswa mengalami stres akibat
banyaknya tugas kuliah yang mengakibatkan pola makan dan tidur mahasiswa
terganggu.
Mahasiswa merupakan seseorang yang sedang menuntut ilmu di perguruan
tinggi. Keinginan mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan tinggi
dilatarbelakangi oleh cita-cita. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat menuntut mahasiswa untuk belajar mengembangkan dirinya
agar tidak tertinggal jauh. Mahasiswa tidak bisa mendapatkan hasil maksimal dalam
pendidikan dan karirnya jika hanya mengandalkan ilmu dari kuliah saja karena
banyak materi dan pengetahuan lainnya dari luar perkuliahan yang bukan dalam
bentuk teori. Mahasiswa dikenal erat kaitannya dengan tugas. Tugas merupakan hal
yang sangat penting bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa ITERA, mahasiswa
yang tidak mengerjakan tugas berkemungkinan mendapatkan nilai yang rendah dan
akibat dari nilai yang rendah dapat berdampak kepada kelulusan mahasiswa.
Akan tetapi, hal ini menyebabkan banyak mahasiswa yang akhirnya tidak sadar
akan kesehatannya yang penting hingga memilih makan makanan instan dan jarang
berolahraga. Ditambah adanya pandemi COVID-19 saat ini yang berdampak juga
pada mengurangnya aktivitas interaksi sosial mahasiswa ikut mengakibatkan stres
yang dialami oleh mahasiswa. Tugas merupakan hal yang harus dikerjakan oleh
mahasiswa atas perintah dosen agar mendapat nilai. Dikutip seorang psikolog
pendidikan dari LPT Universitas Indonesia menyebutkan bahwa jika mahasiswa
diberikan tugas dengan durasi belajar tepat, hal tersebut akan memiliki banyak sisi
positif dan juga mahasiswa dapat membagi waktu secara lebih efisien serta dapat
mengulas pelajaran-pelajaran sebelumnya.
Namun, maraknya pemberian tugas yang tidak sesuai porsinya memiliki sisi
negatif. Tugas yang terlalu banyak berpotensi membuat mahasiswa tertekan
sehingga mengakibatkan mahasiswa tidak menyukai pelajaran tersebut karena
kelelahan dan bosan. Selain itu, banyaknya tugas bisa menyebabkan penurunan
kesehatan, terutama ketika tugas diberikan secara mendadak dan berdekatan dengan
tugas lainnya sehingga dapat menyebabkan pola makan dan tidur mahasiswa
terganggu. Di sisi lain, tubuh membutuhkan asupan oksigen yang cukup melalui
pembuluh darah dan apabila tidur tidak cukup, hal tersebut dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah serta berdampak pada mental dan daya tubuh yang
melemah karena cenderung bergerak pasif dan berdampak terhadap sifat malas
yang mengakibatkan malas mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban
mahasiswa.
Oleh karena itu, hal-hal ini melatarbelakangi penulis untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Banyaknya Tugas Terhadap Kesehatan Mahasiswa
ITERA”. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
banyaknya tugas terhadap kesehatan mahasiswa ITERA. Kedua, mengetahui faktor
apa saja yang menyebabkan mahasiswa ITERA mengalami kesehatan yang
terganggu secara fisik maupun mental akibat dari banyaknya tugas. Terakhir, untuk
mengetahui dampak dari terganggunya kesehatan mahasiswa ITERA secara fisik
maupun mental.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa
atas kesehatan dan bagaimana mahasiswa seharusnya dalam mengerjakan tugas
dengan baik tanpa harus mengorbankan pola makan dan tidur terganggu karena dari
penelitian ini kita dapat mengetahui kemampuan manajemen waktu, kesehatan
akibat dari banyaknya tugas, dan banyaknya pemberian tugas terhadap mahasiswa
yang dapat menjadi acuan dan evaluasi untuk sistem pembelajaran yang lebih baik
dan meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan pada mahasiswa. Kesehatan
merupakan hal yang penting bagi manusia, khususnya mahasiswa. Ilmu-ilmu yang
dipelajari saat perkuliahan akan menjadi tidak berguna nantinya jika mahasiswa
tidak memiliki tubuh yang sehat baik jiwa maupun raga dan dapat berdampak pada
generasi pemimpin-pemimpin negara. Maka dari itu, kesadaran dalam menjaga
kesehatan sangat penting sejak dini.
TEORI DAN METODE
Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah sebuah sumber daya yang dimiliki semua manusia dan bukan
merupakan suatu tujuan hidup yang perlu dicapai. Kesehatan tidak hanya terfokus
pada fisik yang bugar, tetapi juga meliputi jiwa yang sehat dimana individu dapat
bersikap toleran dan dapat menerima perbedaan (Brook, 2017). Kesehatan
seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga
diukur dari produktivitasnya yang berarti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan
secara ekonomi (Notoatmodjo, 2005). Menurut Kemenkes yang tertulis di UU No.
23 tahun 1992, kesehatan merupakan keadaan normal dan sejahtera anggota tubuh,
sosial, dan jiwa pada seseorang untuk dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan
yang berarti yang terdapat kesinambungan antara kesehatan fisik, mental, dan sosial
seseorang, termasuk dalam melakukan interaksi dengan lingkungan. Menurut
(Perkins, 1938), seorang ahli medis, kesehatan merupakan keseimbangan yang
dinamis antara fungsi dan bentuk tubuh dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar
yang memengaruhi kedua elemen tersebut. Dari beberapa pendapat ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kesehatan berarti kondisi seseorang dengan jiwa dan raga
yang baik sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dan mencapai tujuan
hidup.
Jenis-Jenis Kesehatan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebutkan bahwa kesehatan merupakan
ketahanan jasmani, rohani, dan sosial yang dimiliki oleh manusia sebagai karunia
dari Allah yang wajib disyukuri dengan cara mengamalkan segala ajaran-Nya.
Menurut (Brook, 2017), kesehatan adalah sebuah sumber daya yang dimiliki semua
manusia dan bukan merupakan suatu tujuan hidup yang perlu dicapai. Kesehatan
tidak hanya tentang terfokus fisik yang baik, tetapi juga meliputi jiwa yang sehat
sehingga seseorang dapat beraktivitas dengan baik dan lancar. Kesehatan juga
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Kesehatan merupakan hal yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Sehat juga merupakan keadaan dari
kondisi fisik yang baik, mental yang baik, dan juga kesejahteraan sosial, tidak hanya
merupakan ketiadaan dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1948). Adapun jenis-
jenis kesehatan, antara lain;
1. Kesehatan tubuh atau fisik
Kesehatan fisik adalah keadaan dimana organ-organ atau bagian tubuh
seseorang dapat berfungsi dengan baik tanpa merasakan adanya rasa sakit.
Kesehatan fisik ditandai dengan kondisi tubuh yang bugar dan organ-organ
tubuh yang berfungsi dengan normal sehingga seseorang dapat beraktivitas
dengan normal. Kesehatan tubuh atau fisik dapat dijaga dengan melakukan
olahraga yang rutin setiap harinya, menjaga pola makan yang sehat, serta waktu
tidur yang cukup.
2. Kesehatan jiwa atau mental
Kesehatan mental adalah suatu keadaan seseorang tidak memiliki perasaan
bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis terhadap
dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya,
kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan
dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya
(Pieper&Uden, 2006). Berbeda dengan kesehatan fisik, kesehatan fisik bisa
didapatkan dengan lebih mudah, sedangkan kesehatan mental biasanya hanya
bisa didapat oleh orang-orang yang mempunyai kestabilan emosi, jiwa yang
bersih, serta tidak mempunyai banyak permasalahan dalam hidupnya. Kesehatan
mental mencakup tiga komponen, yaitu pikiran yang positif, emosional, dan
spiritual.
a. Pikiran
Pikiran yang positif sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan jiwa
seseorang. Pikiran positif akan menuntun seseorang untuk berperilaku yang
baik serta membantu untuk bersikap baik dalam mengatasi permasalahan.
Manfaat yang bisa didapat dengan berpikir positif, yaitu lebih mudah
melawan stres, dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung,
mempercepat masa pertumbuhan, dan dapat meningkatkan kesehatan pada
lansia (Adrian, 2018).
b. Emosional
Kesehatan emosional dapat memungkinkan seseorang untuk bekerja
secara positif setiap hari dan dapat membantu untuk mengurangi stres.
Kesehatan emosional juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang.
Seseorang dapat mengetahui dirinya mempunyai kesehatan emosional yang
baik dengan cara memperlakukan orang lain dengan baik, olahraga dan
menjaga pola makan yang teratur, mudah memaafkan dan memperbaiki
hubungan yang buruk, lebih fleksibel atau mudah beradaptasi dengan
keadaan di lingkungannya, lebih menghargai pengalaman ketimbang hal
yang berbau material, memahami emosi dalam dirinya, merasa bersyukur,
terbuka dengan pengalaman baru, serta memiliki prinsip pentingnya
pengembangan diri.
c. Spiritual
Spiritual yang sehat dapat dilihat dari cara seseorang mengekspresikan
rasa bersyukur, pujian, dan kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa. Kesehatan spiritual juga dapat dilihat dari praktik keagamaan
seseorang. Kesehatan spiritual memiliki hubungan dengan dimensi lainnya,
seperti fisik, sosial, psikologis, dan kultural. Spiritual adalah suatu
kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan di
atasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi. Spiritual juga merupakan
pencarian arti dalam kehidupan, pengembangan dari nilai-nilai, dan sistem
kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya
dibatasi (Hanafi & Djuariah, 2005).
Pengertian Stres Menurut Charles D. Speilberger, stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang
mengenai seseorang, misalnya objek dalam lingkungan atau sesuatu stimulus yang
secara objektif berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan,
dan gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang
(Donsu, 2017), sedangkan menurut (Richard, 2010), stres adalah suatu proses yang
menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam ataupun membahayakan
dan individu merespon peristiwa tersebut pada level fisiologis, emosional, kognitif
dan perilaku. Stres adalah suatu perasaan yang dialami apabila seseorang menerima
tekanan (Dilawati, 2010). Tekanan atau tuntutan yang diterima mungkin datang
dalam bentuk mengekalkan jalinan 10 perhubungan, memenuhi harapan keluarga,
dan untuk pencapaian akademik (Syahabuddin, 2010). Berdasarkan teori para ahli
di atas dapat disimpulkan bahwa stres adalah suatu peristiwa yang bersifat negatif
atau berdampak buruk yang dapat mengancam dan membahayakan individu,
termasuk mahasiswa.
Pentingnya Kesehatan Mahasiswa
Kesehatan mahasiswa sangat terkait dengan kesehatan mental. Untuk
mengetahui apakah seseorang terganggu mentalnya atau tidak bukanlah hal yang
mudah karena tidak mudah diukur, diperiksa ataupun dideteksi dengan alat-alat
ukur seperti halnya dengan kesehatan jasmani atau badan (Daradjat, 2001). Hal ini
berarti menyatakan bahwa kesehatan mental adalah relatif, yaitu tidak terdapat
batas-batas yang tegas antara wajar dan menyimpang. Akibatnya, tidak ada batas
yang tegas antara kesehatan mental dengan gangguan kejiwaan. Hal ini
menyebabkan kesehatan mental mahasiswa sering kali disepelekan. Meskipun
demikian, ada beberapa ahli yang berusaha merumuskan tolok ukur kesehatan
mental seseorang. Sadli (Bastaman, 1995), mengemukakan tiga orientasi dalam
kesehatan jiwa, yakni:
1. Orientasi Klasik: Seseorang dapat dianggap sehat bila ia tidak memiliki keluhan
tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tak
berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tak sehat yang
mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari.
2. Orientasi penyesuaian diri: Seseorang dapat dianggap sehat secara psikologis bila
ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain dan
lingkungan sekitarnya.
3. Orientasi pengembangan potensi: Seseorang dapat dianggap mencapai taraf
kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensinya
menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.
Metode Penelitian Tugas yang telah diberikan oleh dosen tentu memberi pengaruh terhadap
pembelajaran mahasiswa. Selain menjadi kewajiban, mahasiswa juga dituntut
memiliki fisik dan mental yang baik dalam menjalani perkuliahan dengan lancar.
Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan sangat penting untuk
membantu penulis mengetahui apa saja pengaruh banyaknya tugas terhadap
kesehatan mahasiswa ITERA. Metode adalah satu cara yang dapat digunakan di
dalam penelitian untuk mencapai tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan dan mengumpulkan data. Metode yang dilakukan dalam melakukan
penelitian yaitu metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan metode
yang digunakan untuk mengumpulkan data yang bertujuan untuk memecahkan
masalah yang diteliti. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah
disebutkan dan hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan (Arikunto, 2010). Dalam
penelitian ini, metode deskriptif yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mewawancarai narasumber baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data atau informasi melalui formulir
yang berisi seperangkat pertanyaan kepada sampel orang banyak atau responden
untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara efisien.
Teknik pengumpulan data wawancara (langsung, melalui Google Meet, dan
WhatsApp) dilakukan secara tidak langsung atau secara daring. Wawancara
dilakukan kepada beberapa mahasiswa sebagai responden untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan. Responden merupakan mahasiswa
ITERA secara acak untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data
kuesioner dilakukan menggunakan media Google Form untuk memuat pertanyaan-
pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. Kuesioner dibagikan melalui
internet dengan sistem daring menggunakan media sosial seperti WhatsApp.
Pertanyaan dengan kuesioner lebih bersifat kuantitatif dibandingkan wawancara.
Hasil data responden akan disajikan dalam bentuk diagram baik diagram batang
maupun diagram lingkaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan metode penelitian, kami melakukan pengumpulan data
melalui kuesioner dan wawancara. Setelah melakukan pengumpulan data
kuesioner, kami menyebarkan beberapa pertanyaan menggunakan Google Form
kepada mahasiswa aktif ITERA. Dalam kurun waktu tujuh hari, kami berhasil
mengumpulkan responden sebanyak 47 orang yang terdiri dari mahasiswa angkatan
2018 sebanyak 2 orang, angkatan 2019 sebanyak 5 orang, dan angkatan 2020
sebanyak 40 orang. Dari keseluruhan responden, mayoritas merupakan mahasiswa
aktif angkatan 2020. Pada kuesioner ini, kami membagi pertanyaan menjadi tiga
bagian yang menjadi pokok masalah kami dalam mengetahui pengaruh banyaknya
tugas terhadap kesehatan mahasiswa ITERA. Pada bagian pertama, kami
menanyakan rata-rata waktu tidur mahasiswa sebelum dan sesudah masuk kuliah,
jumlah rata-rata tugas yang diperoleh dalam seminggu, hingga lama waktu yang
biasanya dihabiskan dalam mengerjakan tugas. Pada bagian kedua dan ketiga, kami
menanyakan tentang pola makan dan tidur mahasiswa, kesehatan fisik dan mental,
dan efektivitas pemberian tugas dalam pembelajaran. Dari kuesioner tersebut yang
telah kami sebar, berikut beberapa data yang dapat kami sajikan.
Gambar 1 Diagram Lama Waktu yang Biasanya Dihabiskan Mahasiswa untuk
Mengerjakan Tugas dalam Sehari
Lama Waktu yang Biasanya Dihabiskan Mahasiswa untuk
Mengerjakan Tugas dalam Sehari
>5 jam
4-5 jam 2-3 jam
Dari hasil data responden, sebanyak 36.2% mahasiswa menghabiskan waktu
mengerjakan tugas selama 4-5 jam sehari, 34% mengerjakan selama lebih dari lima
jam, dan 29.8% mahasiswa mengerjakan selama 2-3 jam sehari. Berdasarkan hasil
kuesioner, dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswa ITERA biasanya
menghabiskan waktu selama 4-5 jam sehari untuk mengerjakan tugas kuliah.
Selain itu, mahasiswa juga merespon rata-rata jumlah waktu tidur sebelum dan
sesudah masuk kuliah. Sebelum masuk kuliah, rata-rata mahasiswa memiliki 7-8
jam waktu tidur dalam sehari, yaitu sebanyak 55.3% dari total responden. Setelah
masuk kuliah, rata-rata jam tidur yang diperoleh mahasiswa semakin menurun
menjadi 5-6 jam sehari, yaitu sebanyak 53.2% dari total responden. Dari data yang
sudah dikumpulkan juga diketahui rata-rata tugas yang diterima mahasiswa dalam
seminggu ada sebanyak empat tugas. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa
membutuhkan waktu yang lebih dalam mengerjakan tugas selain waktu yang
dipakai untuk kuliah dan kegiatan lainnya sehingga jam tidur mahasiswa berkurang
dari sebelumnya.
Gambar Grafik Tingkat Mahasiswa Merasa Stres karena Banyaknya Tugas
Gambar 2 Grafik Tingkat Mahasiswa Merasa Stres karena Banyaknya Tugas
Kuliah
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak mahasiswa yang merasa
stres karena banyaknya tugas kuliah. Dalam skala 1-4, sebanyak 34% mahasiswa
merasa sangat stres, 36.2% mahasiswa merasa stres, 27.7% mahasiswa merasa
cukup stres, dan 2.1% mahasiswa merasa tidak stres. Stres biasanya diakibatkan
oleh beberapa faktor, seperti berada di bawah tekanan dan khawatir akan sesuatu.
Hal ini memungkinkan mahasiswa berada di bawah tekanan berupa tanggung jawab
terhadap tugas kuliah dan khawatir terhadap hasil tugas, apakah dapat diselesaikan
dengan baik dan maksimal atau tidak. Beberapa mahasiswa yang pernah merasa
stres berpendapat bahwa mereka menangani stres dengan berbagai cara, yaitu
mencicil tugas, belajar dengan teman, hingga membagi waktu sebaik mungkin,
seperti pendapat Dito Putratama dalam menangani stres, “Menanganinya dengan
bermain game, mendengarkan lagu, dan istirahat.”
Tingkat Mahasiswa Merasa Stres karena Banyaknya Tugas
Kuliah
1: Tidak stres 2: Cukup stres 3: Stres 4: Sangat stres
Gambar 3 Grafik Banyaknya Tugas Memengaruhi Kesehatan Fisik
Mahasiswa
Selain kesehatan mental, kami menanyakan pengaruh banyaknya tugas
terhadap kesehatan fisik mahasiswa. Grafik di atas menunjukkan bahwa ada
sebanyak 34% mahasiswa berpendapat bahwa banyaknya tugas memengaruhi
kesehatan fisik mereka, sebanyak 36.2% mahasiswa mengatakan berpengaruh,
sebanyak 27.7% mahasiswa mengatakan cukup berpengaruh, dan 2.1% mahasiswa
mengatakan sangat tidak berpengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa banyak
mahasiswa yang tidak hanya kesehatan mentalnya terganggu, tetapi juga kesehatan
fisiknya. Hal ini juga dapat dibuktikan melalui diagram di bawah mengenai
bagaimana pola makan dan tidur mahasiswa di tengah banyaknya tugas kuliah.
Gambar 4 Diagram Tingkat Mahasiswa Merasa Pola Makan dan Tidur Terganggu
Pada diagram di atas menunjukkan bahwa sebanyak 74.5% mahasiswa ITERA
merasa pola makan dan tidurnya terganggu dan 25.5% lainnya mengatakan tidak.
Selain berada di bawah tekanan dan khawatir akan tugas yang tidak selesai atau
maksimal, tidur yang tidak cukup dan pola makan yang terganggu dapat
Tingkat Mahasiswa Merasa Pola Makan dan Tidur
Terganggu
1: Tidak stres 2: Cukup stres 3: Stres 4: Sangat stres
Tidak,
Ya,
Tingkat Banyaknya Tugas Memengaruhi Kesehatan Fisik
Mahasiswa
1: Sangat tidak berpengaruh 2: Cukup berpengaruh 3: Berpengaruh
4: Sangat berpengaruh
Ya,
menyebabkan mahasiswa stres. Banyaknya mahasiswa yang stres akibat
mengerjakan tugas kuliah biasanya didukung dengan pola makan dan tidur yang
terganggu. Dalam mengerjakan tugas kuliah, mahasiswa membutuhkan waktu yang
lebih selain kegiatan kuliah dan aktivitas lainnya. Hal ini dapat memengaruhi pola
makan dan tidur, seperti begadang dan telat makan.
Selain itu, banyaknya mahasiswa dengan pola makan dan tidur yang terganggu
juga berkaitan dengan manajemen waktu mahasiswa dalam mengatur waktunya
antara kuliah dengan aktivitas lainnya, seperti pendapat dari Dito Putratama,
“Mengerjakan tugas yang memiliki deadline lebih dahulu sebagai prioritas utama,
lalu mengerjakan yang lain”. Lalu, ada pula pendapat lainnya seperti pendapat
Indira Paramarini, “Jadi direncanakan di akhir pekan atau di malam hari full untuk
tugas.” Hal ini membuktikan keterkaitan yang erat antara banyaknya tugas,
manajemen waktu, dan pola makan dan tidur dapat menjadi faktor mahasiswa
mengalami stres atau tidak. Apabila mahasiswa dapat membagi waktunya dalam
berkuliah, mengerjakan tugas, dan kegiatan lainnya dengan baik, mahasiswa akan
cenderung tidak mengalami stres, begitu sebaliknya jika seorang mahasiswa tidak
dapat mengatur waktunya dengan baik sehingga memilih untuk begadang hingga
telat makan yang akan berpotensi lebih tinggi mengalami stres.
Gambar 5 Diagram Tugas yang Diberikan Oleh Dosen Sudah Tepat
Meskipun mendapat banyak tugas kuliah, banyak mahasiswa berpendapat
bahwa tugas yang diberikan oleh dosen sudah tepat. Hal ini dapat dilihat dari
diagram di atas yang menunjukkan bahwa mahasiswa yang berpikir tugas yang
diberikan oleh dosen sudah tepat ada sebanyak 76.6% mahasiswa dan mahasiswa
yang berpikir sebaliknya bahwa tugas yang diberikan oleh dosen tidak atau belum
tepat sebanyak 23.4% dari total responden. Hal ini menunjukkan masih tingginya
kesadaran mahasiswa dalam menuntut ilmu karena tugas yang diberikan oleh dosen
merupakan tanggung jawab dan dapat mendukung pembelajaran bila diberikan
dengan porsi yang tepat.
Tugas yang Diberikan Oleh Dosen Sudah Tepat
Ya,
Tidak,
Gambar 6 Efektivitas Pemahaman Mahasiswa dengan Banyaknya Tugas
dalam Mata Kuliah Terkait
Akan tetapi, jika porsi tugas yang diberikan berlebihan atau tidak tepat,
mahasiswa cenderung mengalami ketidakefektifan dalam memahami mata kuliah
terkait. Pada diagram di atas, terdapat perbedaan persentase yang cukup kecil ketika
kami menanyakan kepada mahasiswa ITERA apakah banyaknya tugas efektif
terhadap pemahaman mahasiswa mengenai mata kuliah terkait. Dari hasil yang
kami peroleh, sebanyak 57.4% mahasiswa berpikir banyaknya tugas efektif
terhadap pemahaman mereka dalam sebuah mata kuliah, sedangkan 42.6% lainnya
berpikir bahwa banyaknya tugas tidak efektif dalam mendukung pemahaman
mahasiswa terhadap mata kuliah tugas terkait, seperti pendapat Che Ranny
Dellmasyura Faota, “Tidak sama sekali, karena dari tugas kita bisa menyontek dan
itu menurut saya tidak efektif untuk membuat mahasiswa mengerti apa materi yang
dipelajari”, sedangkan pendapat Rakha Efriza sebaliknya, “Ya, karena kita jadi
lebih sering berlatih”.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap
suatu mata kuliah tidak hanya tergantung dari jumlah tugas yang diberikan, tetapi
juga jenis tugas yang diberikan, seperti pendapat Dito Putratama, “Kemampuan
memahami mata kuliah juga tergantung tugas seperti apa yang diberikan oleh
dosen.” Lalu, pendapat lain terkait pengaruh banyaknya tugas terhadap kemampuan
mahasiswa memahami mata kuliah, seperti dari Dian Demak Dominica, “Kalau dari
prodi DKV sendiri sih ya berpengaruh dalam kemampuan karena kan di DKV
banyak praktiknya, praktik gambar sih ya lebih tepatnya, jadi makin sering kita
latihan, ya semakin mahir juga dalam menggambar.” Hal ini benar membuktikan
bahwa tidak hanya kuantitas tugas yang diberikan, tetapi jenis atau kualitas tugas
juga berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa dalam memahami suatu mata
kuliah.
Efektivitas Pemahaman Mahasiswa dengan Banyaknya
Tugas dalam Mata Kuliah Terkait
Ya,
Tidak,
Gambar 7 Tingkat Mahasiswa Berpikir Tugas yang Diberikan oleh Dosen
Bermanfaat
Tidak hanya tugas yang diberikan oleh dosen sudah tepat, mayoritas
mahasiswa setuju bahwa tugas yang diberikan oleh dosen bermanfaat. Pada
diagram di atas, sebanyak 87.2% mahasiswa setuju dan 12.8% mahasiswa tidak
setuju bahwa tugas yang diberikan oleh dosen bermanfaat. Hal ini menunjukkan
bahwa banyak mahasiswa yang berpikir tugas yang diberikan oleh dosen
bermanfaat dalam akademik mahasiswa meskipun banyaknya tugas kadang
membuat pola makan dan tidur mahasiswa terganggu sehingga dapat menyebabkan
mahasiswa stres dan akhirnya kesehatan fisik mahasiswa ikut terpengaruh karena
banyaknya tugas kuliah yang diberikan.
SIMPULAN
Selain aktif berkuliah dan berkegiatan lainnya, memiliki banyak tugas kuliah
merupakan hal yang lazim dalam kehidupan mahasiswa. Tugas merupakan
kewajiban dan tanggung jawab mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk mengerjakan
tugas dengan baik agar mendapat nilai yang baik pula. Akan tetapi, banyaknya
tugas sering kali membuat mahasiswa terpaksa begadang dan telat makan karena
fokus pada tugas yang sedang dikerjakan. Hal itu membuat mahasiswa sering
merasa stres karena pola tidur dan makan yang terganggu ditambah perasaan di
bawah tekanan berupa tanggung jawab tugas kuliah dan kekhawatiran terhadap
hasil tugas yang dikerjakan.
Pola makan dan tidur yang terganggu erat kaitannya dengan sebagian
mahasiswa karena aktivitasnya yang cenderung padat selain mengerjakan tugas.
Mahasiswa juga memiliki aktivitas lainnya, baik aktif di dalam atau di luar kampus,
maupun aktivitas di rumah. Tugas yang diberikan dengan porsi yang tidak tepat
dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental mahasiswa. Sebagai mahasiswa,
kesehatan fisik dan mental merupakan hal yang penting untuk dijaga dalam
mendukung perkuliahan mahasiswa agar mahasiswa dapat menyelesaikan
pendidikannya dengan baik dan maksimal. Ada pula manajemen waktu yang baik
dapat mendukung mahasiswa dalam mencapai tujuan hidupnya. Apabila tugas
Tugas yang Diberikan oleh Dosen Bermanfaat
Ya,
Tidak,
diberikan dengan porsi yang tepat kepada mahasiswa, mahasiswa dapat lebih
menjaga kesehatannya sehingga melancarkan perkuliahan mahasiswa hingga akhir.
Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktunya dengan baik
antara kuliah dan aktivitas lainnya agar terhindar dari stres dan kesehatan fisik yang
terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Bastaman, H. (1995). lntegrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi lslami.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Yayasan lnsan Kami.
Bitar. (2021, Maret 28). Pengertian Kesehatan. Retrieved from gurupendidikan:
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kesehatan/
Buruknya Pengaruh Tugas yang Berjibun. (2018, November 2). Retrieved from
kompasiana:
https://www.kompasiana.com/evitarchm/5bd16900677ffb49a1369775/bur
uknya-pengaruh-tugas-yang-berjibun
Daradjat, Z. (2001). Kesehatan Mental. Jakarta: PT Gunung Agung.
Fachry, R. (n.d.). Kesehatan Spiritual. Retrieved from ACADEMIA:
https://www.academia.edu/4438179/KESEHATAN_SPIRITUAL
Halawa, M. V. (2021). Efektivitas Pemanfaatan Platform Media Sosial dalam
Pembelajaran Praktikum Secara Daring. Attractive : Innovative Education
Journal.
Ibrahim, A. (n.d.). Pengertian Kesehatan dan Jenis-Jenis Kesehatan Manusia.
Retrieved from Pengertian Definisi:
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kesehatan-dan-jenis-jenis-
kesehatan-manusia/
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sari, I. K. (2020, Agustus 17). Ketahui 10 Hal yang Menjadi Tanda-Tanda Anda
Punya Kesehatan Mental yang Baik. Retrieved from kumparanWOMAN:
https://kumparan.com/kumparanwoman/ketahui-10-hal-yang-menjadi-
tanda-anda-punya-kesehatan-emosional-yang-baik-1u1D64SzfI0/full
LAMPIRAN
Bukti Diskusi
Gambar 8 Bukti Diskusi 1
Gambar 9 Bukti Diskusi 2
Gambar 10 Bukti Diskusi 3