Post on 03-Dec-2015
description
TUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
“PENGARUH UPAH TERHADAP MASALAH
PENGANGGURAN DI PUERTO RICO”
Oleh:
1. Lailatul Cholwah (201315023)
2. Eko Wahyu P (201315061)
3. Dwi Widayanti (201315031)
UNIVERSITAS SURAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan
jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,
dilakukan oleh lebih banyak orang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana mengatasi masalah pengangguran di Persemakmuran Puerto Rico?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui cara mengatasi masalah pengangguran di Persemakmuran
Puerto Rico.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puerto Riko
Persemakmuran Puerto Riko adalah sebuah persemakmuran dengan
wilayah terorganisasi di bawah naungan Amerika Serikat. Puerto Riko terletak
di sebelah timur Republik Dominika diKaribia bagian timur laut. Puerto Riko
dibagi menjadi 78 munisiplitas. (http://id.wikipedia.org/wiki/Puerto_Riko)
Puerto Rico merupakan negara kepulauan yang meliputi pulau utama
Puerto Rico dan sejumlah pulau-pulau kecil, yang terbesar dari yang Vieques,
Culebra, dan Mona. Dengan sekitar 3,6 juta orang, itu peringkat ketiga dalam
populasi dan keempat di daerah antara Greater Antilles, yang meliputi Kuba,
Hispaniola (Haiti dan Republik Dominika) dan Jamaika. Ibukota dan kota
terbesar adalah San Juan. Karena lokasinya, Puerto Rico memiliki iklim tropis
dengan cuaca hangat sepanjang tahun dan tidak mengamati daylight saving
time. Bahasa resminya adalah Spanyol, yang lazim, dan Inggris.
Awalnya dihuni selama berabad-abad oleh orang-orang Aborigin
dikenal sebagai Taíno, pulau itu diklaim oleh Christopher Columbus untuk
Spanyol selama pelayaran kedua ke Amerika pada 19 November, 1493.
Seperti Kuba, Puerto Rico tetap menjadi jajahan Spanyol sampai 1898.
Meskipun Hukum Burgos dari 1512 dan keputusan lain untuk perlindungan
India, beberapa orang Taíno dipaksa menjadi budak di tahun-tahun awal
penjajahan. Populasi menderita korban jiwa yang sangat tinggi dari wabah
penyakit menular Eropa.
Selama empat abad dari kekuasaan Spanyol, budaya pulau dan lanskap
fisik yang berubah. Eropa pengetahuan, adat dan tradisi diperkenalkan, yaitu
Katolik Romawi, bahasa Spanyol, dan kemajuan seperti pertanian, konstruksi
di batu, dan mesin cetak. Banyak gedung-gedung publik, benteng, gereja dan
infrastruktur publik dibangun selama pemerintahan kolonial Spanyol masih
berdiri sampai hari ini.
Konvoi biasa Hindia Armada Barat terkait pulau ke Spanyol, berlayar
dari Cádiz ke Spanyol Hindia Barat setiap tahun. Dari mulai Puerto Rico
kolonisasi oleh Spanyol di 1508, penduduknya adalah warga negara Spanyol,
dan itu tetap wilayah Spanyol meskipun invasi upaya oleh Perancis, Belanda,
dan Inggris. Pada tanggal 25 November 1897, Spanyol diberikan
pemerintahan sendiri terbatas ke pulau dengan dekrit kerajaan di otonom
Piagam, termasuk legislatif bikameral. [16] Namun pada tahun 1898, Spanyol
menyerahkan kontrol dari pulau ke Amerika Serikat menyusul Spanyol-
Amerika perang, di bawah persyaratan Perjanjian Paris.
Sejak tahun 1917 (karena UU Jones), orang yang lahir di Puerto Rico
dianggap warga AS. [17] wilayah ini beroperasi di bawah konstitusi lokal, dan
Puerto Rico memilih gubernur mereka sendiri. Namun, Puerto Rico
kekurangan anggota voting di Kongres dan tunduk pada yurisdiksi pleno
Amerika Serikat di bawah Puerto Rico Hubungan federal Act of 1950. Pada
tahun 2015, Puerto Rico tetap menjadi wilayah AS. Sebuah referendum 2012
menunjukkan mayoritas (54% dari pemilih) mendukung perubahan status,
dengan kenegaraan penuh pilihan yang lebih disukai.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Puhttp://usahispanicpress.com/2013/09/23/el-
desempleo-en-puerto-rico-sube-en-agosto-pero-se-contiene-en-el-ultimo-ano/?
lang=jwerto_Riko)
1. Orang Puerto Rico
Sejak 1930, kebanyakan orang Puerto Rico didataran Amerika
Serikat tinggal di New York City. Konsentrasi orang Puerto Rico tidak
dapat di perkirakan dengan perkiraan geografis, karena banyak bagian dari
Amerika Serikat yang letaknya lebih dekat dengan Puerto Rico.
Pertumbuhan penduduk Puerto rico di dataran Amerika Serikat bukan lagi
sekedar masalah arus migrasi dari pulau tersebut. Secara strukutural orang
Puerto Rico tidak banyak mempelajari bahasa inggris dan memelihara
sedikit budaya Spanyol selain bahasa dan adat istiadat. Khatolik
merupakan agama pada saat itu,tetapi bukan merupaka suatu daya kuat
disana seperti halnya Irlandia dan Negara- Negara Eropa lainnya.
2. Kondisi Ekonomi
Pada umumnya sebagian besar orang Puerto Rico mencari
pekerjaan tidak terampil dan semi terampil. Mereka merupakan angkatan
kerja utama industry pakaian jadi dari New York sebagai pelayan kamar,
pencuci piring, dan tukang angkat. Penyebab rendahnya penghasilan orang
Puerto Rico diantaranya kebanyakan usia mereka masih muda. Mereka
bahkan lebih muda orang kulit hitam atau kulit putih. Rata- rata usia
mereka berada pada usia 18 tahun sampai 20 tahun dan 10 tahun lebih
muda dari penduduk Amerika keseluruhan. Usia sangat mempengaruhi
penghasilan terutama pekerjaan yang memerlukan pengalaman dan
pendidikan- juga mengurangi tingkat pengangguran, tingkat kejahatan dan
tingkat fertilitas. Seperlima dari keluarga Puerto Rico tidak seorang pun
anggota keluarganya yang punya penghasilan. Beberapa penghasilan
rendah orang Puerto Rico dipengaruhi oleh diskriminasi, Karena warna
kulit, atau asal Hispaniknya,sulit untuk dijelaskan. Kelompok Hispanik
lainnya atau ras campuran, seperti orang Amerika keturunan Meksiko,
secara ajek berpenghasilan lebih tinggi daripada orang Puero Rico.
3. Politik
Semua orang Puerto Rico merasa memliki hak untuk ikut memilih
dalam pemilihan umum. Namun demikian mereka yang memenuhi syarat
untuk mendaftar tidak melakukannya, dan proporsi yang mendaftar mau
memilih yang kemudian memang memilih di kalangan orang Puerto Rico
ternyata lebih rendah daripada kelompok etnis manapun di New York
City. Meskipun pengaruh orang Puerto Rico sangat kecil, sejak dulu
mereka sudah terkena urusan politik dan sangat tergantung pada lembaga-
lembaga politik. Orang Puerto Rico adalah salah satu sedikit kelompok di
daratan yang tiba dalam Amerika setelah seluruh jajaran lembaga social,
tetapi juga oleh kantor-kantor yang didirikan pemerintah Puerto Rico di
New York City. (http://id.wikipedia.org/wiki/Puerto_Riko)
B. Pengangguran
1. Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam kategori angkatan
kerja (penduduk yang berumur 15-59 tahun,ada beberapa negara lain
memakai kategori 15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja tidak boleh
disamakan dengan jumlah penduduk. Mengapa demikian??? Sebagian dari
penduduk tidak dapat digolongkan sebagai angkatan kerja karena terlalu
muda atau terlalu tua untuk dapat bekerja secara efektif. Golongan
penduduk ini tidak termasuk ke dalam angkatan kerja. Tetapi tidak semua
penduduk yang berada dalam lingkungan umur 15-59 tahun atau 15-64
tahun dapat dipandang sebagai Angkatan Kerja. Apabila mereka tidak
bekerja dan tidak mencoba mencari pekerjaan,walaupun umur mereka
seperti di atas, maka mereka tidak termasuk golongan Angkatan Kerja.
Golongan masyarakat seperti itu adalah : pelajar sekolah
menengah(sebelum tingkat universitas), mahasiswa dan ibu rumah tangga.
Dengan demikian, jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja pada suatu
waktu tertentu adalah banyaknya jumlah penduduk yang berada dalam
lingkungan umur di atas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
2. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran
Perbandingan diantara jumlah angkatan kerja yang menganggur
dengan angkatan kerja keseluruhannya disebut Tingkat Pengangguran.
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat
dari persentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran
kerja.
Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran/ Jumlah Angkatan
Kerja x 100%
3. Jenis- Jenis Pengangguran
a. Menurut faktor penyebabnya, terbagi atas :
1) Pengangguran Friksional / Pengangguran Normal
Pada setiap masa sebagian kecil dari angkatan kerja adalah dalam
keadaan menganggur atas kemauan sendiri. Mereka berhenti dari
tempat pekerjaan yang lama dan mencari pekerjaan lain. Maksud
mereka berhenti dari pekerjaan tersebut adalah untuk mencari
pekerjaan yang lebih baik, memperoleh pendapatan yang lebih
tinggi dan memperoleh jaminan sosialatau fasilitas lainnya yang
lebih baik. Pengangguran yang ingin memperoleh pekerjaan yang
lebih baik tersebut dinamakan Pengangguran Friksional.
2) Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Kemajuan teknologi di kegiatan-kegiatan ekonomi lain,
perubahan dalam cita rasa masyarakat dan masuknya pesaing baru
yang lebih efisien di pasar adalah beberapa faktor yang dapat
mengakibatkan kemunduran dalam sesuatu kegiatan ekonomi.
Apabila hal ini terjadi, terpaksalah para pekerja diberhentikan oleh
instansi yang mempekerjakan mereka. Pengangguran yang
demikian dinamakan Pengangguran Struktural.
3) Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat pula disebabkan oleh adanya
pergantian tenaga manusia oleh mesin-mesin atau bahan-bahan
kimia. Misalnya : racun lalang dan rumput, telah mengurangi
penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan sawah, ladang dan
perkebunan. Begitu juga, mesin telah mengurangi keperluan tenaga
kerja untuk mengorek tanah, memotong rumput, membersihkan
hutan untuk ditanami, dsb. Pengangguran yang ditimbulkan oleh
berlakunya pergantian tenaga manusia dengan mesin-mesin yang
lebih modern disebut Pengangguran Teknologi.
4) Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
b. Menurut ciri-cirinya, terdiri atas :
1) Pengangguran terbuka
Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang benar-benar
terlihat menganggurnya(nyata dilihat), tidak ada pekerjaan sama
sekali.
2) Pengangguran tersembunyi
Apabila dalam suatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat
berlebihan, sehingga berada dalam suatu keadaan di mana sebagian
tenaga kerjanya dipindahkan ke sektor lain tetapi produksi dalam
kegiatan itu tidak berkurang, maka dalam kegiatan itu telah berlaku
suatu jenis pengangguran yang dinamakan Pengangguran
Tersembunyi atau Pengangguran Tak Kentara.
3) Pengangguran musiman
Pengangguran yang terjadi pada masa-masa tertentu di dalam suatu
tahun. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada masa-masa
dimana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Di
dalam masa itu, para petani tidak melakukan pekerjaan sama sekali,
berarti mereka dalam keadaan menganggur. Tetapi pengangguran
itu adalah untuk sementara saja, dan berlaku dalam waktu-waktu
tertentu. Oleh sebab itu, dinamakan Pengangguran Musiman.
4) Setengah pengangguran
Setengah pengangguran, terdiri atas pengangguran sukarela
(voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary
unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang
menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari pekerjaan
lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah
pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari
pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
4. Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran
a. Penduduk yang relatif banyak
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia
kerja
d. Teknologi yang semakin modern
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan
penghematan-penghematan.
f. Penerapan rasionalisasi
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
h. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara
5. Akibat-akibat buruk yang ditimbulkan oleh pengangguran.
a. Peningkatan tindakan kriminalitas
b. Tingkat kesehatan menurun
c. Terjadinya kekacauan sosial dan politik (demonstrasi dan perebutan
kekuasaan)
d. Hilangnnya kepercayaan diri dan menurunnya kemampuan kerja
e. Perselisihan dalam keluarga
C. Upah
1. Teori Upah
Sesungguhnya ada dua masalah besar ketika berbicara tentang
upah. Dengan menggunakan bahasa Ricardo4, yaitu harga alami tenaga
kerja (natural price of labor), dan harga pasar tenagakerja (market price
of labor). Yang pertama adalah tingkat harga berlaku dalam jangka
panjang, jika pengaruh harga terhadap penawaran memiliki waktu dan
kesempatan untuk mengambil efek tanpa intervensi penyebab yang
mengganggu. Prinsip-prinsip yang mengatur harga alami umumnya
diperlakukan secara terpisah, dan membentuk sebagian besar dalam
diskusi tentang teori penduduk. Ketika hukum upah dibicarakan secara
sederhana, biasanya yang menjadi rujukan bukan pada harga alami
tenagakerja, tetapi lebih merujuk pada pasar upah (wage market).
Sebagaimana halnya dengan harga barang-barang dan jasa-jasa,
harga tenagakerja atau upah, tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan
pasar dan penawaran pasar akan tenaga kerja. Dengan demikian
interaksi antara penawaran dan permintaan sangat menentukan tingkat
upah dan pemanfaatan input dalam hal ini employment. Dipandang dari
sumber daya manusia secara keseluruhan, tingkat upah ditentukan oleh
kurva permintaan akan tenagakerja dan kurva penawaran tenagakerja
agregat.
Sejalan dengan pandangan Malthus, yang menilai bahwa upah
yang wajar dihubungkan dengan perubahan jumlah penduduk, maka
tingkat upah sebagai harga penggunaan input dalam hal ini tenagakerja
sangat ditentukan oleh penawaran tenagakerja di mana penduduk sebagai
sumber utamanya.
Ketika ada kenaikan dalam jumlah penduduk, maka pada saat yang
sama, penawaran tenagakerja akan mengalami peningkatan yang berujung
pada tekanan tingkat upah untuk segera turun, hal yang sama juga berlaku
untuk sebaliknya.
Setidaknya tedapat dua pandangan teori upah yang relevan dengan
penelitian ini. Pertama, teori upah dalam perspektif Neo-Klasik atau teori
upah kompetitif. Kedua, teori upah non kompetitif. Teori upah non
kompetitif berasal dari dua asumsi, yaitu pertama, karena dipercayai
adanya hubungan antara upah yang makin tinggi dengan laba yang juga
makin tinggi, asumsi kedua, karena adanya prilaku yang tidak
memaksimisasi (Kruger dan Summers, 1987, Fields dan Wolff, 1995).
Dalam perspektif non kompetitif, ekonom umumnya memilih asumsi yang
pertama dan merumuskan teori upah alternatif, misalnya teori upah
efisiensi (Dickens dan Katz, 1987). Teori upah efisiensi merupakan salah
satu landasan mikro ekonomi kelompok Post Keynesian (McCafferty,
1990). Teori ini memberi landasan bahwa akan selalu ada pengangguran
terpaksa (involuntary unemployment) dan adanya industry fixed effect
yang menyebabkan kekakuan upah, karena baik industri yang memberi
upah tinggi maupun yang berupah rendah ternyata tidak melakukan
penyesuaian, tetapi cenderung mempertahankannya (Setiadji, 2002).
Bukti-bukti adanya perbedaan upah, misalnya upah antarindustri
diawali oleh Slichter (1950) yang menunjukkan bahwa selama 20 – 30
tahun struktur upah antarindustri relatif tidak berubah. Penelitian serupa
dilakukan oleh Allen (1995), dengan memperpanjang jarak waktu
pengamatan korelasi struktur upah tersebut sampai 100 tahun. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pada prinsipnya pengusaha cenderung
untuk mempertahankan tingkat perbedaan upah, dan tidak berdasarkan
pada harga pasar.
Sejalan dengan temuan empirik tersebut, berkembang pula teori-
teori yang berusaha menjelaskan fenomena perbedaan upah antarindustri
tersebut. Salah satu penjelasan mengapa sebuah industri bersedia
memberikan upah di atas harga yang seharusnya berlaku di pasar
tenagakerja adalah adanya semacam bagi rente ( rents sharing hypothesis)
antara pengusaha dan pekerja. Dalam hal ini pengusaha bersedia
membayar upah yang lebih tinggi daripada harga balas jasa tenagakerja
yang berlaku dan sebagai imbalannya pekerja memberikan upaya (effort)
yang lebih baik. Sebagai implikasinya, produktivitas dan output akan
meningkat (Leibenstein, 1963; Pugel, 1980; Christofides dan Oswald,
1992; Blanchflower et.all., 1996). Model-model yang dikembangkan oleh
mereka selanjutnya dikelompokkan ke dalam apa yang disebut dengan
teori upah efisiensi, dengan ragamnya antara lain, model menghindari
kemalasan (shirking model), model mengurangi perputaran (turnover
model), model menarik pekerja bermutu (selection model) dan model
mengurangi ketidakadilan atau sociological model (Leibenstein, 1963;
Stiglitz, 1974; Shapiro and Stiglitz, 1984; Akerlof, 1982; Akerlof and
Yellen, 1988; Krieger and Summers, 1988).
Untuk menunjukkan perbedaan antara teori upah Neo-Klasik dan
teori upah yang berdasar pada upah efisiensi, dapat dijelaskan seperti
berikut. Pembahasan diawali dengan model Neo-Klasik mengenai pasar
tenagakerja (Elliot, 1991).
2. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan di suatu negara umumnya didasarkan pada
falsafah atau sistem masing-masing negara. Menurut Soemarsono (2003),
teori yang mendasari sistem pengupahan pada dasarnya dapat dibedakan
menurut dua ekstrim, yaitu:
a. Berdasarkan ajaran Karl Marx mengenai teori nilai dan pertentangan
kelas;
b. Berdasarkan pada teori pertambahan produk marginal berlandaskan
asumsi perekonomian bebas.
Sistem pengupahan dari ekstrim pertama pada umumnya
dilaksanakan di negara-negara penganut paham komunis, sedangkan
sistem pengupahan ekstrim kedua pada umumnya dipergunakan di negara-
negara yang digolongkan kapitalis. Ajaran Karl Marx menyatakan bahwa
hanya buruh yang merupakan sumber nilai ekonomi. Nilai suatu barang
tergantung nilai dari jasa buruh atau jumlah waktu kerja yang
dipergunakan untuk memproduksi barang tersebut.
3. Definisi Upah
Upah adalah segala macam pembayaran yang timbul dari kontrak
kerja, terlepas dari jenis pekerjaan dan denominasinya. Upah
menunjukkan penghasilan yang diterima oleh pekerja sebagai imbalan atas
pekerjaan yang dilakukannya. Dewan Penelitian Pengupahan Nasional
mendefinisikan upah sebagai berikut: “Upah ialah suatu penerimaan kerja
untuk berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi
kemanusiaan dan produksi yang dinyatakan menurut suatu persetujuan
Undang-undang dan Peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian
kerja antara pemberi kerja dengan penerima kerja.
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa upah merupakan
penghargaan dari tenaga kerja atau karyawan yang dimanifestasikan
sebagai hasil produksi yang berwujud uang, atau suatu jasa yang dianggap
sama dengan itu, tanpa suatu jaminan yang pasti dalam tiap-tiap minggu
atau bulan. Sistem pengupahan di Indonesia pada umumnya didasarkan
kepada tingkat fungsi upah, yaitu menjamin kehidupan yang layak bagi
pekerja dan keluarganya, mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang
dan menyediakan insentif untuk mendorong pertumbuhan produktivitas.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengangguran Di Pesemakmuran Puerto Rico
Tingkat pengangguran di Puerto Rico naik 4/10 antara Juli dan
Agustus pada tahun 2014, untuk menetap di 13,9%, angka itu, dalam hal
apapun, sepersepuluh lebih rendah untuk yang Dia terdaftar di pulau Karibia
tahun sebelumnya.
Departemen Tenaga Kerja Puerto Riko melaporkan bahwa jumlah
pengangguran di pulau (orang-orang yang ingin dan dapat bekerja, tetapi
kurangnya kerja diatur dan dibayar) berdiri pada bulan Agustus di 165.000,
yang 6.000 lebih menganggur dari bulan sebelumnya tapi kurang dari 5.000
pada bulan Agustus 2012.
Jadi, ini adalah Agustus keempat tahunan yang pengurangan net
pengangguran terkait, sejak bulan Agustus 2010 206.000 pengangguran
(16,3%) pada tahun 2011, 192.000 (15,7%), 170.000 di 2012 (itu melayang
14%) dan pada tahun 2013 165.000 (13,9%).
Pengangguran semua pada bulan Agustus, 34,1% telah keluar dari
pekerjaan kurang dari lima minggu, 42,4% antara 5 dan 14 minggu, dan
23,5% 15 minggu atau lebih.
Angkatan kerja Agustus lalu berdiri di 40,9%, 0,1% lebih rendah dari
bulan sebelumnya dan 0,4% kurang jika dibandingkan dengan bulan yang
sama tahun lalu.
Jumlah orang yang bekerja pada Agustus lalu di Puerto Rico sebesar
1.018.000 orang, 22.000 lebih sedikit dari tahun lalu.
Selain itu, pada saat itu seluruh penduduk sipil lebih dari 16 yang
tinggal di pulau turun 18.000, untuk menetap di 2.896.000 juta. Bahkan, hanya
satu bulan hilang seribu orang dewasa, sebagian besar disebabkan oleh
eksodus yang tinggal di Puerto Rico ke AS dan di tempat lain.
Dengan demikian tingkat pengangguran di Puerto Rico dikarenakan
Tingkat Upah yang rendah.
Upah tenaga kerja yang tinggi dapat memperbaiki kinerja
perekonomian suatu region sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan, baik kualitas maupun kuantitasnya.
B. Cara Mengatasi Pengangguran di Persemakmuran Puerto Rico
Sebagaimana halnya dengan harga barang-barang dan jasa-jasa, harga
tenagakerja atau upah, tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan pasar dan
penawaran pasar akan tenaga kerja. Dengan demikian interaksi antara
penawaran dan permintaan sangat menentukan tingkat upah dan pemanfaatan
input dalam hal ini employment. Dipandang dari sumber daya manusia secara
keseluruhan, tingkat upah ditentukan oleh kurva permintaan akan tenagakerja
dan kurva penawaran tenagakerja agregat.
Sejalan dengan pandangan Malthus, yang menilai bahwa upah yang
wajar dihubungkan dengan perubahan jumlah penduduk, maka tingkat upah
sebagai harga penggunaan input dalam hal ini tenagakerja sangat ditentukan
oleh penawaran tenagakerja di mana penduduk sebagai sumber utamanya.
Produsen meminta lebih banyak tenagakerja sepanjang nilai produk
marginal yang dihasilkan oleh pertambahan satu unit tenagakerja (yaitu
produk marjinal atau tambahan secara fisik dikalikan dengan harga pasar atas
produk yang dihasilkan oleh tenagakerja tersebut) melebihi biayanya yakni
tingkat upah. Dengan asumsi bahwa the Law of Diminishing Marginal Product
berlaku dan harga produk ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar, maka
nilai produk marjinal tenagakerja tersebut akan memiliki kemiringan yang
negatif. Sedangkan pada sisi penawaran, setiap individu diasumsikan selalu
berpegang teguh pada prinsip maksimalisasi kepuasan. Kenaikan tingkat upah
akan setara dengan peningkatan opportunity cost. Seandainya tingkat upah
mengalami kenaikan, maka penawaran tenagakerja (dari para pekerja itu
sendiri) akan meningkat. Motivasi untuk bekerja mereka bertambah karena
adanya iming-iming upah yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Korelasi
tersebut ditunjukkan oleh kemiringan positif atas kurva penawaran
tenagakerja.
Pasar tenagakerja sama dengan besarnya tenagakerja yang diminta
oleh pengusaha). Pada tingkat upah yang lebih tinggi, seperti pada W2,
penawaran tenagakerja melebihi permintaan sehingga persaingan di antara
individu dalam memperebutkan pekerjaan akan mendorong turunnya tingkat
upah mendekati atau tepat pada titik keseimbangannya. Sebaliknya pada titik
yang lebih rendah. Jumlah total tenagakerja yang akan diminta oleh produsen
dengan sendirinya melebihi kuantitas penawaranyang ada sehingga terjadilah
persaingan diantara pengusaha atau produsen dalam memperebutkan
tenagakerja. Hal tersebut akan mendorong kenaikan tingkat upah mendekati
atau ke titik keseimbangan, yang berarti bahwa pada tingkat upah
keseimbangan tersebut, semua orang yang menginginkan pekerjaan akan
memperoleh pekerjaan, sehingga sama sekali tidak ada pengangguran.
BAB IV
PRNUTUP
A. Kesimpulan
Persemakmuran Puerto Riko adalah sebuah persemakmuran dengan
wilayah terorganisasi di bawah naungan Amerika Serikat. Puerto Riko terletak
di sebelah timur Republik Dominika diKaribia bagian timur laut. Puerto Riko
dibagi menjadi 78 munisiplitas
Tingkat pengangguran di Puerto Rico naik 4/10 antara Juli dan
Agustus pada tahun 2014, untuk menetap di 13,9%, angka itu, dalam hal
apapun, sepersepuluh lebih rendah untuk yang Dia terdaftar di pulau Karibia
tahun sebelumnya.
Dengan demikian tingkat pengangguran di Puerto Rico dikarenakan
Tingkat Upah yang rendah.
Upah tenaga kerja yang tinggi dapat memperbaiki kinerja
perekonomian suatu region sehingga dapat memperbaiki kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Pasar tenagakerja sama dengan besarnya tenagakerja yang diminta
oleh pengusaha). Pada tingkat upah yang lebih tinggi, seperti pada W2,
penawaran tenagakerja melebihi permintaan sehingga persaingan di antara
individu dalam memperebutkan pekerjaan akan mendorong turunnya tingkat
upah mendekati atau tepat pada titik keseimbangannya. Sebaliknya pada titik
yang lebih rendah. Jumlah total tenagakerja yang akan diminta oleh produsen
dengan sendirinya melebihi kuantitas penawaranyang ada sehingga terjadilah
persaingan diantara pengusaha atau produsen dalam memperebutkan
tenagakerja. Hal tersebut akan mendorong kenaikan tingkat upah mendekati
atau ke titik keseimbangan, yang berarti bahwa pada tingkat upah
keseimbangan tersebut, semua orang yang menginginkan pekerjaan akan
memperoleh pekerjaan, sehingga sama sekali tidak ada pengangguran.
B. Saran
Pemerintah Puerto Rico seharusnya memperhatikan upah tenaga kerja agar
karyawan semangat bekerja sehingga produsen dapat menghasilkan priduk
yang sukses dan secara otomotasi keuangan Puerto Rico tetap stabil karena
ada pemasukan pajak.
DAFTAR PUSTAKA
https://rerenie.wordpress.com/author/rerenie/
http://elizmiernawat.blogspot.com/2014/10/amerika-history.html
http://poseidon04.blogspot.com/2011/12/mosaik-amerika-sejarah-etnis-sebuah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Puhttp://usahispanicpress.com/2013/09/23/el-desempleo-en-puerto-rico-sube-en-agosto-pero-se-contiene-en-el-ultimo-ano/?lang=jwerto_Riko
http://www.jstor.org/stable/2485659
http://id.wikipedia.org/wiki/Puerto_Riko