Post on 03-Mar-2019
i
PENERAPAN FISIOTERAPI DADA (CLAPPING) UNTUK
MENGELUARKAN DAHAK PADA ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI RUANG MELATI
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
SUCI MIHARTI
A01401979
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
ii
PENERAPAN FISIOTERAPI DADA (CLAPPING) UNTUK
MENGELUARKAN DAHAK PADA ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI RUANG MELATI
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
SUCI MIHARTI
A01401979
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
vi
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2017
Suci Miharti1, Wuri Utami
2
ABSTRAK
PENERAPAN FISIOTERAPI DADA (CLAPPING) UNTUK MENGELUARKAN
DAHAK PADA ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI RUANG MELATI
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar Belakang : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah gangguan saluran
pernapasan karena adanya sumbatan di dalam jalan nafas, yang ditandai dengan kesulitan
bernafas dan Respiratory Rate (RR) meningkat.
Tujuan Penulisan : Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian fisioterapi
dada (clapping) untuk mengeluarkan dahak pada anak dengan Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA).
Metode Penulisan. Karya tulis ilmiah ini dengan metode deskriptif analisis dalam bentuk
studi kasus dengan penerapan.
Asuhan Keperawatan : Setelah dilakukan pengkajian didapatkan klien mengalami sesak
nafas, batuk, RR meningkat, auskultasi pada paru terdengar ronchi. Masalah keperawatan
yang didapatkan adalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan
adanya penumpukkan sekret. Kemudian menyusun intervensi yaitu memonitor tanda vital
klien yang meliputi pola nafas, RR, Nadi, auskultasi suara nafas, selanjutnya adalah
kolaborasi pemberian terapi inhalasi dan tindakan fisioterapi dada (clapping).
Implementasi Keperawatan yang dilakukan selama 3x7 jam dengan hasil evaluasi
masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan
adanya penumpukkan secret pada klien teratasi.
Kesimpulan. Tindakan Fisioterapi dada (clapping) terbukti dapat mengeluarkan dahak
pada anak.
Kata kunci : ISPA, Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, fisioterapi dada.
1. Mahasiswa
2. Dosen
vii
DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Scientific Paper, July 2017
Suci Miharti1, Wuri Utami
2
ABSTRACT
THE APPLICATION OF CHEST PHYSIOTHERAPY (CLAPPING) TO
EXCRETE SPUTUM OF A CHILD WITH ACUTE RESPIRATORY
INFECTION (ARI) IN MELATI WARD OF
DR. SODIRMAN HOSPITAL OF KEBUMEN
Background. Ineffective airway clearance is a respiratory tract disorder due to a
blockage in the airway characterized by difficulty in breathing and respiratory rate (RR)
increase.
Objective. To describe a nursing care by giving chest physiotherapy (clapping) to excrete
sputum of a child with Acute Respiratory Inefection (ARI).
Method. This study is an analytical descriptive in the form of a case study with the
applicaation.
Nursing Care. The result of the assessment shows that the client had shortness of breath,
cough, RR increases, auscultation in the lung. The nursing problems found were
ineffective airway clearance associated with the accumulation of secretions. Then an
intervention was arranged to monitor the client’s vital sign, such as breath pattern, RR,
pulse, auscultation breath sound. Besides, collaboration of inhalation therapy and chest
physiotherapy (clapping) were also planned. The implementation of nursing care was
conducted in 3x7 hours’ time with the result of the nursing problems evaluation was that
ineffective airway clearance with thw accumulation of secretions of the client was
resolved.
Conclusion. Treatment of chest physitherapy (clapping) can excrete sputum of a child.
Keywords: Acute Respiratory Inefection (ARI), ineffective airway clearance, chest
physiotherapy.
1. Student
2. Lecturer
viii
DAFTAR ISI
COVER i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
LEMBAR PERNYATAAN v
ABSTRAK .................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
D. Manfaat Penulisan 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjuan Teori 5
B. Konsep Fisioterapi Dada 8
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Jenis Metode Kasus 11
B. Subyek Studi Kasus 11
C. Fokus Studi Kasus 11
D. Definisi Operasional 11
E. Instrumen Studi Kasus 12
F. Metode Pengumpulan Data 13
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus 14
H. Analisis Data dan Penyajian Data 14
I. Etika Studi Kasus 15
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus 17
B. Pembahasan 25
C. Keterbatasan 28
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin.
Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan pengetahuan selama
penerapan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ujian komprehensif ini dnegan judul “Penerapan
Fisioterapi Dada (clapping) untuk mengeluarkan dahak pada anak dengan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman
Kebumen”. Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Kedua Orangtua yang selalu mendukung, memberikan kasih sayang,
bimbingan, nasihat, semangat dan do’a yang tidak ada putusnya serta
pelajaran berharga bagi penulis.
2. Herniyatun, M.Kep. Sp. Mat selaku ketua STIKes Muhammadiyah
Gombong, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan keperawatan.
3. Nurlaila, S.Kep. Ns. M. Kep selaku ketua prodi DIII Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Gombong dan selaku dewan penguji Karya Tulis Ilmiah.
4. Wuri Utami, S.Kep. Ns. M.Kep selaku pembimbing penulisan karya tulis
komprehensif untuk melakukan ujian akhir.
5. Pembimbing ruangan beserta staf medis dan karyawan yang telah
memberikan izin dan tempat untuk melaksanakan ujian akhir.
6. Teman-teman seperjuangan penulis dalam menempuh KTI jenjang DIII
Keperawatan yang ikut serta dalam memberikan bantuan, semangat serta
do’a untuk kelancaran tugas akhir ini.
xi
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya
tulis ini, oleh sebab itu sartan dan kritik yang mendukung sangat berarti bagi
penulis untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan ini
dapat membawa manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan.
Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
Suci Miharti
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
ISPA adalah proses infeksi akut yang berlangsung selama 14 hari,
yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian
dan atau lebih pada saluran nafas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga
alveoli (saluran bawah), termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura. Gejala awal yang muncul biasanya
disertai batuk pilek, kemudian diikuti dengan nafas cepat atau sesak napas.
Pada tingkat yang lebih berat terjadi kesukaran bernafas, tidak dapat
minum, kejang, kesadaran menurun dan meninggal bila tidak segera
diobati (Syair, 2009). Usia balita adalah kelompok paling rentan dengan
infeksi saluran pernafasan. Kenyataannya bahwa angka morbiditas dan
mortalitas akibat ISPA, masih tinggi pada balita di negara berkembang
(Depkes RI, 2008).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Indonesia menempati
urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita.
Penyakit batuk pilek yang terjadi pada balita diperkirakan 3-6 kali
pertahun. Selain itu ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama
kunjungan pasien di sarana kesehatan dan berada pada daftar 10 penyakit
terbanyak di Rumah Sakit.
Menurut Mairusnita (2007), ISPA merupakan salah satu penyebab
kematian tersering pada anak di negara berkembang. ISPA masih
merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan
kematian balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang
terjadi. Untuk itu dalam Millenium Decelopment Goals (MDG) telah
dicanangkan komitmen bidang kesehatan yang akan menurunkan 2/3
kematian balita pada rentang waktu antara 1990-2015.
2
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2011), hasil Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI), 2002-2003 dikatakan bahwa Angka
Kematian Balita (AKBA) di Indonesia sekitar 35/1000 kelahiran hidup.
Sekitar empat dari limabelas juta perkiraan kematian anak berusia dibawah
5 tahun pada setiap tahunnya sebanyak 2/3 kematian tersebut adalah bayi.
Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20%-30%,
kematian terbesar umumnya adalah pnemonia dan pada bayi berumur
kurang dari 2 bulan.
Menurut laporan Riskesdas 2013, Period Prevalence tertinggi
pnemonia balita terdapat pada kelompok umur 12-23 bulan (21,7%).
Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah (2010), penemuan dan
penanganan penderita ISPA mengalami fluktasi yaitu sebesar 25,90%
(2009) , mengalami peningkatan sebesar 40,63% (2010), menurun menjadi
25,5% (2011), kemudian mengalami penurunan menjadi 24,74% (2012)
dengan jumlah kasus sebanyak 64.242 kasus. Angka ini masih sangat jauh
dari target standar pelayanan minimal (SPM) tahun 2010 (100%) dengan
presentase tertinggi yaitu Kabupaten Kebumen (93,03%) (Dinkes Jateng,
2012).
Menurut data profil Kesehatan Kabupaten Kebumen (2012),
sebanyak 12. 535 balita atau 29,7% dari total kesaitan yang disebabkan
oleh ISPA. Dan dari balita yang terkena ISPA tersebut 9,11% berstatus
gizi kurang dan 0,04% berstatus gizi buruk.
Banyak penyakit infeksi saluran nafas yang dikelompokkan ke
dalam ISPA. Sehingga kita perlu mengetahui apa sebetulnya penyakit
infeksi yang dialami anak-anak. Apakah penyakit tersebut disebabkan oleh
virus atau bakteri? Diagnosis yang spesifik serta penyebabnya akan
menentukan penangan selanjutnya. Apabila anak menderita pnemonia
bakterial maka ia memerlukan antibiotik dan mungkin juga perlu
perawatan di Rumah Sakit. Agar tidak tertular ISPA maka cara yang bisa
kita lakukan adalah dengan menutup mulut dan hidung saat kita
batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun setelah batuk/bersin, gunakan
3
masker (jika anak kooperatif) dan menghindari kontak terlalu dekat
dengan bayi atau manular.
Beberapa dampak yang diakibatkan oleh penyakit ISPA bagi anak-
anak antara lain : kesulitan bernafas, demam tinggi, kesadaran menurun,
batuk dan tenggorokan terasa sakit serta anak akan mudah lelah dan
aktivitas lebih terbatas tidak seperti anak-anak lainnya yang sehat. Bahkan
komplikasi dari ISPA dapat mengakibatkan kerusakan permanen dan
bahkan kematian.
Menurut Syair (2009), beberapa faktor yang menjadi penyebab
angka kejadian ISPA pada balita tinggi antara lain yaitu, keadaan gizi yang
kurang akan lebih mudah terserang ISPA dibandingkan balita dengan gizi
normal, karena faktor daya tahan tubuh yang kurang. Penyakit infeksi
sendiri akan menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan dan
mengakibatkan kekurangan gizi. Pada keadaan gizi kurang, balita akan
lebih mudah terserang ISPA berat bahkan serangannya lebih lama.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan dengan fisioterai dada (clapping) untuk
mengeluarkan dahak pada anak dengan ISPA?
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian fisioterapi
dada (clapping) untuk mengeluarkan dahak pada anak dengan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut.
2) Tujuan Khusus :
a. Menggambarkan bersihan jalan nafas sebelum dilakukan
fisioterapi dada (Clapping), meliputi pola nafas, frekuensi
nafas, dan suara Nafas.
4
b. Menggambarkan bersihan jalan nafas setelah dilakukan
fisioterapi dada (Clapping), meliputi pola nafas, frekuensi
nafas, dan suara Nafas.
D. Manfaat
1. Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengaruh fisioterapi
dada (clapping) untuk mengeluarkan dahak pada anak dengan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
2. Bagi Pengembangan Ilmu Teknologi Keperawatan
Menambah Keluasan ilmu dan teknologi terapi bidang keperawatan
dalam pengaruh fisioterapi dada (clapping) untuk mengeluarkan dahak
pada anak dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dan mengimplementasikan pengaruh
fisioterapi dada (clapping) untuk mengeluarkan dahak pada anak
dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, S., (2009). Faktor Resiko Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) pada Balita. From : http//syair79.wordpress.com.
Diaskes pada 17 Maret 2012.
Ariasti, D., (2014). Pengaruh Pemberian Fisioterapi Dada Terhadap Bersihan
Jalan Nafas pada Pasien ISPA di Desa Pucung Erpmoko
Wonogiri. Wonogiri : Kosma.
Asmadi, (2008). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Budiman, C., (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran Indonesia.
Depkes RI, (2008). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Depkes RI, (2007). Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI, (2007). Pedoman Pemberantasan Penyakit Saluran Pernapasan Akut.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Dinkes, Jateng. (2012). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang :
Dinkes Jateng.
Dinkes, Kebumen. (2012). Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen.
Everard. (2015). Pediatric Respiratory Infection. Australia : Comersial Lisecence.
Handayani isti, dkk (2009). Dokumentasi Keperawatan “DAR” Panduan Konsep
dan Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Cendekia.
Herdman T. Heather. (2015). NANDA International inc. Nursing Diagnoses :
Definitions & Clasification 2015-2017. Budi Ana Keliat ...
[Et al] (2015) (Alih Bahasa). Jakarta : EGC.
Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Maidartati. (2014). Pngaruh Fisioterapi Dada. Terhadap Bersihan Jalan Nafas
pada Anak Usia 1-5 Tahun yang Mengalami Gangguan
Bersihan Jalan Nafas di Puskesmas Moch. Ramdhan
Bandung. Bandung. Bandung : Fakultas Ilmu Kedokteran.
Mairusnita, (2007). Karakteristik Penedritaan Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
pada Balita. Medan : USU.
Marni. (2014). Buku Ajar Keperawatan pada Anak dengan Gangguan
Pernapasan. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.
Nelson. (2008). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian RI. Diaskes : 19 Oktober 2014, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/hasil%20
Riskesdas%202013.pdf.
Suharsimi, A., (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Wong Donna L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Edisi 6 Vol 2.
Jakarta : Pe nerbit Buku Kedokteran EGC.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
FISIOTERAPI DADA (CLAPPING) PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN
Sumber : Lisensi Youtube Standar “Dari Hati”
PENGERTIAN Tindakan untuk mengeluarkan sekret yang terakumulasi
dan mengganggu di saluran nafas bagian bawah.
TUJUAN 1. Membersihkan jalan nafas dari akumulasi sekret.
2. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret.
KEBIJAKAN Klien dengan akumulasi sekret pada saluran nafas bagian
bawah.
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Minyak kayu putih
2. Alas/perlak
3. Stetoskop
4. Air Panas dalam baskom
5. Tissue
6. Handuk kecil
TAHAP KERJA A. Tahap Pra-Interaksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Menyiapkan air panas dalam baskom
3. Menambahkan minyak kayu putih pada air
panas yang akan digunakan
4. Membawa alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menanyakan nama dan tanggal lahir pasien
(melihat gelang pasien)
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan kepada keluarga pasien.
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan
keluarga pasien.
C. Tahap Kerja
1. Mencuci Tangan
2. Membaca tasmiyah.
3. Menjaga privacy klien.
4. Memasang alas/perlak dan bengkok pada
pangkuan dan air panas pada baskom di lantai.
5. Mengatur posisi pasien (tengkurap di
pangkuan) dengan wajah menghadap ke
baskom yang berisi air panas.
6. Menutup kepala pasien dengan handuk kecil
agar aroma minya kayu putih dapat terhidup
dengan benar.
7. Lakukan clapping dengan cara tangan perawat
menepuk punggung secara bergantian.
8. Lakukan vibrasi pada punggung pasien saat
dahak keluar, kemudian bersihkan area mulut
dan hidung pasien dengan tissue.
9. Berikan minyak kayu putih pada punggung
dan telapak kaki pasien.
10. Melakukan auskultasi paru.
11. Merapikan keadaan pasien.
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan.
2. Membaca tahmid dan berpamitan pada pasien.
3. Merapikan alat-alat
4. Mencuci tangan.
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.