Post on 20-Oct-2020
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L)
YANG BAIK OLEH PETANI DI DESA SUKA DAME
KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI
SERDANG
Oleh
ARIADI LIBRA SINAGA
01.4.3.15.0338
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
i
ii
iii
iv
v
HALAMAN PERUNTUKAN
BERILAH DAN KAMU AKAN DIBERI:SUATU TAKARAN YANG
BAIK,YANG DIPADATKAN, YANG DIGONCANG DAN YANG TUMPAH
KE LUAR AKAN DICURAHKAN KE DALAM RIBAANMU. SEBAB
UKURAN YANG KAMU PAKAI UNTUK MENGUKUR, AKAN
DIUKURKAN KEPADAMU
LUKAS 6 : 38
Kupersembahkan hasil karya ini untuk Ayahanda ku Marlen Sinaga sebagai Damang Parsinuan dan Ibunda ku tercinta Resma Tampubolon sebagai
Inang Pangintubu serta adikku Doni Aries Sinaga, Ardi Prima Cancer Sinaga, Ghabriel Koihervez Sinaga dan Sri Dewi Sinaga, serta buat
keluarga besarku, terima kasih atas doa, pengorbanan, kesabaran dan dorongan yang tak henti-hentinya untuk diriku. Terima kasih atas semua yang telah diberikan kepadaku demi sebuah harapan yang menjadikan
diriku sebagai seorang sarjana.
Buat Bapak dan Ibu dosen terkhusus Dosen Pembimbing Tugas Akhirku Firman RL., Silalahi, STP, M.Si. dan Dr. Iman Arman, SP, MM ucapkan ribuan
terima kasih yang tak terhingga selama masa bimbingan kipa, dan atas jasa-jasamu yang memberikan banyak ilmu sebagai modal dalam langkahku
menuju masa depan yang cemerlang.
serta Buat sahabat-sahabat terbaikku JURLUHBUN 2015, JURLUHTAN 2015,STM IMMANUEL, BATAGOR (BATAK GORONG- GORONG) dan Skuad
BRAVO yang tak dapat disebutkan satu persatu, Yang telah berjuang bersama selama 4 tahun menempuh pendidikan di POLBANGTAN Medan
tercinta, khususnya jurusan penyuluhan perkebunan dan jurusan pertanian, semoga kesuksesan selalu ada dalam kehidupan kita, ku
ucapkan salam sukses untuk kita bersama.
Dan terkhusus buat Cyntia Onitra Girsang yang selalu setia memberikan support kepada saya. Semoga kita dilahirkan untuk berjodoh.
semoga Tuhan Mengiringi Setiap Langkah Kita…..!
Tidak Selamanya termotivasi Dari Orang Sukses
Tapi jadikankan sekelilingmu motivasimu
Salam Perubahan
Ariadi Libra Sinaga S.Tr.Pt
vi
RIWAYAT HIDUP
ARIADI LIBRA SINAGA, lahir di Seribudolok pada Tanggal
08 Oktober 1994, merupakan anak pertama dari lima bersaudara
dari pernikahan ayahanda Marlen Sinaga dan Ibunda Resma
Tampubolon. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri
097367 Bahinsir Kabupaten Simalungun Tahun 2001,
meneruskan ke SLTP Swasta HKBP Simantin Pane Dame
Kabupaten Simalungun Tahun 2007 kemudian Tahun 2010
melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Pematang Raya dan lulus Tahun 2013. Setelah menamatkan pendidikan di di SMK Negeri 1 Pematang
Raya, kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Medan pada Tahun
2013, Namun pada Tahun 2015 penulis keluar dan melanjutkan pendidikan di
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan (STPP) Provinsi Sumatera Utara yang
berganti nama menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian Medan
(POLBANGTAN). Pada tahun 2019 melakukan pengkajian untuk penulisan Tugas
Akhir dengan judul “Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) Yang Baik
Oleh Petani Di Desa Suka DameKecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang”
sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.Pt) di
bawah bimbingan Firman RL., Silalahi, STP, M.Si. dan Dr. Iman Arman, SP, MM
dan berhasil menyandang gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr. Pt). Tahun 2019
Penulis diberi kesempatan untuk bekerja Di PT. GAMA PLANTATION.
vii
ABSTRAK
Ariadi Libra Sinaga, Nirm 01.4.3.15.0338, Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma
cacao L) yang Baik oleh Petani. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani, Mengetahui Tingkat
faktor internal dan eksternal petani dalam penerapan budidaya kakao yang baik dan
Hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap budidaya kakao yang baik.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru,
Kabupaten Deli Serdang pada bulan Maret sampai dengan Mei 2019. Metode
pengumpulan data yaitu metode observasi dan wawancara menggunakan kusioner
yang telah diuji validitas dan reabilitasnya, sementara metode analisis data
menggunakan skala likert dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Tingkat Penerapan petani dalam budidaya kakao yang baik di Desa Suka
Dame Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori kurang menerapkan yaitu 37,5%,
sementara hasil korelasi rank spearman Hubungan faktor internal dan eksternal
petani terhadap budidaya kakao yang baik dengan menggunakan besarnya nilai
thitung dan tTabel . Hasil menunjukkan adanya hubungan antara Luas lahan,
Ketersediaan Sarana produksi dan Jaminan pasar terhadap Tingkat penerapan
petani, dan ada hubungan yang signifikan antara Luas lahan, Ketersediaan Sarana
produksi, Ketersediaan Modal dan Jaminan Pasar terhadap tingkat penerapan
petani.
Kata Kunci : Penerapan, budidaya kakao yang baik, dan korelasi rank spearman
viii
ABSTRACT
Ariadi Libra Sinaga, Nirm 01.4.3.15.0338, Application of Good Cocoa (Theobroma
cacao L) Cultivation by Farmers. The purpose of this study was to find out the level
of application of good cocoa cultivation by farmers, knowing the level of internal
and external factors of farmers in the application of good cocoa cultivation and the
relationship of farmers' internal and external factors to good cocoa cultivation. This
research was conducted in Suka Dame Village, Kutalimbaru Subdistrict, Deli
Serdang Regency in March to May 2019. Data collection methods namely
observation and interview methods used questionnaires that had been tested for
validity and reliability, while data analysis methods used a Likert scale and
Spearman rank correlation. The results showed that the level of application of
farmers in good cocoa cultivation in Suka Dame Village, Kutalimbaru Subdistrict in
the category of less implementing was 37.5%, while the results of the Spearman
rank correlation The relationship between farmers' internal and external factors on
cocoa cultivation using the value of tcount and t Table. The results show a
relationship between land area, availability of production facilities and market
guarantees to the level of application of farmers, and there is a significant
relationship between land area, availability of production facilities, availability of
capital and market guarantees on the level of application of farmers
Keywords: Implementation, good cocoa cultivation, and spearman rank correlation
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA) yang berjudul
“Penerapan Budidaya Kakao yang Baik Oleh Petani Di Desa Suka Dame
Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdangi Provinsi Sumatera Utara ’’
ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang ditetapkan.
Dalam proses penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini tidak terlepas dari
bimbingan dan arahan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ucapkan
terima kasih kepada :
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si, Selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan.
2. Dr.Iman Arman, SP, MM, selaku Ketua Prodi Penyuluhan Perkebunan
Presisi dan Selaku Ketua Jurusan Perkebunan dan Selaku pembimbing II.
3. Firman RL. Silalahi, STP, M.Si, selaku pembimbing I.
4. Panitia pelaksana Tugas Akhir.
5. Rekan-rekan serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini masih
ada kekurangan. Untuk itu diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) yang akan
datang.
Medan , Juli 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ........................................................................................................................................ i Lembar Pengesahan Penguji ............................................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Pembimbing ................................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Orisinalitas ................................................................................................... iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .............................................................................. v
Halaman Peruntukan ........................................................................................................................... vi
Riwayat Hidup ......................................................................................................................................... vii Abstrak (Bahasa Indonesia) ............................................................................................................... viii
Abstract (Bahasa Inggris) ................................................................................................................... ix
Kata Pengantar ....................................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................................ xv
I. PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 3
D. Manfaat ............................................................................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 5
A. Landasan Teoritis .......................................................................................................................... 5
B. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................................................... 17
C. Kerangka Pikir ............................................................................................................................... 17
D. Hipotesis .......................................................................................................................................... 19
III. METODE PELAKSANAAN ..................................................................................................... 20
A. Waktu dan Tempat ....................................................................................................................... 20
B. Batasan Operasional ..................................................................................................................... 20
C. Pelaksanaan Pengkajian .............................................................................................................. 22
1. Prosedur Pelaksanaan .............................................................................................................. 22 2. Pengumpulan Data ................................................................................................................... 22
3. Analisis Data .............................................................................................................................. 29
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENGKAJIAN. ....................................................... 32
A. Letak Geografis. ............................................................................................................................ 32
B. Topografi. ........................................................................................................................................ 32
C. Keadaan Penduduk. ...................................................................................................................... 32
D. Keadaan Pertanian. ....................................................................................................................... 33
xi
E. Data Kelembagaan. ....................................................................................................................... 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................... 36
A.Tingkat Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao) Yang Baik Oleh
Petani Di Desa Suka Dame ........................................................................................................ 36
B. Tingkat Faktor Internal dan Eksternal .................................................................................... 38
C. Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal Petani dengan Tingkat
Penerapan Petani Dalam Budidaya Kakao (Theobroma cacao) di Desa Suka
Dame Kecamatan Kutalimbaru ................................................................................................. 51
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................... 57
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 57 B. Saran ................................................................................................................................................. 58
C. Implikasi (Rencana Kegiatan Penyuluhan) ........................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 62
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman 1. Pengukuran Variabel Tingkat penerapan Budidaya Kakao yang baik
oleh petani di kecamatan Kutalimbaru ................................................................................ 23
2. Populasi Pengkajian di Kecamatan Kutalimbaru. ........................................................... 26
3. Perhitungan Sampel Pada Masing – Masing Kelompoktani. ...................................... 27
4. Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Suka Dame . ............................................................................................................... 32
5. Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan di Desa Suka Dame. .............................. 33 6. Data Jumlah Penduduk berdasarkan Pekerjaan di Desa Suka Dame. ....................... 33
7. Luas Panen dan Produksi Tanaman dan Hortikultura di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru. ....................................................................................................... 34
8. Jumlah Petani, Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru. ................................................................................ 34
9. Daftar Kelas Kelompoktani Desa Suka Dame................................................................. 35
10. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penerapan. ............................................... 36
11. Tingkat Penerapan Responden Dalam Budidaya Kakao di Desa
Suka Dame. ................................................................................................................................ 37
12. Distribusi Umur Responden Pengkajian. .......................................................................... 38
13. Tingkat Umur Responden. ..................................................................................................... 38
14. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. ............................................. 39
15. Tingkat Pendidikan Responden. .......................................................................................... 40
16. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman. ............................................................ 41
17. Tingkat Pengalaman Responden.......................................................................................... 41
18. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan. ............................................................. 42
19. Tingkat Pendapatan Responden. .......................................................................................... 43
20. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan. ........................................................... 44
21. Tingkat Luas lahan Responden. .......................................................................................... 44
22. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kosmopolitan. ....................................... 45
23. Tingkat Kosmopolitan Responden. .................................................................................... 46
24. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Sarana Produksi. .......................... 47
25. Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi Responden. .................................................... 47
26. Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Modal. ............................................ 48
27. Tingkat Ketersediaan Modal Responden. ....................................................................... 49 28. Distribusi Responden Berdasarkan Jaminan Pasar. ...................................................... 50
29. Tingkat Jaminan Pasar Responden. .................................................................................. 50
30. Analisi Hubungan Faktor Internal dan Eksternal petani dengan tingkat
penerapan dalam budidaya kakao yang baik. .................................................................... 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman 1. Kerangka Pikir Pelaksanaan TA ........................................................................................ 18 2. Garis Kontinum Tingkat Penerapan. ................................................................................ 29
3. Garis Kontinum Tingkat Faktor Internal dan Eksternal .............................................. 29
4. Garis Kontinum Persentase Tingkat Penerapan Petani. .............................................. 37
5. Garis Kontinum Persentase Tingkat Umur Petani. ....................................................... 39
6. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendidikan Petani. ............................................ 40
7. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pengalaman Petani. .......................................... 41
8. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendapatan Petani. ............................................ 43 9. Garis Kontinum Persentase Tingkat Luas Lahan Petani. ........................................... 45
10. Garis Kontinum Persentase Tingkat Kosmopolitan Petani. ....................................... 46
11. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Sarana Produksi
Petani. ........................................................................................................................................ 48
12. Garis Kontinum Persentase Tingkat Ketersediaan Modal Petani. ........................... 49
13. Garis Kontinum Persentase Tingkat Jaminan Pasar Petani. ...................................... 50
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman 1. Hasil Rekapitulasi Uji Validitas dan Realibilitas ............................................................ 64 2. Output SPSS Uji Validitas dan Realibilitas ...................................................................... 66
3. Rekapitulasi Kuisioner ............................................................................................................ 70
4. Output SPSS Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat Penerapan.................................................................................................................................... 73
5. Karakteristik Responden ........................................................................................................ 76
6. Kuisioner Pengkajian .............................................................................................................. 78 7 Rencana Kegiatan Penyuluhan ............................................................................................. 82
xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kakao diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1560,
tepatnya di Sulawesi, Minahasa. Ekspor kakao diawali dari pelabuhan Manado ke
Manila tahun 1825-1838 dengan jumlah 92 ton, setelah itu menurun karena adanya
serangan hama. Hal ini yang membuat ekspor kakao terhenti setelah tahun 1928. Di
Ambon pernah ditemukan 10.000 - 12.000 tanaman kakao dan telah menghasilkan
11,6 ton tapi tanamannya hilang tanpa informasi lebih lanjut. Penanaman di Jawa
mulai dilakukan tahun 1980 ditengah-tengah perkebunan kopi milik Belanda,
karena tanaman kopi Arabika mengalami kerusakan akibat serangan penyakit karat
daun (Hemileia vastatrix). Tahun 1988 puluhan semaian kakao jenis baru
didatangkan dari Venezuela, namun yang bertahan hanya satu pohon. Biji-biji dari
tanaman tersebut ditanam dan menghasilkan tanaman yang sehat dengan buah dan
biji yang besar. Tanaman tersebutlah yang menjadi cikal bakal kegiatan pemuliaan
di Indonesia dan akhirnya di Jawa Timur dan Sumatera.
Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya tanaman kakao paling
luas di dunia dan termasuk Negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai
Gading dan Ghana, yang nilai produksinya mencapai 1.315.800 ton/tahun. Dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan luas areal perkebunan kakao
meningkat secara pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8%/thn dan saat ini
mencapai 1.462.000 ha. Hampir 90% dari luasan tersebut merupakan perkebunan
rakyat.
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki
potensi perkebunan dengan komoditi Kelapa sawit, Karet, dan kakao. Tanaman
Kakao merupakan tanaman ke-3 yang diusahakan oleh rakyat setelah tanaman
kelapa sawit dan karet. Dengan potensi yang ada dan harga yang relative stabil
dibandingkan tanaman karet dan kelapa sawit jadi penunjang tanaman ini
diusahakan oleh rakyat.
1
Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang terletak di provinsi
Sumatera Utara. Tanaman kakao lebih dominan diusahakan oleh rakyat dengan luas
lahan 6148,80 Ha Menurut BPS (2017). Namun produksi tanaman kakao di
kabupaten Deli Serdang tidak sebanding dengan Luas lahan. Produksi yang tidak
mencapai target disebabkan adanya kesalahan yang dilakukan petani dalam
penerapan budidaya kakao yang baik.
Kecamatan Kutalimbaru terkenal dengan luas lahan kakaonya yang mencapai
1128 Ha Menurut BPS (2017), Namun produksinya hanya 478 Ton/Tahun. Namun
dalam perkembangannya teknologi budidaya, kakao yang diterapkan oleh petani
belum maksimalnya produktivitas kakao.
Produksi yang hanya 478 ton/Tahun dengan luas lahan 1.128 Ha. Hal ini
dirasa tidak signifikan dengan jumlah luasan areal pertanaman kakao oleh
karenanya diperlukan adanya perbaikan disektor-sektor usahatani tersebut untuk
menunjang peningkatan produktifitas tanaman kakao, sehingga para petani yang
tetap melakukan budidaya tanaman kakao hingga saat ini perlu dikaji. Dalam
pelaksanaan budidaya ini, petani selalu berhubungan dengan faktor internal dan
eksternal yang menyebabkan baik atau tidaknya proses budidaya. Danim (2012)
menyebutkan bahwa faktor internal bersumber dari dalam diri individu itu sendiri,
sedangkan faktor eksternal bersumber dari lingkungan. Selain itu, pengelolaan
terhadap usahatani kakao yang dilihat dari proses manajemen usahatani belum
dilakukan dengan baik. Pada umumnya, masyarakat tani mengusahakan budidaya
Kakao tanpa perencanaan yang matang. Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkan
judul penelitian yaitu “Penerapan Budidaya Kakao yang Baik oleh Petani di
Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa
Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru?
2
2. Bagaimana Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan
budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
3. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan
budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
C. Tujuan
Tujuan yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa
Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.?
2. Mengetahui Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan
budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
3. Mengetahui Hubungan faktor internal dan eksternal petani terhadap budidaya
kakao yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisa permasalahan
usahatani di lapangan.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan
berdasarkan bukti autentik hasil penelitian.
c. Meningkatkan daya responsif mahasiswa dalam menjalin komunikasi di
lingkungan masyarakat tani.
d. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi mahasiswa untuk dapat bernalar
berdasarkan pola pikir dan argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan
melalui penelitian yang bersifat konkret.
2. Bagi Polbangtan Medan
a. Memperkenalkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan
sebagai institusi pendidikan yang berorientasi terhadap penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
3
b. Sebagai bahan masukan bagi Politeknik Pembangunan Pertanian
(Polbangtan) Medan dalam bidang inovasi penyuluhan pertanian, khususnya
tentang analisa usahatani jagung yang dapat ditindaklanjuti.
3. Bagi Masyarakat Tani
a. Membantu pemecahan permasalahan tentang pelaksanaan budidaya kakao
(Theobroma cacao L) selama ini diabaikan, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dari kegiatan budidaya.
b. Membantu petani dalam penyediaan informasi dalam keberlanjutan kegiatan
budidaya yang lebih baik.
4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
a. Sebagai bentuk sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang penyuluhan pertanian berkelanjutan dalam proses
pemberdayaan masyarakat.
b. Sebagai pijakan, referensi, dan dasar teoritis bagi para peneliti lain dalam
melakukan penelitian yang sejenis.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Petani
Menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan yang dimaksud dengan Petani adalah
Perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang
mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran
satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha
tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.
Menurut Mardikanto (2009), pelaku utama usahatani adalah para petani dan
keluarganya, yang lain sebagai jurutani, sekaligus sebagai pengelola usahatani yang
berperan dalam memobilisasi dan memanfaatka sumberdaya (faktor-faktor
produksi) demi tercapainya peningkatan dan perbaikan mutu produksi, efesiensi
usahatani serta perlindungan dan pelestarian sumber daya alam berikut lingkungan
hidup yang lain.
Petani adalah penduduk atau orang-orang yang secara defakto memiliki atau
menguasai sebidang lahan pertanian serta mempunyai kekuasaan atas pengelolaan
faktor-faktor produksi pertanian (tanah berikut faktor alam yang melingkupinya,
tenaga kerja termasuk organisai dan skill, modal dan peralatan) di atas lahannya
tersebut secara mandiri dan (otonom ) atau bersama-sama. Petani sebagai orang
yang menjalankan usahataninya mempunyai peran yang jamak (multiple roles)
yaitu sebagai juru tani dan juga sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga
petani dituntut untuk dapat memberikan kehidupan yang layak dan mencukupi
kepada semua anggota rumah tangganya. Sebagai manajer dan juru tani yang
berkaitan dengan kemampuan mengelola usahataninya akan sangat dipengaruhi
oleh faktor di dalam dan di luar pribadi petani itu sendiri yang sering disebut
sebagai karakteristik sosial ekonomi petani. Apabila ketrampilan bercocok tanam
sebagai juru tani pada umumnya adalah ketrampilan sebagai pengelola mencakup
kegiatan pikiran didorong oleh kemauan Mosher dalam Dewandini (2010).
5
Petani adalah mereka yang sementara waktu atau tetap menguasai sebidang
tanah pertanian, menguasai suatu cabang usahatani atau beberapa cabang usahatani
dan mengerjakan sendiri maupun dengan tenaga bayaran (Samsudin dalam
Dewandini 2010).
2. Faktor Internal Dan Eksternal Yang Berhubungan Dengan Penerapan
Petani Dalam Budidaya kakao (Theobroma cacao L)) Yang Baik.
a. Faktor Internal
1) Umur
Umur merupakan salah satu faktor penentu cepat atau tidaknya daya tangkap
seseorang terhadap sesuatu.
2) Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi setiap manusia. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran. Mudjiono dalam Dewandini (2010) mengemukakan bahwa
pendidikan dapat meningkatkan kemampuan seseorang pada ranah kognitif, afektif
mencakup pengetahuan dan psikomotorik. Ranah kognitif mencakup pengetahuan,
pemahaman, dapat menerapkan, melakukan analisis, sintesis, dan mengevaluasi.
Ranah afektif meliputi melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap,
mengorganisasi, dan membentuk pola hidup. Ranah psikomotorik berupa
kemampuan untuk mempersepsi, bersiap diri, dan gerakan-gerakan..
3) Pendapatan
Jhingan (2003) mengatakan bahwa pendapatan adalah penghasilan berupa
uang selama periode tertentu. Maka dari itu, pendapatan dapat diartikan sebagai
semua penghasilan atau menyebabkan bertambahnya kemampuan seseorang, baik
yang digunakan untuk konsumsi maupun untuk tabungan. Dengan pendapatan
tersebut digunakan untuk keperluan hidup dan untuk mencapai kepuasan.
6
4) Pengalaman
Chaplin (2006) menyebutkan bahwa dalam pengalaman merupakan
pengetahuan atau keterampilan yang diketahui dan dikuasia seseorang sebagai
akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya selama
jangka waktu tertentu yang mempengaruhi minat seseorang terhadap apa yang
dikerjakan. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh oleh petani, maka hal ini
diduga berhubungan dengan dengan penerapan petani dalam berbudidaya.
5) Luas Lahan
Luas lahan adalah keseluruhan wilayah yang menjadi tempat penanaman atau
mengerjakan proses penanaman, luas lahan menjamin jumlah atau hasil yang akan
diperoleh petani (soekartawi, 2002)
6) Tingkat Kosmopolitan
Kosmopolitanisme merupakan sebuah paham yang berasal dari bahasa
yunani cosmos dan polites. Cosmos dapat diartikan sebagai universe, sementara
polities memiliki arti citizen. Sehingga arti dari kosmpolitanisme adalah paham
yang meyakini bahwa kita manusia adalah citizen of the universe atau warga
dunia, dimana kita dapat hidup bersama dan hidup dengan manusia lain
(Wardhani 2017)
b. Faktor Eksternal
1) Ketersediaan Sarana Produksi
Sarana produksi pertanian terdiri dari bahan yang meliputi, benih, pupuk,
pestisida, zat pengatur tumbuh, obat – obatan, dan peralatan lain yang digunakan
untuk melaksanakan produksi pertanian. Sarana – sarana tersebut harus sudah
disiapkan sebelum memulai kegiatan sarana budidaya tanaman (Djakfar, 1990)
2) Ketersediaan Modal
Modal dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa
modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami
bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di
7
sini bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat
diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga
bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancer (Amirullah, 2005).
3) Jaminan Pasar
Pasar adalah sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan dan keinginan
terhadap produk tertentu, memiliki kemampuan dan kemauan untuk membeli
produk tersebut dan memiliki kesempatan untuk memutuskan membeli sebuah
produk (Simamora, 2012)
3. Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma cacao L)
a. Botani Tanaman Kakao
Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau
cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan ke dalam kelompok tanaman
caulifloris. Adapun sistematikanya menurut klasifikasi botani sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.
b. Syarat Tumbuh Kakao
1) Curah Hujan
Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan penanaman dan
produksi kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan
masa pembentukan tunas muda (flushing) dan produksi. Areal penanaman kakao
yang ideal adalah daerah yang bercurah hujan 1.000-3.000 mm per tahun. Di
samping kondisi fisik dan kimia tanah, curah hujan yang melebihi 4.500 mm per
tahun tampaknya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah
8
2) Suhu
Suhu ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30ᵒ-32ᵒ(maksimum) dan 18ᵒ-21ᵒC
(minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia dengan suhu 25ᵒ-26ᵒC, kondisi
ini merupakan suhu rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas.
3) Tanah
Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki
kemasaman tanah (pH) 6-7,5. pH tanah yang juga disebutkan ideal bagi kakao
adalah 5,6-7,2. Di samping faktor kemasaman, sifat kimia tanah yang juga turut
berperan adalah kadar zat organik. Zat organik pada lapisan tanah di areal
penanaman setebal 0-15 cm memberikan pertumbuhan kakao yang baik. Tekstur
tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan
komposisi 30-40% fraksi liat, 50% pasir, dan 10-20% debu.
c. Teknis Budidaya Tanaman Kakao
1) Persiapan Lahan
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ialah a). Petani tidak diperkenankan
menebang hutan dan atau membakar hutan untuk membuka kebun baru. b). Petani
harus membuat area penyangga antara kebun dengan hutan lindung, sumber mata
air dan pemukiman. c). Petani sebaiknya menanam tanaman alami (native species)
sebagai tanaman pembatas kebun atau tanaman pagar (buffer zone).
2) Penanaman Penaung
Prinsip yang perlu diperhatikan ialah a). Petani dapat menyesuaikan jumlah
tanaman penaung sesuai dengan kebutuhan. b). Petani dapat memilih jenis tanaman
penaung yang memiliki nilai tambah seperti mampu meningkatkan kesuburan
tanah, bernilai ekonomi, sumber bahan pestisida nabati, dan tidak menjadi
kompetitor kakao. c). Komunitas pohon di areal minimal 12 spesies asli, kanopi
pohon minimum dua strata, kepadatan kanopi minimum 40%.
(1) Sejumlah syarat pohon penaung
9
Syarat yang ideal untuk tanaman kakao ialah (a) Memiliki perakaran yang
dalam. (b) Memiliki percabangan yang mudah diatur. (c) Ukuran daun relatif kecil,
tidak mudah rontok dan memberikan cahaya yang menyebar (diffus). (d) Termasuk
leguminosae dan berumur panjang. (e) Menghasilkan banyak bahan organik. (f)
Tidak menjadi inang hama dan penyakit kakao.
(2) Fungsi dan jenis tanaman penaung sementara
(a) Melindungi kakao muda dari penyinaran yang berlebih.
(b) Melindungi tanah dari erosi.
(c) Meningkatkan kesuburan tanah melalui tambahan bahan organik dari hasil
pangkasan dan seresahnya.
(d) Menekan pertumbuhan gulma.
3) Diversifikasi Tanaman
Merupakan usaha untuk mendatangkan pendapatan bagi pekebun terlebih
selama tanaman kakao belum menghasilkan. Dengan kata lain, diversifikasi
tanaman merupakan upaya untuk memaksimumkan pendapatan dan
meminimumkan resiko.
a). Tumpang sari dengan tanaman semusim
Diusahakan selama masa persiapan lahan dan selama tanaman kakao belum
menghasilkan (tajuk kakao belum saling menutup), atau selama iklim mikro di
dalam kebun masih memungkinkan. Tanaman semusim yang pernah diteliti cukup
ekonomis dan tepat untuk diusahakan selama persiapan lahan yaitu jagung, kacang
tanah, padi gogo, dan wijen. Spesies yang dapat diusahakan selama kakao
muda(umur 1-3 tahun) antara lain nilam aceh (Pogostemon cablin), garut (Maranta
arundinacea), dan iles-iles (Amorpophallus muelleri). b). Tumpang sari dengan
tanaman tahunan
Dipilih spesies yang memiliki kanopi tidak terlalu rimbun, daun berukuran
kecil atau sempit memanjang agar dapat meneruskan cahaya diffus dengan baik.
Komoditas yang banyak dipakai untuk kakao antara lain tanaman pisang,
10
kelapa,dan banyak lagi spesies yang lazim diusahakan di pekarangan, antara lain
petai, durian, nangka, sirsak, dll.
4) Bahan Tanam Unggul
Beberapa Prinsip yang harus diperhatikan:
a) Petani dilarang menanam tanaman transgenik, termasuk tanaman sela dan
penaung transgenik.
b) Varietas atau klon yang ditanam sebaiknya yang telah direkomendasikan oleh
lembaga resmi terkait, yaitu Dinas Perkebunan, Balai Besar Perbenihan dan
Proteksi Tanaman Perkebunan dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Karakteristik beberapa klon kakao anjuran disajikan di bawah ini.
(1). ICCRI 03SK Mentan No. 530/Kpts/SR.120/9/2006
Potensi daya hasil : 2.09 ton/ha (populasi 1.100 pohon/ha)
Karakteristik mutu biji
(a). Berat per biji kering : 1,28 gram
(b). Kadar kulit ari : 11,03 %
(c). Kadar lemak biji : 55,01 %
Ketahanan hama dan penyakit
(a). Penyakit busuk buah : tahan
(b). Penyakit VSD : Agak tahan
(c). Hama PBK : Agak tahan
Kesesuaian wilayah pengembangan
Wilayah/lokasi yang memenuhi persyaratan agroklimat kakao; tipe iklim A, B, dan
C menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson; tipe tanah Alfisol, Ultisol, Inceptisol;
ketinggian tempat 0-600 m dpl., disarankan untuk kelas kesesuaian lahan S1 dan
S2.
(2). ICCRI 04SK Mentan No. 529/Kpts/SR.120/9/2006
Potensi daya hasil : 2.06 ton/ha (populasi 1.100 pohon/ha)
Karakteristik mutu biji
(a). Berat per biji kering : 1,27 g
(b). Kadar kulit ari : 11,04 %
11
(c). Kadar lemak biji : 55,07 %
Ketahanan hama dan penyakit
(a). Penyakit busuk buah : tahan
(b). Penyakit VSD : Rentan
(c). Hama PBK : Agak rentan
5) Penanaman
a) Bibit kakao ditanam apabila pohon penaung telah berfungsi baik, dengan
kriteria intensitas cahaya yang diteruskan penaung 30-50% terhadap
penyinaran langsung.
b) Penanaman dilaksanakan pada awal musim hujan.
c) Alat yang harus disiapkan yaitu cangkul, pisau besar, keranjang (alat angkut).
d) Pada waktu mengangkut, mengecer dan menanam, media di dalam polibeg
dihindarkan jangan sampai pecah. Untuk itu sebelum bibit diangkut, media
disiram sampai jenuh dan media dipadatkan dengan tangan. Bibit yang ditanam
dipilih yang sedang tidak bertunas.
e) Di tempat penanaman, dibuat lubang seukuran polibeg, pangkal polibeg
dipotong selebar 1-2 cm, polibeg dimasukkan ke dalam lubang yang digali,
diisikan tanah, salah satu sisi polibeg disayat dari bawah ke atas, tanah
dipadatkan dengan tangan kemudian polibeg ditarik ke atas.
f) Dalam perkembangannya, bibit yang mati atau tumbuh kerdil segera disulam.
6) Pemeliharaan Tanaman
a). Pemupukan
(1) Manfaat pemupukan
(a) Memperbaiki kondisi dan daya tahan tanaman terhadap perubahan lingkungan
yang ekstrim, seperti kekeringan dan pembuahan terlalu lebat.
(b) Meningkatkan produksi dan mutu hasil.
(c) Mempertahankan stabilitas produksi yang tinggi.
12
(2) Kebutuhan pupuk
(a) Kebutuhan pupuk dapat berbeda-beda antar lokasi, stadia pertumbuhan
tanaman atau umur dan varietas.
(b) Secara umum, pupuk yang dibutuhkan tanaman kakao ada 2 jenis, yaitu pupuk
organik dan pupuk an-organik.
(c) Pelaksanaan pemupukan anorganik khususnya harus tepat waktu, tepat jenis,
tepat dosis dan tepat cara pemberian. Agar dapat tepat jenis dan dosis maka
harus mendasarkan pada hasil analisis sampel tanah.
(d) Diutamakan pemberian pupuk organik berupa kompos, pupuk kandang atau
limbah kebun lainnya yang telah dikomposkan.
(e) Dosis aplikasi pupuk organik yaitu 10-20 kg/pohon/tahun. (tergantung pada
tekstur tanah, jika tanah berpasir dosis pupuk organik ditambah)
(f) Pupuk organik umumnya memberikan pengaruh yang sangat nyata pada tanah
yang kadar bahan organiknya rendah (< 3,5%). Pupuk organik tidak mutlak
diperlukan pada tanah yang kadar bahan organiknya > 3,5%.
(g) Pupuk diberikan setahun dua kali, yaitu pada awal dan pada akhir musim
hujan. Pada daerah basah (curah hujan tinggi), pemupukan sebaiknya
dilakukan lebih dari dua kali untuk memperkecil risiko hilangnya pupuk karena
pelindian (tercuci air).
b). Konservasi Tanah dan Air
(1) Kebun produksi berada di areal dengan iklim, tanah dan topografi yang
memang sesuai.
(2) Pertanian harus melaksanakan pencegahan erosi, misalnya dengan terasering,
pembuatan rorak, penanaman tanaman penaung beberapa strata, penanaman
penutup tanah, dan penggunaan mulsa.
(3) Program pemupukan harus berdasarkan pada karakteristik tanah.
(4) Pertanian harus menggunakan tanaman penutup tanah utamanya selama kakao
masih muda guna meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi erosi.
(5) Pertanian harus menerapkan program mengurangi emisi
13
c). Pemangkasan
Pangkasan kakao bertujuan untuk mempermudah manajemen hama,
penyakit, panen buah dan agar diperoleh produksi yang tinggi. Pangkas bentuk
dilakukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM), tujuannya untuk membentuk
kerangka percabangan yang kuat dan seimbang. Cabang primer yang tumbuh dari
jorget dipelihara tiga, dipilih yang tumbuh kuat dan seimbang. Ujung cabang
primer pada batas 75-100 cm dari jorget, dipotong. Cabang-cabang sekunder diatur
zig-zag diatur yang tumbuhnya seimbang ke segala arah. Awal tumbuhnya cabang
sekunder sekitar 30 cm dari jorget.
Pangkas pemeliharaan dan produksi dilakukan pada tanaman menghasilkan
(TM), tujuannya untuk mempertahankan kerangka percabangan yang sudah
terbentuk dan untuk mendapatkan produksi yang optimum. Cabang/tunas yang
dipangkas pada pangkas pemeliharaan ini yaitu tunas air (wiwilan), cabang yang
meninggi > 3m, cabang sakit, cabang balik, cabang overlapping atau yang
menaungi, intinya semua cabang tidak produktif yang menyebabkan kanopi rimbun.
Tunas air dibuang 2-4 minggu sekali dan pangkas pemeliharaan 4-6 kali per tahun.
d). Pengelolaan Penaung
(1). Penaung sementara
(a) Pada awal musim hujan, penaung sementara Moghania macrophylla dirempes
agar tidak terlalu rimbun.
(b) Hasil rempesan ditempatkan di sekeliling batang atau dimasukkan ke dalam
rorak.
(c) Moghania dapat dipelihara sebagai tanaman penguat teras atau sumber pupuk
hijau, dan akan mati setelah ternaung berat oleh kanopi kakao
(2). Penaung tetap
Percabangan paling bawah penaung tetap, termasuk penaung produktif,
diusahakan 1-2 m di atas pohon kakao untuk memperlancar peredaran udara dan
masuknya cahaya. Agar percabangan segera mencapai tinggi yang dikehendaki,
14
cabang-cabang di bagian bawah harus sering dibuang. Dilakukan penjarangan
penaung secara sistematis apabila pohon kakao telah saling menutup dan tumbuh
baik. Populasi akhir jika digunakan lamtoro atau gamal dipertahankan sebanyak
500-600 ph/ha pada kebun dengan tipe curah hujan C-D (menurut klasifikasi
Schmidt dan Ferguson) dan 250-300 ph/ha pada kebun dengan tipe hujan A-B.
Selama musim hujan, cabang-cabang dan ranting lamtoro dan gamal yang terlalu
lebat dirempes untuk merangsang pembentukan pembungaan kakao.
e). Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Tindakan pengendalian OPT dapat bersifat preventif dan atau korektif.
Pengendalian secara preventif dengan melakukan budidaya tanaman sehat yang
bertujuan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan OPT dan dampak
perubahan iklim. Kondisi tanaman kakao dan lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak menguntungkan bagi perkembangan OPT tetapi memberikan daya
dukung optimum bagi perkembangan kakao dan musuh alami OPT.
Tindakan pengendalian secara korektif dilaksanakan berdasarkan hasil
pengamatan OPT. Pengamatan OPT diarahkan untuk mengetahui dengan cepat, dan
akurat tentang jenis gangguan tanaman (OPT) yang mencakup padat populasi,
intensitas serangan, luas dan kerugian yang ditimbulkannya. Hasil pengamatan
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengendalian OPT dan
tindakan lain yang diperlukan. Prinsip PHT dengan menggabungkan cara kultur
teknis, mekanis, fisik, biologi dan kimiawi. Keberhasilan pengendalian secara
kimiawi (penggunaan pestisida) tergantung pada jenis, dosis, waktu, dan ketepatan
mencapai sasaran (drift).
7) Rehabilitasi Tanaman
Syarat kebun yang disarankan untuk direhabilitasi:
a) Tanamannya masih umur produktif (umur
c) Produktivitas tanaman rendah (
lemak dan menambah presentase biji cacat (biji berkecambah). Panen buah
muda akan menghasilkan biji kakao yang bercitarasa khas cokelat tidak
maksimal, rendemen yang rendah, presentase biji pipih (flat bean) tinggi dan
kadar kulit bijinya juga cenderung tinggi.
d) Pemanenan buah kakao dimungkinkan sebelum tepat matang, yaitu pada saat
buah masih muda atau kurang matang, apabila ada alasan teknis atau alasan lain
yang sangat mendesak seperti misalnya serangan hama penyakit dan pencurian.
Hal ini untuk menghindari kehilangan produksi yang lebih banyak.
e) Buah kakao masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta
mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya asam-manis.
Sebaliknya, daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak
manis karena senyawa gula belum terbentuk secara maksimal. Kandungan lendir
pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa
gula dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penggunaan hasil-hasil penelitian sebelumnya dimaksudkan untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas dalam kerangka dan kajian penelitian ini.
Ruriani Septiana (2010), dengan judul “ Faktor – Faktor yang berhubungan
dengan penerapan budidaya kakao anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa
Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur”.
Hipotesis penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara luas lahan, sikap
petani, pendidikan formal, keberanian mengambil risiko, kemampuan berpikir
kritis, sifat kosmopolit dengan penerapan budidaya kakao dan hubungan antara
penerapan budidaya kakao dengan tingkat produksi kakao, diuji dengan analisis
Rank Sperman (rs).
C. Kerangka Pikir
Kakao merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki peranan yang
cukup nyata dan dapat diandalkan dalam mewujudkan program pembangunan
17
pertanian, khususnya dalam penyediaan lapangan kerja, pendorong pengembangan
wilayah, peningkatan kesejahteraan petani, dan peningkatan pendapatan/devisa
negara. Petani merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda –
beda.. Hal ini yang menyebabkan perbedaan dalam menanggapi atau menerapkan
teknologi baru yang dianjurkan, maka dapat ditemukan faktor – faktor yang
berhubungan dengan penerapan budidaya kakao. Agar lebih mudah dipahami maka
disusun kerangka berpikir sebagai berikut:
Keadaan yang diinginkan : Keadaan di lapangan: Produksi kakao rendah produksi kakao Tinggi
Rumusan Masalah:
1. Bagaimana Tingkat penerapan budidaya kakao yang baik oleh petani di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru? 2. Bagaimana Tingkat faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan budidaya kakao yang baik di Desa
Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru. 3. Bagaimana Hubungan faktor-faktor internal dan eksternal petani terhadap penerapan budidaya kakao yang baik di
Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru.
Variabel Y: Variabel X:
Tingkat penerapan Budidaya Kakao
Faktor Internal:
Umur(X1) Pendidikan(X2)
Pendapatan(X3) Pengalaman(X4)
Luas Lahan(X5) Hubungan Tingkat Kosmopolitan(X6)
Faktor Eksternal : Ketersediaan Sarana dan
produksi(X7) Ketersedian modal(X8)
Hasil pengkajian
Jaminan Pasar(X9)
Gambar 1. Kerangka Berfikir Tingkat Penerapan budidaya kakao (Theobroma
cacao L)yang baik oleh Petani Di Desa Suka Dame Kecamatan
Kutalimbaru.
18
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan pengkajian yang telah
diuraikan, maka hipotesisnya :
1. Diduga tingkat penerapan petani dalam budidaya tanaman kakao (Theobroma
cacao L) yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori
tidak menerapkan.
2. Diduga Tingkat faktor Internal dan Eksternal petani dalam penerapan budidaya
tanaman kakao (Theobroma cacao L) yang baik di Desa Suka Dame Kecamatan
Kutalimbaru dalam kategori rendah.
3. Diduga ada hubungan faktor Internal dan Eksternal petani dengan penerapan
budidaya tanaman kakao (Theobroma cacao L) yang baik di Desa Suka Dame
Kecamatan Kutalimbaru dalam kategori tidak ada hubungan.
19
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu Dan Tempat
Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan pada tanggal 25 Maret s/d 24 Mei
2019 di Desa Suka Dame Kecamatan KutalimbaruKabupaten Deli Serdang Provinsi
Sumatera Utara. Pemilihan lokasi pengkajian dilakukan secara purposive yaitu
dengan cara sengaja karena pertimbangan tertentu. Pengkajian ini dilakukan diDesa
Suka Dame Kecamatan KutalimbaruKabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara, karena Desa Suka Dame ini merupakan salah satu Desa yang mempunyai
perkebunan kakao terluas diantara Desa yang ada.
B. Batasan Operasional
1. Batasan masalah
a. Petani yang diambil sebagai sampel adalah petani yang tergabung dalam
kelompok tani kakao di Desa Suka Dame kecamatan Kutalimbaru yaitu
kelompoktani Dame dan Merga Silima.
b. Hubungan faktor-faktoryang dikaji adalah Faktor Internal (umur, tingkat
pendidikan, pengalaman, Luas lahan,pendapatan, tingkat kosmopolitan), faktor
Eksternal (ketersediaan Sarana produksi, Kegiatan penyuluhan, dan Jaminan
pasar).
2. Definisi Operasional
a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan petani terdiri dari :
1) Faktor Internal petani merupakan karakteristik yang dimiliki oleh petani
sasaran yang meliputi:
a) Umur yaitu lama hidup petani sampai pada saat penelitian dilakukan,
diukur dengan melihat usia petani yang dinyatakan dalam tahun.
b) Tingkat Pendidikanyaitu tingkat pendidikan yang dicapai petani pada
bangku sekolah atau berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki, diukur
dengan tingkat pendidikan tertinggi yang dicapai petani di bangku sekolah.
20
c) Pengalaman yaitu salah satu unsur dari karakteristik individu yang
berpengaruh nyata terhadap kemampuan individu dalam menerima
stimulus dari objek baik itu berupa inovasi atau dalam bentuk lain,
dikarenakan pengalaman yang dialami tersebut tertentunya akan
membekas diingatan setiap petani.
d) Luas lahan yaitu salah satu unsur dari karakteristik individu yang
berpengaruh terhadap kemampuan petani dalam menerapkan stimulus dari
objek.
e) Pendapatan yaitu perolehan dari kegiatan usahatani kakao, diukur dengan
menghitung besarnya pendapatan yang diperoleh petani selama satu tahun
dan melihat kemampuan petani dalam mencukupi kebutuhan keluarga.
f) Tingkat kosmopolitan, Kosmopolitan merupakan keterbukaan suatu
individu atau kelompok masyarakat yang terjadi karena adanya pengaruh-
pengaruh dari luar kelompok masyarakat tersebut, dimana gaya hidup itu
diadopsi oleh masyarakat tersebut menjadi gaya hidup mereka.
2) Faktor Eksternal yaitu kekuatan-kekuatan ekonomi yang ada dalam
masyarakat di lokasi penelitian yang keberadaannya dapat mendorong atau
menghambat petani dalam membudidayakan tanaman kakao, yang meliputi:
a) Ketersediaan Saprodi, yaitu tersedianyainput produksi pertanian yang
mendukung budidaya, diukur dengan melihat sumber input dan
ketersediaan input.
b) Ketersediaan Permodalan, yaitu Tersedianya Sumber Modal Usahatani,
diukur dengan ada tidaknya sumber permodalan di lokasi pengkajian.
c) Jaminan Pasar, yaitu adanya penampung dari hasil produksi kakao, diukur
dengan ada tidaknya jaminan pasar di lokasi penelitian.
3) Tingkat Penerapan Yaitu Tahapan budidaya kakao (Theobroma cacao L)
yang baik.Diukur dengan dilaksanakannya tahapan berikut:
a) Penggunaan bibit unggul
b) Pembukaan lahan
c) Adanya tanaman pelindung,
21
d) Adanya tanaman tumpang sari,
e) Integrasi ternak,
f) Pemupukan 5 T,
g) Pemangkasan rutin,
h) Pengendalian hama dan penyakit secara intensif,
i) Pemanenan sesuai kriteria.
C. Pelaksanaan Pengkajian
1. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :
a. Penetapan Lokasi pengkajian dan melakukan kegiatan identifikasi masalah.
b. Melakukan topik kajian dan pengajuan judul.
c. Pembuatan Proposal dan melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing yang
telah ditetapkan.
d. Melaksanakan kegiatan seminar proposal dan perbaikan proposal.
e. Pelaksanaan Pengkajian sekaligus penyusunan laporan.
f. Seminar Hasil dan mengikuti ujian konprehensif
2. Pengumpulan Data
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Survey. Sujarweni (2014) menerangkan
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menyusun daftar
pertanyaan yang diajukan pada responden, digunakan untuk meneliti gejala suatu
perilaku dan penggalian data melalui kuisioner sebagai alatnya dan wawancara.
b. Pengukuran Variabel
Berdasarkan batasan operasional dari masing-masing variabel yang telah
diuraikan di atas maka selanjutnya masing-masing variabel tersebut akan diuraikan
sesuai dengan indikator dan kriteria yang telah ditentukan, kemudian dilakukan
penyekoran dari kriteria-kriteria yang ada tersebut. Pengukuran variabel dalam
pengkajian ini menggunakan skala ordinal (Data Ordinal). Suryabrata (1998) dalam
22
bukunya yang berjudul Pengembangan Alat Ukur Psikologis mengatakan bahwa,
ciri-ciri penerapan skala ordinal adalah seperangkat obyek diurutkan dari yang
“paling atas” ke yang “paling bawah” dalam atribut tertentu.
Tabel 1. Pengukuran Variabel Faktor Internal dan Eksternal Petani dalam
Budidaya Tanaman Kakao No Variabel Indikator Kriteria Skor Jumlah Total
orang Skor
1. Variabel X
1 Umur a.20 – 30 a. Sangat Produktif 5 b.31 - 40 b. Produktif 4 c.41 - 50 c. Cukup Produktif 3
d.51 - 60 d. Kurang Produktif 2 e. >60 e.Sangat Tidak Produktif 1
2 Pendidik a.Perguruan a. Sangat Baik 5
an Tinggi b. Baik 4 b.SMA c. Cukup Baik 3 c.SMP d. Kurang Baik 2 d.SD e. Sangat tidak Baik 1
e.Tidak Sekolah
3 Pengalama a. > 20 tahun a. Sangat Tinggi 5
n b. 16s/d20 tahun b. Tinggi 4 c. 11s/d15 tahun c. Cukup Tinggi 3
d. 6 s/d 10 tahun d. Kurang Tinggi 2
e. 1 s/d 5 tahun e. Sangat Kurang 1
Tinggi
4 Pendapat a. > 4.000.000 a. Sangat Tinggi 5
an b. 3 s/d 4.000.000 b. Tinggi 4
c. 2 s/d 3.000.000 c. Sedang 3 d. 1 s/d 2.000.000 d. Kurang 2
e. 2 ha a. Sangat Luas 5 b. 1,5 s/d 2 ha b. Luas 4 c. 1 s/d 1,5 c. Cukup Luas 3
d. 0,5 s/d 1 ha d. Kurang Luas 2
e. < 0,5 ha e. Sangat Kurang Luas 1
6 Tingkat a.1 X Bulan 5 Kosmopolit b.1 X 3 Bulan a. Sangat Sering 4 an c. 1 X 6 Bulan b. Sering 3
d. 1 X Tahun c. Cukup Sering 2
e. Tidak Pernah d. Kurang 1
e. Sangat tidak pernah
23
Lanjutan Tabel 1
7 Ketersediaa a.Toko Tani a. Sangat Tersedia 5 n Sarana b. KUD b. Tersedia 4 Produksi c. Agen c. Cukup Tersedia 3
d. Toko Online d. Kurang Tersedia 2
e. Tidak Tersedia 1
8 Ketersediaa a.BRI a. Sangat Tersedia 5 n Modal b.KUD b. Tersedia 4 c.Tengkulak c. Cukup Tersedia 3
d.Rentenir d. Kurang Tersedia 2
e.Modal Sendiri e. Tidak Tersedia 1
9 jaminan a.Pabrik a. Sangat Ada 5
pasar b.Asosiasi b. Ada 4 c.Toko Online c. Cukup Ada 3
d.KUD d. Kurang Ada 2
e. Tidak Ada 1
2. Variabel Y
1. Tingkat 1.Penggunaan a.Sangat Diterapkan(9) 5 Penerapan bibit unggul b. Diterapkan(8) 4 2.Pembukaan c.Cukup Menerapkan(7) 3 Lahan d.Kurang Menerapkan(6) 2
1 3.Adanya e.Tidak menerapkan(5) tanaman
Pelindung
4.Adanya
Tanaman
Tumpang Sari
5.Integrasi Ternak
6.Melakukan
pemupukan 5 T
7.Pemangkasan
Rutin 8.Pengendalian
hama dan
penyakit secara
intensif 9.pemanenan
sesuai kriteria
panen
Jumlah
24
c. Teknik Pengumpulan Data
1). Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam pelaksanaan pengkajian ini
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.Data yang diperoleh harus
mencapai derajat akurasi yang signifikan, maka validitas dan reliabilitas perlu diuji
terlebih dahulu sebelum disebarkan kepetani.Pengujian ini hanya dilakukan kepada
responden yang dianggap mewakili seluruh responden yang ada dengan ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.
Data yang diperlukan dalam pengkajian ini dikumpulkan dengan
menggunakan :
a. Observasi, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor yang
mempengaruhipetani data pendukung dengan pengamatan serta pencatatan
secara langsung terkait dengan budidaya tanaman kakao dan obyek yang diteliti,
yaitu petani kakao.
b. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor-
faktor yang berhubungan dengan petani dengan mengajukan pertanyaan secara
langsung kepada responden dengan menggunakan kuisioner yang telah
disiapkan.
c. Pencatatan, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor -
faktor yang berhubungan dengan petani, dan data pendukung dengan mengutip
dan mencatat sumber-sumber informasi baik dari responden, pustaka, maupun
dari instansi-instansi yang terkait yang ada hubungannya dengan penelitian,
seperti: Dinas Pertanian dan Tanaman pangan, Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP), Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor Kecamatan Kutalimbaru serta
Kantor Desa.
Data pendukung yang digunakan dalam kegiatan pengkajian ini terdiri dari :
1. Data primer, data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner atau juga data
hasil wawancara pengkaji dengan nara sumber.
25
2. Data sekunder, data yang didapat dari catatan, buku, laporan pemerintah, dan
data sekunder ini tidak perlu diolah lagi.
d. Populasi dan Sampel
Sujarweni (2014) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan jumlah
yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas
tertentu yang ditetapkan untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan
sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
digunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompoktani yang berusahatani
tanaman kakao.Penentuan sampel dalam pengkajian ini dilakukan dengan
menggunakan metode simple random sampling dengan menggunakan rumus
Yamane dan dapat dilihatpada Tabel 2.
Tabel 2. Populasi Pengkajian di Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru No Desa/Kelurahan Nama Kelompoktani Jumlah Petani
1. Sukadame Dame 61
Merga Silima 49
J u m l a h 110
Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Medan Krio (2017).
Penarikan sampel menurut rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2009)
adalah : populasi yang melebihi100 maka menggunakan presisi (d) sebesar 15 % -
20 %, jika populasi kurang dari 100 dan diatas 51, presisinya 10 %.Dan apabila
populasinya kurang dari 50, maka diambil semua sebagai sampel. Adapun rumus
Yamane adalah : N
= N(di)2 + 1 Keterangan :
n= Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Presisi
26
Dengan jumlah petani kakao sebanyak 110 orang yang ada di Desa
Sukadameyang menjadi populasi dalam pelaksanaan pengkajian ini, jika merujuk
pada pada rumus Yamane di atas maka tingkat presisinya adalah 10%.
n =
110
110(0,15)2+1
n =
110
110(0,0225)+1
n = 110
3,47
n = 31,7 di bulatkan menjadi 32 orang
Untuk pembagian jumlah sampel pada masing-masing kelompoktani dalam
desa, dilakukan secara metode random sampling, Perhitungan disajikan pada Tabel
3.
Tabel 3.Perhitungan Jumlah Sampel Pada Masing-Masing Kelompoktani
No Desa/Kelurahan Kelompoktani Jumlah Menghitung
Jlh Sampel Kakao Petani Sampel
1. Sukadame Dame 61 61 / 110 x 32 = 17,6 18
Merga Silima 49 49 / 110 x 32 =14,08 14
Jumlah 32
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Pemilihan sampel pada kelompoktani pada pengkajian ini dilakukan secara
acaktanpa melihat keriteria tertentu pada sampel tersebut.
e. Uji Instrument
Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data pada pelaksanaan
pengkajian ini yaitu dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Data yang
diperoleh harus mencapai derajat akurasi yang signifikan, maka validitas dan
27
reliabilitas perlu diuji terlebih dahulu sebelum disebarkan kepetani, pengujian ini
hanya dilakukan kepada responden diluar dari petani sampel yang memiliki
karakteristik sama dengan petani sampel. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
melihat tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsinya.
a) Uji validitas
Noor (2011), uji validitas sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir
pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefenisikan suatu variabel, jika
rtabel< rhitung, maka butir soal tersebut valid, dengan rumus sebagai berikut : N((∑XY)−(∑XY)
Rumusrxy =√*N∑X2−(∑X)+*N∑Y2−(∑Y2)+
Keterangan :
N =Jumlah responden
X =Skor pertanyaan Y
=Skor total XY =Skor pertanyaan no. 1 dikalikan skor total R =Koefisien Kolerasi
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas test
(r) pada umumnya diberikan patokan sebagai berikut :
1) Apabila rhitungsama atau lebih besar dari rtabel berarti test hasil kuesioner yang sedang diuji valid.
2) Apabila rhitung sama atau lebih kecil dari rtabel berarti test hasil kuesioner yang sedang diuji tidak valid.
b) Uji reliabilitas
Noor (2011), uji reliabilitas dimaksudkan untuk menilai kestabilan ukuran
dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner. Kuesioner tersebut
mencerminkan konstruk sebagai dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk
pertanyaan. Formula statistik yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas
2 adalah dengan menggunakan rumus alpha cronbach :rii=( ) (1 − ∑ )
−1
2
1
Keterangan :
rii = Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan
∑σ2
= Jumlah butir pertanyaan
28
Sσ12
= Varian total
Kemudian untuk menentukan reliabilitas dapat dilihat dari nilai Alpha :
1. Jika nilai Alpha >nilai rtabel maka dapat dikatakan reliabel, dan 2. Jika nilai Alpha < nila rtabel maka dapat dikatakan tidak reliabel.
3. Analisis Data
a) Pengkajian Tingkat penerapan petani
Untukmengkajitingkat penerapan petani dalam Budidaya kakaoyang baik
digunakan rumus:
N =
Skor yang diperoleh
× 100% Skor maksimum
Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor (Riduwan, 2010)
0 % - 20 % = Sangat Menerapkan
21 % - 40 % = Menerapkan
41 % - 60 % = CukupMenerapkan
61 % - 80 % = Kurang Menerapkan
81 % - 100% = Tidak Menerapkan
Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat pada
gambar 2 di bawah ini.
0% 20% 40% 60 % 80% 100%
Tidak Kurang CukupMenerapka Menerapka
Sangat
Menerapka
Menerapka Menerapka n n
n
n
n
Gambar 2. Garis kontinum Tingkat Penerapan
b) Pengkajian Tingkat faktor internal dan eksternal petani dalam penerapan
budidaya kakao yang baik
Untuk mengkaji tingkat factor internal dan eksternalpetani dalam Budidaya
kakaoyang baik digunakan rumus:
29
N = Skor yang diperoleh × 100% Skor maksimum
Keterangan : Kriteria Interprestasi Skor (Riduwan, 2010)
0 % - 20 % = Sangat Rendah
21 % - 40 % = Rendah
41 % - 60 % = Sedang
61 % - 80 % = Tinggi
81 % - 100% = Sangat Tinggi
Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinum dapat dilihat
pada gambar 3 di bawah ini.
0% 20%40% 60 % 80%100%
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Gambar 3. Garis kontinum Tingkat Faktor Internal dan Eksternal
c) Pengkajian Hubungan faktor internal dan eksternal petani dengan Tingkat
Penerapan Budidaya kakao
Guna mengkaji Hubungan faktor internal dan eksternal petanidengantingkat
penerapan budidaya tanaman kakao (Theobroma cacaoL) di Desa Suka Dame
Kecamatan Kutalimbaru, maka digunakan analisis korelasi Rank Spearman untuk
mencari keeratan hubungan antara dua variable : 6 ∑ 2
rs = 1 − =1
Keterangan :
rs
N
di
= koefisien korelasi Rank Spearman
= Jumlah sampel
= Selisih ranking antar variabel
30
Analisis korelasi Rank Spearman merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui nilai hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Penghitungan
terhadap ini dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product dan Servis
Solutions (SPSS)
d) Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian atau analisis yang dilakukan untuk menguji
dugaan sementara (hipotesis) yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam uji
hipotesis pada penelitian ini, dilakukan dengan :
1) Uji T (Secara Parsial)
Uji T pada uji hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari
masing-masing atau secara parsial variabel independen (Umur, tingkat pendidikan,
pengalaman, Luas lahan, Pendapatan, dan Tingkat kosmopilitan) terhadap variabel
dependen (Tingkat penerapan). Signifikansi tersebut diestimasi dengan
membandingkan nilai ttabel dengan thitung dengan ketentuan :
Nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1diterima, artinya adalah bahwa
variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya adalah bahwa
variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel
dependen
Uji T ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 18.
31
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENGKAJIAN
A. Letak Geografis
Desa Sukadame secara administrasi terdapat di Kecamatan Kutalimbaru
dengan batas-batas:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sibolangit.
- Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Pancur Batu.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kutalimbaru.
B. Topografi Wilayah Desa Suka Dame secara umum, Berada pada ketinggian antara 200
- 250 M di atas permukaan dengan kemiringan sampai antara 20 – 35 dan memiliki
pH tanah berkisar 6 - 7.
C. Keadaan penduduk
Jumlah penduduk Desa Suka Dame tercatat sebanyak 2652 Jiwa.yang erdiri
dari 1.322 jiwa laki-laki dan 1.330 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah rumah
tangga penduduk adalah sebesar 790 rumah tangga, yang berarti rata-rata per rumah
tangga terdiri dari 3 jiwa penduduk. Jumlah rumah tangga, jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga dan Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis
Kelamin di Desa Suka Dame
No Kelurahan/Desa Rumah Penduduk
Jumlah Tangga
Laki-laki Perempuan
1 Suka Dame 790 1.322 1.330 2.652
Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 4, jumlah rumah tangga sebesar 790 dan jumlah
penduduk di Desa Suka Dame tahun 2018 mencapai 2.652 jiwa yang terdiri dari
jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.322 jiwa atau 49,80% persen dan jumlah
penduduk perempuan 1.330 jiwa atau 50,20%, artinya tidak terdapat perbedaan
yang jauh antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sehingga mempunyai
32
peran yang sama untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam mensejahterakan
keluarga salah satunya adalah kegiatan usahatani.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Suka Dame Belum Tidak SMP/ SMA/
Diploma
Perguruan
No Kelurahan/Desa Seko- Tamat SD Sede- Sede- Tinggi (II-III)
lah SD
rajat rajat (S1-S2) 1 Suka Dame 419 - 1485 420 274 15 39
Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
SD sebanyak 1.485 jiwa atau 56 %, SMP 420 jiwa atau 15,8 %, Belum Sekolah 419
jiwa atau 15,8 %, SMA 274 jiwa atau 10,3 %, Perguruan tinggi (S1-S2) sebanyak
39 jiwa atau 1,5%, dan diploma (I-II) 15 jiwa atau 0,6 %. Hal ini menunjukkan
bahwa penduduk yang ada di Desa Suka Dame telah menganggap pentingnya arti
pendidikan. Berikut data jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di Desa Suka
Dame dan disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Suka Dame Kelurahan/Desa
No. Jenis Pekerjaan
Total Suka Dame
1 Petani 550 550
2 Buruh Tani 120 120
3 Pedagang 90 90
4 PNS 20 20
5 Lainnya 10 10
Jumlah 790 790 Sumber :Kantor Desa Suka Dame Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat jumlah penduduk di Desa Suka Dame
memiliki beragam pekerjaan, dimana jenis pekerjaan petani berada diurutan ke 1
dengan jumlah 550 KK, diikuti buruh tani sebesar 120 KK dan jenis pekerjaan
pedagang sebesar 90 KK.
D. Keadaan pertanian
Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Desa
Suka Dame. Peran penting tersebut dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat. Ketersediaan pangan tidak terlepas dari jenis komoditi yang ditanaman
33
serta potensi lahan yang cocok untuk ditanam berbagai jenis komoditi oleh para
petani baik tanaman pangan maupun tanaman hortikultura. Luas areal panen dan
produksi tanaman pangan suatu wilayah dapat menggambarkan potensi yang
dimiliki suatu daerah serta kemampuan dalam menghasilkan makanan pokok bagi
penduduk. Berikut adalah luas areal panen serta produksi tanaman pangan di Desa
Suka Dame disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di
Desa Suka Dame Kecamatan Kutalimbaru
No. Komoditas Luas Panen Produksi
(Ha) (Ton/Tahun/Ha) 1 Padi 100,5 5,6
2 Jagung 136 6
Jumlah 236,5 11,6 Sumber : Programa wkpp Suka Dame 2018
Berdasarkan Tabel 7, potensi paling besar adalah komoditas Jagung. Jumlah
produksi dalam satu tahun sebesar 6 ton/Ha. Prioritas komoditi yang dibudidayakan
oleh petani disuatu wilayah dipengaruhi oleh kebiasaan serta tingkat kebutuhan
oleh masyarakat terhadap komoditi tertentu.
Tanaman perkebunan juga menjadi tumpuan hidup masyarakat di Desa Suka
Dame. Komoditi perkebunan ini dapat memberikan tambahan penghasilan secara
ekonomi.Berikut adalah jumlah petani, luas areal dan produksi tanaman perkebunan
di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Luas Areal Dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Desa Suka
Dame
No. Komoditi Luas Areal Produksi
(Ha) (Ton)
1 Kakao 70,5 1
2 Kelapa Sawit 259,5 11 Sumber : Programa wkpp Suka Dame 2018
Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa areal tanaman kelapa Sawit
merupakan areal terluas yakni 259,5 ha dan produksi mencapai 11 ton/Ha dan
kakao merupakan komoditas kedua yang mempunyai areal terluas yaitu 70,5 ha
dengan produksi mencapai 1 ton/Ha.
34
E. Data Kelembagaan
Desa Suka Dame terdapat 6 kelompoktani dengan klasifikasi 2
kelompoktani pemula dan 4 kelompoktani lanjut. Berikut daftar kelas kelompoktani
di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Daftar Kelas Kelompoktani Desa Suka Dame.
No Kelurahan/Desa Jumlah
Pemula Lanjut Madya Utama Kelompoktani
1 Suka Dame 6 2 4 - - Sumber : Programa Wkpp Suka Dame Tahun 2018
Berdasarkan Tabel diatas kelas kelompoktani di Desa Suka Dame, Dari 6
kelompoktani yang ada, 4 diantaranya sudah masuk dalam kelas kelompok lanjut
sedangkan 2 kelompok lagi masuk dalam kelompok pemula.
35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Penerapan Budidaya Kakao (Theobroma cacao L) Yang Baik Oleh
Petani Di Desa Suka Dame
Penerapan petani yang dimaksud dalam pengkajian ini adalah adopsi petani
terhadap tahapan budidaya kakao yang baik, adopsi tersebut dimulai dari yang
paling rendah yaitu tidak menerapkan hingga yang tertinggi yaitu sangat
menerapkan. Frekuensi responden untuk penerapan budidaya kakao yang baik
disajikan pada Tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10. Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Penerapan No Tingkat Penerapan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Sangat Menerapkan - -
2 Menerapkan - -
3 Cukup Menerapkan 5 15.6
4 Kurang Menerapkan 18 56.3
5 Tidak Menerapkan 9 28,1
Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Hasil pada Tabel 10 selanjutnya diinterpretasikan untuk mencari persentase
tingkat penerapan secara keseluruhan dari semua sampel pada pengkajian ini dan
dari hasil interpretasi data akan kita dapat berapa tingkat penerapan petani dalam
budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame. Hasil ini akan menjadi evaluasi
dalam program ke depannya untuk mendukung program Gerakan nasional kakao
dan membuat rencana tindak lanjut. Pengukuran penerapan petani dilakukan
dengan 9 indikator yaitu penggunaan bibit unggul, pembukaan lahan, adanya
tanaman pelindung, adanya tanaman tumpang sari, integrasi ternak, melakukan
pemupukan 5 T, pemangkasan rutin, pengendalian hama dan penyakit secara
intensif, dan pemanenan sesuai kriteria. Untuk mengetahui tingkat penerapan petani
dalam budidaya kakao diukur dengan skala likert dengan penghitungan sebagai
berikut (Riduwan, 2010). Analisis tingkat penerapan responden secara keseluruhan
dalam budidaya kakao di Desa Suka Dame disajikan pada Tabel 11.
36
Tabel 11. Tingkat Penerapan Petani Responden Dalam Budidaya Kakao Di
Desa Suka Dame
Indikator Kategori Nilai Jumlah Persentase Total
(orang (%) Skor
1. Bila 9 Tahap budidaya yang dilaksnakan Sangat Menerapkan 5 - - -
2. Bila 8 Tahap budidaya yang dilaksnakan Menerapkan 4 - - -
3. Bila 7 Tahap budidaya yang dilaksnakan Cukup
3 5 15,6 15 Menerapkan
4. Bila 6 Tahap budidaya yang dilaksnakan Kurang
2 18 56,3 36 Menerapkan
Sangat
5. Bila 5 Tahap budidaya yang dilaksnakan Tidak 1 9 28,1 9
Menerapkan
Jumlah 32 100 60
Skor yang diperoleh 60
Skor ideal 160
Persentase Tingkat Penerapan Petani (%) 37,5 %
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 60, skor ideal (skor tertinggi) 160
(5x32). Berdasarkan data yang diperoleh dari 32 responden maka tingkat penerapan
petani dalam budidaya kakao di Desa Suka Dame terletak pada kategori kurang
Menerapkan.
Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32 responden, persentase tingkat penerapan petani
dalam budidaya kakao di Suka Dame sebagai berikut : Tingkat Penerapan 16060 × 100% = 37,5 %
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 4.
0 20 37,5 40 60 80 100
Sangat Kurang Cukup Menerapkan
Sangat Tidak Menerapkan Menerapkan Menerapkan Menerapkan
Gambar 4. Garis Kontinum Persentase Tingkat Penerapan Petani
Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan secara keseluruhan tingkat penerapan
responden sebesar 37,5 % atau Kurang menerapkan, Hal ini menunjukan bahwa
penerapan petani terhadap budidaya kakao yang baik di Desa Suka Dame tidak
berjalan sesuai yang diharapkan oleh pemerintah. Keadaan ini dikarenakan adanya
37
ketidakpercayaan terhadap stimulus atau budidaya kakao yang baik yang diberikan
kepada petani.
B. Tingkat Faktor Internal dan Eksternal petani
1. Tingkat Faktor Internal Responden
a. Umur responden
Umur responden adalah umur yang dimiliki responden pada saat pengkajian
dilaksanakan. Distribusi responden berdasarkan umur disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Distribusi Umur Responden Pengkajian
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 20–30 1 3.1
2 31–40 9 28.1
3 41–50 17 53.1
4 51–60 3 9.4
5 > 60 2 6.3
Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasarkan pada Tabel 12 diatas, hasil distribusi responden berdasarkan
umur dapat dicari persentase keseluruhan responden. Analisis tingkat umur dapat
disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Tingkat Umur Petani Responden
No Tingkat Umur Nilai Jumlah( Orang) Total Skor 1 Sangat Produktif 5 1 5
2 Produktif 4 9 36
3 Cukup Produktif 3 17 51
4 Kurang Produktif 2 3 6
5 Sangat Tidak Produktif 1 2 2
Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 100, skor ideal
(skor tertinggi) 160 (skor tertinggi dikalikan jumlah responden atau 5 x 32).
Tingkat Umur =100160 × 100% = 62,5%
38
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 5.
0 20 40 60 62,5 80 100
Sangat Tidak Kurang Cukup
Produktif Sangat
Produktif
Produktif
Produktif Produktif
Gambar 5. Garis Kontinum Persentase Tingkat Umur Petani
Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat umur petani
yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori produktif sebesar 62, 5
% atau berada pada umur 31 - 40, Hal menunjukkan bahwa petani masih dalam
keadaan prima untuk melaksanakan kegiatan budidaya dengan baik dan hal ini
selaras dengan pendapat Mardikanto (1993) bahwa Petani responden yang berada
pada kisaran umur 21-50 tahun termasuk kedalam umur yang masih produktif
untuk mengelola usahataninya.
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat kecepatan petani dalam
menerima suatu teknologi, secara teoritis semakin tinggi tingkat pendidikan formal
petani maka semakin cepat petani dapat menenrima teknologi baru. distribusi
responden berdasarkan pendidikan selengkapnya disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Perguruan Tinggi 2 6.3
2 SMA 23 71.9
3 SMP 6 18.7
4 SD 1 3.1
5 Tidak Sekolah - -
Jumlah 32 100 Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasarkan Tabel 14 diatas, Maka dapat kita interpretasikan tingkat
pendidikan responden secara keseluruhan. Analisis tingkat pendidikan responden
disajikan pada Tabel 15.
39
Tabel 15. Tingkat Pendidikan Responden
No Tingkat Pendidikan Nilai Jumlah( Orang) Total Skor 1 Sangat Baik 5 2 10
2 Baik 4 23 92
3 Cukup Baik 3 6 18
4 Kurang Baik 2 1 2
5 Sangat Tidak Baik 1 - -
Jumlah 32 122 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2019
Menurut Tabel diatas Jumlah skor yang yang diperoleh sebesar 122, skor
ideal (skor tertinggi) 160 (Jumlah pertanyaan dikalikan skor tertinggi dikalikan
jumlah responden atau 1 x 5 x 32). Berdasarkan data di atas yang diperoleh dari 32
responden, persentase tingkat pendidikan petani dalam pengkajian ini sebagai
berikut : Tingkat Pendidikan =122160 × 100% = 76,25%
Secara kontinum dapat dilihat pada Gambar 6.
0 20 40 60 76,25 80 100
Sangat Tidak
Kurang Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Gambar 6. Garis Kontinum Persentase Tingkat Pendidikan Petani
Berdasarkan garis kontinum diatas diperoleh bahwa Tingkat pendidikan
petani yang menjadi pada sampel pengkajian berada pada kategori baik sebesar
76,25 % atau berada pada tamatan SMA, Hal menunjukkan bahwa petani memiliki
tingkat pendidikan yang mumpuni dan memiliki kesadaran akan pentingnya suatu
perubahan.
c. Pengalaman
Pengalaman adalah lamanya seorang petani berkecimpung dalam suatu
kegiatan usaha tani, Hal ini dapat berhubungan dengan adopsi petani terhadap suatu
inovasi pertanian. Distribusi responden berdasarkan pengalaman petani disajiakan
pada Tabel 16.
40
Tabel 16. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman
No Pengalaman(Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 > 20 6 18,7
2 16 – 20 5 15,6
3 11 – 15 10 31,3
4 6 – 10 11 34,4
5 1 – 5 – –
Jumlah 32 100
Sumber : Analisis Data Primer (2019)
Berdasakan Tabel 16 responden menurut pengalaman di Desa Suka Dame,
tingkat pengalaman cukup tinggi, hal ini terbukti dari jumlah responden yang
memiliki tingkat pengalaman 6 – 10 Tahun sebesar 34,4 %, sedangkan responden
dengan pengalaman 11 – 15 Tahun sebesar 31,3 % dan pali