Post on 24-Jul-2015
PEMBUATAN LINK MENGGUNAKAN MEDIA WIRELESS LAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Instalasi WAN
Disusun Oleh:
Inge Yulensa Putri
Pahlevi Ridwan Putra
Rifaldi Ramadhan P.
Rismanto
XII TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN A
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
KOTA CIMAHI
TAHUN AJARAN 2011-2012
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memudahkan kami melakukan praktek ini. Serta berkat karunia-Nya lah saya dapat
menyelesaikan laporan ini. Laporan yang berjudul “PEMBUATAN LINK
MENGGUNAKAN MEDIA WIRELESS LAN” ini mengacu kepada tugas mata
pelajaran Instalasi WAN, sebagai pelengkap tugas atau untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Instalasi WAN. Sehingga diharapkan akan memberikan referensi
pembelajaran. Laporan ini diharapkan pula dapat meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pembelajaran dengan maksud siswa-siswi dapat memperoleh wawasan
secara komprensif dan fungsional tentang Instalasi WAN.
Kami selaku penyusun dan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa, guru pembimbing, teman-teman dan semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran percobaan dan
penyusunan laporan ini hingga dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Upaya peningkatan kualitas terus dilakukan, oleh karena itu kami selaku
penyusun dan penulis berharap bentuk partisipasi berbagai pihak terkait untuk
menyampaikan saran dan kritik membangun tentang kekurangan karya tulis ini,
terutama para pembaca. Akhirnya kami ucapkan sekali lagi terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan laporan ini. Mohon maaf
apabila ada kesalahan.
Cimahi, Mei 2011
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................2
DAFTAR ISI .........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................5
1.1.Latar Belakang .......................................................................................................5
1.2.Tujuan ....................................................................................................................5
1.3.Batasan Masalah .....................................................................................................5
1.4.Sistematika Penyusunan Karya Tulis ......................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................8
2.1.Jaringan Komputer .................................................................................................8
2.1.1. Pengertian Jaringan Komputer .....................................................................8
2.1.2. Manfaat Jaringan Komputer ........................................................................8
2.1.3. Klasifikasi Jaringan Komputer.....................................................................9
2.1.4. Topologi Jaringan Komputer ..................................................................... 11
2.1.5. Model Referensi OSI dan Standarisasi ....................................................... 16
2.2.Signal ................................................................................................................... 22
2.2.1. Pengertian Signal....................................................................................... 22
2.2.2. Persyaratan Signaling ................................................................................ 22
2.3.Frekuensi ............................................................................................................. 22
BAB III PEMBUATAN LINK MENGGUNAKAN MEDIA WIRELESS LAN
3.1.Over View ........................................................................................................... .23
3.1. Rencana pekerjaan .................................................................................. …...23
3.2. Link dan identitas SMAN 2 Cimahi dan SMP 7 Cimahi .................................23
3.2.1. SMAN 2CIMAHI.....................................…….......................................23
3.2.1. SMPN 7 CIMAHI……….…....................................................……......24
3.3. Media………………………….………………………………….……..........25
3.3.1 Pemetaan Koneksi ……….…..................................................................26
3.2. Survey Site .......................................................................................................... 27
3.2.1 Informasi Peta Lokasi Pengamatan…………………………………......27
3.2.2 Informasi Ketinggian Berdasarkan Data…………………………..........28
4
3.2.3 Gambaran bearing dari titik pusat SMKN 1 CIMAHI……………........29
3.2.4 Kemungkinan Penggambaran Los dan Fresnel Zone..............................30
3.2.5 Gambaran komunikasi berdasarkan pengembangan dari kondisi
Dilapangan................................................................................................31
3.2.6 Insfrastruktur yang diperlukan…………………………………….........32
3.3.Instalasi......................................................................................................................37
3.3.1 Gambaran topologi yang akan diinstalasi.................................................37
3.3.2 Pengujian tahap infrastruktur dan koneksi...............................................38
3.4. Uji Koneksi..............................................................................................................39
3.4.1 Pengujian link menggunakan ping...........................................................39
3.4.2 Pengujian tahap aplikasi...........................................................................40
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan .......................................................................................................... 41
4.2.Saran .................................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Seiring berkembangnya teknologi setiap tahunnya, semakin membuat manusia
berfikir kreatif untuk memenuhi keinginannnya untuk melengkapi kebutuhan manusia
yang tak terbatas. Salah satunya dengan makin berkembang dan terkenalnya jaringan
internet di semua kalangan, baik tua maupun muda. Dengan adanya perkembangan
seperti ini, mudah bagi kita intuk mendapatkan informasi maupun ilmu pengetahuan yang
terus meluas melalui jaringan internet, sehingga membantu kita untuk berkreasi sesuai
dengan yang kita inginkan.
Selain itu, perkembangan teknologi ini begitu banyak dimanfaatkan oleh
sejumlah orang dari berbagai kalangan. Dengan tujuan untuk mencari keuntungan,
membantu orang dalam proses pembelajaran dan sebagainya. Ini merupakan dampak
positif bagi kita, asal kita dapat memanfaatkannya sebaik mungkin.
Adapun salah satu bentuk perkembangan teknologi, yakni infrastuktur
jaringan computer dengan menggunakan tresterial. Dimana kita belajar untuk mencari
bearing, jarak kordinat dan keterangan perangkat jaringan yang kita inginkan untuk
membantu kelancaran aktivitas/pekerjaan kita. Teknologi ini sering digunakan dalam
ruang lingkup pekerjaan di sebuah instansi..
1.2.Tujuan
Dalam pembuatan laporan ini, penulis memiliki beberapa tujuan yaitu:
1.2.1. Tujuan Khusus, yaitu melaksanakan salah satu tuga mata pelajaran Instalasi WAN
semester Genap.
1.2.2. Tujuan Umum, yaitu agar siswa dapat mengimplementasikan semua materi pelajaran,
dimulai dari site survey, dapat menerapkan kemampuan infrastuktur dalam
pengimplementasinkan di lapangan.
1.3.Batasan Masalah
Dari berbagai identifikasi yang ada, supaya pembuatan laporan lebih terfokus dan
mendetil, permasalahan penulis batasi pada “Pembuatan link menggunakan media
LAN”.
6
1.4.Sistematika Penyusunan Karya Tulis
Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:
1.4.1. Metode Observasi atau Penelitian
Metode Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara melaksanakan pengamtan dan pelaksanaan langsung pada suatu pekerjaan.
Dengan melakukan penelitian, penulis dapat mengetahui tahap-tahap suatu pekerjaan
dimulai dari persiapan sampai pekerjaan tersebut selesai.
1.4.2. Metode Interview
Metode Interview merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan wawancara kepada narasumber. Metode Interview ini penulis lakukan
dengan melakukan wawancara kepada guru di SMAN 2 Cimahi, SMPN 7 Cimahi dan
teman-teman.
1.4.3. Metode Pustaka
Metode Pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
mencari sumber-sumber referensi melalui media cetak maupun elektronik dna juga
media online. Dengan melakukan metode pustaka ini penulis dapat mengetahui
berbagai informasi tambahan yang akan membantu dalam proses pembuatan karya
tulis ini. Dengan melakukan ketiga metode tersebut, maka penyusunan karya tulis ini
dapat semakin dimantapkan sehingga nantinya tidak akan terjadi permasalahan
kesalahan konsep dan hal-hal lainnya.
Sistematika laporan yang penulis susun adalah sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan dan batasan masalah dari pelaksanaan praktek
implementasi jaringan menggunakan tresterial.
2. BAB II TINJAUAN TEORI
7
Berisi teori-teori sebagai penunjang keberhasilan dalam proses implementasi jaringan
menggunakan tresterial. Selain itu menjelaskan hal-hal yang bersangkutan dengan
jaringan komputer dan server sebagai dasarnya.
3. BAB III IMPLEMENTASI JARINGAN MENGGUNAKAN TRESTERIAL
Berisi langkah kerja dan hasil praktek dari semua tahap-tahap implementasi jaringan
menggunakan tresterial.
4. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan laporan ini
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.Jaringan Komputer
2.1.1. Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling
berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi
melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program –
program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan
sebagainya. Selainitu jaringan komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah
terminal komunikasi yang berada diberbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu
komputer yang saling berhubungan.
2.1.2. Manfaat Jaringan Komputer
Manfaat yang didapat dalam membangun jaringan komputer, yaitu :
1. Sharing resources
Sharing resources bertujuan agar seluruh program, peralatan atau peripheral
lainnya dapatdimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa
terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh dari pemakai.
2. Media Komunikasi
Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna, baik untuk
teleconference maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang penting lainnya.
3. Integrasi Data
Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat, karena
setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat
didistribusikan ke tempat lainnya. Oleh sebab inilah maka dapat terbentuk data yang
terintegrasi yang memudahkan pemakai untuk memperoleh dan mengolah informasi
setiap saat.
4. Pengembangan dan Pemeliharaan
Pengembangan peralatan dapat dilakukan dengan mudah dan menghemat biaya,
karena setiap pembelian komponen seperti printer, maka tidak perlu membeli printer
sejumlah komputer yang ada tetapi cukup satu buah karena printer itu dapat
digunakan secara bersama – sama. Jaringan komputer juga
memudahkan pemakai dalam merawat harddisk dan peralatan lainnya, misalnya untuk
9
memberikan perlindungan terhadap serangan virus maka
pemakai cukup memusatkan perhatian padaharddisk yang ada pada komputer pusat.
5. Keamanan Data
Sistem Jaringan Komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data. Karena
pemberian dan pengaturan hak akses kepada para pemakai, serta
teknik perlindungan terhadap harddisk sehinggadata mendapatkan perlindungan yang
efektif.
6. Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini
Dengan pemakaian sumber daya secara bersama – sama, akan mendapatkan hasil
yang maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu data atau informasi yang diakses
selalu terbaru, karena setiap ada perubahan yang terjadi dapat segera langsung
diketahui oleh setiap pemakai.
2.1.3. Klasifikasi Jaringan Komputer
1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) merupakan rancangan mendasar dalam jaringan
komputer, secara fisik LAN dapat berupa dua komputer atau lebih yang dihubungkan
melalui perantara / media bisa berupa kabel jaringan, komunikasi wireless atau nir
kabel dan lain-lain, sehingga setiap titik komputer dapat saling berhubungan. LAN
memungkinkan pengguna teknologi komputer dapat melakukan pengunaan secara
bersama-sama (share), atas item-item dan resource-resourse yang terdapat pada
tempat yang berlainan seperti file-file, printer, berkomunikasi melalui email, forum
diskusi online, website, atau service-servive lainnya.
LAN didesain untuk kebutuhan dan kondisi berikut :
Beroperasi dalam area geografis yang terbatas ( pada sebuah bangunan kantor,
kampus atatu jaringan rumah ).
Memberikan akses kepada pengguna melalui media dengan kecepatan yang
tinggi.
Menyajikan kontrol jaringan secara private di bawah kendali administrasi
lokal.
Menyajikan konektivitas full time untuk servis-servis lokal.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
10
MAN merupakan jenis jaringan untuk mentransmisikan data yang tidak lagi
bersifat pribadi/institusi, melainkan data/informasi yang bersifat semipublik. Misalnya
untuk layanan Video on Demand, TV Kabel, komunitas pendidikan, dsb. Hak akses
user terhadap informasi yang berada di dalamnya dibatasi oleh berbagai persyaratan.
MAN biasanya tidak dimiliki oleh suatu institusi, kecuali infrastrukturnya. Berbagai
institusi bisa mengelola data dan transmisinya secara independen sesuai konten yang
dikelolanya. Oleh sebab itu MAN juga tidak dikelola oleh satu sistem admin jaringan.
Pengguna akhir (end user) MAN tidak selalu trusted dan tertentu, namun juga tidak
selalu massal dan unidentified sehingga tidak setiap orang bisa mengakses dengan
bebas. Radius jangkauan MAN sekitar 5 and 50 km, atau seluas kota. Protokol dan
teknologi pada MAN hampir sama dengan LAN. Perbedaan terbesar terletak pada
ukurannya yang lebih besar sehingga dapat dikatakan MAN merupakan LAN yang
berukuran besar (Tane,1997).
3. Wide Area Network (WAN)
WAN merupakan jenis jaringan untuk mentransmisikan data yang bersifat
publik, tidak bersifat pribadi/ institusi. Salah satu contoh jaringan ini adalah internet.
Pengguna akhir (end user) tidak selalu trusted. Tidak ada batasan karakteristik user
tertentu. Namun demi keamanan dan efektivitas pengelolaan dan pelayanan ke user
beberapa penyedia layanan/informasi di jaringan global ini memerlukan identitas
pengguna.
WAN tidak dimiliki oleh suatu institusi. Berbagai institusi bisa mengelola data
dan transmisinya secara independen sesuai konten yang dikelolanya. Oleh sebab itu
WAN juga tidak dikelola oleh satu sistem admin jaringan. Namun demi ketertiban,
ada organisasi publik/ asosiasi yang mengaturnya bagi kepentingan bersama seperti
IEEE, InterNIC, APJII, dsb. Jarak antar simpul yang terhubung antara 100 km –
10.000 km (Tane 97). WAN sering dimanfaatkan oleh jenis jaringan lain untuk
mentransmisikan data, al PAN, LAN, MAN, dan IPN. Dalam praktiknya terdapat dua
LAN atau lebih milik satu perusahaan (yang saling mengkomunikasikan data
perusahaan) dapat memanfaatkan jaringan global. Model seperti ini disebu Intranet.
Selain itu banyak terminologi lain bagi jaringan- jaringan global seperti Outernet,
Ekstranet, Internet Exchange, dsb.
11
2.1.4. Topologi Jaringan Komputer
1. Bus Topology
Jenis pertama dalam topologi LAN adalah topologi Bus yang merupakan jenis
pertama dalam teknologi jaringan Ethernet dan terdiri dari cable coaxial yang
terhubung ke semua komputer yang ada dalam jaringan dimana tiap komputer
terhubung dengan sambungan konektor BNC jenis T. Gambar berikut menunjukkan
jenis topologi Bus.
Gambar 2.1 Topologi Bus
Semua komputer berkomunikasi melalui Bus yang sama – makanya Bus juga
merupakan topologi logical juga. Umumnya dalam topologi Bus ini memerlukan
adanya algoritma pendeteksi collision (CD – collision detection) atau penghindar
collision (CA – collision avoidance) karena sifat dari Bus ini adalah broadcast ke
semua komputer sehingga rentan terjadinya tabrakan packet.
Pro:
Topologi Bus ini sangat sederhana dan gampang di implementasikan dengan
jalan menyambung ke semua computer dengan hanya satu backbone kabel
BNC.
Cons:
Topologi Bus ini memerlukan terminator yang bagus dan sempurna pada
kedua ujung kabel Bus. Yang paling sering terjadi adalah short circuit antara
data dan ground jika sambungan terminator tidak bagus. Terminator yang
tidak bagus bahkan bisa menyebabkan jaringan tidak berfungsi.
Dengan satu kabel trunk tunggal menjadi satu titik tunggal kegagalan, satu
titik bermasalah maka akan menyebabkan kegagalan total semua jaringan.
12
Susah dalam troubleshooting masalah jika terjadi kegagalan fungsi kabel.
Anda harus memeriksa segmen per segmen untuk mengidentifikasikan titik
kesalahan.
Jenis topologi Bus ini sudah tidak popular lagi sekarang ini bahkan sudah
susah untuk mencari Ethernet jenis BNC.
2. LAN Star Topology
Topologi LAN kedua adalah topologi Star. Star seperti halnya anda menarik
satu kabel jaringan setiap komputer menuju ke pusat kosentrasi seperti Switch, itulah
konsep dasar topologi Star. Switch menangani Switching traffic keluar ke node
lainnya dalam jaringan. Gambar diagram berikut ini menunjukkan gambaran topologi
Star.
Gambar 2.2 Topologi Star
Pro:
Manajemen jaringan mudah melalui per port Switch. Manajemen dan
administrasi bisa dilakukan secara remote oleh administrator yang authorized.
Setiap kegagalan di salah satu port tidak akan menyebabkan kegagalan total
jaringan.
Instalasi kabel jaringan ke setiap port tidak akan mengganggu layanan jaringan
seperti halnya pada topologi Bus.
Tidak diperlukan terminator.
Anda bisa perhatikan sekarang ini bahwa hampir semua implementasi jaringan
menggunakan topologi Star dalam implementasi fisiknya.
13
3. Ring Topology
Topologi LAN ketiga adalah topologi Ring. Dibanding topologi Bus dan Star,
topologi Ring ini lebih complex akan tetapi menawarkan feature yang menarik. Node
berkomunikasi dengan formasi Ring, dengan setiap node berkomunikasi langsung
hanya dengan upstream dan downstream tetangganya saja.
Gambar berikut menunjukkan topologi Ring. Sebenarnya topologi Ring ini di
implementasikan secara fisik seperti topologi Star.
Gambar 2.3 Topologi Ring
Pada topologi Ring, akses kepada jaringan dikendalikan melalui sebuah Token
yang melewati dari node ke node dengan mekanisme arbitrasi (juri). Setiap node
mengambil gilirannya dengan mengklaim Token saat Token melewati dari tetangga
ke tetangganya, dan saat node mengambil Token, mengambil gilirannya dan
mengirim Token kedalam ring. Sebuah data packet di kirim dari node ke node
berikutnya sampai ke node tujuan. Setelah node tujuan menerima packet, ia
memodifikasi paket untuk menstempel bahwa paket diterima dan dikirim kembali ke
dalam ring. Akhirnya paket menyelesaikan berkeliling kedalam ring dan node yang
mengirim menerima kembali Token tersebut dan memberikan catatan kalau paket
sudah terkirim sempurna. Jika node pengirim sudah selesai, kemudian ia akan
melepas Token ke tetangganya dan proses berulang lagi.
Topologi Ring ini khususnya dipakai pada jaringan Token-ring
Pro:
Tidak diperlukan mekanisme collision detection, sehingga Topologi ring
memberikan bandwidth maksimal.
14
Troubleshooting lebih mudah karena setia node hanya mengetahui dan
berinteraksi dari kedua sisi tetangganya saja.
Cons:
Firmware untuk memelihara Ring adalah sangat complex dan harus ada pada
setiap Card jaringan yang ikut berpartisipasi dalam jaringan
Implementasi Ring adalah sangat mahal dan hampir semua jaringan LAN
sekarang ini hampir semuanya memakai jaringan Ethernet karena lebih murah
dan gampang didapat dipasaran.
4. Mesh Topology
Topologi LAN lainnya adalah topologi Mesh yang merupakan suatu hubungan
satu sama lain diantara beberapa node. Umumnya, suatu topologi mesh dimaksudkan
untuk keperluan redundancy. Setiap jaringan kampus harus menerapkan suatu
topologi mesh untuk mencapai tingkat redundancy dan fault tolerance yang
merupakan tuntutan bisnis dari jaringan data mereka.Ada dua jenis mesh yaitu full
mesh dan partial mesh topologi. Full mesh – setiap node saling berhubungan satu
sama lain dengan dedikasi line tersendiri sementara partial seperti namanya hanya
sebagian saja mempunyai jalur menurut kebutuhan.
Gambar berikut menunjukkan topologi Mesh secara umum, setiap piranti /
node mempunyai koneksi ke setiap piranti lainnya pada jaringan.
Gambar 2.4 Topologi Mesh
Pros:
Partial mesh dirancang untuk memberikan redundancy dimana memang
diperlukan saja.
15
Cons:
Full mesh adalah sangat tidak praktis terkecuali untuk jaringan yang skalanya
kecil saja.
Biaya implementasi full mesh adalah sangat mahal sekali karena bersifat
redundancy untuk keperluan fault tolerance.
5. Hybrid Topologies
Pada environment yang besar, anda bisa mengimplementasikan banyak switches
satu sama lain untuk membuat jaringan LAN yang besar agar bisa mendukung banyak
node. Topologi hybrid ini menggabungkan topologi-topologi diatas bersama untuk
membentuk tiga topologi hybrid yang popular: Tree, Hyrarchical star, dan star
wireless.
a. Tree Hybrid Topology
Gambar dibawah menunjukkan kombinasi topologi: Star topologi
dikombinasikan dengan topologi bus.
Gambar 2.5 Topologi Tree
Pro:
Suatu komputer yang gagal tidak akan menyebabkan kegagalan semua
system jaringan.
Jika satu switch tidak berfungsi, ia akan hanya tidak berfungsi pada
jaringan pada switch itu saja, sementara komputer lainnya pada switch
yang lain masih bisa berkomunikasi secara normal.
16
Cons:
Jika ada masalah pada backbone, maka setiap group switch hanya bisa
berkomunikasi pada segmen-segmen switch saja.
b. Hierarchical Star Topology
Untuk jaringan yang besar anda bisa melakukan konfigurasi dalam
topologi hierarchical star seperti tampak dari gambar berikut ini.
Gambar 2.6 Topologi Hierarchical Star
Pros:
Bisa diimplementasikan pada jaringan yang luas.
Switches bisa dikonfigurasikan secara redundancy untuk menghindari
satu kegagalan tunggal uplink.
Cons:
Ada batasan ukuran besarnya jaringan seperti design IP address dan
juga issue masalah timing jika tanpa memperkenalkan technologi
routing.
2.1.5. Model Referensi OSI dan Standarisasi
Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor komputer
diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetejui berbagai fihak. Seperti
halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan
penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah fihak. Dalam
dunia komputer dan telekomunikasi interpreter identik dengan protokol. Untuk itu
maka badan dunia yang menangani masalah standarisasi ISO (International
Standardization Organization) membuat aturan baku yang dikenal dengan nama
17
model referensi OSI (Open System Interconnection). Dengan demikian diharapkan
semua vendor perangkat telekomunikasi haruslah berpedoman dengan model referensi
ini dalam mengembangkan protokolnya.
Model referensi OSI terdiri dari 7 lapisan, mulai dari lapisan fisik sampai
dengan aplikasi. Model referensi ini tidak hanya berguna untuk produk-produk LAN
saja, tetapi dalam membangung jaringan Internet sekalipun sangat diperlukan.
Hubungan antara model referensi OSI dengan protokol Internet bisa dilihat dalam
Tabel 2.1.
MODEL OSI
TCP/IP
PROTOKOL TCP/IP
N
O. LAPISAN
NAMA
PROTOKO
L
KEGUNAA
N
7 Aplikasi Aplikas
i
DHCP
(Dynamic
Host
Configurati
on
Protocol)
Protokol
untuk
distribusi IP
pada jaringan
dengan
jumlah IP
yang terbatas
DNS
(Domain
Name
Server)
Data base
nama domain
mesin dan
nomer IP
FTP (File
Transfer
Protocol)
Protokol
untuk transfer
file
HTTP
(HyperText
Transfer
Protocol)
Protokol
untuk transfer
file HTML
dan Web
MIME
(Multipurpo
se Internet
Protokol
untuk
mengirim file
18
Extention)
binary dalam
bentuk teks
NNTP
(Networ
News
Transfer
Protocol)
Protokol
untuk
menerima
dan mengirim
newsgroup
POP (Post
Office
Protocol)
Protokol
untuk
mengambil
mail dari
server
SMB
(Server
Message
Block)
Protokol
untuk transfer
berbagai
server file
DOS dan
Windows
6 Presentasi
SMTP
(Simple
Transfer
Protocol)
Protokol
untuk
pertukaran
SNMP
(Simple
Network
Manageme
nt Protocol)
Protokol
untuk
manejemen
jaringan
Telnet
Protokol
untuk akses
dari jarak
jauh
TFTP Protokol
19
(Trivial
FTP)
untuk transfer
file
5 Sessi
NETBIOS
(Network
Basic Input
Output
System)
BIOS
jaringan
standar
RPC
(Remote
Procedure
Call)
Prosedur
pemanggilan
jarak jauh
SOCKET
Input Output
untuk
network jenis
BSD-UNIX
4 Transport Transp
ort
TCP
(Transmissi
on Control
Protocol)
Protokol
pertukaran
data
berorientasi
(connection
oriented)
UDP (User
Datagram
Protocol)
Protokol
pertukaran
data non-
orientasi
(connectionle
ss)
3 Network Internet
IP (Internet
Protocol)
Protokol
untuk
menetapkan
routing
RIP
(Routing
Protokol
untuk
20
Information
Protocol)
memilih
routing
ARP
(Address
Resolution
Protocol)
Protokol
untuk
mendapatkan
informasi
hardware dari
nomer IP
RARP
(Reverse
ARP)
Protokol
untuk
mendapatkan
informasi
nomer IP dari
hardware
2 Datali
nk
LL
C Networ
k
Interfac
e
PPP (Point
to Point
Protocol)
Protokol
untuk point
ke point
SLIP
(Serial Line
Internet
Protocol)
Protokol
dengan
menggunakan
sambungan
serial
MA
C Ethernet, FDDI, ISDN, ATM
1 Fisik
Tabel 2.1 Hubungan referensi model OSI dengan protokol Internet
Standarisasi masalah jaringan tidak hanya dilakukan oleh ISO saja, tetapi juga
diselenggarakan oleh badan dunia lainnya seperti ITU (International
Telecommunication Union), ANSI (American National Standard Institute), NCITS
(National Committee for Information Technology Standardization), bahkan juga oleh
lembaga asosiasi profesi IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan
ATM-Forum di Amerika. Pada prakteknya bahkan vendor-vendor produk LAN
21
bahkan memakai standar yang dihasilkan IEEE. Kita bisa lihat misalnya badan
pekerja yang dibentuk oleh IEEE yang banyak membuat standarisasi peralatan
telekomunikasi seperti yang tertera pada Tabel 2.2.
WORKING
GROUP BENTUK KEGIATAN
IEEE802.1
Standarisasi interface lapisan atas HILI (High Level
Interface) dan Data Link termasuk
MAC (Medium Access Control) dan LLC (Logical Link
Control)
IEEE802.2 Standarisasi lapisan LLC
IEEE802.3 Standarisasi lapisan MAC untuk CSMA/CD (10Base5,
10Base2, 10BaseT, dll.)
IEEE802.4 Standarisasi lapisan MAC untuk Token Bus
IEEE802.5 Standarisasi lapisan MAC untuk Token Ring
IEEE802.6
Standarisasi lapisan MAC untuk MAN-DQDB
(Metropolitan Area Network-Distributed
Queue Dual Bus.)
IEEE802.7 Grup pendukung BTAG (Broadband Technical Advisory
Group) pada LAN
IEEE802.8 Grup pendukung FOTAG (Fiber Optic Technical
Advisory Group.)
IEEE802.9 Standarisasi ISDN (Integrated Services Digital Network)
dan IS (Integrated Services ) LAN
IEEE802.10 Standarisasi masalah pengamanan jaringan (LAN
Security.)
IEEE802.11 Standarisasi masalah wireless LAN dan CSMA/CD
bersama IEEE802.3
IEEE802.12 Standarisasi masalah 100VG-AnyLAN
IEEE802.14 Standarisasi masalah protocol CATV
Tabel 2.2 Badan pekerja di IEEE
22
2.2.Signal
2.2.1. Pengertian Signal
Proses pertukaran sinyal antar komponen jaringan telekomunikasi di dalam
rangka pembentukan koneksi, maintenance koneksi, dan pemutusan koneksi.
2.2.2. Persyaratan Signaling
Dari sudut pandang pelanggan
Transfer informasi harus andal
Contoh: pelanggan yang ditujulah yang ringing
Call set up yang cepat
Tidak ada noise akibat adanya signalling
Pengaruh signalling system terutama pada waktu set-up
Waktu tunggu mendapat dial tone setelah off-hook
Waktu mendial (pulse dial atau DTMF)
Waktu untuk mentransfer informasi digit antar sentral dan pembentukan
koneksi
2.2.3. Frekuensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang
waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan
jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini
dengan panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz
(Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan
fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi
satu kali per detik.
23
BAB III
PEMBUATAN LINK MENGGUNAKAN MEDIA WIRELESS LAN
Kelompok perencanaan instalasi dan pekerja lapangan
Inge Yulensa Putri
Pahlevi Ridwan Putra
Rifaldi Ramadhan Prasetya
Rismanto
3.1 OVERVIEW
3.1.1 Rencana Pekerjaan
1. Membuat link antara SMAN 2 Cimahi dan SMPN 7 Cimahi
2. Media yang digunakan Wireless denan frekuensi 2,4 Ghz dengan karakteristik
jaraknya cocok untuk komuniaksi menengah dan pendek cocok untuk
komunikasi jarkom LAN dan yang karakteristiknya sama.
3.2 Link dan identitas SMAN 2 Cimahi dan SMP 7 Cimahi
3.2.1 SMAN 2 CIMAHI
pembimbing= Pak Joni (085659907316)
Di sman 2 cimahi terdapat 2 koneksi internet yang terpisah yaitu dengan
menggunakan speedy dengan bandwidth 2 mb dan wastamba untuk wireless
dengan menggunakan bandwidth 2 mb.
Untuk hostpot di sman 2 cimahi terdapat hostpot untuk guru dan siswa
1. guru = menggunakan koneksi dari speedy dengan bandwidth dibebaskan
(unlimited)
2. siswa = menggunakan koneksi dari wastamba dengan bandwidth terbatas
Di sman 2 cimahi menggunakan topologi star. Dengan menggunakan switch 8
port sampai 16 port, dan 1 router dari wastamba.
Sayangnya untuk jadwal maintenance di sman 2 cimahi, tidak ada jadwal
khusus, tidak terdapat tower dan data masih terpisah (1 ruangan 1 server).
Di sman 2 terdapat 5 ruangan yang memakai jaringan yaitu 1 ruangan untuk
guru, 2 ruangan untuk siswa, 1 ruangan untuk TU dan 1 ruangan untuk data center.
24
Pengarsipan sudah sangat baik dengan implementasi database pada
pelaksanaan pembelajarannya. Absensi siswa guru dan perpustakaan sudah
terintegrasi database dan berjalan dengan baik.
Tidak terdapat Tower komunikasi
Lab 1 (siswa) terdapat 1 server, 32 client, 1 router, 2 hub 16 port dan 1 access
point.
Lab 2 (siswa) terdapat 1 server, 32 client, 1 router, 2 hub 16 port dan 1 access
point.
3.2.1 SMPN 7 CIMAHI
pembimbing= Pak Dudun (08112265220)
Di smpn 7 cimahi dibangun jaringan LAN sejak tahun 2007, internet 2008 dan
hostpot jaringan 2009.
dengan menggunakan topologi start.
Di smpn 7 cimahi terdapat 2 lab yaitu
1. lab komputer: di bridge ke lab bahasa
2. lab bahasa: terdapat 18 PC
Untuk akses internet smpn 7 cimahi menggunakan ADSL Speedy dengan
bandwidth 1 Mbps. Untuk bandwidth guru disamakan dengan bandwidth untuk
siswa.
Sayangnya di smpn 7 cimahi belum terdapat server utama, belum terdapat tower
dan banyak kerusakan yang terjadi karena OS.
25
3.3 Media
PETA LOKASI SMAN 2 DAN SMPN 7 CIMAHI DARI GOOGLE EARTH (survei
site)
SMPN 7 CIMAHI Jl. Kebon Jeruk Cibeureum Cimahi Selatan
S O6° 54. 116' E 1070 31. 382' 705 m DPL
SMAN 2 CIMAHI Jl. Komp. KPAD Sriwijaya IX NO. 45 A Cimahi Tengah 40524
S 06° 52.590' E 107° 31.594' 740 m DPL
26
3.3.1 Pemetaan Koneksi
Komunikasi yang memungkinkan untuk membuat link tersebut. dapat
dicapai dengan berdasarkan informasi :
1. lokasi titik pengamatan
2. ketinggian titik pengamatan
3. kondisi lingkungan (bangunan diantara link yang akan dibuat).
4. kondisi jaringa sebelumnya
maka rekomendari link yang akan dibangun adalah
INFORMASI PETA LOKASI PENGAMATAN
SMAN 2 CIMAHI dan SMPN 7 CIMAHI dihubungkan dengan media wireless 2,4 Ghz
melaui 2 NOC yaitu di SMKN 1 CIMAHI dan SMPN 2 CIMAHI
ALASAN :
1. kondisi area pembuatan link paling bagus (kurang terdapat bangunan tinggi)
27
2. SMKN 1 CIMAHI sangat memungkinkan untuk dijadikan NOC karena
keberadaan teknologi komunikasi sudah cukup, serta terdapat tower
komunikasi yang cukup tinggi.
3. SMPN 2 sudah membuat link sebelumnya dengan SMPN 2 dengan Bandwidth
yang cukup besar. Untuk dibagi lagi.
3.2 Survey Site
3.2.1 Informasi Peta Lokasi Pengamatan
Informasi terkait :
SMAN 2 CIMAHI Jl. Komp. KPAD Sriwijaya IX NO. 45 A Cimahi Tengah 40524
S 06° 52.590' E 107° 31.594' 740 m DPL
SMPN 7 CIMAHI Jl. Kebon Jeruk Cibeureum Cimahi Selatan
S O6° 54. 116' E 1070 31. 382' 705 m DPL
SMPN 2 CIMAHI Jl. Sudirman No. 152 Cimahi Tengah
28
S 0653.402’ E 107° 32.048’ 735 m DPL
SMK NEGERI 1 CIMAHI Jl. Mahar Martanegara No.48 Cimahi Selatan
S 06°54.076’ E 107°32.335’ 724 m DPL
2,548 Km
1,325 Km
728 m
3.2.2 Informasi Ketinggian Berdasarkan Data
Ketinggian dari 5 titik diatas
750
740
730
720
710
sman 2 smpn 2 smkn 1 smpn 7
740 m 735 m 724 m 705 m
Dari pusat SMKN 1 CIMAHI. Yang ketinggiannya 724 m DPL
Ada selisih 16 meter untuk titik tertinggi
Dan ada selisih 19 meter untuk titik terendah.
29
3.2.3 Gambaran bearing dari titik pusat SMKN 1 CIMAHI
SMKN 1 CIMAHI ke SMPN 7 CIMAHI = 1000
SMPN 7 CIMAHI ke SMKN 1 CIMAHI = 2800
SMKN 1 CIMAHI ke SMPN 2 CIMAHI = 3400
SMPN 2 CIMAHI ke SMKN 1 CIMAHI = 1600
SMKN 1 CIMAHI ke SMAN 2 CIMAHI = 3450
SMAN 2 CIMAHI ke SMKN 1 CIMAHI = 1700
Dari data diatas dan keadaan langsung dilapangan semua titik sudah memiliki
network LAN maupun koneksi internet sendiri. Dengan bandwidth dan kepentingan masing-
masing termasuk SMKN 1 CIMAHI. Pada kesempatan ini kami mencoba membuat titik titik
tersebut menjadi 1 network dalam 1 AS di SMKN 1 CIMAHI
Degnan gambaran topologi dasar.
SMPN 3
CIMAHI
30
Komunikasi yang diharapkan adalah:
1. SMKN SERVER UTAMA penyedia layanan ke SMPN 2 CIMAHI dan SMPN 7
CIMAHI
2. SMAN 2 CIMAHI mendapat layanan koneksi dari SMPN 2 CIMAHI
3. Begitupun SMPN 3 yang mendapatkannya dari SMAN 2 CIMAHI
3.2.4 Kemungkinan Penggambaran Los dan Fresnel Zone
LINE OF SIDE dan FERSNAL ZONE
1. Dari SMKN 1 ke SMP 7 jaraknya cukup jauh dengan berbagai halangan diantara ke 2
titiknya diantaranya keberadaan pabrik-pabrik yang ketinggian bangunannya cukup
tinggi dan lain-lain. Ditambah keadaan SMP 7 yang ketinggiannya -19 m dari SMKN
1
Dan disana tidak ada tower khusus untuk komunikasi jaringan komputer. Berdasarkan
keadannya nyata dilapangan, “tidak mudah” untuk melakukan Penerapan
infrastruktur trestrial diantara 2 titik tersebut. kecuali jika di smp 7 ada tower
komunikasi yang memungkinkan min 5 stage / 25 meter. Yang kemudian diantara 2
node tersebut dihubungkan dengan antena.
31
2. Dari SMKN 1 ke SMPN 2 jaraknya tidak sejauh ke SMPN 7 keadaan dilapangan
tidak menunjukan adanya halangan yg berarti. Hanya tampak 1 bagunan yg
mengganggu yaitu The Edge. Untuk membangaun komunikasi melalui penerapan
infrastruktur komunikasi terestrial perlu ada tower komunikasi di SMPN 2 min 4
stage / 20 meter
3. Link dari SMPN 2 ke SMAN 2 cimahi di ke 2 titik ini dalam keadaanya nyata
dilapangan tidak ada tower komunikasi untuk membangun infrastruktur komunikasi
terestrial. Mengingat perbedaan tinggi ke2nya hanya 5 meter dan tidak ada bangunan
yang menghalangi tercapainya Fzone dan LOS, min dimasing-masing titik terdapat 1
tower komunikasi dengan ketinggian 4 stage /20 meter
3.2.5 Gambaran komunikasi berdasarkan pengembangan dari kondisi dilapangan
32
PEMBAGIAN BANWIDTH
Smkn 1 ke smpn 7 = 1 MBps
Smkn 1 ke smpn 2 = 3 MBps
Smpn 2 ke sman 2 = 2 MBps
3.2.6 Insfrastruktur yang diperlukan
ALAT BANTU (TOOLS)
1. Harkness
2. Obeng + dan –
3. Kabel ethernet (UTP)
4. Laptop (konfigurasi)
5. Lantester
6.
ALAT –ALAT UTAMA
1. 4 Tower Triangle dengan ketinggian 25 m, 40 m, 20 m, 20 m di Smpn 7, Smkn 1,
Smpn 2, dan Sman 2 cimahi
2. Antena yang digunakan :
SMPN 3
CIMAHI
33
a. Interkoneksi antara SMKN 1 dan SMPN 7 menggunakan antena Grid Horizontal
b. Interkoneksi antara SMKN 1 dan SMPN 2 menggunakan antena Grid Horizontal
c. Interkoneksi antara SMPN 2 dan SMAN 2 menggunakan antena Grid Horizontal
d. Interkoneksi antara SMAN 2 dan SMPN 8 menggunakan antena Patch Pannel
3. Mengunakan 6 AP TP-Link TL-WA5210G 600mW
4. Kabel POE untuk AP 200 m
5. Router gateway board MIKROTIK dimasing masing sekolah 4 buah
6. Antena Grid 6 buah
34
Tp-Link TL-WA5210G 600mW
TP-Link WA5210G Outdoor Access Point dengan output power 600mW. Antena
internal 12dBi dengan dual-polarisasi vertical & horizontal, outdoor weatherproof dan
include antipetir. Chipset Atheros. Mode AP, AP Router/AP Client, WISP Client
Router/Bridge/Repeater.
Software Specification
Standards IEEE 802.11g, IEEE 802.11b
Wireless Signal
Rates With
Automatic Fallback
11g: 54/48/36/24/18/12/9/6M(dynamic) 11b:
11/5.5/2/1M(dynamic)
Frequency Range 2.4-2.4835GHz
Wireless Transmit
Power (MAX) 27dBm (MAX Power, For FCC)
35
Modulation
Technology
IEEE 802.11b: DQPSK, DBPSK, DSSS, and CCK IEEE
802.11g: BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM, OFDM
Receiver Sensitivity
802.11g 54M: -76dBm 48M: -78dBm 36M: -82dBm
12M: -91dBm 9M:-92dBm 802.11b 11M:-90dBm 5.5M:-
92dBm 1M:-98dBm
Wireless Mode AP Router Mode AP Client Router Mode (WISP Clent)
AP/Client/WDS Bridge/Repeater mode
Wireless Range 15km with Integrated Antenna 50km Maximum (High
gain directional antenna required)
Wireless Security
SSID Enable/Disable MAC Address Filter 64/128/152-bit
WEP Encryption WPA/WPA2/WPA-PSK/WPA2-PSK
(AES/TKIP) Encryption
Hardware Specification
Interface
One 10/100M Auto-Sensing RJ45 Port(Auto MDI/MDIX,
PoE) One external Reverse SMA Connector One
Grounding Terminal
Antenna 12dBi Dual-Polarized Directional Antenna
Antenna Beamwidth Horizontal: 60° Vertical: 30°
Power Supply Unit Input: Localized to Country of Sale Output: 12VDC /
1.0A Linear PSU
Operating
Temperature -30°C~70°C (-22℉~158℉)
Relative Humidity 10% ~ 90%, Non Condensation
Storage Humidity 5%~95% Non-Condensing
Dimensions 10.4 × 4.7 × 3.2 in. (265×120x83mm)
36
Antena Grid kenbotong 24 dbi 2.4 Ghz
TDJ-2400A High-Performance Reflector Grid Wi-Fi Antenna provides 24 dBi gain
with an 8 degree beam-width for long-range highly directional applications.
Applications include point to point systems, point to multi-point and wireless bridges
in the 2.4GHz ISM band as well as IEEE 802.11b and 802.11g wireless LAN systems.
It can be installed for either vertical or horizontal polarization.
Applications :
37
2.4 GHz ISM Band
IEEE 802.11b and 802.11g Wireless LAN
WiFi Systems
Long-range Directional Applications
Point to Point Systems
Point to Multi-point Systems
Wireless Bridges
Backhaul Applications
Wireless Video Systems
Features :
Superior performance
Cast aluminum construction
UV stable light gray powder coat finish
All weather operation
8° beam-width
12 inch coax lead
Easy to assemble
3.3 Instalasi
3.3.1 Gambaran topologi yang akan diinstalasi
38
Sudut pembukaan antena
SMAN 2 CIMAHI
Antena di sman 2 dengan smpn2 elevasi 89,60
SMPN 2 CIMAHI
Antena di smpn 2 dengan smpn 1 elevasi 89,60
Antena di smpn 2 dengan smkn 1 elevasi 0,10
SMKN 1 CIMAHI
Antena di smkn 1 dengan smpn 2 elevasi 89,90
Antena di smkn 1 dengan smpn 7 elevasi 89,990
SMPN 7 CIMAHI
Antena di smpn 7 dengan smkn 1 elevasi 0,010
3.3.2 Pengujian tahap infrastruktur dan koneksi
1. Tahap instalasi dan pointing antena
39
3.4 Uji Koneksi
3.4.1 Pengujian link menggunakan ping
Dengan standard interfal 20 kali dengan min paket transmision 20000byte
40
3.4.2 Pengujian tahap aplikasi
41
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktek tersebut dapat di simpulkan bahwa untuk membuat link
harus menentukan titik kordinat, bearing, keinggian DPL, infrastruktur yang
diperlukan, melakukan survey site dll dan barulah dilakukan uji koneksi berupa ping
standard, uji aplikasi dan pointing.
4.2 Saran
Kepada para pembaca yang akan membangun link menggunakan wireless
LAN harap berhati-hati terutama dalam pengerjaan di lapangan karena jika tidak hati-
hati dan mengikuti prosedur keselamatan kerja maka akan dikhawatirkan terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Prima.(2009).Pengertian Jaringan Komputer dan Manfaatnya,[online]. Tersedia:
http://prima.kurniawan.students-blog.undip.ac.id/2009/07/13/pengertian-jaringan-
komputer-dan-manfaatnya/[13 Jul 2009]
_____.(2010).Klasifikasi Jaringan Komputer,[online]. Tersedia:
http://virtualgamelan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=
69&Itemid=90[4 Jan 2010]
_____.(2009).Topologi Local Area Network,[online]. Tersedia:
http://www.sysneta.com/topologi-local-area-network[29 Des 2009]
_____.(2011).Jaringan,[online]. Tersedia:
http://fadel05.tripod.com/network/jaringan.html[24 Nov 2011]