Post on 28-Dec-2015
description
PEMBALUTAN DAN PEMASANGAN
BIDAI GIPS
Oleh
NURCHAMID
• PEMBALUTAN Definisi Pembalutan adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan
tertentu. Tujuan Pembalutan Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-hal berikut:
1. Menahan sesuatu, seperti : Menahan penutup luka Menahan pita traksi kulit Menahan bidai Menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan pergeseran Menahan rambut kepala ditempat2. Memberikan tekanan, seperti pada : Kecenderungan timbulnya perdarahan Timbulnya pembengkakan3. Melindungi bagian tubuh yang cedera4. Memberikan “support” terhadap bagian tubuh yang cedera
z
Prinsip-Prinsip Pembalutan1. Balutan harus rapat tapi jangan terlalu erat karena dapat
mengganggu sirkulasi2. Jangan terlalu kendor sehingga mudah tergeser atau lepas3. Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya
gangguan sirkulasi4. Bila ada keluhan balutan terlalu erat, hendaknya sedikit
dilonggarkan tapi tetap rapat, kemudian evaluasi keadaan sirkulasi
Syarat-syarat pembalutan1. Mengetahui tujuan pembalutan yang akan dikerjakan 2. Mengetahui seberapa batas fungsi bagian tubuh tersebut yang
dikehendaki dengan balutan3. Tersedia bahan-bahan yang memadai sesuai dengan tujuan
pembalutan, bentuk serta besarnya bagian tubuh yang akan dibalut
Macam-macam bahan pembalut1. Pembalut segitiga (mitella)
a. Terbuat dari kain tipis, lemas, kuat, biasanya berwarna putih, bentuk segitiga sama kaki
b. Cara memakainya biasanya dilebarkan atau dilipat-lipatc. Terdapat 3 macam pembalut segitiga : segitiga biasa,
plantage, funda
2. Pembalut bentuk pitaa. Pembalut kasa gulungb. Pembalut elastikc. Pembalut tricotd. Pembalut cepate. Pembalut martinf. Pembalut gipsg. Lain-lain
3. Plester Terbuat dari pita berperekat.
• Plaster Cast
Tehnik Pemasangan Bidai Gips
Definisi Bidai adalah suatu alat yang dipakai untuk mempertahankan
(immobilisasi) kedudukan tulang yang patah. Bidai sama dengan spalk/ splint
Plaster cast/ gips adalah suatu alat untuk immobilisasi, memberi istirahat pada tulang sendi, otot dan untuk mencegah serta mengoreksi deformitas
Tujuan Immobilisasi tulang yang patah sehingga memberikan kesempatan
untuk kesembuhan tulang tersebut Mengurangi rasa nyeri
Menstabilkan patah tulang yang unstable.
Plaster of Paris(POP) = Gips Gips dibuat dari hemihydrate calsium sulfat yang
dibumbuhi crinoline, rumus kimianya (CaSO4)2H2O. Apabila bahan ini dicelupkan dalam air, akan bereaksi
melepaskan panas dan terbentuk calsium sulfat hydrate, sehingga saat dipegang terasa hangat.
(CASO4)2H2O + 3H2O 2(CaSO4.2H2O) + panas.
Dengan adanya panas akan timbul penguapan, maka gips menjadi kering dan mengeras secara fisis. Diperlukan waktu sekitar 7 menit untuk menunggu.
Persiapan Kulit Kulit ditempat yang akan dipasang harus bersih dan
kering, bila ada luka,dirawat dengan baik dan ditutup kassa steril.
Persiapan alat• Plaster of paris (gips)• Padding (velband) berupa kapas tipis (stockinette)• Bebat elastis• Air dalam waskom• Gunting gips• Protective boots bagi pemasang gips• Beberapa perlengkapan lain.
Syarat Pemasangan• Bidai gips harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi • Tidak boleh terlalu erat Tehnik pemasangan Plaster of Paris• Plaster of paris dapat dipergunakan dalam dua bentuk
yaitu a. Round and round bandage (circulair gips)b. Longitudinal strip (slabs)
A. Plaster Slabs/Longitudinal Srips Dibuat melalui 2 cara :1. Slaps kering.2. Slaps basah. Merupakan satu kesatuan homogen. Semasih basah,
ditempelkan pada ekstremitas dan dilingkari dengan kasa (verband) atau elastik bandage. Selama pemasangan, ekstremitastidak boleh bergerak, tunggu sampai kering dan keras.
B. Gips Circulair (Round and Round)• Sebelum pemasangan gips, diinformasikan pada pasien tujuan
pemasangan, dan akhir pemasangan gips akan terasa hangat beberapa menit
Tehnik pemasangan Circulair Gips• Tentukan ujung rol daripada plaster agar tidak kesulitan pada awal
pemasangan• Peganglah kedua tepi rol plaster• Masukkan seluruh rol plaster kedalm air, sampai keluar semua
gelembung – gelembung udara kemudian plaster diangkat dari dalam air dan kedua tepi rol diremas agar selama pemasangan bentuk rol tidak rusak(telescoping)
• Tungkai yang akan dipasang cast, dipasang kapas gulung (padding)/bantalan
• Boleh dimulai dari ujung distal menuju ke proksimal atau sebaliknya
• Tiap melingkarkan plaster (rolling) secara spiral, permukaannya dihapus untuk meratakan (dihaluskan searah dengan arah melintang pemasangan plaster)
• Rolling dengan hati-hati tidak boleh dengan keras menjirat, cukup digulirkan sajapada permukaan secara lepas (loose)
• Kedua pembantu memegang tungkai dimana fraktur sudah dipersiapkan dengan telapak tangan yang terbuka dan mempertahankan posisi fraktur, tidak boleh bergerak baik pada garis fraktur ataupun sendi, agar plaster tidak mengalami kerusakan/patah pada saat terjadi “interlocking” kristal-kristal gipsum.
• Posisikan persendian sesuai dengan tujuan terapi, jangan sendi difleksikan setelah dipasang gips bisa mengakibatkan bendungan (kompartement) dan atau menekan kulit dengan akibat necrosis
• Lama proses pengerasan plaster tergantung dari jenis plaster (7 menit)
• Setelah plaster cast keras, tepi-tepi yang tidak rata dan menonjol, berlebihan, dipotong, kulit yang terkontaminasi plaster dibersihkan
• Beri tanda lokasi fraktur, tanggal pembuatan
Catatan Membersihkan tangan yang mengandung plaster dengan air dalam
waskom yang tersedia, jangan mencuci tangan pada air keran sebab bisa membuntu saluran akibat endapan gipsum.
Begitu juga janga membuang air waskom yang mengandung gipsum kedalam bak keran (wastafel).
Post Plastering, perlu diperhatikan :
1. Adanya tanda-tanda kompartemen sindrom2. Tungkai bawah dielevasi dengan 1 bantal selama 2-3 hari agar oedema
tidak bertambah3. Jangan digunakan untuk jalan agar plaster cast tidak rusak/patah, tunggu
sampai kering dan keras betul (24-48 jam), jangan ditutupi selimut4. Bagian distal (jari-jari tangan atau kaki) digerak-gerakkan setelah
pemasangan plasteratau setelah sadar dari pembiusan, warna kulit diperhatikan, pengisian kapiler. Pada anak-anak, gerakan ini dilakukan secara pasif
5. Plaster cast diperhatikan jangan rusak (keropos, patah), jangan kena air, kemasukan benda asing spt pasir, lidi, jepit dll, dan jangan sekali-kali digaruk dengan lidi.
6. Bila plaster cast sudah kering, mobilisasi dengan dua tongkat dan sesering mungkin melakukan latihan otot.
Komplikasi plastering1. Dini : sindroma kompartement2. Dalam masa plaster cast :
Pressure sores (decubitus) Oedema bagian distal dari plaster cast Dermatitis Nerve palsy (tekanan) Atrofi otot-otot Osteoporosis (lokal) Kaku sendi Berbaring lama : hypostatik pneumonia, decubitus, urinary
tract infection, gangguan defekasi, gangguan psychis. Sindroma Kompartemen
Suatu keadaan akibat dari kenaikan tekanan dalam rongga yang terbatas
sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan gangguan fungsi daripada
jaringan yang terdapat dalam rongga tersebut.
• Gejala dan tanda kompartemen syndrom1. Nyeri yang hebat2. Syaraf : akibat tekanan yang meningkat dan ischaemia:
a. Paraesthesia (sensoris)b. Paralysis (motoris)
3. Tungkai tampak oedema yang hebat Komplikasi kompartemen syndrom1. Kontraktur2. Gagal ginjal3. Infeksi post fasciotomy EMERGENCY Segera datang ke dokter orthopedik ,tidak boleh ditunda bila ada
tanda-tanda sindroma kompartemen.• Penderita dirawat dirumah sakit• Cast segera dibuka total sampai tampak kulit• Observasi ketat dan berkala• Bila dalam 1 jam tidak ada kemajuan, dilakukan tindakan operasi
(fasciotomy)
Membuka plaster
Tindakan membuka plaster dikerjakan apabila :
1. Penggantian plaster
2. Berhenti memakai plaster
3. Pada kompartemen syndrom yang membakat
Membuat jendela pada plaster cast
Tujuan :
• Mempermudah observasi keadaan luka • Mempermudah perawatan luka.
• TRAKSI Tujuan :• Imobilisasi pada fraktur• Menghilangkan spasme dari otot pada penyakit sendi dan tulang• Mrngurangi/menghilangkan oedema Dua jenis pemasangan traksi, yaitu :1. Traksi Kulit (Skin Traction) Menggunakan gips lebar yang direkatkan pada kulit dan diperkuat dengan
elastik. Jenis Traksi Kulit :
Traksi Ekstensi dari Buck Plaster melekat secara sederhana dengan memakai katrol.
Merupakan traksi sementara pada orang dewasa sebelum dilakukan reposisi terbuka.
Traksi Dunlop, dipergunakan pada fraktur suprakondiler humeri anak-anak.
Traksi Bryant/Gallow, dipergunakan pada fraktur femur anak-anak usia kurang dari 2 tahun.
Traksi Russel Hamilton, digunakan pada anak usia lebih dari 2 tahun dan kurang dari 10 tahun.
Indikasi Traksi kulit Terapy pilihan pada fraktur femur dan beberapa fraktur suprakondiler
humeri anak-anak Merupakan pengobatan sementara pada fraktur sambil menunggu terapy
definitif Fraktur-fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabil Pada spasme otot/kontraktur sendi (sendi lutut dan panggul) Pada kelainan tulang belakang (Hernia Nukleus Purposus/spasme otot-otot
tulang belakang) Komplikasi Abrasi Infeksi Allergi pada kulit
2. Traksi pada Tulang Biasanya menggunakan kawat Kirschner (K-Wire) atau batang dari
steinmann pada lokasi tertentu : Proksimal tibia Kondilus femur Olekranon Bag. Distal metakarpal Trokanter mayor
Gambar macam-macam Traksi
Gallow/Bryant’s Buck’s
Dunlop’s Russel’s
K-Wire dan Steinmann Pin
Daerah metafisis Insisi kulit
Calcaneal Proksimal tibia
Olekranon
TEKNIK HEACTING DAN PEMBIDAIAN
Menjahit luka adalah mendekatkan tepi-tepi luka dan mempertahankannya dengan benang atau jahitan.
Dilakukan pada luka terbuka dimana untuk penutupannya diperlukan pendekatan dari tepi-tepi luka.
Teknik dalam penjahitan luka1. Luka baru yang belum memasuki masa
kontaminasi, dirawat secara primer : Pembersihan lapangan sekitar luka Pembersihan luka itu sendiri Pembuangan debris atau kotoran Penjahitan luka secara sempurna
2. Luka yang telah melampaui masa kontaminasi, dirawat secara sekunder :
Pembersihan lapangan sekitar luka Pembersihan luka dari kotoran/debris Melakukan eksisi dari luka Menjahit luka secara longgar
3. Subkutan dan kulit harus dijahit lapis demi lapis
4. Tepi luka harus dibuat eversi
5. Tepi-tepi luka harus sama tebalnya
6. Jaringan dibawah kulit dan subkutan dijahit dengan benang yang bisa diserap, sedangkan kulit dijahit dengan benang yang tidak diserap
Macam instrumenPincet chirurgieNaald voerder/pemegang jarumJarum dan benangPisau/mesGunting benangKlem untuk hemostasis
Prinsip dalam penjahitan luka1. Bekerja secara aseptik
2. Buang jaringan yang mati
3. Hindari ruang mati (dead space) dan tegangan (tension)
4. Bekerja secara halus
5. Gunakan instrumen yang kecil
6. Usahakan diseksi jaringan secara tajam dengan menggunakan pisau atau gunting
7. Pertahankan jaringan selalu lembab
8. Gunakan jarum dan benang yang halus untuk menghindari timbulnya “suture mark”.
9. Jangan terlalu banyak membuang jaringan yang sebetulnya masih hidup
10. Seminimal mungkin menggunakan drain
11. Setelah penjahitan, bagian tubuh tersebut diistirahatkan dan diusahakan dielevasi
12. Jangan mengandalkan efek dari antibiotika
Komplikasi 1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Terbentuknya suture mark
4. Terbentuknya keloid
Menghindari timbulnya “suture mark” Suture mark adalah scar yang secara
permanen timbul pada permukaan kulit akibat bekas jahitan.
1. Lepas jahitan jangan terlalu lama
2. Hindari timbulnya tension dan jahitan yang terlalu ketat
3. Jarak jahitan dengan tepi luka sedekat mungkin
4. Hindari timbulnya infeksi pada tempat masuknya benang
PEMBIDAIAN
Pengertian Memasang alat untuk mempertahankan
kedudukan tulang Dilakukan pada patah tulang terbuka/tertutup Tujuan : Mencegah pergerakan tulang yang patah Mengurangi nyeri Mencegah cidera lebih lanjut Mengistirahatkan daerah patah tulang Mengurangi perdarahan
Prinsip pembidaianPastikan ABC amanKontrol perdarahanPasien sadar ; informasikan adanya nyeriBuka daerah yang akan dibidaiPeriksa dan catat PMS (pulse, motor, sensasi)
sebelum dan sesudahLuka terbuka, tutup dengan kasa sterilBidai mencakup sendi atas dan bawah cideraBerikan bantalan yang lunakBila ragu-ragu apakah ada fraktur/tidak, lakukan
bidai untuk pencegahan
Jenis dan tehnik pembidaianBidai kaku (rigit splint) : cardboard, plastik kaku,
kayu, vacum splint.Bidai lunak (soft splint) : air splint, bantal sling.Sling dan bebat (sling and swathe) : anggota
tubuh diikat dan digantung keanggota tubuh.Bidai tarik (traction splint) : alat khusus untuk
fraktur femur untuk membidai sekaligus menarik pada kaki.