Post on 16-Apr-2017
BIOFARMASIPARENTERAL INTRAVENA
• Laras Atlisia• Laura Anastasia D• Lia Ayu Rahmawati• Lufita Anggraini• Maharani Wayah I• Mela Roviani• Meta Yunita P
KELOMPOK 6
Pemberian obat dengan cara memasukan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah ke jantung
Definisi Injeksi Intravena
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
Lanjutan ….
• Dapat dilakukan pada ( indikasi ) :– Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan
dengan cepat– Pasien yang terus menerus muntah-muntah– Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat
mulutnya.– Typoid– Sesak nafas – Epilepsi atau kejang – kejang
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
• Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari
pada dengan injeksi perenteral lain
• Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
• Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
Tujuan Injeksi
• Pemberian Intravena menghilangkan semua masalah penyerapan karena zat aktif langsung masuk ke dalam peredaran darah. ( Verain, A dkk.1993.Farmasetika 2 Biofarmasi Edisi Ke 2.Surabaya:Airlangga University Press )
• Pemberian intravena (IV) tidak mengalami absorpsi tetapi langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik, sehingga kadar obat dalam darah diperoleh secara capat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita. Kerugiannya adalah mudah tercapai efek toksik karena kadar obat yang tinggi segera mencapai darah dan jaringan, dan obat tidak dapat ditarik kembali. (http://farmasiblogku.blogspot.com/2010/05/rute-pemberian-obat.html )
Absorpsi Pada Pemberian Parenteral
LOKASI INJEKSIMemberikan obat melaui vena secara langsung, di antaranya :• vena medianan cubitus / cephalika ( daerah lengan )
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
• vena saphenous ( tungkai ) vena jugularis ( leher )
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
• Vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala
Sumber : http://majakoesoemasari.blogspot.com/2011/08/injeksi-intravena.html
TIPE CAIRAN INTRAVENA
A. Isotonik Suatu cairan yang memiliki tekanan osmotic yang sama dengan ada didalam plasma.
1) Nacl normal 0,9%2) Ringer Laktat3) Komponen-komponen darah (albumin 5%, plasma)4) Dextrose 5% dalam air ( D 5 W )
Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
B. Hipotonik Suatu larutan yang memiliki osmotic yang lebih kecil dari pada yang ada didalam plasma darah. Pemberian cairan ini umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di Intrasel dan Ekstrasel, sel-sel tersebut akan membesar atau membengkak.
1) Dextrose 2,5% dalam Nacl 0,45%2) Nacl 0,45%3) Nacl 0,2%
Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
C. Hipertonik` Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotic yang lebih tinggi dari pada yang ada dalam plasma darah. Pemberian cairan ini meningkatkan konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk kedalam sel untuk memperbaiki keseimbangan osmotic, sel kemudian akan menyusut.
1) Dextrose 5% dalam Nacl 0,9%2) Dextrose 5% dalam Nacl 0,45% (hanya sedikit hipertonis karena
dextrose dengan cepat dimetabolisme dan hanya sementara mempengaruhi tekanan osmotic).
3) Dextrose 10% dalam air4) Dextrose 20% dalam air5) Nacl 3% dan 5%6) Larutan hiperalimentasi7) Dextrose 5% dalam ringer laktat8) Albumin 25
Sumber : http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-terapi-intravena-infus.html
PRODUK INJEKSI INTRAVENA
• Dopamin Giulini
Produksi : PT. Kimia Farma Komposisi : Dopamin HCl 10 mg ; 20 mg/ml Indikasi : Memperbaiki keseimbangan Hemodinamik pada kondisi sindrom syok terhadap infark miokardia, trauma, syok sepsis operasi terbuka gagal jantung, gagal ginjal dan serangan jantung kronis. Dosis : Infus iv :
syok kardiogenik, kegagalan ginjal : dosis rata-rata 200 mcg / mnt (3 mcg / kg BB / mnt ) ; Jarak dosis, 175 – 250 mcg / mnt titik pada pembedahan ( syok pasca bedah ) termasuk bedah jantung : dosis rata-rata 450 mcg / mnt ( 6,5 mcg / kg BB/ mnt ). Syok septik : Dosis rata-rata 50-120 mcg / mnt ( 14 – 17 mcg / mnt ). Efek Samping : Mual, muntah, bertambah beratnya keluhan angina pektoris Kontra Indikasi : Feokromositoma
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
TERIMA KASIHTERIMA KASIH