Post on 15-Sep-2015
description
PROPOSAL PERENCANAAN INDUSTRI
INDUSTRI PAKAN IKAN
Disusun oleh : Hidayatul Fijriyah121710101127Anindhita Hapshari Fitria 121710101128Larasati Gandaningarum121710101130Yogi Fathur Rahman121710101131Maulandha A.Khunandy 121710101133Wilibrodus Tri Hapsoro121710101134Andi Prasetio 121710101135Ages Dwiga Marzelly 121710101132Naili Mawadatur R 121710101136Iva Evanda Erna121710101137THP C/KEL. 4
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER2015DAFTAR ISIDAFTAR HALAMAN 1BAB 1. RINGKASAN EKSEKUTIF2BAB 2. ANALIS PRODUKSI 42.1 Proses Produksi52.2 Bahan Baku dan Kapasitas Produksi6BAB 3. ANALIS EKONOMI 13.1 2BAB 2. ANALIS PRODUKSI 42.1 Proses Produksi5
BAB 1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Pakan ikan memiliki potensi yang cukup tinggi untuk dikembangkan. Menurut MedanBisnis - Medan. Kebutuhan pakan ikan/udang secara nasional tahun 2015 mencapai 9,27 juta ton di mana 49% nya merupakan kebutuhan pakan ikan air tawar seperti ikan mas, nila, gurame, patin dan lele. Tingginya nilai permintaan pasar terhadap pakan ikan memberikan potensi yang amat besar terhadap industri pakan ikan yang akan kami kembangkan. Selain itu, bahan baku untuk produksi pakan ikan sangat melimpah. Bahan baku yang digunakan pada industri pakan ikan yaitu tepung gaplek yang dibuat dari ubi kayu dan bekatul. Rata-rata produksi ubi kayu tertinggi pada beberapa daerah di jawa timur yaitu di daerah Ponorogo, Pacitan, Malang dan Trenggalek. Data produksi ubi kayu di Jawa Timur dapat dilihat pada tabel 1.Tabel 1. Produksi Ubi Kayu di Jawa Timur Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi KayuArea Harvested, Productivity and Production of Cassava2013
Kabupaten/KotaRegency/CityLuas PanenArea Harvested (Ha)ProduktivitasProductivity(Kw/Ha)Produksi Production(Ton)
[1][2][3][4]
Kabupaten /Regency
Pacitan17.695200.83355.366
Ponorogo22.413258.11578.494
Trenggalek11.267241.38271.968
Tulungagung8.006158.84127.168
Blitar4.521241.46109.165
Kediri3.472233.8481.189
Malang12.989258.67335.980
Lumajang2.126151.4232.193
Jember2.427171.7341.679
Banyuwangi1.958193.1637.821
Bondowoso6.040195.23117.918
Situbondo 383215.498.253
(Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Timur)Pada bahan baku bekatul jumlah produksinya berbanding lurus dengan produksi beras. Sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai pangan pokok mereka, sehingga hasil samping bekatul pun jumlahnya cukup tinggi. Sebagai gambaran berdasarkan data BPS, produksi padi di Indonesia tahun 2010 mencapai 65,98 juta ton gabah kering giling. Dengan 10 persen dari total produksi padi dapat menghasilkan bekatul, maka diperkirakan akan dapat menghasilkan 6,59 juta ton bekatul.Jumlah produksi yang banyak tersebut harus diikuti dengan penggunaan yang tepat. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan yaitu mengolah bahan tersebut menjadi pakan ikan. Pengolahan menjadi pakan ikan dapat meningkatkan nilai jual bahan bahan tersebut. Selain itu, bahan yang sudah diolah menjadi pakan ikan juga lebih diminati daripada bahan mentahnya.
BAB 2. ANALISIS PRODUKSI
2.1 Proses ProduksiUntuk pembuatan pakan ikan, ubi kayu diolah menjadi tepung gaplek terlebih dahulu. Diagaram alir pembuatan tepung gaplek dapat dilihat pada gambar 1, sedangkan diagaram alir pembuatan pakan ikan dapat dilihat pada gambar 2.
250 kg Ubi kayuPengupasanPengecilan ukuranPencucianPengeringan110 kg Tepung gaplekPenggilinganKulit
Gambar 2.1. Diagaram Alir Pembuatan Tepung Gaplek
100 kg katulPencampuranPengukusanPencampuran dan pengadukanPencampuranAdonanPenggilinganPengeringanPengemasan2 L tesaki cair50 L air matang- Tepung gaplek 10 kg-Garam halus 2 kg Produk pakan ternak
Gambar 2.2. Diagaram alir pembuatan pakan ikan2.2 Bahan Baku dan Kapasitas ProduksiBahan baku merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam mendirikan suatu industri. Ketersediaan dan sifat bahan baku sangat mempengaruhi proses produksi pada industri yang dijalankan. Ketersediaan bahan baku harus mencukupi untuk memenuhi kapasitas produksi setiap periodenya. Bahan baku dari pakan ikan adalah bekatul dan tepung gaplek yang jumlahnya cukup banyak. Selain itu ada bahan lain yaitu tesaki cair dan garam kasar. Rincian bahan baku dan kapasitas produksi dapat dilihat pada tabel 2.1.Tabel 2.1 Bahan Baku dan Kapasitas Produksi Industri Pakan IkanNo Deskripsi Unit Velume (per hari)Volume (per tahun)
1Kapsitas ProduksiKg11033000
2Bahan Baku
Bekatul Kg10030000
Tepung gaplekKg103000
Garam kasarKg2600
Tesaki cairL4 botol / 0,5 L1200 botol
2.3 Lay Out Pabrik (Tata Letak Pabrik)
BAB 3. ANALISIS EKONOMI
3.1 Analisis KalayakanAnalisa ekonomi industri pakan ikan meliputi aspek NPV (Net Present Value), IRR, Net BC Ratio, dan PBP (Pay Back Periode). Untuk komponen industri ditampilkan pada tabel 3.1, sedangkan hasil analisa ekonomi ditampilkan pada tabel 3.2. Gambar dari diagram aliran kas industri pakan ternak dapat dilihat pada gambar 3.1. Berikut ini adalah rincian analisa ekonomi industri pakan ikan.Tabel 3.1. Komponen Pada Industri Pakan IkanKomponen Satuan Nilai
Investasi Rp Juta177.080.000
Pemasukan RP Juta/tahun379.500.000
Pengeluaran Rp Juta/tahun293.636.000
Nilai sisa Rp Juta-
Umur investasi Tahun5
Suku bunga%25
Suku bunga deposit bank BRI%7
Suku bunga pembanding%40
Kapasitas produksiKg/tahun33.000
Rp177.080.000Rp293.636.000Rp293.636.000Rp293.636.000Rp293.636.000Rp293.636.000Rp379.500.000Rp379.500.000Rp379.500.000Rp379.500.000Rp379.500.000
Gambar 3.1 Diagram Aliran Kas Industri Pakan Ikan
Tabel 3.2. Hasil Analisa Ekonomi Industri Pakan IkanParameter Nilai Keterangan
NPV53.834.055,2 JutaLayak
IRR39%Layak
B/C1,3Layak
PBP2 tahun 2 hariLayak
Berdasarkan analisa ekonomi yang telah dilakukan diperoleh hasil yang menjelaskan bahwa industri pakan ikan ini layak untuk dikembangkan. Ke empat parameter penentu kelayakan industri diperoleh hasil yang menunjukan layak. Nilai NPV (Net Present Value) adalah sebesar 53.834.055,2 Juta yang dapat dinyatakan layak. Industri pakan ikan ini dikatakan layak dari segi parameter NPV karena nilai NPVnya positif, dimana NPV positif menunjukan bahwa industri tersebut memiliki nilai untung. Untuk parameter IRR diperoleh nilai sebesar 39%, IRR dinyatakan layak karena nilainya lebih besar dari suku bunga MARR. Suku bungan MARR yang dijadikan acuan pembanding adalah suku bungan deposit di BANK BRI yaitu sebesar 7%. Parameter yang ketiga yaitu net B/C ratioyang menunjukan hasil 1,3. Nilai net B/C ratio dinyatakan layak karena nilainya lebih dari 1, dimana nilai net B/C ratio lebih dari 1 menunjukan bahwa benefit atau keuntungan (untung bersih) dari industri tersebut lebih besar dari Cost atau biaya yang dikeluarkan. Sehingga industri tersebut memiliki keuntungan lebih tinggi. Parameter terakhir yaitu PBP (Pay Back Periode) yang menunjukan nilai 2,06 atau 2 tahun 2 hari. PBP tersebut menunjukan bahwa investasi yang diberikan akan kembali dalam jangka waktu 2 tahun 2 hari. Dari ke empat parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa industri pakan ikan ini layak untuk dikembangakan.
3.2 Analisis Sensitivitasa. Perubahan Kenaikan Pengeluaran Sebesar 5%Parameter Nilai Keterangan
NPV (Net Present Value)Rp 14.350.290,46 JutaLAYAK
IRR29,6 %
Net B/C Ratio1,08
PBP (Pay Back Periode)2 Tahun 5 Bulan 26 Hari
Tabel 3.3 Hasil Analisis Sensitivitas : Perubahan Kenaikan Pengeluaran 5%
b. Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 5%Parameter Nilai Keterangan
NPV (Net Present Value)Rp 42.283.524,44 JutaLAYAK
IRR36,89 %
Net B/C Ratio1,24
PBP (Pay Back Periode)2 Tahun 2 Bulan 2 Hari
Tabel 3.4 Hasil Analisis Sensitivitas : Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 5%
c. Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 10%Parameter Nilai Keterangan
NPV (Net Present Value)Rp 30.742.649,68 JutaLAYAK
IRR32,33 %
Net B/C Ratio1,17
PBP (Pay Back Periode)
Tabel 3.5 Hasil Analisis Sensitivitas : Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 10%
d. Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 20%Parameter Nilai Keterangan
NPV (Net Present Value)Rp 7.651.244,16 JutaLAYAK
IRR27,6 %
Net B/C Ratio1,04
PBP (Pay Back Periode)
Tabel 3.5 Hasil Analisis Sensitivitas : Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 20%
e. Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 35%Parameter Nilai Keterangan
NPV (Net Present Value)Rp -26.985.864,12 JutaTIDAK LAYAK
IRR13,9 %LAYAK
Net B/C Ratio0,15TIDAK LAYAK
PBP (Pay Back Periode)
Tabel 3.5 Hasil Analisis Sensitivitas : Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 35%
BAB 4. KESIMPULANLAMPIRAN
Biaya InvestasinoDeskripsisatuan jumlah
1sewa rumah dan gudangpaketRp60.000.000
2perijinan (SIUP)paketRp1.000.000
3instalasi airpaketRp2.500.000
4instalasi listrikpaketRp5.000.000
5peralatan kantorpaketRp4.000.000
6pick upunitRp58.000.000
7alat dan mesinpaketRp46.580.000
Jumlah Rp177.080.000
Mesin dan Peralatannodeskripsikapasitasjumlahhargatotal hargaumur ekonomisbiaya penyusutan
1alat penggiling50-75 Kg/jam1Rp9.000.000Rp9.000.0005Rp1.800.000
2ekstruder50-75 Kg/jam1Rp8.000.000Rp8.000.0005Rp1.600.000
3pengukus besar210 Kg1Rp10.270.000Rp10.270.0005Rp2.054.000
4Oven50 Kg1Rp5.500.000Rp5.500.0005Rp1.100.000
5Siller3Rp270.000Rp810.0005Rp162.000
6Sekrup10Rp60.000Rp600.0002Rp300.000
7timbangan300 Kg3Rp1.700.000Rp5.100.0005Rp1.020.000
8Genset5000 watt1Rp6.300.000Rp6.300.0005Rp1.260.000
9bak besar10Rp100.000Rp1.000.0001Rp1.000.000
Jumlah Rp46.580.000Rp10.296.000
Biaya Variabel (per hari)NODeskripsiunitvolumeunit price (Rp)total cost (Rp/hari)
1bahan baku
KatulKg100Rp3.000Rp300.000
Gaplekkg10Rp4.500Rp45.000
garam kasarKg2Rp5.000Rp10.000
tesaki cairL2Rp60.000Rp120.000
2bahan bakar L3Rp6.500Rp19.500
3Kemasan
PlastikM10Rp5.000Rp50.000
Zakkarung16Rp1.000Rp16.000
4operating labor (5 orang)Rp5Rp48.000Rp240.000
5Transportasi
SolarL5Rp6.500Rp32.500
Jumlah Rp833.000
Biaya Tetap (per hari)nodeskripsiunitvolume/tahunvolume/hariunit/price(Rp)total cost(Rp/hari)
1listrikKwh1000033,33333333Rp1.100Rp36.667
2airM31500050Rp1.496Rp74.800
3penyusutanRp10,003333333Rp10.296.000Rp34.320
JumlahRp145.787
Harga Pokok ProdukunitvaluePer tahun
biaya variabelRp/hariRp833.000Rp249.900.000
biaya tetapRp/hariRp145.787Rp43.736.000
total biayaRp/hariRp978.787Rp293.636.000
volume produksiKg/hari110Rp33.000
Jumlah hari kerjahari300
harga pokok produksiRp/hariRp8.898
margin keuntungan%25
harga jualRp/KgRp11.123
harga jual finalRp/KgRp11.500
Proyeksi Pendapatandeskripsiunittahun 1tahun 2tahun 3tahun 4tahun 5
produksiKg/tahun3300033000330003300033000
hargaRp/KgRp11.500Rp11.500Rp11.500Rp11.500Rp11.500
penjualanRp/tahunRp379.500.000Rp379.500.000Rp379.500.000Rp379.500.000Rp379.500.000
Cash Flownoparametertahun 0tahun 1tahun 2tahun 3tahun 4tahun 5
1penjualanRp379.500.000Rp379.500.000Rp379.500.000Rp379.500.000Rp379.500.000Rp379.500.000
2pembiayaan
2.1investasiRp177.080.000Rp177.080.000Rp177.080.000Rp177.080.000Rp177.080.000Rp177.080.000
2.2biaya tetapRp145.787Rp145.787Rp145.787Rp145.787Rp145.787Rp145.787
a.listrikRp36.667Rp36.667Rp36.667Rp36.667Rp36.667Rp36.667
b. airRp74.800Rp74.800Rp74.800Rp74.800Rp74.800Rp74.800
c. PenyusutanRp34.320Rp34.320Rp34.320Rp34.320Rp34.320Rp34.320
2.3biaya variabelRp833.000Rp833.000Rp833.000Rp833.000Rp833.000Rp833.000
A. BAHAN BAKU
KatulRp90.000.000Rp90.000.000Rp90.000.000Rp90.000.000Rp90.000.000Rp90.000.000
GaplekRp13.500.000Rp13.500.000Rp13.500.000Rp13.500.000Rp13.500.000Rp13.500.000
garam kasarRp3.000.000Rp3.000.000Rp3.000.000Rp3.000.000Rp3.000.000Rp3.000.000
tesaki cairRp36.000.000Rp36.000.000Rp36.000.000Rp36.000.000Rp36.000.000Rp36.000.000
B. BAHAN BAKARRp5.850.000Rp5.850.000Rp5.850.000Rp5.850.000Rp5.850.000Rp5.850.000
C. KEMASAN
PlastikRp15.000.000Rp15.000.000Rp15.000.000Rp15.000.000Rp15.000.000Rp15.000.000
ZakRp4.800.000Rp4.800.000Rp4.800.000Rp4.800.000Rp4.800.000Rp4.800.000
D. OPERATING LABORRp72.000.000Rp72.000.000Rp72.000.000Rp72.000.000Rp72.000.000Rp72.000.000
E. TRANSPORTASI
SolarRp9.750.000Rp9.750.000Rp9.750.000Rp9.750.000Rp9.750.000Rp9.750.000
BEPharga per KgRp11.500
biaya tetap (F)Rp145.787
biaya variabel per unit (V)Rp7.573
BEP unit37,12160494
BEP RpRp426.898
BEPRp426.898
Analisis Ekonomi Industri Pakan Ikana. NPV P0 = Rp 177.080.000 Anual = Rp 85.864.000 Pa+ = A.(P/A 25%.5)= 85.864.000 x (2,6893)= 230.914.055,2 Juta Ptotal + = Pa P0 = 230.914.055,2 - 177.080.000= 53.834.055,2 JutaNPV = Rp 53.834.055,2 Juta
Pa-= A.(P/A 40%.5)= 85.864.000 x (2,0352)= 174.750.412,8 Juta Ptotal + = Pa P0 = 174.750.412,8 - 177.080.000= -2.329.587,2 Juta
b. IRR
c. B/C
d. PBP
Perubahan Kenaikan Pengeluaran 5%a. NPV P0 = Rp 177.080.000 Anual = Rp 71.182.200 Pa+ = A.(P/A 25%.5)= 71.182.200 x (2,6893)= 191.430.290,5 Juta Ptotal + = Pa P0 = 191.430.290,5 - 177.080.000= 14.350.290,46 JutaNPV = Rp 14.350.290,46 Juta
Pa-= A.(P/A 40%.5)= 71.182.200 x (2,0352)= 144.870.013,4 Juta Ptotal + = Pa P0 = 144.870.013,4 - 177.080.000= -32.209.986,56 Jutab. IRR
c. B/C
d. PBP
Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 5%a. NPV P0 = Rp 177.080.000 Anual = Rp 81.570.800 Pa+ = A.(P/A 25%.5)= 81.570.800 x (2,6893)= 219.368.352,4 Juta Ptotal + = Pa P0 = 219.368.352,4 - 177.080.000= 42.283.524,44 JutaNPV = Rp 42.283.524,44 Juta
Pa-= A.(P/A 40%.5)= 81.570.800 x (2,0352)= 166.012.892,2 Juta Ptotal + = Pa P0 = 166.012.892,2 - 177.080.000= -11.067.107,84 Jutab. IRR
c. B/C
d. PBP
Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 10%a. NPV P0 = Rp 177.080.000 Anual = Rp 77.277.600 Pa+ = A.(P/A 25%.5)= 77.277.600 x (2,6893)= 207.822.649,7 Juta Ptotal + = Pa P0 = 207.822.649,7 - 177.080.000= 30.742.649,68 JutaNPV = Rp 30.742.649,68 Juta
Pa-= A.(P/A 40%.5)= 77.277.600 x (2,0352)= 157.275.371,5 Juta Ptotal - = Pa P0 = 157.275.371,5 - 177.080.000= -19.804.628,48 Jutab. IRR
c. B/C
d. PBP
Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 20%a. NPV P0 = Rp 177.080.000 Anual = Rp 68.691.200 Pa+ = A.(P/A 25%.5)= 68.691.200 x (2,6893)= 184.731.244,2 Juta Ptotal + = Pa P0 = 184.731.244,2 - 177.080.000= 7.651.244,16 JutaNPV = Rp 7.651.244,16 Juta
Pa-= A.(P/A 40%.5)= 68.691.200 x (2,0352)= 139.800.330,2 Juta Ptotal - = Pa P0 = 139.800.330,2 - 177.080.000= -37.279.669,76 Jutab. IRR
c. B/C
d. PBP
Perubahan Penurunan Kapasitas Produksi 35%a. NPV P0 = Rp 177.080.000 Anual = Rp 55.811.600 Pa+ = A.(P/A 25%.5)= 55.811.600 x (2,6893)= 150.094.135,9 Juta Ptotal + = Pa P0 = 150.094.135,9 - 177.080.000= -26.985.864,12 JutaNPV = Rp -26.985.864,12 Juta
Pa-= A.(P/A 40%.5)= 55.811.600 x (2,0352)= 113.587.768,3 Juta Ptotal - = Pa P0 = 113.587.768,3 - 177.080.000= -63.492.231,68 Jutab. IRR
c. B/C
d. PBP