Post on 07-Aug-2015
TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH
PENULIS : IRFAN SIDIQ
FAK/ JUR : FKIP/ PENJASKESREK
KELAS : 3.F
MATE
RI
TUNTUNAN DALAM
MENGHADAPI KEMATIAN
1. MEMANDIKAN JENAZAH
2. MENGKAFANI JENAZAH
3. NENSALATKAN JENAZAH
4. MENGANTARKAN
JENAZAH
5. MENGUBURKAN JENAZAH
TU
NT
UN
AN
DA
LA
M
ME
NG
HA
DA
PI K
EM
AT
IAN
1. Mentalqin atau membimbing dengan kalimat tauhid, yaitu: Laa llaaha
ilallaah. Sabda Nabi saw: “Ajarilah orang yang hendak meninggal di antaramu dengan
membaca: Laa llaaha iIlaIlah.(HR. Muslim, Abu Daud dan Tunnuzi dan thu
Sa’id) “Barangsiapa yang terakhir ucapannya ‘ la ilaaha ilallaah’, pastilah masuk surga. “(HR. Al-Halcim dan Mu’adz bin Jabal)
2. Menghadapkannya ke arah kiblat dalam keadaan berbaring pada sisi badan yang kanan. Dalam riwayat al-Baihaqy dan al- Hakim diceritakan bahwa al- Barra bin Ma’ruf shahabat Nabi saw, ketika mendekati kematiannya beliau berpesan agar dirinya dihadapkannya ke arah kiblat pada sisi badan yang kanan. Pesan beliau dibenarkan oleh Nabi saw
TU
NT
UN
AN
DA
LA
M
ME
NG
HA
DA
PI K
EM
AT
IAN
3. Membacakan surat Yasin. Sabda
Nabi saw: “Yasin adalah jantung al-
Quran, dan tidak seorang pun yang
membacanya dengan mengharapkan
keridhaan Allah dan pahala akhirat
kecuali la akan diampuni Allah. Dan
bacakanlah kepada orang yang telah
dekat ajalnya di antara kamu. “(HR.
Ahmad, Abu Daud, an-Nasa-i, al-
Hakim dan Ibnu Hibban)
TU
NT
UN
AN
DA
LA
M
ME
NG
HA
DA
PI K
EM
AT
IAN
Segera menyelenggarakan Pemakamannya bila telah diyakini
kematiannya. Dan Hishein katanya, bahwa ketika Nabi saw melawat
Thalhah bin Barra’, beliau bersabda: “Tak sempat lagi saya melihat Thalhah kecuali ia telah menjadi mayat! Dari itu
hendaklah kamu cepat memberitahukan kepadaku, dan
mengenai jenazah, hendaklah segera pemakamannya, karena tidak layak bila jenazah Muslim itu ditahan lama-lama
di antara keluarganya. “
(HR. Abu Daud).
TU
NT
UN
AN
DA
LA
M
ME
NG
HA
DA
PI K
EM
AT
IAN
Membayarkan hutangnya.
Nabi saw bersabda: “Nyawa
seorang Mukmin tergantung
kepada hutangnya sampai
dibayarkannya.”(HR. Abmad
dan Ibnu Majah)
TU
NT
UN
AN
DA
LA
M
ME
NG
HA
DA
PI K
EM
AT
IAN
T
TA
TA
CA
RA
ME
MA
ND
IKA
N
JE
NA
ZA
H
Yang diwajibkan dalam memandikan
jenazah adalah meratakan air ke
seluruh tubuhnya sebanyak satu kali.
Disunnahkan untuk meletakkan
jenazah di tempat yang agak tinggi dan
dengan posisi kepala lebih tinggi.
Membungkuskan kain di bagian aurat
jenazah, dad pusar sampai ke lutut,
sebelum ia menanggalkan pakaian
jenazah sehingga auratnya tidak
kelihatan ketika ditanggalkan
pakaiannya.
Menanggalkan baju jenazah dengan pelan dan hati-hati.
Mulai memandikan jenazah dengan mengurut perutnya secara perlahan untuk mengeluarkan kotoran yang ada di dalam tubuhnya dan menghilangkan najis yang melekat pada badannya.
Membersihkan auratnya dengan potongan kain (sarung tangan), karena memegang auratnya secara langsung hukumnya haram.
Memulai dari bagian kanan dan anggota-anggota wudhu
Membasahi kain dengan air, lalu membersihkan gigi-gigi dan hidungnya
TA
TA
CA
RA
ME
MA
ND
IKA
N
JE
NA
ZA
H
Memandikannya dengan tiga kali siraman, dengan
sabun dan sebagainya, dimulai dengan bagian
tubuh sebelah kanannya. Jika dipandang perlu,
karena belum suci, diperkenankan menyiramnya
Iebih dari tiga kali.
Tidak memasukkan air ke dalam mulut jenazah
atau hidungnya, dan cukup membersihkannya
dengan kain.
Lebih utama untuk membilas terakhir kali airnya
dicampur dengan kapur barus atau kamfer (suatu
jenis pewangi yang dikenal umutn).
Jika si jenazah memiliki rambut hendaklah disisir,
tidak membiarkannya kusut masai tetapi juga tidak
boleh dipangkas meski sedikit
TA
TA
CA
RA
ME
MA
ND
IKA
N
JE
NA
ZA
H
Jika jenazah itu perempuan,
disunnahkan agar rambutnya
diuraikan dan setelah dicuci dijalin
kembali dijadikan tiga untai lain
ditaruh di belakang punggungnya.
Sebagian besar ulama menganggap
makruh memotong kuku, begitu juga
mencabut rambut kumis, ketiak dan
kemaluan jenazah walaupun hanya
satu atau dua helai.
Setelah selesai dimandikan, badan
jenazah dikeringkan agar tidak
membasahi kain kafan.
TA
TA
CA
RA
ME
MA
ND
IKA
N
JE
NA
ZA
H
Jika si jenazah terkoyak-koyak karena
terbakar atau sebab lainnya dan tidak
mungkin dimandikan, maka jenazah
itu wajib ditayamumkan menurut
sebagian besar ulama. Caranya,
orang yang menayamumkan itu
memukulkan kedua tangannya ke
tanah, lalu dengan kedua tangan
tersebut ia mengusapkan pada wajah
dan kedua telapak tangan si jenazah.
TA
TA
CA
RA
ME
MA
ND
IKA
N
JE
NA
ZA
H
TA
TA
CA
RA
ME
NG
KA
FA
NI Mengafani dengan tiga
helai kain putih jika laki
dan lima helai jika wanita
yaItu sarung, kerudung,
baju dan dua kain
pembungkus
Mengharumkan kain kafan
dengan wangi-wangian
(parfum)
CA
RA
ME
NS
AL
AT
KA
N
Setiap jenazah muslim dishalatkan,
balk ia masih kecil maupun telah lanjut
usia, laki-laki maupun perempuan
Ketika shalat, imam berdiri pada bagian
kepala jika si jenazah laki-laki dan
berdiri di tengah-tengah (bagian
pinggangnya) jika si jenazah
perempuan, sedang para makmum
berdiri dibelakangnya. Diutamakan
banyak yang menyalatkan. Jika cuma
sedikit disunnahkan membentuk tiga
shaf dan meratakannya.
Dalam shalat jenazah, caranya adalah sebagai berikut:
1) Niat karena Allah.
2) Berdiri (tidak sah dilakukan dengan duduk, kecuali bagi yang uzur).
3) melakukan empat kali takbir. Yaitu melakukan takbiratul ibram (takbir pertama), lalu membaca surat al-Fatihah. Kemudian melakukan takbir kedua, lalu membaca shalawat Nabi. Setelah itu takbir ketiga, lalu membaca doa untuk jenazah. Kemudian melakukan takbir keempat, setelah itu mengucapkan salam
CA
RA
ME
NS
AL
AT
KA
N
Wajib mengubur jenazah di tempat yang aman
dan binatang buas. Jenazah tersebut dihadapkan
ke kiblat. Semakin dalam galian kubur itu
semakin baik.
Lebih utama jika kuburan tersebut adalah lahad.
Yaitu dengan menggalikan untuk si jenazah pada
sisi galian yang paling dekat dengan arah kiblat.
Liang lahad boleh diletakkan di tengah galian
kuburan kalau diperlukan. Misalnya kalau
khawatir dinding tanahnya mudah longsor dan
lain sebagainya.
Menurut sunnah, memasukkan jenazah ke dalam
kubur itu caranya ialah dan bagian belakangnya,
jika hal itu tidak mengalami kesulitan. Jika sulit
boleh dari mana saja.
CA
RA
ME
NG
UB
UR
Dalam kuburan jenazah diletakkan di
atas sisi kanannya dengan menghadap
ke kiblat.
Menanamkan beberapa batu atau
papan di atasnya, lalu menguatkannya
dengan tanah sehingga tanah dan
kerikil tidak berjatuhan mengenai
jenazah.
Setelah itu ditimbun dengan tanah.
tidak boleh ditinggikan dengan bata
(ditembok), dikapur (dicat) atau lainnya.
CA
RA
ME
NG
UB
UR
Dilarang mengubur dalam tiga waktu:
Yaitu waktu matahani terbit sehingga
tampak setinggi tombak. Ketika
matahari berada persis ditengah-
tengah sehingga Ia condong. Dan
ketika matahani hendak tenggelam,
kira-kira setinggi tombak hingga
tenggelam.
Sunnah berdoa bagi jenazah setelah
selesai dikuburkan.
Orang-orang kafir tidak dikuburkan di
pemakaman orang-orang Islam
CA
RA
ME
NG
UB
UR
Sunnah menyapu kubur dengan
telapak tangan tiga kali dan arah
kepala. Usapan pertama sambil
mengucapkan: Minha khalaqnakum
(dan tanah Kami ciptakan kamu).
Usapan kedua sambil mengucapkan:
Wafliha nu’idukum (dan ke tanah kamu
Kami kembalikan), dan pada usapan
ketiga mengucapkan: Waminha
nukhnjukum taaratan ukhra (dan
danipadanya Kami keluarkan pada kali
yang lain).
CA
RA
ME
NG
UB
UR