Post on 12-Nov-2021
1
OPTIMALISASI PENGGUNAAN APLIKASI SOSIOMETRI
UNTUK MENGIDENTIFIKASI POLA PERTEMANAN SISWA
DI SMP NEGERI 5 BONTANG
Oleh :
MEY MARCELLINA
NIP. 199105072019032020
NDH : 21
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN VI
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN
DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SAMARINDA
2019
i
OPTIMALISASI PENGGUNAAN APLIKASI SOSIOMETRI
UNTUK MENGIDENTIFIKASI POLA PERTEMANAN SISWA
DI SMP NEGERI 5 BONTANG
Oleh :
MEY MARCELLINA
NIP. 199105072019032020
NDH : 21
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN VI
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN
DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SAMARINDA
2019
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan karunia, rahmat, serta
hidayah-Nya sehingga laporab hasil aktualisasi dengan judul “OPTIMALISASI
PENGGUNAAN APLIKASI SOSIOMETRI UNTUK
MENGIDENTIFIKASI POLA PERTEMANAN SISWA DI SMP NEGERI 5
BONTANG” dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Laporan hasil aktualisasi
ini dibuat sebagai salah satu penerapan nilai-nilai dasar ASN yang dilaksanakan di
sekolah. Laporan hasil aktualisasi ini merupakan salah satu syarat kelulusan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dengan pola baru yang dilaksanakan di Pusat
Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia di Samarinda tahun 2019.
Berkaitan dengan pembuatan laporan hasil aktualisasi ini, saya sampaikan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Mariman Darto, M.Si. selaku kepala PUSLATBANG KDOD
LAN Samarinda;
2. Ibu Dra. Hj. Sukarsih, M.Pd selaku kepala SMP Negeri 5 Bontang;
3. Bapak Fani Heru Wismono, SE, MA. selaku coach;
4. Seluruh pegawai yang ada di lingkungan UPTD PUSLATBANG KDOD
LAN Samarinda
5. Seluruh widyaiswara;
6. Serta rekan-rekan seperjuangan angkatan VI Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Kota Bontang tahun 2019.
Semoga laporan hasil aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Samarinda, 24 November 2019
Penulis
v
vi
vii
viii
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
yang mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS). Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 12
Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil,
menyatakan bahwa setiap instansi pemerintah wajib memberikan pelatihan
dasar CPNS selama masa prajab. Pelatihan dasar CPNS bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi,
pelatihan secara klasikal maupun nonklasikal serta kompetensi sosial kultural
dan kompetensi bidang.
Kurikulum pelatihan dasar CPNS terdiri atas pembentukan karakter
PNS dan penguatan teknis bidang tugas. Kurikulum pembentukan karakter
PNS terdiri dari agenda sikap perilaku bela negara, agenda nilai-nilai dasar
PNS, agenda kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan agenda habituasi. Kurikulum penguatan teknis bidang tugas
menekankan pada praktik pengembangan kompetensi dalam rangka
mendukung pelaksanaan tugas dan jabatan.
Kegiatan klasikal pelatihan dasar CPNS golongan III Angkatan III Kota
Bontang dilaksanakan Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian
Desentralisasi dan Otonomi Daerah Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia (LAN RI) Samarinda. Kegiatan klasikal meliputi agenda sikap
perilaku bela Negara, agenda nilai-nilai dasar PNS yang menekankan pada
nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu,
dan Anti korupsi), agenda kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Untuk agenda habituasi peserta pelatihan dasar CPNS
ditugaskan untuk membuat program aktualisasi yang mengintegrasikan nilai-
nilai ANEKA dalam kegiatannya. Habituasi dilakukan nonklasikal, yaitu
dengan melaksanakan program aktualisasi di masing-masing unit kerja.
2
Fenomena geng di kalangan siswa masih menjadi isu hangat. Geng
merupakan suatu komunitas yang mereka bangun untuk mendukung kegiatan
yang ingin mereka lakukan bersama-sama. Sayangnya geng identik dengan
kegiatan yang negatif, seperti nongkrong sampai malam, game, pemalakan,
bahkan sampai tawuran. Beberapa kali ditemukan kasus pencurian baik itu
barang maupun uang, kemudian ada kasus pemalakan, ada pula beberapa
kasus perkelahian SMP Negeri 5 Bontang. Berdasarkan kasus-kasus yang
terjadi ditemukan indikasi adanya peran serta geng, bahkan ada indikasi
rekrutmen terhadap siswa baru untuk melanjutkan eksistensi geng di sekolah.
Untuk membuat rancangan aktualisasi dilakukanlah identifikasi isu
masalah yang terjadi pada unit kerja masing-masing peserta pelatihan dasar
CPNS. Pada unit kerja penulis di SMP Negeri 5 Bontang teridentifikasi 3 isu,
yaitu belum adanya pusat informasi karier bagi siswa, belum adanya
aplikasi sosiometri untuk mengidentifikasi pola pertemanan siswa, dan
belum adanya sistem terpadu pemantauan kehadiran harian siswa. Dari
ketiga isu diatas, isu belum adanya pemanfaatan aplikasi sosiometri
untuk mengetahui pola pertemanan siswa dianggap sebagai isu paling
krusial. Isu tersebut menjadi krusial karena pola pertemanan siswa bisa
menjadi langkah awal untuk mengidentifikasi kasus-kasus pergaulan seperti
bulliying dan adanya geng.
Berdasarkan isu diatas, maka aktualisasi yang akan dibuat adalah
optimalisasi penggunaan aplikasi sosiometri untuk mengidentifikasi pola
pertemanan siswa, diharapkan dengan hasil aktualisasi ini guru khususnya
guru BK dapat segera mencegah perilaku bulliying dan geng yang
mengembangkan sifat premanisme serta meresahkan warga sekolah.
1.2 Tujuan Aktualisasi
Tujuan kegiatan aktualisasi ini adalah :
1) Penulis dapat menghabituasi nilai-nilai ANEKA dalam menjalankan
tupoksinya sebagai PNS di unit kerja.
2) Memberikan kontribusi dalam menangani isu atau masalah yang ada di
unit kerja.
3
3) Menambah wawasan teman sejawat (guru BK) dalam menggunakan
aplikasi sosiometri dan memanfaatkan hasilnya.
4) Mendapatkan gambaran pola pertemanan siswa sebagai langkah awal
pencegahan perilaku bulliying dan geng di sekolah
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di SMP Negeri 5 Bontang yang
beralamat di Jalan Pupuk Raya No. 54 RT. 40 Kelurahan Belimbing
Kecamatan Bontang Barat Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Dalam
pelaksanaan kegiatan aktualisasi, penulis tetap berpedoman pada tugas pokok
dan fungsi penulis sebagai guru BK. Salah satu fungsi layanan BK adalah
pencegahan (preventif) timbulnya masalah pada siswa. Sehingga kegiatan
aktualisasi yang akan penulis lakukan adalah usaha pencegahan dengan
melakukan pengumpulan data melalui aplikasi sosiometri,ada 4 kegiatan yang
akan dilakukan yaitu : 1) pengadaan aplikasi sosiometri, 2) sosialisasi aplikasi
pada rekan sejawat (guru BK), 3) penggunaan aplikasi sosiometri oleh guru
BK, 4) pelaporan hasil sosiometri siswa.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
2.1. Deskripsi wilayah
Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Bontang
NPSN : 30401807
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMP
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : No. 271 Tahun 2003
Tanggal SK Pendirian : 2003-07-18
Akreditasi : 024/BAP-SM/HK/XI/2017
Alamat : Jl. Pupuk Raya, Kelurahan Belimbing
Bontang Barat, Kota Bontang
Website
:
:
smpnegeri5bontang@yahoo.com
http://www.smpn5btg.sch.id
2.2. Sumber daya
Ruang Kelas : 18 Rombel
Laboratorium : 2 ruang
Perpustakaan : 1 ruang
Jumlah siswa : Laki-laki 285 anak, perempuan 319 anak
Jumlah guru : 33 orang
2.3. Visi dan misi
VISI
Dengan mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) yang
terdapat dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang UU Sisdiknas; Tujuan
Institusional yang terdapat dalam PP No. 19 tahun 2005 serta dengan
menganalisa potensi yang ada di SMP Negeri 5 Bontang baik dari segi input/
peserta didik baru, kompetensi tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
lingkungan sekolah, peran serta masyarakat, dan out come/ keberhasilan
5
lulusan SMP Negeri 5 Bontang serta masyarakat sekitar sekolah yang
religius, serta melalui komunikasi dan koordinasi yang intensif antar sekolah
dengan warga sekolah maupun dengan stakeholder, tersusunlah visi sekolah.
Adapun visi SMP Negeri 5 Bontang adalah :
“Menjadi Sekolah yang “CETAR BERNYALI”
( Cerdas, Tangguh, Religius, Berkarakter Nyata, dan Peduli Lingkungan )
MISI
1. Mengembangkan seluruh komponen sekolah secara optimal baik dalam
bidang akademis maupun non akademis dengan berwawasan lingkungan
sehingga mampu bersaing secara global.
2. Meningkatkan mutu pendidikan yang mengintegrasikan sistem nilai
agama dan budaya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Menciptakan sistem informasi manajemen berbasis komputer, ujian
berbasis komputer, dan pelaksanaan pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi.
4. Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya tertib, dan
budaya kerja.
5. Menumbuhkan budaya gemar membaca dengan program literasi yang
didukung perpustakaan yang lengkap dan berkualitas.
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, nyaman, tentram,
damai, tertib, disiplin, sehat, kekeluargaan, dan penuh tanggung jawab.
7. Menjalin hubungan yang harmonis antar warga sekolah dan antara
sekolah dengan wali murid, masyarakat, instansi, dan lembaga terkait
dalam rangka pencapaian sekolah yang optimal.
8. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya manusia dan sarana
prasarana yang ada di sekolah dan mensinergikan seluruh potensi
tersebut guna mewujudkan visi sekolah secara optimal.
9. Mengedepankan pendidikan karakter dengan meningkatkan budi pekerti
serta meningkatkan jiwa nasionalisme yang kuat dan bermartabat.
10. Melaksanakan program pengembangan sekolah ramah sosial dan ramah
lingkungan.
6
11. Membudayakan perilaku peduli terhadap lingkungan dan sesama
berlandaskan semangat kebersamaan dan sikap saling menghargai.
12. Membiasakan warga sekolah bersikap terbuka, jujur, disiplin, dan
bertanggungjawab.
13. Mengembangkan potensi akademik dan keterampilan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
14. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas,
terampil, beriman, bertaqwa, dan memiliki keunggulan kompetitif.
15. Mewujudkan kesadaran warga sekolah untuk mengembangkan potensi
diri secara optimal.
16. Menerapkan manajemen partisipatif dalam meningkatkan dan
mengembangkan mutu sekolah
17. Menumbuhkan/meningkatkan penghayatan dan pengamalan terhadap
ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa
yang kompeten dan berakhlak mulia.
18. Melaksanakan pendidikan karakter agar terwujud lulusan/warga sekolah
yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia
19. Melaksanakan program kerjasama dan kemitraan dengan institusi
pendidikan, pemerintah, usaha, dan industri
20. Melaksanakan program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan
21. Melaksanakan Standar Nasional Pendidikan Plus
22. Melaksanakan program peningkatan kompetensi siswa di bidang
akademik dan non akademik yang dapat bersaing di tingkat nasional dan
internasional
Nilai Organisasi SMP Negeri 5 Bontang
Nilai-nilai yang menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas di SMP Negeri 5
Bontang adalah mengikuti nilai-nilai dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, yaitu:
1. Integritas
Integritas adalah keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.
7
2. Kreatif dan Inovatif
Memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan hal baru
yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya
(gagasan, metode, atau alat).
3. Inisiatif
Kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan atau
yang dituntut dari pekerjaan.
4. Pembelajar
Selalu berusaha untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalisme.
5. Terlibat Aktif
Senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
6. Tanpa Pamrih
Bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi.
2.4. Tugas pokok dan fungsi
Berdasarkan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan
Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah,tugas pokok dan
fungsi guru BK sebagai berikut:
(1) Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan meliputi,
a. pengkajian kurikulum dan silabus pembelajaran/
pembimbingan/program kebutuhan khusus pada satuan pendidikan;
b. pengkajian program tahunan dan semester; dan
c. pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan sesuai
standar proses atau rencana pelaksanaan pembimbingan.
(2) Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan ,pelaksanaan dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Rencana Pelaksanaan
Layanan (RPL)/Rencana Pelaksanaan Bimbingan (RPB).
(3) Pelaksanaan pembelajaran dipenuhi paling sedikit 24 (dua puluh empat)
jam tatap muka per minggu dan paling banyak 40 (empat puluh) jam
tatap muka per minggu.
(4) Pelaksanaan pembimbingan , Guru Bimbingan dan Konseling atau Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan membimbing paling sedikit
5 (lima) rombongan belajar per tahun
8
2.5. Strutur Organisasi
Gambar 2.1 Struktu Organisasi
KOMITE
SEKOLAH
KOORDINATOR TATA USAHA
WAKA
KURIULUM
Moh Nur
BIMBINGAN
KONSELING
GURU
PESERTA DIDIK
SMP Negeri 5
Bontang
KEPALA SEKOLAH
Dra. Sukarsih, MPd.
WAKA
KESISWAAN
Muhiddin P,
WAKA
SARPRAS
Kustiami, M.Pd.
WAKA
HUMAS
Mariani,
9
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Konsep Aktualisasi
Aktualisasi diartikan sebagai suatu proses untuk menjadikan substansi
mata pelatihan yang telah dipelajari tersebut menjadi aktual/ nyata/ terjadi/
sesungguhnya ada (LAN, 2017). Subtansi pelatihan yang dimaksud adalah
nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika public, Komitmen
mutu, dan Anti korupsi), dengan mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA
diharapkan dapt terbentuk ASN yang professional.
3.1.1 Akuntabilitas
Dalam Modul Akuntabilitas LAN ( 2015) akuntabilitas diartikan sebagai
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal
berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan, Akuntabilitas
berorientasi pada hasil, Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan,
Akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta Akuntabilitas memperbaiki
kinerja
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 4 dimensi yaitu
Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas
program, dan Akuntabilitas kebijakan. Dalam menciptakan lingkungan kerja
yang akuntabel, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu:
Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab (responsibilitas),
Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi. Langkah
yang harus dilakukan dalam membuat framework akuntabilitas di lingkungan
kerja PNS yaitu: Tentukan Tanggung Jawab dan Tujuan, Rencanakan Apa
Yang Akan Dilakukan Untuk Mencapai Tujuan, Lakukan Implementasi dan
10
Monitoring Kemajuan, Berikan Laporan Secara Lengkap, serta Berikan
Evaluasi dan Masukan Perbaikan.
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang
tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis,
melayani warga secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat
membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan
yang akuntabel dan beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan
keyakinan terhadap masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan.
3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa dan negara.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila seperti yang tercantum dalam modul Nasionalisme LAN (2015).
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa.
11
3.1.3 Etika public
Dalam modul Etika Publik yang diterbitkan oleh LAN (2015) etika
Publik diartikan sebagai penuntun perilaku yang paling mendasar, norma
etika justru sangat menentukan perumusan kebijakan maupun pola tindakan
yang ada di dalam organisasi publik. Jika aparat pemerintah maupun
masyarakat sudah memiliki dasar norma etika yang kuat, ketaatan terhadap
norma hukum akan mengikuti dan biasanya korupsi, penyalahgunaan
kekuasaan atau bentuk-bentuk penyimpangan lain akan dapat dicegah sejak
dini. Setiap jenjang pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-
masing yang dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan luas kekuasaan
seorang pejabat, semakin besar juga implikasi dari penggunaan kekuasaan
bagi warga masyarakat. Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar
setiap bentuk kekuasaan pejabat dibatasi dengan norma etika maupun norma
hukum.
Konflik kepentingan adalah tercampurnya kepentingan pribadi dengan
kepentingan organisasi yang mengakibatkan kurang optimalnya pencapaian
tujuan organisasi. Konflik kepentingan akan mengakibatkan penyalahgunaan
kekuasaan, pengerahan sumber daya publik yang kurang optimal, dan
peningkatan kesejahteraan rakyat terabaikan. Oleh karena itu, dengan
diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus
berubah, Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan; Kedua, berubah
dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’; Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik
adalah amanah, yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi
juga di akhirat.
3.1.4 Komitmen mutu
Karakteristik ideal dari tindakan yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik, antara lain: diarahkan
untuk meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan, baik
menyangkut layanan yang merujuk pada producer view maupun customer
view.
12
Proses implementasi manajemen mutu diawali dengan menganalisis
masalah yang telah diidentifikasi, kemudian menyusun rencana mutu,
melaksanakan pekerjaan berbasis rencana mutu, mengawal pelaksanaan, dan
mengawasi ketercapaiannya, dan merancang upaya peningkatannya agar
dapat mem bangun kredibilitas lembaga pemerintah.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk senantiasa memperbaiki mutu
layanan dari pegawai ASN kepada publik. Misalnya: memahami fungsi, tugas
pokok, dan peran masing-masing; kompeten pada bidang pekerjaannya;
memiliki target mutu layanan; memahami karakter masyarakat yang
membutuhkan layanan; menguasai teknik pelayan prima dengan memberikan
layanan prima dan bersedia menerima kritik untuk perbaikan ke depan.
Implementasi pendekatan inovatif dalam penyelenggaraan layanan
pemerintahan merupakan sebuah keniscayaan, khususnya dalam rangka
meningkat kan kepuasan publik atas layanan aparatur. Oleh karena itu, setiap
institusi pemerintah mesti mempersiapkan diri untuk melakukan perubahan
internal untuk menghadapi perubahan ekternal. Upaya peningkatan
produktivitas PNS sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan dapat
dilakukan melalui banyak cara seperti yang tercantum dalam modul
Komitmen Mutu dari LAN (2015), misalnya: peningkatan kompetensi,
motivasi, penegakan disiplin, serta pengawasan secara profesional untuk
mengawal kinerja PNS agar tetap berada di jalur yang tepat, tidak melakukan
penyimpangan.
Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas dari
pemerintah selaku penyedia layanan publik. Pelayanan publik yang bermutu
akan menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah. Posisi pegawai
ASN sebagai aparatur memiliki tanggung jawab utama untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Aparatur bekerja untuk kesejahteraan dan
kepuasan masyarakat, melalui pelayanan yang adil dan bermutu.
3.1.5 Anti korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi
13
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah
karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Berdasarkan modul Anti Korupsi yang diterbitkan oleh LAN (2015)
kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka
bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. KPK
bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti
korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut :1) jujur,
2) peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7)
sederhana, 8) berani, 9) adil
3.2 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
3.2.1 Whole of Ghovernment (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan public (LAN,
2017).
Pendekatan WoG dapat dilihat dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut :
a) Koordinasi, yang tipe hubungannya dibagi menjadi :
1. Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangnkan
dampak
2. Dialog atau pertukaran informasi
3. Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara
b) Integrasi yang tipe hubungannya dibagi menjadi :
1. Joint working, atau kolaborasi sementara
14
2. Joint venture, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama
3. Satelit, yaitu entias yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif
c) Kedekatan dan perlibatan, yang tipe hubungannya menjadi :
1. Aliansi strategi yaitu perencanaan jangka panjang kerjasama kerjasama
pada isu besar yang menjadi urusan utama yang salah satu peserta
kerjasama.
2. Union berupa unifikasi resmi identitas masing-masing masih nampak
merger yaitu penggabungan kedalam struktur baru.
3.2.2 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Berdasarkan modul Manajemen ASN yang diterbitkan oleh LAN (2017)
penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi,
akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat
dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan
yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat
maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
15
PNS berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN
adalah:
1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
16
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
3.2.3 Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Tiga unsur penting dalam pelayanan public (LAN, 2017), yaitu
pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima
layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh
penerima layanan (pelanggan).
Sembilan prinsip pelayanan publik (LAN,2017) yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif,
17
Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel,
Akuntabel, dan Berkeadilan. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain:
Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan
misi pelayanan, Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilku manusia dan dengan demikian menyatakan apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Beberapa etiket dasar yang
seharusnya dilakukan oleh ASN antara lain: Politeness, Respectful, Attentive,
Cooperatif, Tolerance, Informality, Self Control.
18
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Identifikasi Isu
Identifikasi isu dilakukan dengan mengamati masalah yang muncul di
SMP Negeri 5 Bontang selama kurang lebih lima bulan sejak ditempatkan di
sekolah. SMP Negeri 5 Bontang memiliki visi “Menjadi Sekolah yang
“CETAR BERNYALI” (Cerdas, Tangguh, Religius, Berkarakter Nyata, dan
Peduli Lingkungan).Berdasarkan masalah yang muncul dan visi sekolah maka
dipilihlah beberapa masalah yang menjadi perhatian penulis sesuai tupoksi
penulis, antara lain belum adanya pusat informasi karier bagi siswa, belum
adanya aplikasi sosiometri untuk mengidentifikasi pola pertemanan siswa,
dan belum adanya sistem terpadu pemantauan kehadiran harian siswa.
Deskripsi isu belum adanya pusat informasi karier bagi siswa. Saat
melakukan layanan konseling dengan beberapa siswa ditemukan bahwa rata-
rata siswa belum memiliki rencana karier setelah lulus SMP, seperti akan
melanjutkan ke SMA atau SMK, mau memilih jurusan apa setelah SMP,
bahkan ada beberapa siswa yang bingung ketika ditanya cita-cita. Padahal
adanya perencanaan karier bisa menjadi salah satu motivasi siswa untuk
belajar.
Deskripsi isu belum adanya aplikasi sosiometri untuk mengidentifikasi
pola pertemanan siswa. Isu ini berasal dari berkembangnya geng di sekolah
yang memiliki kecenderungan negative seperti tindak premanisme bahkan
menjurus kriminalisme yang dilakukan baik di lingkungan sekolah dan
berpotensi terjadi di luar lingkungan sekolah. Serta potensi terjadinya tindak
bulliying yang dapat dilihat dari pola pertemanan siswa, seperti siapa yang
popular dan siapa yang terasing.
Deskripsi isu belum adanya system terpadu pemantauan kehadiran harian
siswa. Ada beberapa siswa yang memiliki kecenderungan berangkat ke sekolah
tapi tidak sampai ke kelas belajar. Kejadian ini biasa ditangani oleh wali kelas
namun belum ada pelaporan rutin pada guru BK agar pola perilaku tersebut
19
dapat ditangani secara permanen dan dipantau secara berkelanjutan bukan
hanya teguran lalu dari wali kelas.
Isu yang teridentifikasi merupakan bagian dari tupoksi penulis dalam nilai
pelayanan publik. Penulis sebagai guru BK memiliki tupoksi salah satunya
adalah melakukan pembelajaran dan pembimbingan pada siswa. Pembelajaran
dan pembimbingan diberikan kepada seluruh siswa pada empat aspek
bimbingan baik itu pribadi, sosial, belajar maupun karier.
4.2 Prioritas Isu
Penentuan prioritas isu dilakukan dengan analisis USG (). Urgency adalah
analisis tentang seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness adalah analisis seberapa serius isu itu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth adalah analisis
seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.
Berikut analisis isu yang dilakukan berdasarkan analisis analisis USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
Tabel 4.1 Analisis isu prioritas
No Identifikasi Isu U S G Jumlah
Skor
1 Belum adanya pusat informasi karier bagi
siswa 3 5 3 11
2 Belum adanya aplikasi sosiometri untuk
mengidentifikasi pola pertemanan siswa 5 5 5 15
3 Belum adanya sistem terpadu
pemantauan kehadiran harian siswa 4 5 4 13
Keterangan:
Angka 5: Sangat gawat/Mendesak/Cepat
Angka 4: Gawat/Mendesak/Cepat
Angka 3: Cukup gawat/Mendesak/Cepat
Angka 2: Kurang gawat/Mendesak/Cepat
Angka 1: Tidak gawat/Mendesak/Cepat
20
4.3 Isu Terpilih
Berdasarkan analisis USG dipilihlah isu “Belum adanya aplikasi
sosiometri untuk mengidentifikasi pola pertemanan siswa” sebagai isu yang
dianggap paling memiliki nilai Urgency, Seriousness, Growth.
4.4 Uraian Kegiatan
Isu yang akan menjadi rancangan aktualualisasi adalah “Belum adanya
aplikasi sosiometri untuk mengidentifikasi pola pertemanan siswa” di
SMP Negeri 5 Bontang. Melihat realita di lapangan tentang fenomena
munculnya geng yang menjurus pada kegiatan premanisme serta tingginya
potensi bulliying tentunya tidak sejalan dengan salah satu misi sekolah
“Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, aman, nyaman, tentram,
damai, tertib, disiplin, sehat, kekeluargaan, dan penuh tanggung jawab”.
Dalam menjalankan tupoksi guru BK yaitu melakukan pembelajaran dan
pembimbingan isu ini adalah wujud penggunaan instrument BK untuk
mendukung kegiatan pembimbingan baik pada siswa yang terlibat geng, siswa
pelaku maupun korban bulliying, serta siswa lainnya. Manfaat kegiatan
aktualisasi isu ini bagi siswa adalah teridentifikasinya perilaku malasuai pada
siswa sehingga siswa cepat mendapatkan pembimbingan secara tepat, bagi
guru BK lainnya adalah menambah kemampuan guru BK dalam menggunakan
intrumen BK khususnya sosiometri dengan berbasis aplikasi, lebih luas
manfaat bagi sekolah adalah terciptanya sistem informasi manajemen berbasis
komputer, ujian berbasis komputer, dan pelaksanaan pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi, secara tidak langsung kedepannya juga
akan mewujudkan terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif, aman,
nyaman, tentram, damai, tertib, disiplin, sehat, kekeluargaan, dan penuh
tanggung jawab sesuai dengan indicator misi sekolah.
21
Untuk mewujudkan aktualisasi isu yang dipilih maka dirancang beberapa
kegiatan yang mendukungnya, antara lain :
1. Pengadaan aplikasi sosiometri
2. Sosialisasi aplikasi sosiometri pada guru BK
3. Penggunaan aplikasi sosiometri kepada siswa
4. Record hasil sosiometri siswa
5. Konseling pada siswa terindikasi populer dan terisolasi
22
5.5 Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.2
Tabel Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja SMP Negeri 5 Bontang
Identifikasi Isu
1. Belum adanya pusat informasi karier bagi siswa,
2. Belum adanya aplikasi sosiometri untuk mengidentifikasi pola pertemanan siswa,
3. Belum adanya sistem terpadu pemantauan kehadiran harian siswa.
Core Isu Belum adanya aplikasi sosiometri untuk mengidentifikasi pola pertemanan siswa,
Gagasan Pemecahan Isu Optimalisasi penggunaan aplikasi sosiometri untuk mengidentifikasi pola pertemanan siswa
23
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN
OUTPUT/
HASIL
KETERKAITAN NILAI-
NILAI DASAR
1 Pengadaan aplikasi sosiometri
1. Konsultasai kegiatan
dengan mentor/kepala
sekolah
Cacatan hasil
konsultasi
Akuntabilitas : Transparansi
dalam mengonsultasikan
kegiatan kepada mentor atau
kepala sekolah.
Nasionalisme : Bangga sebagai
Bangsa Indonesia dengan
memilih penyedia aplikasi dari
Indonesia.
Etika Publik : Memberikan
informasi secara benar kepada
mentor / kepala sekolah saat
berkonsultasi
Komitmen mutu : Menggunakan
2. Pemilihan penyedia
aplikasi sosiometri
Penyedia aplikasi
terpilih
3. Pemesanan dan
pembelian aplikasi
sosiometri
Aplikasi sosiometri
24
sosiometri dalam bentuk aplikasi
merupakan suatu inovasi yang
membuat kegiatan penggunaan
instrument BK lebih efisien.
Anti korupsi : Peduli terhadap
peran mentor/kepala sekolah
sebagai pimpinan institusi
dengan melakukan konsultasi
dalam perencanaan kegiatan.
2 Sosialisasi aplikasi sosiometri
pada guru BK
1. Penginstalan aplikasi
sosiometri
Aplikasi yang siap
digunakan
Akuntabilitas : Menerapkan nilai
kepemimpinan dalam kegiatan
sosialisasi aplikasi dengan
memberikan contoh penggunaan
aplikasi.
25
2. Persiapan materi
sosialisasi aplikasi
sosiometri
Materi slide
sosialisasi
Nasionalisme :
Mensosialisasikan aplikasi
sosiometri kepada guru BK
lainnya sebagai wujud
mengutamkan kepentingan
bersama
Etika Publik : Memberikan
informasi yang benar dan
mudah dimengerti oleh guru
BK lainnya dalam kegiatan
sosialisasi
Komitmen mutu : Memberikan
sosialisasi kepada guru BK
lainnya agar penggunaan
aplikasi sosiometri dapat efektif
Anti korupsi : Menginstal
3. Mensosialisasikan
aplikasi sosiometri
dan cara
penggunaannya
kepada guru BK
lainnya
Terlaksananya
sosialisasi
Dokumentasi
26
aplikasi secara bertanggung
jawab dengan mengikuti
prosedur yang telah ditentukan.
3 Penggunaan aplikasi sosiometri
kepada siswa
1. Konsultasi kegiatan
pengisian aplikasi
dengan mentor/kepala
sekolah.
Hasil konsultasi
Akuntabilitas : Menunjukkan
integritas dengan melakukan
konsultasi kepada mentor/kepala
sekolah sebelum membuat
jadwal pengaplikasian
sosiometri pada siswa.
Nasionalisme : Semua siswa
diberi kesempatan yang sama
untuk mengisi sosiometri.
Etika Publik :Taat pada
kesepakat jadwal pengisian
sosiometri yang telah disepakati.
Komitmen mutu : Efisien dalam
2. Merancang kegiatan
pengisian aplikasi
bersama guru BK
lainnya
Jadwal pengisian
sosiometri oleh
siswa
3. Pengaplikasian
sosiometri pada siswa
Terlaksananya
pengisian sosiometri
Dokumentasi
27
pengisian sosiometri dengan
membuat jadwal pengisian
Anti korupsi : Setiap guru BK
bertanggung jawab terhadap
pengisian sosiometri oleh
masing-masing siswa asuhnya
4 Record hasil sosiometri
1. Mengadministrasikan
data pengisian
sosiometri
Kumpulan data hasil
pengisian sosimetri
Akuntabilitas : Tranparansi
dalam mengadministrasikan data
hasil sosiometri agar dapat
diakses oleh semua guru BK
Nasionalisme : Bekerja sama
dengan guru BK lainnya dengan
menggabungkan hasil pengisian
sosiometri masing-masing siswa
asuh
Etika publik : Membuat record
2. Membuat sosiogram
berdasarkan hasil Record sosiogram
28
pengisian aplikasi sosiogram yang mudah
dipahami oleh seluruh guru BK
Komitmen mutu : Membuat
sosiogram yang bermutu karena
dibuat berdasarkan hasil
pengisian sosiometri.
Anti korupsi : Bekerja keras
dalam membuat record
sosiogram.
5
Konseling pada siswa
terindikasi populer dan
terisolasi
1. Menentukan siswa
mana yang menjadi
prioritas konseli (1
orang populer dan 1
orang terisolasi)
Nama siswa prioritas
konseling
Akuntabilitas : Bertanggung
jawab memberikan tindak lanjut
dari data sosiometri dengan
melakukan konseling pada
konseli prioritas
Nasionalisme : Menghargai
konseli dengan menerima segala
2. Menentukan teknik
konseling Teknik konseling
29
3. Melakukan konseling
pada konseli prioritas
Laporan kegiatan
konseling
kondisi konseli.
Etika publik : Menjaga rahasia
konseli yang merukan kode etik
dalam layanan BK
Komitmen mutu : Memilih
teknik konseling yang tepat agar
hasil konseling efektif
Anti korupsi : Peduli terhadap
kondisi siswa asuh
Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi:
Memberikan kontribusi terhadap misi sekolah pada indikator menciptakan sistem informasi manajemen berbasis komputer, ujian
berbasis komputer, dan pelaksanaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.Secara tidak langsung juga
berkontribusi terhadap misi terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif, aman, nyaman, tentram, damai, tertib, disiplin, sehat,
kekeluargaan, dan penuh tanggung jawab.
30
Penguatan terhadap nilai organisasi :
Melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggung jawab, selalu berkonsultasi untuk meminta saran dan persetujuan dari mentor sebagai
wujud menjaga etika dalam bekerja, tepat waktu dalam menyeleseikan pekerjaan, bekerja sama dengan teman sejawat untuk
mewujudkan tujuan layanan yang optimal merupakan penguatan terhadap nilai organisasi Integritas, Kreatif dan Inofatif, Inisiatif,
Pembelajar, Terlibat Aktif, dan Tanpa Pamrih.
31
5.6 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.3
Jadwal Kegiatan
NO
KEGIATAN
OKTOBER NOVEMBER 11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Pengadaan
aplikasi
sosiometri
2
Sosialisasi
aplikasi
sosiometri
pada guru
BK
3
Penggunaan
aplikasi
sosiometri
32
kepada
siswa
4
Record
hasil
sosiometri
siswa
5
Konseling
pada siswa
terindikasi
populer dan
terisolasi
33
BAB V
ROLE MODEL
Ibu Dra. Hj. Sukarsih, M.Pd
merupakan kepala sekolah SMP
Negeri 5 Bontang dua tahun
terakhir. Beliau dilahirkan di
Malang pada tanggal 11 Desember
1963 dari pasangan luar biasa
Bapak Buamin dan Ibu Karsanah.
Saat ini beliau tinggal di Jalan
Kutilang Blok W No. 4 BTN PKT
Bontang. Ibu Sukarsih dikaruniai 2
orang anak yang hebat, satu perempuan dan satu laki-laki dari pernikahan beliau
bersama Bapak H. Suwarno. Pada saat ini beliau telah memiliki 1 orang cucu
perempuan yang tengah lucu-lucunya. Beliau menempuh pendidikan sekolah
dasar di SD Negeri 2 Dampit, Kabupaten Malang, sekolah menengah pertama di
SMP Negeri 1 Turen, Kabupaten Malang, sekolah menengah atas di SMA Negeri
2 Malang, dilanjutkan dengan program sarjana di IKIP Negeri Malang Jurusan
Sarjana Biologi, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya jurusan
Magister Pendidikan Sains, dan sedang menempuh Program doctor Manajemen
Pendidikan di Universitas Mullawarman Smarinda.
Pengalaman kerja Ibu Sukarsih sangat banyak, mulai dari menjadi guru
honor di beberapa sekolah di Malang, guru honor di SMA Monamas Bontang
pada Tahun 1987-1988, guru honor di SMA Negeri 1 Bontang pada tahun 1988-
1989, guru honor SMK Negeri 1 Bontang tahun 1990-1992, guru PNS di SMK
Negeri 1 Bontang tahun 1992-2002, guru PNS di SMP Negeri 3 Bontang pada
tahun 2002-2010, Kepala SMP Negeri 8 Bontang pada tahun 2010-2017, dan
Kepala SMP Negeri 5 Bontang pada tahun 2017 hingga sekarang. Selama sebagai
istri, ibu, guru, dan kepala sekolah beliau telah mempunyai banyak prestasi,
diantaranya adalah juara satu penulis sinopsis, juara satu fasilitator P4, juara satu
34
penulis pengalaman pertama sebagai ibu, juara satu penulis esai suami teladan,
anggota tim peneliti Unmul tahun 2007, juara harapan kepala sekolah berprestasi
tahun 2014, juara 2 kepala sekolah berprestasi tahun 2017. Saat ini beliau juga
masih tergabung dalam tim penilai angka kredit fungsional guru Kota Bontang
(2014-sekarang).
Meskipun dalam usia yang tidak muda lagi, beliau masih bersemangat untuk
menempuh kuliah S3 Manajemen Pendidikan di Universitas Mulawarman,
Samarinda, Kalimantan Timur (dalam proses melakukan penelitian). Alasan
beliau tetap semangat seperti sekarang adalah karena beliau sangat menyukai
pekerjaannya, terutama terkait dengan menulis. Rasa suka dan ikhlas merupakan
kunci dari keberhasilan Ibu Sukarsih dalam menjalani seluruh pekerjaannya
sebagai guru dan kepala sekolah. Hal tersebutlah yang menjadi alasan saya
menjadikan beliau role model, selain itu kegesitan beliau dalam setiap aktifitas
kepemimpinannya di SMP Negeri 5 Bontang, beliau tidak segan-segan turun
tangan mengurus siswa bahkan dalam hal kebersihan lingkungan sekolah pun
beliau akan langsung turun tangan berkeliling memeriksa lingkungan sekolah.
Beliau juga memiliki visi dan misi yang sangat membangun bagi prestasi instansi
maupun prestasi para guru dan siswa. Selain kemampuan beliau diatas hal lain
yang saya sangat sukai adalah penampilan beliau yang selalu segar dan semangat
yang membuat orang di sekitarnya juga bersemangat.
35
BAB VI
PELAKSANAAN AKTUALISASI
6.1 Laporan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
a. Kegiatan 1
Kegiatan Pengadaan aplikasi sosiometri
Tanggal 11 – 18 Oktober 2019
Daftar Lampiran 1. Konsultasai kegiatan dengan mentor/kepala sekolah
Gambar 6.1. Konsultasi kegiatan dengan mentor/kepsek
2. Pemilihan penyedia aplikasi sosiometri
Gambar 6.2. Pemilihan penyedia aplikasi
36
3. Pemesanan dan pembelian aplikasi sosiometri
Gambar 6.3. Pemesanan dan pembelian aplikasi
1. Konsultasai kegiatan dengan mentor/kepala sekolah
Pada hari senin, 14 Oktober 2019 penulis menghadap ibu kepala sekolah
untuk mengonsultasikan kegiatan aktualisasi. Dalam kegiatan konsultasi
penulis menjabarkan seluruh kegiatan secara transparan (Akuntabilitas)
tentang tahap kegiatan, pihak yang dilibatkan termasuk perkiraan dana yang
dibutuhkan. Dalam proses diskusi dengan kepala sekolah, penulis
menjabarkan informasi yang sebenarnya (Etika Publik) bahwa dalam
pelaksanaan kegiatan aktualisasi penulis akan meminjam jam pelajaran guru
lain mengingat tidak ada jam BK di sekolah sekaligus meminta pendapat
kepala sekolah jam pelajaran apa yang bisa digunakan sebagai wujud
kepedulian (Anti Korupsi) terhadap peran kepala sekolah selaku pimpinan
instansi.
2. Pemilihan penyedia aplikasi sosiometri
Hari Senin, 14 Oktober 2019, penulis membuka dua akun sosial media
penerbit / penyedia buku dan perlengkapan kegiatan BK. Kedua penerbit
merupakan pemgusaha lokal dari wilayah Indonesia (Nasionalisme), yaitu
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Dari kedua akun sosial media tersebut
37
didapati bahwa salah satu penerbit tidak menyediakan sosiogram dalam
bentuk aplikasi.
3. Pemesanan dan pembelian aplikasi sosiometri
Pada Senin, 14 Oktober 2019, penulis langsung menghubungi salah satu
penerbit yang produknya inovatif (Komitmen Mutu) berupa sosiometri
dalam bentuk aplikasi dan langsung dapat mencetak sosiogram yang lebih
efisien (Komitmen Mutu) dari pada guru BK membuat sosiogram sendiri
yang membutuhkan waktu lama. Penulis langsung melakukan pemesanan dan
mentransfer biaya pembelian sekaligus ongkos kirim sehingga produk dapat
segera dikirim.
b. Kegiatan 2
Kegiatan Sosialisasi aplikasi sosiometri pada guru BK
Tanggal 21 – 25 Oktober 2019
Daftar Lampiran 1. Penginstalan aplikasi sosiometri
Gambar 6.4. Proses penginstalan aplikasi oleh penulis
2. Persiapan materi sosialisasi aplikasi sosiometri
Gambar 6.5. Pembuatan slide sosialisasi
38
Gambar 6.6. Memo Sosialisasi
Gambar 6.7. Daftar Hadir Sosialisasi
39
3. Mensosialisasikan aplikasi sosiometri dan cara
penggunaannya kepada guru BK lainnya
Gambar 6.8. Kegiatan sosialisasi dan penginstalan
aplikasi
1. Penginstalan aplikasi sosiometri
Pada hari Senin 21 Oktober 2019 aplikasi sosiometri telah diterima oleh
penulis sehingga penulis melakukan pengisntalan secara bertanggung jawab
(Anti Korupsi) sesuai dengan putunjuk cara penginstalan yang ada di buku
panduan. Penginstalan berhasil diinstal dengan baik pada laptop penulis.
2. Persiapan materi sosialisasi aplikasi sosiometri
Persiapan materi sosialisasi dilakukan hari Selasa 22 Oktober 2019. Kegiatan
persiapan meliputi pembuatan slide untuk sosialisasi, membuat memo dalam
bentuk singkat tetapi jelas dan sopan (Etika Publik) untuk guru BK agar
dapat menghadiri sosialisasi aplikasi sosiometri, membuat daftar hadir peserta
sosialisasi yang nanti ditandatangani oleh peserta sebagai bukti kehadiran
(Anti Korupsi).
3. Mensosialisasikan aplikasi sosiometri dan cara penggunaannya kepada
guru BK lainnya.
Agar penggunaan aplikasi sosiometri oleh guru BK dapat efektif (Komitmen
Mutu) dan dapat digunakan untuk kepentingan berasama (Nasionalisme)
maka guru BK harus mendapatkan sosialisasi penggunaan aplikasi
40
sosiometri. Sosialisasi diadakan penulis pada Kamis 24 Oktober 2019,
awalnya sosialisasi akan dilaksanakan di ruang pertemuan namun karena ada
kendala akhirnya sosialisasi dilaksanakan cukup diruang BK sehingga slide
tidak jadi digunakan. Dalam kegiatan sosialisasi penulis menyampaikan
informasi tentang untuk apa dan bagaimana menggunakan aplikasi sosiometri
pada guru bk dengan bahasa yang benar dan mudah dimengerti (Etika
Publik) oleh guru BK. Kegiatan sosialisasi ini selain mencangkup informasi
penggunaan aplikasi, penulis juga memberikan contoh bagaimana
penggunaan aplikasi serta memandu dan membantu guru BK dapam proses
pengintalan aplikasi sebagai wujud kepemimpinan (Akuntabilitas).
c. Kegiatan 3
Kegiatan Penggunaan aplikasi sosiometri kepada siswa
Tanggal 28 Oktober – 01 November 2019
Daftar Lampiran 1. Konsultasi kegiatan pengisian aplikasi dengan
mentor/kepala sekolah.
Gambar 6.9. Konsultasi jadwal masuk kelas
41
2. Merancang kegiatan pengisian aplikasi bersama guru
BK lainnya.
Gambar 6.10. Membuat jadwal pengisian angket siswa
3. Pengaplikasian sosiometri pada siswa.
Gambar 6.11. Pengisian angket oleh siswa
1. Konsultasi kegiatan pengisian aplikasi dengan mentor/kepala sekolah.
Jumat tanggal 25 Oktober 2019 Penulis melakukan konsultasi dengan
mentor/kepala. Konsultasi dilakukan untuk meminta pendapat dan ijin
menggunakan jam mata pelajaran lain dalam proses pengisian angket siswa,
meminta ijin ini sebagai wujud integritas (Akuntabilitas) karena harus
meminjam jam mata pelajaran lain. Hasil konsultasi, penulis diijinkan untuk
meminjam jam olah raga selama 1 jam pelajaran dan silahkan
42
dikoordinasikan dengan guru yang terlibat.
2. Merancang kegiatan pengisian aplikasi bersama guru BK lainnya.
Pada hari yang sama, Penulis segera merancang jadwal pengisian angket di
kelas. Semua siswa diberi kesempatan untuk mengisi angket (Nasionalisme),
total ada 18 kelas dengan jumlah siswa per kelas kurang lebih 35 orang.
Jadwal dibuat untuk tanggal 28 Oktober sampai dengan 01 November 2019.
3. Pengaplikasian sosiometri pada siswa.
Dalam pengisian angket sosiometri Penulis dibantu oleh semua guru BK.
Setiap guru BK bertanggung jawab (Anti Korupsi) terhadap pengisian
angket masing-masing siswa asuhnya. Setiap guru BK akan menangani 4
sampai 5 kelas. Waktu pengisian angket dilakukan sesuai dengan jadwal
(Etika Publik) yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya.
d. Kegiatan 4
Kegiatan Record hasil sosiometri
Tanggal 04 – 08 November 2019
Daftar Lampiran 1. Mengadministrasikan data pengisian sosiometri.
Gambar 6.12. Tabulasi pengisian angket siswa
43
2. Membuat sosiogram berdasarkan hasil pengisian
aplikasi.
Gambar 6.13. Sosiogram
1. Mengadministrasikan data pengisian sosiometri.
Mulai hari Senin 04 November 2019 dilakukan proses pengadministrasian
data sosiometri diawali dengan melakukan tabulasi angket siswa. Tabulasi
dilakukan dengan bekerja keras (Anti Korupsi) dan bekerja sama
(Nasionalisme) seluruh guru BK mengingat cukup banyaknya jumlah siswa,
setiap guru BK mentabulasi anak asuhnya. Tabulasi kemudian bisa disimpan
berupa soft file maupun dicetak. Tabulasi yang dicetak dijadikan satu menjadi
comulative record, sehingga data dapat diakses oleh semua guru BK
(Akuntabilitas) untuk membantu siswa.
2. Membuat sosiogram berdasarkan hasil pengisian aplikasi.
Setelah tabulasi diseleseikan pada hari Kamis 07 November 2019, maka
dapat dibuat sosiogramnya. Sosiogram dibuat dengan memasukkan data
tabulasi angket pada aplikasi sosiometri sehingga hasil sosiogram akan
bermutu (Komitmen Mutu) dan rapi tidak seperti jika membuat sosiogram
44
manual. Selain itu sosiogram juga diberi label identitas kelas dan hubungan
yang digambarkan oleh sosiogram sehingga sosiogram lebih mudah dipahami
(Etika Publik) oleh guru BK yang ingin menggunakan.
e. Kegiatan 5
Kegiatan Konseling pada siswa terindikasi populer dan terisolasi.
Tanggal 11 – 18 November 2019
Daftar Lampiran 1. Menentukan siswa mana yang menjadi prioritas konseli
(1 orang populer dan 1 orang terisolasi)
Gambar 6.14. Pemelihan siswa prioritas
2. Menentukan teknik konseling
Gambar 6.15. Memilih teknik konseling yang tepat
Terisolasi Populer
45
3. Melakukan konseling pada konseli prioritas
Gambar 6.16. Konseling siswa
1. Menentukan siswa mana yang menjadi prioritas konseli (1 orang
populer dan 1 orang terisolasi)
Minggu terakhir Penulis melakukan konseling pada siswa prioritas sebagai
upaya tindak lanjut (Akuntabilitas) terhadap hasil sosiometri. Tahap pertama
pada Senin 11 November 2019 Penulis melihat data tabulasi sosiometri dari
sekian banyak siswa ada beberapa siswa yang angka penolakannya tinggi.
Penulis memilih siswa dengan saran wali kelas. Siswa dengan penolakan
tinggi memiliki masalah komunikasi yang tidak jelas. Siswa yang popular
merupakan siswa yang aktif, bersih, dan rajin.
2. Menentukan teknik konseling.
Setelah mendapatkan siswa prioritas, pada hari Selasa 12 November 2019
Penulis menentukan jenis teknik konseling yang tepat (Komitmen Mutu).
Penulis mempertimbangkan waktu yang singkat maka diambilah teknik
konseling SFBC (Solution Focused Brief Counseling). Konseling SFBC lebih
menekankan pada bagaimana seorang individu membangun solusi bukan
terjebak dalam analisis masalahnya.
3. Melakukan konseling pada konseli prioritas
Penulis melakukan konseling selama dua hari yaitu tanggal 13-14 November
2019. Konseling pertama dilakukan pada siswa terisolasi karena masalah
46
komunikasi yang tidak jelas. Konseling kedua dilakukan pada siswa yang
populer. Dalam proses konseling siswa terisolasi Penulis sedikit kesulitan
memahami perkataan konseli, namun Penulis tetap menghargai dan menerima
(Nasionalisme) konseli apa adanya dengan tetap sabar, menggunakan kata
yang sederhana, mengulang pertanyaan jika konseli terlihat kurang mengerti.
Selama prose perekaman konseling, Penulis tidak menggunakan kameramen
untuk menjaga rahasia konseli (Etika Publik) dan untuk penggunaan
rekaman sebagai laporan kegiatan Penulis terlebih dahulu meminta ijin
konseli sebagai wujud kepedulian (Anti Korupsi) Penulis terhadap hak
konseli.
47
BAB VII
KENDALA DAN SOLUSI
Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan aktualisasi :
1. Tidak adanya jam pelajaran BK sehingga kesulitan dalam penyebaran
angket sosiometri.
2. Kesibukan masing-masing guru BK senior, salah satu guru BK merupakan
humas sekolah, satu guru BK merupakan Pembina OSIS, sehingga cukup
sulit untuk melakukan sosialisasi yang dihadiri oleh semua guru BK.
3. Terjadi masalah teknis pada Hand Phone (HP) penulis sehingga beberapa
video hilang.
4. Adanya beberapa kegiatan yang bertepatan dengan pelaksanaan
aktualisasi, seperti peringatan HUT PGRI, Peringatan Hari Anak Nasional,
Peringatan Maulid Nabi, dan lain sebagainya.
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut yaitu :
1. Meminjam jam mata pelajaran lain tepatnya mata pelajaran olah raga,
namun dengan persetujuan kepala sekolah terlebih dahulu.
2. Memilih waktu yang tepat saat seluruh guru BK dapat hadir dalam
sosialisasi dan mengadakan sosialisasi dengan waktu yang singkat.
3. Melakukan pengambilan gambar ulang pada beberapa video yang masih
memungkinkan dilakukan.
4. Menyesuaikan waktu pelaksanaan agar semua kegiatan bisa berjalan
sesuai dengan estimasi waktu yang telah dirancang, termasuk dengan
mengerjakan beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah.
48
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari pelaksanaan aktualisasi ini adalh :
1. Dipakainya aplikasi sosiometri di SMPN 5 Bontang untuk mengetahui
pola pertemanan siswa, dan pada perjalanan pelaksanaan aktualisasi ini
diketahui juga alasan hubungan pertemanan yang terjadi.
2. Guru BK dapat menggunakan aplikasi sosiometri meskipun masih dengan
bimbingan, namun seiring berjalan waktu penulis yakin setiap guru BK
akan mahir menggunakannya.
3. Guru BK lebih mengetahui hubungan pertemanan yang terjadi pada siswa
asuhnya termasuk alasan hubungan tersebut, missal seorang anak yang
tidak disukai teman-temannya karena cara bicara yang tidak jelas, atau
siswa yang disukai temannya karena ramah dan sopan.
4. Adanya penanganan yang tepat terhadap siswa yang bermasalah dengan
hubungan pertemanannya untuk dilakukan konseling sebagai tindak lanjut
hasil sosiometri.
Saran untuk pelaksanaan aktualisasi ini :
1. Menjadwalkan waktu tersendiri guru BK untuk melakukan pertemuan
membahas perkembangan siswa ataupun tentang administrasi BK.
2. Memperbaiki administrasi BK agar lebih tertata dan mudah diakses saat
akan digunakan.
3. Meningkatkan kemampuan konseling agar kegiatan konseling tidak
berakhir sebagai kegiatan penasehatan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Dibyo, Bambang. 2014. Konseling Singkat Berfokus Solusi.
https://bambangdibyo.wordpress.com/2014/12/13/konseling-singkat-
berfokus-solusi-solution-focused-brief-counseling/. diakses 12 November
2019.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen Aparatur Sipil Negara . Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole
of Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
50
LAMPIRAN KEGIATAN 1 LEMBAR KONSULTASI MENTOR
51
PEMESANAN APLIKASI SOSIOMETRI
52
LAMPIRAN KEGIATAN 2 MEMO KEGIATAN SOSIALISASI
53
DAFTAR HADIR KEGIATAN SOSIALISASI
54
LAMPIRAN KEGIATAN 3 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMP NEGERI 5 BONTANG
Kelas : VII
Semester/ Tahun : Gasal/2019
Hari/tanggal : Senin/28 Oktober 2019
Alokasi waktu : 1 x 40 menit
Tempat : Kelas VII
Kegiatan
Pendukung/Bidang
: Aplikasi Instrumentasi/ Pribadi-Sosial
Judul/Spesifikasi Kegiatan : Pemberian sosiometri
Fungsi Kegiatan : Pencegahan, Pemeliharaan dan Pengembangan
A. Tujuan (Khusus) : 1. Mengetahui kondisi kelas dalam melaksanakan
pergaulan antar teman di kehidupan sehari-hari
2. Mengetahui kondisi siswa dalam memilih
teman yang disukai dan teman yang tidak
disukai di dalam kelas
3. Mengetahui hubungan sosial atau hubungan
berteman antar siswa di dalam kelas
B. Materi : 1. Pergaulan antar teman di kelas
2. Pembagian sosiometri
C. Metode : 1. Curah gagasan (brainstorming) 2. Tanya jawab
D. Kegiatan
Awal : 1. Salam
2. Apersepsi
3. Penyampaian tujuan
Inti :
Eksplorasi 4. Menanyakan kebiasaan siswa terkait
pergaulan antar teman satu kelas sehari-hari.
5. Menyampaikan bahwa dalam kehidupan
sehari-hari terdapat pergaulan antar teman
yang perlu dilaksanakan.
Elaborasi 6. Mengelola para siswa untuk mengisi angket
sosiometri untuk mengetahui hubungan sosial
55
di dalam kelas.
7. Membimbing siswa untuk menyebutkan teman
yang disukai dan teman yang tidak disukai di
dalam kelas.
Konfirmasi 8. Meninjau sejauh mana pemahaman siswa
terhadap pengisian kartu sosiometri.
9. Mendukung perencanaan siswa terhadap
pelaksanaan pergaulan antar teman yang baik
di sekolah.
Akhir : 10. Menyimpulkan hasil pertemuan
11. Merefleksikan kegiatan
12. Merencanakan tindak lanjut
E. Alat dan Media : Angket sosiometri, Komputer, aplikasi sosiometri
F. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian Proses : Pengamatan Langsung Kegiatan pengisian angket
2. Penilaian Hasil
3. Tindak Lanjut
:
:
Penilaian Segera (Laiseg) Hasil pengisian angket sosiometri
Konseling terhadap siswa terisolir dan popular di kelas
G. Sumber Belajar : 1. Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Walgito, Bimo. 2011. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier). Yogyakarta: Andi Offset.
3. Aplikasi sosiometri disusun oleh Drs. H. Mastur, M.Pd, Kons
Bontang, 25 Oktober 2019 Guru BK
56
Mey Marcellina, S.Pd.
NIP. 199105072019032020
BIMBINGAN DAN KONSELING
SMP NEGERI 5 BONTANG
ANGKET SOSIOMETRI
PETUNJUK :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan sejujurnya, karena jawaban
anda berguna bagi Guru Pembimbing untuk mengetahui gambaran hubungan
sosial di kelas anda. Selain itu juga untuk membantu masalah yang anda hadapi.
Kami menjamin kerahasiaan jawaban anda, karena itu tidak perlu ragu-ragu dalam
menjawab.
Konselor: …………………
Nama : …………………………… Jenis kelamin : Lk./Pr.
Kelas : …………………………… Nomor absen : ………
1. Pilihlah dua orang di antara teman anda sekelas yang paling anda sukai dalam
pergaulan sehari - hari di sekolah
Pilihan 1 : ……………………………… alasannya…………………………..……
………………………………………………………………………………………
Pilihan 2 : ……………………………… alasannya ………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan dua orang teman anda sekelas yang paling tidak anda sukai dalam
pergaulan sehari - hari di sekolah
Pertama : ……………………………… alasannya ………………………………
……………………………………………………………………………………..
Kedua : ……………………………… alasannya ……………………………….
……………………………………………………………………………………..
57
Bontang, ……………………
Yang mengisi,
………………………….
tanda tangan dan nama terang
58
LAMPIRAN KEGIATAN 4 CONTOH TABULASI ANGKET
59
60
61
LAMPIRAN KEGIATAN 5 RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL )
BIMBINGAN DAN KONSELING LAYANAN INDIVIDUAL
Nama Sekolah : SMP N 5 Bontang Semester : I / II Alokasi Waktu : 1 X 40 menit Tahun Pelajaran : 2019/2020
1. Masalah : Tidak disukai teman karena cara bicara yang kurang jelas.
2 Tugas Perkembangan
: Bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku/budaya
3 Bidang Layanan : Pribadi/Sosial
4 Jenis Layanan : Konseling Perorangan
5 Sasaran Pelayanan : Siswa yang memiliki masalah
6 Fungsi Layanan : Pengentasan
7 Tujuan Layanan : Konseli mampu menemukan solusi agar cara bicaranya jelas.
8 Bentuk kegiatan : Individual
9 Tempat Kegiatan : Ruang Konseling
10 Pelaksana Kegiatan
: Konselor sekolah
11 Pendekatan/Teknik : SFBC
12 Proses Kegiatan :
a. Keg.Pendahuluan
: Membangun hubungan pribadi dengan Konseli
b. Kegiatan Inti
1). Identifikasi : Menggali berbagai macam hal berkaitan dengan masalah cara berbicara/berkomunikasi
1). Diagnosa : Memperkirakan penyebab dari masalah berbicara
2). Prognosa : Merencanakan penyelesaian masalahberbicara dengan memperjelas artikulasi dan
62
memandang lawan bicara
3). Treatment : Membahas tentang masalah latihan artikulasi
4). Evaluasi : Mengkaji kelebihan dan kekurangan dari alternatif yang muncul dan menanyakan komitmen konseli tentang waktu pelaksanaannya
c. Pengakhiran : Menyatakan kemantapannya atas keputusan yang telah di ambil
13 Rencana Penilaian
a. Laiseg : Melakukan penilaian segera dengan UCA (Understanding,Comfort and Action) setelah selesai proses layanan.
b. Laijapen : Melakukan penilaian jangka pendek ( Laijapen) setelah satu bulan selesai pelaksanaan layanan.
c.
Laijapang : Melakukan penilaian jangka panjang ( Laijapang) setelah satu tahun selesai pelaksanaan layanan.
14 Rencana Tindak Lanjut
: Perlu diadakan konseling tahap berikutnya
Bontang, 12 November 2019
Konselor
Mey Marcellina, S.Pd NIP.199105072019032020
63
KARTU KONSELING