Post on 29-Dec-2015
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Natasha Cinta Vinskino. 9
FISIOLOGI
Keseimbangan Elektrolit
Total konsentrasi elektrolit akan mempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi elektrolit
berpengaruh pada fungsi sel.
Elektrolit berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa,
memfasilitasi reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular.
Ada 2 elektrolit yang sangat berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel
yaitu natrium dan kalium.
natrium dan kalium yang paling penting dalam mempertahankan
keseimbangan air dan elektrolit dan asam-basa
Na+: regulates the total amount of water in the body and plays a major role in neuronal and nerve signaling. Normal: 135 to 145 milliequivalent/liter (mEq/L).
K+ : is the major cation inside the cell. Potassium is essential for the proper functioning of the heart, kidneys, muscles, nerves, and digestive system. The normal blood potassium level is 3.5 to 5.0 mEq/L.
Cl-: Chloride plays a critical role in keeping the proper balance of body fluids and maintaining the body's acid-base balance. Normal :96 to 106 mEq/L.
Mg2+: agnesium is needed for more than 300 biochemical reactions in the body. It helps maintain normal muscle and nerve function, keeps the heart rhythm steady, supports a healthy immune system, and keeps bones strong. Magnesium also helps regulate blood sugar levels, promotes normal blood pressure, and is also involved in energy metabolism. Normal :e 1.7 to 2.2 mg/dL.
Ca2+: is also critical for muscle contraction, nerve signaling, blood clotting and maintaining normal heart function. Normal: 8.5 to 10.2 milligrams per deciliter (mg/dL).
Hormon Penyeimbang Cairan
Hormon ADH
•ADH dihasilkan Ihipotalamus yang kemudian disimpan pada hipofisis posterior.
•ADH disekresi ketika terjadi peningkatan serum protein, peningkatan osmolaritas, menurunnya volume CES, latihan/aktivitas yang lama, stress emosional, trauma.
•Meningkatkan ADH berpengaruh pada peningkatan reabsorpsi cairan pada tubulus ginjal. Reaksi mekanisme haus dan hormonal merupakan reaksi cepat jika terjadi deficit cairan.
• Faktor yang menghambat produksi ADH adalah hipoosmolaritas, meningkatnya volume darah, terpapar dingin, inhalasi CO2 dan pemberian antidiuretik.
Hormon Penyeimbang Cairan
Hormon aldosteron
•Hormon ini dihasilkan oleh korteks adrenal
•fungsinya meningkatan reabsorpsi sodium dan meningkatkan sekresi dari ginjal.
• Sekresi aldosteron distimulasi yang utama oleh sistem renin-angotensin I. angiotensin I selanjutnya akan diubah menjadi angiotensin II.
•Sekresi aldosteron juga distimulasi oleh peningkatan potasium dan penurunan konsentrasi sodium dalam cairan interstisial dan adrenocortikotropik hormon (ACTH) yang diproduksi oleh pituitary anterior.
• Ketika menjadi hipovolemia, maka terjadi tekanan darah arteri menurun, tekanan darah arteri pada ginjal juga menurun, keadaan ini menyebabkan tegangan otot arteri afferent ginjal menurun dan memicu sekresi renin. Renin menstimulasi aldostreon yang berefek pada retensi sodium, sehingga cairan tidak banyak keluar melaui ginjal.
Kebutuhan cairan
Fisiologi : Kidneys at work
PATOFISIOLOGI
Faktor risiko gastroenteritis
Sanitasi buruk
Imunitas host yang
rendah
Virulensi antigen tinggi
Peningkatan faktor risiko
gastroenteritis
Tidak Seimbang
Gangguan keseimbangan elektrolit umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan natrium dan kalium
Hypernatremia: meningkatkan tekanan osmotik dan menahan air lebih banyak sehingga tekanan darah akan meningkat
Ketidakseimbangan natrium lebih jarang terjadi, namun lebih berbahaya
Hyperkalemia: terjadi penurunan potential trans-membrane sel
Konsekuensi diare
Isotonic dehydration
Hypertonic (Hypernatremic) dehydration
Hypotonic (Hyponatremic) dehydration
Base-deficit acidosis (Metabolic Acidosis)
Pottasium depletion
Dehydration
Pemeriksaan
kasus di skenario
Pendekatan diagnosis kasus
Anamnesis (80%)Pemeriksaan fisik (15%)
Penunjang (5%)
anamnesis
Keluhan pasien?Diare onset, frekuensi BAB, bentuk BAB, tanda dehidrasi
kejang durasi, bentuk, frekuensi, saat terjadi,
pertolongan apa yg dilakukanKeadaan umum dehidrasi,
lemas, dllUmur 2,5 tahun imunisasi
lengkap?Lingkungan sanitasi?
Faktor risiko gastroenteritis
Sanitasi buruk
Imunitas host yang
rendah
Virulensi antigen tinggi
Peningkatan faktor risiko
gastroenteritis
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : suhu tubuh (suhu rektal paling mencermikan suhu tubuh), BB, TD, nadi
turgor kulit gambaran kasar hidrasi pasien
Poor skin turgor
Penurunan cairan tubuh variasi gejala
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan fesesElektrolit tubuh (serum, urin)
Radiologis barium enema atas indikasi keadaan umum GIT
Ct-scan atas indikasi edema otak karena hiponatremia
Pemeriksaan feses
Makroskopis dan mikroskopis.Bila diperlukan, lakukan
pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
natrium
1. Natrium serumBayi : 134-150 mmol/L
Anak dan dewasa : 135-145 mmol/L2. Urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/24 jam
3. Feses : kurang dari 10 mmol/hari
Penilaian hiponatremia
hiponatremia
Abnormalitas
Na serum
Abnormalitas
Na urin
Abnormalitas
Na feses
Kelainan homeostatik cairan dan elektrolit
Kelainan reabsorbsi Na
di ginjal
Malabsorbsi Na
TATALAKSANA
Emergency
• Pasien diberikan infus ringer laktat atau NaCl
• Bila pasien tidak sadar, lakukan ABC dan berikan oxygen terlebih dahulu
• Larutan NaCl 0,9% : Komposisi (mmol/l) : Na = 154, Cl = 154.
• Larutan Ringer Laktat: Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq/l.
• Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotik . Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan.
• (O) Kebutuhan Cairan
• Dewasa : 50cc/Kg BB/24 jam
• Anak : 10Kg I --- 100cc/Kg BB/24 jam
• 10Kg II --- 50cc /Kg BB/24 jam
• selebihnya --- 20cc /Kg BB/24 jam
• (O) Kebutuhan Natrium (Na+)
• 3-5 mEq/Kg BB/24 jam
• RL memiliki kandungan Na+ sebesar 130 meq/L (1 flash = 65 meq)
• Ns memiliki kandungan Na+ sebesar 154 meq/L (1 flash = 77 meq)
• * 1L(liter) = 1.000 cc, 1Flash = 500 cc
• (O) Tetesan/ Menit
• faktor tetes Otsuka --- 1cc = 15 tetes
• faktor tetes Terumo --- 1 cc = 20 tetes
DERAJAT DEHIDRASI
• Dehidrasi minimal atau tanpa dehidrasi (kehilangan < 3% cairan tubuh)
• • Status mental: baik, waspada
• • Rasa haus: minum baik, mungkin menolak cairan
• • Denyut nadi: normal
• • Kualitas kecukupan isi nadi: normal
• • Pernapasan: normal
• • Mata: normal
• • Air mata: ada
• • Mulut dan lidah: lembap (basah)
• • Elastisitas kulit: cepat kembali setelah dicubit
• • Pengisian kapiler darah: normal
• • Suhu lengan dan tungkai: hangat
• • Produksi urin: normal sampai berkurang
• Dehidrasi ringan sampai sedang (kehilangan 3 – 9% cairan tubuh)
• • Status mental: normal, lesu. atau rewel
• • Rasa haus: haus dan ingin minum terus
• • Denyut nadi: normal sampai meningkat
• • Kualitas kecukupan isi nadi: normal sampai berkurang
• • Pernapasan: normal; cepat
• • Mata: agak cekung
• • Air mata: berkurang
• • Mulut dan lidah: kering
• • Elastisitas kulit: kembali sebelum 2 detik
• • Pengisian kapiler darah: memanjang (lama)
• • Suhu lengan dan tungkai: dingin
• • Produksi urin: berkurang
• Dehidrasi berat (kehilangan > 9% cairan tubuh)
• • Status mental: lesu, sampai tidak sadar
• • Rasa haus: minum sangat sedikit, sampai tidak bisa minum
• • Denyut nadi: meningkat, sampai melemah pada keadaan berat
• • Kualitas kecukupan isi nadi: lemah, sampai tidak teraba
• • Pernapasan: dalam
• • Mata: sangat cekung
• • Air mata: tidak ada
• • Mulut dan lidah: pecah-pecah
• • Elastisitas kulit: kembali setelah 2 detik
• • Pengisian kapiler darah: memanjang (lama), minimal
• • Suhu lengan dan tungkai: dingin, biru
• • Produksi urin: minimal (sangat sedikit)
Reference• http://www.pediatriconcall.com/fordoctor/Medic
al_original_articles/electrolyte_disturbances_diarrhea.asp
• Anon, Water and Sanitation: WHO Fact Sheet No. 112, World Health Organisation, Geneva ,1996
• Pizzoti NJ, Madi JC, Iamanaca AI, Seguro AC, Rocha AS. Hyponatremia: Study of its epidemiology and mortality. Rev
• Hosp Clin Fac Med 1989; 4:307-311.
• Madjid,Amir; Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa; FK UI, Ed.II. 2008. 21-100