Post on 13-Jan-2017
PENGARUH NURSING ROUND TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUANG RAWAT INAP RS MMC JAKARTA
TESIS
NANCY FEBRIANA 0706194772
UUNNIIVVEERRSSIITTAASS IINNDDOONNEESSIIAA FFAAKKUULLTTAASS IILLMMUU KKEEPPEERRAAWWAATTAANN
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
DDEEPPOOKK JJUULLII 22000099
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Taesis ini diajukan : Nama : Nancy Febriana NPM : 0706194772 Program studi : Magister Ilmu Keperawatan Judul Tesis : Pengaruh Nursing Round terhadap Kepuasan Pasien pada Dimensi Informasi, Edukasi, dan Komunikasi Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RS MMC Jakarta. Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Keperawatan pada Program Studi Pascasarjana, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dewi Irawaty, MA., Ph.D (……………………………)
Pembimbing : Hanny Handiyani, S.Kp., M.Kep (……………………………)
Penguji : Mustikasari, S.Kp., MARS (……………………………)
Penguji : Emiliana Tarigan, S.Kp., M.Kep (……………………………)
Ditetapkan di : Depok Tanggal : 21 Juli 2009
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
ii
HALAMAN PERNYATAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Nancy Febriana
NPM : 0706194772
Tanda Tangan :
Tanggal : 21 Juli 2009
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah
ini:
Nama : Nancy Febriana
NPM : 0706194772
Program studi : Magister Keperawatan
Fakultas : Ilmu Keperawatan
Jenis Karya : Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengaruh Nursing Round Terhadap Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan
di Ruang Rawat Inap RS MMC Jakarta.
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat,dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 21 Juli 2009
Yang Menyatakan
(Nancy Febriana)
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
vii
ABSTRAK
Nama : Nancy Febriana Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan Title : Pengaruh Nursing Round Terhadap Kepuasan Pasien Pada Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit MMC Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh nursing round terhadap kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RS MMC Jakarta. Desai penelitian ini menggunakan desain quasi experimental with post test only. Hipotesa yang ingin dibuktikan adalah ada perbedaan kepuasan pasien antara kelompok kontrol dan intervensi. Jumlah sampel yang digunakan 84 pasien yang dibagi dalam kelompok intervensi dan kontrol, penelitian dilakukan bulan Mey sampai dengan Juni 2009. Hasil analisis memperlihatkan bahwa ada pengaruh kepuasan antara kelompok yang mendapat nursing round dengan menggunakan panduan terhadap kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan (P = 0,02) dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian maka nursing round disarankan untuk dijadikan sebagai salah satu cara untuk memenuhi kepuasan pasien. Kata kunci: kepuasan pasien, nursing round, dan panduan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
viii
ABSTRACT
Name : Nancy Febriana Study Program : Master Program In Nursing Sience Title : The Effect of Nursing Round to Patient Satisfaction at Patient ward in
RS MMC Hospital Jakarta
The research goal in aimed to gain the description on the effect of nursing round with rounding protocols to patient satisfaction on nursing care in RS MMC hospital Jakarta. The design of this research was quasi experimental post test only with control. The proof in this research was difference patient satisfaction of nursing services at patient ward in RS MMC Jakarta 2009 between intervention group and control. Number of respondent are 84 patient treated in May until June 2009 divided into intervention a form of nursing round protocols of patient satisfaction of nursing services and control. The research demonstrated there was a significant difference satisfaction that nursing round with rounding protocols has a significant effect to patient satisfaction (P = 0,002) to the level significant 95%. Base on these result nursing round is recommended to improve patient satisfaction. Keyword: nursing round, patient satisfaction, and protocols
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan curahan
kasih sayang kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan
tesis ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Magister Keperawatan pada Program Pascasarjana Fakultas Ilmu
Keperawatan. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sejak masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini,
sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu,
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia sekaligus pembimbing utama dalam penyusunan tesis
ini.
(2) Ibu Hanny Handiyani, S.Kp., M.Kep, selaku pembimbing II yang dengan
sabar telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran dan usul yang
cemerlang dan amat membantu perbaikan tesis ini.
(3) Krisna Yetti, M.App.Sc, selaku Ketua Program Studi Pascasarjana Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
(4) Dr. Muki Reksoprodjo, SpOG, selaku Direktur Utama Rumah Sakit MMC
yang telah memberikan kesempatan ijin kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan dan melakukan penelitian.
(5) Ibu Tati Nurhayati, SKM, selaku Kepala Departemen Keperawatan Rumah
Sakit MMC yang telah mendukung dan memberikan waktu dan bantuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
(6) Kepala Lantai, Komite Keperawatan, Head Nurse, dan rekan – rekan
perawat di rumah sakit MMC, yang telah bekerja sama dan membantu
penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya tesis.
(7) Edwin Darmawan, S.Kom., MM, suami peneliti atas dukungan dan
perhatian yang dicurahkan pada peneliti sehingga menjadi sumber inspirasi
peneliti untuk menyelesaikan pendidikan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
v
(8) Semua pihak terkait yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Akhir kata, peneliti berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Depok, 21 Juli 2009
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Lulus Kaji Etik
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Proposal Pelaksanaan
Lampiran 5. Panduan Pelaksanaan
Lampiran 6. Riwayat Hidup
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………………........
56
Tabel 4.1 Jumlah Sampel di Ruang Rawat Inap……………………………......
62
Tabel 4.2 Uji Validitas dan reliabilitas………………………………………… 69 Tabel 4.3 Uji Statistik...………………………………………………………...
75
Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Umur di Rumah Sakit MMC, 2009 (n=84)………………………………………………….
77
Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, dan Kelas Perawatan di RS MMC, 2009 (n=84) ……………………………………………………………….
78
Tabel 5.3 Distribusi Kepuasan Pasien pada Dimensi Informasi, Komunikasi, dan Edukasi di RS MMC, 2009 (n=84)…..………………………….
79
Tabel 5.4 Nilai Rata-Rata Pernyataan Harapan dan Kenyataan Pasien Pada Dimensi Informasi, Komunikas, dan Edukasi Kelompok Kontrol di Rumah Sakit MMC, 2009 (n=42).......................................................
80
Tabel 5.5 Nilai Rata-Rata Pernyataan Harapan dan Kenyataan Pasien pada Dimensi Informasi, Komunikas, dan Edukasi Kelompok intervensi di Rumah Sakit MMC, 2009 (n=42)...................................................
85
Tabel 5.6 Kesetaraan Umur Responden di Rumah Sakit MMC, 2009 (n=84)..
89
Tabel 5.7 Kesetaraan Karakteristik Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, dan Kelas Perawatan di Rumah Sakit MMC, 2009 ..................................
90
Tabel 5.8 Kesetaraan Harapan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit MMC, 2009 (n=84).......................................................
91
Tabel 5.9 Analis Pengaruh Nursing Round Terhadap Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit MMC, 2009 (n=84)
91
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
xi
DAFTAR GAMBAR
HalGambar 2.1 Posisi RS Berdasarkan Tingkat Kepuasan.................................. 47Gambar 2.2 Kerangka Teori............................................................................ 53Gambar 3.1 Kerangka Konsep........................................................................ 55Gambar 5.1 Matrik Matrik Importance Performance Analisys Kepuasan
Pasien pada Dimensi Informasi, Komunikasi , dan Edukasi Kelompok Kontrol di Rumah Sakit MMC, 2009 ( n=42)........ 81
Gambar 5.2 Matrik Matrik Importance Performance Analisys Kepuasan Pasien pada Dimensi Informasi, Komunikasi , dan Edukasi Kelompok Intervensi di Rumah Sakit MMC, 2009 ( n=42)....... 86
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan yang terjadi di dalam pelayanan kesehatan membuat perubahan
terjadi pada keperawatan. Perubahan ini terjadi akibat keragaman budaya,
populasi yang semakin menua, teknologi dan pelayanan, serta terpenuhinya
informasi kualitas pelayanan kesehatan (Wakefield, 2003 dalam Huber
2006). Perubahan telah dan akan terus mengganggu sistem pemberian
pelayanan kesehatan. Perubahan dirasakan sebagai bentuk kesempatan dan
tantangan. Perawat harus mampu mengantisipasi dan mengamati trend
karena cepat atau lambat akan berdampak pada praktik keperawatan (Huber,
2006)
Pelanggan merupakan penentu keberadaan suatu perusahaan, hal ini
menuntut perawat untuk mampu mengikuti semua perubahan yang terjadi di
dalam suatu organisasi. Perawat melakukannya dengan cara meningkatkan
kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan, tujuannya
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan rumah
sakit, dan efisiensi dalam pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan
(Swansburg, 1999).
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
American Nurse Association (ANA) menetapkan sepuluh standar mutu yang
digunakan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di
rumah sakit. Sepuluh standar mutu tersebut adalah: 1) angka infeksi
nosokomial, 2) angka pasien jatuh, 3) Kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan, 4) kepuasan pasien terhadap pengelolaan nyeri/kenyamanan,
5) kepuasan pasien terhadap pendidikan kesehatan, 6) kepuasan pasien
terhadap asuhan keperawatan, 7) upaya mempertahankan integritas kulit, 8)
tingkat kepuasan perawat, 9) kombinasi kerja perawat profesional dan non
profesional, 10) total jumlah perawat per pasien (Wojner, 2001). Salah satu
cara untuk meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit sesuai standar
ANA tersebut adalah dengan memenuhi kepuasan pasien terhadap asuhan
keperawatan, pendidikan kesehatan, dan pelayanan keperawatan.
Kepuasan pasien merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Aditama
(2004) mengatakan bahwa untuk mampu memuaskan konsumennya perlu
dilakukan upaya memenangkan persaingan yang terjadi di antara rumah
sakit. Kotler (2003) sebagai salah satu pakar pemasaran mengemukakan
bahwa tingkat kepuasan yang dirasakan seseorang merupakan hasil dari
membandingkan antara outcome dengan penampilan yang dirasakan
seseorang.
Gasperz (2003) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
keadaan di mana keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
produk yang dihasilkan. Peneliti lain menyatakan bahwa bahwa kepuasan
adalah respon pelanggan, terhadap analisis ketidaksesuaian yang dirasakan
antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan Doy (1988,
dalam Tjiptono & Diana, 2001)
Swansburg (1999) menyatakan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan
terhadap pelanggan mengenai persepsinya tentang mutu pelayanan
keperawatan, idapatkan bahwa pasien dan keluarga mendeskripsikan mutu
pelayanan keperawatan ke dalam dua bagian. Mutu pelayanan sebagai
praktik dan perawat. Praktik keperawatan meliputi pelayanan keperawatan
secara holistik, interaksi perawat-pasien, dan komunikasi efektif. Sedangkan
perawat diindentifikasi sebagai sesorang yang ramah, menyenangkan,
friendly, dan suka menolong.
Moenir (2000) mengatakan bahwa agar pelayanan dapat memuaskan pasien
dan keluarga, maka petugas pelayananan dapat memenuhi persyaratan
pokok. Persyaratan pokok tersebut antara lain yakni; 1) tingkah laku yang
sopan, 2) cara menyampaikan informasi, 3) waktu penyampaian informasi,
4) keramah-tamahan pemberi informasi.
Penelitian terbaru menemukan bahwa berdasarkan pengalaman pasien
dalam berinteraksi dengan perawat, pasien menyatakan kurangnya empati
dan komunikasi dari perawat kepada pasien. Kualitas pelayanan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
keperawatan yang diinginkan oleh manajemen dapat dicapai, dengan cara
menjadikan pasien sebagai pusat dasar komunikasi (Miller, 2009)
Kozier et. al (2004) menyatakan bahwa salah satu teknik komunikasi
antara pasien dan perawat adalah melalui teknik pemberian informasi.
Pemberian informasi dilakukan secara langsung mencakup informasi
spesifik yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan pasien. Informasi yang tidak
diberikan karena tidak diketahui oleh perawat, harus diketahui pasien.
Perawat harus menyatakannya kepada pasien dan menjelaskan siapa yang
memiliki informasi tersebut atau perawat menjelaskan pada pasien kapan
pasien akan mendapat informasi yang diinginkannya.
Komunikasi dan pemberian informasi yang kurang akan membuat pasien
tidak puas. McCabe (2009) menyatakan dalam survey tingkat kepuasan
pasien yang dirawat di cardio surgical ward adalah masalah komunikasi.
Permasalahan yang dikeluhkan pasien dalam komunikasi adalah buruknya
komunikasi antara staf keperawatan dengan keluarga atau pasien. Mc Namee
mengemukakan untuk meningkatkan komunikasi, anggota staf keperawatan
harus turut serta dalam setiap ward round. Ia juga menganjurkan pasien
untuk terlibat selama round (Mc Namee, 2006)
Komunikasi merupakan hal utama yang dilakukan perawat dengan tim
kesehatan lainnya sebagai bagian dari kerja perawat. Komunikasi juga
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
merupakan hal mendasar dari proses pelayanan pasien. Media komunikasi
yang digunakan perawat adalah laporan baik oral maupun tulisan,
conference, rujukan, dan nursing round (Du Gass, 1999). Kozier et al
(2004) menyatakan bahwa nursing round merupakan prosedur dimana dua
atau lebih perawat mengunjungi pasien di masing-masing tempat tidur
untuk; 1) mendapatkan informasi yang akan membantu dalam
merencanakan pelayanan keperawatan, 2) memberikan kesempatan pada
klien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya, dan 3) mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Penelitian lain yang dilakukan Meade et. al (2006) yang direlease oleh
American Journal of Nursing mengenai “pengaruh nursing round pada
penggunaan bel panggil, kepuasan dan keselamatan pasien“,
memperlihatkan bahwa nursing round menurunkan penggunaan bel panggil
dan meningkatnya kepuasan pasien (Meade et al, 2006). Penelitian yang
dilakukan Kocsis &Miksch (2007), mendapatkan bahwa pelaksanaan
nursing round mampu meningkatkan kepuasan pasien sampai dengan 90%
(Kocsis & Miksch, 2007).
Du Gass (1999) menyatakan bahwa dalam nursing round terjadi proses
pemberian informasi mengenai pasien, di mana terjadi pertukaran informasi
mengenai rencana perawatan pasien dan kemajuan dalam kesehatan dan
perawatan pasien. Protokol yang secara spesifik diterjemahkan dalam
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
bentuk kegiatan yang dilakukan dalam nursing round, dengan interval waktu
tertentu dapat meningkatkan kepuasan pasien , menurunkan kejadian pasien
jatuh dan menurunkan penggunaan bell pasien (Meade, 2006)
Beniscova (2007) dalam tesisnya menyatakan bahwa nursing round amat
penting dalam mengupayakan pasien mendapat pelayanan yang berkualitas.
Nursing round memungkinkan pasien untuk mendapat informasi mengenai
penyakit, kelanjutan pemeriksaan, proses keperawatan, rehabilitasi, dan
lain-lain. Nursing round sangat penting bagi pasien dan perawat karena
didalam kegiatannya terdapat kontak yang terus menerus antara perawat
dengan pasiennya.
RS MMC yang didirikan pada tahun 1987 oleh yang dimiliki oleh PT
Kosala Agung Metropolitan merupakan rumah sakit swasta tipe C. Rumah
Sakit Metropolitan Medical Center (RS MMC) merupakan pengembangan
“Metropolitan Medical Center”, yaitu Praktik Berkelompok Dokter Spesialis
(PBDS) pertama di Wisata International Tower Jakarta dan dibentuk pada
tahun 1976 (Profil RS MMC, 2005).
RS MMC sudah melakukan survey kepuasan pasien terhadap pelayanan
rumah sakit. Data survey kepuasan pasien bulan Maret tahun 2009
menunjukan bahwa jumlah pasien yang puas terhadap pelayanan perawat
berada pada 30,5%. Data rekam medis rumah sakit MMC pada tahun 2008
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
didapatkan data bahwa Bed Ocupation Rate (BOR) sebesar 49,23%,
Lenght of Stay (LOS) 4,65 hari, Turn Over Interval (TOI) 4,26 dan Bed Turn
Over (BTO) 10,4. Data di atas terlihat bahwa data indikator pelayanan
rumah sakit masih di bawah ideal sebab menurut Wijono (1999), nilai BOR
idealnya 60-85%, BTO 40-50 kali, dan TOI 1-2 hari.
Mutu pelayanan yang berkualitas merupakan tuntutan konsumen rumah sakit
dengan pangsa pasar kelas menengah atas. RS MMC adalah rumah sakit
yang memiliki pangsa pasar kelas menengah atas. Hasil wawancara dengan
kepala departemen keperawatan di rumah sakit MMC didapatkan bahwa,
pasien rumah sakit MMC berharap mendapat pelayanan yang berkualitas,
serta berharap perawat dapat menjadi mediator dalam berkomunikasi
dengan seluruh staf dan unit di rumah sakit. Pasien juga menginginkan
mendapat informasi yang dibutuhkannya Jika informasi belum dapat
diberikan perawat dapat mengemukan alasan dan memberi solusi atas
permasalahan yang dihadapi pasien. Pemberian informasi yang tepat, cepat
dan akurat merupakan salah satu hal utama yang diharapkan oleh pasien.
Berdasarkan catatan masalah keperawatan yang ada di departemen
keperawatan serta pengamatan yang peneliti lakukan terindentifikasi bahwa
masalah dan keluhan pasien yang akhirnya menimbulkan ketidakpuasan bagi
pasien diawali oleh pemberian informasi yang lambat, tidak akurat atau tidak
tepat.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
Nursing round yang dilakukan saat ini di rumah sakit MMC belum seperti
yang diharapkan pasien, karena belum memberikan dampak terhadap
kualitas pelayanan. Hasil observasi yang dilakukan didapatkan bahwa
nursing round dilakukan masih sekedar keliling ke kamar pasien melakukan
tugas rutin seperti mengukur tanda-tanda vital. Wawancara dengan kepala
lantai dan head nurse dinyatakan bahwa komunikasi, informasi dan edukasi
terkait rencana perawatan pasien, kelanjutan pemeriksaan dan informasi
mengenai penyakit serta kemajuan dalam kesehatan dan perawatan pasien
belum menjadi titik fokus utama. Perawat belum secara otomatis
berkomunikasi dan memberikan informasi pada pasien saat melakukan
nursing round. Selain itu kesempatan pasien untuk berdiskusi mengenai
masalah keperawatannya belum menjadi perhatian khusus bagi perawat.
Perawat juga belum melakukan evaluasi mengenai pelayanan keperawatan
yang diterima pasien. Kesimpulan yang didapat adalah nursing round
dilakukan masih sambil lalu dan sekedar melakukan tugas rutin saja.
Nursing round di RS MMC yang dilakukan sambil lalu dan sekedar
melakukan tugas rutin saja mengakibatkan pemberian informasi,
komunikasi dan edukasi yang diharapkan pasien masih belum menjadi titik
sentral utama dalam pemberian pelayanan. Perawat bekerja tidak efisien
karena harus berulang kali kembali kekamar pasien hanya untuk
memberikan informasi yang diperlukan pasien. Tidak efisiennya kerja
perawat terjadi karena kurang lengkapnya informasi yang perawat miliki
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
dan dapat perawat berikan, selain karena kurangnya pemahaman dan
penguasaan perawat mengenai program perawatan dan pengobatan pasien.
Data catatan komentar dalam kuesioner kepuasan pasien didapatkan pasien
mengeluh bahwa pemberi pelayanan dianggap kurang memberikan
informasi yang diperlukan oleh pasien. Keluhan tersebut adalah bahwa
petugas terkesan pelit dalam memberikan informasi, kurang tanggap dalam
berkomunikasi, komunikasi tidak dipahami klien yang awam, terkesan
lambat dalam pemberian informasi atau menahan-nahan informasi serta
tidak memahami program perawatan dan pengobatan pasien. Perawat juga
dianggap kurang maksimal memberikan edukasi pada pasien terkait dengan
penyakit yang diderita pasien.
Rumah sakit MMC juga telah terakreditasi untuk 16 pelayanan secara penuh
pada tahun 2007, maka rumah sakit memiliki komitmen yang tinggi untuk
memenuhi kebutuhan konsumen rumah sakit kelas menengah atas akan mutu
pelayanan rumah sakit yang berkualitas. Pada pasien kelas menengah atas
tuntutan terhadap komunikasi, pemberian informasi yang tepat dan akurat
mengenai perawatan dan pengobatan, merupakan dasar kepercayaan pasien
terhadap kualitas rumah sakit. The Picker Health Commonwealth (1998
dalam Kozier et al, 2004) menyatakan bahwa salah satu dimensi kepuasan
pasien adalah informasi, komunikasi dan edukasi. Pemenuhan kebutuhan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
pasien akan informasi, komunikasi, dan edukasi, dapat memberikan
kepuasan pada pasien.
Penelitian yang dilakukan McCabe (2009) memperlihatkan salah satu cara
untuk memperbaiki mutu pelayanan adalah dengan memperbaiki
kemampuan komunikasi antara perawat dengan perawat dan perawat
dengan pasien dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan.
Karena media komunikasi antar perawat dan pasien dapat dilakukan secara
maksimal pada saat nursing round, maka untuk meningkatkan kepuasan
pasien dapat dilakukan melalui program nursing round berdasarkan
panduan yang baku dan dilaksanakan secara sistematis.
Kepuasan pasien dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berpengaruh secara
langsung maupun tidak langsung. Situasi dan kondisi serta faktor lain
(tempat, sumber daya yang ada, dan lain-lain) yang ada disuatu institusi atau
rumah sakit akan banyak akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda.
Oleh karenanya menarik untuk diteliti bagaimana pengaruh Program round
terhadap kepuasan pasien di rumah sakit MMC “Pengaruh Nursing Round
Terhadap Kepuasan Pasien Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RS MMC Jakarta“
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
1.2 Rumusan Masalah
Rumah sakit MMC merupakan rumah sakit konsumen pengguna jasa
rumah sakit MMC merupakan kelas menengah atas yang menuntut kualitas
pelayanan dan asuhan keperawatan yang prima. Faktor komunikasi yang
rinci dan sistematis, informasi tentang kondisi kesehatan pasien, dan edukasi
mengenai perawatan merupakan merupakan hal utama yang dianggap
penting dan diharapkan pasien mampu diberikan oleh perawat.
Data survey kepuasan yang dilakukan RS MMC pada bulan Maret 2009
memperlihatkan bahwa kepuasan pasien tehadap pelayanan perawat berada
pada 30,5%. Penelitian Kocsis & Miksch (2007) mendapatkan hasil
bahwa nursing round memberikan pengaruh terhadap peningkatan kepuasan
pada pasien. Interaksi perawat dengan pasien secara maksimal terjadi pada
saat melakukan nursing round.
RS MMC perlu memperbaiki kualitas pelayanan keperawatan dan
memperbaiki kinerja perawat, terutama dalam memberikan pelayanan
keperawatan. Kualitas pelayanan merupakan faktor yang dapat
meningkatkan kepuasan pasien. Nursing round merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan. Kepuasan dipengaruhi oleh banyak faktor menyadari
hal tersebut maka menarik untuk mengembangkan penelitian dan mencari
jawaban apakah penerapan program nursing round dengan menggunakan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
protokol dapat berpengaruh terhadap kepuasan pasien pada dimensi
pemberian informasi, komunikasi, dan edukasi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nursing rounds
terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap rumah sakit
MMC Jakarta
1.3.2 Tujuan khusus:
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1.3.2.1 Diketahuinya karakteristik pasien rawat (umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, dan kelas perawatan) di rumah sakit
MMC.
1.3.2.2 Diketahuinya perbedaan harapan dan kenyataan pasien rawat
inap pada dimensi informasi, komunikasi dan edukasi terhadap
pelayanan keperawatan di RS MMC.
1.3.2.3 Diketahuinya pengaruh program nursing round terhadap
kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan di
RS MMC
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 1
1.4 Manfaat
1.4.1 Manajemen rumah sakit tempat penelitian
1.4.1.1 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan melalui
penerapan nursing round di rumah sakit MMC.
1.4.1.2 Hasil penelitian dirasakan oleh pasien yang menggunakan
jasa pelayanan keperawatan sebagai mutu pelayanan
keperawatan yang bermutu karena, kegiatan nursing round
mampu meningkatkan kualitas komunikasi antara pasien
dan perawat.
1.4.2 Bagi perkembangan keilmuan keperawatan
Bagi perkembangan keilmuan, penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan rujukan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian
terkait penerapan nursing round dan kepuasan pasien.
1.4.3 Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberi informasi
tambahan atau data dasar peneliti untuk mengembangkan penelitian
mengenai kepuasan pasien. Penelitian ini diharapkan menggugah
peneliti lain untuk melanjutkan penelitian ini secara lebih baik agar
manfaatnya dapat dirasakan sebagai pengembangan kelimuan
keperawatan dan penerapan manajemen keperawatan di institusi
pelayanan kesehatan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mutu Dalam Keperawatan
2.1.1 Definisi Mutu
Mutu dalam pelayanan kesehatan sebenarnya bukan merupakan hal baru.
Hal ini sudah dimulai dari masa Florence Nightingale pada 1820-1910.
Beliau berupaya meningkatkan citra keperawatan terkait dengan mutu
pelayanan, dengan anjurannya yang terkenal yakni ” the hospital should
do no harm” artinya rumah sakit jangan sampai mencelakakan pasien.
William (2005) menyatakan mutu atau kualitas pelayanan merupakan
ukuran tingkat penampilan dibandingkan dengan seperangkat harapan atau
standar yang diberikan oleh penyedia jasa pelayanan. Mutu yang diukur
dihubungkan dengan apa yang terjadi pada pasien dan merupakan
tantangan bagi penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk mengukur,
memonitor dan mengatur pelayanan kesehatan.
Pengertian mutu lainnya menyatakan bahwa mutu adalah faktor
keputusan dari pelanggan. Mutu adalah ditentukan oleh pelanggan bukan
ketetapan insinyur, pasar atau ketetapan manajemen. Mutu merupakan
pengalaman nyata pelanggan terhadap produk maupun jasa pelayanan,
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
15
mengukurnya atau mengharapkannya, dijanjikan atau tidak sama, sadar
atau hanya dirasakan, operasional tehnik atau subyektif sama sekali dan
selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar yang kompetitif
Wijono (1999). Mutu meliputi tingkat excellence yang dihasilkan dalam
pelayanan pasien serta berdasarkan pada ketersediaan ilmu pengetahuan
dan pencapaian pada satu sisi ( Kart & Green 1972, dalam Huber, 2006)
Mutu di gambarkan terdiri dari dua bagian kualitas dan pemenuhan
harapan konsumen. Kualitas merupakan mutu secara nyata sebagai
standar, yang dibuat untuk memenuhi harapan seseorang. Mutu
dipersepsikan sebagai pemenuhan harapan konsumen hal ini dinyatakan
oleh Omachonu (1990 dalam Huber, 2000). Indikator adalah ukuran
kuantitatif yang nyata dari struktur , proses dan Outcome yang
dihubungkan dengan satu atau lebih dimensi penampilan atau kinerja.
Indikator penampilan mengukur kompetensi atau produktivitas, sedangkan
indikator yang berhubungan dengan pasien disebut indikator klinik.
Di Indonesia sudah dilakukan pengembangan kegiatan penilaian mutu
yang dilakukan oleh rumah sakit swasta dan negeri. Menurut Departemen
Kesehatan, (2001) standar merupakan ukuran atau patokan untuk
mengukur kuantitas atau nilai. Standar juga dikaitkan dengan kinerja atau
keadaan yang dapat diterima seseorang yang berwenang dalam situasi
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
16
tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan dan meningkatkan kondisi.
Dr. Joseph Juran pakar mutu dari Amerika Serikat menyatakan mutu
tidak hanya datang begitu saja namun harus direncanakan atau dirancang.
Perencanaan mutu terkait dengan tiga hal yang disebut dengan trilogi
Juran yakni; (1) perencanaan mutu, (2) pengendalian mutu dan, (3)
peningkatan mutu (Wijono, 1999).
2.1.2 Elemen Mutu Pelayanan
Elemen mutu pelayanan merupakan bagian dari mutu pelayanan. Leeboy
& Scoot (2004) menyatakan bahwa pada pelayanan kesehatan, kualitas
pelayanan difokuskan pada doing right things right dan making continous
improvement yang penjelasan digambarkan dibawah ini :
a. The right things done right, mengambarkan matriks hubungan antara
proses dan performance yang saling berinteraksi. Sehingga pada saat
melakukan peningkatan proses akan menghasilkan performance.
b. Doing the right things wrong, bila organisasi telah membuat sistem
proses discharge planning, sistem digunakan pada saat proses namun
prosedurnya tidak diikuti secara spesifik.
c. Doing the right things right, jika peralatan yang dimiliki untuk
melakukan produksi sangat akurat, staf tahu bagaimana
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
17
menggunakannya secara tepat. Artinya organisasi telah melakukan the
right things right..
2.1.2.1 Continous Iimprovement
Continous improvement, merupakan inti dari tantangan mutu pelayanan
karena tidak mungkin melakukan sesuatu dengan sempurna. Continous
improvement yang dilakukan terus menerus membuat pelayanan menjadi
lebih baik setelah terjadinya masalah. Perbaikan demi perbaikan yang
dilakukan setiap kali mengatasi masalah adalah hal yang amat
memungkinkan untuk dilakukan. Empat hal yang harus dilakukan yakni;
1) clinical outcome yang optimal bagi pasien, 2) kepuasan bagi seluruh
pelanggan, 3) retention of talented staff, 4) financial viability
2.1.2.2 Clinical outcome
Clinical outcome merupakan harapan dari seluruh pasien dan
keluarganya. Pasien menginginkan Clinical outcome yang optimal,
meskipun demikian tetap saja mereka tidak dapat menilai clinical
outcome karena keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki. Pemberi
pelayanan kesehatan sebagai tenaga profesional, menerapkan standar
mutu klinik dalam menangani pasien dan digunakan oleh pasien sebagai
panduan mutu.
2.2.2.2 Kepuasan bagi seluruh pelanggan
Kepuasan bagi seluruh pelanggan merupakan suatu strategi
berbicara dengan pasien karena pasien butuh untuk dipahami
dan dilayani kebutuhan dan harapannya.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
18
2.2.2.3 Retention of talented staff
Retention of talented staff merupakan upaya mempertahankan
staf yang handal. Retention of talented staff perlu dilakukan
karena pemberi pelayanan profesional yang kompeten dan caring
akan terkait dengan pemberian pelayanan prima. Organisasi yang
memiliki kemampuan mempertahankan staff yang handal,
mampu membuat organisasi menciptakan sietam pelayanan
yang bersahabat bagi pasien dan melakukan perbaikan untuk
memberikan pelayanan yang menjadi lebih baik dari hari ke hari.
2.2.2.4 Financial viability
Financial viability, dilakukan dengan memberikan kepuasan
bagi pasien. Bayaran yang seimbang didapat sesuai dengan
pelayanan yang diberikan.
2.2 Pemberian Informasi
Pemberian imformasi merupakan salah satu kegiatan dalam pemberian
pelayanan. Tarsitano (1999, dalam Kizilay & Leahy, 2004) mengatakan
bahwa perawat harus mampu untuk memberikan informasi kepada pasien
dalam keterbatasan waktu yang dimilikinya dengan mempertimbangkan
kemampuan, usia, pengalaman, dan budaya serta kebutuhan sosial ekonomi.
Moenir (2001) menyatakan terdapat empat persyaratan pokok agar
pelayanan dapat memuaskan keluarga, empat syarat tersebut adalah:
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
19
2.2.1 Tingkah Laku Yang Sopan
Sopan santun merupakan suatu bentuk penghormatan dengan
berprilaku santun pasien akan merasa dihormati sebagai manusia dan
merupakan kepuasan tersendiri bagi pasien. Tingkah laku sopan
merupakan modal awal dalam hubungan pelayanan. Kesopanan
ditunjukan dengan tingkah laku dan tindak-tanduk, tegur sapa dan
tutur kata perawat dalam menyampaikan informasi.
2.2.2 Cara Meyampaikan Informasi
Cara penyampaian informasi kepada pasien hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi untuk menghindari
informasi yang membingungkan bagi pasien. Perawat harus
mengupayakan bahwa informasi yang disampaikan tepat dan tidak
keliru hal ini penting karena informasi yang jelas akan menurunkan
stress pasien Jhonson & Sargent (1990)
2.2.3 Waktu Penyampaian Informasi
Informasi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan sangat
didambakan oleh setiap orang yang sedang memiliki masalah
kesehatan. Peyampaian informasi yang tidak tepat waktu atau
terlambat akan membuat pasien tidak puas dan menjadi tidak
percaya pada pelayanan yang diberikan rumah sakit.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
20
2.2.4 Keramah tamahan Pemberi Informasi
Keramah-tamahan sebenarnya tidak hanya lisan, baik berhadapan
ataupun melalui hubungan telepon, ditandai dengan cara bicara yang
wajar dan tidak dibuat-buat, jelas, tidak menimbulkan keraguan dan
disampaikan dengan tulus. Perawat saat berkomunikasi sebaiknya
melakukan dengan tidak terburu-buru, serta memberikan kesempatan
kepada pasien untuk bertanya dengan tetap menghormati pasien.
2.3 Komunikasi
2.3.1 Komunikasi Dalam Helping Relationship
Komunikasi dalam hubungan pasien dengan perawat disebut
dengan helping relationship yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Tiga fase didalam hubungan perawat pasien
adalah:
2.3.1.1 Fase orientasi
Pada fase orientasi ini perawat memulai pengumpulan data
sebagai bagian dari proses keperawatan. Sehingga penting
artinya bagi perawat untuk mengenalkan diri pada pasien.
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah
- Menjelaskan peran dari helping relationship, berupa
hubungan yang saling memuaskan tanpa ada pembatasan
ataupun manipulasi.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
21
- Membuat kontrak atau kesepakatan mengenai hubungan
yang dibangun. Elemen dari kontrak yang dibuat
berisikan tujuan dari hubungan, lokasi, frekuensi, lama
kontrak, dan durasi hubungan.
- Melakukan orientasi pelayanan kesehatan yang tersedia
termasuk fasilitas dan jenis pelayanan yang tersedia.
2.3.1.2 Fase kerja
Fase kerja merupakan bagian terpanjang dari helping
relationship. Perawat dan pasien berinteraksi dan
bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan pasien. Pada fase
ini perawat akan mendiskusikan ide, mengatur kepentingan
pasien, membuat rujukan, dan lain-lain. Peran guru atau
penasihat dilakukan perawat sebagai pemberi pelayanan.
Zangari & Duffy dalam Gass (1999) mengindentifikasi
tujuh langkah pada proses ini yaitu: 1) perawat
mengumpulkan data base informasi; 2) mendiskusikan
dengan pasien apa yang diharapkan; 3) bersama pasien
membuat tujuan; 4) membuat kontrak tanggung jawab
untuk mencapai tujuan; 5) perawat berkoordinasi dengan
anggota tim kesehatan dan keluarga pasien; 6) perawat dan
pasien mengevaluasi kemajuan tujuan; 7) tujuan
dimodifikasi dan kontrak dinegoasiasikan.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
22
2.3.1.3 Fase terminasi
Fase ini adalah saat pergantian shift atau saat pasien
pulang. Perawat dan klien akan mengkaji helping
relationship yang mengindikasikan kemajuan Jika tujuan
awal tercapai maka akan timbul perasaan puas bagi pasien
dan perawat.
2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Du Gass (1999) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
komunikasi adalah sebagai berikut ini
2.3.2.1 Sumber (sender)
Sender memiliki masalah dalam membuat pesan dalam
bentuk yang dapat dikomunikasikan yang disebut coding.
Manusia kebanyakan berkomunikasi dengan menggunakan
kata-kata baik lisan maupun tulisan dan tingkah laku non
verbal seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh dan sentuhan.
Kondisi emosional seseorang akan mempengaruhi
komunikasi, dimana komunikasi yang dilakukan oleh
seseorang yang tidak emosional dan merasa nyaman dengan
orang lain akan merasa menjadi lebih mudah untuk bicara
dan mengekspresikan perasaannya. Kecemasan dan rasa
takut akan mengganggu kemampuannya untuk menjelaskan
pesan dan mengirimkannya.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
23
2.3.2.2 Pesan
Pesan tidak selalu terlihat jelas sehingga beberapa
mengalami masalah dalam menghasilkan pesan secara jelas
sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Sehingga untuk
membuat pesan berisi arti pesan harus dikirim dalam bentuk
yang mudah dipahami.
2.3.2.3 Channel
Channel yang dipilih untuk mengirim pesan harus sesuai .
Pada dasarnya da tiga channel utama yakni oral, tulisan dan
komunikasi non verbal yang paling penting adalah
pemilihan media harus sesuai dengan pesan dan membuat isi
pesan jelas diterima oleh receiver. Sentuhan terkadang lebih
efektif dibandingkan dengan kata-kata demikian pula dengan
pembicaraan langsung secara face to face lebih efektif
dibandingkan dengan telepon.
2.3.2.4 Penerima
Penerima merupakan faktor dalam komunikasi dan berada
diakhir proses komunikasi. Masalah utama dalam
komunikasi dapat terjadi saat akhir proses. Faktor fisik dan
psikososial mempengaruhi kemampuan seorang penerima
untuk memahami komunikasi yang sedang berlangsung
diantaranya: usia, tingkat kesadaran, status mental, dan
keadaan emosi .
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
24
Taylor ett all (1997) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi komunikasi yakni;
1) Tujuan yang spesifik, salah satu diantaranya adalah melakukan
pemeriksaan fisik secara cepat saat menyapa klien diawal shift.
2) Lingkungan yang nyaman, adalah keadaan lingkungan atau area
sekitar pasien misalnya furniture, lampu suhu ruangan termasuk juga
kondisi atau atmosphere ruang apakah terburu-buru atau relax.
3) Privacy, merupakan upaya yang harus dilakukan untuk membuat
pembicaraan yang dilakukan antara perawat dengan pasien tidak
didengar oleh orang lain.
4) Fokus pada pasien, artinya komunikasi dilakukan terfokus pada
pasien bukan pada perawat atau pada kegiatan perawat.
5) Penggunaan observasi keperawatan, yakni kegiatan yang melibatkan
penglihatan dan interpretasi khususnya dalam memvalidasi informasi.
Observasi memiliki tujuan yakni; membuat perawat menjadi aware
dengan pesan non verbal yang dikirim pasien, sebagai sumber
informasi utama apabila pasien tidak mau atau tidak ingin
berkomunikasi dan menggambarkan caring atau ketertarikan pada
pasien.
6) Optimal pacing, Perawat harus menyadari bahwa pasien memiliki
keterbatasan sehingga perawat tidak terburu-buru memberikan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
25
sejumlah daftar pertanyaan dalam keterbatasan waktu yang
dimilikinya.
7) Menyediakan personal space, perawat harus menyadari bahwa pasien
memiliki personal space sehingga intimidasi atas personal space akan
menimbulkan rasa ketidaknyamanan.
2.3.3 Kegunaan Komunikasi Dalam Proses Keperawatan
Kualitas pelayanan yang tinggi, biaya perawatan rendah, serta
tercapainya tingkat kepuasan pasien merupakan tujuan utama dari
suksesnya pemberian pelayanan pada pasien. Kemampuan untuk
mencapai tujuan ini tergantung pada pendekatan organisasi untuk
memenuhi sumber daya dan sumber material yang dibutuhkan
pasien agar sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pasien
Deutsschendorf ( 1980 dalam Huber, 2000).
Manthey (1990) menyatakan bahwa elemen dasar dari sistem
pemberian pelayanan keperawatan adalah pembuatan keputusan
klinik dan manajemen diantaranya adalah yang disampaikan berikut
ini: 1) Pengambilan keputusan klinik; 2) Alokasi kerja; 3)
komunikasi; 4) Manajemen; 5) Koordinasi. Kemampuan
komunikasi perawat dengan pasien dan perawat lainnya merupakan
hal mendasar untuk menggunakan proses keperawatan secara
efektif. Pengetahuan mengenai proses komunikasi dan tehnik
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
26
komunikasi efektif merupakan hal fundamental dalam proses
keperawatan. Disaat yang sama proses keperawatan menyediakan
tuntunan bagi perawat untuk melakukan komunikasi dengan pasien
secara efektif. Kegunakan komunikasi dalam masing-masing tahap
proses keperawatan adalah sebagai berikut:
2.3.3.1 Pengkajian
Pengkajian menempatkan fokus utama dari langkah
pengkajian adalah mendapatkan informasi, dengan
menggunakan panduan komunikasi verbal dan non verbal.
Pengkajian untuk mendapatkan data dilakukan dengan
menggunakan keterampilan pengamatan selama melakukan
komunikasi.
2.3.3.2 Diagnosa
Komunikasi pada tahap diagnosa terutama dilakukan pada
saat melakukan formulasi dari diagnosa keperawatan.
Diagnosa yang didapat akan dikomunikasikan kepada
perawat lain yang terlibat pada pelayanan pasien dan juga
dikomunikasikan kepada pasien.
2.3.3.3 Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah komunikasi antara perawat,
pasien dan tim kesehatan lain sebagai cara untuk mencapai
tujuan dan mengembangkan intervensi. Tanpa melakukan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
27
komunikasi maka proses keperawatan tidak akan pernah
sampai pada tahap implementasi.
2.3.3.4 Implementasi
Implementasi merupakan tahap dimana perawat memerankan
banyak peran saat mereka melakukan implementasi dari
rencana keperawatan. Komunikasi verbal dan non verbal
memungkinkan perawat untuk mengukur pelayanan dasar
yang diberikan disamping mengajar, memberi pendapat dan
mendukung pasien dan keluarga selama fase implementasi.
2.3.3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi dilakukan perawat dengan melakukan komunikasi
verbal dan non verbal dengan pasien karena untuk
memverifikasi tujuan pasien atau tujuan asuhan
keperawatan yang telah dicapai.
2.3.4 Sikap Perawat yang Meningkatkan Komunikasi
2.3.4.1 Awareness
Awareness penting dilakukan sebelum terjadinya hubungan antar
manusia guna meningkatkan kualitas komunikasi. Hal ini
ditandai dengan pemberian perhatian perawat pada saat pasien
bicara, dengan tingkah laku perawat seperti; memandang wajah
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
28
pasien, kontak mata, mempertahankan sikap tubuh yang terbuka,
alis tidak berkernyit, dan tangan tidak bertolak pinggan.
2.3.4.2 Penerimaan dan respek
Penerimaan dan respek adalah keterbukaan untuk menerima
keunikan dari individu. Artinya pasien diterima sebagai manusia
meskipun tingkah lakunya tidak sesuai dengan harapan
2.3.4.3Unconditional positif regard
Unconditional positif regard, adalah sikap perawat yang harus
dapat menerima pasien sebagai bagian dari gambar secara
keseluruhan. Sehingga tingkah laku pasien yang tidak dapat
diterima dapat dipahami sebagai coping mekanisme yang pasien
butuhkan.
2.3.4.4 Emphaty
Emphaty (empati) merupakan sikap perawat dalam melakukan
persepsi secara akurat dari perasaan pasien. Hal ini merupakan
pengalaman merasa apa yang pasien rasakan dan pikirkan.
Namun empati bukan simpati ini lebih dari sekedar rasa ada
bersama pasien.
2.3.4.5 Relatedness
Relatedness, berhubungan dengan pengalaman perkenalan antara
perawat dan pasien dan menenekankan pada dasar hubungan
emosi mereka. Hubungan dengan pasien dijaga agar membuat
komunikasi perawat dan pasien dapat terjadi.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
29
2.3.4.6 Carring
Carring merupakan perasan interest dalam welfare pasien.
Perawat harus mengkaji secara berkelanjutan energi personal dan
sumber emosi untuk mencegah exhaustion
2.3.4.7 Objectivity
Objectivity merupakan realita yang didasarkan pada proses
komunikasi yang memungkinkan perawat untuk ada dalam
pikiran dan perasaan pasien. Objevtivity yang sesungguhnya
adalah dengan cara perawat mengevaluasi komponen hubungan.
Berpikir dengan objektif membuat perawat mampu memahami
pengalaman pasien dan mengindentifikasi kesulitan pasien.
Sehingga pasien dapat dituntun dalam mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah.
2.3.4.8 Perlindungan
Perlindungan merupakan sifat carring yang harus digunakan saat
melakukan evaluasi kemampuan pasien untuk melindungi
dirinya.
2.3.4.9 Genuinnes
Genuinnes adalah kemampuan perawat untuk bersikap jujur,
terbuka dan menampilkan diri. Digambarkan dengan sikap
terbuka dan spontan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
30
2.3.4.9 Opennnes
Opennnes, merupakan sikap perawat untuk menjadi terbuka
terbuka dengan pasien merefleksikan kemampuan dan keinginan
perawat untuk bersikap nyata, jujur, terbuka, menampilkan diri,
dan melampui emosi.
2.4 Edukasi
Pendidikan pasien dinyatakan oleh Simond (1979 dalam Rankin & Stalling,
2001) sebagai proses mempengaruhi tingkah laku, menghasilkan perubahan
didalam tingkah laku, sikap dan keterampilan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan. Proses dimulai dengan pemberian informasi
termasuk interprestasi dan integrasi dari informasi untuk membawa
perubahan tingkah laku yang akan memberi keuntungan pada status
kesehatan seseorang.
2.4.1Tujuan edukasi
Rankin & Stalling (2001) mengatakan bahwa pendidikan merupakan
bagian dari dimensi carring dan merupakan peran profesional dari
perawat. Sedangkan Joint Commission on the Accreditation of Health
Care Organization (JCHO) mengeluarkan standar tujuan pendidikan
pasien yakni
a. Meningkatkan komunikasi interaktif antara pasien dan penyedia
pelayanan
b. Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga mengenai status
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
31
kesehatan pasien, pilihan pelayanan kesehatan dan konsekuensi
dari pilihan yang dilakukan.
c. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan mengenai perawatannya.
d. Meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam mengikuti
rencana pelayanan keperawatan terapeutik.
e. Memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarga
f. Meningkatkan kemampuan koping pasien dan keluarga terhadap
status kesehatan pasien.
g. Mengikutsertakan peran pasien dan keluarga dalam continuing
care.
h. Meningkatkan gaya hidup sehat pasien.
i. Menginformasikan pasien mengenai kondisi tanggung jawab
financial untuk pengobatan.
2.4.2 Standar pendidikan bagi pasien dan keluarga
Joint Commission on the Accreditation of Health Care Organization
(1998) mempublikasikan standar yang diarahkan pada patient focused
teaching disertai dengan contoh untuk aplikasi praktek
a. Standar PF 1
Pasien dan keluarga menerima pendidikan khusus untuk
memenuhi kebutuhan, kemampuan, dan kesiapan belajar. Target
pendidikan adalah pemahaman dari pasien dan keluarga mengenai
masalah kesehatannya dan alasan masuk. Pasien dan keluarga
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
32
harus diajarkan mengenai rencana pengobatan. Sebelum pasien
mendapatkan obat, diet atau latihan tertentu pasien harus diberi
pendidikan dan diminta untuk berpartisipasi secara aktif. Selain itu
pasien juga harus diajarkan bagaimana mendapatkan pengobatan
lanjutan dan pengobatan saat kondisi gawat darurat.
b. Standar PF 2
Pendidikan pasien dilakukan secara interaktif. Setiap instruksi
mengenai kepulangan pasien yang diberikan pada pasien dan
keluarga menjadi tanggung jawab organisasi untuk melanjutkan
pelayanan. Pendidikan kesehatan difokuskan pada masalah
masing-masing individu. Namun tidak melulu pada diagnosa
medis namun perawat dan tim harus memfokuskan pendidikan
pada menjawab pertannyaan mengenai pengaruh diagnosa pada
pasien.
c. Standar PF 3
Instruksi kepulangan diberikan pada pasien dan organisasi
bertanggung jawab bagi kelanjutan perawatan. Pasien menerima
instruksi tertulis yang dapat dipahaminya. Rencana kepulangan
secara jelas melibatkan pasien dan keluarga, dan instruksi guna
meningkatkan keamanan dan kelanjutan perawatan.
d. Standar PF 4
Rencana organisasi dan penunjang terkait kegiatan pembelajaran
dan sumber didasarkan pada kebutuhan pasien dan keluarga.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
33
Kegiatan pendidikan meliputi kelas, sumber masyarakat, video,
material bacaan, presentasi dan format lainnya.
2.4 Kepuasan Pasien
2.5.1 Pengertian Kepuasan
Shelton (2000) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan,
merupakan determinan dari berbagai elemen yang saling berkaitan.
Bilamana dikombinasikan akan membentuk persepsi masing-masing
pasien terhadap keseluruhan pelayanan kesehatan yang dialaminya.
Sedangkan definisi kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
dinyatakan oleh Bernas (2003) bahwa kepuasan secara umum adalah
tanggapan pelanggan terhadap terpenuhinya kebutuhan.
Kepuasan pelanggan menurut Gasperz (2003) adalah keadaan dimana
keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang
dihasilkan . Pendapat lain menyatakan bahwa bahwa kepuasan adalah
respon pelanggan, terhadap analisa ketidaksesuaian yang dirasakan
antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan Doy
(1988, dalam Tjiptono dan Diana, 2001)
Kotler (2003) berpendapat bahwa tingkat kepuasan yang dirasakan
seseorang, merupakan hasil dari membandingkan penampilan antara
outcome yang dirasakan dalam hubungannya dengan seseorang.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
34
Definisi mengenai kepuasan pelanggan lainnya menyatakan bahwa
kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap
ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja
aktual yang dirasakan setelah pemakaian Rangkuti (2006)
Sabarguna (2008) mendefinisikan bahwa kepuasan pasien adalah
suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja
layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Kepuasan
pasien merupakan nilai subjektif terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan merupakan
determinan dari elemen yang saling terkait, merupakan analisa dari
hasil membandingkan antara harapan dan kenyataan. Sebagai respon
pelanggan, terhadap ketidaksesuian kepentingan sebelumnya dengan
kinerja layanan kesehatan.
2.5.2 Dimensi Kepuasan Pasien
The Picker Commonwealth Program for Patient Centered Care telah
menetapkan standar yang digunakan untuk mengkaji kebutuhan dan
minat klien. Dari interview yang dilakukan pada banyak pasien
didapatkan bahwa ada dimensi yang mempengaruhi pengalaman klien
terhadap pelayanan kesehatan. Tujuh dimensi yang dimaksud adalah
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
35
dari scope paraktik keperawatan, dan mampu merefleksikan kepuasan
pasien (Kozier et al, 2004).
2.5.2.1 Menghargai Nilai Klien, Preferences, Dan Pernyataan
Kebutuhan.
a. Klien mengharapkan untuk dapat di layani dengan diakui
keberadaannya,
b. Klien ingin diberikan informasi dan diikutkan dalam
keputusan terkait masalah keperawatannya.
2.5.2.2 Koordinasi Dan Integrasi Perawatan
a. Perasaan klien akan kekuatannya dapat dikurangi
melalui kompetensi dan caring staff.
b. Klien membutuhkan seseorang yang paham akan
perawatannya dan mampu mengkomunikasikan dengan
staff lainnya.
c. Klien menginginkan pelayanan dan prosedur dilakukan
secara terkoordinasi.
d. Klien menginginkan untuk mengetahui siapa yang dpaat
dimintai tolong setiap waktu
2.5.2.3 Informasi, Komunikasi Dan Edukasi
a. Klien berharap dapat secara akurat, tepat, dan cepat
dalam mendapatkan informasi mengenai kondisi status
klinis, kemajuan dan prognosis.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
36
b. Klien dan keluarganya membutuhkan informasi
mengenai perubahan besar pada terapi dan status
kesehatanan.
c. Pemeriksaan dan tindakan harus diinformasikan dan
dijelaskan menggunakan bahasa yang jelas untuk pasien.
d. Pasien dan keluarganya berharap untuk tahu bagaimana
manajemen perawatan dilakukan terhadap dirinya.
2.5.2.4 Nyaman Secara Fisik
a. Rasa kenyamanan merupakan salah satu elemen yang
harus dapat diberikan oleh penyedia jasa pelayanan
b. Perawat harus dapat berespon secepat mungkin dengan
cara yang efektif untuk setiap permintaan terhadap obat
anti nyeri dan penjelasan mengenai nyeri yang
dialaminya. Selain itu alternatif dapat penanganan nyeri
pasien harus dibuat.
c. Klien berharap privacy dan nilai kulturalnya dihargai
d. Lingkungan disekitar pasien harus nyaman dan bersih.
2.5.2.5 Dukungan Emosi dan Hilangnya Rasa Takut atau Cemas.
a. Klien datang kepemberi pelayanan kesehatan untuk
membagi rasa takut dan kehawatiran yang dirasakannya.
b. Klien butuh pemahaman mengenai dampak penyakit
terhadap kemampuannya untuk merawat diri dan
keluarganya.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
37
c. Klien mengkhawatirkan kemampuan untuk membayar
dan berharap staff akan membantunya
2.5.2.6 Keterikatan Dengan Keluarga dan Teman.
a. Pemberi pelayanan harus mengenali dan menghargai
teman dan keluarga yang merupakan sumber dukungan
bagi klien.
b. Klien mempunyai hak bahwa keluarga dan temannya
yang akan merawatnya setelah pulang diberikan
informasi.
2.5.2.7 Transition Dan Kesinambungan
a. Klien menginginkan informasi mengenai obat, diet, atau
rencana tindakan ditindaklanjuti. Termasuk tindak lanjut
akan kebutuhan dirawat karena adanya hal yang berbahaya
bagi dirinya.
b. Klien berharap kesinambungan kebutuhan pelayanan
kesehatannya setelah pulang dapat dikoordinasikan.
c. Klien menerima akses dari setiap kebutuhan akan
pelayanan kesehatan setelah pulang.
Shelton (2000) menyatakan bahwa kepuasan pasien dinyatakan melalui
banyak elemen yang saling terkait, manakala dikombinasikan hal ini akan
menimbulkan persepsi pasien akan pengalamannya dalam pelayanan
kesehatan secara keseluruhan yang terdiri dari; acces, convenience,
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
38
komunikasi, persepsi akan kualitas pelayanan yang didapat, personal caring
dan fasilitas atau peralatan.
a. Acces
Acces yang dimaksud disini adalah proses yang melibatkan pasien dalam
mengatur dan mendapatkan kesehatan yang diinginkannya. Kategori acces
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
b. Convenience
Kategori yang dimaksud dalam elemen convenience adalah sebagai
Berikut ini adalah kenyamanan dalam melakukan kegiatan pelayanan.
c. Komunikasi
Komunikasi merupakan kesan pertama pasien terhadap pelayanan.
Semakin banyak penjelasan yang diberikan pada pasien mengenai apa
yang akan dialami maka semakin siap mental pasien. Contohnya pasien
yang akan menjalani operasi dengan menggunakan anestesi harus
diberitahu segala hal yang akan terjadi pada saat pasien dibawa kekamar
operasi. Pelanggan mengharapkan diberi penjelasan mengenai
rasionalisasi pemberian obat. Penjelasan meliputi mengapa obat tersebut
dipilih apalagi bila obat tersebut lebih mahal. Pasien akan mampu
membaca dan merasa apabila terdapat kekurangan
Keinginan pemberi pelayanan untuk mendengar merupakan keterampilan
komunikasi hal paling utama. Pendengar dibagi kedalam lima kategori
dasar yakni: ”non listener” adalah sesorang yang mengabaikan pembicara,
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
39
”marginal listener”, yang ragu-ragu untuk mendengar” active
listener”,yang memberi perhatian penuh pada pembicara ”emphatetic
listener”, yang memperhatikan dengan keseluruhan emosi dan memiliki
pemahaman intelektual. Persepsi pasien mengenai kualitas komunikasi
pemberi pelayanan akan berada pada rentang tipe dasar pendengar dari si
pemberi pelayanan. Komponen tingkah laku yang akan diamati pasien
adalah meliputi komponen berikut:
• Menjaga kontak mata: pada saat perawat bicara dengan pasien dengan
pandangan pada kardek pasien maka pasien akan menganggap bahwa
kardek lebih penting dari pasien.
• Klarifikasi pemahaman: merupakan hal penting bagi pemberi
pelayanan untuk bertanya dan mengunakan kata-kata tertentu yang
menggambarkan interest, kemampuan mengambil kesimpulan dari apa
yang dibicarakan, dan empati.
• Unrushed appearance: berapa banyakpun waktu yang dialokasikan
untuk mendengar penjelasan pasien, jika tangan perawat berpegang
pada pintu hal ini akan menandakan bahwa ada hal lain yang lebih
penting dibandingkan dengan apa yang pasien sampaikan.
Pendidikan untuk menangani masalah kesehatan merupakan faktor kunci
dalam mengatur perawatan lingkungan. Artinya penekanan pada preventif
untuk mempertahankan kesehatan dan meningkatkan pelayanan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
40
kesehatan. Ukurannya meliputi pengembangan sistem pendidikan dan
proses yang menekankan pada status kesehatan pasien, meningkatkan
pemulihan pada saat sakit, dan bertindak sebagai katalis bagi perubahan
tingkah laku. Komponen tingkah laku yang akan diamati pasien adalah
meliputi komponen berikut:
• Ketersedian bahan pendidikan kesehatan secara tertulis: pasien
menginginkan dan membutuhkan informasi tertulis mengenai
manajemen masalah kesehatannya. Penjelasan dan instruksi hanya
diberikan secara oral akan sulit dimengerti dan membingungkan.
• Ketersedian program pendidikan: manajemen dari penyakit kronik
seperti diabetes memerlukan detail instruksi atau tuntunan. Dengan
membuat kelas pasien dihubungkan dengan pasien lain yang memiliki
masalah yang sama.
• Ketersedian video pendidikan
d. Persepsi mengenai kualitas pelayanan kesehatan yang diterima oleh
pasien.
Menurut Joint Commisson on Acreditation of Health Care Organitation
kualiatas didefinisikan sebagai tingkatan dimana untuk mencapai
pemberian pelayanan pada pasien dilakukan dengan meningkatkan
outcome yang diharapkan dan menurunkan outcome yang tidak
diharapkan berdasarkan ilmu pengetahuan terbaru Kazt & Green (1997,
dalam Shelton, 2000)
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
41
2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Utama (2005) menyatakan bahwa karakteristik individu yang menjadi diduga
menjadi faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah : pendidikan,
umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi ekonomi yang berhubungan dengan
kelas perawatan, lokasi rumah sakit terhadap jenis pasien dan diagnosa
penyakit yang berhubungan dengan keparahan penyakit, lama perawatan dan
alasan memilih rumah sakit. Faktor yang paling berpengaruh menentukan
kepuasan pasien adalah pendidikan, umur, jenis kelamin dan status ekonomi.
a. Umur
Potter dan Perry (2004) menyatakan tingginya tingkat ketergantungan
pasien dalam memenuhi kebutuhannya berpengaruh terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan. Pasien cenderung memilih tuntutan pelayanan
yang tinggi sehingga tingkat kepuasan menjadi rendah. Sudaryani (2008)
mengatakan bahwa makin bertambahnya tingkat usia kepuasan pasien
menjadi semakin rendah, karena tingkat ketergantungan usia diatas 60
tahun lebih tinggi.
b. Pendidikan
Loundon & Britta (1988) serta Siagian (2008) mengatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat keinginan dan harapan
semakin tinggi oleh karena itu mereka yang memiliki pendidikan yang
tinggi cenderung memiliki tingkat kepuasan yang rendah. Sudaryani
(2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan
semakin tinggi keinginan dan harapanya terhadap pelayanan.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
42
c. Jenis kelamin
Pria lebih mudah merasa puas dibandingkan dengan wanita hal ini
dinyatakan Loundon & Britta (1988). Sedangkan Sudaryani (2008)
menyatakan dalam penelitiannya bahwa wanita mempunyai tingkat
kepuasan lebih tinggi dibandingkan pria dengan P<0,001. sedangkan
yasmin (2002) menyatakan sebaliknya yakni bahwa wanita lebih merasa
puas terhadap pelayanan keperawatan dan prosedur penerimaan pasien
rawat inap.
d. Pekerjaan
Penelitian anjaswari (2002) menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan
tingkat kepuasan antara kelompok pasien yang memiliki pekerjaan PNS,
ABRI, swasta, petani, ataupun yang tidak bekerja dengan demikian
pekerjaan bukan meruapkan faktor utama yang mempengaruhi tingkat
kepuasan pasien.
e. Kelas perawatan
Potter dan Perry (1994) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki
status sosialekonomi yang baik, memiliki kesempatan untuk
menggunakan dan mendapatkan fasilitas pelayanan yang lebih baik,
daripada mereka yang memiliki sosial ekonomi rendah. Status sosial
ekonomi dikaitkan dengan kelas rawat seseorang di rumah sakit.
2.5.6 Pengukuran Kepuasan Pasien
Tjiptono & Chandra (2005) menyatakan bahwa untuk mengukur kepuasan
pasien dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain : direct
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
43
reported satisfaction, problem analisys, derived satisfaction, Importance
performance analisys.
a. Directly Reported Satisfaction
Directly Reported Satisfaction merupakan metode pengukuran
dengan menggunakan pengukuran item spesifik dengan menanyakan
langsung tingkat kepuasan yang dirasakan pasien, terhadap pelayanan
yang telah diberikan. Setiap pertanyaan diberi rentang nilai 1-10
dimana tingkat kepuasan dinilai dari skala tidak puas sampai sangat
puas. Nilai 1 (satu) menyatakan tidak puas dan (sepuluh) sangat puas.
b. Problem analisys
Metode problem analisy, dilakukan dengan meminta pasien
mengungkapkan masalah yang mereka hadapi yang berhubungan
dengan jasa yang mereka terima serta saran untuk perbaikan.
Selanjutnya rumah sakit akan melakukan analisis terhadap isi
keluhan dan saran untuk segera dilakukan tindak lanjut
c. Derived satisfaction
Metode yang digunakan Derived satisfaction sama dengan servqual
(service quality) yang digunakan untuk mengukur kualitas jasa.
Metode servqual didasarkan pada asumsi bahwa pasien
membandingkan kinerja jasa pada attribute yang trelevan dengan
standar ideal dari masing-masing atribut jasa bila kinerja sesuai atau
melebihi standar pasien akan memenbrikan persepsi yang positif atau
merasa puas dan sebaliknya
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
44
d. Importance Performance Analisys
Metode pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan dimensi
Importance performance analisys (IPA) atau analisis tingkat harapan
dan kenyataan yang dihubungkan dengan metode servqual.
Skor servqual = skor persepsi – skor harapan
Tki = Xi x 100% Tki = Tingkat kesesuaian P
Xi Xi = Skor penilaian kinerja RS
X1 = Skor penilaian kepentingan
pelayanan
Penentuan posisi rumah sakit berdasarkan kepuasan pasien dengan
rumus
X = Xi X = Skor rata-rata tinggi
N kinerja RS
Xi = Skor rata-rata penilaian
kinerja RS
X1 = Skor penilaian
kepentingan pelayanan
Supranto (2006) menyatakan bahwa kepuasaan diukur dengan membandingkan
antara kenyataan dan harapan dikali prosentase. Skor jawaban dibagi dua dengan
cut of point 90%. Pasien tidak puas puas apabila skor kepuasan ≤ 90% dan
pasien dinyatakan puas apabila skor jawaban > 90%.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
45
Fedoroff (2006 dalam Supranto, 2006) mengatakan pengukuran dilakukan dengan
cara sebagai berikut ini :
a. Mencari nilai kenyataan/pelaksanaan dari tiap item (Xi)
b. mencari nilai harapan / kepentingan dari item (Yi)
c. Mencari tingkat kesesuaian kenyataan dan harapan tiap item ( Tki=Xi/Yi x
100%)
d. Mencari rata-rata dari tingkat kesesuaian seluruh item (Tki+Tk2....TkN)/N
e. Menjumlahkan nilai harapan (Y) dari setiap item seluruh responden kemudian
hitung rata-ratanya (Y).
f. Menjumlahkan nilai kenyataan/pelaksanaan (X) dari setiap item seluruh
responden kemudian hitung rata-ratanya (X).
g. Menghitung gap antara nilai rata-rata kenyataan dengan nilai rata-rata harapan
( X-Y).
h. Menghitung nilai rata-rata dari seluruh gap seluruh item tiap dimensi.
i. Menententukan bobot masing-masing dimensi, jumlah bobot keseluruhan
100%.
k. Mengalikan rata-rata gap dengan bobot tiap dimensi.
l. Menyimpulkan dengan ketentuan, hasil penjumlahan > -1 berarti hasil (puas)
dan hasil penjumlahan <-1 berarti kurang baik (kurang puas)
Untuk menentukan tingkat kesesuaian (Tki) antara harapan (Yi) dan kenyataan
(Xi) menggunakan rumus:
Tki = Xi x 100%
Yi
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
46
Setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan rumus:
X = ∑Xi Y = ∑Yi
n n
X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaan / kenyataan
Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan / harapan
N = Jumlah responden
Nilai kenyataan dan harapan dari hasil perhitungan diatas, kemudian dicari
gambaran apa yang harus diperbuat untuk memperbaiki keadaan, digunakan
diagram kartesius. Diagram ini dibagi dalam empat bagian, yaitu A,B,C,D seperti
pada gambar. Diagram kartesius merupakan suatu bangunan yang terbagi atas
empat bagian dan dibatasi garis yang berpotongan pada titik (X-Y), dimana X
merupakan rata-rata skor pelaksanaan / kenyataan item dan Y adalah rata-rata
dari rata-rata skor tingkat kepentingan / harapan klien terhadap seluruh item.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
47
Bagan 2.1
Posisi Rumah Sakit Berdasarkan Tingkat Kepuasan.
Tingkat Kepentingan Tinggi
Posisi penempatan data yang telah dianalisis tersebut dibagi menjadi empat bagian
dalam diagram kartesius, yaitu:
a. Kuadran A adalah daerah prioritas utama yang harus dibenahi karena harapan
tinggi sedang pelaksanaan rendah.
b. Kuadaran B adalah daerah yang harus dipertahankan karena harapan tinggi
dan pelaksaanaan juga tinggi
c. Kuadran C adalah disebut daerah prioritas rendah, karena menunjukan
harapan rendah dan pelaksanaannya rendah
d. Kuadran D adalah daerah berlebihan karena harapan rendah namun
pelaksanaan tinggi.
Prioritas Utama Pertahankan prestasi
Berlebihan Prioritas rendah
A B
C D Kinerja Rendah
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
48
2.6 Nursing Round
2.6.1 Definisi Nursing Round
Literatur yang menuliskan tentang nursing round salah satunya
dinyatakan oleh Billing (1998) bahwa nursing rounds merupakan strategi
pendidikan yang menggunakan pasien secara langsung disamping tempat
tidur dengan tujuan mendapatkan pengalaman penuh. Pengalamaan ini
meliputi demonstrasi, interview, diskusi permasalahan pasien dan
pelayanan keperawatan
Pendapat lain disampaikan Du Gass et. al (2000) yang menyatakan,
bahwa nursing round merupakan cara reporting diantara perawat dengan
mengunjungi pasien selama pergantian shift. Dalam nursing round terjadi
mekanisme pertukaran informasi diantara anggota tim kesehatan
mengenai; 1) indentitas pasien dan diagnosa utama, 2) kebutuhan akan
perawatan dalam waktu 2-3 jam berikutnya misalnya; ganti balut, obat
anti nyeri, terapi infus, cheklist pre procedural dan pengumpulan
spesimen. 3) semua perubahan yang terjadi pada kondisi pasien, 4)
kebutuhan lain yang mungkin timbul seperti; interaksi dengan keluarga,
kebutuhan dan kemajuan pembelajaran, discharge planning, dan
intervensi antar disiplin.
Craven & Hirnle (2003) menyatakan bahwa nursing round/walking round
merupakan metode pelaporan yang dilakukan untuk melakukan pergantian
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
49
shift kerja atau untuk membuat rencana keperawatan. Dimana dua atau
lebih perawat mengunjungi sekelompok pasien dan membuat rangkuman
dari kondisi terkini pasien dan rencana keperawatan.
Unangst (2007) dalam penelitiannya”The Clinician’s Use of Nursing
Round” menyatakan bahwa tujuan utama pelaksanaan nursing round
adalah, untuk mengindentifikasi masalah keperawatan dan
mengembangkan leadership dalam dari profesional perawat khususnya
dalam tim. Klinisi dan tim bergerak dalam nursing round bergerak dari
satu kamar ke kamar lain, mendiskusikan pelayanan keperawatan di
samping tempat tidur pasien. Tim perawat menggunakan kardek, serta
status pasien. Sebagai role model klinisi mengkaji dengan tim dan
mendemonstrasikan teknik wawancara dengan keluarga pasien dan
anggota tim kesehatan. Saat nursing rounds klinisi juga mengindentifikasi
pasien yang akan dirawat secara langsung, menjaga dan merevisi rencana
keperawatan.
Kozier (2004) menyatakan bahwa nursing round merupakan prosedur dimana
dua atau lebih perawat mengunjungi pasien di masing-masing tempat tidur
dengan tujuan untuk; 1) mendapatkan informasi yang akan membantu dalam
merencanakan pelayanan keperawatan, 2) memberikan kesempatan pada klien
untuk mendiskusikan masalah keperawatannya dan 3) mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
50
Peneliti menyimpulkan bahwa nursing round adalah metode pendidikan atau
pelaporan, yang dilakukan satu atau lebih perawat, dengan tujuan
mendapatkan informasi, melakukan evaluasi dan membuat rencana
perawatan. Nursing round dilaksanakan dengan melibatkan pasien dalam
diskusi pada saat pelaksanaan dan melakukan evaluasi sehingga dalam
kegiatannya terdapat kegiatan proses keperawatan yakni pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
American Nursing Association (1995, dalam Gass 1999) menyatakan bahwa
proses keperawatan meliputi lima langkah; pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Proses keperawatan secara umum
merupakan pendekatan kepada klien secara individu, kelompok keluarga dan
masyarakat. Perawat dapat mengumpulan data secara relevan dalam
pengkajian pasien dengan menggunakan kemampuan komunikasi dan ilmu
pengetahuan yang dimiliki.
2.6.2 Tujuan nursing round
Beniskova (2007) yang menyatakan bahwa nursing round merupakan hal
penting dalam memberikan pasien pelayanan yang berkualitas. Nursing
round mampu membuat pasien mendapatkan informasi mengenai
penyakitnya, pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan, proses keperawatan,
rehabilitasi dan lain-lain.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
51
Komunikasi merupakan hal utama yang dilakukan perawat dengan tim
kesehatan lainnya sebagai bagian dari kerja perawat. Hal ini merupakan hal
mendasar dari. proses pelayanan pasien. Media komunikasi yang digunakan
perawat adalah laporan baik oral maupun tulisan, conference, rujukan dan
patient round ( Du Gass, 1999). Rencana keperawatan pasien dan kemajuan
perawatan dan kesehatan pasien merupakan bagian dari kegiatan pertukaran
informasi dalam nursing round.
Du Gass (1999) menyatakan bahwa dalam nursing round terjadi proses
pemberian informasi mengenai pasien, dimana terjadi pertukaran informasi
mengenai rencana perawatan pasien dan kemajuan dalam kesehatan dan
perawatan pasien.
2.6.3 Elemen Nursing Round
Elemen nursing round adalah elemen yang juga ada didalam operan karena
nursing round merupakan metode pelaporan pada saat pertukaran dinas
elemen tersebut antara lain:
a. Dilakukan berdasarkan aturan yang berlaku di setiap institusi
b. Terdapat informasi data dasar mengenai indentitas pasien
c. Terdiri dari laporan yang signifikan mengenai kondisi pasien (pengkajian,
diagnosa, perencanaan, intervensi dan evaluasi)
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
52
d. Pemberian informasi penting (misalnya: pemberian injeksi demerol jam
08.00)
e. Laporan mengenai kondisi pasien yang membutuhkan support emosi.
Misalnya pasien yang baru saja mengetahui mengenai hasil biopsy yang
dilakukan padanya butuh waktu untuk mendiskusikan perasaannya.
f. Obat dari dari dokter
g. Resume pasien baru; diagnosa, usia, kondisi, umur, rencana terapi, dan
informasi lain.
h. Prioritas perawatan yang harus dilakukan.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
53
2.7 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka teori
Kepuasan pasien pada dimensi informasi, komunikasi dan edukasi Kozier et all (2004)
Faktor yang mempengaruhi komunikasi Gass(1999); Potter&Perry (2001); Taylor (1997) 1. Tujuan 2. Privacy 3. Lingkungan 4. Fokus 5. Observasi 6. Optimal 7. Personal
spacepacing
Pemberian informasi Moenir (2001) 1. Tingkah laku yang
sopan 2.Cara penyampaian
informasi 3.Waktu penyampaian
informasi 4.Keramahtamahan
Faktor kepuasan pasien Loundon & Britta ( 1988), Potter & Perry (1999); Siagian 2008) 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. kelas perawatan
Komunikasi dlm Helping Relationship Gass (1999); Kozier (2004);Potter & Perry (2001) 1. Fase orientasi 2. fase kerja 3. Fase terminasi
Fungsi Komunikasi keperawatan DuGass (1999); Kozier (2004)Potter&Perry (2001); 1. Pengkajian 2. Diagnosa 3. Perencanaan 4. Implementasi 5. Evaluasi
Education/edukasi Ralkin &Starling (2001) Proses pemberian informasi dan interprestasi / integrasi dari informasi untuk membawa perubahan tingkah laku
Program Nursing Round a.Pengertian b. Tujuan c. Mekanisme pelaksanaan d. Materi
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 54
BAB 3 KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dibuat berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan pada
tinjauan pustaka sebelumnya. Variabel yang diteliti terdiri dari variabel dependen
berupa kepuasan pasien dan program nursing round sebagai variabel independen.
Shelton (2000) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan, merupakan
determinan dari berbagai elemen yang saling berkaitan. Elemen-elemen tersebut
apabila dikombinasikan akan membentuk persepsi masing-masing pasien terhadap
keseluruhan pelayanan kesehatan yang dialaminya. Pendapat lain menyatakan
bahwa bahwa kepuasan adalah respon pelanggan terhadap analisa
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual
yang dirasakan Doy (1988, dalam Tjiptono dan Diana, 2001)
Nursing round dilakukan pada waktu pergantian shift atau pada saat membuat
rencana perawatan. Mekanisme Nursing round dilakukan oleh dua atau lebih
perawat dengan mengunjungi sekelompok pasien untuk; 1) mendapatkan
informasi yang akan membantu merencanakan pelayanan keperawatan pada
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 55
pasien, 2) memberikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan tentang
perawatannya, 3) mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima
pasien Craven & Hirnle (2003); Kizilay & Terry (1999); Kozier et.all (2003).
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
3.2 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
3.2.1 Ada perbedaan kepuasan pasien pada pelayananan keperawatan pada
kelompok yang mendapat perlakuan.
3.2.2 Ada pengaruh nursing round terhadap kepuasan pasien
Program Nursing Round
Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan pada dimensi informasi, komunikasi dan edukasi.
Variabel perancu 1. Umur 2. Pendidikan 3. Jenis Kelamin 4. Pekerjaan 5. Kelas Perawatan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 56
3.2 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi operasional
Variabel Definisi
Operasional Cara Pengukuran Hasil
Pengukuran Skala Ukur
Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
Persepsi pasien sebagai hasil membandingkan harapan dan kenyataan tentang pemberian terkait salah satu dimensi yang merefleksikan kepuasan pasien menurut The Picker Commonwealth Program For Patient Centered Care yakni informasi, komunikasi dan edukasi perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan
Menggunakan kuesioner B yang terdiri dari 20 item pertanyaan tentang harapan dan kenyataan terkait dengan informasi, komunikasi, dan edukasi pelayanan keperawatan yang diterimanya Menggunakan skala likert untuk harapan dengan: 4 = Sangat setuju 3 = kurang setuju 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat tidak Setuju Dan untuk kenyataan dengan: 4 = Sangat setuju 3 = kurang setuju 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat tidak Setuju
Tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang menyatakan kepuasan.yakni: 1. Puas bila
≥ 90% 2. Tidak puas
bila < 90% (Supranto,2006)
Ordinal
Nursing round
Melakukan program nursing round menggunakan panduan pelaksanan yang terdiri dari a. Pengertian b. Tujuan c. Mekanisme pelaksanaan d. Materi
Menilai pelaksanaan proram nursing round
- -
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 57
Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Hasil Pengukuran
Skala Ukur
Karakteristik pasien 1.Pendidikan 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Pekerjaan 5. Kelas
Status pendidikan akhir yang telah ditempuh pasien
Usia hidup pasien sejak lahir sampai dengan ulang tahun terakhir.
Status gender
Kegiatan utama yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan Jenis kelas ruang rawat yang ditempati pasien
pertanyaan yang terdapat pada kuesioner A Item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner A Item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner A Item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner A Item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner A
1. SMA 2. S1 3. S2
Usia dalam tahun 1. Laki-laki 2. Perempuan 1. PNS 2. Swasta 3. Wiraswasta 1. VIP 2. Kelas I 3. Kelas II 4. Kelas III
Ordinal Interval Nominal Nominal Ordinal
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 58
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
Bab menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian. Pembahasan
meliputi rancangan penelitian, populasi dan sampel, tempat penelitian, waktu, etika
penelitian, alat pengumpul data, uji validitas dan reliabilitas, prosedur pengumpulan
data, dan rencana analisis data.
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi
experiment design post test only. Penelitian dilakukan dengan melihat pengaruh
nursing round terhadap kepuasan pasien pada dimensi informasi, komunikasi, dan
edukasi pada dua kelompok yang diteliti yakni kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol tanpa melakukan randominisasi. Notoatmojo (2005) dan
Nursalam (2008) mengemukakan bahwa rancangan penelitian quasi
exprimental bertujuan untuk untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dengan
cara melibatkan kelompok kontrol selain kelompok perlakuan (intervensi) namun
pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak. Kelompok
intervensi dalam penelitian ini diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol
tidak diberi perlakuan
Peneliti melakukan perlakuan dengan menerapkan nursing round menggunakan
protokol yang sudah disiapkan oleh peneliti. Perlakuan berupa nursing round
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 59
kepada pasien-pasien yang dirawat di ruang rawat inap lantai V yang disebut
kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol peneliti tidak
melakukan program nursing round dengan menggunakan protokol khusus artinya
kelompok kontrol menjalankan kegiatan secara rutin seperti yang dilakukan
selama ini. Selanjutnya peneliti mengukur kepuasan pasien pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.
Bentuk rancangan penelitian:
K-A (Kelompok intervensi) .........X.............. 01-A
K-B (Kelompok kontrol) .......................... 01-B
Keterangan:
01-A : Kepuasan pasien pada dimensi informasi, komunikasi, dan edukasi
yang mendapatkan perlakuan berupa program nursing round.
01-B : Kepuasan pasien pada dimensi informasi, komunikasi, dan edukasi
yang tidak mendapatkan perlakuan berupa program nursing
round.
X : Pemberian intervensi atau perlakuan berupa program nursing
round pada pasien.
4.2 Populasi dan sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti (Arikunto,
2006; Notoatmojo, 2008). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 60
adalah seluruh pasien yang dirawat di ruang rawat inap lantai III dan V
dengan rata-rata jumlah pasien perbulan 292 pasien.
4.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat digunakan
sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam 2008). Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di lantai
III dan lantai IV yang memenuhi syarat inklusi sampel untuk kedua
kelompok yakni kelompok kontrol intervens dan kelompok kontrol.
4.2.2.1 Perhitungan sampel
Perhitungan sampel dilakukan dengan rumus besar sampel dua
proporsi pada uji 2 sisi (two taill) adalah dengan menggunakan
rumus pengambilan sampel menurut Ariawan (1998) dan
Lemeshow (1997).
Rumus sampel tersebut adalah seperti tercantum dibawah ini.
n = { Z¹-α/2√ [ 2P(1-P)] + Z¹-β√ [P₁ [1-P₁)+ P₂(1-P₂)]}²
(P₁ - P₂)²
n = {1,645√[2.0,825(1-0,825)]+0,84√[0,90[1-0,90)+0,75(1-0,75)]}²
(0,75 – 0,90) ²
n = 42
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 61
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Z¹-α = Harga kurva normal pada tingkat kesalahan (α = 5%)
P = P1+P2/2
P1 = Proporsi kepuasan pada penelitian terdahulu (90%,
penelitian Kocsis & Miksch, 2007)
P2 = Proporsi kepuasan yang diharapkan (75%,
Parasuraman & zeithamal, 1999)
Z¹-β = Kekuatan uji 80% (0,842)
P = P1+P2/2 ([0,90%+0,75])/2 = 0,825
2.2.2 Teknik sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Cara pengambilan sampel dalam purposive
sampling yaitu pengambilan sampling yang didasarkan pada
tujuan tertentu dalam penelitian. Syarat pengambilan sampling
pada teknik ini adalah 1) berdasarkan karakteristik yang
merupakan karakteristik populasi, 2) Subyek yang diambil
adalah karakteristik terbanyak dari populasi, 3) diawali dengan
studi pendahuluan (Arikutanto, 2006)
Besar sampel yang diperlukan untuk mengetahui kepuasan
pasien terhadap pelayanan keperawatan yang telah diberikan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 62
oleh perawat diruang rawat inap RS MMC Jakarta adalah
sebanyak 42. Jumlah sampel diambil berdasarkan perbandingan
jumlah sampel antara kelompok kontrol dan intervensi 1:1
sehingga jumlah sampel adalah sebanyak 84 sampel.
Tabel 4.1 Jumlah Sampel di Ruang Rawat Inap RS MMC
No Kelompok Ruangan Jumlah 1 Kontrol Lt III 42 2 Intervensi Lt IV 42
2.2.3 Kriteria insklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subyek
penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan
diteliti. Dengan demikian kriteria inklusi yang peneliti gunakan
adalah: 1) pasien berusia dewasa (>17 Tahun), 2) dapat
membaca dan menulis, 3) pasien dengan lama rawat minimal
tiga hari karena selama tiga hari pasien sudah banyak
melakukan interaksi dengan perawat dan sudah mampu
melakukan penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikan, 4)
bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 63
4.3 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di dua ruang rawat inap rumah sakit MMC yakni lantai
III sebagai kontrol dan lantai V sebagai kelompok intervensi. Kedua ruangan
ini dipilih dengan pertimbangan bahwa: 1) kedua ruangan mempunyai tingkat
kemiripan dalam jenis pasien berdasarkan jenis penyakit yakni merawat
pasien penyakit dengan kasus penyakit dalam, 2) Kelas perawatan yang
dimiliki sama yakni kelas I,II,III dan VIP, 3) penelitian mampu laksana
karena ketersedian sumber daya pendukung kegiatan.
4.4 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 18 Mei sampai dengan 13 Juni 2009 .
4. 5 Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan subyek perawat dan obyek penelitian adalah
kepuasan pasien. Terkait dengan pasien, maka responden penelitian harus
terlindungi dari masalah etik. Penelitian keperawatan hampir 90%
menggunakan subyek manusia, maka peneliti harus memahami etika
penelitian yakni prinsip manfaat, prinsip menghargai hak asasi manusia
(respect human dignity), dan prinsip keadilan (raight justice) Nursalam
(2008).
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 64
4.5.1 Prinsip manfaat
4.5.1.1 Bebas dari penderitaan
Pasien sebagai responden pada penelitian ini dihindarkan dari
rasa tidak nyaman selama pengambilan data. Responden
penelitian atau pasien yang merasa tidak nyaman selama
pengambilan data pasien, diberikan kebebasan untuk berhenti
atau mengundurkan diri dari penelitian. Pengunduran diri
responden ini tidak mengakibatkan konsekuensi buruk
maupun negatif bagi pasien.
4.5.1.2 Bebas dari eksploitasi
Responden diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian
atau informasi yang diberikan, tidak akan dipergunakan dalam
hal-hal yang merugikan responden dalam bentuk apapun.
Untuk itu sebelum responden diambil datanya maka responden
dijelaskan tujuan dari penelitian.
4.5.1.3 Resiko (benefits ratio)
Peneliti harus mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang
akan berakibat pada setiap tindakan. Penelitian ini
menggunakan pasien sebagai subyek namun tidak memberikan
risiko secara fisik kepada pasien karena kegiatan yang
dilakukan dalam nursing round disesuaikan dengan standar
prosedur operasional yang berlaku di rumah sakit MMC.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 65
4.5.2 Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
4.5.2.1 Right to self determination.
Reponden dalam penelitian ini mempunyai hak untuk bersedia
atau tidak bersedia menjadi subyek tanpa sangsi dan akibat pada
kesembuhannya. Untuk menjaga hak tersebut, maka apabila
pasien menolak untuk berpartisipasi, peneliti menghormati hak-
haknya. Pelayanan tetap diberkan sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit MMC.
4.5.2.2 Informed concent.
Sebelum peneliti meminta responden untuk mengisi kuesioner,
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Apabila
responden sudah mengerti dan bersedia untuk ikut serta dalam
penelitian. Pasien diminta untuk menandatangai informed
concent yang menyatakan kesedian pasien untuk ikut serta pada
penelitian.
4.5.3 Prinsip keadilan (right to justice)
4.5.3.1 Hak untuk mendapat pengobatan yang adil (right in fair
treatment)
Subyek untuk diperlakukan secara adil baik sebelum, selama
atau sesudah keikutsertaannya pada penelitian. Pada penelitian
ini pasien pada kelompok kontrol tetap mendapat pelayananan
keperawatan sesuai kegiatan rutin yang dilakukan perawat setiap
hari sedangkan untuk kelompok intervensi mendapatkan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 66
program nursing round. Pada akhir penelitian maka pelaksanaan
nursing round juga diberlakukan pada kelompok kontrol dalam
hal ini pasien lantai III.
4. 5.3.2 Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy)
Subyek mempunyai hak untuk meminta data harus dirahasiakan.
Dalam penelitian ini kuesioner dibuat tanpa nama (anonymity)
dan rahasia (confidentiality) guna menjamin kerahasian
responden.
4.6 Alat Pengumpul Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua
bagian kuesioner yakni;
4.6.1 Instrumen penelitian
Penelitian ini menggunakan pedoman nursing round yang berisi
tentang mekanisme tata cara pelaksanaan program nursing round
dan hal-hal yang disampaikan kepada pasien pada saat pelaksanaan
nursing round. Selain itu juga digunakan kuesioner terkait
karakteristik responden dan kuesioner kepuasan pasien pada
dimensi informasi, komunikasi dan edukasi pelayanan keperawatan
sebagai berikut:
a. Kuesioner A tentang data demografi pasien yang terdiri dari
umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan kelas
perawatan. Responden diminta untuk memberikan jawaban dengan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 67
mengisi jawaban di kolom yang disediakan untuk variabel umur.
Sedangkan tanda chek list diberikan di depan jawaban yang
dipilih (jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan kelas
perawatan)
b. Kuesioner B berhubungan dengan kepuasan pasien terhadap
program nursing round. Kuesioner terdiri atas 20 pertanyaan yang
disusun oleh peneliti dengan mengembangkan kuesioner
berdasarkan konsep kepuasan dimensi kepuasan pada dimensi
informasi, komunikasi dan edukasi menurut The Picker Health
Commonwealth (dalam Kozier, 2004). Setiap pernyataan baik
harapan maupun kenyataan diukur dengan menggunakan skala
likert 1- 4. Item pertanyaan untuk harapan dengan kriteria sebagai
berikut: yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju,
4 = sangat setuju. Sedangkan untuk item persepsi diukur dengan
kriteria sebagai berikut: 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 =
sering, dan 4 = selalu. Pernyataan kuesioner pada penelitian baik
untuk harapan atau persepsi pasien menggunakan pernyataan
positif dengan penghitungan skor dari kecil ke besar.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 68
4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji coba dilakukan sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh
Notoadmojo (2008) bahwa jumlah anggota sampel yang diujicobakan pada uji
coba kuesioner minimal adalah 20 buah.
Uji validitas untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam hal ini
kuesioener) dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-
masing variabel dengan skor total kuesioner. Teknik korelasi menggunakan
pearson product moment (r) yakni dengan membandingkan antara r hitung
dengan r tabel. Item dinyatakan valid apabila skor variabel berkorelasi secara
signifikan dengan skor total yakni, bila r hasil > nilai r. Item pertanyaan yang
tidak valid dikeluarkan dari kuesioner atau direvisi.
Pertanyaan pada kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban responden
terhadap pertanyaan yang diajukan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji reabilitas dilakukan untuk
menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya atau
diandalkan, yang ditunjukan dengan hasil pengukuran yang konsisten bila
dilakukan pengukuran sebanyak dua kali dengan hasil ukur yang sama
(Notoadmojo, 2005). Pengukuran dilakukan setelah semua pertanyaan
dinyatakan valid dengan membandingkan r hasil pada alfa cronbach dengan
nilai r tabel. Jika r hasil alfa cronbach lebih besar dari nilai r tabel maka
reliabilitas tercapai atau pernyataan tersebut reliabel.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 69
Pada penelitian ditahap awal, peneliti melakukan uji coba kuesioner pada 16
Mey 2009. Hasil uji coba didapatkan bahwa terdapat variabel pertanyaan no 5,
11, 13, 16 dan 17 yang tidak valid. Hasil uji validitas ditahap awal didapat hasil
r = 0,398 lebih kecil dari r tabel: 0,441. Hasil uji reliabilitas diawal 0,997
Oleh karena itu item pertanyaaan yang tidak valid diperbaiki. Setelah dua
minggu dilakukan uji validitas ulang didapatkan hasil r=0,538 dan hasil uji
reliabilitas didapatkan hasil 0,998 sehingga dapat dikatakan kuesioner yang
digunakan valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.2 Uji Validitas dan reliabilitas
Validitas Reliabilitas Pernyataan
Tidak Valid Uji I Uji II Uji I Uji II
5,11,13,16,17 0,398 0,538 0,994 0,998
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
4.8.1 Prosedur administrasi
Peneliti melakukan penyelesaian administratif terkait izin penelitian yang
dilakukan dengan meminta izin untuk melakukan penelitian penelitian
kepada direktur rumah sakit MMC Jakarta. Selanjutnya berdasarkan izin
yang diberikan maka peneliti melakukan koordinasi dengan kepala
departemen keperawatan dan kepala ruangan di masing – masing lantai.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 70
Peneliti selanjutnya membentuk tim yang akan dilatih untuk melakukan
penerapan program nursing round bekerja sama dengan jajaran
keperawatan. Tim yang dibentuk terdiri dari perawat senior sebanyak 25
orang yang memiliki kompetensi sebagai penanggung jawab pasien dan
latar belakang pendidikan minimal D III.
4.8.2 Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data
Pelaksana pengumpul data pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti
sendiri dibantu oleh staf pelaksana keperawatan dari masing-masing ruang
yang digunakan untuk penelitian.
4.8.2.1 Kelompok kontrol
Pada kelompok kontrol dilakukan tindakan keperawatan rutin
seperti yang biasa dilakukan sehari-hari diruangan. Pengambilan
data dilakukan pada pasien-pasien yang memenuhi kriteri inklusi
setelah tiga hari dirawat diminta untuk mengisi kuesioner.
Sebelum mengambil data peneliti meminta pasien untuk mengisi
informed concent. Apabila pasien setuju maka peneliti
menyerahkan kuesioner dan meminta pasien mengisi sesuai
petujuk. Setelah selesai peneliti mengambil kembali kuesioner
yang telah terisi, memeriksa kelengkapan dan ketepatan pengisian
apabila masih terdapat kekurangan pasien diminta untuk
melengkapinya.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 71
4.8.2.2 Kelompok intervensi
Kelompok intervensi diberikan kegiatan pelatihan nursing round
oleh peneliti yang dilaksanakan pada tanggal 18 – 19 April 2009.
Pre test dilakukan sebelum pelatihan dan setelah pelatihan
dilakukan post test terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat
pengetahuan perawat dalam melakukan nursing round. Hasil
memperlihatkan terjadi peningkatan pengetahuan perawat sebesar
25,06% dengan rata-rata nilai pre test adalah 59,4 dan nilai post
test 80,33.
Bimbingan klinik dilakukan selama tiga hari ( tanggal 20-23 April
2009) pada shift pagi dan sore. Selanjutnya dilakukan pelaksanaan
nursing round tanpa bimbingan, dimana perawat diminta
menerapkan apa yang sudah dilakukan dalam pelatihan dalam
pelaksanaan langsung kepada pasien. Penilaian terhadap penerapan
nursing round di ruang rawat dilakukan setiap hari menggunakan
instrumen penilaian dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan
pelaksanaan nursing round selama satu minggu. Hasil penenilaian
memperlihatkan bahwa hasil penilaian ternyata masih belum
mencapai nilai 90% oleh karena itu maka bimbingan dilanjutkan
selama tiga (3) hari. Pada hari kesebelas (11) setelah penerpan
nursing round dilakukan tanpa bimingan dan penilaian
memperlihatkan perawat mampu menerapkan nursing round
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 72
>90%, maka intervensi berupa pelaksanaan nursing round
dilakukan.
Hari ke sebelas (11) setelah masa bimbingan klinik berakhir, pada
kelompok intervensi dilakukan penerapan nursing round oleh
perawat lantai V. Perawat senior yang memiliki kompetensi
sebagai penanggung jawab pasien, latar belakang pendidikan
minimal D III serta telah mengikuti pelatihan melakukan program
nursing round pada waktu yang telah ditetapkan, bersama-sama
dengan head nurse. Nursing round dilakukan pada pasien
berdasarkan panduan nursing round yang telah dibuat.
Pasien yang telah mendapatkan pelayanan keperawatan dan
perlakuan berupa program nursing round dan memenuhi kriteria
inklusi, diambil datanya untuk mendapatkan penilaian pasien
terhadap kepuasan dari pelayanan keperawatan yang telah didapat
selama di rumah sakit. Peneliti meminta pasien sebagai responden
untuk mengisi informed concent sebelum pengambilan data
dilakukan. Pasien yang bersedia ikut dalam penelitian diberikan
kuesioner dan peneliti meminta pasien mengisi sesuai petujuk.
Setelah selesai peneliti mengambil kembali kuesioner yang telah
terisi, memeriksa kelengkapan dan ketepatan pengisian apabila
masih terdapat kekurangan pasien diminta untuk melengkapinya.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 73
4.9 Analisis Data
4. 9.1 Pengolahan data
4.9.1.1 Editing, dilakukan untuk mencermati secara pasti bahwa data
yang diperoleh sudah terisi lengkap dan dapat terbaca dengan
baik. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengecekan isian
formulir atau kuesioner apakah jawaban pada kuesioner sudah;
terisi jawaban, tulisan jelas dan terbaca, serta jawaban yang
tertulis relevan dengan pertanyaan. Pada penelitian ini karena
data tidak seluruhnya diambil oleh peneliti maka masih
terdapat data yang tidak lengkap sedangkan pasien sudah
pulang sehingga data tidak dapat diolah. Data kepuasan pasien
yang berhasil dikumpulkan dan dapat dianalisis adalah
sebanyak 84 kuesioner.
4.9.1.2 Coding, merupakan pemberian kode pada setiap variabel
dengan mengubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/bilangan untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan tabulasi dan analisa data. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan angka 1 – 4 uuntuk masing-masing
variabel. Untuk data kategorik seperti jenis kelamin yang
terdiri dari dua macam yakni laki-laki dan perempuan, maka
data diubah menjadi angka 1 untuk laki-laki dan 2 untuk
perempuan demikian seterusnya.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 74
4.9.1.3 Procesing, merupakan proses agar data yang yang sudah di-
entry dapat dianalisis. Proses analisis data dilakukan dengan
memasukkan data dalam komputer dengan menggunakan
program statistik.
4.9.1.4 Cleaning, merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah di-entry apakah terdapat kesalahan atau tidak sebelum
dilakukan analisa.
4.9.2 Analisis univariat
Analisis univariat merupakan analisis untuk mendeskripsikan masing-
masing variabel yang diteliti (Sutanto, 2007). Untuk data variabel
kepuasan pasien pada dimensi informasi, komunikasi dan edukasi,
pengukuran dilakukan dengan menggunakan dimensi Importance
performance analisys (IPA) atau analisis tingkat harapan dan kenyataan
yang dihubungkan dengan metode servqual. Variabel karakteristik
pasien umur dianalisis untuk melihat gambaran tentang mean, median,
modus, nilai minimum dan maksimum, dan standar deviasi. Variabel
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lama rawat dianalisis dengan
melihat persentase.
4.9.3 Analisis bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menguji dua variabel pemilihan uji
statistik yang digunakan untuk melakukan analisis didasarkan pada skala
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 75
data, jumlah populasi/sampel dan jumlah variabel yang diteliti menurut
Supranto (2006).
Penelitian ini menggunakan analisis bivariat untuk mengindentifikasi
1) kesetaraan karakteristik responden antara kelompok kontrol dan
intervensi 2) mengetahui perbedaan kepuasan pasien antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Pemilihan uji statistik untuk menguji
kesetaraan karakteristik responden dengan skala numerik (umur) antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan uji beda dua mean t
test independent dengan α = 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%.
Sedangkan untuk skala kategorik (jenis kelamin, pendidikan, kelas
perawatan, dan pekerjaan) dengan uji chi square.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 76
Tabel 4.3 Uji Statistik
Variabel Variabel Uji
A Uji Kesetaraan
Karakteristik responden
1 Karakteristik umur
kelompok kontrol
Karateristik umur
kelompok intervensi
t-test
independent
2 Karakteristik jenis
kelamin kelompok
kontrol
Karateristik jenis
kelamin kelompok
intervensi
Chi square
3 Karakteristik
pendidikan kelompok
kontrol
Karateristik
pendidikan kelompok
intervensi
Chi square
4 Karakteristik
pekerjaan control
Karateristik pekerjaan
kelompok intervensi
Chi square
5 Karakteristik kelas
perawatan kelompok
kontrol
Karateristik kelas
kelompok intervensi
Chi square
Harapan
1 Harapan kelompok
kontrol
Harapan kelompok
intervensi
t-test
independent
B Analisis bivariat
1 Kepuasan kelompok
kontrol
Kepuasan kelompok
intervensi
Chi square
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
77
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Bab menguraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan di rumah sakit MMC
Jakarta pada Mei - Juni 2009. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap lantai III
untuk kelompok kontrol dan ruang rawat lantai V sebagai kelompok intervensi.
Hasil penelitian meliputi hasil analisis data univariat dan bivariat.
5.1 Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis untuk mendeskripsikan masing-masing
variabel yang diteliti (Sutanto, 2007). Variabel karakteristik pasien: umur
dianalisis untuk melihat gambaran tentang mean, median, modus, standar deviasi
dan nilai minimal serta maksimal. Sedangkan variabel jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dan kelas perawatan dianalisis dengan melihat proporsi. Data variabel
kepuasan pasien pada dimensi informasi, komunikasi dan edukasi, pengukuran
dilakukan dengan menggunakan dimensi Importance Performance Analisys
(IPA) atau analisis perbandingan tingkat harapan dan kenyataan yang
dihubungkan dengan metode servqual. Supranto (2006) menyatakan kepuasan
pasien diukur dengan membandingkan skor kenyataan dengan skor harapan.
5. 1.1 Gambaran karakteristik responden
Karakteristik pasien rawat inap rumah sakit MMC berdasarkan umur, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan kelas perawatan yang
digambarkan dalam tabel berikut.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
78
5.1.1.1 Karakteristik responden menurut umur
Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Karakterisik Umur
di Rumah Sakit MMC, 2009 (n: 84)
No Variabel Mean Standar Deviasi
Minimum Maksimum
95% CI
1 Umur 42,11 13,49 17 – 69 39,18 - 45,04
Tabel 5.1 memperlihatkan rata-rata umur responden menurut umur
adalah 42,11 dengan standar deviasi 13,49 tahun. Umur termuda
responden adalah 17 tahun dan umur tertua 69 tahun. Dari hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata umur
responden adalah 39,18 - 45,04 tahun.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
79
5.1.1.2 Karakteristik responden menurut jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dan kelas perawatan.
Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Karakterisik Jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan dan kelas perawatan Di Rumah Sakit MMC, 2009 (n: 84)
No Variabel Jumlah Persentase 1 Jenis Kelamin - Laki-laki 39 46,4 - Perempuan 45 53,6 2 Pendidikan - SMA 23 27,4 - S1 43 51,2 - S2 18 21,4 - S3 0 0 3 Pekerjaan - Tidak bekerja 12 14,3 - PNS 6 7,1 - Swasta 45 54,6 - Wiraswasta 21 25,0 4 Kelas Perawatan - Kelas III 12 14,3 - Kelas II 18 21,4 - Kelas I 16 19,0 - Kelas VIP 38 45,2
Tabel 5.2 di atas memperlihatkan distribusi pasien rawat inap RS
MMC berdasarkan karakteristik jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
dan kelas perawatan. Sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan (53,6%), berpendidikan S1 (51,2%), pekerjaan swasta
(54,6%), dan menempati kelas perawatan VIP (45,2%).
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
80
5.1.2 Kepuasan pasien rawat inap RS MMC pada dimensi informasi,
komunikasi, dan edukasi.
5.1.2.1 Gambaran kepuasan pasien
Tabel 5.3 Distribusi Kepuasan Pasien Pada Dimensi Informasi,
Komunikasi, dan Edukasi di Rumah Sakit MMC, 2009 (n=84)
Kepuasan Jumlah Persentase
Puas 31 36,9 Tidak puas 53 63,1 Total 84 100,0
Tabel 5.3 di bawah ini memperlihatkan proporsi kepuasan pasien
pada dimensi informasi, edukasi, dan komunikasi terhadap
pelayanan keperawatan adalah sebanyak 53 orang atau sebesar
63,1% tidak puas pada terhadap pelayanan keperawatan pada
dimensi informasi, edukasi, dan komunikasi
5.1.2.2 Rata-Rata kepuasan pasien berdasarkan pernyataan harapan dan
kenyataan.
Hasil analisis yang diperoleh berdasarkan metode Importance
Performance Analysis (IPA) pada tabel 5.4 di bawah ini
memperlihatkan bahwa nilai rata–rata kenyataan pada kelompok
kontrol adalah 3,20 dan nilai rata-rata harapan adalah 3,98 dan
masih ada selisih antara rata-rata skor harapan dengan skor
kenyataan sebesar 0,77.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
81
Tabel 5.4 Nilai Rata-Rata Pernyataan Harapan dan Kenyataan Pasien Pada
Dimensi Informasi, Komunikas, Dan Edukasi Kelompok Kontrol di Rumah Sakit MMC, 2009 (n=42)
No Pernyataan Nilai
Harapan Nilai
Kenyataan
1 Perawat yang bertanggung jawab. 3,93 2,76 2 Waktu/jam perawat melakukan
ronde/keliling 3,95 2,33
3 Perawat ramah 4 3,88 4 Perawat bersikap sopan 4 3,86 5 Penjelasan sebelum tindakan. 4 3,45 6 Cara mengatasi masalah kesehatan
selama di rumah sakit dari perawat 3,98 2,93
7 Keluhan pasien dievaluasi. 3,98 2,98 8 Jika pasien mengeluh perawat
mendengarkan dan memperhatikan. 3,98 3,52
9 Informasi perkembangan penyakit. 3,98 3,14 10 Penjelasan rencana kegiatan pelayanan
keperawatan. 3,98 2,69
11 Diinformasikan mengenai terapi. 3,98 3,38 12 Perawat berkomunikasi dengan bahasa
yang dimengerti pasien. 3,93 3,62
13 Informasi hasil pemeriksaan. 4 3,21 14 Diinformasikan tentang hal-hal yang
boleh dilakukan 4 3,29
15 Pasien diinformasikan tentang pasien hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
4 2,95
16 Diajari bagaimana cara menjaga kesehatan
4 3,19
17 Fasilitas yang tersedia diruangan 3,88 3,05 18 Jika terdapat perubahan terkait
tindakan/pengobatan pasien diinformasikan sebelumnya
4 3,24
19 Pasien mendapat kesempatan berdiskusi dan bertanya mengenai kemajuan perawatan.
4 3,09
20 Pasien diberi penjelasan rencana perawatan/pengobatan/pemeriksaan setelah pulang.
4 3,40
Rata-rata Keseluruhan 3,98 3,20
Sedangkan perhitungan setiap item pertanyaan di gambarkan pada
diagram kartesius di bawah ini.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
82
Gambar 5.1 Matrik Importance Performance Analisys Kepuasan Pasien
Pada Dimensi Informasi, Komunikasi , Dan Edukasi Kelompok Kontrol Rumah Sakit MMC, 2009
Hasil analisis data kepuasan berdasarkan item pertanyaan dibagi atas
empat bagian yang masing-masing antara lain:
Kuadran A Prioritas Utama
Hasil analisis dengan menggunakan IPA didapatkan harapan pasien
tingggi dan dalam pelaksanaanya rendah sehingga pasien tidak puas
adalah untuk item: 6, 7, 9, 15, 16, 18, dan 19.
a. Pasien mendapat penjelasan cara mengatasi masalah kesehatan
selama dirumah sakit dari perawat
b. Keluhan pasien dievaluasi oleh perawat
c. Perawat membantu memfasilitasi informasi mengenai
perkembangan penyakit.
d. Informasi hal-hal yang boleh dilakukan
e. Pasien diajari cara menjaga kesehatan selama di rawat.
f. Jika terdapat perubahan terkait tindakan atau pengobatan pasien
diinformasikan sebelumnya.
g. Pasien mendapat kesempatan berdiskusi dan bertanya mengenai
kemajuan perawatan.
Kuadran B Pertahankan Prestasi
18. 19. 15•16• 13•14• 5•20. 3•4• 6• 7•9• 11• 8• 17• 10• 2• 12• 1•
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
83
Analisis dengan menggunakan IPA didapatkan harapan pasien tinggi
sedang pelaksanaan oleh perawat tinggi sehingga pasien merasa puas
adalah untuk pernyataan nomor 3, 4, 5, 8, 11, 13, 14, dan 20 dengan
rincian sebagai berikut:
a. Perawat ramah
b. Perawat bersikap sopan
c. Pasien mendapat penjelasan dari perawat sebelum tindakan
perawatan/pengobatan dilakukan
d. Jika pasien mengeluh perawat mendengarkan dan memperhatikan.
e. Pasien diinformasikan dengan jelas mengenai terapi atau obat
oleh perawat.
f. Pasien mendapat informasi tentang waktu hasil pemeriksaan bisa
pasien dapatkan.
g. Pasien diinformasikan tentang hal-hal yang boleh dilakukan
selama masa perawatan
e. Pasien diberi penjelasan rencana perawatan/pengobatan dan
pemeriksaan setelah pulang.
Kuadran C Prioritas Rendah
Hasil analisis dengan menggunakan IPA didapatkan kesesuaian antara
harapan pasien dengan pelayanan yang diberikan perawat dimana
harapan pasien rendah sedangkan pelaksanaan tinggi, kinerja
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
84
pelayanan tidak diinginkan pasien dapat dilihat pada rincian
pernyataan nomor 2, dan 12.
a. Pasien mendapat penjelasan waktu/jam perawat melakukan
ronde/keliling
b. Perawat berkomunikasi dengan bahasa yang dimengerti pasien.
Kuadran D Berlebihan
Analisis dengan menggunakan IPA didapatkan harapan pasien rendah
sedang pelaksanaan oleh perawattinggi sehingga kinerja pelayanan
tidak diinginkan pasien adalah untuk pernyataan nomor 1,10, dan 17
a. Pasien diperkenalkan dengan perawat yang bertanggung jawab
setiap shiftnya.
b. Pasien mendapat penjelasan rencana kegiatan pelayanan
keperawatan didapat setiap hari.
c. Pasien dijelaskan tentang fasilitas yang tersedia di ruangan dan
cara penggunaanya.
Pada kelompok intervensi, hasil analisis yang diperoleh berdasarkan
metode Importance Performance Analysis (IPA) pada tabel 5.5 di
bawah ini memperlihatkan bahwa nilai rata–rata kenyataan adalah
3,56 dan nilai rata-rata harapan adalah 3,98 dan masih ada selisish
antara rata-rata skor harapan dengan skor kenyataan sebesar 0,42.
Selisih skor harapan dan kenyatan dikelompok intervensi lebih kecil
dibandingkan dengan selisih di kelompok kontrol. Kepuasan pasien
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
85
pada dimensi informasi, komunikasi, dan edukasi dikelompok
intervensi yang mendapat program nursing round, lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan nursing roun
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
86
Tabel 5.5 Nilai Rata-Rata Pernyataan Harapan dan Kenyataan Kepuasan
Pasien Pada Dimensi Informasi, Komunikasi , Dan Edukasi Kelompok IntervensiRumah Sakit MMC, 2009 (n=42)
No Pernyataan Nilai
Harapan Nilai
Kenyataan1 Perawat yang bertanggung jawab. 3,95 3,59 2 Waktu/jam perawat melakukan
ronde/keliling 3,98 3,98
3 Perawat ramah 4 3,86 4 Perawat bersikap sopan 4 3,90 5 Penjelasan sebelum tindakan. 4 3,62 6 Cara mengatasi masalah kesehatan
selama di rumah sakit dari perawat 4 3,38
7 Keluhan pasien dievaluasi. 3,98 3,48 8 Jika pasien mengeluh perawat
mendengarkan dan memperhatikan. 4 3,55
9 Informasi perkembangan penyakit. 3,95 3,42 10 Penjelasan rencana kegiatan
pelayanan keperawatan. 4 3,66
11 Diinformasikan mengenai terapi. 3,98 3,60 12 Perawat berkomunikasi dengan
bahasa yang dimengerti pasien. 4 3,57
13 Informasi hasil pemeriksaan. 4 3,2 14 Diinformasikan tentang hal-hal
yang boleh dilakukan 4 3,17
15 Pasien diinformasikan tentang pasien hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
4 3,60
16 Diajari bagaimana cara menjaga kesehatan.
4 3,33
17 Fasilitas yang tersedia di ruangan 3,90 3,72 18 Jika terdapat perubahan terkait
tindakan/pengobatan pasien diinformasikan sebelumnya
4 3,57
19 Pasien mendapat kesempatan berdiskusi dan bertanya mengenai kemajuan perawatan.
4 3,30
20 Pasien diberi penjelasan rencana perawatan/pengobatan/pemeriksaan setelah pulang.
3,98 3,56
Rata-rata Keseluruhan 3,98 3,56
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
87
Hasil analisis matrik kepuasan dan harapan pasien kelompok
intervensi yang terlihat pada gambar 5.2.
Gambar 5.2 Matrik Importance Performance Analisys Kepuasan Pasien
Pada Dimensi Informasi, Komunikasi , Dan Edukasi Kelompok Intervensi Rumah Sakit MMC, 2009
14• 16• . 6• 19• 8•18• 5• 13• 3• 4•15•10• 7• 11•20• 12• 2• 17• 9• 1•
Masing-masing item pernyataan dibagi atas empat bagian dalam
masing-masing kuadran antara lain:
Kuadran A Prioritas Utama
Hasil analisis dengan menggunakan IPA didapatkan harapan pasien
tingggi dan dalam pelaksanaanya rendah sehingga pasien tidak puas
adalah untuk item: 6, 7, 11, 16, dan 19.
a. Pasien mendapat penjelasan cara mengatasi masalah kesehatan
selama di rumah sakit dari perawat
b. Keluhan pasien dievaluasi oleh perawat
c. Pasien diinformasikan tentang hal-hal yang boleh dilakukan
selama masa perawatan
d. Pasien diajari bagaimana cara menjaga kesehatan selama
perawatan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
88
e. Pasien mendapat kesempatan berdiskusi dan bertanya mengenai
kemajuan perawatan.
Kuadran B Pertahankan Prestasi
Analisis dengan menggunakan IPA didapatkan harapan pasien tinggi
sedang pelaksanaan oleh perawat tinggi sehingga pasien merasa puas
adalah untuk pernyataan nomor adalah untuk pernyataan: 2, 3, 4, 5,
8, 10, 11, 12, 13, 15, 18, dan 20
a. Pasien mendapat penjelasan waktu/jam perawat melakukan
ronde/keliling
b. Perawat bersikap ramah
c. Perawat bersikap sopan
d. Pasien mendapat penjelasan dari perawat sebelum tindakan
perawatan/pengobatan
e. Pasien mendapat penjelasan rencana kegiatan pelayanan
keperawatan setiap hari
f. Pasien diinformasikan dengan jelas mengenai terapi atau
pengobatan
g. Jika pasien mengeluh perawat mendengarkan dan memperhatikan.
h. Perawat berkomunikasi dengan bahasa yang dimengerti pasien.
i. Pasien diinformasikan tentang pasien hal-hal yang tidak boleh
dilakukan selama masa perawatan
j. Jika terdapat perubahan terkait tindakan/pengobatan pasien
diinformasikan sebelumnya
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
89
h. Pasien diberi penjelasan rencana
perawatan/pengobatan/pemeriksaan setelah pulang.
Kuadran C Prioritas Rendah
Hasil analisis dengan menggunakan IPA didapatkan kesesuaian antara
harapan pasien dengan pelayanan yang diberikan perawat dimana
harapan pasien rendah sedangkan pelaksanaan tinggi, kinerja
pelayanan tidak diinginkan pasien dapat dilihat pada rincian
pernyataan nomor 1 dan 17
a. Pasien diperkenalkan dengan perawat yang bertanggung jawab
setiap shiftnya.
b. Pasien dijelaskan tentang fasilitas yang tersedia di ruangan dan
cara penggunaanya.
Kuadran D Berlebihan
Analisis dengan menggunakan IPA didapatkan harapan pasien rendah
sedang pelaksanaan oleh perawat tinggi sehingga kinerja pelayanan
tidak diinginkan pasien adalah untuk pernyataan nomor 9
a. Bila pasien membutuhkan informasi tentang perkembangan
penyakit perawat membantu memfasilitasi untuk memenuhinya.
5.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui beda proporsi antara dua variabel
yakni variabel dependen dan variabel independen dan juga digunakan untuk
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
90
mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara dua atau lebih
kelompok sampel. Uji kesetaraan dilakukan untuk menguji kesetaraan
karakteristik responden antara dua kelompok. Analisis bivariat juga dilakukan
untuk mengetahui, kesetaraan antara harapan kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol.
Uji kesetaraan antara karakteristik responden jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dan kelas perawatan dilakukan. Uji T dilakukan pada variabel umur,
uji kai kuadrat (Chi Square) dengan α ≤ 0,05 dilakukan pada variabel jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan kelas perawatan. Pada penelitian ini
dilakukan uji bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan kepuasan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
5.2.1 Uji Kesetaraan
5.2.1.1 Kesetaraan karakteristik responden
Tabel 5.6 Rata-rata Umur responden di Rumah Sakit MMC, 2009 (n=84)
Variabel Kelompok Mean SD SE P N Umur Kontrol
Intervensi 40,24 39,93
13,334 13,695
2,058 2,113
0,390 42 42
α 0,05
Rata-rata umur pasien pada kelompok kontrol adalah 43,38 dengan
standar deviasi 13,334, sedangkan untuk kelompok intervensi rata-rata
umur adalah 40,83 dengan standar deviasi 13,695. Uji statistik
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
91
mendapatkan hasil P = 0,390 berarti pada alpha 5% tidak ada perbedaan
umur antara kelompok intervensi dan kontrol.
Tabel 5.7 Kesetaraan Karakteristik jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
kelas perawatan di Rumah Sakit MMC, 2009 (n = 84)
Kontrol intervensi
No
N % n %
n %
P
1 Jenis kelamin - Laki-laki 22 52,4 17 40,5 39 46,4
- Perempuan 20 47,6 25 59,5 45 53,6 0,662
2 Pendidikan - SMA 14 33,3 9 21,4 23 27,4
- S1 22 52,4 21 50,0 43 51,2
- S2 6 14,3 12 28,6 18 21,4 0,211
3 Pekerjaan - Tdk
bekerja 7 16,6 9 21,4 12 14,3
- PNS 2 4,8 1 2,4 6 7,1
- Swasta 22 52,4 23 54,8 45 54,6
-Wiraswasta 11 26,2 9 21,4 21 25,0
0,869
4 Kelas Rawat - Kelas III 7 16,7 5 11,9 12 14,3
- Kelas II 8 19,0 10 23,8 18 21,4
- Kelas I 7 16,7 9 21,4 16 19
- VIP 20 47,6 18 42,9 38 45,2
0,676
α 0,05
Uji kesetaraan antara karakteristik jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dan kelas perawatan antara kelompok kontrol dan
intervensi dilakukan dengan menggunakan chi square pada alpha 5%.
Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
92
untuk jenis kelamin (P=0,662), tingkat pendidikan (P=0,211),
pekerjaan (P=0,869), dan kelas perawatan (P=0,676)
5.2.1.2 Kesetaraan harapan pasien kelompok intervensi dan kontrol.
Tabel 5.8 Kesetaraan Harapan Pasien Terhadap Pelayanan Keperawatan
di Rumah Sakit MMC, 2009 (n1=n2 = 42)
Harapan Mean SD SE P value n Intervensi Kontrol
79,48 79,40
1,15 0,77
0,18 0,11
0,739 42 42
α 0,05%
Uji kesetaraan harapan pada kelompok intervensi dilakukan dengan
menggunaan uji T test. Hasil uji statistik didapatkan nilai P=0,739,
artinya pada alpha 5% terlihat tidak terdapat perbedaan rata-rata skor
harapan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
5.1 Pengaruh nursing round terhadap kepuasan pasien
Tabel 5.9 Analisis Hubungan Nursing Round dengan Kepuasan Terhadap
Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit MMC, 2009 (n: 84)
Puas Puas Tidak
Puas
Total Nursing Round
n % n % n %
OR (95% CI)
P value
NR 23 54,8 19 50 42 100 5,145 0,002 Tidak NR 8 34 34 81 42 100 1,93 – 13,78 Jumlah 31 36,9 53 63,11 84 100
α 0,05
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
93
Tabel 5.9 memperlihatkan hasil analisis hubungan antara nursing round
dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Hasil uji
statistik diperoleh nilai P = 0,002 dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara nursing round dengan kepuasan pasien. Hasil analisis
juga memperlihatkan nilai OR = 5,14 artinya bahwa nursing round
mempunyai peluang untuk memuaskan pasien sebesar 5,14 kali
dibandingkan dengan tidak dilakukan nursing round
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 118
BAB 6 PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang makna hasil penelitian dikaitkan dengan tujuan
penelitian. Bab ini juga menjelaskan keterbatasan penelitian yang dilakukan serta
implikasi hasil penelitian untuk pengembangan ilmu keperawatan
6.1 Interprestasi Dan Diskusi Hasil
6.1.1 Gambaran karakteristik responden
6. 1.1.1 Umur.
Karakteristik umur pasien rawat inap RS MMC rata-rata berada
pada usia 42,11, usia termuda 17 tahun dan tertua 69 tahun. Umur
rata-rata pasien memperlihatkan bahwa pasien berada dalam usia
produktif. Prasetyo dan Ihalauw (2005) menunjukan bahwa
segmen umur yang berbeda memiliki selera dan minat yang
berbeda pada suatu produk termasuk jasa perawatan. Umur pasien
menunjukan bahwa pasien berada pada usia mapan termasuk
mapan secara ekonomi sehingga kesempatan untuk menggunakan
dan mendapatkanpelayanan kesehatan menjadi lebih baik.
6. 1.1.2 Jenis Kelamin
Pengunjung terbanyak rumah sakit MMC adalah perempuan
(53,6%). Tristianantoro (2005) menyebutkan bahwa demand
terhadap pelayanan kesehatan oleh wanita ternyata lebih tinggi
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 119
dibandingkan dengan laki-laki, hal ini karena perempuan lebih
rentan terhadap penyakit, khususnya jenis penyakit yang hanya
diderita oleh perempuan. Perempuan menjadi lebih banyak
bersentuhan dengan pelayanan kesehatan karena perempuan rentan
terhadap penyakit.
6.1.1.3 Pendidikan
Distribusi frekuensi tingkat pendidikan menunjukan bahwa jumlah
jumlah pendidikan terbanyak pengguna jasa pelayanan rawat inap RS
MMC adalah berpendidikan S1 dengan (51,2%). Salvage (1987
dalam Sitzia-Wood 2000) menemukan bahwa tingkat pendidikan
berkaitan dengan status sosial yang tinggi, dimana status sosial yang
tinggi akan lebih baik dalam aspek informasi. Tingkat pendidikan
responden di RS MMC memungkinkan pasien mengakses informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai media informasi yang tersedia.
Kemudahan mengakses informasi membuat keinginan mereka untuk
mendapatkan atau menggunakan layanan kesehatan menjadi lebih
besar. Tristiantoro (2005) menyatakan orang yang mempunyai
pendidikan tinggi cenderung mempunyai demand yang lebih tinggi
terhadap pelayanan kesehatan, karena orang yang berpendidikan tinggi
lebih memperhatikan kesehatannya.
6. 1.1.4 Pekerjaan
Hasil penelitian mengenai pekerjaan responden di rumah sakit MMC
memperlihatkan bahwa pengguna jasa pelayanan terbanyak di rumah
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 120
sakit MMC memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta (54,6%) dan
yang paling sedikit adalah pegawai negeri sipil PNS (7,1%). Kotler
(2003) mengatakan bahwa orang yang bekerja mempunyai tuntutan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja.
Hasil Penelitian memperlihatkan bahwa pekerjaan responden
terbanyak adalah swasta (54,6%), dari data terlihat bahwa sebagian
besar pasien memiliki pekerjaan. Hal ini berbeda dengan apa yang
disampaikan Tristiantoro (2005) bahwa demand pelayanan lebih tinggi
pada yang tidak bekerja karena kesedian waktu memanfaatkan
pelayanan kesehatan lebih besar dibanding dengan yang bekerja.
Pasien pengguna jasa di RS MMC kebanyakan merupakan pegawai
swasta yang memiliki penjamin perusahaan dan asuransi, yang
mewajibkan karyawan melakukan chek up kesehatan secara berkala.
Kewajiban chek up mereka menjadi lebih perhatian pada masalah
kesehatannya.
6.1.1.5 Kelas perawatan
Distribusi frekuensi memperlihatkan kelas perawatan terbanyak yang
ditempati pasien RS MMC adalah kelas VIP sebanyak 42% sedangkan
yang paling sedikit adalah kelas III yakni sebesar 14,3%. Potter
dan Perry (1994) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki status
sosialekonomi yang baik, memiliki kesempatan untuk menggunakan
dan mendapatkan fasilitas pelayanan yang lebih baik, daripada
mereka yang memiliki sosial ekonomi rendah. Status sosial ekonomi
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 121
dikaitkan dengan kelas rawat seseorang di rumah sakit. RS swasta
seperti RS MMC memiliki jumlah tempat tidur terbanyak kelas VIP,
hal ini membuat jumlah kelas perawatan terbanyak yang ditempati
pasien adalah kelas VIP.
6.1.2 Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan pada dimensi informasi,
komunikasi, dan edukasi.
Hasil analisis yang diperoleh berdasarkan metode Importance
Performance Analysis (IPA) didapat, bahwa nilai rata–rata kesenjangan
kepuasan pada kelompok yang melaksanakan nursing round masih
kurang 0,48 untuk mencapai tingkat kepuasan 87,00%. Sedangkan pada
kelompok yang tidak melaksanakan nursing round masih terdapat
kesenjangan sebesar 0,78 untuk mencapai tingkat kepuasan rata-rata
80,47%. Artinya kesenjangan pada kelompok yang mendapat nursing
round memiliki kesenjangan yang lebih kecil dibandingkan dengan yang
tidak mendapat nursing round. Ini berarti nursing round mampu
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.
Rumah sakit seharusnya mamapu memuaskan pelanggannya karena
apabila pelanggan maka dikemudian hari mengalami masalah kesehatan,
dapat dipastikan pasien ingin kembali lagi untuk dirawat di rumah sakit
yang sama. Banyaknya pasien yang kembali lagi untuk dirawat akan
membuat rumah sakit berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 122
mutu pelayanan keperawatan (Wijono, 2000). Rumah sakit MMC perlu
memperbaiki pelayanan keperawatan yang diberikan, karena persaingan
dibidang perumah sakitan saat ini amat ketat. Pasien selaku pengguna jasa
pelayanan kesehatan memiliki pilihan, untuk menentukan kemana pasien
akan menggunakan jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit yang tidak
mampu memeberikan pelayanan berkualitas seperti yang diharapakan
pasien tidak akan mampu bersaing akan tersingkir. Pernyataan ini sesuai
dengan apa yang disampaikan oleh pakar pemasaran Kotler (2005), yang
menyatakan bahwa jika jasa yang dialami pelanggan berada di bawah
jasa yang diharapkan, maka pelanggan tidak berminat lagi pada penyedia
jasa.
Hasil matrik memperlihatkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh
perawat belum sesuai dengan harapan pasien, sehingga menimbulkan gap
yang mempengaruhi pencapaian kepuasan pasien. Komunikasi, pemberian
informasi dan edukasi yang banyak dilakukan dalam kegiatan pelayanan
keperawatan belum menjadi perhatian khusus. Shelton (2000)
menyatakan bahwa pasien yang datang kerumah sakit berharap, terdapat
komunikasi yang baik diantara staf yang memberikan pelayanan. Perawat
diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pasien apabila
Informasi belum dapat diberikan, perawat harus mengemukakan alasan
dan memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi pasien.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 123
Pemberian informasi yang tepat, cepat dan akurat merupakan hal utama
yang diharapkan oleh pasien. Ketidakpuasan pasien yang terindentifikasi
dirumah sakit, diawali oleh ketidaktepatan dan kurang akuratnya
pemberian informasi.
Shelton (2000) menyatakan bahwa penjelasan dan komunikasi pemberi
pelayanan akan menjadi komponen pengamatan pasien dan berpengaruh
terhadap kepuasan. The Picker Commenwealth Program For Patient
Center Care menyatakan bahwa klien menginginkan adanya komunikasi
dan penjelasan dari pemberi pelayanan. Penjelasan dan komunikasi
tersebut meliputi tentang bagaimana manajemen perawatan dilakukan
terhadap pasien dan informasi mengenai obat, diet atau rencana tindakan
(Kozier, 2004).
Irawan (2006) dan Ratnawati (2001) menyatakan bahwa apabila dalam
pemberian pelayanan terjadi kesenjangan, maka kesenjangan ini akan
mengakibatkan kegagalan dan hambatan dalam memberikan pelayanan.
Kesenjangan pelayanan terjadi apabila kenyataan layanan yang didapat
tidak dapat memenuhi harapan pasien (customer gap). Kesenjangan juga
akan memberikan pengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan,
sehingga penggunaan pelayanan oleh pasien menjadi berkurang.
Penurunan jumlah penggunaan pelayanan secara langsung atau tidak
langsung akan memberi dampak terhadap kelangsungan rumah sakit
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 124
Kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dialami pasien saat
mendapatkan pelayanan keperawatan di rumah sakit MMC terutama
pada pasien yang mendapat nursing round, adalah karena pelaksanaan
belum optimal. Kegiatan nursing round yang dilakukan pada saat
pelatihan dan bimbingan belum mencapai 100% sehingga, kesenjangan
masih ditemui. Nilai kesenjangan yang terjadi pada kelompok yang
mendapat nursing round lebih kecil dari yang tidak mendapat nursing
round. Kesimpulan yang dapat diberikan adalah bahwa nursing round
memberikan pengaruh positif untuk memperkecil kesenjangan yang terjadi
dalam pemberian pelayanan keperawatan yang berpengaruh terhadap
kepuasan pasien.
Bernas (2003) menyatakan bahwa kepuasan secara umum adalah
tanggapan pelanggan terhadap terpenuhinya kebutuhan. Ouchi (1982,
dalam Krowinski 2000) menyatakan kepuasan pasien yang rendah akan
membawa bisnis dan pasar kearah yang berbahaya. Rumah sakit sebagai
penyedia jasa pelayan kesehatan yang keberadaannya bergantung pada
kunjungan pasien, perlu mencari penyebab masalah dan mencari cara
untuk memperbaiki kondisi yang ada dalam upaya memenuhi kepuasan
pasien.
Hasil analisis data kepuasan pada kelompok yang mendapat nursing
round selanjutnya dibagi kedalam masing-masing kuadran. Setiap
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 125
kuadran mewakili bidang yang menjadi perhatian rumah sakit untuk
dilakukan perbaikan. Hasil analisis data memperlihatkan bahwa pada
kelompok yang tidak mendapat nursing round terdapat 7 (tujuh) prioritas
utama yang harus menjadi perhatian rumah sakit untuk diperbaiki.
Prioritas utama yang harus diperbaiki pada kelompok nursing round
lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil
penelitian ini mendukung pernyataan bahwa pasien yang mendapat
nursing round lebih banyak yang puas dibandingkan dengan kelompok
yang tidak mendapat nursing round.
Matrik IPA pada kuadran yang menyatakan bahwa harapan pasien tinggi
dan pelaksanaan oleh perawat rendah adalah untuk item pernyataan
penjelasan masalah kesehatan, keluhan pasien dievaluasi dan pasien diberi
kesempatan berdiskusi. Penelitian ini mendapatkan bahwa masih ada
pernyataan yang belum memenuhi harapan pasien sehingga menjadi
prioritas RS MMC untuk memperbai.
Hasil analisis matrik IPA juga memperlihatkan beberapa item yang
mampu memberikan kepuasan bagi pasien. Pada kelompok yang
mendapat nursing round ada sebanyak 12 (dua belas) item yang mampu
memuaskan pasien sedangkan pada kelompok yang tidak mendapat
nursing round ada delapan (8) item yang mampu mampu memuaskan
pasien. Jumlah item yang didapat memperlihatkan bahwa nursing round
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 126
ternyata mampu memuaskan pasien yang berdampak pada meningkatnya
mutu pelayanan keperawatan.
Penjelasan rencana pelayanan keperawatan, jam waktu ronde perawat,
pemberian informasi mengenai perkembangan penyakit, perubahan terapi
atau pengobatan, penjelasan hal-hal yang boleh dilakukan, penjelasan
sebelum tindakan dan discharge planning merupakan item pernyataan
yang memuaskan pasien. Kepuasan pasien didapat dari pelaksanaan
kegiatan nusing round karena perawat telah memenuhi harapan pasien
dengan melakukan komunikasi dan memberikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan pasien walaupun pasien tidak memintanya. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Beniskova (2007) yang
menyatakan bahwa Nursing round mampu membuat pasien mendapatkan
informasi mengenai penyakitnya, pemeriksaan lanjutan yang harus
dilakukan, proses keperawatan, rehabilitasi dan lain-lain.
Shelton (2000) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan,
merupakan determinan dari berbagai elemen yang saling berkaitan salah
satu diantranya adalah komunikasi. Kombinasi beberapa elemen yang ada
akan membentuk persepsi masing-masing pasien terhadap keseluruhan
pelayanan kesehatan yang dialaminya. Sedangkan salah satu aspek dari
kekuatan individu adalah kemampuan berkomunikasi sehingga orang
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 127
lain menjadi yakin, aman dan percaya Hersey et al (2001, dalam Huber
2006).
Pemberian informasi merupakan salah satu bagian dari penyampaian isi
komunikasi yang penting. Perawat harus mengupayakan bahwa informasi
yang disampaikan tepat dan tidak keliru. Informasi yang jelas akan
berpengaruh dalam menurunkan stres pasien. Penyampaian informasi juga
dibutuhkan untuk membangun sistem guna menurunkan medical error dan
resiko terhadap keselamatan pasien Anthony &Preuis (2002, dalam Huber
2006). Alasan lain mengapa pemberian informasi menjadi sangat penting
adalah karena dengan memenuhi kebutuhan pasien akan informasi secara
terus menerus dan tepat waktu akan meningkatkan pengetahuan pasien
mengenai kesehatan (Potter dan Perry 2007).
Pasien yang terpenuhi kebutuhan informasinya akan menjadi percaya dan
yakin, bahwa pelayanan yang diberikan kepadanya akan dilakukan dengan
baik sesuai dengan standar. Kepercayaan pasien merupakan manifestasi
dari terpenuhinya harapan pasien dengan cara membandingkannya
dengan kenyataan pelayanan yang didapat, sehingga pasien menjadi
puas. Hal ini sejalan dengan apa yang di sampaikan Moenir (2007) bahwa
peyampaian informasi yang tidak tepat waktu atau terlambat akan
membuat pasien tidak puas dan menjadi tidak percaya pada pelayanan
yang diberikan rumah sakit.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 128
Rumah sakit MMC harus melakukan upaya agar dalam memberikan
pelayanan keperawatan, perawat mengetahui apa yang menjadi masalah
pasien. Perawat harus mengetahui kebutuhan pasien dan manajemen
keperawatan yang tepat bagi masing-masing pasien. Pengetahuan perawat
mengenai rencana kegiatan pelayanan keperawatan pasien,
memungkinkan perawat mengetahui kondisi pasien. Perawat dengan tepat
mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pasien. Proses
keperawatan digunakan sebagai tuntunan perawat melakukan pelayanaan
keperawatan.
Nursing round memungkinkan perawat mengetahui apa yang menjadi
kebutuhan pasien. Kozier (2004) menyatakan bahwa nursing round
merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien
di masing-masing tempat tidur dengan tujuan untuk; 1) mendapatkan
informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan, 2) memberikan kesempatan pada klien untuk mendiskusikan
masalah keperawatannya dan 3) mengevaluasi pelayanan keperawatan
yang telah diterima pasien.
Pasien RS MMC menyatakan bahwa perawat ramah, sopan, memberikan
penjelasan sebelum tindakan dan jika pasien mengeluh perawat
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 129
mendengarkan serta menjelaskan mengenai rencana perawatan dan
pemeriksaan setelah pulang.
Pernyataan mengenai perawat yang ramah dan sopan sesungguhnya telah
menjadi hal utama yang menjadi perhatian pihak manajemen RS MMC.
Berbagai upaya dilakukan RS MMC untuk selalu melakukan pembinaan
agar mampu bersaing dengan rumah sakit swasta yang ada dijakarta.
Pembinaan dilakukan setiap waktu baik melalui pendidikan di kelas
dengan menggunakan narasumber dari dalam maupun dari luar rumah
sakit. Selain itu jika terdapat keluhan dari pelanggan terkait keramahan
dan sopan santun maka perawat yang bersangkutan akan mendapat
peringatan dan pembinaan dari atasan terkait dan bila perlu maka
dilakukan konseling dengan psikolog rumah sakit. Sehingga terlihat dari
hasil bahwa keramahan dan kesopanan perawat mampu memberikan
kepuasan bagi pasien yang dirawat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian suryawati (2006) yang
membuktikan bahwa salah satu indikator kepuasan pasien adalah respon
perawat terhadap kebutuhan pasien serta sikap baik saat melakukan
tindakan keperawatan. Karena menurut Moenir (2001) bahwa dua dari
empat persyaratan pokok agar pelayanan dapat memuaskan pelanggan
adalah dengan bertingkah laku sopan dan keramah tamahan pemberi
pelayanan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Yasmin (2002)
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 130
memperlihatkan bahwa kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
salah satunya di tentukan oleh bagaimana cara perawat berkomunikasi
dengan klien.
Taylor et. all (1997) menyatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi komunikasi adalah fokus pada pasien artinya komunikasi
dilakukan terfokus pada pasien bukan pada perawat atau pada kegiatan
perawat. Selain itu apabila komunikasi dilakukan dengan menjadikan
pasien sebagai pusat informasi maka kepuasan pasien akan tercapai (Mc
Cabe, 2009). Shelton (2000) juga menyatakan bahwa komunikasi antara
dokter dengan pasien, perhatian personal, dan kemauan provider untuk
mendengarkan pasien, merupakan beberapa elemen kepuasan yang
secara bergantian diakses pasien melalui observasi berbagai prilaku yang
berkaitan dengan bentuk fisik dan kondisinya.
Keinginan perawat untuk mendengar keluhan pasien akan menunjukan
bahwa perawat memberikan perhatian penuh pada pasien (Potter dan
Perry, 2000). Terpenuhinya keinginan pasien untuk didengar dan
diperhatikan menyebabkan pasien puas. Sikap pemberi pelayanan dalam
mendengarkan keluhan akan membuat pasien merasa bahwa ia berada di
tempat yang tepat dan merasa yakin bahwa pasien akan dilayani dengan
baik (Shelton, 2000). Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan
bahwa perawat yang mampu melakukan komunikasi yang efektif sesuai
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 131
dengan yang diharapkan pelanggannya (Wati, 2006). Komunikasi
berimplikasi kepada asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
karena komunikasi merupakan elemen yang memegang peran penting
dalam pelaksanaan proses keperawatan.
Pasien selaku pengguna jasa pelayanan keperawatan berharap mendapat
informasi mengenai obat, diet, maupun rencana pengobatan agar pasien
mampu mengenali tanda dan gejala yang berbahaya bagi kesehatannya
setelah pulang dari rumah sakit. Selain itu pasien juga mengiinginkan
koordinasi pelayanan yang baik dalam melanjutkan kebutuhan pasien
akan pelayanan kesehatan Potter dan Perry (2000). Hasil penelitian diatas
memperlihatkan hasil yang sepadan dimana pasien merasa puas dengan
penjelasan mengenai rencana perawatan dan pengobatan setelah pulang
kerumah.
Rumah sakit MMC harus melakukan upaya agar dalam memberikan
pelayanan keperawatan perawat mengetahui apa yang menjadi masalah
pasien. Perawat harus mengetahui kebutuhan pasien dan mengetahui
manajemen keperawatan yang tepat bagi masing-masing pasien. Pasien
menginginkan diberi tahu apa yang pasien boleh dan tidak boleh lakukan
berdasarkan kondisi kesehatannya. Shelton (2000) menyatakan bahwa
penjelasan pemberi pelayanan mengenai obat yang diberikan akan
menjadi komponen yang menjadi pengamatan pasien dan berpengaruh
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 132
kepada kepuasan. The Pcker Commenwealth Program For Patient Center
Care menyatakan bahwa bahwa klien menginginkan untuk tahu
bagaimana manajemen perawatan dilakukan terhadap pasien dan
diinformasikan mengenai obat, diet atau rencana tindakan Kozier (2004).
Perawat RS MMC selalu memberikan penjelasan mengenai obat dan
terafi yang merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam nursing
round, serta terbukti mampu meberi kepuasan pada pasien. RS MMC
merupakan rumah sakit swasta, serta sudah menjadi prosedur baku setiap
pasien harus mendapat penjelasan karena akan terkait dengan biaya yang
akan ditanggung pasien atau perusahaan dan asuransi sebagai penjamin
guna menghindari terjadinya miskomunikasi dan keluhan pasien yang
akan mengakibatkan ketidak puasan.
Discharge planning dimulai dari saat awal pasien datang kerumah sakit.
Untuk melakukan discharge planning dengan baik akan bergantung pada
pendidikan yang diberikan pada pasien dan keluarga (Potter dan Perry
2004). Pasien RS MMC telah mendapatkan penjelasan mengenai
discharge planning merasa puas, karena kebutuhannya akan informasi dan
edukasi terpenuhi. Pasien merasa aman dan yakin bahwa kondisi
kesehatannya telah membaik, selain itu pasien juga mengetahui bagaiman
cara melakukan perawatn di rumah. Ketidaktahuan mengenai apa yang
harus dilakukan dirumah sebagai kelanjutan dari perawatan menjadi awal
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 133
kecemasan pasien dan pada akhirnya menimbulkan ketidakpuasan pasien.
Pasien menjadi bertanya-tanya bagaimana pasien harus merawat dirinya
dirumah, kemana harus bertanya jika terjadi hal yang tidak diharapkan dan
siapa yang akan memantau kesehatannya setelah pulang.
Rankin & Stalling (2001) mengatakan bahwa pendidikan merupakan
bagian dari dimensi carring dan merupakan peran profesional dari
perawat. Pengguna pelayanan kesehatan dalam hal ini pasien akan menilai
perawat sebagai pemberi pelayanan dari apa yang dikerjakannya. Proses
masuk rawat inap dan pulang dari ruang rawat inap merupakan stressful
dan menimbulkan kecemasan bagi pasien. Komunikasi oleh pemberi
pelayanan kesehatan dalam pemberian pendidikan persiapan pasien
pulang dengan menggunakan komunikasi therapeutik yang efektif akan
menimbulkan kehangatan dan menurunkan stress (DuGas et al 2001).
Rasa takut dan cemas merupakan hal wajar yang dirasakan oleh pasien
sebab pasien tidak mengetahui apa yang akan terjadi dengan kondisi
kesehatannya. Rumah sakit juga akan dirasakan sebagai tempat yang asing
apalagi bila pasien belum pernah dirawat di rumah sakit tersebut.
Pergantian suasana, adanya orang yang tidak dikenal ataupun baru
dikenal membuat pasien menjadi tidak tenang. Perawat sebagai pemberi
pelayanan dan akan berada di samping pasien selama 24 jam, perlu
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 134
menunjukan rasa hangat dan bersahabat yang ditunjukan dengan senyum
dan perhatian pada kenyamanan fisik ( Kozier, 2004).
Rasa aman secara fisik serta penerimaan dari perawat akan mampu
membuat pasien merasa nyaman sebab salah satu kebutuhan pasien
terpenuhinya rasa nyaman (Kozier, 2004). Perawat yang mampu
memenuhi kebutuhan pasien akan memberi dampak terhadap peningkatan
mutu pelayanan keperawatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu hal
dampak langsung yang dapat dirasakan.
6.1.3 Pengaruh program nursing round terhadap kepuasan pasien
Pada penelitian ini dilakukan uji kesetaraan antara harapan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Uji kesetaraan
memperlihatkan hasil bahwa kedua kelompok memiliki harapan yang
sama terhadap pelayanan keperawatan yang akan didapat dari rumah sakit
MMC. Kesetaraan harapan juga dapat dimaknai bahwa kelompok yang
mendapat nursing round dan yang tidak mendapat nursing round sama-
sama memiliki keinginan dan gambaran yang sama terhadap pelayanan
keperawatan yang akan diterimanya.
Pada karakteristik pasien juga dilakukan uji kesetaraan dan didapatkan
tidak terdapat perbedaan atau terdapat kesetaraan karakteristik pasien.
Menurut Utama (2003) kepuasan pasien dipengaruhi oleh karakteristik
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 135
individu dimana perbedaan karakteristik individu dapat menyebabkan
perbedaan penilaian.
Analisis memperlihatkan ada perbedaan, kepuasan antara kelompok yang
mendapat perlakuan dengan yang tidak mendapat perlakuan dimana
pasien yang mendapat nursing round lima kali lebih puas. Hasil analisis
juga memeperlihatkan terdapat pengaruh nursing round terhadap kepuasan
pasien dengan nilai P = 0,002. Berdasarkan uraian diatas dapat dianalisis
bahwa nilai kepuasan pada kelompok yang melaksanakan nursing round
lebih tinggi dibandingkan dengan tidak dilakukan. Nursing round
memperlihatkan bahwa karena perawat mampu melakukan asuhan
keperawatan dengan memenuhi kebutuhan pasien akan informasi,
komunikasi, dan edukasi maka pasien menjadi puas. Juklak atau panduan
mengenai bagaimana seharusnya perawat melakukan nursing round yang
dibuat ternyata mampu memenuhi membuktikan bahwa nursing round,
mampu memberikan kepuasan bagi pasien hasil penelitian ini sesuai
dengan Meade (2006) yang menyatakan bahwa tindakan keperawatan
yang dilakukan menggunakan panduan khusus pada interval waktu
tertentu tertentu ternyata mampu meningkatkan kepuasan pasien.
Pasien sebagai pengguna pelayanan keperawatan tentunya berharap segala
sesuatu yang terkait dengan perawatan dan pengobatannya dilakukan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 136
secara tepat dan sesuai standar. Pasien berharap manajemen perawatan
yang tepat dilakukan terhadap dirinya (Shelton, 2000). Pelaksanaan
nursing round akan mampu memenuhi apa yang diharapakan pasien sebab
komunikasi dilakukan secara maksimal pada saat nursing round. Fungsi
nursing round sebagai media komunikasi antara perawat dengan perawat
dan antar perawat dengan pasien yang dimanfaatkan secara maksimal
terbukti mampu menghasilkan kepuasan bagi pasien.
Kocsich & Miksch (2007) menyatakan dalam penelitiannya bahwa
nursing round merupakan strategi yang mungkin dilakukan dalam upaya
memberikan perawatan kesehatan yang mampu meningkatkan kepuasan
pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi merupakan bagian
dari budaya unit keperwatan dan harus terintegrasi dalam seluruh aspek
pelayanan keperawatan.
RS MMC sebagai tempat penelitian telah membuktikan bahwa upaya
meningkatkan asuhan dan pelayanan keperawatan kepada pasien dapat
dilakukan dengan melakukan kegiatan nursing round . Kegiatan nursing
round tersebut dibuat dalam satu panduan khusus yang didalamnya
terdapat kegiatan komunikasi, pemberian informasi dan edukasi bagi
pasien. Perawat yang memahami bahwa esensi dasar dari pelaksanaan
asuhan keperawatan adalah komunikasi dan komunikasi maksimal perlu
dilakukan dalam kegiatan nursing round akan memberiakn kontribusi
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 137
dalam perbaikan kualitas pelayanan dalam upaya meningkatkan kepuasan
pasien. Peplau (1997, dalam Craven & Hirnle 2000) mengungkapkan
bahwa komunikasi merupakan sesuatu yang penting dalam proses
keperawatan. Komunikasi merupakan jantung dari semua pelayanan
keperawatan. Pernyataan ini didukung dengan kondisi di pelayanan yakni
dalam tahapan proses keperawatan, komunikasi selalu dipergunakan
perawat.
Boggs (1999 dalam Huber 2006) mengatakan bahwa komunikasi yang
digunakan oleh penyedia jasa pelayanan kesehatan akan mempengaruhi
tingkah laku klien. Selain itu komunikasi yang dilakukan dalam nursing
round akan mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Nursing
round merupakan hal penting dalam memberikan pasien pelayanan yang
berkualitas. Nursing round mampu membuat pasien mendapatkan
informasi mengenai penyakitnya, pemeriksaan lanjutan yang harus
dilakukan, proses keperawatan, rehabilitasi dan lain-lain (Beniskova
2007). Hal ini sejalan dengan pendapat Du Gass (1999) yang menyatakan
komunikasi merupakan hal utama yang dilakukan perawat dengan tim
kesehatan lainnya sebagai bagian dari kerja perawat. Komunikasi
merupakan hal mendasar dari. proses pelayanan pasien. Media
komunikasi yang digunakan perawat adalah laporan baik oral maupun
tulisan dan nursing round.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 138
Peningkatan kepuasan pasien disebabkan dampak dari penerapan nursing
round. Hasil analisis statistik menunjukan pengaruh nursing round yang
signifikan terhadap kepuasan pasien. Pelaksanaan nursing round membuat
perawat memahami rencana keperawatan pada masing-masing
pasien,sehingga pasien mendapatkan apa yang diharapkan. Kamiasih
(2002), Irhamdi (2008), dan Manurung (2000) memperlihatkan terdapat
hubungan yang bermakna antara komunikasi perawat dengan pencapaian
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Faktor yang paling
berperan adalah pemberian informasi yang rinci dan sistematis serta sikap
yang menghargai klien. Terpenuhinya kebutuhan pasien melalui kegiatan
nursing round ternyata mampu memberi hasil pada peningkatan kualitas
dan mutu pelayanan keperawatan yang memberi dampak terhadap
kepuasan pasien. Ini terjadi karena didalam nursing round terdapat
kegiatan komunikasi yang maksimal. Sedangkan komunikasi sendiri
merupakan elemen kepuasan pasien.
Sabarguna (2008) menyatakan bahwa kepuasan pasien merupakan nilai
subjektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Kepuasan
merupakan determinan dari elemen yang saling terkait, merupakan analisa
dari hasil membandingkan antara harapan dan kenyataan, sebagai respon
pelanggan, terhadap ketidaksesuian kepentingan sebelumnya dengan
kinerja layanan kesehatan. Kozier (2004) menyatakan bahwa nursing
round merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 139
pasien di masing-masing tempat tidur dengan tujuan untuk; 1)
mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan
pelayanan keperawatan, 2) memberikan kesempatan pada klien untuk
mendiskusikan masalah keperawatannya dan 3) mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien. Nursing round memberi
kesempatan perawat memenuhi harapan pasien terutama dalam
komunikasi, informasi, dan edukasi.
Leeboy & Scoot (2004) bahwa pada pelayanan kesehatan, kepuasan bagi
seluruh pelanggan merupakan suatu strategi berbicara dengan pasien
karena pasien butuh untuk dipahami dan dilayani kebutuhan dan
harapannya. Nursing round juga mampu meningkatkan kepuasan pasien
melalui strategi berbicara dengan pasien. Komunikasi antara perawat dan
pasien dalam kegiatan ini memungkinkan terjadinya diskusi, edukasi
dan pertukaran informasi. Tjiptono (2005) komunikasi merupakan faktor
esensial dalam menjalin kontak dan hubungan dengan pelanggan. Bila
timbul gap maka akan timbul penilaian atau persepsi negatif terhadap
mutu, dengan komunikasi yang baik antara perawat dan pasien difasilitasi
oleh kegiatan nursing round maka akan menjembatani perbedaan persepsi
ini.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 140
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Meade et all Leeboy & Scoot
(2004) bahwa pada pelayanan kesehatan (2006) yang menyatakan bahwa
kegiatan spesifik menggunakan protokol yang dilakukan pada saat nursing
round mampu menurunkan penggunaan bel panggil, menurunkan angka
kejadian jatuh dan meningkatkan kepuasan pasien dari 79,9% menjadi
88,8%. Penelitian lain yang juga mendukung hasil penelitian ini adalah
yang dilakukan Kocsis dan Miksch (2007) bahwa nursing rounds
meningkatkan kepuasan pasien sampai dengan 90%.
6.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatan penelitian secara umum dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
hampir tidak mengalami hambatan dan masalah yang berarti, apalagi penelitian
ini dilakukan hanya melihat satu dimensi saja yakni dimensi informasi,
komunikasi dan edukasi dari tujuh dimensi kepuasan pasien dari scope praktik
keperawatan yang mampu merefleksikan kepuasan pasien. Analisis multivariat
tidak dapat dilakukan karena jumlah sampel tidak memenuhi persyaratan untuk
dilakukan analisis multivariat dimana jumlah sampel hanya 42 sedangkan
seharusnya minimal 60.
6.3 Implikasi terhadap keperawatan
Penelitian ini menunjukan bahwa nursing round berpengaruh positif terhadap
kepuasan pasien pada dimensi informasi, komunikasi, dan edukasi pelayanan
keperawatan. Secara rinci implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia 141
a. Pelayanan keperawatan di rumah sakit
Hasil penelitian ini dapat digunakan manajemen keperawatan di rumah
sakit untuk meningkatkan dan meningkatkan upaya perbaikan mutu dan
kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit dalam upaya memenuhi
kepuasan pasien dan meningkatkan pemberian pelayanan kepada pasien
b. Keilmuan dan Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber bacaan atau referensi guna
menambah khazanah keilmuan keperawatan di Indonesia.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
BAB 7
SIMPULAN DAN SARAN
Bab simpulan dan saran akan membahas mengenai kesimpulan akhir penelitian
tentang pengaruh nursing round terhadap kepuasan pasien pada dimensi informasi,
komunikasi dan edukasi pelayanan keperawatan di ruang rawat inap rumah sakit
MMC. Saran di sampaikan bagi rumah sakit untuk memperbaiki manajemen mutu
pelayanan keperawatan dalam upaya meningkatkan kepuasan pasien.
7.1 Simpulan
7.1.1 Hasil penelitian menunjukan gambaran karakteristik responden yaitu: umur
rata-rata pasien rawat inap 42,11 tahun, dengan jenis kelamin terbanyak
perempuan, pendidikan terakhir kebanyakan S1, dan kelas perawatan
terbanyak yang ditempati adalah kelas VIP. Hasil analisis diagram
kartesius dari seluruh pertanyaan pada harapan dan kenyataan,
memperlihatkan bahwa ada dua belas (12) pernyataan pada kelompok
intervensi yang memuaskan pasien.
7.1.2 Hasil analisis diagram kartesius dari seluruh pertanyaan pada harapan dan
kenyataan, memperlihatkan bahwa ada dua belas (12) pernyataan pada
kelompok intervensi yang mampu memuaskan pasien.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
119
7.1.3 Hasil analisis memperlihatkan terdapat perbedaan kepuasan dimana jumlah
pasien yang puas pada kelompok yang mendapat nursing round adalah
sebesar 54,8%.
7.1.4 Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara nursing round terhadap kepuasan pasien pada dimensi informasi,
edukasi dan komunikasi pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RS
MMC Jakarta dengan p value = 0,002.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi manajemen rumah sakit
Bagi manajemen rumah sakit dalam hal ini adalah:
7.2.1.1 Rumah sakit diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian
sebagai salah satu alat untuk meningkatkan kepuasan pasien,
untuk itu perlu menjadikan nursing round sebagai standar
operasional prosedur baku agar pelaksanaan kegiatan nursing
round dapat terus dilakukan. Rumah sakit juga perlu melakukan
perbaikan dengan membuat standar/panduan nursing round yang
lebih baik. Standar/panduan nursing round dibuat dengan
melakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi rumah sakit
masing-masing.
7.2.1.2 Departemen keperawatan selaku penanggung jawab pelayanan
keperawatan di RS MMC mempergunakan nursing round untuk
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
120
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan guna mencapai
kepuasan pasien, dengan cara:
a. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan penerapan standar
operasional prosedur keperawatan terkait nursing round
setiap tiga bulan sekali.
b. Meningkatkan kemampuan SDM dalam menerapkan standar
operasional prosedur pelayanan keperawatan terkait nursing
round melalui pendidikan dan pelatihan bagi tenaga
keperawatan.
c. Meningkatkan peran pengawasan secara berjenjang mulai dari
head nurse sampai dengan perawat pelaksana. Pengawasan
dilakukan dalam menerapkan asuhan keperawatan dan terapan
prosedur, terkait pelayanan keperawatan di ruang rawat inap
dan pemberian pelayanan keperawatan kepada pasien.
7.2.1.3 Head nurse atau kepala ruangan sebagai pemimpin perlu memotivasi
dan mengevaluasi kinerja perawat pelaksana untuk melaksanakan
nursing round dengan mengunakan panduan.
7.2.1.4 Perawat pelaksana diharapkan secara konsisten melakukan nursing
round berdasarkan panduan dan melakukan terapan prosedur
pelayanan keperawatan sesuai standar, agar dapat mencapai
kepuasan pasien.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Universitas Indonesia
121
7.2.2 Bagi perkembangan ilmu keperawatan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk mengembangkan
panduan nursing round serta menggunakannya dalam manajemen
keperawatan sebagai salah satu upaya perbaikan mutu pelayanan
keperawatan.
7.2.3 Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lanjutan berdasarkan
hasil penelitian menggunakan panduan nursing round yang telah dibuat
untuk menilai validitas kegiatan nursing round. Penelitian selanjutnya
sebaiknya menggunakan sampel yang lebih besar agar dapat dilakukan
analisis multivariat.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Y.T. (2004). Kepuasan konsumen. Jurnal Manajemen Administrasi RS Indonesia Anjaswari, T. (2002). Analisis tingkat kepuasan klien terhadap perilaku karyawan
puskesmas di rs ulin dr saiful anwar padang. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka cipta Bernas, J.G. (2005). Secret of Customer relationship management. Yogyakarta: Andi
offset. Beniskova. (2007). Nursing Rounds and their importance from nurses and patints point
of view 24 february, 2009. http://Wstag.jcu.cz /ws/services/rest /kvalifikacnipra/ downloadPraceContent?adipldno=7414
Billing, M.D. (1998). Teaching and nursing. Toronto: WB. Saunders Company Craven, F.R., & Hirnle, J.C. (2000). Fundamental of nursing; human health and function
(3rd.ed ). Philadelphia: Lippincott. Du Gas, et al. (1999). Nursing foundations; A canadian perspective (2nd.ed). Ontario:
Prentice Hall Canada Inc. Scarborough. Gasperz, V. (2003). Total quality management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Huber, D. (2006). Leadership and nursing care management. (3rd.ed). Philadelpia: Suners
Elsevier. Irhamdi. (2007). Pengaruh komunikasi terapetik terhadap kepuasan pasien. Tesis.
Program Pasca Sarjana FIK- UI. Tidak dipublikasikan Irawan, H. (2003). Sepuluh prinsip kepuasan pelanggan. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. Jhonson, T.M., & Sargent, C.F. (1990). Medical anthropology contempory theory and
method. New York: Eddison Wasley Publishing Company. Kamisah. (2002). Hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan kepuasan pasien di puskesmas wilayah kota banda aceh. Tesis. Program PascaSarjana FIK- UI. Tidak dipublikasikan Kizzilay, E.P., & Leahy, M.J. (2000). Foundation of nursing practice: A nursing process
approach. Philadelphia: W.B. Saunders Company
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Kocsis, D., & Miksch, C. (2007). Patient rounding: A prescription for satisfaction. 24 februari, 2009. http://www.getwellnetwork.Com/pdfs/inova520F)%20 Outcomes% 20Story.pdf
Kotler, P. (2003). Manajemen pemasaran (edisi kesebelas). Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia Kozier, et all. (2004) Fundamental of nursing: concepts, process and practice. (7th.ed)
New Jersey: Pearson prentice hall. Krowinski, J.W., & Steiber, R.S. (1999). Measuring and managing patient Satisfaction.
NewYork: American hospital publishing Inc Lemeshaw. (1997). Besar sampel dalam penelitian kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University. Lilis, C., & Taylor, C. (1999). Fundamental of Nursing: The art and science of nursing
care. (3rd.ed). Philadelphia: New York. Leebov, W., & Scott, .G (1999). Service quality improvement: The Customer Satisfaction
for healt care. NewYork: American hospital publishing Loundon, D.L. & Britta, D. (1998). Customer behaviour. 3rd.ed. NewYork: Mc Graw
Hill. Manurung, I. (2001) Hubungan komunikasi perawat klien dengan tingkat kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RS Karya Bhakti Bogor.
Tesis. Program Pascasarjana FIK- UI. Tidak dipublikasikan McCabe,C.(2009). Nurse patient communication: an exploration of patients’experiences.
Journal of Clinical Nursing 13(1): 41-49 McName.(2009). Nurse-patient communication: an exploration of patients experiences.
Journal of clinical nursing. http://journals.lww.com/ajonline /Abstract/2006/09000 /Effects-ofNursing-Rounds-on Patients-Call light.29.aspx.
Meade, C..M., Bursell, A.L., & Ketelsen, L. (2006). Effects of nursing round on patients’
call light use Satisfaction, and safety. 2 february, 2009. http// www.stti. confex. Stti /bc39/technoprogram/paper 3519.htm.
Miller, R.D. (2009). Improve patient safety and satisfaction through effective
communication 24 februari, 2009. http// www: hcpro.com. Moenir, H.A.S. (2004). Manajemen pelayanan umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Notoadmojo, S., (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Edisi
ke 2. Jakarta: Salemba medika. Parbury & Stein, J. ( 2005). Patient & person: interpersonal skill in nursing. Australia:
Elsevier churchill livingstone. Parasuraman, Zeithhamal dan Berry. (1990). Delivery quality service: Balancing
customer perception and expectation. NewYork: The press Potter, A.P., & Perry, G.A. (1999). Fundamental of nursing. Australia: Elsivier Potter, A.P., & Perry, G.A. (2000). Fundamental of nursing. Australia: Harcourt Potter, A.P., & Perry, G.A. (2007). Fundamental of nursing: concept, proces & practice. St Louis: Mosby Company Tim Penyususun RS MMC. (2005). Propil RS MMC tahun 2005. Tidak dipublikasikan Rangkuti, F. (2006). Measure customer satisfaction, tehnik mengukur dan strategi
meningkatkan kepuasan pelanggan plus analisa konsumen PLN. JP Jakarta: penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Rankin, H.S., & Stalling, D.F. (2001). Patient education: principle and practice. (4th.ed).
Lipincincott Williams & Wilkins. Ratnawati,P. (2001). Mengukur kepuasan pasien Terhadap Pelayanan Pendidikan.
Jurnal penelitian. 24 Februari. http:// www. Depdiknas. Go.id/jurnal/43-p P ratnawati. html
Sabarguba,B.S. (2006). Aplikasi customer relationship management untuk rumah sakit.
Jakarta: Sagung seto. Shelton, J.P. (2000). Measuring and improving patient satisfaction. New Jersey: Aspen
Publisher Inc. USA Siagian, P.S. (2008). Manajemen sumber daya manusia. (Cetakan Kedelapan). Jakarta:
Bumi aksara. Sitorus, R. (2006). Model praktik keperawatan profesional di rumah sakit, penataan
struktur & proses (system) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat. Jakarta : ECG
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Sitorus, R. ( 2006). Model praktik keperawatan profesional di rumah sakit, penataan struktur & proses (system) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat, panduan implementasi. Jakarta : ECG
Sitzia and Wood. (2000). Patient satisfaction: A review of issues and concepts centre for population and development studies, WHO, Harvard Sudaryani. (2008). Pengaruh pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap
kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan di RSUD kabupaten madiun. Tesis. Program Pascasarjana FIK- UI. Tidak dipublikasikan
Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Cetakan Ketiga.
Bandung : Alfaeta Supranto, J. (2006). Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk menaikan pangsa
pasar. Jakarta: Rineka Cipta. Supriyanto,S. (2007). Metodologi riset. Surabaya: Program administrasi & kebijakan
kesehatan. FKM -Unair Sutanto, P.H. (2007). Analisis data kesehatan. Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia. Suryawati, C., dharminto, Zaroh, S. (2006). Pengukuran indikator kepuasan pasien
rawat inap di provinsi jawa tengah. Jurnal manajemen Pelayanan Kesehatan Swansburg, R.C (1999). Intoductory management and leadership for nurse. An
Interactive text. Toronto: Jones and Bartleet Publishers. Tim penyusun panduan penulisan. tesis FIK. (2004). Panduan penulisan tesis.Jakarta Tjiptono,F & Diana, A. (1996). Total quality management. Yogyakarta: Andi Offset Tjiptono, F (2004) Prinsip prinsip total quality service. Yogyakarta: Andi Offset Tjiptono,F & Chandra, G (2005). Service, quality & satisfaction. Yogyakarta: Andi
Offset Tjiptono, F. (2008). Service management mewujudkan layanan prima. Yogyakarta: Andi
Offset Tjiptono, F & Gregorius. (2005). Service, qualitiy and satisfaction. Yogyakarta: Andi
Offset Trisnantoro, L. (2005). Aspek strategis manajemen rumah sakit: antara misi sosial dan
tekanan pasar. Yogyakarta: Andi Offset.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Unangst, C (2007). The clinician’s use of nursing round. 13 maret, 2009.http:// www: jstor.org/sici.?sici=0002-936X(197108)71%3A8%3CI1566%3ATCUONR
Utama,S. (2005). Memahami fenomena kepuasan pasien di rumah sakit. 12 februari,
2009. Http://www. Library USU.ac.id /down load/FKM/fkm-suryaI.pdf. Wati, S. (2006) Hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan klien di RS
husada. Tesis. Program Pascasarjana FIK- UI. Jakarta. Tidak dipublikasikan Wijono, D (1999). Manajemen mutu pelayanan kesehatan. Surabaya: Airlangga
University press William, J.S (2005). Essentials of health services. 3rd edition. Thomson Delmar learning Wojner, W.A. (2001). Outcome management: aplications to clinical practice. Texas:
Mosby Company. Yasmin (2002). Hubungan karakteristik pasien dan fasilalitas keperawatan dengan
kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan prosedur penerimaan pasien rawat inap di RSUD Dr. Achmad Muchtar bukit tinggi. Tesis. Program Pascasarjana FIK- UI. Jakarta. Tidak dipublikasikan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
1
PPRROOPPOOSSAALL PPEELLAATTIIHHAANN PPEENNEERRAAPPAANN PPRROOGGRRAAMM NNUURRSSIINNGG RROOUUNNDD
RRUUMMAAHH SSAAKKIITT MMEETTRROOPPOOLLIITTAANN MMEEDDIICCAALL CCEENNTTEERR
NNAANNCCYY FFEEBBRRIIAANNAA 00770066119944777722
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
JULI 2009
Lampiran 4: Proposal Pelatihan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
2
PPRROOPPOOSSAALL PPEELLAATTIIHHAANN PPEENNEERRAAPPAANN PPRROOGGRRAAMM NNUURRSSIINNGG RROOUUNNDD
RRUUMMAAHH SSAAKKIITT MMEETTRROOPPOOLLIITTAANN MMEEDDIICCAALL CCEENNTTEERR
A. Latar Belakang
Nursing round merupakan prosedur di mana dua atau lebih perawat mengunjungi
pasien di masing-masing tempat tidur dengan tujuan untuk; (1) mendapatkan
informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan, (2)
memberikan kesempatan pada klien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya
dan (3) mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien Kozier
(2004).
Program nursing round (keliling) yang dilakukan di rumah sakit MMC saat ini
belum dibuat sebagai suatu program yang dibuat secara sistematis dan terstandar
sehingga pasien tidak merasakan hal ini sebagai suatu kegiatan perawat yang penting
dan terkoordinasi serta menimbulkan dampak terhadap kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan.
RS MMC Jakarta yang memiliki motivasi tinggi untuk berkembang dan
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatannya agaknya perlu diberikan pelatihan
mengenai program nursing round. Materi pelatihan akan lebih banyak membahas
mengenai bagaimana mekanisme atau cara melaksanakan nursing round, waktu
pelaksanaan, dan materi apa yang perlu disampaikan dan diberikan pada pasien
terkait dengan perawatannya
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti program pelatihan dan sosialisasi selama 2 hari perawat ruang
rawat inap lantai V dapat menerapkan program nursing round sesuai dengan
standar (protokol) yang berlaku secara tepat dan benar.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pelatihan perawat mampu:
a. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan program nursing round
b. Menjelaskan tujuan pelaksanaan program nursing round
c. Menjelaskan mekanisme kegiatan yang dilakukan dalam nursing round
d. Menguraikan materi yang perlu disampaikan dalam nursing round
e. Melaksanakan nursing round berdasarkan protokol.
C. Sasaran
Sasaran pelatihan ini adalah seluruh perawat rawat inap lantai V sebanyak 25
orang.
D. Metode
Metode pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Klasikal
Klasikal adalah kegiatan pemberian materi di kelas dilakukan dengan cara:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
4
2. Praktek
Dilakukan melalui kegiatan:
a. Role play
b. Demonstrasi
c. Bed side teaching
E. Media
1. Laptop
2. Panduan program nursing round
3. LCD
4. SOP pelayanan rumah sakit dan SOP askep
F. Waktu
Pelatihan akan diadakan selama selama 2 hari pada minggu ketiga bulan Mei
tahun 2009 (Jadwal kegiatan terlampir).
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
5
Jadwal Kegiatan Pelatihan Nursing Round
Hari pertama
Waktu Materi Penanggung jawab
11.00 - 11.15 Penjelasan tujuan pelatihan dan
pre test
Peneliti
11.15 - 11.45 Penyamaan persepsi mengenai
nursing round
Peneliti
11.45 – 13.00 Penjelasan mengenai petunjuk
pelaksanaan nursing round
Peneliti
13.00 - 13.30 Istirahat
13.30 -14.30 Demonstrasi Peneliti
Hari kedua
10.00 – 13.00 Role play Peneliti
13.00 -13.30 Istirahat Peneliti
13.30 -13.45 Post test
Hari ketiga
07.30 – 12.00 Bimbingan di ruang rawat (bed
side teaching)
Peneliti
Hari keempat
07.30 – 12.00 Bimbingan di ruang rawat (bed
side teaching)
Peneliti
Hari kelima
07.30 – 12.00 Bimbingan di ruang rawat( bed
side teaching)
Peneliti
G. Tempat
Pelatihan dilakukan di lantai V rumah sakit MMC
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
6
H. Materi
1. Pengertian nursing round
2. Tujuan nursing round
3. Mekanisme Kegiatan yang dilakukan pada nursing round
4. Hal-hal yang harus dilakukan dalam nursing round
5. SOP pelayanan rumah sakit
a. Ketentuan tentang pelaksanaan askep
b. Uraian ketentuan tentang pemeriksaan dan persiapan operasi
c. Persiapan pasien operasi
d. Prosedur pemintaan darah
e. Persiapan pasien untuk pemeriksaan penunjang radiologi
f. Persiapan pasien pulang
g. Pengiriman pasien untuk pemeriksaan diagnostik
h. Persiapan tindak medik ( endoskopi dan lain-lain)
i. Persipan pasien untuk pemeriksaan laboraturium
6. Asuhan keperawatan penyakit dalam
a. Askep pasien dengan DM
b. Askep pasien dengan stroke
c. Askep pasien dengan hipertensi
d. Askep pasien dengan gastroentritis
e. Askep pasien dengan DHF
f. Askep pasien dengan dispepsia
g. Askep pasien dengan CVD
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
7
h. Askep pasien dengan asma
i . Askep pasien dengan gagal ginjal
j. Askep pasien dengan hepatitis
I. Nara Sumber
Narasumber pelatihan adalah mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia
J. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan dilakukan evaluasi dengan:
1. Nilai Pre test dan post test.
2. Cheklist observasi pelaksanaan role play untuk mengukur kemampuan
perawat
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
8
INTRUMEN EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT MELAKUKAN NURSING ROUND
Nama perawat penanggung jawab:………………………………
Dilakukan No Aspek yang Dinilai Ya Tidak Persiapan nursing round
1 Perawat membaca dan mempelajari status pasien: a. Diagnosa medik b. Masalah keperawatan sebelumnya c. Rencana perawatan dan program pengobatan pasien
(pemeriksaan laboraturium, radiologi, pemeriksaan diagnostik, tindak medik dan konsultasi)
2 Perawat mencatat pada catatan khusus untuk masing-masing pasien
Pelaksanaan nursing round 3 Perawat membawa catatan pada saat nursing round 4 Perawat menyapa pasien dan menjelaskan sedang melakukan
nursing round
5 Perawat menyampaikan hal-hal berikut: a. Masalah keperawatan pasien pada shift sebelumnya. b. Rencana pelayanan dan asuhan keperawatan c. Perubahan instruksi dokter d. Hasil pemeriksaan penunjang e. Prosedur terkait tindakan
6 Diskusi hal-hal yang ingin diketahui pasien dan memfasilitasi kebutuhan informasi, komunikasi, dan edukasi.
7 Perawat memberikan penkes mengenai: mobilisasi, terapi, dan discharge planning.
8 Perawat menyampaikan kemajuan dalam perawatan pasien. 9 Perawat menyampaikan waktu perawat akan kembali dan
jadwal nursing round berikutnya.
TOTAL SKOR Keterangan: Ya = nilai 1 Tidak = nilai 0 ........, ......., 2009 Nilai = jumlah skor X 100% 9 Penilai ( )
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
9
REKAPITULASI EVALUASI OBSERVASI PELAKSANAAN NURSING ROUND
KEGIATAN NURSING ROUND
N0
Jam 10.00 Jam 16.00
TGL PENILAIAN NILAI TT
PENILAI KET
1
2
3
4
5
6
7
8
Nilai rata-rata kinerja:
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
10
NILAI PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN NURSING ROUND
NO NAMA NILAI PRE TEST NILAI POST TEST RATA-RATA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
.................,............. 2009
Penilai
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
11
EVALUASI PENAMPILAN PERAWAT
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
12
PRE & POST TEST
Waktu: 15 menit
Petunjuk
Pilih salah satu jawaban yang saudara anggap paling benar
Beri tanda silang (X), di depan jawaban yang anda pilih pada lembar jawaban yang
disediakan.
1. Nursing round merupakan kegiatan pemberian informasi antara:
a. Perawat dengan perawat
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
13
b. Perawat dengan pasien
c. Perawat dengan dokter
d. Perawat dengan pasien dan perawat dengan perawat.
2. Tujuan dilakukan nursing round adalah:
a. Agar perawat dapat menyeleaikan tugasnya dengan tepat waktu
b. Agar tindakan keperawatan terselesaikan dengan cepat
c. Agar perawat dapat segera menulis rencana askep
d. Agar pasien dan perawat mengetahui rencana dan program kegiatan terkait
asuhan dan pelayanan kesehatan.
3. Program nursing round dilakukan;
a. Setiap minggu
b. Setiap hari
c. Setiap jam
d. Sesuai waktu yang telah ditetapkan.
4. Perawat yang harus melaksanakan nursing round adalah:
a. Dokter ruangan dan kepala lantai
b. Head nurse
c. Perawat penanggung jawab pasien
d. Perawat penangung jawab shift
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
14
5. Pemberian informasi dan komunikasi dalam nursing round dilakukan berdasarkan:
a. Permintaan dokter
b. Rencana kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan yang diprogramkan untuk
pasien
d. Permintaan pasien
e. Permintaan penjamin (perusahaan dan asuransi)
6. Informasi dan edukasi yang diberikan perawat pada saat nursing round berupa:
a. Rencana tindakan
b. Perubahan terapi
c. Penkes terkait masalah: mobilisasi, eliminasi, dan discharge planing
d. Semua benar
7. Apabila pada saat nursing round pasien membutuhkan informasi mengenai
perkembangan penyakit maka perawat akan melakukan:
a. Menjelaskan berdasarkan pengetahuan yang perawat miliki
b. Meminta penanggung jawab shift untuk menjelaskan
c. Meminta rekan perawat untuk menjelaskan
d. Meminta dokter penangung jawab untuk menjelaskan.
8. Apa yang harus disiapkan bila akan melakukan nursing round
a. Informasi mengenai masalah keprawatan pasien
b. Informasi mengenai kebutuhan pasien akan informasi, edukasi dan komunikasi
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
15
c. Catatan mengenai hal-hal terkait program pengobatan dan perawatan pasien.
d. Semua benar
9. Apa yang harus dibawa pada saat melaksanakan nursing round
a. Catatan tentang program pengobatan dan perawatan pasien
b. Status / rekam medik pasien
c. Daftar infus
d. Daftar obat
MATERI PELATIHAN PROGRAM NURSING ROUND UNTUK PERAWAT DI
RUMAH SAKIT MMC JAKARTA
A. Latar Belakang
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
16
Mutu pelayanan yang berkualitas merupakan tuntutan konsumen rumah sakit dengan
pangsa pasar kelas menengah atas. Sebagai rumah sakit yang memiliki pangsa pasar
kelas menengah atas pasien rumah sakit MMC mengharapkan perawat dapat
memberikan informasi yang dibutuhkannya, dan jika informasi belum dapat
diberikan perawat dapat mengemukan alasan dan memberi solusi atas permasalahan
yang dihadapi pasien. Pemberian informasi yang tepat, cepat dan akurat merupakan
salah satu hal utama yang diharapkan oleh pasien. Banyak permasalahan yang
akhirnya menimbulkan ketidak puasan bagi pasien diawali oleh pemberian informasi
yang lambat, tidak akurat, dan tidak tepat.
Melihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan salah satu cara untuk
memperbaiki mutu pelayanan adalah dengan memperbaiki kemampuan komunikasi
antara perawat dan pasien dalam menerapkan proses keperawatan. Karena media
komunikasi antar perawat dilakukan dapat dilakukan secara maksimal pada saat
patient rounds, maka untuk meningkatkan kepuasan pasien dapat dilakukan
melalui program nursing round berdasarkan panduan khusus yang baku dan
dilaksanakan secara sistematis.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
1
PANDUAN PELAKSANAAN
PROGRAM NURSING ROUND
DI RUMAH SAKIT MMC JAKARTA
Nancy Febriana NPM: 0706194772
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
Juli 2009
Lampiran 5: Panduan Pelaksanaan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
2
PANDUAN NURSING ROUND
A. Pendahuluan
Nursing round dinyatakan oleh Billing (1998) bahwa nursing round merupakan
strategi pendidikan yang menggunakan pasien secara langsung di samping tempat
tidur dengan tujuan mendapatkan pengalaman penuh. Pengalamaan ini meliputi
demonstrasi, interview, diskusi permasalahan pasien dan pelayanan keperawatan
Du Gass et al (2000) menyatakan bahwa nursing round merupakan cara reporting
di antara perawat dengan mengunjungi pasien selama pergantian shift. Dalam
nursing round terjadi mekanisme pertukaran informasi di antara anggota tim
kesehatan mengenai; 1) indentitas pasien dan diagnosa utama, 2) kebutuhan akan
perawatan dalam waktu 2-3 jam berikutnya misalnya; ganti balutan, obat anti nyeri,
terapi infus, cheklist pre procedural dan pengumpulan spesimen 3) semua perubahan
yang terjadi pada kondisi pasien, 4) kebutuhan lain yang mungkin timbul. Kebutuhan
tersebut antara lain; interaksi dengan keluarga, kebutuhan dan kemajuan
pembelajaran, discharge planning, dan intervensi antar disiplin.
Penelitian tentang nursing round di atas menunjukan bahwa nursing round
merupakan metode pendidikan atau pelaporan, yang dilakukan satu atau lebih
perawat. Dengan tujuan mendapatkan informasi, melakukan evaluasi, dan membuat
rencana perawatan dengan melibatkan pasien dalam diskusi pada saat pelaksanaan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
3
dan melakukan evaluasi. Sehingga dalam kegiatannya terdapat kegiatan proses
keperawatan yakni pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Mutu pelayanan yang berkualitas merupakan tuntutan konsumen rumah sakit dengan
pangsa pasar kelas menengah atas. Sebagai rumah sakit yang memiliki pangsa pasar
kelas menengah atas pasien rumah sakit mengharapkan perawat dapat memberikan
informasi yang dibutuhkannya, dan jika informasi belum dapat diberikan perawat
dapat mengemukan alasan dan memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi
pasien. Pemberian informasi yang tepat, cepat dan akurat merupakan salah satu hal
utama yang diharapkan oleh pasien. Banyak permasalahan yang akhirnya
menimbulkan ketidak puasan bagi pasien diawali oleh pemberian informasi yang
lambat, tidak akurat, dan tidak tepat.
Mutu pelayanan kesehatan dapat diperbaiki dengan memperbaiki kemampuan
komunikasi antara perawat dan pasien dalam menerapkan proses keperawatan.
Karena media komunikasi antar perawat dilakukan dapat dilakukan secara maksimal
pada saat nursingt round, maka untuk meningkatkan kepuasan pasien dapat
dilakukan melalui program nursing round berdasarkan panduan khusus yang baku
dan dilaksanakan secara sistematis.
B. Program nursing round
1. Pengertian
Program nursing round merupakan kegiatan pemberian informasi antara perawat
dengan perawat dan antara perawat dengan pasien. Dalam kegiatan nursing
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
4
round terjadi pertukaran informasi mengenai rencana perawatan pasien dan
kemajuan dalam kesehatan dan perawatan pasien.
2. Tujuan
Nursing round bertujuan agar agar perawat dan pasien mengetahui rencana dan
program kegiatan pelayanan dan asuhan yang akan diterimanya, serta
mengetahui informasi yang terkait dengan kemajuan kesehatan dan
perawatannya. Nursing round meliputi kegiatan pemberian informasi,
komunikasi dan edukasi terkait dengan pelayanan dan asuhan keperawatan.
3. Mekanisme nursing round
Nursing round dilakukan pada setiap kali shift kerja perawat yakni
di tengah shift kerja.
a. Nursing round dilakukan oleh perawat penanggung jawab pasien yang
bertugas berdasarkan jadwal pembagian tugas harian bersama-sama dengan
penanggung jawab shift, head nurse
b. Nursing round dilakukan disesuaikan dengan jadwal ronde atau keliling di
ruangan.
1) Shift pagi jam: 10.00 s/d 11.00 Wib
2) Shift sore jam: 16.00 s/d 17.00 Wib
c. Pemberian informasi dan edukasi yang dilakukan perawat dilakukan
berdasarkan rencana kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan yang
diterima pasien.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
5
d. Pasien dijelaskan bahwa perawat memiliki tanggung jawab terhadap
beberapa pasien sehingga kesempatan terbanyak yang dimiliki pasien untuk
mendapatkan informasi dan edukasi adalah pada saat nursing round. Selain
itu juga dijelaskan kapan perawat akan kembali ke kamar pasien.
4. Strategi pelaksanaan
a. Proses nursing round
1) Nursing round dilakukan disesuaikan dengan jadwal ronde atau keliling
di ruangan. Setiap hari dua kali sehari yakni pagi jam: 10.00 wib dan
sore jam: 16.00 wib.
2) Perawat penangung jawab pasien pada waktu yang telah ditentukan,
membaca dan mempelajari status untuk melihat:
a) Diagnosa medik pasien
b) Masalah keperawatan yang didapatkan pada shift sebelumnya belum
teratasi.
c) Rencana/program kegiatan pasien dalam sehari:
(1) Pemeriksaan laboraturium
(2) Pemeriksaan radiologi
(3) Pemeriksaan diagnostik
(4) Tindak medik
(5) Konsultasi antar spesialis
(6) Konsultasi: gizi, rehabilitasi medik, dan
d) Instruksi dokter terkait dengan perubahan terapi dan pengobatan
e) Kebutuhan pasien akan informasi, komunikasi dan edukasi
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
6
3) Perawat penanggung jawab pasien mengumpulkan semua informasi yang
telah terkumpul terkait dengan rencana pelayanan dan asuhan
keperawatan dan mencatat dalam catatan khusus perawat penanggung
jawab pasien. Apabila diperkirakan informasi yang akan disampaikan
memerlukan penjelasan terkait medik perawat meminta dokter
ruangan/dokter jaga atau dokter penangung jawab pasien menjelaskan
kepada pasien.
4) Perawat mencatat semua informasi yang diperlukan pada catatan yang
dimiliki untuk masing-masing pasien dan membawa catatan yang telah
dibuat pada saat pelaksanaan nursing round
b. Pelaksanaan nursing round
1) Pada jam yang telah ditentukan perawat yang bertanggung jawab pada
pasien mengunjungi pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
2) Perawat menyapa pasien dan menjelaskan bahwa perawat sedang
melakukan nursing round.
3) Perawat menyampaikan masalah keperawatan pasien yang didapatkan
pada shift sebelumnya dan sepanjang shift perawat sampai dengan saat
perawat melakukan nursing round.
4) Perawat menyampaikan hal-hal berikut:
a) Rencana pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan yang akan
didapat pasien selama satu hari penuh.
b) Perubahan yang terjadi terkait instruksi dokter yakni: rencana tindak
medik, pemeriksaan penunjang dan diagnostik, program pengobatan,
dan konsultasi antar spesialis atau tim kesehatan lain.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
7
c) Hasil pemeriksaan penunjang dan kaitannya dengan perubahan kondisi
kesehatan pasien.
d) Prosedur terkait tindakan yang akan dialami pasien
5) Perawat mendiskusikan dengan pasien hal-hal yang ingin pasien ketahui
dan memfasilitasi kebutuhan pasien akan informasi, komunikasi, edukasi
dari tim pelayanan kesehatan lainnya.
6) Perawat memberikan pendidikan kesehatan terkait dengan tiga masalah
utama yakni: mobilisasi, terapi dan discharge planning.
7) Perawat menyampaikan semua kemajuan yang telah dicapai dalam
asuhan dan pelayanan keperawatan.
8) Perawat menyelesaikan nursing round pada pasien dengan
menyampaikan kapan perawat akan kembali dan jadwal nursing round
dilaksanakan
c. Materi
Materi yang perlu disampaikan pada pasien sebelum dan pada saat
pelaksanaan nursing round secara umum adalah sebagai berikut ini:
1) Informasi umum mengenai nursing round meliputi:
a) Tujuan nursing round
b) Waktu pelaksanaan
c) Perawat yang bertugas
2) Informasi dan komunikasi hal hal berikut ini:
a) Perawat menginformasikan rencana pelayanan keperawatan dan
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
8
asuhan yang akan didapatkan pasien selama satu hari atau sepanjang
shift kerja perawat.
b) Perawat menginformasikan tentang perubahan yang terjadi terkait
dengan instruksi dokter terbaru dan perubahan rencana keperawatan
yakni:
a. Rencana tindakan medik dan penunjang medik: pemeriksaan
penunjang: laboraturium, radiologi, endoskopi, dan lain-lain.
Informasi yang disampaikan meliputi: waktu pelaksanan, tempat
pelaksanaan, biaya/harga pemeriksaan, persiapan yang harus
dilakukan pasien (puasa, minum obat, dan lain-lain), alasan
pemeriksaan dilakukan, prosedur pelaksanaan pemeriksaan, dan
hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pasien sebelum dan
sesudah pemeriksaan.
b. Program pengobatan dan terapi
Perubahan program terapi dan pengobatan disampaikan pada
pasien antara lain: perubahan dosis,waktu pemberian, jenis obat,
dan informasi terkait dengan biaya atau harga obat/terapi. Perawat
meminta persetujuan pasien dan keluarga untuk melaksanakan
tindakan.
c. Konsultasi dengan tim kesehatan lain (rehabilitasi medik, gizi,
konsultasi antar spesialis, dan lain-lain)
Rencana konsultasi dan tujuan konsultasi disampaikan perawat
kepada pasien dan keluarga, termasuk waktu pelaksanaan,
harga/biaya, alasan dilakukan dan tempat pelaksanaan. Apabila
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
9
diperlukan informasi medis maka perawat meminta dokter
ruangan, dokter jaga atau dokter penanggung jawab untuk
menyampaikan pada pasien.
c) Perawat menyampaikan hasil pemeriksaan penunjang dan kaitannya
perubahan kondisi kesehatan pasien (hasil laboraturium, hasil
radiologi, hasil endoskopi, dan lain-lain).
Apabila diperlukan penjelasan medis terkait dengan hasil
pemeriksaan perawat meminta dokter ruangan, dokter jaga atau
dokter penanggung jawab untuk menjelaskan. Untuk hasil
pemeriksaan yang masih tertunda perawat menginformasikan kapan
hasil pemeriksaan dapat diterima pasien.
d) Perawat menginformasikan prosedur yang harus dijalani pasien terkait
dengan tindakan yang akan dilakukan; jenis tindakan, lama dan
waktu pelaksanaan dan tempat pelaksanaan, hal yang harus dilakukan
pasien sebagai persiapan, prosedur pelaksanaan, biaya dan harga
tindakan, serta sistem pembayaran yang dapat digunakan, dan lain-
lain.
f) Perawat menyampaikan informasi rencana asuhan keperawatan yang
akan diterima pasien terkait dengan diagnosa yang didapatkan pada
pasien sepanjang shift kerjanya.
g) Perawat mendiskusikan dengan pasien hal-hal yang ingin pasien
ketahui tentang perawatannya dan memfasilitasi kebutuhan pasien
akan informasi dan komunikasi dari tim pemberi pelayanan kesehatan
lainnya: dokter, ahli gizi, fisioterafis dan lain-lain.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
10
3) Perawat memberikan pendidikan kesehatan terkait dengan masalah pasien
misalnya: eliminasi, mobilisasi, dan discharge planning.
4) Perawat menyampaikan semua kemajuan dalam asuhan dan pelayanan
keperawatan pasien dan mendiskusikan dengan pasien hal-hal yang
belum dipahami atau yang ingin diketahui pasien.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nancy Febriana
Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Karang, 27 Februari 1973
Agama : Islam
Alamat : Perum Bukit Waringin F2 No 17
Bojong Gede – Bogor
Alamat Kantor : Jl. HR. Rasuna Said Kav C 21 Kuningan
Jakarta Selatan
Riwayat Pendidikan :
- Akper DepKes RI Jakarta, lulus Tahun 1995
- Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, lulus tahun 2000
Riwayat Pekerjaan :
- Rumah Sakit MMC jakarta Tahun 1996 s/d saat ini
Lampiran 6 : Riwayat Hidup
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
1
KUESIONER B KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN
Pilihlah pernyatan pada kolom harapan sesuai dengan harapan pelayanan keperawatan
yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari ingin dapatkan di rumah sakit ini. Pilihlah pernyataan
pada kolom kenyataan sesuai dengan kenyataan pelayanan keperawatan yang
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari terima dari perawat selama di rawat di rumah sakit MMC.
Pilihlah jawaban sesuai petunjuk di bawah ini
Ukuran Harapan
STS, Sangat tidak setuju (1) Bila pernyataan pada harapan sangat tidak
Bapak/Ibu harapkan diterima dari rumah sakit ini.
TS, Tidak setuju (2) Bila pernyataan pada harapan tidak
Bapak/Ibu harapkan diterima dari rumah sakit ini
KS, Kurang setuju (3) Bila pernyataan pada harapan sesekali
Bapak/Ibu harapkan diterima dari rumah sakit ini.
S, Setuju (4) Bila pernyataan pada harapan sesuai
dengan harapan Bapak/Ibu.
Ukuran Kenyataan
TP, Tidak pernah (1) Bila pernyataan pada kolom kenyataan tidak
pernah Bapak/Ibu terima dari rumah sakit ini.
KK, Kadang-kadang (2) Bila pernyataan pada kolom kenyataan kadang-
kadang pernah Bapak/Ibu terima dari rumah sakit
S, Sering (3) Bila pernyataan pada kolom kenyataan sering
Bapak/Ibu terima dari rumah sakit ini
S, Selalu (4) Bila pernyataan pada kolom kenyataan selalu
Bapak/Ibu terima dari rumah sakit ini.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
2
Pernyataan Harapan Pernyataan Kenyataan
STS : Sangat tidak setuju TP : Tidak pernah
TS : Tidak setuju P : Pernah
KS : Kurang setuju S : Sering
S : Setuju S : Selalu
No Harapan Kenyataan
STS TS KS S TP P S S
1 Pasien diperkenalkan dengan
perawat penanggung jawab shift
2 Pasien mendapat informasi
waktu/jam perawat melakukan
ronde/keliling.
3 Perawat bersikap ramah
4 Perawat bersikap sopan
5 Pasien mendapat penjelasan dari
perawat sebelum tindakan perawatan
atau pengobatan dilakukan.
6 Keluhan pasien dievaluasi oleh
perawat.
7 Jika pasien mengeluh perawat
mendengarkan dan memperhatikan.
8 Bila pasien membutuhkan informasi
tentang perkembangan penyakit
perawat membantu memfasilitasi
untuk memenuhi.
9 Pasien mendapat penjelasan rencana
kegiatan pelayanan keperawatan
yang akan didapat setiap hari.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
3
Pernyataan Harapan Pernyataan Kenyataan
STS : Sangat tidak setuju TP : Tidak pernah
TS : Tidak setuju P : Pernah
KS : Kurang setuju S : Sering
S : Setuju S : Selalu
No Harapan Kenyataan
STS TS KS S
Pernyataan
TP P S S
10 Pasien mendapat penjelasn rencana kegiatan pelayanan keperawatan yang akan didapat setiap hari.
11 Pasien dijelaskan mengenai terapi atau obat baru oleh perawat
12 Perawat berkomunikasi dengan bahasa yang dimengerti pasien
13 Pasien mendapat informasi terbaru tentang instruksi dokter dari perawat
14 Pasien diinformasikan tentang hal-hal yang boleh dilakukan selama masa perawatan.
15 Pasien diinformasikan tentang hal-hal yang boleh dilakukan selama masa perawatan.
16 Pasien diajari bagaimana cara menjaga kesehatan selama perawatan.
17 Pasien dijelaskan tentang fasilitas yang tersedia di ruangan dan cara penggunaannya.
18 Jika terdapat perubahan terkait
tindakan/pengobatan, pasien
diinformasikan sebelumnya.
19 Pasien mendapat kesempatan
berdiskusi dan bertanya mengenai
kemajuan perawatan.
20 Pasien diberi penjelasan rencana
perawatan/pengobatan/pemeriksaan
setelah pulang.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
4
Pernyataan Harapan Pernyataan Kenyataan
STS : Sangat tidak setuju TP : Tidak pernah
TS : Tidak setuju P : Pernah
KS : Kurang setuju S : Sering
S : Setuju S : Selalu
No Harapan Kenyataan
STS TS KS S
Pernyataan
TP P S S
10 Pasien mendapat penjelasn rencana
kegiatan pelayanan keperawatan
yang akan didapat setiap hari.
11 Pasien dijelaskan mengenai terapi
atau obat baru oleh perawat
12 Perawat berkomunikasi dengan
bahasa yang dimengerti pasien
13 Pasien mendapat informasi terbaru
tentang instruksi dokter dari perawat
14 Pasien diinformasikan tentang hal-
hal yang boleh dilakukan selama
masa perawatan.
15 Pasien diinformasikan tentang hal-
hal yang boleh dilakukan selama
masa perawatan.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
5
16 Pasien diajari bagaimana cara
menjaga kesehatan selama
perawatan.
17 Pasien dijelaskan tentang fasilitas
yang tersedia di ruangan dan cara
penggunaannya.
Pernyataan Harapan Pernyataan Kenyataan
STS : Sangat tidak setuju TP : Tidak pernah
TS : Tidak setuju P : Pernah
KS : Kurang setuju S : Sering
S : Setuju S : Selalu
No Harapan Kenyataan
STS TS KS S
Pernyataan
TP P S S
18 Jika terdapat perubahan terkait
tindakan/pengobatan, pasien
diinformasikan sebelumnya.
19 Pasien mendapat kesempatan
berdiskusi dan bertanya mengenai
kemajuan perawatan.
20 Pasien diberi penjelasan rencana
perawatan/pengobatan/pemeriksaan
setelah pulang.
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
PENJELASAN TENTANG PENELITIAN
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari pasien yang saya hormati
Saya: Nancy febriana (NPM: 0706194772) mahasiswa pada Program Pascasarjana
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia sedang melakukan penelitian
tentang pengaruh nursing round terhadap kepuasan pasien pada pelayanan
keperawatan di ruang rawat inap RS MMC Jakarta. Penelitian ini memenuhi tugas
akhir penelitian tesis.
Perkenankan saya untuk memohon kesedian Bapak/Ibu/Saudara/Saudari pasien yang
saya hormati untuk menjadi respomnden pada penelitian ini. Sebagai responden
keikutsertaan anda tidak akan memberi dampak/risiko atau pengaruh yang
merugikan. Untuk itu apabila terjadi hal-hal yang menimbulkan ketidaknyamanan
anda berhak secara penuh untuk mengundurkan diri atau menolak untuk
berpartisipasi.
Peneliti menjamin kerahasian informasi dan indentitas yang diberikan akan dijaga
kerahasiannya dan digunkan hanya untuk kepentingan penelitian. Demikian
penjelasan saya, atas perhatian, kesedian, dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/Saudari
saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, Juni 2009
Peneliti
Lampiran 3: Kuesioner
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN
(INFORMED CONCENT)
Setelah membaca penelitian ini, saya memahami bahwa keikutsertaan saya sebagai
responden dalam penelitian dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan dan
asuhan keperawatan di RS MMC Jakarta. Saya menyadari bahwa penelitian ini
menjunjung hak-hak saya sebagai responden dan menyadari bahwa penelitian ini
tidak akan berdampak negatif terhadap saya.
Dengan menandatangai surat persetujuan ini saya secara sukarela bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.
Jakarta, Juni 2009
Peneliti Yang menyatakan
(Nancy Febriana) ( )
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
KUESIONER A
KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN
Indentitas Responden
Petunjuk pengisian
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi pada tempat yang tersedia dan
memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang saudara anggap
paling benar.
1. Usia.............tahun
2. Jenis kelamin:
( ) Laki-laki ( ) Perempuan
3. Pendidikan terakhir:
( ) DIII ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3
4. Pekerjaan:
( ) Tidak bekerja ( ) PNS ( ) Swasta ( ) Wiraswasta
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009
Pengaruh Nursing Round..., Nancy Febriana, FIK UI, 2009