Post on 06-Jul-2015
description
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN METODE
CIRCUIT LEARNING DALAM MATERI PEMBAHASAN SISTEM
PERSAMAAN LINEAR DAN KUADRAT DI KLS X SEMESTER GANJIL
Diajukan sebagai salah satu tugas individu Mata Kuliah Model-Model
Pembelajaran Pada Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Dosen Pengampu : Widodo Winarso, M.PdI
YENI FARIKHA
NIM: 1410150165
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran merupakan suatu pola/rencana yang dilakukan untuk
mengorganisir unsur-unsur (komponen-komponen) pembelajaran. Model
pembelajaran dalam penerapannya, secara umum bercirikan lima hal : sintaksis,
hubungan guru-murid (prinsip reaksi guru), system sosial, penunjang (sistem
pendukung), dan dampak instruksional (efek pengajaran / pengiring).
Proses belajar mestinya berjalan menyenangkan untuk anak-anak didik. Ini
adalah hal yang sesungguhnya sangat mendasar dari sebuah proses belajar.
Quantum Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja
selain sisiwa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja
dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui
terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu,
pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah
merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Quantum Learning.
Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan
suasana yang menyenangkan. Sedangkan Circuit Learning sendiri merupakan
Pembelajaran dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan
dengan pola bertambah dan mengulang.
Sintaknya adalah:
1. kondisikan situasi belajar kondusif dan focus,
2. siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep
bahasa khusus,
3. Tanya jawab dan refleksi.
Dalam tugas individu ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang model
pembelajaran Quantum Learning yaitu pengertian, prinsip-prinsip serta kelebihan
dan kekurangan dan aplikasi dalam matematika dari model pembelajaran ini.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran Quantum ?
2. Apa saja prinsip pada model pembelajaran Quantum ?
3. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari model pembelajaran Quantum?
4. Bagaimana aplikasinya pada pembelajaran matematika sekolah ?
C. Tujuan
Tujuan pembahasan makala ini adalah agar kita dapat mengetahui
bagaimana cara belajar yang baik untuk mendapatkan suatu pencapaian yang
membuat kita benar-benar belajar, yang dimana arti belajar sendiri ialah merubah
dari ketidak tahuan menjadi tahu. Bukan suatu keterpaksaan dan membuat setiap
waktu yang ada untuk proses belajar menjadi jenuh. Namun, memiliki arti dan
kesan sendiri untuk setiap pembelajar maupun guru yang mengajar. Dan juga
untuk mengetahui cara, bagaimana suatu pengaruh terhadapa proses belajar dari
suatu motivasi yang diberikan oleh seorang pendidik terhadap hasil akhir para
siswa yang di didiknya. Dan mengetahui hasil atas pengaruh yang menggunakan
model pembelajaran dengan dipadukannya terhadap metode pembelajaran Circuit
Learning.
BAB II
PEMBAHASAN
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM
A. Penjelasan Teori Model Pembelajaran
What is Quantum? Salah satu cara paling mudah untuk memahami istilah
quantum adalah dengan menelusuri sejarah lahirnya. Quantum learning/teaching
menjelaskan bagaimana cara belajar efektif sehingga mendapatkan hasil yang
sama dengan kecepatan cahaya (Agus Nggermanto: 26)
Meskipun dinamakan pembelajaran kuantum, falsafah dan metodologi
pembelajaran kuantum tidaklah diturunkan atau ditransformasikan secara
langsung dari fisika kuantum yang sekarang sedang berkembang pesat. Tidak pula
ditransformasikan dari prinsip-prinsip dan pandangan-pandangan utama fisika
kuantum yang dikemukakan oleh Albert Einstein, seorang tokoh terdepan fisika
kuantum. Jika ditelaah atau dibandingkan secara cermat, istilah kuantum
(quantum) yang melekat pada istilah pembelajaran (learning) ternyata tampak
berbeda dengan konsep kuantum dalam fisika kuantum. Walaupun demikian,
serba sedikit tampak juga kemiripannya. Kemiripannya terutama terlihat dalam
konsep kuantum. Dalam fisika kuantum, istilah kuantum memang diberi konsep
perubahan energi menjadi cahaya selain diyakini adanya ketakteraturan dan
indeterminisme alam semesta. Sementara itu, dalam pandangan DePorter, istilah
kuantum bermakna “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya”
dan istilah pembelajaran kuantum bermakna “interaksi-teraksi yang mengubah
energi menjadi cahaya karena semua kehidupan adalah energi”. Di samping itu,
dalam pembelajaran kuantum diyakini juga adanya keberagaman dan
intedeterminisme. Konsep dan keyakinan ini lebih merupakan analogi rumus
Teori Relativitas Einstein, bukan transformasi rumus Teori Relativitas Einstein.
Hal ini makin tampak bila disimak pernyataan DePorter bahwa “Rumus yang
terkenal dalam fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama
dengan energi. Mungkin Anda sudah pernah melihat persamaan ini ditulis sebagai
E=mc2. Tubuh kita secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah
meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar
menghasilkan energi cahaya” (Bobbi DePotter dkk 1999:16).
Dalam pembelajaran Quantum Learning ada 5 ciri spesifik yang berguna
untuk meningkatkan otak untuk memahami suatu informasi yang diberikan. Ciri-
ciri tersebut adalah:
Learning To Know yang artinya belajar untuk mengetahui
Learning To Do yang artinya belajar untuk melakukan
Learning To Be yang artinya belajar untuk menjadi dirinya sendiri
Learning To Live Together yang artinya belajar untuk kebersamaan
Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching) adalah pengubahan cara
belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Dan Quantum teaching juga
menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan
momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan yang dinamis dalam
lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar
(Bobbi Deporter, Mark Reardon.dkk 2000: 3).
Sementara itu, dalam Quantum Teaching (2000:4) dikatakannya sebagai
berikut. Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang
digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi SuperCamp. Diciptakan
berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov),
Multiple Intelegences (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Grinder dan
Bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning
(Johnson dan Johnson), dan Element of Effective Instruction (Hunter). Quantum
Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket
multi sensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya
akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid
untuk berprestasi. Sebagai sebuah pendekatan belajar yang segar, mengalir praktis
dan mudah diterapkan, Quantum Teaching menawarkan suatu sintesis dari hal-hal
yang anda cari: cara-cara baru untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran
anda melalui perkembangan hubungan, pengubahan belajar, dan penyampaian
kurikulum. Metodologi ini dibangun bercasarkan pengalaman 18 thn dan
penelitian terhadap 25.000 siswa, dan sinergi pendapat dari ratusan guru.
Quantum teaching/learning mencakup petunjuk spesifik untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum,
menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.
Quantum taching bersandar pada konsep ini : Bawalah dunia Mereka ke
Dunia kita, dan Antarkan Dunia kita ke Dunia mereka. Yang maksudnya adalah
mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah
pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama anda harus
membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Sertifikat mengajar
atau dokumen yang megizinkan anda mengajar atau melatih yang berarti bahwa
anda memiliki wewenang untuk mengajar. Hal ini tidak berarti bahwa anda
memiliki hak mengajar. Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan diberikan
oleh siswa, bukan oleh Departemen pendidikan. Belajar dari segala definisinya
adalah kegiatan full-cantact. Dengan kata lain, belajar melibatkan semua aspek
kepribadian manusia serta fikiran, perasaan, dan bahasa tubuh disamping
pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya dan persepsi masa mendatang
(Bobbi Deporter, Mark Reardon.dkk 2000: 6).
Quantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov yang
bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology”. Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan
setiap detail apapun memberikan sugesti positif atupun negative. Beberapa teknik
yang digunakannya untuk sugesti positif adalah mendudukan murid secara
nyaman, memasang music latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu,
menggunakan poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan
informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran
sugestif.
Quantum Teaching/Learning juga mencakup aspek-aspek penting dalam
program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak
mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku
dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru.
Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan
bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif yang memiliki
faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat
pula menunjukan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobbi
Deporter & Mike Hernacki 2005:14).
Dalam hal ini maka akan menciptakan suatu emosional pada diri siswa
dalam proses pembelajaran.yang dimana peran emosi sendiri dalam pembelajaran
yang dalam buku The Emotional Brain (1996) LeDoux menganalisis anatomi dari
sebuah emosi. Mendasarkan karyanya pada sebuah meta-analisis terhadap
penelitian sebelumnya. Ia berargumentasi bahwa emosi atau “unsur rasa” adalah
penting dalam semua fungsi mental dan “sangat besar konstribusinya terhadap
atensi, persepsi, memori dan pemecahan masalah”. Bahkan sebetulnya, “tanpa
unsure rasa,” beliau melanjutkan, “kita akan gagal mengetahui apa yang sedang
terjadi dan tidak akan pernah sampai pada detailnya. Tetapi terlalu banyak unsure
rasa juga tidak baik.
Banyak ilmuan lainnya, termasuk McGaugh (1998,1990), MacLean
(1978,1990), dan Goleman (1995) yang juga telah menuliskan tentang peran
penting emosi dalam pembelajaran. Paul MacLean, Ph.D., salah seorang pioneer
dalam penelitian tentang otak, mengatakan bahwa hal yang paling mengganggu
mengenai cara otak “dihubungkan” adalah system wilayah tengah yang
memaksakan bahwa ysng paling utama adalah para pembelajar harus merasa
bahwa sesuatu itu benar sebelum ia meyakininya (1978) (Eric Jensen 2008:308-
310).
Dengan bahasa yang positif itu akan tercipta reaksi yang positif karena
interaksi yang dilakukan, seperti berjalannya suatu komunikasi antara murid dan
guru. Dan seperti halnya yang telah didefinisikan oleh Evertt M. Rogers yang
mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu
gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk
merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang
mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya
menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain,
biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang
telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur
Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi
merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan
bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama
yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan
diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto : 2005)
B. Prinsip Model Pembelajaran Quantum
Quantum Teaching juga memiliki 5 prinsip, atau kebenaran tetap. Serupa
dengan asas utama, Bawalah dunia Mereka ke Dunia kita, dan Antarkan Dunia
kita ke Dunia mereka, prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek Quantum
Teaching/Learning. Anggaplah prinsip-prinsip ini sebagai struktur Chord dasar
dari simfoni belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh anda, dari kertas yang anda
bagikan hingga rancangan pelajaran anda, semuanya mengirim pesan tentang
belajar.
Segalanya Bertujuan
Segala yang terjadi dalam pengubahan anda mempunyai tujuan.
Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan
menggerakan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi
ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk
apa yang mereka pelajari.
Akui Setiap Usaha
Belajar mengandung risiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan.
Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengukuran atas
kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
Jika Layak Di Pelajari, Maka Layak Pula Dirayakan
Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik
mengenai kemajuan dan asosiasi emosi positif dengan belajar (Bobbi Deporter,
Mark Reardon.dkk 2000: 7-8).
Konsep kunci dalam Quantum Learning dari berbagai teori dan strategi
belajar yang digunakan antara lain:
a. Teori otak kanan kiri
b. Teori otak triune (3 in 1)
c. Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik)
d. Teori kecerdasan ganda
e. Pendidikan holistic (menyeluruh)
f. Belajar berdasarkan pengalaman
g. Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
h. Simulasi / permainan(Bobbi Deporter & Mike Hernacki 2005:16).
Quantum Teaching memodelkan filosofi pengajaran dan strateginya
dengan “Maestro” pada margin, mengingatkan anda pada komponen kerangka
rancangan saat anda membaca keseluruhan bab.
Dibawah ini adalah tinjauan sekelas mengenai TANDUR dan maknanya.
Tumbuhkan: Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya
Bagiku” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar.
Alami: ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti
semua pelajar.
Namai: sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi; sebuah
“masukan”.
Demonstrasikan: sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukan
bahwa mereka tahu.”
Ulangi: Tunjukan pelajar cara-cara mengulang matei dan menegaskan,
“aku tahu dan aku memang tahu ini.”
Rayakan: pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan pemerolehan
ketrampilan dan ilmu pengetahuan (Bobbi Deporter, Mark Reardon.dkk
2000: 6).
C. Kelemahan dan Kelebihan
1) Kelebihan
Penelitian menunjukan bahwa SuperCamp (Awal Pembelajaran Quantum)
“terbukti sangat berhasil dan harus dipertimbangkan sebagai model replica.”
Penelitian ini melibatkan 6.042 lulusan SuperCamp, usia 12-22 tahun, dan
menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Sebagai tambahan dari statistic
diatas, 97% dari siswa-siswa dengan IP 1,9 atau lebih rendah berhasil
meningkatkan nilai mereka rata-rata satu poin (Bobbi Deporter & Mike Hernacki
2005:19).
Manfaat Quantum Learning:
Sikap Positif
Motivasi
Ketrampilan Belajar seumur hidup
Kepercayaan diri
Sukses (Bobbi Deporter & Mike Hernacki 2005:13).
2) Kelemahan
a. Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih
khusus.
b. Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang
cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.
c. Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut
situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak.
D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Quantum
Dalam buku yang ditulis oleh Miftahul A‟la dijelaskan, Petunjuk
pelaksanaan Quantum Teaching di bawah ini ada beberapa petunjuk yang
68 % • Meningkatkan Motivasi
73 % • Meningkatkan Nilai Belajar
81% • Memperbesar Keyakinan Diri
84% • Meningkatkan Kehormatan Diri
96% • Mempertahankan sikap positif
98% • Melanjutkan memanfaatkan keterampilan
setidaknya mampu untuk menerapkan Quantum Teaching dalam kelas. Ada
beberapa petunjuk yang bisa untuk dimanfaatkan yaitu:
1. Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan
bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur, jadi pendengar yang
baik dan selalu gembira (tersenyum).
2. Guru harus membuat suasana belajar yang
menyenangkan/kegembiraan. “Learning is most effective when it’s
fun”. „kegembiraan‟ di sini berarti bangkitnya minat, adanya
keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman
(penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang
membahagiakan pada diri peserta didik.
3. Lingkungan belajar yang aman, nyaman dan bisa membawa
kegembiraan:
a. Pengaturan meja dan kursi diubah dengan berbagai bentuk
seperti bentuk U, lingkaran dll.
b. Beri tanaman, hiasan lain di luar maupun di dalam kelas.
c. Pengecatan warna ruangan, meja dan kursi yang menjadi
keinginan dan kebanggaan kelas,
d. Ruangan kelas di hiasi dengan poster yang isinya slogan,
kata mutiara pemacu semangat, misalnya kata: “Apapun
yang dapat anda lakukan, atau anda ingin lakukan,
mulailah. Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan, dan
keajaiban didalamnya” (Goethe).
4. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan
terlibat dan berpengaruh yang kuat pada proses belajarnya. Guru
dapat mempengaruhi suasana emosi siswa dengan cara:
a. Kegiatan-kegiatan pelepas stress seperti menyanyi bersama,
mengadakan permainan, outbond dan seterusnya.
b. Aktivitas-aktivitas yang menambah kekompakan seperti
melakukan tour, makan bersama dan sebagainya.
c. Mnyediakan forum bagi emosi utuk dikenali dan
diungkapkan yaitu melalui bimbingan konseling baik oleh
petugas BP/BK maupun guru itu sendiri.
5. Memutar music klasik ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Namun sekali-kali akan diputarkan instrumental dan bisa diselingi
jenis music lain untuk bersenang-senang dan jeda dalam
pembelajaran.
6. Sikap guru kepada peserta didik:
a. Pengarahan “Apa manfaat materi pelajaran ini bagi peserta
didik” dan tujuan.
b. Perlakukan peserta didik sebagai manusia sederajat.
c. Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil kerja
peserta didik.
d. Memberikan stimulus yang mendorong peserta didik.
e. Mendukung peserta 100% dan ajak semua anggota kelas
untuk saling mendukung.
f. Member peluang peserta didik untuk mengamati dan
merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan,
menjelaskan sambil memberikan argu,entasi, dan sejumlah
penalaran
Dijelaskan pula di dalam buku Bobbi Deporter & Mike Hernacki, bahwa
Para pelajar Quantum belajar secara menyenangkan dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk ini:
Melihat Sekilas
Sebelum membaca, lihat materi bacaan secara sekilas pada malam
sebelumnya, dan lihat kembali catatan sebelum memulai pelajaran
di sekolah ataupun melakukan presentasi
“Inilah Saatnya!”
Manfaatkanlah setiap waktu, jadikan semua subjek menarik, dan
bersikap kreatiflah.
Gunakan Musik
Musik membantu Anda belajar lebih banyak dengan cara
mengendurkan pikiran dan membuat anda selalu siap.
Istirahat
Setiap setengah jam, lakukanlah istirahat lima menit. Belajar yang
terbaik adalah sebelum dan seseuadah istirahat.
Rencanakan Sebelumnya
Gunakan kalender anda untuk mempersiapkan suatu ujian atau
presentasi. Anda akan dapat mengurangi stress dan mempertajam
ingatan.
Berdiri dan Duduk dengan Tegak
Ketika memasuki ruangan, berjalanlah dengan tegak agar anda
merasa yakin, dan duduklah dengan tegak agar anda dalam
keadaan berminatdan siaga.
Kegagalan adalah Umpan balik
Umpan balik adalah informasi yang di perlukan untuk
mendapatkan keberhasilan dan memberikan arah.
Sikap
Kita dapat memperoleh lebih banyak daripada yang kita harapkan,
kalau kita memusatkan pikiran kita untuk itu! (Bobbi Deporter &
Mike Hernacki 2005:335).
Ada pendapat lain juga yang menyatakan bahwa langkah-langkah yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Learning jg bisa
dengan cara:
1. . Kekuatan Ambak
Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara
manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan
dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk
belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh
guru agar siswa dapat mengidentifikasi dan mengetahui manfaat atau
makna dari setiap pengalaman atau peristiwa yang dilaluinya dalam hal
ini adalah proses belajar.
2. Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang
dapat membuat siswa merasa aman dan nyaman, dengan perasaan aman
dan nyaman ini akan menumbuhlkan konsentrasi belajar siswa yang baik.
Dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah
kebosanan dalam diri siswa.
3. Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar
siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan
pujian atau hadiah pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi
jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi.
Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan merasa lebih dihargai.
4. Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar
tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam quantum learning
guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan
janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja.
5. Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika siswa
tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa
yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan
sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh
siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan.
6. Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan
membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah
wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya
membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-
buku yang lain.
7. Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan
senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan
mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.
8. Melatih kekuatan memori
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga siswa
perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik [3]
((PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
(Studi Quasi Eksperimental Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 4
Cimahi). FPMIPA UPI. PDF)
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak
perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik. Penyediaan
pengalaman belajar Peter Sheal (Pusat Kurikulum, 2002) dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 2: Kerucut Pengalaman Belajar Menurut Edgar
Pembelajaran Quantum Learning lebih mengutamakan keaktifan peran
serta siswa dalam berinteraksi dengan situasi belajarnya melalui panca inderanya
baik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan,
sehingga hasil penelitian Quantum Learning terletak pada modus berbuat yaitu
Katakan dan Lakukan, dimana proses pembelajaran Quantum Learning
mengutamakan keaktifan siswa, siswa mencoba mempraktekkan media melalui
kelima inderanya dan kemudian melaporkannya dalam laporan praktikum dan
dapat mencapai daya ingat 90%.
Semakin banyak indera yang terlibat dalam interaksi belajar, maka materi
pelajaran akan semakin bermakna. Selain itu dalam proses pembelajaran perlu
diperdengarkan musik untuk mencegah kebosanan dalam belajarnya. Pemilihan
jenis musik pun harus diperhatikan, agar jangan musik yang diperdengarkan
malah mengganggu konsentrasi belajar siswa
(http://www.sarjanaku.com/2010/12/langkah-langkah-menerapkan-quantum.html)
E. Macam-macam teknik atau metode dalam model pembelajaran Quantum
Berbagai macam teknik atau metode yang dapat digunakan dalam model
pembelajaran Quantum diantaranya:
VAK (Visual, Auditorial, Kinestetik)
SLANT (Sit up, Lean forward, Ask Question, Nod your head, Talk
to your Teacher)
Mind Mapping (peta pikiran)
Circuit Learning (Belajar Memutar)
Metode penempatan
Quantum Reading
Memaksimalkan Memori
Disini saya akan mencoba memaparkan dan menggabungkan suatu
model pembelajaran Quantum dengan metode Circuit Learning.
Circuit learning sendiri memiliki arti belajar memutar, kita sebut
metode ini belajar memutar karena siswa benar-benar menempuh
informasi dalam pola yang sama setiap hari, seperti listrik memutari
rumah. John LeTellier, seorang fasiiltator Quantum Teaching dan
konsultasi pendidikan, mengembangkan metode ini. Metode ini sangat
menghemat waktu kira-kira sepuluh menit setiap hari. Dengan
memaksimalkan waktu kelas, anda meminimalkan waktu belajar di rumah.
Belajar memutar dimulai dengan keadaan pikiran yang sukses dan
percaya diri. Kebanyakan siswa mempunyai asosiasi negative dengan
ujian. Mereka takut, dan rasa takut membuat mereka tertutup. Setelah
berjam-jam belajar, mereka menghadapi ujian dengan pikiran kosong.
Bahkan murid yang tekun sekalipun kadang-kadang mendapatkan
kesulitan menghadapi tes. Jadi, langkah pertama adalah menerobos
keadaan negative tersebut dan menggantinya dengan pikiran danperasaan
yang memberdayakan. Visualisasi dan afirmasi berikut dapat membantu.
Misalkan sekarang hari senin pagi, dan anda mengumumkan pada
kelas bahwa mereka akan belajar tentang William Shakespeare dan dengan
singgkat menggali beberapa karyanya. Anda berencana memberikan
biografi Shakespeare pada hari senin, membaca adegan dari “Romeo and
Juliet” hari selasa, “Hamlet” hari rabu, “The Merchanct of Venice” hari
kamis, dan beberapa sonata hari jum‟at. Anda berencana memberikan
ujian hari senin berikutnya.
Sore itu, siswa anda mulai membuat peta pikiran mengenai topic
minggu itu, dengan menggunakan catatan mereka di kelas. Misalnya,
mereka membuat satu cabang untuk senin bernama “Biografi” dan
mengisikan informasi. Mereka menyediakan cukup tempat untuk isian
informasi selanjutnyasepanjang minggu.
Pada hari selasa, siswa mengulang informasi dari hari senin. Lalu
mereka menambahkan satu cabang, “Romeo and Juliet”, dan memasukan
informasi yang bersangkutan. Hari rabu mereka mengulang pelajaran
sebelumnya dari hari senin dan selasa, dan menambahkan satu cabang lagi,
“Hamlet”. Sepanjang minggu, mereka meneruskan pola ini. Menambahkan
dan mengulang, menambahkan dan mengulang.
Keseluruhan proses ini hanya memerlukan beberapa menit setiap
hari. Karena mereka menyalin informasi dari catata di kelas kedalam
bentuk peta pikiran atau catatan: TS, seharusnya hanya diperlukan
beberapa menituntuk mengambil iformasi kunci dan mencatatnya kedalam
petapikiran pada minggun itu. mengulang membutuhkan kurang lebih dua
menit. Jadi, paling lama waktu yang akan mereka habiskan untuk
mempelajari catatan ini hanya sepuluh menit! Dan bahkan waktu ini hanya
akan terjadi di akhir minggu, saat mereka menyelesaikan peta pikiran
mereka.
Sekarang untuk hari sabtu dan minggu. Hari sabtu, mereka
mengulang peta pikiran yang sudah selesai lagi, sekitar sepuluh menit saja.
Sekarang tibalah bagian yang menyenangkan: Hari minggu, mereka
menciptakan kembali peta pikiran di luar kepala, termasuk warna-
warnanya, penempatan kata, dan symbol dari peta pikiran yang asli untuk
melihat seberapa banyak informasi yang benar dan bagian mana yang
perlu diperhatikan.
Ini adalah salah satu alat yang paling mudah dan cepat untuk
mempersiapkan ujian. Karena hanya memerlukan waktu sedikit, cara ini
cocok bagi siswa yang memiliki jadwal ujian padat, bahkan jika ujian-
ujian tersebut dilakukan di hari yang sama (Bobbi Deporter, Mark
Reardon.dkk 2000: 180-182).
Dari pemaparan diatas, kita kaitkan dengan model pembelajaran
Quantum yang memiliki langkah-langkah seperti:
1. Kekuatan Ambak
2. Penataan
lingkungan belajar
3. Memupuk sikap
juara
4. Bebaskan gaya
belajarnya
5. Membiasakan
mencatat
6. Membiasakan
membaca
7. Jadikan anak lebih
kreatif
8. Melatih kekuatan
memori
Maka, jika kita kaitkan akan memiliki manfaat yang baik untuk kegiatan
pembelajaran. Yang dimana suatu model Quantum sendiri telah terbukti
mampu meningkatkan suatu motivasi yang telah nampak terlihat dalam
kelebihan-kelebihannya sebagai suatu model pembelajran.
F. Aplikasi dalam Pembelajaran Matematika
Salah satu aplikasinya yaitu dalam:
Mata pelajaran:
Matematika
Kelas/Semester:
X/Ganjil
Materi Pokok: Sistem
Persamaa Linier Dua
Variabel
Standar Kompetensi:
Memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
system persamaan
linier dan
pertidaksamaan satu
variabel
Kompetensi Dasar:
- Menyelesaikan system persamaan linear dan persamaan campuran linear
- Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan system
persamaan linear
- Menyelesaikan model matematika dari masalah, yang berkaitam dengan
system persamaan linear dan penafsiran
Materi pokok pembelajaran
- System persamaan linear dua variabel
- System persamaan linear tiga variabel
- System persamaan linear dan kuadrat
Kegiatan pembelajaran
- Guru memberikan pengantar materi tentang system persamaan linear dan
kuadrat
- Menentukan penyelesaian persamaan linear dua variabel dengan metode
subtitusi, eliminasi, campuran subtitusi dan eliminasi, dan grafik.
- Menentukan penyelesaian persamaan linear tiga variabel dengan metode
subtitusi, eliminasi, campuran eliminasi dan subtitusi.
- Menentukan penyelesaian system persamaan linear dan kuadrat, kuadrat dan
kuadrat.
- Membuat dan menyelesaikan model matematika dengan system persamaan
linear
- Siswa membuat kesimpulan, catatan, rangkuman, dan mengerjakan soal-soal
evaluasi.
- Tindak lanjut berupa perbaikan dan pengayaan.
Skenario Pembelajaran:
1. Pertemuan pertama
a. Pendahuluan
Pada pertemuan pertama sitem persamaan linear dan kuadrat. Siswa
diberikan motivasi mengenai apa manfaat yang akan diperoleh oleh siswa
dengan mempelajari materi pembelajaran tersebut. Serta guru mengingatkan
kembali mengenai apa yang telah mereka ketahui terhadap system persamaan
linear dua variabel pada pembelajaran ketika mereka masih duduk di bangku
SMP yang lalu. Disini guru berusaha, agar setiap siswa aktif dan merasa
bahwa mereka tidak dalam keadaan belajar, melainkan bertukar pikiran dan
belajar berkomunikasi dari apa yang telah mereka ketahui. Kemudian, setelah
siswa menyebutkan serta mendemonstrasikan pemikirannya. Guru
memberikan motivasi dengan penggambaran perbedaan system persamaan!
Perhatikanlah! Coba cari letak perbedaannya, dan
sebutkan system persamaannya! Serta bagaimana
cara untuk menyelesaikannya?
Tentukan HP dari:
Tentukan HP dari:
(i)
b. Pengembangan dan Penerapan
Setelah itu, guru mulai memberikan pengantar materi tentang system
persamaan linear dan kuadrat. Serta mengenalkan cara mengenai
penyelesaian sitem persamaan linear dan memberikan contoh dari materi
yang sedang dibahas, serta siswa dikenalkan dengan metode dalam system
persamaan linear dua variabel yang dimana dalam penyelesaiannya sendiri
memiliki berbagai metode, diantaranya:
1. Metode subtitusi
2. Metode eliminasi
3. Metode campuran subtitusi dan eliminasi
4. Metode grafik.
Kemudian, pembelajaran berikutnya yaitu guru mengenalkan bahwa
system persamaan linear tiga variabel, dan dijelaskan juga mengenai cara
atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan linear tiga
variabel. Setelah itu disini guru menanyakan tentang “apa perbedaan yang
kalian lihat dari system persamaan linear dua variabel dengan system
persamaan linear tiga variabel?”
Setelah itu, setiap siswa di tugaskan untuk membaca dan membuat catatan
terhadap materi. Kemudian siswa ditugaskan untuk menjawab soal pada
kolom di atas.
c. Penutup
Menutup pertemuan dengan mengajak siswa merefleksikan apa yang
dipelajari pada pertemuan ini, dan konklusi diharapkan hasil perumusan siswa
tentang deskripsi dari sitem persamaan linear dua variabel dan tiga variabel.
d. Penilaian proses belajar
Penilaian proses belajar yang dilakukan di sini adalah penilaian yang
sebenarnya (authentic assessment) berupa penilaian terhadap:
1) partisipasi dan kontribusi siswa dalam diskusi di kelas, ide dan saran-saran
dan alternatif penyelesaian tugas.
2) Performans siswa dalam menyelesaikan tugas.
Catatan: Pada pertemuan pertama ini adalah pengenalan Sistem
persamaan linear dua variabel dan tiga variabel, yang pada pembelajaran
yang kita kembangkan menggunakan Model pembelajaran Quantum
dengan metode Circuit Learning, lebih banyak bersifat komunikasi dan
penugasan terhadap siswa.
2. Pertemuan kedua
a. Pendahuluan
Apersepsi sebagai langkah pendahuluan untuk pertemuan kedua ini adalah di
ingatkan kembali mengenai pelajaran yang lalu, kemudian disegarkannya
pemahaman siswa tentang system persamaan linear dan kuadrat, dimana dalam
penyegaran ini siswa diingatkan mengenai fungsi kuadrat yang telah diajarkan
pada pertemuan yang lalu. Kemudian guru memerintahkan siswa untuk
mengidentifikasikan isi kolom di bawah ini, sebagai refleksi materi yang lalu
dan sekarang.
Coba perhatikan, apa yang akan terjadi!
Sitem persamaan
linear
Kuadrat
Bila di Subtitusikan ?? (guru menanyakan kepada
siswa)
Jawaban yang di harapkan:
Dengan Diskriminan =
(ii)
b. Pengembangan dan Penerapan
Setelah siswa berhasil mengidentifikasikan, siswa diperkenalkan system
persamaan linear dan kuadrat dengan berfokus pada kolom ke (ii), serta bentuk
umum system persamaan linear dan kuadrat, yang dimana bentuknya merupakan
jawaban dari hasil subtitusi isi kolom ke (ii).
Setelah itu siswa juga diperkenalkan system persamaan kuadrat dan kuadrat,
dan bentuk umum system persamaan kuadrat serta cara penyelesaian system
persamaan kuadrat dan kuadrat, dimana kuadrat yang bentuknya adalah:
Cobalah tela’ah!
Persamaan kuadrat kuadrat
Bila di Subtitusikan?? (guru menanyakan pada
siswa)
Jawaban yang di harapkan:
Catatn: a, b, c, q, dan r merupakan bilangan real, a
dan p = 0
Dengan D =
Setelah itu, guru memberikan gambaran mengenai model matematika dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya pada system persamaan. Kemudian setelah
guru memberikan gambaran, barulah siswa yang berfikir, hal apa saja yang lain
selain yang telah di sebutkan oleh guru, yang termasuk masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan menggunakan model
matematika yang berkaitan dengan system persamaan, serta langkah-langkah
memecahkan masalah yang ada.
Dimana langkah-langkahnya yaitu:
- Menyatakan besaran yang terdapat dalam masalah sebagai variabel system
persamaan.
- Merumuskan system persamaan yang merupakan model matematika
- Menentukan penyelesaian dari model-model matematika.
Setelah itu siswa diberikan tugas perkelompok, untuk mendiskusikan tugas
yang diberikan oleh guru. Tiap kelompok berisi 2 anak.
Catatan: Sebelum mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, siswa diminta
untuk membaca kembali mengenai hal yang telah dijelaskan oleh guru, serta
catatan yang telah mereka buat.
c. Penutup
Menutup pertemuan kedua ini, siswa agar merefleksikan dirinya, dengan
harapan semua siswa memahami bahwa system persamaan merupakan hal-hal
yang biasa ada dalam kegiatan sehari-hari. Siswa ditugasi menyelesaikan soal-
soal dari Buku Siswa mengenai system persamaa.
d. Penilaian proses belajar
Penilaian proses belajar yang dilakukan dalam pembelajaran ini adalah
penilaian yang sebenarnya (authentic assessment), berupa penilaian terhadap:
a) Partsipasi dan kontribusi siswa dalam diskusi maupun kerja kelompok pada
masing-masing grup.
b) Performa hasil pekerjaannya baik dalam menarik kesimpulan dari kegiatan
yang menggunakan model Quantum dengan metode Circuit Learning, maupun
hasil menyelesaikan tugas-tugas latihannya.
BAB III
KESIMPULAN
Quantum teaching/learning mencakup petunjuk spesifik untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum,
menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.
Quantum taching bersandar pada konsep ini : Bawalah dunia Mereka ke
Dunia kita, dan Antarkan Dunia kita ke Dunia mereka. Yang maksudnya adalah
mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah
pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar,
Dalam pembelajaran Quantum Learning ada 5 ciri spesifik yang berguna
untuk meningkatkan otak untuk memahami suatu informasi yang diberikan. Ciri-
ciri tersebut adalah:
Learning To Know yang artinya belajar untuk mengetahui
Learning To Do yang artinya belajar untuk melakukan
Learning To Be yang artinya belajar untuk menjadi dirinya sendiri
Learning To Live Together yang artinya belajar untuk kebersamaan
Dari pemaparan diatas, kita kaitkan dengan model pembelajaran Quantum
yang memiliki langkah-langkah seperti:
1. Kekuatan Ambak
2. Penataan lingkungan belajar
3. Memupuk sikap juara
4. Bebaskan gaya belajarnya
5. Membiasakan mencatat
6. Membiasakan membaca
7. Jadikan anak lebih kreatif
8. Melatih kekuatan memori
Sedangkan Circuit Learning sendiri merupakan Pembelajaran dengan
memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola
bertambah dan mengulang.
Sintaknya adalah:
1. kondisikan situasi belajar kondusif dan focus,
2. siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta
konsep bahasa khusus,
3. Tanya jawab dan refleksi.
Dari kegiatan diatas, diharapkan meningkatkan kepercayaan diri siswa
dalam belajar. Tidak merasa canggung ataupun asing terhadap situasi kelas serta
mampu membiasakan diri, terhadap situasi serupa dalam kehidupan sosialisasinya
dalam pemecahan masalah sosial, karena siswa sudah terbiasa dalam
berkomunikasi dan mengkomunikasikan gagasannya pada khalayak ramai (teman-
teman sekelas) dan mampu bertoleransi terhadap setiap pendapat yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
((PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
(Studi Quasi Eksperimental Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Cimahi).
FPMIPA UPI. PDF)
A‟la, Miftahul. 2011. Quantum Teaching (buku pintar & praktis). Diva
press: Jogjakarta
DePorter, Bobbi and Hernacki, Mike. 2005. Quantum Learning. Kaifa:
Bandung
DePorter, Bobbi. Reardon, Mark and Sarah, Singer-Nourie. 2000.
Quantum Teaching. Kaifa: Bandung.
Nggermanto, Agus. 2001. Quantum, Quetient, Kecerdasan Quantum.
Nuansa: Bandung.
Suranto. (2005). Komunikasi Perkantoran. Media Wacana. Yogyakarta
DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit
KAIFA.
http://www.sarjanaku.com/2010/12/langkah-langkah-menerapkan-
quantum.html