Post on 24-Dec-2021
69
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang terdiri atas beberapa
komponen yang menyatu satu sama lain untuk memperoleh data dan/atau fakta
dalam rangka menjawab pertanyaan atau masalah didalam penelitian (Lapau, 2012).
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
eksperimental jenis quasi-experimental. Desain penelitian ini mengungkapkan hubungan
sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan
2. Kelompok perlakuan 1 dilakukan selama dua siklus dan dalam tiap-tiap siklus
dilakukan tindakan yang berupa, perencanaan, pelaksanaan, pembelajaran dan
evaluasi/refleksi, sedangkan kelompok perlakuan 2 diberikan penyuluhan sebanyak
6x di dalam seminggu. Bentuk rancangan penelitian eksperimen semu Quasi-
experimental dengan pendekatan post-test sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Tabel Rancangan Penelitian eksperimen
Subyek Pra Perlakuan Pasca-tes Kelompok A (K-A) Kelompok B (K-B)
- -
P1 P2
O-A O-B
Keterangan Tabel :
K-A : Subjek perlakuan dengan pemberian intervensi yang telah ditetapkan yaitu
metode bercerita.
K-B : Subjek kontrol sebagai kelompok pembanding dengan diberikan tindakan
seperti penyuluhan.
O-A : Pemberian kuesioner sesudah perlakuan
O-B : Pemberian Kuesioner sesudah perlakuan
P1 : Perlakuan edukasi metode bercerita
70
P2 : Perlakuan edukasi penyuluhan
4.2 Kerangka Penelitian
Gambar 4. 1 Kerangka Penelitian
Edukasi metode bercerita lebih efektiv
dibandingkan dengan penyuluhan terhadap
perilaku PHBS penggunaan jamban pada usia
anak sekolah sekolah dasar di Kecamatan
Camplong Kabupaten Sampang
Populasi : Siswa Sekolah Dasar Negeri Dharma Camplong 1 dan 5
Sampling : Purposive sampling
Sampel : Siswa SDN Dharma Camplong 1 dan 5 kelas 4 dan 5
Anak diberikan intervensi berupa edukasi
melalui penyuluhan sebanyak 6 kali
Post-test : memberikan kuisioner untuk
mengetahui perilaku PHBS pada penggunaan
jamban sesudah dilakukan intervensi edukasi
melalui metode cerita
Analisis data : Uji Mann Whitney U-test
Pengolahan data : editing, koding, skoring, entry data, tabulasi
Kesimpulan
Edukasi penyuluhan lebih efektiv
dibandingkan dengan metode bercerita
terhadap perilaku PHBS penggunaan jamban
pada usia anak sekolah sekolah dasar di
Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang
Kelompok kontrol Kelompok intervensi
Anak diberikan intervensi berupa edukasi
melalui metode bercerita sebanyak 2 siklus
Post-test : memberikan kuisioner untuk
mengetahui perilaku PHBS pada penggunaan
jamban sesudah dilakukan intervensi edukasi
melalui penyuluhan
71
4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah subyek (misalnya manusia) didalam sebuah penelitian yang
akan diteliti dengan memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan (Nursalam, 2011).
Populasi terbagi menjadi dua bagian yakni populasi target dan populasi terjangkau.
Populasi target yaitu populasi yang telah memenuhi kriteria sampling dan menjadi
sasaran didalam akhir penelitian, sedangkan populasi terjangkau adalah populasi yang
telah memenuhi kriteria penelitian dan dapat dijangkau oleh peneliti (Nursalam,
2011).
4.3.2 Teknik Sampling
Sampling adalah proses dalam pemilihan porsi dari populasi yang dapat
mewakili populasi yang akan diteliti. Teknik sampling adalah cara yang dilakukan
dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang sesuai dengan
keseluruhan subjek peneliti (Sastroasmoro & Ismail,1995 : Nursalam, 2008 dalam
Nursalam 2016). Teknik dalam pengambilan sampling dibagi menjadi dua, yakni :
probability sampling dan non probability sampling (Nursalam, 2016). Teknik pengambilan
sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan
purposive sampling. Purposive Sampling adalah suatu teknik penetapan sampel dengan cara
memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
(tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam,2016).
4.3.3 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang dipergunakan sebagai subyek dalam
penelitian melalui sampling, sedangkan sampling adalah proses dalam penyeleksian
72
porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2016). Sampel
dalam penelitian ini disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang hasilnya
akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi yang akan diberikan
edukasi melalui metode cerita sebanyak 2 siklus dalam 2 pertemuan, sedangkan
kelompok kontrol diberikan edukasi melalui penyuluhan biasa sebanyak 6 kali dalam
1 minggu.
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kriteri inklusi
Kriteris inklusi adalah karakteristik umum pada subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan yang akan diteliti. Kriteri inklusi didalam
penelitian ini adalah :
a Siswa aktif SDN Dharma Camplong 1 dan 5
b Siswa kelas 4 dan 5 SDN Dharma Camplong 1 dan 5
c Bersedia menjadi responden yang di setuji oleh wali responden
d Siswa yang berperilaku buruk terhadap penggunaan jamban pada hasil
screening
2. Kriteri eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak memenuhi sampel didalam
penelitian dikarenakan berbagai sebab, yaitu :
a Siswa yang tidak aktif di SDN Dharma Camplong 1 dan 5
b Tidak bersedia menjadi responden
c Siswa yang berperilaku baik terhadap penggunaan jamban
73
4.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik atau perilaku yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Soeparto, Putra, & Haryanto, 2000
dalam Nursalam 2016). Variabel juga merupakan konsep yang digunakan untuk
pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian. Konsep yang dituju didalam
penelitian dapat bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur. Jenis vaaribael
diklasifikasikan menjadi bermacam-macan tipe untuk menjelaskan penggunaannya
dalam penelitian yaitu : variabel Independen dan Variabel Dependen.
4.4.1 Variabel Independen
Variabel Independen atau variable bebas adalah variable yang mempengaruhi
atau nilainya menentukan variabel yang lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi,
diamati, dan diukur untuk diketahui hubungan atau pengaruhnya terhadap variabel
lain. Dalam Ilmu Keperawatan biasanya variable bebas adalah stimulus atau
intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada klien untuk mempengaruhi
tingkah laku kalien (Nursalam, 2016). Variabel Independen dalam penelitian ini
adalah pemberian edukasi melalui metode cerita dan penyuluhan.
4.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variable terikat merupakan variabel yang nilainya
dipengaruhi dan ditentukan oleh variable lain.Variabel respons akan muncul sebagai
akibat dari manipulasi variable-variabel lain. Varibel terikat adalah faktor yang diamati
dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variable
bebas (Nursalam,2016). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Perilaku
Hidup bersih dan Sehat.
74
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau yang berkaitan tentang apa yang diukur oleh variabel yang
bersangkutan.
Tabel 4. 2 Definisi Operasional Pemberian edukasi melalui Metode cerita dan Penyuluhan
Variabel Definisi Operasional
Indikator Alat Ukur Skala Data
Skoring
Variable Independent
Metode cerita dan penyuluhan PHBS
1. Metode cerita adalah sebuah metode yang di pakai untuk menyampaikan atau menyajikan materi pembelajaran secara lisan dengan menggunakan media dalam bentuk cerita anak didiknya. 2. Penyuluhan merupakan Suatu proses yang dapat membantu individu melalui proses belajar dan penyesuaian diri, agar responden dapat berperan dalam kelompoknya.
1. Tata cara PHBS pada penggunaan jamban
2. Syarat-syarat pada PHBS penggunaan jamban
3. Tata cara mencuci tangan dengan menggunakan teknik 7 langkah
- - -
Variable Dependent Perilaku Hidup Bersih dan Sehat penggunaan Jamban pada anak Sekolah Dasar
Adalah perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran pada anak Sekolah dasar Negeri di wilayah dekat panatai camplong sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan anak mampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam penggunaan jamban.
1. Pengetahuan - Pengertian
Jamban (WC) - Mengetahui
penyakit akibat tidak menerapkan PHBS penggunaan jamban
- Macam-macam penyakit akibat tidak menerapkan PHBS penggunan jamban
- Manfaat penggunaan
Kuesioner Ordinal
Baik ≥ 75% Cukup 56-74 % Kurang < 55%
Tidak ada efektifitas edukasi pada anak usia sekolah
dasar terhadap PHBS jamban di kecamatan
Sampang
75
jamban - Syarat-syarat
mengunakan jamban yang benar
2. Sikap - Pendapat
tentang buang air besar di jamban
- Pendapat tentang pilihan memakai jamban (tempat tertutup), atau pantai, kebun dan halaman (tempat terbuka)
- Pendapat tentang partisipasi keluarga dalam menggunakan jamban
3. Konatif - Menerapkan
buang air besar di jamban
- Menerapkan cara menggunakan jamban yang benar
- Menerapkan cebok setelah buang air besar
- Menerapkan mencuci tangan setelah buang air besar dengan 7 langkah , menggunakan air mengalir dan memakai sabun.
76
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Dharma Camplong 1 dan 5 yang akan
dilaksanakan Agustus 2018.
4.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk pengumpulan
data pada waktu penelitian (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah lembar kuesioner. Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti berdasarkan teori yang telah dijelaskan
sebelumnya. Jenis kuesioner yang dipakai oleh peneliti yaitu kuesioner tertutup dan
terbuka yang disusun sedemikian rupa oleh peneliti, sehingga responden hanya
memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti. Pada
kuesioner penelitian ini skala sikap yang di pakai menggunakan skala Likert. . Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Ada dua bentuk skala Likert yaitu positif
dan negatif, jika positif diberikan skor dari SS=4, S=3, TS=2 dan STS=1, tetapi jika
sebaliknya negatif diberikan skor dari SS=1, S=2, TS=3, STS =4 (Sugiyono, 2015)
Tabel 4. 3 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Tentang PHBS Penggunaan Jamban pada anak usia Sekolah
Dasar
No. Aspek Jumlah soal Item
1. Pengetahuan 5 1,2,3,4,5
2. Sikap 4 6,7,8,9
3. Perilaku 7 10,11,12,13,14,15,16
77
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.8.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah alat ukur yang berbentuk test dan digunakan untuk
pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrument dalam
pengumpulan data (Nursalam, 2017). Instrumen harus dapat mengukur apa yang
seharusnya dapat diukur. Kuesioner penelitian akan melalui tahapuji validitas yang
akan dilakukan kepada anak sekolah dasar yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan
peneliti. Uji validitas menggunakan rumus person product moment dengan bantuan
computer melalui software SPSS versi 21 for windows (Susila & Suyanto).
Uji validitas penelitian ini dlakukan sebanyak 2 kali. Uji validitas tahap
pertama, peneliti menyebar kuesioner berjumlah 17 item pernyataan kepada 10 orang
responden dengan karakteristik yang sama dengan sampel yaitu anak sekolah dasar di
SDN Sumbersari 2 Malang kelas 4. Hasil dari Uji validitas tahap pertama yaitu 4
pernyataan dinyatakan valid dengan memiliki nila signifikansi 0,05 yaitu pada butir
soal nomer 1, 11, 12 ,16.
Uji validitas tahap kedua, peneliti menyebar 10 kuesioner yang di lakukan
pada 10 orang responden dengan karakteristik yang sama pada tahap yang pertama di
sekolah yang sama dan pada kelas yang beberbeda yakni kelas 5. Hasil uji validitas
tahap kedua 17 item pernyataan di nyatakan valid dengan nilai signifikansi <0,05,
sehingga kuesioner dikatakan valid.
4.8.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah kesamaan dari hasil pengukuran atau pengamatan yang
digunakan untuk mengukur dan mengamati berkali-kali menghasilkan data yang
sama dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2017). Alat dan cara pengukuran atau
78
pengamatan sama-sama memegang peranan yang penting dalam waktu yang
bersamaan. Statistik reliabilitas dihitung dengan bantuan SPSS versi 21 for windows.
Jika nilai Crobanch Alpha >0,6 maka reliable. Tetapi jika Crobanch Alpha <0,6 maka
tidak reliable. Pada penelitian ini telah dilakukan uji reliabilitas kuesioner yang
dilakukan kepada Anak Sekolah Dasar di SDN Sumbersari 2 Malang, sebanyak 10
orang dengan hasil r alpha (0,939), sehingga instrument ini dinyatakan reliabel.
4.9 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan data karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian
dan teknik isntrumen yang digunakan (Nursalam, 2017). Selama proses pengumpulan
data, peneliti memfokuskan pada penyediaan subjek, melatih tenaga pengumpulan
data (jika diperlukan), memperhatikan prinsip-prinsip validitas dan reliabilitas, serta
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi agar data dapat terkumpul sesua dengan
rancangan dan rencana yang telah ditetapkan (Nursalam, 2017). Teknik pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
4.9.1 Persiapan
1. Peneliti mempersiapkan surat studi pendahuluan dan penelitian dengan
mengajukan permohonan kepada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang yang ditujukan diserahkan kepada pihak
Sekolah SDN Dharma camplong 1 dan 5.
2. Peneliti mempersiapkan surat izin penelitian kepada pihak Sekolah dan
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada kepala Sekolah dan
79
melakukan pendekatan kepada wali murid di SDN Dharma camplong 1 dan
5.
3. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan instrument yang akan dibutuhkan.
4.9.1 Pelaksanaan
1. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu, yaitu kelompok metode bercerita 2
siklus dan kelompok penyuluhan 6 kali.
2. Peneliti memberikan penjelasan kepada kepala sekolah tentang tujuan dan
prosedur, alur dan waktu penelitian.
3. Peneliti memberikan informed consent dan menanyakan kesediannya orang
tua/ wali dari anak bahwa anak akan dijadikan responden pada penelitin ini.
4. Peneliti melalukan screening dengan menggunakan pertanyaan yang harus di isi
pada data umum responden serta surat kesediaan pada wali untuk
menentukan jumlah responden yang nantinya akan diteliti.
5. Setelah dilakukan screening, peneliti mengelompokkan responden yang sesuai
kriteria inklusi dan ekslusi pada penelitian ini.
6. Hasil screening di dapatkan pada kelompok intervensi di dapatkan sebanyak 33
responden yang terdiri dari kelas 4 dan 5 SDN Dharma 1. Sedangkan pada
kelompok kontrol di dapatkan sebanyak 34 responden yang juga terdiri dar
kelas 4 dan 5 SDN Dharma 5 Kecamatan Camplong.
7. Responden yang telah di creening akan diberikan intervensi berupa edukasi
melalui metode bercerita (Kelompok intervensi) selama 2 siklus dalam 2
pertemuan dan edukasi melalui penyuluhan (kelompok control) selama 6 kali
pertemuan sebagai bentuk penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pada
penggunaan jamban.
80
8. Hari pertama di mulai dengan memberikan penyuluhan sesuai materi SOP
pada kelompok kontrol kelas 4 dan 5 Dharma 5, sebelumnya meminta izin
wali kelas untuk masuk melakukan penyuluhan.
9. Sampai pada hari terakhir pemberian penyuluhan dan praktek pada kelompok
kontrol sebanyak 4 orang tidak masuk sekolah selama 3 hari berturut-turut,
maka 4 responden ini di keluarkan dari penelitian oleh peneliti. Kemudian
pada hari ini terakhir di berikan kuesioner sebagai alat ukur pemberian
edukasi melalui penyuluhan.
10. Tahap selanjutnya peneliti melakukan edukasi melalui metode bercerita yakni
pada kelompok intervensi kelas 4 dan 5 Dharma 1. Tahap awal di absen oleh
peneliti, dan 5 orang pada penelitian hari pertama tidak masuk sekolah.
11. Setelah mengabsen peneliti memulai bercerita dengan menggunakan alat yang
telah tersedia.
12. Hari kedua pada siklus kedua di kelompok intervensi peneliti mengabsen
kembali responden, dan 5 anak pada hari pertama tidak masuk sekolah
kembali tidak masuk sekolah. Maka peneliti mengeluarkan 5 responden ini
pada penelitian.
13. Setelah selesai melakukan edukas melalui metode bercerita dan evaluasi,
peneliti mengakhiri serta membagikan kuesioner sebagai alat ukut pada
penelitian ini.
14. Setelah selesai melakukan peneltian pada responden selama 2 minggu maka,
peneliti berpamitan dan mengucapkan terimakash pada guru dan kepala
sekolah yang selama ini membantu, mengizinkan dan memberikan kebebasan
peneliti dalam memasuki jam sekolah.
81
4.10 Teknik Pengolahan Data
1. Editing
Editing merupakan upaya pemeriksaan kembali kebenaran data yang
didapatkan atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan ketika tahap pengumpulan
data atau sesudah data terkumpul (Hidayat, 2014). Tahap editing bertujuan untuk
melaksanakan pengecekan kuesioner tentang kelengkapan, kejelasan, dan
konsistennya jawaban. Pada penelitian ini , tahap editing akan dilakukan setiap
selesai pengisian kuesioner. Pengecekan berulang akan dilaksanakan bila ada data
yang tidak lengkap dalam pengisian kuesioner.
2. Coding
Coding adalah kegiatan untuk merubah data berbentuk huruf manjadi data
berbentuk angka atau bilangan. Coding bertujuan untuk mempermudah pada saat
analisa dan untuk mempercepat ketika melakukan entry data. Pada tahap ini
pemberian kode berperan sangat penting, terlebih jika pengolan dan analisis data
menggunakan computer (Hidayat,2014).
3. Entry data
Entri data merupakan kegiatan memasukkan data yang sudah dikumpulkan
kedalam kolom-kolom atau lembar kode yang sesuai dengan jawaban dari setiap
pertanyaan ( Notoatmodjo, 2012). Pada tahap Entry dilakukan setelah semua
jawaban kuesioner telah terisi penuh dan benar,serta telah dilakukan coding.
Langkah selanjutnya data di-entry ke dalam perangkat computer dan berikutnya
data diproses untuk dianalisis.
4. Tabulating
Tabulating yakni membuat table-tabel data yang sesuai dengan tujuan dari
penelitian seperti yang diinginkan oleh peneliti ( Notoatmodjo, 2012).
82
4.11 Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang penting untuk mencapai tujuan dari
penelitian dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang berdasarkan data
yang diperlukan (Nursalam, 2017).
4.11.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
karakteristik setiap variable penelitian (Notoatmodjo, 2012). Karatkteristik didalam
penelitian ini adalah kelas, usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir orang tua,
informasi penggunaan jamban, sumber informasi penggunaan jamban, ketersediaan
jamban, tempat buang air besar pada anak sekolah siswa kelas 4 dan 5 SDN Dharma
Camplong 1 dan 5.
4.11.2 Analisis bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang menunjukkan antara satu variable
independen dengan satu variable dependen (Lapau, 2012). Analisis bivariate
digunakan untuk mengetahui perbedaan efektivitas edukasi antara metode bercerita
dan penyuluhan. Pada penelitian ini analisis bivariate yang digunakan untuk
menganalisa kedua kelompok, yaitu kelompok perlakuan 1 (kelompok dengan
edukasi melalui metode bercerita selama 2 siklus dalam 2 pertemuan) dengan
kelompok perlakuan 2 ( kelompok dengan edukasi melalui penyuluhan selama 6 kali
dalam 1 minggu). Setelah data terkumpul maka tahap selanjutnya adalah mengolah
data dan menganalisa data dengan menggunakan Uji Mann Whitney U-test untuk
mengetahui perbedaan efektivitas edukasi melalui metode bercerita dan edukasi
melalui penyuluhan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi selama 6x dalam 1
minggu. Dimana uji Mann Whitney merupakan tes non parametric untuk menguji
83
perbedaan yang signifikan antara dua variabel independen dengan variable dependen yang
termasuk pada skala ordinal (Sekaran, 2003) Interpretasi hasil uji Mann Whitney
adalah jika nilai p ≤ α (0,05), maka H1 diterima yang berarti terdapat terdapat
perbedaan efektivitas edukasi melalui metode bercerita dan penyuluhan sesudah
perlakuan. Ho di tolak jika p ≥ α 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan efektivitas
edukasi melalui metode bercerita dan penyuluhan sesudah perlakuan.
4.12 Etika Penelitian
Permasalahan dalam etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia
menjadi isu sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian di Ilmu Keperawatan,
hamper 90% subjek yang digunakan adalah manusia, oleh karena itu peneliti harus
memahami prinsip-prinsip etika penelitian (Nursalam, 2017). Secara umum prinsip
etika dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat,
prinsip mengharga hak-hak subjek dan prinsip keadilan (Nursalam, 2017).
4.12.1 Autonomity
Autonomity (hak untuk menjad responden) adalah mebagikan lembar
pengantar kuesioner kepada subjek penelitian yang bertujuan bahwa subjek
mengetahui identitas peneliti, maksud dan tujuan, serta manfaat dari penelitian.
Subjek penelitian yang akan dijadikan responden harus menandatangani lebar
peersetujuan (informed consent), tetapi jika subjek tidak bersedia terlibat didalam
penelitian maka peneliti tidak boleh memaksakan karena subjek mempunyai hak
untuk tidak bersedia terlibat dalam penelitian (Hidayat, 2014).
84
4.12.2 Anonimity (Tanpa nama)
Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama
pada lembar pengumpulan data dan hanya mencantumkan inisial nama dari
responden pada lembar pengumpulan data. Kerahasiaan yang dilakukan peneliti
merpakan upaya untuk melindungi setiap identitas responden dan semua data yang
dibutuhkan dalam lingkup penelitian (Hidayat, 2014).
4.12.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality (Kerahasiaan) yakni data dan informasi yang mengenai
responden didalam kuesioner dan hanya peneliti saja yang dapat mengetahui
informasi dari responden. Data dan informasi disimpan dalam suatu tempat untuk
menghindari banyak pihak yang dapat mengakses informasi tersebut. Semua
informasi dan data yang sudah dikumpulkan harus terjamin kerahasiaannya dan hanya
digunakan pada kepentingan peneliti serta disajikan sebagai hasil penelitian yang
selanjutnya akan dimusnahkan bila data sudah tidak dibutuhkan kembali (Hidayat,
2014).