Post on 04-Apr-2019
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen
Biologi FST Universitas Airlangga pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli
2012.
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris yang
menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga kali ulangan. Penelitian terdiri
dari sembilan perlakuan, yaitu (A, T, B, Ea, Eb, Ec, BEa, BEb, BEc) dengan
rincian perlakuan (A) akuades, (T) surfaktan sintetis Tween-20 sebagai kontrol,
(B) biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1), variasi konsentrasi enzim yang
digunakan adalah crude enzyme lipase Micrococcus sp. L II 61 yang selanjutnya
diberi kode (Ea, Eb, Ec) dengan masing-masing konsentrasi 1 mL (12,5 % (v/v)),
2 mL (25 % (v/v)), 3 mL (37,5 % (v/v)), serta campuran biosurfaktan
Acinetobacter sp. P2(1) dengan crude enzyme lipase Micrococcus sp. L II 61
(BEa, BEb, BEc).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
38
Rincian perlakuannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1Kombinasi perlakuan penelitian
Kode
perlakuan
Oil
sludge
Biosurfaktan
Acinetobacter sp.
P2(1)[=CMC]
Surfaktan sintetis
Tween-20
[=CMC]
Jenis crude enzyme
Lipase
Ea Eb Ec
A + - - - - -
T
(kontrol) + - + - - -
B + + - - - -
Ea + - - + - -
Eb + - - - + -
Ec + - - - - +
Bea + + - + - -
BEb + + - - + -
BEc + + - - - +
Keterangan: (-) tidak ditambahkan
(+) ditambahkan
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian meliputi:
(1) variabel bebas : konsentrasi crude enzyme (ekstrak kasar) lipase
Micrococcus sp. L II 61 1 mL (12,5 % (v/v)), 2 mL (25
% (v/v)), 3 mL (37,5 % (v/v))
(2) variabel terikat : persentase kelarutan oil sludge (%).
(3) variabel kendali: volume oil sludge perlakuan (0,20 mL), media, pH
media, kecepatan agitasi (rpm), volume biosurfaktan
Acinetobacter sp. P2(1) (3 mL) dan lama waktu agitasi
(menit).
3.4 Bahan dan Alat Penelitian
3.4.1 Isolat bakteri penelitian
Isolat bakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Micrococcus sp. L II 61 yang diisolasi oleh Fatimah dan Nurhariyati (2011)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
39
sebagai sumber penghasil enzim lipase dan Acinetobacter sp. P2(1) yang diisolasi
oleh Ni’matuzahroh dkk. (2009) untuk memproduksi biosurfaktan adalah dari
koleksi Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Airlangga.
3.4.2 Bahan penelitian
a. Media pertumbuhan bakteri penghasil biosurfaktan dan crude enzyme
Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), air mineral sintetis (AMS)
komposisi dari Pruthi and Cameotra (1997), akuades, minyak goreng
dan molase 4%.
b. Bahan kimia
(NH4)2 SO4, MgSO4. 7H2O, NaCl, CaCl2, MnSO4. H2O, H3BO3, ZnSO4.
7H2O, CuSO4. 5H2O, CoCl2. 6H2O, dan Na2MoO4. 2H2O, NaOH 10%,
HCl 5%, KH2PO4, K2HPO4, FeSO4.7H2O, alkohol, dan Tween-20.
c. Bahan uji kelarutan oil sludge
Oil sludge, aluminium foil, cling wrap, kapas, kertas koran, kertas
saring Whatman no. 1 dengan diameter 110 mm, label, dan spiritus.
3.4.3 Alat penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoclave Ogawa
Seiki, bak plastik, botol kultur, botol fial, cawan Petri, Erlenmeyer, gelas ukur,
gelas Beaker, Finn pipet, jarum ose loop, kompor listrik, kuvet, Laminar Air Flow
(LAF), lemari es, mikropipet, magnetic stirrer MG-78-1, neraca analitik
Shimadzu AEL-200, oven, indikator pH fix 1-14 Macherey-Nagel, pinset, pipet
volume, bunsen, rak tabung reaksi, sentrifuge Beckman, shaker incubator, spatula
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
40
besi, spatula kaca, spektrofotometer (spectronic 20 Bausch-Lomb), tabung reaksi,
tensiometer Du-Nouy, tip mikropipet, vortex dan waterbath.
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Pembuatan media untuk bakteri
Sebanyak 2,8 gram NA dilarutkan ke dalam 100 mL akuades dan
dipanaskan pada hot plate hingga mendidih. Kemudian media dituang ke dalam
20 tabung reaksi dimana masing-masing tabung diisi 5 mL NA sebagai stock NA
miring. Tabung reaksi yang berisi NA selanjutnya disumbat dengan kapas dan
ditutup dengan aluminium foil. Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf
pada suhu 121º C, 1 atm, selama 20 menit. Tabung reaksi berisi NA yang telah
disterilisasi selanjutnya dimiringkan dan didiamkan sampai media memadat
(Renjana, 2011).
3.5.2 Pembuatan media air mineral sintesis
Air Mineral Sintetis (AMS) yang digunakan merupakan komposisi dari
Pruthi and Cameotra (1997). Media AMS dibuat dengan cara melarutkan bahan
(NH4)2 SO4 (3 g), MgSO4. 7H2O (0,2 g), NaCl (10 g), CaCl2 (0,01 g), MnSO4. H2O
(0,001 g), H3BO3 (0,001 g), ZnSO4. 7H2O (0,001 g), CuSO4. 5H2O (0,001 g),
CoCl2. 6H2O (0,005 g), dan Na2MoO4. 2H2O (0,001 g) ke dalam 1000 mL akuades.
Larutan tersebut dihomogenkan menggunakan pengaduk magnetik dan pH larutan
dinetralkan dengan penambahan NaOH 10% atau HCl 5%. Kemudian disterilkan
yang disebut sebagai larutan makro nutrien dan ditambah larutan mikro nutrien
stok KH2PO4 (1 g) dan K2HPO4 (1 g) dalam 50 mL akuades beserta stok
FeSO4.7H2O (1 g) dalam 50 mL akuades setelah disterilkan secara terpisah.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
41
3.5.3 Pembuatan stok bakteri
Biakan murni Micrococcus sp. L II 61 dan Acinetobacter sp. P2(1)
diperbanyak dalam media Nutrient Agar (NA) miring yang telah disiapkan untuk
stok. Bakteri ditanam dengan metode gores (streak). Biakan bakteri diinkubasi
selama 24 jam pada suhu ruang (27-30oC). Koloni yang tumbuh baik digunakan
sebagai stok bakteri selama penelitian.
Gambar 9. Teknik peremajaan mikroba dengan metode streak (gores) pada
tabung agar miring (Tortora et al., 2010)
3.5.4 Perbanyakan bakteri dalam Nutrient Broth
Media Nutrient Broth (NB) yang dibuat dengan cara melarutkan NB (13
g/L) dalam akuades kemudian disterilkan dengan autoclave. Masing-masing dua
ose biakan bakteri Micrococcus sp. L II 61 dan Acinetobacter sp. P2(1) dari media
agar miring diinokulasikan ke dalam botol 250 mL yang berisi 50 mL media NB.
Kultur bakteri dalam Nutrient Broth diinkubasi pada shaker incubator selama 24
jam pada suhu 27-30oC, selanjutnya kultur dapat dijadikan stock penelitian
(Renjana, 2011).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
42
3.5.5 Produksi biosurfaktan
Botol kultur ukuran 500 mL diisi dengan 86,4 mL campuran Air Mineral
Sintetis (AMS) dan 4% substrat molase (v/v), pH 7. Media disterilkan dengan
autoclave. Kemudian ditambahkan 4,8 mL stok KH2PO4 dan K2HPO4, 4,8 mL
stok FeSO4. 7H2O dan 4% starter bakteri Acinetobacter sp. P2(1) (4 mL) yang
memiliki nilai OD= 0,5 pada λ= 650 nm sehingga total volume larutan adalah 60
mL. Kultur bakteri kemudian diinkubasi dalam shaker dengan kecepatan 120 rpm
selama 3 hari (Suciastuti, 2011).
3.5.6 Karakterisasi biosurfaktan
Kultur bakteri yang telah diinkubasi selama 3 hari ditanam dengan metode
streak (gores) pada cawan Petri berisi media Nutrient Agar untuk mengetahui ada-
tidaknya kontaminasi dari mikroba lain. Lalu, sel bakteri dipisahkan dari medium
yang mengandung biosurfaktan dengan sentrifugasi (9000 rpm, 4oC, 15 menit).
Supernatan hasil sentrifugasi dipisahkan dari peletnya dan dikarakterisasi dengan
mengukur tegangan permukaan serta aktivitas emulsifikasi supernatan kultur
menggunakan solar.
Pengukuran tegangan permukaan (TP) (mN/m) supernatan kultur bakteri
dilakukan menggunakan tensiometer Du-Nouy seperti yang ditunjukkan pada
gambar 10. Sebanyak 10 mL supernatan dari kultur bakteri Acinetobacter sp.
P2(1) dimasukkan ke dalam cawan Petri yang bersih dan bebas lemak. Mula-mula
cawan Petri ditempatkan pada meja sampel yang datar, cincin digantungkan pada
pengait yang terdapat pada alat tersebut dan skala diatur pada angka 0. Kemudian,
cawan Petri berisi sampel dinaikkan perlahan-lahan dengan cara memutar alat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
43
pengatur dibagian bawah alat hingga cincin dapat tercelup tepat pada permukaan
cairan sampel. Setelah itu, alat pengatur yang ada disisi lain digerakkan hingga
cincin terlepas dari sampel.
Nilai tegangan permukaan yang didapat adalah nilai skala pada saat cincin
terlepas dari sampel (Ni’matuzahroh dkk., 2009). Nilai tegangan permukaan
sampel dihitung menggunakan rumus. Akuades dan molase digunakan sebagai
kontrol, dinyatakan dalam dyne/cm dan dilaporkan sebagai hasil rata-rata dari 3
ulangan, dengan menggunakan rumus:
r = ro x
Dimana:
r = tegangan permukaan sampel
ro = tegangan permukaan akuades pada to C
= tegangan permukaan sampel yang terbaca pada alat
o = tegangan permukaan akuades yang terbaca pada alat
Penurunan nilai tegangan permukaan (>10 dyne/cm) menunjukkan bahwa bakteri
tersebut berpotensi menghasilkan biosurfaktan.
Sedangkan aktivitas emulsifikasi diukur dengan menggunakan metode
Suryatmana dkk. (2006). Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 mL supernatan
ditambah dengan 1 mL solar. Setelah divortex selama 2 menit, diamati aktivitas
emulsifikasi (AE) (%) setelah 1 jam dan 24 jam diamati dengan mengukur tinggi
fase emulsi (cm) terhadap tinggi total cairan (cm) dikali 100% (Pruthi and
Cameotra, 1997).
% Emulsifikasi =
100% X cairan totaltinggi
emulsi tinggi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
44
Gambar 10. Tensiometer du-Nouy (Muna, 2011)
3.5.7 Produksi crude enzyme lipase
Media produksi crude enzyme lipase yang digunakan adalah media
Nutrient Broth (13 g/L) yang ditambahkan dengan substrat minyak goreng
sebanyak 2% (v/v). Sebanyak 100 mL media dimasukkan ke dalam masing-
masing botol kultur ukuran 500 mL dan disterilisasi pada suhu 121o
C selama 15
menit (Suciastuti, 2011).
Sebanyak 5% (v/v) kultur Micrococcus sp. L II 61 dalam Nutrient Broth
dengan nilai absorbansi 0,5 pada λ650 nm diinokulasikan ke dalam masing-masing
botol kultur berukuran 500 mL yang telah berisi media produksi dengan volume
100 mL. Inkubasi dilakukan dalam shaker pada suhu ruang dengan agitasi 120
rpm selama 16 jam. Supernatan crude enzyme diperoleh dengan cara kultur
disentrifugasi pada kecepatan 9.000 rpm dalam suhu 4°C selama 15 menit.
Supernatan hasil sentrifugasi tersebut digunakan sebagai crude enzyme
(ekstrak kasar enzim). Crude enzyme lipase tersebut diuji aktivitas lipolitik secara
kuantitatif, selain itu juga dilakukan pengukuran nilai tegangan permukaan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
45
(mN/m) serta aktivitas emulsifikasi (%) pada solar setelah 1 dan 24 jam (Pruthi
and Cameotra, 1997).
3.5.8 Pengukuran aktivitas lipolitik crude enzyme lipase
Pengukuran tegangan permukaan (TP) (mN/m) crude enzyme lipase
Micrococcus sp. L II 61 dilakukan menggunakan tensiometer Du-Nouy.
Sedangkan, nilai aktivitas emulsi setelah 1 jam dan 24 jam pada solar diamati
dengan mengukur tinggi fase emulsi (cm) terhadap tinggi total cairan (cm) dikali
100% (Pruthi and Cameotra, 1997).
3.5.9 Persiapan oil sludge dalam tabung reaksi untuk perlakuan
Oil sludge dipipet sebanyak 0,20 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang ditambahkan 7,80 mL larutan uji sehingga konsentrasi oil sludge dalam
larutan uji sebesar 2,5% (v/v). Berat oil sludge ditimbang menggunakan
timbangan analitik dan dicatat sebagai Wop.
3.5.10 Perlakuan
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimental yang terdiri atas
1 kontrol dan 8 perlakuan dengan rincian sebagai berikut :
Perlakuan 1 (A), yaitu 0,20 mL oil sludge + 7,80 mL akuades.
Kontrol (T), yaitu 0,20 mL oil sludge + 7,80 mL surfaktan sintetis Tween-20
pada konsentrasi sama dengan CMC.
Perlakuan 2 (B), yaitu 0,20 mL oil sludge + 7,80 mL biosurfaktan
Acinetobacter sp. P2(1)
Perlakuan 3 (Ea), yaitu 0,20 mL oil sludge + 1 mL crude enzyme lipase
Micrococcus sp. L II 61 + 6,80 mL akuades.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
46
Perlakuan 4 (Eb), yaitu 0,20 mL oil sludge + 2 mL crude enzyme lipase
Micrococcus sp. L II 61 + 5,80 mL akuades.
Perlakuan 5 (Ec), yaitu 0,20 mL oil sludge + 3 mL crude enzyme lipase
Micrococcus sp. L II 61 + 4,80 mL akuades.
Perlakuan 6 (BEa), yaitu 0,20 mL oil sludge + 3 mL biosurfaktan
Acinetobacter sp. P2(1) + 1 mL crude enzyme lipase Micrococcus sp. L II 61
+ 3,80 mL akuades.
Perlakuan 7 (BEb), yaitu 0,20 mL oil sludge + 3 mL biosurfaktan
Acinetobacter sp. P2(1) + 2 mL crude enzyme lipase Micrococcus sp. L II 61
+ 2,80 mL akuades.
Perlakuan 8 (BEc), yaitu 0,20 mL oil sludge + 3 mL biosurfaktan
Acinetobacter sp. P2(1) + 3 mL crude enzyme lipase Micrococcus sp. L II 61
+ 1,80 mL akuades.
Kontrol perlakuan dalam penelitian ini menggunakan surfaktan sintetis Tween-20
yang merupakan surfaktan tandingan dari biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1).
Volume total tiap perlakuan adalah 8 mL sehingga masing-masing penambahan 1
mL crude enzyme lipase Micrococcus sp. L II 61 setara dengan 12,5% (v/v), 2 mL
25% (v/v), 3 mL 37,5% (v/v) dan pada perlakuan penambahan biosurfaktan
Acinetobacter sp. P2(1) sebesar 37,5% (v/v).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
47
3.5.11 Uji kelarutan oil sludge
Seluruh kelompok kontrol dan perlakuan yang masing-masing terdiri atas 3
ulangan, divortex pada suhu ruang (27—30oC) selama 15 menit. Oil sludge yang
terlarut (dalam fase cair) lalu, dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 9.000 rpm
selama 15 menit pada suhu 4°C sebanyak 5 mL. Kemudian supernatan didiamkan
selama 15 menit sebelum difiltrasi. Pada perlakuan tanpa sentrifugasi, setelah
divortex perlakuan didiamkan selama 15 menit kemudian difiltrasi. Kelarutan oil
sludge diketahui dengan cara melakukan filtrasi atau penyaringan fase cair dari
masing-masing perlakuan.
3.5.12 Filtrasi fase cair dari masing-masing perlakuan
Kertas saring Whatman no. 1 dengan diameter 110 mm dan disiapkan
untuk filtrasi fase cair dari masing-masing perlakuan. Kertas saring yang
digunakan untuk filtrasi dibungkus dengan aluminium foil. Aluminium foil dan
kertas saring dioven dengan suhu 50—55oC selama satu hari kemudian ditimbang
dengan neraca analitik dan dicatat beratnya sebagai Wo. Sebanyak 1 mL sampel
fase cair dari hasil sentrifugasi dituang ke dalam aluminium foil dengan kertas
saring di dalamnya. Kelarutan oil sludge diukur dari oil sludge yang terpisah dan
terperangkap dikertas saring tersebut.
Kertas saring yang telah ditambahkan 1 mL sampel dikeringkan dengan
cara dioven pada suhu 51—55°C selama enam jam. Kertas saring yang telah
kering kembali ditimbang dan dicatat beratnya sebagai Wt. Berat kering
dinyatakan sebagai berat yang tidak berubah kembali setelah proses pengovenan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
48
Semua prosedur yang dilakukan ketika filtrasi fase cair dari kontrol dan perlakuan
ini dilakukan secara bebas lemak.
Setiap perlakuan yang dilakukan dalam uji kelarutan oil sludge, selalu
disertai dengan blanko. Blanko merupakan berat larutan Tween-20, supernatan
biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) dan crude enzyme Micrococcus sp. L II 61
tanpa penambahan oil sludge yang diperlakukan sama seperti perlakuan lainnya.
Berat kering blanko dari masing-masing perlakuan dicatat sebagai Wb.
3.5.13 Penghitungan nilai persentase kelarutan oil sludge
Nilai persentase kelarutan oil sludge dari masing- masing perlakuan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana:
Wot = berat oil sludge terlarut (g)
Wb = berat blanko perlakuan (g)
Wop = berat oil sludge perlakuan (g)
Sedangkan berat oil sludge terlarut dihitung menggunakan rumus berikut:
Dimana:
Wot = berat oil sludge terlarut (g/volume total)
Wt = berat kertas saring + oil sludge terlarut (g/mL)
Wo = berat kertas saring (g)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi
49
3.6 Analisis Data Penelitian
Data yang didapat dalam penelitian ini adalah karakteristik dari
biosurfaktan dalam supernatan kultur Acinetobacter sp. P2(1), larutan produk
kasar biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1), larutan surfaktan sintetis Tween-20
pada konsentrasi sama dengan CMC serta crude enzyme (ekstrak kasar) lipase
Micrococcus sp. L II 61, yaitu nilai tegangan permukaan (TP) (mN/m) serta
aktivitas emulsifikasi (AE) (%) terhadap solar setelah 1 jam dan 24 jam. Aktivitas
enzimatik crude enzyme lipase Micrococcus sp. L II 61. Serta data kelarutan oil
sludge (%) oleh biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) konsentrasi sama dengan
CMC dan atau crude enzyme lipase Micrococcus sp. L II 61.
Data perolehan produk kasar, nilai tegangan permukaan dan aktivitas
emulsifikasi dari biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap solar dianalisis
untuk mengetahui adanya produk biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1). Data
kelarutan oil sludge (%) dianalisis secara statistik, langkah pertama data diuji
berdistribusi normal dengan menggunakan uji One sample Kolmogorov-Smirnov.
Pengujian selanjutnya untuk mengetahui asumsi data memiliki varians bersifat
homogen digunakan uji Levene test. Data kelarutan oil sludge (%) berdistribusi
normal dan memiliki varians homogen, dilanjutkan dengan uji One-way Analysis
of Varians (ANOVA) (derajat signifikasi 5%) pada program Statistical Package
For Social Science (SPSS) menunjukkan beda nyata maka dilanjutkan dengan uji
Duncan karena datanya homogen yang bertujuan untuk mengetahui pasangan
kelompok perlakuan mana yang memiliki nilai kelarutan oil sludge berbeda
signifikan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Variasi Konsentrasi Crude Enzyme Lipase Micrococcus sp. L II 61 dan Biosurfaktan Acinetobacter sp. P2(1) terhadap Kelarutan Oil Sludge
Intan Ayu Pratiwi