Post on 27-Jan-2016
description
PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SISWA DI SMK PASUNDAN 4 BANDUNG
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian yang diampu oleh dosen :
Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si. dan Drs. Hendri Winata, M.Si.
Oleh:
ASTRID SETIANING HARTANTI
1300210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar di kelas, menangani karakteristik siswa yang
berbeda-beda bukanlah suatu hal yang asing bagi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa
masih terdapat hambatan yang dihadapi dalam kegiatan belajar. Seringkali guru
menemukan siswa yang aktif berpartisipasi maupun cenderung dan malas dalam
belajar. Siswa yang aktif bertanya ataupun menjawab pertanyaan menunjukkan
adanya kemauan atau motivasi dalam belajar, sedangkan siswa yang cenderung pasif
tidak lain memiliki kemauan atau motivasi belajar yang kurang.
Sedangkan Winkel (Sunarto, 2012) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Berdasarkan hasil observasi penulis dengan guru mata pelajaran produktif
diperoleh informasi bahwa siswa memiliki hasil belajar yang kurang maksimal yang
menjadi permasalahan dalam prestasi belajar siswa khususnya di kelas X
Administrasi Perkantoran I. Hal tersebut merupakan permasalahan yang sering terjadi
di SMK Pasundan 4 Bandung.
Menurut penuturan guru mata pelajaran produktif, dikatakan masih terbilang
rendah karena dapat terlihat dari tingkah laku siswa diantaranya masih terdapat siswa
yang kurang memperhatikan pada saat guru menereangkan pelajaran, kurang
berantusias dalam proses KBM misalnya kurang tergerak untuk bertanya maupun
menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, apabila diberi tugas/pekerjaan
rumah masih terdapat siswa yang kadang-kadang tidak mengerjakan, dan yang
terakhir adalah nilai-nilai atau hasil belajar siswa yang masih belum optimal. Berikut
rekapitulasi penilaian guru mengenai prestasi belajar siswa, khususnya pada ulangan
harian I dan II, seperti yang ditunjukan pada tabel berikut:
Data Ulangan Harian Siswa Kelas X AP 1 dan 2 Dalam Mata Administrasi Perkantoran
No KeteranganUlangan Harian 1 Ulangan Harian 2
X AP 1 X AP 2 X AP 1 X AP 21 Nilai Rata-Rata kelas 51,2 50 38,7 54,1
2 KKM 75 75 75 75
3 Siswa Lulus KKM 3 3 17 104 Siswa Tidak Lulus KKM 40 39 26 32
5 Jumlah siswa 43 42 43 42
6 Presentase siswa tidak lulus KKM
93% 92% 60% 76%
Sumber: Daftar Nilai SMK Pasundan 4 Bandung, Data Diolah Kembali
Berdasarkan data yang telah dipaparkan tersebut, dapat dilihat bahwa prestasi
belajar siswa dalam hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata ulangan harian kelas X
AP 1 dan 2 dalam mata pelajaran Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 4
Bandung masih rendah serta dapat dilihat dari presentase siswa yang belum lulus
KKM diatas 50%. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan
sekolah untuk mata pelajaran AP adalah 75,00. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa belum mengerti dan memahami materi pelajaran administrasi
perkantoran. Apabila melihat hasil pencapaian prestasi belajar siswa dan
membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan, dapat diketahui bahwa
tingkat pencapaian prestasi belajar siswa masih belum maksimal.
Mengenai kompetensi profesional guru, penulis memperoleh informasi dan
gambaran kepribadian guru mata pelajaran administrasi perkantoran di SMK
Pasundan 4 Bandung. Penulis berkesempatan melakukan sharing atau wawancara
ringan dengan siswa kelas X AP 1 dan X AP 2. Sebagian siswa berkeluh kesah sering
merasakan bosan pada saat belajar dikarenakan kurang adanya dorongan semangat
dari guru sehingga berdampak pada kondisi psikologis siswa. Masih terdapat guru
yang kadang-kadang tidak hadir sehingga melalaikan tugasnya, hal tersebut
mencerminkan profesionalisme guru yang kurang.
Banyak faktor yang dapat memperngaruhi prestasi belajar siswa, seperti yang
dikemukakan ini.
Menurut Muhibbin (2002:144), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)- Aspek fisiologis
Tonus jasmani, mata, dan telinga- Aspek psikologis
Intelegensi, sikap, minat, bakat dan motivasi2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)
- Lingkungan sosial Keluarga, guru dan staf, masyarakat, teman dan sebagainya.
- Lingkungan nonsosialRumah, sekolah, peralatan alam dan sebagainya
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Banyak faktor yang dapat memperngaruhi prestasi belajar siswa. Guru
merupakan salah satu faktor yang paling utama dalam mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran peserta didik salah satunya
ditentukan oleh guru, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator dan
sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Itulah sebabnya, guru harus
senantiasa mengembangkan kemampuan dirinya. Guru perlu memiliki standar
kompetensi untuk menunjang dalam proses pembelajaran. Seperti yang telah
disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisitem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 8, 9 dan
pasal 10 bahwa:
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik sebagiamana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. (1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksu pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Melihat fenomena yang ada di SMK Pasundan 4 Bandung menyangkut
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran administrasi perkantoran yang belum
maksimal, ditunjukkan oleh nilai ulangan harian di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) serta presentase siswa yang belum lulus KKM diatas 50%, hal ini
menunjukkan tujuan pembelajaran administrasi perkantoran di SMK Pasundan 4
Bandung belum terwujud. Apabila hal tersebut terus dibiarkan, akan membuat proses
belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak akan
terwujud. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Kompetensi
Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Admistrasi
Perkantoran”.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Kajian penelitian ini memfokuskan pada prestasi belajar pada mata pelajaran
administrasi perkantoran kelas X AP 1 dan 2 SMK Pasundan 4 Bandung. Hal tersebut
diduga memiliki pengaruh untuk kompetensi profesionalisme guru. Oleh sebab itu
diperlukan pendekatan-pendekatan tertentu untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya diduga salah
satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor guru itu sendiri.
Dalam proses belajar yang sedang berlangsung, dapat dilihat bagaimana upaya guru
dalam mengajarkan siswa. Upaya guru tersebut dapat dilihat dari tingkat kompetensi
profesionalisme yang dimilikinya. Karena dengan profesionalisme guru dapat
mencerminkan bagaimana guru dapat mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai
dengan kemampuan siswa.
Dalam hal ini penulis melihat tingkat prestasi belajar siswa dari data nilai
ulangan harian pertama dan kedua pada mata pelajaran administrasi perkantoran.
Secara rinci identifikasi masalah dibatasi oleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran tingkat penguasaan kompetensi profesional guru mata
pelajaran administrasi perkantaroan di SMK Pasundan 4 Bandung?
2. Bagaimana gambaran tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
administrasi perkantoran di kelas X AP 1 dan 2 SMK Pasundan 4 Bandung?
3. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran administrasi perkantoran di kelas X AP 1 dan 2 SMK
Pasundan 4 Bandung?
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh antara
kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa. Maka dari itu, tujuan
dari penelitian ini adalah untk mengetahui:
1. Gambaran tingkat penguasaan kompetensi profesional guru mata pelajaran
administrasi perkantoran kelas X AP 1 dan 2 SMK Pasundan 4 Bandung.
2. Gambaran tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran administrasi
perkantoran kelas X AP 1 dan 2 SMK Pasundan 4 Bandung.
3. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran administrasi perkantoran kelas X AP 1 dan 2 SMK Pasundan
4 Bandung
D. Kegunaan Penelitian
Merujuk pada tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, diharapkan
setelah adanya penelitian ini dapat memberikan kegunaan bagi banyak pihak.
Beberapa kegunaan yang diharapkan yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
1. Kegunaan Teoritis
a. Memberikan informasi terhadap pengembangan ilmu mengenai konsep
kompetensi profesional dan prestasi belajar siswa
b. Memberikan informasi yang dijadikan dasar acuan bagi peneliti lainnya yang
merasa tertrik untuk meneliti pada permasalahan yang sama.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi sekolah, dapat memberikan pengetahuan dan wawasan untuk dijadikan
bahan pertimbangan dalam upaya memelihara serta meningkatkan prestasi
belajar siswa.
b. Bagi siswa, dapat lebih meningkatkan disiplin belajarnya agar pencapaian
hasil belajar yang optimal dapat terwujud.
E. Kajian Pustaka
1. Konsep Kompetensi Profesional
a. Pengertian Kompetensi Profesional
Kata profesi berasal dari bahasa Yunani “pbropbaino” yang berarti
menyatakan secara publik dan dalam bahasa Latin disebut “professio” yang
digunakan untuk menunjukkan seseorang yang menduduki suatu jabatan publik.,
sedangkan secara tradisional profesi mengandung arti prestise, kehormatan, status
sosial dan otonomi lebih besar yang diberikan masyarakat kepada seseorang.
Kusnandar (2007:45) mengemukakan bahwa:
Profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.
Adapun mengenai kata profesional, Usman Uzer (1994: 14-15)
mengemukakan bahwa :
Kata profesional itu sendiri berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian Kata ‘profesional’ itu sendiri berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.
Mukhlas Samani (Fachruddin, 2009:48) mengemukakan bahwa :
Kompetensi profesional ialah kemampuan menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi dan atau seni yang diampunya meliputi penguasaan materi secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang diampunya. Serta konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, dan/atau seni yang relevan yang secara konseptual manaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampunya, sedangkan menurut Fachruddin (2009:74) “kompetensi profesional guru-guru adalah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menurut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan”.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3
menjelaskan bahwa:
Kemampuan profesional adalah kemapuan penguasaan materi pembelajaran materi secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Seorang guru yang profesional harus memiliki kompetensi profesional sebagai syarat
keprofesionalitas dalam bidang pendidikan. Dari berberapa definisi yang telah
diungkapkan diatas, kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam
penguasaan materi serta konsep-konsep pembelajaran agar mampu mengembangkan
pembelajaran untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan.
b. Indikator Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional guru dengan menentukan indikator dari kompetensi
profesional guru (diadaptasi dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2008 Tentang Guru).
1. Kemampuan penguasaan materi :
a. Mampu menguasai substansi pembelajaran
b. Mampu mengorganisasikan materi pembelajaran
c. Mampu menyesuaikan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa
2. Pemahaman terhadap perkembangan profesi :
a. Mampu mengikuti pengembangan kurikulum
b. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK
c. Mampu menyelesaikan permasalahan umum dalama proses belajar dan
hasil belajar
d. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat dan metode dan
sumber belajar yang relevan (sesuai)
e. Mampu mengembangkan bidang studi
f. Mampu memahami fungsi sekolah
2. Konsep Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar sering disebut juga hasil belajar. Kata prestasi belajar berasal
dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia disebut
prestasi yang dikemudian diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi belajar adalah suatu
hasil yang telah dicapai oleh seorang siswa setelah siswa tersebut mengalami kegiatan
belajar. Oleh karena itu prestasi belajar adalah suatu ukuran keberhasilan dalam
kegiatan belajar.
Dalam setiap kegiatan belajar pada akhirnya menghasilkan perubahan dalam
diri siswa tersebut. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan,
melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan,
minat penyesuaian diri dan semua yang berkenaan dengan aspek organisme atau
pribadi siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa diketahui berdasarkan perbedaan
perilaku sebelum dan sesudah belajar itu dilakukan.
Pada dasarnya, prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang dapat diketahui
dari perubahan tingkah laku, pengetahuan serta dapat dilihat dari hasil belajar itu
sendiri (nilai atau angka yang diberikan guru).
b. Indikator Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2002:216) bahwa “pengungkapan hasil belajar ideal
meliputi segenap ranah psikologis yang berubah akibat pengalaman dan hasil
belajar.” Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu,
khususnya ranah rasa siswa sangat sulit. Hal ini disebabkan, perubahan hasil belajar
itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Kunci pokok untuk memperoleh
ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah
mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan
dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Dibawah ini adalah tabel
yang menunjukkan jenis, indikator dan cara evaluasi belajar:
Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi
A. Ranah Cipta (Kognitif)
1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan;
2. Dapat membandingkan;
3. Dapat menghubungkan.
1. Tes lisan;
2. Tes tertulis;
3. Observasi.
2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan
2. Dapat menunjukkan
kembali.
1. Tes lisan;
2. Tes tertulis;
3. Observasi.
3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan;
2. Dapat mendefinisikan
denga lisan sendiri.
1. Tes lisan;
2. Tes tertulis.
4. Aplikasi/Penerapan 1. Dapat memberikan
contoh;
2. Dapat menggunakan
secara tepat.
1. Tes tertulis;
2. Pemberian tugas;
3. Observasi.
5. Analisis (Pemeriksaan
dan pemilahan secara
teliti)
1. Dapat menguraikan;
2. Dapat ngeklasifikasikan/
memilah-milah.
1. Tes tertulis;
2. Pemberian tugas.
6. Sintesis (Membuat
panduan baru dan utuh)
1. Dapat menghubungkan
materi-materi, sehingga
menjadi kesatuan baru;
2. Dapat menyimpulkan;
3. Dapat
menggeneralisasikan
(membuat prinsip
umum)
1. Tes tertulis;
Pemberian tugas.
B. Ranah Rasa (Afektif)
1. Penerimaan 1. Menunjukkan sikap
menerima;
2. Menunjukkan sikap
menolak.
1. Tes Tertulis
2. Tes Skala Sikap
3. Observasi
2. Sambutan 1. Kesediaan berprestasi/
terlibat;
2. Kesediaan
memanfaatkan.
1. Tes skala sikap;
2. Pemberian tugas;
3. Observasi
3. Apresiasi (Sikap
menghargai)
1. Menganggap penting
dan bermanfaat;
2. Menganggap indah dan
harmonis;
3. Mangagumi.
1. Tes skala sikap;
2. Pemberian tugas;
3. Observasi.
4. Internalisasi 1. Mengakui dan
meyakini;
2. Mengingkari.
1. Tes skala sikap
2. Pemberian tugas
ekspresif (yang
menyatakan
sikap) dan
proyektif (yang
menyatakan
perkiraan atau
ramalan).
5. Karakteristik
(Penghayatan)
1. Melembagakan atau
meniadakan;
2. Menjelmakan dalam
pribadi dan perilaku
sehari-hari.
1. Pemberiaan tugas
ekspresif dan
proyektif;
2. Observasi.
C. Ranah Karsa
(Psikomotor)
1. Keterampilan bergerak
dan bertindak
Kecekpaan
mengkoordinasikan gerak
mata, tangan, kaki dan
anggota tubuh lainnya.
1. Observasi;
2. Tes tindakan.
2. Kecakapan ekspresi
verbal dan non-verbal
1. Kefasihan
melafalkan/mengucapka
n;
2. Kecakapan membuat
mimik dan gerakan
jasmani
1. Tes lisan;
2. Observasi;
3. Tes Tindakan.
(Sumber: Muhibbin Syah, 2002: 217-18)
Berdasarkan tabel indikator di atas yang menjadi indikator dalam penelitian
ini adalah nilai Ulangan Harian Kelas X AP yang berasal dari ranah kognitif dengan
penilaian tes tertulis.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak sekali, seperti yang
dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini:
Menurut pendapat Suryabrata (2005:233), faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah:
1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswaa. Kondisi fisiologi
- Tonus jasmani pada umumnya- Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu
b. Kondisi psikologisFaktor kecerdasan emosional, bakat, minat, motivasi, emosi, kemampuan kognitif.
2. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswaa. Faktor-faktor nonsosial
Keadaan udara, suhu, udara, cuaca, waktu, alat-alat yang dipakai untuk belajar, buku-buku, alat peraga, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor sosialFaktor manusia (sesama manusia)
Menurut Muhibbin (2002;144), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa yaitu:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)- Aspek fisiologis
Tonus Jasmani, mata dan telinga.- Aspek psikologis
Intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi.2. Faktor ekternal (faktor dari luar siswa)
- Lingkungan sosialKeluarga, guru dan staf, masyarakat, teman dan sebagainya.
- Lingkungan nonsosialRumah, sekolah, peralatan, alam, dan sebagainya.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digumakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Sedangkan menurut Slamet Rayito (2007:54), faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa adalah:
a. Faktor-faktor intern- Faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh.- Faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.- Faktor kelelahan baik secara jasmani maupun rohani.
b. Faktor-faktor ekstern- Lingkungan keluarga- Lingkungan sekolah- Lingkungan masyarakat
Ngalim Purwanto (2006:15) mengemukakan bahwa :
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa setiap orang adalah sebagai berikut :
a. Faktor luar- Lingkungan : alam dan sosial- Instrumental : kurikulum/bahan pelajaran, kemampuan
guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi atau manajemen.b. Faktor dalam
- Fisiologi : kondisi fisik, kondisi panca indera- Psikologi : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan
kognitif.
F. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kompetensi Profesional guru adalah kemampuan penguasaan materi secara
meluas dan mendalam. Penguasaan materi dan konsep harus dimiliki oleh seorang
guru. Guru profesional harus dapat memberikan pemahaman konsep dan materi yang
sangat mendalam kepada peserta didik. Kemampuan profesional itu tidak dimiliki
oleh semua orang. Kemampuan profesional guru dalam SNP Pasal 28 ayat 3
menyangkut dalam pemahaman konsep yang ada, serta bisa memilih dan menentukan
materi pembelajaran sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Seorang guru yang
profesional tentu akan memiliki kemampuan yang baik dalam penyampaian ilmu
ataupun wawasan yang mereka miliki. Apabila kemampuan profesional guru sudah
terpenuhi akan tercipta peserta didik yang berprestasi dengn pemahaman konsep yang
mendalam serta keberhasilan dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti yang
diungkapkan oleh Nana Sudjana (2010:19) bahwa :
Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bahan integral dari proses belajar mengajar, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang akan diajarkannya. Penguasaan bahan pelajaran ternyata memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Nana Sudjana mengutip pendapat yang
dikemukakan oleh Hilda Taba yang menyatakan bahwa kefektifan pembelajaran dipengaruhi oleh (a) karakteristik guru dan siswa, (b) bahan pelajaran, dan (c) aspek lain yang berkenaan dengan situasi pelajaran. Jadi terdapat hubungan yang positif antara penguasaan bahan pelajaran oleh guru dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Artinya, makin tinggi penguasaan bahan pelajaran oleh guru maka makin tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa.
Dari gambaran diatas, dapat dinyatakan bahwa kompetensi profesional guru
mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar.
G. Kerangka Pemikiran
Dalam keseluruhunan proses pengajaran di sekolah, proses belajar mengajar
merupakan kegiatan penting, karena dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi
antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Belajar adalah proses
interaksi antara berbagai potensi yang ada di dalam diri siswa dengan berbagai
potensi yang ada di lingkungan sekitar, sedangkan menurut Muhibbin (2002:68)
bahwa “belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan melibatkan
proses kognitif”.
Prestasi belajar terdidri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan “prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”. Prestasi belajar
merupakan suatu ukuran keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Indikator
dari prestasi belajar itu dapat berupa keterampilan intelektual, strategi kognitif,
kemampuan mengolah informasi verbal, pola sikap dan sistem nilai yang diperoleh
dari keterampilan motorik. Dalam setiap kegiatan belajar pada akhirnya
menghasilkan perubahan dari dalam diri siswa tersebut. Perubahan itu tidak hanya
mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan,
sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan semua yang berkenaan
dengan pribadi siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diketahui berdasarkan
perbedaan perilaku sebelum dan sesudah belajar dilakukan.
Dalam mencapai prestasi siswa yang baik bukan hanya didasari pada usaha
siswa sendiri akan tetapi harus ditunjang oleh beberapa faktor salah satunya
kemampuan guru. Seperti yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2006:106)
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa setiap orang adalah sebagai berikut :
c. Faktor luar- Lingkungan : alam dan sosial- Instrumental : kurikulum/bahan pelajaran, kemampuan
guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi atau manajemen.d. Faktor dalam
- Fisiologi : kondisi fisik, kondisi panca indera- Psikologi : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan
kognitif.
Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa prestasi belajar dipengaruhi salah
satunya oleh faktor instrumental yaitu kemampuan guru atau pengajar. Kemampuan
guru dalam mengajar bisa disebut juga sebagai kompetensi. Kompetensi adalah suatu
kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya. Lebih jelas lagi kompetensi menurut Muhibbin Syah (2003:230)
bahwa:
Kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak.
Berdasarkan definisi diatas kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena dengan kata lain kompetensi guru
merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk
menciptakan seseorang yang berprestasi. Kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen
pasal 10 ayat (1) “kompetensi guru meliputi kompetensi pedagodik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional guru”.
Berdasarkan paparan tersebut dapat dilihat kerangka pemikiran seperti
dibawah ini :
Keterangan :
: Garis yang menunjukkan faktor yang tidak diteliti
: Garis yang menunjukkan faktor yang diteliti
PrestasiBelajar
FaktorLuar
FaktorDalam
Lingkungan:Alam, Sosial
Instrumental:Kurikulum, kemampuan guru, sarana, administrasi
Fisiologi:Kondisi Fisik
Psikologi:Bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif
Kemampuan Guru
Menurut UUGD No. 14 Tahun 2005 :
Kompetensi PedagogikKompetensi KepribadianKompetensi SosialKompetensi Profesional
Dalam menciptakan suatu proses belajar hyang sesuai dengan tujuan
pembelajaran harus dilakukan pengembangan kompetensi berupa kompetensi
professional, karena guru merupakan suatu pekerjaan professional. Kompetensi
professional guru merupakan kemampuan seorang guru dalam penguasaan materi
secara luas dan mendalam sesuai dengan standar nasional pendidikan. Keberhasilan
suatu pembelajaran dipengaruhi oleh pemahaman materi guru sesuai dengan bidang
yang dikuasainya. Syaiful Sagala (2009:39) mengemukakan bahwa “Keberhasilan
dalam pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam penerapan konsep,
asas kerja sebagai guru, mampu mendeomnstrasikan strategi maupun pengajaran
yang menarik dan interaktif”. Dari paparan tersebut dapat dilihat bahwa kompetensi
prefosional memiliki pengaruh dalam menciptakan keberhasilan belajar siswa, karena
dalam menciptakan keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh pemahamn
konsep serta pemahaman materi yang dimiliki guru professional.
Dari gambaran diatas, dapat dinyatakan bahwa kompetensi professional guru
mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar.
Dari keseluruhan uraian di atas, prestasi belajar siswa merupakan sebuah
respons dari adanya stimulus yang diberikan oleh guru berdasarkan kompetensi
profesionalnya. Untuk mempermudah pemahaman konsep diatas, maka peneliti
menggambarkan bagan konsep sebagai berikut.
Keterangan :
X : Kompetensi Profesional Guru
Y : Prestasi Belajar Siswa
: Garis yang menghubungkan pengaruh
VARIABEL X VARIABEL Y
H. Hipotesis
Untuk membuktikan suatu penelitian maka penulis harus memiliki suatu
dugaan sementara yang disebut dengan hipotesis. Menurut Wasis (2006, hlm. 40)
Hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis. Hypo berarti di bawan atau lemah,
sedangkan thesis berarti pernyataan atau dugaan. Jadi, hipotesis adalah pernyataan
atau dugaan yang masih lemah. Karena hipotesis sifatnya masih lemah, perlu
dilakukan pembuktian dengan data empiris untuk menguji kebenarannya.
Pendapat lain mengungkapkan bahwa hipotesis adalah asumsi atau dugaan
mengenai sesuatu hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya
(Sudjana, 2005:219).
Manfaat hipotesis, menurut Wasis (2006, hlm. 41) adalah:
1. Prediksi hubungan timbal-balik antara satu atau lebih faktor dan masalah yang
diteliti, yang dapat diuji secara empiris.
2. Mengarahkan penelitian.
3. Menunjukkan variabel bebas dan variabel terikat.
4. Memberi petunjuk tipe data yang harus dikumpulkan dan tipe analisis yang
harus dilakukan untuk mengu-kur hubungan yang ada.
5. Mengidentifikasi adanya populasi dan sampel (inference base).
6. Kalibrasi instrumen. Untuk penerimaan dan penolak-an hipotesis akan dibahas
lebih lanjut dalam bab analisis data dan statistika.
Mengacu kepada pernyataan diatas dan berdasarkan fokus permasalahan yang
diteliti, maka dirumuskan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : “Kompetensi
Profesional Guru Berpengaruh pada Prestasi Belajar Siswa di SMK Pasundan 4
Bandung”
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Fachruddin Saudagar, Ali Idrus. (2009). Pengembangan Profesionalitas Guru.
Jakarta: GP Press
Kusnandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru.
Muhibbin Syah, M.Ed.(2002). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Prayitno, Slamet. (2007). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Uzer, Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Artikel :
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2001 Pasal 8 Ayat 3. Tersedia: http
://www.google.com- /files/sisdiknas.pdf. [8 Desember 2015]
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
Tersedia: http ://www.google.com- /files/sisdiknas.pdf. [8 Desember 2015]
Sunarto. (2012). Pengertian prestasi belajar. Fasilitator idola [online]. Tersedia :
http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ [9
Desember 2015]
Literatur Perundang-undangan:
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 10 Ayat 1