Post on 08-Aug-2015
description
@boediehan 2 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
1. TUJUAN
a. Mampu melakukan konfiguasi IP Address di komputer jaringan
b. Memahami konsep alokasi IP Publik dengan metode Classless Addressing (CIDR)
c. Memahami konsep subnetting
d. Memahami konsep teknik penggunaan subnet mask
e. Dapat melakukan teknik subnetting menggunakan metode VLSM
2. SKENARIO PRAKTIKUM
Uji coba teknik subnetting dengan konsep CIDR
3. DASAR TEORI
Pengertian Subnetting
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Subneting kenapa hal tersebut harus
dilakukan? Kita bisa menjawab hal tersebut dengan menganalogikan hal tersebut pada
suatu Jalan Misalnya Jalan Gejayan, terdiri dari beberapa rumah dan rumah, sebanyak 1-
10 rumah dengan ketua RT no 10 yang mempunyai tugas memberikan informasi pada
masing – masing rumah perkara itu informasi apapun digang Bayu Jalan Gejayan.
Semakin banyaknya rumah disuatu jalan menimbulkan permasalahan keruwetan dan
kemacetan bila kita ingin masuk kedalamnya. Maka dari pada itu kita harus membagi
rumah – rumah yang banyak tadi menjadi gang – gang kecil yang terdiri dari beberapa
rumah agar tidak terjadi keruwetan atau kemacetan dalam mengakses gang- gang
tersebut sehingga terjadi pengaturan lagi, rumah – rumah yang banyak tadi di beri nomor
– nomor baru dan setiap gang mempunyai ketua RT masing – masing. Jadilah denah
wilayah baru. Itu lah yang disebut konsep subneting secara analogi.
Subneting adalah suatu metode yang digunakan untuk memperbanyak ID
Network yang telah dimiliki atau dibuat. Jadi dari pengertian diatas kita dapat
mengetahui fungsi subneting adalah memecah satu buah networ menjadi sub – sub
network kecil. Contoh bahwa kenapa subneting itu sangat diperlukan adalah sebagai
berikut.
@boediehan 3 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Subnet Mask Nilai
CIDR 255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Contoh kasus sebuah perusahaan besar mempunyai IP kelas C 192.168.0.0.
Dengan IP tersebut maka akan didapatkan 254 (28 -2) IP address yang dapat kita pasang
yang terhubung kejaringan diperusahaan tersebut. Terdapat suatu masalah pada
perusahaan tersebut adalah bagaimana mengelola sebuah jaringan yang terdiri lebih dari
254 komputer. Tentunya tidak kita menempatkan komputer sebanyak itu pada satu
tempat atau lokasi tertentu. Jika pada perusahaan tadi menggunakan 100 komputer maka
akan tersisa 154 IP address tidak terpakai bagaimana agar IP address yang tidak terpakai
tadi tidak sia maka hal tersebut dapat disiasati dengan konsep subneting tadi. Oleh karena
itu konsep sangat berguna jika terjadi hal – hal tersebut pada sebuh instansi yang terkait
dengan kebutuhan jaringan komputer saat ini.
Cara perhitungan subneting:
Perhitungan IP address umumnya 192.168.1.2 namun ada kalanya juga ditulis
sebagai seperti contoh berikut 192.168.1.2/24. Kenapa bisa seperti itu? Itu apa artinya?
Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0 maksudnya
/24 itu adalah perhitungan bahwa 24 bit diselubung biner 1. Atau dengan kata lain
subnet masknya adalah 11111111.11111111.11111111.00000000.
Subnet mask yang biasa dipakai untuk subnetting.
Subnet Mask Nilai
CIDR 255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
@boediehan 4 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Contoh Subneting pada IP addres kelas C sebagai berikut:
Network Address 192.168.1.0/26 ?
Analisa : 192.168.1.2/26 berarti kelas C dengan subnet mask/26 berarti
11111111.11111111.11111111.110000000 (255.255.255.192).
Pada perhitungan ini kita akan fokus pada 4 hal yaitu :
1) Jumlah subnet
2) Jumlah host persubnet
3) Block subnet
4) Alamat host dan broadcast yang valid
Jawaban :
1. Jumlah subnet
Jumlah subnet = 2x
.
x berarti bahwa banyaknya binari 1 pada pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet
terakhir untuk kelas B dan 3 oktet terakhir untuk kelas C)
Jumlah subnet 22
= 4 subnet
2. Jumlah host persubnet
Rumusnya adalah = 2y – 2
y disini berarti y adalah kebalikan dari x maksudnya banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet . Jadi jumlah host persubnetnya adalah : 26
- 2 = 64 host
3. Block subnet
Rumusnya = 256 – 192 (nilai oktet terakhir pada subnet mask) = 64.
Subnet berikutnya yaitu 64+64=128, 128+64=192 jadi jumlah lengkapnya adalah
0,128,192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid
Agar menghitungnya dapat lebih mudah efesien kita dapat membuat tabel
perhitunganya sebagai berikut :
Sebagai catatan host pertama adalah 1 angka setelah subnet dan angka dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
@boediehan 5 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255
Langkah diatas adalah bagaimana cara kita memahami bagaimana konsep perhitungan IP
address kelas C. dan untuk menyelesaikan perhitungan Kelas B dan A dapat dilakukan
dengan teknik yang sama.
Teknik Penggunaan Subnet Mask
Subnet Mask adalah istilah dalam teknik jaringan yang mengacu pada angka
biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID,
menunjukan letak suatu host, apakah berada dijaringan lokal atau luar. Penggunaan
sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah
address mask nilai 32 bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host
identifier didalam sebuah IP address.
Semua bit yang akan dituju oleh network identifier diset ke nilai 1.
Semua bit yang akan di tuju agar dapat digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0
Ada 2 metode yang dapat digunakan untuk mempresentasikan subnet mask yaitu:
Metode desimal bertitik
Metode panjang prefix jaringan
Metode Desimal bertitik
Suatu metode yang menggunakan subnet mask yang biasanya diekspresikan
didalam notasi desimal bertitik (doted deciamal notation). Setelah semua bit diset sebagai
bagian dari network identifier dan host identifier, hasil nilai 32 bit tadi akan
dikonversikan kenotasi desimal bertitik.catatan: meskipun dipresenetasikan dengan
notasi bertitik perlu diketahui bahwa subnet mask bukanlah sebuah alamat IP. Subnet
mask default dibuat berdasarkan kelas – kelas IP address dan digunakan didalam jaringan
TCP/IP yang tidak lagi dibagi ke dalam beberapa subnet.
@boediehan 6 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Metode Panjang prefix jaringan
@boediehan 7 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Biasanya kita menemui kasus untuk memilih bit – bit network identifier
didalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit – bit ordo tinggi, maka ada cara yang
digunakan untuk mempresentasikan sebuah subnet mask yaitu dengan menggunakan bit
yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan
menggunakan notasi identifier sebagai sebuah network prefix. Notasi network prefix
juga dikenal dengan sebutan notasi Classes inter Domain Routing(CIDR).
Contoh:
Network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask
255.255.255.0 dapat notasikan kedalam prefix length 138.96.0.0/16.Karena semua host
yang berada dalam jaringan sama – sama menggunakkan network identifier yang sama,
maka semua host didalam harus menggunakaan network identifier yang sama pula.
Sebagai contoh permisalan notasi 138.23.0.0/16 tidak sama dengan notasi 138.23.0.0/24
dan kedua jaringan tersebut tidak sama alamat Ipnya. Sehingga kedua notasi tadi
terkoneksi. Network identifier 138.23.0.0/16 memiliki range alamat IP valid dari
138.23.0.1. hingga 138.23.255.254; sedangkan network identifier 138.23.0.0/24; hanya
memiliki range alamat IP valid mulai dari 138.23.0.1 – 138.23.0.254.
Virtual Length Subnet Mask
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang
berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika
menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja,
perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian
blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah
diberikan kepadanya atau dengan kata lainsebagai IP address local dan IP Address ini
tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam
jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan Internet hanya mengenal IP
Address berkelas.
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat
berkomunikasi kedalam jaringan Internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat
memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa
@boediehan 8 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcast-nya (routing protocol: RIP,
IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing: CNAP 1-2),
semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode
VLSM yang menggunakan algoritma penerus paket informasi.
Tahapan perihitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihit ung menggunakan
CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh:
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat
11111111.11111111. 11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir
subnet adalah 4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 2
4 = 16
Maka blok tiap subnet-nya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari
hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan
subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita
gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok
lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu: Blok subnet VLSM 1-1=130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1=130.20.33.0/24 Blok subnet VLSM 1-3=130.20.34.0/24 Blok
subnet VLSM 14=130.20.35.0/24 Dst … sampai dengan Blok subnet VLSM 1-
16=130.20.47/24
@boediehan 9 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4
pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
B. subnet VLSM 2-1=130.20.32.0/27
B. subnet VLSM 2-2=130.20.32.32/27
B. subnet VLSM 2-3=130.20.33.64/27
B. subnet VLSM 2-4=130.20.34.96/27
B. s. VLSM 2-5=130.20.35.128/27
B. s. VLSM 2-6=130.20.36.160/27
B. s. VLSM 2-1=130.20.37.192/27
B. s. VLSM 2-1=130.20.38.224/27
Metode VLSM hampir serupa dengan CIDR hanya blok subnet hasil daro
CIDR dapat kita bagi lagi menjadi sejumlah Blok subnet dan blok IP address yang lebih
banyak dan lebih kecil lagi. Variable Length Subnet Mask (VLSM) juga dapat diartikan
sebagai teknologi kunci pada jaringan skala besar. Mastering konsep VLSM tidak
mudah, namun VLSM adalah sangat penting dan bermanfaat untuk merancang jaringan.
Manfaat dari VLSM adalah
Efisien menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan
kebutuhan ruang host setiap subnet.
VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara efektif
mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.
Yang terakhir dapat berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai
jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24,
192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi
192.168.8.0/21.
4. ALAT DAN BAHAN
a. Software simulasi jaringan Cisco Packet Tracer 5.3
@boediehan 10
Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
5. LANGKAH KERJA
1) Buatlah sebuah jaringan lokal minimal 10 buah komputer yang tersambung pada
sebuah switch. Kemudian setting IP Address 5 buah komputer dengan network
192.168.1.0 dan 5 buah komputer yang lain dengan network 192.168.1.128.
bagaimana hasilnya? Buatlah simulasi pada packet tracert dimana per subnetwork-nya
diwakili oleh 5 buah komputer!
Perhitungan Subnetting :
Jumlah Subnet : 21
= 2
Jumlah Host per-subnet : 27 –
2 = 128
Blok Subnet : 256 – 128 = 128
Alamat host dan broadcast yang valid :
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.128
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.129
Host Terakhir 192.168.1.126 192.168.1.255
Broadcast 192.168.1.127 192.168.1.256
Langkah Kerja :
Jalankan aplikasi Cisco Packet Tracert 5.3
Pada pojok kiri bawah kita akan menemukan berbagai icon untuk membuat
simulasi jaringan pada Packet Tracert, klik Icon End Device.
Akan muncul beberapa pilihan devices yang dapat kita gunakan, klik icon PC-PT
kemudian drag and drop pada lembar kerja.
@boediehan 10 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Buatlah sebanyak 10 buah PC dan pisahkan menjadi 2 kelompok yang masing-
masing terdiri dari 5 buah PC. Disini kita akan membuat 2 buah kelompok
network.
Kemudian kita beralih kembali ke menu icon pada pojok kiri bawah dan pilihlah
Switches untuk membuat sebuah switch yang nantinya berfungsi untuk
menghubungkan tiap devices PC.
Pilihlah model switch yang akan digunakan, disini kita akan memilih model
switch 2950-24. Klik kemudian drag and drop ke lembar kerja.
Hubungkan tiap PC dengan Switch agar masing-masing PC dapat saling
terkoneksi dengan menggunakan kabel straight. Pada menu icon pilih
Connections dan pilih kabel Copper Straight-Through. Pada saat akan
menghubungkan gunakan port fastEthernet pada PC dan Switch.
@boediehan 11 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Untuk mengkonfigurasi ip address, klik pada PC kemudian pilih tab menu
Desktop dan pilih IP Configuration
Untuk mengkonfigurasi IP Address secara manual pilihlah Static kemudian
inputkan IP address dan Subnet Mask sesuai dengan hasil perhitungan subnetting
yang telah kita lakukan sebelumnya. Dimana untuk PC0 – PC4 kita akan
memberikan IP Address dengan rentang 192.168.1.1 – 192.168.1.126 dengan
subnet mask 255.255.255.128 sedangkan IP address PC5 – PC9 adalah
192.168.1.129 – 192.168.1.255 dengan subnet mask 255.255.255.128
Pengecekan Koneksi Jaringan :
Pengecekan koneksi jaringan dengan perintah PING dari PC0 ke PC1 dalam
subnetwork yang sama.
@boediehan 12 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Klik pada PC0 kemudian pilih tab menu Desktop dan pilih Command Prompt
Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC4. Terlihat bahwa antara PC0
dan PC4 telah saling terkoneksi dengan baik ditandai dengan hasil tampilan
Reply.
Setelah itu, kita akan melakukan pengecekan koneksi dari PC0 ke PC9 yaitu
jaringan dalam subnetwork yang berbeda
@boediehan 13 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC9. Terlihat bahwa antara PC0
dan PC5 tidak saling terkoneksi yang ditandai dengan hasil tampilan RTO.
2) Jika pada point a subnet class C dibagi menjadi 2 subnetwork maka sekarang
diskusikan jika subnet class C dibagi menjadi 32 subnetwok. Hitunglah berapa subnet,
host pertama, host terakhir, dan broadcast id dari network berikut ini 192.168.200.0.
Buatlah simulasi pada packet tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah
komputer!
Perhitungan Subnetting :
Jumlah Subnet : 25
= 32
Jumlah Host per-subnet
Blok Subnet
: 23 –
2 = 6
: 256 – 248 = 8
Alamat host dan broadcast yang valid :
Subnet 192.168.200.0 192.168.200.8 192.168.200.16
Host Pertama 192.168.200.1 192.168.200.9 192.168.200.17
Host Terakhir 192.168.200.6 192.168.200.14 192.168.200.22
@boediehan 14 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Broadcast 192.168.200.7 192.168.200.15 192.168.200.23
Subnet 192.168.200.24 .... 192.168.200.248
Host Pertama 192.168.200.25 .... 192.168.200.249
Host Terakhir 192.168.200.30 .... 192.168.200.255
Broadcast 192.168.200.31 .... 192.168.200.256
Langkah Kerja :
Jalankan aplikasi Cisco Packet Tracert 5.3
Pada pojok kiri bawah kita akan menemukan berbagai icon untuk membuat
simulasi jaringan pada Packet Tracert, klik Icon End Device.
Akan muncul beberapa pilihan devices yang dapat kita gunakan, klik icon PC-PT
kemudian drag and drop pada lembar kerja.
Buatlah sebanyak 20 buah PC dan pisahkan menjadi 4 kelompok yang masing-
masing terdiri dari 5 buah PC. Disini kita akan membuat 4 buah kelompok
network.
@boediehan 15 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Kemudian kita beralih kembali ke menu icon pada pojok kiri bawah dan
pilihlah Switches untuk membuat sebuah switch yang nantinya berfungsi untuk
menghubungkan tiap devices PC.
Pilihlah model switch yang akan digunakan, disini kita akan memilih model
switch 2950-24. Klik kemudian drag and drop ke lembar kerja.
Hubungkan tiap PC dengan Switch agar masing-masing PC dapat saling
terkoneksi dengan menggunakan kabel straight. Pada menu icon pilih
Connections dan pilih kabel Copper Straight-Through. Pada saat akan
menghubungkan gunakan port fastEthernet pada PC dan Switch.
Untuk mengkonfigurasi ip address, klik pada PC kemudian pilih tab menu
Desktop dan pilih IP Configuration
@boediehan 16 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Untuk mengkonfigurasi IP Address secara manual pilihlah Static kemudian
inputkan IP address dan Subnet Mask sesuai dengan hasil perhitungan
subnetting yang telah kita lakukan sebelumnya. Dimana untuk PC0 – PC4 kita
akan memberikan IP Address dengan rentang 192.168.200.1 – 192.168.1.6
dengan subnet mask 255.255.255.248, untuk PC5 – PC9 adalah 192.168.200.9
– 192.168.200.14 dengan subnet mask 255.255.255.248, untuk PC10 – PC14
adalah 192.168.200.17 – 192.168.200.22 subnet mask 255.255.255.248, dan
kelompok terakhir PC15 - PC19 adalah 192.168.200.25 – 192.168.200.30
subnet mask 255.255.255.248
Pengecekan Koneksi Jaringan :
Pengecekan koneksi jaringan dengan perintah PING dari PC0 ke PC1 dalam
subnetwork yang sama.
Klik pada PC0 kemudian pilih tab menu Desktop dan pilih Command Prompt
@boediehan 17 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC1. Terlihat bahwa antara PC0
dan PC1 telah saling terkoneksi dengan baik ditandai dengan hasil tampilan
Reply.
Setelah itu, kita akan melakukan pengecekan koneksi dari PC0 ke PC5 yaitu
jaringan dalam subnetwork yang berbeda
Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC5. Terlihat bahwa antara PC0
dan PC5 tidak saling terkoneksi yang ditandai dengan hasil tampilan RTO.
@boediehan 18 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
3) Buatlah contoh teknik subnetting pada ip address class A dimana jumlah maksimum
host-nya adalah 1022 dan subnetting pada ip address class B dimana maksimum host-
nya adalah 510 host lengkap dengan perhitungan subnet, host perama, host terakhir,
dan broadcast-id. Buatlah simulasi pada packet tracert dimana per subnetwork-nya
diwakili oleh 5 buah komputer!
Perhitungan Subnetting :
Kelas A dengan maksimum host 1022
Network : 10.0.0.0 / 22
Subnet Mask : 255.255.252.0
Jumlah Subnet : 214
= 16384 subnet
Jumlah Host per-subnet : 210 –
2 = 1022 hosts
Blok Subnet : 256 – 252 = 4
Alamat host dan broadcast yang valid
Subnet 10.0.0.0 10.4.0.0 10.8.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.4.0.1 10.8.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.4.255.254 10.8.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.4.255.255 10.8.255.255
Subnet 10.244.0.0 10.248.0.0 10.252.0.0
Host Pertama 10.244.0.1 10.248.0.1 10.252.0.1
Host Terakhir 10.244.255.254 10.248.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.244.255.255 10.248.255.255 10.255.255.255
@boediehan 19 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Kelas B dengan maksimum host 510
Network : 172.16.0.0 / 23
Subnet Mask : 255.255.254.0
Jumlah Subnet : 27
= 128 subnet
Jumlah Host per-subnet : 29 –
2 = 510 hosts
Blok Subnet : 256 – 254 = 2
Alamat host dan broadcast yang valid
Subnet 172.16.0.0 172.16.2.1 172.16.4.1
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.2.1 172.16.4.1
Host Terakhir 172.16.1.254 172.16.3.254 172.16.5.254
Broadcast 172.16.1.255 172.16.3.255 172.16.5.255
Subnet 172.16.6.0 .... 172.16.254.1
Host Pertama 172.16.6.1 .... 172.16.254.1
Host Terakhir 172.16.7.254 .... 172.16.255.254
Broadcast 172.16.7.255 .... 172.16.255.255
Langkah Kerja :
Jalankan aplikasi Cisco Packet Tracert 5.3
Pada pojok kiri bawah kita akan menemukan berbagai icon untuk membuat
simulasi jaringan pada Packet Tracert, klik Icon End Device.
Akan muncul beberapa pilihan devices yang dapat kita gunakan, klik icon PC-PT
kemudian drag and drop pada lembar kerja.
Buatlah sebanyak 10 buah PC dan pisahkan menjadi 2 kelompok yang masing-
masing terdiri dari 5 buah PC. Disini kita akan membuat 2 buah kelompok
@boediehan 20 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
network.dengan kelompok pertama menggunakan ip kelas A dan kelompok 2
menggunakan ip kelas B.
Kemudian kita beralih kembali ke menu icon pada pojok kiri bawah dan pilihlah
Switches untuk membuat sebuah switch yang nantinya berfungsi untuk
menghubungkan tiap devices PC.
Pilihlah model switch yang akan digunakan, disini kita akan memilih model
switch 2950-24. Klik kemudian drag and drop ke lembar kerja.
Hubungkan tiap PC dengan Switch agar masing-masing PC dapat saling
terkoneksi dengan menggunakan kabel straight. Pada menu icon pilih
Connections dan pilih kabel Copper Straight-Through. Pada saat akan
menghubungkan gunakan port fastEthernet pada PC dan Switch.
@boediehan 21 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Untuk mengkonfigurasi ip address, klik pada PC kemudian pilih tab menu
Desktop dan pilih IP Configuration
Untuk mengkonfigurasi IP Address secara manual pilihlah Static kemudian
inputkan IP address dan Subnet Mask sesuai dengan hasil perhitungan subnetting
yang telah kita lakukan sebelumnya. Dimana untuk PC0 – PC4 kita akan
memberikan IP Address kelas A dengan subnet mask 255.255.252.0 sedangkan
IP address PC5 – PC9 menggunakan kelas B dengan subnet mask 255.255.254.0
@boediehan 22 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Pengecekan Koneksi Jaringan :
Pengecekan koneksi jaringan dengan perintah PING dari PC0 ke PC1 dalam
network yang sama menggunakan kelas A.
Klik pada PC0 kemudian pilih tab menu Desktop dan pilih Command Prompt
Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC4. Terlihat bahwa antara PC0
dan PC4 telah saling terkoneksi dengan baik ditandai dengan hasil tampilan
Reply.
Setelah itu, kita akan melakukan pengecekan koneksi dari PC5 ke PC9 yaitu
dalam network yang sama dan menggunakan ip kelas B
@boediehan 23 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC5. Terlihat bahwa antara PC5
dan PC9 telah saling terkoneksi dengan baik ditandai dengan hasil tampilan
Reply.
Setelah itu, kita akan melakukan pengecekan koneksi dari PC0 ke PC9 yaitu
dalam jaringan dan kelas yang berbeda.
@boediehan 24 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
Kemudian lakukan perintah ping ke ip address PC9. Terlihat bahwa antara PC0
dan PC5 tidak saling terkoneksi yang ditandai dengan hasil tampilan RTO.
6. PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTING
Permasalahan :
Pada percobaan pertama saat PC0 melakukan test koneksi dengan perintah PING ke
PC4 yang dalam hal ini adalah satu subnetwork maka hasil yang ditampilkan adalah
reply tetapi saat PC0 melakukan PING ke PC9 maka hasil yang didapat adalah RTO
(Request Time Out), hal ini juga terjadi pada percobaan kedua dan ketiga dimana
pada percobaan ketiga mengkoneksikan 2 kelas yang berbeda.
Troubleshooting :
Setiap host hanya dapat saling berkoneksi dalam subnetwork yang sama tetapi tidak
dapat melakukan hubungan ke luar walaupun masih dalam network yang sama, hal
itu dikarenakan untuk meningkatkan fungsi dari security agar subnetwork lain tidak
akan bisa mengakses. Lalu bagaimana agar suatu subnetwork dapat terkoneksi
dengan subnetwork atau bahkan netwok lain? Maka dibutuhkan sebuah router untuk
menjembatani antar network atau subnetwork tersebut agar dapat saling terkoneksi
karena fungsi dari router itu sendiri adalah menstranmisikan informasi dari satu
jaringan ke jaringan lain.
7. KESIMPULAN
IP address dibuat untuk dapat mempermudah pengaturan dalam pengalamatan pada
perangkat keras jaringan komputer sehingga dari pada itu dari praktek sebelumnya
terdapat keterkaitan tentang pentingnya sebuah alamat IP. Subnet mask terdiri dari 3
kelas yaitu kelas A kelas B kelas C yang masing memiliki konfigurasi masing – masing
dalam pengguanaan teknik menghitung subnet masknya. Jadi dari ketiga kelas tersebut
@boediehan 25
Modul Teknik Jaringan Komputer 2013
kita dapat menentukan kelas yang mana yang akan kita gunakan jika kita dihadapkan
pada permasalahan dalam efesiensi penggunaan IP address dengan memanfaatkan teknik
subnet mask. Dan dari praktek ini juga kita dapat memahami bagaimana cara
penghitungan dari ketiga kelas tersebut. Dalam trobelshootingnya kita dapat mengambil
garis besar bahasa permasalahan tentang subneting berkisar pada jumlah subnet, jumlah
host persubnet, block subnet dan alamat host – broadcast. Yang terakhir dari praktek ini
kita dapat memahami bahwa VLSM merupakan suatu methode pengembangan dalam
memberikan suatu network address lebih dari satu subnet mask.
8. DAFTAR PUSTAKA
http://romisatriawahono.net/2006/02/10/memahami-konsep-subnetting-dengan-mudah/
http://romisatriawahono.net/?p=115
http://www.catatanteknisi.com/2011/05/pengertian-cara-kerja-router.html
http://aco-montoya.blogspot.com/
@boediehan 26 Modul Teknik Jaringan Komputer 2013