Post on 06-Mar-2019
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Mengenal Cinematography dan Teknik Pembuatannya
Deden Pratama
deden.pratama@raharja.com
Abstrak
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan
cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip.
Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi
menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar
tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi
sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau
dalam sinematografi disebut montase (montage).
Kata Kunci: (Cinematography, videography, photography)
Pendahuluan
Dengan adanya artikel ini, Saya berharap dapat membantu para pembaca untuk
mempelajari Cinematography. Dan Saya juga berharap artikel ini berguna untuk berbagi
sedikit ilmu yang Saya punya tentang Cinematography.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Pembahasan
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal
dari bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan
bidang ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-
gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan
maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil)
selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah
yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi.
Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.
A. Definisi Sinematografi
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal
dari bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan
bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-
gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan
cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip.
Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi
menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar
tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi
sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau
dalam sinematografi disebut montase (montage).Sinematografi sangat dekat dengan
film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film
sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan
plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai
media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah
produk sinematografi.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
B. Film sebagai Produk Sinematografi
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering
disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga
sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para
sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah
Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grahp
(tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya.
Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus,
yang biasa kita sebut dengan kamera.
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur
palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloid
(atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel
pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang
telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang
kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan
pengembang (developer).
Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan
media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi
dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses
kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik,
dan/atau lainnya;
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi
dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang
fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan
cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser
padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar.
Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami
perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita
analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari
pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan
media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka
pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan
selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan
media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar
yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog
maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari
istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-
visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang
menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada
mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka
cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini
menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang
tertangkap lensa.
Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik
sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini
telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan
selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori
chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi
yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sebagaimana dijelaskan di dalam definisi tersebut film termasuk ke dalam golongan
karya seni, dan dilihat dari urutannya film merupakan seni yang ketujuh di dalam
jajaran seni-seni yang lain. Film agak berbeda dengan seni yang lain, karena film lahir
dari gabungan unsur-unsur seni-seni yang lain yaitu seni sastra, teater, rupa, suara,
musik, dan arsitektur, selain unsur-unsur seni tersebut di dalam film juga terkandung
unsur teknologi. Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan
film, fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh
sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-
adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen, kameramen
mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang
kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik
memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan
gambar, dll.
D.O.P
D.O.P atau Director of Photography adalah seorang seniman yang melukis dengan
cahaya. Dia harus familiar dengan komposisi dan semua aspek teknik pengendalian
kamera dan biasanya dipanggil untuk menyelesaikan permasalahan teknis yang muncul
selama perekaman film. D.O.P sangat jarang mengoperasikan kamera. Kerja D.O.P
sangat dekat dengan sutradara untuk mengarahkan teknik pencahayaan dan jangkauan
kamera untuk setiap pengambilan gambar. “Itu adalah salah satu alasan utama kita
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
untuk berusaha mendapatkan uang untuk menjadi entertain. Karena jika bukan untuk
bakat dan pengetahuan sinematografer tidak ada jalan untuk membuat dunia kata-kata
penulis kedalam gambar yang bisa dilihat oleh semua orang” demikian kata
Sinematografer Michael Benson.
Banyak orang berpikir bahwa sutradara mengatur seorang aktor apa yang harus dia
lakukan dan D.O.P mengambil gambar. Ini benar, tetapi ada banyak lagi proses selain
hal tersebut. Perubahan dari script ke dalam layar lebar adalah melalui lensa seorang
D.O.P. Pembuatan film adalah bekerja bersama dengan apa yang ada disana, dan
memfilter apa yang ada disini melalui suatu alat yang disebut kamera. Sampai frame
pertama digunakan, ini hanyalah sebuah kontrak, ide, konsep, script dan harapan.
Sinematografi tidaklah hanya melihat melalui kamera dan mengambil gambar. Namun
tentu saja memerlukan mata yang tajam dan imaginasi yang kreatif. Ini juga
memerlukan pengetahuan tentang kimia dan fisika, persepsi sensor yang tepat dan tetap
fokus kepada detail. Hampir dari semua itu memerlukan kemampuan untuk memimpin
dan juga mendengar, untuk menjadi bagian dari tim kreatif dan proses, dapat dengan
memberikan saran yang membangun dan kritis. Sinematografer memerlukan waktu
yang panjang dalam pekerjaannya dan memerlukan pengamat, waktu yang pendek
untuk masuk ke dunia yang baru
Bekerja dengan Sutradara
Tanggung jawab utama dari D.O.P adalah untuk menciptakan jiwa dan perasaan dalam
gambar dengan pencahayaan mereka. Tergantung kepada gaya sutradara, anda dapat
memutuskan untuk memilih penampilan film anda sendiri, atau, biasanya setelah
meeting dengan sutradara dan biasanya dilakukan bagian artistik yang anda pilih untuk
mengatur teknik pencahayaan yang sesuai. Atau sutradara memiliki ide sendiri seperti
apa bentuk film ini dan ini akan menjadi tugas D.O.P untuk memenuhi keinginan ini.
Semua jalan kerja yang berbeda-beda ini hanyalah panduan yang menyenangkan dalam
usaha untuk memenuhi harapan sutradara dan memberikan apa yang dia inginkan dan
semoga memberikan kebanggaan dan kesetiaan seorang sutradara.
Sutradara dan sinematografer seharusnya secara konstan berdiskusi tentang angle
kamera, warna, pencahayaan, blocking dan pergerakan kamera. Sutradara tahu apa
yang dia inginkan. Bagaimana dia mengerjakan ini biasanya tergantung kepada
sinematografer. Sinematografer menawarkan ide dan menerima penolakan. Sutradara
adalah kapten dari kapal. Seberapa banyak atau sebatas mana kolaborasi yang dia
inginkan adalah keputusannya.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Sinematografer Darius Khondji mengatakan ”Saya melihat pekerjaan saya adalah untuk
membantu director dalam memvisualisasikan film. Ini akan menjadi proses yang terus-
menerus, ada banyak hubungan dengan sutradarara tidak hanya sebatas profesional,
sering kali menjadi teman dekat dalam kolaborasi kami. “
“Sebagai seorang manager, saya mempelajari banyak hal tentang bagaimana mengatur
orang. Saya belajar bagaimana merencanakan dan apa peran penting sebuah tim. Saya
belajar cara menangani lokasi, bekerja sebagai AD, mengendarai mobil, dan sebagian
pertunjukan, bahkan sebagai pemegang kunci. Semua posisi adalah pelajaran yang
tidak ternilai,” kata Neil Roach.
Salah satu pelajaran terpenting yang telah dipelajari Neil Roach sepanjang karirnya
tentang pembuatan film adalah mengenai kolaborasi. “Saat anda bekerja dengan
sutradara yang tepat, anda dapat menghasilkan kerja yang menakjubkan” Dia berkata,
“Tidak menjadi masalah dengan sutradara, yang harus anda lakukan adalah anda
bekerja yang terbaik. Karena tugas alami seorang kameramen adalah selalu berkata
‘tidak’. Tidak, anda menginginkan terlalu banyak cahaya. Atau ‘tidak’ anda tidak dapat
melakukan ini dan itu. Dalam hati, saya selalu menggambarkan ini untuk
menyenangkan diri saya sendiri, dan memperoleh apa yang saya inginkan pada waktu
yang sama, memberikan pegawai apapun yang mereka inginkan.”
Sebagai seorang kepala departemen senior, D.O.P diharapkan dapat menjadi contoh
keseluruhan unit. Sering kali hanya individu dari sinematografer yang bekerja sebatas
kualitas fotografi saja. Ketepatan waktu, perilaku kru, pakaian, kesopanan semua
menjadi satu, setidaknya bagian dari D.O.P sehingga mereka menetapkan standar
profesional untuk setiap kru. D.O.P bertangung jawab untuk semua hal yang berkaitan
dengan fotografi pencahayaan film , exposure, komposisi, kebersihan, dll, yang semua
itu adalah tanggung jawab mereka
“Operator kamera memainkan peran yang terpenting dalam membuat film dengan
sutradara. Seorang operator pemula akan tidak percaya diri dengan sutradara. Ada
segitiga sutradara, kamera (dan operator) , serta aktor”.
Michael Benson menjelaskan “Saat segitiga tersebut rusak, jalur komunikasi juga akan
rusak. Ini dapat menjadi berbagai bentuk, tetapi segitiga tersebut adalah hal terpenting
dari film dan pencerita dapat berafiliasi dengan ini. Operator adalah orang yang tahu
jika suatu pengambilan sudah fokus. Saat ini ada suatu kesalahan bahwa teknologi
dapat membetulkannya. Tetapi jika pengambilan tidak fokus, tidak ada teknologi yang
dapat merubah supaya fokus”
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Grip
Grip bertanggung jawab pada dolly track dan semua gerakan yang dilakukannya. Dia
juga bertanggung jawab untuk memindahkan tripod untuk setup selanjutnya: focus
puller biasanya bersama dengan kamera. Salah satu hal terpenting adalah kamera tidak
boleh dipindahkan saat dia masih berada di tripod. Grip juga bertanggung jawab
terhadap gedung, atau mengatur gedung, mengawasi gedung, setiap konstruksi yang
diperlukan untuk mendukung jalur atau pergerakan kereta supaya bisa berjalan. Tingkat
dan kerataan kerja dorongan track adalah kunci sukses pengambilan gambar. Perawatan
jalur dolly dan peralatannya adalah tugas grip. Mereka akan sering membangun atau
membuat beberapa hal kecil untuk memperbaiki kamera di hampir setiap objek
Gaffer
Gaffer adalah seorang kepada elektrik dan akan bekerja langsung dengan D.O.P.
Beberapa D.O.P akan menentukan bentuknya dan pintu gudang dan yang tidak dia
inginkan- ini tergantung kepada bagaimana mereka ingin bekerja bersama, Sering
D.O.P akan dekat dengan gaffer daripada anggota kru lain. Mereka sangat vital untuk
kesuksesannya
Sejak pertama kali sinematografer Ward Russell “naik“ menjadi Director Photography,
dia memberikan nasihat kepada gaffernya “Saya selalu memberitahukan kamu bahwa
kamu dapat belajar dari bayangan daripada dengan melihat cahaya Anda dapat
mengatakan arah, kelembutan, intensitas, dan perbandingan kepada bayangan.
Bayangan memberikan kamu kontras dan kontras yang memberikan kamu bentuk dan
drama. Exposure saya selalu sesuai, tidak lebih, seberapa detail saya ingin melihat
dalam bayangan sama dengan seberapa terang saya ingin dari cahaya. Untuk saya,
sekali anda memiliki titik yang tepat untuk cahaya, proses kreatifnya adalah seberapa
banyak cahaya yang dapat anda ambil“
Kamera Film
Manusia telah dibohongi oleh film selama berabad-abad. Salah satu alasannya adalah
oleh satu peralatan kecil sederhana (yang juga merupakan peralatan dasar
sinematografer), kamera film, untuk merekam langsung dari imaginasi kita. Hal pokok
dari kamera film adalah beberapa kotak, salah satunya dengan lensa di depan dan
mekanisme yang dapat ditarik sesuai dengan lama film setidaknya enam belas kali
setiap detik.
Hal lainnya memiliki panjang yang sesuai untuk mekanisme film, dengan ruang yang
tersisa untuk mengambil gambar setelah exposure. Saat gambar-gambar dari alat ini
diproyeksikan oleh mekanisme yang sesuai, mereka memberikan representasi dari scene
asli dengan semua pergerakannya yang ada didalamnya untuk ditampilkan dengan
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
benar.
Bagian mesin yang sangat tepat ini memiliki sejumlah fungsi, yang masing-masing
memerlukan pemahaman dan perawatan, dari kamera untuk tetap menghasilkan yang
terbaik dan konsisten. Seorang kameramen pemula harus mencoba untuk familiar
dengan itu semua dan nyaman dengan pengoperasian kamera, sehingga dia dapat
berkonsentrasi untuk aspek kreatif dari cinematography. Pergerakan mekanisme film
adalah berbeda dengan kamera saat hanya sebagai sebuah kamera. Ilusi dari pergerakan
gambar diciptakan oleh pergantian fotografi yang cepat.
Menghasilkan gambar yang bergerak cepat dengan panjang tertentu dari gambar yang
ada adalah yang menjadi perhatian dari pandangan manusia. Jika gambar dipancarkan
ke retina, mata manusia akan melihat gambar, singkatnya, secara keseluruhan dan
seterusnya, untuk periode yang singkat, gambar akan tetap berada di dalam manusia saat
menjadi redup atau menghilang.
Jika gambar kedua ditembakkan ke retina manusia akan dapat melihat dua gambar yang
berkelanjutan tanpa ada sorotan yang pertama.. Proses flashing gambar yang
berkelanjutan ini akan membuat otak menganggap tidak ada jarak antara dua gambar
tersebut dan pergerakannya lembut. Laju flashing gambar ke mata adalah sepuluh flash
setiap detiknya, dalam laju ini efek kedip akan tidak terasa. Hanya di sekitar enam belas
atau delapan belas gambar baru per detik yang menyebabkan pergerakan dianggap
sebagai suatu pergerakan yang dapat diterima dan efek kedip dapat dikurangi sampai ke
titik yang dapat diabaikan
Seiring pergantian abad, laju frame menjadi 18 frame per detik (fps) menjadi sesuatu
yang umum.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara garis
besar kamera terbagi tiga yaitu :
1. Kamera foto (still photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak ( still single pic-ture).
Bahanbaku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga sete-lah
melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh
:kamera analog, kamera digital.
2. Kamera film (cinema photography)
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang di-dapat
berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa dise-but still
motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
3. Kamera video (video photography)
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena mengha-
silkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan baku-nya
yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung
dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam,
MiniDV, HDCam. Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat
bervariasi, sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut
pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film.
Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton. Adapun
teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :
1. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle)
a. Bird Eye View
Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga
memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang
tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan
helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
b. High Angle
Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki
arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
c. Low Angle
Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini
merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini
yaitu keagungan atau kejayaan.
d. Eye Level
Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan
dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan
pandangan mata seseorang yang berdiri.
e. Frog Level
Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri,
seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.
2. Ukuran gambar (frame size)
a. Extreem Close-up (ECU)
Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada
tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
b. Big Close-up (BCU)
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk
menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.
c. Close-up (CU)
Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi
gambaran jelas terhadap objek.
d. Medium Close-up (MCU)
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk
mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
e. Mid Shoot (MS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok
objek secara jelas.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
f. Knee Shoot (KS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid
Shot.
g. Full Shoot (FS)
Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan
objek beserta lingkungannya.
h. Long Shoot (LS)
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek
dengan latar belakangnya.
i. Extreem Long Shoot (ELS)
Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara
utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.
j. 1 Shoot
Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam
frame.
k. 2 Shoot
pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang
sedang berkomunikasi.
l. 3 shoot
pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang
mengobrol.
m. Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan
sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.
3. Gerakan kamera (moving camera)
a. Zooming (In/Out)
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek,
gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen
hanya mengoperasikannya saja.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
b. Panning (Left/Right)
Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan
atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang
bergerak sesuai arah yang diinginkan.
c. Tilting (Up/Down)
Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai
alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
d. Dolly (In/Out)
Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan
Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan
cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
e. Follow
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
f. Framing (In/Out)
Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar
(out) framming shot.
g. Fading (In/Out)
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk
menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada
perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.
h. Crane Shoot.
Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan Bergerak
sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.
4. Gerakan objek (moving object)
a.Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri
maupun ke kanan.
b.Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Setelah mengetahui teknik-teknik dalam pengambilan gambar, ada beberapa elemen
penting yang harus ada di dalam gambar. Adapun elemen-elemen tersebut yaitu :
a. Motivasi
b. Informasi
c. Komposisi
d. Suara
e. Sudut Kamera
f. Kontinuitas
Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017 ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org
Penutup
Selain teknik-teknik maupun tata cara pengambilan gambar yang harus dimiliki oleh
seorang kameramen yaitu sense of art atau rasa seni, karena gambar yang diambil oleh
kameramen merupakan karya seni. Setiap orang memungkinkan untuk menguasai
teknik-teknik pengambilan gambar namun apabila tidak memiliki rasa seni atau
keindahan maka hasil yang didapat pun kurang maksimal. Jadi rasa seni yang tinggi
dapat dijadikan modal utama untuk menjadi kameramen. Gali terus potensi diri, selamat
berkarya, bangun perfilman Indonesia menjadi lebih maju dan sukses.
Referensi
http://belajarcinema.blogspot.co.id/2012/07/teknik-pengambilan-gambar.html
http://itcentergarut.blogspot.co.id/2011/08/pengertian-sinematografi-dan.html
http://cingraphy.blogspot.co.id/2013/03/cinematography.html
Biografi
Deden Pratama
Dinobatkan sejak 22 Mei 1996 dengan keadaan sehat walafiat tanpa cacat. Saya
menyukai petualangan seperti hiking atau naik gunung. Saya menyukai olahraga
Futsal. Mimpi saya sejak kecil adalah menjadi orang yang berguna dari apa yang
sudah saya jalankan.