Post on 05-Jul-2019
Buku Referensi
1. Linstorm, Martin. 2005. Brand Child, MenancapkanMerek ke dalam Benak ABG/Anak-anak danMengikat Mereka Menjadi Pelanggan Loyal.Penerbit PPM. Jakarta.
2. BussinessWeek, 13 September 2006. MembidikKonsumen Pria.
1. Pasar Pria
a. Memahami Pasar Pria
Pada mulanya pemasar tidak mempedulikan target market
wanita. Karena pria yang memiliki kekuasaan untuk
menentukan segala hal. Tetapi perkembangan jaman
membuktikan bahwa kedua segmentasi tersebut
memiliki gaya dan kekuatan yang berbeda.
Setelah memahami perbedaan daya dan kekuatan pada
pertemuan kuliah sebelumnya serta perkembangan
pasar ibu & wanita yang luar biasa pesat baik dalam hal
rumah tangga dan dunia bisnis, membuat para pria
sadar bahwa harus menjaga penampilan, bertubuh
bugar, wangi, dsb. Sehingga timbul istilah Wo-men
(Markplus&Co, 2006) atau yang lebih populer di sebut
sebagai kaum Metroseksual.
Selain itu, kebanyakan wanita menyukai pria metroseksual
karena mereka wangi dan bisa membedakan fashion yang
cocok untuk wanita. Dan jika seorang laki-laki bukan pria
metroseksual, ia beresiko dilabeli alter ego pria metroseksual:
retroseksual, laki-laki “banget”. Sebenarnya Majalah
Bussinessweek telah mencoba membuat kategori segmentasi
pasar pria, sbb:
a. Metroseksual
Pria yang memiliki ciri-ciri memperhatikan penampilan,
wangi, rapi, memandang produk sebagai suatu karya seni,
biasanya pria ini berada pada kelas sosial menengah ke atas,
berumur 20 hingga 50 tahun dan senang berbelanja (tidak hanya
mencari barang kebutuhan saja tetapi barang yang memiliki
makna psikologis dan berkualitas).
b. Maturiteen
Remaja pria yang pintar, bertanggung jawab, matang, dan
pragmatis. Mereka akrab dengan teknologi, dan selalu
menjadi konsultan belanja di rumah karena pengetahuannya
yang luas, memiliki pandangan yang radikal.
c. Pria Modern
Pria berikut tidak termasuk retro atau pun metro, mereka berada di
tengah-tengah. Pria ini merupakan konsumen matang usia 20
hingga 30 tahun, gemar berolahraga, mereka merasa nyaman
dengan perempuan tapi tak menganggap belanja dengan wanita
itu menyenangkan.
d. Sang Ayah
Tipe pria ini merupakan pria menikah yang memiliki anak dan
mereka berhenti berbelanja. Sekalinya belanja, mereka paling
menjadi seperti ayah yang meminta saran kepada anaknya untuk
tampil keren. Tetapi pria tipe ini cenderung sedang berada dalam
tahun-tahun puncak pendapatan.
e. Retroseksual
Tipe pria ini bersifat tradisional, menolak feminisme dan
dengan senang hati menikmati perilaku pria tradisional. Ia
merindukan bagaimana segala sesuatu dilakukan pada
masa lalu.
b. Prospek Pasar Pria Metroseksual
Metroseksual adalah laki-laki yang memiliki sifat tipikal
berikut ini: umumnya hidup di kota besar, berduit, bergaya hidup
urban yang royal dan hedonis; mereka “genit” minta ampun,
karena pesolek tulen dan paling suka merawat diri; karena itu,
mereka intens mengikuti perkembangan fashion terkini di
majalah mode pria seperti MAXIM atau FHM (For Him
Magazine); umumnya klimis, dandy, dan paling peduli
penampilan; untuk memperbaiki penampilan, mereka bahkan tak
segan-segan memasang kawat gigi atau operasi plastik untuk
memancungkan hidung atau memutihkan kulit
Karena kegemarannya seperti wanita mereka kadang
disebut sebagai woman-oriented man. Namun perlu diingat
bahwa mereka bukan berarti banci, mereka laki-laki tulen dan
tetap macho.
Laki-laki metroseksual adalah marketer’s dream. Dan kini
makin banyak merek mulai berlomba-lomba membidik pasar
metroseksual.
Untuk produk kosmetik, misalnya, kini banyak kosmetik top
dunia mulai menciptakan bedak, pelembab, dan produk
perawatan kulit lain yang khusus disasarkan untuk laki-laki.
Alasannya sederhana: mereka emoh memakai produk
perawatan kulit wanita. Kemudian para produsen produk wanita
mulai beramai-ramai menambahkan embel-embel for men.
Selain kosmetik makanan rendah kalori, produk makanan
diet, departemen store, butik, perhiasan, parfum juga ikut
memasarkan produk untuk pria.
2. Pasar Anak
a. Memahami Pasar Anak
Pasar anak yang akan dibahas ini adalah pasar anak ABG
(Anak Baru Gede). Masa ABG memiliki rentang antara
tahun-tahun pra remaja hingga usia sekitar 14 tahun.
Hampir semua aspek dalam kehidupan ABG masa kini sangat
berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka tumbuh cepat
dan saling berhubungan, lebih terus terang dan
mendapatkan banyak informasi. Mereka memiliki kekuatan
pribadi, punya lebih banyak uang, pengaruh dan perhatian.
Lindstrom membagi ABG menjadi 4 kelompok, yaitu:
1) Pembuat tren (Trendsetter)
2) Pembujuk
3) Pengikut
4) Refleksif
1) Pembuat Tren
Mereka adalah ABG mandiri pemberontak yang selalu
menganggap diri mereka keren. Bahkan, mereka jarang
menganggap dirinya sebagai bagian dari generasi ABG.
Mereka anti fesyen, santai di sekolah, jarang di rumah, ikut
bagian dalam kegiatan olahraga ekstrim, tak mengikuti
norma dan tidak bisa dimasukkan dalam kelompok biasa.
Tapi karena mereka melanggar aturan dan mengatur
kehidupan mereka sendiri, mereka dipandang sebagai
pembuat tren yang mandiri. Mereka mencoba produk dan
merek jauh sebelum orang lain mencobanya dan mereka
sering memadukan cara lama dan cara baru, menciptakan
kembali gaya lama dan menjadikannya tampak keren
2) Pembujuk
Penyebar pengaruh ini sangat terkenal di antara ABG. Keputusan
mereka diikuti oleh kelompok. Sebagian dari alasan kenapa mereka
begitu dikagumi adalah karena kecepatan mereka menerima tren baru.
Mereka keren dan begitu terkenal sehingga jauh lebih bisa didekati
oleh kebanyakan anak di banding si Pembuat tren.
Penyebar pengaruh sangat sadar gaya. Mereka menghabiskan
waktu lama demi menyempurnakan penampilan. Mereka berpakaiaan
bagus dan sangat peduli pada rambut.
3) Pengikut
Kelompok ini mewakili aliran besar dan membentuk ABG masa
kini. Mereka mendengarkan penyebaran pengaruh tapi juga membuka
telinga bagi golongan pinggiran. Mereka tidak pernah menjadi orang
pertama yang mencoba apapun. Kepercayaan diri mereka tak terlalu
tinggi dan mereka menganggap diri mereka keren.
4) Refleksif
Kelompok ini berusaha meningkatkan popularitas dan
penerimaan di antara teman sebayanya, sering kali kurang
berhasil berhasil. Refleksif adalah anak-anak di luar
kelompok. Mereka jarang mengikuti tren fesyen dan hampir
tak pernah keluar rumah. Seperti pengikut, refleksif adalah
pengikut yang tak memiliki harga diri, tak punya banyak
teman tapi mencari penerimaan secara sosial.
b. 6 karakterisktik Merek untuk membujuk Pasar ABG
Dalam penelitan di Amerika, di dapat bahwa ada enam
karakteristik mereka yang dibuat untuk membujuk Pasar
ABG, yaitu:
1) Rasa Takut
Faktor rasa takut mencakup teror, horor, panik dan peperangan.
Meski banyak kesuksesan pemasaran hebat menarik bagi
laki-laki maupun perempuan, di usia ABG, anak laki-lakilah
yang paling tertarik pada ide rasa takut yang menyertai
horor, panik dan perang. Sementara anak perempuan
mengikrarkan kesetiaan mereka pada persahabatan dan
cinta.
2) Fantasi
Fantasi bisa membebaskan karena tidak memiliki batasan.
Fantasi memperluas imajinasi. Makin muda usia anak makin
besar kemampuannya untuk berfantasi.
3) Penguasaan
Penguasaan pada pasar ABG berkaitan erat dengan menang dan
kalah. Setiap ABG tahu, menang berarti masalah memegang kendali.
Tapi ide lama “pemenang mengambil segalanya” tak lagi menjadi yang
utama. ABG memiliki pemikiran yang tajam dan penuh semangat,
belum tercemari oleh kehidupan dewasa. Grafis keren membuat ABG
senang. Jadi mereka sangat memperhatikan detil saat menapaki setiap
tahap keberhasilan. Menang dalam permainan ABG kebanyakan
seharusnya tidak sulit dilakukan, tetapi tidak juga terlalu mudah.
4) Humor
ABG mempunyai selera humor tersendiri, secara intrinsik
berhubungan dengan konsep unik mereka tentang kesenangan.
Kesenangan adalah saat mereka melihat orang lain yang bertindak
bodoh akibat ulah mereka. Selera humor ABG berkembang dari lugu
menjadi rumit. Ide ada orang lain yang kehilangan kendali saat mereka
berkuasa dijamin akan memancing tawa.
5) Cinta
Anak-anak tahu tak ada yang seindah cinta ibu. Apakah anak
perempuan berbeda dengan anak laki-laki? Jika cinta penting bagi
semua orang, sejauh mana perbedaan mereka? Dalam banyak
peristiwa, fakta tetap menunjukkan bahwa anak perempuan
mengungkapkan cinta secara leih terbuka dibanding anak laki-laki.
Produk yang mampu memfasilitasi rasa cinta adalah boneka.
Boneka memenuhi kebutuhan untuk memberi cinta dan mengasuh,
dan sebagai balasan karena dicintai dan diasuh.
6) Stabilitas
di dalam dunia ABG, stabilitas biasanya berarti rumah yang aman
dan berfungsi, makanan tersedia di atas meja, baju di lemari dan
uang sekolah terbayar. Maknanya berkelanjutan; tak ada acara
pindah jauh dari teman sekolah baru, tak ada perceraian.
c. Tiga Pendorong menembus Pasar ABG
Di luar enam motovasi mendasar yang menentukan kesuksesan
produk ABG terdapat tiga pendorong yang merupakan kunci
sukses menembus pasar ABG. Ketiga ini memberikan daya tarik
tambahan yang telah ada sejak pasar ABG ditemukan. Konsep
yang meliputi efek cermin, kumpulan nilai-nilai, dan kemampuan
bermain baik secara individu maupun kombinasi dua atau tiga
konsep.
1) Efek Cermin
Meniru dunia orang dewasa telah menjadi pekerjaan ABG sejak hampir
semua aspek kehidupan pengasuhan telah ditiru oleh bermacam-
macam mainan dan konsep hiburan ABG. ABG memahami
bagaimana rasanya menjadi orang tua yang sesungguhnya melalui
pengamatan dan permainan yang melibatkan imitasi.
Efek cermin bekerja dua arah. Efek ini menempatkan ABG ke tengah
dunia yang mereka kagumi dan mereka inginkan, konsep ini
berhasil jika dengan tegas menjamin menempatkan ABG di tengah
impiannya. Apakah itu berarti menjadi bintang pop atau selebriti.
2) Nilai Koleksi
Koleksi membutuhkan keteguhan dan untuk memiliki koleksi kartu
terbaik yang mungkin bisa menempatkan ABG ke dalam kelompok
yang disegani. Rumusannya sederhana: makin banyak koleksi, makin
besar kendali yang akan ABG pegang dan makin banyak perhatian
yang didapatkan.
3) Kemampuan Bermain
Selama 10 tahun terakhir, dunia permainan telah berkembang
secara eksponen. Konsep dasar dari permainan adalah menantang
pemain dan menciptakan pemenang dan pecundang.
Latihan Soal1. Pria yang memiliki ciri-ciri memperhatikan penampilan,
wangi, rapi, memandang produk sebagai suatu karya seni,
biasanya pria ini berada pada kelas sosial menengah ke
atas, berumur 20 hingga 50 tahun dan senang berbelanja
(tidak hanya mencari barang kebutuhan saja tetapi barang
yang memiliki makna psikologis dan berkualitas), merupakan
kategori segmentasi pasar pria yang disebut dengan:
a. Metroseksual
b. Maturiteen
c. Pria Modern
d. Sang Ayah
e. Retroseksual
Latihan Soal
2. Remaja pria yang pintar, bertanggung jawab, matang, dan
pragmatis. Mereka akrab dengan teknologi, dan selalu
menjadi konsultan belanja di rumah karena pengetahuannya
yang luas, memiliki pandangan yang radikal, merupakan
kategori segmentasi pasar pria yang disebut dengan:
a. Metroseksual
b. Maturiteen
c. Pria Modern
d. Sang Ayah
e. Retroseksual
Latihan Soal
3. Pria berikut tidak termasuk retro atau pun metro, mereka
berada di tengah-tengah. Pria ini merupakan konsumen
matang usia 20 hingga 30 tahun, gemar berolahraga,
mereka merasa nyaman dengan perempuan tapi tak
menganggap belanja dengan wanita itu menyenangkan,
merupakan kategori segmentasi pasar pria yang disebut
dengan:
a. Metroseksual
b. Maturiteen
c. Pria Modern
d. Sang Ayah
e. Retroseksual
Latihan Soal4. Tipe pria ini merupakan pria menikah yang memiliki anak
dan mereka berhenti berbelanja. Sekalinya belanja, mereka
paling menjadi seperti ayah yang meminta saran kepada
anaknya untuk tampil keren. Tetapi pria tipe ini cenderung
sedang berada dalam tahun-tahun puncak pendapatan,
merupakan kategori segmentasi pasar pria yang disebut
dengan:
a. Metroseksual
b. Maturiteen
c. Pria Modern
d. Sang Ayah
e. Retroseksual
Latihan Soal
5. Tipe pria ini bersifat tradisional, menolak feminisme dan
dengan senang hati menikmati perilaku pria tradisional. Ia
merindukan bagaimana segala sesuatu dilakukan pada
masa lalu, merupakan kategori segmentasi pasar pria yang
disebut dengan:
a. Metroseksual
b. Maturiteen
c. Pria Modern
d. Sang Ayah
e. Retroseksual