Post on 15-Apr-2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Allah SWT telah memberikan kepada manusia begitu banyak anugerah dan
nikmat. Dimulai dari nikmat jasmani dan rohani yang tidak terhitung jumlahnya.
Sudah tentu, tidak akan ada satu orang pun yang bisa dan mampu untuk
menghitungnya.Begitupun ketika Allah menciptakan manusia dalam keadaan
yang sebaik-baiknya atau sempurna dan berbeda jauh dengan makhluk hidup
lainnya. Sehingga manusia di kategorikan sebagai makhluk yang paling mulya
dan paling berbeda dari pada makhluk lainnya dimuka bumi ini. Apakah itu dalam
segi fisik, fostur tubuh, akal dan nafsunya. Al – Qur'an menjelaskan fisik manusia
tersebut dalam QS At- Tin : 4, yang berbunyi :
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.”
Pada ayat tersebut Allah berfirman bahwa manusia diciptakan dengan segala
fisik yang sebaik-baiknya. Maha suci Allah yang telah memeulyakan manusia
dalam segi penciptaannya.
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam,
karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Dan juga
makhluk hidup ( manusia ) selalu berhubungan dengan dunia diluar dirinya serta
dapat mengetahui apa yang terjadi d sekitarnya. Karena itu setiap makhluk hidup,
khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat
menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan
yang terjadi, Allah SWT memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Hal tersebut dijelaskan dalam QS An-Nahl ayat 78, yang berbunyi :
1
Artinya : “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur.”
Indera adalah suatu alat tubuh (organ) yang peka terhadapa rangsangan
tertentu. Indera ini berfungsi sebagai reseptor terhadap rangsangan dari
lingkungan. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor pada indera ini dibagi
menjadi dua, yaitu interoreseptor dan eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang
terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon,
ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, dan lain
sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di dalam
tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen menurun, kadar
glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor berfungsi
untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar tubuh.
Yang termasuk eksoreseptor yaitu:
1. Mata sebagai indera penglihatan peka terhadap rangsangan cahaya
2. Telinga sebagai indera pendengaran peka terhadap rangsangan getaran suara
(bunyi)
3. Hidung sebagai indera pencium peka terhadap rangsangan bau
4. Lidah sebagai indera pengecap peka terhadap rangsangan rasa
5. Kulit sebagai indera peraba peka terhadap rangsangan tekanan, sentuhan, dan
rabaan
Kelima indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca indera yaitu
reseptor eksoreseptor. Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima
informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari
luar. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti
komoreseptor ( penerima rangsang zat kimia ), fotoreseptor ( penerima rangsang
2
cahaya ), audioreseptor ( penerima rangsang suara ), dan mekanoreseptor
(penerima rangsan fsik seperti tekanan, sentuhan, dan getaran ).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
a. Apa saja yang termasuk organ-organ pada sistem indera?
b. Bagaimana struktur dari organ-organ pada sistem indera?
c. Apakah fungsi dari organ-organ pada sistem indera?
d. Bagaimana mekanisme organ-organ pada sistem indera?
e. Apa saja penyakit yang dapat ditimbulkan pada sistem indera?
f. Bagiamana pencegahan yang dapat dilakukan terhadap penyakit pada sistem
indera?
1.3. Tujuan
a. Mengetahui yang termasuk organ-organ pada sistem indera
b. Memahami struktur organ-organ pada sistem indera
c. Mengetahui fungsi organ-organ pada sistem indera
d. Menjelaskan mekanisme organ-organ pada sistem indera
e. Mengetahui penyakit pada sistem indera
f. Memahami pencegahan yang dapat dilakukan pada penyakit yang
menyerang sistem indera
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Alat-Alat Sistem Indera
2.1.1. Indera Penglihatan (Mata)
3
Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang
memungkinkan analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna yang
dipantulkan objek. Mata terletak dalam struktur bertulang yang protektif di
tengkorang yaitu rongga orbita.setiap mata terdiri atas sebuah bola mata fibrosa
yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu sistem lensa untuk
memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan suatu sistem sel dan saraf
yang berfungsi mengumpulkan, memproses dan meneruskan informasivisual ke
otak. Setiap mata terdiri dari tiga lapisan konsentris : sebuah lapisan luar yang
terdiri atas sklera dan kornea; sebuah lapisan tengah-yang juga disebut lapisan
vaskular- terdiri atas koroid, badan siliar dan iris; dan sebuah lapisan dalam
jaringan saraf, yaitu retina, yang terdiri atas epitel pigmen di luar dan lapisan
retina sebenarnya di dalam. (Luiz, 451 : 2007)
A. Bagian-bagian dan struktur mata
Bola mata vertebrata terdiri atas sklera (sclera), lapisan luar yang keras dan
berwarna putih, terbuat dari jaringan ikat, dan lapisan yang tipis berpigmen,
disebut koroid (choroid). Di bagian depan mata, sklera menjadi kornea (cornea)
yang transparan, yang melewatkan cahaya ke dalam mataserta bertindak sebagai
lensa tetap. Di bagian depan mata, koroid membentuk iris yang berbentuk donat,
yang memberikan warna pada mata. Dengan mengubah ukuran, iris meregulasi
jumlah cahaya yang memasuki pupil, lubang di tengah iris. Tepat di dalam koroid,
retina membentuk lapisan terdalam dari bola mata dan mengandung lapisan-
lapisan neuron dan fotoreseptor. Informasi dari fotoreseptor meninggalkan mata
pada cakram optik, suatu titik di bagian luar bawah retina, tempat saraf optik
melekat ke mata. Karena tidak ada fotoreseptor dalam cakram optik, terbentuklah
bintik buta (blind spot) : cahaya yang difokuskan ke bagian retina tersebut tidak
terdeteksi. (Campbell, 274 : 2010)
4
Gambar 1 : Struktur mataSumber : http://idkf.bogor.net
Lensa (lens) dan badan bersilia (ciliary body) membagi mata menjadi dua
ronnga, yakni rongga anterior di antara kornea dan lensa serta rongga posterior
yang jauh lebih besar di belakang lensa. Badan bersilia menerus menghasilkan
aqueous humor yang jernih dan berair, yang berisi rongga anterior. Rongga
posterior, yang terisi dengan vitreous humor serupa jeli, menyusun sebagian besar
volume mata. Lensa sendiri adalah cakram protein yang transparan. Manusia dan
mamalia memfokuskan penglihatan dengan mengubah bentuk lensa. Saat
memfokuskan objek yang dekat, lensa menjadi nyaris bundar. Saat melihat objek
yang jauh, lensa akan memipih. (Campbell, 274 : 2010)
Retina manusia mengandung sel batang (rod) dan sel kerucut (cone), dua
tipe fotoreseptor yang berbeda bentuk dan fungsi. Sel batang lebih sensitif
terhadap cahaya namun tidak bisa membedakan warna; sel batang memungkinkan
kita melihat kala malam, namun hanya hitam dan putih. Sel kerucut menghasilkan
penglihatan berwarna, namun karena kalah sensitif, sedikit berperan dalam
penglihatan malam. Ada tiga tipe sel kerucut. Masing-masing memiliki
sensitivitas yang berbeda terhadap spektrum tampak, sehingga memberikan
respon yang optimal terhadap cahaya merah, hijau atau biru. (Campbell, 274 :
2010)
Fovea, bagian tengah medan penglihatan tidak memiliki sel batang namun
memiliki sel kerucut yang berdensitas sangat tinggi – sekitar 150.000 sel kerucut
per milimeter kuadrat. Rasio sel batang terhadap sel kerucut meningkat seiring
jarak dari fovea, dengan wilayah tepi yang hanya memiliki sel batang. (Campbell,
274 : 2010)
5
Menurut Leslie 497 : 2007, bola mata disusun oleh 3 tunika atau lapisan
yaitu :
Gambar 2 : anatomi mataSumber : http://shory.heck.in
1) Tunika fibrosa (tunica fibrosa)
Tunika fibrosa (fibrous tunic) membentuk lapisan luar bola mata.
Tunika fibrosa bola mata dibagi menjadi sclera dan kornea. Sklera yang
padat berwarna putih melingkupi 5/6 belakang bola mata sementara kornea
yang tidak berwarna dan transparan menutupi 1/6 depan bola mata.
a. Sklera
Skelra merupakan bagian mata berwarna putih yang tidak
mengandung pembuluh-pembuluh darah. Seratkolagen yang terdapat
pada sklera mempunyai ketebalan kira-kira 1 mm disebelah belakang,
lebih langsing di bagian ekuator dan lebih menebal lagi pada daerah yang
6
berhubungan dengan kornea. Sklera disusun oleh serat-serat kolagen tipe
1 yang diselang selingi oleh jala-jala serat elastin. Susunan seperti ini
memberikan bentuk untuk bola mata yang dijaga oleh tekanan intaokular
dari aqueous humor (terletak di depan lensa) dan vitreous body (terletak
dibelakang lensa).
b. Kornea
Kornea adalah bagian tunika fibrosa yang terletak paling depan,
jernih, tidak mengandung pembuluh dara dan banyak mengandung serat-
serat saraf yang menonjol ke arah depan bola mata. Kornea lebih tipis
dari sklera dan disusun oleh 5 lapisan yang berbeda yaitu :
1. Epitel kornea
Epitel kornea (corneal epithelium), lanjutan konjungtiva (suatu
membran mukosa yang menutupi sklera bagian depan dan melapisi
permukaan dalam kelopak mata) adalah suatu epitel gepeng berlapis
tidak berkeratin yang dibentuk oleh 5-7 lapis sel yang menutupi
permukaan depan kornea. Epitel kornea mengandung banyak ujung-
ujung saraf bebas. Gambaran sel yang sedang megalami mitosis
ditemukan pada bagian pinggir korneayang mempunyai waktu pergantian
kira-kira 7 hari. Kerusakan pada kornea diperbaiki dengan cepat ketika
sel-sel bermigrasi ke daerah lesi untuk menutupi daerah yang mengalami
cedera. Selanjutnya aktivitas mitosis menggantikan sel-sel yang
bermigrasi ke daerah yang terluka. Epitel kornea juga berfungsi pada
transfer air dan ion-ion dari stroma ke dalam sakus konjungtiva.
2. Membrane Bowman ( Bowman’s membrane)
Membran Bowman terletak lebih dalam dari epitel kornea.
Mikroskop elektron menunjukkan bahwa Membran Bowman merupakan
lapisan fibrilar dengan tebal6-30 mikrometer yang tersusun dari serat-
serat kolagen tipe 1 yang tersusun secara random. Membran Bowman
diyakini dibentuk oleh epitel kornea dan sel-sel pada stroma di
bawahnya. Serabut saraf sensoris melintas melalui struktur-struktur ini
untuk mausk dan berakhir pada epitel.
7
3. Stroma
Stroma merupakan lapis kornea yang paling tebaldan jernih yang
menyusun kira-kira 90% tebal kornea. Lapisan ini disusun oleh serat-
serat kolagen tipe 1 yang tersusun dalam 200-250 lamel, setiap lamel
memiliki ketebalan 2 mikrometer. Serta-serat kolagen di dalam lamel
tersusun tersusun secara paralel satu dengan yang lainnya.
4. Membran Descement (Descement’s membrane)
Membran Descement merupakan membran basal tebal yang
terletak di antara stroma dan endotel di bawahnya. Walaupun membran
ini tipis (5 mikrometer saat lahir) dan homogen pada orang muda,
mikroskop elektron mendemonstrasikan bahwa membran tersebut
menjadi lebih tebal (17 mikrometer) dan mempunyai garis-garis
melintang dan gambaran serta-serat heksagonal pada orang yang lebih
tua.
5. Endotel kornea (corneal endhotelium)
Endotel kornea yang melapisi permukaan dalam (belakang) kornea
merupakan epitel selapis gepeng. Epitel ini bertanggung jawab untuk
mensintesa protein yang diperlukan untuk mensekresi dan memelihara
membran Descement. Sel-sel ini menunjukkan banyaknya vesikel vesikel
pinositosis dan membrannya mempunyai pompa natrium yang mengirim
ion sodium ke dalam bilik mata depan yang secara pasif diikuti oleh ion
klorida dan air. Jadi kelebihan cairan dalam stroma diserap oleh endotel
yang mempertahankan stroma dalam kondisi sedikit dehidrasi. Hal ini
merupakan seuatu faktor yang berkontribusi untuk mempertahankan
kualitas refraksi kornea.
2) Tunika vaskulosa (tunica vasculosa), lapisan tengah yang banyak
mengandung pembuluh darah dan pigmen.
Lapis tengah bola mata yang kaya akan pembuluh darah, tunika
vasculosa (uvea) disusun oleh bagian-bagian yaitu :
a. Koroid
8
Koroid merupakan lapisan posterior dinding bola mata yang
berpigmen dan mendapat pendarahan yang baik yang melekat secara
longgar ke tunika fibrosa. Warna hitam pada koroid disebabkan oleh
kehadiran melanosit.
b. Korpus siliar
Korpus siliar merupakan perluasan koroid berbentuk baji yang
melingkari dinding dalam bola mata setingkat dengan lensa. Korpus siliar
disusun oleh 3 ikat otot polos yang dikenal sebagai otot siliar.
c. Iris
Iris adalah struktur berwarna yang merupakan perluasan koroid ke
arah depan.
d. Lensa
Lensa merupakan struktur yang fleksibel, bikonvek dan jernih yang
disusun oleh sel-sel epitel. Lensa disusun oleh 3 bagian: kapsul lensa,
epitel subkapsul dan serat-serat lensa. Kapsul lensa merupakan lamina
basal, dengan tebal 10-20 mikrometer. Struktur elastik, homogen dan
jernih yang akan merefleksikan cahaya. Epitel subkapsul hanyaterdapat
pada permukaan bagian depan dan samping lensa, terletak persis di
bawah kapsul lensa. Serat-serat lensa merupakan sel-sel silindris yang
menyusun badan lensa. Sel-sel ini terletak di bawah epitel subkapsul dan
kapsul lensa.
e. Badan vitreus
Badan vitreus merupakan gel yang jernih dan kenyal yang mengisis
rongga mata di belakang lensa. Struktur ini disusun oleh 99% air yang
mengandung elektrolit, serat kolagen dan asam hialuronat. Badan vitreus
menempel keseluruh permukaan retina.
3) Tunika neuralis (neural tunic) atau retina
Retina merupakan lapisan ketiga atau lapisan terdalam bola mata
yang pada bagian neuralnya mengandung sel-sel fotoreseptor yaitu sel-
sel batang dan kerucut. Bagian retina yang berfungsi pada lintasan
9
fotoreseptor terletak pada sisi dalam koroid dan disusun oleh 10 lapisan
yang berbeda yaitu :
a. Epitel pigmen
b. Lapis batang dan kerucut
c. Membran limitans luar
d. Lapis inti luar
e. Lapis pleksiform luar
f. Lapis inti dalam
g. Lapis pleksiform dalam
h. Lapis sel-sel ganglion
i. Lapis serat nervus optikus
j. Membran limitan dalam
Menurut Luiz, 463 : 2007 struktur mata tidak hanya tersusun oleh tunika
fibrosa, tunika vasculosa dan tunica neuralis, tetapi terdapat pula struktur
tambahan pada mata yaitu :
1) Konjungtiva, merupakan membran mukosa tipis dan transparan yang menutupi
bagian anterior mata sampai kornea dan permukaan dalam kelopak mata.
2) Kelopak mata, merupakan lipatan jaringan yang dapat digerakkan dan
berfungsi melindungi mata. Kulit kelopak ini bersifat longgar dan elastis
sehingga dapat sangat membengkak dan kemudian kembali ke bentuk dan
ukuran normal.
3) Aparatus lakrimalis, terdiri atas :
a. Kelenjar lakrimal, merupakan kelenjar penghasil air mata yang terletak di
bagian anterior superior temporal dari orbita.
b. Kanalikuli lakrimal, yang membawa cairan lakrimal meninggalkan
permukaan bola mata.
c. Sakus lakrimal, bagian sistem duktus yang melebar.
d. Duktus nasolakrimal, yang mengirimkan cairan lakrimal ke rongga hidung.
Selain ketiga struktur tambahan mata di atas, terdapat pula alis mata dan
bulu mata sebagai struktur tambahan. Alis mata terdiri dari rambut kasar
melintang di atas mata, berfungsi untuk mempercantik wajah dan melindungi
10
mata dari keringat yang mengalir dari dahi. Bulu mata merupakan barisan rambut
yang terdapat pada ujung kelopak mata, berfungsi melindungi bola mata dari
masuknya debu dan partikel. (Reiza, 25 : 2014)
Gambar 3 : Struktur tambahan mataSumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com
B. Fungsi mata
Mata adalah Indera yang berfungsi untuk melihat lingkungan sekitarnya
dalam bentuk gambar sehingga mampu untuk mengenali benda-benda yang ada
disekitarnya dengan cepat. Mata merupakan indera penglihat yang menerima
rangsang berupa cahaya dan warna. (Reiza, 25 : 2014)
C. Mekanisme penglihatan
Cahaya yang masuk pertama-tama akan melewati selaput kornea sebagai
lapisan terluar dari mata. Selanjutnya cahaya akan diteruskan ke rongga mata oleh
pupil (lubang di tengah bola mata yang dibentuk oleh iris). Iris akan mengatur
banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam rongga mata. Cahaya akan
menuju lensa mata yang menjadikan bayangan benda menjadi nyata, tegak dan
diperkecil. Selanjutnya bayangan akan jatuh pada retina tepat di bintik kuning.
Cahaya menerobos lapisan-lapisan retina untuk mencapai sel batang dan kerucut,
11
tempat cahaya di serap, dan mengawali sederetan reaksi yang menghasilkan apa
yang kita sebut sebagai penglihatan. (Luiz, 461:2007)
Pemrosesan informasi visual dimulai di retina, di tempat sel batang dan sel
kerucut membentuk sinapsis dengan neuron yang disebut sel bipolar. Selain sel
bipolar, pemrosesan informasi dalam retina membutuhkan tiga tipe neuron yang
lain yaitu sel-sel ganglion, horisontal dan amakrin. Sel ganglion bersinapsis
dengan sel bipolar dan mneruskan potensial aksi ke otak melalui akson dalam
saraf optik. Sel horisontal dan sel amakrin berfungsi dalam jalur neural yang
mengintegrasikan informasi visual sebelum dikirimkan ke otak. (Campbell,
276:2010)
Gambar 4 : mekanisme penglihatanSumber : https://edisugianto.wordpress.com
2.1.2. Indera Pembau (Hidung)
Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat
kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau
yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-
rambut halus (silia olfaktori) diujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. (Reiza, 30 : 2014)
A. Bagian-bagian dan struktur hidung
Menurut Reiza, 30 : 2014, struktur hidung terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut:
1. Lubang hidung, berfungsi untuk keluar masuknya udara
12
2. Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas
3. Selaput lendir berfungsi sebagai tempat menempelnya kotoran dan sebagai
indera pembau
4. Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kima yang ada dalam udara pernapasan
5. Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau ke otak
Gambar 5 : struktur hidungSumber : http://duniabiologisma.blogspot.com
B. Fungsi hidung
Hidung dalam sistem pernapasan sebagai perisai yang menyaring udara
yang masuk ke dalam tubuh. Pertukaran oksigen dengan karbondioksida dari
darah juga merupakan fungsi hidung. (Reiza, 32 : 2014)
C. Mekanisme penciuman
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel-sel
pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf
kranial (nervus olfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk
serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus
olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara
inspirasi mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung,
sehingga terjadi pengikatan lendir dengan protein membran pada
13
dendrit.kemudian timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson
bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak
ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung
kemudian bersinapsis dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls
dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.
(Reiza, 31 : 2014)
Gambar 6 : mekanisme penciumanSumber : http://annisamayasari.blogspot.com
2.1.3. Indera Pengecap (Lidah)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai melut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. (Reiza,
55 : 2014)
A. Bagian-bagian dan struktur lidah
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh-pembuluh darah dan
urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta serta pinggiran lidah
bersentuhan dengan gigi-gigi bawah. Permukaan bawah lidah disebut frenulum
linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagianposterior lidah
pada dasar mulut. (Kus, 273 : 2004)
14
Gambar 7 : struktur lidahSumber : http://ridhwanyunaser.blogspot.com
Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot, yaitu otot intinsik lidah
melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada
bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar. (Kus, 273 :
2004)
Menurut Kus 274 : 2004, bagian anterior lidah bebas tidak terikat. Bila lidah
dijulurkan, maka ujung lidah meruncing dan bil terletak di dasar mulut, maka
ujung lidah berbentuk bulat. Selaput lendir lidah selalu lembab dan pada waktu
sehat berwarna merah jambu. Permukaan atas seperti beludru dan ditutupi papila-
papila, yang terdiri atas tiga bagian, yaitu :
a. Papila sirkumvalata, ada delapan hingga duabelas dari jenis ini yang terletak
pada bagian dasar lidah. Papila ini adalah jenis papila yang terbesar dan
masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit.
b. Papila fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan
berbentuk jamur.
c. Papila filiformis, adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh
permukaan lidah. Organ ujung untuk mengecap adalah puting-puting pengecap
yang sangat banyak terdapat pada dinding papila sirkumvalata dan papila
fungiformis. Papila filiformis berfungsi untuk menerima rasa sentuh daripada
rasa pengecapan yang sebenarnya.
15
B. Fungsi lidah
Fungsi utama dari lidah adalah sebagai pengecap atau perasa. Lidah
merupakan organ yang berfungsi sebagai reseptor kimia yang berada di dalam
mulut sehingga kita bisa menikmati rasa sebuah makanan dan minuman. Reseptor
yang ada pada lidah mampu menerima rangsangan kimia yang berupa larutan
sehingga disebut sebagai kemoreseptor. Selain itu lidah juga mempunyai beberapa
manfaat lain yaitu :
1. Sebagai alat yang membantu untuk bicara
2. Sebagai pencerna makanan dan membantu mengunyah makanan
3. Membolak-balikan makanan
4. Merasakan panas, dingin, kasar dan halus.
C. Mekanisme mengecap
Pada lidah terdapat empat macam reseptor kimiawi di bagian depan lidah manusia.
Sensor-sensor ini menangkap rasa asin, manis, asam dan pahit. Setelah serangkaian
proses kimia, sensor-sensor rasa atau ujung saraf pengecap (papila) mengubah persepsi
rasa ini ke dalam sinyal elektris dan mengirimkannya ke otak. Sinyal-sinyal ini dipahami
sebagai rasa oleh otak.
2.1.4. Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi atau mengenal
suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Anatomi
juga sangat rumit. Indera pendengaran sangat penting untuk perkembangan
normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Telinga pada hewan
vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa
variasi sesuai dengan fungsi dan spesies. ( Reiza, 33 : 2014 )
Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak
simetris pada bagian yang berlawabab dikepala, untuk menjaga keseimbangan dan
lokalisasi suara. Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air,
atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi
16
suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.
Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan
telinga dan otak ( nervus vestibulokoklearis ). (Reiza, 33 : 2014)
A. Bagian-bagian atau struktur telinga
Menurut Leslie, 508 : 2007, Telinga organ pendengaran dan juga merupakn
organ ekuilibrium atau keseimbangan terbagi dalam tiga bagian yaitu telinga luar,
telingan tengah ( kavum timpani ) dan telinga dalam.
Gambar 8 : Bagian-bagian telingasumber: https://septiadiah.wordpress.com
1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga ( aurikula/pinna ), liang telinga luar dan
membran timpani. Daun telinga ( aurikula ) berkembang dari bagian-bagian
lengkung brankial pertama dan kedua. Bentuk umum, ukuran, dan bentuk
khususnya biasanya berbeda pada setiap orang dengan persamaan dalam keluarga.
Aurikula ( pinna ) terdiri atas lempengan tulang rawan elastik yang bentuknya tak
beraturan, diliputi kulit tipis yang melekat erat pada tulang rawannya. Tulang
rawan ini kontinue dengan tulang rawan liang telinga tengah ( meatus auditorius
eksternus ). (Leslie, 508 : 2007 )
17
Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh
kartiligo kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus
membnatu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang meatus
auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi
temporal mandibular. Meatus auditorius eksternus adalah saluran yang agak
gepeng dari permukaan sampai ke dalam tulang temporalis. Batas dalamnya
adalah membran timpani. Suatu epitel berlapis skuamosa yang berlanjut dari kulit
melapisi saluran ini. Meatus auditorius eksternus panjangnya sekitar2,5 cm.
Terdapat folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar seruminosa ( sejenis
modifikasi kelenjar keringat ) di dalam submukosa. Kelenjar seruminosa adalah
kelenjar tubular bergelung menghasilkan serumen atau lilin. Rambut dan lilin
yang lengket mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga. Ujung bagian
dalma meatus auditorius eksternus ditutupi suatu membran lonjong yaitu
Membran Timpani. Permukaan luarnya dilapisi epidermis tipis dan pemukaan
dalamnya dilapisi epitel selapis kuboid yang menyatu dengan lapisan rongga
timpani. Diantara kedua lapisan yang terdiri atas serat-serat kolagen dan elastin
dan fibrolas. Membran timpani adalah bangunan yang meneruskan gelombang
suara ke tulang-tulang pendengaran di telinga tengah. ( Luiz, 465 : 2007 )
Membran timpani menutup bagian dalam liang telinga luar. Merupakan
lempeng penutup antara alur faring pertama dan kantung faring pertama, tempat
dimana lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm terletak berdekatan. Membran
ini menerima gelombang suara yang disalurkan oleh udara melalui meatus
auditoirus eksternus sehingga bergetar. Secara inilah gelombang usara akan
dikonversi menjadi energi mekanik ke tulang-tulang pendengaran di telinga
tengah. ( Leslie, 508 : 2007 )
2. Telinga Tengah
Telinga tengah berisi tiga tulang pendengaran yaitu maleus, inkus dan
stapes. Telinga tengah adalah ruang tak teratur yang berada di dalam tulang
temporalis di antara membran timpani dan permukaan tulang telinga dalam.
( Luiz, 466 : 2007 )
18
Telinga tengah atau ruang timpani merupakan ruang berisi rongga yang
terletak dalam pars petrosum tulang temporal. Ruang ini ke arah posterior
berhubungan dengan ruang ruang udara mastoid dan ke arah anterior melalui tuba
auditori dengan faring. Tiga tulang pendengaran mengisi ruang ini, membentang
antara membran timpani dengan membran pada tingkap oval. Ruang timpani
dilapisi oleh epitel gepeng selapis yang kontinue dengan lapisan dalam membran
timpani. Pada dua pertiga bagian dalam ruang timpani yang semula berdinding
tulang akan berubah menjadi tulang rawan menjelang tuba auditori. ( Leslie, 509 :
2007 )
Di dekat tuba auditorius dan bagian dalamnya secara berangsur berubah
menjadi epitel bertingkat silindiris bersilia. Meskipun dinding tuba umunya
kolaps, tuba akan terbuka selama proses menelan, yang menyeimbangkan tekanan
udara di dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer. Pada dinding tulang
telingan tengah bagian medial terdapat 2 area segi empat berlapis membran dan
tak bertulang, area-area ini adalah tingkap lonjong dan tingkap bundar. Membran
timpani berhubungan dengan tingkap lonjong melalui sederetan 3 tulang kecil,
tulang-tulang pendengaran yaitu maleus, inkus dan stapes yang meneruskan
getaran mekanis yang dihasilkan di membran timpani ke telinga dalam. Maleus
menempel di membran timpani dan stapes melekat pada membran tingkap
lonjong. Tulang-tulang ini memiliki sendi sinovial dan seperti struktur rongga ini
ditutupi epitel selapis gepeng. Di telinga tengah terdapat 2 otot kecil ( otot skelet )
yaitu tensor timpani dan stapedius yang berinsersi di maleus dan stapes. Kedua
otot tersebut berfungsi mengatur konduksi suara. ( Luiz, 466 : 2007 )
Getaran membran timpani menimbulkan gerakan tulang pendengaran dan
karena aktivitas pengungkitan, pergerakannya diperkuat dengan menggetarkan
membran tingkap oval dengan demikian menimbulkan gerakan medium cairan
bagian koklea telinga dalam. ( Leslie, 509 : 2007 )
3. Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri atas labirin tulang, sebuah ruang/saluranyang
berbentuk tidak teratur terletak dalam pars petrosum tulang temporal dan labirin
membranosa yang menggantung dalam labirin tulang. Labirin tulang mempunyai
19
tiga komponen yaitu kanal semisirkular, vestibulum dan koklea. Labirin tulang
dilapisi endosteum dan terpisahkan dengan labirin membranosa oleh ruang
perilimfatik. Ruang ini berisi cairan jernih yaitu perilimf tempat labirin
membranosa menggantung. Bagian tengah labirin tulang dikenal sebagai
vesibulum. Ketiga kanal semisirkularis ( superior, posterior dan lateral ) saling
tegak lurus satu sama lain. Di dalam kanal menggatung duktus semisirkularis
yang merupakan lanjutan dari labirin membranosa. Vestibulum merupakan bagian
tengah labirin tulang yang terletak antara koklea yang terletak di anterior dan
kanal semisirkularis di posteriornya. Dinding lateralnya mempunyai tingkap oval
dan tingkap bundar. Koklea berbentuk seperti suatu spiral tulang berongga mirip
cangkang keong yang mengitari pusatnya( suatu kolom tulang yang disebut
modiolus ) sebanyak dua setengah lingkaran. Dari modiolus keluar lempengan
tulang yang disebut lamina spiralis tulang dan ganglion spiralis. ( Leslie, 509 :
2007 )
Labirin membranosa merupakan sejumlah rongga berlapis epitel yang
kontinue dan berasal dari ektoderm. Labirin ini berasal dari vesikel auditorius
yang berkembang dari ektoderm bagian lateral kepala embrio. Vesikel ini
mengalami sejumlah perubahan bentuk yang rumit dan menghasilkan 2 daerah
khusus di labirin membranosa yaitu utrikulus dan sakulus. Duktus semisirkularis
muncul dari utrikulus sedangkan duktus koklearis muncul dari sakulus. ( Luiz,
466 : 2007 )
Duktus semisirkularis mempunyai bagian yang melembung yaitu ampula,
tempat reseptor khusus ( sel rambut neuroepitel) menerima kesasn pergerakan
linear dan angular ( mneyudut ). Duktus koklear dan organ corti bertanggung
jawab untuk mekanisme pendengaran. Atap skala media ( duktus koklear ) ialah
membran vestibular ( reissneri ) sementara lantai skala media ialah membran
basilar. Raung berisi perilmf yang terletak di atas membran vestibular disebut
skala vestibuli dan ruang perlimf di bawah membran basilar ialah skala timpani.
Kedua ruang ini berhubungan melalui helikotrema dekat aoeks koklea. Organ
corti, organ reseptor khusus untuk pendengaran terletak pada membran basilar dan
terdiri atas sel rambut neuroepitel dan beberapa tipe sel penyokong. Sel-sel
20
penyokong organ corti adalah sel tiang dalam dan luar, sel falang dalam dan luar,
sel batas, sel-sel hensen, dan sel-sel bottcher. ( Leslie, 514 : 2007 )
Ciri paling khas dari sel-sel ini adalah barisan stereosilia yang berbentuk W
(sel rambut luar ) atau linear (sel rambut dalam ). Ujung streosilia dari sel rambut
luar, terbenam di dalam membran tektoria yakni suatu sekret yang kaya akan
glikoprotein dari sel-sel tertentu di dalam spiralis. Sel rambut luar dan dalam
mempunyai ujung saraf aferan dan eferen. Meskipun sel rambut dalam memiliki
lebih banyak inervasi aferen perbedaan fungsional tersebut tidak jelas. Badan sel
dari neuron aferen bipolar di organ corti terletak di pusat modiolus yang bertulang
dan membentuk ganglion spiralis. (Luiz, 468 : 2007 )
B. Fungsi Indera Pendengaran ( Telinga )
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan
untuk keseimbangan. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan
telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor
yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya
berupa impuls ke otak untuk diolah.
C. Mekanisme Mendengar
Mekanisme pendengaran dimulai dengan adanya gelombang bunyi masuk
ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan
oleh ketiga tulang dengar ke tingkap oval. Getaran struktur koklea pada tingkap
oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran
cairan tadi akan menggerakkan membran reissneri dan menggetakan cairan limfa
dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengan
menggerakkan membran basher yang engan sendirinya akan menggetarkan cairan
dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada
tingkap bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-
selaput basiler yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.
Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektoria, terjadilah rangsangan
( impuls ). Getaran membran tektoria dan membran basiler akan menekan sel
21
sensori pada organ corti dan kemudian impuls yang akan dikirim ke pusat
pendengaran di dalam otak melalui saraf pendengaran dan otak akan memberi
tanggapan sehingga kita dapat mendengar. ( Efiaty, 2007 )
Gambar 9 : Mekanisme MendengarSumber: http://hikmat.web.id
2.1.5. Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan organ terbesar tubuh, tersusun atas epidermis pada bagian
atas dan dermis pada bagian bawah. Kulit meliputi seluruh permukaan tubuh,
menjadi kontinyu dengan membran mukosa sistem pencernaan (pada bibir dan
anus), sistem respirasi (pada hidung) dan sistem urogenital. Sebagai tambahan,
kulit kelopak mata menjadi kontinyu dengan konjungtiva pada bagian anterior
orbita. Kulit juga melapisi meatus auditori eksterna dan melapisi permukaan luar
permukaan membran timpani. (Leslie, 317, 2007)
Indera peraba pada manusia adalah kulit, fungsi kulit yaitu untuk
melindungi bagian-bagian tubuh sebelah dalam kita dari pengaruh luar dan juga
berfungsi mengatur suhu tubuh. Zat yang dapat menentukan warna kulit seseorang
adalah pigmen. Air dan garam-garam mineral dikeluarkan dari kulit melalui pori-
pori atau lubang keringat. ( Reiza Farandika Kurniawan, 41, 2014 )
22
A. Bagian-bagian Kulit
Menurut Leslie 317 : 2007, kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut
epidermis dan lapisan dalam zatau lapisan dermis, yang merupakan jaringan ikat.
Epidermis tersusun atas epitel berlapis gepeng keratin yang berasal dari ektoderm.
Lapisan dibawah epidermis yang juga berinterdigitasi dengannya ialah dermis,
berasal dari mesoderm dan tersusun atas jaringan ikat padat kolagen yang tersusun
tidak teratur.
Gambar 10 : Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornyaSumber : https://fri3ta.wordpress.com
1. Epidemis, pada lapisan epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf.
Epidermis tersusun atas empat lapis sel yaitu:
a. Lapisan basal / stratum germinativum, terdiri dari sel-sel kuboid yang tegak
lurus terhadap dermis. Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade. Lapisan
terbawah dari epidermis terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang
membentuk melanin (melindungi kulit dari sinar matahari).
b. Lapisan granular / stratum granulosum, terdiri dari butir-butir granula
keratohialin yang basofilik. Terdapat berkas-berkas filamet yang dinamakan
tonofibril, dianggap filament-filament tersebut memegang peran penting
untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
c. Lapisan tanduk / korneum, terdiri dari 20- 25 lapis sel tanduk tanpa inti
23
d. Stratum lusidum, berupa garis translusen biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
Menurut Reiza 42 : 2014, setiap kulit yang mati banyak mengandung
keratin yaitu protein fibrous insoluble yang membentuk barier terluar kulit
yang berfungsi:
a. Mengusir mikroorganisme patogen.
b. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
c. Unsur utama yang mengeraskan rambut dan kuku.
Menurut Reiza 42 : 2014, setiap kulit yang mati akan terganti setiap 3-4
minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu:
a. Sel merkel, fungsinya belum dipahami dengan jelas tapi diyakini berperan
dalam pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki.
b. Sel langerhans, berperan dalam respon-respon antigen kutaneus.
2. Dermis
Menurut Reiza 47 : 2014, merupakan lapisan dibawah epidermis.
Merupakan bagian yang paling penting dikulit yang sering dianggap sebagai
“True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi yang paling
tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri sari dua lapisan:
a. Lapisan papiler, tipis mengandung jaringan ikat jarang
b. Jaringan retikuler, tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Menurut Reiza 47 : 2014, pada kulit terdapat beberapa kelenjar, yaitu
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
a. Kelenjar sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak kedalam ruang antara polike
rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus
dan lunak.
b. Kelenjar keringat
Diklasifikasikan menjadi dua kategori :
1) Kelenjar Ekrin terdapat di semua kulit
24
Melepaskan keringat sebagai reaksi peningkatan suhu lingkungan dan
suhu tubuh. Kecepatan reaksi keringat dikendalikan oleh saraf simpatik.
Pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh
terhadap stres nyeri dan lain lain.
2) Kelenjar Apokrin
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada
polikel rambut. Kelenjar inaktif pada masa pubertas, pada wanita akan
membesar dan berkurang pada siklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi
keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau
khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus
yang disebut kelenjar seruminosa yang menghasilkan serumen.
B. Fungsi Kulit
Menurut Reiza 45 : 2014, kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam
menjaga homeostasis tubuh, yaitu:
1. Kulit sebagai alat pengeluaran, kulit sebagai alat pengeluaran zat sisa
metabolisme berupa keringat yang mengandung air dan garam serta sisa bahan
lainnya.
2. Kulit sebagai pengatur suhu tubuh. Pada tubuh dalam keadaan panas,
pembuluh darah akan melebar dan mengeluarkan panas ke udara, dan air
banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat, demikian ssuhu tubuh akan turun.
3. Kulit sebagai tempat pembentukan vitamin D. Di dalam kulit terdapat
provitamin D yang dapat diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar
ultraviolet matahari pada waktu pagi hari. Vitamin D sangaat penting untuk
pembentukan tulang.
4. Kulit sebagai tempat penyimpanan. Kulit dan jaringan bagian bawah bekerja
sebagai tempat penyimpanan air. Jaringan adipose dibawah kulit sebagai
tempat penyimpanan lemak. Cadangan lemak dapat dibakar sehingga dapat
menghasilkan panas dan energi untuk mrngatasi udara dingin. Untuk itulah
orang yang memiliki banyak lemak atau orang gemuk lebih tahan dengan udara
dingin.
25
5. Kulit sebagai pelindung. Kulit melindungi tubuh dari gangguan fisik berupa
tekanan dan gangguan yang bersifat kimia. Selain itu kulit juga melindungi
tubuh dari gangguan yang bersifat biologis, seperti serangan bakteri dan jamur.
Kulit juga menjaga tubuh supaya tidak kehilangan banyak air dan melindungi
tubuh dari sinar ultraviolet.
6. Kulit sebagai indera peraba. Pada lapisan dermis terdapat kumpulan saraf yang
bisa menangkap rangsangan berupa suhu, nyeri dan tekanan. Rangsangan
tersebut akan disampaikan ke otak sebagai pusat informasi sehingga kita dapat
mengetahui apa yang kita sentuh.
C. Mekanisme sistem Indera (Kulit)
1. Mekanisme sistem perabaan
Menurut Leslie, 326 : 2007, rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin, tekanan, dan nyeri. Berikut mekanisme sistem perabaan:
Gambar 11: Mekanisme sistem perabaanSumber : http://www.slideshare.net/sitifatma351/alat-indera-peraba-kulit
a. Rangsangan di kulit (misalnya, memegang air dingin, dicubit, disentuh dll)
akan diterima oleh reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di bawah
permukaan kulit
b. Kemudian diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang
belakang)
26
c. Lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang
d. Kemudian stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat
penyebaran utama impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam
memproses/mengolah informasi sensorik ini).
e. Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di otak besar (cerebral
cortex), yang disebut korteks sensorik
f. Oleh otak, rangsang akan diolah. Akibatnya, kita merasakan adanya suatu rangsang. Otak pun memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.
2. Mekanisme pengeluaran keringat pada kulitMenurut Leslie, 326 : 2007, proses pengeluaran keringat diatur oleh
hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang
bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus mendapat
rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka
rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat.
Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari
kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk
keringat. Rangsangan area preoptik di bagian anterior hipotalamus baik secara
listrik maupun panas yang berlebihan akan menyebabkan berkeringat. Impuls dari
area yang menyebabkan berkeringat ini dihantarkan melalui jaras saraf otonom ke
medulla spinalis dan kemudian melalui jaras saraf simpatis mengalir ke kulit di
seluruh tubuh. Kelenjar keringat dipersarafi oleh saraf-saraf kolinergik tetapi juga
dapat dirangsang di beberapa tempat oleh epinefrin atau norepinefrin yang
bersikulasi dalam darah. Hal ini penting pada saat berolahraga, saat hormon ini
dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan tubuh perlu melepaskan panas yang
berlebihan yang dihasilkan oleh otot yang aktif.
2.2. Kelainan Pada Sistem Indera
27
Menurut Kus 262 : 2004, menjelaskan beberapa kelainan pada sistem
indera, yaitu :
2.2.1.Kelainan pada indera penglihatan ( mata )
A. Glaucoma
Gambar 12 : penyakit glaucomaSumber : www.acemaxs05.wordpress.com
1. Penyebab
Saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata
akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di
belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah
sehingga saraf mata akan mati.
2. Gejala
Gejala yang dirasakan pertama kali antara lain : bila memandang lampu
neon/sumber cahaya maka akan timbul warna pelangi di sekitar neon tersebut,
mata terasa sakit karena posisi mata dalam keadaan membengkak, penglihatan
yang tadinya kabur lama kelamaan akan kembali normal. Hal inilah yang
membuat para penderita glaukoma tidak menyadari bahwa ia sudah menderita
penyakit mata yang kronis. Penyakit mata glaukoma ini dapat diderita kedua
mata dari si penderita dan jalan satu-satunya untuk mengatasi penyakit ini
adalah dengan operasi.
3. Cara pencegahan
28
a. Tetes mata: cara ini merupakan yang paling umum dan sering dan harus
dilakukan secara teratur. Sebagian pasien dapat mendapatkan respon
yang bagus dari suatu obat sementara yang lainnya bisa tidak
mendapatkan respon, namun pemilihan pengobatan harus disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan tipe glaukomanya.
b. Laser (laser trabeculoplasty): ini dilakukan jika obat tetes mata tidak
menghentikan kerusakan penglihatan. Pada kebanyakan kasus, meski
telah dilakukan tindakan laser ini, obat tetes mata tetap harus diberikan.
Tindakan laser ini tidak memerlukan pasien untuk dirawat di rumah sakit.
c. Pembedahan (trabeculectomy) : ini dilakukan jika tetes mata dan
penanganan dengan laser gagal untuk dapat mengontrol tekanan bola
mata. Sebuah saluran dibuat untuk memungkinkan cairan mata mengalir
keluar. Tindakan ini dapat menyelamatkan sisa penglihatan yang ada tapi
tidak memperbaiki pandangan.
B. Dakriosistis
Gambar 13 : penyakit dakriosistisSumber :
1. Penyebab
Adanya blokade pada saluran yang mengalirkan air mata dari kantong air
mata ke hidung sehingga duktus (saluran) yang terhalang menjadi terinfeksi.
2. Gejala
Mata berair dan kotoran mata berlebih.
3. Cara pencegahan
29
Mencegah glaucoma adalah mendetesi sedini mungkin.Selain itu,
mengurangi makanan berkolesterol bisa mencegah resiko terkena glaucoma.
C. Katarak
Gambar 14 : penyakit katarakSumber : www.operasikatarak.com
1. Penyebab
Katarak berkembang karena berbagai sebab, seperti kontak dalam waktu
lama dengan cahaya ultra violet, radiasi, efek sekunder dari penyakit seperti
diabetes dan hipertensi, usia lanjut, atau trauma(dapat terjadi lebih awal),
mereka biasanya akibat denaturasi dari lensa protein. faktor-faktor genetik
sering menjadi penyebab katarak kongenital dan sejarah keluarga yang positif
juga mungkin berperan dalam predisposisi seseorang untuk katarak pada usia
lebih dini, fenomena “antisipasi” dalam katarak pra-senilis.
Katarak juga dapat diakibatkan oleh cedera pada mata atau trauma fisik.
Sebuah studi menunjukan katarak berkembang diantara pilot-pilot pesawat
komersial tiga kali lebih besar dari pada orang-orang dengan pekerjaan selain
pilot.Hal ini diduga disebabkan oleh radiasi berlebihan yang berasal dari luar
angkasa. Katarak juga biasanya sering terjadi pada orang yang terkena radiasi
inframerah, seperti para tukang (meniup)kaca yang menderita “sindrom
Pengelupasan”. Eksposur terhadap radiasi gelombang mikro juga dapat
menyebabkan katarak.Kondisi atopik atau alergi yang juga dikenal untuk
mempercepat perkembangan katarak, terutama pada anak-anak.
2. Gejala
30
Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman
pengelihatan berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur,
warna bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke
mata. Tes sensitivitas kontras harus dilakukan dan jika kekurangan sensitivitas
kontras terlihat makan dianjurkan untuk konsultasi dengan spesialis mata.
3. Cara pencegahan
Menjaga pola makan bergizi yang baik untuk proses metabolisme, seperti
konsumsi buah dan sayuran serta menjaga agar tidak terjadi trauma atau
kecelakaan pada mata.
D. Miopi
Gambar 15 : penyakit miopiSumber : http://ridwanaz.com
1. Penyebab
Faktor yang menyebabkannya adalah keturunan, membaca sambil
tiduran, menonton tv dari jarak dekat, dan berada di depan computer terus-
menerus.
2. Cara Pencegahan
a. Tidak membaca dalam keadaan kurang cahaya.
b. Membaca dalam posisi duduk dan dalam jarak baca normal, yaitu 30 cm.
c. Tidak sering berada di depan computer. Radiasi dapat mempengaruhi
kondisi mata.
31
d. Makan sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin A secara
teratur dan tidak berlebihan.
E. Hipermetropi
Gambar 16 : penyakit hipermetropiSumber : presbiopihipermetropimiopi.wordpress.com
1. Penyebab
Penyebab hipermetropia adalah karena bentuk bola mata terlalu pendek
dibanding keadaan normal, atau dapat juga sistem optis bola mata yang
kekurangan daya bias.
2. Gejala
a. Sakit kepala, terutama di sisi muka. Makin terasa jika melihat ke arah
dekat dalam jangka waktu yang agak lama.
b. Penglihatan tidak nyaman, terutama ketika pandangan terfokus ke jarak
tertentu dalam waktu lama, misalnya menonton televisi.
c. Kabur ketika melihat dekat, meskipun usianya masih cukup muda.
d. Penglihatan jauh menjadi kabur sehabis membaca / melihat dekat dalam
waktu lama.
e. Kabur ketika melihat jauh dan dekat, terutama jika derajat
hipermetropianya sudah agak tinggi (3,00 s/d 6,00 D).
f. Cepat lelah mata ketika membaca dalam jarak dekat.
3. Cara Pencegahan
Makan sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin A dengan
teratur dan tidak berlebihan.
32
F. Presbiopi
Gambar 17 : penyakit presbiopiSumber : presbiopihipermetropimiopi.wordpress.com
1. Penyebab
Disebabkan oleh faktor usia. Orang yang usianya sudah lanjut, daya
akomodasinya semakin lemah sehingga lensa mata sukar mencembung
secembung-cembungnya dan sukar memipih sepipih-pipihnya.
2. Gejala
Gejala pada miopi dan hipermetropi dirasakan pada penderita presbiopi.
3. Cara Pencegahan
Karena disebabkan oleh faktor usia, presbiopi tidak bisa dicegah.
2.2.2.Kelainan pada hidung
A. Influenza
Gambar 18 : virus influenzaSumber : ridwanaz.com
1. Penyebab
Influenza disebabkan oleh virus.
33
2. Gejala
Gejala yang mengiringi diantaranya mencret ringan, terutama pada anak
kecil.
3. Cara Pencegahan
Nutrisi makanan yang bermutu akan membantu pencegahan penyakit
salesma. Mengonsumsi jeruk, tomat dan buah-buahan lain yang mengandung
vitamin C sangat dianjurkan.
B. Sinusitis
Gambar 19 : penyakit sinusitisSumber : caramencegahpenyakitsinusitis.wordpress.com
1. Penyebab
Bisa disebabkan oleh virus, bakteri, maupun alergi.
2. Gejala
a. Sakit pada muka di sekitar mata. Pada daerah ini jika Anda mengetuk
tulang atau menundukkan kepala, muka akan terasa sakit.
b. Hidung sering kali tersumbat oleh adanya nanan atau ingus yang kental.
c. Kadang-kadang diikuti oleh panas.
3. Cara Pencegahan
a. Carilah penyebab terjadinya alergi, seperti debu; bulu ayam; tepung sari
bunga; jamur, dan usahakan untuk menghindari benda-benda tersebut.
b. Hirup sedikit air garam ke dalam hidung.
c. Letakkan kompres hangat di bagian wajah.
34
d. Jika si penderita kondisinya tidak membaik, segera minta pertolongan
dokter.
2.2.3.Kelainan pada lidah
A. Kanker Lidah
1. Penyebab
Merokok, terutama yg lebih dari 2 pack perhari, resiko tersebut akan
meningkat dengan penggunaan alcohol 6-12 oz sehari. Squamous cell
carcinoma pada lidah dapat juga disebabkan syphilis atau trauma khronis
misalnya tambalan atau gigi yang tajam yg menimbulkan trauma pada lidah.
2. Gejala
Biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh
dengan pengobatan yang adekuat, mudah berdarah, nyeri lokal, nyeri yang
menjalar ke telinga, nyeri menelan, sulit menelan, pergerakan lidah menjadi
semakin terbatas
3. Cara Pencegahan
Berhenti merokok terutama pada perokok yang merokok cigarette, cerutu
dan merokok dengan mengunakan pipa. Merokok adalah faktor resiko kanker
yang terbesar. Semua jenis tembakau membuat Anda berisiko kanker.
Mencegah tembakau atau memutuskan untuk berhenti menggunakannya
merupakan keputusan kesehatan yang sangat penting. Hal ini merupakan
bagian dari mencegah kanker, Hindari minuman beralkohol.
Menjaga kebersihan mulut dan gigi. Apabila mulut dan gigi tidak terjaga
kebersihannya, maka membuat kuman yang berjangkit lama-lama menjadi
jamur dan akhirnya berkembang menjadi kanker. Selain menyikat gigi
disarankan untuk menggunakan obat kumur yang menuntaskan kegiatan
membersihkan mulut.
35
B. Sariawan
Gambar 20 : penyakit sariawanSumber : health.detik.com
1. Penyebab
a. Penyakit pada lidah ini merupakan ketidak normalan yang terjadi di
selaput lendir dalam mulut. Bentuk fisiknya ialah luka di mulut yang
disertai bercak berwarna putih. Bercak putih ini terkadang agak sedikit
kekuningan dan akan berbentuk cekung.
b. Daya tahan tubuh yang tendah
c. Kekurangan vitamin c dan vitamin b
2. Gejala
Terasa perih pada lidah, timbul bercak merah kadang agak kekuningan.
3. Cara pencegahan
a. Tidak terlalu sering meminum air dingin disaat kondisi tubuh lagi panas
b. Memakan buah yang banyak mengandung vitamin c dan vitamin b.
c. Tidak berlebihan memakan makanan yang pedas.
d. Kurangi stress
2.2.4.Kelainan pada Indera pendengar ( Telinga )
Telinga merupakan salah satu organ yang penting. Sebagai organtubuh yang
lemah, telinga bisa mengalami kelainan maupun terserangpenyakit. Berikut
beberapa penyakit yang ada pada telinga:
A. Tuli Konduktif
1. Penyebab
36
Salah satu penyebab penyakit tuli konduktif adalah adanya cairan atau
benda asing di dalam saluran telinga. Adanya benda asing pada liang telinga,
baik berupa cairan, biji-bijian ataupun serangga dapat mengganggu konduksi
atau hantaran suara. Gangguan pendengaran bisa terjadi akibat sumbatan
langsung pada liang telinga maupun karena penderita mencoba membersihkan
benda asing tersebut, sehingga benda asing tersebut beresiko akan masuk dan
terdorong ke bagian tulang kanalis yang menyebabkan terjadinya laserasi kulit
membran timpani. Jika sudah demikian, maka akan terasa nyeri di telinga dan
terjadi penurunan pendengaran.
2. Gejala
a. Penurunan fungsi pendengaran sensorineural dikelompokkan lagi
menjadi:
Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak pada
telinga dalam)
Penurunan fungsi pendengaran neural (jika kelainannya terletak pada
saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak)
b. Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan penyakit
keturunan, tetapi mungkin juga disebabkan olehTrauma akustik (suara
yang sangat keras), Infeksi virus pada telinga dalam, obat-obatan
tertentu, Penyakit Meniere
c. Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh Tumor otak
yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf di sekitarnya dan
batang otak, dan Infeksi.
d. Berbagai penyakit otak dan saraf (misalnya stroke) – Beberapa penyakit
keturunan (misalnya penyakit Refsum)
3. Cara Pencegahan
Membersihkan telinga secara teratur.
37
B. Vertigo
Gambar 21 : penyakit vertigoSumber : http://sakitvertigo.com
1. Penyebab
a. Perubahan posisi kepala (biasanya terjadi ketika penderita berbaring,
bangun, berguling di atas tempat tidur atau menoleh ke belakang)
b. Adanya endapan kalsium di dalam salah satu kanalis semisirkularis di
dalam telinga bagian dalam.
c. Pasokan oksigen ke otak yang kurang dapat pula menjadi penyebab
2. Gejala
Penderita merasa seolah-olah dirinya bergerak atau berputar; atau
penderita merasakan seolah-olah benda di sekitarnya bergerak atau berputar.
3. Cara Pencegahan
CT scan atau MRI kepala, agar vertigo bisa diketahui lebih awal sebelum
menjadi parah.
C. Otitis Externa
Gambar 22 : penyakit otitis externaSumber : http://144penyakit.blogspot.co.id/2014/06/otitis-eksterna.html
38
1. Penyebab
Proses peradangan dan infeksi pada EAC (External Auditori Canal).
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus merupakan organisme
yang paling sering ditemukan pada infeksi ini.Bakteri yang lebih jarang yang
diisoloasi termasuk spesies Proteus, Staphylococcus epidermidis, diphtheroids,
dan Escherichia coli.
2. Gejala
Gejala otitis eksterna dapat beragam, tergantung dari stadium dan
perluasan penyakit.Diagnosis klinis ditegakkan dengan adanya keberadaan
otalgia, otorrhea, rasa penuh, pruritus, nyeri pada palpasi, dan beragam derajat
oklusi pada EAC.Pasien juga dapat datang dengan penurunan pendengaran
yang terjadi akibat oklusi pada EAC karena edema dan debris.Tanda otitis
eksterna termasuk nyeri pada penyentuhan pinna; adanya eritema, edema,
otorrhea, pembentukan krusta pada EAC; dan pada keadaan yang lebih berat,
limfadenopati pada nodus limfe periauricular dan servikal anterior.Perubahan
kulit akibat selulitis dapat pula muncul.Pada keadaan kronis, kulit EAC dapat
menebal.Kultur dapat bermanfaat untuk kasus infeksi berulang untuk
menetukan penanganan yang tepat.
3. Cara Pencegahan
Jangan masukkan barang apa saja kedalam saluran telinga. Apa saja,
termasuk jari-jari dan sumbu kapas yang dimasukkan kedalam telinga dapat
melukai jaringan yang melapisi saluran dan menyebabkan suatu infeksi telinga
2.2.5.Kelainan pada indera peraba ( kulit )
A. Kudis
Gambar 23 : penyakit kudisSumber : www.obatgatalkulit.com
39
1. Penyebab
Disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan
adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit.
2. Gejala
Liang pada permukaan kulit, gatal, dan kemerahan dan biasanya ada
infeksi sekunder, misalnya akibat bakteri. Pada bayi, gejala yang khas yaitu
adanya bisul pada telapak kaki dan telapak tangan
3. Cara Pencegahan
Tidak ada vaksin untuk kudis sehingga pencegahan harus dilakukan
melalui menghindari infeksi.Seluruh pihak yang berada dekat dengan penderita
perlu diobati pada waktu bersamaan, walaupun belum ada gejala.Pakaian,
handuk, seprai dan barang-barang yang bersentuhan dengan kulit sebaiknya
dicuci dan disetrika untuk mencegah penularan.
B. Panu
Gambar 24 : penyakit panuSumber : penyakitpanu.com
1. Penyebab
Keringat yang dibiarkan menempel pada kulit dalam waktu yang
lama.Kotoran tersebut lama-kelamaan menjadi jamur yang menyebabkan panu
muncul.
2. Gejala
Bercak berwarna pada kulit dengan batas sangat tegas dibanding warna
kulit di sekitarnya.
40
3. Cara Pencegahan
Menjaga higienitas perseorangan, hindari kelembaban kulit dan
menghindari kontak langsung dengan penderita.
C. Albino
Gambar 25 : albinoSumber : thina-holmes.blogspot.com
Albino adalah kelainan genetik, bukan penyakit infeksi.
1. Gejala
Kulit dan rambut berwarna putih/tidak memiliki warna.
2. Cara Pencegahan
Dilakukan tes kromosum pra-nikah untuk mengurangi resiko anak
mengalami albino.Apalagi jika ada riwayat keluarga yang mengalami albino
jamur topikal.Pengobatan ini membasmi panu secara temporer.Untuk itu perlu
diulangi secara rutin dan teratur untuk mencegah panu kambuh lagi.
D. Kanker Kulit
Gambar 26 : penyakit kanker kulitSumber : grosiramazing.com
41
1. Penyebab
a. Berhubungan dengan sinar matahari dalam waktu yang lama.
b. Orang-orang dengan kandungan sedikit melamin pada kulit misalnya
orang-orang dengan warna kulit cerah.
c. Berhubungan langsung dengan zat-zat karsinogenik (seperti batu bara,
pestisida, minyak paraffin) dan dapat juga akibat berhubungan dengan
sisa-sisa radioaktif dan radium.
d. Sering mengalami luka bakar berulang, seperti , tukang las, tukang
minyak dan lain
2. Gejala
a. Tahi lalat yang asimetris
Tahi lalat harus memiliki bentuk yang teratur.Setiap perubahan yang
menimbulkan perubahan pada ukuran dan bentuk tahi lalat harus menjadi
perhatian.Periksakan perubahan tersebut ke dokter kulit.
b. Tepi tahi lalat
Bagian tepi tahi lalat harus berbentuk halus dan tidak berubah selama
bertahun-tahun.Luka, bengkak, atau tepian yang membesar adalah
pertanda Anda perlu memperhatikan kesehatan kulit.
c. Warna tahi lalat
Warna tahi lalat harus tetap dan tidak berubah.Orang dengan rambut
berwarna cerah seharusnya memiliki warna tahi lalat yang lebih cerah,
dan tahi lalat warna lebih gelap bagi yang berkulit gelap.Perubahan
warna tahi lalat kemerah-merahan sebaiknya menjadi perhatian.
d. Ukuran
Semakin besar diameter tahi lalat, semakin tinggi risiko terkena kanker
kulit.Apalagi jika ada tahi lalat yang tumbuh di atas enam
milimeter.Perubahan demikian adalah peringatan serius.
e. Tahi lalat baru
Jika tubuh Anda terlalu sering terdapat tahi lalat baru, saatnya segera
berkonsultasi dengan dokter.
42
f. Gatal-gatal
Tahi lalat yang terasa gatal adalah pertanda buruk.Selain gatal, tahi lalat
yang membesar, bersisik atau berdarah bisa menjadi gejala-gejala
terjadinya kanker kulit.Periksakan ke dokter kulit segera.
3. Cara Pencegahan
Pemeriksaan kulit secara sederhana untuk mencari ada tidaknya tanda-
tanda kanker kulit dapat dilakukan sendiri dengan melakukan SSE (skin self
examination) terutama pada setiap kulit, tahi lalat jaringan parut atau bercak-
bercak sejak lahir. SSE disarankan dilakukan setiap bulan pada waktu yang
sama misalnya setiap tanggal satu setelah mandi sore. Bagi para wanita SSE
dapat dlakukan bersamaan waktunya dengan BSE ( breast self examination)
pemeriksaan payudara sendiri atau sadari.
43
BAB III
PENUTUP
Sekian makalah ini kami buat, kepada Allah SWT saya mohon ampun
’Astaghfirullaahal’azhiim’. Kepada para pembaca yang kami hormati, sebagai
saudara seiman dimanapun berada, kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya
jika ada kata-kata yang tidak pada tempatnya dalam makalah ini, serta mohon
maaf pula atas segala kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini. Selain itu,
kepada para pembaca yang terhormat dimanapun berada, kami juga
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,
terutama bagi kelompok kami untuk menambah tingkat kualitas keimanan kepada
Allah SWT, untuk melihat kebesaran-Nya dalam menciptakan sesuatu yang
mustahil bisa disamai oleh makhluk ciptaan-Nya, Insya Allah.
Sebagai penutup marilah kita jadikan sebagai renungan beberapa ayat di
dalam Surah As-Sajadah berikut :
Artinya : Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan
yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS.
As-Sajadah : 7-9)
Dari informasi ayat di atas dapat difahami bahwa:
1. Allah menciptakan segala makhluk-Nya dengan sebaik-baiknya
2. Penciptaan manusia pertama (Adam) dengan bahan baku pertama langsung dari
tanah
44
3. Manusia keturunan (Bani Adam) diciptakan dengan bahan baku pertama adalah
air yang hina yaitu sperma yang bercampur dengan ovum (sel telur) dalam
bahasa al-Qur-an.
4. Allah menyempurnakan kejadian manusia (melengkapi seluruh organ tubuhnya),
dan meniupkan Ruh-Nya kepada jasad manusia itu
5. Allah memberi manusia indera: pendengaran, penglihatan, dan akal fikiran.
Di dalam kaidah ilmu tafsir, jika Allah dalam al-Quran menyebut beberapa
hal dengan urut, maka seperti urutan itu pula kejadian dan fakta yang
sesungguhnya terjadi. Dalam ayat di atas, Allah memberi indera manusia
pendengaran, penglihatan, dan akal fikiran, maka dapat dipastikan bahwa
berfungsinya pendengaran lebih dahulu dari pada penglihatan, apalagi dengan
akal fikiran.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2010. Biologi Edisi kedelapan Jilid 3. Jakarta : Erlangga
45
Efiaty. 2007. Telinga Hidung Tenggorakan Kepala dan Leher Edisi 6. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI
Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung : CV.
Yrama Widya
Leslie. 2007. Histologi Edisi Ketiga. Jakarta : Saunders Elsevier
Luiz. 2007. Histologi Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
Reiza. 2014. Anatomi Tubuh Manusia. Surabaya : Vicosta Publishing
46