Post on 03-Aug-2015
Risk and Uncertainty Program Pascasarjana
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya
M a l a n g
Henidiah Fitriana 116040112111002 Intan Kartika S. 116040112111003
Petani Kecil Penolak Resiko
Ketidakpastian dan Petani Kecil
Telah diakui secara luas bahwa tingkat ketidakpastian yang tinggi melambangkan
kehidupan rumah tangga petani kecil di Negara-negara berkembang. Untuk beberapa alasan,
ketidakpastian ini lebih menjalar dan serius dibandingkan dengan keluarga petani di daerah
beriklim sedang. Perbedaan iklim lebih tidak bisa diprediksi dan dampak terhadap hasil
panennya cenderung lebih parah. Selain itu, kondisi pasar tidak stabil, dimana informasi
kurang dan penuh ketidaksempurnaan. Kegelisahan(ketidakamanan) keluarga petani kecil
karena rendahnya status sosial dan ekonomi dianggap penting di beberapa Negara; sedangkan
di Negara lain, ketidakamanan karena kebijakan-kebijakan pemerintahan dianggap penting.
Yang paling tidak jelas diatas semua jenis ketidakpastian ini adalah kemiskinan dari begitu
banyak keluarga petani kecil yang berarti bahwa penghasilan dari hal- hal yang tidak pasti
biasanya membuat perbedaan antara kelangsungan hidup dan kelaparan.
Penyebaran dari berbagai jenis ketidakpastian pada produksi petani kecil mempunyai
dampak penting terhadap analisis ekonominya serta interpretasi untuk prospek masa
depannya. Dibawah ini merupakan rangkuman beberapa jenis permasalahan dan pendapat
yang menunjukkan suatu ketidakpastian.
a. Hasil pada keputusan ekonomi sub-optimal di level mikroekonomi dari unit produksi
(memperhitungkan maksimisasi laba)
b. Hasil pada ketidaksediaan atau kelambatan untuk mengadopsi inovasi (petani kecil
konservatif)
c. Merupakan alasan untuk berbagai usaha budidaya, seperti mixed-cropping, yang
menunjukkan adaptasi yang sukses untuk ketidakpastian untuk ketidakpastian dengan
memperbaiki efeknya
d. Dampaknya lebih hebat untuk petani miskin daripada untuk petani yang lebih baik,
menyiratkan bahwa hal ini memperkuat perbedaan social
e. Dikurangi dengan meningkatkan integrasi pasar, karena dapat meningkatkan
informasi, komunikasi, outlet pasar, dsb.
f. Dipertajam oleh integrasi pasar yang lebih besar karena keamanan penghidupan
diganti oleh ketidakamanan pasar yang tidak stabil dan berlawanan dengan tren harga.
Tujuan dari bab ini adalah untuk membahas permasalahan ini dan aspek lain dari
dampak ketidakpastian dari mata pencaharian (penghidupan) petani kecil. Meliputi, pertama,
perbedaan utama ketidakpastian menghadapi petani kecil.; kedua, definisi dari ketidakpastian
dan resiko; ketiga, analisis mikroekonomi dari dampak risiko dalam keputusan produksi;
keempat, dasar- dasar analisis risiko dalam maksimisasi utility; kelima, penelitian terhadap
dampak terhadap risiko dan hasilnya; keenam, beberapa implikasi kebijakan utama dari risiko
dan ketidakpastian; dan ketujuh, pandangan yang lebih luas dalam risiko dalam konteks
rumahtangga dan ekonomi petan kecil.
Tipe-tipe Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah suatu kondisi dimana ada tingkat keberagaman yang
melingkungi semua bentuk aktivitas dalam pasar ekonomi. Akan lebih banyak timbul masalah
dalam produksi pertanian daripada dalam industri karena pengaruh iklim dan faktor alam
dalam menghasilkan sebuah output, serta panjangnya siklus produksi. Jenis- jenis
ketidakpastian dikelompokkan menjadi empat sbb:
1. Natural Hazard- Risiko Alam
Mengacu kepada dampak terhadap output yang tidak dapat terprediksi, seperti cuaca,
hama penyakit, dan iklim. Cuaca yang merugikan mungkin mempengaruhi keputusan
menanam pada beberapa tahap budidaya sampai pada panen, dan tidak terbatas hanya
pada dampak bencana dari kekeringan jangka panjang. Perhatikan juga bahwa
kapasitas untuk memerangi(melawan) hama penyakit mungkin tergantung pada
kemampuan untuk membeli input yang relevan, dan hal ini dapat sangat berbeda
antara rumahtangga dalam suatu komunitas petani kecil. Risiko alam dapat
didefinisikan sebagai ketidakpastian hasil atau output.
2. Market Fluctuation- fluktuasi Pasar
Panjangnya jarak antara keputusan untuk menanam atau mulai untuk mendirikan
peternakan serta mencapai sejumlah output tertentu berarti bahwa harga output pada
titik jual tidak diketahui pada saat keputusan menanam dibuat. Hal ini terjadi pada
usaha pertanian dimanapun dan merupakan alasan utama adanya intervensi pemerintah
di pasar pertanian pada beberapa Negara.
3. Social Uncertainty- Ketidakpastian Sosial
Hal ini mengacu pada ketidakamanan yang disebabkan oleh perbedaan penguasaan
sumberdaya dalam ekonomi petani kecil dan ketergantungan kelangsungan hidup dari
sebagian rumahtangga petani kecil terhadap yang lain dengan berbagi tanaman atau
riba. Hal ini terjadi ketika ada ketidaksamaan pemilikan lahan dalam komunitas petani
kecil, dan hal ini secara khusus mengantarkan dirinya pada tingkat yang tinggi dari
ketidakpastian mengenai akses lahan untuk beberapa rumah tangga tapi tidak untuk
yang lain. Hal ini lebih umum di beberapa bagian dunia daripada yang lain.
4. State Actions and Wars- Peran pemerintah dan perang
Rumah tangga petani kecil tidak hanya tidak pasti mengenai cuaca, pasar, dan
kelakuan lokal para tuan tanah atau lintah darat. Ekonomi petani kecil secara
keseluruhan rentan terhadap keputusan lembaga- lembaga Negara yang mungkin
merubah suatu momen ke momen yang lain, pemerintahan yang satu ke pemerintahan
yang lain, kunjungan IMF dan seterusnya. Petani kecil biasanya terjebak di perang
gerilya, kadang- kadang sebagai protagonist, dan lebih sering sebagai sasaran
pengamat untuk ekspedisi perampokan oleh salah satu dari perlawanan bersenjata.
Pengertian dari risiko dan ketidakpastian
Kata “risiko” sejauh ini jarang digunakan karena istilah risiko dan ketidakpastian tidak
semata-mata dapat dipertukarkan dalam konteks analisis ekonomi. Risiko mempunyai arti
yang lebih tepat yang jelas berbeda dengan ketidakpastian. Buku bacaan dalam ekonomi
pertanian secara khusus mendefinisikan perbedaan antara risiko dan ketidakpastian sbb:
Risiko terbatas pada situasi dimana probabilitas bisa dihitung pada suatu kejadian
yang mempengaruhi hasil dari proses pembuatan keputusan, misalnya, apabila masa
kekeringan rata-rata terjadi selama 2 tahun dalam 5 tahun, maka kemungkinan (prpbablitas)
kekeringan yang terjadi adalah sebesar 0.40. Dalam hal ini, ini penting mengingatkan
pembaca bahwa kemungkinan berarti frekuensi yang diharapkan dari terjadinya kejadian atau
sejumlah kejadian, dan selalu dinyatakan dalam satu. Oleh karena itu, kemungkinan
memperoleh baik ‘kepala’ maupun ‘ekor’ dalam permainan “toss coin” adalah sebesar 0.5
untuk masing-masing permainan, dengan nilai 1 berarti hanya ada 2permainan yang terjadi.
Ketidakpastian merujuk pada situasi di mana tidak mungkin menghitung Probabilitas
terjadinya peristiwa. Kemungkinan terjadinya mereka tidak diketahui oleh pengambil
keputusan tidak oleh orang lain.
Dasar yang mendasari perbedaan adalah pengertian tentang risiko sebagai suatu
permasalahan yang obyektif, yakni mengasumsikan bahwa cukup informasi yang tersedia
selalu harus mungkin untuk melampirkan probabilitas obyektif dengan kejadian peristiwa.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola data historis pola curah hujan yang diketahui
dari catatan stasiun cuaca memungkinkan perhitungan probabilitas telah objectif untuk
kejadian kekeringan.
Praktek saat ini dalam analisis ekonomi resiko tidak didasarkan pada gagasan risiko
objektif. Hal ini menunjukkan bahwa dalam banyak keputusan dalam berbagai situasi, dan
situasi apa yang paling relevan bukan asumsi palsu dari pengetahuan superhuman mengenai
kemungkinan peristiwa yang tidak pasti, melainkan gelar pribadi pembuat keputusan tentang
keyakinan tentang terjadinya peristiwa. Jadi dalam contoh pola curah hujan yang penting
adalah tidak terjadinya rata terkenal masa lalu kekeringan (yang tetap dapat menjadi indikator
yang paling diandalkan dari kejadian masa depan) melainkan pandangan pribadi petani
tentang kemungkinan kekeringan.
Risiko masih mengacu pada probabilitas, tetapi sekarang ini probabilitas subjektif
melekat oleh para pembuat keputusan pertanian untuk kemungkinan terjadinya peristiwa yang
berbeda. Analisis risiko tidak hanya melibatkan probabilitas ini tetapi juga cara mereka
memasuki keputusan ekonomi.
Ketidakpastian tidak mengacu pada probabilitas atau ketidakhadiran mereka sama
sekali. Hal ini mengacu dalam arti deskriptif dengan karakter lingkungan ekonomi yang
dihadapi rumah tangga pertanian petani, lingkungan yang akan berisi berbagai peristiwa yang
tidak pasti dimana petani akan melampirkan berbagai tingkat risiko, menurut keyakinan
subyektif mereka dari terjadinya peristiwa tersebut .
Analisis Perilaku Risiko
Dalam definisi risiko di atas ada dua pendekatan yang berbeda untuk probabilitas
subyektif. Salah satunya adalah untuk treat probabilitas, dan karena itu risiko, sebagai varians
kedua sisi hasil rata-rata yang diharapkan dari peristiwa yang tidak pasti. Oleh karena itu
referensi sering dibuat dalam konteks produksi pertanian mengambil risiko sebagai 'varians
pendapatan' yang dihasilkan dari peristiwa yang tidak pasti. Varians ini tentu saja konsep
statistik yang mengukur deviasi rata-rata sejumlah angka dari rata-ratanya. Jadi risiko dalam
pendekatan ini adalah probabilitas peristiwa yang terjadi dimana hasilnya menunjukkan
pendapatan yang di atas atau di bawah pendapatan rata-rata yang diharapkan dalam suksesi
musim panen.
Pendekatan kedua adalah memperlakukan risiko sebagai kemungkinan bencana.
Perusahaan asuransi hampir selalu mendekati resiko dengan menilai probabilitas bahwa
peristiwa yang sedang diasuransikan terhadap sesuatu hal yang akan terjadi. Untuk analisis
dampak risiko pada situasi dan perilaku keluarga petani miskin definisi ini memiliki manfaat
jelas.
Implikasi dari risiko untuk model neoklasik produksi pertanian dapat diperiksa dengan
bantuan grafik seperti yang diberikan dalam gambar 5.1. Ini hanyalah grafik fungsi produksi
sederhana, dengan yang pembaca sekarang harus akrab, menunjukkan tiga kurva respon yang
berbeda dari output ke input variabel tunggal, pembelian units pupuk nitrogen. Respon kurva
dalam hal adalah nilai, mereka adalah produk nilai total (TVP) kurva, sehingga fitur laba rugi
yang akan ditampilkan.
Gambar 5.1 dirancang untuk mengeksplorasi pendekatan ‘income variance’ untuk
risiko. Namun, juga berfungsi untuk menggambarkan prinsip pendekatan ‘disaster avoidance’.
Situasi risiko yang digambarkan adalah salah satu ketidakpastian tentang cuaca di mana hanya
ada dua peristiwa yang dapat terjadi;. Cuaca mungkin 'baik' dengan pola curah hujan dll yang
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil panen terbaik; atau cuaca mungkin 'buruk' menandakan
kurangnya curah hujan dan hasil panen yang buruk. Grafik mengandung lekuk tubuh keluaran
respon alternatif untuk menggambarkan hasil dari dua peristiwa serta penilaian subjektif
petani keseimbangan antara mereka sesuai dengan definisi berikut:
Dalam contoh ini petani mengharapkan 3 tahun dari setiap 5 tahun untuk menjadi
'baik' dan 2 tahun dari 5 tahun menjadi 'buruk'. Oleh karena probabilitas dan menghitung dari
produk nilai yang diharapkan total, E (TVP), adalah sebagai berikut;
Dalam analisis risiko, TVP1 dan TVP2 digambarkan sebagai outcome dari kegiatan
atau kondisi alam, dalam contoh ini, bentu kurva mencerminkan dampak baik dan buruk dari
kondisi cuaca pada respon output untuk merubah tingkat pupuk nitrogen. Kurangnya hasil
curah hujan dalam respon output yang sangat kecil digambarkan oleh TVP2. Probabilitas
subjektif dikaitkan oleh petani terhadap kejadian pada tahun baik dan buruk p1 dan p2.
Probabilitas ini harus berjumlah 1 karena contoh hanya mengenal dua kondisi alam, dan salah
satunya pasti terjadi. E(TVP) adalah suatu bobot, atau jika anda suka keseimbangan, rata-rata
dari dua outcome tadi., TVP1 dan TVP2, di mana bobotnya adalah probabilitas p1 dan p2.
Dengan tambahan garis total cost (TC) yang mewakili peningkatan total biaya
produksi sebanya pupuk nitrogen dibayar, maka dampak dari risiko pada perhitungan efisiensi
petani dapat ditentukan. Gambar 5.1 menunjukkan tiga alternative posisi operasi, X1, XE, dan
X2, yang masing-masing rasional secara alokatif tergantung pada preferensi tujuan petani
terhadap risiko.
a) Penggunaan input X1. Ini konsisten dengan efisiensi alokatif pada TVP. Ini berarti bahwa
jika TVP1 terjadi kemungkinan laba terbesar, maka ab didapatkan. Pada pilihan untuk
beroperasi di posisi ini digambarkan sebagai risk-taking (pengambil risiko). Hal ini
dikarenakan dia memilih untuk mengambil kesempatan pada kemungkinan laba yang
paling besar, meskipun dalam pikirannya hanya memiliki kemungkinan/probabilitas 0.6
dari kejadian seluruhnya, daripada mengambil posisi yang lebih aman dengan
kemungkinan yang lebih kecil yang menyebabkan kerugian yang lebih besar
b) Penggunaan input X2. Hal ini konsisten dengan efisiensi alokatif pada TVP2. Ini berarti
bahwa jika TVP1 terjadi profit, ce, didapatkan.; danjika TVP2 terjadi usahatani masih
menghasilkan profit yang kecil, de, sebagaimana ditunjukkan dalam grafik. Petani yang
memilih untuk beroperasi pada posisi ini digambarkan sebagai risk-averse (penghindar
risiko). Hal ini dikarenakan dia lebih memilih aktivitas yang aman sehingga outcome
kemungkinan terburuk akan terjadi, meskipun dalam pikirannya itu hanya memiliki
probabilitas 0.40.
c) Penggunaan input Xe. Ini merepresentasikan efisiensi alokatif konsisten dengan dugaan
yang seimbang dari outcome rata-rata musim baik dan buruk. Ini berarti jika TVP1 terjadi
profit, fh, didapatkan namun ini bukan kemungkinan profit terbesar pada TVP1. Hampir
sama jika TVP2 mengalamikerugian, hi, terjadi, dan ini bukanlah kemungkinan rugi yang
paling kecil pada TVP2. Petani yang memilih untuk beroperasi di sini adalah digambaran
sebagai risk-neutral (netral terhadap risiko). Pilihan posisi operasi sesuai dengan outcome
rata-rata tahun baik dan buruk yang diambil secara bersamaan.
Telah kita diskusikan alternatif pada gambar 5 dengan istilah pendekatan “perbedaan
pendapatan” terhadap risiko. TVP1 dan TVP2 menunjukkan perbedaan baik dari sisi kurva
respon rata-rata output dari pupuk, dan posisinya dalam grafik ditunjukkan dalam bentuk
tingkat kemungkinan subjektif yang melekat pada masing- masingnya. Penolakan risiko
terjadi sebagai masalah pilihan personal antara beberapa alternative.
Dalam Gambar 5.1, timbulnya kehilangan mungkin diperhitungkan sebagai bencana;
untuk keluarga miskin yang berada pada tingkat penghidupan nyata dalam kehilangan
produksi berarti kelaparan. Untuk menghindari bencana, petani harus mengoperasikan
penggunaan input disekitar X2, bukan yang lainnya.
Gagasan penolakan bencana biasanya mengacu pada prinsip keamanan pertama.
Dalam bentuk formal, hal ini lebih rumit daripada yang telah kita bahas, walaupun hal ini
tidak berarti bahwa gambar 5.1 yang telah diberikan tidak akurat. Lebih tepatnya, berarti
membuat keputusan itu dibatasi oleh ketidakinginan petani terhadap risiko mendapat
penghasilan bersih dibawah level tertentu, kecuali kemungkinannya untuk jatuh dibawah level
tersebut memang sangat rendah. Jadi, apabila minimum level di benak petani adalah 500$, dia
harus bersiap untuk menerima tidak lebih dari 0.10 kesempatan pendapatan bersihnya jatuh
dibawah nilai dalam keputusan usaha taninya.
Konsekuensi penolakan risiko untuk penggunaan sumberdaya optimum, sebagai
masalah pilihan atau kelangsungan hidup, diilustrasikan pada gambar 5.2. Rasionalitas
ekonomi dalam neoklasik murni merasakan permintaan yang petani harus beroperasi adalah
pada titik dimana:
E(MVP)=MFC
Sebagai ganti penolakan resiko yang dioperasikan petani pada posisi dimana MVP2 =
MFC. Hal ini memastikan bahwa konsumsi rumah tangga memerlukan mencakup dalam
seluruh musim, walaupun profit tidak maksimum kecuali pada musim yang buruk.
Konsekuensinya yaitu bahwa marginal value produk (MVPE) ekspektasi, terlihat pada titik A
pada kurva E (MVP), merupakan marginal cost; tingkat optimum sumber daya yang
digunakan tidak diikuti dan profit tidak menjadi maksimum. Masalahnya bahwa penolakan
resiko disebabkan situasi, pada rata-rata, MVP > MFC, pada prinsipnya, pengujian satu yang
mana bentuk dasar dari beberapa penelitian empiris kedalam dampak resiko pada perilaku
rumah tangga petani.
Ekspektasi kepuasan dan teori keputusan
Menghadapi resiko sebagai bagian dari kekuatan personal pembuat keputusan dari
kepercayaan tentang peristiwa yang tidak menentu dan evaluasi personal dari konsekuensi
potensial (Anderson et.al., 1977:ix) berakar dengan sangat kuat dalam konsep ekonomi dari
maksimisasi kepuasan personal. Arti dari “maksimisasi kepuasan” bahwa individual
mempertimbangkan untuk membuat keputusan yang konsisten dengan tujuan personal, dan
oleh karena itu memaksimisasi kesejahteraan dan kebahagiaan personal. Ide ini berdasarkan
metode dasar pada metode teori ekonomi neo klasik, dan perlakuan secara penuh dalam bab
yang kemudian pada buku ini, khususnya dalam konteks tujuan konsumsi dari rumah tangga
petani (bab 6 dna 7). Hal ini cukup menjadi catatan bahwa dihadapkan oleh pilihan antara
tindakan alternatif, kepuasan maksimum individu akan dipilih bahwa alternatif yang mana
bahwa kebagian personal yang tertinggi.
Menurut Anderson, spesifikasi batasan dari respon dan fungsi probabilitas,
maksimisasi utility tidak dapat diproses secara langsung. Ada 2 alternatif pendekatan yang
bisa digunakan. Eksplorasi numeric dari jarak keputusan variabel untuk nilai simulasi
stokastik dari y dan py dapat digunakan untuk menghasilkan capaian nilai dari utility yang
diharapkan. Dalam cara ini, kita dapat memperkirakan nilai variabel keputusan v yang
memaksimalkan U(x) dengan y dan py yang tidak pasti. Analisisnya disederhanakan lebih
lanjut dengan asumsi riil yang layak bahwa output y sebuah perusahaan dan harga output py
adalah stochastically independent (yaitu distribusi probabilitas yang satu tidak tergantung
terhadap yang lain). Dengan beberapa penyederhanaan asumsi tersebut, rata- rata profit
ditentukan dengan:
E ( x )=E ( p y y−pv v−F )=E ( py ) E ( y )−pv v−F=E ( py ) g (v )−pv v−F (6.2)
dimana g(v) =E(y) adalah fungsi empiris dari rata-rata y terhadap v. Demikian juga, varian
dari profit ditentukan dengan:
V ( x )=V ( p y y−pv v−F )=[ E p y ]2V ( y )+[ E ( y ) ]2V ( py )+V ( p y) V ( y )
¿ [ E py ]2 h (v )+[ g (v ) ]2V ( p y)+V ( p y ) h ( v ) (6.3)
Dimana h(v) =V(y) merupakan fungsi empiris dari varian y terhadap v.
Dari penaksiran Taylor dari persamaan (4.27),
U=U [E (x) ]+U 2 [ E ( x ) ]V (x )/2 (6.4)
Maksimisasi dari kepuasan(utility) yang diharapkan ini dengan mengindahkan v, bahkan
dibawah hubungan fungsional sederhana untuk g(v) dan h(v), biasanya kacau dan paling baik
diselesaikan secara numeric dengan bantuan computer. Bagaimanapun juga, logika
pengoperasiannya dapat dilihat sebagai berikut. FOC untuk U=U [E (x ) ,V (x) ] yaitu:
dUdv
=[δU /δE (x )] [dE (x)/dv ]+[δU /δV (x )] [dV (x )/dv ] (6.5)
Adalah sama dengan 0, sehingga
0=[dE(x )/dv ]+{[ δUδV (x ) ]
[ δUδE ( x ) ] }dV ( x)/dv (6.6)
Dalam persamaan ini, rasio dalam simbol [] mengukur tingkat substitusi utility antara E(x)
dan V(x). Hal ini dapat juga dilihat dengan mempertimbangkan kurva isoutiliti dalam vector
(E,V). sepanjang kurva, utility dalam E(x) dan V(x) adalah konstan sehingga total turunan
dari dU adalah 0. Turunan dU berhubungan dengan turunan dE(x) dan dV(x) melalui turunan
parsial dari utility dengan mempertimbangkan E(x) dan V(x) dengan:
dU=[ δUδE (x ) ]dE ( x )+[ δU
δV ( x ) ]dV (x) (6.7)
Apabila dU=0, maka
[dE (x)/dV ( x)]u=−[ δUδV (x ) ]/ [ δU
δE ( x ) ] (6.8)
Magnusson (1969) menyatakan bahwa tanda negative dalam tanda {} di persamaan (6.6),
disebut Risk Evaluation Differential Quotient (REDQ).
Ekspression untuk dE (x) dan dV (x) dapat diperoleh dari bentuk-bentuk pertengahan
persamaan (6.2) dan (6.3). mensubstitusi ini ekspression ke (6,6), kami mempunyai
persamaan 6.9
0 = E(py) dE(y) / dv – pt – REDQ ({[E(py)]2 + V(py)}.
dV(y)/dv + 2V (py) E (y) dE (y) / dv) (6.9)
rumusan ini dapat dijelaskan paling simpel dengan membuat asumsi lebih lanjut bahwa py
tidak acak tetapi memiliki nilai tetap sehingga E(py) = py and V(py) = 0. Persamaan (6.9)
kemudian diubah menjadi untuk
pt = py dE(y) / dv – REDQ [p2y dV(y) /dv] (6.10)
yang menyatakan bahwa optimalisasi dicapai ketika pendapatan marginal sama dengan biaya
marginal (terhadap perubahan output yang diharapkan) ditambah tambahan marginal karena
risiko. Kompleksitas tambahan (bahwa produk nilai biaya faktor marjinal marjinal) adalah
mudah terlihat dan mencoba melambangkan biaya analitis untuk membawa explicitly
ketidakpastian dalam analisis normatif penggunaan faktor. Efek yang sama dapat dilihat
dengan menata ulang (6.10) to give
py = pt dv / dE(y) + REDQ py2 dV (y) / dE (y) (6.11)
yang menyatakan bahwa optimalisasi dicapai ketika pendapatan marginal sama dengan biaya
marginal (terhadap perubahan output yang diharapkan) ditambah tambahan marginal karena
risiko.
Pada kasus tugas sebjektif dari peristiwa ketidk pastian kepuasan ekspektasi
maksimum individu, ditunjuk sebagai E(U), kepercayaannya tentang peristiwa dan
pengeluaran. Teori kepuasan ekspektasi juga memberi peningkatan formal pendekatan
ekonomi terhadap analisis resiko disebut teori keputusan.
Berdasarkan standart teori utility, expektasi utility memerlukan bahwa individu
konsisten terhadap pilihan antara alternatif variasi yang dia hadapi. Inti dari teori ini adalah
sebuah konsep yang disebut certainty equivalent(CE). Ini adalah kemungkinan kecil dan
resiko alternatif untuk dibandingkan dan ditempatkan dalam sebuah scala pilihan perorangan
(scale of personal) oleh pembuat keputusan. Ini digambarkan disini dengan sedikit contoh
sederhana sebelum mengeset expected utility lebih menyeluruh.
Katakanlah kamu menghadapi sebuah pilihan antara (a) mendapat sejumlah uang
dengan pasti, $500 atau (b) mencoba ( katakanlah pada lemparan koin/gambling) untuk
menghasilkan sejumlah $1200 atau menderita kerugian $100. Alternatif yang kamu pilih
adalah perilakumu untuk mengambil resiko. Banyak orang akan memilih $500 dan dengan
melakukan itu, akan menyatakan dirinya sebagai risk-averse (penolak resiko). Hal ini
dikarenakan tujuan rata-rata dari mencoba, disebut Expected Money Value (EMV) adalah
pada $550, lebih besar dari pada angka kepastian sebesar $500. EMV adalah bobot rata-rata
dari dua outcome/hasil dari percobaan; adalah (0.50x$1200)+(1.50x(-$100))=$550. Jika kamu
ragu-ragu antara dua pilihan dengan kata lain kamu bahagia untuk memilih salah satu
diantaranya, waktu itu kepastian terbanyak adalah $500, ini menggambarkan certainty
equivalentmu: ini lebih banyak untuk membuatmu hanya seperti bahagia, atau tidak tertarik ,
untuk mengambil kesempatan pada pilihan kedua yang secara luas berbeda hasil.
Pada grafik 5.3. ini menggambarkan hubungan dari utility (sumbu vertikal) pada
pendapatan (sumbu harizontal). Pada gambar tersebut kemungkinan fungsi utility, U=f(I),
atau dengan cara lain, kebahagiaan (happiness) (U) adalah fungsi dari pendapatan (I).
Garis lurus DC pada grafik menggambarkan hubungan linier sederhana antara utility
dan income, dan memiliki slope positif (lebih banyak hasil uang lebih besar kebahagiaan). I1
danI2 adalah dua perbedaan level resiko pendapatan yang mana memiliki perbedaan
kemungkinan kejadian berkaitan dengan mereka, p1dan p2 dengan jumlah 1. Untuk membuat
grafik ini disesuaikan dengan gambar 5.1 dan 5.2, kita membuat p1=0.60 dan p2=0.40.
Expected utility:
E (U )=p1. U ( I1 )+ p2 . U (I 2)
Dengan kata lain expected utility adalah jumlah utility yang diperoleh dari income I1
dan I2, dibobot dengan masing-masing kemungkinan kejadian mereka.
Expected Money Value
EMV = p1 . I 1+ p2. I 2
Pendapatan ini yang akan rata-rata diharapkan, tergantung pada banyaknya kesempatan I1 dan
I2. Ini juga terkadang disebut nilai aktual dari I1 dan I2 secara bersama-sama.
Penolak Resiko (Risk Averse): mengatakan ada sebuah kepastian pendapatan (certain
income) IA<EMV yang mana menghasilkan utility yang sama seperti EMV. Ini berimplikasi
bahwa dia telah menyiapkan terlebih dahulu pendapatan ekuifalent dengan EMV dikurangi IA
dengan tujuan untuk mencapai kepastian, dan ini dikatakan sebagai risk-averse. Ini juga
berarti bahwa fungsi utility mereka diatas DAC, menggambarkan deminishing marginal
utility of income pada jarak ini. Disisi lain ini terkadang menggambarkan pendapatan yang
terdahulu, EMV-IA, adalah jaminan premium sesorang mempersiapkan untuk membayar
untuk mencapai certainty.
Risk Neutral: dimana seseorang tidak tertarik antara pendapatan IE dan nilai uang
harapan dari kedua resiko pendapatan, EMV, dengan kata lain, ketika U(IE) = E(U), atau
utility dari sebuah level certain income IE sama dengan expected utility pada kedua
ketidakpastian pendapatan tersebut, lalu dia memutuskan menjadi risk neutral. Ini berarti
utilitinya pada garis lurus DC.
Risk taking: beberapa orang mungkin memiliki pilihan untuk mengambil kesempatan
untuk mendapatkan pendapatan terbesar, I1, walaupun itu merupakan salah satu dari dua hasil
yang beresiko, yang kedua mungkin membuatnya mengalami kerugian melebihi sebelumnya.
Jelasnya jika bertanya level keyakinan pendapatan apa yang akan membuatnya senang seperti
gambling/ spekulasi, orang ini tidak akan mengulanginya pada IA atau IE. Faktanya semua
orang akan menyetujui untuk mengabaikan antara jumlah kepastian dan kesempatan untuk
meraih yang tertinggi, katakanlah pada IB, dari pada EMV. Seperti orang yang dijelaskan
sebagai risk-taker. Kurva utility seperti orang tersebut akan berada pada ADC,
menggambarkan kenaikan marginal utility pendapatan diatas jarak yang relevan.
Untuk dapat memahami teori keputusan dapat menggunakan alat yang disebut dengan
decision tree, dan juga dengan menggunakan sebuah contoh. Sebuah decision tree sederhana
digambarkan pada gambar 5.4 dan ini mengandung contoh gambar yang compatible dengan
analisis produksi sebelumnya pada gambar 5.1. komponen dari teori keputusan mrngikuti:
Acts (perbuatan/tindakan); ini membentuk tindakan alternatif antara pilihan yang harus
dibuat. Acts a1,....,aj seharusnya ekslusif satu sama lain dan mendalam pada alternatif yang
tersedia. Kelanjutan variabel (misalnya tingkat kesuburan) dipresentasikan oleh sebuah
perilaku nyata tersendiri. Pada gambar 5.4 terdapat dua perilaku: (a) mengaplikasikan pupuk
secara sampai yang direkomendasikan oleh praktisi agronomi-act a1, dan (b) mengaplikasikan
seluruh pupuk-act a2. Ada ciri khusus pada aksi X1 dan X2 pada gambar 5.1. ada dua cabang
perilaku dari single decision node (a square symbol) pada pohon keputusan.
State: ini adalah event ketidakpastian atau state of nature yang mungkin terjadi dan
terpengaruh pada hasil dari keputusan apa yang diambil. State S1,....,Si adalah saling
berhubungan erat dan mendalam pada jarak yang dapat terjadi. Beberapa state variable adalah
terus menerus (misalnya hujan) tapi pada teori keputusan ini adalah tergantung oleh
representasi khusus (misalnya good, average, poor). Pada gambar 5.4 ada dua state yang dapat
terjadi oleh dua perilaku, dan sejak mereka diduplikasi dari chance node (simbol circle) pada
setiap perilaku. Mereka sama seperti state yang mendasari TVP1 dan TVP2 dalam gambar 5.1.
Probabilities/ Kemungkinan:
Ada tingkatan kepercayaan yang dipegang oleh para pembuat keputusuan tentang
kemungkinan yang terjadi dari setiap bagian yang ditetapkan. Probability secara subjektif
adalah p1,… pi. Probabiliti dari keadaan I harus diantara 0 dan 1. Probabilitas yang kurang
dari satu yang berasal dari keadaan yang terjadi harus sama dengan 1, sebagai contoh
penjumlahan dari probabilitas untuk semua keadaan harus sama dengan 1. Pada gambar 5.4
probabilitas p1 dan p2 secara terturut-turut untuk keadaan S1 dan S2 adalah 0.60 dan 0.40; dan
bagian ini sama dengan gambar 5.1
Outcomes/ Hasil :
Keputusan diantara dua atau lebih pilihan atau tindakan penting untuk hasil yang
khusus dari pembayaran gaji, pada tingkatan yang mana tergantung pada bagian yang
bimbang yang terjadi. Kumpulan hasil tersebut dengan tindakan j dan bagian i adalah C ij.
Untuk tujuan latihan harus lebih menetapkan keuntungan bersih dari pembayaran gaji,
sebaliknya hal tersebut tidak dapat dibandingkan. Pada gambar 5.4 pembayaran gaji tersebut
ditunjukan pada sisi kanan dari pohon keputusan: tindakan a1 (banyak pupuk) memiliki dua
kemungkinan pembayaran gaji dari perolehan keuntungan sebesar $2000 pada keadaan cuaca
yang baik atau kehilangan sebesar $375 pada kondisi cuaca buruk; tindakan a2 (bukti pupuk)
memiliki dua kemungkinan pembayaran gaji sebesar $ 1300 dari kondisi cuaca baik dan
keuntungan sebesar $300 pada kondisi cuaca buruk. Pembayaran gaji ini secara berurutan
dangat cocok untuk menjelaskan gap pada ab, bj, ce dan de pada gambar 5.1 .
Kriteria Pemilihan
Kriteria dari pemilihan antara tindakan yang memaksimumkan harapan kepuasaan.
Seperti yang kita lihat bahwa hal ini merupakan penjumlahan dari kumpulan kepuasan dengan
bobot setiap pembiayaan gaji oleh kemungkinan pokok dari kejadiannya. Kriteria ini berarti
memilih tindakan yang paling sesuai dengan preferensi pribadi tentang pembiayaan gaji,
sementara pada saat yang sama memperhitungkan persepsi pribadi dari resiko yang dialami.
Prosedur Solusi
Metode solusi untuk masalah pohon keputusan dimulai dari bagian sisi kanan dan
bekerja mundur menuju tanda keputusan. Hal ini terdiri dari :
a. Menghitung EMV dari hasil pada sertiap kesempatan . Pada kasus ini contohnya
adalah Pada EMV sebesar $ 1050 pada di A dan $ 900 untuk tanda di B.
b. Mendatangkan petani dari kepastian yang sama dengan penerimaan bersih yang mana
sangat cocok untuk resiko hasil dari setiap kesempatan. Sebagai contoh petani yang
menolak kresiko CE untuk a1 sebesar $850 (<$1050), dan resiko netral CE untuk a2
dari $900 (=$900)
c. Menolak alternative yang mana memiliki kepastian yang rendah : contohnya tindakan
a1 adalah terbatas dan perani akan memaksimumkan kepuasaan dengan memilih
tindakan a2.
Latihan ini menunjukan bagaiman hasil dari membuat keputusan menolak resiko
berbeda dalam mencapai keuntungan maksimum. Alternatif profot maximum dalam masalah
ini adalah tindakan a1 (EMV=$1050), tetapi menolak resiko artinya bahwa tindakan a2 yang
dipilih. Tindakan a2 akan memaksimumkan kepuasaan dari petani yang merespect kepada
ketidakpastian (uncertainty), hal ini bukan merupakan memaksimalkan profit.
Penelitian tentang Perilaku Resiko Petani
Pandangan mengenai ketidakpastian (uncertainty) memiliki pengaruh yang serius terhadap
perilaku ekonomi petani rumah tangga yang menyediakan banyak jangkauan untuk studi
empirik kedalam beberapa pertanyaan mengenai resiko. Penelitian ini dirancang untuk
menemukan apakah dan untuk apa petani menolak resiko, pengaruh yang kuat dari resiko
pada efesiensi petani dan perkembangan pertanian, sumber utama dari resiko, dan efek dari
menolak resiko akan dapat diperbaiki. Dengan menyelidiki area yang mana mencakup
seluruh aspek dari mata pencaharian para petani kecil, beberapa masalah utama yang menjadi
perhatian dari penelitian ini adalah:
a. Petani adalah resiko yang merugikan. Hasilnya menunjukan tingkat inefesiensi dari
sumber daya yang digunakan pada tingkat petani (MPVPs > faktor harga). Selain itu,
luasan dari permulaan tersebut berasal dari resiko yang meningkatkan efesiensi
(contohnya perbedaan yang tinggi) adalah output yang diberikan oleh sumber. Sebagai
contoh, jika menyumbangkan sumber daya, tenaga kerja, dapat berproduksi pada lahan
A, B, C pada skala yang menurun pada output yang berubah-ubah, kemudian MVPA<
MVPB>MVPC, dibangingkan return equimarginal yang mana menunjukan permintaan
yang effisien (liat Bab 2)
b. Hasil Resiko yang merugikan bagi petani memanen pada pola yang dirancang untuk
meningkatkan keamaan petani dibandingjan memaksimumkan output atau profit. Hal
ini dapat diambil dari alokasi proprsi yang lebih tinggi dari lahan untuk memenuhi
kebutuhan pangan dari pada dijamin oleh pengembalian dari keluarga diantara
makanan dan penerimaan dari hasil panen. Atau hal ini mungkin dapat terdiri dari
latihan pengolahanm seperti mencapurkan pernanaman (liat dibawahnya), yang mana
mencapai tingkat keamanan pada biaya pengembalian yang lebih rendah dibandingkan
hasil panen yang dicapai pada ladang yang digarap.
Tentu saja tidak semua penelitian menghasilkan kesimpulan yang sama. Seperti
hipotesis efisiensi, hipotesis risk-averse mengharuskan suatu percobaan untuk
menggeneralisasikan sesuatu yang tidak tergeneralisasikan,: beberapa petani gurem lebih
cenderung sebagai risk averse daripada tipe risiko yang lainnya; beberapa komunitas petani
gurem menunjukkan sifat kolot/konservatif terhadap perubahan, di dalam dan di antara kota-
kota.; beberapa petani miskin disiapkan untuk mengambil spekulasi tinggi apakah akhirnya
akan sejahtera atau berakhir sebagai buruh yang tidak mempunyai lahan. Dengan
mengunakan pendekatan menghindari bencana (mengutamakan keamanan), Roumasset
(1976) tidak menemukan fakta yang terlalu kuat untuk risk aversion dan beberapa kenyataan
kesiapan untuk berspekulasi di antara sebuah sampel rumah tangga petani gurem di Filipina.
Binswanger dan Siller (1983) menggunakan pendekatan certainty equivalent menyimpulkan
bahwa tingkat kekayaan tidak mempengaruhi derajat risk aversion (penghindaran risiko).
Masalah penting dalam studi empiris risiko adalah salah menempatkan atribut risk
aversion yang bermula dari efisiensi ekonomi yang dikaji. Hal ini berlaku khususnya pada
studi yang menggunakan data objektif yang bervariasi, seperti harga atau pola curah hujan,
sebagai dasar penarikan kesimpulan tentang perilaku petani. Pendekatan certainty equivalent,
digunakan oleh Binswanger (1980) dan lainnnya dirancang untuk mengatasi kesulitan ini.
Namun, studi ini mengalami masalah lain: dengan menyamakan pembuatan keputusan petani
dengan hasil pengalaman spekulasi petani (Binswanger dan Sillers, 1983) mereka hampir
membuat hasil studi yang salah. Tampak masuk akal bahwa banyak petani akan
memperlakukan pengalaman spekulasi sebaga sebuah permainan, tidak terkait dengan urusan
kelangsungan hidup.
Masalah penerapan atribut yang salah dengan anggapan umum pada praktik
pengolahan, seperti strategi penghindaran risiko dalam produksi. Mixed cropping (tumpang
sari) umumnya tersebar di daerah tropis, khususnya Afrika. Mixed cropping adalah
mencampurkan beberapa hasil panen, umumnya antara dua sampai lima jenis, namun
terkadang mencapai 8 atau 9 jenis tanaman dalam satu hamparan lahan.
Aspek kebijakan
Teori penghindaran risiko pada petani gurem, seperti maksimisasi profit, berhubungan
dengan campur tangan pemerintah yang dirancang untuk perbaikan dari dampak
penghindaran risiko yang merugikan pada produktivitas dan pertumbuhan pertanian.
Sebagaimana dalam kasus maksimisasi profit, kebijakan ini merupakan dasar pikiran pada
asumsi implicit yang bertujuan untuk membawa ekonomi petani gurem mendekati model
pasar persaingan sempurna. Implikasi kebijakan alternative dari risk eversion bias
dikelompokkan secara luas menjadi satu dengan kategori risiko yang meraka rancang untuk
mengatasi sebagai berikut ini:
Risiko alami
Irigasi mungkin adalah respon kebijakan yang paling nyata terhadap ketidakpastian alam
adalah bahwa irigasi sebagai sebuah alternative untuk keanekaragaman curah hujan.
Perhatikan bahwa irigasi dapat berperan: a) untuk mengurangi risiko kekeringan antara
musim satu dengan musim selanjutnya, b) untuk melancarkan dalam musim dimana
persediaan air berfluktuasi untuk tanaman. Selain itu, irigasi juga dapat memberikan
produktivitas pengolahan yang lebih tinggi, seperti multiple cropping (tanaman percontohan
dalam tahun yang sama), dengan dampak langsung pada kuantitas output dan pendapatan
usahatani.
Dalam pengertian irigasi ini, tidak hanya strategi risiko tetapi juga memiliki dampak besar
pada output melalui kelengkapannya dengan multiple cropping, meningkatkan penggunaan
pupuk, dan perbaikan benih. Irigasi tidak memerlukan campur tangan Negara, tentu saja
proporsi yang besar dari pipa irigasi mengambil bentuk investasi swasta oleh rumah tangga
petani secara individu. Di sisi lain skema skala besar irigasi melibatkan dam, kanal,
pengontrol air, dll adalah investasi swasta.
Asuransi pertanian.
Teori yang paling konsisten dan usul komprehensif untuk mengurangi dampak buruk dari
risiko alami adalah asuransi pertanian. Asuransi adalah logis dalam kerangka pikir neoklasik
sebagai cara untuk mencapai jaminan income/pendapatan dalam menghadapi bencana yang
mungkin terjadi. Namun, asuransi untuk produksi pertanian menghadapi permasalahan praktis
yang sulit diatasi. Penghindaran risiko rata-rata perlu untuk didemonstrasikan manfaat
asuransi pertanian untuk mempertimbangkan tingginya biaya administrasi untuk
mengoperasikan risiko asuransi (Roumasset, 1976). Kesulitan utamanya adalah fakta bahwa
bencana pertanian/panen cenderung merupakan suatu bencana besar di area yang luas,
dengan menerapkan bahwa rencana asuransi yang dapat bekerja akan memerlukan kapasitas
untuk mendapat fluktuasi yang sangat besar dalam klaim dari satu tahun ke tahun berikutnya.
Asuransi pertanian sejauh ini belum diterapkan sebagai kebijakan risiko dalam masyarakat
agraris, namun hal ini memerlukan pertimbangan yang serius.
Varietas yang resisten.
Lebih praktis dan relevan, karena biaya yang sangat rendah dalam hubungannya dengan
manfaat potensial, adalah pemuliaan atau seleksi tanaman yang dirancang agar resisten
terhadap hama, penyakit, dan kekeringan, dan stabilitas tingkat panen. Hasil panen yang stabil
mungkin tidak dapat konsisten dengan hasil panen tertinggi yang dicapai. Kantor penelitian
pemuliaan benih yang resisten terhadap serangan penyakit mungkin tidak lebih sukses dari
varietas tradisional, atau praktek agronomi, yang mencapai akhir yang sama di masa lalu.
Resiko Pasar
Sabilisasi harga.
Respon kebijakan yang paling popular pada ketidakstabilan harga adalah stabilisasi
harga. Stabilisasi harga mungkin memegang banyak peranan, termasuk tingkat yang
bermacam-macam dari intervensi, dari harga dasar minimum merupakan strategi utama
karena harga produsen tetap untuk jumlah hasil panen yang besar. Dimana hasil panen
merupakan variable yang sangat tidak tetap, stabilisasi harga mungkin menjadi lebih buruk
dari pada mengurangi perbedaan pendapatan. Hal ini karena, berdasarkan pasar, harga
meningkat pada musim panen dengan jumlah yang sedikit (keterlambatan penawaran) dan
harga turun ketika musim panen meningkat (kelebihan penawaran), menghasilkan dalam
beberapa yang lancar diluar pendapatan tahunan.
Informasi.
Dimana penolak resiko dihubungkan dengan informasi yang memadai (tentang harga,
tentang input yang digunakan, tentang benih baru, dan lain-lain) kemudian ketentuan
informasi mempertimbangkan komponen yang bermanfaat dari kebijakan resiko. Penyebaran
info kepada petani dapat menggunakan berbagai macam cara: perluasan kerja, training dan
program kunjungan, radio, selebaran penting, pendidikan pertanian di sekolah, dan lain
sebagainya.
Bantuan Kredit
Syarat dari bantuan kredit adalah sering disebut sebagai resiko yang dihubungkan dengan
kebijakan, meskipun memiliki konotasi yang lebih luas. Dimana penentang resiko
dihubungkan terhadap penghindaran bencana, dan mencegah petani miskin dari pengadopsian
teknologi yang lebih tinggi (benih baru) dan variabel input yang digunakan dengannya
(pupuk) kemudian kredit lebih mudah dilihat sebagai cara untuk mengatasi hambatan ini.
Rencana bantuan kredit memiliki sejarah yang panjang permasalahan (ketidak sanggupan
membayar dan lain sebagainya) tetapi cakupan yang luas masih ada untuk ketersediaan umum
keuangan untuk keluarga petani miskin dalam hal yang lebih baik dari pada pasar uang
pedesaan yang sangat tidak sempurna (Lipton, 1979).
Resiko Sosial dan Keadaan
Terdapat beberapa pertanyaan besar mengenai tidak ada solusi “kebijakan” tunggal,
kecuali sedikit permasalahan politik. Hubungan antara tuan tanah dan petani dalam komunitas
pertanian dicirikan oleh ketidaksamaan akses terhadap sumber daya. Hubungan ini meningkat
ketidak pastian petani miskin tidak ada keraguan, tetapi perubahan mereka (misalnya
perbaikan lahan) tidak semata-mata permasalahan ekonomi walaupun terdengar argumen
ekonomi berusaha keras untuk berubah. Kalau resiko awal dimulai dari keadaan itu sendiri,
hal yang terpenting yaitu mengenali bahwa hal ini dapat terjadi dan menghubungkan mereka
dengan posisi sosial petani.
Perspektif yang lebih luas
Teori penentang resiko petani, mengasumsikan bahwa rumah tangga petani yaitu
optimisasi individu dalam unit ekonomi. Perbedaannya dari teori maksimisasi profit hanya
dalam sejauh mana rumah tangga petani berfikir untuk memodifikasi tujuan efisiensi untuk
menghadapi resiko terhadap ketidak pastian pengeluaran.
Pada bab 1 telah diusulkan bahwa satu dari ciri-ciri yang membuat fakta yang bagus
dari rumah tangga petanidari pada “keluarga perusahaan pertanian” dilanjutkan lazim bentuk
non pasar interaksi ekonomi diantara rumah tangga dengan komunitas petani. Beberapa dari
transaksi non pasar yaitu menghitung untuk pengendalian bencana, dan telah dianjurkan
bahwa terdapat bagian dari “ekonomi moral” dari petani sipil yang mungkin kepentingan
individu sendiri. (Scott, 1976).
Kebijakan-kebijakan diatas digambakan untuk mengurangi dampak yang merugikan
dari resiko, mencoba untuk berdasar kepada, mekanisme sosial yang ada. Sebaran hubungan
pasar tidak bisa diacuhkan mengungkap petani untuk resiko baru karena ini akan mengikis
interaksi sosial non pasar, mengurangi kebutuhan dasar dari kelangsungan hidup, dan
meningkatkan tekanan kompetitif. Pada waktu yang sama proses ini meningkatkan efisiensi
produksi petani berkat kedisiplinan pasar.
Kecenderungan literatur pada ekonomi resiko dalam petani kurang lebih mengabaikan
dampak ketidak pastian pada permasalahan antar rumah tangga. Sosial subordinasi perempuan
dalam sebagian besar masyarakat petani, dan aturan kunci mereka dalam menafkahi dan
reproduksi rumah tangga, sepertinya masuk akal bahwa mereka mungkin mengambil
pandangan yang berbeda terhadap kegiatan yang penuh resiko daripada laki-laki.
Literatur:
Anderson, Rock L, et.al. 1977. Agricultural Decision Analysis. The Iowa State University Pess.
Ellis, Frank. 1988. Peasant Economics: farm households and agrarian development. Cambridge University Pres.