Post on 27-Nov-2015
description
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Berbagai macam kelainan pada otot sering menjadi penghambat dalam sebuah aktifitas di
masyarakat, contohnya saja kelumpuhan pada otot wajah yang mengakibatkan hilangnya
estetika wajah dan terganggunya proses komunikasi. Dengan mengetahui struktur,
mekanisme, fungsi dan fisiolois dari otot kiranya dapat kita ketahui apa saja yang menjadi
factor penyebab kelemahan otot wajah tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah, sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam
keterampilan belajar, mahasiswa mengetahui dan mengerti struktur otot secara makro dan
mikro, fungsi dari otot, mekanisme kontraksi-relaksasi otot dan berdasarkan LMN dan UMN,
serta dapat mengembangkannya dikemudian hari.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Otot
Seperti halnya semua organ, untuk memahami bagaimana otot bekerja perlu dipelajari,
terlebih dahulu struktur otot baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Struktur makroskpis
ini penting dalam menjelaskan otot sebagai sumber energy yang dapat menggerakan tubuh dan
menghasilkan gaya yang bekerja pada sumbu tertentu menurut kedudukan dan persendian.
Stuktur otot mikroskopis juga penting dalam memahami proses pembentukan energy mekanik
dalam sel otot serta berbagai factor yang mempengaruhinya. Dalam PBL kali ini, saya akan lebih
banyak menjelaskan tentang otot rangka saja.
2.1.1 Makroskopis
Jaringan otot yang membentuk alat gerak kita yang aktif oleh kemungkinannya
berkontraksi yang sangat besar. Pembawa kemungkinan kontraksi yang besar itu ialah myofibril
yang terdapat di dalam sel-sel otot, yang dapat kita bedakan sebagai otot halus, otot jantung dan
otot rangka.
Otot Halus
Yang membentuk otot-otot yang perlahan berkontraksinya dan yang dapat mempertahankan
kontraksinya untuk waktu yang lama dengan menggunakan energy yang sedikit. Otot-otot ini
terdapat misalnya dalam dinding usus halus, pembuluh darah, dsb. Persarafan otot halus
otonom, simpatis, maupun parasimpatis,--- involuntery yaitu tidak dibawah kemauan kita
2
Otot Rangka
Disebut juga sebagai otot skelet, terbentuk dari serat otot skelet dan jaringan penyambung antar
serat. Berfungsi menggerakkan skelet / rangka tulang yang dapat berkontraksi dan berelaksasi
sehingga semua aktifitas semuanya digerakan oleh otot skelet dan rangka tulang. Bekerja secara
cepat tetapi cepat lelah juga, bentuk serat otot skelet silindris panjang dan ujung tumpul panjang
rata – rata 3 cm ---dapat / ada yang lebih panjang 15 – 30 cm, yang paling panjang terdapat pada
m.sartorius. persarafan otot skelet adalah voluntary yaitu bekerja dibawah kesadaran kita.
Otot Jantung
Jaringan otot jantung terdiri dari sel / serat otot jantung dan jaringan penyambung antar serat
Bentuk serat otot jantung silindris dan bercabang bercabang, Bersifat seperti serat otot skelet
bercorak dan serat ot.polos yang memiliki inti ditengah, diameter kira – kira 14 mm. Persarafan
otot jantung involuntery yaitu tidak dibawah kemauan kita.
Otot Badan
Umumnya setiap otot yang membentuk tubuh menpunyai dua ujung yang masing-masing
dinamakan kepala (caput) dan ekor ( cauda), sedankan bagian yang terdapat di tengah-tengah
ialah empal (venter). Kedua ujungnya itu dengan perantaraaan suatu urat (tendo) yang biasanya
melekat pada tulang, tetapi kadang-kadang salah satu ujung otot melekat pada kulit, misalnya
otot wajah, atau pada suatu anyaman jaringan ikat yang kokoh, misalnya otot-otot serong dinding
perut. Tempat kepala otot melekat pada tulang dinamakan tempat asal (origo) dan tempat
melekatnya ekor adalah tempat lekat (insertio). Origo meripakan titik yang tidak bergerak
(punctum fixum) atau kurang bergerak daripada ujung yang lain, sedangkan insertion merupakan
titik yang dapat bergerak luas (punctum mobile) atau yang terletak jauh dari batang badan
3
Alat Penolong otot
a. Tendo dan aponeurosis : otot melangsungkan pekerjaanya atas rangka dengan
perantaraan tendo. Tendo ini terdiri dari jaringan ikat yang kuat yang hanya sedikit
direnggangkan. Tendo yang rata dan lebar dinamakan aponeurosis.
b. Fascia merupakan pembungkus otot dan kumpulan otot-otot. Sobeknya fascia dapat
menyebabkan bahwa massa otot yang lembek menonjol keluar dari selubungnya.
Keadaan semacam ini dinamakan burut (hernia) otot
c. Kandung sega (bursae mucosae) untuk mengurangi geseran misalnya antara urat dengan
alat disekitarnya. Dindingnya terdiri dari stratum fibrosum dan stratum synovaile.
d. Sarung urat (vagina tendinum) ialah semacam bursa mucosa, tetapi vagina tendinum itu
mengelilingi satu atau lebih urat sehingga menurangi gesekan.1
2.1.2 Mikroskopis
Setiap otot dilapisi oleh jaringan konektif yang disebut epimesium. Otot rangka disusun oleh
fasikula yang merupakan berkas otot yang terdiri dari beberapa sel otot. Setiap fasikula dilapisi
oleh jaringan konektif yang disebut perimisium dan setiap sel otot dipisahkan oleh endomisium.
Organisasi otot rangka terdiri dari otot, fasikula srabut otot, myofibril dan mikrofilamen. Secara
mikroskopis ( gambar 1.1) sel otot rangka terdiri dari :
1. Sarkolema (membrane sel serabut otot)
2. Miofibril (mengandung filament aktin dan myosin)
3. Sarkoplasma (cairan intar sel berisi kalsium, magnesium, phosfat, protein dan enzim)
4. Reticulum sarkoplasma (tempat penyimpanan kalsium)
5. TubulusT(sistemtubuluspadaotot)
4
Gambar 1.1
2.2 Mekanisme Kerja Otot
Otot rangka adalah organ peka rangsang yang dipersarafi oleh saraf mototrik somatik
dalam kesatuan yang disebut unit mototrik (motor unit). Penghantaran Impuls (potensial aksi)
saraf mototrik alfa menuju motor endplate di membran otot rangka, merupakan peristiwa yang
memulai kontraksi otot. Sebelum terjadi potensial aksi saraf mototrik alfa, di motor endplate
telah terjadi depolarisasi ( EPP = endplate potensial) sebagai akibat terlepasanya (release) Ach
(Asetilkolin) dalam kuantum kecil secara terus menerus. Dengan adanya potensial aksi disaraf
motoriknya, penglepasan Ach akan sangat banyak sehingga depolarisasi di endplate menjadi
potensial aksi otot yang kemudian akan menjalar sepanjang mebran sel otot dan tubulus T.
akibatnya, pintu Ca di reticulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel
otot. Ion Ca kemudain menyebar ke seleuruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C. ikatan
ion Ca dan troponin C mengakibatkan perubahan transformasi molekul troponin, membuka
binding sites untuk kepala myosin dimolekul aktin. Pembukaan binding sites tersebut
5
memungkinkan terjadinya jembatan silang (cross bridges) antara filament aktin dan miosin yang
memungkinkan pembengkokan kepala miosin hingga mikrofilamen bergerak saling bergeser
(sliding of myofilaments) kearah pertengahan sarkomer menghasilkan kotraksi otot. Seluruh
peristiwa kontraksi otot rangka mulai dari perangsangan saraf motorik hingga pergeseran
miofilamen disebut sebagai excitation-contracting coupling.
Gambar 1.2- perjalanan impuls dari ujung saraf motorik hingga menghasilkan pergesean filament.
Berdasarkan urutan kejadian Pada perangsangan otot rangka tersebut, dapat dimengerti
bahwa jika dilakukan rekaman perubahan listrik dan mekanik di otot rangka akan diperoleh
gambaran seperti tercantum di gambar 1.2 dapat dilihat perbedaan lama berlangsungnya
perubahan listrik dan mekanik, yaitu perubahan listrik otot rangka berlangsung selama 10-100
milidetik, bergantung pada tipe serat otot rangkanya. Selain itu, dengan menggabungkan
informasi dari gambar 1.2 dan gambar 1.3 dapat dipahami peran ion Na dan K dalam
menghasilkan potensial aksi di membran serat otot serta peran ion Ca dalam memulai peristiwa
pergeseran miofilamen. Jika kemudian impuls di saraf motorik berhenti, makan ion Ca dalam
sitoplasma akan kembali ke reticulum sarkoplasma melalui kanal ion oleh kegiatan pompa aktif.
Ketiadaan ion Ca di sitoplasma mengakibatkan binding sites di filament aktin tertutup kembali,
ikatan aktin dan miosin terlepas hingga terjadilah relaksasi otot.2
6
Gambar 1.3- diagram yang menggambarkan hubungan waktu terjadinya potensial aksi saraf motorik (grafik paling atas)- potensial aksi serat otot rangka(grafik ditengah)- kontraksi serat otot rangka (grafik dibawah). Perhatikan bahwa di serat otot rangka peristiwa listrik selesai sebelum peristiwa listrik selesai sebelum peristiwa mekanik dimulai.
2.3 SISTEM MOTORIK
Pola tertentu keluaran neuron mototrik bertanggung jawab atas berbagai aktifitas mototrik,
yang berksar dari pemeliharan postur dan keseimbangan sampai gerakan lokomotor stereotipik,
misalnya berjalan , sampai aktifitas motorik individual dengan keterampilan tinggi, misalnya
senam. Control atas setiap gerakan motorik, sebarerapapun tingkat kerumitannya, bergantung
pada masukan konvergens ke neuon motorik pada unit motorik spesifik. Neuron-neuron motorik,
pada gilirannya, mencetuskan kontraksi serat-serat otot didalam unit motorik masing-masing
melalui kejadian-kejadian yang berlangsung di taut neuromuskulus. 3
7
Terdapat tiga kegiatan dasar motorik yaitu :
Gerakan kemauan sendiri
Penyesuaian sikap : dasar gerak tangkas
Koordinasi otot-lancar
Daerah Sistem saraf pusat yang mengatur kegiatan motorik :
I. Korteks motorik: Broadman 4 ( tractus piramidalis) (Upper Motor Neuron)
II. Korteks premotorik : Broadman 6+8 (tractus extrapiramidalis) (Upper Motor Neuron)
III. Basal ganglia(tractus extrapiramidalis) (Upper Motor Neuron)
Fungsi , Inhibisi tonus otot, koordinasi gerak lambat dan sustained, koordinasi pola irama
dan gerak, serta supresi pola gerak yang tidak bermanfaat.
IV. Serebelum(tractus extrapiramidalis) (Upper Motor Neuron)
terdapat beberapa bagian pada serebelum serta fungsional yang berbeda, seperti
spinoserebelum sebagai sensorik, vermis(bagian medial dari serebelum) sebagai
pengendali otot axial dan extr. Proximal, sereboserebelu sebagai perencanaan motorik
dan vestibuloserebelum pusat keseimbangan dan gerak mata.
V. Formasio retikularis(tractus extrapiramidalis) (Upper Motor Neuron)
Sangat berkaitan dengan proses sleep and away (tidur dan melek) dalam arti siklus tidak
sadar, pada saat mata mengalami suatu kesegaran setelah tidur otak juga akan segera
kembali sadar, akan tetapi semua funsi motorik akan terganggu bila formasio retukularis
dalam keadaan tertekan atau sedang menagntuk, contohnya saja pengaruh otot lurik orang
yang sedang tidur sambil berjalan akan tersandung dan jalan tak seimbang.
8
VI. Medulla spinalis (Lowwer Motor Neuron)
Fungsi sebagai seksekusi alat gerak dan reflex dasar yang terbagi menjadi : reflex regang
(pusatnya di medulla spinalis), withdrwal reflex (reflek kejut menjauhi ransang bahaya),
supporting reflex (refleks gerak yg menjaga tubuh pada saat jatuh), serta reflex otonom
seperti berkemih.4
Kerusakan UMN
Paresis/ paralysis : gerak volunteer turun atau naik
Hipertoni ; gerak pasif
Hiperfleksi ; klonus (reflex regang membalik)
Disuse atrophy
Kerusakan kontralateral, kerusakan otak kanan akan mempengaruhi tubuh bagian kiri
Kerusakan LMN
Paresis/paralysis
Hipotoni/atoni( kerusakan medulla spinalis –lumpuh layu)
Hiporefleksi/arefleksi(sebagian reflex/tida ada reflex sama sekali)
Disuse atrophy
Gambaran Klinis dari segi UMN dan LMN
9
Dalam kasus PBL C (seorang laki-laki berusia 60 tahun dibawa istrinya ke dokter dengan
keluhan kelumpuhan otot wajah )
Kelemahan pada otot-otot ekspresi wajah dan ptosis. Wajah seperti terjatuh dan tertarik
ke sisi lainnya saat tersenyum. Kelopak mata tidak dapat menutup sempurna dan dapat
menyebabkan keruasakan pada conjunctiva dan cornea. Pada paralisis partial, wajah sebelah
bawah umumnya lebih sering terkena. Pada kasus yang parah, seringkali terdapat hilangnya
kemampuan pengecapan pada lidah bagian depan dan intoleransi terhadap suara nada tinggi atau
volume suara tinggi. Dapat menyebabkan dysarthria ringan dan kesulitan saat makan.. Adalah
penting untuk mengetahui apakah lesinya terdapat pada upper motor neurone (UMN) atau pada
lower motor neurone (LMN) untuk membantu mengetahui kelainan penyebabnya.
Pada suatu lesi LMN pasien tidak dapat mengerutkan dahinya – jalur komunikasi akhir ke otot-
otot mengelami kerusakan. Lesinya bisa terjadi pada pons, atau di luar batang otak (fossa
posterior, canalis osseosa, telinga tengah ataupun diluar tulang tengkorak).
Pada lesi UMN, otot-otot wajah sebelah atas sebagian tidak terganggu karena jalur alternatif di
batang otak sehingga pasien dapat mengerutkan dahinya (kecuali lesinya bilateral) sehingga
kerutan-kerutan wajah yang terlihat pada lower motor neurone palsies tidak terlalu mencolok.
Tampaknya terdapat jalur yang berbeda antara pergerakan volunter adn emosional.
Kelemahan otot pada wajah kebanyakan dari lesi LMN pada saraf cranial VII facialis yang dapat
berupa penyumbatan saraf akibat beberapa factor dalam dan luar.
Kekurangan Kalsium
Selain akibat gangguan persyarafan yg mengganggu otot wajah, terdapat juga beberapa
factor yang membuat otot wajah tidak dapat berkontraksi seperti kekurangan ion kalsium
sehingga menyebabkan kepala aktin tidak dapat mengikat ion kalsium dan tidak dapat berikatan
10
pada troponin C akhirnya tidak dapat menangkap molekul ATP yang mengakibatkan aktomiosin
tidak bekerja dan tidak terjadi sliding dan kontraksi, selain itu adanya Inhibitor kompetitif sepeti
enzim curare yang menyebabkan reseptor asetilkolin tertutup sehingga potensial aksi tidak dapat
terjadi juga dapat menjadi alasan terjadinya kelemahan pada otot wajah. 5
2.3 Berbagai gangguan pada otot
Penyebab gangguan pada otot dapat berasal dari berbagai factor antara lain factor luar dan
factor dalam. Factor dalam dapat berupa kesalahan gerak dan tidak pernah melatih otot dan
factor usia, serta factor luarnya adalah kecelakaan dan serangan organism.
Macam macam gangguan otot
a. Gangguan karena serangan organism :
1. Tetanus : adalah suatu kondisi yang terus menerud berkontraksi yang disebabkan oleh
bakteri Colostridium tetani.
2. Atrofi otot : adalah kondisi mengecilnya otot, misalnya akibat serangan virus polio.
b.Gangguan karena aktifitas :
1. Kaku leher(stiff) : terjadi karena salah gerak atau gerak yang menghentak sehingga
menyebabkan otot trapesius yg meradang
2. Kram : terjadi karena otot terus menerus melakukan aktifitas, sehingga otot menjai
kejang dan tidak mampu lagi berkontraksi
3. Artrofi : kondisi mengecilnya atau turunnya fungsi otot karena otot tidak pernah
digunakan untuk melakukan aktifitas.
11
c. Gangguan otot bawaan / distrofi otot : merupakan penyakit kronis otot sejak masa kanak-
kanak
d.Hernia abdominalis : terjadi karena sobeknya dinding otot perut sehingga usus melorot
kebawah masuk dalam rongga perut.
e. Miastenia Gravis : adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur dan menyebabkan
kelumpuhan
12
BAB III. PENUTUP
3.1 Ringkasan
Kelemahan pada otot wajah dapat disebabkan oleh beberapa factor dari luar atau pun dari
dalam yang membuat mekanisme kerja otot terganggu. Terdapat berbagai penyebab terjadinya
kelemahan otot pada wajah ini, seperti terganggunya saraf cranial N.VII, kurangnya ion kalsium,
dan terdapatnya inhibitor kompetitif pada otot, dimana semuanya dapat mengganggu mekanisme
otot.
3.2 Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dalam mempelajari gangguan pada mekanisme kerja
otot sehingga dapat diketahui apa saja penyebabnya secara langsung dan tidak langsung dan
bagaimana cara mengobatinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Munandar A. Iktisar anatomi alat gerak dan ilmu gerak. hal 21-23, Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; 2001.
2. Sudarsono NC. Pengantar praktikum faal otot. 2005
3. Sherwood L. fisologi manusia. Dari sel ke sistem. Edisi 2. Hal 239 . 2001
4. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, Yustina S, Sutardhio H, Wibawani N, et all.
muskuloskletal 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ukrida;2010
5. IwantonoH.facialpalsy.Maret2008.Diunduhdarihttp://hsilkma.blogspot.com/2008/03/
facial-palsy.html , 8 Februari 2010.
14