Post on 05-Aug-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembajakan merupakan suatu yang lumrah dinegara kita, beberapa produk
bajakan seperti software, VCD/DVD lagu, film, MP3, buku, dll., dapat dengan
mudah kita mendapatkannya, penjualnya pun terkesan sangat bebas dan terang-
terangan. Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang pembajakan
software yang sudh kita ketahui menjadi hal yang biasa sekali di negeri kita dan
umumnya dilakukan tanpa merasa bersalah. Bukan apa-apa, di satu sisi hal ini
disebabkan karena masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai hak
dan kekayaan intelektual yang terdapat pada setiap software yang digunakan. Di
sisi lain, harga-harga software propriatery tersebut bisa dikatakan diluar
jangkauan kebanyakan pengguna di indonesia. Bagi kita pun, rasanya seperti
sudah sangat biasa kita menemukan betapa sofware-software tersebut ataupun
dalam bentuk collection yang dijual hanya dengan harga yang berkisar antara lima
hingga beberapa puluh ribu rupiah di toko-toko komputer, ataupun perlengkapan
aksesorisnya.
Permasalahan yang cukup menggelitik adalah kenyataan bahwa penggunaan
software bajakan ini tidak hanya melingkupi publik secara umum saja, namun
pula mencakup kalangan korporat, pemerintahan atau bahkan para penegak
hukum-nya sendiri pun bisa dikatakan belum bisa benar-benar dikatakan bersih
dari penggunaan software bajakan. Proses pemberantasannya barangkali akan
mengalami banyak hambatan.
1.2. Rumusan Masalah
Penjelasan tentang hak cipta Software seperti apa dalam dunia TI?
Apa saja istilah-istilah dalam kasus pembajakan software TI?
Apa penyebab pembajakan software dalam dunia TI?
Apa saja peranan software?
Apa saja solusi yg diberikan terhadap kasus pembajakan software?
1
1.3. Tujuan
Untuk memahami seperti apa itu hak cipta software
Sebagai pengetahuan tentang definisi dan istilah pembajakan software
Untuk mengetahui penyebab pembajakan software
Untuk mengetahui peranan software
Untuk mencari solusi terhadap kasus pembajakan software
1.4. Manfaat
Dapat mengetahui tentang hak cipta software
Dapat mengetahui dimana point-point yang penting dlam pelanggaran
pembajakan software
Dapat mengetahui motif yg ada dalam kasus pembajakan software
Dapat mengetahui peranan yang ada dalam hal software
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hak Cipta Sofware
Hak cipta software adalah kepemilikan atau perlindungan atas suatu
intelektual property (produk yang dihasilkan dari kretivitas seseorang yang
memiliki nilai jual.) biasanya perlindungan itu barupa perlindungan hukum.
Mengapa dikatakan demikian? Karena hak cipta tersebut diatur oleh undang-
undang atau peraturan pemerintah. Perlindungan terhadap intelektual property
adalah melindungi hasil kreativitas sesesorang. Contohnya jika kita membeli
novel, sebenarnya kita membeli fisik buku saja tetapi bukan ide ceritanya,
penyajiannya, hasil karyanya. Kita boleh saja menjual buku itu atau memberikan
buku itu kepeda orang lain. Tetapi tidak boleh menggandakan dan menjual.
Hak cipta diberikan pada pemilik dari karya asli yang dilindungi hukum
setelah karya itu diciptakan atau dibuat. Di Indonesia hak cipta dijelaskan sebagai
hak yang diberikan untuk pencipta suatu karya untuk mengontrol atas penggunaan
dari ciptaanya.ciptaan-ciptaan atau karya yang dihasilkan tersebut termasuk buku-
buku, program-program komputer, karya-karya drama, rekaman suara, dan film.
Hak cipta memberi hak bagi pemiliknya untuk:
1. Membuat copy dari hasil ciptaanya.
2. Menyebarluaskan hasil ciptaanya.
3. Mempertunjukan hasil ciptaanya didepan umum
4. Menjual hasil ciptaannya agar dapat di konsumsi oleh orang lain.
Undang-undang pengaturan atas hak cipta terdapat dalam UU nomor 19
tahun 2002 tentang hak cipta. Karya yang bias mendapatkan hak cipta menurut
undang-undang pun baaneka macamnya dan bentuknya. Program komputer,
ceramah, pampfhlet, tarian, lagu, terjamahan dan peta. Adalah beberapa contoh
saja dari jenis hasil ciptaan seseorang yang dilindungi. Semua ciptaan yang sudah
berhak cipta tersebut tidak boleh diperbanyak atau digandakan tanpa seijin dari
pemiliknya yang mempunyai wewenang hak cipta dari karyanya tersebut.
3
Masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan adanya copyright ini
sangat marak belakangan ini. Hal itu dikarenakan makin banyaknya jaringan
internet, jaringan computer. Kemampuan computer dalam menggandakan dan
mencetak ditambah dengan kemampuan internet dalam memberikan informasi
menjadikan proses penggandaan menjadi lebih mudah. Faktor-faktor yang
menyebabkan maraknya penggandaan adalah
Format seperti MP3 dapat diperbanyak dan disimpan dengan ukuran yang
kecil
Pengubahan bentuk format dari yang tidak digital menjadi digital sangat
mudah, dengan adanya scanner.
Harga alat-alat penyimpanan informasi dalam bentuk digital harganya relative
murah
Adanya kemudahan dalam pengambilan materi dari internet.
Karena banyaknya pelanggaran yang terjadi, maka upaya perlindungan hak cipta
selain perlindungan hukum dilakukan oleh produsen karya.contohnya dalam
industri software dan hardware dilakukan cara seperti barikut:
1. Pembeli software harus memasang suatu hardware pada computer, untuk
menjalankan software tersebut dan memastikan bahwa software yang dibeli
hanya dijalankan pada 1mesin saja.
2. Memasang copy protection pada disket, sehingga software tidak dapat dicopy.
3. Watermarking menyisipkan watermark pada intelektual property multimedia.
Pembajakan software secara illegal banyak dilakukan di Indonesia baik dalam
perusahaan kecil atau besar.dalam UU hak cipta yang baru, pelaku pembajakan
software bias dikenai sanksi paling berat 5 tahun penjara atau denda Rp. 500 juta.
Untuk menghindari adanya kejahatan pembajakan ini maka diperlukan
kesadaran masyarakat akan hukum hak cipta.
2.2. Pengertian Pembajakan software
Pembajakan piranti lunak atau yang lebih dikenal dengan istilah software di
Indonesia saat ini sudah sangat memperihatikan sekali. Dengan mudahnya
software-software bisa didapatkan saat ini. Mulai dari dijual secara terbuka di
4
pusat-pusat perbelanjaan (mall), pusat penjualan komputer, internet sampai pada
pedagang kaki lima dipinggir-pingir jalan.
Sebagai bangsa Indonesia merasa malu dengan predikat yang disandang
oleh bangsa ini, dimana negara kita ini termasuk sebagai salah satu negara yang
memiliki predikat buruk berkaitan pembajakan software. Sampai-sampai
terkadang software baru yang belum resmi diluncurkan di negara asalnya, tetapi di
negara kita versi bajakannya (full verision) sudah beredar dan dapat dibeli dengan
harga yang relatif murah, yaitu antara Rp. 20.000 s/d Rp. 25.000,- per CD.
Dari 108 negara yang disurvei International Data Corp (IDC), tercatat ada
67 negara yang tingkat pembajakannya turun dengan kisaran 1-7 persen.
Penurunan paling tajam diraih Rusia, sementara 11 negara lainnya tingkat
pembajakannya naik. Sisanya tercatat tidak mengalami perubahan (prosentasenya
tetap). Rata-rata tingkat pembajakan secara global meningkat menjadi 38% pada
2007, sementara pada 2006 hanya 35%. Demikian halnya dengan nilai kerugian
yang secara global meningkat dari US$ 40 miliar pada 2006 menjadi US$ 48
miliar pada 2007. Armenia didaulat sebagai negara dengan tingkat pembajakan
terbesar dengan prosentase 93%, menyusul Armenia, Bangladesh dan Azerbaijan
dengan prosentase 92%. Di lain sisi, negara adidaya Amerika Serikat (AS) tercatat
sebagai negara yang tingkat pembajakannya paling rendah dengan presentase
20%.
Berikut daftar lengkap 5 negara pembajak terbesar:
1. Armenia (93%)
2. Bangladesh (92%)
3. Azerbaizan (92%)
4. Moldova (92%)
5. Zimbabwe (91%)
Daftar lengkap 5 negara pembajak terendah:
1. Amerika Serikat (20%)
2. Luxemburg (21%)
3. New Zeland (22%)
4. Jepang (23%)
5
5. Austria (25%)
Indonesia menduduki peringkat ke 12 dari 108 negara dalam hasil studi
internasional data perusahaan tentang pembajakan software atau piranti lunak di
dunia. “Posisi 12 ini menunjukan bahwa pembajakan software di Indonesia
telah mengalami penurunan sebanyak satu persen,” kata Donni A.Sheyoputra
perwakilan bussiness software alliance di Indonesia saat konferensi pers seusai
pembukaan seminar tentang pembajakan software di kantor U.S Foreign
Commercial Service di Gedung Metropolitan II Jakarta.
Sebelumnya Indonesia menduduki posisi delapan, yang artinya Indonesia
adalah 10 besar negara pembajak software di dunia. Turunnya tingkat pembajakan
software di Indonesia pada tahun 2007 lalu paling tidak telah meningkatkan
kepercayaan investor asing untuk kembali menanamkan modalnya di Indonesia.
“Sebelumnya jumlah kerugian akibat pembajakan di Indonesia mencapai US$ 411
juta. Sebab pada tahun 2007 84 persen software di Indonesia bajakan,” kata
Donni. Sementara itu wakil Duta Besar Amerika John A. Heffrern dalam
pidatonya menyatakan di tingkat global kerugian akibat pembajakan mencapai
US$ 500 miliar. “Dalam bidang software, kerugian akibat pembajakan mencapai
ratusan juta dollar,” kata John.
Dia juga menegaskan pembajakan hak kekayaan interlektual dalam bidang
apapun membawa dampak serius bagi iklim investasi, perekonomian dan industri.
Jenis-jenis Pembajakan Software yang Sering Dilakukan.
2.2.1. Hardisk Loading
Jenis pembajakan software yang tergolong pada Hardisk Loading adalah
pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh para penjual komputer yang
tidak memiliki lisensi untuk komputer yang dijualnya, tetapi software-software
tersebut dipasang (install) pada komputer yang dibeli oleh pelangganya sebagai
“bonus”. Hal ini banyak terjadi pada perangkat komputer yang dijual secara
terpisah dengan software (terutama untuk system operasinya). Pada umumnya ini
dilakukan oleh para penjual komputer rakitan atau komputer “jangkrik” (Clone
Computer).
6
2.2.2. Under Licensing
Jenis pembajakan software yang tergolong pada Under Licensing adalah
pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
mendaftarkan lisensi untuk sejumlah tertentu, tetapi pada kenyataanya software
tersebut dipasang (install) untuk jumlah yang berbeda dengan lisensi yang
dimilikinya (bisanya dipasang lebih banyak dari jumlah lisensi yang dimiliki
perusahaan tersebut. Misalnya, suatu perusahaan perminyakan dengan nama “PT.
Perusahaan Perminyakan” membeli lisensi produk AutoCAD dari perusahaan
Autodesk. Perusahan tersebut membeli lisensi produk AutoCAD untuk 25 unit
komputer diperusahaannya yang mempergunakan software AutoCAD sebagai
aplikasi yang digunakan untuk menangani kebutuhan pekerjaan pada bidang
perminyakan. Pada kenyataanya, “PT. Perusahaan Perminyakan” tersebut
memiliki lebih dari 25 unit komputer yang menggunakan software AutoCAD,
misalnya ada 40 unit komputer. “PT. Perusahaan Perminyakan” tersebut
telahymelakukan pelanggaran Hak Cipta (Pembajakan software) dengan kategori
Under Licensing untuk 15 unit computer yang dugunakan, yaitu dengan
menggunakan software AutoCAD tanpa lisensi yang asli dari AutoDesk.
2.2.3. Conterfeiting
Jenis pembajakan software yang tergolong pada Conterfeiting adalah pembajakan
software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan pembuat software-software
bajakan dengan cara memalsukan kemasan produk (Packaging) yang dibuat
sedemikian rupa mirip sekali dengan produk aslinya. Seperti CD Installer, Manual
Book, Dus (Packaging), dll.
2.2.4. Mischanneling
Jenis pembajakan software yang tergolong pada Mischanneling adalah
pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh suatu institusi yan menjualnya
produknya ke institusi lain dengan harga yang relatif lebih murah, dengan harapan
institusi tersebut mendapatkan keuntungan lebih (revenue) dari hasil penjuala
software tersebut. Sebagai contoh misalnya Kampus BSI, bekerjasama dengan
pihak Microsoft Indonesia untuk membeli lisensi produk Microsoft (Misalnya :
Microsoft Windows Server 2003 = 10 Lisensi, Microsoft Windows XP
7
Profesional = 100 Lisensi dan Minrosoft Office 2003 Enterprise Editions = 100
Lisensi). Karena Kampus Bina Sarana Informatika merupakan salah satu
instrukusi pendidikan (kampus), maka pihak Kampus Bina Sarana Informatika
mendapatkan harga khusus dari Microsoft Indonesia untuk pembelian lisensi
(Academic License) atau bisa disebut Microsoft Volume License (MVL).
Katakanlah untuk pembelian lisensi produk Microsoft Windows XP Profesional,
Kampus Bina Sarana Informatika hanya membayar sebesar $ 2 / Lisensi.
Kemudian untuk mendapatkan untung, melalui koperasi mahasiswa atau koperasi
karyawannya pihak Kampus BSI menjual ke suatu perusahan software Windows
XP Profesional berikut dengan lisensinya ke perusahan lain. Sebut saja
perusahaan itu adalah “PT. Perusahan Lain”. Pihak Kampus BSI menjual software
tersebut dengan harga $ 5 / Lisensi. Padahal secara resmi kalau pihak “PT.
Perusahan Lain” untuk membeli satu lisensi produk software Microsoft Windows
XP Profesional harus membayar $ 8 / Lisensi.
2.2.5. End user copying
Jenis pembajakan software yang tergolong pada End user copying adalah
pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh sesorang atau institusi yang
memiliki 1 (satu) buah lisensi suatu produk software, tetapi software tersebiut
dipasang (install) pada sejumlah komputer.
2.2.6. Internet
Jenis pembajakan software banyak dilakukan dengan menggunakan media
internet untuk menjual atau menyebarluaskan produk yang tidak resmi (bajakan),
seperti : software, lagu (musik), film (video), buku, dll dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan (bisnis).
2.3. Penyebab Pembajakan Software
Tidak bisa kita pungkiri, hidup di era globalisasi dengan kehidupan yang
serba modern serba digital kita tidak bisa lepas dari alat-alat teknologi yang serba
modern, sebut saja komputer. Komputer di era yang serba modern ini memiliki
peranan-peranan yang penting untuk membantu kegiatan kita sehari-hari dalam
menyelasaikan tugas-tugas yang dibuat dengan menggunakan teknologi digital.
8
Di negara kita Indonesia, banyak sekali pengguna komputer, seperti pelajar,
pekerja kantoran, bahkan ibu-ibu rumah tangga pun tidak lepas dari komputer.
Komputer dalam menjalankan perananya, membutuhkan perangkat software
(perangkat lunak) agar dapat dijalankan oleh penggunanya, apa itu software?
Pengertian Software komputer adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan
dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat
berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui
sofware atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu
perintah.
2.4. Peranan software
Sangatlah penting bagi para pengguna komputer, software di negara kita
bervariasi, dari yang asli sampai yang palsu, dari yang bayar sampai yang gratis,
beraneka macam pilihan diberikan kepada pengguna komputer untuk bebas
memilih mana yang ingin mereka butuhkan, tetapi tidak bisa kita pungkiri pula
bahwa apa yang asli itu biasanya identik dengan harga yang mahal, sedangkan
yang palsu tentu kebalikan dari yang asli dari sisi harganya yang lebih murah, ada
yang gratis kenapa harus yang berbayar, itulah opini-opini yang sering muncul di
masyarakat kita, tentunya kita bisa mengetahui bahwa yang palsu tentu ada unsur
penjiplakan dari yang asli atau sering disebut pembajakan, apa itu pembajakan?
menurut BSA (Business Software Alliance) Pembajakan piranti lunak adalah
penyalinan atau penyebaran secara tidak sah atas piranti lunak yang dilindungi
undang-undang. Hal ini dapat dilakukan dengan penyalinan, pengunduhan,
sharing, penjualan, atau penginstallan beberapa salinan ke komputer personal atau
kerja. Pembajakan menjadi hal yang sudah tidak tabu lagi bagi pengguna
komputer di negeri kita ini, karena banyaknya permintaan software maka semakin
banyak pula pembajakan untuk memenuhi kebutuhan para pengguna komputer,
walaupun ada juga pengguna komputer yang menggunakan software yang asli.
Banyaknya pengguna komputer yang didominasi oleh semua kalangan masyarakat
di negara kita, menyebabkan komputer menjadi barang yang sudah tidak asing
lagi di masyarakat kita.
9
Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan untuk menggunakan komputer
banyak masyarakat kita membeli software bajakan, kenapa? karena harga
software yang asli yang begitu mahal Untuk perbandingan, harga lisensi Windows
98 adalah 200 dolar AS, sedangkan software bajakan dapat kita beli hanya dengan
harga Rp. 10.000 saja. Andaikata di sebuah kantor mempunyai 20 buah komputer
yang menggunakan windows 98, maka biaya yang harus dikeluarkan sebesar 4000
dolar AS atau senilai hampir 40 juta rupiah. Itu hanya untuk sistem operasinya
saja, belum termasuk program-program aplikasi lainnya, itulah penyebab
mengapa banyak masyarakat kita menggunakan software bajakan, disamping
harganya yang jauh relatif murah, hasil dari produk bajakan pun akan berfungsi
sebagaimana mestinya yang asli. Untuk memenuhi kebutuhan hidup saja susah,
jika diharuskan membeli software yang sebegitu mahalnya, mungkin masyarakat
di negara kita ini tidak akan maju dalam bidang teknologi khususnya komputer,
yang memerlukan biaya yang sangat mahal untuk dapat membelinya.
Mungkin jika negara kita ini sudah mapan, tingkat ekonomi di masyarakat
sudah tinggi, tidak ada kemiskinan, penggunaan software yang asli bisa
diharuskan untuk memenuhi kebutuhan penggunaan komputer tersebut, sehingga
tidak ada lagi pembajakan-pembajakan di negara kita tercinta, dengan begitu
kehidupan masyarakat kita ini menjadi semakin menghargai ciptaan-ciptaan orang
dengan tidak membajaknya. Posisi indonesia kini berada di urutan kedelapan
negara dengan tingkat pembajakan tertinggi di dunia. Pasar komputer di
Indonesia boleh jadi begitu bergairah. Tahun ini saja diprediksi akan ada sekitar 5
juta unit komputer yang bakal diserap pasar.
Masalahnya, semakin tingginya angka penetrasi komputer rupanya
berdampak pula pada angka pembajakan peranti lunak. Berdasarkan riset IDC dan
Business Software Alliance (BSA), pada 2009, angka pembajakan perangkat
lunak di Indonesia kembali naik. Pembajakan peranti lunak di sini dibatasi dalam
hal penginstalan peranti lunak tanpa lisensi pada komputer pribadi. Pada 2008,
persentase pembajakan peranti lunak di Indonesia mencapai 85 persen.
“Artinya, dari 100 komputer, ditemukan 85 komputer yang menginstal software
tanpa lisensi,” kata Donny A. Sheyoputra, perwakilan BSA, di Jakarta pada
10
pekan lalu. Pada” 2009, angka itu mening-kat lagi. Persentasenya mencapai 85
persen. Posisi Indonesia kini berada di urutan kedelapan negara dengan tingkat
pembajakan tertinggi di dunia. Urutan pertama ditempati Georgia, dengan
persentase 95 persen. Padahal angka pembajakan di Asia-Pasifik justru menurun.
BSA dan IDC menemukan bahwa persentase pembajakan pada 2009 turun
menjadi 59 persen dari 61 persen pada 2008. Peningkatan angka pembajakan ini
memang terjadi di 19 negara, dari 111 negara yang disurvei oleh IDC dan BSA.
Indonesia termasuk di antaranya. Meski jumlahnya sedikit, peningkatan di 19
negara malah ikut mendongkrak persentase pembajakan secara global.Sementara
pada 2008 persentase pembajakan 41 persen, pada 2009 justin naik menjadi 43
persen. “Ini dipicu oleh kenaikan yang tinggi pada empat negara yang termasuk
pasar komputer terbesar, yaitu Brasil, India, dan Cina,” kata Donny. Peningkaian
pembajakan Indonesia ini, menurut Donny, adalah hal yang memprihatinkan.
Apalagi bila ditilik angka kerugian yang diderita para pengembang peranti lunak
yang sangat besar bila dibanding pada 2008.
Sementara pada 2008 nilai kerugian yang dialami sekitar USS 544 ribu,
pada 2009 angkanya meloncat ke USS 886 ribu, “ini wajar karena bukan cuma
jumlah komputer yang naik, tapi juga jumlah software bertambah, sehingga nilai
kerugian juga meningkat,” kala Donny. Menghadapi persoalan ini Jeffrey J.
Haixlee, Vice President and Regional Director IDC Asia-Pasifik, menyarankan
pemerintah Indonesia agar meningkatkan perhatian publik soal pembajakan.
“Konsumen harus disadarkan soal pentingnya penggunaan software asli,” katanya
melalui sambungan telepon internasional dari Singapura. Adapun Donny
mengatakan kenaikan angka pembajakan memang tak bisa dilepaskan dari angka
penetrasi komputer ke pasar. Selain itu, ia menilai, selama masih ada banyak pusat
penjualan peranti lunak bajakan, selama itu maka pembajakan tak bisa diberantas.
”Pusat-pusat belanja sebaiknya mengingatkan tenant-nya untuk tidak menjual
barang-barang bajakan karena itu sama saja dengan membiarkan orang
membuka gerai narkoba yang memang dilarang,” kata Donny.
11
2.5. Solusi Terhadap Pembajakan Software
Pembajakan sofware yang marak terjadi pada saat ini bukan hanya membuat
produsen pembuat software mengalami kerugian tetapi juga bangsa Indonesia ikut
merasakan dampaknya. Secara langsung pembajakan software merugikan
perusahaan pembuatnya, di saat yang bersamaan negara asal pembuat software
tersebut memberikan peringatan keras terhadap bangsa Indonesia. Mereka
mengancam apabila bangsa Indonesia terus melakukan pembajakan software
maka mereka akan mengeluarkan sanksi ekonomi berupa pencekalan produk-
produk asal Indonesia. Hal ini sangat berdampak besar bagi perekonomian
Indonesia untuk ke depannya karena sebagian besar produk Indonesia di ekspor ke
sana. Seharusnya pemerintah Indonesia memberikan hukuman yang lebih berat
dan lebih tegas lagi kepada siapa saja yang melakukan pembajakan, baik dalam
bentuk software maupun hardware. Karena itu perbuatan tersebut sangat membuat
nama Indonesia menjadi jelek karena menjadi negara pencontek negara lain dan
tidak memiliki kreasi tersendiri. Apa salahnya bila bangsa Indonesia membeli
software yang asli atau yang original, hal tersebut tentu membantu Indonesia
dalam biaya pendapatan juga pengangkatan nama baik bagi Indonesia sendiri.
Semoga pemerintah lebih cepat bertindak agar hal tersebut tidak terulang lagi.
Cara mencegah yang paling mudah adalah bagi pihak pemilik atas software
original sebaiknya melisensi atas barang yang mereka jual. Lebih diupdate lagi
atas software, contohnya setiap orang yang ingin membajak software tersebut
dapat terlihat oleh pemilik software asli. Bagi pengguna yang pintar janganlah
membeli software bajakan tersebut, memang terlihat mudah tapi dampak jangka
panjang terhadap software bajakan tersebut dapat merugikan kita sendiri. Carilah
software di open source yang mirip software yang diinginkan bukan hanya murah,
bahkan kita bisa mendapatkan software tersebut secara gratis.
BABIII
12
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembajakan software (software piracy) merupakan tindakan yang melanggar
hukum terutama UU terkait IT dan tidak etis dilakukan karena mengakibatkan
kerugian yang besar bagi pengusaha software dan bertindak untuk kepentingan
pribadi.
dengan kode etik dalam penggunaan perangkat software, di harapkan dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam memanfaatkan serta
menerapkanya, agar tidak ada pihak yang merasa di rugikan.
SARAN
Sebaiknya pemerintah lebih tegas lagi dalam menindak lanjuti pelanggar hak
cipta TI terutama pembajakan yang semakin marak di Indonesia.
Sebaiknya setelah membaca makalah ini pembaca dapat menghargai hak cipta
TI dan tidak lagi menggunakan barang- barang bajakan.
DAFTAR PUSTAKA
13
http://blog-artikel-menarik.blogspot.com/2008/05/5-negara-pembajak-software-
terbesar.html
http://artikelindonesia.com/penyebab-pembajakan-software.html
www.wahyudi.or.id/download/pembajakan_software.pdfMenjaga Anda Teknologi: Pedoman Praktis Keamanan Informasi Pendidikan Elektronik ( http://nces.ed.gov/pubsearch/pubsinfo.asp?pubid=98297 ) http://alfa1412.multiply.com
14