Post on 09-Aug-2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur selalu kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang
selalu memberikan segala kenikmatanNya kepada kita tiada henti-hentinya. Salah satu
kenikmatanNya ialah terselesaikannya tugas makalah yang diberikan kepada penulis tepat
pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Iim Fahima Lc.Ma selaku dosen
mata kuliah profesi kependidikan yang telah memberikan bimbingan, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tentu dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekhilafan,
dalam penulisan maupun penyampaian materi. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati,
penulis memohon saran dan masukannya untuk penyempurnaan makalah ini.
Harapan kami, semoga dengan makalah yang penulis susun ini dapat memberi banyak
pengetahuan , masukan dan kreativitas kita sebagai manausia yang ditakdirkan sebagai hidup
berdampingan dengan individu lain.
Hormat kami,
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN
BAB II LANDASAN TEORI
EKONOMI ISLAM
PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM
PERANAN EKONOMI ISLAM DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEJAHTERA
PEMBAHASAN
PENUTUP
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
SARAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui, sistem perekonomian saat ini banyak memiliki kendala atau
masalah yang tidak ada henti-hentinya.
Sesungguhnya Islam adalah agama yang lengkap(QS 6:38) dan sempurna(QS 5:3).
Kendati tidak perna ada paksaan kepada siapapun untuk memeluk agama Islam(QS
2:256), namun jelas dan adalah masuk akal, bila seseorang sudah mamilih Islam
sebagai agamanya, maka kepadanya dituntut sikap totalitas alias menyeluruh(kaafah)
(QS 2:282).
Tentunya amat disayangkan bahwasannya sejak puluhan atau bahkan ratusan
tahun lalu, ummat Islam seperti “melupakan” butir-butir di atas (QS 6:38, 5:3, dan
2:282). Ini berakibat pada meluasnya sikap sekularisme dalam kehidupan masyarakat
muslim hampir di semua negara, dan sekaligus masuknya nilai-nilai yang berasal dari
ajaran lain, yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, atau bahkan dengan fitrah
kemanusiaan. Sehingga dengan mudah dewasa ini kita lihat bahwa, misalnya pertama:
seseorang yang rajin beribadah madhah, mungkin sekali tidak mempraktikan nilai-
nilai ibadahnya dalam kehidupan muamalahnya, seperti disiplin, kebersihan, sikap
egaliter, dalam muamalah dan lain sebagainya. Dengan kata lain, statemen Allah yang
mengatakan bahwa “sesungguhnya sholat mencegah seseorang dari perbuatan keji
dan tercela (QS 29:45) seperti tidak terbukti. Kedua, seorang muslim yang relatif taat
sekalipun dalam ibadahnya, tanpa melakukan dosa sama sekali melakukan kegiatan
muamalah yang menyimpang jauh dari nilai-nilai Islam, seperti melakukan
kecurangan, ingkar janji, bersikap malas, suka menipu, tidak menghargai waktu, tidak
mempunyai rasa ukhuwwah dengan sesama muslim, dan akibatnya lebih
memperhatikan kepentingan lain, contohnya non muslim, ketimbang masyarakat
muslim, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal ini, adalah terasa penting sekali bagi semua muslim mencoba
merenung dan menggali kembali nilai-nilai Islam, dan mengembangkannya dalam
perilaku sehari-hari, yang semestinya tergambar dalam praktik muamalah seorang
atau masyarakat muslim, baik dalam hal hukum, ekonomi, politik, budaya, dan lain
sebagainya.
Topik pengembangan nilai-nilai Islam dalam kehidupan muamalah masyarakat
muslim adalah topik besar, dan kalau dibicarakan secara keeseluruhan, tentu akan
memerlukan waktu yang relatif panjang, serta komphrehesifitas kompetensi. Seperti
diharapkan oleh penyelenggara, maka ini akan dibatasi dalam aspek ekonomi saja.
Walaupun sesungguhnya, banyak kaitan sekaligus qiyas / analog dapat dibangun
dalam lintas bidang kajian (hukum, ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan SISTEM EKONOMI ISLAM?
2. Apa sajakah prinsip-prinsip yang mendasari SISTEM EKONOMI ISLAM itu?
3. Bagaimanakah peranan ummat Islam dalam mewujudkan masyarakat sejahtera
dengan mengaplikasikan SISTEM EKONOMI ISLAM?
C. TUJUAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diperoleh, tujuan penulis mengambil
topik SISTEM EKONOMI ISLAM adalah untuk mengetahui makna sesungguhnya
dari SISTEM EKONOMI ISLAM, mengetahui prisip-prinsip apa sajakah yang
mendasari SISTEM EKONOMI ISLAM, mengetahui bagaimana peranan ummat
Islam dalam mewujudkan masyarakat sejahtera dengan menjalankan SISTEM
EKONOMI ISLAM.
D. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai wacana mengenai
SISTEM EKONOMI ISLAM dan berbagai manfaat dari penerapan SISTEM
EKONOMI ISLAM dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu juga dapat
memperkaya kajian ilmu sosial khususnya yang berhubungan dengan SISTEM
EKONOMI ISLAM.
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM PEREKONOMIAN ISLAM
Ekonomi Islam ialah satu bidang ilmu fikah yang mengkaji bagaimana
membangunkan sumber di muka bumi ini untuk memenuhi keperluan manusia yang
selaras dengan kehendak syariah sehingga mampu diagihkan kepada golongan yang
tidak mampu menyara hidup sendiri
Sistem ekonomi islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di
simpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang
di dirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan
dan masa
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia
yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah swt memerintahkannya,
sebagaimana firman-Nya dalam surat At Taubah ayat 105:
“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
yang beriman akan melihat pekerjaan itu. Karena kerja membawa pada keampunan,
sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad saw:“Barang siapa diwaktu sorenya
kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapat
ampunan.”(HR.Thabrani dan Baihaqi)
M.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Praktik
Ekonomi Islam” menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam.
Sementara itu, H. Halide berpendapat bahwa yang di maksud dengan ekonomi
islam ialah kumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang dii simpulkan dari Al-Qur’an
dan sunnah yang ada hubungannya dengan urusan ekonomi ( Daud Ali, 1988:3).
System ekonomi yang sempurna adalah system ekonomi Islam. Karena Sistem
ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memenuhi
kebutuhannya yang diatur berdasarkan aturan Islam dan didasari oleh Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Tidak seperti system ekonomi lain yang sudah ada, yang dibuat
berdasarkan oleh hasil pemikiran manusia dan disesuaikan dengan kebutuhan manusia
pada saat itu.
Selain itu, system ekonomi Islam bersifat universal yang berarti ekonomi
islam tidak hanya dikhususkan untuk umat muslim saja , namun untuk kebaikan
seluruh manusia di dunia dan berlaku sepanjang masa, tidak mengenal perubahan
jaman. Karena tujuan utama dari sistem ini adalah untuk memberikan keselarasan
bagi kehidupan di dunia dan kesejahteraan seluruh umat manusia. Ekonomi islam
tidak hanya mengacu pada kehidupan dunia, namun juga mempersiapkan kehidupan
di akhirat kelak. Maka dari itu seluruh aturan yang berada dalam sistem ini bersumber
dari Al-Quran dan As-Sunnah yang sudah terjamin kebenarannya. Selain itu,
Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
Untuk menunjang hal tersebut, system ekonomi Islam memilki prinsip-prinsip
dasar yang jelas dan tidak bertentangan dengan akal sehat. Kegiatan perekonomian
manusia pun tak luput dalam aturan Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang kita
miliki sekarang dan yang ada pada kita sekarang bukanlah milik manusia sebenarnya,
melainkan hanyalah titipan dari Allah swt supaya dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun pada akhirnya semua itu harus
di pertanggung jawabkan juga di hadapan Allah SWT kelak.
System ekonomi Islam mewajibkan seluruh umat yang telah memenuhi
standar untuk mengeluarkan zakat. Melarang Riba dalam bentuk apapun. Seperti
dalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba,
yang dari segi bahasa berarti "kelebihan".
.
B. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada
manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang
saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk
C. Peranan Ummat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Sejahtera
1) Bekerja dalam berbagai cara yang memungkingkan terwujudnya sistem
ekonomi Islam di negara Islamis. Para islamis (neo-tradisionalis) dalam model
ini sangat menyadari bahwa sistem ekonomi islam tidak dapat ditegakkan
tanpa adanya negara islam. Pendekatan sebagian demi sebagian, menurut
kaum islamis, hanya akan memberikan hasil pada jangka panjang, itu pun
tanpa jaminan politik bagi keberhasilannya. Oleh sebab itu, sasaran tertinggi
bagi para islamis
2) Memilih berbagai metode penerapan penembusan penentangan dan penarikan
diri serta integrasi sehingga terciptanya keadaan yang islami. Tanpa
terciptanya keadaan yang islami, maka kaum islamis akan bekerja di berbagai
suasana dan lingkungannya, yang mungkin menutupi atau menghalangi
tercapainya tujuan. . Pemakaian metode-metode tersebut, tentu saja sangat
tergantung pada kekuatan dan lingkungan dimana kaum islamis tersebut
tinggal.
3) Filsafat islam menolak ”teori-teori ekonomi eksternalitis“Yang menyatakan
bahwa perubahan-perubahan ekonomi disebabkan oleh faktor-faktor eksternal
(di luar dari manusia) seperti faktor-faktor kosmologis, biologis, psikologis,
demografis, teknologis, dan geografis, dan mekanika pemasaran, investasi,
dan dialektisme historis.
Islam dan Masalah Pokok Ekonomi
a. Jenis barang dan jasa yang dihasilkan. Barang dan jasa yang dihasilkan harus sesuai dengan
ketentuan agama dan tidak haram.
b. Sistem organisasi produksi barang dan jasa
Islam pada dasarnya menganut sistem organisasi produksi yang relatif menjamin kebasan.
Karena hak milik pribadi diakui dalam Islam, maka Islam mengakui pula pemilikan terhadap
faktor-faktor produksi pada setiap pribadi.
c. Sistem distribusi yang dipakai
Islam mengakui adanya lembaga”perdagangan” sebagai sistem distribusi barangf dan jasa
dengan menggunaka alat ukur yang berupa uang.
d. Pencapaian tingkat efisiensi
Pembagian kerja dan spesialisasi diizinkan dalam islam. Pembagian kerja dalam berbagai
bidang produksi dan distrubusi
e. Pencegahan inflasi dan depresi
Inflasi (gejala naik harga-harga umum, baik karena permintaan yang selalu melebihi
penawaran atau sebab yang lain). Keadaan depresi merupakan kebalikan dari inflasi.
Tanpa terciptanya keadaan yang islami, maka kaum islamis akan bekerja di berbagai suasana
dan lingkungannya, yang mungkin menutupi atau menghalangi tercapainya tujuan. Maka kaum
islamis akan dapat memilih berbagai metode penerapan penembusan penentangan dan penarikan diri
serta integrasi. Pemakaian metode-metode tersebut, tentu saja sangat tergantung pada kekuatan dan
lingkungan dimana kaum islamis tersebut tinggal.
Filsafat islam menolak ”teori-teori ekonomi eksternalitis“Yang menyatakan bahwa
perubahan-perubahan ekonomi disebabkan oleh faktor-faktor eksternal(di luar dari manusia) seperti
faktor-faktor kosmologis, biologis, psikologis, demografis, teknologis, dan geografis, dan mekanika
pemasaran, investasi, dan dialektisme historis.
“Dan hendaklah kamu berusaha di dalam sesuatu yang Alloh mendatangkan kebahagiaan mu
di akhirat, dan janganlah lupa akan nasibmu di dunia, dan berbuat baiklah sebagaimana
Alloh berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi” Al-Qoshosh
ayat 77
Tujuan Ekonomi Islam
Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam system Islam mengarah pada tercapainya
kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada
seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia
mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat.
Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran
hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia,
yaitu:
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di
bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang
menjad puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar:keselamatan keyakinan agama ( al
din)kesalamatan jiwa (al nafs)keselamatan akal (al aql)keselamatan keluarga dan keturunan (al-nasl
keselamatan harta benda (al mal)
PEMBAHASAN
Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadits.
Selain dari prinsip-prinsip di atas ekonomi Islam memiliki ciri khas tersendiri yang
membedakan dengan system ekonomi lainnya, antara lain : Kesatuan (unity), Keseimbangan
(equilibrium), Kebebasan (free will), dan Tanggungjawab (responsibility).
Beberapa prinsipnya adalah seluruh sumber daya yang ada di dunia merupakan milik Allah
semata. Kerjasama merupakan kekuatan utama, hal ini sudah diwujudkan dalam berbagai produk
yang ditawarkan oleh perbankan syariah, seperti jual beli murbahah, salam, istishna, sharf, jizfah dan
lain-lain. Dalam seluruh akad di atas terjadi kerjasama antara dua belah pihak, dan ekrjasama tersebut
menghasilkan keuntungan untuk keduanya sesuai dengan kesepakatan sebelumnya
Sebenarnya system ekonomi Islam ini sedikit demi sedikit sudah mulai diterapkan di
Indonesia, namun belum secara menyeluruh dalam semua aspek. Di Indonesia system ekonomi islam
dikenal dengan ekonomi syariah , padahal di belahan bumi lain mengenal system ini dengan sebutan
ekonomi Islam. Hal ini disebabkan oleh latar belakang sejarah yang pernah melukiskan islam dengan
sesuatu yang menyeramkan. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang
buruk akibat label “Islam”, maka kata “syariah” lah yang dipilih. Padahal pada hakikatnya seluruh
sistemnya sama hanya namanya saja yang disesuaikan
Ekonomi Islam mendukung distribusi pendapatan yang merata, karena apabila hal ini
terjadi maka akan terjadi kesenjangan social antar masyarakat. Dimana yang kaya akan
menjadi semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Implikasi penerapan ekonomi syariah yang sangat terlihat di Indonesia adalah Bank
Syariah, asuransi syariah dan pegadaian syariah. Tujuan utama dari pendirian berbagai
lembaga keuangan berlandaskan syariah ini adalah untuk dijadikan upaya umat muslim untuk
mendasari segala aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.
Suatu Negara yang sudah menerapkan system syariah maka negara tersebut sudah
aman dari ancaman keterpurukan dan dampak ekonomi apabila sedang terjadi masalah
ekonomi di dunia. Ini merupakan keuntungan yang sangat menjanjikan bagi suatu Negara
yang menerapkan system syariah.
Hasil dari kelompok kerja tersebut adalah lahirnya Bank Muamalat Indonesia. Bank
Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992. Pada saat itu keberadaan Bank Islam
pertama ini tidak begitu diperhatikan oleh masyarakat. Barulah pada saat disetujuinya
Undang-undang No. 10 Tahun 1998, perkembangan perbankan syariah pada era reformasi
dimulai. Undang-undang ini juga berisi tentang arahan atau petunjuk bagi bank-bank
konvensional untuk membuka bank syariah atau bahkan untuk mengkonversikan secara total
menjadi bank syariah.
Hal ini pun disambut baik oleh seluruh perbankan di Indonesia. Alhasil saat ini sudah
banyak kita temui bank-bank syariah yang memberikan produk-produk yang selaras dengan
aturan islam.
PENUTUP
Pada akhirnya setelah kita mengetahui apa itu SISTEM EKONOMI ISLAM kita telah mengerti
hubungan SISTEM EKONOMI ISLAM dengan kehidupan sosial kita, karena seperti yang kita
ketahui setiap individu pasti adalah makhluk sosial yang membutuhkan SISTEM EKONOMI untuk
melangsungkan kehidupannya namun belum tentu cocok dengan lingkungan atau negara yang
bersangkutan. Itulah kuasa yang di berikan Allah SWT kepada kita dan kita sebagai manusia harus
mensyukurinya. Disini kita juga akan mengerti sedikit tentang SISTEM EKONOMI ISLAM. Dan
setelah mengetahui hal tersebut semuanya kembali kepada diri dan pemerintah kita masing-masing,
apakah ingin memperdalam ilmu-ilmu ini atau tidak dan menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Sistem Ekonomi Islam/Syariah merupakan sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Qur’an dan
hadits
2. Prinsip dasar ekonomi Islam
1) Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
2) Kekuatan penggerak pertama ekonomi islam adalah kerjasama.
3) Ekonomi Islam menolak adanya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang
saja.
4) Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
5) Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti
kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
6) Islam melarang riba dalam segala bentuk.
7) Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
8) Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara
mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yag haram
9) Tidak mendzalimi dan didzalimi
10) Keadilan pedistribusian kemakmuran
11) Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
3. Minimnya penerapan sistem ekonomi ini di berbagai negara, sehingga rakyatnya kurang
makmur
3.2 Saran
1. Perlunya penerapan sistem ekonomi islam di berbagai negara khususnya negara Islam, karena
akan berdampak positif bagi negara itu sendiri
2. Dengan adanya sistem ekonomi Islam, masyararat dapat hidup lebih sejahtera