Post on 05-Aug-2015
description
[ ] January 1, 2012
Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery Learning)
a. Pengertian Metode Pembelajaran Discovery
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan
suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati,
mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya
membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery
ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental
melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri,
agar anak dapat belajar sendiri.
Pembelajaran dengan penemuan (Discovery Learning) merupakan suatu
komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah
panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning)
muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak atau siswa dalam
"menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan
(Nur: 2000).
Menurut Gilstrap dalam Moedjiono dan Moh. Dimyati (1991:86) metode
penemuan didefinisikan sebagai suatu prosedur yang menekankan belajar secara
individual, manipulasi objek atau pengaturan/pengkondisian objek, dan
eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasi atau penarikan kesimpulan
dibuat. Discovery atau penemuan dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran
penemuan bebas (Free Discovery) atau sering disebut open ended discovery dan
pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) (Khulsum: 2005). Menurut
Gorman dan Richard M (Hadiningsih: 2009) bahwa pembelajaran dengan metode
discovery (penemuan) dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu free discovery
(penemuan bebas) dan guided discovery (penemuan terbimbing).
Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran
yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses
1 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur,
algoritma dan semacamnya.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu:
1) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan;
2) Berpusat pada siswa;
3) Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang
sudah ada.
Blake et al, membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh
Whewell. Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu:
1) Mengklarifikasi;
2) Menarik kesimpulan secara induksi;
3) Pembuktian kebenaran (verifikasi).
Prosedur Pelaksanaan Model Guided Discovery
Menurut Gilstrap dan Richard Schuman dalam Moedjiono dan Moh.
Dimyati (1991: 89), langkah-langkah pelaksaan metode penemuan sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan siswa;
2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan
generalisasi pengetahuan;
3. Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4. Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa;
5. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8. Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
10. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11. Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
2 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
Menurut Hendro Darmodjo dalam Hadiningsih (2009: 33) langkah-
langkah model guided discovery adalah sebagai berikut:
1) Melontarkan masalah-masalah mengundang siswa untuk memecahkan
masalah tersebut,
2) Memberi motivasi belajar,
3) Membantu siswa yang benar-benar memerlukan agar tidak mengalami jalan
buntu dan frustasi.
Menurut Sudjana dalam Hadiningsih (2009: 34), langkah-langkah metode
penemuan dalam pembelajaran sebagai berikut;
1) Merumuskan masalah untuk dipecahkan siswa,
2) Menetapkan jawaban sementara,
3) Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan atau hipotesis,
4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi,
5) Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
b. Jenis Metode Discovery
Pembelajaran penernuan dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut
open ended discovery.
Dalam hal ini siswa benar-benar dilepas dalam mengidentifikasi masalah, dan
menguji hipotesis dengan konsep-konsep, dan prinsip yang sudah ada, dan
berusaha menarik pada situasi baru. Struktur peristiwa belajar dalam free
discovery ini, siswa dilepas sepenuhnya untuk menemukan sesuatu melalui
proses asimilasi, yaitu memasukkan hasil pengamatan ke dalam struktur
kognitif yang ada, dan proses akomodasi yaitu dengan perubahan dalam arti
penyesuaian kogitif yang lama, sehingga cocok dengan fenomena yang
diamati.
2. Pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) (UT 1997).
Dalam hal ini guru berperan sebagai pembimbing siswa dalam belajar. Guru
membantu siswa memperoleh pengetahuan yang dicarinya dengan cara
mengorganisasi masalah, mengumpulkan data, mengkomunikasikan,
3 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
memecahkan masalah, dan menyusun kembali data-data sehingga
membentuk konsep baru. Proses pembelajaran dengan model guided
discovery menitik beratkan pada pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan
mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini daftar kegiatan
yang telah dipersiapkan.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penemuan terbimbing (Guided
Discovery Learning) lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru siswa
akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dlikuti tetapi hanya
merupakan arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan.
Metode discovery (penemuan) yang mungkin dilaksanakan pada siswa
SMP adalah metode penemuan terbimbing. Hal ini dikarenakan siswa SMP masih
memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab itu metode
discovery (penemuan) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
discovery (penemuan) terbimbing (guided discovery).
Carin (1993) memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan
pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) sebagai berikut.
1) Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa;
2) Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan penernuan;
3) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa;
4) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap;
5) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau
secara berkelompok yang terdiri dari 2-5 siswa;
6) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.
Untuk mencapai tujuan di atas Carin (1993) menyarankan hal-hal di
bawah ini:
1) Membantu siswa untuk memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus
dilakukan;
2) Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan
yang harus dilakukan;
3) Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja yang aman;
4 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
4) Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan kegiatan;
5) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan
bahan yang digunakan;
6) Melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.
c. Keuntungan Metode Discovery
Keuntungan dari motode ini disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya:
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman,
dkk (2001: 179) sebagai berikut:
1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan
kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama
diingat;
3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini
mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya
meningkat;
4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan
lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Menurut Bruner beberapa kelebihan dari pembelajaran guided discovery
adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran guided discovery dianggap membantu siswa
mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan
ketrampilan dan proses kognitif siswa. Kekuatan dari proses penemuan
datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana
belajar itu.
2. Dengan pembelajaran guided discovery, pengetahuan diperoleh dari
strategi ini sangat pribadi. Sifatnya dan mungkin merupakan suatu
pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian
retensi dan transfer.
5 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
3. Pembelajaran guided discovery menyebabkan siswa mengarahkan sendiri
cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri
untuk belajar.
4. Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat
mengembangkan pikirannya dengan berfikir, dengan menggunakan
pikiran itu sendiri. Dengan model guided discovery pikiran siswa
digunakan, dilatih untuk memecahkan persoalan.
5. Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan sesuatu,
siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu. guided Discovery
ini adalah praktik menemukan sesuatu yang dapat memperkaya siswa
dalam penemuan hal-hal yang lain dikemudian hari.
6. Pembelajaran guided discovery, akan membuat ingatan lebih lama.
Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat akan yang dipelajari dan
sesuatu yang ditemukan sendiri besarnya tahan lama, tidak mudah
dilepaskan.
Jadi, jika disimpulkan keuntungannya adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat
2. Hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada
hasil lainnya.
3. Secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan
kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan
melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan
memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
4. Siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang
dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.
d. Kelemahan Metode Discovery
Kelemahan dari model pembelajaran guided discovery adalah sebagai
berikut:
1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya
6 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
mengembangkan pikirannya, jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak,
atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis.
Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan
menimbulkan frustasi..
2. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk
mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
3. Harapan yang ditumpahkan pada pembelajaran guided discovery ini mungkin
mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran secara tradisional.
4. membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar
menerima.
7 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI / 1
Pokok Bahasan : Elastisitas
Sub Pokok Bahasan : Gaya Pegas (Hukum Hooke)
Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit
I. Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika
benda titik.
II. Kompetensi Dasar
1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.
III. Indikator
A. ASPEK KOGNITIF
1. Produk :
1) Menganalisis karakteristik sifat elastisitas serta sifat plastis bahan.
2) Menentukan besar tegangan, regangan, dan modulus elastisitas kawat
dengan perhitungan.
3) Menentukan besar gaya pegas, tetapan gaya pegas dan pertambahan
panjang dari berbagai macam benda elastis dengan perhitungan.
4) Menganalisis prinsip susunan pegas secara seri, paralel dan
campuran.
5) Memformulasikan konsep energi potensial pegas.
2. Proses
1) Menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan
pertambahan panjang pegas (∆x).
8 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
2) Menentukan besar konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya
dan pertambahan panjang melalui percobaan Hooke.
3) Menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan.
B. ASPEK AFEKTIF
1. Karakter
Berpikir kreatif, kritis dan logis, Jujur dalam melakukan percobaan,
Bertanggungjawab, peduli, serta berprilaku santun, Menghargai
perbedaan pendapat.
2. Keterampilan Sosial
Bekerja sama dalam melakukan percobaan, Mendengarkan dengan aktif
materi yang disampaikan, Menyampaikan ide atau pendapat,
Menyampaikan pertanyaan, Berada dalam kelompok.
C. ASPEK PSIKOMOTOR
1) Terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke
untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan
pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral.
2) Mengukur perubahan panjang pegas dengan menggunakan mistar.
IV. Tujuan Pembelajaran
A. ASPEK KOGNITIF
1. Produk :
1) Diberikan handout mengenai “Elastisitas”, siswa dapat menganalisis
karakteristik sifat elastisitas serta sifat plastis bahan sesuai dengan
Kunci LP Produk butir 1.
2) Diberikan data mengenai besaran-besaran yang terdapat dalam
elastisitas zat padat, siswa dapat menentukan besar tegangan,
regangan, dan modulus elastisitas kawat dengan perhitungan sesuai
dengan Kunci LP Produk butir 2.
3) Diberikan data mengenai basaran-besaran yang terdapat dalam
hukum Hooke, siswa dapat menentukan besar gaya pegas, tetapan
9 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
gaya pegas dan pertambahan panjang dari berbagai macam benda
elastis dengan perhitungan sesuai dengan Kunci LP Produk butir 3.
4) Diberikan handout mengenai “Elastisitas”, siswa dapat menganalisis
prinsip susunan pegas secara seri, paralel dan campuran sesuai
dengan Kunci LP Produk butir 4.
5) Diberikan handout mengenai “Elastisitas”, siswa dapat
Memformulasikan konsep energi potensial pegas sesuai dengan Kunci
LP Produk butir 5.
2. Proses
1) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat
menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan
pertambahan panjang pegas (∆x) sesuai dengan Kunci LKS
“Elastisitas”.
2) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat
menentukan besar konstanta berdasarkan pertambahan gaya dan
pertambahan panjang melalui percobaan Hooke sesuai dengan Kunci
LKS “Elastisitas”.
3) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, secara mandiri
siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan
sesuai dengan Kunci LKS “Elastisitas”.
B. AFEKTIF
1. Karakter
Dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa, siswa dinilai
membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter Berpikir kreatif, kritis
dan logis, Jujur dalam melakukan percobaan, Bertanggungjawab, peduli,
serta berprilaku santun, Menghargai perbedaan pendapat.
2. Keterampilan Sosial
Dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa, siswa dinilai
membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan sosial Bekerja
sama dalam melakukan percobaan, Mendengarkan dengan aktif materi
10 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
yang disampaikan, Menyampaikan ide atau pendapat, Menyampaikan
pertanyaan, Berada dalam kelompok.
C. PSIKOMOTOR
1) Dengan diberikan alat dan bahan serta LKS “Elastisitas”, siswa dapat
terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke
untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan
pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral sesuai dengan
rincian tugas kinerja dalam LKS “Elastisitas”.
2) Secara mandiri, siswa dapat mengukur perubahan panjang pegas dengan
menggunakan mistar sesuai dengan rincian tugas kinerja dalam LKS
“Elastisitas”.
V. Materi Pembelajaran
A. Sifat Elastisitas Bahan
Elastisitas atau sifat elastis adalah kemampuan suatu benda untuk
kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada
benda itu dihilangkan.
Berdasarkan sifat elastisnya benda digolongkan menjadi 2, yaitu :
1. Benda elastis, adalah benda-benda yang memiliki sifat elastis. Contoh :
Karet dan pegas.
2. Benda plastis, adalah benda-benda yang tak memiliki sifat elastis.
Contoh : Plastisin (lilin mainan), lumpur dan tanah liat.
Besaran-besaran yang terdapat dalam elastisitas zat padat antara lain :
1. Tegangan (Stress)
Tegangan ( ) didefinisikan sebagai perbandingan besar gaya F dan luasσ
penampang A, dirumuskan dengan :
σ= FA
dengan:
σ = tegangan (Pa)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
11 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
2. Regangan (Strain)
Regangan (e) didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan
panjang L dan panjang mula-mula LΔ 0, dirumuskan dengan :
e= Δ LL 0
dengan:
e = regangan
ΔL = pertambahan panjang (m)
L = panjang mula-mula (m)
3. Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas merupakan perbandingan antara tegangan dan
regangan, dirumuskan dengan :
E=σe
dengan:
E = modulus Young (N/m2)
σ = tegangan (Pa)
e = regangan
4. Hubungan antara gaya tarik F dengan Modulus Elastis :
E=σe=
FA
ΔLL
→ E=F .L
A . ΔL
B. Gaya Pegas
1. Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan bahwa “ jika gaya tarik tidak melampaui
batas elastis pegas, maka pertambahahn panjang pegas berbanding lurus
(sebanding) dengan gaya tariknya”. Secara matematis ditulis F = k ∆x.
Percobaan hukum Hooke bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara
gaya dengan pertambahan panjang.
2. Susunan pegas
Dua buah pegas atau lebih dapat disusun seri, paralel, atau gabungan
seri dan paralel. Susunan pegas ini dapat diganti dengan sebuah pegas
12 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
pengganti. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti dari
susunan pegas seri dan paralel.
a. Susunan Seri
Besar tetapan pegas pengganti seri merupakan jumlah total dari
kebalikan tiap-tiap tetapan gaya, yang dirumuskan dengan :
1KS
= 1K1
+ 1K2
+ 1K3
+… ..+ 1Kn
b. Susunan Paralel
Tetapan pegas pengganti paralel besarnya sama dengan jumlah total
tiap-tiap tetapan gaya, yang dirumuskan dengan :
K P=K1+K2+K3+… ..+Kn
C. Gaya Pemulih
Gaya yang akan bekerja pada pegas yaitu gaya pemulih. Gaya
pemulih merupakan gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan gaya
penyebabnya, dirumuskan dengan: F = - k . xΔ
D. Energi potensial Pegas
Energi potensial pegas merupakan kemampuan pegas untuk
kembali ke bentuk semula.
Jika F = k . x, makaΔ
W =EP=12
F . Δ x
EP=12
(k . Δ x ) . Δ x=¿ 12
k .¿
Keterangan :
Ep = energi potensial pegas (joule)
k = konstanta gaya pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)Δ
Contoh pengunaan gaya pegas adalah ketapel. Jika ketapel
direnggangkan, kemudian dilepaskan, ketapel dapat melontarkan batu.
Dalam hal ini, energi potensial elastis berubah menjadi energi kinetik batu.
EP (ketapel )=Ek ( batu )
13 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
12
k .¿
k .¿
Keterangan :
k = konstanta pegas karet ketapel (N/m)
x = pertambahan panjang karet (m)Δ
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
VI. Model Pembelajaran
Model / Strategi Pembelajaran
Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Metode Pembelajaran
Percobaan dan Diskusi
VII. Perangkat Pembelajaran
1) Silabus “Elastisitas”.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) “Elastisitas”.
3) Handout “Elastisitas” untuk SMA Kelas XI Semester 1.
4) Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kunci “Elastisitas”.
5) Lembar Penilaian Produk (LES) dan Kunci Jawaban “Elastisitas”.
6) Lembar Penilaian Afektif.
7) Lembar Penilaian Psikomotor.
VIII. Alat dan Bahan
1) Statif dengan klem.
2) Pegas bentuk spiral.
3) Beban.
4) Penggaris
5) Neraca.
14 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
IX. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Pendahuluan (5 menit)
Fase 1 : Motivation
1. Guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi terkait yang
telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya mengenai pengertian
elastisitas menurut bahasa mereka masing-masing.
2. Memotivasi siswa dengan meminta seorang siswa untuk maju ke depan
kelas dan melakukan hal sebagai berikut :
“Dua orang siswa diminta untuk menggunakan ketapel. Satu orang
diminta menarik pegas ketapel dengan tarikan yang besar dan satu
orang lagi diminta menarik pegas ketapel dengan tarikan yang kecil.
Siswa lain diminta untuk mengamati seberapa jauh remasan kedua
kertas tersebut terlempar dari ketapel”.
3. Selanjutnya guru membimbing siswa dengan pertanyaan untuk dapat
menemukan mengapa kedua kertas tersebut jarak lemparannya
berbeda.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang gaya-gaya yang
terjadi pada benda elastis
B. KEGIATAN INTI (35 menit)
Fase 2 : Data Collection
1. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok dimana masing-
masing kelompok terdiri dari 3 siswa yang heterogen. Selanjutnya Guru
membagikan LKS kepada masing-masing kelompok sebagai panduan
dalam melakukan percobaan.
2. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk mengambil
alat dan bahan yang telah disediakan sesuai dengan LKS yang diberikan
3. Guru menjelaskan prosedur kerja sesuai dengan LKS
4. Guru membimbing semua kelompok sesuai dengan kebutuhan masing-
masing kelompok serta mengamatinya.
15 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
Fase 3 : Data Processing
5. Guru membimbing siswa untuk menganalisis data percobaan yang
mereka dapatkan serta menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS
6. Masing –masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas dan kelompok yang lain mengajukan pertanyaan
C. PENUTUP (5menit)
Fase 4 : Closure.
7. Guru membimbing siswa untuk menemukan konsep materi dari hasil
percobaan yang telah dilakukan bersama kelompoknya yakni nilai
konstanta pegas dapat diperoleh dari persamaan di bawah ini
Untuk satu pegas adalah k= F∆ x
Hubungan antara gaya dan pertambahan pegas adalah sebanding
8. Guru memberikan handout kepada siswa
Fase 5 : Appraisal
9. Guru memberikan siswa lembar evaluasi sebagai pemantapan
pengetahuan siswa
10. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi secara
keseluruhan dan bersama-sama menjawab motivasi di awal, yaitu jika
kita ingin melempar benda dengan jarak yang jauh menggunakan
ketapel, maka gaya yang diberikan harus besar. Sebab gaya sebanding
dengan pertambahan panjang karet.
11. Untuk lebih memahami materi yang telah diajarkan, guru memberikan
tugas sebagai pekerjaan rumah.
X. Sumber Belajar dan Media
1. Silabus “Elastisitas”.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) “Elastisitas”.
3. Handout “Elastisitas” untuk SMA Kelas XI Semester 1.
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kunci “Elastisitas”.
16 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
5. Lembar Penilaian Produk (LES) dan Kunci Jawaban “Elastisitas”.
6. Lembar Penilaian Afektif.
7. Lembar Penilaian Psikomotor.
8. LCD + Laptop
XI. Lembar Penilaian
1. Lembar penilaian Kognitif-Produk (terlampir)
2. Lembar penilaian afektif (terlampir)
3. Lembar penilaian psikomotor (terlampir)
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA NEGERI .....
.............................................................
NIP.
DAFTAR PUSTAKA
Nur, M. 2008. Pengajaran Diskusi. Surabaya: PSMS Unesa.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
17 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
Melakukan percobaan hukum Hooke untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan
pertambahan gaya dan pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral.
I. Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika
benda titik.
II. Kompetensi Dasar
1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.
III. Indikator
A. ASPEK KOGNITIF
1. Proses
1) Menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan
pertambahan panjang pegas (∆x).
18 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
Nama Anggota Kelompok / Kelas :
1. ....................................................../...........................
2. ....................................................../...........................
3. ....................................................../...........................
4. ....................................................../...........................
5. ....................................................../............................
[ ] January 1, 2012
2) Menentukan besar konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya
dan pertambahan panjang melalui percobaan Hooke.
3) Menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan.
B. ASPEK PSIKOMOTOR
1) Terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke
untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya
dan pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral.
2) Mengukur perubahan panjang pegas dengan menggunakan mistar.
IV. Tujuan Pembelajaran
A. ASPEK KOGNITIF
1. Proses
1) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat
menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan
pertambahan panjang pegas (∆x) sesuai dengan Kunci LKS
“Elastisitas”.
2) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat
menentukan besar konstanta berdasarkan pertambahan gaya dan
pertambahan panjang melalui percobaan Hooke sesuai dengan
Kunci LKS “Elastisitas”.
3) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, secara mandiri
siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan
sesuai dengan Kunci LKS “Elastisitas”.
B. PSIKOMOTOR
1) Dengan diberikan alat dan bahan serta LKS “Elastisitas”, siswa dapat
terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke
untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan
pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral sesuai dengan
rincian tugas kinerja dalam LKS “Elastisitas”.
19 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
2) Secara mandiri, siswa dapat mengukur perubahan panjang pegas dengan
menggunakan mistar sesuai dengan rincian tugas kinerja dalam LKS
“Elastisitas”.
V. Materi
Elastisitas (Gaya Pegas – Hukum Hooke)
Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan bahwa “ jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis
pegas, maka pertambahahn panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan
gaya tariknya”. Secara matematis ditulis F = k ∆x.
VI. Metode
Percobaan / Demonstrasi
VII. Tujuan Percobaan
a. Menentukan hubungan antara pertambahan beban (F) dengan pertambahan
panjang pegas (∆x).
b. Menghitung Konstanta Pegas
VIII. Rumusan Masalah
a. ..........................................................................................................
b. ..........................................................................................................
IX. Hipotesis
a. ..........................................................................................................
b. ..........................................................................................................
X. Alat dan Bahan
1) Statif dengan klem : 1 Buah
2) Pegas bentuk spiral : 1 Buah
3) Beban : Secukupnya
20 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
M
Gambar : Rancangan Percobaan
A B
[ ] January 1, 2012
4) Penggaris : 1 Buah
5) Neraca : 1 Buah
XI. Variabel Percobaan
Variabel Percobaan
a. Variabel Kontrol : ..............................................
b. Variabel Manipulasi : ..............................................
c. Variabel Respon : ..............................................
Definisi Operasional Variabel Kontrol
................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Definisi Operasional Variabel Manipulasi
................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Definisi Operasional Variabel Respon
................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
XII. Rancangan Percobaan
XIII. Langkah Kerja
a. Mengukur panjang awal (X0) pegas dengan penggaris kemudian menyusun
pegas seperti gambar di atas (menggantungkan pegas pada statif)!
21 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
b. Mengukur massa beban dengan menggunakan neraca!
c. Menggantungkan beban ke ujung bebas pegas, kemudian mengukur panjang
akhir (X) dan menghitung pertambahan panjang ( X) pegas setelahΔ
mengalami pembebanan!
d. Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan menambah massa beban yang berbeda!
e. Mencatat hasil pengamatan pada tabel!
f. Membuat grafik berat beban terhadap pertambahan panjang pegas!
XIV. Hasil Percobaan
Tabel 1 : Data hasil percobaan
Percobaan
ke-
m
(kg)
F = m.g
(N)
X0
(m)
X
(m)
X = X -Δ
X0 (m)
K = F/ XΔ
(N/m)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
XV. Analisa Data
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
22 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3
[ ] January 1, 2012
XVI. Kesimpulan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
23 Mata Kuliah Proses Belajar Mengajar (MKPBM) 3