Post on 16-Feb-2017
Evaluasi Hasil Belajar
DISUSUN OLEH :
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) MATARAM
2012
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang dengan Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Evaluasi Program
yang sederhana ini.
Dalam makalah ini ada beberapa hal yang menjadi pokok pembahasan
yaitu tentang Defini dari evaluasi program serta model-model evaluasi program
itu sendiri.
Terkait dengan hal di atas, penulis akan membahasnya satu persatu,
sehingga ke depan dapat dijadikan referensi dan bahan pembelajaran oleh penulis
sendiri maupun pembaca lainnya.
Dalam makalah ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu penulis mohon
kriik dan saran yang sifanya membangun. Akhir kata semoga apa yang tersaji
dalam makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, khususnya Jurusan
Teknologi Pendidikan.
Tertanda
Penulis
Muhamad Amir
NIM. 09.111.103
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com iii
DAFTAR ISI
COVER
PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Evaluasi Program .................................................... 6
B. Model-Model Evaluasi Program ........................................... 6
1. Model CIPP .................................................................... 6
2. Model Formative-Sumative ............................................. 8
3. Model Countenance ........................................................ 9
4. Model Responsive ........................................................... 10
5. Model Discrepancy ......................................................... 11
6. Model Goal Free ............................................................. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 13
B. Saran .................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
Evaluasi Hasil Belajar
A. LATAR BELAKANG
Evaluasi program merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat
dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan tujuan yang hendak di-
capai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat kepu-
tusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman ter-
hadap fenomena.
Evaluasi program juga merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan
untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan
informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, me-
nyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Adapun tujuan
evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang
suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program,
dampak/ hasil yang dicapai, efesiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang
difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan
apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga dipergunakan
untuk kepentingan peenyusunan program berikutnya maupun penyusunan ke-
bijakan yang terkait dengan program.
Dalam melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan model evaluasi yang akan
dibuat. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli
atau pakar evaluasi. Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan kepent-
ingan seseorang, lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah pro-
gram yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Ada 2 (dua) hal yang akan diangkat sebagai permasalahan dalam makalah ini
yaitu :
1. Apa definisi dari Evaluasi Program ?
2. Apa saja dan bagaimana model-model dari evaluasi program ?
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com 5
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengeahui definisi dari Evaluasi Program.
2. Untuk mengetahui dan lebih memahami model-model dari evaluasi pro-
gram.
3. Menunaikan tugas perkuliahan Evaluasi Hasil Belajar.
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com 6
A. DEFINISI EVALUASI PROGRAM
Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi ke-
bijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu ter-
tentu.
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan al-
ternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan
mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu ke-
bijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi da-
lam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan
keputusan.
B. MODEL-MODEL EVALUASI PROGRAM
Evaluasi program memiliki model-model yang berbagai macam. Beberapa
ahli telah menciptakan model-model evaluasi program. Beberapa di antaranya
yaitu :
1. Model CIPP (Context Input Process Product)
Model evaluasi CIPP yang dikemukakan oleh Stufflebeam & Shinkfield
(1985) adalah sebuah pendekatan evaluasi yang berorientasi pada
pengambil keputusan (a decision oriented evaluation approach structured)
untuk memberikan bantuan kepada administrator atau leader pengambil
keputusan. Stufflebeam mengemukakan bahwa hasil evaluasi akan mem-
berikan alternatif pemecahan masalah bagi para pengambil keputusan.
Dalam Eko Putro Widoyoko mengungkapkan bahwa, “ the CIPP ap-
proach is based on the view that the most important purpose of evaluation
is not to prove but improve.” Konsep tersebut ditawarkan oleh
Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah
bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki.
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com 7
Model evaluasi CIPP ini terdiri dari 4 komponen yang diuraikan sebagai
berikut:
a) Evaluasi konteks
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan ling-
kungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan. Berisi ten-
tang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu (Eko Putro
Widoyoko: 2010). Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin (2009) men-
jelaskan bahwa, evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan
dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan
sampel yang dilayani, dan tujuan proyek.
b) Input evaluasi
Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi ma-
sukan. Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu
mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternative
apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan
bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi ma-
sukan meliputi: 1) Sumber daya manusia, 2) Sarana dan peralatan pen-
dukung, 3) Dana atau anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan yang
diperlukan.
c) Evaluasi proses
Evaluasi proses digunakan untuk menditeksi atau memprediksi rancangan
prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, me-
nyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau
arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses meliputi koleksi data
penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan
program. Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh
mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki.
d) Evaluasi produk/ hasil
Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk melihat
ketercapaian/ keberhasilan suatu program dalam mencapai tujuan yang te-
lah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah seorang evaluator
dapat menentukan atau memberikan rekomendasi kepada evaluan apakah
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com 8
suatu program dapat dilanjutkan, dikembangkan/modifikasi, atau bahkan
dihentikan.
Menurut Eko Putro Widoyoko model evaluasi CIPP lebih komprehensif
diantara model evaluasi lainnya, karena objek evaluasi tidak hanya pada
hasil semata tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses, dan hasil.
Selain kelebihan tersebut, di satu sisi model evaluasi ini juga memiliki
keterbatasan, antara lain penerapan model ini dalam bidang program
pembelajaran dikelas mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang
tinggi jika tidak adanya modifikasi.
2. Model Formative-Sumative
Model formatif-sumatif dikembangkan oleh Michael Scriven. Model ini
menunjukkan adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu
evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (disebut
evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai atau berakhir (disebut
evaluasi sumatif).
Tujuan evaluasi formatif memang berbeda dengan tujuan evaluasi su-
matif. Dengan demikian model yang dikemukakan oleh Michael Scriven
ini menunjukkan tentang “apa, kapan, dan tujuan” evaluasi tersebut dil-
aksanakan.
a. Evaluasi formatif
Menurut Scriven (1991) dalam diktat teori dan praktek evaluasi program
bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman, 2009), evaluasi formatif ada-
lah suatu evaluasi yang biasanya dilakukan ketika suatu produk atau pro-
gram tertentu sedang dikembangkan dan biasanya dilakukan lebih dari
sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan. Sedangkan Weston,
McAlpine dan Bordonaro (1995) dalam diktat teori dan praktek evaluasi
program bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman, 2009) menjelaskan
bahwa tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk memastikan tujuan yang
diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk
atau program. Hal ini senada dengan Worthen dan Sanders (1997) dalam
diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan konseling (Aip
Badrujaman, 2009) yang menyatakan bahwa evaluasi formatif dilakukan
untuk memberikan informasi evaluatif yang bermanfaat untuk memper-
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com 9
baiki suatu program. Baker mengatakan ada dua faktor yang
mempengaruhi kegunaan evaluasi formatif, yaitu kontrol dan waktu. Bila
saran perbaikan akan dijalankan, maka evaluasi formatif diperlukan se-
bagai kontrol. Informasi yang diberikan menjadi jaminan apakah kelema-
han dapat diperbaiki. Apabila informasi mengenai kelemahan tersebut ter-
lambat sampai kepada pengambilan keputusan, maka evaluasi bersifat sia-
sia.
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan dari evaluasi
sumatif adalah untuk mengukur pencapaian program. Fungsi evaluasi su-
matif dalam evaluasi program pembelajaran dimaksudkan sebagai sarana
untuk mengetahui posisi atau kedudukan individu di dalam kelompoknya.
Mengingat bahwa obyek sasaran dan waktu pelaksanaan berbeda antara
evaluasi formatif dan sumatif maka lingkup sasaran yang dievaluasi juga
berbeda.
Pola evaluasi sumatif ini dilakukan apabila guru bermaksud untuk menge-
tahui tahap perkembangan terakhir dari siswanya. Asumsi yang men-
dasarinya adalah bahwa hasil belajar merupakan totalitas sejak awal hing-
ga akhir.
Beberapa keuntungan dari evaluasi sumatif meliputi:
Mereka bisa, jika dirancang dengan tepat, menyediakan bukti untuk
sebuah hubungan sebab-akibat.
Menilai hubungan jangka panjang.
Menyediakan data mengenai dampak program.
3. Model Countenance
Model Countenance adalah model pertama evaluasi kurilulum yang
dikembangkan Stake. Pengertian Countenance adalah keseluruhan, se-
dangkan pengertian lain adalah sesuatu yang disenangi (favourable).
Menurut Provus (1972), Tujuan dari model Countenance Stake adalah
melengkapi kerangka untuk pengembangan suatu rencana penilaian ku-
rikulum
Prosedur Pelaksanaan Evaluasi
Cara kerja model evaluasi Stake :
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com 10
- Evaluator mengumpulkan data mengenai apa yang diinginkan
pengembang program baik yang berhubungan dengan kondisi awal,
transaksi, dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui studi dokumen
dapat pula melalui wawancara.
- Analisis logis diperlukan dalam memberikan pertimbangan mengenai
keterkaitan antara prasyarat awal, transaksi, dan hasil dari kotak-kotak
tujuan.
- Pekerjaan evaluator berikutnya adalah mengadakan analisis congru-
ence (kesesuaian) antara apa yang dikemukakan dalam tujuan (inten)
dengan apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi).
- Tugas evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan
mengenai program yang sedang dikaji.
Menurut Howard, E (2008), kelebihan dan kelemahan evaluasi model
Countenance Stake’s adalah:
Kelebihannya adalah:
Dalam penilaiannya melihat kebutuhan program yang dilayani oleh
evaluator.
Upaya untuk mendeskripsikan kompleksitas program sebagai realita
yang mungkin terjadi.
Memiliki potensi besar untuk memperoleh wawaasan baru dan teori-
teori tentang lapangan dan program yang akan di evaluasi.
Kelemahannya adalah:
Pendekatan yang dilakukan terlalu subjektif.
Terjadinya kemungkinan dalam meminimalkan pentingnya instrument
pengumpulan data dan evaluasi kuantitatif.
Kemungkinan biaya yang terlalu besar dan padat karya.
4. Model Responsive
Model responsif sangat menekankan terutama sekali pada kedudukan-
kedudukan, pertanyaan-pertanyaan, dan masalah-masalah yang ditemui
oleh perhatian para pendengar yang berbeda oleh di bawah program
evaluasi. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku evaluasi untuk men-
guasai pandangan pluralistik (beragam) dari sebuah program yang
mengandung sudut pandang berbeda, dan penemuan konflik-konflik. Da-
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com 11
lam hal tersebut, struktur model responsif adalah cukup fleksibel dan
proses evaluasi adalah mungkin untuk merubah dasar informasi yang ma-
suk. Analisis kualitatif sebaik analisis kuantitatif kesemuanya dapat
diterima. Hal terpenting, seorang pelaku evaluasi adalah terlihat se-
bagaimana selaku seorang partisipan.
Menurut Scriven (1978), Guba dan Lincoln (1981), model evaluasi re-
sponsif memungkinkan mengambil dua orientasi mayor (utama) [yang
mana saling melengkapi satu sama lain (Guba dan Lincoln, 1981)], yaitu:
a. Pembatasan terhadap kegunaan atau manfaat yang benar-benar ada
yang sedang dievaluasi atau
b. Pembatasan terhadap nila-nilai yang benar-benar ada yang sedang di-
evaluasi.
Kebaikan dan kekurangan Evaluasi Responsif
Kebaikan
Evaluasi Responsif mengizinkan proses identifikasi berlawanan dan
oposisi untuk melakukan pendekatan atau mengumpulkan informasi
dan kemungkinan untuk melakukan perbaikan-perbaikan kebutuhan
Sifat penjelasan program dan permasalahan-permasalahannya me-
warnai kemampuan transfer tertentu informasi untuk hal-hal yang se-
rupa
Kekurangan
Waktu yang dibutuhkan untuk membangun instrumen evaluasi akan
menjadi panjang
Pendekatan responsif berdampak pada sebuah partisipasi audien untuk
konstruksi dan untuk penggunaan instrumen
Biaya operasional sangat tinggi
5. Model Discrepancy (Kesenjangan)
Evaluasi kesenjangan program, begitu orang menyebutnya. Kesenjangan
program adalah sebagai suatu keadaan antara yang diharapkan dalam
rencana dengan yang dihasilkan dalam pelaksanaan program. Evaluasi
kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara
standard yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual
dari program tersebut.
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com 12
Standar adalah: kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan dengan
hasil yang efektif. Penampilan adalah: sumber, prosedur, manajemen dan
hasil nyata yang tampak ketika program dilaksanakan.
Langkah Langkah dalam Evaluasi Kesenjangan
Langkah langkah atau tahap tahap yang dilalui dalam mengevaluasi
kesenjangan adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan Desain
b. Penetapan Kelengkapan Program
c. Proses
d. Pengukuran Tujuan
e. Pembandingan
Kunci dari evaluasi discrepancy adalah dalam hal membandingkan pen-
ampilan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Model Goal Free
Model evaluasi yang dikembangkan Michael Scriven tidak perlu mem-
perhatikan apa yang menjadi tujuan program, yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana pelaksanaan program, dengan cara mengidentifikasi
penampilan-penampilan yang terjadi, baik yang diharapkan (positif) mau-
pun yang tidak diharapkan (negative). Fungsi evaluasi bebas tujuan ada-
lah untuk mengurangi bias dan menambah objektifitas. Dalam evaluasi
yang berorientasi pada tujuan, seorang evaluator secara subjektif persep-
sinya akan membatasi sesuai dengan tujuan. Padahal tujuan pada
umumnya hanya formalitas dan jarang menunjukkan tujuan yang
sebenarnya dari suatu proyek. Lagipula, banyak hasil program penting
yang tidak sesuai dengan tujuan program. Evaluasi bebas tujuan berfokus
pada hasil yang sebenarnya bukan pada hasil yang direncanakan. Dalam
evaluasi bebas tujuan ini, memungkinkan evaluator untuk menambah
temuan hasil atau dampak yang tidak direncanakan.
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com 13
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
- Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang ber-
tujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari
suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan
terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna
pengambilan keputusan
- Model-Model Evaluasi Program
1. Model CIPP
2. Model Formative-Sumative
3. Model Countenance
4. Model Responsive
5. Model Discrepancy
6. Model Goal Free
B. SARAN
Diharapkan setelah pembaca mempelajari tentang evaluasi program serta
model-modelnya, pembaca sebaiknya mencoba mengaplikasikan salah satu
model evaluasi program di atas sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.
Komputer dan Media Pendidikan
Teknolgi Pendidikan | FIP | IKIP Mataram | 2012/2013 amir-tubagus.blogspot.com 14
Arikunto, Suharsimi & Cepi Safrudin Abdul Jabar. (2009). Evaluasi program
pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
Badrujaman, Aip. (2009). Diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan
dan konseling. Jakarta.
Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2006). Developing and managing your school
guidance and counseling program (4th ed.). Alexandria, VA: Ameri-
can Counseling Association
http://aikzatil.blogspot.com/