Post on 18-Oct-2015
description
41
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
SISTEM INTEGUMEN : DERMATITIS
OLEH
KELOMPOK III
EURUSIA ITA BRIA
(131211123018)
EVELINE P.M. MAU
(131211123019)
LILIK SRIWIYATI
(131211123020)
NI MADE JULIANDRI(131211123021)
FIRMAN MAULANA S.(131211123022)
MERY FARIDA
(131211123023)
PETRUS K S TAGE
(131211123024)
MUHAMAD ZAINUDIN(131211123025)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR
SURABAYA
2013BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dermatitis berasal dari kata derm/o- (kulit) dan itis (radang/inflmasi), sehingga dermatitis dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan dimana kulit mengalami inflamasi. Klasifikasi dermatitis saat ini masih beragam. Hal tersebut diakibatkan oleh penentuan etiologi dalam dermatitis belum cukup jelas. Berdasarkan sumber agen penyebab dermatitis dibagi menjadi dua yaitu dermatitis eksogen dan dermatitis endogen. Namun makalah ini akan menjelaskan beberapa jenis dermatitis diantaranya dermatitis kontak, dermatitis seboroik dan dermatitis atopik. Dermatitis kontak merupakan inflamasi non infeksi kulit yang diakibatkan oleh senyawa yang mengalami kontak dengan kulit tersebut. Ciri umum dari dermatitis kontak ini adalah adanya eritema (kemerahan), edema (bengkak), papul (tonjolan padat diameter < 5mm), vesikel (tonjolan berisi cairan diameter < 5mm), crust/krusta. Beberapa ahli menggunakan kata ekzema untuk menjelaskan inflamasi yang dicetuskan dari dalam pada kulit. Prevalensi dari semua bentuk ekzema adalah 4,66%, termasuk dermatitis atopik 0,69%, eczema numular 0,17%, dan dermatitis seboroik 2,32% yang menyerang 2% hingga 5% dari penduduk.Seborrhea biasa disebut dengan Dermatitis seboroik (DS) atau Seborrheic eczema merupakan penyakit yang umum, kronik, dan merupakan inflamasi superfisial dari kulit, ditandai oleh pruritus, berminyak, bercak merah dengan berbagai ukuran dan bentuk yang menutup daerah inflamasi pada kulit kepala, muka, dan telinga. Daerah lain yang jarang terkena, seperti daerah presternal dada. Beberapa tahun ini telah didapatkan data bahwa sekurangkurangnya 50% pasien HIV terkena dematitis seboroik. Ketombe berhubungan juga dermatitis seboroik, tetapi tidak separah dermatitis seboroik. Ada juga yang menganggap dermatitis seboroik sama dengan ketombe.Dermatitis atopik ialah keadaan peradangan kulit kronis residif disertai gatal yang berhubungan dengan atopi. Kata atopi pertama kali diperkenalkan oleh Coca (1923), yaitu istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit pada individu yang mempunyai riwayat kepekaan dalam keluarganya misalnya asma bronkial, rinitis alergika, dermatitis atopik, dan konjungtivitis alergik.Di negara industri, prevalensi dermatitis atopi pada anak mencapai 10 sampai 20 %, sedangkan pada dewasa sekitar 1 sampai 3 %. Dinegara agraris prevalensi dermatitis atopi jauh lebih rendah. Penderita wanita lebih banyak daripada pria dengan rasio1,3 :1. Daerah beriklim panas dan lembab memudahkan timbulnya penyakit. Higiene yang kurang juga dapat memperberat penyakit. Lingkungan yang mengganggu emosi lebih mudah menimbulkan penyakit. Penyebab dermatitis atopik belum diketahui, gambaran klinis yang muncul diakibatkan oleh kerja sama berbagai faktor kontitusional dan faktor pencetus.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik?
2. Apakah penyebab terjadinya dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik?
4. Bagaimanakah patofisiologi terjadinya dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik?
5. Apa saja penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan pada dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik?
6. Apakah komplikasi yang dapat terjadi pada dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik?
7. Bagaimanakah prognosis pasien dengan dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik?
8. Bagaimanakah konsep teori asuhan keperawatan pada pasien dengan dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik?1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan umum
Setelah proses perkuliahan diharapkan mahasiswa mengerti dan memahami konsep teori dan proses penyakit dermatitis serta mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.
1.3.2 Tujuan khususMahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.2. Menyebutkan penyebab terjadinya dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.
3. Menjelaskan manifestasi klinis dari dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.
4. Memahami patofisiologi penyakit dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.
5. Menyebutkan penatalaksanaan dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.
6. Menjelaskan komplikasi yang bisa terjadi pada dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.
7. Menyebutkan prognosis penyakit dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.
8. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.1.4 Manfaat1. Bagi mahasiswa/mahasiswiMakalah ini hendaknya memberikan masukan dalam pengembangan diri untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa/mahasiswi mengenai pentingnya memahami penyakit-penyakit pada sistem integumen khususnya pada dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.2. Bagi penulisDengan pembuatan makalah ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih kompleks tentang konsep penyakit dermatitis dan konsep asuhan kepererawatan pada pasien dengan dermatitis kontak, dermatitis seboroik, dan dermatitis atopik.BAB 2KONSEP TEORI2.1 Dermatitis Kontak
2.1.1 Pengertian
Dermatitis kontak adalah peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan (dermatitis iritan) atau alergen (dermatitis alergen). (Elizabeth J.Corwin, 2009)Dermatitis kontak adalah suatu reaksi inflamasi kulit terhadap preparat fisik, kimia, atau biologi. (Baughman, 2000)
Dermatitis kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang disertai dengan adanya spongiosis/edeme interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan bahan bahan kimia yang berkontak atau terpajan kulit .Bahan- bahan tersebut dapat bersifat toksik ataupun alergik. (Harahap Mawarli Prof.Dr. 2006)
Berdasarkan beberapa pngertian di atas maka dapat disimpulkan pengertian dermatitis kontak yaitu suatu inflamasi berbatas tegas di kulit karena kontak dengan zat kimia yang menyebabkan iritasi atau alergen atopik (substansi yang menghasilkan reaksi alergis di kulit) dan iritasi kulit karena kontak dengan substansi terkonsentrasi pada bagian kulit yang sensitif, misalnya parfum, sabun atau zat kimiawi.2.1.2 Etiologi1. Iritan ringan : paparan kronis detergen atau pelarut.2. Iritan kuat : kerusakan akibat kontak dengan asam atau alkali.3. Alergen : sensitisasi karena paparan berulang-ulangTabel 2.1 Alergen Dermatitis kontak
LokasiKemungkinan alergen
Kulit kepala
Kelopak mata
Leher
Badan
Ketiak
Genitalis
Kaki
Tangan Cat rambut, sampo, tonikum
Make-up mata, hair spray
Minyak wangi, sabun, zat pencuci, perhiasan nikel
Pakaian, zat pencuci,
Dodoran, sabun
Sabun, obat kontrasepsi, dodoran, zat pencuci
Sepatu, sepatu karet, kaos kaki
Perhiasan nikel, sabun, pewarna, tumbuh-tumbuhan
Gambar 2.1 Dermatitis kontak pada permukaaan kulit
2.1.3 Klasifikasi1. Dermatitis kontak iritan, terjadi karena irritant primer dimana reaksi non alergik terjadi akibat pejanan terhadap substansi iritatif.2. Dermatitis kontak alergika, merupakan manifestasi Delayed Hypersesitivity; hipersensitifitas yang tertunda dan merupakan terkena oleh alergen kontak pada orang yang sensitif.
Gambaran umum dermatitis kontak alergika dengan dermatitis kontak iritanVariabelIritanAlergika
Penderita
Timbul reaksi sesudah kontak.
Lokasi
Batas jelas
Waktu untuk resolusi klinis setelah bahan disingkirkan
Terjadinya reaksi
Hubungan dengan pekerjaan
Atopi
Morfologi
Distribusi
Pajanan dengan air intermiten dan sering
Sistem imun
Histologi
Kronisitas
Diagnosis
Contoh Banyak orang
Biasanya dalam 48 jam
Terlokalisasi
Sering khas
Sering mengurang setelah 96 jam
Cepat dengan iritan kuat
4 minggu
Predisposisi
Eritema, sisk, fisur
Tangan 90
Dapat merupakan sebab
Respon imun tidak spesifik
Kerusakan epidermal bag.atas
Sering Anamnesis dan PF
Penata rambut dan masinis : dermatitis kronis tanganTidak banyak yang menderita
Beberapa jam 5-6 jam
Tersebar
Dapat terjadi
Beberapa hari
24-72 jam
Cepat (akhir minggu)
Predisposisi tidak diketahui
Vesikel yang sulit dibedakan dengan iritan
90% tangan
Dapat menetap
Tipe IV (DTH)
Spongiosis dengan infiltrasi limfosit
Dapat membaik atau kronisAnamnesis. PF, tes tempel
Nikel, krom, poison ivy
Jenis pekerjaan dan kontraktan
PekerjaanIritanAlergika
Kontruksi bangunanPembersih, pelarut, semen, kotoranKrom (semen, kulit sepatu), karet (sarung tangan), epoksi resin (adhesif)
Penata rambutSampo, air, larutan permanenP-fenilendiamin (cat rambut), formaldehid (sampo, pewangi, kosmetik)
Karyawan rumah tanggaPembersih, desinfektan, airKaret (sarung tangan), pewangi dan pengawet (larutan pembersih dan desinfektan)
Karyawan kesehatanSabun, air, sarung tangan, desinfektanKaret (sarung tangan), glutaraldehid (sterilisator dingin untuk instrumen), pengawet (produk perawatan kulit)
Fotografi Air, proses, fiksasi, developer, fixer, bleachesProses warna, hitam , dan putih.
(sumber : Alergi Dasar prof.Dr.dr.Karnen Garna Baratawidjaja : 2009)
2.1.4 ManifestasiKlinis1. Iritasi ringan dan alergen : eritema dan vesikel kecil yang keluar, bersisik, dan gatal.2. Iritan kuat : lepuh dan ulserasi. Respons alergik klasik : lesi yang berbatas jelas, dengan garis lurus yang mengikuti titik kontak. Reaksi alergik parah : eritema khas, lepuh, dan edema di area yang diserang.
Kedua jenis dermatitis memberikan gambaran akut berupa papul-papul terlokalisasi, eritema (kemerahan), vesikel basah di daerah kontak. Vesikel pecah dan membentuk krusta, pruritus, mungkin sangat hebat. Dermatitis alergik biasanya muncul 12 hari setelah pajanan (Baughman, 2000).
2.1.5 PatofisiologiDermatitis kontak alergi merupakan hipersensitivitas tipe IV (tipe lambat) yang terdiri dari 2 fase, yaitu fase sensitisasi dan elisitasi:1. Fase sensitisasiFase sensitisasi adalah fase dimana terjadinya kontak pertama kali antara alergen dengan kulit yang selanjutnya alergen tersebut akan dikenal dan direspon oleh limfosit T atau fase ketika sel T naive dirubah menjadi sel T efektor atau sel T memori spesifik antigen. Alergen pada umumnya merupakan bahan dengan berat molekul rendah (