Post on 14-Dec-2020
MAKALAH
AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN DALAM
KELUARGA
Disusun sebagai bahan kajian pada Mata Kuliah Tafsir II
Dosen Pengampu: Cecep Hilman,S.Pd.I,M.Pd
Semester VI (Enam)
Kelompok X
1. Khalda Fauziyah
2. Neni Sristiani
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI (STAI)
PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah Robbul „Alamin,
yang atas perkenan dan limpahan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang merupakan sarana untuk memperluas wawasan dan
memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam pengetahuan mengenai
Pembaharuan islam di india/ pakistan.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjunan alam,
hamba pilihan, pengemban risalah; Rasulullah saw. Para sahabat tabi‟in, Tabi‟at
serta pengikutnya sampai akhir zaman. Amin.
Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada dosen pembimbing,
semua rekan khususnya sahabat yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Tentunya kami sadari betul dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kekeliruan baik dari isi, bahasa maupun penulisannya. Untuk itu
kami mohon maaf, petunjuk, serta bimbingannya dari berbagai pihak, khususnya
dosen pembimbing.
Sukabumi, Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Penulis ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Keluarga ........................................... 3
B. Ayat-Ayat Al-Qur‟an Tentang Pendidikan dalam Keluarga .. 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Pendidikan senantiasa mempunyai aksentuasi pada upaya sadar untuk
menyiapkan peningkatan kehidupan mandiri dan berbudaya harmnis yaitu
memiliki mral dan akhlak mulia, prfesi yang dilandasi ilmu pengetahuan,
teknologi dan memiliki kreatifitas yang terpuji yang menyejukan dan embawa
kedamaian yang bernilai indah, sehingga hipnya lebih baik dan berdasarkan
agama.
Prses pendidikan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah dan
berkembang sejalan dengan perkembangan sisal budaya dan peradaban manusia di
mika bumi. Munculnya agama yang di bawa leh para Rasul utusan Allah adalah
untuk menata dan meluruskan umat manusia agar mampu bertahan hidup secara
lurus dijalan Allah SWT.
Pada masa Nabi Muhammad SAW, pendidikan islam berarti
memasukkan ajaran islam kedalam unsur-unsur kebiasaan budaya bangsa arab
pada masa itu dalam upaya mewarnai budaya yang tidak sesuai dengan ajaran
islam. Dengan demikian islam mendatangkan suatu unsure yang sifatnya
memperkaya dan melengkapi unsure budaya yang telah ada.
Pendidikan yang akan didapatkan oleh si anak yang pertama kalinya
adalah dari keluarga lebih tepatnya dari orang tuanya ,jadi kita harus mendidik
anak sesuai dengan apa yang telah Allah SWT perintahkan yang mana disini kita
pelajari bagaimana mendidik anak sekaligus membamgun keluarga yang sesuai
dengan allah perintahkan dan yang tercantum didalam ayat Al-qur‟an apa saja,leh
karena itulah penulis akan memaparkan bagaimanakah membangun keluarga yang
sesusai dengan Al-Qur‟an.
B. Rumusa Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan keluarga itu sendiri?
2. Ayat ayat A-Qur‟an apa saja yang membahas tentang pendidikan keluarga ?
3. Bagaimana pendidikan keluarga menurut ayat-ayat al-qur‟an yang itu?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan keluarga tersebut
2. Umtuk mengetahui apa saja ayat-ayat Al-Qur‟an yang membahas tentang
pendidikan keluarga itu.
3. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan keluarga yang sesuai dengan yang
allah perintahkan yang telah dijelaskan di dalam Al-qur‟an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Keluarga
Keluarga adalah tempat titik tolak perkembangan anak. Peran keluarga
sangan penting untuk menjadikan anak yang cerdas, sehat dan memiliki
penyesuaian sosial yang baik. Kelurga merupakan salah satu faktor penentu utama
dalam perkembangan kepribadian anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama
bagi anak. Oleh karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua yang
bersifat informal Di dalam lingkungan keluarga anak pertama-tama mendapatkan
berbagai pengaruh. dan kodrati. Ayah dan ibu dalam keluarga sebagai
pendidiknya dan si anak yang terdidiknya. Jika karena suatu hal anak terpaksa
tidak tinggal dilingkungan keluarga yang hidup bahagia , anak tersebut masa
depannya akan mengalami kesulitan-kesulitan baik di sekolah, masyarakat, dan
lainnya. Maka dari itu pendidikan keluarga sangat penting, karena pendidikan
keluarga dapat diartikan sebagai usaha dan upaya orang tua dalam memberikan
bimbingan, pengarahan, pembinaan, dan pembentukan kepribadian anak serta
memberikan bekal pengetahuan terhadapa anak.
Adapun ayat- ayat yang berkaitan dengan pendidikan keluarga adalah
sebagai berikut:
1. QS. At-tahrim : 6
2. QS. Luqman : 13-15
3. QS. Al-Ahzab : 59
4. QS. An-Nur : 58-59
5. QS. Al-Baqarah : 133
B. Ayat- Ayat Al-Qur’an Tentang Pendidikan Keluarga
1. QS. At-Tahrim : 6
أهب بزا وقىدهب ٱىر وأهين ا أفسن ىا قى ٱىحجبزة و ٱىبس ءا
ئنت غلظ شداد ل عصى ي هب عي ب ٱلل وفعيى سه ب أ
سو ٦ؤ
(6) Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.
Maksud dari Qs.At-Tahrim:6 yaitu:
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur, dari seorang
lelaki, dari Ali ibnu Abu Talib r.a sehubungan dengan firman nya :
“perihalalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (At-Tahrim:6) maka
yang dimaksud ialah didiklah mereka ajarilah mereka.
Ali Ibnu abu Talhah telah meiwayatkan dari ibnu abbas sehubungan
dengan ayat diatas maksudnya adalah amalkanlah ketaatan kepada Allah dan
hindari perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah, serta perintahkanlah
kepada keluargamu untuk berdzikir, niscaya Allah akan menyelamatkanmu
dari api neraka.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan ayat diatas yaitu
bertakwalah kamu kepada Allah dan perintahkanlah kepada keluargamu
untukbertakwa kepada Allah SWT.
Qatadah mengatakan bahwa engkau perintahkan mereka dari
perbuatan durhaka terhadapnya. Dan hendaklah engkau tegakkan terhadap
mereka perintah Allah dan engkau anjurkan mereka untuk mengerjakannya
serta engkau bantu mereka untuk mengamalkannya. Dan apabila engkau
melihat di kalangan mereka terdapat suatu perbuatan maksiat terhadap Allah,
maka engkau harus cegah mereka melakukannya. Hal yang sama telah
dikatakan oleh Ad-Dahkak an Mutaqil, bahwa sudah merupakan suatu
kewajiban bagi seorang muslim mengajarkan kepada kelarganya baik dari
kalangan kerabatnya ataupun budak-budaknya hal- hal yang difardhukan oleh
Allah dan mengajarkan kepada mereka hal-hal yang dilarang oleh Allah yang
harus mereka jauhi.
Adapun yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka , maka
mereka segera mengerjakannya tanpa terlambat barang kali sekejap pun dan
mereka memiliki kemampuan untuk mengerjakannya , tugas apapun yang
dibebankan kepada mereka, mereka tidak mempunyai kelemahan. Itulah
malaikat zabaniyah atau juru siksa, semoga Allah melindungi kita dari
mereka.
Maksud ayat diatas ialah bahwa dakwah dan pendidikan harus
diawali dari lembaga yang paling kecil, yaitu diri sendiri dan keluarga menuju
yang besar dan luas. Ayat diatas awalanya membicarakan tentang tanggung
jawab dalam keluarga, kemudian diikuti dengan akibat dari kelalaian
tanggung jawab yaitu siksaan. Dalam membicarakan siksaan, Al-Quran
menyebutkan bahan bakar neraka bukan model dan jenis siksaanya.
Sementara bahan bakar siksaan di dalam ayat diatas digambarkan berasal dari
manusia. Hal ini mengisyaratkan bahwa kegagalan dalam mendidik masa
kecilnya, dalam lembaga yang terkecil yaitu keluarga. Kegagalan pendidikan
pada usia dini akan menyebabkan manusia terbakar emosinya oleh dirinya
sendiri yang tidak terarahkan pada usia dini.
2. Qs.Luqman : 13-15
ل وإذ ل حشسك ب ۥوهى عظ ب قبه ىق ب ه ٱلل سك إ ٱىش ىظي
٣١عظ
ب ووص س ٱل يخ أ ح ىد ۥبى ى ٱشنس وهب عيى وأ
ل إى ىد صس وىى ٣١ ٱى
وإ س ىل ب ب ى أ حشسك ب هداك عيى به ج فل حطعه عي
ب ف بوصبحبه عسوفبه و ٱىد سب ٱحبع إى ث أبة إى و
يى حع ب مخ فأبئن ب سجعن ٣١
(13) dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar".
(14) dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.
(15) dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak
berumur dua tahun
Maksud dari Qs.Luqman:13-15 yaitu:
Allah SWT menceritakan tentang nasihat Luqman kepada anaknya.
Luqman adalah anak Anqa Ibnu Sadun, dan nama anaknya ialah Saran,
menurut suatu pendapat yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi.
Allah SWT, menyebutkan kisah Luqman dengan baik, bahwa dia
telah menganugerainya hikmah dan Luqman menasihati anaknya yang
merupakan buah hatinya maka wajarlah bila ia memberikan kepada orang
yang paling dikasihnya sesuatu yang paling utama dari pengetahuannya.
Karena itulah hal pertama yang dipesankan kepada anaknya ialah hendaknya
ia menyembah Allah semata, jangan mempersekutukannya dengan sesuatu
apapun. Yakni perbuatan mempersekutukan Allah adalah perbuatan aniaya
yang paling besar.
Di dalam Al-quran sering kali disebutkan secara bergandengan
antara perintah menyembah Allah semata dan berbakti keppada orang tua.
Dan diperintahkan kepada manusia supaya berbakti dan taat kepada kedua
orang tuanya serta memenuhi hak-hak keduanya. Dan sesungguhnya Allah
SWT menyebutkan jerih payah ibu dan penderitaannya dalam mendidik dan
mengasuh anaknya, yang karenanya ia selalu berjaga sepanjang siang dan
malamnya. Hal itu tiada lain untuk mengingatkan anak akan kebaikan ibunya
terhadapa dia. Memperlakuakannya dengan penuh kasih sayang. Dan kami
perintahkan kepadanya bersykurlah kamu kepadaku atas nikmat yang telah ku
limpahkan kepadamu dan bersyukur pulalah kepada ibu dan bapakmu, karena
sesungguhnya keduanya itu merupakan penyebab bagi keberadaanmu. Dan
keduanya telah merawatmu dengan baik, yang untuk itu keduanya mengalami
berbagai macam kesulitan sehingga kamu menjadi tegak dan kuat.
Dan apabila kedua orang tua memaksamu serta menekanmu untuk
menyekutukan Allah dengan yang lain dalam hal ibadah, yaitu dengan hal-hal
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, maka janganlah kamu
mentaati apa yang dinginkan oleh keduanya sekalipun keduannya
menggunakan kekerasansupaya kamu mau mengikuti kehendak keduanya,
maka lawanlah dengan kekerasan pun bila keduanya benar-benar
memaksamu. Dan pergaulialh keduanya didalam urusan dunia dengan
pergauan yang diridhoi oleh agama, dan sesuai denagn watak yang mulia
serta harga diri. Kemudian kalian akan kembali kepadaku sesudah kalian
mati, lalu aku kabarkan kepada kalian apa yang telah kalian perbuat di dunia
berupa perbuatan baik dan buruk kemudian Aku membalasnya kepada kalian,
orang yang berbuat baik akan menerima pahala kebaikannya dan orang yang
berbuat buruk akan menerima hukuman keburukannya.
3. QS. Al-Ahzab : 59
أهب ٱى جل وببحل وسبء ب شو قو ل ؤ ٱى ه عي د
ومب فل ؤذ أ عسف ىل أدى ذ ببه
جي ب ٱلل ح غفىزا ز
١٥
(59) dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan
Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, Maka Sesungguhnya
Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang
besar.
Maksud dari Qs.Al-Ahzab:59 yaitu:
Wahai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “ Hendaklah mereka
menutupkan, jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang kemudian itu agar
mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak di ganggu. Dan
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Allah memerintahkan kepada seluruh kaum muslimat terutama istri-
istri nabi sendiri dan putri-putrinya agar mengulurkan jilbab keseluruh tubuh
mereka. Hal ini bertujuan agar mereka mudah dikenali dengan pakaiannya
karena berbeda dengan jariyah (budak perempuan), sehingga mereka tidak
diganggu oleh orang yang menyalahgunakan kesempatan. Seorang
perempuan yang berpakaian sopan akan lebih mudah terhindar dari gangguan
orang jahil. Sedangkan perempuan yang membuka auratnya di muka umum
dituduh atau dinilai sebagai perempuan yang kurang baik kepribadiannya.
Bagi orang yang pada masa lalunya kurang hati-hati menutup aurat, lalu
mengadakan perbaikan, maka Allah Maha Pengampun lagi Maha Pegasih.
Karena perbuatan yang menyakiti itu seringkali dilakukan oleh orang-orang
munafik.
4. QS. An-Nur : 58-59
أهب ىا ىسخ ٱىر ءا رن و ٱىر ن ينج أ بيغىا ٱىر ى
ة ٱىحي قبو صيى ث س ث ثي ن ثببن ٱىفجس حضعى وح
ة ٱىظهسة بعد صيى ٱى و ن س عي ى ث ىن ث عىز عشبء ثي
ىل مر عيى بعض ن بعضن عي فى طى جبح بعده ه ول عي
ب ٱلل ج ٱل ىن و ٱلل حن و بيغ وإذا ١٥عي ٱلطف ن
ب فيسخ ٱىحي ٱسخ رىا م ر ٱىر ىل ب مر قبيه ٱلل ىن
خ و ءا ٱلل حن ١٥عي
(58) Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan
wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara
kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) Yaitu: sebelum
sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah
hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu[1047].
tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu)
itu[1048]. mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada
sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi
kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(59) dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig, Maka hendaklah
mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta
izin[1049]. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[1047] Maksudnya: tiga macam waktu yang biasanya di waktu-waktu itu
badan banyak terbuka. oleh sebab itu Allah melarang budak-budak dan anak-
anak dibawah umur untuk masuk ke kamar tidur orang dewasa tanpa idzin
pada waktu-waktu tersebut.
[1048] Maksudnya: tidak berdosa kalau mereka tidak dicegah masuk tanpa
izin, dan tidak pula mereka berdosa kalau masuk tanpa meminta izin.
[1049] Maksudnya: anak-anak dari orang-orang yang merdeka yang bukan
mahram, yang telah balig haruslah meminta izin lebih dahulu kalau hendak
masuk menurut cara orang-orang yang tersebut dalam ayat 27 dan 28 surat
ini meminta izin.
Maksud dari Qs.An-Nuur:58-59 yaitu:
Diriwayatkan Oleh Ibnu Abi Hatim dai Mutaqqil Ibnu Hayyan,
bahwasanya seseorang laki-laki dari kaum Anshar bersama istrinya Asma‟
binti Musyidah membuat makan untuk Nabi SAW, kemudian Asma‟ berkata,
“ Wahai Rasulullah, alangkah jeleknya ini. Sesungguhnya masuk pada
(kamar) istri dan suaminya sedang keduannya berada dalam satu sarung
masing-masing dari keduanya tanpa izin, lalu turulah ayat ini.
Sebagaimana kita ketahui, pada masa kini sebuah rumah biasanya
terdiri atas beberapa kamar, dan tiap-tiap kamar ditempati oleh anggota
keluarga dan orang lain yang ada di rumah itu. Ada kamar untuk kepala
keluarga dan istrinya, ada kamar untuk anak-anak dan ada kamar untuk
pembantu dan lain sebagainya. Bila ada jawaban dari dalam “ Silahkan
masuk” barulah mereka boleh masuk. Waktu-waktu yang ditentukan itu ialah
pada waktu pagi hari sebelum shalat subuh, pada waktu sesudah dzuhur dan
pada waktu sesudah shlat isya.
Waktu-waktu itu disebut dalam ayat ini “aurat” karena pada waktu-
waktu itu biasanya orang belum mengenakan pakaiannya dan aurat mereka
belum ditutupi semua dengan pakain. Pada pagi hari sebelum bangun untuk
shalat subuh biasanya orang masih memakai pakaian tidur. Demikian pula
halnya pada waktu istirahat setelah shalat dzuhur dan istirahat panjang setelah
isya. Pada waktu-waktu istirahat seperti itu suami istri mungkin melakukan
hal-hal yang tidak pantas dilihat orang lain, pembantu, atau anak-anak.
Adapun diluar tiga waktu yang telah ditentukan itu maka amat berat
rasanya kalau diwajikan meminta izin terlebih dahulu sebelum memasuki
kamar-kamar itu, karena para pembantu dan anak- anak sudah sewajarnya
bergerak bebas dalam rumah karena banyak yang akan diurus dan banyak
pula yang perlu diambil dari kamar-kamar tersebut. Allah menjelaskan adab
sopan santun dalam rumah tangga yang harus dipatuhi dan dilaksanakan.
Bila anak-anak itu sudah mencapai masa aligh maka mereka
diperlakukan seperti orang dewasa lainnya, bila hendak memasuki kamar
harus meminta izin terlebih dahulu bukan pada waktu yang ditentukan itu
saja, tetai untuk setiap waktu.
5. Qs.Al-Baqarah:133
شهداء إذ حضس عقىة أ ىث مخ ٱى ب حعبدو إذ قبه ىب
ه ئل إبس ءاببهل وإى هب بعديه قبىىا عبد إى إى عو وإسح وإس
ى حدا وح ۥو ى سي ٣١١
(133) Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut,
ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah
sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan
Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang
Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Maksud dari Qs.Al-Baqarah:133
Pemandangan ketika Nabi Ya’kub bersama anak-anaknya saat ia
menghadapi kematian merupakan pemandangan yang sangat besar
petunjuknya, kuat pengarahannya, dan dalam pengaruhnya, Kematian sudah
diambang pintu. Maka,persoalan apakah yang mengusik hatinya pada saat
menghadapikematian itu? Apakah yang menyibukan hatinya pada saat
menghadapi sakaratul maut? Persoalan besar macam apakah yang ia ingin
selesaikan sehingga hatinya tenang dan peduh kepercayaan? Pusaka apakah
gerangan yang hendak ia tinggalkan untuk putra-putranya dan sampai pada
mereka dengan selamat, dapat ia serahkan kepada mereka pada saat mereka
menghadapi kematian itu untuk di catat perinciannya?
Akidah itulah pusaka yang akan ia tinggalkan. Itulah simpanan yang
hendak ia berikan.itulah persoalan besar yang ia pikirkan. Itulah kesibukan
yang menyibukan hatinya dan itulah urusan besar yang tak dapat ia abaikan
meskipun sakaratul maut sedang menjemput, Apakah yang kamu sembah
sepeninggalku ?
Inilah urusan yang karenanya kukumpulkan kamu, wahai anak-
anakku! Inilah persoalan yang aku ingin mendapatkan ketenangan hati
karenanya. Inilah amanat, modal, dan warisan yang hendak kusampaikan
kepadamu.
Mereka menjawab , kami akan menyembah tuhanmu dan tuhan
nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishak ,(yaitu) Tuhan Yang Maha Esa
dan kami hanya tunduk dan patuh kepadanya.
Mereka mengerti agama mereka dan menyebutnya (dihadapan Nabi
Ya’qub). Mereka menerima warisan ini dan memeliharanya. Mereka
menenangkan dan menyenangkan hati orang tuanya yang sedang
menghadapi kematian. Wasiat Nabi Ibrahim kepada putra-putranya Nabi
Ya’qub. Mereka menyatakannya dengan jelas bahwa mereka adalah orang-
orang muslim (beragama Islam, tunduk patuh kepada Allah).
Al-Qur’an bertanya kepada Bani Israil, “ apakah kamu hadir ketika
Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut?”
Demikianlah yang terjadi Allah memberi kesaksian dan penetapan
ini, Allah mematahkan segala argumentasi mereka untuk melaksanakan
pengelabuan dan penyesatan. Dan dengan itu pula diputuskanlah hubungan
yang hakiki antara mereka dengan nenek moyang mereka (Israil, Nabi
Ya’qub)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keluarga adalah tempat titik tolak perkembangan anak. Peran keluarga
sangan penting untuk menjadikan anak yang cerdas, sehat dan memiliki
penyesuaian sosial yang baik dan keluarga juga merupakan lembaga
pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati. Ayah dan ibu dalam
keluarga sebagai pendidiknya dan si anak yang terdidiknya.
2. - QS. At-tahrim : 6
- QS. Luqman : 13-15
- QS. Al-Ahzab : 59
- QS. An-Nur : 58-59
- QS. Al-Baqarah : 133
3. pendidikan keluarga sangat penting, karena pendidikan keluarga dapat
diartikan sebagai usaha dan upaya orang tua dalam memberikan bimbingan,
pengarahan, pembinaan, dan pembentukan kepribadian terhadap anak dan
sesuai apa yang Allah perintahkan supaya terbentuk akhlak yang mulia yng
sesuai dengan di syariatkannya Rasululah SAW.
B. Saran
Dengan adanya mata Kuliah Tafsir ini kita lebih memahami lagi tentang
kandungan-kandungan ayat-ayat Al-Qur‟an dan kita lebih memperdalam lagi
supaya kita lebih mengetahui isi dari ayat-ayat al-qur‟an tentang Pendidikan
Dalam Keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat.Abdul.Ilmu Pendidikan Islam.Ideas Publishing.Gorontalo tahun 2014
http://www.academia.edu/13174582/PENDIDIKAN_ANAK_DALAM_KELUA
RGA_MENURUT_ALQURAN
http://nengipitnyakangmas.blogspot.co.id/2016/04/lingkungan-pendidikan-
keluarga-qs-at.html
Imam Jalaluddin Al-Mahali dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi.
Tafsir Jalalain jilid 2
Iman Jalaluddin Al-Mahali dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi.
Tafsir Jalalain jilid 1