Post on 23-Jan-2016
description
A. PENYULUHAN PEMBUATAN LOTION ANTI NYAMUK DARI DAUN
TEMBELEK (Lantana camara) UNTUK MENCEGAH PENYAKIT YANG
DITULARKAN OLEH NYAMUK
B. ANALISIS SITUASI
Mewabahnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk seperti penyakit
chikungunya dan penyakit demam berdarah diberbagai daerah menjadi suatu keprihatinan
bagi kita. Hal ini disebabkan masih buruknya derajat kesehatan masyarakat, baik
kesehatan lingkungan maupun sanitasinya. Penyakit chikungunya dan demam berdarah
sama-sama disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti, hanya saja virus yang dibawanya
berbeda.
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan Chikungunya sampai saat ini masih
merupakan masalah di Provinsi Riau yang memerlukan perhatian serius dari semua
pihak. Kedua penyakit ini sangat potensial untuk terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
merupakan ancaman bagi masyarakat luas. Jumlah kasus DBD Provinsi Riau tahun 2010
dilaporkan sebanyak 1.003 dan meningkat pada tahun 2012 yaitu sebanyak 1.114 kasus
(Dinkes Propinsi Riau, 2010; Dinkes Propinsi Riau, 2012). Tahun 2011 empat daerah
masuk KLB DBD yakni Kabupaten Rokan Hilir, Kuansing, Indra Giri Hulu dan
Pelalawan (Rosal, 2011). Kasus Chikungunya mulai ditemukan
lagi di Provinsi Riau sejak tahun 2007 di Kota Pekanbaru kemudian menyebar ke
kabupaten/kota lainnya. Kabupaten Kuansing merupakan kabupaten yang tertinggi
untuk kasus chikungunya pada tahun 2009 yaitu terdapat 2208 kasus (Dinkes Propinsi
Riau, 2009).
Salah satu Desa di Kecamatan Benai Kabupaten Kuansing yang rentan terhadap
perkembangan nyamuk Aedes aegypti adalah Desa Pulau Ingu. Luas wilayah desa sekitar
400 Ha terdiri dari 3 dusun dan enam Rukun Tetangga (RT). Desa Pulau Ingu dihuni
oleh 654 kepala keluarga dengan 2616 jiwa. Mata pencarian utama penduduk desa ini
adalah petani (85%), disamping itu ada juga yang bekerja sebagai pegawai, pedagang dan
buruh kasar. Lahan pertanian yang diolah masyarakat sebagian besar adalah kebun karet
dan sawah. Desa Pulau Ingu termasuk desa miskin, hampir 50% masyarakatnya
menerima bantuan Raskin dari pemerintah. Selain kondisi perekonomian yang lemah,
tingkat pendidikan masyarakatnya juga rendah berkisar antara SD, SMP dan SMA.
Tingkat kesadaran penduduk akan kesehatan juga sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari
buruknya derajat kesehatan masyarakat desa Pulau Ingu baik kesehatan lingkungan
maupun sanitasinya sehingga sangat potensial untuk perkembangan nyamuk Aedes
aegypti.
Produk obat antinyamuk yang beredar luas di pasaran saat ini tersedia dalam
berbagai bentuk mulai dari obat nyamuk bakar, semprot, sampai berbentuk lotion.
Penggunaan lotion antinyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk lebih efektif untuk
masyarakat, baik yang berada di dalam rumah, apalagi bagi masyarakat yang sering
berada di luar rumah. Produk lotion antinyamuk saat ini mengandung bahan-bahan
berbahaya bagi manusia seperti propoxur, transfluthrin, dan diethyltoluamide atau
DEET. DEET sangat korosif sehingga produk lotion antinyamuk tidak dapat disimpan
dalam wadah plastik PVC atau besi karena dalam hitungan minggu akan mengikis
lapisannya.
Tanaman tembelek (Lantana camara Linn) merupakan tanaman liar yang banyak
ditemui dan mudah ditanam. Daun dan bunga tembelek berpotensi sebagai insektisida
nabati karena mengandung lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, minyak
atsiri, caryophyllene, terpidene, a pinene, dan rcymene. Serangga tidak menyukai zat-zat
tersebut sehingga tanaman ini berpotensi sebagai penolak terhadap serangga.
Dalam rangka Tri Darma Perguruan Tinggi, UNRI melalui Lembaga Pengabdian
Masyarakat berkewajiban untuk membantu masyarakat sekitar mencari solusi
permasalahan yang dihadapi terutama berkaitan dengan upaya peningkatan nilai guna
dari bahan yang tidak termanfaatkan dan banyak terdapat dilingkungan desa, dalam hal
ini peningkatan nilai guna dari tanaman tembelek untuk menambah kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat desa. Pada kegiatan ini masyarakat akan diberikan tehnologi yang
murah, sederhana, praktis dan dapat dilakukan baik individu maupun kelompok. Bentuk
kegiatan yang akan dilakukan adalah penyuluhan dan percontohan tentang pemanfaatan
tanaman tembelek menjadi lotion antinyamuk. Cara yang akan diajarkan ini cukup
sederhana yaitu pembersihan dan penghalusan tanaman tembelek, ekstraksi dan
mencampuran hasil ekstraksi tanaman tembelek dengan cleansing milk, minyak kayu
putih dan aromaterapi. Lotion antinyamuk yang dihasilkan mempunyai daya membunuh
nyamuk yang efektif dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit.
C. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti merupakan penyakit yang
sering mewabah dimasyarakat karena buruknya derajat kesehatan lingkungan dan
sanitasi. Pencegahan perkembangan nyamuk Aedes aegypty biasanya dilakukan dengan
penyemprotan tetapi hal ini jarang dilakukan. Untuk menghindari gigitan nyamuk,
penggunaan lotion antinyamuk lebih efektif daripada produk lain baik yang berada di
dalam rumah, apalagi bagi masyarakat yang sering berada di luar rumah. Produk lotion
anti nyamuk saat ini mengandung bahan-bahan berbahaya bagi manusia. Sebagai
alternatif, penggunaan bahan alami yang bersifat insektisida merupakan pilihan yang
tepat. Tanaman tembelek merupakan salah satu tanaman yang mempunyai sifat sebagai
insektisida dan banyak tumbuh sebagai tanaman liar. Berdasarkan hal tersebut, maka
perlu dilakukan penyuluhan dan pembuatan lotion antinyamuk dengan bahan tanaman
tembelek (Lantana camara) yang aman untuk kulit, sehingga akan dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat khususnya masyarakat desa Pulau Ingu.
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tembelek (Lantana camara Linn)
Di Indonesia Lantana camara Linn biasa di sebut dengan nama kembang telek.
Tanaman ini berasal dari Amerika tropis dan tumbuh baik di daerah tropis terdiri dari
650 varietas yg tersebar di 60 negara. Tembelek merupakan tanaman perdu dengan tinggi
05 - 1,5 m, kulit batang berwarna coklat dengan permukaan kasar. Daun berwarna hijau
berbentuk oval dengan pinggir daun bergerigi. Permukaan daun kasar karena terdapat
bulu. Tanaman tembelek memiliki bunga yang bersifat rasemos dan memiliki warna
beraneka ragam, putih, merah muda, jingga, kuning. Dengan demikian tanaman ini
memiliki nilai estika yg dapat di gunakan sebagai tanaman hias. Di beberapa negara
tanaman ini sudah banyak di hibridakan sebagai tanaman hias (Setiagung, 2012).
Gambar 1. Tanaman Tembelek (Lantana camara)
Famili Verbenaceae merupakan salah satu famili tumbuhan yang memiliki
sumber insektisida nabati. Tumbuhan dari famili Meliaceae, Annonaceae, Piperaceae,
Asteraceae, Zingiberaceae, dan Solanaceae juga memiliki sumber insektisida nabati.
Taksonomi dari tumbuhan tembelek adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara L (Setiagung, 2012)
2. Kandungan Kimia dan Kegunaan Tanaman Tembelek
Selain sebagai tanaman hias, Lantana camara linn juga berpotensi sebagai bio
insektisida dan obat. Berdasarkan hasil penelitian dari ekstrak daun dan bunga didapati
senyawa senyawa yang berfungsi sebagai insektisidal, fungisidal, nematisidal, dan anti
mikrobakterial. Senyawa senyawa itu yaitu Humule (minyak asiri), Lantadene A,
Lantadene B, Lantanolic acid, Lantic acid, b-coryophylle, g-terpidene, a-pinene, dan r-
cynaene. Senyawa triterpenoid dari tanaman ini mampu menghambat pertumbuhan
bakteri staphylococus aureus yang merupakan bakteri patogen pada penyakit saluran
pernafasan (Edosaragih, 2009).
Tembelek dilaporkan memiliki sifat insektisidal, anti-ovoposisi, penghambatan
aktivitas makan, penghambatan pertumbuhan, efek kematian terhadap serangga hama di
lapangan dan di gudang penyimpanan. Bagian tumbuhan tembelek yang dapat digunakan
sebagai insektisida adalah bunga dan daun.
Koswanudin dan Harnoto (2009) dari hasil risetnya menunjukkan bahwasanya
tembelek mampu mengusir kutu daun Aphis Cracivora dan penggerek polong Maruca
testulalis pada tanaman kacang hijau. Hal tersebut terjadi karena adanya kandungan
Lantadene A dalam biji tembelekan. Proses pembuatannya cukup mudah, yaitu 4 gram
ekstrak biji tembelekan dicampur dalam 1 liter air. Selanjutnya 10 ml larutan
disemprotkan pada tiap tanaman. Dari hasil riset dan aplikasi dilapangan dapat
menimbulkan kematian pada nimfa sebanyak 60% dan larva penggerek polong sebesar
70%.
3. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty
a. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever merupakan
penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, kecuali pada dataran tinggi lebih dari 1000 m di atas permukaan laut. Sejak
pertama ditemukan penyakit DBD di Indonesia (Surabaya dan Jakarta) pada tahun 1968,
jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga
pada tahun 1994 DBD telah tersebar ke seluruh propinsi di Indonesia. Kejadian luar biasa
(KLB)/ wabah masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Di Propinsi Riau,
berdasarkan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue tahun 2002 s.d September 2007
mengalami peningkatan kasus pada Tahun 2005 sebanyak 1897 kasus, dan tahun
2006 dan Sept 2007 mengalami penurunan kasus hingga 50 % (Muna, 2007)
Upaya penanggulangan penyakit DBD yang sampai saat ini telah dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau berupa kegiatan penyemprotan,
larvasidasi, POKJANAL DBD, pelatihan SDM, penggerakan Persan Serta Masyarakat
(PSM) dengan 3M Plus (Menguras, Mengubur, Menutup, Plus memakai kelambu,
menyemprot nyamuk, dll) (Muna, 2007)
b. Penyakit Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Virus ini digolongkan pada keluarga Togaviridae, genus
alphavirus. Pada umumnya virus ini menyerang kawasan tropis Asia dan Afrika. Sejak
mulai teridentifikasi pada tahun 1952, epidemik ini terus berkembang hingga akhirnya
menyebar di wilayah Indonesia. Demam chikungunya pertama kali terjadi di Samarinda
tahun 1973. Kemudian berjangkit lagi pada tahun 1980, kali ini menyerang wilayah
Jambi. Tahun 1983, chikungunya terjadi di Martapura, Ternate, dan Yogyakarta. Demam
ini kemudian vakum selama lebih kurang 20 tahun hingga merebak besar-besaran pada
tahun 2001 di Muara Enim, Sumatera Selatan. Setelah itu, demam ini seakan sudah
populer di kawasan nusantara.
Gejala awal Chikungunya adalah terjadi demam tinggi mencapai 39oC disertai
menggigil yang mirip gejala influensa disertai mual-muntah, sakit kepala dan sakit perut.
Dalam 4 hari rasa nyeri dan ngilu mulai terasa pada persendian terutama sendi lutut,
pergelangan, jari kaki dan tangan. Setelah itu di sekujur tubuh penderita timbul bercak-
bercak merah. Pada tahap berikutnya, penderita akan mengalami kelumpuhan pada
tangan dan kaki. Namun, kelumpuhan ini tidak berlansung lama. Penderita akan segera
sembuh dalam beberapa hari saja. Meskipun mirip dengan demam berdarah dengue,
demam chikungunya tidak mengakibatkan perdarahan hebat, renjatan (shock), ataupun
kematian. Masa inkubasi chikungunya adalah 2 sampai 4 hari. Manifestasi penyakit
berlangsung 3 sampai 10 hari. Virus ini termasuk self limiting disease yang artinya hilang
dengan sendirinya. Namun rasa nyeri dan sakit masih tertinggal dalam hitungan minggu
sampai bulan (Agung, 2007).
Dalam prakteknya, tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya.
Penyakit ini hanya bisa dicegah diantaranya yaitu penghentian perkembangbiakan
nyamuk dengan menggalakkan 3M (menutup saluran air, menguras penampungan air,
mirip dengan pencegahan terhadap demam berdarah dengue (DBD). Pemberantasan
terhadap nyamuk ini harus dilaksanakan secara rutin dan berkala, karena berdasarkan
penelitian dalam 10 hari sekali ratusan jentik berubah menjadi nyamuk. Jentik-jentik itu
apabila dibiarkan akan berkembang pesat hingga membahayakan kehidupan manusia
(Agung, 2007)
E. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan:
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tanaman tembelek
(Lantana camara Linn) yang berpotensi sebagai obat antinyamuk alami.
2. Memberikan keterampilan kepada masyarat desa tentang cara-cara pembuatan
lotion antinyamuk alami dari tanaman tembelek (Lantana camara Linn).
F. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat dari kegiatan ini adalah :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat dalam memanfaatkan tanaman
tembelek yang berpotensi sebagai obat antinyamuk.
2. Menambah keterampilan masyarakat dalam membuat lotion antinyamuk alami
dari tanaman tembelek.
3. Meningkatkan taraf kesehatan dan taraf hidup masyarakat dengan memutus
penularan virus penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypty
G. SASARAN KEGIATAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat desa terutama ibu-ibu PKK desa
Pulau Ingu Kecamatan Benai Kabupaten Kuansing yang berjumlah lebih kurang 30
orang. Diharapkan setelah kegiatan berakhir mereka dapat menjadi pelopor dan
menyebarluaskan tehnologi sederhana ini ke masyarakat sekitarnya. Dengan adanya
kelompok kerja ini akan memudahkan komunikasi dan kerjasama serta pemantauan hasil
kegiatan.
H. METODA PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan yang akan ditawarkan untuk mendukung realisasi
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pembuatan lotion anti nyamuk dari tanaman tembelek
di desa Pulau Ingu adalah sebagai berikut:
1. Perizinan dan observasi lapangan dengan aparat desa dan instansi terkait
2. Persipan pembuatan makalah/lieflet tentang potensi tanaman tembelek dan
pengolahannya menjadi lotion antinyamuk
3. Penyuluhan dan demonstrasi dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Penyuluhan, dilakukan dengan ceramah dan diskusi dengan masyarakat yang
terlibat, bertujuan untuk (a) menjelaskan potensi tanaman tembelek yang dapat
digunakan sebagai obat antinyamuk (b) menjelaskan kandungan senyawa yang
bersifat sebagai insektisida pada tanaman tembelek (c) menjelaskan cara
pembuatan lotion antinyamuk dari tanaman tembelek
b. Demonstrasi, yaitu memberi bekal keterampilan berupa praktek secara langsung
tentang tehnik pengolahan tanaman tembelek menjadi lotion antinyamuk dari
mulai persiapan sampai pada pembuatannya.
c. Diskusi dan tanya jawab tentang hal-hal yang berhubungan dengan potensi
tanaman tembelek dan penggunaannya sebagai lotion antinyamuk
d. Peserta dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok ini akan
menerapkan teknologi yang diberikan sehingga pada evaluasi kegiatan mudah
dipantau
I. RANCANGAN EVALUASI KEGIATAN
Untuk memantau tingkat keberhasilan kegiatan ini dilakukan evaluasi atau
penilaian yang terbagi dalam empat tahap:
1. Tahap 1, dilakukan selama pelaksanaan berupa pengamatan langsung bagaimana
optimisme masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan dan demonstrasi
2. Tahap II, evaluasi dilakukan setelah serangkaian pelatihan dilaksanakan yaitu
melalui tanya jawab dengan masyarakat yang terlibat untuk mengetahui sejauh
mana materi pelatihan dapat diserap oleh masyarakat.
3. Tahap III, memberikan angket mengenai persepsi peserta terhadap pelaksanaan
kegiatan penyuluhan.
4. Tahap IV, untuk melihat hasil secara nyata dilakukan pemantauan tingkat
keberhasilan kegiatan ini melalui kelompok-kelompok kerja dan peninjauan
kembali ke lapangan.
J. JADWAL PELAKSANAAN
No. Kegiatan
Bulan ke-
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan- Persiapan administrasi untuk
pelaksanaan kegiatan- Mempersiapkan materi, alat dan
bahan
X
X X
2 Pelaksanaan- Penyuluhan dan demonstrasi- Evaluasi
XX X
3 Penyusunan Laporan- Analisis data- Pembuatan draf laporan- Pembuatan dan penyerahan
laporan
XX X
X
K. PEMBIAYAAN
1. Honorarium
No. Jabatan dalam kegiatan Besar honor (Rp) Waktu
Jumlah (Rp)
1. Ketua kegiatan 150.000,-/bln 6 bln 900.000,’
2. Anggota (3 orang) 100.000,-/bln 6 bln 1.800.000,-
Jumlah 2.700.000,-
2. Peralatan
No. Jenis Alat Jumlah Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1 Lumpang kayu 5 buah 50.000,- 250.000,-
2 Kain kasa 1 m 25.000,- 25.000,-
3 Sarung tangan plastik 5 buah 20.000,- 100.000,-
4 Gelas ukur plastik 4 buah 40.000,- 160.000,-
5 Baskom 5 buah 20.000,- 100.000,-
6 Corong 5 buah 10.000,- 50.000,-
7 Pengaduk kayu 5 buah 8.000,- 40.000,-
8 Alat peraga 1 paket 250.000,-
9 Sewa infokus 1 set 100.000,- 100.000,-
Jumlah1.075.000,-
3. Bahan habis pakai
No. Jenis bahan Jumlah Harga satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1 Cleansing milk 30 20.000,- 600.000,-
2 Minyak kayu putih 5 15.000,- 75.000,-
3 Aroma terapi 2 20.000,- 40.000,-
4 Kertas HVS 70 gram 1 50.000 50.000,-
5 Tinta Printer 1 200.000 200.000,-
6 Flas Disk 1 150.000 150.000,-
7 Penggandaan materi penyuluhan
(30 org x 10 halaman)
300 200 60.000,-
8 Buku tulis untuk catatan (30 org x 1 buah)
30 2.000 60.000,-
Jumlah 1.235.000,-
4. Perjalanan
No. Jenis Perjalanan Biaya (Rp)
1 Transportasi dan akomodasi Tim ke lokasi dalam rangka penyelesaian administrasi
700.000,-
2 Transportasi, akomodasi dan konsumsi Tim ke lokasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan
1.800.000,-
3 Transportasi, akomodasi dan konsumsi Tim ke lokasi dalam rangka evaluasi kegiatan
1.000.000,-
Jumlah 3.500.000,-
5. Dan lain-lain
No. Jenisperjalanan Biaya (Rp)
1 Dokumentasi kegiatan 200.000
2. Konsumsi (30 orang x Rp.25.000) 750.000
3. Laporan dan penggandaan 300.000
Jumlah 1.250.000
REKAPITULASI BIAYA KEGIATAN
No. Jenis kegiatan Biaya (Rp)
1 Honorarium 2.700.000,-
2 Peralatan 1.075.000,-
3 Bahan 1.235.000,-
24 Perjalanan 3.500.000,-
5 Dan lain-lain 1.250.000,-
Jumlah 9.960.000,-
L. DAFTAR PUSTAKA
Agung, B., 2007, Chikungunya menyerang Pekanbaru lagi, (online) yankesriau.wordpress.com/2007/10/25/chikungunya-menyerang-pekanbaru-lagi/ (diakses tanggal 24 Maret 2014)
Dinkes Propinsi Riau, 2009, Profil Kesehatan Propinsi Riau, Pekanbaru
Dinkes Propinsi Riau, 2010, Profil Kesehatan Propinsi Riau, Pekanbaru
Dinkes Propinsi Riau, 2012, Profil Kesehatan Propinsi Riau, Pekanbaru
Edosaragih, E.H.S., 2009, Lantana camara Linn, (online) http://archipeddy.com/garden/pic/lantana3.jpg) (diakses tanggal 20 maret 2014)
Koswanudin, D. Dan Harnoto, 2009, Bunga Hutan Yang Berpotensi Lantana camara linn (online)http://my.opera.com/Indonesian%20Natur/blog/2009/10/11/lantana-camara (diakses tanggal 20 Maret 2014)
Marwoto, F., 2012, Mahasiswa UNY memanfaatkan Tembelek untuk Lotion Antinyamuk, (online) www.antarajateng.com/detail/index.php?id=67742 (diakses tanggal 20 Maret 2014)
Muna, N, 2007, DBD di Propinsi Riau, (online) www.yankerriauwordpress.com/2007/10/30/ dbd-di-propinsi-riau (diakses tanggal 25 Maret 2014).
Rosal, A., 2011, DBD Masih berlangsung di Riau, (online) www.pewarta-indonesia.com/berita/daerah/7057-dbd dipropinsi Riau (diakses tanggal 25 Maret 2014)
Ramadhan, A., 2011, Riau DBD (online) www.arif.ramadhan.blogspot.com/2011/11/riau-dbd.html (diakses tanggal 25 Maret 2014)
Setiagung, F., 2012, Bunga Tembelek (Lantana camara)(online) Kakagung.blogspot.com/2012/02/lantana-camara.html (diakses tanggal 20 Maret 2014)
Wicaksono, P., 2012, Tanaman Tembelek untuk Lotion Antinyamuk, (online) www.tempo.co/read/news/2012/09/27/061432216/Tanaman-tembelek-untuk-lotion-anti-nyamuk (diakses tanggal 20 Maret 2014)
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana
Nama dan gelar akademik : Lenny Anwar, S.Si., M.Si
Tempat tanggal lahir : Cot Girek (Aceh Utara) 3 Juni 1972
Pangkat Golongan dan NIP. : Penata Tk. I / IIId/19720603 199903 2 003
Jabatan Fungsional : Lektor
Bidang Keahlian : Kimia Organik Bahan Alam
Fakultas/Program Studi/Pusat: KIP/Pendidikan Kimia/Universitas Riau
Sejarah pendidikan : S1 Jurusan Kimia FMIPA UNSYIAH selesai tahun 1997
S2 Jurusan Kimia Organik FMIPA UNAND selesai tahun
1999
Pengalaman Pengabdian :
1. Produksi susu kedelai sebagai upaya pengembangan usaha baru di Dusun
Tanjung Raya Kec. Indralaya Kabupaten Ogan Ilir
2. Penyuluhan pemanfaatan labu kuning (Cucurbita moschata) menjadi produk
awetan kering dan pengolahannya menjadi aneka produk makanan sumber
antioksidan di dusun Tanjung Raya Kab. Ogan Ilir
3. Pengobatan penyakit infeksi kulit menggunakan daun tumbuhan iler dan cara
pembuatan sediaan salep fitofarmaka untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat
4. Pengolahan pisang gedah menjadi saus tanpa pewarna sintetik untuk
peningkatan nilai ekonomi dan pendapatan petani di desa Serdang kec.
Gelumbang Muara Enim.
5. Penyuluhan pemanfaatan ekstrak serai sebagai pembasmi nyamuk demam
berdarah (Aedes aegypty) di dusun Tanjung Raya Kab. Ogan Ilir
6. Diversifikasi pemanfaatan tepung kedelai sebagai olahan pangan sumber
protein dan antioksidan untuk peningkatan gizi masyarakat dan pencegah
penyakit degeneratif
2. Anggota Pelaksana I
Nama dan gelar akademik : Rini, S.Si, M.Si
Pangkat Golongan dan NIP. : Penata Tk I/IIId/19720107199802 2 001
Jabatan Fungsional : Lektor
Bidang Keahlian : Kimia Analitik
Fakultas/Program Studi/Pusat: FKIP/Pendidikan Kimia/Universitas Riau
Sejarah pendidikan : S1 Jurusan Kimia FMIPA UNRI selesai tahun 1997
S2 Jurusan Kimia Analitik Unand selesai tahun 2000
S3 Jurusan Kimia Analitik UNAND - sekarang
Anggota Pelaksana II
Nama dan gelar akademik : Abdullah, S.Si, M.Si
Pangkat Golongan dan NIP. : Penata/IIIc/19700613 199802 1 002
Jabatan Fungsional : Lektor
Bidang Keahlian : Kimia Analitik
Fakultas/Program Studi/Pusat: FKIP/Pendidikan Kimia/Universitas Riau
Sejarah pendidikan : S1 Jurusan Kimia FMIPA UNRI selesai tahun 1997
S2 Jurusan Kimia Analitik ITB selesai tahun 1999
Anggota Pelaksana III
Nama : Drs. Armius thaib
Pangkat Golongan dan NIP : IV a/ Lektor Kepala / 19500501197803 1 001
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Bidang Keahlian : Pendidikan Kimia
Fakultas/Program Studi/Pusat: FKIP/Pendidikan Kimia/Universitas Riau
Sejarah pendidikan : S1 Jurusan Kimia FMIPA UGM
LAMPIRAN 2. GAMBARAN TEKNOLOGI YANG AKAN DITERAPKAN
PEMBUATAN LOTION ANTI NYAMUK
1. Persiapan sampel
- Daun dan bunga tembelek dipetik segar
- Cuci daun dan bunga tembelek sampai bersih dengan air.
2. Ekstraksi
- Ekstraksi, yakni bahan yang sudah dicuci dihancurkan/dihaluskan
menggunakan lumpang
- bahan yang sudah halus kemudian diperas menggunakan kain kasa sehingga
diperoleh larutan ekstrak daun dan bunga tembelek.
3. Pembuatan lotion
- Campurkan hasil ekstraksi dengan minyak kayu putih dan cleansing milk.
- Semua bahan diaduk hingga rata.
- Tambahkan parfum, aduk kembali hingga tercampur dan tunggu beberapa saat.
- Hasil eksperimen (lotion nyamuk) dimasukkan ke dalam botol dan ditutup rapat
untuk menghindari pengeringan.
- Kualitas terbaik dari segi keefektifan, tekstur, warna, bau, dan tampilan
diperoleh dari penambahan ekstrak tembelek sebanyak 20% .
PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
PENYULUHAN PEMBUATAN LOTION ANTI NYAMUK DARI DAUN TEMBELEK (Lantana camara Linn) UNTUK MENCEGAH
PENYAKIT YANG DITULARKAN OLEH NYAMUK
Oleh:
Lenny Anwar, S.Si, M SiRini, S.Si., M Si
Abdullah, S.Si., M. SiDrs. Armius Thaib
PRODI PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU2014
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENGABDIAN
________________________________________________________________________1. Judul : Penyuluhan Pembuatan Lotion Anti Nyamuk Dari
Daun Tembelek (Lantana Camara Linn) UntukMencegah Penyakit yang Ditularkan OlehNyamuk
2. Ketua Pelaksanaan a. Nama : Lenny Anwar, S Si, M Si b. Jenis Kelamin : Perempuan c. NIP : 19720602 199903 2 003 d. Disiplin Ilmu : Kimia Organik e. Pangkat / Golongan : Penata Tk I / IIId f. Jabatan : Lektor g. Fakultas/jurusan/Prodi : KIP/PMIPA/Pendidikan Kimia h. Alamat Kantor : Prodi Kimia FKIP Kampus Bina Widya Km.12,5
Kel. Simpang Baru - Pekanbaru i. Telf/Fax/E-mail : (0761)63267/(0761)65804 j. AlamatRumah : Villa Melati permai Blok D No.7 Jln Melati Indah
Tampan - Pekanbaru k. Telf/Fax/E-mail : lenny_an _ war@y ahoo .com
3. JumlahAnggota : 3 Orang a. Nama Anggota I : Rini, S.Si., M. Si b. Nama Anggota II : Abdullah, S.Si., M Si c. Nama Anggota III : Drs. Armius Thaib4. Bentuk Kegiatan : Penyuluhan dan demonstrasi5. Dana Kegiatan : Rp 9.960.000,- ( Sembilan Juta Sembilan Ratus
Enam puluh Ribu Rupiah)6. Sumber Biaya : DIPA- UR
Mengetahui, Pekanbaru, Maret 2014Dekan Fakultas FKIP Ketua Pelaksana,
Prof. Dr. H.M. Nur Mustafa, M.Pd Lenny Anwar, S.Si, M SiNip. 19601013 198603 1 002 Nip. 19990603 199903 2 003
Menyetujui,Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Prof. Dr. Zulkarnaini M.SiNip.19611024 198803 1 002
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS RIAU PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANAlamat: Kampus Bina Widya Simpang Baru-Pekanbaru Telp. ((0761)63267 Fax. (0761)65804
Pekanbaru, 15 Oktober 2012
Kepada Yth:Bapak ________________________________________________di- Tempat
Dengan Hormat,Kami sampaikan dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat yang akan dilaksanakan:
Hari/tanggal : Sabtu/20 Oktober 2012Waktu : 14.00 WIB s.d. selesaiJudul kegiatan : Penyuluhan Pemanfaatan Bayam Merah sebagai Zat
Pewarna Makanan Alami Sumber antioksidan
Sehubungan dengan kegiatan tersebut kami dari Tim Pengabdian Universitas Riau mengharapkan kehadiran Bapak RW untuk memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara tersebut.
Demikianalah undangan kami, atas perhatian Bapak diucapkan terimakasih
Ketua Tim Pengabdian,
Lenny Anwar, S.Si, M.SiNip. 19720603 199903 2 003
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS RIAU PEKANBARU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANAlamat: Kampus Bina Widya Simpang Baru-Pekanbaru Telp. ((0761)63267 Fax. (0761)65804
Pekanbaru, 15 Oktober 2012
Kepada Yth:Ibu _____________________di- Tempat
Dengan Hormat,Dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat yang akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Sabtu/20 Oktober 2012Waktu : 14.00 WIB s.d. selesaiJudul kegiatan : Penyuluhan Pemanfaatan Bayam Merah sebagai Zat
Pewarna Makanan Alami Sumber antioksidan
Kami dari Tim Pengabdian Universitas Riau mengharapkan kehadiran Ibu untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Demikianalah undangan kami, atas perhatian Ibu diucapkan terimakasih
Ketua Tim Pengabdian,
Lenny Anwar, S.Si, M.Si
Nip. 19720603 199903 2 003