Post on 08-Dec-2015
description
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya.
Laporan Kinerja (LKj) ini dapat terselesaikan. Laporan Kinerja ini merupakan rangkuman
dari kegiatan - kegiatan yang terlaporkan dan terkompilasi dari beberapa bidang di rumah
sakit.
Laporan Kinerja tahun 2014 ini berisi informasi mengenai aktivitas dan segala
sesuatu yang telah dicapai RSUD Lawang Kabupaten Malang tahun 2014. Diharapkan
Laporan Kinerja ini dapat dijadikan bahan acuan bagi peningkatan mutu pelayanan dan
pengembangan rumah sakit di masa mendatang.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam pelayanan rumah sakit, sehingga rumah sakit masih tetap eksis dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Kami menyadari bahwa isi dari laporan kinerja ini masih belum sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan, sehingga akan lebih
sempurna di masa mendatang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan
Kinerja ini, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi. Semoga amal
kebaikan diterima oleh Allah SWT.
Malang, Pebruari 2015
Direktur RSUD Lawang
Drg. Marhendrajaya, MM, Sp.KG
NIP. 196612041992031004
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................................... ii Ringkasan Eksklusif ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 4 B. Maksud dan tujuan .............................................................................................. 4 C. Gambaran Umum ................................................................................................ 5
1. Rumah Sakit Umum Daerah Lawang .......................................................... 5 2. Sumber Daya Aparatur ................................................................................ 10 3. Capaian Kinerja SKPD Tahun 2013 ............................................................ 11
D. Dasar Hukum....................................................................................................... 15 E. Sistematika .......................................................................................................... 16
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis ........................................................................................ 17 1. Visi ................................................................................................................ 17 2. Misi ............................................................................................................... 17 3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program ................................................... 18
B. Perjanjian Kinerja ................................................................................................ 19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja ................................................................................................... 21 1. Perbandingan target dan realisasi kinerja tahun ini .................................... 22 2. Perbandingan target, realisasi dan capaian tahun 2014 dan 2013 ............ 26 3. Perbandingan Antara realisasi 2014 dan target Renstra ............................ 28 4. Perbandingan Antara realisasi dengan target sasaran Nasional ................ 30 5. Analisis Penyebab keberhasilan atau kegagalan ........................................ 31 6. Analisis efisiensi atas penggunaan SDM dan Anggaran ............................ 32 7. Analisis program dan kegiatan yang menjadi keberhasilan atau
kegagalan ..................................................................................................... 32 B. Realisasi Anggaran ............................................................................................. 33
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Penetapan Kinerja Tahun 2014
Pengukuran Kinerja Tahun 2014
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014
Renstra
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Salah satu azas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik adalah akuntabilitas.
Akuntabilitas merupakan pertanggung jawaban dari amanah atau mandat yang melekat
pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, Laporan Kinerja (LKj) Satuan
Perangkat Kerja Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Tahun 2014 ini disusun.
Laporan Kinerja ini menyajikan capaian kinerja dari Satuan Perangkat Kerja Daerah
Rumah Sakit Umum Daerah Lawang selama tahun 2014 yang merupakan pelaksanaan
amanah yang diemban oleh organisasi. Berdasarkan Permenpan Nomor 53 tahun 2014
tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review atas
pelaporan kinerja Instansi pemerintah mensyaratkan setiap Instansi Pemerintah
menyusun suatu laporan kinerja.
Laporan kinerja tahun 2014 ini menyajikan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh
Satuan Perangkat Kerja Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya sebagai Rumah Sakit Daerah Rujukan Tingkat Pertama serta
sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh Bupati Malang Republik
Indonesia.
Mengingat Visi dan Misi RSUD Lawang untuk menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan
menjadi pilihan masyarakat Kabupaten Malang 2015, serta menyikapi tuntutan
masyarakat yang semakin meningkat dan kompleks serta semakin kritis dan mengerti
akan hak-hak pasien yang seiring pula dengan semakin tingginya tingkat persaingan
dengan Rumah Sakit Swasta, RSUD Lawang terus melakukan upaya tiada henti disegala
bidang. Berkat kerjasama yang baik dari seluruh jajaran tenaga medis dan non medis di
lingkungan RSUD Lawang, sehingga RSUD Lawang dapat memberikan pelayanan
terbaiknya.
Tentu saja, upaya peningkatan layanan bermutu tinggi, dengan peningkatan sumber daya
manusia dan ditunjang oleh peralatan modern akan terus dilakukan untuk dapat tetap
memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi seiring dengan terus melajunya
perkembangan di dunia kesehatan saat ini.
Malang, Pebruari 2015
Direktur RSUD Lawang
Drg. Marhendrajaya, MM, Sp.KG
NIP. 196612041992031004
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance)
merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan negara. Untuk
mencapai tujuan tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem
pertanggung jawaban yang tepat, jelas, dan nyata, sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dapat berlangsung secara
berdayaguna, berhasilguna dan bertanggungjawab (akuntabel).
RSUD Lawang Kabupaten Malang adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perseorangan secara
paripurna dengan mengutamakan pengobatan dan pemulihan tanpa
mengabaikan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang
dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat (emergensi) dan tindakan medik.
Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah
Lawang dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
kepentingan Rumah Sakit sebagai RujukanTingkat Pertama, baik yang bersifat
administratif, keuangan dan organisasi, mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah,
berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi
dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, dan sumber dana serta
kewenangan yang ada yang dipercayakan kepada publik.
Untuk itulah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang membuat Laporan Kinerja
(LKj) Tahun 2014 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014.
B. Maksud dan Tujuan
Laporan Kinerja RSUD Lawang tahun 2014 adalah media
pertanggungjawaban RSUD Lawang yang didalamnya berisi informasi
mengenai kinerja RSUD Lawang untuk periode tahun 2014. Dalam Laporan
Kinerja ini diuraikan hasil program dan kegiatan yang telah dilakukan dalam
satu tahun yang telah tertuang dalam perjanjian kinerja dalam rangka
5
mewujudkan tujuan, misi dan visi sebagaimana telah ditetapkan dalam
Renstra Kabupaten Malang Tahun 2011-2015.
Maksud dan tujuan dari Penyusunan Laporan Kinerja ini adalah untuk
memenuhi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 Tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
C. GAMBARAN UMUM
1. Rumah Sakit Umum Daerah Lawang
Rumah Sakit Umum Daerah Lawang adalah unsur pendukung
pelaksanaan Pemerintah Daerah dibidang Kesehatan yang dipimpin oleh
seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Bupati.
Direktur
1) Direktur mempunyai tugas :
a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakan dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Lawang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan bidang tugasnya.
2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktur mempunyai fungsi :
a. penyusunan rencana penatalaksanaan pelayanan kesehatan,
kebutuhan dan penyediaan tenaga kesehatan dan non kesehatan,
rencana anggaran, perbendaharaan serta akuntansi rumah sakit;
b. pengkoordinasian dan penatalaksanaan pelayanan kesehatan
rumah sakit, pelayanan umum, pengelolaan sumber daya, dan
keuangan rumah sakit;
c. pengendalian, pemantauan, pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan pelayanan di rumah sakit.
Kepala Subag Administrasi Umum dan Keuangan
1) Bagian Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas:
Mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan ketatausahaan,
meliputi penatausahaan / administrasi perkantoran, kepegawaian,
inventaris barang, keamanan dan ketertiban, sarana transportasi,
6
informasi, serta tugas lain yang diberikan Direktur dan secara
administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian Administrasi Umum
dan Keuangan mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan administrasi perkantoran, meliputi : surat menyurat
dan kearsipan, serta surat-surat keterangan lain.
b. Melaksanakan administrasi / urusan kepegawaian termasuk
pendidikan dan pelatihan
c. Melaksanakan administrasi, perlengkapan kantor dan keprotokolan.
d. Melaksanakan administrasi / urusan inventaris barang.
e. Melaksanakan administrasi upaya keamanan, dan ketertiban.
f. Melaksanakan administrasi sarana transportasi.
g. Melaksanakan penyusunan program dan pelaporan
Kepala Seksi Penunjang
1) Kepala Seksi Penunjang mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Direktur yang meliputi pelaksanaan pengendalian
penyelenggaraan perencanaan & pengembangan serta pemenuhan
kebutuhan pelayanan penunjang medik dan non medik.
Pelaksanaan kegiatan pelayanan penunjang medik dan non medik.
Pembinaan terhadap penyelenggaraan kegiatan pelayanan penunjang
medik dan non medik. Pengawasan dan pengendalian serta evaluasi
terhadap kegiatan pelayanan penunjang
2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Seksi Penunjang
mempunyai fungsi:
a. Membantu Direktur dalam menetapkan kebijakan dan program
jangka panjang, menengah maupun pendek, sesuai dengan
kebijaksanaan dan program kesehatan.
b. Menyusun peraturan pelaksanaan Seksi Penunjang sebagai
dasar pelaksanaan tugas.
c. Mengusulkan dan memberikan pertimbangan kepada Direktur
dalam menetapkan personal pada jabatan struktural maupun
fungsional di lingkungan Seksi Penunjang.
d. Mengambil keputusan dan tindakan terhadap hal – hal yang
berkaitan dengan kepentingan Rumah Sakit baik untuk
keperluan didalam maupun diluar sesuai kewenangannya.
7
e. Menyusun prosedur tetap untuk setiap kegiatan di lingkungan
Seksi Penunjang.
f. Mengusulkan pemberian penghargaan atas prestasi dan
pengenaan sangsi atas pelanggaran pelaksanaan tugas bagi
karyawan di lingkungan Seksi Penunjang.
g. Menyusun sistem informasi di lingkungan Seksi Penunjang.
h. Menyusun rencana kegiatan upaya Seksi Penunjang
berdasarkan kebijaksanaan dan program Rumah Sakit untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
i. Menyusun pedoman, standar dan kriteria yang dipakai untuk
mengukur mutu, cakupan serta efisiensi pelayanan dilingkungan
Seksi Penunjang sebagai dasar sistem penilaian.
j. Mengorganisasikan seluruh sumber daya yang ada di lingkungan
Seksi Penunjang untuk merealisasikan rencana kegiatan dan
pelaksanaannya secara efektif dan efisien.
k. Mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan di lingkungan
Seksi Penunjang mulai dari masukan, proses dan keluaran serta
umpan baliknya.
l. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh
pelaksanaan kegiatan di lingkungan Seksi Penunjang dengan
menyelenggarakan sistem pengawasan melekat pada seluruh
tingkatan dan jajaran organisasi.
m. Mengadakan koordinasi dengan Bidang Pelayanan serta
Sekretariat baik secara formal maupun informal untuk
mendapatkan dan atau memberikan saran serta pertimbangan
agar tercapai keterpaduan, kebersamaan dalam melaksanakan
kegiatan Seksi Penunjang pada khususnya dan Rumah Sakit
pada umumnya.
n. Melakukan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan di lingkungan
Seksi Penunjang untuk menyusun rencana perbaikan,
pemantapan maupun pengembangan sebagai bahan
pertimbangan kebijakan Direktur.
o. Mengawasi dan mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di
lingkungan Seksi Penunjang untuk menjada dan meningkatkan
mutu Seksi Penunjang serta keselamatan kerja bagi seluruh
karyawan.
8
p. Mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan di lingkungan Seksi
Penunjang mulai dari masukan, proses dan keluaran serta
umpan baliknya.
q. Mewakili Badan dalam kegiatan koordinasi khususnya usaha
pelayanan di lingkungan Kepala Seksi Penunjang dengan
instansi baik secara vertikal maupun horisontal di luar Rumah
Sakit sesuai penugasan Direktur.
r. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan sumber daya untuk
pelayanan di lingkungan Seksi Penunjang.
s. Melakukan negoisasi dan menyusun rencana kerjasama,
khususnya di lingkungan Seksi Penunjang dengan pihak luar
Rumah Sakit, sebagai dasar pertimbangan Direktur.
t. Mengadakan pembinaan dan memberi motivasi terhadap seluruh
karyawan di lingkungan Seksi Penunjang untuk meningkatkan
gairah dan disiplin kerja.
u. Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan secara berkesinambungan bagi seluruh
karyawan Rumah Sakit untuk meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan.
v. Melakukan tugas – tugas lain yang diberikan Direktur
Kepala Seksi Pelayanan
1) Kepala bidang pelayanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Direktur yang meliputi pelaksanaan pengendalian
penyelenggaraan pelayanan medis dan keperawatan melalui
koordinasi dan pengendalian tata laksana kegiatan pelayanan medis,
pemeriksaan, penetapan diagnosa, pengobatan dan atau tindakan
medis serta perawatannya dengan menggunakan sarana, prasarana
dan fasilitas, berpedoman standar pelayanan yang ada dengan
memperhatikan mutu pelayanan, merencanakan, mengkoordinasikan
untuk menyiapkan dan mengatur kebutuhan bahan, alat dan tenaga
paramedis perawatan medis termasuk medis spesialistik serta
berorientasi
2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Seksi Pelayanan
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis, perencanaan dan program kerja
pada bidang pelayanan medis dan keperawatan
9
b. Pelaksanaan koordinasi untuk menyiapkan dan mengatur
kebutuhan bahan, alat paramedis, medis termasuk medis
spesialistik, serta paramedis berdasar perencanaan yang
disusun untuk digunakan pada instalasi pelayanan
c. Pelaksanaan pengendalian penyelenggaraan pelayanan dengan
melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi atas
penggunaan sarana prasarana dan fasilitas, bahan alat, vital
data pelayanan termasuk tingkat hunian Rumah Sakit
d. Pelaksanaan penyusunan perencanaan kebutuhan tenaga
paramedic perawat dan bidan, tenaga medis termasuk medis
spesialistik sebagai tenaga pelayanan sebagai bagian penting
dari perencanaan kebutuhan tenaga Rumah Sakit secara
keseluruhan
e. Pelaksanaan pengendalian dan penyusunan perencanaan
kebutuhan bahan / alat habis pakai, alat kesehatan / kedokteran,
obat-obatan dan sejenisnya, termasuk alat penunjang pelayanan
sebagai komponen utama dari perencanaan anggaran Rumah
Sakit secara keseluruhan, melalui koordinasi antara bidang dan
seksi terkait
f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan standart pelayanan
g. Pelaksanaan penyiapan akreditasi pelayaan Rumah Sakit di
bidangnya
h. Pelaksanaan pengendalian program-program peningkatan mutu
pelayanan, peningkatan sumber daya tenaga pelayanan
i. Pelaksanaan penyusunan dan desain rencana tentang inovasi-
inovasi pelayanan
j. Pelaksanaan perencanaan pengembangan instalasi yang ada
pada saat ini
k. Pelaksanaan penyampaian sarana dan pertimbangan mengenai
langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang
tugasnya kepada Direktur
l. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan laporan pelaksanaan
tugas pada bidang pelayanan medis dan perawatan
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur
10
STRUKTUR ORGANISASI
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
2. Sumber Daya Aparatur
Jumlah Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Lawang seluruhnya
berjumlah 220 ( Dua Ratus Dua Puluh ) Orang, terhitung sejak Desember
2014 terdiri dari :
a. Jumlah Pegawai Menurut Golongan :
Tenaga Honorer = 154 Orang
Golongan I = - Orang
Golongan II = 25 Orang
Golongan III = 34 Orang
Golongan IV = 7 Orang
b. Jumlah Tenaga Teknis dan Non Teknis
Dokter Umum = 12 Orang
Dokter Gigi = 3 Orang
Dokter Spesialis Bedah = 1 Orang
Dokter Spesialis Penyakit Dalam = 2 Orang
Dokter Spesialis Anak = 1 Orang
Dokter Spesialis Obgyne = 2 Orang
Dokter Spesialis Paru – Paru = 1 Orang
Dokter Spesialis Mata = 1 Orang
Dokter Spesialis Anestesi = 2 Orang
DIREKTUR
SATUAN PEMERIKSA
INTERNAL
SUB BAGIAN
ADMINISTRASI UMUM
DAN KEUANGAN
SEKSI PENUNJANG
STAF MEDIK
FUNGSIONAL INSTALASI KOMITE MEDIK
SEKSI PELAYANAN
11
Dokter Spesialis Konservasi Gigi = 1 Orang
Tenaga Keperawatan (Perawat dan Bidan) = 93 Orang
Tenaga Kefarmasian (Apoteker dan Asisten Apoteker) = 9 Orang
Tenaga Kesehatan Masyarakat = 2 Orang
Tenaga Gizi = 4 Orang
Tenaga Ketehnisan Medik = 1 Orang
Perawat Gigi = 2 Orang
Pekarya (Rontgen, SPKU, Pekarya Atas & Ass.
Perawat)
= 0 Orang
Radiografer = 2 Orang
Perekam Medis = 1 Orang
Analis Kesehatan = 4 Orang
Psikolog = 0 Orang
Pembantu Ahli Gizi = 6 Orang
D1 Farmasi = 0 Orang
Manajemen Farmasi = 0 Orang
Tenaga Non Medis = 46 Orang
c. Jumlah Pejabat Struktural
Direktur = 1 Orang
Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Keuangan = 1 Orang
Kepala Sub Bagian Pelayanan = 1 Orang
Kepala Sub Bagian Penunjang = 1 Orang
3. Capaian Kinerja RSUD Lawang Tahun 2013
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat
hunian rumah sakit (BOR)
b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)
c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)
d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)
2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum
tiap 1000 pasien keluar (GDR)
b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)
3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan
tahun berjalan
60-65%
4-5 hari
1-2 hari
30-40 kali
≤ 5 ‰
≤ 2-5 ‰
100%
72.63%
3.5 hari
1.4 hari
77 kali
5.77%
2.15%
114.4%
12
2 Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah sakit
1) Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan a. Tenaga medis sesuai
dengan standar klasifikasi RS
b. Tenaga keperawatan yang memenuhi standar kompetensi
2) Kelengkapan sarana dan prasarana Rumah Sakit a. Kelengkapan alat
kesehatan yang terstandar
b. Kelengkapan sarana gedung/fisik sesuai standar
100%
100%
100%
100%
62.5%
70%
70%
80%
1) Pada indikator kinerja Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di
Rumah Sakit, terdapat 4 kriteria penilaian, yaitu :
a. Prosentase tingkat hunian rumah sakit (BOR)
Bed Ocupancy Rate (BOR) merupakan indikator yang digunakan
untuk mengukur tingkat hunian rumah sakit dalam kurun waktu
tertentu. Tingkat hunian diukur dari penggunaan tempat tidur yang
tersedia.
Capaian BOR RSUD Lawang pada tahun 2013 adalah 72,63 % yang
merupakan hasil pembagian dari Jumlah hari perawatan sebesar
13.255 hari, dengan Jumlah tempat tidur sebanyak 50 dikalikan jumlah
hari periode dalam satu tahun (365 hari) dikalikan 100%.
Standar BOR yang ditetapkan untuk setiap rumah sakit sebesar 60% -
65%. Hal ini untuk menggambarkan ketika tingkat huniannya kurang
dari 65% maka rumah sakit tersebut kurang diminati oleh masyarakat,
sedangkan bila lebih dari 65% dikhawatirkan akan mengurangi
kualitas pelayanan yang diberikan.
Formula :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode)
b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)
Average Length of Stay (LOS) merupakan indikator yang digunakan
untuk mengukur rata–rata lama waktu pasien mendapat perawatan.
Capaian ALOS RSUD Lawang tahun 2013 sebesar 3,5 hari
merupakan hasil pembagian dari jumlah hari perawatan sebesar
13.255 hari dengan jumlah pasien yang keluar sebesar 3.850 orang.
13
Standar ALOS yang ditentukan di seluruh RSUD sebesar 4–5 hari.
Sesuai dengan standar perawatan, angka ALOS yang terlalu rendah
mengindikasikan kurangnya kepercayaan masyarakat penerima
pelayanan, sedangkan terlalu tingginya ALOS mengindikasikan
lambatnya penanganan oleh tenaga medis.
Formula :
(jumlah lama dirawat)
(jlh pasien keluar (hidup + mati)
c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)
Turn Over Interval (TOI) adalah indikator yang digunakan untuk
mengukur waktu rata–rata tempat tidur kosong atau waktu antara satu
tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh
pasien lain. Waktu interval ini dimaksudkan agar diperoleh waktu yang
cukup untuk mensterilkan bekas tempat tidur pasien lama sebelum
digunakan pasien baru. Sterilisasi tersebut antara lain dilakukan
dengan cara mengganti sprei dan menjemur kasur. Standar yang
ditetapkan untuk TOI yaitu 1–2 hari.
Capaian angka TOI RSUD Lawang pada tahun 2013 sebesar 1,4 hari
merupakan hasil perkalian dari jumlah tempat tidur sebesar 50 buah
dengan jumlah hari dalam satu tahun (365 hari) dikurangi jumlah hari
perawatan 13.255 hari. Hasilnya dibagi dengan jumlah pasien keluar
sebanyak 3850 orang. Capaian RSUD Lawang telah sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
Formula :
(jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan) (jlh pasien keluar (hidup + mati)
d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu tertentu (BTO)
Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai
30-40 kali.
Capaian BTO RSUD Lawang tahun 2013 sebesar 77 kali merupakan
hasil pembagian dari jumlah pasien keluar sebanyak 3.850 orang
dengan jumlah tempat tidur sebanyak 50 buah.
Formula :
Jumlah pasien keluar jumlah tempat tidur
14
2) Pada indikator angka kematian pasien dirawat di Rumah Sakit, terdapat 2
kritria penilaian yaitu :
a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)
GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar.
Capaian GDR RSUD Lawang tahun 2013 sebesar 5,77 ‰ didapatkan
dari jumlah pasien mati seluruhnya dibagi jumlah pasien keluar
dikalikan 100 %
Capaian yang masih lebih tinggi dibandingkan standar GDR yang ≤
5‰ ini dikarenakan banyaknya kasus pasien yang datang sudah
dalam kondisi kritis, fasilitas RSUD Lawang yang masih kurang
memadai, dan pasien menolak untuk dirujuk.
Formula :
Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)
Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar, yang merupakan salah satu indikator utama
kinerja sebuah rumah sakit. Meningkatnya nilai NDR merupakan
indikasi telah terjadi penurunan kinerja yang berakibat pada
menurunmya kualitas atau mutu pelayanan di rumah sakit tersebut.
Capaian NDR pada RSUD Lawang sebesar 2,15 ‰ pada tahun 2013
telah sesuai dengan standar yaitu ≤ 2-5 ‰
Formula :
Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati)
3) Pada Indikator Pedapatan Rumah Sakit, RSUD Lawang mendapatkan
capaian sebesar 114,4 % yang di dapatkan dari Pedapatan RSUD
Lawang pada tahun 2013 sebanyak 4,5 M dibagi target pendapatan
sebanyak 3 M dikalikan 100%.
15
D. Dasar Hukum
1. Undang - undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotis
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah;
3. Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas pelaporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Malang;
5. Peraturan BUpati Malang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Struktur
Organisasi RSUD LawangPeraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah;
6. Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2014 tentang Review RPJMD
7. Surat Edaran Bupati Malang Nomor : 060/571/421.203/2014 tentang
Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Tahun 2014 serta Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2015.
16
E. Sistematika Penulisan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
BAB I PENDAHULUAN
F. Latar Belakang
G. Maksud dan tujuan
H. Gambaran Umum
4. Organisasi Perangkat daerah
5. Sumber Daya Aparatur
6. Capaian Kinerja SKPD Tahun 2013
I. Dasar Hukum
J. Sistematika
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
C. Perencanaan Strategis
4. Visi
5. Misi
6. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program
D. Perjanjian Kinerja
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
C. Capaian Kinerja Organisasi
8. Perbandingan antara target dan realisai kinerja tahun ini
9. Perbandingan antara target, realisasi dan capaian tahun 2014 dan 2013
10. Perbandingan antara realisasi 2014 dan target Renstra
11. Perbandingan antara realisasi dengan target sasaran Nasional
12. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan
13. Analisis efisiensi atas penggunaan SDM dan Anggaran
14. Analisis program dan kegiatan yang menjadi keberhasilan atau
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
D. Realisasi Anggaran
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Penetapan Kinerja Tahun 2014
Pengukuran Kinerja Tahun 2014
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014
Renstra
17
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
Untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja, suatu organisasi mempunyai
kewajiban untuk menyusun perencanaan strategis yang merupakan langkah
awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah.
Didalam suatu Perencanaan Strategis terdapat visi dan misi organisasi yang
akan dicapai dalam suatu periode. Adapaun visi dan misi Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Malang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Visi
Rencana Strategis RSUD lawang adalah merupakan bagian integral dari
Pemerintahan Kabupaten Malang, oleh karena itu sistem perencanaan
program kegiatan RSUD Lawang juga merupakan bagian tidak terpisahkan
dari progam kegiatan Pemerintahan Kabupaten Malang.
Sebagaimana diketahui Visi RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010 –
2015 adalah Terwujudnya masyarakata Kabupaten Malang yang Mandiri,
Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing atau
biasa disebut dengan MADEP MANTEB yang disahkan menjadi Peraturan
Daerah Nomor 2 Tahun 2011 ini menjadi dasar penyusunan rencana
strategis (Jangka Menengah) RSUD Lawang yang selaras dengan Visi
RSUD Lawang, yaitu
"Menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan menjadi pilihan masyarakat
Kabupaten Malang Tahun 2015"
2. Misi
Misi merupakan penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan pada RPJMD
Kabupaten Malang, dengan demikian Misi RSUD Lawang merupakan
penjabaran dari Visi RSUD Lawang yakni :
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada semua lapisan
masyarakat secara cepat, tepat, bermutu namun terjangkau dengan
dilandasi etika profesi dan ketulusan hati.
2) Menyelenggarakan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat
rujukan di Wilayah Kecamatan Lawang dan sekitarnya.
3) Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dan meningkatkan fasilitas
Rumah Sakit guna mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan yang profesional kepada masyarakat.
18
4) Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan
kesehatan prima.
5) Mewujudkan Kesejahteraan karyawan Rumah Sakit.
3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program
Dari Visi Misi Rumah Sakit Umum Daerah Lawang yang bertujuan agar
dapat terwujudnya suatu keinginan untuk bisa meningkatkan kualitas
pelayanan dan manajemen administrasi yang tertib, lancar dan akuntabel di
segala bidang, dengan jalan menerapkan kebijakan Rumah Sakit yang
sesuai dengan peraturan menteri kesehatan tentang pelayanan kesehatan
paripurna dan disesuaikan dengan programnya.
Tujuan :
Terwujudnya peningkatan kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan
ksehatan kepada masyarakat melalui penyediaan sarana, prasarana, dan
peralatan serta mutu pelayanan.
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan oleh Instansi Pemerintah dalam jangka waktu
tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan. Berdasarkan tujuan yang
ditetapkan, maka sasaran dan indikator sasaran yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh RSUD Lawang.
Sasaran stategis :
1) Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan
kebijkan untuk pengembangan jenis layanan
2) Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan
sesuai dengan standar pelayanan RS
SASARAN DAN KEBIJAKAN
No Sasaran Strategis Kebijakan Program
1. Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijkan untuk pengembangan jenis layanan
Perencanaan, penyiapan dan pengembangan peningkatan kualitas dan kuantitas petugas untuk memenuhi standar minimal keterlaksanaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional
Standarisasi Pelayanan Kesehatan
19
2. Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
Peningkatan kualitas dan Kuantitas manajemen penyelenggaraan operasional Rumah Sakit yang profesional sesuai kebutuhan standar kompetensi jabatan dan standar pelayanan publik
B. Perjanjian Kinerja
Penetapan kinerja merupakan kontrak kinerja yang harus diwujudkan oleh
Rumah Sakit Umum Daerah Lawang yang pada dasarnya menjadi tolok ukur
keberhasilan kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Lawang.
Adapun target indikator kinerja utama/sasaran yang telah ditetapkan oleh
Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Kabupaten Malang pada tahun 2014
adalah sebagai berikut :
Tujuan 1 :
Meningkatnya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan, dan
kebijakan untuk pengembangan jenis layanan.
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target
1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat hunian rumah
sakit (BOR) b. Rata-rata lama pasien dirawat
(ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur
kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur
dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS
a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)
b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)
3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun
berjalan
60-65%
4-5 hari
1-2 hari
30-40 kali
≤ 5 ‰
≤ 2-5 ‰
100%
20
Tujuan 2 :
Meningkatnya standar ketenagaan, sarana, prasarana, dan peralatan sesuai
dengan standar pelayanan Rumah Sakit
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target
2 Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah sakit
1. Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan
a. Tenaga medis sesuai dengan standar klasifikasi RS
b. Tenaga keperawatan yang memenuhi standar kompetensi
2. Kelengkapan sarana dan prasarana Rumah Sakit a. Kelengkapan alat kesehatan yang
terstandar b. Kelengkapan sarana gedung/fisik
sesuai standar
100%
100%
100%
100%
21
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA
Pengukuran Capaian kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan
untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah.
Pelaporan disusun dengan melakukan pendekatan terhadap indikator kinerja
baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif yang diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
Sedangkan pada Pengukuran Kinerja itu sendiri meliputi hal-hal berikut :
a. Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana
tingkat capaian) dari masing masing kelompok indikator kinerja kegiatan;
b. Tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target
(rencana tingkat capaian) dari masing - masing indikator sasaran yang
telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Kerja.
Pengumpulan data kinerja diperoleh dengan menggunakan formulir Capaian
Indikator Kinerja Utama. Kualitas Indikator Kinerja Utama harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai brikut:
a. IKU dapat diukur secara objektif
b. IKU menggambarkan hasil
c. IKU relevan dengan kondisi yang akan diukur
d. IKU cukup untuk mengukur kinerja
Untuk melaksanakan penilaian capaian kinerjatelah ditetapkan penilaian skala
ordinal sebagai parameter keberhasilan atau kegagalan dari pelaksanaan
kebijakan teknis, program dan kegiatan sebagai berikut :
85 keatas : Sangat Berhasil
70 x < 85 : Berhasil
55 x < 70 : Cukup Berhasil
x < 55 : Kurang Berhasil
22
1. Perbandingan target dan realisasi kinerja tahun 2014
Tabel 1 : Meningkatnya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan,
dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan.
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2014
Realisasi 2014
1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat
hunian rumah sakit (BOR)
b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)
c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)
d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)
2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian
umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)
b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)
3. Pendapatan RS a. Capaian
pendapatan tahun berjalan
60-65%
4-5 hari
1-2 hari
30-40 kali
≤ 5 ‰
≤ 2-5 ‰
100%
54.70%
3.75 hari
3,26 hari
53 kali
10,70 ‰
4,76 ‰
135%
3) Pada indikator kinerja Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di
Rumah Sakit, terdapat 4 kriteria penilaian, yaitu :
e. Prosentase tingkat hunian rumah sakit (BOR)
Bed Ocupancy Rate (BOR) merupakan indikator yang digunakan
untuk mengukur tingkat hunian rumah sakit dalam kurun waktu
tertentu. Tingkat hunian diukur dari penggunaan tempat tidur yang
tersedia.
Capaian BOR RSUD Lawang pada tahun 2014 adalah 54,70% yang
merupakan hasil pembagian dari Jumlah hari perawatan sebesar
20.787 hari, dengan Jumlah tempat tidur sebanyak 104 dikalikan
jumlah hari periode dalam satu tahun (365 hari) dikalikan 100%.
23
Standar BOR yang ditetapkan untuk setiap rumah sakit sebesar 60% -
65%. Hal ini untuk menggambarkan ketika tingkat huniannya kurang
dari 65% maka rumah sakit tersebut kurang diminati oleh masyarakat,
sedangkan bila lebih dari 65% dikhawatirkan akan mengurangi
kualitas pelayanan yang diberikan. Realisasi BOR pada tahun 2014
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena bertambahnya
tempat tidur yang pada tahun 2013 sebanyak 50 buah menjadi 104
buah pada tahun 2014.
Formula :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100% (jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode)
f. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)
Average Length of Stay (LOS) merupakan indikator yang digunakan
untuk mengukur rata–rata lama waktu pasien mendapat perawatan.
Capaian ALOS RSUD Lawang tahun 2014 sebesar 3,75 hari
merupakan hasil pembagian dari jumlah hari perawatan sebesar
20.787 hari dengan jumlah pasien yang keluar sebesar 5.490 orang.
Standar ALOS yang ditentukan di seluruh RSUD sebesar 4–5 hari.
Sesuai dengan standar perawatan, angka LOS yang terlalu rendah
mengindikasikan kurangnya kepercayaan masyarakat penerima
pelayanan, sedangkan terlalu tingginya LOS mengindikasikan
lambatnya penanganan oleh tenaga medis.
Formula :
(jumlah lama dirawat) (jlh pasien keluar (hidup + mati)
g. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)
Turn Over Interval (TOI) adalah indikator yang digunakan untuk
mengukur waktu rata–rata tempat tidur kosong atau waktu antara satu
tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh
pasien lain. Waktu interval ini dimaksudkan agar diperoleh waktu yang
cukup untuk mensterilkan bekas tempat tidur pasien lama sebelum
digunakan pasien baru. Sterilisasi tersebut antara lain dilakukan
dengan cara mengganti sprei dan menjemur kasur. Standar yang
ditetapkan untuk TOI yaitu 1–2 hari.
Capaian angka TOI RSUD Lawang pada tahun 2014 sebesar 3,22
hari merupakan hasil perkalian dari jumlah tempat tidur sebesar 104
buah dengan jumlah hari dalam satu tahun (365 hari) dikurangi jumlah
hari perawatan 20.787 hari. Hasilnya dibagi dengan jumlah pasien
24
keluar sebanyak 5.490 orang. Capaian RSUD Lawang telah sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
Formula :
((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan) (jlh pasien keluar (hidup + mati)
h. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu tertentu (BTO)
Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai
30-40 kali.
Capaian BTO RSUD Lawang tahun 2014 sebesar 51 kali merupakan
hasil pembagian dari jumlah pasien keluar sebanyak 5.490 orang
dengan jumlah tempat tidur sebanyak 104 buah.
Formula :
Jumlah pasien keluar jumlah tempat tidur
4) Pada indikator angka kematian pasien dirawat di Rumah Sakit, terdapat 2
kritria penilaian yaitu :
c. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)
GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar.
Capaian GDR RSUD Lawang tahun 2014 sebesar 10,70 ‰
didapatkan dari jumlah pasien mati seluruhnya dibagi jumlah pasien
keluar dikalikan 100 %
Capaian yang masih sangat tinggi ini dikarenakan banyaknya kasus
pasien yang datang sudah dalam kondisi kritis, fasilitas RSUD Lawang
yang kurang memadai, dan pasien menolak untuk dirujuk.
Formula :
Jumlah pasien mati seluruhnya × 100% (jumlah pasien keluar (hidup + mati))
d. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)
Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar, yang merupakan salah satu indikator utama
kinerja sebuah rumah sakit. Meningkatnya nilai NDR merupakan
indikasi telah terjadi penurunan kinerja yang berakibat pada
menurunmya kualitas atau mutu pelayanan di rumah sakit tersebut.
Capaian NDR pada RSUD Lawang sebesar 4,76 ‰ berada di bawah
standar yang ditetapkan. Pada tahun 2014 angka NDR mengalami
25
kenaikan yang disebabkan oleh faktor pre hospital yaitu banyak
pasien datang dalam kondisi terlambat untuk ditangani atau parah.
Formula :
Jumlah pasien mati seluruhnya × 100% (jumlah pasien keluar (hidup + mati)
5) Pada Indikator Pedapatan Rumah Sakit, RSUD Lawang mendapatkan
capaian sebesar 135 % yang di dapatkan dari Pedapatan RSUD Lawang
pada tahun 2014 sebanyak 19 M dibagi target pendapatan sebanyak 15 M
dikalikan 100%.
Tabel 2 : Tabel terpenuhinya standar ketenagaan, srana prasarana dan
peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
2014
Realisasi
2014
1
Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
1. Kualifikasi tenaga
professional medis dan keperawatan
2. Kelengkapan sarana prasarana RS
100%
100%
90% 80%
Berdasarkan data tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa :
Kualifikasi tenaga professional baik medis maupun paramedis sudah
memenuhi target, tetapi untuk kuantitasnya masih perlu penambahan
yaitu sebanyak 220 orang seperti yang telah dijabarkan pada BAB I.2
tentang Sumber daya aparatur.
Kelengkapan sarana dan prasarana masih belum sesuai dengan
standar yang seharusnya karena masih perlu banyak penambahan alat
kesehatan yang diperlukan
26
2. Perbandingan target, realisasi dan capaian tahun 2014 dan 2013
Tabel 3: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana
peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Realisasi 2013
Realisasi 2014
1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase
tingkat hunian rumah sakit (BOR)
b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)
c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)
d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)
2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian
umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)
b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)
3. Pendapatan RS a. Capaian
pendapatan tahun berjalan
60-65%
4-5 hari
1-2 hari
30-40 kali
≤ 5 ‰
≤ 2-5 ‰
100%
72,56%
3,5 hari
1,4 hari
77 kali
5.77‰
2.15‰
114,4%
54,70%
3,75 hari
3,26 hari
53 kali
10,70‰
4,76‰
135%
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa:
Kapasitas pelayanan kesehatan perorangan bila dibanding tahun
2013 mengalami penurunan hal ini dikarenakan dengan naiknya
klas RS dari D ke C maka jumlah tempat tidur bertambah sehingga
BOR mengalami penurunan
Angka kematian pasien jika dibandingkan dengan tahun 2013 juga
mengalami kenaikan hal ini dikarenakan semakin kompleknya jenis
27
penyakit yang ada dan sebagian besar pasien menolak untuk
dirujuk jika ada kasus yang tidak bisa di tangani di RSUD Lawang
Pendapatan RS jika dibandingkan dengan tahun 2013 juga
mengalami kenaikan hal ini dikarenakan semakin tingginya
kunjungan RS dan jenis pelayanan yang bertambah
Tabel 4: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana
peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Realisasi 2013
Realisasi 2014
1.
Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
1.Kualifikasi tenaga
professional medis dan keperawatan
2.Kelengkapan sarana prasarana RS
100%
100%
90%
80%
92%
83%
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa:
Kualifikasi tenaga professional baik medis ataupun paramedis bila
dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami kenaikan, yaitu
sebanyak 120 orang menjadi 220 orang. Hal ini dikarenakan di
tahun 2014 RSUD Lawang menambah tenaga baik medis maupun
paramedis karena jenis layanan yang bertambah.
Dengan adanya dana baik yang bersumber dari APBD ataupun
APBN difokuskan untuk penambahan alat kesehatan dan gedung
pelayanan untuk meningkatkan pelayanan yang ada.
28
3. Perbandingan Antara realisasi 2014 dan target Renstra
Tabel 5: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana
peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
Renstra Target 2014
Realisasi 2014
1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase
tingkat hunian rumah sakit (BOR)
b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)
c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)
d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)
2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian
umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)
b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)
c. Pendapatan RS a. Capaian
pendapatan tahun berjalan
60-65%
4-5 hari
1-2 hari
30-40 kali
≤ 5 ‰
≤ 2-5 ‰
100%
60-65%
4-5hari
1-2hari
30-40kali
≤ 5‰
≤ 2-5‰
100%
54,70%
3,75 hari
3,26 hari
53 kali
10,70‰
4,76‰
135%
Berdasarkan data tersebut diatas maka:
Karena target renstra sama dengan target renja dan perjanjian
kinerja maka hasilnya adalah sama dengan perbandingan hasil
kinerja tahun 2014 dibandingakan dengan target capaian.
29
Tabel 6: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana
peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Renstra
Target 2014
Realisasi 2014
1.
Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
1.Kualifikasi tenaga
professional medis dan keperawatan
2.Kelengkapan sarana prasarana RS
100%
100%
100%
100%
92%
83%
Berdasarkan table tersebut diatas maka:
Kualifikasi tenaga professional baik medis ataupun paramedis bila
dibandingkan dengan target renstra belum memenuhi target, hal ini
dikarenakan kuantitas dokter spesialis dasar kuantitas masih belum
terpenuhi.
Walaupun mendapatkan dana baik yang bersumber dari APBD
ataupun APBN difokuskan untuk penambahan alat kesehatan dan
gedung pelayanan tetapi masih belum memenuhi kekurangan alat
untuk standar pelayanan minimalnya.
30
4. Perbandingan Antara realisasi dengan target sasaran Nasional
Tabel 7 : Tabel sasaran tersedianya sumber daya manusia, sarana
prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis
layanan
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Nasional
Realisasi 2014
1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat
hunian rumah sakit (BOR)
b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)
c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)
d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)
2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian
umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)
b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)
3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan
tahun berjalan
60-85%
6-9 hari
1-3 hari
40-50 kali
≤ 45 ‰
≤ 25 ‰
100%
54.70%
3.75 hari
3,26 hari
53 kali
10,70%
4.76%
135%
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa:
Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan bila dibanding dengan
target Nasional belum terpenuhi, hal ini dapat dilihat pada pencapaian
indikator :
Tingkat hunian RS
Rata-rata lama tempat tidur kosong
Frekuensi pemakaian tempat tidur
Hal ini dikarenakan RSUD Lawang pada tahun 2014 meningkat klasnya
dari type D menjadi type C sehingga jumlah tempat tidur otomatis naik
pula< dari 50 tempat tidur menjadi 104 tempat tidur.
31
Angka kematian pasien dirumah sakit masih dibawah target, hal ini
dikarenakan target nasional jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
target RS. Pendapatan RS lebih besar dari target yang telah
disepakati
Tabel 8: Tabel terpenuhinya standar ketenagaan, srana prasarana dan
peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Nasional
Realisasi 2014
1
Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
1. Kualifikasi tenaga
professional medis dan keperawatan
2. Kelengkapan sarana prasarana RS
100%
100%
92%
83%
Berdasarkan data tersebut diatas maka:
Untuk kualifikasi tenaga profesional baik medis maupun paramedis
sudah memenuhi target, tetapi untuk kuantitasnya masih perlu
penambahan.
Kelengkapan sarana dan prasarana masih belum sesuai dengan
standar yang seharusnya karena masih perlu banyak penambahan alat
kesehatan yang diperlukan
5. Analisis Penyebab keberhasilan atau kegagalan
Berdasarkan data yang tersebut diatas maka bisa kita lihat beberapa
faktor Antara lain:
Faktor keberhasilan dipengaruhi oleh meningkatnya partisipasi
masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas RS sehingga
meningkatnya jumlah kunjungan hal ini bisa dilhat dari pendapatan
yang telah memenuhi target, disamping itu juga meningkatnya jenis
layanan yang disediakan RSUD Lawang
Disamping mengalami keberhasilan baik dari segi pendapatan
maupun layanan yang ada, masih ada beberapa indikator yang tidak
memenuhi target, hal ini dikarenakan RSUD lawang di tahun 2014
naik klas dari klas D menjadi klas C sehingga jumlah tempat tidur
naik 100% semula hanya 50 tempat tidur menjadi 104 tempat tidur
32
6. Analisis efisiensi atas penggunaan SDM dan Anggaran
Perlu kita ketahui dengan meningkatnya klas RS maka pendapatan RS
meningkat, hal ini selain jumlah kunjungan meningkat juga adanya peserta
BPJS yang memanfaatkan fasilitas RSUD Lawang. Dari peserta BPJS
yang memanfaatkan fasilitas RSUD Lawang maka bisa merupakan
keuntungan RS type C, ini bisa dijelaskan klaim Antara RS type C lebih
besar dibandingkan dengan RS type D sedangkan jenis pelayanannya
tidak berbeda jauh antara type C dan D, disamping hal tersebut diatas
penganggaran yang ada diutamakan pada jenis pelayanannya sehingga
RSUD lawang bisa mengefisiensikan anggaran yang ada.
Untuk ketenagaan RSUD Lawang selalu menerapkan sistem
meningkatkan kinerja dengan berbasis no work no pay sehingga tenaga
yang ada bias dimaksimalkan, hal ini ditempuh dengan perhitungan
remunerasi yang saling menguntungkan dan tidak melangar undang-
undang yang ada.
7. Analisis program dan kegiatan yang menjadi keberhasilan atau
kegagalan
Pada tahun 2014 ini RSUD Lawang ada 3 yaitu:
Program standarisasi pelayanan kesehatan
Program pembinaan industri rokok dan tembakau
Program pengadaan, peningkatan sarana prasarana RS/RS jiwa/RS
mata
Dari ketiga program tersebut selain untuk biaya operasional RS juga untuk
peningkatan sarana prasarana Rumah Sakit
Dari program standarisasi pelayanan kesehatan berfokus pada belanja
pegawai dan belanja barang dan jasa, sedangkan untuk program
pembinaan industri rokok dan tembakau untuk pembelian alat kesehatan
dan pengandaan gedung pelayanan. Untuk program pengadaan,
peningkatan sarana prasarana RS/RS jiwa/RS mata difokuskan untuk
pengadaan alat kesehatan penunjang.
Dengan ketiga program tersebut RSUD Lawang menunjukkan
keberhasilannya terutama pada pendapatan yang diatas target yang telah
ditentukan.
Namun demikian RSUD Lawang masih banyak kekurangan dalam hall
sarana prasarananya sehingga ada beberapa indikator yang belum
memenuhi target yang telah ditentukan.
33
B. Realisasi Anggaran
Untuk laporan penyerapan penganggaran dapat dilihat sebagai berikut:
No Program Jenis Kegiatan
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5 6
1
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Kegiatan Penyusunan
standar analisis belanja
Pelayanan Kesehatan
18,445,000,000.00
18,386,402,300.00
98.30
2
Program pembinaan
industri rokok dan tembakau
Kegiatan Pembinaan lingkungan
sosial industri dan
tanam tembakau
6,952,780,177.00
6,754,133,600.00
97.14
3
Program Pengadaan, Peningkatan sarana dan Prasarana
RS/RS Jiwa/ RS (APBD I)
Kegiatan Pengadaan
alat-alat kesehatan
Rumah Sakit
2,000,000,000.00
1,969,000,000.00
98.45
4
Program Pengadaan, Peningkatan sarana dan Prasarana
RS/RS Jiwa/ RS (DAK)
Kegiatan Pengadaan
alat-alat kesehatan
Rumah Sakit
1,336,458,700.00
1,262,005,000.00
94.43
Permasalahan dan Strategi Pemecahan Masalah
Permasalahan dan strategi pemecahan masalah yang dihadapi di RSUD
Lawang adalah sebagai berikut:
1. Jumlah tenaga belum sesuai dengan kebutuhan.
2. Sarana alat kesehatan yang belum sesuai standar pelayanan minimal.
Untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut di atas diperlukan upaya -
upaya penanggulangan antara lain sebagai berikut:
1. Mengoptimalisasi tenaga yang telah ada
2. Jika ada kasus yang tidak bisa ditangani di RSUD Lawang karena
keterbatasan alat, maka pasien dirujuk ke RS yang lebih tinggi
34
BAB IV
Penutup
Laporan Kinerja Satuan Perangkat Kerja Daerah Rumah Sakit Umum Daerah
LawangTahun 2014 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Pelaksanaan
Anggaran dan Kegiatan Tahun Anggaran 2014 dan sebagai tindak lanjut dari
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Secara umum tujuan,sasaran,program dan kegiatan Satuan Perangkat Kerja
Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Tahun 2014 dapat dilaksanakan
dengan baik, namun demikian hasil yang diperoleh tersebut masih perlu
ditingkatkan terus guna merespon tuntutan pelayanan masyarakat yang semakin
tinggi.
Mengenai keberhasilan, hambatan,dan cara pemecahan masalahnya dapat dilihat
sebagai berikut:
A. Keberhasilan
Keberhasilan yang telah dicapai antara lain :
1. Bertambahnya jenis layanan
2. Meningkatnya pendapan RS
3. Mendapatkan penghargaan dari Bupati tentang penilaian kinerja
B. Hambatan/masalah
Beberapa hambatan/masalah yang masih dihadapi antara lain:
1. Jumlah tenaga medis dan paramenis juga administrasi yang belum
memadai
2. Jumlah sarana prasarana yang belum sesuai dengan standar pelayanan
minimal RS type C
C. Pemecahan Masalah
Untuk pemecahan masalah yang dihadapi dilakukan dengan cara :
1. Mengoptimalisasi tenaga yang telah ada
2. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kapasitas RS dan peralatan
yang tersedia