Post on 25-Jul-2015
LAPORAN PRAKTEK KERJA BATU
Disusun oleh :
BAGUS AJI N.1 MRK 2
NIM. 0941320021
JURUSAN TEKNIK SIPILPOLITEKNIK NEGERI MALANG
2009LEMBAR PENGESAHAN
1
Yang bertanda tangan dibawah ini, para instruktur atau pembimbing yang
telah memberikan persetujuan atas laporan praktek kerja batu yang disusun oleh :
Nama : BAGUS AJI N.
NIM : 0941320021
Kelas : 1 MRK 2
Malang, 07 Desember 2009
Menyetujui,
DosenPembimbing
MOH. CHARITS, ST. NIP. 19610331 199003 1 001
KATA PENGANTAR
2
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “Praktek Kerja
Batu” tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat agar dapat melengkapi tugas
praktek kerja batu dan untuk memberikan informasi dan pengetahuan terutama
pada para pembaca. Semoga dapat menjadi wawasan yang bermanfaat dalam
pekerjaan di lapangan.
Dengan telah selesainya penyusunan laporan ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada para instruktur dan pembimbing yang telah mengajarkan
materi pada saat di bengkel maupun saat pengarahan teori di kelas. Terima kasih
juga kami sampaikan kepada para penulis buku yang kami gunakan sebagai
sumber penulisan, serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna dan perlu
perbaikan. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik dari para instruktur
maupun pembaca pada umumnya.
Malang, Desember 2009
Penulis.
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...............................................................................................i
Lembar Pengesahan..........................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang...........................................................................1
I.2. Tujuan.........................................................................................1
I.3 Manfaat........................................................................................2
I.4 Batasan Masalah .........................................................................2
I.5 Metode.........................................................................................2
BAB II DASAR TEORI................................................................................4
BAB III PERALATAN DAN BAHAN
III.1. Peralatan..................................................................................6
III.2. Bahan-bahan............................................................................13
BAB IV PEMASANGAN
IV.1. Pembuatan Spesi......................................................................18
IV.2. Pemasangan Bata.....................................................................18
IV.3. Plesteran Dinding....................................................................24
IV.4. Pemasangan Keramik Lantai dan Dinding .............................25
BAB V PERHITUNGAN BAHAN.................................................................27
BAB VI PENUTUP
VI.1. Kesimpulan..............................................................................29
VI.2. Saran........................................................................................30
4
BAB IPENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini zaman mengalami perubahan dan perkembangan yang semakin
maju. Sejak dahulu pun sudah ada pembangunan atau adanya konstruksi
bangunan yang menggunakan ilmu kerja batu. Di zaman sekarang ini sudah tidak
bisa lepas dari masyarakat dan banyak mengalami kemajuan. Oleh karena itu,
sekarang ini banyak sekali diperlukan seseorang yang terampil dan professional
untuk kerja batu. Maka para mahasiswa harus dilatih dan diajarkan untuk menjadi
seorang engineer sipil yang professional dan handal dengan melalui praktek-
praktek di bengkel. Tujuannya yaitu untuk melatih keterampilan para mahasiswa
dalam praktek kerja batu, khususnya dalam merencanakan suatu konstruksi
bangunan.
I.2. TUJUAN
Tujuan praktek kerja batu antara lain sebagai berikut :
Menguasai teknik kerja batu.
Menjadikan individu yang terampil dan memberi pengajaran tentang cara
kerja di lapangan.
Mengetahui cara menggunakan alat dengan baik dan benar atau sesuai
dengan fungsinya.
Mengetahui kemampuan para mahasiswa dalam bekerja di lapangan.
Mengetahui pentingnya keselamatan kerja.
5
I.3. MANFAAT
Banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh dari praktek kerja batu
antara lain :
Mengetahui cara membuat konstruksi bangunan yang baik dan benar
Mengetahui cara pasang rollag, pasangan 1/2 bata, pasangan pilar,
plesteran, acian, pasang keramik dinding dan keramik lantai.
Mempunyai wawasan dasar untuk menggunakan peralatan kerja batu.
Mempunyai wawasan dasar kerja batu untuk di lapangan.
Mengetahui cara yang benar dalam memilih bahan bangunan yang bagus
dan berkualitas
I.4. BATASAN MASALAH
1. Pekerja
Pekerjaan batu tidak boleh dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya.
2. Bahan
Apabila bahan campuran sudah ditetapkan, maka tidak boleh dilebihkan
atau dikurangi.
3. Lokasi Perencanaan Kerjaan
Suatu pekerjaan harus sesuai dengan rencana atau lokasi pekerjaan
4. Keselamatan Kerja
Mempelajari dan memperhatikan tentang keselamatan kerja melalui
pengalaman-pengalaman yang pernah dialami maupun diperolehnya.
5. Kebersihan Lokasi Kerja
Tempat kerja yang berserakan peralatannya, material dan lainnya sungguh
merupakan suatu hal yang sangat membahayakan diri sendiri maupun
orang lain.
6
I.5. METODE
Metode yang digunakan dalam praktek kerja batu kali ini menggunakan
metode manual yaitu bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan kita
dalam pemasangan batu bata, plester, acian secara manual denganbaik dan benar,
sehingga kita dapat mengerjakan dengan baik di lapangan asal dengan
pencampuran material yang benar dan sesuai.
7
BAB IIDASAR TEORI
Praktek batu adalah sebagian pelaksanaan dari suatu pekerjaan bangunan.
Pasa umumnya telah diketahui bahwa dalam melaksanakan pekerjaan suatu
bangunan terutama dalam bangunan gedung. Dikenal beberapa macam jenis
pekerjaan, antara lain :
1. Batu
2. Beton
3. Besi
4. Kayu, dll
Pekerjaan batu meliputi semua kegiatan pekerjaan yang menggunakan
bahan dari batu atau semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan batu,
misalnya :
1. Pengukuran
2. Pasangan
3. Finishing
Teori yang digunakan dalam kerja bengkel adalah teori keselamatan kerja.
Pengertian dari keselamatan kerja itu sendiri adalah tata cara bagaimana kita dapat
menjaga keselamatan kerja diri maupun berkelompok pada saat melaksanakan
kerja.
Perlangkapan yang dapat digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja
antara lain :
1. Helm, digunakan untuk melindungi kepala dari runtuhan atau rontokan
benda pada waktu bekerja.
8
2. Sepatu boot, digunakan untuk melindungi kaki dari paku atau benda-benda
tajam lainnya.
3. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan dari bahan semen atau
kapur
4. Masker, digunakan untuk menutup hidung dari debu atau abu pada saat
menuang kapur ataupun bahan lainnya.
Apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja, kita dapat segera melakukan
pertolongan pertama dengan P3K dan melaporkan kejadian pada instruktur,
pelaksana ataupun mandor pada saat berada di lapangan.
Perlengkapan yang terdapat pada kotak P3K antara lain :
1. Obat merah
2. Perban
3. Alkohol
4. Kapas, dll.
Apabila terjadi kebakaran di tempat kerja, langkah-langkah yang dapat
kita ambil antara lain :
1. Dengan menggunakan karung basah
2. Dengan menggunakan tabung pemadam kebakaran
3. Dengan menggunakan pasir
Langkah-langkah di atas bertujuan agar pekerja dapat meminimalkan
terjadinya kecelakaan maupun kebakaran pada saat bekerja. Meskipun demikian,
para pekerja tetap dituntut untuk selalu waspada dan mengutamakan keselamatan
kerja.
9
BAB IIIPERALATAN DAN BAHAN
III.1. PERALATAN
Dalam pemasangan bata, plesteran dan pemasangan ubin banyak sekali
peralatan yang kita gunakan, antara lain adalah :
1. Sendok Spesi
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu.
Banyak sekali macam sendok spesi, ada yang berbentuk segitiga dan ada
juga yang berbentuk oval.
Fungsi : untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan
bata.
2. Sekop
Alat ini terbuat dari plat baja dan diberi tangkai dari kayu.
Fungsi : untuk mengaduk spesi, menggali tanah dan sebagainya.
3. Kotak spesi
Kotak spesi terbuat dari plat besi dan berbentuk trapezium.
Fungsi : untuk meletakkan spesi yang sudah diaduk dan siap dipasang.
4. Unting - unting
Unting-unting terbuat dari kuningan, besi ataupun timah.
Fungsi : sebagai pengganti waterpass vertical yaitu untuk mengukur
ketegakkan pada pasangan bata.
5. Line Bobbyn
10
Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk segi tiga. Line
Bobbyn terdiri dari dua buah plat baja yang dihubungkan dengan benang.
Fungsi : digunakan untuk garis petunjuk pemasangan batu bata. Pemakaian
alat ini dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan pemakaian paku,
karena kedudukan alat ini mudah diatur.
6. Palu Pemotong Baja
Alat ini terbuat dari baja dengan tangkai yang terbuat dari kayu.
Fungsi : sebagai pemotong bata, selain itu alat ini juga digunakan untuk
memukul paku.
7. Waterpass
Terbuat dari aluminium, dalam waterpass terdapat cairan encer
yang ada gelembung udara di dalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan
tegak, maka gelembung udara tepat berada di tengah-tengah.
Fungsi : untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
8. Siku-siku Besi
Alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut
siku-siku dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam satuan cm.
Fungsi : Digunakan untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam
pemasangan bata.
9. Ember
Ember ada yang terbuat dari plat baja tipis, dan ada juga yang
terbuat dari plastik.
Fungsi : untuk mengambil air, menakar pasir atau semen, membawa
adukan dan lain-lain.
10.Tongkat Ukur
11
Alat ini terbuat dari kayu empat persegi panjang yang sisinya datar
dan lurus.
Fungsi : untuk menentukan panjang pasangan dan juga berguna untuk
pembantu waterpass dalam melevel pasangan.
11.Straight Edge
Terbuat dari kayu yang berbentuk empat persegi panjang.
Fungsi : untuk mendatarkan plesteran.
12.Meteran
Ada yang terbuat dari plat baja tipis dada juga yang terbuat dari
kayu yang disebut meteran lipat. Pada meteran tercantum garis ukuran
dalam millimeter, sentimeter dan inchi.
Fungsi : digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan tinggi.
13.Pensil
Pensil ini biasanya terbuat dari kayu.
Fungsi : digunakan untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam
pengukuran.
14.Jointer
Jointer ini terbuat dari besi.
Fungsi : digunakan untuk membersihkan siar pada pasangan bata.
15.Ruskam kayu dan besi
Ruskam ini terbuat dari kayu atau besi yang diberi tangkai pada
belakangnya.
Fungsi : untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan menggosok-
gosokkannya pada plesteran.
16.Ayakan Pasir
12
Ayakan terbuat dari kawat yang diberi kerangka kayu dan
berbentuk empat persegi panjang.
Fungsi : untuk menyaring pasir, semen, kapur atau bahan lainnya.
17.Sikat
Fungsi : untuk membersihkan permukaan pasangan sebelum di plester.
18.Gerobak Dorong
Fungsi : digunakan untuk mengangkut bata, semen, kapur dan lainnya.
Gambar-gambar
13
14
15
16
III.2. BAHAN-BAHAN
Bahan yang digunakan dalam pemasangan bata, plesteran dan ubin
bermacam-macam, antara lain :
1. Batu Bata
Bata terbuat dari :
Tanah liat.
Air.
Kemudian dibakar dengan sekam atau kayu.
Ciri-ciri bata yang baik :
Pembakarannya matang / sempurna (paling baik adalah dibakar
dengan kayu).
Ukurannya tepat 6x13x27cm atau 5x11x23cm.
Sudutnya berbentuk siku-siku.
Mempunyai warna yang seragam.
Saat dipukul suaranya nyaring.
Pada saat dihancurkan, nilai kehancurannya minimum.
Tidak terdapat banyak lubang.
Permukaan rata, tidak bergelombang.
17
Cara penyimpanan bata yang baik :
Simpan di tempat yang tidak terlalu lembab ataupun kering.
Sebelum bata ditumpuk sebaiknya diberi alas terlebih dahulu agar
air pada tanah tidak terserap oleh bata tersebut. Sebab bata
mempunyai daya serap tinggi.
Bata disusun berselang-seling agar tidak pecah atau retak, dan
penyusunannya juga jangan terlalu tinggi (kira-kira 2 m) ini
bertujuan agar mudah dalam pengambilannya.
Pada bagian atas sebaiknya juga diberi tutup plastik atau terpal
agar terlindung dari cuaca yang dapatmengurangi mutunya.
2. Pasir
Cara mendapatkan pasir
Pasir dapat kita peroleh dari sungai ataupun gunung.
Ciri-ciri pasir yang baik :
Bersih.
Keras.
Susunan besar butir harus baik.
Besar butiran maximum 5 mm.
Kandungan lumpur / tanah liat max 5 %.
Cara menentukan mutu pasir yang baik :
Ambil pasir digenggaman kita kemudian kita lepaskan. Apabila
banyak pasir yang masih menempel di tangan kita, maka pasir
tersebut mengandung banyak lumpur dan tidak layak digunakan.
Ambil beberapa contoh pasir, lalu dipanaskan. Apabila
menimbulkan bau yang menyengat berarti mengandung bahan
organik, maka pasir tidak baik.
Fungsi pasir adalah sebagai
bahan pengisi
18
Cara menyimpan pasir :
Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada kita
dapat memberi alas terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur
dengan tanah dan diwaktu pengambilannya juga mudah. Supaya
pasir tidak berantakan, maka disamping-sampingnya dapat kita
dampingi dengan bata.
3. Semen
Bahan dasar semen :
CaO (60-70%)
SiO2 (20-30%)
Al2O3 (5-10%)
Fe2O3 (5-10%)
Fungsi semen adalah sebagai bahan pengikat atau perekat
Sifat-sifat semen :
Mudah mengeras bila terkena udara lembab / air
Mudah dikerjakan (work ability)
Kuat (strength)
Ciri-ciri semen yang baik :
Tidak menggumpal / tidak membatu / tidak mengeras
Kering serta kantong sak tidak rusak
Butiran masih halus
Cara menentukan mutu semen :
Periksa kantong-kantong semen apakah kemasan masih utuh dan
baik.
Periksa isinya apakh masih halus atau sudah menggumpal
19
Bila semen telah berumur lebih dari 3 bulan, mutunya harus
diperiksa dengan cara buat lempengan kue adukan semen, setelah
lempengan kue adukan berumur 24 jam lalu direbus selama 3 jam.
Bila lempengan kue tersebut tidak retak maka semen masih bagus
dan bias digunakan.
Cara menyimpan semen :
Supaya semen tidak mengeras, maka harus disimpan pada ruangan
khusus. Dindingnya dilapisi dengan kertas aspal, serta dipasang lantai
yang tingginya 30 cm dari permukaan tanah agar udara di dalam
ruangan tidak lembab. Sebaiknya semen yang jenisnya berbeda dipisah,
begitu pula dengan semen yang baru dating tidak boleh ditumpuk
dengan semen yang telah lama disimpan.
4. Kapur
Cara memperoleh kapur :
Dapat kita peroleh dari gunung kapur
Fungsi kapur :
Sebagai bahan pengikat
Memudahkan pekerjaan
Memperlambat proses pengerasan semen
Mengurangi penyusutan air
Ciri-ciri kapur yang baik :
Harus terpadamkan dengan baik
Membentuk tepung halus
Dalam keadaan kering kadar air <10%
Kadar bagian yang aktif tidak kurang dari 90%
Butiran kasar <5%
20
Cara menyimpan kapur :
Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup untuk mencegah
terserapnya air oleh kapur. Penyimpanan kapur hendaknya lebih tinggi
dari permukaan banjir.
5. Air
Fungsi air adalah untuk menghomogenkan bahan untuk pembuatan
spesi.
Air yang baik digunakan :
Air bersih
Tidak berwarna
Tidak berbau
Bukan air laut (mengandung garam), karena dapat mengurangi
kekuatan ikatan bata.
Tidak berasa
21
BAB IVPEMASANGAN
IV.1. PEMBUATAN SPESI
Langkah-langkah pembuatan spesi adalah sebagai berikut :
1. Ayaklah pasir dan kapur terlebih dahulu.
2. Ukurlah pasir dan kapur dengan perbandingan 1 : 4
3. Kemudian masukkan satu persatu bahan tersebut ke dalam tempat pembuatan
spesi.
4. Kemudian tambahkan air, jangan terlalu encer dan jangan terlalu kental
(plastis).
5. Aduk dengan cangkul atau sekop sampai merata.
6. Kemudian pindahkan ke bak spesi dan siap digunakan.
IV.2. PEMASANGAN BATA
22
23
24
25
TAMPAK DEPAN
TAMPAK DEPAN
TAMPAK DEPAN
TAMPAK DEPAN
26
27
IV.3. PLESTERAN DINDING
Langkah-langkah plesteran dinding adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas,
siapkan Peralatan, Bahan dan Ukur Ruangan terhadap ketepatan ruangan (siku-
siku => diagonal) dengan meteran. (lihat denah ruangan dibawah ini)
28
2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob)
dan tandai dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku).
3. Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting
selebar 2 - 5 ( umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai (boleh dari
plint) hingga setinggi dinding yang dipasang, bila untuk ruangan, kepala
plesteran dari sudut dinding dengan jarak 20 cm, dan jarak interval 1 - 1,5 m.
4. Periksa kepala plesteran 3 selurus kepala plesteran 1 & 2 dengan menarik
benang lurus.
5. Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan
plesteran (adukan) dengan komposisi adukan yang dikehendaki, pada
permukaan dinding dengan ketebalan lebih sedikit dari pada kepala plesteran.
6. Ratakan dan potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau
tongkat kayu yang lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran
1 & 3.
29
IV. 4. PEMASANGAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING
Cara pemasangan keramik lantai dan dinding :
a. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
b. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup
kering dan rata air.
c. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga /
dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding dimulai dari tulangan
ini.
d. Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air
terlebih dahulu.
e. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
f. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan
dasar maupun dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang terpasang.
Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah:
- Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 - 4 cm
- Untuk dinding, Semen : Pasir = 1:4, dengan ketebalan rata-rata : 2,0 cm
g. Lebar nat yang dianjurkan, untuk lantai = 4 - 5 mm dan dinding = 2 mm,
dengan campuran pengisi nat (Grout) semen atau bahan khusus yang ada
30
dipasaran. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.
h. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan mem
pertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban terlalu berat.
i. Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat digunakan
bahan pembersih yang ada dipasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5%, setelah
itu segera bersihkan dengan air bersih.
j. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran
pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini
periksa dan pastikan keramik lantai atau dinding yang akan dipasang mempunyai
seri dan golongan ukuran yang sama.
BAB VPERHITUNGAN BAHAN
Jumlah Bata
31
Bata yang digunakan untuk kerja praktek lapangan kerja batu adalah bata
lokal dengan ukuran tinggi 6cm, lebar 10cm dan panjang 21cm (6x10x21 cm).
Kerja batu kali ini menghabiskan batu sebanyak :
Dengan menggunakan perhitungan panjang = 132 cm = 1,32 cm
tinggi = 80 cm = 0,8 cm
1 m2 = panjang x tinggi
= 1,32 m x 0,8 m
= 1,056 m2
1 m2 = 72 bata
Jumlah bata dapat dihitung melalui perbandingan :
x 72 = 76 bata
Rollag panjang 6 bata
= 21 bata
Pilar12,5 bata
Total bata yang dipergunakan 112,5 bata dalam praktek kerja batu
Jumlah Pasir dan Jumlah Kapur
Dengan perhitungan jumlah spesi atau volume spesi dari dinding tembok
dapat dihitung menggunakan perbandingan yang ada :
Tebal siar
Lebar siar menurut lebar batu bata
Panjang siar menurut batu bata
V spesi = tebal x lebar x panjang
= 0,01 m x 0,1 m x 0,21 m
32
= 0.00021 m3
Perbandingan kapur dengan pasir = 1 : 5
Jadi, kapur 1/6 x V spesi = 1/6 x 0,00021 m3 = 0,000035 m2
Pasir 5/6 x V spesi = 5/6 x 0,00021 m3 = 0,000175 m2
V timba = X tinggi timba
Sama perbandingan kapur dan pasirnya 1 : 5
berbeda dengan plesteran dengan perbandingan 1 kp : 3 ps
berbeda juga dengan finishing dengan kapur saja 3mm tebal
V = luas x tebal
BAB VIPENUTUP
VI.1. KESIMPULAN
33
Pekerjaan pemasangan merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam
suatu konstruksi bangunan. Oleh karena itu, pemasangan yang baik dan benar
sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas mutu bangunan tersebut.
Kesimpulan yang di dapat dari laporan ini antara lain :
1. Keselamatan kerja harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik.
2. Perencanaan dan perhitungan pemasangan membutuhkan ketelitian dan
kesabaran yang tinggi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
3. Pada saat pemasangan harus dilkukan dengan hati-hati agar hasilnya sesuai
dengan yang kita inginkan
4. Untuk spesi atau campuran harus selalu diperhatikan atau sesuai yang
diberikan oleh instruktur.
5. Pada saat plesteran harus diperhatikan penuh, karena dalam pekerjaan ini
perlu kesabaran yang penuh.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Adukan baru jangan tercampur dengan adukan lama atau bahan-bahan sisa
yang sudah tidak aktif.
Gunakan takaran untuk mendapatkan campuran yang homogen (merata).
Air yang digunkan harus bersih.
Adukan jangan terlalu kering atau terlalu basah.
Bata yang sudah dipasang tidak boleh diketuk-ketuk lagi.
Pemasangan spesi yang baik adalah 10mm.
Bak tempat adukan sebaiknya ditutup plastik untuk menjaga penguapan
air.
Untuk menghilangkan debu pada bata dan mengatur peresapan air adukan,
bata direndam dalam air sampai gelembung udara hilang (2-5 menit)
Setelah penambahan air pada adukan harus segera dihabiskan/dipakai,
jangan melebihi 2,5 jam dan harus dilakukan pengadukan ulang selama
masa pelaksanaan untuk menjaga homogenitas.
Cara pengamanan bahan, yaitu :
34
a. Menyimpan pasir jangan di tempat becek atau dapat tercampur dengan
daun-daun atau kotoran lainnya.
b. Penyimpanan semen tidak boleh melebihi 2 bulan dan harus disimpan
pada tempat yang kering.
c. Penyimpanan kapur harus disimpan pada tempat yang kering.
d. Bata/batako tidak boleh langsung diletakkan pada permukaan tanah dan
tempatkan pada tempat yang tidak terlalu kering ataupun terlalu
lembab.
VI.2. SARAN
Dalam pemasangan batu bata yang baik dibutuhkan ketelitian,kejelihan
dan kesabaran karena dengan itu kita dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan
hasil yang maksimal sesuai yang kita inginkan. Begitu pula dalam pemilihan
bahan bangunan, kita harus mengetahui ciri – ciri bahan bangunan yang baik dan
berkualitas. Serta dalam menentuka takaran campuran spesi harus dengan
perbandingan yang sesuai dengan perencanaan, bahan kapur dan pasir harus
bersih dan berkualitas.
35