Post on 17-Apr-2019
LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH PENJUALAN AIR BERSIH DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA
PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA KOTA
SURABAYA TAHUN 2014 - 2016
DISUSUN OLEH :
NINIK MAS’ADAH, SE., M.Ak
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
KH. AHMAD DAHLAN LAMONGAN
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan ini air merupakan sumber daya alam yang mutlak
diperlukan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam semua aktivitas
kehidupan ini manusia membutuhkan air baik untuk rumah tangga maupun
dalam dunia usaha. Jika ketersediaan air bersih tidak memadai dengan baik,
maka dapat menyebabkan munculnya berbagai permasalahan di masyarakat
seperti kegiatan rumah tangga terganggu, perusahaan yang membutuhkan
supply air tidak dapat melaksanakan kegiatan usahanya dan pelayanan bagi
masyarakat lainnya menjadi terganggu. Maka dari itu air memiliki peranan
penting bagi berbagai sektor kehidupan sehingga air merupakan bagian dari
manusia yang tidak dapat dipisahkan dalam kesehariannya.
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air, diamanatkan bahwa pengembangan sistem
penyediaan air minum merupakan tanggung jawab Pemerintah dan
Pemerintah Daerah yang diselenggarakan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dengan menjamin standar kebutuhan pokok air
minum bagi masyarakat yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan
kontinuitas. Demikian pula dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, pelayanan air minum kepada masyarakat
merupakan urusan wajib yang menjadi tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten / Kota dan kebijakan pelaksanaannya dilaksanakan oleh
2
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sehingga Pemerintah Kabupaten /
Kota adalah regulator dalam penyediaan kebutuhan air minum kepada
masyarakat sedang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah selaku
operator. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) selaku operator dengan
misi utama menyediakan pelayanan air minum kepada masyarakat yang
memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan kontinuitas sesuai dengan standar
kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI, yaitu Kep No.
492/MENKES/PER/IV/2010,Tanggal 19 April 2010 Tentang persyaratan
kualitas air minum yang harus dikelola dengan baik sesuai prinsip-prinsip
ekonomi perusahaan dan good corporate governance agar dapat
menghasilkan tingkat keuntungan yang mencukupi guna menjaga
kesinambungan dan secara terus - menerus meningkatkan kuantitas, kualitas
dan kontinuitas pelayanan kepada masyarakat dengan tetap memperhatikan
fungsi sosial. Keberadaan air bersih yang memenuhi syarat kualitas maupun
kuantitasnya sangat dibutuhkan untuk menunjang peningkatan derajat
kesehatan masyarakat serta mendorong terhadap pertumbuhan ekonomi
disuatu wilayah. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 7 tahun 1976 tanggal 30
Maret 1976, Pemerintah Daerah telah menetapkan bahwa perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Surya Sembada merupakan lembaga yang bertanggung
jawab untuk mengelola air bersih guna memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan mengemban 2 (dua) fungsi utama, yaitu : 1. Fungsi Sosial, yaitu
memberikan pelayanan air minum yang memenuhi standar kualitas, kuantitas
dan kontinuitas kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau. 2. Fungsi
3
Ekonomi, yaitu merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan sarana pengembangan dalam rangka pembangunan daerah (muftiadi,
2012). Dari uraian tersebut terlihat bahwa perusahaan memiliki tugas pokok
untuk dapat menyediakan kebutuhan air untuk masyarakat yang mencakup
aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum lainnya.
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kebutuhan
masyarakat akan air bersih yang semakin meningkat dari tahun ke tahun,
maka perusahaan idealnya akan mampu meningkatkan penjualan air bersih
dan pada gilirannya nanti perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang
besar dari penjualan air tersebut. Perolehan pendapatan yang bertambah maka
laba yang akan dihasilkan perusahaan juga seharusnya mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa laba
merupakan topik yang sangat sering diperbincangkan karena laba merupakan
ukuran dari pencapaian tujuan perusahaan.
Untuk itu perusahaan harus dapat meningkatkan perolehan laba
supaya kelangsungan perusahaan dapat tetap dilaksanakan, karena walaupun
kenyataannya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan
perusahaan milik pemerintah daerah yang bertujuan untuk melayani
kepentingan publik tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk
mencapai tujuan lainnya yaitu untuk mendapatkan laba yang lebih optimal,
sebab dengan perolehan laba yang optimal tersebut selain menjadi pemasukan
daerah juga dapat memacu pertumbuhan usahanya.
4
Penjualan dan biaya sangatlah berpengaruh terhadap laba. Penjualan
merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan
dalam mencapai sebuah tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan (Suzanti, 2009). Penjualan yang
meningkat mestinya berpengaruh terhadap peningkatan laba yang diperoleh
oleh perusahaan dan demikian pula sebaliknya. Seperti pendapat Budi
Rahardjon (2007) bahwa adanya hubungan yang erat mengenai penjualan
terhadap peningkatan laba perusahaan, dalam hal ini dapat dilihat dari laporan
laba – rugi perusahaan, karena dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan
produk lebih besar dibandingkan dengan biaya – biaya yang dikeluarkan, jika
sebaliknya penjualan lebih kecil dibandingkan dengan biaya – biaya yang
akan dikeluarkan maka akan timbul kerugian. Faktor utama yang
mempngaruhi besar kecilnya laba adalah pendapatan, pendapatan dapat
diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan serta biaya.
Faktor yang mempengaruhi laba berikutnya adalah biaya, dengan
mengefesiensikan biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan
dengan asumsi pendapatan operasional tetap atau bahkan meningkat maka
laba yang optimal akan dapat diperoleh perusahaan, besar kecilnya biaya
yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatannya sangat
berpengaruh terhadap laba. Semakin biaya itu bisa ditekan mestinya akan
sangat berpengaruh terhadap peningkatan laba perusahaan dan semakin biaya
itu dikeluarkan tidak sesuai dengan target penjualan maka perusahaan akan
mengalami kerugian. Seperti pendapat Jopie Yusuf (2006) bahwa, bila
5
perusahaan dapat menekan biaya operasional, maka perusahaan akan dapat
meningkatkan laba, demikian juga sebaliknya bila terjadi pemborosan biaya
akan mengakibatkan menurunnya laba atau mengakibatkan rugi. Salah
satunya yang dapat digunakan untuk memperoleh laba adalah dengan
memperhatikan penjualan serta menekan biaya – biaya operasional yang akan
dikeluarkan perusahaan. Biaya operasional merupakan biaya usaha pokok
perusahaan selain harga pokok penjualan atau semua biaya yang berhubungan
langsung dengan kegiatan usaha. Biaya usaha sendiri tediri dari biaya
penjualan, biaya administrasi dan umum (margaretha 2007 : 24) yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.
Faktor – faktor tersebut saling berkaitan untuk menghasilkan laba pada
perusahaan karena biaya yang dikeluarkan akan mempengaruhi tarif dasar air
yang akan ditetapkan, kemudian tarif dasar air tersebut juga akan
mempengaruhi besarnya volume dari penjualan air pada perusahaan. Namun
pada kenyataannya dalam menentukan tarif dasar air tidak dapat ditentukan
oleh perusahaan karena perusahaan merupakan perusahaan milik daerah,.
Selain itu, penentuan tarif dasar air juga harus melihat faktor kondisi
masyarakat sendiri karena tidak semua kalangan masyarakat yang memakai
jasa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) berekonomi menengah ke atas,
artinya jika perusahaan akan menaikan tarif dasar air memerlukan
pertimbangan – pertimbangan tertentu mulai dari faktor internal maupun
eksternal. karena jika salah satu dalam mempertimbangkan kondisi internal
maupun eksternal belum tentu dengan menaikan tarif dasar air pemakaian air
6
oleh pelanggan akan bertambah. Hal tersebut tentu berhubungan dengan
volume air yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dari ketentuan dalam
menetapkan tarif dasar air tersebut maka diketahui volume air yang
dikeluarkan perusahaan kepada masyarakat akan menjadi konstan atau dapat
juga mengalami peningkatan disetiap tahunnya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik mengambil
judul “Pengaruh Penjualan Air Bersih Dan Biaya Operasional Terhadap
Laba Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada
Kota Surabaya Tahun 2014 - 2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini
merumuskan permasalahan sebagai berikut, antara lain:
1. Apakah ada pengaruh penjualan air bersih terhadap laba pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2014 –
2016 ?
2. Apakah ada pengaruh biaya operasional terhadap laba pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2014 –
2016 ?
3. Apakaha ada pengaruh penjualan air bersih dan biaya operasional terhadap
laba pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota
Surabaya Tahun 2014 – 2016 ?
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh penjualan air bersih terhadap laba pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya
Tahun 2014 – 2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional terhadap laba pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya
Tahun 2014 – 2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh penjualan air bersih dan biaya operasional
terhadap laba pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya
Sembada Kota Surabaya Tahun 2014 – 2016.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota
Surabaya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa
rekomendasi dan masukan konstruktif serta positif yang berguna dalam
memperbaiki dan mengembangkan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya, khususnya untuk memperbaiki
dalam pengelolaan penjualan dan biaya operasional di masa yang akan
datang agar penggunaan dan pengolahannya menjadi lebih efisien dan
8
tepat sasaran dalam memperoleh pendapatan sehingga perolehan laba pada
perusahaan menjadi optimal yaitu sesuai dengan yang telah ditetapkan dan
diharapkan.
2. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi lebih
lanjut dalam memberikan informasi guna menciptakan peningkatan
kemampuan mengenai penjualan dan biaya operasional terhadap laba serta
dapat menjadi referensi dan sumber sarana dalam penelitian sejenis di
waktu yang akan datang, terutama dibidang akuntansi.
3. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan tentang penjualan, biaya operasional dan laba sebagai bahan
referensi dalam penelitian sejenis di waktu yang akan datang terutama
untuk mahasiswa akuntansi serta perpustakaan sebagai pusat sumber
belajar dan informasi yang dapat memberikan pelayanan prima.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Variabel Bebas
1. Penjualan
Perusahaan yang bergerak di bidang penjualan akan berorientasi
pada pasar, dimana perusahaan tersebut dapat benar – benar berusaha untuk
mempelajari pangsa pasar, keinginan konsumen, strategi pemasaran supaya
kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi sesuai target tanpa menurunkan
kualitasnya. Jika suatu perusahaan mampu terus meningkatkan penjualan,
maka perusahaan akan dapat mendatangkan keuntungan atau laba dari
produk atau barang yang dihasilkan dengan pengelolaan yang baik.
a. Pengertian Penjualan
Menurut Basu Swastha (2004 : 403) penjualan adalah interaksi
antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran
sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga
sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi
mereka yang memerlukan, dengan imbalan uang sesuai harga yang telah
ditentukan atas persetujuan bersama.
Menurut Niswonger (2005 : 662) penjualan adalah jumlah yang
harus di bayar oleh konsumen atas barang yang dijual, secara tunai atau
kredit. Menurut Susiliana (2007 : 25) penjualan adalah usaha yang
dilakukan manusia untuk menyampaikan barang kebutuhan yang telah
10
dihasilkan mereka (konsumen) yang memerukan atas persetujuan
bersama.
Menurut Sary (2007 : 65) penjualan adalah transaksi yang
melibatkan pengiriman atau penyerahan suatu komoditi untuk
penerimaan kas.
Menurut Tjiptono (2007 : 585) penjualan adalah sebagai program
yang berdiri atas berbagai kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen,
Menurut Mulyadi (2008 : 202) penjualan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan
akan memperoleh laba dari adanya transaksi – transaksi tersebut dan
penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak
kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.
Menurut (Suzanti, 2009) penjualan merupakan salah satu fungsi
pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan dalam mencapai sebuah
tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan
hidup perusahaan.
Berdasarkan definisi para ahli diatas, maka kegiatan penjualan akan
menciptakan suatu proses transaksi atau pertukaran dari barang ataupun
jasa antara penjual dan pembeli setelah melalui sebuah kesepakatan.
Dalam proses penjualan, penjual dituntut untuk memiliki kemampuan
serta keahlian untuk mempengaruhi orang lain supaya orang tersebut
11
dapat terpengaruh untuk melakukan transaksi dengan penjual, mengingat
bahwa mempengaruhi kemauan calon pembeli merupakan hal yang tidak
mudah untuk sebagian orang.
b. Tujuan Penjualan
Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan mendapatkan laba
tertentu (mungkin maksimal), dan mempertahankan atau bahkan
berusaha meningkatkannya untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut
dapat direalisir apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang
direncakan. Dengan demikian tidak berarti bahwa barang atau jasa yang
terjual selalu akan menghasilkan laba. Kemampuan usaha dalam menjual
produknya menentukan keberhasilan dalam mencari keutungan, apabila
usaha tersebut tidak mampu menjual maka usaha tersebut akan
mengalami kerugian.
Menurut Basu Swastha (2004 : 404) tujuan penjualan dalam
perusahaan yaitu :
1) Mencapai volume penjualan
2) Mendapatkan laba tertentu
3) Menunjang pertumbuhan perusahaan
Penjualan merupakan sumber pendapatan sebuah perusahaan yang
sangat dibutuhkan untuk menutupi biya – biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Kemanapun perusahaan dalam menjual produknya
menentukan keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan
tidak mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian.
12
Pemikiran penjualan dari jumlah penjualan di masa – masa yang
akan datang dapat merupakan suatu hal yang perlu untuk dilakukan,
karena hal ini merupakan suatu langkah pertama untuk dapat mencapai
tujuan dari perusahaan tersebut, dimana aktivitas yang akan dilakukan
tersebut nantinya. Pada prakteknya, penjualan perusahaan dari waktu ke
waktu umumnya tidaklah selalu tetap, tetapi justru akan selalu
berfluktuasi yang mana nantinya akan sangat dipengaruhi oleh
permintaan pasar terhadap produk yang akan ditawarkan. Oleh karena
itu, perusahaan perlu mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
suatu produk.
c. Jenis Penjualan
Terdapat beberapa jenis penjualan yang biasa dikenal masyarakat,
menurut Basu Swastha (2009 : 11), yaitu :
1) Trade Selling
Penjualan yang terjadi bilamana produsen dan pedagang besar
mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi
produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan
promosi, peragaan, persediaan dan produk baru. Jadi titik beratnya
adalahpara penjualan melalui penyalur bukan pada penjualan kepada
pembeli akhir.
2) Missionary Selling
Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli
untuk membeli barang dari penyalur perusahaan.
13
3) Technical Selling
Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan
nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasa.
4) New Bussinies Selling
Berusaha dengan membuka transaksi baru dengan membuat
calon pembeli menjadi pembeli seperti halnya yang dilakukan oleh
perusahaan asuransi.
5) Responsive Selling
Setiap tenaga penjual diharapkan dapat memberikan reaksi
terhadap permintaan pembeli melalui route driving and retaining.
Jenis penjualan ini tidak akan menciptakan penjualan yang besar,
namun terjalin hubungan pelanggan yang baik untuk menjurus pada
pembelian.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi penjualan
Menurut Basu Swastha (2009 : 129) faktor – faktor yang
mempengaruhi penjualan, yaitu :
1) Kondisi dan kemampuan penjual
Transaksi Jual – beli atau pemindahan hak milik secara komersial
atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu
penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua.
Penjual harus dapat meyakinkan kepada pembeli agar dapat berhasil
mencapai sasaran penjualan yang diharapkan oleh konsumen.
14
Penjual harus memahami beberapa masalah penting yang
sangat berkaitan yakni :
a) Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan
b) Harga produk
c) Syarat penjualan, seperti : pembayaran, pengahntaran barang,
pelayanan purna jual, garansi dan sebagainya.
2) Kondisi pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran
dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
Adapun faktor – faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah:
a) Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar
penjual, pasar pemerintahan atau pasar internasional.
b) Kelompok pembeli atau pasarnya.
c) Daya belinya.
d) Frekuensi pembeliannya.
e) Keinginan kebutuhan.
3) Modal
Apabila barang yang dijual belum diketahui oleh pembeli maka
penjual harus memperkenalkan dulu atau membawa barangnya ke
tempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan
adanya sarana serta usaha, seperti : alat transport, tempat peragaan
baik didalam perusahaan maupun diluar perusahaan, usaha promosi
15
dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjual
memiliki sejumlah modal untuk itu.
4) Kondisi organisasi perusahaan
Pada perusahaan besar, bagian penjualan ditangani oleh orang
yang telah ahli dibidang penjualan. Lain hal nya dengan usaha kecil
dimana bagian penjualannya ditangani oleh orang yang juga
melakukan fungsi – fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah
tenaga kerjanya lebih sedikit, sistem organisasinya lebih sederhana,
masalah yang dihadapi serta sarana yang dimilikinya juga ditangani
sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikankepada orang lain.
5) Faktor lain yang mempengaruhi penjualan seperti periklanan,
peragaan, kampanye dan pemberian hadiah
Untuk melaksanakan promosi diperlukan dana yang tidak
sedikit dan hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang bermodal
kuat, kegiatan ini dilakukan secara rutin namun sebagian perusahaan
lebih berpegang pada prinsip “paling penting membuat barang
berkualitas yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan,
maka diharapkan pembeli akan membeli barang yang sama.
Menurut Susiliana (2007 : 26) faktor – faktor yang mempengaruhi
penjualan, yaitu :
1) Kapasitas produksi dan pengadaan dana modal kerja sedikit untuk
jangka pendek dan kapasitas.
16
2) Produksi yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan membatasi
kemampuan mereka dalam memproduksi barang atau jasa sampai
jumlah tertentu.
3) Kesan pembeli terhadap hasil produksi, kesan pembeli terhadap
barang dan jasa serta layanan pengirimannya, sangat besar
pengaruhnya terhadap penjualan hasil produksi dimasa yang akan
datang.
4) Kebijakan harga jual, harga jual dapat menentukan kedudukan
perusahaan untuk bersaing mempengaruhi penjualan.
Jadi, dalam melakukan kegiatan pasar terdapat lima faktor yang
mempengaruhi terpenuhinya keinginan konsumen akan suatu barang
yang diproduksi maupun dijual oleh produsen.
e. Tahap – tahap penjualan
Menurut Basu Swastha (2009 : 12) tahap – tahap penjualan yaitu :
1) Persiapan sebelum penjualan
Tahap pertama dalam penjualan tatap muka adalah mengadakan
persiapan – persiapan sebelum melakukan penjualan. Kegiatan yang
dilakukan adalah memberikan pengertian tentang barang yang
dijualnya, pasar yang dituju dan teknik – teknik penjualan yang harus
dilakukan.
2) Penentuan lokasi pembeli potensial
Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun sekarang,
penjual dapat menentukan karakteristik calan pembeli atau pembeli
17
potensial. Penentuan calon pembeli beserta karakteristiknya dapat
dilakukan dengan segmentasi pasar. Oleh karena itu, pada tahap ini
ditentukan lokasi dari segmen pasar yang menjadi sasarannya. Dari
lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang – orang atau
perusahaan yang secara logis merupakan pembeli potensial dari
produk yang ditawarkan.
3) Pendekatan pendahuluan
Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari
semua masalah tentang individu atau perusahaan yang dapat
diharapkan sebagai pembelinya.
4) Melakukan penjualan
Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha untuk
memikat perhatian calon konsumen, kemudian diusahakan untuk
mengetahui daya tarik minat mereka. Jika minat mereka dapat diikuuti
dengan munculnya keinginan untuk pembeli, maka penjual tinggal
merealisir penjual produknya pada saat penjualan dilakukan.
5) Pelayanan penjualan
Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat
pesanan dari pembeli telah terpenuhi, tetapi masih perlu dilanjutkan
dengan memberikan pelayanan pada mereka.
f. Cara penjualan
Menurut Basu Swastha (2009 : 14) cara penjualan yaitu :
18
1) Penjualan langsung
Penjualan langsung merupakan cara penjualan dimana penjualan
langsung berhubungan / berhadapan / bertemu muka dengan calon
pembeli atau langganannya. Penjualan langsung ini dapat dilakukan
dengan dua acara, yaitu :
a) Penjualan melalui toko.
b) Penjualan diluar toko.
2) Penjualan tidak langsung
Dalam prakteknya terdapat variasi menjual yang dilakukan
oleh para penjual, yaitu tidak menggunakan individu atau tenaga –
tenaga penjualan. Penjualan tidak langsung antara lain :
a) Penjualan lewat surat / pos.
b) Penjualan melalui telepon.
c) Penjualan dengan mesin otomatis.
2. Biaya Operasional
a. Biaya
Pengertian biaya menurut Mulyadi (2009 : 8) “Biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan
perusahaan. Suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan
harus dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan
dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. Oleh karena itu untuk bisa
19
bersaing, suatu perusahaan harus memahami konsep dasar biaya dan unit
– unti perusahaan sehingga biaya tersebut tetap dapat dikendalikan.
Untuk menjalankan suatu usaha diperlukan sumber daya yang
harus dikorbankan sebagai nilai pengganti untuk memperoleh
keuntungan. Sumber daya ini pada umumnya di nilai dengan satuan
uang, dimana sumber daya yang digunakan seringkali disebut dengan
biaya.
Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan
demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka
menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama dalam perusahaan.
b. Pengertian biaya operasional
Menurut Jopie Jusuf (2009 : 38) Biaya operasional atau biaya
usaha (Operating Expenses) adalah biaya – biaya yang tidak
berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan
dengan aktifitas operasional perusahaan sehari - hari”. Secara umum,
biaya operasional diartikan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya
dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur dalam satuan
uang, dimana biaya operasi sering disebut juga sebagai biaya usaha.
Menurut Margaretha (2011 : 24) Biaya operasional (Operating
Expenses) adalah keseluruhan biaya sehubungan dengan operasional
diluar kegiatan proses produksi termasuk didalamnya adalah (1) biaya
penjualan dan (2) biaya administrasi umum”. Dalam menjalankan
aktifitasnya, suatu perusahaan akan mengeluarkan berbagai jenis biaya
20
diantaranya adalah biaya bahan, upah langsung dan biaya overhead
dimana ketiga biaya ini disebut biaya produksi. Biaya lainnya untuk
kelancaran penjualan atau pemasaran dan adminstrasi biaya operasional.
Biaya dapat diartikan sebagai biaya perolehan, harga pokok atau
juga dapat diartikan sebagai semua pengorbanan mulai dari bahan baku
kemudian barang dalam proses sampai barang tersebut bisa dijual.
Pengertian biaya ini akan kabur bila dibandingkan dengan ongkos.
Istilah operasional sering digunakan dalam suatu organisasi yang
menghasilkan keluaran output, baik yang berupa barang dan jasa. Secara
umum operasional dapat diartikan sebagai suatu usaha, kegiatan atau
proses mentransformasikan masukan input menjadi hasil keluaran output.
Dalam pengertian yang bersifat umum ini penggunaan cukup luas,
sehingga mencakup output yang berupa barang dan jasa. Jadi dalam
pengertian produksi dan operasional tercakup setiap proses yang
mengubah input dan menggunakan sumber – sumber daya untuk
menghasilkan output yang berupa barang atau jasa.
Menurut Werner Mrhadi (2013 : 37) Biaya operasi (Operating
Expense) merupakan biaya yang terkait dengan operasional perusahaan
yang meliputi biaya penjualan dan administrasi (selling and
administrative expense), biaya iklan (advertising expense), biaya
penyusutan (depreciation and amortization expense), serta perbaikan dan
pemeliharaan (repairs and maintenance expense)”. Berdasarkan definisi
para ahli diatas, maka biaya operasional merupakan biaya – biaya yang
21
berkaitan dengan aktivitas perusahaan sehari – hari diluar kegiatan proses
produksi.
c. Penggolongan biaya operasional
Dalam hal ini, biaya pada suatu perusahaan terbagi menjadi 2
kelompok, yaitu :
1) Biaya Produksi
Kuswadi (2005:22) menjelaskan bahwa, biaya produksi yaitu
biaya yang berkaitan dengan perhitungan beban pokok produksi atau
beban pokok penjualan. Biaya produksi atau penjualan terdiri atas
biaya bahan baku dan bahan penolong, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik.
Biaya produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan
fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan
baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.
Biaya produksi digolongkan kedalam 3 kelompok, yaitu :
a) Biaya bahan baku
Menurut M. Alan Jayaatmaja (2010:9) pengertian bahan
baku adalah Bahan yang dipergunakan dalam proses produksi pada
periode yang bersangkutan.
Biaya bahan baku merupakan harga perolehan berbagai
macam bahan baku yang diapakai dalam kegiatan pengolahan
produk.
22
b) Biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung
Menurut RA. Supriyono (2011 :20) biaya tenaga kerja
langsung adalah Balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik
yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada
produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
Biaya tenaga kerja langsung merupakan balas jasa yang
diberikan oleh perusahaan, kepada tenaga kerja langsung dan
manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada produk tertentu.
Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung menurut RA.
Supriyono (2011:20) adalah Balas jasa yang diberikan kepada
karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat
diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang
dihasilkan perusahaan.
c) Biaya overhead pabrik
Biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik
adalah seluruh biaya yang digunakan untuk mengkonversi bahan
baku menjadi produk jadi, selain bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
Pengertian biaya overhead pabrik menurut Mursyidi (2008:55)
adalah biaya pabrik tidak langsung yang terdiri dari biaya selain
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Menurut RA. Supriyono (2011:21) Elemen – elemen biaya
overhead pabrik digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :
23
(1) Biaya bahan penolong.
(2) Biaya tenaga kerja langsung.
(3) Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap.
(4) Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.
(5) Biaya listrik dan air.
(6) Biaya asuransi pabrik.
(7) Biaya overhead pabrik lain – lain.
2) Biaya non produksi
Dengan semakin tajamnya persaingan dan perkembangan
teknologi yang semakin pesat mengakibatkan biaya non produksi
menjadi semakin penting pula. Sehingga manajemen berkepentingan
untuk mengendalikan informasi mengenai kegiatan dan biaya non
produksi tersebut.
Pengelompokkan biaya non produksi menurut Kartadinata
(2011:28), yaitu :
a) Biaya pemasaran
Biaya Pemasaran meliputi semua rangkaian biaya dalam
pemasaran atau kegiatan untuk menjual barang atau jasa
perusahaan kepada pembeli sampai dengan pengumpulan piutang
menjadi kas.
Merupakan biaya – biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya
promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan kegudang
24
pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan
pemasaran.
b) Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi umum meliputi semua biaya dalam
melakukan fungsi administasi yaitu biaya perencanaan dan penentu
strategi dan kebijakan, pengarahan dan pengendalian kegiatan agar
berdaya guna dan berhasil guna.
Merupakan biaya – biaya untuk mengkoordinasi kegiatan
produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah Gaji dan
upah, Kesejahteraan pegawai, Biaya reparasi dan pemeliharaan,
Biaya pemeliharaan aktiva tetap, Biaya administrasi umum lainnya
seperti Biaya cetak, alat tulis, perlengkapan kantor, biaya air, biaya
listrik dan biaya lainnya.
d. Jenis - jenis biaya operasional
Sudarsono dan Edillius (2001 : 201), mengemukakan bahwa
biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional
usaha sebuah perusahaan. Biaya operasi ini dikelompokkan menjadi :
(1) Biaya tetap (fixed), yaitu biaya yang jumlahnya tetap dalam kisaran
volume kegiatan tertentu. Seperti biaya gaji karyawan yang
jumlahnya senantiasa tetap berapapun berubahnya volume kegiatan.
(2) Biaya semi tetap (semi fixed), adalah biaya yang tetap untuk tingkat
volume kegiatan tertentu dan perubahan dengan jumlah yang konstan
pada volume produksi tertentu.
25
(3) Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume dan frekuensi kegiatan. Contoh konkrit
dari biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
(4) Biaya semi variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel
mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Biaya
lembur sering merupakan contoh yang paling sederhana, karena biaya
bonus bagi karyawan diberikan bagi yang mencapai prestasi tertentu.
B. Kajian variabel terikat
1. Laba
Laba biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Keberhasilan
perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu
sendiri karena tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya.
a. Pegertian Laba
Menurut M. Nafarin (2007:788), Laba (income) adalah perbedaan
antara pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran
untuk periode tertentu.
Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2005:139), Laba
adalah pusat pertanggungjawaban yang masukan dan keluarannya
diukur dengan menghitung selisih antara pendapatan dan biaya.
Menurut Darsono dan Ari Purwanti (2008:177), Laba adalah prestasi
seluruh karyawan dalam suatu perusahaan yang dinyatakan dalam
26
bentuk angka keuangan yaitu selisih positif antara pendapatan dikurangi
beban.
Menurut Mahmud M. Hanafi (2010:32), Laba adalah ukuran
keseluruhan prestasi perusahaan .
Menurut Juan dan Wahyuni (2012:11), Pengasilan neto (laba)
sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja. Definisi penghasilan
(income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains).
Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa
dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan,
penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa. Keuntungan
mencerminkan pos lainnya, misalnya keuntungan atas penjualan aset
tetap.
Menurut Paton dan Littleton dalam suwardjono (2011:464), Laba
adalah kenaikan aset dalam suatu periode akibat kegiatan produktif
yang dapat dibagi atau didistribusi kepada kreditor, pemerintah,
pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, deviden) tanpa
mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula. Selain
income dikenal pula earnings yang juga disebut laba. Earnings lebih
bermakna sebagai laba yang diakumulasi selama beberapa periode
walaupun earnings juga digunakan untuk menunjuk laba periode seperti
earnings per share. Dalam statemen laba-rugi, income lebih umum
digunakan karena tidak lebih luas cakupannya (lebih komprehensif).
27
Dan lebih formal dari pada earnings. Earnings hanyalah jumlah antara
sebelum diperoleh laba bersih/komprehensif.
Menurut Mahmud M. Hanafi (2010:32), Laba merupakan
ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai
berikut : Laba = penjualan – biaya.
b. Jenis - jenis Laba
Menurut Supriyono (2002:177) menjelaskan jenis-jenis laba yaitu:
1) Laba kotor adalah perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan
dengan harga pokok penjualan.
2) Laba dari operasi adalah selisih antara laba kotor dengan total beban
operasi.
3) Laba bersih adalah angka terakhir dari perhitungan laba rugi dimana
untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan dan dikurangi
dengan beban lain-lain.
Berikut penggolongan laba dalam penetapan pengukuran laba
menurut Supriyono (2002:178) yaitu:
1) Laba kotor atas penjualan adalah selisih dari penjualann bersih dan
harga pokok penjualan. Laba ini dinamakan laba kotor hasil
penjualan bersih sebelum dikurangi beban operasi lainnya untuk
periode tertentu.
2) Laba bersih operasi perusahaan adalah laba kotor dikurangi dengan
sejumlah biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.
28
3) Laba bersih sebelum potongan pajak perseorangan yaitu perolehan
pabila laba dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan
biaya lain-lain.
4) Laba kotor sesudah potongan pajak adalah laba bersih setelah
ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi
dan dikurangi dengan pajak perseroan.
Sedangkan menurut Hendriksen (2001:307) mengemukakan
bahwa jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba
yaitu:
1) Tambahan nilai (value Added) yaitu harga jual produksi barang dan
jasa perusahaan dikurangi harga pokok barang dan jasa yang dijual.
2) Laba bersih perusahaan yaitu kelebihan hasil (revenue) dari biaya
seluruh pendapatan dan rugi, biaya tidak termasuk bunga, pajak dan
bagi hasil.
3) Laba bersih bagi investor yaitu sama seperti laba bersih perusahaan
tetapi setelah dikurangi pajak penghasilan.
4) Laba bersih bagi pemegang saham residual yaitu laba bersih kepada
pemegang saham dikurangi deviden saham preferen.
c. Manfaat analisis Laba
Menurut kasmir (2008:309) menyatakan bahwa secara umum
manfaat yang dapat diperoleh dari analisis laba adalah:
1) Untuk mengetahui penyebab turunnya harga jual dengan
diketahuinya penyebab naik turunnya harga, pihak manajemen dapat
29
memprediksi berbagai hal, terutama berkaitan dengan penentuan
harga jual ke depan dan target harga jual yang lebih realistis.
Kesalahan akibat penentuan harga jual ini pasti dikarenakan faktor
perubahan harga jual yang sangat rentan terhadap perubahan di luar
lingkungan perusahaan. Misalnya apabila terdapat pesaing baru
dengan kualitas barang yang sama dengan produk kita, tetapi
memberikan harga jual yang lebih murah, hal tersebut juga akan
mempengaruhi nilai penjualan perusahaan tentunya. Demikian pula
jika produk yang sejenis diluar berkurang, perusahaan dapat
menaikkan harga jual yang diinginkan.
2) Untuk mengetahui penyebab naiknya harga jual, kenaikan harga jual
perlu dicermati penyebabnya, sebab naiknya harga jual ini sangat
mempengaruhi perolehan laba perusahaan. Faktor penyebab naiknya
harga jual dapat berasal dari dalam perusahaan, misalnya kenaikan
biaya- biaya. Namun, harga jual juga dapat naik karena dipengaruhi
dari luar perusahan, misalnya pesaing sejenis menaikkan harga
jualnya dan manjemen ikut pula menaikkan harga jual. Penentuan
kenaikan harga jual yang melebihi harga pesaing sangat berbahaya
dalam usaha pencapaian jumlah penjualan. Manajemen dalam hal ini
dituntut untuk meningkatkan upaya-upaya pemasaran yang lebih
intensif disamping meningkatkan mutu produk yang ditawarkan.
3) Untuk mengetahui penyebab turunnya harga pokok penjualan.
Disamping kenaikan harga jual, laba kotor juga dipengaruhi oleh
30
penurunan harga pokok penjualan. Penyebab menurunnya harga jual
tidak jauh berbeda dengan kenaikan harga pokok penjualan. Hanya
saja penurunan harga pokok penjualan akan membuat perusahaan
berusaha keras untuk bekerja lebih efisien dibandingkan dengan
pesaing.
4) Untuk mengetahui penyebab naiknya harga pokok penjualan,
penyebab naiknya harga pokok penjualan juga sangat penting untuk
diketahui oleh perusahaan karena dengan diketahuinya penyebab
naikanya harga pokok penjualan, perusahaan pada akhirnya mampu
menyesuaikan dengan harga jual dan biaya- biaya lainnya. Penyebab
utama naiknya harga pokok penjualan sebagian besar adalah karena
dari luar perusahaan sehingga mau tidak mau perusahaan harus
mampu menyesuaikan diri.
5) Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik
turunya harga jual. Analisis laba juga memberikan manfaat sebagai
bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik harga jual.
Artinya ada pihak-pihak yang memang seharusnya
bertanggungjawab apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga
jual.
6) Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik
turunnya harga pokok, analisis laba juga memberikan manfaat
sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian produksi akibat turunnya
31
harga pokok penjualan. Artinya untuk urusan harga pokok penjualan,
pihak bagian produksilah yang bertanggungjawab.
7) Sebagai salah satu alat ukur untuk menilai kinerja manajemen dalam
suatu periode, sudah pasti analisis laba ini pada akhirnya akan
memberikan manfaat untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu
periode. Artinya hasil yang diperoleh dari analisis laba akan
menentukan kinerja manajemen kedepan.
8) Sebagai bahan untuk menentukan kebijakan manajemen ke depan,
analisis laba digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan
manajemen ke depan dengan mencermati kegagalan atau kesuksesan
pencapaian laba sebelumnya. Jika berhasil, manajemen mungkin
sekarang akan dipertahankan atau bahkan ada yang dipromosikan ke
jabatan yang lebih tinggi, akan tetapi, jika gagal sebaliknya akan
diganti dengan manajemen yang baru. Disamping itu keberhasilan
atau kegagalan manajemen dalam mencapai target laba juga akan
menentukan besar kecilnya insentif yang bakal mereka terima.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Laba
Menurut Mulyadi dalam Siswandi Sululing dan Doddy
Asharudin (2013:1) menyatakan bahwa didalam memperoleh laba
diharapkan perusahaan perlu melakukan suatu pertimbangan khusus
dalam memperthitungkan laba yang akan diharapkan dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi laba tersebut,
diantarannya :
32
1) Biaya
Menurut Mulyadi (2001:8) Biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang
terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk
atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
2) Harga jual
Menurut Mulyadi (2005) harga jual adalah besarnya harga yang
akan dibebankan kepada konsumen yang diperoleh atau dihitung dari
biaya produksi ditambah non produksi dan laba yang diharapkan.
Harga jual produk dan jasa akan mempengaruhi besarnya
volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
3) Volume penjualan dan produksi
menurut Daryono (2011:187) volume penjualan merupakan
ukuran yang menunjukan banyaknya atau besarnya jumlah barang
atau jasa yang terjual.
Menurut Gitosudarmo (2009 :163) volume produksi adalah
jumlah atau hasil produksi yang seharusnya diproduksikan oleh
suatu perusahaan dalam satu periode.
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume
produksi produk dan jasa tersebut. Selanjutnya volume produksi
akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.
33
e. Kegunaan Laba
Menurut Sofyan Safri Harahap (2011:300), Laba merupakan
informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Manfaat dan
kegunaan laba di dalam laporan keuangan adalah:
1) Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang
akan diterima negara.
2) Menghitung deviden yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang
akan ditahan dalam perusahaan.
3) Menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan
pengambilan keputusan.
4) Menjadi dasar alam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya dimasa yang akan datang.
5) Menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
6) Menilai prestasi atau kinerja perusahaan.
Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk
periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci
bagaimana laba didapat. Laba dilihat dari laporan keuangan perusahaan
pertahun. Para investor tidak hanya melihat perolehan laba dalam satu
periode saja, melainkan para investor akan terus menerus memantau
perolehan laba dari tahun ke tahun.
C. Hubungan penjualan air bersih dan biaya operasional terhadap Laba
Menurut (Suzanti, 2009) Penjualan merupakan salah satu fungsi
pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan dalam mencapai sebuah tujuan
34
perusahaan yaitu memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan.
Seperti pendapat Budi Rahardjon (2007) bahwa adanya hubungan yang
erat mengenai penjualan terhadap peningkatan laba / rugi perusahaan, dalam
hal ini dapat dilihat dari laporan laba – rugi perusahaan, karena dalam hal ini
laba akan timbul jika penjualan produk lebih besar dibandingkan dengan biaya
– biaya yang dikeluarkan. Jika sebaliknya, penjualan lebih kecil dibandingkan
dengan biaya – biaya yang dikeluarkan maka akan timbul kerugian.
Seperti pendapat jopie jusuf (2006) bahwa, bila perusahaan dapat menekan
biaya operasional, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba, demikian
juga sebaliknya, apabila terjadi pemborosan biaya akan mengakibatkan
menurunnya laba atau mengakibatkan rugi.
Menurut (Margaretha : 2004) Biaya usaha terdiri dari biaya penjualan,
biaya administrasi dan umum .
Penjualan dan biaya sangatlah berpengaruh terhadap laba / rugi. Penjualan
yang meningkat mestinya berpengaruh terhadap peningkatan laba yang
diperoleh perusahaan dan demikian pula sebaliknya. Faktor utama yang
mempengaruhi besar kecilnya laba adalah pendapatan, pedapatan diperoleh
dari hasil penjualan serta biaya.
Faktor yang mempengaruhi laba berikutnya adalah biaya, besar kecilnya
biaya yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatannya sangat
berpengaruh terhadap laba / rugi. Semakin biaya itu bisa ditekan, mestinya
akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan laba perusahan dan semakin
35
biaya itu dikeluarkan tidak sesuai dengan target penjualan maka perusahaan
akan mengalami kerugian. Salah satunya yang dapat digunakan untuk
memperoleh laba adalah dengan memperhatikan penjualan serta menekan
biaya – biaya operasional yang akan dikeluarkan perusahaan. Biaya
operasional merupakan biaya usaha pokok perusahaan selain harga pokok
penjualan atau semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan
usaha.
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang diajukan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan
pada rumusan masalah dan landasan teori yang telah diuraikan diatas mengenai
variabel penjualan air bersih dan biaya operasional terhadap laba yang
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Dari kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa besar kecilnya laba
yang dicapai oleh suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
penjualan yang didapatkan dan biaya operasional yang digunakan. Analisis
Variabel Bebas:
Penjualan Air Bersih
(X1) Variabel Terikat:
Laba (Y)
Variabel Bebas:
Biaya Operasional
(X2)
36
penjualan, biaya dan laba merupakan suatu contoh yang menunjukan adanya
keterkaitan antara penjualan, biaya dan laba . Oleh karena itu perusahaan
haruslah dapat bekerja secara efisien sehingga perusahaan dapat memberikan
produk dengan mengorbankan sumber ekonomi yang minimum.
E. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Diduga ada pengaruh penjualan air bersih terhadap laba pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2014
– 2016.
H2 : Diduga ada pengaruh biaya operasional terhadap laba pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2014
– 2016.
H3 : Diduga ada pengaruh penjualan air bersih dan biaya operasional terhadap
laba pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota
Surabaya Tahun 2014 – 2016.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pengertian dan Jenis Penelitian
1. Pengertian Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:1) metode penelitian merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:1), metode penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya. Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
deskriptif kuantitatif.
2. Jenis Penelitian
Arikunto (2002) merinci ragam atau jenis penelitian menurut
berbagai kategorinya sebagai berikut :
a. Penelitian Ditinjau dari Tujuan
Penelitian ditinjau dari tujuan meliputi penelitian eksplanatif,
penelitian pengembangan dan penelitian verifikasi.
b. Penelitian Ditinjau dari Pendekatan
Penelitian ditinjau dari pendekatan meliputi pendekatan
longitudinal (pendekatan bujur) dan pendekatan cross section
(pendekatan silang). Penelitian dengan pendekatan longitudinal
(pendekatan bujur) adalah penelitian yang meneliti perkembangan
sesuatu aspek atau ssuatu hal dalam seluruh periode waktu, atau
tahapan perkembangan yang cukup panjang. Penelitian dengan
38
pendekatan cross section adalah penelitian dalam satu tahapan atau satu
periode waktu, hanya meneliti perkembangan dalam tahapan - tahapan
tertentu saja.
c. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu
Penelitian ditinjau dari bidang ilmu disesuaikan dengan jenis
spesialisasi dan interest. Ragam penelitian ini antara lain penelitian di
bidang pendidikan, kedokteran, perbankan, keolahragaan, ruang
angkasa, pertanian, dan sebagainya.
d. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya
Penelitian ditinjau dari tempatnya meliputi penelitian di
laboraturium, penelitian di perpustakaan dan penelitian di lapangan.
e. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel
Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel meliputi penelitian
variabel masa lalu, sekarang dan penelitian variabel masa yang akan
datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan variabel masa
lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif. Penelitian
yang dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah
penelitian eksperimen.
f. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Menurut Sukmadinata (2009) maksimalisasi obektivitas desain
penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan angka-angka,
pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Metode
penelitian yang tergolong ke dalam penelitian kuantitatif bersifat
39
noneksperimental adalah deskriptif, survei, komparatif dan korelasional.
Penelitian kuantitatif menekankan pada fenomena-fenomena objektif
dan dikaji secara kuantitatif.
Penelitian kualitatif menekankan bahwa kenyataan itu berdimensi
jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang
diinterpretasikan oleh individu-individu. Penelitian kualitatif ditujukan
untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif
partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara,
diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran,
persepsinya. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan
berbagai macam strategi yang bersifat interaktif. Penelitian kualitatif
memiliki dua tujuan utama yaitu untuk menggambarkan dan
mengungkapkan (to describe and explore) dan tujuan yang kedua yaitu
menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain).
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan jenis
Deskriptif Kuantitatif yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan
dianalisis untuk diambil kesimpulan, artinya penelitian yang dilakukan
adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data - data dan
angka. Dengan menggunakan metode penelitian ini akan dapat
diketahui hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan terikat
sehingga menghasilkan kesimpulan. Kasus yang diteliti dalam
penelitian ini yaitu tentang masalah penjualan air bersih dan biaya
operasional terhadap Laba.
40
B. Kerangka Kerja (Frame Work)
1. Definisi Kerangka Kerja
Menurut Aziz Alimul (2003:34), Kerangka kerja adalah bagian
kerja terhadap rancangan yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan
diteliti (subyek penelitian), variabel yang akan diteliti dan variabel
yang mempengaruhi dalam penelitian.
Menurut Nursalam (2003:212), Kerangka kerja adalah pertahapan
dalam suatu penelitian. Pada kerangka kerja disajikan alur penelitian,
terutama variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Jadi kerangka
kerja akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan
dengan ilmu pengetahuan
Kerangka kerja dalam penelitian ini yaitu mengambil populasi yang
digunakan meliputi data laporan keuangan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2014 – 2016.
41
2. Susunan Kerangka Kerja (Frame Work)
Kerangka kerja yang diajukan adalah sesuai dengan alur gambar berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Kerja (Frame work)
C. Penentuan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173), populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:117), populasi
Populasi
Laporan Laba Rugi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Tahun
2014 – 2016
Teknik Sampling : Total Sampling
Sampel :
Laporan Laba Rugi PDAM Surya Sembada
Kota Surabaya Tahun 2014 – 2016
Variabel Bebas :
Penjualan air bersih (X1)
biaya operasional (X2)
Variabel Terikat
Laba (Y)
Alat Ukur:
Dokumentasi
Teknik Analisis Data:
Regresi linier berganda
Penyajian Hasil
Penarikan Kesimpulan
42
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti
untuk kemudian dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan subjek dalam
penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah data Laporan Laba Rugi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya
Tahun 2014 – 2016 sebagai objek penelitian secara keseluruhan.
2. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2001) teknik sampling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel nonprobability sampling dengan sample jenuh
(sensus).
Menurut Sugiyono (2012:85) mengatakan bahwa “Sampling jenuh
(sensus) atau total sampling adalah teknik menentukan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Oleh karena itu, sampel yang
diambil dalam penelitian adalah 36 sampel yaitu laporan laba rugi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya
Tahun 2014 – 2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, dengan menggunakan variabel bebas yaitu penjualan air bersih
dan biaya operasional serta variabel terikat yaitu laba.
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2013:215) Sampel adalah sebagian populasi
itu. Sampel dalam penelitian ini adalah data laporan laba rugi Perusahaan
43
Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2014 –
2016.
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel
Menurut Sugiyono (2013:38) Variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Kemudian
ditarik kesimpulan.
Penelitian pengaruh penjualan air bersih dan biaya operasional
terhadap laba pada perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya
Sembada Kota Surabaya terdiri dari:
a. Menurut Sugiyono (2012:39) Variabel bebas (independent variable)
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan. Sebagai variable X dalam penelitian ini adalah pengaruh
penjualan air bersih dan biaya operasional.
b. Menurut Sugiyono (2012:39) Variabel terikat (dependent variable)
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Sebagai
variabel Y dalam penelitian ini adalah Laba.
2. Definisi Operasional Variabel
Menurut Azwar (2010) operasional variabel adalah suatu definisi
mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-
karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Teori ini dipergunakan
sebagai landasan atau alasan mengapa suatu yang bersangkutan memang
bisa mempengaruhi variabel tak bebas atau merupakan salah satu
44
penyebab. Berikut ini adalah tabel operasional variabel pada penelitian
ini, yaitu :
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Alat Ukur Skala
Penjualan Air
Bersih (X1)
Biaya
Operasional
(X2)
Laba (Y)
Menurut Mulyadi
(2008 : 202) penjualan
adalah kegiatan yang
dilakukan oleh penjual
dalam menjual barang
atau jasa dengan
harapan akan diperoleh
laba dari adanya
transaksi tersebut dan
penjualan dapat
diartikan sebagai
pengalihan atau
pemindahan hak
kepemilikan atas
barang atau jasa dari
pihak penjual ke
pembeli.
menurut Mulyadi
(2009 : 8) adalah
sebagai berikut : Biaya
adalah pengorbanan
sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi
atau yang
kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan
tertentu.
Menurut Ismawanto
(2012), kualitas laporan
keuangan (financial
statement) adalah hasil
akhir dari proses
kegiatan akuntansi atau
suatu ringkasan dari
transaksi keuangan.
Terdiri dari
penjualan air
bersih setiap
bulannya
terdiri dari biaya
sumber air,
biaya
pengolahan air,
biaya transmisi
dan distribusi,
biaya
administrasi dan
umum.
Besarnya laba
yang diperoleh
dari
pengurangan
pendapatan dari
penjualan
dengan biaya
operasional.
Dokumentasi
Dokumentasi
Dokumentasi
Rasio
Rasio
Rasio
45
E. Metode Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data
a. Birokrasi dan Teknik Perijinan
Penelitian ini dilakukan setelah memperoleh izin dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota
Surabaya.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
dengan cara:
1) Penelitian Lapangan (Field Research)
Menurut Moh. Nazir (2005:65), penelitian lapangan yaitu
penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung tempat yang
menjadi objek penelitian. Untuk memperoleh data, penulis
mengadakan penelitian langsung ke perusahaan, yaitu Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya untuk
memperoleh data - data yang diperlukan melalui kepala perusahaan.
2) Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Menurut Moh Nazir (2005:65), penelitian kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data mempelajari, mengkaji, dan
memahami terlebih dahulu dari sumber data yang ada pada
perusahaan.
b. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
metode dokumentasi.
Menurut Sugiyono (2013:240) Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu, dalam penelitian ini metode
46
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang
penjualan dan biaya - biaya yang ada kaitannya dengan penentuan
laba.
2. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data
a. Pengertian Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265) instrumen
merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
b. Jenis instrumen yang digunakan.
Menurut Sugiyono (2008:193) data sekunder merupakan
sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan oleh
peneliti adalah dokumentasi yaitu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari laporan
keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada
Kota Surabaya Tahun 2014 – 2016.
F. Metode Analisa Data
Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2013:244), Analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah
dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
47
Menurut Sugiyono (2005:21) Analisis deskriptif adalah suatu metode
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.
Untuk mengetahui pengaruh variabel yang satu dengan variabel yang
lain maka digunakan beberapa metode analisis statistik yang diantaranya :
1. Uji Statistik
a. Analisa Regresi Linier Berganda
Pengertian analisis regresi linier berganda menurut Sugiyono
(2010:277) adalah Analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya)”.
. Analisa regresi dapat digunakan untuk mengetahui bagaiman
pengaruh variabel bebas yaitu penjualan air bersih (X1) dan biaya
operasional (X2) terhadap laba (Y) pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Giri Tirta Kabupaten Gresih tahun 2015 - 2017.
Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda dalam
pengembangan analisis dan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Laba
a = Konstanta
b₁b₂ = Koefisien regresi
Y = a+b₁X₁+b₂X₂+e
48
X₁ = Penjualan Air Bersih
X₂ = Biaya Operasional
e = Error
b. Uji Hipotesis
Untuk memperkuat pelaksanaan perhitungan regresi linier
berganda tersebut diatas maka perlu dilakukan beberapa uji hipotesis
sebagai berikut:
1) Uji F
Uji pengaruh (F test) digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan
mempengaruhi variabel dependen. Apabila hipotesis penelitian
tersebut dinyatakan ke dalam hipotesis adalah:
a) Menentukan Hipotesis
Ho : β1 , β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh
penjualan air bersih dan biaya
operasional terhadap laba.
Ha : β1 , β2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh penjualan air
bersih dan biaya operasional terhadap
laba.
Dengan rumus berikut :
F = R2/(K-1)
(1-R2) (N-K)
Dimana :
R2 = Nilai koefisien parsial
N = Jumlah sampel
K = Jumlah variabel bebas
49
2) Uji T
Uji parsial (t test) digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Apabila hipotesis penelitian tersebut dinyatakan ke dalam hipotesis
adalah:
a) Hipotesis penjualan air bersih
Ho : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara
penjualan air bersih terhadap laba .
Ha : β1 ≥ 0 : Terdapat pengaruh signifikan antara
penjualan air bersih terhadap laba.
b) Hipotesis biaya operasional
Ho : β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara
biaya operasional terhadap laba.
Ha : β2 ≥ 0 : Terdapat pengaruh signifikan antara biaya
operasional terhadap laba.
Dimana dengan rumus:
t = 𝑟√𝑛 − 2
√1 − 𝑟2
Keterangan :
t = Uji T
r = nilai koefisien korelasi
r2 = koefisien determinasi
n = jumlah sampel yang di observasi
c. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji Menurut Imam Ghozali (2013:110) tujuan dari uji
normalitas adalah sebagai berikut: “Uji normalitas bertujuan untuk
50
mengetahui apakah masing – masing variabel berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan
pengujian - pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak
dapat digunakan.”
Dasar pengambilan untuk uji normalitas data adalah :
a) Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
2) Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskedastsiitas digunakan untuk mengetahui apakah
terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda
antara observasi satu ke observasi lain. Pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot
pada output SPSS, ketentuannya adalah sebagai berikut:
1. Jika titik - titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka
diindikasikan terhadap masalh heteroskedastisitas.
51
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan
tidak terdapat masalah heteroskedastisitas
2. Pembacaan Hasil Uji Statistik
Tingkat signifikan (α) dari suatu hasil statistik yang digunakan
adalah signifikan level 0,05. Dengan menentukan signifikan ini akan dapat
ditentukan apakah hipotesis akan diterima, apabila α < 0,05 maka hipotesis
diterima, artinya terdapat pengaruh penjualan air bersih dan biaya
operasional terhdap laba.
3. Piranti Alat Yang Digunakan Untuk Menganalisis
Piranti alat yang digunakan untuk menganalisis (manual atau
digital) dalam penelitian ini adalah analisis secara digital yang
menggunakan program SPSS versi 22.0.
Tujuan penggunaan alat piranti SPSS adalah :
a. Untuk mengumpulkan sumber data yang bisa diklarifikasi kedalam
kategori.
b. Untuk menyajikan data tentang ikhtisar dalam bentuk tabel dan grafik.
c. Agar data yang ditarik untuk analisis tidak meliputi pengamatan yang
berbeda.
d. Untuk menghasilkan suatu rencana yang merupakan permasalahan
pengukuran dan perhitungan.
52
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. PENYAJIAN DATA
Objek pada penelitian ini adalah laporan keuangan PDAM Surya
Sembada Kota Surabaya. Adapun laporan keuangan yang digunakan adalah
laporan keuangan dari tahun 2014 sampai tahun 2016. Berikut adalah profil
singkat perusahaan yang dijadikan objek penelitian :
1. Penyajian Data Umum
a. Sejarah PDAM Surya Sembada Kota Surabaya
Berdirinya PDAM Surya Sembada Kota Surabaya merupakan
peninggalan jaman Belanda, dimana pembentukan sebagai BUMD
berdasarkan :
(1) Peraturan Daerah No. 7 tahun 1976 tanggal 30 Maret 1976.
(2) Disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Timur, tanggal 06 Nopember 1976 No. II/155/76.
(3) Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah
Tingkat II Surabaya tahun 1976 seri C pada tanggal 23 Nopember
1976 No. 4/C.
Sejarah Perkembangan PDAM Kota Surabaya :
1890 : Penyediaan pertama air minum untuk Kota Surabaya
pertama yang diperoleh dari sumber mata air desa Purut
Kabupaten Pasuruan, diangkut menggunakan Kereta Api.
53
1901 : Pembangunan sistem penyediaan air minum mata air
Pandaan oleh Carel Willem Weijs. Penyelesaian pekerjaan
membutuhkan waktu 2,5 tahun. Pekerjaan terdiri dari:
(1) Pembangunan sumber mata air Toyo Arang (107
SHVP) dengan kapasitas 62-73 liter/detik
(2) Pembangunan sumber mata air Plintahan (264 SHVP)
dengan kapasitas 102-125 liter/detik
(3) Pembangunan reservoir/tandon tamanan (103 SHVP)
(4) Pemasangan pipa transmisi, diameter 450mm dengan
panjang: 38,318 Km
(5) Pemasangan 133 Km jaringan pipa distribusi (22 Km
pipa dengan diameter 20-50mm, 111 Km pipa sirkulasi
dengan diameter 60-150 mm)
(6) Selain itu jyga pemasangan 16 km pipa ke daerah
militer / laut
(7) 1.000 Hidran dan 150 air mancur jalan
1903 : (1) 8 Oktober 1903 peresmian pekerjaan sistem penyediaan
air minum sumber mata air Pandaan.
(2) Perusahaan air minum didirikan dibawah pemerintahan
kolonial Belanda.
1906 : Jumlah Pelanggan ± 1.500 sambungan.
54
1922 : IPAM Ngagel I di bangun dengan kapasitas 60 liter/detik.
1932 : Pembangunan sistem penyediaan air Umbulan untuk
memenuhi kebutuhan air minum Kota Surabaya. Pekerjaan
meliputi pembangunan rumah pompa baru beserta
aksesorisnya.
1942 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 180 liter/dtk
1950 : Perusahaan Air Minum diserahkan pada Pemerintah
Republik Indonesia (Kota Praja Surabaya).
1954 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 350
liter/detik.
1959 : Pembangunan IPAM Ngagel II kapasitas 1.000 liter/detik,
didesain & dilaksanakan oleh F.A. Degremont (Perancis).
1976 : Perusahaan Air Minum disahkan sebagai Perusahaan
Daerah dengan Perda No. 7 tanggal 30 Maret 1976.
1977 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 500 lt/dt.
1978 : Pengalihan status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum
dari Dinas Air Minum berdasarkan SK Walikotamadya
Dati II Surabaya No. 657/WK/77 tanggal 30 Desember
1977.
1980 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.000 lt/dt.
55
1982 : Pembangunan IPAM Ngagal III kapasitas 1.000 lt/dt dgn
lisensi dari Neptune Microfloc (Amerika Serikat).
1990 : Pembangunan IPAM Karangpilang I dengan kapasitas
1.000 lt/dt dengan dana Loan IBRD No. 2632 IND.
1991 : Pembangunan gedung kantor PDAM yang terletak di
Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No.2 Surabaya yg dibiayai
dana PDAM murni.
1994 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.500 lt/dt.
1996 : (1) Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.800
lt/dt.
(2) Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang I menjadi
1.200 lt/dt.
(3) Dimulainya pembangunan IPAM Karangpilang II
dengan kapasitas 2.000 lt/dt. Yang didanai Loan IBRD
No. 3726 IND.
1997 : (1) Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel III menjadi 1.500
lt/dt.
(2) Produksi awal 500 l/dt IPAM Karangpilang II
didistribusikan ke pelanggan.
1999 : Pembangunan IPAM Karangpilang II dengan kapasitas
56
2.000 lt/dt telah selesai
2001 : Pekerjaan peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang II
menjadi 2.500 lt/dt dimulai
2005 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel III menjadi 1.750 lt/dt
2006 : (1) Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang I menjadi
1.450 lt/dt
(2) Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang II menjadi
2.750 lt/dt
2009 : Pembangunan IPAM Karangpilang III dengan kapasitas
2.000 lt/dt
b. Visi Misi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.
Visi :
Tersedianya air minum yang cukup bagi pelanggan melalui
perusahaan air minum yang mandiri, berwawasan global, dan terbaik
di Indonesia.
Misi :
1) Memproduksi dan mendistribusikan air minum bagi pelanggan.
2) Memberi pelayanan prima bagi pelanggan dan berkelanjutan bagi
pemangku kepentingan.
3) Melakukan usaha lain bagi kemajuan perusahaan dan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
57
c. Struktur Organisasi
Sturktur organisasi adalah kerangka yang mengambarkan
hubungan antara bagaian yang satu dengan bagaian yang lain,
sehingga jelas kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab masing -
masing bagaian. Struktur organisasi ini dapat dibuat sesederhana
mungkin. Hal ini tergantung dari besar kecilnya perusahaan, adapun
struktur organisasi yang digunakan oleh PDAM Surya Sembada Kota
Surabaya adalah struktur organisasi garis. Di dalam organisasi garis
ini, segala wewenang perusahaan ditentukan oleh pimpinan yaitu
wewenang dari atas ke bawah dan bertanggung jawab bergerak dari
bawah ke atas melalui suatu garis lurus.
Alasan dari PDAM Surya Sembada Kota Surabaya
menggunakan struktur organisasi garis
yaitu :
1. Kesatuan komando terjamin, karena pimpinan berada diatas satu
tangan.
2. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena
jumlah orang yang diajak berkonsultasi sedikit.
3. Rasa solidaritas antar pekerja umumnya sangat tinggi karena
saling mengenal. Agar lebih jelasnya struktur organisasi dapat
dilihat pada bagan yang nampak pada gambar.
58
Ketua Dewan Pengawas
Ir. Hermin Roosita, MM
Direktur Utama
Ir. Mujiaman
Direktur Pelayanan
Ir. Anizar Firmadi
Direktur Operasi
Ir. Dody Soedarjono
Direktur Keuangan
Ir. Mujiaman
Pegawai
Sekretaris
H. Eddy Rusianto, SH, MH
Anggota
Achmad Prihadi, SE, M.Si, AK, CA
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PDAM Surya Sembada
Pembagian tugas (job description) sebagai berikut:
1. Ketua Dewan Pengawas
a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan
terhadap pengurusan dan pengelolaan PDAM.
b. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Kepala Daerah
diminta atau tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan
PDAM antara lain penangkatan Direksi, program kerja yang
diajukan oleh Direksi, rencana perubahan status kekayaan
PDAM, rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain,
serta menerima, memeriksa dan atau menandatangani Laporan
Triwulan dan Laporan Tahunan, dan
59
c. Memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategi Bisnis (business
plan/corporate plan), dan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan
PDAM yang dibuat Direksi kepada Kepala Daerah untuk
mendapatkan pengesahan.
2. Sekretaris
a. Melakukan koordinasi dengan bidang lain yang berhubungan
dengan tugasnya.
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja Bidang
Sekretariat.
c. Menerima semua surat-surat masuk ke Sekretariat dan
meneruskannya kepada unit kerja terkait atau yang bersangkutan.
d. Melaksanakan pengaturan, pengetikan surat-surat dinas terutama
surat yang langsung dari Direksi.
e. Memeriksa surat-surat yang telah ditindak lanjuti oleh unit kerja
terkait untuk diarsipkan.
f. Melaksanakan pengiriman surat dinas perusahaan.
g. Mengatur dan mengendalikan standard penomoran surat-
menyurat yang dibutuhkan perusahaan.
h. Melaksanakan pembayaran rekening listrik, telepon, telex,
faximile, handphone, pajak bumi dan bangunan, izin komunikasi
radio dan pembayaran lain - lain diluar instansi dan cabang.
60
i. Mempersiapkan tempat pertemuan atau rapat untuk kepentingan
perusahaan termasuk penyediaan kebutuhan lainnya yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pertemuan atau rapat.
j. Melaksanakan tugas yang berkaitan dengan museum.
k. Membantu Divisi Umum untuk menyediakan data dan informasi
yang diperlukan oleh pihak internal maupun eksternal.
l. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan
bidang dilengkapi dengan evaluasinya.
m. Melaksanakan semua tugas perusahaan dan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Divisi Umum.
3. Anggota
a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan
terhadap pengurusan dan pengelolaan PDAM.
b. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Kepala Daerah
diminta atau tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan
PDAM antara lain penangkatan Direksi, program kerja yang
diajukan oleh Direksi, rencana perubahan status kekayaan
PDAM, rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain,
serta menerima, memeriksa dan atau menandatangani Laporan
Triwulan dan Laporan Tahunan, dan
4. Direktur Utama
a. Memimpin dan mengendalikan kegiatan atau jalannya
perusahaan.
61
b. Menetapkan kebijaksanaan atau strategi perusahaan.
b. Memajukan, meningkatkan dan mempertahankan kinerja
perusahaan.
c. Melaporkan perkembangan perusahaan kepada Gubernur melalui
Dewan
d. Pengawas.
e. Mengadakan dan memimpin rapat.
f. Menjalin hubungan kerja eksternal.
g. Mengawasi pelaksanaan tugas perusahaan.
h. Mewakili perusahaaan baik didalam dan di luar pengadilan.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Gubernur.
j. Bertanggung jawab kepada gubernur melalui Dewan Pengawas.
5. Direktur Pelayanan
a. Melaksanakan kegiatan pemasaran dan penyuluhan kepada
masyarakat dan pelanggan berkaitan dengan program penyediaan
air bersih.
b. Menerima permohonan pelanggan baru, penggantian meter, balik
nama serta jenis pelayanan lainnya.
c. Menerima dan mencatat pengaduan dari pelanggan.
d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi tugas-tugas pelayanan.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Langganan sesuai dengan bidang tugas.
62
6. Direktur Operasi
a. Pendayagunaan dan pengembangan teknologi informasi.
b. Pendayagunaan dan pemeliharaan database.
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan operasional
layanan pembiayaan.
7. Direktur Keuangan
a. Melaksanakan koordinasi dengan Direksi lainnya
b. Menyusun kebijaksanaan atau strategi perusahaan dalam Bidang
Administrasi dan Keuangan.
c. Membantu direktur utama dalam membuat keputusan,
kebijaksanaan atau strategi dalam pengembangan perusahaan.
d. Mengadakan dan memimpin rapat dalam lingkup tugasnya.
e. Mengawasi dan melakukan pembinaan pelaksanaan tugas unit
kerja bawahan.
f. Dapat bekerja sama dengan Direktur Utama maupun antar
Direktur.
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan direktur utama
sesuai dengan bidangnya.
8. Pegawai
a. Melaksanakan setiap pekerjaan yang ada pada perusahaan setiap
hari
63
2. Penyajian Data Khusus
Data sekunder yang dikumpulkan peneliti adalah hasil dari data
keuangan Perusahaan Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya
Tahun, 2014-2016. Pengumpulan data primer dilaksanakan mulai tahun
2014-2016.
Dari 36 bulan yang menjadi populasi penelitian telah berhasil
dihimpun data hasil data sebagai berikut :
a. Data Variabel Bebas
1) Penjualan Air Bersih (X1)
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penjualan Air Bersih
BLN 2014 2015 2016
1 53.021.377,728 54.709.719,236 56.863.672,828
2 50.555.267,136 52.165.081,132 54.218.850,836
3 50.247.003,312 51.847.001,369 53.888.248,087
4 50.863.530,960 52.483.160,895 54.549.453,585
5 51.788.322,432 53.437.400,184 55.541.261,832
6 53.637.905,376 55.345.878,762 57.524.878,326
7 54.870.960,672 56.618.197,814 58.847.289,322
8 55.487.488,320 57.254.357,340 59.508.494,820
9 52.404.850,080 54.073.559,710 56.202.467,330
10 54.254.433,024 55.982.038,288 58.186.083,824
11 52.528.155,610 54.200.791,615 56.334.708,430
12 36.868.353,350 38.042.339,655 39.540.088,780
TOTAL 616.527.648,000 636.159.526,000 661.205.498,000
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diinterpretasikan bahwa selama
tahun 2014 Penjualan sebesar 616.527.648.000, tahun 2015
Penjualan sebesar 636.159.526,000 dan tahun 2016 penjualan
64
sebesar 661.205.498,000. Dimana jumlah penjualan setiap bulannya
sudah dijelaskan dalam tabel diatas.
2) Biaya Operasional (X2)
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Biaya Operasional
BLN 2014 2015 2016
1 31.424.778,792 31.613.134,396 49.938.739,488
2 32.200.699,256 30.142.756,052 51.171.794,784
3 31.424.778,792 29.958.958,759 49.938.739,488
4 31.424.778,792 30.326.553,345 49.938.739,488
5 31.424.778,792 30.877.945,224 49.938.739,488
6 31.424.778,792 31.980.728,982 49.938.739,488
7 31.424.778,792 32.715.918,154 49.938.739,488
8 34.916.420,880 33.083.512,740 55.487.488,320
9 31.424.778,792 31.245.539,810 49.938.739,488
10 31.424.778,792 32.348.323,568 49.938.739,488
11 31.424.778,792 31.319.058,727 49.938.739,488
12 38.020.102,736 21.982.156,243 60.419.709,504
TOTAL 387.960.232,000 367.594.586,000 616.527.648,000
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diinterpretasikan bahwa dari 3
tahun, 2014 di peroleh Biaya Operasional sebesar 387.960.232,000
tahun 2015 sebesar 367.594.586,000 dan tahun 2016 sebesar
616.527.648,000. Dimana jumlah biaya operasional yang digunakan
setiap bulannya sudah dijelaskan dalam tabel diatas.
65
b. Data Variabel Terikat
1) Laba
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Laba
BLN 2014 2015 2016
1 17.168.574,348 16.809.143,166 17.287.820,442
2 17.592.489,764 17.224.183,738 17.714.680,206
3 17.168.574,348 16.809.143,166 17.287.820,442
4 17.168.574,348 16.809.143,166 17.287.820,442
5 17.168.574,348 16.809.143,166 17.287.820,442
6 17.168.574,348 16.809.143,166 17.287.820,442
7 17.168.574,348 16.809.143,166 17.287.820,442
8 19.076.193,720 18.676.825,740 19.208.689,380
9 17.168.574,348 16.809.143,166 17.287.820,442
10 17.168.574,348 16.809.143,166 17.287.820,442
11 17.168.574,348 16.809.143,166 17.287.820,442
12 20.771.855,384 20.336.988,028 20.916.128,436
TOTAL 211.957.708,000 207.520.286,000 213.429.882,000
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diinterpretasikan bahwa pada
tahun 2014 laba memiliki nilai sebesar 211.957.708,000 tahun
2015 sebesar 207.520.286,000 dan tahun 2016 sebesar
213.429.882,000. Dimana laba setiap bulannya muncul setelah
perhitungan hasil penjulan dikurangi biaya, pajak, beban dan lain
sebagainya.
B. ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
66
Dalam uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Hasil pengujian normalitas disajikan pada Gambar
4.2 sebagai berikut :
Gambar 4.2 Grafik Probability Plot
Dari gambar normal Probability Plot dapat dilihat bahwa sebaran
data yang berbentuk lingkaran mengikuti garis normal searah vertikal,
maka dengan demikian hasil data terdistribusi normal dan telah
memenuhi asumsi klasik sehingga layak untuk di gunakan.
b. Uji Heteroskedastisitas
Untuk uji Heteroskedastisitas, dapat dilihat pada gambar output
scatterplot berikut :
67
Gambar 4.3 Scatterplot
Dari Gambar 4.3 Scatterplot dapat dilihat bahwa data masih
menyebar acak, tidak memperlihatkan sebuah pola tertentu dan dapat
disimpulkan bahwa data bebas dari masalah heteroskedastisitas.
2. Uji F (Simultan)
Pengujian terhadap variabel independen secara simultan (uji F)
dilakukan guna mengetahui apakah variabel independen (Penjualan Air
Bersih dan Biaya Operasional) secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen (Laba) serta untuk mengetahui
apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependen atau tidak.
Dari kriteria pengujian statistik diperoleh hasil sebagai berikut:
68
df (n1) = k – 1 jadi 3 – 1 = 2
df (n2) = n – k jadi 36 – 3 = 33
Taraf signifikan = 5% atau 0,05
Maka diperoleh F tabel sebesar 3,28
Hasil analisis uji hipotesis antara variabel bebas X1 dan X2 terhadap Y
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Residual Ftabel Taraf Signifikan Fhitung Signifikan
21975600907284,258 3,28 0,05 15,634 0,000
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai Fhitung sebesar 15,634 dan
Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung > Ftabel (15,634 >
3.28). sedangkan nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka nilai
signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama -
sama variabel (Penjualan Air Bersih dan Biaya Operasional) berpengaruh
signifikan terhadap Laba.
3. Uji t (Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel
bebas dengan variabel terikat baik secara parsial.
Diketahui df (n-k-1) adalah 36 dan signifikansi adalah 5%, maka
dapat diketahui t-table adalah 2.032. Hasil analisis uji hipotesis antara
variabel bebas X1 dan X2 terhadap Y diperoleh hasil sebagai berikut :
69
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Model Ttabel Taraf Signifikan Thitung Signifikan
Penjualan Air Bersih 2.032 0,05 5,310 0,000
Biaya Operasional 2.032 0,005 1,266 0,000
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan progam SPSS dapat
diketahui bahwa :
a. Pengaruh Penjualan Air Bersih terhadap Laba
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai Thitung sebesar 5,310
dan Ttabel adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung > Ftabel
(5,310 > 2,032). sedangkan nilai signifikansi menunjukkan 0.000,
maka nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel Penjualan Air Bersih berpengaruh signifikan
terhadap Laba.
b. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Laba
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai Thitung sebesar 1,266
dan Ttabel adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung < Ftabel
(1,266 < 2,032). sedangkan nilai signifikansi menunjukkan 0.000,
maka nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel Biaya Operasional tidak berpengaruh
signifikan terhadap Laba.
70
C. Pembahasan
Dari uji yang dilakukan Uji F menunjukkan nilai Fhitung sebesar
15,634 dan Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung > Ftabel
(15,634 > 3.28). sedangkan nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka
nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara
bersama - sama variabel (Penjualan Air Bersih dan Biaya Operasional)
berpengaruh signifikan terhadap Laba.
Uji T menunjukkan nilai Penjuaan Air Bersih Thitung sebesar 5,310
dan Ttabel adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung > Ftabel
(5,310 > 2,032). sedangkan nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka
nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Penjualan Air Bersih berpengaruh signifikan terhadap
Laba.
Uji T menunjukkan nilai Biaya Operasional Thitung sebesar 1,266
dan Ttabel adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung < Ftabel
(1,266 < 2,032). sedangkan nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka
nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Biaya Operasional tidak berpengaruh signifikan terhadap
Laba.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian tentang Pengaruh Penjualan Air Bersih dan Biaya
Operasional terhadap laba pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Surya Sembada Tahun 2014 - 2016, penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh penjualan air bersih terhadap laba pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya
Tahun 2014 – 2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional terhadap laba pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya
Tahun 2014 – 2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh penjualan air bersih dan biaya operasional
terhadap laba pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya
Sembada Kota Surabaya Tahun 2014 – 2016.
Dari uji yang dilakukan Uji F menunjukkan nilai Fhitung sebesar 15,634
dan Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung > Ftabel (15,634 >
3.28). sedangkan nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka nilai signifikasi
0,000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama - sama variabel
(Penjualan Air Bersih dan Biaya Operasional) berpengaruh signifikan
terhadap Laba.
72
Uji T menunjukkan nilai Penjuaan Air Bersih Thitung sebesar 5,310
dan Ttabel adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung > Ftabel
(5,310 > 2,032). sedangkan nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka
nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Penjualan Air Bersih berpengaruh signifikan terhadap
Laba.
Uji T menunjukkan nilai Biaya Operasional Thitung sebesar 1,266
dan Ttabel adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung < Ftabel
(1,266 < 2,032). sedangkan nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka
nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Biaya Operasional tidak berpengaruh signifikan terhadap
Laba.
B. Saran
1. Harus ada keseimbangan antara target pendapatan dengan manajemen
biaya pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Artinya, biaya yang
telah dikeluarkan untuk produksi dan distribusi air ke pelanggan tidak
melebihi target pendapatan dan pendapatan yang diperoleh sesuai
dengan biaya yang digunakan untuk produksi dan distribusi ke
pelanggan sehingga keuntungan dapat meningkat. Untuk itu
perusahaan harus dapat meningkatkan perolehan laba supaya
kelangsungan perusahaan dapat tetap dilaksanakan, karena walaupun
kenyataannya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan
perusahaan milik pemerintah daerah yang bertujuan untuk melayani
73
kepentingan publik tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan
untuk mencapai tujuan lainnya yaitu untuk mendapatkan laba yang
lebih optimal, sebab dengan perolehan laba yang optimal tersebut
selain menjadi pemasukan daerah juga dapat memacu pertumbuhan
usahanya.
2. Untuk penulis selanjutnya adalah dengan menambah variabel. Penjualan
merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan
dalam mencapai sebuah tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan. penjualan terhadap peningkatan
laba perusahaan, dalam hal ini dapat dilihat dari laporan laba – rugi
perusahaan, karena dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan produk
lebih besar dibandingkan dengan biaya – biaya yang dikeluarkan, jika
sebaliknya penjualan lebih kecil dibandingkan dengan biaya – biaya yang
akan dikeluarkan maka akan timbul kerugian. yang mempengaruhi laba
berikutnya adalah biaya, dengan mengefesiensikan biaya operasional yang
dikeluarkan oleh perusahaan dengan asumsi pendapatan operasional tetap
atau bahkan meningkat maka laba yang optimal akan dapat diperoleh
perusahaan, besar kecilnya biaya yang digunakan oleh perusahaan dalam
menjalankan kegiatannya sangat berpengaruh terhadap laba. Semakin biaya
itu bisa ditekan mestinya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan laba
perusahaan dan semakin biaya itu dikeluarkan tidak sesuai dengan target
penjualan maka perusahaan akan mengalami kerugian.
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS LAGIAT ........................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
MOTTO ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ..ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. .xii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9
A. Kajian Variabel Bebas .............................................................. 9
1. Penjualan ........................................................................... 9
a. Pengertian Penjualan ................................................... 9
b. Tujuan Penjualan ......................................................... 11
c. Jenis Penjualan ............................................................ 12
d. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penjualan .......... 13
e. Tahap – tahap Penjualan ............................................. 16
ii
f. Cara Penjualan ............................................................ 17
2. Biaya Operasional ............................................................. 18
a. Biaya ........................................................................... 18
b. Pengertian Biaya Operasional ..................................... 19
c. Penggolongan Biaya Operasional ............................... 21
d. Jenis – jenis Biaya Operasional................................... 24
B. Kajian Variabel Terikat ............................................................ 25
a. Pengertian Laba ........................................................... 25
b. Jenis – jenis Laba ........................................................ 27
c. Manfaat Analisis Laba ................................................ 28
d. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Laba.................. 31
e. Kegunaan Laba............................................................ 33
C. Hubungan Penjualan Air Bersih dan Biaya Operasional
Terhadap Laba ........................................................................ 33
D. Kerangka Konsep .................................................................... 35
E. Hipotesis ................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 37
A. Pengertian dan Jenis Penelitian ................................................ 37
1. Pengertian Metode Penelitian ........................................... 37
2. Jenis Penelitian .................................................................. 37
B. Kerangka Kerja (Frame Work) ................................................ 40
1. Definisi Kerangka Kerja..................................................... 40
2. Susunan Kerangka Kerja .................................................... 41
C. Penentuan Populasi dan Sampel ............................................... 41
1. Populasi .............................................................................. 41
2. Teknik Sampling ................................................................ 42
3. Sampel ................................................................................ 42
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ............................ 43
1. Variabel ............................................................................. 43
2. Definisi Operasional Variabel ........................................... 43
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 45
iii
1. Pengumpulan Data ............................................................. 45
2. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data ...................... 46
F. Metode Analisis Data ............................................................... 46
1. Uji Statistik ......................................................................... 47
a. Analisa Regresi Linier Berganda ................................. 47
b. Uji Hipotesis ................................................................. 48
c. Uji Asumsi Klasik ........................................................ 49
2. Pembacaan Hasil Uji Statistik ............................................ 51
3. Piranti Alat yang digunakan ............................................... 51
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA...................................... 52
A. Penyajian Data.......................................................................... 52
1. Penyajian Data Umum ....................................................... 52
a. Sejarah PDAM Surya Sembada Kota Surabaya ........... 52
b. Visi & Misi PDAM Surya Sembada ............................ 56
c. Struktur Organisasi ....................................................... 57
2. Penyajian Data Khusus....................................................... 63
a. Data Variabel Bebas ..................................................... 63
1) Penjualan Air Bersih (X1) ...................................... 63
2) Biaya Operasional (X2) .......................................... 64
b. Data Variabel Terikat ................................................... 65
1) Laba ........................................................................ 65
B. Analisis Data ............................................................................ 65
1. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 65
a. Uji Normalitas .............................................................. 65
b. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 66
2. Uji F (Simultan) ................................................................. 67
3. Uji T (Parsial) ..................................................................... 68
C. Pembahasan .............................................................................. 70
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 71
A. Kesimpulan ............................................................................. 71
B. Saran ....................................................................................... 71
iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Tabel Definisi Operasional Variabel ................................................. 44
4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan Penjualan Air Bersih ..................... 63
4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan Biaya Operasional ......................... 64
4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan Laba .............................................. 65
4.5 Hasil Uji Hipotesis secara Simultan .................................................. 68
4.6 Hasil Uji Hipotesis secara Parsial ...................................................... 69
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Konsep………………………………………………… 35
3.1 Kerja Kerja (Frame Work)................................................................. 41
4.1 Struktur Organisasi ............................................................................ 58
4.2 Grafik Probabbaility Plot .................................................................. 66
4.3 Scatter Plot ........................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA
Basu, Swastha. 2004. Manajemen penjualan. Edisi tiga penerbit Liberty.
Yogyakarta.
Basu, Swastha. 2009. Manajemen Penjualan. BPFE. Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Rajawali
Pers. Jakarta.
Margaretha, Farah. 2007. Manajemen Keuangan bagi Industri Jasa. Grasindo.
Jakarta.
Mulyadi,2006, Akuntansi Biaya ,Edisi ke- 6, STIE YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Salemba Empat, Yogyakarta.
Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi
Saham. Salemba Empat. Jakarta.
Niswonger, C. Rollin, Cal S Warren, Reeve, M. J. And Phillip E. Fess. 2005.
Pengantar Akuntansi, edisi kedua puluh satu, terjemahan Aria
Farahmita, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan.
Graha Imu. Yogyakarta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Tjiptono, Fandy. 2007. Pemasaran Strategik. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Agung Gunawan S. 2013. “ Pengaruh Biaya Operasional terhadap Laba (studi
kasus pada Perusahaan Darah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Purwakarta Periode Tahun 2006-2010).
Erlis Yunita, Indah Lia Puspit dan Eka Sariningsih 2015. “Pengaruh Penjualan Air
Bersih dan Biaya Operasional terhadap Rugi Bersih pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2009 – 2013”.
Burhanuddin, Afid,2013, Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian,
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengumpulan-
data-dan-instrumen-penelitian, diakses tanggal 2 januari 2018
pukul 15.40.
Rayendar,2013, Metode Penelitian Menurut Sugiyono.
http://rayendar.blogspot.co.id/2015/06/metode-penelitian-menurut-
sugiyono-2013.html?m=1,diakses tanggal 3 januari 2018 pukul
09.30.
Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com), 2010