Post on 25-Feb-2018
1
LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENGAJARAN
PROGRAM DUE-LIKE
Tahun Anggaran 2001
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
MELALUI LATIHAN PENGERJAAN SOAL
SECARA BEREGU DAN KOMPETITIF
Penanggungjawab Penelitian :
Ir. Sunar Rochmadi. M.E.S.
Anggota :
Ir. Ilham Marsudi
Drs. Agus Santoso, M.Pd.
Drs. V. Lilik Hariyanto, M.Pd.
Didik Purwantoro, S.T.
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Teaching Grant Program DUE-Like
No. Kontrak : 18/Ktr.TG/LPIU.DL/2001, tanggal 9 Juni 2001
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 2
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 3
A. Kajian Teoritik 3
B. Kerangka Teoritik 5
C. Hipotesis Tindakan 6
BAB III. CARA PENELITIAN 7
A. Pendekatan 7
B. Desain Penelitian 7
C. Subjek dan Tempat Penelitian 7
D. Rencana Tindakan 7
E. Pengumpulan dan Analisis Data 9
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 10
A. Deskripsi Subjek Penelitian 10
B. Pelaksanaan Tindakan 11
C. Evaluasi 11
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 15
3
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Peserta Kuliah pada Pelaksanaan Tindakan 10
2. Nilai Tugas Mahasiswa 11
3. Hasil Tes-1 12
4. Nilai Tes-1 12
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Matematika adalah mata kuliah dasar keteknikan yang sangat penting
untuk dikuasai agar dapat mempelajari materi kuliah keteknikan pada Program
Studi Pendidikan Teknik Bangunan. Topik-topik yang ada pada Mata Kuliah
Matematika, misalnya : Kalkulus, Trigonometri, Vektor dan Matriks, sangat
diperlukan untuk mempelajari Mekanika Teknik, Mekanika Fluida dan Hidrolika,
Mekanika Tanah dan Ilmu Ukur Tanah. Para pengajar mata kuliah keteknikan
selama ini sering mengeluhkan rendahnya penguasaan matematika oleh para
mahasiswa, sehingga para dosen tersebut terpaksa memperlambat pembelajaran
materi keteknikan yang diampunya. Sedangkan para pengampu mata kuliah
matematika mengeluhkan sangat terbatasnya waktu untuk pembelajaran
matematika yang hanya 2 SKS. Sementara itu para mahasiswa kurang terbiasa
memperbanyak latihan pengerjaan soal yang merupakan kunci sukses belajar
matematika.
Pada Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, materi
matematika dipelajari pada mata kuliah Matematika (Semester 1) dengan bobot 2
SKS. Topik-topik yang dipelajari antara lain meliputi : Deret, Kalkulus,
Trigonometri, Vektor, Determinan dan Matriks (Pradoto, 1993). Semua topik
tersebut sebenarnya telah dipelajari di sekolah menengah (Moedjijo, 1988). Sesuai
dengan system SKS, 2 SKS matakuliah teori berarti 2 x 50 menit tatap muka, 2 x
1 jam tugas terstruktur dan 2 x 1 jam tugas mandiri. Pemberian tugas atau
pekerjaan rumah yang oleh para pengajar dimaksudkan sebagai pelaksanaan tugas
terstruktur dan mandiri, pada kenyataannya tidak seperti yang diharapkan. Untuk
tugas di luar kelas, biasanya para mahasiswa mengandalkan teman atau kakak
angkatannya yang pernah mengambil mata kuliah pada tahun-tahun sebelumnya.
Sedangkan apabila mereka tidak berhasil mendapatkannya, kurang atau bahkan
tidak ada usaha untuk mengerjakan sendiri hingga memperoleh hasil yang betul,
5
misalnya dengan mempelajari buku teks yang ada. Di samping itu, apabila tugas
diberikan dengan frekuensi yang cukup tinggi, dan dikerjakan oleh para
mahasiswa secara perorangan, maka dosen perlu banyak waktu untuk
mengevaluasinya.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, perlu dicoba dilakukan penelitian
tindakan dengan memperbanyak latihan pengerjaan soal matematika secara
beregu tetapi dengan sistem yang kompetitif. Untuk membangkitkan semangat
belajar mandiri, perlu dicoba sistem rangsangan berupa bonus nilai yang akan
diperhitungkan pada nila akhir mata kuliah untuk setiap tugas. Bahkan apabila
perlu seorang mahasiswa yang berhasil menyelesaikan semua tugas dengan baik
nilainya langsung dapat dipakai sebagai nilai akhir mata kuliah.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada Latar Belakang Masalah tersebut di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
Apakah dengan latihan pengerjaan soal secara beregu dan kompetitif pada
matakuliah matematika untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik
Bangunan prestasi belajar mereka akan meningkat?
C. TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah :
a. Secara umum, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matakuliah
Matematika.
b. Secara khusus, untuk mengetahui pengaruh latihan pengerjaan soal secara
beregu dan kompetitif pada peningkatan prestasi belajar matematika pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik bangunan.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
Dengan adanya keterbatasan waktu, pada pembelajaran suatu matakuliah
ada dua alternatif yang dapat dipilih, yaitu membahas sebanyak mungkin materi
kuliah atau membatasi beberapa materi pokok saja. Utomo dan Ruijter (1989)
menekankan perlunya memilih alternatif kedua, karena dengan mendalami materi
tertentu yang mewakili secara tuntas, mahasiswa akan mampu mendalami materi
lain. Untuk mendalami materi secara tuntas, diperlukan latihan tahap demi tahap
yaitu (Utomo dan Ruijter, 1989) :
a. Dosen memberi contoh penyelesaian soal.
b. Mahasiswa berlatih dibimbing oleh dosen. Langkah-langkah baru dilatih secara
terperinci dan lengkap, kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi.
c. Mahasiswa diberi pekerjaan rumah untuk melatih diri.
d. Pada kuliah berikutnya, pekerjaan rumah dibicarakan atau dosen menempelkan
penyelesaiannya sehingga mahasiswa memeriksanya sendiri.
Pada latihan diperlukan umpan balik yang akan meningkatkan efektifitas interaksi
dosen-mahasiwa dan memberikan dorongan kepada mahasiswa (Utomo dan
Ruijter, 1989).
Rooijakkers (1989) mengemukakan bahwa setelah dosen selesai
menjelaskan, maka :
a. Mahasiswa mengerjakan sendiri-sendiri.
b. Dosen melihat-lihat, apakah timbul masalah.
c. Salah satu mahasiswa menulis pekerjaannya di papan tulis, agar mereka saling
mengoreksi.
Setelah itu, dosen memberi tugas tentang hal yang belum dikerjakan agar
mahasiswa memecahkan sendiri. Tugas ini dikerjakan dengan kelompok-
kelompok kecil untuk melatih kemampuan bekerjasama. Tugas tersebut dapat
dilakukan pada jam kuliah atau di luar jam kuliah, dan hasilnya diserahkan kepada
dosen.
7
Penugasan berupa latihan mengerjakan soal matematika dapat
dikategorikan dalam metode pemecahan masalah (problem-solving). Brown dan
Atkins (1993) mengemukakan prasyarat keberhasilan cara ini, yaitu :
a. Pengajar tahu bagaimana memecahkan masalah tersebut, yang meliputi adanya
kekeliruan umum dan kesalahan prosedur yang biasa muncul, serta kiat yang
perlu diberikan dan pertanyaan yang perlu agar mahasiswa tergerak untuk
memecahkan masalah.
b. Pengajar tahu strategi-strategi pemecahan masalah yang ada untuk materi yang
bersangkutan.
c. Pengajar tahu bagaimana mengarahkan kelompok mahasiswa terlibat dalam
pemecahan masalah.
Brown dan Atkins (1993) juga menekankan perlunya membangkitkan semangat
mahasiswa agar tidak terlalu takut berbuat keliru dalam latihan dengan prinsip
“berbuat keliru adalah bagian dari belajar ke benar” (being wrong is part of
learning to be right).
Suryabrata (1983) mengemukakan bahwa pemberian hadiah dan hukuman
merupakan dua sarana membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. Nilai baik
merupakan hadiah, tetapi tugas-tugas dalam belajar untuk meraih nilai baik pada
umumnya dianggap sebagai hukuman. Oleh karena itu ada kecenderungan untuk
memperoleh nilai baik tanpa melakukan tugas-tugas belajar, misalnya dengan
belajar untung-untungan dan menyontek. Untuk itu diperlukan pengawasan yang
memadai dalam memberikan hadiah (reward) kepada mahasiswa. Utomo dan
Ruijter (1989) menjelaskan bahwa penilaian dapat dilakukan dengan memeriksa
pengerjaan soal dan menelaah jalan yang telah dikerjakan, dan apabila ditemukan
kekeliruan perlu diberi saran untuk memperbaiki sebagai umpan balik kepada
mahasiswa.
Untuk meresapkan materi yang telah dipelajari dan untuk mengetahui
pemahaman terhadap isi pelajaran sudah betul, maka mahasiswa perlu
mengkomunikasikan kepada orang lain, seperti : teman kuliah dan dosen
(Suryabrata, 1983). Bentuk komunikasi tersebut dapat berupa bertanya, belajar
bersama dan diskusi, yang dengan senidirinya memerlukan adanya suatu
8
kelompok. Selanjutnya Suryabrata (1983) mengemukakan bentuk kelompok yang
baik, yaitu :
a. Anggota tidak terlalu banyak, yaitu tiga hingga lima orang.
b. Kemampuan belajar kurang lebih sama.
c. Masing-masing anggota berpartisipasi secara aktif.
d. Mempunyai semacam rencana kerja atau kegiatan dan membuat pembagian
kerja.
Tentang keuntungan belajar bersama dalam kelompok, Suryabrata (1983)
mengemukakan :
a. Mendapat kepastian telah mengerti materi yang dipelajari.
b. Mendengarkan dan membaca dari temannya akan lebih meresapkan materi
yang dipelajari.
c. Bertanya dan menerangkan dalam diskusi akan meningkatkan penguasaan
materi.
d. Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
Selain untuk mengevaluasi hasil tindakan, tes penampilan juga sekaligus
dapat untuk memberikan umpan balik. Tes ini diadakan setelah satu materi selesai
dan umpan balik diberikan dengan membahas pekerjaan dan jawaban lengkap
baik di kelas atau ditempel (Utomo dan Ruijter, 1989).
B. Kerangka Teoritik
Penguasaan materi matakuliah Matematika memerlukan banyak latihan
pengerjaan soal-soal oleh para mahasiswa. Agar latihan tersebut dikerjakan
dengan sungguh-sungguh oleh mahasiswa, maka perlu diberikan hadiah (reward)
berupa nilai oleh dosen yang akan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir
matakuliah. Apabila latihan dikerjakan secara perorangan, ada dua kelemahan
yang biasa timbul yaitu :
a. Terlalu banyak menyita waktu dosen untuk mengoreksinya.
b. Para mahasiswa cenderung meniru pekerjaan temannya terutama yang dianggap
lebih pandai.
Oleh karena itu, penugasan latihan secara kelompok akan lebih menguntungkan.
9
Agar kelompok dapat efektif, anggota ditentukan sekitar tiga hingga lima
mahasiswa. Keuntungan lain latihan dengan kelompok yaitu para mahasiswa
terpacu untuk belajar bersama dan berdiskusi. Untuk mengatasi adanya
mahasiswa yang hanya mendompleng temannya, diadakan tes penampilan untuk
mengevaluasi kemampuan masing-masing mahasiswa.
C. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran dengan latihan pengerjaan soal secara beregu dan kompetitif
akan meningkatkan prestasi belajar matematika mahasiswa Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan.
10
BAB III
CARA PENELITIAN
A. Pendekatan
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian tidakan di kelas atau
Classroom Action Research (CAR) dengan tipe tertutup.
B. Desain Penelitian
Proses penelitian tindakan ini berawal dari perencanaan tindakan,
kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan dan pengamatan, dan berakhir
pada tahap refleksi (Rochmadi, 1996). Proses tersebut dilanjutkan secara siklus
hingga selesainya waktu penelitian ini.
C. Subjek dan Tempat Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
Matematika pada Semester Gasal Tahun 2001/2002 Program Studi Pendidikan
Teknik Bangunan FT UNY. Penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan FT UNY.
D. Rencana Tindakan
Pada awal semester diberikan angket penjajagan untuk para mahasiswa
peserta kuliah Matematika, berisi butir-butir pertanyaan sebagaimana pada
Lampiran 1. Hasil angket penjajagan tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai
pertimbangan dalam menerpakan tindakan.
Pada setiap materi kuliah dilakukan tahapan atau urutan tindakan sebagai
berikut :
1. Penjelasan materi.
2. Contoh soal dan penyelesaiannya.
3. Latihan mengerjakan soal oleh mahasiswa di kelas secara perorangan atau
kelompok, dan dosen memberikan umpan balik.
4. Pemberian soal latihan untuk dikerjakan di luar kelas.
11
5. Latihan mengerjakan soal di luar kelas secara kelompok.
6. Pekerjaan latihan dikumpulkan pada kuliah berikutnya.
7. Pekerjaan latihan dikoreksi, dinilai dan selanjutnya dikembalikan kepada
mahasiswa. Kekeliruan untuk butir-butir yang penting dijelaskan oleh dosen.
1. Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan disusun berdasarkan hasil pengalaman pada proses
pembelajaran matematika pada waktu-waktu sebelumnya. Di samping itu, sebagai
masukan diadakan survai untuk menjajagi keadaan subjek penelitian. Survai
dilakukan dengan pengamatan dan angket.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan berupa pembelajaran matematika dengan latihan
pengerjaan soal secara beregu dan kompetitif. Setiap latihan dinilai dan hasilnya
diberitahukan kepada para mahasiswa.
3. Pengamatan terhadap Tindakan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran dilakukan untuk
memantaunya. Pengamatan apabila perlu diperkuat dengan angket dan ceklist.
Bilamana perlu bahkan dapat dilengkapi dengan wawancara. Pengamatan
dilakukan terhadap setiap langkah tindakan, selama tindakan berlangsung maupun
di sela-sela antara satu tindakan dan tindakan berikutnya.
4. Refleksi
Hasil pengamatan terhadap tindakan dicatat dan dianalisis untuk
penyempurnaan tindakan berikutnya.
5. Tes Penampilan
Untuk mengevaluasi efektifitas tindakan yang telah dilakukan diadakan tes
penampilan sebagai berikut :
a. Tes I pada minggu ke 10.
12
b. Tes II pada minggu ke 16.
c. Ujian Semeseter sesuai jadual ujian semester.
E. Pengumpulan dan Analisis Data
Kemajuan setiap langkah pembelajaran dianalisis untuk memperbaiki
langkah selanjutnya. Analisis data dilakukan dengan pengolahan dan penafsiran
terhadap catatan hasil pengamatan, angket dan wawancara pada pengamatan
tindakan tersebut. Analisis dilakukan segera setelah data hasil pengamatan
terkumpul dan disusun dengan tabulasi. Evaluasi terhadap tindakan pembelajaran
juga dilakukan dengan mengadakan tes pengerjaan soal.
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subjek Penelitian
Mahasiswa yang berpartisipasi dalam tindakan yang dilakukan pada
penelitian ini adalah peserta kuliah Matematika dalam satu kelas yang berjumlah
40 orang. Jumlah mahasiswa yang hadir saat pelaksanaan penelitian ini disajikan
pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Peserta Kuliah pada Pelaksanaan Tindakan
Kuliah ke- Materi Kuliah Mahasiswa yang Hadir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Persamaan kuadrat
Persamaan linier simultan
Matriks
Matriks
Trigonometri
Trigonometri
Vektor
Fungsi
Diferensial
Aplikasi Diferensial
Tes-1
Integral
Aplikasi Integral
Tes-2
29
34
40
42
37
41
39
39
37
36
40
34
36
40
Keterangan :
Jumlah mahasiswa yang hadir pernah 41 dan 42, tetapi dua orang kemudian
mengundurkan diri.
B. Pelaksanaan Tindakan
Pada akhir masing-masing topik kuliah diberikan tugas kelompok yang
dikerjakan 4 orang mahasiswa. Akan tetapi pada pelaksanaannya ada yang
membentuk regu dengan 3 atau 2 anggota, bahkan ada yang mengerjakan sendiri.
Walaupun tidak diharuskan, mahasiswa cenderung membentuk regu dengan
anggota yang tetap. Tugas dikumpulkan seminggu kemudian atau pada kuliah
berikutnya. Setelah dikoreksi, dinilai dan dicatat dalam daftar nilai, tugas
dikembalikan kepada mahasiswa dengan diberitahukan nilainya, mulai nilai
14
tertinggi ke nilai terendah. Adapun nilai tugas yang dicapai mahasiswa adalah
sebagai berikut (Tabel 2).
Tabel 2. Nilai Tugas Mahasiswa
Tugas ke- Topik Jumlah
Regu
Nilai
Tertinggi Terendah
1
2
3
4
5
6
7
8
Persamaan kuadrat
Persamaan linier simultan
Matriks
Trigonometri
Vektor
Fungsi
Diferensial
Integral
8
9
11
11
10
10
10
10
10
10
10
9,5
10
8
7,5
10
8
7,5
5
7,5
0
2
4
3,5
Keterangan :
Pada Tugas ke-1 dan ke-2, jumlah mahasiswa sesuai dengan jumlah mahasiswa
yang hadir pada minggu-minggu tersebut, yaitu kurang dari 40 orang.
C. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mengamati
mahasiswa dalam mengerjakan soal-sola latihan di kelas dan menganalisis tugas-
tugas beregu yang dikumpulkan.
Evaluasi terhadap tindakan dilakukan dengan tes penampilan berupa Tes-
1, Tes-2 dan Ujian Semester. Tes-1 dengan materi Persamaan Kuadrat, Persamaan
Linier Simultan, Matriks, Trigonometri dan Vektor, dengan jumlah soal sebanyak
empat nomor. Adapun hasil tes penampilan tersebut disajikan pada Tabel 3
berikut.
Tabel 3. Hasil Tes-1
Soal
No.
Materi Jumlah Mahasiswa
Betul Betul
Sebagian
Salah
1
2
3
4
Persamaan kuadrat
Trigonometri/Persamaan linier simultan
Matriks
Vektor
40
1
34
30
-
39
-
10
-
-
6
-
15
Adapun nilai yang dicapai mahasiswa adalah tertinggi 10 dan terendah 6,5 seperti
pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Nilai Tes-1.
Nilai Jumlah Mahasiswa
10
9,5
9
8,5
7
6,5
1
21
4
3
9
2
Jumlah 40
Tes-2 dengan materi Fungsi, Diferensial dan Integral, dengan jumlah soal
sebanyak empat nomor. Adapun hasil tes penampilan tersebut disajikan pada
Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Hasil Tes-2
Soal
No.
Materi Jumlah Mahasiswa
Betul Salah
1
2
3
4
Diferensial
Diferensial
Integral
Integral
13
8
15
34
27
32
25
6
Adapun nilai yang dicapai mahasiswa adalah tertinggi 7,5 dan terendah 1 seperti
pada Tabel 6 berikut.
16
Tabel 6. Nilai Tes-2.
Nilai Jumlah Mahasiswa
7,5
6,5
6
5
4,5
4
3,5
3
2,5
1
2
4
4
3
5
7
5
5
2
3
Jumlah 40
Ujian Semester dengan materi Determinan, Trigonometri, Matriks,
Diferensial dan Integral, dengan jumlah soal sebanyak empat nomor. Adapun
hasil tes penampilan tersebut disajikan pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Hasil Ujian Semester
Soal
No.
Materi
Jumlah Mahasiswa
Jumlah Betul Betul
Sebagian
besar
Betul
Sebagian
Kecil
Salah
1
2
3
4
Persamaan Linier/
Trigonometri
Matriks
Diferensial
Integral
14
18
0
0
12
17
19
7
6
2
11
16
8
3
10
17
40
40
40
40
Adapun nilai yang dicapai mahasiswa adalah tertinggi 9 dan terendah 1,5 seperti
pada Tabel 8 berikut.
17
Tabel 8. Nilai Ujian Semester.
Nilai Jumlah Mahasiswa
9
8,5
8
7,5
7
6,5
6
5,5
5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
1
0
3
1
2
4
4
2
10
4
3
1
2
0
1
Jumlah 40
D. Pembahasan
Dilihat pada Nilai Ujian Semester, maka prestasi belajar Matematika
setelah diadakannya tindakan penelitian ini masih kurang memuaskan. Seandainya
Nilai Akhir hanya berdasar Nilai Ujian Semester, maka hanya ada 2 mahasiswa
yang mendapat nilai A, 4 mahasiswa mendapat nilai B dan 6 mahasiswa mendapat
nilai C. Sedangkan sebagian besar yang lain, 20 mahasiswa mendapat nilai D dan
8 mahasiswa mendapat nilai E.
Akan tetapi Nilai Akhir dihitung sebagai merupakan gabungan dari Nilai
Tugas Beregu, Nilai Tes-1, Nilai Tes-2 dan Nilai Ujian Semester dengan rumus :
Nilai Akhir = (Nilai Tugas + Nilai Tes + Nilai Ujian Semester) / 3
Karena Tugas berjumlah 8 kali, maka masing-masing nilai tugas berbobot 1/24 x
Nilai Akhir. Tes berjumlah 2 kali, maka masing-masing nilai tes berbobot 1/6 x
Nilai Akhir. Nilai ujian semester berbobot 1/3 x Nilai Akhir.
Rekapitulasi nilai Matematika pada pelaksanaan penelitian ini yaitu pada
Semester Gasal Tahun 2001/2002 disajikan pada Tabel 9.
18
Tabel 9. Nilai Matematika Semester Gasal Tahun 2001/2002
Nilai
Jumlah IP A B C D E
6 18 8 7 1 40 2.53
Nilai Akhir Semester tersebut dapat dibandingkan dengan nilai
Matematika selama empat tahun sebelumnya yang disajikan pada Tabel 10
berikut.
Tabel 10. Nilai Matematika Empat Tahun Terakhir
Tahun Nilai Jumlah IP
A B C D E
1997/98 5 32 32 7 0 76 2,46
1998/99 0 30 33 11 0 74 2,26
1999/00 2 9 16 8 0 35 2,14
2000/01 1 11 15 1 0 28 2,43
Rata-rata 2,33
Sumber : Bagian Pengajaran Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FT UNY.
Apabila dibandingkan dengan nilai selama empat tahun terakhir, nilai
setelah tindakan penelitian ini sedikit lebih tinggi, dari rata-rata Indeks Prestasi
(IP) mata kuliah 2,33 atau IP tertinggi 2,46 menjadi 2,53. Akan tetapi
perbandingan ini belum sepenuhnya objektif, karena tidak diketahui komponen
penilaian pada tahun-tahun sebelumnya dan pembobotannya.
E. Keterbatasan Penelitian
1. Efektifitas tindakan penelitian belum dapat diukur dengan akurat, karena ada
kemungkinan mahasiswa yang hanya “titip nama” pada kelompoknya, tidak
berpartisipasi dalam mengerjakan tugas beregu.
2. Nilai Tes-1 dan Tes-2 kurang mencerminkan prestasi yang sebenarnya karena
dikerjakan dalam satu ruang berukuran 9 m x 6 m yang berisi 40 mahasiswa,
yang pada ujian seharusnya hanya berisi 20 orang.
19
3. Perbandingan prestasi belajar Matematika setelah diadakan penelitian ini
dengan tahun-tahun sebelumnya tidak sepenuhnya objektif, karena komponen
penilaian dan pembobotannya pada tahun-tahun sebelumnya tidak terlacak.
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemberian tugas secara beregu dan kompetitif dapat meningkatkan prestasi
belajar Matematika.
2. Peningkatan prestasi belajar tersebut belum dapat diukur secara akurat,
karena komponen penilaian dan pembobotannya pada tahun-tahun
sebelumnya tidak terlacak.
B. Saran
1. Karena sulit mendeteksi mahasiswa yang sekedar menumpang nama pada
tugas beregu, sehingga pembobotan nilai tugas tersebut perlu disesuaikan.
2. Pelaksanaan tes di luar ujian semester kurang mencerminkan kemampuan
atau prestasi yang sebenarnya karena satu ruang kelas berisi 40 mahasiwa,
sehingga kemungkinan ada yang menyontek dan tidak ketahuan. Oleh karena
itu pembobotan nilai tes tersebut perlu disesuaikan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Brown, George and Atkins, Madeleine. 1993. Effective Teaching in Higher
Education. London : Routledge.
Moedjijo. 1988. Ringkasan Matematika Program A1-A2. Yogyakarta : Mitra
Gama Widya.
Pradoto. 1993. Diktat Matematika. Yogyakarta : Fakultas Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan IKIP YOGYAKARTA.
Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi (PPIPT). 1982/1983. Buku II :
Modul Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial, Program
Akta Mengajar V-B Komponen Dasar Kependidikan. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Rochmadi, Sunar. 1996. Penggunaan Kalkulator Program untuk Menghitung
Data Ukur dalam Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Laporan Penelitian.
Yogyakarta : IKIP YOGYAKARTA.
Rooijakkers, Ad. 1989. Mengajar dengan Sukses : Petunjuk untuk merencanakan
dan menyampaikan pengajaran. Jakarta : Gramedia.
Suryabrata, Sumadi. 1983. Proses Belajar-Mengajar di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta : Andi Offset.
Utomo, Tjipto dan Ruijter, Kees. 1989. Peningkatan dan Pengembangan
Pendidikan. Jakarta : Gramedia.