Post on 15-Jan-2016
description
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Konstruksi jalan dan jembatan adalah suatu bagian jalur tertentu yang
dapat dilewati kendaraan dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat
tersebut sangat erat hubungannya dengan keadaan daerah setempat dan
keamanan serta kenyamanan yang dituntut dalam suatu perjalanan.Jalan juga
merupakan salah satu sarana dan prasarana perhubungan yang sangat penting
dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pada kenyataannya sarana jalan
sangat menunjang laju perkembangan diberbagai sektor kehidupan manusia
diantaranya sektor perekonomian, pendidikan, politik, dan sebagainya. Hal ini
dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan nasional demi tercapainya
pembangunan nasional yang adil dan merata.
Saat ini perkembangan transportasi terutama untuk mobilitas penduduk
dan kendaraan sudah semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan suatu
prasarana jalan dan jembatan yang memadai untuk menghubungkan suatu
daerah dengan daerah yang lain..
Meningkatnya mobilitas kendaraan dan penduduk haruslah didukung
dengan prasarana jalan maupun jembatan yang memadai, yaitu ketahanan umur
suatu jalan dan juga ketahanan suatu jembatan. Dengan demikian, suatu jalan
harus direncanakan tebal perkerasan “Hasil perencanaan akhir diperoleh dari
hasil studi perbandingan dengan memperhatikan biaya konstruksi awal, life
circle cost, pemeliharaan, tenaga kerja, kemungkinan tersedianya material yang
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
diperlukan, asumsi yang diambil pada setiap metode, dan kondisi lingkungan
(metode AASHTO, 1972)”.Sejalan dengan tingkat pertumbuhan sosial
masyarakat yang terus berkembang, maka perlu diadakan usaha peningkatan
jalan. Hal ini disebabkan agar terjalin kesinambungan antara peningkatan sarana
transportasi jalan tiap tahunnya dengan kemampuan daya dukung jalan itu
sendiri, yang secara tidak langsung untuk mengurangi kemacetan dan
kecelakaan lalu lintas. Begitu pula dengan jembatan harus mempertimbangkan
kebutuhan masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan
mobilisasi.
Sebagai tindak lanjut dari masalah di atas maka pemerintah dalam hal ini
Departermen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga mengadakan
pembangunan dan peningkatan jalan secara menyeluruh kedaerah-daerah baik
itu Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia. Dalam
melaksanakan suatu proyek pekerjaan jalan dan juga pembangunan jembatan,
maka dibutuhkan penanganan yang profesional, dan tenaga-tenaga yang
memiliki yng terampil dan memiliki motivasi kerja yang baik.
Berdasarkan wewenang pembinaan, proyek rehabilitasi jalan danjembatan
ini dilaksanakan untuk mempermudah masyarakat sekitarkhususnya pengguna
jalan untuk melakukan mobilisasi dan mendapatkan aksesibilitas yang mudah.
Oleh karena itu, Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang khususnya
jurusan Teknik Sipil pada kurikulum semester V (lima) mengadakan Praktek
Kerja Lapangan. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan tambahan tentang teknik pelaksanaan suatu
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
proyek dilapangan. Sehingga mahasiswa nantinya dapat menyeimbangkan teori
yang didapatkan diperkuliahan dan praktek yang telah diikuti di lapangan.
Pada pelaksanaan Kerja Proyek yang kami mulai sejak tanggal 17
september 2012 sampai dengan 26 oktober 2012 hanya terbatas pada
pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan jembatan saluran irigasi IPDN kab.
Gowa dengan panjang 26,6 M yg menggunakan metode sumuran dengan lebar
jembatan 6,98 M.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
Penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu persyaratan akademik pada semester V (lima) Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan kami
Pemahaman secara detail terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan raya
dan juga jembatan yang akan dikerjakan terutama pembangunan jembatan serta
pada pekerjaan – pekerjaan sebelumnya dalam hal ini mengenai bahan, tenaga
kerja, alat, serta biaya pekerjaan .
Penanganan masalah-masalah yang mungkin terjadi dilapangan selama
proses pelaksanaan proyek baik dari segi teknis (alat) maupun dari segi non-
teknis (tenaga kerja dan lingkungan sekitar).
Secara umum menambah wawasan tentang ruang lingkup disiplin ilmu
teknik sipil dan bagaimana penerapannya di lapangan secara nyata.
Dapat membandingkan keadaaan yang terjadi di lapangan dengan hasil teori
yang diterima di bangku kuliah.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
1.3 Metode Praktek Kerja Lapangan
Dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini mengambil data yang dilakukan
dengan dua metode, yaitu :
1. Pengambilan Data Primer
a). Metode pengamatan langsung ( Observasi )
Berupa peninjauan langsung suatu pekerjaan yang sedang berlangsung
dengan pengamatan yang teliti pada Proyek pembangunan jembatan
saluran irigasi IPDN kab. Gowa.
b). Metode interview ( Wawancara / Diskusi )
Berupa pengambilan data dengan cara menanyakan langsung pada
pihak-pihak yang bertanggung jawab di lapangan pada waktu
pelaksanaan proyek sedang berlangsung.
2. Pengambilan Data Sekunder
Berupa pengambilan data langsung mengenai proyek tersebut di
kantor, baik gambar ataupun hasil uji laboratorium.
Pengambilan data kedua di atas juga termasuk mekanisme survey,adapun
hal-hal yang termasuk mekanisme survey yaitu :
a. Pengumpulan data sekunder
- Data dan gambar-gambar design
- Data lelang
- Data Kontrak
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
b. Pengukuran Topografi
- Stacking out lapangan
- Penentuan PI dan CL
- Transfer BM
- Pengukuran cross dan longitudinal section
c. Penelitian tanah dasar
Untuk keperluan review design ini dilakukan penelitian sondir dan juga
SPT untuk mengetahui kedalaman tanah keras yang menentukan untuk
pembangunan jembatan.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan Kerja Proyek (KP) ini disusun ke dalam
lima (V) bab dengan susunan dan isi dari tiap-tiap bab adalah sebagai berikut :
BAB. I. PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini dikemukakan mengenai latar belakang
masalah, maksud dan tujuan, metode praktek kerja lapangan,
sistematika penulisan.
BAB. II. GAMBARAN UMUM PROYEK
Pada bab ini membahas tentang uraian umum yang terdiri dari tinjauan
umum proyek, maksud dan tujuan proyek, nama proyek, lokasi proyek,
biaya proyek, jumlah hari kontrak, pemilik, perencana, pengawas,
pelaksana, dan organisasi proyek.
BAB. III. PELAKSANAAN PROYEK
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Pada bab ini membahas mengenai tinjauan umum dalam pelaksanaan
proyek, lingkup pekerjaan, proses Rigid Pavetmen, dan pelaksanaan
konstruksi..
BAB. IV. Masalah – masalah dan Pemecahannya
Pada bab ini membahas masalah-masalah yang timbul dilapangan
selama pelaksanaan pekerjaan dan pemecahan masalah-masalah
tersebut. Masalah yang diidentifikasi adalah masalah non teknis dan
masalah teknis proyek
BAB. V. PENUTUP
Pada bab ini membahas megenai kesimpulan selama proyek dan saran-
saran dari penulis.
Bab di atas juga dilengkapi dengan data-data (lampiran) sebagai
berikut:
Kontrak konstruksi
Spesifikasi tehnis
Gambar kerja
Pengendalian proyek (bart chart, dll)
Quality kontrol (tentang penilitian2x)
Quantity (volume pekerjaan)
RAB
Laporan (bulanan, mingguan, harian)
Metode pelaksanaan
Administrasi
Tugas pihak yg terkait (struktur organisasi & tugas)
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Permasalahan proyek (Kendala)
Dokumentasi
GKM/ISO
Site instruction
Request Sheet Peralatan
Kesehatan
K3
BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK
2.1 Tinjauan Umum Proyek
Jaringan jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat
penting sebagai penunjang berhasilnya berbagai faktor pembangunan jembatan
saluran irigasi IPDN ini merupakan pembangunan sarana transportasi yang
dapat memberikan pelayanan bagi kegiatan masyarakat dimasa sekarang dan
dimasa yang akan datang.
Untuk menentukan kelayakan suatu sarana transportasi darat ditingkatkan
atau dibangun, sangatlah ditentukan oleh berbagai aspek seperti ekonomi, sosial
budaya, politik, dan yang lebih penting adalah fungsi dari jalan tersebut.
Melalui pembangunan Proyek jembatan saluran irigasi IPDN ini
diharapkan dapat memperlancar arus mobilitas kendaraan dan manusia baik itu
mobilitas ataupun dari wilayah lain sehingga aksesibiltas dan mobilisasi
masyarakat dapat meningkat dan masyrakat bias mendapat kemudahan akses.
Dengan pembangunan jembatan ini berarti membuka isolasi masyarakat dan
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
kantong-kantong potensial sumber daya alam dan kebudayaan masyarakat yang
selama ini hanya dijangkau dengan berjalan kaki dan menggunakan kuda
sebagai sarana angkutan. Demikian juga dengan pembangunan memberi arti
yang sangat besar untuk memperlancar arus mobilitas kendaraan dan manusia
sehingga waktu tempuh dapat sedikit diminimalisir antara daerah disekitar
jembatan maupun dari daerah-daerah lain yang ingin memanfaatkan
pembangunan jalan dan jembatan ini.
2.2 Maksud dan Tujuan Proyek
Pada umumnya pembangunan/peningkatan sarana jalan dimaksudkan
untuk memperlancar dan meningkatkan serta percepatan pembangunan bidang
kehidupan masyarakat lainnya. Melalui pembangunan /peningkatan sarana jalan
dan jembatan berarti membuka aksesibilitas dan mobilisasi masyarakat di suatu
kawasan yang dilalui oleh jalan tersebut. Dengan terbukanya isolasi suatu
daerah dan masyarakat berarti memberi kemungkinan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat tersebut karena arus informasi, transportasi dan
komunikasi akan lebih lancar.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Pemerintah
menganggap perlu untuk membangun Proyek pembangunan jembatan saluran
irigasi IPDN mengingat kondisi jalan yang ada sekarang d memerlukan
Rehabilitas berupa peningkatan mutu konstruksi jalan yang lebih baik lagi
ditinjau dari segi konstruksif terhadap kondisi yang ideal dan perkembangan
mobilitas kendaraan dan belum adanya jembatan yang dianggap perlu
dikawasan tersebut.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Dengan melihat kondisi yang demikian maka proyek ini diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan dan struktur dari jalan yang lama. Di samping itu
Proyek
Pebangunan jalan ini bertujuan untuk :
Meningkatkan pelayanan sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan
bagi para pemakai jalan.
Dengan selesainya pembangunan prasarana jalan ini otomatis dapat
menmabah aksesibilitas dan mobilisas dikawasan tersebut.
2.3 Nama Proyek
Nama Proyek : Pembangunan jembatan saluran irigasi IPDN Kab. gowa
2.4 Lokasi Proyek
.terletak di desa kampili kecamatan pallangga kabupan gowa depan IPDN
2.5 Biaya Proyek
Biaya total proyek sebesar Rp. 2.855.277.156,38-(Dua milyar delapan
ratus lima pulih lima juta dua ratus tujuh puluh tujuh rupiah). Sumber dana dari
pelaksanaan pembangunan ini adalah dana APBD provinsi tahun anggaran
2012.
Pembayaran kepada kontraktor dilakukan setiap bulan sesuai dengan
kemajuan pekerjaan.
2.6 Nomor Kontrak
Adapun nomor kontrak Proyek pembangunan jembatan (IPDN) adalah :
602.2 / 2114 / DBM ; 21 juni 2012
2.7 Jangka Waktu Pelaksanaan Proyek
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Berdasarkan persetujuan kontrak maka waktu pelaksanaan proyek
dimulai sejak tanggal 25 Juni 2012 sampai tanggal 21 desember 2012 (180 hari
kalender) dan masa pemeliharaan terhitung 6 bulan atau berakhir tanggal 21 Juni
2012.
2.8 Pihak – pihak yang terlibat Dalam Pelaksanaan Proyek
2.8.1 OWNER ( Pemilik Proyek )
Owner atau pemilik proyek adalah seseorang atau perusahaan yang
mempunyai dana, memberikan tugas kepada seseorang atau perusahaan
yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
agar hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan.Dalam hal ini
yang menjadi pemilik proyek adalah Pemerintah Republik Indonesia,
Pejabat Pembuat Komitmen yang diwakili oleh Ir.H. AZIZ JUNAID
ST dan Dinas Bina marga provinsi sulawesi selatan.
Owner.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan yaitu:
1. Pengawas 1
2. Pengawas 2
3. Pengawas 3
2.8.2 KONSULTAN
Konsultan adalah perorangan atau suatu badan/instansi yang diberikan
kepercayaan untuk mengawasi dan memeriksa pekerjaan kontraktor serta
memberi arahan kepada kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.
Konsultan yang bersangkutan yaitu : PT. Hexa Mulia Konsultan
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan yaitu:
1. Ketua Tim (Supervision/Site Engineer)
2. Tenaga Ahli (Material Technician)
3. Tenaga Ahli (Chief Inspector)
a. Quantity Surveyor
b. Inspector
c. Material/Laboratorium Technician
d. Tim Tenaga Pendukung
2.8.3 KONTRAKTOR
Kontraktor atau pelaksana adalah perusahaan yang dipilih dan disetujui
untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai
dengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap
pembangunan fisik proyek.Yang bertindak sebagai kontraktor atau
pelaksana pada proyek ini adalah PT Wira karsa konstruksi
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan yaitu:
1. Project Manager
2. Site Manager
3. Quantity Engineer
4. Adm. Dan keuangan
5. Adm. Kontrak
6. Juru ukurJurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
7. Draftman
8. Laboratorium
9. Logistik
10. Humas
11. Mekanik
12. Elektrkal
2.9. Hubungan Kerja antara Owner, Kontraktor dan Konsultan
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
O W N E R
KONTRAKTOR KONSULTAN
Garis komando
Garis Koordinasi
Keterangan :
DIAGRAM HUBUNGAN KERJAANTARA OWNER, KONTRAKTOR, DAN KONSULTAN
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
2.9.1 Hubungan Kerja Owner dengan Kontraktor
Adapun hubungan kerja antara pihak-pihak di atas dalam hal ini Owner
yang diwakili oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah yang
mempercayakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi kepada pihak pelaksana
(kontraktor) yakni PT Wiratama Karya Nugraha dalam hal pelaksanaan
seluruh pembangunan fisik dari konstruksi.pelaksanaan yang telah rampung
Kontraktor bertugas mengkoordinasikan persentase melaporkan hasil
kegiatan yang telah berlangsung setiap bulannya atau pada waktu yang telah
ditentukan sebelumnya kepada owner.
2.9.2 Hubungan Kerja Owner dengan Konsultan
Dalam setiap kegiatan pelaksanaan Owner dibantu juga oleh pihak
Konsultan dalam hal pengawasan (monitoring) seluruh kegiatan pelaksanaan
konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor.
Konsultan Berugas melakukan koordinasi dengan melaporkan hasil
kegiatan yang telah berlangsung setiap bulannya atau pada waktu yang
telah ditentukan sebelumnya untuk dilaporkan kepada pihak Owner.
2.9.3 Hubungan Kerja Kontraktor dengan Konsultan
Kontraktor bersama-sama dengan Konsultan berkoordinasi untuk
mengendalikan kegiatan-kegiatan maupun sumber daya yang ada didalam
proyek.
2.10. Struktur Organisasi Proyek
2.10.1. Owner
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
Kepala Dinas Bina marga provinsi sulsel
Pengawas Lapangan I
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
`
Owner atau pemilik proyek adalah seseorang atau perusahaan yang
mempunyai dana, memberikan tugas kepada seseorang atau perusahaan
yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan agar
hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan yang dalam hal ini
owner diwakili oleh Kepala Dinas Bina marga provinsi sulawesi selatan.
Adapun tugas dari masing-masing pengawas lapangan yang ada dalam
struktur organisasi Proyek Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan, yaitu
sebagai wakil dari Kepala Dinas Bina Marga untuk mengawasi jalannya proyek.
2.10.2 Kontraktor
a. Ketua Tim (Supervision/Site Engineer)
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
Pengawas Lapangan II
Pengawas Lapangan III
SITE MANAGER
ADM & KEUANGAN TEKNIK
LOGISTIK
KASIR
JURU UKUR
JURU GAMBAR
PELAKSANA PAVEMENT PELAKSANA STRUKTUR PERALATAN
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Jurusan
Teknik Sipil/Jalan Raya lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan,
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang pengawasan
pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir
seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan selama 5
(lima) bulan penuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Tugas dan tanggung jawab Supervision/Site Engineer sebagai berikut :
a.Menjamin terlaksananya segala syarat dari KAK yang berkaitan dengan
organisasi dan pelaksanaan pekerjaan jalan selesai dengan baik sehingga
memuaskan pemberi Tugas (Ditjen. Bina Marga).
b. Membantu Ditjen. Bina Marga dalam pengawasan kemajuan pekerjaan
dan mutu sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.
c.Menjalin hubungan dan kerjasama dengan pejabat-pejabat Ditjen. Bina
Marga dan Dinas Praswil Prov. Sulsel yang berhubungan dengan
kepentingan kegiatan dan koordinasi melalui SNVT Perencanaan dan
Pengawasan Jalan dan Jembatan Metro Makassar.
d. Mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan kegiatan supervisi di lapangan
dalam membantu memberikan saran-saran/pemecahan terhadap masalah-
masalah yang timbul serta segera melaporkannya kepada SNVT
Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Metro Makassar.
e.Memonitor progres pekerjaan yang dicapai oleh Kegiatan dan menjaga
agar semua kebutuhan dana, laporan kemajuan pekerjaan dan data kontrol
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
kualitas terkirim secara benar dan tepat tanpa keterlambatan dari tim
supervisi lapangan.
f. Menyusun laporan bulanan tentang kemajuan fisik dan financial, serta
menyerahkannya kepada Kepala Satuan Kerja Sementara.
g. Menyusun Justifikasi Teknis, termasuk gambar dan perhitungan
sehubungan dengan usulan perubahan kontrak dan harus diketahui oleh
Pengawas Lapangan.
h. Memeriksa dan menandatangani gambar kerja (Shop Drawing) yang
diajukan oleh kontraktor sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.
i. Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran bulanan (MC).
j. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang pengendalian
mutu dan volume pekerjaan.
k. Penanggung jawab utama dalam pekerjaan penyiapan Review Design dan
Evaluasi Design serta penyiapan addendumnya akibat Review Design
tersebut.
l. Bertanggung jawab atas seluruh tugas-tugas pengawasan petugas lainnya,
apabila tenaga tersebut tidak disediakan dalam kontrak ini dan
bertanggung jawab langsung kepada SNVT Perencanaan dan Pengawasan
Jalan dan Jembatan Metro Makassar.
b. Tenaga Ahli (Quantity/Quality Engineer)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Strata Satu (S1) lulusan
universitas perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
melaksanakan pekerjaan dibidang pengawasan pelaksanaan pekerjaan jalan
dan jembatan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Tugas dan tanggung jawab Quality Engineer akan mencakup tapi tidak
terbatas, hal-hal sebagai berikut :
a.Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Supervision Engineer serta
mengusahakan agar Supervision Engineer dan Kepala Satuan Kerja
Sementara/Pejabat Pembuat Komitmen Fisik selalu mendapat informasi
yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu pekerjaan.
b. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil
dan peralatan laboratorium kontraktor, agar pelaksanaan pekerjaan selalu
didukung tersedianya tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai
dengan persyaratan dalam dokumen kontrak.
c. Melakukan pengawasan dan pemantauan atas pengaturan dan pengadaan
"Stone Crusher" dan "Asphalt Mixing Plant" atau peralatan lain yang
diperlukan.
d. Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan mutu dan
bahan dan pekerjaan, serta segera memberikan laporan kepada
Supervision Engineer setiap permasalahan yang timbul sehubungan
dengan pengendalian mutu bahan dan pekerjaan.
e. Melakukan analisa semua hasil test, termasuk usulan komposisi campuran
(Job Mix Formula), baik untuk pekerjaan aspal maupun soil cement.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
f. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan "Coring" perkerasan jalan yang
dilakukan oleh Kontraktor, sehingga baik jumlah serta lokasi "Coring"
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan.
g. Menyerahkan kepada supervision Engineer himpunan data bulanan
pengendalian mutu paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Himpunan
data harus mencakup semua data test laboratorium dan lapangan secara
jelas dan terperinci. Memberi petunjuk kepada Staf Kontraktor, agar
semua teknis laboratorium dan staf pengendali mutu mengenal dan
memahami semua prosedur dan tata cara pelaksanaan test sesuai dengan
yang tercantum dalam spesifikasi.
c. Tenaga Ahli (Chief Inspector)
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Strata Satu (S1) lulusan
universitas perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang pengawasan pelaksanaan pekerjaan jalan
dan jembatan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Tugas dan tanggung jawab Chief Inspector akan mencakup tapi tidak
terbatas, hal-hal sebagai berikut :
a. Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja ini akan dipenuhi
dengan baik sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Membantu dan memberikan petunjuk kepada Quantity Engineer, Inspector
dan atau Petugas Pengawas lainnya pada tiap paket pekerjaan, dalam
melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
c. Mengikuti petunjuk-petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan,
terutama sehubungan dengan :
• Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan
monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar
pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan
yang telah ditentukan.
• Pengertian yang benar tentang spesifikasi.
• Metode pelaksanaan untuk tiap jenis pekerjaan yang disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
• Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-
pasal dalam dokumen kontrak tentang cara pengukuran dan
pembayaran.
• Rincian teknis sehubungan dengan Change Order yang diperlukan.
d. Membuat pernyataan penerimaan (Acceptance) atau penolakan (Rejection)
atas material dan produk pekerjaan.
e. Membantu Supervision Engineer dalam melakukan pemantauan dengan
ketat atas prestasi kontraktor dan segera melaporkan kepada Kepala
Satuan Kerja Sementara/Pejabat Pembuat Komitmen fisik apabila
kemajuan pekerjaan ternyata mengalami kelambatan lebih dari 5% dari
rencana, membuat saran-saran penanggulangan serta perbaikan.
f. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan dan
secara khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran ahli pekerjaan.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
g. Membantu Kepala Satuan Kerja Sementara/Pejabat Pembuat Komitmen
fisik dalam penyelesaian pekerjaan, baik dari segi teknis maupun
administrasi.
Bantuan teknis dapat berupa menyiapkan rekomendasi secara terperinci
atas usulan perubahan desain termasuk data pendukung yang diperlukan,
memberi saran dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor
termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan serta
mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik
secara teknis maupun permasalahan kontrak dan lainnya.
Bantuan administrasi dapat berupa pengumpulan data proyek, rapat-rapat
koordinasi lapangan, data pengukuran kuantitas, pembayaran kepada
kontraktor dan pengumpulan semua data tersebut di atas dalam bentuk
laporan kemajuan bulanan, memberikan saran-saran untuk mempercepat
pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul
baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan
pekerjaan lainnya.
h. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Chief Inspector bertanggung jawab
kepada Ketua Tim.
Tim Tenaga Ahli tersebut dibantu oleh tenaga pendukung teknisi sebagai
berikut :
a) Inspector
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Tugas dan kewajiban Inspector adalah mencakup tetapi tidak terbatas hal-hal
sebagai berikut :
a.Bertanggung jawab kepada Quantity Engineer dan Chief Inspector untuk
mengawasi kualitas daripada konstruksi dan memastikan berdasarkan
basis harian bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan dokumen
kontrak, spesifikasi, gambar-gambar kerja yang disahkan oleh
Supervision Engineer.
b. Mengawasi semua pengambilan contoh material dan pengadaan
transportasi ke laboratorium untuk dites, setelah dites Inspector harus
dan menginformasikan kepada kontraktor tentang hasil pengujian dan
setiap perbaikan yang dibutuhkan.
c.Membuat catatan harian tentang aktivitas kontraktor dan engineer dengan
format laporan standar dan memberitahukan kontraktor secara tertulis
terhadap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukannya.
d. Menggambar kemajuan harian yang dicapai kontraktor pada grafik
(chart) yang telah disetujui.
e.Membantu Quantity Engineer dan Chief Inspector dalam membuat laporan
dan serah terima sementara serta pemeriksaan kualitas di lapangan.
f. Memonitor dan melaporkan setiap kejadian (kecelakaan, kebakaran dan
lain-lain) serta ketidak beresan di lapangan kepada Chief Inspector.
b) Material/Laboratorium Technician
Tugas dan kewajiban Laboratorium Technician adalah mencakup tetapi
tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
a.Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Quality Engineer
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
b. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil
dan peralatan laboratorium kontraktor, agar pelaksanaan pekerjaan
selalu didukung tersedianya tenaga dan peralatan dan pengendalian
mutu sesuai dengan persyaratan dalam dokumen kontrak.
c.Melakukan pengawasan dan pemantauan atas pengaturan dan pengadaan
stone crusher dan "Asphalt Mixing Plant" atau peralatan lain yang
diperlukan.
d. Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan mutu
bahan dan pekerjaan, serta memberikan laporan kepada Quality
Engineer setiap permasalahan yang timbul sehubungan dengan
pengendalian mutu bahan dan pekerjaan.
e.Melakukan analisis semua hasil test, termasuk usulan komposisi campuran
(job mix formula), baik untuk pekerjaan aspal, soil cement, dan beton,
serta memberikan rekomendasi dan justifikasi teknik atas persetujuan
dan penolakan usulan tersebut.
f. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan "Coring" perkerasan jalan yang
dilakukan oleh kontraktor, sehingga baik jumlah serta lokasi "Coring"
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan.
g. Menyerahkan kepada Quality Engineer himpunan data bulanan
pengendalian mutu paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya.
h. Memberi petunjuk kepada staf kontraktor, agar semua teknisi
laboratorium dan staf pengendali mutu mengenai dan memahami
semua prosedur dan tata cara pelaksanaan test sesuai dengan yang
tercantum dalam spesifikasi.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
c) Tim Tenaga Pendukung
Untuk mendukung lancarnya pekerjaan pengawasan pada Tim Tenaga
Ahli, apabila diperlukan, dapat dibantu tenaga pendukung dengan
posisi sebagai berikut :
• Juru Gambar
• Operator Komputer
• Pesuruh
2.10.3 Konsultan
1. Project Manager
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
SITE ENGINEER
TAMBARU, ST, MT
STAFF PENDUKUNG
MATERIAL TECHNICIAN I
EFFENDI, ST
CHIEF INSPECTOR
DIRWAN ROHALIK
OFFICE BOY
MISBAHUL MUNIR
TYPIS
MARWANSYAH
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
a. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dan
pelaksanaan pekerjaan.
b. Memberi pengarahan dalam pembuatan RAPP dan menguasai seluruh
dokumen kontrak.
c. Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk
pelaksaan proyek.
d. Memonitor jalannya proses berita acara, klaim tagihann proyek.
e. Memberikan pengarahan memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
proyek.
2. Project Enggineer Manager
a. Mengumpulkan data-data untuk proses perencanaan.
b. Membuat atau merangkum RAPP yang terdiri dari biaya, waktu,
sistem kerja, bahan, tenaga, alat, dan organisasi.
c. Menguasai seluruh isi dokumen kontrak dan meningkatkan efisiensi
proyek.
d. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan administrasi dan gambar.
e. Memproses Berita Acara (fisik) tepat pada waktunya.
f. Melakukan study/test untuk menjamin mutu pelaksanaan.
Quality Control
a. Mengumpulkan data-data untuk proses perencanaan.
b. Membuat studi perbandingan untuk menemukan metode kerja yang
tepat.
c. Menyiapkan data-data teknik untuk RAPP seperti sistem kerja,
bahan dan alat.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
d. Menguasai dokumen kontrak yang terdiri dari spesifikasi teknik,
gambar-gambar pelaksanaan, finishing schedule dan berita acara.
e. Melaksanakan studi/test pengendalian mutu pelaksanaan.
Quantity Control
a. Membuat analisa harga satuan pekerjaan.
b. Melaksanakan perhitungan volume pekerjaan tambah/kurang
c. Bersama dengan kepala teknik melaksanakan klaim penagihan.
d. Bersama dengan team proyek melaksanakan negoisasi pekerjaan.
e. Menyiapkan data-data perusahaan dengan baik.
Drafter
a. Membuat gambar-gambar detail yang terjadi dilapangan
b. Membuat gambar-gambar detail jika terjadi perubahan di lapangan
c. Membantu Surveyor dalam penggambaran
Surveyor
a. Melaksanakan kalibrasi alat ukur secara periodik sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan.
b. Melaksanakan pemeriksaan / pemeliharaan rutin peralatan ukur
yang digunakan.
c. Bersama team proyek menetapkan titk referensi bantuan untuk
mempermudah kontrol kebenaran pengukuran.
d. Melaksanakan marking untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
e. Secara periodik melaksanakan checking pengukuran selama masa
pelaksanaan pekerjaan.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
f. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan dalam pengukuran.
3. Project Construction Manager
a. Mengumpulkan data-data untuk proses perencanaan.
b. Bersama Engineering menyusun RAPP.
c. Mengkoordinir penyediaan mandor dan pekerja lainnya.
d. Menguasai dokumen kontrak, gambar dan spesifikasi.
e. Meningkatkan efisiensi proyek dan membuat laporan intern dan
extern.
f. Menjaga kualitas pekerjaan sesuai kontrak.
Supervisor
a. Mengawasi setiap para pekerja di lapangan
b. Mengadakan evaluasi membuat laporan hasil pelaksana
pekerjaan di lapangan.
Pelaksana Lapangan
a. Membuat rencana kerja sesuai pengarahan kepala operasi
b. Membuat detail schedule pelaksanaan
c. Mengrahkan tenaga kerja / subkontraktor di lapangan
d. Merencanakan kebutuhan bahan dan alat yang akan digunakan
e. Mempelajari gambar pelaksanaan dan mengawasi pekerjaan di
lapangan
f. Menghitung volume pekerjaan yang akan dihitung
g. Membuat / menghitung opname pekerjaan yang sudah di
selesaikan
4. Humas
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
a. Penanganan Pembebasan lahan yang akan dikerjakan dalam proyek.
b. Mendampingi pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung di
lapangan.
c. Mengurus Persuratan
5. Adm. Kontrak
a. Penanganan mengenai hal-hal yang ada dalam kontrak
b. Berkoordinasi dengan PPK mengenai hal-hal dalam kontrak.
6. Logistik
a. Bertugas mempersiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan.
b. Bertugas mengawasi stok ketersediaan bahan dalam pembangunan.
7. Draftman
a. Bertugas membuat Shop Drawing
b. Bertugas membuat as-build drawing
.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
3.0 Aktivitas Proyek
Aktivitas Kontraktor
PT. Wira Karsa Konstruski, hingga pertanggal 31 Juni 2012
Mobilisasi Material untuk pekerjaan pasangan batu talud
Pembuatan Direksi Keet.
Aktivitas Konsultan
PT. HEXA MULYA
Mengawasi pelaksanaan baik dari segi kuantitas maupun kualitas
pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor pelaksana.
Membuat dan Menyusun Format Laporan
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
BAB III
PROSES PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Tinjauan Umum
target utama dari pekerjaan ini adalah melakukan peningkatan kapasitas
menyangkut tingkat pelayanan dengan Pembangunan Jembatan
3.2 Lingkup Pekerjaan
Proyek pembangunan jembatan sungai irigasi IPDN Kab Gowa
merupakan proyek yang sifatnya melaksanakan pekerjaan fisik pada badan jalan
yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu jalan dan pembangunan jembatan
demi kelancaran dari pelayanan bagi pemakai jalan. Berdasarkan tanggal
kontrak Proyek ini berjalan sejak tanggal 25 Juni 2012 sampai tanggal 21
desember 2012 (180 hari kalender) dan masa pemeliharaan terhitung 6 bulan
atau berakhir tanggal 21 Juni 2012 dan 120 hari masa perawatan. Sedangkan
PKL (praktek kerja lapangan) kami mulai dilaksanakan mulai 17 September
2012 sampai 26 oktober 2012. Adapun Pelaksanaan pada pembangunan ini,
meliputi :
Divisi I. UMUM
Pekerjaan ini mencakup mobilisasi yang terdiri dari :
Sewa tanah untuk Base Camp
Mobilisasi peralatan
Pembangunan dan pengadaan fasilitas kontraktor, antara lain : Base Camp
kantor, bengkel, Akomodasi dan Fasilitas direksi dan lain-lain
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Penyediaan fasilitas direksi dan laboratorium meliputi : pengadaan alat
laboratorium, penyediaan perabotan dan layanan, kantor direksi dan akomodasi
direksi
Demobilisasi.
Divisi III. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Tanah terdiri dari :
Item pemb. 3.1.(3) Galian Struktur dengan kedalaman (0 – 2 mater), pekerjaan
ini dilakukan untuk Galian Abutmen (sumuran) Jembatan sesuai dengan target.
Selain itu pekerjaan galian biasa juga dimaksudkan untuk membuang tanah yang
jelek pada permukaan tanah bila tebal lapisannya > 20 cm.
Item pemb. 3.1.(4) Galian Struktur dengan kedalaman (2 – 4 mater), pekerjaan
ini dilakukan untuk lanjutan Galian Abutmen (sumuran) Jembatan sesuai dengan
target.
Item pemb. 3.1.(5) Galian Struktur dengan kedalaman (4 – 6 mater), pekerjaan
ini dilakukan untuk lanjutan Galian Abutmen (sumuran) Jembatan sesuai dengan
target.
Item pemb. 3.2.(1) Timbunan Biasa, Pada umumnya juga dikerjakan untuk
keperluan pekerjaan oprit Jembatan sehingga diperoleh formasi jalan sesuai
target. Selain itu dibutuhkan juga untuk meninggikan (raising) permukaan jalan
apabila diperlukan.
Item pemb. 3.2.(2) Timbunan Pilihan, fungsinya sama dengan timbunan biasa,
hanya dilakukan di atas timbunan biasa setebal 30 cm
Item pemb. 3.3 a Penyiapan Badan jalan pada Galian biasa atau perkerasan lam
Rusak.
Divisi V. PERKERASAN BERBUTIR.
Pekerjaan Perkerasan Berbutir pada paket pembangunan jalan ini terdiri dari:
Item pemb. 5.1.(1) Lapis Pondasi Aggregat Kelas A, dikerjakan sebagai Lapisan
Base perkerasan Flexible.
Item pemb. 5.1.(2) Lapis Pondasi Aggregat Kelas B, diperuntukkan sebagai
Lapisan Sub Base untuk perkerasan Flexible.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Divisi VI. PERKERASAN ASPAL
Pekerjaan Perkerasan Aspal pada paket pembangunan jalan ini terdiri dari :
Item pemb. 6.1.(1) Lapis Resap Pengikat, dipasang diatas Lapis Pondasi
Agregate Kelas A pada daerah pelebaran untuk perkerasan Flexible.
Item pemb. 6.1.(2) Lapis Perekat, dipasang diatas Lapisan aspal sebagai perekat
antara 2 lapisan aspal.
Item pemb. 6.3.(5) Laston Lapis Aus Beton (AC – WC) t = 5 cm, dipasang
sebagai lapis permukaan pada perkerasan flexible.
Item pemb. 6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC – BC) t = 5 cm, dipasang sebagai
lapis Base LPA Kelas A pada daerah perkerasan flexible
Divisi VII. STRUKTUR
Pekerjaan Perkerasan Struktur pada paket pembangunan Jembatan ini
meliputi :
Item pemb. 7.1.(5) Beton K.250, diperuntukkan pada pekerjaan struktur
pelat/lantai jembatan dan pekerjaan struktur beton lainnya.
Item pemb. 7.1.(6) Beton K.175, diperuntukkan pada pekerjaan struktur Balok
dan pekerjaan struktur beton lainnya.
Item pemb. 7.1.(7) Beton K.175, diperuntukkan pada pekerjaan struktur Beton
Siklop Sumuran.
Item pemb. 7.1.(8) Beton K.125, diperuntukkan pada pekerjaan struktur Lantai
Kerja Sumuran dan pekerjaan struktur beton lainnya
Item pemb. 7.2.(10) Beton K.500, diperuntukkan pada pekerjaan struktur Plat
Berongga (Hollow Slab) pracetak Bentang 21 M Tipe II , 4 buah
Item pemb. 7.2.(10a) Beton K.500, diperuntukkan pada pekerjaan struktur Plat
Berongga (Hollow Slab) pracetak Bentang 21 M Tipe II, 1 Buah
Item pemb. 7.3.(1) Baja Tulangan U.24 polos, diperuntukkan sebagai tulangan
untuk pelat/lantai/Sumuran jembatan dan pekerjaan struktur beton bertulang
lainnya.
Item pemb. 7.3.(3) Baja Tulangan U.32 Ulir, diperuntukkan sebagai tulangan
untuk Balok/pelat/lantai jembatan dan pekerjaan struktur beton bertulang lainnya
Item pemb. 7.7.(1) Penyediaan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 250 cm
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Item pemb. 7.7.(2) Penurunan Dinding Sumuran Silinder, Diameter 250 cm
Item pemb. 7.9, Pasangan batu, pekerjaan ini diperuntukkan untuk tembok
penahan tanah, talud / slope protection.
Item pemb. 7.10 (1), Pasangan batu kosong yang diisikan adukan, pekerjaan ini
diperuntukkan untuk Pondasi Sumuran
Item pemb. 7.11(1)a, Expansion Joint , type Baja Bersudut, merupakan
pekerjaan struktur dari pekerjaan paket ini, dan dilaksanakan pada daerah ujung
Jambatan
Item pemb. 7.11(3)b, Perletakan Elastomer Alam, Type 3 (400x450x45),
merupakan pekerjaan struktur dari pekerjaan paket ini, dan dilaksanakan pada
daerah perletakan Jambatan
Item pemb. 7.13 Sandaran jembatan baja merupakan pekerjaan struktur dari
pekerjaan paket ini, dan dilaksanakan pada daerah sandaran sepanjang Jambatan.
Item pemb. 7.14 Papan Nama Jembatan merupakan pekerjaan struktur dari
pekerjaan paket ini, dan dilaksanakan pada daerah Konstruksi Jembatan.
Divisi VIII. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
Pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor pada paket
pembangunan Jembatan ini meliputi :
Item pemb. 8.4.(13), Kertb Pracetak dilaksanakan pada daerah Pinggir dan
Median Jalan / jembatan kiri kanan sebanyak 266 buah.
Item pemb. 8.4.(5), Pengecatan dilaksanakan pada sandaran jembatan kiri kanan
dan lain-lain sesuai gambar.
Pasangan Tegel Trotoar Jembatan luas 42 m2
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), hanya sedikit
kegiatan fisik yang kami dapat ikuti di lapangan. Hal ini disebabkan adanya
pelaksanaan kegiatan yang dipercepat pelaksanaannya dan adanya
keterlambatan proyek yang engakibatkan sedikitnya kegiatan fisik yang dapat
kami ikuti.
secara umum pada proyek ini dilengkapi pula dengan pekerjaan sebagai
berikut :Pengaturan lalu lintas pada ruas jalan demi kelancaran perjalanan
kendaraan .
Dalam pekerjaan ini menggunakan tenaga mesin, pekerjaan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknologis dan ekonomis, homogenitas tiap-tiap
bagian konstruksi harus dipertahankan baik pada bahannya ataupun pada
lapisannya, kepadatan dan sebagainya.
b. Selama kami melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pihak pelaksana
tidak pernah memberitahukan berapa upah para pekerja tersebut dalam sehari
atau bagaimana tata cara pembayarannya karena selama pengamatan kami di
lapangan para pekerja diproyek kami tidak bekerja sesuai jam kerja seperti
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
biasanya, maksudnya yaitu biasanya para pekerja memiliki jam kerja yang
sudah ditentukan sebelumnya misalnya dalam sehari bekerja selama 7 jam.
Namun di lapangan para pekerja terkadang bekerja dimulai dari pagi hari
hingga menjelang magrib, juga terkadang pekerjaan hanya berlangsung
pendek yang mungkin disebabkan oleh masalah teknis yaitu adanya
kerusakan pada alat baik alat yang ada di lapangan maupun kerusakan pada
alat.
Adapun pekerja pada pekerjaan galian selokan dan saluran air
a. Mandor
b. Pekerja
Pelaksanaan :
Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat excavator
Selanjutnya excavator menuangkan material hasil galian kedalam
dump truck
Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh
mungkin
Dan sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian
2. PEKERJAAN TANAH
Pada pekerjaan Tanah ini terbagi atas :
1. Pekerjaan Galian Biasa
Pada umumnya untuk melakukan sesuatu pengalian terlebih dahulu
harus menyiapkan alat dan bahan.
Alat yang digunakan adalah
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Excavator PC 2000 : 1 unit
Dump Truck kap. 4 m3 : 1 unit
Bahan yang digunakan kayu, benang, paku untuk membuat bothplak
Ketika kita akan menggali sesuatu kita harus konsultasi dengan
supervisor untuk menentukan elevasi, untuk menentukan elevasi
adapun alat yang digunakan :
Theodolit
Waterpass
Bak ukur
Tripod
Tak lepas dari itu kita harus mengacu pada rencana gambar ( terlampir)
Pada saat melakukan pembebasan lahan kita harus konsultasi dengan
kepala desa, kepala dusun, dan dinas pertanahan.
Setelah melakukan penggalian, hasil galian kemudian dibuang
disekitar lokasi pekerjaan dan digunakan untuk urugan kembali.
2. Pekerjaan Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2
dan 2-4 meter.
Pekerjaan ini mencangkup pekerjaan galian tanah untuk pondasi
sumuran. Adapun alat-alat mekanis yang dipakai antara lain:
Jack Hammer
Air Compressor
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Pekerjaan galian struktur dilaksanakan secara manual untuk
penurunan sumuran sesuai dengan elevasi yang direncanakan dengan
menggunakan tenaga manusia dengan beberapa alat bantu. Hasil galian
dibuang disekitar lokasi pekerjaan dan atau digunakan untuk urugan
kembali. Untuk galian batu dengan menggunakan alat Jack Hammer dan
Air Compressor atau hydraulic Breaker dengan dibantu beberapa tenaga
kerja manusia. Dimensi galian mengikuti gambar atau petunjuk direksi
teknik.
3. Pekerjaan Timbunan Biasa
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan
dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
pembuatan timbunan.Adapun alat yang digunakan dalam pekerjaan
timbunan ini yaitu :
Wheel Loader : 1 unit
Vibro Compactor : 1 unit
Dump Truck : 1 unit
Motor Grader : 1 unit
Water Truck : 1 unit
Timbunan biasa digunakan di atas tanah existing untuk pekerjaan
pelebaran jalan. Timbunan tanah biasa diklasifikasikan sebagai timbunan
yang terdiri bahan galian tanah atau bahan galian batu yang memenuhi
spesifikasi. Bahan yang digunakan sebaiknya tidak termaksud tanah
yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
SNI-03-6797-2002, namun apabila penggunaan tanah yang berplastisitas
tinggi tidak dapat dihindarkan, maka tanah tersebut harus digunakan
pada bagian dasar dari tanah timbunan saja atau pada penimbunan
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang
tinggi.Tanah plastis seperti ini tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan
langsung di bawah tanah dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah
dasar bahu jalan. Sebagai tambahan bila bahan ini diuji sesuai SNI-03-
1744-1989, harus memiliki nilai CBR sesuai pada gambar/spesifikasi
atau tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah 6% jika tidak
disebutkan dalam gambar/spesifikasi.
Tanah yang memiliki sifat ekspansif yang tinggi atau lebih
besar dari 1,25 atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan
AASHTO T258 yang diklasifikasikan sebagai “very high” atau “extra
high” tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif sendiri
merupakan perbandingan antara Indeks plastisitas/ PI-(SNI 03-1966-
1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994)
Proses pelaksanaan dilapangan pada pekerjaan tanah, yaitu :
Pekerjaan ini mengunakan alat berat yaitu motor grader yang digunakan
untuk mengupas lapisan tanah asli ± 10 cm.
Setelah proses striping atau pembebasan lahan selesai maka akan
dilanjutkan lagi dengan proses galian untuk pondasi pasangan batu yang
menggunakan alat excavator.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Setelah pekerjaan galian untuk pekerjaan pondasi pasangan batu selesai
maka akan dilanjutkan dengan penghamparan timbunan biasa / pilihan.
Timbunan yang digunakan adalah timbunan dari desa mangkoso
kabupaten barru. Pada pekerjaan penghamparan timbunan biasa atau
pilihan ini menggunakan alat yaitu excavator dan dump truck dengan
kapasitas 8 ton serta alat Bantu.
3. Pekerjaan Timbunan Pilihan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan
dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
pembuatan timbunan.Adapun alat yang digunakan dalam pekerjaan
timbunan ini yaitu :
Wheel Loader : 1 unit
Vibro Compactor : 1 unit
Dump Truck : 1 unit
Motor Grader : 1 unit
Water Truck : 1 unit
Timbunan biasa digunakan di atas tanah existing untuk pekerjaan
pelebaran jalan. Timbunan tanah biasa diklasifikasikan sebagai timbunan
yang terdiri bahan galian tanah atau bahan galian batu yang memenuhi
spesifikasi. Bahan yang digunakan sebaiknya tidak termaksud tanah
yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut
SNI-03-6797-2002, namun apabila penggunaan tanah yang berplastisitas
tinggi tidak dapat dihindarkan, maka tanah tersebut harus digunakan
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
pada bagian dasar dari tanah timbunan saja atau pada penimbunan
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang
tinggi.Tanah plastis seperti ini tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan
langsung di bawah tanah dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah
dasar bahu jalan. Sebagai tambahan bila bahan ini diuji sesuai SNI-03-
1744-1989, harus memiliki nilai CBR sesuai pada gambar/spesifikasi
atau tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah 6% jika tidak
disebutkan dalam gambar/spesifikasi.
Tanah yang memiliki sifat ekspansif yang tinggi atau lebih
besar dari 1,25 atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan
AASHTO T258 yang diklasifikasikan sebagai “very high” atau “extra
high” tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif sendiri
merupakan perbandingan antara Indeks plastisitas/ PI-(SNI 03-1966-
1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994)
Proses pelaksanaan dilapangan pada pekerjaan tanah, yaitu :
Pekerjaan ini mengunakan alat berat yaitu motor grader yang digunakan
untuk mengupas lapisan tanah asli ± 10 cm.
Setelah proses striping atau pembebasan lahan selesai maka akan
dilanjutkan lagi dengan proses galian untuk pondasi pasangan batu yang
menggunakan alat excavator.
Setelah pekerjaan galian untuk pekerjaan pondasi pasangan batu selesai
maka akan dilanjutkan dengan penghamparan timbunan biasa / pilihan.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Setelah pekerjaan timbunan biasa / pilihan dan pekerjaan pasangan batu
selesai, maka pekerjaan selanjutnya adalah Timbunan Agregat kelas C
dengan tinggi 15 cm yang ditimbun perlayer dengan 30 cm tebalnya.
3. Penyiapan Badan Jalan
Untuk penyiapan badan jalan harus dibersihkan dari sampah –
sampah. Alat yang digunakan adalah motor grader.
3.2.4 STRUKTUR
Pekerjaan struktur ini terbagi atas :
A. Struktur Bawah
1. Struktur Pondasi (Pondasi Sumuran dan Tiang Pancang)
1.1. Pondasi Sumuran
Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang
umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari
silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan
400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding
sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton
pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di
bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertical
untuk mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan beton, dan dengan
demikian sumuran dapat turun.
Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
digunakan oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan,
bersama-sama dengan kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran
diturunkan, dapat menyebabkan sumuran itu berada di luar daerah kepala
jembatan atau pilar. Hal ini merupakan tambahan pekerjaan untuk
memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan meneruskan beban
vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara eksentris.
Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari
sumuran harus ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk
memastikan bahwa titik-titik referensi tersebut tidak terganggu pada saat
pembangunan sumuran.
Harus diperhatikan penentuan letak tiap segmen untuk memastikan bahwa
segmen baru akan mempunyai alinyemen yang benar sepanjang sumbu
vertical.
Hal ini penting terutama pada waktu suatu segmen ditambahkan pada
sumuran yang tidak (keluar dari) vertical. Secara ideal kemiringan ini
harus diperbaiki sebelum penambahan segmen berikutnya. Setelah
pekerjaan pematokan selesai, dilakukan penggalian pendahuluan untuk
memberikan jalan awal melalui mana sumuran akan diturunkan. Sisi galian
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
ini harus sedapat mungkin vertical.
Pembuatan Pondasi Sumuran dilakukan dengan cara pondasi dicor
ditempat dengan menggunakan ready mix yang telah disepakati dalam
kontrak.
Bilamana penggalian dan penurunan pondasi sumuran dilaksanakan,
perhatian khusus harus diberikan untuk hal-hal berikut ini :
1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan aman, teliti, mematuhi
undang-undang keselamatan kerja, dan sebagainya.
2. Penggalian hanya boleh dilanjutkan bilamana penurunan telah
dilaksanakan dengan tepat dengan memperhatikan pelaksanaan dan
kondisi tanah. Gangguan, pergeseran dan gonjangan pada dinding
sumuran harus dihindarkan selama penggalian.
3. Dinding sumuran umumnya diturunkan dengan cara akibat beratnya
sendiri, dengan menggunakan beban berlapis (superimposed loads), dan Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
mengurangi ketahanan geser (frictional resistance), dan sebagainya.
4. Cara mengurangi ketahanan geser :
Bilamana ketahanan geser diperkirakan cukup besar pada saat penurunan
din-ding sumuran, maka disarankan untuk melakukan upaya untuk
mengurangi geseran antara dinding luar sumuran dengan tanah di
sekelilingnya.
5. Sumbat Dasar Sumuran
Dalam pembuatan sumbat dasar sumuran, perhatian khusus harus
diberikan untuk hal-hal berikut ini :
i) Pengecoran beton dalam air umumnya harus dilaksanakan dengan cara
tremies atau pompa beton setelah yakin bahwa tidak terdapat fluktuasi
muka air dalam sumuran.
ii) Air dalam sumuran umumnya tidak boleh dikeluarkan setelah
pengecoran beton untuk sumbat dasar sumuran.
6. Pengisian Sumuran
Sumuran harus diisi dengan beton siklop K175 sampai elevasi satu meter
di bawah pondasi telapak. Sisa satu meter tersebut harus diisi dengan
beton K250, atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
7. Pekerjaan Dinding Penahan Rembesan (Cut-Off Wall Work)
Dinding penahan rembesan (cut-off wall) harus kedap air dan harus
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
mampu menahan gaya-gaya dari luar seperti tekanan tanah dan air selama
proses penurunan dinding sumuran, dan harus ditarik setelah pelaksanaan
sumuran selesai dikerjakan.
8. Pembongkaran Bagian Atas Sumuran Terbuka
Bagian atas dinding sumuran yang telah terpasang yang lebih tinggi dari
sisi dasar pondasi telapak harus dibongkar. Pembongkaran harus
dilaksanakan dengan menggunakan alat pemecah bertekanan (pneumatic
breakers). Peledakan tidak boleh digunakan dalam setiap pembongkaran
ini.
Baja tulangan yang diperpanjang masuk ke dalam pondasi telapak harus
mempunyai panjang paling sedikit 40 kali diameter tulangan.
A.2. Struktur Atas
1.1. UNIT PRACETAK
Unit pracetak biasanya dibuat di luar lokasi dan dibuat dalam kuantitas
yang cukup, sehingga dapat dibenarkan penggunaan acuan yang tahan
lama dan bermutu tinggi. Bagian – bagian pracetak yang tipikal dari
bangunan atas jembatan adalah papan – papan lantai, pelat lantai, gelagar,
pelat soffit lantai, unit kereb dan tiang (post).
Dalam pekerjaan pracetak, diharapkan adanya keseragaman mutu, bentuk,
warna dan penampilan umum, dan ciri – ciri tersebut dipengaruhi oleh
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
kuantitas acuan, jenis minyak acuan dan bahan pelapas acuan, perubahan
dalam sifat atau proporsi bahan mentah yang dipakai, jumlah atau jenis
getaran, jenis perawatan, umur pada pembongkaran dan bahkan pada
perubahan cuaca.
Unit – unit pracetak dapat mudah rusak pada waktu penanganan,
penumpukan dan pengangkutan. Jika tersedia alat – alat pengangkut
dalam unit, alat tersebut harus dipakai. Bila titik – titik penyangga pada
waktu penumpukan tidak terlihat pada gambar rencana, harus dimintakan
nasehat perencana. Penyanggaan pada lebih dari dua titik dapat
menyebabkan kerusakan berat. Ketika menumpuk unit serupa, penyangga
harus diletakkan satu di atas lainnya dengan tepat. Bahan pembungkus
(packing) harus dari bahan tetap (inert), atau kalau dari kayu hard wood
(keras) harus dibungkus plastik untuk menghindari kelunturan. Pelendutan
(sagging) atau pemuntiran dari unit yang tipis dan panjang mungkin
terjadi jika kurang diperhatkan desain system penyangga pada waktu
penyimpanan. Gerakan relative penggetar awal (premovement) dan trailer
harus dipertimbangkan untuk mencegah keretakan torsi, pecah atau
gesekan pada waktu mengangkut unit.
Unit pracetak dipasang dengan menggunakan satu crane atau dua crane.
1.2. COR IN-SITU
Jembatan beton bertulang ini dipasang dengan menggunakan perancah.
Perancah yang dibuat harus memperhatikan kondisi aliran sungai pada
waktu banjir, apabila dilaksanakan pada saat kemungkinan adanya banjir.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Kestabilan dan kekuatan perancah sangat dominan. Setelah perancah
selesai dibuat dan diyakini stabil dan kuat, mulai dibuat acuan atau
bekisting untuk gelagar beton bertulang.
Acuan dibuat dengan dimensi sesuai dengan Gambar Rencana,
mempunyai kelurusan yang baik dan tidak bocor.
Setelah acuan selesai, mulai dipasang baja tulangan dalam acuan tersebut,
dengan memperhatikan selimut tebal selimut beton dengan menahan baja
tulangan dengan beton decking. Mutu beton decking harus lebih tinggi
dari beton yang akan di cor.
Setelah semua baja tulangan selesai dipasang dan acuan dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang ada, maka barulah dilakukan pengecoran beton
dengan mengacu pada pelaksanaan pekerjaan beton.
Perancah baru boleh dilepas setelah beton mempunyai kuat tekan minimal
85% dari beton karakteristik. Untuk bentang pendek dapat dicor bersama-
sama dengan lantai.
1.3. Pelat Lantai
a. Acuan
Acuan lantai dapat dilepas atau ditinggal di tempat. Yang ditinggalkan
biasanya terbuat dari baja galvanisasi, semen serat kompresi (compressed
fibre-cement or concrete) atau beton.
Acuan baja galvanisasi yang akan ditinggal di tempat biasanya merupakan
lantai baja trough yang disangga balok memanjang dan gelagar melintang.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Bagian bawah dari lantai beton dengan acuan yang ditinggal tidak dapat
diperiksa, oleh karena itu perlu perhatian khusus pada waktu pengecoran
dan penggetaran beton untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya
beton berpori pada bagian bawah.
Lantai kantilever dan trotoar adalah bagian yang paling kelihatan dari
jembatan. Gelagar jembatan melendut pada waktu pelat lantai sedang
dicor, dan lendutan ini harus diperhitungkan pada waktu memasang acuan
pinggir, sehingga pinggir lantai merupakan garis menerus, lurus atau
dengan lawan lendut (camber) pada bentang tengah. Acuan lantai harus
disangga dari gelagar dan bukan dari tanah, pilar atau kepala jembatan.
Pada waktu lantai dicor, penting untuk melindungi gelagar luar dan
landasan terhadap pengaruh momen torsi yang disebabkan oleh perputaran
lantai kantilever dan trotoar. Ini dilakukan dengan mengikat bagian atas
gelagar menjadi satu dengan batang penguat yang dilas dan perkuatan
(strutting) pada permukaan flens bawah.
b. Penulangan
Setelah acuan untuk pelat lantai telah selesai dan diperiksa
kekuatannya, pengerjaannya, kerapatan adukan, ketinggian dan
kebersihan, penulangan dapat dipasang. Perlu untuk sering memeriksa
ukuran pada waktu pembengkokan di lokasi, atau tepat sesudah
pengiriman ke lokasi jika tulangan dibengkokan di luar lokasi.
Penggunaan kayu, rak baja atau penyangga lain adalah supaya penulangan
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
tidak mengenai tanah atau lumpur sampai siap dipakai. Cat, minyak,
lemak, Lumpur, mill scale lepas atau karat lepas akan mengurangi sifat
pelekatan dari batang sederhana khususnya dan harus dilepas. Penutup
(selimut) sangat penting terutama pada pelat lantai yang relative tipis,
kurangnya selimut dapat mengakibatkan berkaratnya batang dan
terkikisnya beton, sedangkan terlalu banyak selimut dapat mengakibatkan
kekuatan rencana diperkirakan dari pelat tidak tercapai.
Pengikat kawat sama cepat berkarat seperti batang biasa, dan ujung
pengikat harus dijauhkan dari permukaan beton.
Blok adukan dan dudukan (chair) plastik dipakai untuk memelihara
selimut lebih disukai daripada dudukan baja dengan pinggiran plastik.
Beberapa dudukan plastik mempunyai luas dasar yang kurang, dan dapat
hancur bila dibebani, apalagi dalam cuaca panas. Bila dudukan dipakai
pada posisi horizontal untuk memegang penulangan vertikal kadang –
kadang berputar kecuali jika dipasang dengan baik.
Penulangan harus ditopang sedemikian rupa sehingga tidak berpindah,
distorsi, atau rusak dengan cara apapun pada waktu pengecoran pelat
lantai.
c. Urutan Pengecoran
Perencanaan urutan pengecoran harus mempertimbangkan hal – hal
sebagai berikut:
1) melintang – dimulai pengecoran beton di tengah, bergerak keluar
secara seimbang / teratur.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
2) memanjang – pengecoran beton sedemikian sehingga lendutan
maksimum terjadi pada awal, sehingga bila pengerasan awal terjadi beton
tidak akan terpengaruh oleh lendutan yang disebabkan pengecoran beton
kemudian.
Bila pelat yang sedang dicor tidak lurus, biasanya dalam praktek
dikerjakan dari titik terendah menuju titik tertinggi.
d. Pengecoran
Pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum mengecor pelat lantai
adalah sebagai berikut:
1. periksa bahwa semua kotoran debu, beton lama, potongan kawat
pengikat dan sebagainya dibersihkan dari acuan.
2. menegaskan bahwa jembatan kerja (runway) ditopang bebas dari
penulangan.
3. Jika keadaan cuaca kurang baik, terutama cuaca panas, periksa agar
pekerjaan dapat berlangsung tanpa melanggar Syarat – syarat Teknik.
4. memastikan adanya pengaturan untuk cahaya buatan (penerangan) bila
pengecoran tidak dapat diselesaikan sebelum gelap.
5. memastikan terdapat cukup kayu untuk membuat stop – end bila
persediaan beton terganggu / terlambat.
6. memastikan ketersediaan tenaga dan fasilitas untuk mengambil benda
uji bahan atau beton sesuai dengan Syarat – syarat Teknik.
7. menegaskan bahwa talang (chutes) terbuat dari logam atau dilapisi
logam sehingga beton tidak akan terpisah dalam talang atau diperbolehkan
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
jatuh lebih dari 1,5 m.
8. memeriksa tersedianya alat cadangan (standby) yang cukup, termasuk
pengetar, dalam kondisi siap pakai.
Beton dapat dicampur di lokasi atau di tempat lain, dan dapat dicor
dengan menggunakan kereta dorong pada jembatan kerja dengan talang,
monorail conveyor dari ember yang diangkat oleh keran atau katrol
(hoist), atau dipompa. Beton harus dicor dengan kedalaman penuh
dalam acuan sedekat mungkin dengan posisi akhir, sehingga tidak perlu
dipindah – pindahkan dengan screed atau penggetar.
Operator berpengalaman dan pengawasan ketat diperlukan dalam
penggetaran untuk menjamin bahwa beton dipadatkan segera setelah
dicor. Melalui penggetar dalam (internal) dapat dihasilkan lantai yang
padat dan beton yang tahan serta padat di samping dengan menggunakan
screed penggetar dan penghalus tangan (hand floating) atau screed tangan
dan penghalus mesin (power float).
Bila lantai akan diberi lapisan permukaan aspal, suatu daya lekat yang
baik akan terjadi antara beton dan aspal bila permukaan diperkasar, dan
ini didapat dengan cara menyeret sapu kaku secara melintang pada
permukaan sebelum mengeras. Timing dari kegiatan ini penting untuk
mendapat hasil yang baik. Prosedur perawatan dimulai segera setelah
pengerasan awal terjadi.
Perlu pertimbangan tambahan dalam hal flens balok T prategang pracetak
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
merupakan bagian dari pelat lantai. Setelah gelagar telah dipasang
diperlukan suatu rangkaian pengisi memanjang (infill). Harus diperhatikan
tempat sambungan pelaksanaan antara tepi gelagar pracetak beton pengisi
yang dicor. Pinggiran pracetak harus diperkasar pada tempat (yard)
pencetakan dan dibasahi segera sebelum beton pengisi dicor. Meskipun
dilakukan dengan hati – hati, penyusutan beton dan kelenturan (flexibility)
dari bagian prategang yang baru sering mengakibatkan keretakan pada
sambungan pelaksanaan, sehingga membrane kedap air sering dipasang
pada lantai sebelum pengaspalan.
Pelat lantai beton yang berdampingan dengan hidung sambungan
pemuaian harus dicor bersamaan dengan pengecoran lantai utama. Praktek
(kebiasaan) meniadakan beton sebatas 300 mm dari sambungan harus
tidak diijinkan oleh engineer karena beton yang ditambahkan setelah
beton yang utama, tidak dapat disambung dengan memuaskan pada beton
lantai utama dan akan timbul masalah dengan sambungan pemuaian pada
umur awal bangunan. Hal yang sama berlaku pada peniadaan beton di
sekeliling tiang pagar beton pada waktu pengecoran lantai utama.
Praktek (kebiasaan) pemasangan lapisan adukan pada acuan lantai
sebelum pengecoran tidak boleh diijinkan . Hal ini mengakibatkan suatu
lapisan adukan yang lemah di mana biasanya retak dan terlepas pada
tahap awal.
1.4. PEMBENTUKAN RONGGA (FORMING VOIDS)
Rongga diadakan pada bangunan atas jembatan beton untuk
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
penempatan kabel post-tensioning, untuk fasilitas umum, untuk
meringankan bangunan, untuk displace beton dekat sumbu netral di mana
terdapat sedikit beban, atau memudahkan pencapaian untuk pemeliharaan.
Fasilitas umum (services) dapat pula dimasukkan di dalam tabung pipa
plastik atau logam yang di tempatkan dalam bangunan atas, di bawah
trotoar atau dipasang kemudian pada bagian luar jembatan.
Plastik busa polystyrene cocok untuk membentuk rongga, tujuan
diadakannya rongga adalah untuk meringankan bangunan dan busa itu
dapat ditingal di tempat, jika diijinkan. Tetapi busa dapat dilepas dengan
mudah yaitu dengan kombinasi pemotongan yang dilanjutkan dengan
penggunaan pelarut pada pinggir – pinggir yang menempel pada beton.
Pembentuk busa juga cocok untuk bukaan akses yang pendek.
Rongga harus dapat mengering sendiri kecuali jika rongga ini tetap
terisi penuh bahan yang dipakai untuk pembentukan.
Tergantung pada ukuran, bentuk dan pemakaian, rongga dapat dibentuk
dengan pembentuk karton berlilin (wax) atau dengan cara – cara
konvensional dengan menggunakan cetakan / pembentuk yang dapat
dilepas.
Pembentuk rongga sering terapung pada waktu pengecoran dan oleh
karena itu harus ditempel pada tulangan untuk mencegah pengapungan
atau terlepas oleh getaran. Rongga lebih besar, atau beberapa rongga kecil
dapat menyebabkan pengambangan yang cukup banyak sehingga
mengubah bentuk (distoisi) jalinan tulangan, dan oleh sebab itu
memerlukan alat penahan yang bebas dari tulangan untuk mengimbangi
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
keadaan itu.
Harus diperhatikan sambungan sambungan pada pembentuk rongga
itu, khususnya pada ujung, untuk menjamin kerapatan adukan oleh karena
perembesan dapat mengakibatkan hambatan dalam rongga, sehingga akan
sulit memasang kabel atau fasilitas pelayanan umum, atau menyebabkan
tonjolan (projection) tajam yang dapat merusak kabel dan fasilitas
tersebut.Pada waktu pengecoran harus berhati – hati agar pembentuk
rongga tidak mengalami kerusakan, khususnya dengan pemakaian
penggetar. Saluran (ducts) fleksibel dapat deformasi (berubah bentuk)
menyebabkan tonjolan di dalam dengan akibat menyulitkan kabel listrik
atau fasilitas lain. Saluran rigid (kaku) dapat retak dan adukan dapat
merembes masuk, sehingga menyebabkan hambatan. Apapun cara
pembentukan, harus cukup kaku sehingga tidak akan terjadi pengurangan
ukuran rongga.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Gambar 1 – Tampak Samping dan Atas Jembatan Beton
2. JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN
a) Tempat Pencetakan
Lokasi setiap tempat pencetakan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
b) Acuan
Unit Acuan
Pipa acuan untuk membentuk lubang melintang dalam pekerjaan akhir
atau perkakas cetak lainnya yang akan membatasi regangan memanjang
dalam elemen acuan harus dilepas sesegera mungkin setelah pengecoran
beton sede-mikian rupa sehingga pergerakan akibat penyusutan atau
perubahan temperatur beton dapat dikendalikan.
Bilamana diperlukan rongga dalam beton, maka pembentuk rongga beton
harus terpasang kaku dengan cara yang sedemikian hingga tidak terjadi
pergeseran yang cukup besar dalam segala arah selama pelaksanaan
pengecoran.
Bilamana pembentuk rongga beton diikat pada kabel prategang, maka
pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa pola untaian tidak
mengalami distorsi akibat gaya apung dari rongga tersebut.
Semua pencegahan harus dilakukan untuk menghindari kerusakan pada
acuan selama pengecoran.
c) Perlengkapan Pra-tegang
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Perlengkapan penarik kabel harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan
sebelum digunakan dan harus dikalibrasi sebagai unit yang lengkap oleh
suatu labora-torium yang disetujui setiap enam bulan (atau lebih sering
jika diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan) agar memberikan korelasi
antara gaya yang diberikan pada kabel dan bacaan yang ditunjukkan oleh
alat ukur tekanan. Perlengkapan penarikan kabel harus disediakan paling
sedikit 2 alat pengukur tekanan dengan permukaan diameter tidak kurang
dari 150 mm, satu untuk membaca lendutan akibat penegangan dan yang
satunya untuk membaca pembebanan selama operasi penegangan akhir.
Alat pengukur tekanan harus akurat sampai ketelitian 1 % kapasitas
penuh. Sertifikat kalibrasi harus disimpan di kantor kerja pada tempat
pengecoran dan disediakan untuk Direksi Pekerjaan atas permintannya.
d) Perakitan Kabel Pra-tegang
Kabel pra-tegang harus dirakit sesuai dengan petunjuk yang
diikutsertakan dalam sertifikat persetujuan pabrik.
Sebelum perakitan, maka permukaan baja pra-tegang harus diperiksa
terhadap korosi. Karat lepas harus dibuang dengan tangan, yaitu dengan
lap kain guni atau wol baja halus dan setiap jenis minyak harus
dibersihkan dengan menggunakan deterjen. Suatu lapisan karat yang tipis
tidak dianggap merusak asalkan baja tersebut tidak nampak keropos
setelah dibersihkan dari karat.
Baja yang sangat berkarat atau baja yang keropos harus ditolak dan
dikeluarkan dari tempat kerja. Benda asing yang melekat pada baja harus
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
dihilangkan sete-lah pra-tegang atau sebelum penempatan dalam
selongsong. Bilamana baja pra-tegang untuk pekerjaan penegangan
sebelum pengecoran (pre-tension) dipasang sebelum pengecoran pada unit
tersebut, atau bilamana tidak disuntik dalam waktu 10 hari sejak
pemasangan, maka baja tersebut harus mengikuti ketentuan di atas untuk
perlindungan terhadap korosi dan ditolak jika berkarat. Dalam hal ini,
bahan penghambat korosi harus digunakan dalam selongsong setelah
pemasangan kabel.Jangkar harus dirakit dengan kabel dengan cara
sedemikian sehingga dapat mencegah setiap pergeseran posisi, baik
selama pemasangan maupun penge-coran.
Gambar 2 – Perakitan
Kabel Prategang
e) Selimut Beton
Jika tidak ditentukan lain, maka selimut beton tidak boleh kurang dari
2 kali diameter kabel atau 3 cm, diambil yang lebih besar. Selimut beton
tersebut harus ditambah 1,5 cm untuk beton yang kontak langsung dengan
permukaan tanah atau 3,0 cm untuk elemen beton yang dipasang dalam air
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
asin.
f) Pengecoran Beton
Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan paling tidak 24 jam
sebelum permulaan operasi pengecoran beton yang dijadwalkan agar
Direksi Pekerjaan dapat memeriksa persiapan pekerjaan tersebut.
Beton tidak boleh dicor sampai Direksi Pekerjaan telah memeriksa dan
me- nyetujui pemasangan baja tulangan, selongsong, jangkar, dan baja
pra-tegang. Selongsong yang retak atau robek harus diganti.
Pengecoran harus sesuai dengan ketentuan, beton harus digetar dengan
hati-hati untuk menghindari pergeseran kabel, kawat, selongsong, atau
baja tulangan. Untuk bagian yang lebih dalam dan tipis, penggetar luar
yang ditempelkan pada acuan dapat dilaksanakan untuk menam-bah
getaran di bagian dalam. Baik sebelum pengecoran maupun segera
sesudah pengecoran beton, maka Kontraktor harus dapat menunjukkan
bahwa semua selongsong tidak rusak hingga dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
g) Perawatan
Perawatan dengan uap air dapat digunakan sesuai dengan yang
disyaratkan.
2.2. Pra-penegangan (Pre-stressing)
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
a) Umum
Tidak ada penegangan yang boleh dilaksanakan tanpa persetujuan dari
Direksi Pekerjaan. Operasi penegangan harus dilaksanakan di bawah
pengawasan dari seorang ahli yang disediakan oleh pabrik dari peralatan
akan digunakan, oleh suatu tim sangat berpengalaman dalam
menggunakan peralatan tersebut dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan
atau wakilnya.
b) Penegangan Kabel
i) Keselamatan Kerja
Selama proses penarikan kabel tidak diperbolehkan seorangpun berdiri
di muka dongkrak.
Pengukuran atau kegiatan lainnya harus dilaksanakan dari samping
dongkrak atau tempat lainnya yang cukup aman. Sesaat sebelum
penarikan kabel, tanda-tanda yang cukup jelas harus terpasang pada kedua
ujung unit tersebut untuk memperingatkan orang agar tidak mendekati
tempat tersebut.
ii) Peralatan
Sebelum pekerjaan penegangan, peralatan harus diperiksa, dikalibrasi
atau diuji, sebagaimana dipandang perlu oleh Direksi Pekerjaan.
Dynamometer dan alat ukur lainnya harus mempunyai toleransi sampai 2
%. Alat pengukur tekanan harus disesuaikan dengan petunjuk pabrik pem-
buatnya. Alat pengukur tekanan ini juga harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak akan rusak bila terjadi penurunan tegangan secara
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
mendadak.
Untuk maksud pencatatan, jika dipandang perlu,dapat dipasang lebih dari
satu alat pengukur tekanan.
c) Data-data Yang Harus Dicatat
i) Umum
Baik untuk Penegangan Sebelum Pengecoran (Pre-Tension) maupun
Penegangan Setelah Pengecoran (Post-Tension), harus dilakukan penca-
tatan data-data berikut ini :
§ Nama dan nomor pekerjaan
§ Nomor balok/gelagar
§ Tanggal selesainya pengecoran
§ Tanggal diberikannya gaya pra-tegang
ii) Kabel Untuk Penegangan Sebelum Pengecoran (Pre-Tension)
Data-data berikut ini harus dicatat :
§ Pabrik pembuatnya, toleransi dan nomor dynamometer, alat peng-ukur,
pompa dan dongkrak.
§ Besarnya gaya yang dicatat oleh dynamometer.
§ Tekanan pompa atau dongkrak dan luas piston.
§ Pemuluran terakhir segera setelah penjangkaran.
iii) Kabel Untuk Penegangan Setelah Pengecoran (Post-Tension)
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Data-data berikut ini yang harus dicatat :
- Pabrik pembuatnya, toleransi, jenis dan nomor dynamometer, alat
pengukur, pompa dan dongkrak.
- Identifikasi kabel.
- Gaya awal pada saat penegangan awal.
- Gaya akhir dan pemuluran pada saat penegangan akhir.
- Gaya dan pemulura pada selang waktu tertentu jika dan bilamana
diminta oleh Direksi Pekerjaan.
- Pemuluran setelah dongkrak dilepas.
Salinan catatan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam
waktu 24 jam setelah setiap operasi penegangan.
2.3. METODE PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN (PRE-TENSION)
1) Landasan Gaya Pra-tegang
Landasan untuk mendukung gaya pra-tegang selama operasi pra-tegang harus
dirancang dan dibuat untuk menahan gaya-gaya yang timbul selama operasi pra-
tegang. Landasan harus dibuat sedemikian rupa sehingga bila terjadi slip pada jangkar
tidak menyebabkan kerusakan pada landasan.
Landasan harus cukup kuat sehingga tidak terjadi lendutan atau kerusakan akibat
beban terpusat atau beban mati dari unit-unit yang ditunjang.
2) Penempatan Kabel
Kabel harus ditempatkan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar, dan
harus dipasang sedemikian hingga tidak bergeser selama pengecoran beton. Pada
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
penempatan kabel, perhatian khusus harus diberikan agar kabel tidak menyentuh
acuan yang telah diminyaki. Bilamana terlihat tanda-tanda minyak pada kabel, maka
kabel harus segera dibersihkan dengan menggunakan kain yang dibasahi minyak
tanah atau bahan yang cocok lainnya.
Bilamana memungkinkan, penegangan kabel hendaknya dilaksanakan sebelum acuan
diminyaki. Jangkar harus diletakkan pada posisi yang dikehendaki dan tidak bergeser
selama pengecoran beton.
3) Besarnya Gaya Penegangan Yang Dikehendaki
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar, gaya penegangan yang diperlukan
adalah sisa gaya kabel pada tengah-tengah setiap unit segera setelah semua kabel
dijangkar pada abutment dari landasan dan berada dalam posisi lendutan akhir.
Perbedaan gaya penegangan adalah 5 persen dari gaya yang diperlukan. Besar gaya
penegangan yang diberikan harus dapat sudah termasuk pengurangan gaya akibat slip
pada perkakas jangkar, masuknya baji (wedge draw-in) dan kehilangan akibat
gesekan (friction losses).
Cara penarikan kabel termasuk pemasangan dan penempatan setiap garis
lengkung kabel, perhitungan yang menunjukkan gaya-gaya pada jangkar dan setiap
titik lendutan, dan perkiraan kehilangan gaya akibat gesekan, harus diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum dimulainya pembuatan
elemen-elemen.
Kontraktor harus melaksanakan percobaan operasi penegangan untuk
memperoleh besarnya tahanan geser yang diberikan alat pelengkung (hold down) dan
juga memas-tikan bahwa masuknya baji yang disebutkan masih konsisten dengan
jenis dongkrak dan teknik yang diusulkan.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Kabel harus dilengkungkan bilamana ditunjukkan dalam Gambar, dengan perkakas
yang cukup kuat untuk memegang kabel dalam posisi yang sesuai, terutama selama
penge-coran dan operasi penggetaran. Kecuali disebutkan lain oleh Direksi Pekerjaan,
maka alat pelengkung (hold down) harus diletakkan memanjang dalam 200 mm dan
vertikal dalam 5 mm dari lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar.
Alat pelengkung (hold down) harus dirancang sedemikian hingga pelengkung
(deflec-tors) yang dalam keadaan kontak langsung dengan untaian (strand)
berdiameter tidak kurang dari diameter kabel atau 15 mm, mana yang lebih besar.
Pelengkung (deflectors) harus dibuat dari bahan yang tidak lebih keras dari baja mutu
36 sesuai dengan ketentuan dari AASHTO M183.
Kontraktor harus menyerahkan perhitungan yang menunjukkan bahwa alat
pelengkung telah dirancang dan dibuat untuk menahan beban terpusat yang
diakibatkan dari gaya pra-tegang yang diberikan.
Cara penarikan kabel harus dapat menjamin bahwa gaya yang diperlukan
dihasilkan dari semua kabel di tengah-tengah bentang setiap unit, terutama bilamana
lebih dari satu kabel atau satu unit ditarik dalam suatu operasi penarikan.
Beton tidak boleh dicor lebih dari 12 jam setelah peraikan kabel. Bilamana
waktu ini dilampaui, maka Kontraktor harus memeriksa apakah kebutuhan gaya tarik
kabel masih dipertahankan. Bilamana penegangan ulang diperlukan, maka
perpanjangan kabel yang terjadi harus ditahan dengan menggunakan pelat pengunci
(shims) tanpa mengganggu baji yang telah tertanam.
Pengukuran pemuluran, hanya boleh dilaksanakan setelah Direksi Pekerjaan
memeriksa perhitungan dan menentukan bahwa sistem tersebut telah memenuhi
ketentuan. Bacaan alat pengukur tekanan dari dongkrak harus digunakan sebagai
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
pembanding penguluran pemuluran. Bilamana bacaan tekanan dongkrak dan
pengukuran pemuluran berbeda lebih dari 3 %, Direksi Pekerjaan harus diberitahu
sebelum pengecoran dimulai, dan jika dipandang perlu, kabel harus diuji ulang dan
peralatan dikalibrasi ulang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
4) Prosedur Pra-tegang
Operasi penarikan kabel harus dikerjakan oleh tenaga yang terlatih dan
berpengalaman di bidangnya.
Gaya pra-tegang harus diberikan dan dilepas secara bertahap dan merata.
Untuk menghilangkan kekenduran dan menaikkan kabel dari lantai landasan, maka
gaya 100 kg atau sebesar yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus diberikan pada
kabel. Gaya awal harus diberikan untuk menghitung pemuluran yang diperlukan.
Kabel harus ditandai untuk pengukuran pemuluran setelah tegangan awal diberikan.
Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka kabel harus ditandai pada kedua
ujungnya, ujung yang ditarik dan ujung yang mati serta pada kopel (bila digunakan),
sedemikian hingga slip dan masuknya kabel (draw-in) dapat diukur.
Bilamana terjadi slip pada salah satu kelompok kabel yang ditarik secara bersama-
sama, maka tegangan pada seluruh kabel harus dikendorkan, kabel-kabel diatur lagi
dan kelompok kabel tersebut ditarik kembali. Sebagai alternatif, jika kabel yang slip
tidak lebih dari dua, penarikan kelompok kabel dapat diteruskan sampai selesai dan
kabel yang kendor ditarik kemudian.
Gaya pra-tegang harus dipindahkan dari dongkrak penarik ke abutment landasan pra-
tegang segera setelah gaya yang diperlukan (atau pemuluran) dalam kabel telah
tercapai, dan tekanan dongkrak harus dilepas sebelum setiap operasi berikutnya
dimulai.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Bilamana untaian (strand) yang dilengkungkan disyaratkan, maka Direksi Pekerjaan
dapat memerintahkan pengukuran pemuluran atau regangan pada berbagai posisi
sepanjang kabel untuk menentukan gaya pada kabel pada masing-masing posisi.
5) Pemindahan Gaya Pra-tegang
a) Persetujuan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan usulan terinci cara
pemindahan gaya pra-tegang untuk mendapat persetujuan sebelum pemindahan gaya
dimulai.
b) Ketentuan Kekuatan Beton
Tidak ada kabel yang dilepas sebelum beton mencapai kuat tekan yang lebih besar
dari 85 % kuat tekan beton berumur 28 hari yang disyaratkan dalam Gambar dan
didukung dengan pengujian benda uji standar yang dibuat dan dirawat sesuai dengan
unit-unit yang dicor.
Bilamana, setelah 28 hari, kuat tekan beton gagal mencapai kekuatan minimum yang
disyaratkan, maka kabel segera dilepaskan dan unit beton tersebut harus ditolak.
c) Prosedur
Semua kabel harus diperiksa sebelum dilepas untuk memastikan bahwa tidak terdapat
kabel yang kendur. Bilamana terdapat kabel yang kendur, maka Kon-traktor harus
segera memberitahu Direksi Pekerjaan sehingga Direksi Pekerjaan dapat memeriksa
unit tersebut dan menentukan apakah unit tersebut dapat dipakai terus atau harus
diganti.
Semua kabel harus diberi tanda pada kedua ujung balok pratekan, agar dapat
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
dilakukan pencatatan bilamana terjadi slip atau masuknya kabel (draw-in).
Pelepasan kabel harus secara berangsur-angsur dan tidak boleh terhenti pada waktu
pelepasannya.
Dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, pelepasan kabel dapat dilakukan dengan
pemanasan, asalkan ketentuan berikut ini dilaksanakan :
i) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan rincian cara pemindahan
gaya pra-tegang termasuk panjang kabel bebas di antara unit-unit, panjang kabel
bebas pada kedua ujung landasan, tempat-tempat dimana kabel akan diberikan
pemanasan, rencana pemotongan kabel dan pelepasan alat untuk kabel yang
dilengkungkan, cara pemanasan kabel dan peralatan yang diusulakan untuk
digunakan.
ii) Pemanasan harus dilaksanakan merata pada seluruh panjang kabel dalam waktu
yang cukup untuk menjamin bahwa seluruh kabel telah regang (relax) sepenuhnya
sebelum dilakukan pemotongan. Beton tidak boleh dipanaskan secara berlebihan, dan
pemanasan tidak boleh dilakukan lang-sung pada setiap bagian kabel yang berjarak
kurang dari 10 cm dari permukaan beton unit tersebut.
iii) Direksi Pekerjaan harus hadir dalam setiap pelepasan kabel dengan pemanasan.
Setelah gaya pra-tegang telah dipindahkan pada unit-unit, kabel-kabel antara unit-unit
harus bekerja baik sepanjang garis dari titik pelepasan.
Setelah gaya pra-tegang dipindahkan seluruhnya pada beton, kelebihan panjang kabel
harus dipotong sampai ujung permukaan unit dengan pemotong mekanis. Setiap
upaya harus dilakukan untuk mencegah kerusakan pada beton.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
6) Masuknya (Draw-in) Kabel Yang Diijinkan.
Masuknya kabel pada setiap kabel tidak boleh melampaui 3 mm pada setiap ujung,
kecuali disebutkan lain dalam Gambar.
Bilamana masuknya kabel melampaui toleransi maksimum maka pekerjaan tersebut
harus ditolak.
2.4. METODE PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN (POST-TENSION)
1) Persetujuan
Kecuali disebutkan lain dalam Gambar, Kontraktor dapat menentukan prosedur pra-
tegang yang dikehendakinya, dimana prosedur dan rencana pelaksanaan tersebut
harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum
setiap pekerjaaan untuk unit penegangan setelah pengecoran dimulai.
2) Penempatan Jangkar
Setiap jangkar harus ditempatkan tegak lurus terhadap garis kerja gaya pra-tegang,
dan dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama pengecoran beton.
Bilamana ditentukan dalam Gambar bahwa plat baja digunakan sebagai jangkar, maka
bidang permukaan beton yang kontak langsung dengan plat baja tersebut harus rata,
daktil (ducktile) dan diletakkan tegak lurus terhadap arah gaya pra-tegang. Jangkar
pelat baja dapat ditanam pada adukan semen sebagaimana yang disetujui atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Sesudah pekerjaan pra-tegang dan penyuntikan selesai, jangkar harus ditutup dengan
beton dengan tebal paling sedikit 3 cm.
3) Penempatan Kabel
Lubang jangkar harus ditutup untuk menjamin bahwa tidak terdapat adukan semen
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
atau bahan lainnya masuk ke dalam lubang selama pengecoran.
Segera sebelum penarikan kabel, Kontraktor harus menunjukkan bahwa semua kabel
bebas bergerak antara titik-titik penjangkaran dan elemen-elemen tersebut bebas
untuk menampung pergerakan horisontal dan vertikal sehubungan dengan gaya pra-
tegang yang diberikan.
4) Kekuatan Beton Yang Diperlukan
Gaya pra-tegang belum boleh diberikan pada beton sebelum mencapai kekuatan beton
yang diperlukan seperti yang disyaratkan dalam Gambar, dan tidak boleh kurang dari
14 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan pembasahan digunakan, atau
kurang dari 2 hari setelah pengecoran jika perawatan dengan uap digunakan.
Bilamana unit-unit terdiri dari elemen-elemen yang disambung, kekuatan yang
dipindah-kan ke bahan sambungan paling sedikit harus sama dengan kekuatan yang
dipindahkan pada unit beton.
5) Besarnya Gaya Pra-tegang Yang Diperlukan
Pengukuran gaya pra-tegang yang dilakukan dengan cara langsung mengukur tekanan
dongkrak atau tidak langsung dengan mengukur pemuluran. Kecuali disebutkan lain
dalam Gambar, Direksi Pekerjaan akan menentukan prosedur yang diambil setelah
pengamatan kondisi dan ketelitian yang dapat dicapai oleh kedua prosedur tersebut.
Direksi Pekerjaan akan menentukan perkiraan pemuluran dan tekanan dongkrak.
Kontraktor harus menetapkan titik duga untuk mengukur perpanjangan dan tekanan
dongkrak samapai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Kontraktor harus menambahkan gaya pra-tegang yang diperlukan untuk mengatasi
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
kehi-langan gaya akibat gesekan dan penjangkaran. Besar gaya total dan
perpanjangan yang dihitung harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum
penegangan dimulai.
Segera setelah penjangkaran, maka tegangan dalam kabel pra-tegang tidak boleh
melampaui 70 % dari beban yang ditetapkan. Selama penegangan, maka nilai tersebut
tidak boleh melampaui 80 %.
Kabel harus ditegangkan secara bertahap dengan kecepatan yang tetap. Gaya dalam
kabel harus diperoleh dari pembacaan pada dua buah arloji atau alat pengukur tekanan
yang menyatu dengan peralatan tersebut. Perpanjangan kabel dalam gaya total yang
disetujui tidak boleh melampaui 5 % dari perhitungan perpanjangan yang disetujui.
Bilamana perpanjangan yang diperlukan tidak dapat dicapai maka gaya dongkrak
dapat ditingkatkan sampai 75 % dan beban yang ditetapkan untuk kabel. Bilamana
perbedaan pemuluran antara yang diukur dengan yang dihitung, lebih dari 5 %, maka
tidak perlu dilakukan penarikan lebih lanjut sampai perhitungan dan peralatan tersebut
diperiksa.
Penegangan harus dari salah satu ujung, kecuali disebutkan lain dalam Gambar atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bilamana penegangan pada kabel dilakukan dengan pendongkrakan pada kedua
ujung-nya, maka tarikan ke dalam (pull-in) pada ujung yang jauh dari dongkrak harus
diukur dengan akurat dengan memperhitungkan kehilangan gaya untuk perpanjangan
yang diukur pada ujung dongkrak.
Bilamana pekerjaan pra-tegang telah dilakukan sampai diterima oleh Direksi
Pekerjaan, maka kabel harus dijangkarkan. Tekanan dongkrak kemudian harus dilepas
dengan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari goncangan terhadap jangkar
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
atau kabel tersebut.
Bilamana tarikan ke dalam (pull-in) kabel pada penjangkaran akhir lebih besar dari
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka beban harus dilepas secara bertahap
dengan kecepatan tetap dan penarikan kabel dapat diulangi.
6) Prosedur Penarikan Kabel
a) Umum
Semua pekerjaan penarikan kabel harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau
wakilnya.
Pelepasan dongkrak harus bertahap dan menerus. Penarikan kabel harus sesuai
dengan urutan yang telah ditentukan dalam Gambar. Pemberian gaya pra-tegang
sebagian (partially prestressed) hanya boleh diberikan bilamana ditunjukkan dalam
Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pemberian gaya pra-tegang yang
melampaui gaya maksimum yang telah dirancang untuk mengurangi gesekan dapat
diijinkan asal sepengetahuan dan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan, untuk
mengatasi penurunan gaya yang diperlukan. Dalam keadaan apapun, perhatian khusus
harus diberikan agar kabel tidak ditarik melebihi 85 % dari kekuatan maksimumnya,
dan dongkrak tidak dipaksa sampai melebihi batas kapasitas maksimumnya.
Sebelum penegangan, kabel harus dibersihkan dengan cara meniupkan udara
bertekanan ke dalam selongsong. Jangkar juga harus dalam keadaan bersih. Bagian
kabel yang menonjol harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki,
karat/korosi, sisa-sisa adukan semen, gemuk, minyak atau kotoran debu lainnya yang
dapat mempengaruhi perlekatannya dengan pekerjaan pen-jangkaran. Kabel dicoba
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
untuk ditarik keluar dan masuk ke dalam selongsong agar dapat kelengketan akibat
kebocoran selongsong dapat segera diketahui dan diambil langkah-langkah
seperlunya.
Gaya tarik pendahuluan, untuk menegangkan kabel dari posisi lepasnya, harus diatur
agar besarnya cukup akan tetapi tidak mengganggu besarnya gaya yang diperlukan
yang akan digunakan untuk setiap prosedur.
Setelah kabel ditegangkan, kedua ujungnya diberi tanda untuk memulai peng-ukuran
pemuluran. Bilamana Direksi Pekerjaan menghendaki untuk menentu-kan kesalahan
pembacaan pemuluran (zero error in measuring elongation) selama proses
penegangan, data bacaan dynamometer dan pengukuran pemu-luran harus dicatat dan
dibuat grafiknya untuk setiap tahap penegangan..
Bilamana slip terjadi pada satu kabel atau lebih dari sekelompok kabel, Direksi
Pekerjaan dapat mengijinkan untuk menaikkan pemuluran kabel yang belum
ditegangkan asalkan gaya yang diberikan tidak akan melebihi 85 % kekuatan
maksimumnya.
Bilamana kabel slip atau putus, yang mengakibatkan batas toleransi yang diijinkan
dilampaui, kabel tersebut harus dilepas, atau diganti jika perlu, sebelum ditarik ulang.
b) Penarikan Kabel Dengan 2 Dongkrak
Umumnya operasi pra-tegang harus dilaksanakan dengan dongkrak pada setiap ujung
secara bersama-sama. Setiap usaha yang dilakukan untuk mencatat semua gaya pada
setiap dongkrak selama operasi penarikan kabel harus diteruskan sampai gaya yang
diperlukan pada dongkrak tercapai atau sampai jumlah pemu-luran sama dengan
jumlah pemuluran yang diperlukan.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Penegangan pada salah satu ujung harus dilakukan untuk menentukan kehi-langan
gesekan (friction loss), jika diperintahkan oleh Direksi Pekejaan. Kedua dongkrak
dihubungkan pada kedua ujung dari setiap kabel. Salah satu dongkrak diberikan
perpanjangan paling tidak 2,5 cm sebelum dongkrak lainnya dihu-bungkan. Kabel
yang masih kendor harus dikencangkan, dan kabel yang per-tama-tama ditegangkan
adalah pada dongkrak yang tidak diberi perpanjangan (disebut leading jack).
Dongkrak yang tidak diberi gaya (disebut trailing jack) harus dipasang sedemikian
hingga gaya yang dipindahkan pada ujung ini dapat dicatat. Penegangan ujung ini
harus dilanjutkan sampai pemuluran mendekati 75 % dari total pemuluran yang
diperkirakan pada ujung trailing jack. Penegangan kemudian dilanjutkan dengan
memberi gaya hanya pada trailing jack, sampai pada kedua dongkrak tersebut tercatat
gaya yang sama. Kedua dongkrak selanjutnya dikerjakan dengan mempertahankan
gaya yang sama pada kedua dongkrak, sampai mencapai besar gaya yang
dikehendaki.
c) Penegangan Dengan 1 Dongkrak
Bilamana ditunjukkan dalam Gambar bahwa kabel harus ditarik pada satu ujung
(biasanya bentang pendek), maka hanya satu dongkrak yang digunakan. Setelah kabel
ditegangkan, kedua ujung ditandai untuk mengukur pemuluran masuknya kabel
(draw-in).
7) Lubang Penyuntikan (Grouting Hole)
Lubang penyuntikan harus disediakan pada jangkar, pada titik atas dan bawah profil
kabel dan pada titk-titik lainnya yang cocok. Jumlah dan lokasi titik-titik ini harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan tetapi tidak boleh lebih dari 30 meter pada bagian
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
dari panjang selongsong. Lubang penyuntikan dan lubang pembuangan udara paling
tidak harus berdiameter 10 mm dan setiap lubang harus ditutup dengan katup atau
perleng-kapan sejenis yang mampu menahan tekanan 10 kg/cm2 tanpa kehilangan air,
suntikan atau udara.
8) Penyuntikan dan Penyelesaian Akhir Setelah Pemberian Gaya Pra-tegang
Kabel harus disuntik dalam waktu 24 jam sesudah penarikan kabel selesai dilakukan
kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air bertekanan 8 kg/cm2 selama satu jam
sebelum penyuntikan. Selanjutnya selongsong harus dibersihkan dengan air dan udara
bertekanan.
Peralatan pencampur harus dapat menghasilkan adukan semen dengan kekentalan
yang homogen dan harus mampu memasok secara menerus pada peralatan
penyuntikan. Peralatan penyuntikan tersebut harus mampu beroperasi secara menerus
dengan sedikit variasi tekanan dan harus mempunyai sistim untuk mengalirkan
kembali adukan bila-mana penyuntikan sedang tidak dijalankan. Udara bertekanan
tidak boleh digunakan. Peralatan tersebut harus mempunyai tekanan tetap yang tidak
melebihi 8 kg/cm2. Semua pipa yang disambungkan ke pompa penyuntikan harus
mempunyai suatu lengkung minimum, katup dan sambungan penyesuai antar
diameter. Semua pengatur arus ke pompa harus disetel dengan saringan 1,0 mm.
Semua peralatan, terutama pipa, harus dicuci sampai bersih dengan air bersih setelah
setiap rangkaian operasi dan pada akhir operasi setiap hari.
Interval waktu antar pencucian tidak boleh melebihi dari 3 jam. Peralatan tersebut
harus mampu mempertahankan tekanan pada selongsong yang telah disuntik sampai
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
penuh dan harus dilengkapi dengan katup yang dapat terkunci tanpa kehilangan
tekanan dalam selongsong. Pertama-tama air dimasukkan ke dalam alat pencampur,
kemudian semen. Bilamana telah dicampur sampai merata, jika digunakan, maka
aditif akan ditambahkan. Pengadukan harus dilanjutkan sampai diperoleh suatu
kekentalan yang merata. Rasio air - semen pada campuran tidak akan melebihi 0,45
menurut takaran berat kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Pencampuran
tidak boleh dilakukan secara manual. Penyuntikan harus dikerjakan dengan cukup
lambat untuk menghindari timbulnya segre-gasi adukan. Cara penyuntikan adukan
harus sedemikian hingga dapat menjamin bahwa seluruh selongsong terisi penuh dan
penuh di sekeliling kabel. Grouting harus dapat mengalir dari ujung bebas selongsong
sampai kekentalannya ekivalen dengan grouting yang disuntikkan. Lubang masuk
harus ditutup dengan rapat. Setiap lubang grouting harus ditutup dengan cara yang
serupa secara berturut-turut dalam arah aliran. Setelah suatu jangka waktu yang
semestinya, maka penyuntikan selanjutnya harus dilaksanakan untuk mengisi setiap
rongga yang mungkin ada.
Setelah semua lubang ditutup, tekanan penyuntikan harus dipertahankan pada 8
kg/cm2 p
Selongsong penyuntikan tidak boleh terpengaruh oleh goncangan atau getaran dalam
waktu 1 hari setelah penyuntikan.
Tidak kurang dari 2 hari setelah penyuntikan, permukaan adukan dalam penyuntikan
dan lubang pembuangan udara harus diperiksa dan diperbaiki sebagaimana
diperlukan.
Kabel tidak boleh dipotong dalam waktu 7 hari setelah penyuntikan. Ujung kabel
harus dipotong sedemikian rupa sehingga minimum terdapat selimut beton setebal 3
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
cm pada ujung balok (end block).
2.5. PENANGANAN, PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN UNIT-UNIT
BE-TON PRACETAK
1) Pemberian Tanda Unit-unit Beton Pracetak
Segera setelah pembongkaran acuan samping dan melaksanakan perbaikan kecil,
maka unit-unit harus diberi tanda untuk memudahkan indentifikasi di kemudian hari.
Cat tahan cuaca harus digunakan dalam menandai unit-unit tersebut. Data yang
ditandakan pada semua unit harus mencakup nomor rujukan dan tanggal pengecoran.
Malahan pelat pracetak harus mempunyai data yang digoreskan pada permukaan atas
segera setelah pengecoran. Juga tiang pancang harus mempunyai tanda ukuran
panjang yang jelas dan permanen di sepanjang panjang tiang, dengan interval satu
meter yang diukur dari ujung tiang panjang.
2) Penanganan dan Pengangkutan
Perhatian khusus harus diberikan dalam penanganan dan pemindahan unit-unit beton
pracetak. Gelagar dan pelat pracetak harus diangkat dengan alat pengangkat atau
melalui lubang-lubang dibuat pada unit-unit tersebut, dan harus diangkut dalam posisi
tegak. Titik angkat, bentuk dan posisinya harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Penyangga dan penggantung yang cocok harus digunakan setiap saat dan tidak boleh
ada unit beton pracetak yang akan digerakkan sampai sepenuhnya lepas dari
permukaan tanah.
Unit-unit beton pracetak yang rusak akibat penyimpanan dan penanganan yang tidak
sebagaimana mestinya harus diganti oleh Kontraktor dengan biaya sendiri.
Bilamana cara pengangkatan dan pengangkutan gelagar tidak disebutkan dalam
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Gambar, maka Kontraktor harus menyerahkan cara yang diusulkan kepada Direksi
Pekerjaan. Setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor harus mengikuti
cara yang telah disetujui.
3) Penyimpanan
Unit-unit harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan
ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik
musin hujan maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit
tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan
penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan. Penyangga untuk setiap lapisan harus
dipasang di atas lapisan yang terdahulu. Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga
harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 20 % dari ukuran panjang unit, yang diukur
dari setiap ujung.
4) Baja Pra-tegang (Pre-stressing Steel)
Semua baja pra-tegang harus dilindungi dari kerusakan fisik dan karat atau akibat lain
dari korosi setiap saat dari pembuatan sampai penyuntikan. Baja pra-tegang yang
telah mengalami kerusakan fisik pada setiap saat harus ditolak. Baja pra-tegang harus
dibung-kus dalam peti kemas atau bentuk pengiriman lainnya untuk melindungi baja
tersebut dari kerusakan fisik. Bahan pencegah korosi harus dimasukkan ke dalam
kemasan atau bentuk lainnya, atau bila diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, dapat
digunakan langsung pada baja pra-tegang. Bahan pencegah korosi tidak boleh
mempunyai pengaruh yang merusak pada baja pra-tegang atau beton atau kekuatan
ikat (bond strength) baja pada beton. Kemasan atau bentuk lainnya yang rusak oleh
berbagai sebab harus segera diganti atau diperbaiki hingga mencapai kondisi semula.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Kemasan atau bentuk lainnya harus ditandai dengan jelas dengan suatu keterangan
bahwa kemasan berisi baja pra-tegang berkekuatan tinggi, dan perhatian khusus harus
diberikan dalam penanganan, jenis macam dan jumlah bahan pencegah korosi yang
digunakan (termasuk tanggal sewaktu dimasukkan), petunjuk pengamanan dan
petunjuk penggunaan.
2.6. PELAKSANAAN BALOK BETON PRATEKAN SEGMENTAL
1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari perakitan, penyambungan dan penegangan segmen-segmen
pracetak di lapangan. Unit-unit ini harus difabrikasi sesuai dengan ketentuan dalam
Seksi ini.
2) Perakitan Segmen Pracetak
Penanganan unit-unit pracetak dalam pelaksanaan balok pracetak segmental selama
operasi pemasangan harus sesuai dengan ketentuan.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan detil rancangan acuan,
metode pemasangan dan perakitan untuk mendapat persetujuan paling sedikit 4
minggu sebelum tanggal memulai perakitan segmen-segmen ini.
Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau pada penyangga di atas tanah lapang.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Kontraktor harus merancang sistem penyangga untuk menyalurkan semua beban yang
mungkin terjadi, dan harus menyertakan perlengkapan untuk menyesuaikan posisi
setiap segmen selama perakitan.
Unit harus dirakit dengan ketidaktepatan alinyemen selongsong dan permukaan luar
seminimum mungkin serta harus berada dalam toleransi yang diberikan dalam
ketentuan.
3) Sambungan Beton
Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang
dimasukkan lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah pengecoran (post-tension)
harus sesuai dengan ketentuan, kecuali bilamana dimodifikasi dengan ketentuan lain
seperti di bawah ini.
· Kadar semen tidak kurang dari 450 kg atau tidak lebih dari 500 kg per meter kubik
beton.
· Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, maka ukuran efektif maksimum
harus 10 mm.
· Sambungan beton harus mempunyai kekuatan yang sama dengan beton tersebut
sebelum diberi gaya pra-tegang .
· Bahan untuk beton harus dipilih dengan teliti dan sesuai dengan proporsi rancangan
campuran untuk memperoleh beton sambungan dengan kekuatan yang disyaratkan
dan warna yang serupa dengan segmen-segmen tersebut. Bilamana diminta oleh
Direksi Pekerjaan maka Kontraktor harus menyerahkan contoh usulan sambungan
beton yang telah dirawat untuk membandingkan warna beton sambungan dan beton
semula.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
· Sambungan beton antara segmen-segmen harus ditempatkan dalam cetakan yang
me-menuhi bentuk, garis dan dimensi yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan
ini. Cetakan harus kaku, kedap air, diperkaku dan diikat bersama agar posisi dan
bentuknya selama pengecoran beton tidak berubah. Ketepatan cetakan terhadap
segmen-segmen harus sedemikian hingga diperoleh sambungan yang kedap air, tepat
(pas) dengan permukaan yang bersebelahan. Cetakan harus sedemikian hingga
permukaan yang halus dan rata dapat diperoleh.
· Bilamana diperlukan, pembukaan sementara pada acuan harus dilakukan untuk
memu-dahkan pengecoran dan pemadatan beton yang memadai, terutama di sekeliling
dan di bawah selongsong dan jangkar.
· Sambungan antara segmen-segmen harus diisi penuh dengan beton yang dipadatkan
dengan kuat tekan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Permukaan yang
akan diisi beton harus dikasarkan sampai mencapai permukaan yang padat dan keras.
Sebe-lum pengecoran, permukaan tersebut harus dibersihkan dari semua kotoran dan
benda-benda asing lainnya.
· Beton sambungan harus dilaksanakan dengan pengawasan Direksi Pekerjaan dan
setiap beton sambungan yang dilaksanakan tanpa pengawasan Direksi Pekerjaan atau
dilak-sanakan tidak memenuhi ketentuan harus dibongkar oleh Kontraktor dan harus
dibuat lagi tanpa tambahan biaya.
· Perhatian khusus harus diberikan selama pengecoran dan pemadatan beton agar
setiap kerusakan pada selongsong dapat dihindarkan. Alat penggetar tidak boleh
bersentuhan langsung dengan selongsosng. Bilamana selongsong rusak selama
pengecoran, seluruh atau sebagian pengecoran beton ini dapat ditolak oleh Direksi
Pekerjaan.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
· Setelah pengecoran beton, permukaan atas dari sambungan harus diratakan sampai
sama dengan permukaan atas segmen-segmen yang bersebelahan dan harus ditutup
agar ter-hindar dari pengeringan dini. Beton sambungan harus dirawat dengan satu
cara atau lebih sesuai ketentuan dan selama minimum 7 hari.
4) Pengecoran Ceruk Jangkar
Pengecoran ceruk jangkar pada balok pratekan pracetak segmental harus dilaksanakan
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar dan sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi ini.
5) Kerusakan Unit-unit
Bilamana setiap unit yang difabrikasi atau diterima oleh Direksi Pekerjaan, ternyata
rusak seperti retak, mengelupas atau deformasi pada baja tulangan, unit yang
demikian harus disisihkan sampai diperiksa oleh Direksi Pekerjaan, yang akan
menentukan apakah unit tersebut ditolak dan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan atau
diperbaiki oleh Kontraktor.
Biaya untuk perbaikan ini, atau penyingkiran atas unit-unit yang ditolak, dan semua
biaya untuk mengganti unit-unit ini di lapangan harus menjadi beban Kontraktor.
2.7. PEMASANGAN UNIT-UNIT BETON PRATEKAN
1) Penerimaan Unit-unit
Bilamana unit-unit difabrikasi di luar tempat kerja, maka Kontraktor harus memeriksa
mutu dan kondisi pada saat barang tiba di tempat dan harus segera melapor secara
tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap cacat atau kerusakan. Kontraktor
bertang-gungjawab atas semua kerusakan yang terjadi pada unit-unit setelah barang
tiba di tempat.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
2) Tumpuan untuk Unit-unit
a) Unit-unit Yang Diletakkan di atas Landasan Neoprene atau Elastomer
Bilamana unit-unit akan diletakkan di atas perletakan neoprene atau elastomer, maka
bantalan tersebut harus diletakkan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar dan harus
ditahan pada posisinya dengan merekatkan permukaan beton yang berkontak
langsung dengan perletakan, menggunakan bahan perekat yang disetujui untuk
mencegah pergeseran perletakan selama pemasangan unit-unit.
b) Unit-unit Yang Ditanamkan Pada Adukan Semen
Bilamana Gambar menunjukkan bahwa unit-unit harus ditanamkan pada adukan
semen, maka suatu lajur adukan semen harus disiapkan di atas struktur bagian bawah
jembatan segera sebelum pemasangan unit-unit beton pratekan. Adukan semen harus
dibuat dengan campuran 1 semen portland dan 3 pasir ditambah dengan bahan aditif
yang disetujui, ditempatkan dengan lebar yang ditunjukkan dalam Gambar dan tebal
sekitar 10 mm, sehingga membentuk lajur tumpuan yang rata. Unit-unit beton
pratekan harus diletakkan pada bangunan bawah jembatan yang telah disiapkan dalam
posisi yang ditunjukkan dalam Gambar. Setiap kelebihan adukan semen harus
dibuang.
3) Pengaturan Posisi Unit-unit
Semua baut yang tertanam dan lubang untuk tulangan melintang, dan sebagainya
harus diluruskan dengan hati-hati selama pemasangan unit-unit tersebut. Batang baja
harus dipasang pada lubang untuk tulangan melintang sewaktu perakitan berlangsung,
agar dapat menjamin penempatan lubang dengan tepat.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
BAB VMASALAH – MASALAH PELAKSANAAN DAN PEMECAHANNYA
Masalah yang timbul di lapangan pada saat kami melaksanakan praktek Kerja
Lapangan (PKL) adalah kebanyakan masalah / kendala non teknis, sedangkan
masalah teknis cenderung lebih sedikit.
4.1 Masalah Teknis
1. Kerusakan Alat Berat :
c. Masalah (Problem)
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran terhambat sehubungan dengan terjadinya
kerusakan pada alat berat (loader)
d. Pemecahan (Way out)
Melakukan pemeriksaan atau pengecekan kondisi alat berat sebelum
digunakan dan melakukan perawatan rutin terhadap alat tersebut.
2.Material
a. Masalah (Problem)
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran di lapangan kadang terhambat di
karenakan kehabisan stock material.baik berupa semen maupun air
b. Pemecahan (Way Out)
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan dan pengecekan stock
material.Terkhusus air sebaiknya sumbernya lebih dari satu tempat.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
4.2 Masalah Non Teknis
4.2.1 Masalah Cuaca
a. Masalah (Problem)
Masalah cuaca yang dimaksud adalah terjadinya hujan yang dapat
menghambat pelaksanaan pekerjaan di lapangan seperti pemasangan
batu talud dan pengujian sand cone.
b. Pemecahan (Way out)
Untuk pemecahan masalah cuaca sebaiknya pekerjaan di atas sedapat
mungkin diselesaikan sebelum musim penghujan. Bila turun hujan
saat pengecoran dilapangan, pekerjaan pengecoran dapat dihentikan
untuk sementara waktu sedangkan campuran beton yang telah
terhampar dan belum kering dapat ditutup dengan plastik.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah kami mengikuti Praktek Kerja Lapangan pada proyek pembuatan
jembatan sungai irigasi IPDN, maka kami menarik suatu kesimpulan yaitu :
Proyek pembangunan jembatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
pelayanan bagi masyarakat dan jalan ini dipergunakan sebagai perhubungan
antar warga sekitar.
Dalam pelaksanaan suatu proyek, kerjasama dan koordinasi antar pihak
kontraktor, pihak konsultan, dan pihak pimpinan proyek harus terjalin dengan
baik. Demikian pun dalam tubuh kontraktor, setiap personil harus menciptakan
suasana kerja yang tentram dan menjadi satu team work yang baik.
Kenyataan dilapangan terkadang tidak sesuai dengan teori yang kami peroleh
dari bangku perkuliahan, melainkan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan
pengalaman dari pihak konsultan maupun kontraktor.
Waktu yang ditargetkan di time schedule, biasanya tidak sesuai di lapangan.
Kadang pekerjaan tersebut cepat, kadang pula lambat. Hal ini disebabkan
karena berbagai macam faktor diantaranya : pengaruh cuaca, pengadaan
peralatan, ketersediannya bahan baku, dan sebagainya.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
5.2 Saran-saran
Adapun saran kami selama kegiatan PKL ini adalah :
Kiranya kegiatan PKL dapat diperpanjang waktunya, agar kami mempunyai
banyak pengalaman dilapangan.
Pada saat pelaksanaan PKL, sebaiknya mahasiswa terlebih dahulu diberikan
bekal yang cukup sesuai dengan apa yang akan dihadapi dilapangan nantinya
sehingga dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Kontrak konstruksi
Spesifikasi tehnis
Gambar kerja
Pengendalian proyek (bart chart, dll)
Quality kontrol (tentang penilitian2x)
Quantity (volume pekerjaan)
RAB
Laporan (bulanan, mingguan, harian)
Metode pelaksanaan
Administrasi
Tugas pihak yg terkait (struktur organisasi & tugas)
Permasalahan proyek (Kendala)
Dokumentasi
GKM/ISO
Site instruction
Request Sheet Peralatan
Kesehatan
K3
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
DAFTAR PUSTAKA
Bahan-Bahan Kuliah, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang
Departemen PU Direktorat Jenderal Bina Marga .Pre Construction Meeting (PCM).
Spesifikasi Teknis, 2010. Proyek Pembangunan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan Toddopuli X- Tritura. DEBT.SWAP
Akhrizaldi Rauf 2007. Laporan PKL PNUP : Makassar.
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN SALURAN IRIGASI IPDN GOWA PAKET IV 2012
Jurusan Teknik Sipil MUH. DANIAL ( 312 10 039)
Politeknik Negeri Ujung Pandang DIAN UTAMI (312 10 028)