Post on 03-Jan-2016
description
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 tujuan
1.3 manfaat
BAB.II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 lipid
2.2 soxhletasi
2.3 destilasi
2.4 n-heksana
2.5 kacang tanah
BAB.III MATERI DAN METODE
3.1 MATERI
3.2 METODE
BAB.IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 hasil
4.2 pembahasan
BAB.V PENUTUP
5.1 kesimpulan
5.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat pada
hewan,tumbuhan yang sangat berguna bagi manusia adalah lipid.Untuk
memberikan definisi tentang lipid agak sukar,sebab senyawa yang termasuk lipid
tidak memiliki rumus struktur yang serupa atau mirip.Sifat kimia dan fungsi
biologinya juga berbeda-beda.Walau demikian,para ahli biokimia bersepakat
bahwa lemak dan senyawa organik yang memiliki sifat fisika seperti lemak
dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut dengan lipid.Adapun sifat kimia
yang dimaksud adala : (1) tidak larut dengan air ,tetapi dapat larut dalam satu atau
lebih dari satu pelarut organik seperti n-heksana,eter,aseton,kloroform,benzena
atau yang disebut dengan pelarut lemak.(2) Ada hubungan dengan asam-asam
lemak atau esternya.(3) Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk
hidup.Lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara extraksi
menggunakan alkohol panas,eter atau pelarut lemak yang lain. Fungsi biologis
terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen
struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.(Deacon J. (2005)
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari
lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-
turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit
yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia
memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak
dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan (Sunita.
2004)
Suatu senyawa dapat larut dengan pelarutnya jika memiliki sifat polaritas
yang sama.Senyawa non polar akan larut dengan pelarut non polar juga,begitu
juga sebaliknya senyawa polar dapat larut dengan senyawa polar juga.
1.2 Tujuan
1.2.1 Menentukan kadar lipid pada kacang tanah
1.3 Manfaat
1.3.1 Mengetahui kadar lipid pada kacang tanah
1.3.2 Mengetahui proses ekstraksi dengan alat soxhlet
1.3.3 Mengetahui cara penggunaan alat soxhlet
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lipid
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi
sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam
pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Lipid
cenderung larut dalam pelarut organik misalnya eter dan kloroform dan
merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan. Sifat ini yang membedakan
dengan karbohidrat, protein, asam nukleat dan kebanykan molekul hayati lainnya.
Lipid dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan dengan cara ekstrasi
menggunakan alkohol panas, eter dan pelarut lemak yang lainnya. Macam
senyawa itu kuantitasnya yang diperoleh dari ekstraksi itu sangat tergantung pada
bahan alam sumber lipid yang dapat digunakan. (Lehninger, 1982)
Perbedaan lemak dan lipid
1. Lemak
Umumnya diperoleh dari hewan
Berwujud padat pada suhu ruang
Tersusun dari asam lemak jenuh
2. Lipid
Umumnya diperoleh dari tumbuhan
Berwujud cair pada suhu ruang
Tersusun dari asam lemak tak jenuh
2.1.1 Struktur Lipid
Pada rangkaian diatas terdapat gugus alkil mungkin sama atau mungkin
berbeda . Gugus alkil tersebut di bedakan sebagai gugus alkil jenuh ( tidak
terdapat ikatan rangkap)dan tidak jenuh (mengandung ikatan rankap) (Alex,2007)
2.1.2 Sifat fisika dan kimia
1. Sifat Fisik
Lemak murni tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Titik leburnya rendah.
Titik leburnya masih terlalu rendah dibandingkan temperature dimana ia
menjadi padat kembali.
2. Sifat Kimia
Lemak netral tidak larut dalam air, tetapi larut dalam prlarut lemak.
Titik lebur lemak dapat dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya ikatan
rangkap dari asam lemak yang menjadi penyusunnya (Stryer L, 1996).
2.1.3 Klasifikasi lipid menurut beberapa aspek :
Menurut sifat kimia (berdasarkan atas reaksinya dengan basa kuat),lipid dibagi
menjadi 2, yaitu :
Lipid tersabunkan (hidrolisis dengan basa)(latin: sapo, soap=sabun=garam
asam lemak).contohnya adalah TAG (triasil gliserol) dan fosfolipid.
Lipid tak tersabunkan. contohnya: sterol (kolesterol), vitamin yang larut
dalam lemak.
Berdasarkan strukturnya :
Lemak sederhana (simple lipids)
Ester lemak – alcohol
Contohnya : ester gliserida,lemak, dan malam.
Lemak komplek (composite lipids & sphingolipids)
Ester lemak – non alcohol
Contohnya : fosfolipid, glikolipid, aminolipid, lipoprotein.
Turunan lemak (derived lipids)
Contohnya : asam lemak, gliserol, keton, hormon, vitamin larut
lemak,steroid, karotenoid, aldehid asam lemak, lilin dan hidrokarbon
Gliserolipid
Adalah lipida yang mengandung gliserol, dimana gugus hidroksilnya telah
tersubstitusi. Merupakan lipid yang paling banyak terdapat dalam tubuh hewan.
Triasilgliserol (TAG) adalah gliserol lipid netral.
Fosfogliserida
Adalah gliserolipid polardan sering disebut dengan fosfolipid. Dinamai dan
dikelompokkan berdasarkan sifat alcohol yang mengestrifikasi gliserol fosfat.
Sfingolipid
Terbentuk dari basa rantai panjang yang terhidroksilasi dan bukan terbentuk dari
gliserol (Philip Kuchel, Ph.D, dan Gregory B. Ralston, Ph.D, 2006).
Menurut Bloor :
Lipid sederhana. contohnya: fat/minyak (TAG/trigliserida) jika
dihidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Lipid kompleks. contohnya: fosfolipid dan glikolipid.
Fosfolipid + H2O menghasilkan asam lemak + alkohol + asam fosfat +
senyawa nitrogen.Glikolipid + H2O menghasilkan asam lemak +
karbohidrat + sfingosin.
Lipid turunan adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan bila lipid
sederhana dan lipid kompleks mengalami hidrolisis. Contohnya: asam
lemak, gliserol, alkohol padat, aldehid, keton bodies (Fessenden, Ralph J
dan Joan S. Fessenden. 1982).
Klasifikasi lipida menurut fungsi biologiknya di dalam tubuh adalah:
1. Lemak simpanan yang terutama terdiri atas trigliserida yang disimpan di
dalam depot-depot di dalam jaringan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Lemak
ini merupakan simpanan energi paling utama di dalam tubuh, dan di dalam
hewan di samping itu merupkan sumber zat gizi esensial. Komposisi asam
lemak trigliserida simpanan lemak ini bergantung pada susunan makanan.
2. Lemak struktural yang terutama terdiri atas fosfolipida dan kolesterol. Dari
dalam jaringan lunak lemak sttruktural ini, sesudah protein, merupakan ikatan
struktural paling penting di dalam tubuh. Di dalam otak lemak struktural
terdapat dalam konsentrasi tinggi. (Almatsier, Sunita; 2004). Lipid
merupakan gudang energi, tidak larut dalam air dan dapat diekstraksi dari
komponen sel lainnya dengan pelarut organik seperti hidrokarbon dan
karbontetraklorida Penggolongan lipid berdasarkan kemiripan struktur
kimianya yaitu : (1) asam lemak; (2) lemak; (3) lilin; (4) fosfolipid; (5)
sfingolipid; (6) terpen; ( (7) steroid; (8) lipid kompleks. (Poedjiadi, Anna;
1994).
a. Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida
atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah
asam kaarboksilat yang mempunyai rantai karbon yang panjang dengan
rumus umum :
O
R – C - OH
b. Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester
dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak pada umumnya
adalah asam monokarboksilat berantai lurus, mempunyai jumlah atom
karbon genap. Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai satu
atau lebih ikatan rangkap (Hart, 2003).
c. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon
nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak
larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger 1982).
d. Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah
suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon, jadi tiap atom
karbon mempunyai gugus – OH. Pada lemak satu molekul gliserol
mengikat tiga molekul asan lemak. Oleh karena itu lemak adalah suatu
trigliserida :
R1 – COO – CH2
R2 – COO – CH
R3 – COO – CH2
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan
sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair.Lemak yang
menjadi makanan bagi manusia dan hewan adalah trigliserida sterol dan
fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses
metabolisme lipid menyintesis dan mengurangi cadangan lipid dan
menghasilkan karakteristik lipid fungsional dan struktural pada jaringan
individu (Http:// blackelektrick.blogspot.com Diakses pada tanggal 14
Oktober 2012).
e. Lilin (wax) adalah ester asam lemak dengan monohidroksi alcohol yang
mempunyai rantai karbon panjang antara 14 sampai 34 atom karbon. Lilin
dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau lumba-
lumba. Lilin dikeluarkan oleh lebah untuk membentuk sarang tempat
penyimpanan madu. Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan
tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak.
f. Fosfolipid adalah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk
ester asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipid adalah suatu fosfogliserida.
g. Sfingolipid adalah senyawa yang mempunyai rumus dan merupakan satu-
satunya sfingolipid yang mengandung fosfat adalah sfingomielin yan
terdapat dalam jaringan saraf dan dalam otak yang mengandung sfingosin
dengan beberapa ikatan rangkap.
h. Terpen merupakan senyawa yang kebanyakan terdiri atas kelipatan dari
lima atom karbon
i. Lipid kompleks adalah lipid yang terdapat alam bergabung dengan
senyawa lain misalnya dengan protein atau dengan karbohidrat. (Philip
Kuchel, Ph.D, dan Gregory B. Ralston, Ph.D, 2006).
2.1.4 Struktur kimia
1. Lipid-fat/minyak
disebut trigliserida = triasil gliserol = ester asam lemak atau lemak netral
("true fat") merupakan ester gliserol dengan 3 asam lemak berbeda (R,
R', R") jika ketiga asam lemaknya sama (R=R'=R") disebut lipid
sederhana (R = asam palmitat "tripalmitoil gliserol = tripalmitin",
R=asam stearat “tristeroil gliserol = tristearin”). Jika asam lemaknya
tidak sama disebut asam majemuk asam lemak yang terikat pada
gliserol dapat dihidrolisis secara enzimatik (lipase) atau dengan basa
panas (saponifikasi)-gliserol dan garam asam lemak (sabun). (Stryer L,
1996
2. Gliserofosfolipid atau Gliserol fosfatida
Struktur umum dari lipid majemuk (1,2-diasil gliserol). Memiliki gugus
fosfat yang teresterifikasi pada C nomor 3 dari gliserol. Contohnya:
fofatidil kolin (lisitin), spingomielin. (Stryer L, 1996)
·
2.1.5 Fungsi lipid
Sebagai sumber energi (memiliki kandungan 9 kkal/g)
Unsur pembangun membran sel dan bertanggung jawab untuk lewatnya
berbagai bahan yang masuk dan keluar sel.
Sebagai pelindung organ-organ penting, penyekat jaringan tubuh.
Menjaga tubuh terhadap pengaruh luar. misalnya: suhu, luka (infeksi) dan
lainnya.
Insulator listrik (agar impuls-impuls syaraf merambat dengan cepat
Membantu melarutkan dan mentransport senyawa-senyawa tertentu (misal
vitamin) dalam aliran darah untuk keperluan
metabolisme. (Kimball,.1983)
2.2 Soxhletasi
Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-
bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction
liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser
(pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Soxhlet biasa digunakan
dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilih
karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari
yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang
digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju
ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut
yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi
senyawa yang tahan panas. (Harper 1979)
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini
dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous.
Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut
bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai
lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa
digunakan adalah pelarut hexana (Darmasih 1997).
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus
dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel),
di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga
tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan
bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti
fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak
ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan
kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih.
Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan
didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous (Lucas 1949).
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat
ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak
dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin
disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi
lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan
selama beberapa jam tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan.
Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses
ekstraksi lemak dilakukan (Darmasih 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa
pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke
thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul
dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat
sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai
refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses
ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan
dikeringkan (Darmasih 1997).
2.3 Destilasi
Destialasi adalah suatu proses pemisahan yang sangat penting dalam
berbagai industri kimia .Operasi ini bekerja untuk memisahkan suatu campuran
menjadi komponen-komponenya berdasarkan perbedaan titik didihnya.Destilasi
ini selalu di gunakan untuk memisahkan minyak bumi,menjadi fraksi-
fraksinya ,memisahkan produk kimia dari pengotornya dan sangat diperlukan
dalam industri obat-obatan. Dalam proses destilasi, suatu metode pemisahan
bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan. Dalam destilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap
dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan, zat yang
memiliki titik didih rendah akan menguap lebih dulu.(Darmsih,1997)
Destilasidi laksanakan dalam praktek menurut salah satu atau lebih/dua
metode utama. Metode pertama didasarkan atas pembuatan uap
denganmendidihkancampuranzatcair yang akan dipisahkan dan mengembunkan
(kondensasi) uap tanpa ada zat cair yang kembali kedalam bejana didih. Jadi tidak
ada refluks. Metode kedua didasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat
kebejana didih dalam suatu kondisi tertentu, sehingga zat cair yang dikembalikan
ini mengalami kontak akrab dengan uap yang mengalir keatas menuju kondensor
(Lucas, 1949).
2.4 n-Heksana
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia
C6H14(isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks-
merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -
ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan
atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering
digunakan sebagai pelarut organik yang inert. Heksana juga u8umum terdapat
pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil (Lehninger,1996).Dalam keadaan
standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air.
Heksana diproduksi oleh kilang-kilang minyak mentah. Komposisi dari fraksi
yang mengandung heksana amat bergantung kepada sumber minyak, maupun
keadaan kilang. Produk industri biasanya memiliki 50%-berat isomer rantai lurus,
dan merupakan fraksi yang mendidih pada 65–70 °C (Lehninger,1996).
Struktur n-heksana
2.5 Kacang tanah
Kacang tanah atau yang dikenal dengan nama latin Arachis hypogaea L.
dan dikenal dengan istilah peanut di Inggris, merupakan tumbuhan yang
dimasukkan dalam daftar kekerabatan polong-polongan atau Fabaceae. Kacang
tanah pada permulaannya ditanam secara luas oleh suku Indian. Namun pada
perkembangannya, kini, kacang tanah telah dibudidayakan hampir di seluruh
penjuru dunia termasuk di Indonesia. Tetapi secara statistik jumlah, pemasok
kacang tanah terbesar saat ini adalah Brasil. Kacang tanah memiliki rasa serta
aroma yang khas, karena itu tak heran jika banyak yang menggemarinya. Dalam
ilmu tumbuh-tumbuhan, klasifikasi kacang tanahcukup kompleks. Meski secara
awam kita menandai kacang tanah tak lebih dari satu jenis, namun pada faktanya,
kacang dengan cangkang unik ini dibagi lagi ke dalam beberapa varian. Kacang
tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E
dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin
dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari
daging, telur dan kacang soya. Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan
yang dapat membina ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit.
Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat
mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan
pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung koroner. Memakan
segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat
membantu kekurangan zat (Sunita,2004)
BAB III
MATERI & METODE
3.1 Materi
Praktikum biokim yang berjudul ekstraksi lipid dilakukan pada hari kamis
tanggal 18 April 2013 pukul 15.30 WIB-18.30 WIB di dalam laboratorium Kimia
Fakultas FPIK jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro.Dalam praktikum
ekstraksi lipid kali ini di gunakan kacang tanah sebagai bahan yang akan di
ekstraksi lipidnya ,dan mengunakan metode ektraksi soxhletasi dengan menunggu
hingga terjadi 6-7 kali sirkulasi agar mendapatkan hasil yang efektif , tetapi karna
keterbatasan waktu pada praktikum kali ini hanya menunggu hingga terjadi tiga
kali sirkulasi dalam kurun waktu 2,5 jam.
3.2 Alat & Bahan
3.2.1 Alat
No Nama Alat Gambar Keterangan
1 Alat Soxhlet Berfungsi untuk melakukan
ekstraksi pada kacang
tanah
2 Neraca Untuk menimbang bahan yang
akan digunakan
3 Thermometer Mengukur suhu wadah dari labu
ukur
4 Erlenmenyer Berfungsi sebagai tempat
penyimpanan dan pengukuran
bahan bahan cair yang digunakan
5 Pipet tetes Berfungsi untuk mengambil
zat cair dengan takaran ml
6 Pipet ukur Berfungsi untuk mengambil
bahan cair dengan ukuran
tertentu
7 Labu ukur Sebagai tempat pelaru n-heksana
pada saat ekstraksi
8 Mortal Berfungsi untuk menumbuk
bahan agar halus
9 Batu didih Digunakan untuk
menyeimbangkan suhu
10 Kompor listrik Digunakan untuk memanaskan
pelarut
11 Beker gelas Berfungsi untuk mengukur zat
cair yang akan digunakan
12 Gelas ukur Berfungsi untuk mengukur zat
cair yang di gunakan
14 Alat destilasi Berfungsi untuk memisahkan
pelarut dan minyak setelah
proses ekstreaksi
3.2.2 Bahan
No. Nama Bahan Gambar Keterangan
1 Kacang
Sebagai objek yang
akan di ekstraksi untuk
pengambilan minyak
2 n-heksana
Digunakan sebagai
pelarut pada ekstrksi
lipid
3 Kertas saring
Digunakan untuk
membungkus daing
kerang yang akan di
ekstraksi, supaya tidak
tercampur ke hasilnya
3.2.3 Cara kerja
1.) Timbang kacang tanah menggunakan neraca sebanyak 15 gram.
2.) Setelah ditimbang, kacang dihaluskan menggunakan penumbuk hingga
hancur merata.
3.) Ambil kertas saring, kemudian bentuk seperti silinder sedemikian sehingga
dimasukkan kedalam soxhlet, dan masukkan kapas pada bagian bawah
kertas saring, dan diatur agar nanti kacang tidak keluar dari bawah.
4.) Masukkan kacang yang telah dihaluskan tadi pada gulungan kertas saring.
Dan kemudian letakkan pada alat soxhlet yang telah disiapkan
sebelumnya.
5.) Letakkan kondensor pada alat soxhlet.
6.) Nyalakan kompor listrik.
7.) Kontrol sediaan air pada ember untuk suplai air kekondesor, jika mau habis,
air di tambahkan pada ember.
8.) Jika thermometer menunjukkan nilai 900C, kompor dikecilkan, kemudian
tunggu sampe nilai 700C, lalu besarkan api pada kompor.
9.) Tunggu hingga sirkulasi beberapa kali, sampai lemak turun ke labu ukur.
10.) Pisahkan Lemak dari pelarut dengan cara destilasi dan hitung kadar lemak.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Lipid
Ekstraksi lipid ini menggunakan bahan kacang tanah sebagai bahan untuk
ekstraksi dan menggunakan n-heksana sebagai pelarut ekstraksi lipid. Hasil
dari ekstraksi lipid kacang tanah 15 gr dari satu kali sirkulasi adalah sebagai
berikut :
Berat labu ukur+hasil ekstraksi = 124,70 gr
Berat labu ukur = 122,78 gr -
Kadar lipid dalam kacang = 1,92 gr
4.1.2 Gambar Soxhlet
4.2 Pembahasan
Praktikum ekstraksi lipid pada hari kamis tanggal 23 Mei 2013 ini
bertujuan untuk menentukan kadar lipid pada kacang tanah sebagai bahan yang
akan diujikan.Sebelum melakukan ekstraksi kacang tanah harus di tumbuk
terlebih dahulu hingga halus, hal ini dikarenakan semakin kasar sample akan
semakin memperlama proses ekstraksi.Setelah sampel dihaluskan, ditimbang,
dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam alat sokhlet yang telah
siap dirangkai, pelarut n-heksana dimasukkan kedalam labu sokhlet
sebanyak 150 ml. Labu sokhlet dapat disebut juga labu lemak yang digunakan
sebagai tempat pelarut yang akan diuapkan. Di dalam percobaan ini pelarut yang
digunakan adalah n-heksana karena sampel yang digunakan bersifat non polar,
maka palarut yang digunakan juga harus bersifat non polar seperti n-heksana
sebagai salah satu contohnya atau dapat juga digunakan pelarut semi-polar seperti
prinsip like dissolves like yang berarti pelarut polar melarutkan zat terlarut polar
dan pelarut nonpolar melarutkan zat terlarut nonpolar.Pelarut atau senyawa non
polar tidak bersifat elektronegatif. Semakin panjang rantai C, maka akan semakin
bersifat non polar dan semakin sukar larut dalam air. Unsur-unsur yang memiliki
keelektronegativitas yang tinggi adalah golongan VII dan VI A. Pelarut n-heksana
juga bersifat mudah menguap pada suhu 70 – 80oC dan dapat menarik lemak yang
ada pada sampel.
Pada saat n-heksana 150 ml telah dimasukkan ke dalam alat sokhlet,
kemudian dipanaskan dengan temperature yang tidak boleh terlalu tinggi karena
n- heksana memiliki sifat yang mudah menguap pada suhu dibawah 80oC diatas
70oC. Pada perangkaian alat soxhlet juga dilengkapi dengan pendingin (berupa
air) dari bak yang dihubungkan pada soxlet dengan tujuan agar pelarut tidak
menguap keatas dan terjadi kebakaran.Sehingga saat pemanasan harus selalu
mengamati termometer.
Pada proses persiapan sampel, kacang tanah ditumbuk sampai halus, hal
ini dilakukan untuk mempermudah dalam ekstraksi, dan nantinya kadar minyak
yang terambil dapat lebih banyak.
Pada praktikum kali ini untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang akurat
dibutuhkan 6-7 sirkulasi,namun karena keterbatasan waktu hanya dapat terjadi 5
kali sirkulasi,sirkulasi pertama membutuhkan waktu kisaran 30-45 menit,sirkulasi
kedua membuthkan waktu 30 menit dan sirkulasi ketiga membutuhkan waktu 35
menit dan hingga sirkulasi yang ke lima didapat rata-rata waktu yang digunakan
untuk satu kali sirkulasi kurang lebih 37 menit.Waktu sirkulasi akan bertambah
lama jika jumlah pelarutnya yaitu n-heksana terlalu banyak selain itu tingkat
kekasaran kacang tanah juga sangat mempengaruhi.Namun pada praktikum kali
ini bentuk dari sampelah yang mempengaruhi,karena sampel masih terlalu kasar.
Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di
laboratorium kimia organik. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode
pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan pelarut
berdasarkan beda kelarutan antara zat satu dan yang lainnya. Ekstraksi dingin
dapat dilakukan dengan maserasi ( perendaman ) dan enfleurasi. Sedangkan
ekstraksi panas dilakukan dengan pemisahan mengguanakan alat ( metode
sokhletasi ). Pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan dari pelarut tersebut
tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan
pada senyawa yang titik didihnya rendah.
Pada hasil yang didapat 1,92 gram, kandungan lipid yang dihasilkan masih
terlalu banyak hal ini di karenakan masih adanya kandungan n-heksana
didalamnya karna seharusnya lipid yang didapat tidak sebanyak itu. Hal ini
kemungkinan terjadin karena belum selesainya proses destilasi, dan kandungan
minyak yang diambil masih tercampur dengan pelarut yang belum terdestilasi
sempurna
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada praktikum kali ini dihasilkan kadar lipid sebesar 1,92 gram yang
hasilnya masih terlalu besar.
2. Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari
proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon.
3. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari
suatu campuran dengan menggunakan pelarut berdasarkan beda kelarutan
antara zat satu dan yang lainnya.
4. Mengetahui cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet yaitu dengan
merangkai alat ekstraksi lalu memasukkan pelarut ke labu pemanas dan
mengisi zat padat pada selongsong yang selanjutnya diekstraksi sampai
menghasilkan minyak.
5. Kelebihan dari metode sokhletasi adalah pelarut masih utuh, masih dapat
digunakan untuk ekstraksi bahan yang lain, dan dapat melarutkan bahan
yang lebih banyak karena adanya pemanasan.
5.2 Saran
Sebelum melakukan percobaan,praktikan terlebih dahulu
memahami materi
Bersihkan alat yang akan digunakan
Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh asisten
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
utama
Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet. peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97
24.pdf. [28 Maret 2010]
Deacon J. (2005). Fungal Biology. Cambridge, MA: Blackwell Publishers.
hlm. 342. ISBN 1-4051-3066-0
Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga.
Erlangga. Jakarta.
Franc, A. (1960): Classe de Bivalves. In: Grassé, Pierre-Paul: Traite de Zoologie
5/II
H. Alex Brown. (2007). Lipodomics and Bioactive Lipids: Mass Spectrometry
Based Lipid Analysis, Volume 432 (Methods in Enzymology). Boston:
Academic Press. ISBN0123738954
Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta: Penerbit EGC.
Hunt SM, Groff JL, Gropper SAS. (1995). Advanced Nutrition and Human
Metabolism. Belmont, CA: West Pub. Co. hlm. 98. ISBN 0-314-04467-1
Kimball, John.W.1983. Biologi Jilid I Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta
Lucas, Howard J, David Pressman. 1949. Principles and Practice In Organic
Chemistry. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM BIOKIMIA
EKSTRAKSI LIPID
Oleh :
ALDICO SATRIA GANESA
26020112140015
Asisten :
SEPTIANY TRIHANIZA
26020111130014
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013