Post on 21-Nov-2021
1
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
JudulPenelitian
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya)
TERHADAP BAKTERI Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
SECARA IN VITRO
Peneliti
Luh Wayan Puspa Ningsih
dr Made Agus HendrayanaMKed
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Desember 2016
2
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya)
TERHADAP BAKTERI Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
SECARA IN VITRO
RINGKASAN
Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal Indonesia dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai obat salah satunya adalah tumbuhan pepaya (Carica pepaya) Secara tradisional daun Carica pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit akibat infeksi Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun Carica pepaya memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan Staphylococcus aureus namun belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas daun pepaya sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga perlu dilakukan penelitian terkait Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu mengetahui sejauh mana ekstrak etanol daun pepaya dalam menghambat MRSA
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di Lab unit teknologi pertanian UNUD dan Lab Mikrobiologi FK UNUD Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis perlakuan ekstrak daun pepaya yaitu 25 50 dan 75 variabel tergantung adalah zona hambat bakteri MRSA dan variabel kontrol adalah temperatur waktu inkubasi media kultur sterilisasi Adapun prosedur penelitian diantaranya pembuatan ekstrak etanol daun pepaya persiapan media agar persiapan suspensi bakteri pengujian ekstrak etanol daun pepaya dan pengukuran zona hambat ekstrak etanol daun pepaya terhadap bakteri MRSA Ekstraksi daun pepaya menggunakan pelarut etanol didapatkan ekstrak sebanyak 103 ml Pengujian menggunakan kontrol positif vancomicyn 30 mg didapatkan zona hambat sebesar 17 17 18 18 19 mm pada masing-masing pengulangan Sedangkan pada kelompok perlakuan dan kontrol negatif menggunakan etanol 96 didapatkan hasil 0 mm pada semua pengulangan Hal ini membuktikan bahwa ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan MRSA Dugaan lain yang bisa diajukan adalah adanya kesalahan dalam proses ektraksi dan persiapan media agar sehingga terjadi kontaminasi yang mempengaruhi hasil penelitian Namun sejauh ini proses ekstraksi dan persiapan media agar hingga pengujian yang peneliti lakukan sudah sesuai dengan prosedur penelitian Maka diduga kuat penyebabnya adalah kurangnya efek antimikroba dari daun pepaya terhadap bakteri MRSA yang notabene lebih kuat dibanding bakteri S aureus
3
Adapun simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona hambat dan konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
4
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Antibiotika yang sampai sekarang menjadi obat andalan dalam penanganan
penyakit infeksi kini mengalami permasalahan yang serius Hal ini didukung data
bahwa terdapat lebih dari setengah peresepan antibiotik yang tidak tepat kepada
pasien di Amerika Serikat1 Selain di rumah sakit penggunaan antibiotik yang
tidak rasional juga terjadi di lingkungan rumah tangga2 Penggunaan antibiotik
yang meluas dan irasional inilah yang merupakan penyebab utama terjadinya
resistensi antibiotika3 Resistensi antibiotik mengakibatkan perpanjangan
penyakit meningkatnya risiko kematian dan semakin lamanya masa rawat inap
di rumah sakit sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya perawatan3 Data
World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki
angka tertinggi dalam kasus resistensi antibiotik di dunia khususnya infeksi yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Methicillin4 Hal
serupa juga dilaporkan oleh National Healthcare Safety Network (NHSN) MRSA
menempati urutan pertama pathogen multi-drug resisten (85) dari 20
pathogen healthcare-associated infections (HAIs) yang dilaporkan5
Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya
keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah
sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal6 Selain menjadi
permasalahan di rumah sakit penyebaran beragam strain MRSA juga terjadi di
komunitas7 Vancomycin selama beberapa dekade terakhir menjadi standar
terapi untuk infeksi MRSA karena merupakan satu-satunya obat yang efektif
melawan MRSA Akan tetapi beberapa penelitian terakhir melaporkan bahwa
vancomycin menyebabkan bacterial clearance yang lambat dan perbaikan klinis
yang buruk8sehingga terapi yang diberikan menjadi kurang efektif
5
Fakta mengenai ketebatasan terapi infeksi MRSA mendorong adanya temuan
antibacterial baru yang lebih efektif dalam menangani infeksi MRSA Indonesia
dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan
sebagai obat salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya) Secara
tradisional daun pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit
seperti malaria demam berdarah jaundice dan penyakit yang disebabkan oleh
virus lainnya9 Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun papaya
memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan beberapa bakteri
seperti Staphylococcus aureus Streptococcus dan Pseudomonas sp101112 namun
belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas ekstrak etanol daun Carica papaya
sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga penting untuk melakukan
penelitian terkait hal tersebut
12 Tujuan Penelitian
121 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Carica papaya dalam
menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro
122 TujuanKhusus
Mengetahui dosis minimal ekstrak etanol daun Carica papaya dalam
menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro
13 Manfaat Penelitian
131 Manfaat ilmiah dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan tambahan
pengetahuan mengenai ekstrak etanol daun Carica papaya memiliki sifat
antibakteri terhadap MRSA secara in vitro
132 Manfaat klinis adalah dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif dalam
penatalaksanaan infeksi bakteri MRSA
133 Manfaat sosial diharapkan dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati
Indonesia dalam bidang kesehatan dan farmasi serta menekan morbiditas
dan mortalitas akibat penyakit infeksi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pepaya (Carica papaya)
Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu
spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu
di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di
Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual
dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta
menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11
Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat
bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif
tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi
bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai
standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban
dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain
pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan
E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode
ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid
(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam
kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan
komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan
senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki
sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai
antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja
antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak
dibahas secara spesifik
7
Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam
ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi
komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut
mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan
dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun
pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai
antibakteri spektrum luas16
22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif
non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini
tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun
membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang
secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan
kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada
manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan
suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada
kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi
(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik
Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan
lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait
MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan
selulitis17
Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)
diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec
(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal
mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode
resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi
resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel
8
yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan
MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi
transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta
laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian
mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun
tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA
mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819
Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri
akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung
gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan
menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan
terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian
akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang
dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan
mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang
berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang
(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan
kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20
Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat
golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel
bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18
23 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Konsentrasi ekstrak daunpepaya
Variabel Kontrol
Suhu
Media tumbuh
Higienisitas
Variabel Dependen
Diameter zona hambat bakteri MRSA
9
24 Hipotesis Penelitian
Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
10
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Tempat dan Waktu Penelitian
1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium
Mikrobiologi FK Unud
3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
32 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group
Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam
menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2
kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok
kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi
atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica
papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75
Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas
terapi dalam pembentukan zona hambat
Keterangan
K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96
K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg
Populasi
Random Sampling
K1
K2
I1
I2
I3
O1
O2
O3
O4
O5
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
2
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya)
TERHADAP BAKTERI Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
SECARA IN VITRO
RINGKASAN
Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal Indonesia dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai obat salah satunya adalah tumbuhan pepaya (Carica pepaya) Secara tradisional daun Carica pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit akibat infeksi Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun Carica pepaya memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan Staphylococcus aureus namun belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas daun pepaya sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga perlu dilakukan penelitian terkait Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu mengetahui sejauh mana ekstrak etanol daun pepaya dalam menghambat MRSA
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di Lab unit teknologi pertanian UNUD dan Lab Mikrobiologi FK UNUD Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis perlakuan ekstrak daun pepaya yaitu 25 50 dan 75 variabel tergantung adalah zona hambat bakteri MRSA dan variabel kontrol adalah temperatur waktu inkubasi media kultur sterilisasi Adapun prosedur penelitian diantaranya pembuatan ekstrak etanol daun pepaya persiapan media agar persiapan suspensi bakteri pengujian ekstrak etanol daun pepaya dan pengukuran zona hambat ekstrak etanol daun pepaya terhadap bakteri MRSA Ekstraksi daun pepaya menggunakan pelarut etanol didapatkan ekstrak sebanyak 103 ml Pengujian menggunakan kontrol positif vancomicyn 30 mg didapatkan zona hambat sebesar 17 17 18 18 19 mm pada masing-masing pengulangan Sedangkan pada kelompok perlakuan dan kontrol negatif menggunakan etanol 96 didapatkan hasil 0 mm pada semua pengulangan Hal ini membuktikan bahwa ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan MRSA Dugaan lain yang bisa diajukan adalah adanya kesalahan dalam proses ektraksi dan persiapan media agar sehingga terjadi kontaminasi yang mempengaruhi hasil penelitian Namun sejauh ini proses ekstraksi dan persiapan media agar hingga pengujian yang peneliti lakukan sudah sesuai dengan prosedur penelitian Maka diduga kuat penyebabnya adalah kurangnya efek antimikroba dari daun pepaya terhadap bakteri MRSA yang notabene lebih kuat dibanding bakteri S aureus
3
Adapun simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona hambat dan konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
4
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Antibiotika yang sampai sekarang menjadi obat andalan dalam penanganan
penyakit infeksi kini mengalami permasalahan yang serius Hal ini didukung data
bahwa terdapat lebih dari setengah peresepan antibiotik yang tidak tepat kepada
pasien di Amerika Serikat1 Selain di rumah sakit penggunaan antibiotik yang
tidak rasional juga terjadi di lingkungan rumah tangga2 Penggunaan antibiotik
yang meluas dan irasional inilah yang merupakan penyebab utama terjadinya
resistensi antibiotika3 Resistensi antibiotik mengakibatkan perpanjangan
penyakit meningkatnya risiko kematian dan semakin lamanya masa rawat inap
di rumah sakit sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya perawatan3 Data
World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki
angka tertinggi dalam kasus resistensi antibiotik di dunia khususnya infeksi yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Methicillin4 Hal
serupa juga dilaporkan oleh National Healthcare Safety Network (NHSN) MRSA
menempati urutan pertama pathogen multi-drug resisten (85) dari 20
pathogen healthcare-associated infections (HAIs) yang dilaporkan5
Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya
keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah
sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal6 Selain menjadi
permasalahan di rumah sakit penyebaran beragam strain MRSA juga terjadi di
komunitas7 Vancomycin selama beberapa dekade terakhir menjadi standar
terapi untuk infeksi MRSA karena merupakan satu-satunya obat yang efektif
melawan MRSA Akan tetapi beberapa penelitian terakhir melaporkan bahwa
vancomycin menyebabkan bacterial clearance yang lambat dan perbaikan klinis
yang buruk8sehingga terapi yang diberikan menjadi kurang efektif
5
Fakta mengenai ketebatasan terapi infeksi MRSA mendorong adanya temuan
antibacterial baru yang lebih efektif dalam menangani infeksi MRSA Indonesia
dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan
sebagai obat salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya) Secara
tradisional daun pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit
seperti malaria demam berdarah jaundice dan penyakit yang disebabkan oleh
virus lainnya9 Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun papaya
memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan beberapa bakteri
seperti Staphylococcus aureus Streptococcus dan Pseudomonas sp101112 namun
belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas ekstrak etanol daun Carica papaya
sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga penting untuk melakukan
penelitian terkait hal tersebut
12 Tujuan Penelitian
121 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Carica papaya dalam
menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro
122 TujuanKhusus
Mengetahui dosis minimal ekstrak etanol daun Carica papaya dalam
menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro
13 Manfaat Penelitian
131 Manfaat ilmiah dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan tambahan
pengetahuan mengenai ekstrak etanol daun Carica papaya memiliki sifat
antibakteri terhadap MRSA secara in vitro
132 Manfaat klinis adalah dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif dalam
penatalaksanaan infeksi bakteri MRSA
133 Manfaat sosial diharapkan dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati
Indonesia dalam bidang kesehatan dan farmasi serta menekan morbiditas
dan mortalitas akibat penyakit infeksi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pepaya (Carica papaya)
Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu
spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu
di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di
Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual
dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta
menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11
Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat
bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif
tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi
bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai
standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban
dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain
pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan
E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode
ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid
(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam
kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan
komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan
senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki
sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai
antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja
antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak
dibahas secara spesifik
7
Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam
ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi
komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut
mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan
dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun
pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai
antibakteri spektrum luas16
22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif
non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini
tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun
membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang
secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan
kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada
manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan
suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada
kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi
(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik
Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan
lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait
MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan
selulitis17
Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)
diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec
(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal
mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode
resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi
resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel
8
yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan
MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi
transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta
laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian
mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun
tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA
mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819
Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri
akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung
gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan
menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan
terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian
akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang
dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan
mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang
berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang
(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan
kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20
Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat
golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel
bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18
23 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Konsentrasi ekstrak daunpepaya
Variabel Kontrol
Suhu
Media tumbuh
Higienisitas
Variabel Dependen
Diameter zona hambat bakteri MRSA
9
24 Hipotesis Penelitian
Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
10
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Tempat dan Waktu Penelitian
1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium
Mikrobiologi FK Unud
3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
32 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group
Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam
menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2
kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok
kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi
atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica
papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75
Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas
terapi dalam pembentukan zona hambat
Keterangan
K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96
K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg
Populasi
Random Sampling
K1
K2
I1
I2
I3
O1
O2
O3
O4
O5
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
3
Adapun simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona hambat dan konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
4
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Antibiotika yang sampai sekarang menjadi obat andalan dalam penanganan
penyakit infeksi kini mengalami permasalahan yang serius Hal ini didukung data
bahwa terdapat lebih dari setengah peresepan antibiotik yang tidak tepat kepada
pasien di Amerika Serikat1 Selain di rumah sakit penggunaan antibiotik yang
tidak rasional juga terjadi di lingkungan rumah tangga2 Penggunaan antibiotik
yang meluas dan irasional inilah yang merupakan penyebab utama terjadinya
resistensi antibiotika3 Resistensi antibiotik mengakibatkan perpanjangan
penyakit meningkatnya risiko kematian dan semakin lamanya masa rawat inap
di rumah sakit sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya perawatan3 Data
World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki
angka tertinggi dalam kasus resistensi antibiotik di dunia khususnya infeksi yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Methicillin4 Hal
serupa juga dilaporkan oleh National Healthcare Safety Network (NHSN) MRSA
menempati urutan pertama pathogen multi-drug resisten (85) dari 20
pathogen healthcare-associated infections (HAIs) yang dilaporkan5
Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya
keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah
sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal6 Selain menjadi
permasalahan di rumah sakit penyebaran beragam strain MRSA juga terjadi di
komunitas7 Vancomycin selama beberapa dekade terakhir menjadi standar
terapi untuk infeksi MRSA karena merupakan satu-satunya obat yang efektif
melawan MRSA Akan tetapi beberapa penelitian terakhir melaporkan bahwa
vancomycin menyebabkan bacterial clearance yang lambat dan perbaikan klinis
yang buruk8sehingga terapi yang diberikan menjadi kurang efektif
5
Fakta mengenai ketebatasan terapi infeksi MRSA mendorong adanya temuan
antibacterial baru yang lebih efektif dalam menangani infeksi MRSA Indonesia
dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan
sebagai obat salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya) Secara
tradisional daun pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit
seperti malaria demam berdarah jaundice dan penyakit yang disebabkan oleh
virus lainnya9 Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun papaya
memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan beberapa bakteri
seperti Staphylococcus aureus Streptococcus dan Pseudomonas sp101112 namun
belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas ekstrak etanol daun Carica papaya
sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga penting untuk melakukan
penelitian terkait hal tersebut
12 Tujuan Penelitian
121 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Carica papaya dalam
menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro
122 TujuanKhusus
Mengetahui dosis minimal ekstrak etanol daun Carica papaya dalam
menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro
13 Manfaat Penelitian
131 Manfaat ilmiah dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan tambahan
pengetahuan mengenai ekstrak etanol daun Carica papaya memiliki sifat
antibakteri terhadap MRSA secara in vitro
132 Manfaat klinis adalah dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif dalam
penatalaksanaan infeksi bakteri MRSA
133 Manfaat sosial diharapkan dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati
Indonesia dalam bidang kesehatan dan farmasi serta menekan morbiditas
dan mortalitas akibat penyakit infeksi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pepaya (Carica papaya)
Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu
spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu
di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di
Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual
dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta
menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11
Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat
bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif
tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi
bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai
standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban
dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain
pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan
E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode
ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid
(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam
kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan
komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan
senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki
sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai
antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja
antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak
dibahas secara spesifik
7
Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam
ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi
komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut
mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan
dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun
pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai
antibakteri spektrum luas16
22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif
non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini
tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun
membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang
secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan
kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada
manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan
suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada
kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi
(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik
Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan
lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait
MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan
selulitis17
Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)
diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec
(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal
mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode
resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi
resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel
8
yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan
MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi
transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta
laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian
mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun
tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA
mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819
Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri
akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung
gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan
menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan
terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian
akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang
dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan
mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang
berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang
(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan
kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20
Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat
golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel
bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18
23 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Konsentrasi ekstrak daunpepaya
Variabel Kontrol
Suhu
Media tumbuh
Higienisitas
Variabel Dependen
Diameter zona hambat bakteri MRSA
9
24 Hipotesis Penelitian
Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
10
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Tempat dan Waktu Penelitian
1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium
Mikrobiologi FK Unud
3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
32 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group
Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam
menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2
kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok
kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi
atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica
papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75
Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas
terapi dalam pembentukan zona hambat
Keterangan
K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96
K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg
Populasi
Random Sampling
K1
K2
I1
I2
I3
O1
O2
O3
O4
O5
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
4
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Antibiotika yang sampai sekarang menjadi obat andalan dalam penanganan
penyakit infeksi kini mengalami permasalahan yang serius Hal ini didukung data
bahwa terdapat lebih dari setengah peresepan antibiotik yang tidak tepat kepada
pasien di Amerika Serikat1 Selain di rumah sakit penggunaan antibiotik yang
tidak rasional juga terjadi di lingkungan rumah tangga2 Penggunaan antibiotik
yang meluas dan irasional inilah yang merupakan penyebab utama terjadinya
resistensi antibiotika3 Resistensi antibiotik mengakibatkan perpanjangan
penyakit meningkatnya risiko kematian dan semakin lamanya masa rawat inap
di rumah sakit sehingga pada akhirnya meningkatkan biaya perawatan3 Data
World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki
angka tertinggi dalam kasus resistensi antibiotik di dunia khususnya infeksi yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Methicillin4 Hal
serupa juga dilaporkan oleh National Healthcare Safety Network (NHSN) MRSA
menempati urutan pertama pathogen multi-drug resisten (85) dari 20
pathogen healthcare-associated infections (HAIs) yang dilaporkan5
Infeksi MRSA sedang mendapatkan perhatian dunia akibat meningkatnya
keparahan dan frekuensi infeksi MRSA yang erat kaitannya dengan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi peningkatan lama perawatan di rumah
sakit dan harga antibiotik untuk MRSA yang mahal6 Selain menjadi
permasalahan di rumah sakit penyebaran beragam strain MRSA juga terjadi di
komunitas7 Vancomycin selama beberapa dekade terakhir menjadi standar
terapi untuk infeksi MRSA karena merupakan satu-satunya obat yang efektif
melawan MRSA Akan tetapi beberapa penelitian terakhir melaporkan bahwa
vancomycin menyebabkan bacterial clearance yang lambat dan perbaikan klinis
yang buruk8sehingga terapi yang diberikan menjadi kurang efektif
5
Fakta mengenai ketebatasan terapi infeksi MRSA mendorong adanya temuan
antibacterial baru yang lebih efektif dalam menangani infeksi MRSA Indonesia
dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan
sebagai obat salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya) Secara
tradisional daun pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit
seperti malaria demam berdarah jaundice dan penyakit yang disebabkan oleh
virus lainnya9 Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun papaya
memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan beberapa bakteri
seperti Staphylococcus aureus Streptococcus dan Pseudomonas sp101112 namun
belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas ekstrak etanol daun Carica papaya
sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga penting untuk melakukan
penelitian terkait hal tersebut
12 Tujuan Penelitian
121 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Carica papaya dalam
menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro
122 TujuanKhusus
Mengetahui dosis minimal ekstrak etanol daun Carica papaya dalam
menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro
13 Manfaat Penelitian
131 Manfaat ilmiah dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan tambahan
pengetahuan mengenai ekstrak etanol daun Carica papaya memiliki sifat
antibakteri terhadap MRSA secara in vitro
132 Manfaat klinis adalah dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif dalam
penatalaksanaan infeksi bakteri MRSA
133 Manfaat sosial diharapkan dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati
Indonesia dalam bidang kesehatan dan farmasi serta menekan morbiditas
dan mortalitas akibat penyakit infeksi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pepaya (Carica papaya)
Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu
spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu
di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di
Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual
dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta
menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11
Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat
bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif
tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi
bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai
standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban
dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain
pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan
E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode
ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid
(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam
kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan
komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan
senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki
sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai
antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja
antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak
dibahas secara spesifik
7
Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam
ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi
komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut
mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan
dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun
pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai
antibakteri spektrum luas16
22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif
non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini
tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun
membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang
secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan
kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada
manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan
suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada
kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi
(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik
Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan
lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait
MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan
selulitis17
Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)
diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec
(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal
mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode
resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi
resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel
8
yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan
MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi
transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta
laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian
mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun
tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA
mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819
Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri
akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung
gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan
menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan
terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian
akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang
dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan
mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang
berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang
(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan
kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20
Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat
golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel
bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18
23 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Konsentrasi ekstrak daunpepaya
Variabel Kontrol
Suhu
Media tumbuh
Higienisitas
Variabel Dependen
Diameter zona hambat bakteri MRSA
9
24 Hipotesis Penelitian
Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
10
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Tempat dan Waktu Penelitian
1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium
Mikrobiologi FK Unud
3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
32 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group
Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam
menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2
kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok
kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi
atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica
papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75
Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas
terapi dalam pembentukan zona hambat
Keterangan
K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96
K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg
Populasi
Random Sampling
K1
K2
I1
I2
I3
O1
O2
O3
O4
O5
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
5
Fakta mengenai ketebatasan terapi infeksi MRSA mendorong adanya temuan
antibacterial baru yang lebih efektif dalam menangani infeksi MRSA Indonesia
dengan keanekaragaman hayatinya dikenal memanfaatkan tumbuh-tumbuhan
sebagai obat salah satunya adalah daun pepaya (Carica papaya) Secara
tradisional daun pepaya sudah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit
seperti malaria demam berdarah jaundice dan penyakit yang disebabkan oleh
virus lainnya9 Beberapa penelitian telah membuktikan ekstrak daun papaya
memiliki efek antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan beberapa bakteri
seperti Staphylococcus aureus Streptococcus dan Pseudomonas sp101112 namun
belum terdapat penelitian terkait uji aktivitas ekstrak etanol daun Carica papaya
sebagai antibakteri pada MRSA secara in vitro sehingga penting untuk melakukan
penelitian terkait hal tersebut
12 Tujuan Penelitian
121 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun Carica papaya dalam
menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro
122 TujuanKhusus
Mengetahui dosis minimal ekstrak etanol daun Carica papaya dalam
menghambat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus secara in vitro
13 Manfaat Penelitian
131 Manfaat ilmiah dalam penelitian ini yaitu dapat memberikan tambahan
pengetahuan mengenai ekstrak etanol daun Carica papaya memiliki sifat
antibakteri terhadap MRSA secara in vitro
132 Manfaat klinis adalah dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif dalam
penatalaksanaan infeksi bakteri MRSA
133 Manfaat sosial diharapkan dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati
Indonesia dalam bidang kesehatan dan farmasi serta menekan morbiditas
dan mortalitas akibat penyakit infeksi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pepaya (Carica papaya)
Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu
spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu
di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di
Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual
dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta
menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11
Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat
bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif
tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi
bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai
standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban
dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain
pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan
E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode
ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid
(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam
kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan
komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan
senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki
sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai
antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja
antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak
dibahas secara spesifik
7
Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam
ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi
komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut
mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan
dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun
pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai
antibakteri spektrum luas16
22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif
non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini
tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun
membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang
secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan
kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada
manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan
suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada
kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi
(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik
Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan
lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait
MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan
selulitis17
Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)
diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec
(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal
mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode
resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi
resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel
8
yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan
MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi
transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta
laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian
mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun
tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA
mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819
Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri
akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung
gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan
menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan
terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian
akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang
dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan
mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang
berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang
(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan
kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20
Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat
golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel
bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18
23 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Konsentrasi ekstrak daunpepaya
Variabel Kontrol
Suhu
Media tumbuh
Higienisitas
Variabel Dependen
Diameter zona hambat bakteri MRSA
9
24 Hipotesis Penelitian
Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
10
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Tempat dan Waktu Penelitian
1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium
Mikrobiologi FK Unud
3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
32 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group
Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam
menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2
kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok
kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi
atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica
papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75
Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas
terapi dalam pembentukan zona hambat
Keterangan
K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96
K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg
Populasi
Random Sampling
K1
K2
I1
I2
I3
O1
O2
O3
O4
O5
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Pepaya (Carica papaya)
Pepaya memiliki nama ilmiah Carica papaya dan merupakan salah satu
spesies dalam famili Caricaceae Pepaya diperkirakan berasal dari Amerika yaitu
di daerah sekitar Amerika Tengah dan Meksiko Selatan dan telah tersebar luas di
Asia khususnya di Indonesia13 Bagian tanaman pepaya biasa digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit seperti penyakit saluran pencernaan mual
dan muntah demam dengue malaria meningkatkan kekebalan tubuh serta
menangani menstruasi yang tidak teratur pada wanita11
Konsentrasi komponen aktif pada setiap bagian tanaman pepaya sangat
bervariasi Bagian tanaman yang memiliki konsentrasi komponen bioaktif
tertinggi diantaranya daun akar batang buah biji dan getah11 Daun menjadi
bagian penting dalam pembuatan ramuan tradisional dan digunakan sebagai
standarisasi dalam berbagai parameter (nilai ekstraksi kandungan kelembaban
dll)9 Komponen kimiawi daun pepaya terdiri atas alkaloid (karpain
pseudokarpain dan dehidrokarpain I dan II) kolin karposida serta vitamin C dan
E Komponen saponin dan kardiak glikosida juga ditemukan melalui metode
ekstraksi etanol daun pepaya1314 Daun muda mengandung flavonoid
(kaempferol dan mirisetin) alkaloid komponen fenolik (asam ferulat asam
kafeat asam klorogenat asam p-koumarat 57-dimetoksikoumarin) dan
komponen sinogenetik (benzilglukosinolat)911 Karpain merupakan kandungan
senyawa alkaloid utama serta memiliki rumus molekul C28H50N2O4 yang memiliki
sifat bakterisidal15 Komponen flavonoid juga memiliki peran sebagai
antiinflamasi antimikroba antikanker dan antioksidan16 Mekanisme kerja
antibakteri dari kandungan bioaktif ekstrakdaun pepaya masih belum banyak
dibahas secara spesifik
7
Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam
ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi
komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut
mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan
dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun
pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai
antibakteri spektrum luas16
22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif
non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini
tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun
membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang
secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan
kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada
manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan
suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada
kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi
(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik
Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan
lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait
MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan
selulitis17
Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)
diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec
(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal
mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode
resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi
resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel
8
yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan
MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi
transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta
laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian
mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun
tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA
mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819
Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri
akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung
gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan
menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan
terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian
akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang
dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan
mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang
berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang
(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan
kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20
Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat
golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel
bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18
23 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Konsentrasi ekstrak daunpepaya
Variabel Kontrol
Suhu
Media tumbuh
Higienisitas
Variabel Dependen
Diameter zona hambat bakteri MRSA
9
24 Hipotesis Penelitian
Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
10
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Tempat dan Waktu Penelitian
1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium
Mikrobiologi FK Unud
3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
32 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group
Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam
menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2
kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok
kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi
atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica
papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75
Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas
terapi dalam pembentukan zona hambat
Keterangan
K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96
K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg
Populasi
Random Sampling
K1
K2
I1
I2
I3
O1
O2
O3
O4
O5
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
7
Beberapa penelitian mengenai senyawa pelarut yang digunakan dalam
ekstraksi daun pepaya dengan tujuan untuk mendapatkan konsentrasi
komponen aktif tertinggi telah dilakukan Hasil dari beberapa penelitian tersebut
mendapatkan hasil tingkat konsentrasi tertinggi komponen bioaktif didapatkan
dengan pelarut etanol913 Penelitian uji aktifitas antibakteri dari ekstrak daun
pepaya mendapatkan hasil ekstrak daun pepaya sangat signifikan sebagai
antibakteri spektrum luas16
22 Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri gram positif
non motil yang tergolong ke dalam famili Micrococcaceae Sel-sel dari bakteri ini
tidak terpisah satu sama lain akan tetapi membentuk pasangan tetrad maupun
membentuk susunan iregular seperti anggur S aureus merupakan bakteri yang
secara alami berkoloni di tubuh manusia dan dapat ditemukan di permukaan
kulit maupun saluran pernapasan atas terutama di saluran hidung17 Pada
manusia dengan kondisi sehat S aureus cenderung tidak akan menimbulkan
suatu infeksi berat dan mampu untuk sembuh dengan sendirinya Namun pada
kondisi dengan sistem imun yang lemah S aureus mampu menyebabkan infeksi
(infeksi oportunistik) sehingga bakteri ini disebut sebagai patogen oportunistik
Infeksi terbanyak akibat S aureus di komunitas yaitu infeksi kulit dan jaringan
lunak sedangkan di rumah sakit S aureus dapat menyebabkan kondisi terkait
MRSA invasif termasuk syok septik pneumonia endokarditis bakteremia dan
selulitis17
Mekanisme resistensi Staphylococcus aureus-resistant methicillin (MRSA)
diawali dengan adanya elemen genetik Staphylococcal cassette chromosome mec
(SCCmec) yang berlokasi di attBscc (open reading frame (ORF)) dekat tempat asal
mula terjadinya replikasi) SCCmec membawa kompleks gen mec yang mengkode
resistensi terhadap obat golongan beta laktam serta regulasi menginduksi
resistensi tersebut Kompleks gen mec kelas A memiliki 2 gen yang menempel
8
yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan
MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi
transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta
laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian
mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun
tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA
mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819
Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri
akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung
gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan
menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan
terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian
akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang
dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan
mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang
berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang
(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan
kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20
Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat
golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel
bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18
23 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Konsentrasi ekstrak daunpepaya
Variabel Kontrol
Suhu
Media tumbuh
Higienisitas
Variabel Dependen
Diameter zona hambat bakteri MRSA
9
24 Hipotesis Penelitian
Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
10
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Tempat dan Waktu Penelitian
1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium
Mikrobiologi FK Unud
3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
32 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group
Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam
menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2
kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok
kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi
atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica
papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75
Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas
terapi dalam pembentukan zona hambat
Keterangan
K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96
K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg
Populasi
Random Sampling
K1
K2
I1
I2
I3
O1
O2
O3
O4
O5
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
8
yaitu mecI dan mecR1 mecI mengkode MecI (protein penekan transkripsi) dan
MecR1 (sinyal transduksi protein) MecI dan MecR1 meregulasi induksi
transkripsi mecA dimana MecI akan mendeteksi adanya antibiotik golongan beta
laktam melalui domain ikatan penisilin di daerah ekstraseluler kemudian
mengaktivasi domain sitoplasmik sebagai protease yang secara langsung maupun
tidak langsung menyebabkan pelepasan gen transkripsi mecA Gen mecA
mengkode penicillin-binding protein (PBP) PBP-2a1819
Pertama penisilin akan masuk melalui dinding sel bakteri kemudian bakteri
akan memberikan perlawanan dengan menghasilkan plasmid yang mengandung
gen (blaZ) yang mengkode enzim beta laktamase Enzim tersebut akan
menghidrolisis ikatan peptida cincin beta laktam penisilin sehingga cincin akan
terbuka dan memungkinkan penisilin berikatan dengan PBP Penisilin kemudian
akan memblok kerja PBP sehingga konstruksi dan pembentukan jembatan silang
dinding sel bakteri tidak terjadi Pada MRSA hiperproduksi beta laktamase akan
mengubah struktur PBP (transpeptidase berafinitas tinggi terhadap penisilin yang
berperan dalam konstruksi dan mengkatalisasi pembentukan jembatan silang
(cross-linking) pada dinding peptidoglikan bakteri baik dalam proses perbaikan
kerusakan dinding sel maupun konstruksi dinding sel baru saat pembelahan)20
Akibat dari nonaktivasi PBP PBP-2a yang memiliki afinitas rendah terhadap obat
golongan beta laktam mengambil alih fungsi dari PBP sehingga menyebabkan sel
bakteri tersebut mampu untuk bertahan dan tumbuh18
23 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen
Konsentrasi ekstrak daunpepaya
Variabel Kontrol
Suhu
Media tumbuh
Higienisitas
Variabel Dependen
Diameter zona hambat bakteri MRSA
9
24 Hipotesis Penelitian
Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
10
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Tempat dan Waktu Penelitian
1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium
Mikrobiologi FK Unud
3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
32 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group
Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam
menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2
kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok
kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi
atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica
papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75
Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas
terapi dalam pembentukan zona hambat
Keterangan
K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96
K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg
Populasi
Random Sampling
K1
K2
I1
I2
I3
O1
O2
O3
O4
O5
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
9
24 Hipotesis Penelitian
Ho Pemberian ektrak etanol daun pepaya tidak memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
Ha pemberian ekstrak etanol daun pepaya memiliki efek antibakteri
terhadap MRSA secara in vitro
10
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Tempat dan Waktu Penelitian
1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium
Mikrobiologi FK Unud
3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
32 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group
Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam
menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2
kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok
kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi
atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica
papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75
Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas
terapi dalam pembentukan zona hambat
Keterangan
K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96
K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg
Populasi
Random Sampling
K1
K2
I1
I2
I3
O1
O2
O3
O4
O5
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
10
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Tempat dan Waktu Penelitian
1 Pembuatan ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya) di Laboratorium
Teknologi Pertanian Universitas Udayana
2 Persiapan perlakuan dan pencarian bakteri MRSA di Laboratorium
Mikrobiologi FK Unud
3 Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
32 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Control Group
Design untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun etanol dalam
menghambat pertumbuhan MRSA secara in vitro Sampel dibagi dalam 2
kelompok yakni kelompok kontrol (K) dan kelompok intervensi (I) Kelompok
kontrol dibagi atas kontrol negatif dan positif serta kelompok intervensi dibagi
atas 3 kelompok berdasarkan dosis penggunaan ekstrak etanol daun Carica
papayapada masing-masing isolat dengan konsentrasi 25 50 dan 75
Selanjutnya setelah 24 jam perlakuan akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
prosedur CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute) terkait efektivitas
terapi dalam pembentukan zona hambat
Keterangan
K1 = Kelompok kontrol negatif dengan etanol 96
K2 = Kelompok kontrol positif dengan antibiotik vancomycin 30 microg
Populasi
Random Sampling
K1
K2
I1
I2
I3
O1
O2
O3
O4
O5
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
11
I1 = Kelompok intervensi 1 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 25
I2 = Kelompok intervensi 2 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 50
I3 = Kelompok intervensi 3 MRSA ekstrak etanol Carica papaya 75
O1 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol negatif
O2 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok kontrol positif
O3 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I1
O4 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I2
O5 = Diameter zona hambat MRSA pada kelompok I3
33 Sampel dan Besar Sampel
Sesuai dengan rancangan penelitian maka sampel dialokasikan ke dalam 5
kelompok perlakuan yaitu tiga kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol
Untuk mengetahui jumlah ulangan (replikasi) pada tiap kelompok dipergunakan
rumus Federer Karena jumlah perlakuan (p) adalah 5
maka dapat dihitung jumlah ulangan minimal tiap kelompok (n) adalah 5 kali
34 Kriteria Sampel
1 Kriteria Inklusi
Bakteri yang digunakan tumbuh secara merata pada lempeng agar
2 Kriteria Eksklusi
Bakteri yang terkontaminasi pada lempeng agar
35 Variabel Penelitian
1 Variabel Bebas
Ekstrak etanol daun Carica papaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75
2 Variabel Tergantung
Diameter zona hambat
3 Variabel Kontrol
Suhu waktu inkubasi media kultur dan sterilisasi
36 Definisi Operasional Variabel
1 Ekstrak etanol daun pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dengan daun yang berwarna
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
12
hijau dan sudah dewasa kemudian dibagi kedalam konsentrasi 25 50
dan 75
2 Zona hambat ekstrak etanol daun pepaya diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada daerah yang jernih dari lempeng agar Interpretasi zona
hambat dilakukan dengan mengikuti petunjuk tabel yang dibuat oleh CLSI
(Clinical and Laboratory Standart Institute) yaitu S (sensitif) I
(intermediate) dan R (resisten)
37 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang dibutuhkan antara lain
- Inkubator - Ose
- Lampu Spritus - Tabung reaksi dan rak
- Usap kapas steril - Jangka Sorong
Bahan yang dibutuhkan antara lain
- Agar Mueller Hinton - Darah kambiing
- Larutan NaCl 09 - Larutan Mc Farland 05
- Cakram antibiotik - Bakteri MRSA
38 Prosedur Penelitian
1 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya)
Daun pepaya yang berwara hijau tua diperoleh dari Desa Payangan
Kabupaten Gianyar Daun pepaya dicuci dengan air bersih kemudian
ditiriskan untuk menghilangkan air cucian Daun segar ini kemudian
dirajang untuk digunakan sebagai bahan baku ekstrak etanol daun pepaya
Simplisia segar daun pepaya yang telah siap kemudian ditimbang sebanyak
2 kg rajangan lalu diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96
selama 24 jam Langkah selanjutnya dilalukan penyaringan Sisa ampas
dimaserasi kembali dengan etanol 96 selama 24 jam setelah itu disaring
Ekstrak tersebut dipekatkan dengan alat Rotary Vacuum Evaporator
dengan suhu 60-70oC Proses evaporasi dilakukan hingga volume hasil
ekstraksi berkurang kemudian hasil evaporasi diuapkan dan didapatkan
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
13
cairan kental dan pekat dengan konsentrasi 100 lalu diencerkan dengan
menggunakan NaCl 09 menjadi konsentrasi 25 50 dan 75
2 Persiapan Media Agar
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides Metode yang
digunakan telah sesuai dengan standar pembiakan bakteri Sebanyak 5 ml
dari darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang
siap digunakan untuk membiakan bakteri
3 Persiapan Suspensi Bakteri
Suspensi bakteri dengan konsentrasi 108ml sebanyak 10 ml selanjutnya
dilakukan pengenceran sebanyak 100 kali dengan masing-masing
menggunakan larutan salin (NaCl 09) dan nutrient broth sehingga
diperoleh suspensi bakteri sebanyak 10 ml dengan konsentrasi bakteri
106ml
4 Pengujian Ekstrak
Pengujian dilakukan dengan metode Kirby-Bauer dengan menggunakan
kertas cakram Media MHA yang telah disterilkan dituang ke setiap cawan
petri sebanyak 15-20 ml dan dibiarkan beberapa saat hingga memadat
Pada media padat disebarkan suspensi bakteri sebanyak 01 ml yang telah
disesuaikan dengan standar 05 Mc Farland (McF) dengan menggunakan
batang penyebar steril hingga suspensi bakteri merata di seluruh
permukaan media Media MHA pertama dibagi menjadi tiga bagian yang
masing-masing akan diletakkan cakram yang berisi ekstrak etanol daun
pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi (P1 25 P2 50 P3 75)
Ekstrak kemudian diambil menggunakan micropipette sebesar 20 mikron
untuk diteteskan masing-masing pada setiap paper disc dan didiamkan
minimal 1 jam agar paper disc dalam kondisi kering Setelahnya paper disc
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
14
ditaruh didalam cawan petri yang sudah berisikan koloni bakteri MRSA
Pada daerah yang berbeda diberikan keterangan untuk memudahkan
pencatatan Cakram yang berisi kontrol positif (vancomycin 30 μg) dan
kontrol negatif (pelarut) diletakkan pada media lainnya dan diberi
keterangan Langkah selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC selama
24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri dengan zona hambatan pada
setiap daerah Apabila zona hambat belum terbentuk atau belum tampak
media diinkubasi dan diamati kembali Daerah hambatan yang tampak
diukur dengan jangka sorong dalam satuan milimeter
39 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dipergunakan adalah
1 Uji Normalitas dengan Shapiro-Wilk test
2 Uji Homogenitas antar kelompok dengan Levene test
3 Jika data berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan
melakukan uji statistik parameter dengan ANOVA satu arah untuk
mengetahui perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol daun pepaya
(Carica papaya) terhadap rata-rata pertumbuhan koloni MRSA (confident
interval (CI)99) Berbeda hal nya dengan hasil data yang tidak homogen
digunakan uji statistik Robust test Dilanjukan dengan uji Post-Hoc test
untuk mengetahui beda nyata terkecil (BNT)
4 Interpretasi zona hambat dengan menggunakan tabel CLSI
5 Dalam penelitian ini derajat kemaknaan ditetapkan α = 005
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Hasil Penelitian
Tabel 41 Diameter zona hambat ekstrak daun pepaya vancomycin dan ethanol
terhadap bakteri MRSA
Pengulangan Gambar
I
II
III
IV
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 17 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 18 mm
Ethanol 96 0 mm
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
16
V
Penelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan dengan masing-masing
disk diuji dengan ekstrak daun pepaya 25 50 75 vancomycin 30 microg dan
etanol 96 Pada tabel 41 memperlihatkan diameter zona hambat ekstrak daun
pepaya dalam tiga konsentrasi (25 50 dan 75) voncomycin 30 microg dan
etanol 96 terhadap bakteri MRSA Baik pengulanan I-V tidak ditemukan zona
hambat pada ekstrak daun pepaya di ketiga konsentrasi maupun pada etanol
96 namun pada kontrol positif vancomycin 30 microg terdapat perbedaan hasil
disetiap pengulangan pengulangan I dan II menunjukan diameter zona hambat
sebesar 17 mm pengulangan III dan IV menunjukan diameter zona hambat
sebesar 18 mm dan pengulangan V menunjukan diameter zona hambat sebesar
19 mm
Ekstrak daun pepaya 25 0 mm
Ekstrak daun pepaya 50 0 mm
Ekstrak daun pepaya 75 0 mm
Vancomycin 30 microg 19 mm
Ethanol 96 0 mm
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
17
42 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat zona hambat dari
ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 25 50 dan 75 pada bakteri MRSA
Namun pada zona kelompok kontrol positif yang diberikan vancomycin
menunjukkan adanya zona hambat Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol
daun pepaya tidak memiliki efek inhibisi terhadap pertumbuhan bakteri MRSA
Penelitian terkait efektivitas ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan
mikroorganisme telah banyak diteliti terutama pada bakteri gram positif gram
negatif dan jamur Penelitian oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menunjukkan
bahwa ekstrak daun pepaya lebih efektif dalam menginhibisi pertumbuhan
bakteri gram negatif dibandingkan gram positif meskipun sama-sama
menunjukkan efek inhibisi Efek inhibisi dari ekstrak daun pepaya terhadap S
aureus juga telah diteliti oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) Hasil penelitian
tersebut menunjukkan nilai minimum inhibitory concentration (MIC) yang rendah
sehingga menjadi indikasi yang baik dari tingginya efikasi ekstrak dalam
menghambat pertumbuhan S aureus Namun sampai saat ini belum ada
penelitian pada bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga tidak dapat
dijadikan perbandingan hasil penelitian
Selain itu proses ekstraksi juga bisa mempengaruhi hasil penelitian Penelitian
oleh Anibijuwon dan Udeze (2009) menggunakan ekstrak aqueous daun pepaya
memberikan efek inhibisi yang lebih kuat pada mikroorganisme dibandingkan
dengan pelarut lainnya Hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian oleh
Asghar dkk (2016) dimana ekstrak etanol daun pepaya memberikan efek inhibisi
terkuat dibandingkan air dan pelarut organik lainnya terhadap bakteri S aureus
Hal ini menunjukkan belum adanya kesimpulan mengenai pelarut yang lebih baik
digunakan
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
18
Faktor perancu lain yang bisa mempengaruhi variabel terikat (zona hambat)
adalah proses ekstraksi yang dimulai dari pemilihan daun pepaya suhu
kelembapan dan metode ekstraksi Pemilihan daun pepaya harus diambil dari
kebun yang bebas dari insektisida Hal ini telah dilakukan karena sumber daun
pepaya diambil dari perkebunan pepaya yang tidak menggunakan insektisida
Kedua waktu pemetikan harus pada siang hari dan ketika tanaman sedang
tumbuh subur Hal ini juga telah dilakukan namun pemilihan daun dilakukan
secara acak pada beberapa pohon yang mudah dijangkau Ketiga proses
pengeringan dimana beberapa zat aktif akan rusak bila terkena sinar matahari
langsung atau dengan pengeringan menggunakan oven Hal ini telah dilakukan
karena proses pengeringan dilakukan pada suhu ruangan menggunakan kipas
angin Hasilnya kemudian disimpan dalam toples yang tidak terkena sinar
matahari langsung tidak lembap dan tidak panas Metode ekstraksi yang
digunakan juga sudah terstandar dengan menggunakan pelarut organik (etanol)
yang terbukti berdasarkan data ilmiah mampu mempertahankan zat aktif dari
daun pepaya
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
19
BAB V
PENUTUP
51 Simpulan
511 Ekstrak etanol daun pepaya tidak memiliki mampu menghambat
pertumbuhan bakteri MRSA yang dibuktikan dengan tidak adanya zona
hambat pada konsentrasi ekstrak 25 50 75 di kelima pengulangan
512 Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun pepaya yang dibutuhkan untuk
inhibisi pertumbuhan bakteri MRSA tidak dapat dihitung mengingat tidak
ditemukannya zona hambat pada penelitian ini
52 Saran
521 Diperlukan penelitian lebih ulang mengenai efek ekstrak etanol daun
pepaya dalam menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA dengan
menyempurnakan proses pemilihan daun ekstraksi dan menumbuhkan
media agar
522 Perlu ada uji fitofarmaka untuk melihat kandungan dalam ekstrak etanol
daun pepaya sebelum diujicobakan pada bakteri MRSA
523 Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pelarut air atau
pelarut organik lainnya untuk melihat efek ekstrak daun pepaya dalam
menginhibisi pertumbuhan bakteri MRSA mengingat potensi hasil yang
lebih baik apabila menggunakan pelarut lainnya
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
20
DAFTAR PUSTAKA
1 Centers for Disease Control and Prevention Facs about Antibiotic Resistance
2015 URL httpwwwcdcgovgetsmartcommunityaboutfast-factshtml
[diakses tanggal 12 Maret 2016]
2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riset Kesehatan Dasar 2013
3 Utami ER Antibiotika Resistensi dan Rasionalitas Terapi El-Hayah 2011
1(4) 191-198
4 World Health Organisation (WHO) Antimicrobial Resistance Global Report
on Surveillance 2014 URL http
wwwwhointdrugresistancedocumentssurveillancereporten [diakses
tanggal 12 Maret 2016]
5 Sievert DM et al Antimicrobial-Resistant Pathogens Associated with
Helthcare-Associated Infections Summary of Data Reported to the National
Healthcare Safety Network at the Centers for Disease Control and
Prevention 2009-2010 Infect Control Hosp Epidemiol 2013 34(1)1-14
6 SimorAEet al Prevalence of Colonization and Infection with Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus and Vancomycin-Resistant Enterococcus and
Clostridium difficileInfection in Canadian Hospitals Infect Control
HospEpidemiol 2013 34(7) 687-93
7 DeLeo FR et al Community-associated Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus Lancet 2010 375(9725) 1557-1568
8 Boucher H Miller LG danRazonable RR Serious Infections Caused by
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus CID 2010 51(S2) S183-S197
9 Yogiraj V Goyal PK Chauhan CS Goyal A Vyas B Carica papaya Linn An
Overview International Journal of Herbal Medicine 2014 2(5)01-08
10 Muamar M Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L)
Terhadap Streptococcus mutans Secara In Vitro Surakarta Universitas
Sebelas Maret 2011
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
21
11 Aruljothi S Uma C Sivagurunathan P Bhuvaneswari M Investigation on
Antibacterial Activity of Carica Papaya Leaf Extracts against Wound Infection-
Causing Bacteria IJRSB 2014 2(11) 8-12
12 Ogunjobi AA dan Elizabeth OT Comparative study of Antimicrobial Activities
of Ethanol Extracts of the Bark and Seed of Garcinia kola and Carica papaya
Afr J Biomed Res 201114 147-152
13 Nirosha N dan Mangalanayaki R Antibacterial Activity of Leaves and Stem
Extract of Carica papaya LIJAPBC 20132(3) 473-477
14 Subramanian G et al Antimicrobial Properties of Carica papaya (papaya)
Different Leaf Extract Against E coli S aureus and C albicans AJPP 2014
1(1) 25-39
15 Cushnie TPT et al Alkaloids An Overview of Their Antibacterial Antibiotic-
Enhancing and Antivirulence Activities Int J Antimicrob Agents 2014 44
377-386
16 Asghar N et al Compositional Difference in Antioxidant and Antibacterial
Activity of All Parts of the Carica papaya Using Different Solvents J Chem
Central2016 105
17 Green BN et al Methicillin-resistant Staphylococcus aureus An Overview for
Manual Therapists J Chiroprac Med201211 64-76
18 Xia J et al Nosocomial Infection and Its Molecular Mechanisms of Antibiotic
Resistance BioScience Trends 201610(1) 14-21
19 Khan S AK et al Detection of mecA Genes of Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus by Polymerase Chain Reaction IJHRS 20121(2) 64-
68
20 Reygaert WC Antimicrobial Resistance Mechanisms of Staphylococcus
aureus FORMATEX2013297-305
21 Anibijuwon LI Udeze AO Antimicrobial Activity of Carica papaya (Pawpaw
Leaf) on Some Pathogenic Organisms of Clinical Origin from South-Western
Nigeria Ethnobotanical Leaflets 2009 13850-64
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
22
Lampiran 1 Foto Pendukung Penelitian
Gambar 1 Proses penimbangan serbuk daun pepaya
Gambar 3 Blank disk yang ditetesi ekstrak
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat
23
Gambar 4 Pengamatan diameter zona hambat