Post on 10-Dec-2020
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Penderita Tuberkulosis Paru BTA Positif di UPT Puskesmas Rawat InapPermata Sukarame Kota Bandar Lampung Tahun 2014-2018
Tahun NoNamaPasien
No.RegLab
Usia(Tahun)
JenisKelamin
Hasil Pemeriksaan Mikroskopis
BTA(-)
BTA (+)
L P S P S
2014 1 SPR 11 60 √ 1+ 1+ 1+
2015
2 KYT 22 36 √ 2+ 2+ 2+
3 SKR 52 59 √ 2+ 2+ 2+
4 EWN 62 21 √ 1+ 2+ 2+
5 BD 64 28 √ 3+ 3+ 3+
6 YLS 85 22 √ 3+ 3+ 3+
2016
7 AYS 90 30 √ 1+ 1+ 1+
8 NM 93 72 √ - 1+ 1+
9 MFD 138 52 √ - 1+ 1+
2017
10 RMT 016 33 √ 2+ 2+ 2+
11 SLV 025 32 √ 1+ 1+ 1+
12 NAW 027 47 √ 1+ 1+ 1+
13 ANN 046 45 √ 2+ 2+ 2+
14 RK 57 38 √ 1+ 1+ 1+
15 RWN 79 57 √ 2+ 2+
16 RZK 82 18 √ 2+ 2+
2018
17 ADT 26 47 √ 1+ 1+
18 SLM 102 51 √ 1+ 1+
19 AGU 129 21 √ 1+ 1+
20 MHD 144 42 √ 1+ 1+
21 TTK 159 43 √ 2+ 3+
22 HER 169 25 √ 3+ 3+
Keterangan :
S (Sewaktu) :Pemeriksaan dahak sewaktu (pertama) yang dikumpulkan pada saat
suspek TB datang pertama kali ke Puskesmas.
P (Pagi) :Pemeriksaan dahak yang diantarkan ke laboratorium setelah
dikeluarkan oleh penderita dirumah nya pada pagi hari kedua
setelah bangun tidur.
S (Sewaktu): Pemeriksaan dahak sewaktu (kedua) yang dikumpulkan di Puskemas
pada hari kedua saat menyerahkan dahak pagi.
Lampiran 2
PROSEDUR PENGUMPULAN SAMPEL DAHAK
A. Waktu Pengambilan Dahak
Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis dan follow up
memerlukan masing-masing 2 contoh uji dahak, yang terdiri dari:
1. S (Sewaktu, pertama): Dahak dikumpulkan saat datang pada kunjungan
pertama ke laboratorium fasyankes.
2. P (Pagi) : Dahak dikumpulkan pagi, segera setelah bangun tidur pada hari ke-
2, dibawa langsung oleh pasien ke laboratorium fasyankes.
3. Diperbolehkan untuk pasien mengumpulkan dua dahak Sewaktu pada hari
yang sama untuk menghindari kemungkinan hilangnya pasien jika datang
keesokan harinya. Jarak pengambilan dahak minimal 1(satu) jam, dan dahak
yang dikumpulkan harus berkualitas.
B. Tempat Pengumpulan Dahak
1. Ruang terbuka; dengan sinar matahari langsung
2. Ruang tertutup; dengan ventilasi yang baik
C. Cara Berdahak
1. Kumur-kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak.
2. Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur.
3. Tarik nafas dalam (2-3 kali).
4. Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan ludahkan ke
dalam pot dahak.
5. Tutup pot yang berisi dahak dengan rapat.
6. Pasien harus mencuci tangan dengan air dan sabun antiseptic.
D. Pengumpulan Dahak
Pot berisi dahak diserahkan kepada petugas laboratorium,dengan
menempatkan pot dahak di tempat yang telah disediakan
1. Persiapan pasien
Pasien diberitahu bahwa contoh uji dahak sangat diperlukan untuk
menentukan status penyakitnya, karena itu saran pemeriksaan dua untuk
pasien baru dan dalam pemantauan pengobatan harus dipenuhi. Dahak yang
baik adalah yang berasal dari saluran nafas bagian bawah , berupa lendir yang
berwarna kuning kehijauan (mukopurulen). Pasien berdahak dalam keadaan
perut kosong, sebelum makan/minum dan membersihkan rongga mulut
terlebih dahulu dengan berkumur menggunakan air bersih.
Bila ada kesulitan dalam berdahak, pasien harus diberi obat
ekspektoran yang dapat merangsang pengeluaran dahak dan diminum pada
malam hari sebelum mengeluarkan dahak. Olahraga ringan sebelum berdahak
juga dapat merangsang dahak keluar. Dahak adalah bahan infeksius sehingga
pasien harus berhati-hati saat berdahak dan mencuci tangan. Pasien dianjurkan
membaca prosedur tetap pengumpulan dahak yang tersedia di tempat/lokasi
berdahak.
2. Persiapan Alat
a. Pot dahak bersih dan kering, diameter mulut pot 4 - 6 cm, transparan,
berwarna bening, bertutup ulir. Pot tidak boleh bocor. Sebelum diserahkan
kepada pasien, pot dahak harus sudah diberi identitas sesuai identitas/nomor
register.
b. Formulir Permohonan Pemeriksaan Laboratorium.
c. Label, pensil, spidol.
E. Penilaian kualitas contoh uji dahak
Petugas laboratorium harus melakukan penilaian terhadap dahak
pasien tanpa membuka tutup pot, dilihat melalui dinding pot yang transparan.
Hal-hal yang perlu diamati adalah :
1. Volume 3,5 - 5 ml
2. Kekentalan : mukoid
3. Warna : Hijau kekuningan (purulen)
Bila ternyata contoh uji yang diserahkan adalah air liur, petugas harus
meminta pasien berdahak kembali, sebaiknya dengan pendampingan petugas.
Perhatian : pada saat mendampingi pasien berdahak, petugas harus berada di
belakang pasien dan hindari arah angin menuju petugas (Kemenkes RI, 2017).
Lampiran 3
PROSEDUR PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS PADA TERDUGA
TUBERKULOSIS PARU
A. Prinsip
Mycobacterium tuberculosis mempunyai lapisan dinding lipid
(Mycolic acid) yang tahan terhadap asam, proses pemanasan mempermudah
masuknya Carbol Fuchsin ke dalam dinding sel, dinding sel tetap mengikat
zat warna Carbol Fuchsin walaupun didekolorisasi dengan asam alkohol.
B. Tujuan
Mengetahui ada tidaknya bakteri tahan asam pada sampel.
C. Alat
1. Kaca sediaan (objek glass)
2. Bambu/ lidi/ tusuk gigi
3. Pensil 2B
4. Lampu spritus/ Bunsen
5. Pinset
6. Tang penjepit
7. Mikroskop
8. Rak pengecatan
9. Alat pelindung diri bagi petugas (Handscoon, masker dan jas laboratorium)
10. Wadah pembuangan yang berisi desinfektan (lisol 5%, Alkohol 70%,
Hipoklorit 0,5%)
D. Bahan
1. Sampel dahak
2. Reagen Zeihl Neelson A: Karbol fuchsin 1%
3. Reagen Zeihl Neelson B: Asam Alkohol 3%
4. Reagen Zeihl Neelson C: Metilen Blue 0,1%
E. Pemberian identitas sediaan
Sebelum melaksanakan pembuatan sediaan dahak, terlebih dulu kaca
sediaan yang diberi identitas dengan menuliskan pada bagian frosted dengan
pensil 2B atau diberi label (jika menggunakan kaca sediaan non-frosted)
dengan nomor identitas.
Nomor Identitas Sediaan = 2 digit/7-11 digit/1digit/4digit_
Keterangan:
1. 2 digit= tahun
2. 7-11 digit= 7 untuk RS, 11 untuk Puskesmas
3. 1 digit= 1 untuk terduga TB Sensitif Obat, 2 untuk terduga TB Resistensi Obat
4. 4 digit= no urut suspek TB
5. “_”= kode huruf sesuai waktu pengambilan dahak
Penulisan nomor identitas sediaan pada formulir, kaca sediaan dan
dinding pot dahak:
1. Pada kaca sediaan, tulis di bagian frosted
2. Tulis: 1digit/4digit_
F. Cara Kerja
1. Disiapkan objek glass yang bersih dan kering dan beri identitas pasien.
2. Diambil sampel dahak pada bagian yang kental dan berwarna kuning
kehijauan dengan lidi yang ujungnya berserabut.
3. Dahak disebarkan diatas kaca sediaan kemudian diratakan menggunakan tusuk
gigi dengan gerakan spiral kecil-kecil lalu hingga berbentuk oval dan
berukuran 2x3 cm.
4. Dikeringkan pada suhu kamar, masukkan tusuk gigi bekas ke dalam wadah
yang berisi desinfektan.
5. Difiksasi 3 kali diatas api selama 1 -2 detik.
6. Letakkan sediaan diatas rak pengecatan dengan bagian apusan menghadap ke
atas.
7. Sediaan ditetesi larutan Carbol Fuchsin 1% melalui corong yang dilapisi
kertas saring hingga menutupi seluruh sediaan.
8. Panaskan sediaan dengan sulut api sampai keluar uap (jangan sampai
mendidih), kemudian dinginkan selama 10 menit.
9. Sediaan dibilas secara hati-hati dengan air mengalir kemudian buang sisa air
pada sediaan.
10. Sediaan digenangi dengan asam alkohol 0.3% hingga menutupi seluruh
permukaan selama 2-3 menit, lalu dibilas dengan air mengalir.
11. Dituang methylene blue 0.1% pada seluruh permukaan sediaan dan biarkan
selama 1 menit, dibilas dengan air mengalir.
12. Sediaan dibiarkan mengering.
13. Setelah kering, dibaca sediaan menggunakan mikroskop dengan lensa objektif
100x (Dengan menggunakan 1 tetes minyak emersi).
14. Pembacaan dilakukan sepanjang garis horisontal dari ujung kiri ke ujung
kanan atau sebaliknya dengan menemukan basil berwarna merah. Dibaca
minimal 100 lapang pandang (Kemenkes RI, 2017).
G. Pelaporan Hasil
Pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis mengacu pada skala
International Union Against Tuberkulosis and Lung Disease (IUATLD)
a. Negatif : Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang
b. Scanty : Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (Jumlah BTA yang
ditemukan dituliskan)
c. 1+ : Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang
d. 2+ : Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 50
lapang pandang
e. 3+ : Ditemukan ≥ 10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 20
lapang pandang (Kemenkes RI, 2016).
Gambar hasil mikroskopis pemeriksaan sputum:
BTA
Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017
Gambar 1. Hasil Pemeriksaan BTA (Negatif) Gambar 2. Hasil Pemeriksaan BTA (Scanty)
13. Setelah kering, dibaca sediaan menggunakan mikroskop dengan lensa objektif
100x (Dengan menggunakan 1 tetes minyak emersi).
14. Pembacaan dilakukan sepanjang garis horisontal dari ujung kiri ke ujung
kanan atau sebaliknya dengan menemukan basil berwarna merah. Dibaca
minimal 100 lapang pandang (Kemenkes RI, 2017).
G. Pelaporan Hasil
Pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis mengacu pada skala
International Union Against Tuberkulosis and Lung Disease (IUATLD)
a. Negatif : Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang
b. Scanty : Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (Jumlah BTA yang
ditemukan dituliskan)
c. 1+ : Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang
d. 2+ : Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 50
lapang pandang
e. 3+ : Ditemukan ≥ 10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 20
lapang pandang (Kemenkes RI, 2016).
Gambar hasil mikroskopis pemeriksaan sputum:
BTA
Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017
Gambar 1. Hasil Pemeriksaan BTA (Negatif) Gambar 2. Hasil Pemeriksaan BTA (Scanty)
13. Setelah kering, dibaca sediaan menggunakan mikroskop dengan lensa objektif
100x (Dengan menggunakan 1 tetes minyak emersi).
14. Pembacaan dilakukan sepanjang garis horisontal dari ujung kiri ke ujung
kanan atau sebaliknya dengan menemukan basil berwarna merah. Dibaca
minimal 100 lapang pandang (Kemenkes RI, 2017).
G. Pelaporan Hasil
Pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis mengacu pada skala
International Union Against Tuberkulosis and Lung Disease (IUATLD)
a. Negatif : Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang
b. Scanty : Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (Jumlah BTA yang
ditemukan dituliskan)
c. 1+ : Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang
d. 2+ : Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 50
lapang pandang
e. 3+ : Ditemukan ≥ 10 BTA dalam 1 lapang pandang diperiksa minimal 20
lapang pandang (Kemenkes RI, 2016).
Gambar hasil mikroskopis pemeriksaan sputum:
BTA
Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017
Gambar 1. Hasil Pemeriksaan BTA (Negatif) Gambar 2. Hasil Pemeriksaan BTA (Scanty)
BTA BTA
Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017
Gambar 3. Hasil Pemeriksaan BTA (+1) Gambar 4. Hasil Pemeriksaan BTA (+2)
BTA
Sumber: Kemenkes RI, 2017
Gambar 5. Hasil Pemeriksaan BTA (+3)
H. Interpretasi Hasil
1. BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak (Sewaktu dan
Pagi) menunjukkan hasil pemeriksaan BTA positif. Pasien yang menunjukkan
hasil BTA (+) pada pemeriksaan dahak pertama, pasien dapat segera
ditegakkan sebagai pasien dengan BTA (+).
2. BTA (-) adalah jika kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA negatif.
Apabila pemeriksaan secara mikroskopis hasilnya negatif, maka penegakan
diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan
klinis dan penunjang (setidak-tidaknya pemeriksaan foto toraks) yang sesuai
dan ditetapkan oleh dokter (Kemenkes RI, 2016).
BTA BTA
Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017
Gambar 3. Hasil Pemeriksaan BTA (+1) Gambar 4. Hasil Pemeriksaan BTA (+2)
BTA
Sumber: Kemenkes RI, 2017
Gambar 5. Hasil Pemeriksaan BTA (+3)
H. Interpretasi Hasil
1. BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak (Sewaktu dan
Pagi) menunjukkan hasil pemeriksaan BTA positif. Pasien yang menunjukkan
hasil BTA (+) pada pemeriksaan dahak pertama, pasien dapat segera
ditegakkan sebagai pasien dengan BTA (+).
2. BTA (-) adalah jika kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA negatif.
Apabila pemeriksaan secara mikroskopis hasilnya negatif, maka penegakan
diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan
klinis dan penunjang (setidak-tidaknya pemeriksaan foto toraks) yang sesuai
dan ditetapkan oleh dokter (Kemenkes RI, 2016).
BTA BTA
Sumber: Kemenkes RI, 2017 Sumber: Kemenkes RI, 2017
Gambar 3. Hasil Pemeriksaan BTA (+1) Gambar 4. Hasil Pemeriksaan BTA (+2)
BTA
Sumber: Kemenkes RI, 2017
Gambar 5. Hasil Pemeriksaan BTA (+3)
H. Interpretasi Hasil
1. BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak (Sewaktu dan
Pagi) menunjukkan hasil pemeriksaan BTA positif. Pasien yang menunjukkan
hasil BTA (+) pada pemeriksaan dahak pertama, pasien dapat segera
ditegakkan sebagai pasien dengan BTA (+).
2. BTA (-) adalah jika kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA negatif.
Apabila pemeriksaan secara mikroskopis hasilnya negatif, maka penegakan
diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan
klinis dan penunjang (setidak-tidaknya pemeriksaan foto toraks) yang sesuai
dan ditetapkan oleh dokter (Kemenkes RI, 2016).
Lampiran 4
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Pot Dahak Gambar 2. Cat Ziehl Neelsen
Gambar 3. Pembuatan sediaan Gambar 4. Proses Pengecatan Ziehl Neelsenpemeriksaan BTA
Gambar 5. Pemanasan Zn.A Gambar 6. Pencucian sediaan BTA
Lampiran 4
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Pot Dahak Gambar 2. Cat Ziehl Neelsen
Gambar 3. Pembuatan sediaan Gambar 4. Proses Pengecatan Ziehl Neelsenpemeriksaan BTA
Gambar 5. Pemanasan Zn.A Gambar 6. Pencucian sediaan BTA
Lampiran 4
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Pot Dahak Gambar 2. Cat Ziehl Neelsen
Gambar 3. Pembuatan sediaan Gambar 4. Proses Pengecatan Ziehl Neelsenpemeriksaan BTA
Gambar 5. Pemanasan Zn.A Gambar 6. Pencucian sediaan BTA
Gambar 7. Hasil Pewarnaan Ziehl Neelsen Gambar 8. Pemeriksaan mikroskopis BTA
Gambar 9. Pembuangan sampel dahak Gambar 10. Tempat pembuanganwadah sampel
Gambar 11. Pengamatan & pencatatan Gambar 12. Pengamatan & pencatatandata register laboratorium data register laboratorium
Gambar 7. Hasil Pewarnaan Ziehl Neelsen Gambar 8. Pemeriksaan mikroskopis BTA
Gambar 9. Pembuangan sampel dahak Gambar 10. Tempat pembuanganwadah sampel
Gambar 11. Pengamatan & pencatatan Gambar 12. Pengamatan & pencatatandata register laboratorium data register laboratorium
Gambar 7. Hasil Pewarnaan Ziehl Neelsen Gambar 8. Pemeriksaan mikroskopis BTA
Gambar 9. Pembuangan sampel dahak Gambar 10. Tempat pembuanganwadah sampel
Gambar 11. Pengamatan & pencatatan Gambar 12. Pengamatan & pencatatandata register laboratorium data register laboratorium
Gambar 13. Register Laboratorium TB. 06
Lampiran 5
HASIL PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SEDIAAN BTA
BTA
Gambar 1. BTA (-) Gambar 2. BTA 1+
BTA
BTA
Gambar 3. BTA 2+ Gambar 4. BTA 3+