Post on 26-Jun-2015
Judul Percobaan: Pengukuran Arus DC dengan tahanan R paralel
Tujuan Percobaan: Mengukur arus DC dengan tahanan R paralel
Mengukur arus DC menggunakan multimeter
Dasar teori: Suatu Rangkaian Listrik paralel beberapa tahanan terbentuk, jika arus
yang ditimbulkannya terbagi dalam arus-arus cabang dan serentak
mengalir menuju tahanan-tahanan tersebut. Gambar di bawah ini adalah
rangkaian parallel
Karakteristik arus, tegangan dan tahanannya, diperlihatkan melalui
pemikiran dan percobaan berikut :
Diantara kedua titik percabangan arus yaitu titik A dan B (gambar di atas)
terletak tegangan total U. Disini semua tahanan bagian bergantung pada
klem-klemnya, semua tahanan terhubung pada tegangan yang sama U.
Dengan demikian sebagai ciri utama rangkaian parallel berlaku :
Pada suatu rangkaian parallel semua tahanan terletak pada tegangan yang
sama.
Suatu pemikiran yang lebih terperinci tentang nilai hasil pengukuran arus
diperlihatkan oleh hubungan berikut:
Arus total adalah sama dengan jumlah arus-arus bagian (cabang).
I = I1 + I2 + I3 + . . . melalui tiga lintasan arus, tetapi nilai seluruhnya tetap
konstan. Penjelasan untuk hal tersebut dalam hal ini, bahwasanya arus
total hanya dibagi. Pada tahanan terbesar mengalir arus terkecil dan pada
1 | P a g e
tahanan terkecil mengalir arus terbesar. Pada tegangan yang sama maka
cabang dengan tahanan besar harus mengalir arus yang kecil.
Perbandingan arus:
Pengertian ini dapat dibuktikan dengan hukum Ohm. dalam Rangkaian
Listrik paralel ini berlaku rumus:
Pada tegangan yang sama maka cabang dengan tahanan besar harus mengalir arus yang kecil.
Arus bagian (cabang) satu sama lain berbanding terbalik sebagai-mana tahanan bagian (cabang)
yang ada.
Jadi arus total terbagi dalam suatu perbandingan tertentu atas arus cabang, yang tergantung pada
masing-masing tahanan.
Kita bandingkan nilai tahanan-tahanan Rangkaian Rangkaian Listrik bagian(cabang) dengan
tahanan total, maka menarik perhatian, bahwa semua tahanan bagian (cabang) lebih besar dari
pada tahanan total. Tahanan total lebih kecil dari tahanan bagian/cabang yang terkecil.
Hal tersebut dapat diterangkan bahwa setiap merangkai tahanan secara parallel menghasilkan
arus tersendiri dari nilai tahanannya, sehingga arus total untuk tahanan parallel menjadi
meningkat, berarti tahanan totalnya berkurang dan menjadi lebih kecil dari tahanan bagian
(cabang) yang terkecil.
Misal kita kombinasikan tahanan 1W dengan tahanan 1000 W, maka tahanan 1000 W memang
hanya menghasilkan arus yang sangat kecil dibanding arus pada tahanan 1W, tetapi arus totalnya
meningkat, artinya tahanan total menjadi lebih kecil dari 1W.
2 | P a g e
Setiap menghubungkan cabang parallel (tahanan Rangkaian Listrik paralel ) menghantarkan
rangkaian arus yang lebih baik. Daya hantarnya meningkat. Maka daya hantar total suatu
Rangkaian Listrik paralel menjadi
Gtot = G1 + G2 + G3 + . . .
Disini daya hantar kebalikan dari
tahanan diperoleh rumus
Seper tahanan total adalah sama dengan jumlah dari seper tahanan bagian (cabang).
Untuk dua tahanan parallel berlaku:
Dari sini penyebut disamakan menjadi R1 . R2
atau
Tahanan total untuk dua tahanan yang dirangkai parallel
3 | P a g e
Rangkaian parallel sangat sering digunakan didalam praktik. Praktis semua beban dirangkai
parallel pada jala-jala, dalam hal ini peralatan tersebut dibuat untuk tegangan nominal tertentu
dan pada gangguan tidak berfungsinya salah satu peralatan semua yang lainnya tidak terpengarug
olehnya. Tahanan parallel juga dipasang, untuk mengatasi tingginya kuat arus suatu pemakai
(beban), seperti misalnya pada perluasan batas ukur suatu pengukur arus (amperemeter).
Alat dan Bahan:
Trainer DIGIAC 1050
Multitester
Langkah-langkah percobaan:
1. Set tegangan dc antara 1-5 volt
2. Gambarkan dan ukurlah arus (mA) pada rangkaian #1, dengan
membuat tahanan R menjadi parallel (330Ω//1kΩ);
(330Ω//470Ω+680Ω); (330Ω//3,3 kΩ); (330Ω//10kΩ);
(1kΩ//1kΩ); (1kΩ//470Ω+680Ω); (1kΩ//3,3kΩ); (1kΩ//10kΩ).
3. Buatlah tabel hasil pengukuran.
4. Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatlan hasil percobaan yang
optimal.
Rangkaian Percobaan:
Data hasil Percobaan:
4 | P a g e
TABEL 1
Ω330Ω//1kΩ 330Ω//470Ω+680Ω 330Ω//3,3 kΩ 330Ω//10kΩ
V I(mA) Skala I(mA) Skala I(mA) Skala I(mA) Skala
1 3,1 25 3 25 2,6 25 2,4 25
2 7,7 25 7,4 25 6,4 25 6 25
3 11,4 25 11,1 25 9,5 25 9 25
4 15,4 25 14,9 25 12,7 25 12 25
5 19 25 18,5 25 16 25 15 25
TABEL 2
Ω1kΩ//1kΩ 1kΩ//470Ω+680Ω 1kΩ//3,3 kΩ 1kΩ//10kΩ
V I(mA) Skala I(mA) Skala I(mA) Skala I(mA) Skala
1 1,43 2,5 1,35 2,5 1 2,5 0,87 2,5
2 3,8 25 3,5 25 2,5 25 2,2 25
3 5,7 25 5,4 25 4,8 25 3,2 25
4 7,7 25 7,3 25 5 25 4,3 25
5 9,5 25 8,9 25 6,3 25 5,3 25
Analisis Data:
TABEL 1
5 | P a g e
6 | P a g e
7 | P a g e
8 | P a g e
TABEL 2
9 | P a g e
10 | P a g e
11 | P a g e
12 | P a g e
Kesimpulan:
Semakin besar nilai tahanan yang diparalel, dan tegangan yang dipakai adalah sama, maka arus
yang dihasilkan semakin kecil.
Daftar Pustaka
http://hamadun.blogspot.com/2010/05/rangkaian-paralel-tahanan.html.
13 | P a g e