Post on 11-Jan-2016
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini sering
dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan postur di sebagian kasus,tetapi faktor etiologi
untuk NPB belum dapat ditentukan. Faktor demografi (usia, jenis kelamin,
pendudukan dll), angkat berat yang berulang, gaya hidup menetap, kelemahan
otot dinding abdomen, obesitas, merokok, peningkatan lordosis lumbal, skoliosis,
gangguan kardiovaskular, tingkat sosial ekonomi rendah adalah beberapa faktor
risiko NPB (Tucer et al,2009).
Diperkirakan bahwa 15% sampai 20% dari orang dewasa mungkin
memiliki serangan nyeri punggung bawah dalam satu tahun, dan 50% sampai 80%
mengalami setidaknya satu episode nyeri punggung bawah selama masa hidup
mereka. Nyeri punggung bawah mempengaruhi segala usia, dari remaja sampai
orang tua, dan merupakan penyebab utama kecacatan pada penduduk yang
bekerja. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang remaja yang
mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai puncaknya
pada mereka yang berusia lebih dari 40. Pengenalan awal penyebab nyeri
punggung bawah penting untuk pencegahan masalah lebih lanjut. (Secer et al,
2010)
Di Amerika, 4,1 juta orang memiliki gejala gangguan diskus
intervertebralis antara tahun 1985 dan 1988, dengan prevalensi tahunan sekitar 2%
pada pria dan 1,5% pada wanita. Sebuah studi dari 295 pekerja beton Finlandia
berusia 15-64 tahun mengungkapkan bahwa 42% laki-laki, dan sebanyak 60%
dari pria berusia 45 tahun atau lebih, melaporkan mengalami nyeri pinggang.
Ketika diwawancarai sekitar 5 tahun kemudian, prevalensi seumur hidup telah
meningkat dari 42% menjadi 59% (Wheeler,2013)
2
Penelitian yang dilakukan oleh Benita naude (2008) mengenai nyeri
punggung bawah pada pekerja rumah sakit Tshwane di Afrika Selatan
menyatakan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah di pekerja rumah sakit
adalah 47%. Faktor yang berpengaruh antara lain adalah jenis kelamin wanita dan
keikutsertaan pekerja dalam aktivitas fisik. Tidak ada pengaruh dari penyakit
penyerta dalam resiko nyeri punggung bawah.
Sebanyak 31,25% perawat RSUD Purbalingga melakukan sikap dan posisi
kerja yang beresiko cedera muskuloskeletal. Perawat yang mengalami nyeri
punggung bawah sebanyak 18,75 %. Terdapat hubungan antara usia dan masa
kerja dengan nyeri punggung bawah (Fathoni et al, 2012)
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian untuk memberikan
masukan pada pihak yg terlibat dalam menangani masalah nyeri punggung bawah
pada perawat agar dapat dilakukan penanganan yang sesuai dan tepat agar
gangguan ini dapat ditangani secara tuntas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian
adalah: Apakah yang menjadi faktor risiko nyeri punggung bawah pada perawat
di RSUD dr.Pirngadi Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor risiko penyebab nyeri punggung bawah pada perawat di
RSUD dr.Pirngadi Medan.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mengetahui prevalensi kejadian nyeri punggung bawah berdasarkan
kebiasaan, beban, dan jenis pekerjaan pada perawat di RSUD dr.Pirngadi
medan
3
2. Mengetahui karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin, jumlah jam
bekerja, dan beban kerja dalam sehari pada perawat di RSUD dr.Pirngadi
Medan
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Diharapkan dapat memberi masukan pada Rumah Sakit tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian nyeri punggung bawah pada
perawat sehingga informasi ini dapat digunakan untuk menyusun langkah-
langkah strategi dalam mencegah terjadinya nyeri punggung bawah yang
diakibatkan oleh lama bekerja dan tingkat beban pekerjaan melalui
pengembangan kurikulum yang memperhatikan dampak pada kesehatan.
2. Diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan informasi pada
masyarakat dan khususnya pada perawat tentang faktor-faktor yang paling
berhubungan dengan terjadinya nyeri punggung bawah sehingga dapat
diminimalkan dengan metode yang efektif dan efisien.
3. Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang sangat
berharga bagi peneliti, serta dapat mengasah daya analisa dan
mengembangkan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya oleh peneliti
lain.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Punggung Bawah
Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar
terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus
intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamnetum longitudinale
anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina,
kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat
otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebra
antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (Haldeman et al, 2002).
Menurut Haldeman et al (2002), Diskus intervertebralis baik anulus
fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri,dan
yang merupakan bagian peka nyeri adalah:
Lig. Longitudinale anterior
Lig. Longitudinale posterior
Corpus vertebra dan periosteumnya
Articulatio zygoapophyseal
Lig. Supraspinosum.
Fasia dan otot
5
GambaIr 2.1 Ruas Ruas Tulang Belakang
Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan
otot (aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini
stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan
reflek otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring
(Haldeman et al, 2002)
Gambar 2.2 Anatomi Tulang Belakang
Sumber: macrobiostudent.blogspot.com
6
2.2 Nyeri Punggung Bawah
2.2.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah
Nyeri punggung bawah adalah nyeri pada daerah punggung bawah yang
berkaitan dengan masalah vertebra lumbar, diskus intervertebralis, ligamentum di
antara tulang belakang dengan diskus, medula spinalis, dan saraf otot punggung
bawah, organ internal pada pelvis dan abdomen atau kulit yang menutupi area
lumbar (Medicine dictionary,2012)
Sedangkan menurut Kravitz (2009) nyeri punggung bawah mengacu pada
nyeri di daerah lumbosakral tulang belakang meliputi jarak dari vertebra lumbar
pertama ke tulang vertebra sacral pertama. Ini adalah area tulang belakang dimana
bentuk kurva lordotic. Yang paling sering menyebabkan nyeri pinggang adalah di
segmen lumbal 4 dan 5.
Gambar 2.3 Nyeri Punggung Bawah
Sumber : Advance Spine Care, 2010
2.2.2 Faktor Risiko
7
a. Umur
Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan umur.
Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa
saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada
kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor
etiologik tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua.Biasanya
nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden
tertinggi dijumpai pada dekade kelima.Bahkan keluhan nyeri pinggang ini
semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.
b . Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan
nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin
seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada
wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus
menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan
tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan
terjadinya nyeri pinggang.
c. Indeks Masa Tubuh (IMT)
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya
nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan
meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang. Tinggi
badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior
maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh.
d.Pekerjaan
Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban
berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab
serta penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli
8
pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban
berat lebih dari 25 kg sehari akan memperbesar risiko timbulnya keluhan nyeri
pinggang.3
e.Aktivitas / Olahraga
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering
tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan.
Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi
yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran
yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau
seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu
menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau
menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak
menopang spinal. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat
tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri
langsung membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah,
seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.Selain sikap
tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat
seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari,
melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam
sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari, berjalan
lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan risiko timbulnya nyeri
pinggang.(Adelia,Rizma.,2007)
f.Posisi Tubuh
Posisi lumbar yang berisiko menyebabkan terjadinya nyeri punggung
bawah ialah fleksi ke depan, rotasi, dan mengangkat beban yang berat dengan
tangan yang terbentang. Beban aksial pada jangka pendek ditahan oleh serat
kolagen annular di diskus. Beban aksial yang lebih lama akan memberi tekanan
pada fibrosis annular dan meningkatkan tekanan pada lempeng ujung. Jika
annulus dan lempeng ujung utuh, maka beban dapat ditahan. Akan tetapi , daya
9
kompresi dari otot dan beban muatan dapat meingkatkan tekanan intradiskus yang
melebihi kekuatan annulus, sehingga menyebabkan robeknya annulus dan
gangguan diskus (Hillus et all, 2010)
2.2.3 Etiologi
Etiologi low back pain menurut Adelia Rizma (2007) dapat berupa :
1. Proses degeneratif, seperi spondilosis, HNP, stenosis spinalis, dan
osteoartritis. Perubahan pada vertebrata lumbosakral dapat terjadi pada
arkus dan prosesus artikularis serta ligamen yang menguhubungkan antar
ruas tulang belakang. Perubahan degeneratif juga dapat menyerang anulus
fibrosus dari diskus intervertebralis.
2. Penyakit inflamasi, seperti rheumatoid artritis yang sering timbul sebagain
penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena
secara serentak atau spondilitis ankilopoetika dengan keluhan sakit
punggung dan pinggang yang sifatnya pegal, kaku
3. Osteoporosis, pada orang tua dan jompo terutama menyerang kaum
wanita. Sakit bersifat pegal, tajam dan radikuler
4. Kelainan kongenital, yang diperlihatkan foto rontgen polos dari vertebra
lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP.dan dapat
menyerupai HNP.
5. Gangguan sirkulasi, seperti aneurisma aorta abdominalis dapat
menyebabkan LBP yang hebat. Gangguan sirkulasi lain seperti trombosis
aorta terminalis, dengan gejala nyeri yang menjalar sampai bokong,
belakang paha dan tungkai kedua sisi
6. Tumor, dapat berupa tumor jinak seperti osteoma, Paget’s disease,
osteoblastoma, hemangioma, neurioma, meningioma, atau tumor ganas
seperti mieloma multipel, maupun sekunder
7. Infeksi akut, yang disebkam oleh kuman piogenik seperti streptococcus
atau staphylococcus, atau infeksi kronik seperti spondilitis tuberkulosis
dan osteomielitis
8. Psikoneuritik, seperti histeria, depresi, malingering.
10
2.2.4 Patogenesis
Ada beberapa mekanisme yang telah diajukan mengenai proses
perkembangan nyeri punggung dan kelumpuhan yang bisa digunakan untuk
menentukan apakah proses patologis yang terlihat pada gambaran radiologis
berhubungan dengan gejala yang dialami pasien.
Nyeri pada bagian manapun memerlukan perlepasan dari agen-agen
inflamasi yang menstimulasi reseptor nyeri dan menyebabkan sensasi nyeri pada
jaringan, tulang belakang merupakan struktur yang unik karena memiliki banyak
jaringan di sekitarnya yang dapat memicu nyeri. Inflamasi pada sendi tulang
belakang, intervertebral diskus, ligamen dan otot, meninges dan akar saraf dapat
menyebabkan nyeri pada punggung bawah. Jaringan-jaringan ini memberikan
respon terhadap nyeri dengan melepaskan beberapa agen kimia seperti bradikinin,
prostalglandin dan leukotrin. Agen-agen kimia ini mengaktifkan ujung saraf dan
menyebabkan impuls yang menjalar ke korda spinalis. Saraf-saraf nosiseptif yang
teraktivasi akan melepaskan neuropeptida, dimana yang paling banyak adalah
substansi P. Neuropeptida ini bekerja pada pembuluh darah, menyebabkan
ekstravasasi, dan menstimulasi sel mast untuk melepas histamin dan melebarkan
pembuluh darah. Sel mast juga melepaskan leukotrin dan agen-agen inflamasi
lainnya yang menarik leukosit dan monosit. Proses tersebut menghasilkan gejala-
gejala inflamasi seperti pembengkakan jaringan, kongesti vaskular, dan stimulasi
ujung-ujung saraf bebas.
Impuls nyeri tersebut dihasilkan oleh jaringan tulang belakang yang
mengalami inflamasi. Korda spinalis dan otak memiliki mekanisme khusus dalam
memodifikasi nyeri yang berasal dari daerah jaringan spinal. Di korda spinalis,
impuls nyeri terkonversi pada neuron yang juga menjadi reseptor sensoris. Hal ini
menyebabkan perubahan derajat sensasi nyeri yang ditransmisikan ke otak melalui
proses yang disebut gate control system. Impuls nyeri selanjutnya akan masuk ke
proses yang kompleks dan berlangsung pada berbagai tingakatan sistem saraf
pusat. Otak akan mengeluarkan substansi kimiawi yang merespon nyeri yang
11
disebut endorfin. Endorfin merupakan analgesik alami yang dapat menghambat
respon terhadap nyeri melalui serotonorgic pathway (Haldeman,2002)
2.2.5 Klasifikasi
1. NPB akut
Nyeri akut yang berpangkal pada tulang, yaitu : metastasis vertebra,
osteoporosis,osteomyelitis vertebra, fraktur
Nyeri akut yang berpangkal pada otot dan atau syaraf, yaitu : syndroma
nyeri myofacial,nyeri radikuler tanpa kelainan spinal, HNP
2. NPB kronis
Nyeri Nosiseptif somatis, misal : peoses degeneratif pada spina dan atau
diskus, spondilolisthesis, syndroma nyeri myofacial
Nyeri Nosiseptif viseral, misal : nyeri rujukan dari organ pelvis, rongga
retroperitoneal,kandung empedu, kelenjar pangkreas.
Nyeri neuropatik, misal : spinal stenosis, neoplasma (tumor)
Nyeri Psikogenik, misal : histeris, depresi
3. Failed Low Back Syndrome
Nyeri berkepanjangan pasca terapi, secara khusus diartikan sebagai nyeri
berkepanjangan pasca bedah atau komplikasi pembedahan
4. Non cancer chronic back syndrome
Nyeri yang disebabkan oleh sebab organik yang berkaitan dengan kesan nyeri
yang abnormal (Ehrlich.,2003)
2.2.6 Gejala Klinis
Gejala klinis yang utama pada LBP adalah nyeri. Nyeri punggung bawah dapat
bersifat sementara atau menetap dan lokal atau menjalar. Nyeri juga dapat bersifat
dangkal atau dalam. Hal ini bergantung pada penyebab dan jenis nyeri.terdapat
berbagai jenis nyeri punggung:
12
Nyeri lokal,terjadi di area tertentu di punggung bagian bawah,nyeri jenis
ini paling sering terjadi.Penyebabnya biasa karena terkilir atau keseleo
atau cedera lainnya.Nyeri biasanya menetap,atau terkadang hilang
timbul.Nyeri lokal dapat berkurang atau bertambah dengan perubahan
posisi. Punggung bawah dapat sakit saat dipegang, dapat terjadi spasme
otot.
Nyeri yang menjalar, nyeri bersifat tumpul dan terasa menjalar dari
punggung bawah ke tungkai. Nyeri dapat diikuti dengan nyeri tajam,
biasanya hanya mengenai satu sisi tungkai daripada seluruh tungkai.
Nyeri dapat terasa sampai ke kaki atau hanya sampai lutut. Nyeri yang
menjalar biasanya menandakan adanya penekanan pangkal saraf,
misalnya karena HNP, osteoartritis atau stenosis tulang belakang. Batuk,
bersin, mengedan atau membungkuk sambil menjaga kaki agar tetap lurus
dapat memicu munculnya nyeri. Jika terdapat penekanan berat pada
pangkal saraf, atau jika korda spinalis tertekan, maka akan timbul rasa
seperti ditusuk jarum, atau bahkan mati rasa dan hilangnya fungsi
pengendalian berkemih dan pencernaan (inkontinensia).
Referred pain, nyeri dirasakan pada lokasi berbeda dari lokasi penyebab
nyeri sebenarnya. Misalnya, pada pasien dengan serangan jantung, nyeri
dirasakan pada lengan kiri. Nyeri jenis ini pada punggung bawah
cenderung bersifat sakit dan dalam, dan sulit untuk menentukan lokasi
asal nyeri. Pergerakan tidak memperberat nyeri tersebut.
(Cianflocco,2013)
2.2.7 Diagnosis
Ketika rasa sakit yang parah dan tidak hilang dalam waktu 6 sampai 12 minggu,
diagnosis tambahan menjadi lebih penting untuk menentukan perawatan lebih
lanjut. Alat diagnostik mencakup:
X-ray:memberikan informasi pada tulang belakang,digunakan untuk
menguji ketidakstabilan tulang belakang,tumor dan patah tulang
13
CT scan:Menangkap penampang gambar cakram tulang dan tulang
belakang,dapat digunakan untuk memeriksa herniated disc atau spinal
stenosis
Myelogram. Memungkinkan identifikasi masalah dalam tulang belakang,
sumsum tulang belakang dan akar saraf. Suntikan pewarna kontras
menerangi tulang belakang sebelum x-ray atau CT-scan
MRI scan. Menampilkan rinci penampang komponen tulang belakang.
Berguna untuk menilai masalah dengan cakram lumbar dan akar saraf,
serta mengesampingkan penyebab nyeri punggung bawah seperti infeksi
tulang belakang atau tumor
Biasanya spesialis tulang belakang akan memiliki gambaran yang baik dari
penyebab nyeri pasien dari gejala-gejala pasien dan pemeriksaan fisik, dan akan
menggunakan tes diagnostik di atas untuk mengkonfirmasi dan mengklarifikasi
diagnosis dan / atau untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala-
gejala pasien (Ullrich.,2012)
2.2.8 Diagnosis Banding
Diagnosa banding LPB, diantaranya :
Cedera tendon achilles
Nyeri coccygeal
Kompresi lumbal akibat fraktur
Penyakit degeneratif diskus intervertebralis
Spondylosis lumbal
Spondylolisthesis (Hills et al, 2010)
2.2.9 Penatalaksanaan
Jika penyebab spesifik terjadinya nyeri punggung bawah dapat
diketahui,maka perlu diatasi penyebab tersebut.Tidak ada pengobatan yang
spesifik untuk penyebab nyeri muskuloskeletal.Tetapi terdapat beberapa tindakan
yang dapat membantu,biasanya tindakan ini juga dapat digunakan untuk
mengatasi nyeri akibat penekanan tulang belakang tindakan ini meliputi: perbaiki
14
aktifitas,menggunakan obat pereda nyeri,kompres hangat atau dingin pada daerah
nyeri,dan olahraga.
Untuk nyeri punggung bawah yang baru terjadi,penanganan dimulai
dengan mencegah aktivitas yang memberi stressor pada tulang belakang,misalnya
mengangkat benda berat dan membungkuk.
Penggunaan Acetaminophen terkadang dianjurkan untuk mengatasi
nyeri.Jika terdapat peradangan maka dapat digunakan obat NSAID yang dapat
mengatasi nyeri dan peradangan.jika keduanya tidak dapatmengatasi nyeri yang
ada,maka dapat digunakan obat golongan Opioid.
Pemakaian relaksan otot seperti cyclobenzaprine, diazepam, atau
methocarbamol, terkadang diperlukan untuk mengatasi spasme otot, tapi
kegunaannya sendiri masih kontroversial. Obat obat ini tidak danjurkan oleh
orang tua,karena lebih sering memberi efek samping.(Cianflocco.,2013)
2.2.10 Pencegahan
Cara yang paling efektif untuk mencegah nyeri punggung bawah adalah
dengan olahraga secara teratur.Latihan aerobik dan olahraga untuk meregangkan
dan mengencangkan otot sangat membantu.
Aerobik, berenang, dan berjalan, memperbaiki kebugaran tubuh secara
menyeluruh dan juga memperkuat otot otot. Latihan tertentu dapat meregangkan
dan memperkuat otot-otot perut, bokong, dan punggung sehingga dapat
menstabilkan tulang punggung. Pada beberapa orang,latihan peregangan dapat
menambah nyeri punggung,untuk itu latihan perlu dilakukan secara hati-
hati.Secara umum,olahraga yang menimbulkan atau menambah nyeri harus
dihentikan.(Cianflocco.,2013)
2.2.11 Prognosis
Prognosis LBP baik pada tipe mekanik. Setelah 1 bulan pengobatan, 35%
pasien dilaporkan membaik, dan 85% pasien membaik setelah 3 bulan.
Dilaporkan tingkat kekumatan LBP mencapai 62% pada tahun pertama. Setelah 2
tahun, 80% pasien setidaknya mengalami satu kali kekumatan. (Hills et al,2010)
15
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, kerangka konsep penelitian ini
adalah :
Variable Independent Variable Dependent
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
1. Usia
Definisi : Rentang waktu dimulai saat awal kelahiran sampai sekarang
(Kamus Besar Indonesia,2008).
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil Pengukuran : < 25 tahun
26 - 40 tahun
41 - 60 tahun
> 60 tahun
Skala pengukuran : Ordinal
UsiaJenis kelamin
Olahraga
IMT
Lama dudukLama berdiri
Lama berjalan
Beban kerjaMerokok
Nyeri Punggung Bawah
16
2. Jenis Kelamin
Definisi : Ciri tertentu responden sesuai yang tertulis pada kuesioner
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : Laki-laki dan Perempuan
Skala pengkuran : Nominal
3. Olahraga
Definisi : Kegiatan fisik yang dilakukan oleh responden
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : Aktifitas ringan (berjalan >15menit),aktifitas sedang (berlari
>15 menit),aktifitas berat (olahraga >15 menit),tidak pernah
olahraga
Skala pengkuran : Ordinal
4. IMT
Definisi : Pengukuran status gizi seseorang melalui rati antara tinggi
badan (TB) dan berat badan
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : Nilai pengukuran IMT
Skala pengkuran : Interval
5. Lama Duduk
Definisi : Lamanya responden duduk pada saat jam kerja dalam sehari
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : <1 jam
2 – 4 jam
5– 6 jam
17
>6 jam
Skala pengkuran : Ordinal
6. Lama Berdiri
Definisi : Lamanya responden berdiri pada saat jam kerja dalam sehari
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : : <1 jam
2 – 4 jam
5– 6 jam
>6 jam
Skala pengkuran :ordinal
7. Lama Berjalan
Definisi : Lamanya responden berjalan pada saat jam kerja dalam sehari
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : : <1 jam
2 – 4 jam
5– 6 jam
>6 jam
Skala pengkuran : Ordinal
8. Beban Kerja
Definisi : Apakah responden sering mengangkat benda yang berat
selama waktu kerja
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : Ya atau tidak
Skala pengkuran : Nominal
18
9. Perokok
Definisi : Orang yang rutin merokok
Cara pengukuran : Wawancara
Alat ukur : Kuesioner
Hasil pengukuran : Merokok dan tidak merokok
Skala pengkuran : Nominal
19
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survey dimana design penelitian berbentuk
deskriptif analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross-sectional
study) untuk mengetahui prevalensi nyeri punggung bawah pada perawat.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUD Dr.Pirngadi Medan.Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2013.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat ruang rawat jalan,perawat
ruang rawat inap,dan perawat intensif di RSUD Dr.pirngadi Medan
4.3.2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Proporsional
random sampling yatu teknik penarikan sampel dengan membagi populasi sasaran
di dalam strata (golongan) menurut karakteristik tertentu yang dianggap oleh
peneliti.
Dalam penelitian ini, sampel dibagi dalam 3 bagian yaitu perawat ruang rawat
jalan,perawat ruang rawat inap,dan perawat intensif. Pengambilan sampel
didasarkan pada :
1. Kriteria inklusi,yaitu:
a. Bersedia menandatangani surat persetujuan menjadi responden pada
penelitian ini
b. Bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
20
2. Kriteria eksklusi,yaitu :
a. Responden tidak bersedia mengisi kuesioner
Untuk menentukan besar sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan
rumus deskriptif kategorikal, yaitu:
n= N1+N (d¿¿2)¿
Keterangan:
N = besar sampel minimum
n = jumlah populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (0,1)
N= 725
1+725(0.1)2
¿ 7258.25
=87.8
Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 87.8 orang. Pada
penelitian ini sampel yang digunakan adalah 90 orang, dengan pembagian :
1. Perawat ruang rawat jalan: 30 orang
2. Perawat ruang rawat inap : 30 orang
3. Perawat intensif : 30 orang
4.4. Teknik Pengumpulan Data
4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang
dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian.
4.4.2. Data Sekunder
21
Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dari bagian
Keperawatan RSUD Dr.Pirngadi Medan,berupa jumlah perawat yang bekerja di
RSUD Dr.Pirngadi Medan .
4.4.3. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan Nyeri punggung bawah. Kuesioner ini
akan diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi
“product momment” dan uji Cronbarch (cronbach alpha) dengan menggunakan
program Statistical Product and Service Solutions (SPSS).
Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang
hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas
kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 10 subjek.
Setelah kuesioner valid, peneliti akan membagikan kuesioner pada subjek
penelitian yang telah menyetujui informed consent. Apabila jumlah subjek
penelitian sudah mencapai jumlah yang diinginkan, maka pencarian subjek
dihentikan.
4.5. Pengolahan Dan Analisis Data
Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
SPSS. Analisis statistik untuk data deskriptif dilakukan dalam bentuk persentase
(data kategorik).
22
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang diisi oleh sampel penelitian tanpa dibawa pulang.
Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, sehingga didapat hasil
penelitian seperti dipaparkan dibawah ini.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr.Pirngadi Medan yang berlokasi di
Jalan Prof. H. M. Yamin S.H. No.47 Pengambilan data dilakukan di ruangan
bagian keperawatan lantai II.RSUD ini milik pemerintah kota Medan yang
merupakan rumah sakit pendidikan dan terakreditasi B. Rumah sakit ini
diresmikan pada tanggal 11 Agustus 1928 dan merupakan salah satu rumah sakit
rujukan di kota Medan.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang
sudah termasuk kriteria inklusi dan eksklusi di RSUD dr.Pirngadi Medan yang
berjumlah 90 orang, dengan karakteristik sbb:
Tabel 5.1. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi (n) Persentase (%)
< 25 3 3,3
26 – 40 26 28,9
41 – 60 61 67,8
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
pada kelompok umur 41-60 tahun, yaitu sebanyak 61 orang (67,8%), kelompok
23
umur 26-40 sebanyak 26 orang (28,9%), dan kelompok umur < 25 sebanyak 3
orang (3,3%).
Tabel 5.2. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-laki 16 17,8
Perempuan 74 82,2
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa responden dengan jumlah
terbanyak adalah perempuan sebanyak 74 orang (82,2%) dan laki-laki sebanyak
16 orang (17,8%).
Tabel 5.3. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan IMT
IMT Frekuensi (n) Persentase (%)
Underweight
Normal
Overweight
Obese
0
42
41
7
0
46,7
45,6
7,8
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
pada IMT adalah yang normal yaitu sebanyak 42 orang (46,7%), overweight
sebanyak 41 orang (45,6%), obese sebanyak 7 orang (7,8%).
Tabel 5.4. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Merokok
Merokok Frekuensi (n) Persentase (%)
Ya 10 11,1
Tidak 80 88,9
Total 90 100,0
24
Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
pada yang tidak merokok yaitu sebanyak 80 orang (88,9%), dan yang merokok
sebanyak 10 orang (11,1%).
Tabel 5.5. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
(jam)
Duduk Berdiri Berjalan
N % N % N %
0-1 41 45,6 38 42,2 42 46,7
2-4 44 48,9 51 56,7 47 52,2
5-6 5 5,6 1 1,1 1 1,1
Total 90 100,0 90 100,0 90 100,0
Tabel 5.6. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan
Mengangkat Beban
Mengangkat beban Frekuensi (n) Persentase (%)
Ya 62 68,9
tidak 28 31,1
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa responden yang duduk selama
2-4 jam adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 44 orang (48,9%). Untuk
responden yang berdiri, paling banyak selama 2-4 jam yaitu sebanyak 51 orang
(56,7%). Sedangkan untuk yang berjalan, paling banyak selama 2-4 jam yaitu
sebanyak 47 orang (52,2%).
Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
pada yang mengangkat beban yaitu sebanyak 62 orang (68,9%) dan yang tidak
mengangkat beban sebanyak 28 orang (31,1%).
25
Tabel 5.7. Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik Frekuensi (n) Persentase (%)
Ringan
Sedang
57
23
63,3
25,6
Berat 10 11,1
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
pada aktivitas fisik ringan yaitu sebanyak 57 orang (63,3%), sedang 23 orang
(25,6%), berat 10 orang (11,1%).
5.1.3. Hasil Analisis Data
Hasil uji terhadap gambaran faktor risiko nyeri punggung bawah pada
pekerja kantoran di Kantor Pemerintah Kota Medan yang dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi NPB Responden
Nyeri Punggung
Bawah
Frekuensi (n) Persentase (%)
NPB 41 45,6
tidak NPB 49 54,4
Total 90 100,0
Berdasarkan tabel 5.8. dapat diketahui bahwa dari 90 responden yang
merupakan perawat di RSUD dr.Pirngadi sebanyak 41 orang (45,6%) mengalami
NPB, sedangkan 49 orang (54,4%) tidak mengalami NPB.
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahui
bagaimana gambaran faktor risiko NPB berdasarkan faktor demografi (umur,
jenis kelamin, IMT, kelompok perawat) dan faktor gaya hidup (merokok, aktivitas
fisik, pekerjaan).
26
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Umur
Umur
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total
F % F % F %
<25 0 0% 3 3,3% 3 3,3%
26-40 15 18,7% 11 12,2% 26 28,9%
41-60 26 28,9% 35 38,9% 61 67,8%
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 26 orang (28,9%) pada kelompok umur 41-60
tahun. Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 35
orang (38,9%) pada kelompok umur 41-60 tahun.
Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total
F % F % F %
Laki-laki 4 4,4% 12 13,3% 16 17,8%
Perempuan 37 41,1% 37 41,1% 74 82,2%
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.10. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 37 orang (41,1%) pada jenis kelamin perempuan.
Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 37 orang
(41,1%) pada jenis kelamin perempuan.
27
Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan IMT
IMT
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total
F % F % F %
Normal 22 24,4% 20 22,2% 42 46,7%
Overweight
Obese
16
3
17,8%
3,3%
25
4
27,8%
4,4%
41
7
45,6%
7,8%
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.11. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 22 orang (24,4%) pada IMT yang normal. Dari
49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 25 orang
(27,8%) pada IMT yang overweight.
Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Merokok
Merokok
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total
F % F % F %
Ya 1 1,1% 9 10,0% 10 11,1%
Tidak 40 44,4% 40 44,4% 80 88,9%
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.12. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 40 orang (44,4%) pada yang tidak merokok. Dari
49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 40 orang
(44,4%) pada yang tidak merokok.
28
Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
(jam)
Duduk n(%) Berdiri n(%) Berjalan n(%)
NPB Tidak
NPB
NPB Tidak NPB NPB Tidak
NPB
0-2 15
(16,7%)
26
(28,9%)
9
(10,0%)
29
(32,2%)
17
(18,9%)
25
(27,8%)
2-4 21
(23,3%)
23
(25,6%)
31
(34,4%)
20
(22,2)
23
(25,6%)
24
(26,7%)
5-6 5
(5,6%)
0
(0%)
1
(1,1%)
0
(0%)
1
(1,1%)
1
(1,1%)
Total 41
(45,6%)
49
(54,4%)
41
(45,6%)
49
(54,4%)
41
(45,6%)
49
(54,4%)
Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Mengangkat Beban
Mengangkat
beban
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total
F % F % F %
Ya 35 38,9% 27 30% 62 68,9%
Tidak 6 6,7% 22 24,4% 28 31,1%
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.14. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya pada orang yang melakukan aktifitas fisik berulang
dan dilakukan dalam waktu yang lama yaitu 21 orang (23,3%) pada responden
yang duduk selama 2-4 jam, berdiri selama 2-4 jam yaitu sebanyak 31 orang
(34,4%) dan berjalan selama 2-4 jam yaitu sebanyak 23 orang (25,6%) semua
dilakukan saat jam kerja.
Dari tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami NPB,
proporsi terbesarnya yaitu 35 orang (38,9%) pada yang mengangkat beban. Dari
49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 27 orang (30%)
pada yang mengangkat beban.
29
Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total
F % F % F %
Ringan
Sedang
Berat
26
9
6
28,9%
10,0%
6,7%
31
14
4
34,4%
15,6%
4,4%
57
23
10
63,3%
25,6%
11,1%
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 26 orang (28,9%) pada yang sering melakukan
aktifitas ringan. Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya
yaitu 31 orang (34,4%) pada yang sering melakukan aktifitas ringan.
Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi NPB Berdasarkan kelompok perawat
Kelompok
Perawat
Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak Total
F % F % F %
Perawat Jaga
Perawat Inap
Perawat Intensif
3
22
16
3,3%
24,4%
17,8%
27
8
14
30.0%
8,9%
15,6%
30
30
30
33,3%
33,3%
33,3%
Total 41 45,6% 49 54,4% 90 100%
Berdasarkan tabel 5.16. dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya yaitu 22 orang (24,4%) pada perawat ruang rawat inap.
Dari 49 orang yang tidak mengalami NPB, proporsi terbesarnya yaitu 27 orang
(30,0%) pada perawat ruang rawat jaga.
30
5.2. Pembahasan
5.2.1. Prevalensi
Pada penelitian ini didapatkan dari 90 jumlah perawat di RSUD
dr.Pirngadi yang menjadi responden yang menderita nyeri punggung bawah
adalah sebanyak 41 Orang (45,6%). Dalam penelitian serupa pada perawat di
RSUD Purbalingga dilaporkan bahwa dari 32 orang perawat, 6 orang yang
mengalami NPB (18,75%) (Fathoni dkk.,2009).
5.2.2. Faktor Demografi
5.2.2.1. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Umur
Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 41 perawat yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya adalah yang berumur 41-60 tahun yaitu sebesar 26
orang (63.4%), diikuti kelompok umur 26-40 tahun sebesar 15 orang (36.5%).
Hasil yang dilaporkan oleh Pratiwi dkk., (2009) menyatakan bahwa umur tidak
berhubungan dengan kejadian NPB, dimana jumlah penderita NPB berusia diatas
40 tahun (43,3%) tidak jauh berbeda dengan jumlah penderita yang berusia <40
tahun (56,7%). Penelitian Kwon et al (2006) yang melaporkan bahwa kejadian
NPB terbesar pada kelompok umur 40-50 tahun yaitu sebesar 40%. Menurut hasil
penelitian Secer et al., (2011), NPB akan timbul mulai umur 20-24 tahun dan
mencapai puncaknya saat berumur lebih dari 40 tahun.
Perbedaan dari hasil penelitian penelitian ini dapat diakibatkan oleh onset
NPB yang diderita pasien pada usia yang lebih muda dari waktu dilakukannya
peneltian.
5.2.2.2. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 41 perawat yang mengalami
NPB, proporsi terbesarnya adalah perempuan yaitu sebesar 37 orang (90.3%) dan
4 orang (9.7%) adalah laki-laki. Pada peneltian di RSUD Purbalingga yang
dilakukan Fathoni dkk.,(2009) didapatkan jumlah perawat perempuan lebih
banyak mengalami NPB (56,25%) dibandingan jumlah perawat laki-laki
(43,75%). Hasil dari penelitian penelitian ini cenderung melaporkan bahwa
31
jumlah perawat perempuan lebih banyak mengalami NPB daripada laki-laki,hal
ini dapat diakibatkan oleh distribusi jumlah perawat perempuan yang umumnya
lebih banyak.
5.2.2.3. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan IMT
Pada penelitian ini diketahui bahwa penderita NPB yang termasuk
kategori IMT normal yaitu sebanyak 22 orang (53.6%), IMT overweight sebanyak
16 orang (39%), dan IMT obese sebanyak 3 orang (3,3%). Menurut Andrusaitis
et al (2006) tidak ada hubungan antara tinggi badan, berat badan, dan indeks
massa tubuh terhadap kejadian nyeri punggung bawah. Penelitian lain oleh
Samara dkk., (2005) juga melaporkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara IMT dengan kejadian NPB. Akan tetapi Steenstra et al (2005) menyatakan
bahwa IMT menjadi faktor yang mempengaruhi prognosis dari nyeri punggung
bawah.
5.2.3. Faktor Gaya Hidup
5.2.3.1. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Merokok
Pada penelitian ini didapati bahwa dari 41 perawat yang mengalami NPB,
proporsi terbesarnya adalah yang tidak merokok yaitu sebesar 40 orang (97.5%)
dan 1 orang (2.5%) yang merokok. Penelitian yang dilakukan oleh Septiawan
(2013) pada 49 sampel dimana 46 sampel adalah perokok dan NPB terjadi pada
32 orang perokok, hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kebiasaan merokok
tidak berhubungan dengan keluhan NPB. Basuki (2009) dalam penelitiannya juga
menyatakan kebiasaan merokok tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
kejadian NPB.
5.2.3.2. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan lama duduk,berdiri,dan
berjalan
Pada penelitian ini didapati bahwa penderita NPB kerap melakukan
aktifitas berulang dan dalam jangka waktu lama seperti duduk 2-4 jam yaitu 21
orang (51,2%), berdiri 2-4 jam sebanyak 31 orang (75,6%), dan berjalan 2-4 jam
32
sebanyak 24 orang (58,5%). Hal ini sejalan dengan penelitian Perdani dan Husni
(2010) terhadap 55 pekerja yang mengalami NPB, terdapat 29 orang (52,7%)
yang duduk, 15 orang (27,3%) berdiri, dan 11 orang (20%) berjalan.
Menurut penelitian Perdani dan Husni (2010), orang yang melakukan
posisi tubuh duduk yang berulang dan dalam jangka waktu yang lama berisiko
mendapat 6,01 kali untuk timbulnya nyeri punggung bawah. Selain itu menurut
penelitian Tana (2009), posisi kerja yang lebih banyak duduk merupakan posisi
yang lebih berisiko dibandingkan dengan posisi kerja yang lebih banyak berdiri.
Menurut penelitian Schneider et al. (2005) dari 3488 orang responden
yang berusia 18 sampai 69 tahun ditemukan bahwa duduk dalam waktu yang lama
memiliki kemungkinan besar terkena nyeri punggung bawah. Samara (2005)
dalam peneltiannya menyatakan bahwa duduk statis antara 91 sampai 300 menit
terbukti merupakan faktor resiko terjadinya NPB.dengan OR sebesar 2,35.
5.2.3.3. Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Aktifitas Fisik
Pada penelitian ini diketahui bahwa penderita NPB yang termasuk
kategori terbanyak adalah yang hanya melakukan aktifitas ringan yaitu 26 orang
(63,4%). Menurut Kwon et al (2006), tingkatan aktifitas fisik mempengaruhi
perkembangan nyeri punggung bawah.orang yang berolahraga 3-4 kali seminggu
dan 5-6 kali seminggu memiliki kemungkinan yang lebih kecil menderita nyeri
punggung bawah daripada orang yang berolahraga 1-2 kali seminggu atau tidak
sama sekali. Basuki (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kebiasaan
olahraga teratur akan mengurangi resiko kejadian NPB
5.2.3.4 Analisis Distribusi NPB Berdasarkan Mengangkat Beban
Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata penderita NPB sering
mengangkat beban berat selama bekerja (85,3%). Temuan pada penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian oleh Pratiwi (2009) yang menyatakan bahwa berat
beban yang diangkat tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian
NPB. Perbedaan dalam hasil ini dapat diakibatkan oleh persentase sampel pada
33
penelitian ini yang sebagian besar memiliki beban kerja yang sama. Terjadinya
NPB kemungkinan besar lebih disebabkan oleh postur dan posisi tubuh yang
kurang tepat saat bekerja dan mengangkat beban.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat
diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Sebanyak 41 orang (45,6%) perawat di RSUD dr.pirngadi Medan
dikategorikan mengalami NPB.
2. Sebanyak 26 orang (63.4%) yang menderita NPB berada pada
kelompok umur 41-60 tahun.
3. Sebanyak 37 dari 41 penderita NPB berjenis kelamin perempuan
(90.2%)
4. Berdasarkan Indeks Massa Tubuh, 22 dari 41 penderita NPB memiliki
berat badan normal (53.6%)
5. Sebanyak 40 dari 41 penderita NPB merupakan golongan tidak
merokok (97.5%)
6. Berdasarkan pekerjaan sehari-hari, 21 (51,2%) dari 41 sampel duduk
selama 2-4 jam, 31 (75,6%) berdiri selama 2-4 jam dan 23 (56,1%)
berjalan selama 2-4 jam selama jam kerja
7. Berdasarkan beban kerja, 35 (85,3%) dari 41 penderita NPB
mengangkat beban berat selama jam kerja
8. Berdasarkan aktivitas fisik, 26 (63,4%) dari 41 orang sering
melakukan aktivitas fisik ringan
34
6.2. Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan saran yang mungkin dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran
tersebut yaitu:
1. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat khusunya perawat
tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan NPB, maka diharapkan
pemberian informasi oleh pihak terkait, misalnya pada bagian
keperawatan rumah sakit.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih baik dalam menyusun
parameter penilaian dan meningkatkan jumlah sampel penelitian, serta
mengkaji variable-variabel lainnya untuk mendapatkan informasi yang
lebih baik dan lebih akurat.
3. Bagi responden diharapkan dapat mengetahui faktor-faktor resiko dari
NPB yang terkait dengan pekerjaan sehingga dapat melakukan upaya
pencegahan .
35
DAFTAR PUSTAKA
Adelia, R., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Available from:
http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-
pain/ [Accesed 5 Mei 2013]
Advance Spine Care, 2010. Low Back Pain. Available from:
http://www.advancedspinecare.info/lowbackpain.html [Accesed 7 Mei
2013]
Benita, N., 2008. Factors Associated with Low Back Pain in Hospital Employees. Johannesburg: University of the Witwatersrand.
Cianflocco, A.J., 2013. Low back pain. Available from:
http://www.merckmanuals.com/home/bone_joint_and_muscle_disorders/l
ow_back_and_neck_pain/low_back_pain.html [Accesed 7 Mei 2013]
Ehrlich G.E., 2003. Low back pain. Bulletin of the World Health Organization 81:
671-676.
36
Fathoni,H.et al,2012.Hubungan sikap dan posisi kerja dengan low back pain pada
perawat RSUD Purbalingga.Fakultas Ilmu Keperawatan,Universitas
Soedirman,Jawa Tengah
Fitria,R., 2012. Nyeri Punggung. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mahaputra Muhammad Yamin. Available from:
http://www.macrobiostudent.blogspot.com [Accesed 10 Mei 2013]
Haldeman, S.D. et al, 2002. An Atlas of BACK PAIN. USA: The Parthenon
Publishing Group.
Hills, E.C. 2012. Mechanical Low Back Pain. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/310353-overview [Accesed 10 Mei
2013]
Medical dictionary,2013.Low back pain research.available from:
http://www.online-medical-dictionary.org/ [Accesed 10 Mei 2013]
Secer, M. et al., 2010. Nonspecific Low Back Pain in a Group of Young Adult Men. Turkish Neurosurgery (21) 2: 135-139
Silitonga,R,2013.Struktur Organ Manusia dan Fungsinya.available from:
http//www.rolionard.blogspot.com [Accesed 10 Mei 2013]
Tucer, B. et al., 2009. Risk Factors For Low Back Pain and Its Relation with Pain Related Disability and Depression in a Turkish Sample. Turkish Neurosurgery (19) 4: 327-332
Ullrich P.F., Jr., MD, 2012. Diagnosing Lower Back Pain. Available from:
http://www.spine-health.com/conditions/lower-back-pain/diagnosing-
lower-back-pain [Accesed 5 Mei 2013]
37
Wheeler,A.H.2013.Low Back Pain and Sciatica.Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1144130-overview [Accesed 15 April
2013]
38
LAMPIRAN 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ...........................................................................................
Umur :............................................................................................
Jenis Kelamin :..............................................................................................
Alamat : ..............................................................................................
................................................................................................
Pekerjaan : ..............................................................................................
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang
dilakukan oleh M.Aulia Erizal, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang berjudul “Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada
Perawat di RSUD dr.Pirngadi Medan”.
Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat
negative terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi responden
pada penelitian ini.
Medan ,.....................2013
Responden
( )
39
LAMPIRAN 2
Kuesioner Penelitian
Pengukuran Tubuh
1. Berat Badan :2. Tinggi Badan :3. BMI :
Usia
Termasuk dalam katergori manakah usia anda :
a. < 25 tahunb. 26 - 40 tahunc. 41- 60 tahund. > 60 tahun
Jenis Kelamin :
a. Laki-lakib. Perempuan
Aktifitas fisik
Manakah yang merupakan kebiasaan anda sehari-hari ?
Berjalan kaki selama 15 menit Ya TidakBerlari lebih dari 15 menit Ya TidakBerolahraga selama 15 menit Ya TidakTidak Berolahraga Ya Tidak
Seberapa sering anda berolahraga ?
a. 0-2 kali seminggub. 3-4 kali semingguc. 5-7 kali seminggud. >7 kali seminggu
40
Pekerjaan
Di bagian apakah anda bekerja ?
a. Ruang rawat jagab. Ruang rawat inapc. Ruangan intensif
Sudah berapa lama anda bekerja sebagai perawat?
Selama bekerja, berapa lamakah anda duduk ?........menit/jam
Selama bekerja, berapa lamakah anda berdiri ?.......menit/jam
Selama bekerja, berapa lamakah anda berjalan ?......menit/jam
Apakah anda terbiasa mengangkat barang saat bekerja ?
a. Yab. Tidak
Jika YA, apakah yang anda angkat ? (Jawaban dapat lebih dari 1)
1. File2. Buku3. Furniture4. Pasien5. Lain-lain, sebutkan : ________________
Kondisi Kesehatan
Apakah anda memiliki :
Diabetes Ya TidakHipertensi Ya TidakArthritis Ya TidakLain-lain Ya Tidak
Jika YA, sebutkan __________________________________________________________
Dalam setahun terakhir, berapa hari anda cuti karena sakit ?a. 0 harib. 1-7 haric. 7-12 harid. >12 hari
41
Apakah cuti sakit anda dikarenakan nyeri punggung bawah ?
a. Yab. Tidak
Apakah anda merokok ?
a. Yab. Tidak
Jika YA, berapa banyak anda merokok dalam sehari?........batang
Jika YA, berapa lama anda sudah merokok?
Apakah saat ini ada merasakan nyeri punggung bawah ?
a. Yab. Tidak
Apakah anda melakukan tindakan mengenai masalah nyeri punggung bawah anda?
a. Yab. Tidak
Jika Ya, apakah yang anda lakukan ?
Berkonsultasi dengan dokter Ya TidakKonsumsi analgesik Ya TidakFisioterapi Ya Tidak
Lain-lain, sebutkan : _________________________________________________________
Apakah anda pernah mengalami nyeri punggung bawah selama hidup anda ?
a. Yab. Tidak
Jika Ya, sudah berapa lama anda merasakan nyeri punggung bawah : ____ bulan _____tahun
Apakah anda melakukan tindakan mengenai masalah nyeri punggung bawah anda?
a. Yab. Tidak
42
Jika Ya, apakah yang anda lakukan ?
Berkonsultasi dengan dokter Ya TidakKonsumsi analgesik Ya TidakFisioterapi Ya Tidak
Lain-lain, sebutkan : _________________________________________________________